Makalah ini membahas makanan khas dari daerah Muna, Sulawesi Tenggara. Makanan-makanan khas dari daerah ini diantaranya kabuto, kambuse, katumbu, kambewe, kasoami, kadada katembe, kaparende, tunuha dan cucuru. Walaupun memiliki kesamaan dengan makanan daerah lain, setiap makanan memiliki ciri khas tersendiri. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan mak
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIArmadira Enno
Â
Bukti-bukti yang merupakan Hindu-Buddha yang masih ada hingga saat ini antara lain, yaitu seni bangunan, seni rupa, seni sastra, seni wayang, kepercayaan, sistem kalender, filsafat, dan pemerintahan. Yang pertama seni bangunan, setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi. Jika dilihat dari bentuknya, bangunan candi selalu bertingkat-tingkat yang terdiri atas kaki candi, tubuh candi, dan puncak candi. Hal itu lah yang memperlihatkan unsur seni bangunan Indonesia berpengaruh dari unsur Hindu-Buddha. Seni rupa, contohnya yang berupa relief pada dinding candi di Indonesia menunjukkan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Budha. Seni sastra, pengaruh seni sastra India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadab sastra Indonesia. Prasasti di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, dan prasasti di Jawa tengah pada umumnya ditulis dalam bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Seni wayang, Seni wayang yang sudah popular dalam kehidupan masyarakat Indonesia (khususnya masyarakat Jawa) bersumber dari cerita Ramayana dan mahabrata yang berasal dari India. Namun, penampilan wujud tokoh dalam wayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya berbeda.
Ide dan Peluang Usaha Makanan Internasional
Hal yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha makanan Internasional :
1) Menentukan jenis makanan
Ditentukan dari banyaknya turis yang berkunjung
Ketersediaan bahan makanan di lingkungan sekitar
2) Mengolah makanan dengan tepat
Mempelajarinya dari negara asalnya
3) Menggunakan bumbu yang tepat
Menggunakan bumbu asli atau bumbu yang mirip, sehingga cita rasanya akan sama dengan yang aslinya
Menyesuaikan dengan lidah manyarakat sekitar, sehingga dibutuhkan inovasi
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"wisnuwms
Â
Dibuat Oleh :
-Amanda Vania X MIA 5 / 02
-Khansa Humaira X MIA 5 / 19
-Lusiana Wilianti X MIA 5 / 20
-Maudy Stevania X MIA 5 / 22
-Raissa Samara X MIA 5 / 27
-Wisnu Murti X MIA 5 / 36
X MIA 5, SMAN 68 Jakarta, Tahun 2014-2015
Dalam membuka usaha, kita harus membuat proposal usaha agar usaha kita dapat diterima dan di kenal oleh orang banyak. Semoga proposal yang saya buat dapat bermanfaat untuk menyelesaikan tugas sekolah atau selebihnya....
BUKTI-BUKTI KEHIDUPAN PENGARUH HINDU-BUDDHA YANG MASIH ADA PADA SAAT INIArmadira Enno
Â
Bukti-bukti yang merupakan Hindu-Buddha yang masih ada hingga saat ini antara lain, yaitu seni bangunan, seni rupa, seni sastra, seni wayang, kepercayaan, sistem kalender, filsafat, dan pemerintahan. Yang pertama seni bangunan, setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi. Jika dilihat dari bentuknya, bangunan candi selalu bertingkat-tingkat yang terdiri atas kaki candi, tubuh candi, dan puncak candi. Hal itu lah yang memperlihatkan unsur seni bangunan Indonesia berpengaruh dari unsur Hindu-Buddha. Seni rupa, contohnya yang berupa relief pada dinding candi di Indonesia menunjukkan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Budha. Seni sastra, pengaruh seni sastra India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadab sastra Indonesia. Prasasti di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, dan prasasti di Jawa tengah pada umumnya ditulis dalam bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Seni wayang, Seni wayang yang sudah popular dalam kehidupan masyarakat Indonesia (khususnya masyarakat Jawa) bersumber dari cerita Ramayana dan mahabrata yang berasal dari India. Namun, penampilan wujud tokoh dalam wayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya berbeda.
Ide dan Peluang Usaha Makanan Internasional
Hal yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha makanan Internasional :
1) Menentukan jenis makanan
Ditentukan dari banyaknya turis yang berkunjung
Ketersediaan bahan makanan di lingkungan sekitar
2) Mengolah makanan dengan tepat
Mempelajarinya dari negara asalnya
3) Menggunakan bumbu yang tepat
Menggunakan bumbu asli atau bumbu yang mirip, sehingga cita rasanya akan sama dengan yang aslinya
Menyesuaikan dengan lidah manyarakat sekitar, sehingga dibutuhkan inovasi
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"wisnuwms
Â
Dibuat Oleh :
-Amanda Vania X MIA 5 / 02
-Khansa Humaira X MIA 5 / 19
-Lusiana Wilianti X MIA 5 / 20
-Maudy Stevania X MIA 5 / 22
-Raissa Samara X MIA 5 / 27
-Wisnu Murti X MIA 5 / 36
X MIA 5, SMAN 68 Jakarta, Tahun 2014-2015
Dalam membuka usaha, kita harus membuat proposal usaha agar usaha kita dapat diterima dan di kenal oleh orang banyak. Semoga proposal yang saya buat dapat bermanfaat untuk menyelesaikan tugas sekolah atau selebihnya....
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Maaf sebelumnya mengganggu waktu bapak, perkenalkan saya
Nama : IRNATA TERA DWICAHYA
NIM : A1A123087
Kelas : R-002
Disini tujuan saya ialah untuk mengumpulkan kan tugas Mata Kuliah *Pengantar Bisnis*
Terimakasih pak🙏🏻
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
makanan khas daerah dimana dapat menjadi sebuah ciri khas dari suatu daerah. Umumnya makana khas daerah di Indonesia bermacam ragam. Mulai dari makanan ringan hingga sajian makanan berat / utama.
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena atas Rahmat dan Karunia_Nya
sehingga penulis dapat menyelesikan penulisan makalah Kebudayaan Pangan Daerah dengan
judul Makanan Khas Sulawesi Tenggara (Muna)” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun makalah ini
adalah hasil dari usaha dan kerja dari kelompok II. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Raha, Februari 2012
Penulis
2. DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................2
Daftar isi:...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belaakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Makanan Khas Daerah Muna..................................................................................6
1. Kabuto...........................................................................................................6
2. Kambuse........................................................................................................7
3.Katumbu.........................................................................................................7
4. Kambewe.......................................................................................................7
5. Kasoami.........................................................................................................8
6. Kadada Katembe............................................................................................8
7. Kaparende......................................................................................................9
8. Tunuha............................................................................................................9
9. Cucuru..........................................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran ......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang selalu meningkat seiring
perkembangan zaman. Perkembangan zaman dan masuknya budaya luar ke Indonesia
mengakibatkan timbulnya berbagai macam jenis makanan baru sehingga makanan lokal yang
bersifat tradisional semakin ditinggalkan oleh masyarakat.
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki berbagai macam kuliner khas di
setiap daerah-daerahnya, namun banyak dari makanan tersebut masih tergolong sangat
tradisional. Perkembangan zaman menyebabkan banyak dari masyarkat Indonesia sedikit
demi sedikit mulai tergiur dengan makanan modern dan bahkan mulai meninggalkan budaya
pangan daerahnya. Hal ini terjadi juga di daerah Sulawesi Tenggara dengan suku yang
dominan diantaranya adalah suku Tolaki, Buton, Muna, Wakatobi, Wawonii dan masih
banyak lagi. Setiap suku di Sulawesi Tenggara ini memiliki budaya pangan lokal yang
berbeda-beda namun masih memiliki kemiripan baik dari segi bahan, proses pembuatan
maupun cara mengonsumsinya.
Daerah Muna merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tenggara yang memiliki
beragam makanan khas daerah yang tergolong tradisional diantaranya adalah kabuto,
kambuse, kambewe, kasoami atau kahogo, kapusu, kaparende, kadada katembe atau sayur
bening khas Muna dan lain sebagainya. Beberapa dari makanan ini sudah tidak dikenal lagi
oleh masyarakat khususnya generasi muda yang lebih memilih makanan bersifat modern. Hal
ini akan berakibat pada hilangnya budaya panagan lokal, padahal tanpa disadari makanan
lokal tiap daerah merupakan kekayaan bagi daerah tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan
berbagai upaya untuk mempertahankan berbagai pangan lokal tersebut mulai dari penanaman
kesadaran kepada masyarakat bahkan dengan cara memasarkan pangan lokal tersebut kepada
masyarakat umum dengan membuat inovasi atau penambahan variasi dan peningkatan
kualitas bahan pangan daerah agar dapat diterima dengan baik oleh semua masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah makanan khas dari daerah Muna?
2. Apa yang membedakan antara makanan dari daerah Muna dengan makanan di daerah lain
di Sulawesi Tenggara?
3. Bagaimana upaya untuk mempertahankan makanan khas daerah Muna?
4. C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin diperoleh dari pembuatan makalah “Makanan Khas Sulawesi
Tenggara (Muna)” adalah untuk mengetahui nama makanan khas dari daerah Muna, bahan
serta batas penyimpanan makanan tersebut.
Manfaat yang ingin diperoleh dari pembuatan makalah “Makanan Khas Sulawesi
Tenggara (Muna)” adalah agar kita sebagai masyarakat Sulawesi Tenggara mengetahui dan
dapat mempertahankan makanan khas daerah Sulawesi Tenggara serta mampu meningkatkan
mutu serta kandungan gizi dari makanan tersebut sehingga menjadi makanan yang sehat bagi
seluruh masyarakat.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Makanan Khas Daerah Muna
Daerah Muna memiliki beragam makanan khas yang dari dulu sudah menjadi makanan
kesukaan masyarakat Muna. Makanan dari Muna ini sebenarnya memiliki kesamaan dengan
makanan-makanan dari daerah lain di Sulawesi Tenggara, mulai dari bahan yang digunakan,
cara pembuatannya maupun cara mengonsumsinya. Walaupun demikian, tetap saja ada suatu
ciri yang membedakannya dengan daerah-daerah lain. Berikut ini adalah makanan khas dari
daerah Muna:
1. Kabuto
Pada pembuatan kabuto ini dimulai dari ubi yang dikupas kemudian dikeringkan selama tiga
hari di bawah sinar matahari sehingga memperoleh produk dalam keadaan setengah kering,
dilanjutkan dengan fermentasi semalam dan dikeringkan kembali. Proses selanjutnya adalah
memotong kecil-kecil ubi yang dikeringkan, kemudian direndam selama 6 jam dan dimasak
dengan cara direbus atau dikukus selama 30 menit. Kabuto yang telah siap disantap dapat
bertahan selama satu 12 jam dan untuk memperpanjang daya simpannya, maka dilakukan
pemanasan kembali.
Kabuto ini biasa dicampur dengan parutan kelapa saat dikonsumsi oleh masyarakat
Muna. Selain itu, masyarakat juga lebih suka mengonsumsi kabuto ini dengan ikan asin.
Sehingga saat mengonsumsi kabuto tanpa parutan kelapa dan ikan asin akan terasa kurang.
2. Kambuse
Kambuse merupakan makanan tradisional masyarakat Muna. Makanan ini terbuat dari jagung
putih yang sudah tua dan biasa juga disebut sebagai nasi jagung. Makanan ini tebuat dari biji
jagung yang direbus dalam larutan air kapur mendidih selama 2-3 jam. Setelah itu buang air
kapur dan mencucinya dengan air bersih. Kemudian proses terakhir adalah memasak ulang
biji jagung dan bisa juga dicampur dengan kacang merah secukupnya agar lebih sedap dan
bergizi. Kambuse ini akan lebih sedap jika dimakan dengan sayur bening serta ikan asin.
6. 3. Katumbu
Makanan yang terbungkus oleh kulit jagung ini juga merupakan salah satu makanan khas dari
suku muna. Bahan dasar dari katumbu ini adalah jagung tua yang telah dimasak yang
kemudian dicampur dengan kapur, setelah itu dicuci hingga bersih, kemudian ditumbuk atau
digiling, setelah itu campurkan dengan air secukupnya, tambah garam seperlunya, santan, dan
gula merah. Kemudian masukkan kedalam kulit jagung, katumbu pun siap di hidangkan.
4. Kambewe
Kambewe merupakan salah satu makanan khas dari suku muna yang berbahan dasar dari
jagung muda yang telah di sisir dan ditumbuk halus, air kelapa, parutan gula
merah, garam, dan kulit jagung. Adapun cara pembuatan kambewe ini yaitu dengan
mencampur jagung yang telah ditumbuk halus dengan air kelapa, gula merah,dan garam yang
kemudian ditumbuk sampai halus. Setelah itu ambil adonan sebanyak dua sendok makan dan
meletakkannya diatas selembaran kulit jagung, bungkus, serta lipaat kedua ujung kulit jagung
tersebut. Setelah itu dikukus hingga matang kira-kira 20 menit, kambewe pun siap disajikan.
5. Kasoami
Kasoami merupakan makanan tradisional yang paling terkenal di Sulawesi Tenggara.
Makanan ini juga cukup terkenal di daerah Muna. Kasoami memiliki bahan dasar ubi kayu
yang dikupas dan kemudian diparut dan diperas sehingga terpisah antara air dan ampasnya.
Setelah terpisaah antara ampas (tepung kaopi) dan air ini, kita dapat membuat kasoami
dengan cara mengukus ampas ubi kayu selama 30-40 menit tergantung dari ukuran.
6. Kadada Katembe
Makanan yang berbahan dasar dari daun kelor ini merupakan salah satu makanan khas suku
muna. cara pembuatan dari kadada katembe ini yaitu dengan memasakn air terlebih dahulu,
setelah mendidih masukkan daun kelor yang telah dibersihkan, kemudian satu atau dua menit
masukkan garam,dan bumbu penyedap rasa contohnya ajino moto kedalam masakan. Setelah
beberapa menit makanan diangkat dan siap untuk dihidangkan.
7. 7. Kaparende
Kaparende merupakan salah satu makanan faforit suku muna yang berbahan dasar ikan dan
ayam. Cara pembuatan dari kaparende ikan adalah dengan memasukan ikan dalam panci
yang berisi air yang mendidih, kemudian masukan garam, ajino moto, asam dan bahan-bahan
lain sesuai selera. Setelah itu di masak sampai matang sekitarn 30 menit. Ikan kaparende siap
untuk di hidangkan.
Sedangkan cara memasak ayam kaparende tidak menggunakan berbagai macam bumbu dapur
seperti yang terlihat pada daerah lain. Bahan-bahannya hanya terdiri dari daging ayam segar,
garam secukupnya, penyedap rasa, cabai, dan yang paling utama adalah daun kedondong.
8. Tunuha
Tunuha ini berasal dari ubi kayu yang diparut dan dicampur dengan gula merah dan biasa
juga dicampur parutan kelapa. Setelah itu, campuran dari bahan makanan ini dimasukan
dalam bambu atau tempurung kelapa yang ditutupi daun pisang dan kemudian disimpan
dalam tanah yang telah sengaja digali dan ditutupi dengan batu yang telah dibakar hingga
panas dalam waktu beberapa jam hingga masak.
9. Cucur
Cucur terbuat dari tepung beras ketan, gula merah dan santan. Uniknya makanan ini tidak
semua orang dapat membuatnya. Untuk membentuk bulat dan berkelut pada tengahnya, harus
menggunakan keahlian khusus. Makanan ini biasanya disajikan pada perkawinan atau
syukuran.
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Daerah Muna memiliki beragam makanan khas yang dari dulu sudah menjadi makanan
kesukaan masyarakat Muna. Berikut ini adalah makanan khas dari daerah Muna diantaranya
adalah kabuto, kambewe, katumbu, kasoami, tunuha, kambuse, kaparende (ikan dan ayam),
dan kadada katembe.
2. Makanan dari Muna sebenarnya memiliki kesamaan dengan makanan-makanan dari
daerah lain di Sulawesi Tenggara, mulai dari bahan yang digunakan, cara pembuatannya
maupun cara mengonsumsinya. Walaupun demikian, tetap saja ada suatu ciri yang
membedakannya dengan daerah-daerah lain.
3. Upaya untuk mempertahankan berbagai pangan lokal masyarakat Muna adalah dengan
menanamkan kesadaran kepada masyarakat dan dengan cara memasarkan pangan lokal
tersebut kepada masyarakat umum dengan membuat inovasi atau penambahan variasi dan
peningkatan kualitas bahan pangan daerah agar dapat diterima dengan baik oleh semua
masyarakat.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada pembuatan makalah ini adalah agar seluruh mahasiswa
dapat menyadari betapa pentingnya mengetahui dan mempertahankan makanan atau pangan
lokal sehingga identitas daerah tetap terjaga dan juga kepada tenaga pengajar agar
memberikan pemahaman yang baik dan menanamkan kesadaran kepada seluruh
mahasiswanya agar dapat mempertahankan setiap pangan lokal daerah masing-masing agar
tidak terkikis oleh perkembangan zaman.
9. DAFTAR PUSTAKA
· halokdi.blogspot.com/2013/11/kambose-makanan-khas-masyarakat- muna.html.
· deviraissa.wordpress.com/2012/07/09/kambewe.html.
· asnafaiza.blogspot.com/2010/11/kabuto-makanan-khas-muna-sulawesi.html.