SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Labi-labi atau bulus merupakan salah satu jenis sumberdaya ikan golongan reptilia
dan sebagai salah satu sumber daya ikan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gizi
dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan (Ditjenkan, 1995). Disisi lain manfaat labi-labi
tidak sebatas kebutuhan pangan saja namun mempunyai nilai tambah sebagai bahan obat
yang berkhasiat. Nilai tambah inilah yang menjadikan labi-labi sebagai komoditas perikanan
yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi.
Ciri khas yang dimiliki labi-labi sebagai salah satu bangsa kura-kura (Ordo
Testudinata) adalah perisai punggungnya/batok tidak tertutup oleh zat tanduk, tetapi ditutupi
oleh kulit yang tebal sehingga kura-kura ini dikelompokkan ke dalam Sub ordo Cryptodera
famili Trionichydae atau dalam istilah Inggrisnya dinamakan Soft-Shelled Turtle yang berarti
kura-kura bercangkang lunak.
Akhir-akhir ini permintaan ekspor semakin meningkat khususnya dari negara-negara
Singapura, China, Hongkong, Taiwan dan Jepang. Hingga saat ini ekspor labi-labi dari
Indonesia masih didominasi oleh hasil tangkapan dari alam. Hal ini terbukti dari banyaknya
perusahaan pengekspor labi-labi hanya sebagai penampung hasil tangkapan dari alam saja.
Mengingat lambatnya perkembangan populasinya di alam, maka kondisi yang demikian ini
apabila tidak diimbangi dengan usaha pembudidayaan, maka dikhawatirkan dengan semakin
tingginya tingkat eksplorasi terhadap labi-labi akan dapat menimbulkan penurunan populasi
yang dapat mengancam kelestariannya.
Di Indonesia telah ada usaha pembudidayaan labi-labi, namun jumlahnya masih
terlalu sedikit. Maka dalam rangka menjaga kelestarian populasi labi-labi di alam sekaligus
dalam upaya pengembangan usaha budidaya labi-labi perlu melibatkan peran aktif
masyarakat secara luas melalui pengembangan usaha budidaya labi-labi sehingga dapat lebih
berkembang. Lebih lanjut diharapkan melalui usaha budidaya labi-labi ini , maka pendapatan
masyarakat melalui sub sektor perikanan akan semakin meningkat dan devisa negara akan
semakin bertambah.
1
2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana klasifikasi dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ?
b. Bagaimana ciri-ciri morfologi dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ?
c. Bagaimana ciri-ciri fisiologi dan reproduksi dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ?
d. Bagaimana habitat dan distribusi dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ?
e. Bagaimana pola hidup dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KLASIFIKASI
Menurut Wilkinson (1979) dalam Ditjenkan (1991), klasifikasi labi-labi adalah :
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Order : Testudinata
Sub Order : Cryptodine
Family : Trionichydae
Genus : Trionyx
Species : Trionyx sp.
Jenis-jenis Spesies Labi labi
No. Genus Spesies
1 Cyclemys Cyclemys dentata
2 Batagur Batagur baska
3 Coura Coura amboinensis
4 Callagur Callagur borneoensis
5 Geoemyda Geoemyda spengleri
3
6 Heosemys Heosemys spinosa
7 Malayemys Malayemys Subtrijuga
8 Notochelys Notochelys platynota
9 Orlitia Orlitia borneensis
10 Siebenrockiella Siebenrockiella crassicollis
11 Leucocephalon Leucocephalon yuwonoi
12 Hieremys Hieremys annandalii
13 Manouria Manouria emys
14 Indotestudo Indotestudo forstenii
15 Amyda Amyda cartilaginea
16 Dogania Dogania Sublana
17 Chitra Chitra chitra
18 Pelochelys Pelochelys cantorii
Pelochelys bibroni
19 Chelodina Chelodina novaeguineae
20 Elseya Elseya novaeguineae
4
B. MORFOLOGI
C. Struktur karapas labi-labi
Mereka disebut "Labi-labi" karena karapaksnya lunak. Struktur karapaks yang kasar
dan lentur. Bagian tengah dari karapaks memiliki lapisan tulang padat di bawahnya, seperti di
kura-kura lainnya, tapi ini tidak ada di tepi luar. Cangkang ringan dan fleksibel kura-kura ini
memungkinkan mereka untuk bergerak lebih mudah di perairan terbuka, atau di dasar danau
berlumpur. Memiliki cangkang lunak juga memungkinkan mereka untuk bergerak lebih cepat
di darat daripada kebanyakan kura-kura. kaki mereka berselaput dan memiliki tiga pencakar,
maka itulah dinamakan keluarga "Trionychidae," yang berarti "tiga-pencakar." Warna
karapas dari setiap jenis Labi-labi cenderung cocok dengan pasir dan / atau warna lumpur
dari wilayah geografis, membantu dalam adaptasi untuk mengelabui mangsanya.
5
Labi-labi memiliki bentuk tubuh oval atau agak bulat, pipih tanpa sisik. Bagian
punggung atau karapas pada bagian dorsal dan plastron atau tempurung pada bagian ventral
terbungkus oleh kulit yang liat. Di sisi belakang karapas terdapat pelebaran pipih yang
bentuknya membulat mengikuti bentuk karapas bagian belakang dengan tekstur seperti tulang
rawan (cartilago).
Warna karapas/perisai labi labi berwarna hitam sampai abu-abu, pada perisai
punggung terdapat bintik-bintik kecil membentuk garis-garis yang terputus-putus dari depan
ke belakang. Kepala dan kaki berwarna hitam atau abu-abu, pada Labi labi muda umumnya
dijumpai 5 bintik-bintik berwarna kuning. Kadang-kadang dijumpai juga enam sampai
sepuluh bercak hitam bertepi putih melengkung pada bagian belakang perisainya, terutama
pada individu muda.
Labi labi tidak memiliki gigi, rahang tertutup oleh paruh tajam dari bahan tanduk .
Hidungnya memanjang berbentuk tabung seperti belalai, di atas punggung terdapat guratan-
guratan memanjang tidak teratur dengan garis punggung (dorsal) agak nyata. Lidah labi labi
tebal, pendek, lebar dan melekat di dasar mulut. Pada karapas yang sudah dewasa terdapat
keganjilan, yaitu lekukan sepanjang bagian tengah dari karapas. Labi labi jantan memiliki
ekor yang panjang dan tebal dengan lubang kecil di dekat anus. Sebaliknya, ekor labi labi
betina lebih pendek dan ramping.
Ciri-ciri morfologi menurut Pritchard (1979), T. cartilageneus (The black Rayed soft-
shell) adalah merupakan spesies yang berukuran besar, dapat mempunyai ukuran panjang 28
“ (70 cm). Masih kerabat dekat dengan T. formosus (The Burmese soft-shell) yang sama-
sama memeliki kekurangan tulang preneural. Penyebarannya : Burma, Thailan, Laos bagian
selatan, Kamboja Utara dan Selatan, Vietnam hingga Teluk Tonkin, Semenanjung Malaysia,
Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Memiliki moncong yang lebih panjang dari diamater
matanya. Warna punggung sangat bervariasi, yang masih muda warna punggungnya terutama
berwarna hijau pudar dengan garis hitam lebar yang menyebar. Seluruh permukaan punggung
berbintik-bintik kuning dan ada 1 – 2 bintik tak beraturan berwarna hitam dengan lingkaran
luar kuning. Cangkang bawah berwarna putih ke abu-abuan, kepalanya berwarna coklat
gelap/tua atau berwarna abu-abu dengan bintik-bintik kuning yang banyak sekali.
Labi-labi yang berukuran sedang, jarang besar, paling-paling hanya sekitar 250-400
mm. Perisai berbentuk jorong atau memanjang, pipih datar. Warna punggungnya abu-abu
6
kehitaman, kecoklatan atau kemerahan; dengan pola atau bintik-bintik halus. Sebuah garis
lebar coklat tua terdapat di wilayah vertebral, memanjang dari depan ke belakang. Kadang-
kadang terdapat empat bercak yang tersusun berpasangan di tengah punggung.
C. FISIOLOGI DAN REPRODUKSI
Labi-labi berkembang biak dengan bertelur (ovivar). Alat reproduksi labi-labi jantan
berupa penis yang terletak pada dinding ventral rotodenum dan pembuahan dilakukan secara
internal. Untuk membedakan labi-labi jantan dan betina secara mudah dapat dilihat dari
bentuk ekor. Pada labi-labi jantan bentuk ekor memanjang sehingga ujungnya banyak terlihat
diluar cangkangnya, Sebaliknya pada labi-labi betina bentuk ekor lebih pendek sehingga
tidak tampak di luar cangkangnya. Kematangan gonad biasanya terjadi pada bulan Mei dan
Juni pada saat temperatur air berkisar 20 o
C, dua minggu kemudian betina akan memijah
dan kemudian bertelur di darat di tempat yang berpasir.
Pada saat labi-labi betina akan bertelur biasanya dengan kaki belakang akan menggali
lubang sedalam 20 cm, untuk menyimpan telur yang baru dikeluarkan ke dalam lubang
tersebut. Sebelum induknya kembali ke air, lubang tersebut ditutup kembali dengan pasir.
Menurut Ikenoue dan Kafuku (1992) dalam Nurbaiti (1999), labi-labi betina bertelur 3-4 kali
dalam setahun dengan interval waktu 2-3 minggu. Sekali bertelur jumlahnya 10 - 30 butir.
Bentuk telurnya bulat berwarna putih kekuningan atau krem dengan garis tengah berkisar
antara 1,5 – 2 cm dengan berat rata-rata 5 gram dengan tekstur bagian luar relatif keras.
Telur akan menetas menjadi tukik setelah 45 - 60 hari. Betinanya bisa tumbuh sampai
beberapa kaki diameter karapaks, sementara jantan jauh lebih kecil.
D. HABITAT DAN DISTRIBUSI
Labi labi sebagian besar hidup di perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan
genangan air. Hewan ini dapat pula hidup di kolam yang suhu airnya berkisar 25º-30ºC.
Menurut Iskandar (2000), labi labi umum dijumpai di perairan yang tenang dan berarus
lambat.
7
.Persebaran labi labi (Amyda cartilaginea) di Asia meliputi Brunei Darussalam,
Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam
(CITES 2004). Di Indonesia labi labi dapat ditemukan di Sumatra, Bangka, Jawa, Kepulauan
Riau, Belitung, Lombok, Sulawesi, dan Kalimantan (Iversen 1992 dalam CITES 2004). Di
Kalimantan Timur habitatnya secara luas tersebar pada beberapa daerah di Kalimantan
Timur. Menurut Kusrini dkk (2009) menyebutkan bahwa labi labi di provinsi Kalimantan
Timur banyak di temukan di wilayah bagian utara diantaranya di Kab. Nunukan, Malinau,
Berau dan tanah tidung. Di laporkan juga bahwa di wilayah selatan Kalimantan Timur
terdapat aktivitas penangkapan labi labi di Kab. Paser dan Penajam Paser Utara (BKSDA
Kaltim, 2011).
Umumnya ditemukan di sungai-sungai kecil dengan naungan, terutama di dalam
hutan. Hewan ini biasanya bersifat nokturnal, di siang hari lebih banyak bersembunyi dalam
lumpur. ). Habitat yang disukai adalah perairan tergenang dengan dasar perairan lumpur
berpasir, terdapat batu-batuan dan tak terlalu dalam. Labi-labi biasanya tak hanya tinggal di
dasar perairan, tetapi terkadang nampak di atas batu-batuan untuk berjemur. Labi-labi
biasanya menyukai perairan yang banyak dihuni oleh hewan air (molusca, ikan, crustacea dan
lain-lain) serta pada permukaan airnya terdapat tumbuh-tumbuhan air seperti enceng gondok,
salvinia, monochorida, teratai dan lain-lainnya karena dapat menjadi bahan makanan di
dalam air (Ditjenkan, 1995).
E. POLA HIDUP
Labi-labi memiliki banyak karakteristik yang berkaitan dengan gaya hidup air
mereka. Mereka harus terendam dalam rangka untuk menelan makanan mereka. Secara
umum labi labi aktif mencari makan baik pada siang atau malam hari (crepuscular) Sebagian
besar predatornya adalah ikan, krustasea air, siput, amfibi, dan kadang-kadang burung serta
mamalia kecil. Leher mereka yang tidak proporsional panjang dibandingkan dengan ukuran
tubuh mereka, yang memungkinkan mereka untuk menghirup udara permukaan sementara
tubuh mereka tetap terendam dalam substrat (lumpur atau pasir) kaki atau lebih di bawah
permukaan.
8
Labi-labi dapat "bernapas" di bawah air dengan gerakan ritmis dari rongga mulut,
bertindak sama seperti filamen insang ikan. Hal ini memungkinkan mereka untuk tinggal di
bawah air untuk waktu yang lama. Selain itu, Labi-labi mengeluarkan urea pada saat
sementara "bernapas" di bawah air; ini adalah solusi yang efisien ketika hewan tidak
memiliki akses ke air tawar, misalnya, dalam lingkungan air payau.
Labi-labi hidup di alam seperti rawa-rawa, danau, sungai dan dapat pula hidup di
kolam yang suhu airnya berkisar 25-30 o
C.
Menurut anonymous (1999), kebiasaan berjemur labi-labi merupakan salah satu
kebutuhan hidup. Dengan berjemur matahari membuat semua air pada cangkang atas dan
bawahnya terjemur kering, sehingga lumut, jamur, parasit yang menempel pada permukaan
badannya dapat kering dan terkelupas. Bila tidak berjemur, maka labi-labi akan mudah
terserang penyakit atau mendapat gangguan fisiologis.
Pada kondisi lingkungan bersuhu rendah (kurang dari 30 o
C), aktifitas labi-labi akan
menurun, nafsu makan berkurang. Biasanya labi-labi akan menyelam dan memendamkan
dirinya dalam lumpur. Di negara-negara yang mengalami 4 musim seperti di Jepang, pada
musim dingin dimana suhu lingkungan sangat rendah, biasanya bulus membenamkan diri dan
melakukan tidur suri. Dalam kondisi ini bulus tidak makan, tidak bergerak, tak tumbuh dan
tingkat metabolismenya mencapai tingkat terendah.
Labi-labi menyukai lingkungan yang tenang dan penakut sehingga bila didekati akan
melarikan diri atau menyelam. Labi-labi juga mempunyai kebiasaan berkelahi, saling
menggigit dengan teman-temannya. Hal ini didasari kebiasaan labi-labi yang sering
ditemukan hidup secara tidak berkelompok.
9
BAB III
PENUTUP
Labi labi (Family Trionychidae) termasuk dalam kelompok kura-kura air tawar yang
memiliki cangkang lunak atau yang sering di dengan Asiatic softshell turtle merupakan jenis
satwa yang memiliki potensi besar baik dalam aspek ekonomi maupun aspek ekosistem. Labi
labi merupakan satwa yang belum dilindungi undang-undang namun termasuk dalam
appendix II CITES sehingga perdagangannya harus diawasi, diatur dan disesuaikan dengan
kuota. Besarnya potensi ekonomi dari labi labi karena pemanfaatannya yang besar berpotensi
pada penangkapan dan ekploitasi yang besar pada labi labi sehingga meningkatkan resiko
kepunahan di alam liar. Salah satu upaya kegiatan konservasi labi labi adalah dengan
mengupayakan usaha penangkaran/ budidaya Labi labi, dimana hasil penangkaran dapat
digunakan dalam perdagangan sehingga dapat dilakukan pengurangan jumlah tangkapan dari
alam liar.
10
DAFTAR PUSTAKA
bbat-sukabumi.tripod.com/b_labi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Labi-labi_hutan
alamendah.org/2014/12/.../labi-labi-moncong-babi-kura-kura-air-langka
bksdakaltim.dephut.go.id/mengenal-labi-labi-amyda-cartilaginea-dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Bulus
https://id.wikipedia.org/wiki/Labi-labi_moncong_babi
11

More Related Content

What's hot

INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)Amos Pangkatana
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
Porifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilisPorifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilisSinggih Azwar Anas
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
 
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
Aturan, Regulasi: Perlindungan  dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaAturan, Regulasi: Perlindungan  dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasUNHAS
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanAgustin Dian Kartikasari
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Welly Andrei
 
Materi 2 klasifikasi
Materi 2 klasifikasiMateri 2 klasifikasi
Materi 2 klasifikasiyusri humaira
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Pointiswant mas
 
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_DewiKonsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_Dewidewisetiyana52
 
Filum Echinodermata
Filum EchinodermataFilum Echinodermata
Filum EchinodermataAfi Alifia
 

What's hot (20)

INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Porifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilisPorifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilis
 
PISCES PPT
PISCES PPTPISCES PPT
PISCES PPT
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
Aturan, Regulasi: Perlindungan  dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaAturan, Regulasi: Perlindungan  dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
 
Ppt molusca
Ppt molusca Ppt molusca
Ppt molusca
 
Mengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu KarangMengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu Karang
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
 
Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)Ppt mamalia (welly&fitri)
Ppt mamalia (welly&fitri)
 
Materi 2 klasifikasi
Materi 2 klasifikasiMateri 2 klasifikasi
Materi 2 klasifikasi
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Mangrove power point
Mangrove power pointMangrove power point
Mangrove power point
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
 
Rotifera
RotiferaRotifera
Rotifera
 
PHYLUM PORIFERA
PHYLUM PORIFERAPHYLUM PORIFERA
PHYLUM PORIFERA
 
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_DewiKonsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
 
Filum Echinodermata
Filum EchinodermataFilum Echinodermata
Filum Echinodermata
 

Similar to Labi-Labi Sebagai Sumber Protein

Biologi Presentation
Biologi PresentationBiologi Presentation
Biologi PresentationADHP
 
Kelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptiliaKelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptiliaf' yagami
 
Selasa
SelasaSelasa
SelasaAnna S
 
Tinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILATinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILAAngga Asc
 
Mollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropodaMollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropodaAlfian Isnan
 
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdfmamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdfNurfadilah92926
 
filum annelida dan filum mollusca
filum annelida dan filum molluscafilum annelida dan filum mollusca
filum annelida dan filum molluscaayu larissa
 
Ciri khusus beberapa hewan dan tumbuhan
Ciri khusus beberapa hewan dan tumbuhanCiri khusus beberapa hewan dan tumbuhan
Ciri khusus beberapa hewan dan tumbuhanFreddy Then
 
Ppt biologi mamalia
Ppt biologi mamaliaPpt biologi mamalia
Ppt biologi mamaliaUNIB
 
Cumi cumi paper
Cumi cumi paperCumi cumi paper
Cumi cumi paperSutana Gde
 

Similar to Labi-Labi Sebagai Sumber Protein (20)

Phylum mollusca
Phylum molluscaPhylum mollusca
Phylum mollusca
 
Biologi Presentation
Biologi PresentationBiologi Presentation
Biologi Presentation
 
Kelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptiliaKelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptilia
 
Selasa
SelasaSelasa
Selasa
 
Ikan lou han
Ikan lou hanIkan lou han
Ikan lou han
 
Tinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILATinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILA
 
Mollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropodaMollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropoda
 
Mollusca
MolluscaMollusca
Mollusca
 
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdfmamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
 
Marine Reptiles
Marine ReptilesMarine Reptiles
Marine Reptiles
 
filum annelida dan filum mollusca
filum annelida dan filum molluscafilum annelida dan filum mollusca
filum annelida dan filum mollusca
 
carnivora dan proboscidea
carnivora dan proboscidea carnivora dan proboscidea
carnivora dan proboscidea
 
Biologi - Filum Echinodermata
Biologi - Filum EchinodermataBiologi - Filum Echinodermata
Biologi - Filum Echinodermata
 
Ciri khusus beberapa hewan dan tumbuhan
Ciri khusus beberapa hewan dan tumbuhanCiri khusus beberapa hewan dan tumbuhan
Ciri khusus beberapa hewan dan tumbuhan
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
Tugas_bu_lilis.pptx
Tugas_bu_lilis.pptxTugas_bu_lilis.pptx
Tugas_bu_lilis.pptx
 
Kelompok 10 mamalia air
Kelompok 10 mamalia airKelompok 10 mamalia air
Kelompok 10 mamalia air
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
 
Ppt biologi mamalia
Ppt biologi mamaliaPpt biologi mamalia
Ppt biologi mamalia
 
Cumi cumi paper
Cumi cumi paperCumi cumi paper
Cumi cumi paper
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Labi-Labi Sebagai Sumber Protein

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Labi-labi atau bulus merupakan salah satu jenis sumberdaya ikan golongan reptilia dan sebagai salah satu sumber daya ikan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gizi dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan (Ditjenkan, 1995). Disisi lain manfaat labi-labi tidak sebatas kebutuhan pangan saja namun mempunyai nilai tambah sebagai bahan obat yang berkhasiat. Nilai tambah inilah yang menjadikan labi-labi sebagai komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Ciri khas yang dimiliki labi-labi sebagai salah satu bangsa kura-kura (Ordo Testudinata) adalah perisai punggungnya/batok tidak tertutup oleh zat tanduk, tetapi ditutupi oleh kulit yang tebal sehingga kura-kura ini dikelompokkan ke dalam Sub ordo Cryptodera famili Trionichydae atau dalam istilah Inggrisnya dinamakan Soft-Shelled Turtle yang berarti kura-kura bercangkang lunak. Akhir-akhir ini permintaan ekspor semakin meningkat khususnya dari negara-negara Singapura, China, Hongkong, Taiwan dan Jepang. Hingga saat ini ekspor labi-labi dari Indonesia masih didominasi oleh hasil tangkapan dari alam. Hal ini terbukti dari banyaknya perusahaan pengekspor labi-labi hanya sebagai penampung hasil tangkapan dari alam saja. Mengingat lambatnya perkembangan populasinya di alam, maka kondisi yang demikian ini apabila tidak diimbangi dengan usaha pembudidayaan, maka dikhawatirkan dengan semakin tingginya tingkat eksplorasi terhadap labi-labi akan dapat menimbulkan penurunan populasi yang dapat mengancam kelestariannya. Di Indonesia telah ada usaha pembudidayaan labi-labi, namun jumlahnya masih terlalu sedikit. Maka dalam rangka menjaga kelestarian populasi labi-labi di alam sekaligus dalam upaya pengembangan usaha budidaya labi-labi perlu melibatkan peran aktif masyarakat secara luas melalui pengembangan usaha budidaya labi-labi sehingga dapat lebih berkembang. Lebih lanjut diharapkan melalui usaha budidaya labi-labi ini , maka pendapatan masyarakat melalui sub sektor perikanan akan semakin meningkat dan devisa negara akan semakin bertambah. 1
  • 2. 2. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana klasifikasi dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ? b. Bagaimana ciri-ciri morfologi dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ? c. Bagaimana ciri-ciri fisiologi dan reproduksi dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ? d. Bagaimana habitat dan distribusi dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ? e. Bagaimana pola hidup dari Labi-Labi (Family Trionychidae) ? 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. KLASIFIKASI Menurut Wilkinson (1979) dalam Ditjenkan (1991), klasifikasi labi-labi adalah : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata Class : Reptilia Order : Testudinata Sub Order : Cryptodine Family : Trionichydae Genus : Trionyx Species : Trionyx sp. Jenis-jenis Spesies Labi labi No. Genus Spesies 1 Cyclemys Cyclemys dentata 2 Batagur Batagur baska 3 Coura Coura amboinensis 4 Callagur Callagur borneoensis 5 Geoemyda Geoemyda spengleri 3
  • 4. 6 Heosemys Heosemys spinosa 7 Malayemys Malayemys Subtrijuga 8 Notochelys Notochelys platynota 9 Orlitia Orlitia borneensis 10 Siebenrockiella Siebenrockiella crassicollis 11 Leucocephalon Leucocephalon yuwonoi 12 Hieremys Hieremys annandalii 13 Manouria Manouria emys 14 Indotestudo Indotestudo forstenii 15 Amyda Amyda cartilaginea 16 Dogania Dogania Sublana 17 Chitra Chitra chitra 18 Pelochelys Pelochelys cantorii Pelochelys bibroni 19 Chelodina Chelodina novaeguineae 20 Elseya Elseya novaeguineae 4
  • 5. B. MORFOLOGI C. Struktur karapas labi-labi Mereka disebut "Labi-labi" karena karapaksnya lunak. Struktur karapaks yang kasar dan lentur. Bagian tengah dari karapaks memiliki lapisan tulang padat di bawahnya, seperti di kura-kura lainnya, tapi ini tidak ada di tepi luar. Cangkang ringan dan fleksibel kura-kura ini memungkinkan mereka untuk bergerak lebih mudah di perairan terbuka, atau di dasar danau berlumpur. Memiliki cangkang lunak juga memungkinkan mereka untuk bergerak lebih cepat di darat daripada kebanyakan kura-kura. kaki mereka berselaput dan memiliki tiga pencakar, maka itulah dinamakan keluarga "Trionychidae," yang berarti "tiga-pencakar." Warna karapas dari setiap jenis Labi-labi cenderung cocok dengan pasir dan / atau warna lumpur dari wilayah geografis, membantu dalam adaptasi untuk mengelabui mangsanya. 5
  • 6. Labi-labi memiliki bentuk tubuh oval atau agak bulat, pipih tanpa sisik. Bagian punggung atau karapas pada bagian dorsal dan plastron atau tempurung pada bagian ventral terbungkus oleh kulit yang liat. Di sisi belakang karapas terdapat pelebaran pipih yang bentuknya membulat mengikuti bentuk karapas bagian belakang dengan tekstur seperti tulang rawan (cartilago). Warna karapas/perisai labi labi berwarna hitam sampai abu-abu, pada perisai punggung terdapat bintik-bintik kecil membentuk garis-garis yang terputus-putus dari depan ke belakang. Kepala dan kaki berwarna hitam atau abu-abu, pada Labi labi muda umumnya dijumpai 5 bintik-bintik berwarna kuning. Kadang-kadang dijumpai juga enam sampai sepuluh bercak hitam bertepi putih melengkung pada bagian belakang perisainya, terutama pada individu muda. Labi labi tidak memiliki gigi, rahang tertutup oleh paruh tajam dari bahan tanduk . Hidungnya memanjang berbentuk tabung seperti belalai, di atas punggung terdapat guratan- guratan memanjang tidak teratur dengan garis punggung (dorsal) agak nyata. Lidah labi labi tebal, pendek, lebar dan melekat di dasar mulut. Pada karapas yang sudah dewasa terdapat keganjilan, yaitu lekukan sepanjang bagian tengah dari karapas. Labi labi jantan memiliki ekor yang panjang dan tebal dengan lubang kecil di dekat anus. Sebaliknya, ekor labi labi betina lebih pendek dan ramping. Ciri-ciri morfologi menurut Pritchard (1979), T. cartilageneus (The black Rayed soft- shell) adalah merupakan spesies yang berukuran besar, dapat mempunyai ukuran panjang 28 “ (70 cm). Masih kerabat dekat dengan T. formosus (The Burmese soft-shell) yang sama- sama memeliki kekurangan tulang preneural. Penyebarannya : Burma, Thailan, Laos bagian selatan, Kamboja Utara dan Selatan, Vietnam hingga Teluk Tonkin, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Memiliki moncong yang lebih panjang dari diamater matanya. Warna punggung sangat bervariasi, yang masih muda warna punggungnya terutama berwarna hijau pudar dengan garis hitam lebar yang menyebar. Seluruh permukaan punggung berbintik-bintik kuning dan ada 1 – 2 bintik tak beraturan berwarna hitam dengan lingkaran luar kuning. Cangkang bawah berwarna putih ke abu-abuan, kepalanya berwarna coklat gelap/tua atau berwarna abu-abu dengan bintik-bintik kuning yang banyak sekali. Labi-labi yang berukuran sedang, jarang besar, paling-paling hanya sekitar 250-400 mm. Perisai berbentuk jorong atau memanjang, pipih datar. Warna punggungnya abu-abu 6
  • 7. kehitaman, kecoklatan atau kemerahan; dengan pola atau bintik-bintik halus. Sebuah garis lebar coklat tua terdapat di wilayah vertebral, memanjang dari depan ke belakang. Kadang- kadang terdapat empat bercak yang tersusun berpasangan di tengah punggung. C. FISIOLOGI DAN REPRODUKSI Labi-labi berkembang biak dengan bertelur (ovivar). Alat reproduksi labi-labi jantan berupa penis yang terletak pada dinding ventral rotodenum dan pembuahan dilakukan secara internal. Untuk membedakan labi-labi jantan dan betina secara mudah dapat dilihat dari bentuk ekor. Pada labi-labi jantan bentuk ekor memanjang sehingga ujungnya banyak terlihat diluar cangkangnya, Sebaliknya pada labi-labi betina bentuk ekor lebih pendek sehingga tidak tampak di luar cangkangnya. Kematangan gonad biasanya terjadi pada bulan Mei dan Juni pada saat temperatur air berkisar 20 o C, dua minggu kemudian betina akan memijah dan kemudian bertelur di darat di tempat yang berpasir. Pada saat labi-labi betina akan bertelur biasanya dengan kaki belakang akan menggali lubang sedalam 20 cm, untuk menyimpan telur yang baru dikeluarkan ke dalam lubang tersebut. Sebelum induknya kembali ke air, lubang tersebut ditutup kembali dengan pasir. Menurut Ikenoue dan Kafuku (1992) dalam Nurbaiti (1999), labi-labi betina bertelur 3-4 kali dalam setahun dengan interval waktu 2-3 minggu. Sekali bertelur jumlahnya 10 - 30 butir. Bentuk telurnya bulat berwarna putih kekuningan atau krem dengan garis tengah berkisar antara 1,5 – 2 cm dengan berat rata-rata 5 gram dengan tekstur bagian luar relatif keras. Telur akan menetas menjadi tukik setelah 45 - 60 hari. Betinanya bisa tumbuh sampai beberapa kaki diameter karapaks, sementara jantan jauh lebih kecil. D. HABITAT DAN DISTRIBUSI Labi labi sebagian besar hidup di perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan genangan air. Hewan ini dapat pula hidup di kolam yang suhu airnya berkisar 25º-30ºC. Menurut Iskandar (2000), labi labi umum dijumpai di perairan yang tenang dan berarus lambat. 7
  • 8. .Persebaran labi labi (Amyda cartilaginea) di Asia meliputi Brunei Darussalam, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam (CITES 2004). Di Indonesia labi labi dapat ditemukan di Sumatra, Bangka, Jawa, Kepulauan Riau, Belitung, Lombok, Sulawesi, dan Kalimantan (Iversen 1992 dalam CITES 2004). Di Kalimantan Timur habitatnya secara luas tersebar pada beberapa daerah di Kalimantan Timur. Menurut Kusrini dkk (2009) menyebutkan bahwa labi labi di provinsi Kalimantan Timur banyak di temukan di wilayah bagian utara diantaranya di Kab. Nunukan, Malinau, Berau dan tanah tidung. Di laporkan juga bahwa di wilayah selatan Kalimantan Timur terdapat aktivitas penangkapan labi labi di Kab. Paser dan Penajam Paser Utara (BKSDA Kaltim, 2011). Umumnya ditemukan di sungai-sungai kecil dengan naungan, terutama di dalam hutan. Hewan ini biasanya bersifat nokturnal, di siang hari lebih banyak bersembunyi dalam lumpur. ). Habitat yang disukai adalah perairan tergenang dengan dasar perairan lumpur berpasir, terdapat batu-batuan dan tak terlalu dalam. Labi-labi biasanya tak hanya tinggal di dasar perairan, tetapi terkadang nampak di atas batu-batuan untuk berjemur. Labi-labi biasanya menyukai perairan yang banyak dihuni oleh hewan air (molusca, ikan, crustacea dan lain-lain) serta pada permukaan airnya terdapat tumbuh-tumbuhan air seperti enceng gondok, salvinia, monochorida, teratai dan lain-lainnya karena dapat menjadi bahan makanan di dalam air (Ditjenkan, 1995). E. POLA HIDUP Labi-labi memiliki banyak karakteristik yang berkaitan dengan gaya hidup air mereka. Mereka harus terendam dalam rangka untuk menelan makanan mereka. Secara umum labi labi aktif mencari makan baik pada siang atau malam hari (crepuscular) Sebagian besar predatornya adalah ikan, krustasea air, siput, amfibi, dan kadang-kadang burung serta mamalia kecil. Leher mereka yang tidak proporsional panjang dibandingkan dengan ukuran tubuh mereka, yang memungkinkan mereka untuk menghirup udara permukaan sementara tubuh mereka tetap terendam dalam substrat (lumpur atau pasir) kaki atau lebih di bawah permukaan. 8
  • 9. Labi-labi dapat "bernapas" di bawah air dengan gerakan ritmis dari rongga mulut, bertindak sama seperti filamen insang ikan. Hal ini memungkinkan mereka untuk tinggal di bawah air untuk waktu yang lama. Selain itu, Labi-labi mengeluarkan urea pada saat sementara "bernapas" di bawah air; ini adalah solusi yang efisien ketika hewan tidak memiliki akses ke air tawar, misalnya, dalam lingkungan air payau. Labi-labi hidup di alam seperti rawa-rawa, danau, sungai dan dapat pula hidup di kolam yang suhu airnya berkisar 25-30 o C. Menurut anonymous (1999), kebiasaan berjemur labi-labi merupakan salah satu kebutuhan hidup. Dengan berjemur matahari membuat semua air pada cangkang atas dan bawahnya terjemur kering, sehingga lumut, jamur, parasit yang menempel pada permukaan badannya dapat kering dan terkelupas. Bila tidak berjemur, maka labi-labi akan mudah terserang penyakit atau mendapat gangguan fisiologis. Pada kondisi lingkungan bersuhu rendah (kurang dari 30 o C), aktifitas labi-labi akan menurun, nafsu makan berkurang. Biasanya labi-labi akan menyelam dan memendamkan dirinya dalam lumpur. Di negara-negara yang mengalami 4 musim seperti di Jepang, pada musim dingin dimana suhu lingkungan sangat rendah, biasanya bulus membenamkan diri dan melakukan tidur suri. Dalam kondisi ini bulus tidak makan, tidak bergerak, tak tumbuh dan tingkat metabolismenya mencapai tingkat terendah. Labi-labi menyukai lingkungan yang tenang dan penakut sehingga bila didekati akan melarikan diri atau menyelam. Labi-labi juga mempunyai kebiasaan berkelahi, saling menggigit dengan teman-temannya. Hal ini didasari kebiasaan labi-labi yang sering ditemukan hidup secara tidak berkelompok. 9
  • 10. BAB III PENUTUP Labi labi (Family Trionychidae) termasuk dalam kelompok kura-kura air tawar yang memiliki cangkang lunak atau yang sering di dengan Asiatic softshell turtle merupakan jenis satwa yang memiliki potensi besar baik dalam aspek ekonomi maupun aspek ekosistem. Labi labi merupakan satwa yang belum dilindungi undang-undang namun termasuk dalam appendix II CITES sehingga perdagangannya harus diawasi, diatur dan disesuaikan dengan kuota. Besarnya potensi ekonomi dari labi labi karena pemanfaatannya yang besar berpotensi pada penangkapan dan ekploitasi yang besar pada labi labi sehingga meningkatkan resiko kepunahan di alam liar. Salah satu upaya kegiatan konservasi labi labi adalah dengan mengupayakan usaha penangkaran/ budidaya Labi labi, dimana hasil penangkaran dapat digunakan dalam perdagangan sehingga dapat dilakukan pengurangan jumlah tangkapan dari alam liar. 10