SlideShare a Scribd company logo
Judul: penerapan dan pelanggaran maksim
kesantunan berbahasa
KEBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUK PERILAKU
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada hakikatnya manusia tidak mungkin hidup tanpa keberadaan
orang lain karena kodratnya manusia sebagai makhluk hidup sosial.
Kehidupan bersama dengan orang lain tentu dilandasi oleh aturan-
aturan tertentu,karena setiap orang tidak dapat berbuat semaunya
sendiri. Manusia cenderung ingin hidup bebas karena kodratnya yang
lain sebagai makhlu individu,sehingga manusia diciptakan dengan
karakteristik tersendiri. Akan tetapi kalau keinginan tersebut dipaksakan
akan berbenturan dengan keinginan dan kepentingan pihak lain dan
menimbulkan pertentangan oleh karena itu untuk mencapai keteraturan
dan kenyamanan hidup bersama denan orang lain,maka dibuat suatu
aturan-aturan yang disepakati bersama tentang apa yang boleh
dilakukan,apa yang harus dilakukan,apa yang sebaiknya dilakukan,atau
apa yang jelas-jelas merupakan larangan dalam kehidupan bersama.
Manusia menjadikan nilai sebagai landasan,alasan atau motivasi
dalam segala tingkahlaku dan perbuatan.dalam pelaksanaannya nilai-
nilai diwujudkan dalam bentuk norma sehingga merupakan larangan,hal
yang tidak diinignkan. Nilai-nilai yang ditanamkan pada seorang oleh
lingkungannya akan membentuk cara ia memandang lingkungannya dan
bersikap dalam hidup. Kebiasaan dengan nilai-nilai itu pada akhirnya
akan menumbuhkan tabiat,karena dengan tata nilai itulah pandangan
dan sikapnya akan dikendalikan. Kemauan yang kuat dan tindakan
seseorang akan membentuk cara hidup. Cara hidup orang perorangan
bila kemudian menjadi cara hidup sekelompok masyarakat akan
membentuk kebiasaan dalam berperilaku. Sehingga yang membentuk
perilaku adalah tata nilai kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang. Bila
tata nilai yang dianut berbeda sehingga berbeda pula pandangan
hidupnya,sikap hidup,cita-cita,tingkahlaku atau perbuatan,maka akan
beda pula kebudayaan. Untuk itu agar kita lebih memahami maka disini
akan dibahas tentang kebiasaan sebagai pembentuk perlaku.
B. Rumusan masalah
1. Apa makna dari kebiasaan dalam berbahasa?
2. Bagaimana kaidah agar tuturan kata dapat menjadi santun?
C. Tujuan penulisan makalah
1. Menambah wawasan penulis dalam kebiasaan sebagai pembentuk
perilaku
2. Memberikan informasi mengenai kebiasaan sebagai pembentuk
perilaku supaya santun
3. Melengkapi tugas mata kuliah kesantunan
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEBIASAAN DALAM BERBAHASA
Pengertian hakikat bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja
sama,berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri (kridalaksana:1983).
Bahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia tidak ada yang lebih
baik atau lebih buruk. Yang lebih baik atau lebih buruk bukan
bahasanya,tetapi kemampuan pemilik dan pemakai bahasa itu.
Semua bahasa hakikatnya sama,yaitu sebagai alat komunikasi. Oleh
karena itu,ungkapan bahwa bahasa menunjukan bangsa tidak
dimaksudkan untuk menyatakan bahwa bahasa satu lebih baik dari pada
bahasa yang lain.maksudnya adalah bahwa ketika seseorang sedang
berkomunikasi dengan bahasanya mampu menggali potensi bahasanya
dan mampu menggunakannya secara baik,benar,santun merupakan
cermin dari sifat dan kepribadian pemakainya.
Menurut Sapir dan worf (dalam wahab:1995) menyatakan bahwa
bahasa menentukan perilaku budaya manusia memang ada benarnya.
Orang yang ketika berbicara menggunakan pilihan kata,ungkapan yang
santun,struktur kalimat yang benar menandakan bahwa kepribadian
orang itu memang baik. Sebaliknya,jika ada orang yang sebenarnya
kepribadiannya tidak baik,meskipun berusaha berbahasa secara
baik,benar,dan santun dihadapan orang lain pada suatu saat tidak
mampu menutup-nutupi kepribadian buruknya sehingga muncul pilihan
kata,ungkapan,atau struktur kalimat yang tidak benar dan tidak santun.
Begitu juga,ada orang yang berpura-pura halus dihadapan orang
lain,tetapi sesungguhnya memiliki kepribadian buruk. Meskipun pada
suatu saat berusaha tampil dengan bahasa yang halus agar tampak
santun pada suatu saat orang itu akan tega “menusuk orang lain dari
belakang” dengan kata-kata yang isinya menjelek-jelekan
watak,sifat,dan kepribadian orang lain. Karena sifat dan perilakunya
hanya berpura-pura,pada suatu saat kepribadian yang sesungguhnya
seseorang itu akan muncul melalui bahasanya.
Menurut lowrence green,perilaku ditentukan atau terbentuk dari
tiga faktor:
a. Faktor predisposisi (predis posing factors) yang terwujud dalam
pengetahuan,sikap kepercayaan,keyakinan,nilai-nilai dan sebagainya.
b. Fakto pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan
fisik,tersedia atau tidak tersedia sarana.
c. Faktor pendorong (reinforcement factors) yang terwujud dalam sikap
dan perilaku,kebijakan dan lain-lain.
B. KESULITAN MENGUNGKAPKAN MAKSUD SECARA SANTUN
Hingga saat ini,kesantunan dalam berbahasa indonesia belum banyak
dikaji secara ilmiah. Para ahli pragmatik belum banyak meneliti
pemakaian BI yang santun. Memang para ahli bahasa sudah menetapkan
pemakaian bahasa yang baik dan benar. Pemakaian bahasa yang baik
dan benar adalah pemakian bahasa yang sesuai dengan
ragam,sedangkan pemakaian bahasa yng benar merupakan pemakaian
bahasa yang sesuai dengan kaidah.
Dalam berkomunikasi, Grice (1975) mengajukan empat kaidah agar
tuturan dapat menjadi santun yaitu: Prinsip kerjasama (cooperative
principles) yang meliputi:
a. Prinsip kualitas (jika berbahasa,apa yang dikatakan harus didukung
oleh data)
b. Prinsip kuantitas (jika berbahasa,apa yang dikatakan cukup
seperlunya saja,tidak ditambah dan tidak dikurangi)
c. Prinsip relevansi (jika berbahasa,yang dikatakan harus ada
relevansinya dengan pokok yang dibicarakan)
d. Prinsip cara (jika berbahasa,disamping harus memikirkan pokok
masalah yang dibicarakan,juga bagaimana cara menyampaikannya)
Kesantunan dalam berkomunikasi ada kaitannya dengan tindak tutur
seperti yang dikemukakan oleh Austin (1978). Austin melihat bahwa setiap
ujaran dalam tindak komunikasi selalu mengandung tiga unsur yaitu:
a. Tindak lokusi berupa ujaran yang dihasilkan oleh seorang penutur.
b. Tindak ilokusi berupa maksud yang terkandung dalam ujaran
c. Tindak perlokusi berupa efek yang ditimbulkan oleh ujaran.
Grice (2000:362) ,merumuskan kembali anggapan tersebut menjadi
“pilihlah ungkapan yang tidak meremehkan status mitr tutur” artinya dalam
bertutur demi kesantunan kita perlu memilih ungkapan yang paling kecil.oleh
karena itu demi kesantunan penutur harus dapat memperlakukan mitra tutur
sebagai berikut (Grice,000,632):
1. Jangan perlakukan mitra tutur sebagai orang yang tunduuk kepada
penutur. Jangan sampai mitra tutur mengeluarkan “biaya” (biaya
sosial,psikologis,dan sebagainya)
2. Jangan mengatakan hal-hal yang kurang baik mengenai diri mitra tutur
atau orang atau barang yang ada kaitanya dengan mitra tutur.
3. Jangan mengungkapkan rasa senang atas kemalangan mitra tutur
4. Jangan menyatakan ketidaksetujuan dengan mitra tutur sehingga mitra
tutur merasa jatuh harga dirinya.
5. Jangan memuji diri sendiri atau membanggakan nasib baik atau
kelebihan diri sendiri.
C. Strategi komunikasi agar santun
Untuk menyatakan kesantunan dibutuhkan strategi dalam
komunikasi yaitu:
a. Apa yang dikomunikasikan
b. Bagaimana cara mengomunikasikannya
c. Mengapa suatu hal perlu dikomunikasikan
Asumsinya bahwa setiap orang yang berkomunikasi pasti memiliki
pokok masalah yang perlu dikomunikasikan. Meskipun pokok masalah
itu benar (didukung oleh data dan fakta) tetapi jika cara menyampaikan
pokok masalah justru merusak situasi komunikasi atau dapat
menggagalkan tercapainya tujuan komunikasi lebih baik tidak
disampaikan (empan papan) artinya kapan suatu pokok masalah perlu
disisampaikan harus memperhitungkan situasi dan kondisi.
Masyarakat jawa ketika berkomunikasi tidak mengandalkan
rasio,tetapi lebih banyak dipandu oleh rasa.ketika berkomunikasi orang
jawa lebih suka adu rasa dan angon rasa (pranowo,2005).
Adu rasa adalah mengadu ketajaman persaan antara penutur
dengan mitra tutur untuk menyampaikan maksud bagi penutur atau
memahami maksud bagi mitra tutur terhadap tuturan secara tidak
langsung. Jika tuturan adu rasa ternyata antara penutur dengan mitra
tutur tidak berada dalam kondisi yang sama,komunikasi dapat
terhambat.
Angon rasa adalah pengungkapan dalam tuturan dengan
mempertimbangkan waktu yang tepat berkaitan dengan kondisi
perasaan mitra tuturnya.jika penutur salah mengidentifikasi kondisi
psikologis mitra tutur ada kemungkinan komunikasi tidak berhasil.
Memang komunikasi adu rasa dan angon rasa memerlukan
“kesetaraan ketajaman perasaan” antara penutur dengan mitra
tutur.dalam kebudayaan jawa tingkat kesetaraan ketajaman perasaan ini
digambarkan dalam bentuk metafora “dhupak buajng,semu
mantri,esem bupati” yag diambil dari nama lantai bangunan rumah joglo
dalam masyarakat jawa.
D. Membawa sikap-sikap positif budaya jawa dalam berbahasa
indonesia
Dalam ajaran budaya jawa,untuk menciptakan kesantunan dalam
berkomunikasi ada ajaran berbahasa yaitu:
a. Harus selalu “kurmat” pada orang lain
b. Harus selalu bersikap andhap asor (rendah hati)
c. Harus selalu empan papan (sadar akan tempat atau memahami
situasi dan kondisi)
d. Harus dapat bersikap tepa selira (tenggang rasa) terhadap orang lain
E. resume
untuk memnanamkan perilaku berbahasa secara santun ada banyak
teori yang dapat dijadikan acuan.
• Pertama prinsip Grice (1983) yaitu prinsip kualitas,prinsip
kuantitas,prinsip relevansi dan prinsip cara.
• Kedua maksim leech (1983) yaitu maksim kebijaksanaan,maksim
kedermawaan,maksim pujian,maksim kerendahan hati,maksim
kesetujuan,maksim simpati,dan maksim pertimbangan.
Bila maksim diatas dipandang belum mencukupi jangan segan-segan
membawa nilai-nilai etnis tertentu yang dinilai positif. Misalnya
ketika berkomunikasi harus mahir angon rasa,angon wayah,adu
rasa,empan papan,tepa selira,andhap asor,selalu hormat pada mitra
tutur dan sebagainya.
BAB 3
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Kata pengantar
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat allah SWT
karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat
diselesaikam sesuai dengan rencana. Dan tidak lupa salawat serta salam
diucapkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad AS,yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang-
benderang. Makalah yang berjudul “penggunaan bahasa indonesia
dalam kehidupan masyarakat” ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
kesantunan bahasa.
Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi,namun
berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala
tersebut dapat teratasi.
Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Unutk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai amin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Istilah bahasa indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara
luas dalam kehidupan masyarakat. Namun pengenalan istilah tidak
menjamin secara komperhensif konsep dan makna istilah bahasa
indonesia yang baik itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau
masyarakat berpendapat bahwa bahasa indonesia yang baik sama
dengan bahasa indonesia yang baku atau bahasa indonesia yang benar.
Slogan “pergunakanlah bahasa indonesia yang baik dan benar”
tampaknya mudah diucapkan namun maknanya tidak jelas.slogan
tersebut diartikan oleh sebagian besar masyarakat bahwa di segala
tempat kita harus menggunakan bahasa indonesia yang baku. Selain
itu,masalah lain yang perlu kita soroti adalah sebagian besar orang
terkadang sulit untuk melakukan komunikasi yang interaktif satu sama
lain,bukan berarti karena mereka tidak bisa berbahasa indonesia yang
baku dengan lancar. Bahasa indonesia yang baku dan bahasa indonesia
yang benar belum tentu dapat menjamin tersampaikannya maksud dan
tujuan kepada lawan bicara. Sehingga dibutuhkan susunan bahasa
indonesia yang fleksibel yang artinya dapat dengan mudah
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.
Dengan gambaran kondisi yang demikian itu,dimana pengetahuan
masyarakat masih kurang tepat dan terbatas berkaitan dengan
penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan
sehari-hari. Di dalam makalah ini penulis akan membahas tentang
pengertian bahasa indonesiayang baik,cara berbahasa indonesia yang
baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari,seta manfaat penggunaan
bahasa indonesia.
1.2 rumusan masalah
bahasa indonesia yang baik merupakan kemampuan berbahasa yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa indonesia yang baik bukan
berarti bahasa indonesia yang baku,namun merupakan suatu susunan bahasa
yang dikemas secara fleksibel untuk mempermudah berkomunikasi dalam
kehidupan masyarakat.. Untuk itu kita perlu mengetahui dan menguasai
bahasa indonesia yang baik,dengan mempelajari penggunaan bahasa
indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari,serta manfaat
bahasa indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan masyarakat.
1.3 Batasan masalah
Agar dalam merumuskan masalah tidak menyimpang dari judul yang
dibuat,maka penulis perlu melakukan pembatasan masalah untuk
mempersempit ruang lingkup sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik dan benar?
2. Bagaimanacara menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan masyarakat?
3. Apa saja manfaat menggunakan bahasa indonesia?
1.4 tujuan penelitian
dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan yang terdiri dari:
1.4.1 tujuan umum
dapat mendeskripsikan bahasa indonesia yang baik dan benar
1.4.2 tujuan khusus
1. dapat menjelaskan cara menggunakan bahasa yang baik dan benar
dalam kehidupan masyarakat
2. dapat menjelaskan manfaat penggunaan bahasa indonesia yang baik
dan benar
BAB II
Kajian pustaka
Istilah kehidupan adalah masih terus ada,bergerak dan bekerja
sebagai mana mestinya (manusia,hewan,tumbuhan)
kehidupan,keadaan atau dengan cara tertentu (kamus besar bahasa
indonesia edisi 4:2008). Istilah kehidupan secara garis besar adalah
berkata dengan gaya hidup perorang ataupun kelompok.
Disisi lain, arifin (1993:10) mengatakan bahwa bahasa indonesia yang
benar adalah bahasa indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan
atau kaidah bahasa yang berlaku. Kaidah bahasa indonesia meliputi
kaidah ejaan,pembentukan kata,penyusun kalimat,penyusunan
paragraph,dan kaidah penalaran. Dari kajian tersebut kita perlu
memperhatikan cara penggunaan bahasa indonesia dalam kehidupan
msayarakat. Karna seperti yang diketahui dalam kehidupan sehari-
hari banyak masyarakat yang tidak menggunakan bahasa indonesia
secara baik dan benar. Misal dalam hal berkomunikasi
Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku
Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku

More Related Content

What's hot

Kuliah 6 kesantunan verbal dan_nonverbal_2
Kuliah 6 kesantunan verbal dan_nonverbal_2Kuliah 6 kesantunan verbal dan_nonverbal_2
Kuliah 6 kesantunan verbal dan_nonverbal_2
Mok Ming yan
 
Kuliah 8 peraturan berbahasa pdfx
Kuliah 8 peraturan berbahasa pdfxKuliah 8 peraturan berbahasa pdfx
Kuliah 8 peraturan berbahasa pdfx
Mok Ming yan
 
Politeness Theories (Teori-teori Kesantunan Berbahasa)
Politeness Theories (Teori-teori Kesantunan Berbahasa)Politeness Theories (Teori-teori Kesantunan Berbahasa)
Politeness Theories (Teori-teori Kesantunan Berbahasa)
Andika Dutha Bachari
 
Kesantunan Berbahasa
Kesantunan BerbahasaKesantunan Berbahasa
Kesantunan Berbahasa
Clatan yongchee
 
Kesantunan bahasa.tutorial 3
Kesantunan bahasa.tutorial 3Kesantunan bahasa.tutorial 3
Kesantunan bahasa.tutorial 3
Phua Joo
 
Tutorial 3 : Perbincangan Aspek-aspek Kesantunan Dalam Perbincangan Tokoh
Tutorial 3 : Perbincangan Aspek-aspek Kesantunan Dalam Perbincangan TokohTutorial 3 : Perbincangan Aspek-aspek Kesantunan Dalam Perbincangan Tokoh
Tutorial 3 : Perbincangan Aspek-aspek Kesantunan Dalam Perbincangan Tokoh
JieYi Chan
 
Diksi
DiksiDiksi
Jenis jenis kesantunan - Kesantunan Masyarakat Melayu
Jenis jenis kesantunan - Kesantunan Masyarakat MelayuJenis jenis kesantunan - Kesantunan Masyarakat Melayu
Jenis jenis kesantunan - Kesantunan Masyarakat Melayu
FaFai S.
 
Ppt gaya bahasa
Ppt gaya bahasaPpt gaya bahasa
Ppt gaya bahasa
Khalista Dewi
 
Strategi Kesantunan
Strategi KesantunanStrategi Kesantunan
Strategi Kesantunan
Demolish Wolf
 
Silabusxii.13 14
Silabusxii.13 14Silabusxii.13 14
Silabusxii.13 14aniswow
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
Nurulbanjar1996
 
Sayama malabar-buku-sosiolinguistik
Sayama malabar-buku-sosiolinguistikSayama malabar-buku-sosiolinguistik
Sayama malabar-buku-sosiolinguistik
ZHARFANQORYSIROJ
 
Bahasa melayu komunikasi tugasan
Bahasa melayu komunikasi tugasanBahasa melayu komunikasi tugasan
Bahasa melayu komunikasi tugasan
Hasriza Mat Jusoh
 
P strategi kesantunan
P strategi kesantunanP strategi kesantunan
P strategi kesantunan
Richard Roberto Marchille
 
Tutorial 3 Konsep kesantunan bahasa
Tutorial 3 Konsep kesantunan bahasaTutorial 3 Konsep kesantunan bahasa
Tutorial 3 Konsep kesantunan bahasa
Mok Ming yan
 
Ciri komunikasi berkesan
Ciri komunikasi berkesanCiri komunikasi berkesan
Ciri komunikasi berkesan
cikgukinah
 
DIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIADIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIA
Ltfltf
 
Pilihan kata-diksi
Pilihan kata-diksiPilihan kata-diksi
Pilihan kata-diksi
Chairunnisa Nisa
 

What's hot (20)

Kuliah 6 kesantunan verbal dan_nonverbal_2
Kuliah 6 kesantunan verbal dan_nonverbal_2Kuliah 6 kesantunan verbal dan_nonverbal_2
Kuliah 6 kesantunan verbal dan_nonverbal_2
 
Kuliah 8 peraturan berbahasa pdfx
Kuliah 8 peraturan berbahasa pdfxKuliah 8 peraturan berbahasa pdfx
Kuliah 8 peraturan berbahasa pdfx
 
Kesantunan bahasa
Kesantunan bahasaKesantunan bahasa
Kesantunan bahasa
 
Politeness Theories (Teori-teori Kesantunan Berbahasa)
Politeness Theories (Teori-teori Kesantunan Berbahasa)Politeness Theories (Teori-teori Kesantunan Berbahasa)
Politeness Theories (Teori-teori Kesantunan Berbahasa)
 
Kesantunan Berbahasa
Kesantunan BerbahasaKesantunan Berbahasa
Kesantunan Berbahasa
 
Kesantunan bahasa.tutorial 3
Kesantunan bahasa.tutorial 3Kesantunan bahasa.tutorial 3
Kesantunan bahasa.tutorial 3
 
Tutorial 3 : Perbincangan Aspek-aspek Kesantunan Dalam Perbincangan Tokoh
Tutorial 3 : Perbincangan Aspek-aspek Kesantunan Dalam Perbincangan TokohTutorial 3 : Perbincangan Aspek-aspek Kesantunan Dalam Perbincangan Tokoh
Tutorial 3 : Perbincangan Aspek-aspek Kesantunan Dalam Perbincangan Tokoh
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Jenis jenis kesantunan - Kesantunan Masyarakat Melayu
Jenis jenis kesantunan - Kesantunan Masyarakat MelayuJenis jenis kesantunan - Kesantunan Masyarakat Melayu
Jenis jenis kesantunan - Kesantunan Masyarakat Melayu
 
Ppt gaya bahasa
Ppt gaya bahasaPpt gaya bahasa
Ppt gaya bahasa
 
Strategi Kesantunan
Strategi KesantunanStrategi Kesantunan
Strategi Kesantunan
 
Silabusxii.13 14
Silabusxii.13 14Silabusxii.13 14
Silabusxii.13 14
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
 
Sayama malabar-buku-sosiolinguistik
Sayama malabar-buku-sosiolinguistikSayama malabar-buku-sosiolinguistik
Sayama malabar-buku-sosiolinguistik
 
Bahasa melayu komunikasi tugasan
Bahasa melayu komunikasi tugasanBahasa melayu komunikasi tugasan
Bahasa melayu komunikasi tugasan
 
P strategi kesantunan
P strategi kesantunanP strategi kesantunan
P strategi kesantunan
 
Tutorial 3 Konsep kesantunan bahasa
Tutorial 3 Konsep kesantunan bahasaTutorial 3 Konsep kesantunan bahasa
Tutorial 3 Konsep kesantunan bahasa
 
Ciri komunikasi berkesan
Ciri komunikasi berkesanCiri komunikasi berkesan
Ciri komunikasi berkesan
 
DIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIADIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIA
 
Pilihan kata-diksi
Pilihan kata-diksiPilihan kata-diksi
Pilihan kata-diksi
 

Similar to Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku

Makalah sociolinguistics politeness
Makalah sociolinguistics politenessMakalah sociolinguistics politeness
Makalah sociolinguistics politeness
Oktari Aneliya
 
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
ChandraPrasetiyo
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugi
pipit rantika
 
Diksi 1
Diksi 1Diksi 1
Diksi 1
Kewin Harahap
 
Diksi 1
Diksi 1Diksi 1
Diksi 1
Kewin Harahap
 
Makalah pemilihan kata (diksi) kelompok 1
Makalah pemilihan kata (diksi) kelompok 1Makalah pemilihan kata (diksi) kelompok 1
Makalah pemilihan kata (diksi) kelompok 1
Danumuhammadrizki
 
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Risa Octaviani
 
Budaya konteks memasuki budaya baru
Budaya konteks memasuki budaya baruBudaya konteks memasuki budaya baru
Budaya konteks memasuki budaya baru
University of Andalas
 
Bab 2 kesantunan berbahasa
Bab 2   kesantunan berbahasaBab 2   kesantunan berbahasa
Bab 2 kesantunan berbahasa
Demolish Wolf
 
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasikomunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
iimand
 
Kesantunan Masyarakat Malaysia
Kesantunan Masyarakat MalaysiaKesantunan Masyarakat Malaysia
Kesantunan Masyarakat Malaysia
velter jailih
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalUIN Surabaya
 
SASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYASASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYA
Momee Rain
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Trisna Monalia
 
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisBAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
Muhammad Haris
 
Makna kata
Makna kataMakna kata
Makna kata
K. S. Widodo
 
Mlcs final-9-38
Mlcs final-9-38Mlcs final-9-38
Mlcs final-9-38
bab11
 

Similar to Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku (20)

Makalah sociolinguistics politeness
Makalah sociolinguistics politenessMakalah sociolinguistics politeness
Makalah sociolinguistics politeness
 
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
Uts keterampilan berbicara 2020 chandra adi prs-20020074022
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugi
 
Diksi 1
Diksi 1Diksi 1
Diksi 1
 
Diksi 1
Diksi 1Diksi 1
Diksi 1
 
Makalah pemilihan kata (diksi) kelompok 1
Makalah pemilihan kata (diksi) kelompok 1Makalah pemilihan kata (diksi) kelompok 1
Makalah pemilihan kata (diksi) kelompok 1
 
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
Mengetahui pentingnya akurasi pemilihan kata (BAHASA INDONESIA)
 
Budaya konteks memasuki budaya baru
Budaya konteks memasuki budaya baruBudaya konteks memasuki budaya baru
Budaya konteks memasuki budaya baru
 
Bab 2 kesantunan berbahasa
Bab 2   kesantunan berbahasaBab 2   kesantunan berbahasa
Bab 2 kesantunan berbahasa
 
Maksim2
Maksim2Maksim2
Maksim2
 
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasikomunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi
 
Kesantunan Masyarakat Malaysia
Kesantunan Masyarakat MalaysiaKesantunan Masyarakat Malaysia
Kesantunan Masyarakat Malaysia
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
 
SASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYASASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYA
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasa
 
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisBAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
 
Makna kata
Makna kataMakna kata
Makna kata
 
Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi
 
Mlcs final-9-38
Mlcs final-9-38Mlcs final-9-38
Mlcs final-9-38
 

Recently uploaded

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 

Recently uploaded (20)

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 

Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku

  • 1. Judul: penerapan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa KEBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUK PERILAKU BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada hakikatnya manusia tidak mungkin hidup tanpa keberadaan orang lain karena kodratnya manusia sebagai makhluk hidup sosial. Kehidupan bersama dengan orang lain tentu dilandasi oleh aturan- aturan tertentu,karena setiap orang tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Manusia cenderung ingin hidup bebas karena kodratnya yang lain sebagai makhlu individu,sehingga manusia diciptakan dengan karakteristik tersendiri. Akan tetapi kalau keinginan tersebut dipaksakan akan berbenturan dengan keinginan dan kepentingan pihak lain dan menimbulkan pertentangan oleh karena itu untuk mencapai keteraturan dan kenyamanan hidup bersama denan orang lain,maka dibuat suatu aturan-aturan yang disepakati bersama tentang apa yang boleh dilakukan,apa yang harus dilakukan,apa yang sebaiknya dilakukan,atau apa yang jelas-jelas merupakan larangan dalam kehidupan bersama. Manusia menjadikan nilai sebagai landasan,alasan atau motivasi dalam segala tingkahlaku dan perbuatan.dalam pelaksanaannya nilai- nilai diwujudkan dalam bentuk norma sehingga merupakan larangan,hal yang tidak diinignkan. Nilai-nilai yang ditanamkan pada seorang oleh lingkungannya akan membentuk cara ia memandang lingkungannya dan bersikap dalam hidup. Kebiasaan dengan nilai-nilai itu pada akhirnya akan menumbuhkan tabiat,karena dengan tata nilai itulah pandangan dan sikapnya akan dikendalikan. Kemauan yang kuat dan tindakan seseorang akan membentuk cara hidup. Cara hidup orang perorangan bila kemudian menjadi cara hidup sekelompok masyarakat akan
  • 2. membentuk kebiasaan dalam berperilaku. Sehingga yang membentuk perilaku adalah tata nilai kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang. Bila tata nilai yang dianut berbeda sehingga berbeda pula pandangan hidupnya,sikap hidup,cita-cita,tingkahlaku atau perbuatan,maka akan beda pula kebudayaan. Untuk itu agar kita lebih memahami maka disini akan dibahas tentang kebiasaan sebagai pembentuk perlaku. B. Rumusan masalah 1. Apa makna dari kebiasaan dalam berbahasa? 2. Bagaimana kaidah agar tuturan kata dapat menjadi santun? C. Tujuan penulisan makalah 1. Menambah wawasan penulis dalam kebiasaan sebagai pembentuk perilaku 2. Memberikan informasi mengenai kebiasaan sebagai pembentuk perilaku supaya santun 3. Melengkapi tugas mata kuliah kesantunan BAB II PEMBAHASAN A. KEBIASAAN DALAM BERBAHASA Pengertian hakikat bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri (kridalaksana:1983).
  • 3. Bahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Yang lebih baik atau lebih buruk bukan bahasanya,tetapi kemampuan pemilik dan pemakai bahasa itu. Semua bahasa hakikatnya sama,yaitu sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu,ungkapan bahwa bahasa menunjukan bangsa tidak dimaksudkan untuk menyatakan bahwa bahasa satu lebih baik dari pada bahasa yang lain.maksudnya adalah bahwa ketika seseorang sedang berkomunikasi dengan bahasanya mampu menggali potensi bahasanya dan mampu menggunakannya secara baik,benar,santun merupakan cermin dari sifat dan kepribadian pemakainya. Menurut Sapir dan worf (dalam wahab:1995) menyatakan bahwa bahasa menentukan perilaku budaya manusia memang ada benarnya. Orang yang ketika berbicara menggunakan pilihan kata,ungkapan yang santun,struktur kalimat yang benar menandakan bahwa kepribadian orang itu memang baik. Sebaliknya,jika ada orang yang sebenarnya kepribadiannya tidak baik,meskipun berusaha berbahasa secara baik,benar,dan santun dihadapan orang lain pada suatu saat tidak mampu menutup-nutupi kepribadian buruknya sehingga muncul pilihan kata,ungkapan,atau struktur kalimat yang tidak benar dan tidak santun. Begitu juga,ada orang yang berpura-pura halus dihadapan orang lain,tetapi sesungguhnya memiliki kepribadian buruk. Meskipun pada suatu saat berusaha tampil dengan bahasa yang halus agar tampak santun pada suatu saat orang itu akan tega “menusuk orang lain dari belakang” dengan kata-kata yang isinya menjelek-jelekan watak,sifat,dan kepribadian orang lain. Karena sifat dan perilakunya hanya berpura-pura,pada suatu saat kepribadian yang sesungguhnya seseorang itu akan muncul melalui bahasanya. Menurut lowrence green,perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor: a. Faktor predisposisi (predis posing factors) yang terwujud dalam pengetahuan,sikap kepercayaan,keyakinan,nilai-nilai dan sebagainya.
  • 4. b. Fakto pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik,tersedia atau tidak tersedia sarana. c. Faktor pendorong (reinforcement factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku,kebijakan dan lain-lain. B. KESULITAN MENGUNGKAPKAN MAKSUD SECARA SANTUN Hingga saat ini,kesantunan dalam berbahasa indonesia belum banyak dikaji secara ilmiah. Para ahli pragmatik belum banyak meneliti pemakaian BI yang santun. Memang para ahli bahasa sudah menetapkan pemakaian bahasa yang baik dan benar. Pemakaian bahasa yang baik dan benar adalah pemakian bahasa yang sesuai dengan ragam,sedangkan pemakaian bahasa yng benar merupakan pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah. Dalam berkomunikasi, Grice (1975) mengajukan empat kaidah agar tuturan dapat menjadi santun yaitu: Prinsip kerjasama (cooperative principles) yang meliputi: a. Prinsip kualitas (jika berbahasa,apa yang dikatakan harus didukung oleh data) b. Prinsip kuantitas (jika berbahasa,apa yang dikatakan cukup seperlunya saja,tidak ditambah dan tidak dikurangi) c. Prinsip relevansi (jika berbahasa,yang dikatakan harus ada relevansinya dengan pokok yang dibicarakan) d. Prinsip cara (jika berbahasa,disamping harus memikirkan pokok masalah yang dibicarakan,juga bagaimana cara menyampaikannya) Kesantunan dalam berkomunikasi ada kaitannya dengan tindak tutur seperti yang dikemukakan oleh Austin (1978). Austin melihat bahwa setiap ujaran dalam tindak komunikasi selalu mengandung tiga unsur yaitu: a. Tindak lokusi berupa ujaran yang dihasilkan oleh seorang penutur.
  • 5. b. Tindak ilokusi berupa maksud yang terkandung dalam ujaran c. Tindak perlokusi berupa efek yang ditimbulkan oleh ujaran. Grice (2000:362) ,merumuskan kembali anggapan tersebut menjadi “pilihlah ungkapan yang tidak meremehkan status mitr tutur” artinya dalam bertutur demi kesantunan kita perlu memilih ungkapan yang paling kecil.oleh karena itu demi kesantunan penutur harus dapat memperlakukan mitra tutur sebagai berikut (Grice,000,632): 1. Jangan perlakukan mitra tutur sebagai orang yang tunduuk kepada penutur. Jangan sampai mitra tutur mengeluarkan “biaya” (biaya sosial,psikologis,dan sebagainya) 2. Jangan mengatakan hal-hal yang kurang baik mengenai diri mitra tutur atau orang atau barang yang ada kaitanya dengan mitra tutur. 3. Jangan mengungkapkan rasa senang atas kemalangan mitra tutur 4. Jangan menyatakan ketidaksetujuan dengan mitra tutur sehingga mitra tutur merasa jatuh harga dirinya. 5. Jangan memuji diri sendiri atau membanggakan nasib baik atau kelebihan diri sendiri. C. Strategi komunikasi agar santun Untuk menyatakan kesantunan dibutuhkan strategi dalam komunikasi yaitu: a. Apa yang dikomunikasikan b. Bagaimana cara mengomunikasikannya c. Mengapa suatu hal perlu dikomunikasikan
  • 6. Asumsinya bahwa setiap orang yang berkomunikasi pasti memiliki pokok masalah yang perlu dikomunikasikan. Meskipun pokok masalah itu benar (didukung oleh data dan fakta) tetapi jika cara menyampaikan pokok masalah justru merusak situasi komunikasi atau dapat menggagalkan tercapainya tujuan komunikasi lebih baik tidak disampaikan (empan papan) artinya kapan suatu pokok masalah perlu disisampaikan harus memperhitungkan situasi dan kondisi. Masyarakat jawa ketika berkomunikasi tidak mengandalkan rasio,tetapi lebih banyak dipandu oleh rasa.ketika berkomunikasi orang jawa lebih suka adu rasa dan angon rasa (pranowo,2005). Adu rasa adalah mengadu ketajaman persaan antara penutur dengan mitra tutur untuk menyampaikan maksud bagi penutur atau memahami maksud bagi mitra tutur terhadap tuturan secara tidak langsung. Jika tuturan adu rasa ternyata antara penutur dengan mitra tutur tidak berada dalam kondisi yang sama,komunikasi dapat terhambat. Angon rasa adalah pengungkapan dalam tuturan dengan mempertimbangkan waktu yang tepat berkaitan dengan kondisi perasaan mitra tuturnya.jika penutur salah mengidentifikasi kondisi psikologis mitra tutur ada kemungkinan komunikasi tidak berhasil. Memang komunikasi adu rasa dan angon rasa memerlukan “kesetaraan ketajaman perasaan” antara penutur dengan mitra tutur.dalam kebudayaan jawa tingkat kesetaraan ketajaman perasaan ini digambarkan dalam bentuk metafora “dhupak buajng,semu mantri,esem bupati” yag diambil dari nama lantai bangunan rumah joglo dalam masyarakat jawa. D. Membawa sikap-sikap positif budaya jawa dalam berbahasa indonesia Dalam ajaran budaya jawa,untuk menciptakan kesantunan dalam berkomunikasi ada ajaran berbahasa yaitu:
  • 7. a. Harus selalu “kurmat” pada orang lain b. Harus selalu bersikap andhap asor (rendah hati) c. Harus selalu empan papan (sadar akan tempat atau memahami situasi dan kondisi) d. Harus dapat bersikap tepa selira (tenggang rasa) terhadap orang lain E. resume untuk memnanamkan perilaku berbahasa secara santun ada banyak teori yang dapat dijadikan acuan. • Pertama prinsip Grice (1983) yaitu prinsip kualitas,prinsip kuantitas,prinsip relevansi dan prinsip cara. • Kedua maksim leech (1983) yaitu maksim kebijaksanaan,maksim kedermawaan,maksim pujian,maksim kerendahan hati,maksim kesetujuan,maksim simpati,dan maksim pertimbangan. Bila maksim diatas dipandang belum mencukupi jangan segan-segan membawa nilai-nilai etnis tertentu yang dinilai positif. Misalnya ketika berkomunikasi harus mahir angon rasa,angon wayah,adu rasa,empan papan,tepa selira,andhap asor,selalu hormat pada mitra tutur dan sebagainya.
  • 8. BAB 3 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Kata pengantar Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat allah SWT karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat diselesaikam sesuai dengan rencana. Dan tidak lupa salawat serta salam diucapkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad AS,yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang- benderang. Makalah yang berjudul “penggunaan bahasa indonesia dalam kehidupan masyarakat” ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah kesantunan bahasa. Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi,namun berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat teratasi. Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Unutk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai amin
  • 9. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Istilah bahasa indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara luas dalam kehidupan masyarakat. Namun pengenalan istilah tidak menjamin secara komperhensif konsep dan makna istilah bahasa indonesia yang baik itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahwa bahasa indonesia yang baik sama dengan bahasa indonesia yang baku atau bahasa indonesia yang benar. Slogan “pergunakanlah bahasa indonesia yang baik dan benar” tampaknya mudah diucapkan namun maknanya tidak jelas.slogan tersebut diartikan oleh sebagian besar masyarakat bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa indonesia yang baku. Selain itu,masalah lain yang perlu kita soroti adalah sebagian besar orang terkadang sulit untuk melakukan komunikasi yang interaktif satu sama lain,bukan berarti karena mereka tidak bisa berbahasa indonesia yang baku dengan lancar. Bahasa indonesia yang baku dan bahasa indonesia yang benar belum tentu dapat menjamin tersampaikannya maksud dan tujuan kepada lawan bicara. Sehingga dibutuhkan susunan bahasa indonesia yang fleksibel yang artinya dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Dengan gambaran kondisi yang demikian itu,dimana pengetahuan masyarakat masih kurang tepat dan terbatas berkaitan dengan
  • 10. penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian bahasa indonesiayang baik,cara berbahasa indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari,seta manfaat penggunaan bahasa indonesia. 1.2 rumusan masalah bahasa indonesia yang baik merupakan kemampuan berbahasa yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa indonesia yang baik bukan berarti bahasa indonesia yang baku,namun merupakan suatu susunan bahasa yang dikemas secara fleksibel untuk mempermudah berkomunikasi dalam kehidupan masyarakat.. Untuk itu kita perlu mengetahui dan menguasai bahasa indonesia yang baik,dengan mempelajari penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari,serta manfaat bahasa indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan masyarakat. 1.3 Batasan masalah Agar dalam merumuskan masalah tidak menyimpang dari judul yang dibuat,maka penulis perlu melakukan pembatasan masalah untuk mempersempit ruang lingkup sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik dan benar? 2. Bagaimanacara menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan masyarakat? 3. Apa saja manfaat menggunakan bahasa indonesia? 1.4 tujuan penelitian dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan yang terdiri dari: 1.4.1 tujuan umum
  • 11. dapat mendeskripsikan bahasa indonesia yang baik dan benar 1.4.2 tujuan khusus 1. dapat menjelaskan cara menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam kehidupan masyarakat 2. dapat menjelaskan manfaat penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar BAB II Kajian pustaka Istilah kehidupan adalah masih terus ada,bergerak dan bekerja sebagai mana mestinya (manusia,hewan,tumbuhan) kehidupan,keadaan atau dengan cara tertentu (kamus besar bahasa indonesia edisi 4:2008). Istilah kehidupan secara garis besar adalah berkata dengan gaya hidup perorang ataupun kelompok. Disisi lain, arifin (1993:10) mengatakan bahwa bahasa indonesia yang benar adalah bahasa indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa yang berlaku. Kaidah bahasa indonesia meliputi kaidah ejaan,pembentukan kata,penyusun kalimat,penyusunan paragraph,dan kaidah penalaran. Dari kajian tersebut kita perlu memperhatikan cara penggunaan bahasa indonesia dalam kehidupan msayarakat. Karna seperti yang diketahui dalam kehidupan sehari- hari banyak masyarakat yang tidak menggunakan bahasa indonesia secara baik dan benar. Misal dalam hal berkomunikasi