Makalah ini membahas tentang perawatan orang sakit dan pengurusan jenazah sesuai syariat Islam. Termasuk menjenguk orang sakit, memandikan jenazah, mengakafani, menyalatkan, hingga menguburkan jenazah secara Islami.
setiap umat muslim perlu mengetahui cara memandkan jenazah sesuai dengan syariat Islam. Berikut ini merupakan makalah tentang hal-hal yang perlu kita pelajari dan pahami mengenai cara memandikan jenazah yang baik dan benar.
setiap umat muslim perlu mengetahui cara memandkan jenazah sesuai dengan syariat Islam. Berikut ini merupakan makalah tentang hal-hal yang perlu kita pelajari dan pahami mengenai cara memandikan jenazah yang baik dan benar.
presentasi mata pelajaran agama islam mengenai tata cara merawat jenazah mulai dari memandikan, hingga tahap2 selanjutnya..
by mahasiswa PPL.
semoga bermanfaat :)
Pendidikan Agama Islam : Pengurusan jenazahLana Karyatna
lebih bagus jika dibuka dengan aplikasi PowerPoint 2013 ke atas.
Kami mengusung tampilan yang modern, sehingga PowerPoint ini bisa mengikuti tren saat ini sehingga terkesan trendy dan fresh.
sebagai seorang muslim kita perlu tahu bagaimana cara memandikan jenazah dengan baik dan benar. Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan memandikan jenazah sesuai syariat Islam.
presentasi mata pelajaran agama islam mengenai tata cara merawat jenazah mulai dari memandikan, hingga tahap2 selanjutnya..
by mahasiswa PPL.
semoga bermanfaat :)
Pendidikan Agama Islam : Pengurusan jenazahLana Karyatna
lebih bagus jika dibuka dengan aplikasi PowerPoint 2013 ke atas.
Kami mengusung tampilan yang modern, sehingga PowerPoint ini bisa mengikuti tren saat ini sehingga terkesan trendy dan fresh.
sebagai seorang muslim kita perlu tahu bagaimana cara memandikan jenazah dengan baik dan benar. Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan memandikan jenazah sesuai syariat Islam.
Mengecek koneksi ip dan port menggunakan protocol tcpEen Pahlefi
Mengecek koneksi ip dan port menggunakan protocol tcp
Mengecek koneksi ip dan port menggunakan protocol tcp
Mengecek koneksi ip dan port menggunakan protocol tcp
Mengecek koneksi ip dan port menggunakan protocol tcp
Mengecek koneksi ip dan port menggunakan protocol tcp
Mengecek koneksi ip dan port menggunakan protocol tcp
Mengecek koneksi ip dan port menggunakan protocol tcp
http://suka-jaringan.web.id
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. Orang Sakit & Jenazah
Disusun Oleh
1163.0431 : Een Pahlefi
1163. : Rengga Panca Nugraha
1163. : M.Rinaldi
1163. : Falah Al Fitri
Jurusan Tekhnik Informatika
Banjarmasin
2014
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya bisa menyusun dan menyajikan makalah
yang berisi tentang jaringan komputer sebagai salah satu tugas kuliah Metode
Penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen mata kuliah
Metode Penelitian yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis dalam
proses penyusunan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah
ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas
selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud penulis.
Banjarmasin, April 2014
Penulis
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai manusia hendaklah kita memperbanyak mengingat mati dan berobat
dari segala dosa, terlebih lagi bagi orang yang sakit, agar lebih giat beramal kebaikan
dan menjauhi larangan Allah swt.
1.2. Perumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah yang
berkaitan dengan :
1. Menjenguk orang sakit
2. Hal – hal yang di lakukan terhadap orang sakit parah
3. Pengurusan jenazah
4. Kewajiban dalam pengurusan jenazah
5. Syarat memandinkan jenazah dan cara memandikan nya
6. Tata cara mengakafani jenazah
7. Syarat menyalatkan jenazah dan tata caranya
8. Menguburkan Jenazah
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagi berikut :
1. Untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai masalah yang diangkat
4. dalam makalah.
2. Pentingnya akan mengurus orang sakit dan tata cara mengurus jenazah
1.4. Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode literatur yaitu
dengan mengkaji buku sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan dan browsing
data di internet.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penulisan, meteode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas lengkap tentang cara memperlakukan orang sakit dan
sampai orang itu meninggal dunia dan menguburkan nya sesuai syariat islam.
BAB III PENUTUP
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Menjenguk orang sakit
5. Sebagai manusia hendaklah kita memperbanyak mengingat mati dan berobat
dari segala dosa, terlebih lagi bagi orang yang sakit, agar lebih giat beramal
kebaikan dan menjauhi larangan Allah swt
▪ Menjenguk orang sakit
Menjenguk orang sakit hukumnya sunat, guna menghibur kesedihannya,
karena kegembiraan orang sakit itu dapat juga menjadi obat. Orang yang
menjenguk orang sakit hendaklah mendoakan agar sakitnya lekas sembuh
dan menganjurkan supaya dia tobat dari segala dosa, membayar hutang
jika ada- dan berwasiat.
▪ Hal – hal yang harus dilakukan terhadap orang sakit parah
● Orang yang sakitnya parah sehingga hampir menghembuskan napas
penghabisan hendaklah dihadapkan ke kiblat.
● Orang sakit parah hendaklah diajarkan membaca kalimat tauhid Sabda
Rasulullah Saw.:
Dari Abu Hurairah, “Rasulullah Saw berkata , “Ajarkanlah olehmu
orang-orang yang sakit parah (hampir mati) membaca kalimat: Lả
ilảha illallảh.” (Riwayat Muslim dan Arba‟ah)
● Orang yang sakit sebaiknya dibacakan surat yảsin.
Sabda Rasulullah Saw.:
Dari Ma‟qal bin yasar Nabi saw berkata, “Bacakanlah olehmu surat
yảsin kepada orang yang sakit parah (hampir mati).” (Riwayat Abu
Dawud dan Nasai)
▪ Hal – hal yang harus dilakukan terhadap orang yang meninggal
● Matanya hendaklah dipejamkan, menyebut yang baik, mendoakan, dan
memintakan ampun atas dosanya.
● Seluruh badannya hendaklah ditutup dengan kain.
● Tidak ada halangan bagi keluarganya atau sahabat-sahabatnya yang
sangat saying untuk menciumnya.
● Ahli mayat yang mampu hendaklah segera membayar hutang si mayat
jika ia berhutang.
2.2. Pengurusan jenazah
Pengurusan jenazah hendaknya dilakukan secepatnya,karena sesungguhnya
dalam pengurusan jenazah tidak boleh ditunda-tunda.
Sebagaimana sabda Rasullah saw:
6. Dari Abu Hurairah,berkata Nabi saw: “Hak seorang Islam atas orang islam
yang lain adalah lima, yaitu: 1) Menjawab salam, 2) menengok orang sakit, 3)
mengantarkan jenazah, 4) mengabulkan undangan, 5) mendo‟akan orang yang
bersin.” ( Riwayat Bukhari Muslim )
Berikut ini kewajiban dalam pengurusan jenazah
Apabila seorang muslim meninggal,maka fardhu kifayah ( kewajiban
ditujukan kepada orang banyak,apabila sebagian dari mereka telah
mengejarkannya maka terlepaslah yang lain dari kewajibannya itu,akan tetapi
jika tak ada seorang pun yang mengerjakannya,maka mereka berdosa
semuanya ) atas orang hidup menyelenggarakan 4 perkara,diantaranya:
▪ Memandikan Jenazah
Syarat wajib bagi jenazah yang dimandikan:
● Orang islam
● Didapatinya tubuhnya walaupun sedikit
● Mayat itu bukan mayat mati syahid
▪ Cara memandikan jenazah:
● Diletakkannya mayat di tempat yang tinggi ( seperti balai-balai, di
tempat yang sunyi,tidak ada orang selain orang yang memandikan )
● Pakainnya diganti dengan kain basahan (kain mandi ), sebaiknya
memakai kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
● Sesudah diletakkan di atas balai-balai, kemudian didudukkan dan
disandarkan punggungnya pada sesuatu
● Kemudian disapu perut dengan tangannya, dan ditekankan sedikit
supaya keluar kotorannya.
● Dibasuh dengan air dan haruman agar menghilangkan bau kotoran
yang keluar
● Lalu mayat ditelentangkan,lantas duburnya dibersihkan dengan tangan
kiri yang memakai sarung tangan
● Setelah itu dimasukkan anak jari kiri ke mulutnya,digosok giginya,
dibersihkan mulutnya,dan di wudhu‟kan
● Selanjutnya,dibasuh kepala,janggut dan disisir rambut dan janggutnya
perlahan-lahan. ( jika rambutnya tercabut,hendaklah dicampurkan
kembali ketika mengafani )
7. ● Lantas dibasuh sebelah kanannya, kemudian sebelah kirinya,kemudian
dibaringkan sebelah kirinya,dan sebaliknya. Sebanyak satu kali,tetapi
disunahkan tiga kali
● Kemudian mayat diwudhukan.
Adapun air yang digunakan untuk memandikan jenazah adalah air dingin,
kecuali jika berhajat pada air panas atu karena sulit menghilangkan
kotoran,memakai sabun selain pembasuh penghabisan,dan air basuhan
penghabisan sebaiknya dicampur dengan kapur barus sedikit atau harum-
haruman yang lain.
Sebagaimana sabda Rasullah saw:
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya
lalu ia meninggal, sabda beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta daun
bidara ( atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun )” (
Riwayat Bukhari dan Muslim )
▪ Berikut ini yang berhak memandikan jenazah:
● Mayat laki-laki,dimandikan oleh laki-laki dan sebaliknya. Terkecuali
suami atau muhrimnya
● Bila meninggal seorang perempuan,dan ditempat itu tidak ada
perempuan suami,atau muhrimnya pun tidak ada,maka mayat itu
hendaklah “ ditayamumkan “ saja,dan sebaliknya
● Keluarga terdekat kepada mayat kalau mengetahui akan kewajiban
mandi serta dipercayai
2.3. Tata cara mengakafani jenazah
Hukum mengafani mayat adalah “ fardhu kifayah “ atas orang hidup. Kain kafan
sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi sekalian badan mayat,baik mayat
laki-laki maupun perempuan. Sebaiknya untuk laki-laki tiga lapis, sedangkan
untuk perempuan lima lapis.
▪ Cara mengafani jenazah:
● Dihamparkan sehelai-helai dan ditaburkan diatas tiap-tiap lapis itu
harum-haruman seperti kapur barus dan sebagainya
● Kedua tangannya diletakkan di atas dadanya,tangan kanan di atas
tangan kiri, atau kedua tangan itu diluruskan menurut lambungnya (
8. rusuknya ) Diriwayatkan:
Dari ‘Aisyah: “ Rasullah saw, dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih
yang terbuat dari kapas,tidak ada dalamnya baju dan tiada pula serban.”
( sepakat para ahli hadist ) Adapun mayat perempuan sebaiknya
dikafani dengan lima lembar basahan ( kain bawah ), baju, tutup
kepala, kerudung ( cadar ) dan kain yang menutupi sekalian badannya.
● Dipakaikan kain basahan,baju, tutup kepala, lalu kerudung
● Kemudian dimasukkan ke dalam kain yang menutupi sekalian
badannya,di antara beberapa lapisan kain tadi sebaiknya diberi harum-
haruman sperti kapur barus. Kecuali itu, orang yang mati sedang
dalam ihram haji atau umrah, tidak boleh diberi harum-haruman dan
jangan ditutup pula kepalanya.
● Setelah kain kafan dibungkuskan, lalu diikat simpul hidup dibagian
ujung kepala, di dada, pinggang dan ujung kaki
2.4. Syarat Menyalatkan Jenazah
Sabda Rasullah saw : “ Shalatkanlah olehmu akan orang-orang yang mati “ (
Riwayat Ibnu Majah )
▪ Syarat menyalatkan jenazah:
● Syarat-syarat shalat yang juga menjadi shalat jenazah,
● Seperti meutup aurat, suci badan dan pikiran, dan menghadap ke
kiblat.
● Sesudah mayat dimandikan dan dikafani.
● Letak jenazah mayat itu di sebelah kiblat orang yang menyalatkan
(disunahkan bagi imam dan orang yang shalat sendiri, berdiri di
arah kepala mayat jika mayat itu laki-laki atau di arah tengah
(pinggang) jika mayat itu mayat perempuan), kecuali kalau shalat
itu di atas kubur atau shalat ghaib.
▪ Cara Shalat Jenazah
● Niat, sebagaimana shalat yang lain.
● Takbir empat kali dengan takbiratul-ihram
● Membaca Al-Fatihah sesudah takbiratul-ihram.
● Membaca shalawat atas Nabi saw, sesudah takbir kedua
● Mendo‟akan jenazah sesudah takbir ketiga.
Allaahummaghfir lahu(ha) warhamhu(ha) wa‟aafihii(haa) wa‟fu
„anhu(ha) wa akrim nuzulahu(ha) wawassi‟ madkhalahu(ha)
9. waghsilhu bimaain, wa tsaljin, wa baradin, wa naqqihi minal
khataayaa kamaa yunaqqat saubul abyadhu(ha) minad danasi wa
adilhu(ha) daaran khairan min daarihii wa ahlan khairan min
ahlihii waqihii fitnatal qabri wa „adzaabannaari.
( Dari „Auf bin Malik, katanya: “ Nabi saw. telah menyalatkan
jenazah, saya dengar beliau membaca: Ya Allah, ampunilah ia, dan
kasihanilah ia, sejahterakanlah ia,dan maafkanlah kesalahannya,
hormatilah kedatangannya, dan luaskan tempat diamnya,
bersihkanlah ia dengan air, es, dan embun, bersihkanlah ia dari
dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran, gantilah
rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dulu,
dan gantilah ahli keluarganya yang lebih daripada ahli keluarganya
yang dahulu, dan peliharalah ia dari huru-hara kubur dan siksaan
api neraka” ( Riwayat Muslim) )
Do‟a sesudah takbir keempat:Allaahumma laa tahrimnaa
ajrahu(ha) walaa taftinaa ba‟dahu(ha) waghfir lanaa walahu(ha).
● Berdiri jika kuasa
● Memberi salam
▪ Beberapa sunnah salat jenazah
● Mengangkat tangan pada saat mengucapkan takbir-takbir tersebut (
takbir empat kali )
● Israr ( merendahkan suara bacaan ) Membaca ta‟awudz.
2.5. Menguburkan Jenazah
Sesudah mayat dimandikan, dikafani, dan disalatkan lalu dibawa ke kubur,
dipikul pada empat penjuru; berjalan membawajenazah itu dengan segera.
Kewajiban yang keempat terhadap jenazah adalah menguburkan jenazah.
Hukum menanamkan jenazah adalah fardhu kifayah atas yang hidup.
Dalamnya kubur sekurang-kurangnya kira-kira tidak tercium bau busuk
jenazah itu dari atas kubur dan tidak dapat digali oleh binatang buas, karena
maksud menguburkan jenazah adalah menjaga kehormatan jenazah itu dan
menjaga kesehatan orang-orang yang ada disekitar tempat itu.
10. Lubang kubur disunahkan memakai lubang lahad ( relung di lubang kubur
tempat meletakkan jenazah, kemudian ditutup dengan papan, bamboo, atau
sebagaimanya). Kalau tanah pekuburan itu keras; tetapi jika tanah pekuburan
tidak keras,mudah runtuh, seperti yang bercampur dengan pasir, maka lebih
baik dibuatkan lubang tanah( lubang kecil di tengah-tengah kubur kira-kira
cukup untuk jenazah saja, kemudian ditutup dengan papan atau sebagaimana
).
Sesampainya jenazah di kubur, hendaklah diletakkan kepalanya disisi kaki
kubur, lalu diangkat ke dalam lahad atau lubang tengah, dimiringkan ke
sebelah kanannya menghadap kiblat. Ketika meletakkan jenazah ke dalam
kubur, disunahkan membaca:
Bismillaahi wa-„alaa millati Rasuulillaah.
( Dengan nama Allah dan atas agama Rasullah.( Riwayat Tirmidzi dan Abu
Daud ) )
▪ Beberapa sunah yang bersangkutan dengan kubur:
● Ketika memasukkan jenazah ke kubur, sunah menutup di atasnya kain
atau sebagainya kalau jenazah itu perempuan
● Kubur itu sunah ditinggikan dari tanah biasa, sekedar sejengkal agar
diketahui.
● Kubur lebih baik didatarkan daripada dimuncungkan
● Menandai kubur dengan batu atau sebagainya disebelah kepalanya.
● Menaruh kerikil di atas kubur
● Menaruh pelepah basah di atas kubur
● Menyiram kubur dengan air.
● Sesudah mayat dikuburkan,disunahkan bagi yang mengantarkannya
berhenti sebentar untuk mendo‟akannya ( memintakan ampun supaya ia
mempunyai keteguhan dalam penjawaban-penjawabannya ).
▪ Larangan yang bersangkutan dengan kubur:
● Menembok kubur
● Duduk diatasnya
● Membuat rumah diatasnya ( kecuali jika sudah dipindahkan kuburannya )
11. .
BAB III
PENUTUP
Semoga dengan makalah ini kita dapat memperteguh keimanan kita terhadap
kematian, karna kematian akan pasti bertemu dengan kita, dan semakin kita meminta
ampun terhadap allah di dunia ini, agar ketika menghadap allah kita diterima amal
dan perbuatan nya