SlideShare a Scribd company logo
DIFERENSIASI BUDAYA
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas Sosiologi
Yang diampu oleh : Bpk Mahmudi S.Ag
Disusun oleh:
M. MUHLISIN
SMA NU 1 KRADENAN
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mempunyai banyak suku dan budaya, dari banyaknya suku dan budaya
itulah menjadikan Negara indonesia mempunyai bermacam-macam dan beragam
kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian budaya nasional
2. Dimensi-dimensi budaya nasional
3. Ragam budaya nasional
4. Budaya nasional cagar budaya
5. Organisasi lintas budaya
C. Tujuan
1. Mengetahui persoalan serta masalah yang terjadi dalam Pengertian budaya nasional
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan makna dimensi-dimensi budaya dasar.
3. Mendiskripsikan tentang ragam budaya nasional
4. Bisa mengetahui serta menjelaskan objek yang dikaji aspek ontologi filsafat ilmu.
5. Menjelaskan tentang orientasi lintas budaya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Budaya Nasional
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti
mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993).
Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang
agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia
yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada mahluk lain yang
memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal.
Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara
tersebut. Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yang terdapat
dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada Kebudayaan Nasional. Itu
tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya lokal di seantero
Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan realitas, karena kesatuan nasional merupakan
realitas. Kebudayaan Nasional akan terjaga apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli
tetap menjaga warisan budayanya, dan di lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati dan
dirasakan oleh seluruh warga masyarakat Indonesia (Suseno; 1992).
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan mencakup
keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda,
yang kesemuanya merupakan warisan sosial. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan relajar.
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individual maupun kelompok. Kebudayaan
dapat disebut sebagai seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang
dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
Bapak pendidikan kita (Ki Hajar Dewantara) juga mengatakan bahwa kebudayaan berarti
buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman
dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2.2 Macam macam dimensi budaya nasional
Budaya Nasional dibagi menjadi beberapa dimensi, diantaranya adalah:
1.PDI (power distance index); merupakan sebuah tingkat terkait dengan sebuah kekuasaan
di dalam suatu organisasi. Rendahnya kekuasaan anggota dalam institusi maupun organisasi
dapat diterima. Dalam hal ini, anggota dalam sebuah organisasi atau institusi memiliki sebuah
kekuasaan yang bervariasi. Hal ini menggambarkan sebuah ketidaksamaan (more versus less)
yang menggambarkan dari bawah bukan dari atas. Ketidaksamaan dalam level masyarakat
disahkan oleh para pengikut seperti juga oleh para atasan.
2.IDV (individualism); merupakan perlawanan dari kolekstifisme. Dalam hal ini
kolektifisme individu dilekatkan pada kelompoknya, kohesivitas dalam kelompok sangat tinggi.
Pada karakter individualism maka hubungan antar individu terlihat hilang, identifikasi terlihat
pada diri pribadi baru.
3.MAS (masculinity); merupakan kebalikan dari feminimitas. Dalam dimensi ini terkait
pada sebuah kedudukan maupun nilai gender yang terdapat pada suatu daerah atau negara.
Konteks kedudukan seorang laki-laki dan perempuan dalam beberapa daerah memiliki sebuah
perbedaan pengakuan.
4.UAI (Uncertainty Avoidance Index); merupakan yang terkait dengan urusan toleransi
akan sebuah ambiguitas dan ketidakpastian. Pada budaya yang tidak mampu menerima sebuah
ketidakpastian lebih emosional dan terdorong oleh sebuah energy kegelisahan, meminimalkan
kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan terjadi dengan menggunakan peraturan-
peraturan yang ketat. Pada budaya yang mampu menerima sebuah ketidakpastian maka mereka
mampu menerima perbedaan dengan menggunakan beberapa aturan yang bisa diterima.
5.LTO (Long Term Orientation); merupakan dimensi yang berlawanan pada orientasi
jangka pendek. Dalam komunitas yang memiliki dimensi LTO yang tinggi maka diasosiasikan
dengan keadaan akan tingkat penghematan dan ketekunan yang dimiliki oleh sebuah komunitas.
2.3 Ragam Budaya Nasional
indonesia adalah Negara yang mempunyai banyak pulau, dan itulah yang melatar
belakangi banyaknya ragam budaya nasional. Keanekaragaman budaya disebabkan oleh
beberapa factor, antara lain karena manusia tidak memiliki struktur anatomi secara khusus pada
tubuhnya sehingga harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Oleh karena itu, kebudayaan yang diciptakan pun disesuaikan dengan kebutuhan
hidupnya. Selain itu, keanekaragaman juga disebabkan oleh perbedaan kadar atau bobot dalam
kontak budaya satu bangsa dengan budaya yang lain. Sehingga pakaian, rumah, dan makanan
bangsa indonesia di daeerah tropic jauh berbeda dengan yang dibutuhkan oleh bangsa Eskimo di
daerah kutub.
Penerusan kebudayaan dapat dilakukan secara horizontal dan vertikal. Peneruzan secara
horizontal dilakukan terhadap satu generasi dan biasanya secara lisan, sedangkan penerusan
vertikal dilakukan antar generasi dengan jalan melalui tulisan (literer). Dengan daya ingat yang
tinggi, manusia mapu menyimpan pengalaman sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain.
Kebudayaan dijabarkan dalam komponen-komponen biologi, psikologi, dan sosiologi.
biologi, psikologi, dan sosiologimerupakn tiga komponen yang membentuk pribadi manusia.
Secara biologis, manusia mempunyai sifat-sifat yang diturunkan orang tuanya (hereditas) yang
diperoleh sewaktu dalam kandungan sebagai kodrat pertama (primary nature). Bersamaan
dengan itu, manusia juga memiliki sifat-sifat psikologi yang sebagian diperolehnya dari orang
tuanya sebagaian dasar atau pembawaannya. Setelah bayi di lahirkan dan berkembang menjadi
anak dalam alam kedua (secondary nature), terbentuklah pribadinya oleh lingkungan, khususnya
melalui pendidikan. Manusia sebagai unsure masyarakat dalam lingkungan ikut seta dalam
pembentukan kebudayaan.
Kebudayaan mempunyai struktur cultural universal yang telah dikemukakan, unsur-
unsurnya dapat dibagi dalam bagian-bagian kecil yang disebut traits complex, lalu terbagi lagi
dalam traits, items. Misalnya, system ekonomi dapat dibagi antara lain menjadi bertani.
Untuk bertani diperlukan bajak dan cangkul. Kedua alat tersebut dapat dipisahkan lagi
menjadi unsur yang terkecil. Begitu pula dengan kebudayan nasionalterdiri atas kebudayaan
suku-bangsa merupakan subkultur yang dapat dibagi lagi menurut daerah, agama, aadat istiadat,
dan sebagainya. Kebudayaan mempunyai nilai yang relatif (cultural value), bergantung pada
siapa yang memberikan nilai, dan alat pengukur apa yang digunakan.
2.4 Budaya Nasional Cagar Budaya
Budaya Nasional Indonesia adalah suatu mekanisme yang terbentuk dari unsur-unsur
yang berkaitan dengan zaman prasejarah,jadi ibarat pohon,pohon tidak dapat tumbuh dan
berkembang tanpa adanya akar,demikian pula dengan kebudayaan pada suatu Negara tidak dapat
tumbuh dan berkembang tanpa adanya akar atau pendahulu yang membentuk kebudayaan
tersebut.
Akar kebudayaan Indonesia berhubungan dengan zaman prasejarah, mulai dari nenek
moyang kita yang membawa kebudayaan Dongson, setelah itu diikuti oleh perkembangan Islam
di Indonesia. Jadi islam juga merupakan salah satu akar kebudayaan Indonesia.
Nenek moyang kita adalah bagian dari arus perpindahan manusia yang bergerak di zaman
lampau yang telah hilang sebagai hilangnya bayangan wayang dari layar sejarah, bergerak dari
bagian Timur Eropa Tengah dan bagian Utara wilayah Balkan sekitar laut Hitam ke arah timur,
mencapai Asia, masuk ke Tiongkok. Dan di Tiongkok arus perpindahan ini bercabang-cabang ke
utara, timur dan selatan.
Arus selatan mencapai daerah Yunan, sedang bagian timur mencapai laut Indo Cina. Di
sinilah tempat lahirnya budaya asal Indonesia. Manusia-manusia yang berpindah dan bergerak ke
Asia dari Eropa Tengah dan Wilayah Balkan itu adalah orang Tharacia, Iliria, Cimeria, Kakusia,
dan mungkin termasuk orang Teuton, yang memulai perpindahan mereka di abad ke-9 hingga
abad ke-8 sebelum nabi Isa. Mereka membawa keahlian membuat besi dan perunggu.
Nenek moyang orang Indonesia yang telah berada terlebih dahulu dari mereka di daerah
Dongson ini telah mengembangkan seni monumental tanpa banyak ornamentik yang dekoratif.
Dari pendatang-pendatang baru ini mereka mengambil alih, menerima, dan mencernakan seni
ornamentik pendatang-pendatang dari barat ini. Tidak saja dalam ornamentik, akan tetapi juga
dalam hiasan tenunan (amat banyak persamaan antara hiasan tenun Indonesia dan Balkan
umpamanya), dan juga dalam musik dan nyayian. Jaap Kunst, seorang ahli musik, juga ahli
musik Indonesia mengindentifikasikan persamaan nyayian rakyat di pulau Flores dengan
nyanyian rakyat di bagian timur Yugoslavia (Balkan). Kebudayaan Dongson menunjukkan lebih
banyak persamaan dan kaitan dengan budaya Eropa dibanding budaya Cina.
Nenek moyang Dongson inilah yang bergerak ke selatan, dan kemudian mencapai
Nusantara. Di Nusantara hampir tidak ada perpisahan antara zaman perunggu dan zaman besi.
Hal ini sama juga terjadi di Indo Cina. Dalam penggalian situs-situs purbakala, perunggu dan
besi selalu ditemukan bersama-sama. Hulu pisau dongson banyak berbentuk manusia, seperti
keris Majapahit. Bentuk hulu pisau yang serupa juga ditemukan di Holstein (Jerman), Denmark,
dan di Kauskasus.
Sebelum nenek moyang dari Dongson turun ke Nusantara, kelompok-kelompok manusia
lain telah terlebih dahulu datang. Selama zaman es terakhir, kurang lebih 15.000 tahun sebelum
Masehi, sejarah bumi Nusantara menunjukkan bahwa sebagian besar Nusantara bagian barat
menyatu dengan daratan Asia Tenggara, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan wilayah yang kini laut
Jawa. Ketika es berakhir, permukaan laut naik kembali, dan terbentuklah gugusan pulau-pulau
seperti yang kita kenal kini. Sejarah bumi Nusantara telah berpengaruh besar pada
perkembangan manusia Melayu-Polinesia. Mereka menjadi bangsa maritim, yang kurang lebih
1000 tahun sebelum nabi Isa megarungi Samudera Hindia. Manuskrip tua Hebrew dari masa
akhir 2000 dan permulaan 1000 sebelum tahun Nabi Isa telah menyebut perdagangan kulit manis
dari berbagai tempat sepanjang pantai timur Afrika.
Sebuah naskah Arab dari abad ke 13 menceritakan masuknya orang Melayu-Polinesia ke
belahan barat Samudera Hindia. Naskah itu mengatakan bahwa di masa mundurnya Kerajaan
Fira’un di Mesir, tempat yang bernama Aden, yang menguasai jalan masuk ke laut Merah (yang
masa itu merupakan tempat penduduk nelayan), telah direbut oleh orang Qumr (Melayu-
Polinesia) yang datang dengan armada yang terdiri dari perahu-perahu yang memakai cadik.
Mereka mengusir penduduk setempat, membangun berbagai monumen dan memilihara
hubungan langsung dengan pulau Madagaskar dan Asia Tenggara. Para ahli sejarah
menyebutkan hal itu mungkin terjadi di masa Nabi Isa masih hidup. Untuk masa yang cukup
lama orang Melayu-Polinesia menguasai pelayaran dan perdagangan lewat Samudera Hindia dari
Asia Tenggara ke pintu Laut Merah, sepanjang pantai timur Afrika dan Pulau Madagaskar.
Dalam melakukan ini, mereka juga telah membawa berbagai kekayaan budaya ke
Madagaskar dan Afrika. Di Madagaskar mereka telah menetap di belahan barat pulau itu. Hingga
kini masih terlihat berbagai persamaan kata antara bahasa Madagaskar dan bahasa suku Manyaan
di Kalimantan. Ke timur, nenek moyang Melayu-Polinesia berlayar jauh ke pedalaman pasifik,
menetap di berbagai kepulauan, dan mereka paling ke timur mencapai Easter Island, pulau
terjauh ke timur dari Nusantara.
Budaya bangsa kita berakar jauh ke zaman prasejarah, ke masa silam yang begitu
jauhnya, hingga telah lenyap dari ingatan bangsa kita. Jelas pula bahwa kita telah mewarisi
budaya dunia yang ada di masa itu, di samping nenek moyang kita telah memberi pula
sumbangan pada budaya-budaya bangsa lain di seberang Samudera Hindia, serta menciptakan
berbagai budaya di Madagaskar, dan di kepulauan-kepulauan Samudera Pasifik.
2.5 Organisasi Lintas Budaya
Organisasi lintas budaya sendiri, maksudnya adalah memahami keragaman budaya yang
ada di dunia sekaligus dampak budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam
lingkup budaya tertentu. Sementara kalau dalam psikologi lintas budaya, pembahasannya seputar
pengaruh lingkungan budaya terhadap perilaku individu. Fungsi dari lintas budaya sendiri kalau
menurut saya untuk merentangkan toleransi kita ketika berhadapan dengan anggota masyarakat
dari budaya yang berbeda dengan kita sendiri.
Kita menyadari bahwa setiap budaya memiliki kekhasannya masing-masing. Bahkan
seringkali saling bertolak belakang. Di satu budaya sikap tertentu dapat diterima, namun dalam
budaya yang lain tidak. Sebagai contoh ketika saya seorang Jawa berada di Tumbangtiti (kota
kecil yang letaknya sekitar 100 km dari Ketapang, Kalimantan Barat) menanyakan tujuan kepada
tetangga dekat yang hendak bepergian. Kemudian dijawab dengan sepatah kata “entah” yang
bagi saya cukup mengagetkan. Padahal konteks pembicaraan itu bermaksud untuk menyapa,
namun berbeda tanggapannya.
Dari pengalaman itu, saya merasakan perlunya pemahaman lintas budaya sehingga
perbedaan itu tidak mengakibatkan persoalan atau kesalahpahaman bagi kedua pihak yang
terlibat. Dalam banyak kasus, konflik budaya mudah ditemui di berbagai tempat pertemuan multi
budaya seperti Yogya dan kota-kota besar lainnya. Maka dalam artikel ini, saya hendak
membahas permasalahan konflik kultural dalam kasus di atas.
Pertama-tama kita perlu menyadari dua budaya antara Jawa dan Kalimantan. Salah satu
falsafah Jawa adalah tepa salira terhadap sesama. Artinya kurang lebih saya artikan sebagai sikap
saling menghargai terhadap sesama. Falsafah itu mengandung konsekuensi bahwa setiap orang
bertanggung jawab juga terhadap kehidupan orang lain. Maka, ia perlu mengerti pula urusan
orang lain pula. Dalam hal ini, konteksnya adalah basa-basi untuk mendekatkan relasi dengan
tetangga. Tambah lagi, jawaban dari pertanyaan itu bukanlah tujuan yang utama. Sementara itu,
masyarakat Kalimantan yang dipengaruhi oleh keluasan alam dan lingkungan mereka
membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan orang Jawa. Kebudayaan dipengaruhi juga
oleh luas wilayahnya. Semakin luas wilayah kehidupan budaya tertentu, maka semakin luas pula
ruang yang diperlukan oleh mereka. Itu berarti bahwa mereka semakin independen dan tak ingin
dicampuri urusannya. Maka sebagai jawaban atas pertanyaan di atas adalah tidak menjawab.
Secara spontan, pertanyaan di atas juga mengusik kebebasan mereka sehingga menimbulkan
stimulus untuk bereaksi spontan dan emosional.
Berdasarkan analisis di atas, persoalannya terletak pada keluasan ruang bebas yang
diperlukan oleh masing-masing budaya. Budaya yang satu membutuhkan ruang yang lebih luas
dibandingkan oleh budaya yang lain. Sementara budaya yang lain justru merasa bahwa ruang
bebas itu dibentuk secara bersama-sama. Apabila dicermati lebih lanjut, maka masing-masing
memiliki aturan berbeda yang menerangi realitas yang sama yaitu mengenai penempatan diri
terhadap orang lain. Aturan yang satu cenderung mengambil jarak, sementara yang lain
cenderung makin menghilangkan jarak dalam tataran relasi bermasyarakat.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan di sini bahwa konflik budaya memungkinkan
munculnya masalah yang lebih besar bagi kedua pihak yang bersalah paham. Persoalan kecil,
tentang sapaan untuk berelasi dalam masyarakat dapat menghancurkan tujuan yang sebenarnya
yaitu untuk bermasyarakat.
Bagaimanapun juga konflik budaya sangat berpeluang memunculkan permasalahan di
dalam masyarakat multikultural seperti Yogya. Karenanya, siapa saja dan terutama orang-orang
muda perlu belajar tentang pemahaman lintas budaya sehingga mereka dapat memahami
perbedaaan budaya sebagai kesempatan untuk memperkaya budaya dan seni hidup manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan :
a. Budaya Nasional
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan
tanah.
Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia.
jadi kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara tersebut.
b. Macam macam dimensi budaya nasional
Budaya Nasional dibagi menjadi beberapa dimensi, diantaranya adalah:
i. PDI (power distance index)
ii. IDV (individualism)
iii. MAS (masculinity)
iv. UAI (Uncertainty Avoidance Index)
v. LTO (Long Term Orientation)
c. Ragam Budaya Nasional
Adapun yang menyebabkan di indonesia ini beragam budaya yaitu disebabkan oleh beberapa
factor, antara lain karena manusia tidak memiliki struktur anatomi secara khusus pada tubuhnya
sehingga harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Penerusan kebudayaan dapat dilakukan secara horizontal dan vertical.
d. Budaya Nasional Cagar Budaya
Budaya nasionol cagar budaya adalah suatu mekanisme yang terbentuk dari unsur-unsur yang
berkaitan dengan zaman prasejarah,jadi ibarat pohon,pohon tidak dapat tumbuh dan berkembang
tanpa adanya akar,demikian pula dengan kebudayaan pada suatu Negara tidak dapat tumbuh dan
berkembang tanpa adanya akar atau pendahulu yang membentuk kebudayaan tersebut.

More Related Content

What's hot

Ppt ilmu dan budaya
Ppt ilmu dan budayaPpt ilmu dan budaya
Ppt ilmu dan budaya
Nur Asiah
 
Hubungan antara kebudayaan dengan ilmu dan tekhnologi
Hubungan antara kebudayaan dengan ilmu dan tekhnologiHubungan antara kebudayaan dengan ilmu dan tekhnologi
Hubungan antara kebudayaan dengan ilmu dan tekhnologi
Airlangga University , Indonesia
 
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptMANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
Askaria Jonison
 
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
zoelfiqar
 
IBD 2 Manusia dan Kebudayaan
IBD 2 Manusia dan KebudayaanIBD 2 Manusia dan Kebudayaan
IBD 2 Manusia dan Kebudayaan
Guntur Abdinegoro
 
MANUSIA, KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
MANUSIA, KEBUDAYAAN DAN PERADABAN MANUSIA, KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
MANUSIA, KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
pjj_kemenkes
 
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
 
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
Erika Silviani
 
Ilmu & kebudayaan
Ilmu & kebudayaanIlmu & kebudayaan
Ilmu & kebudayaanadysintang
 
Manusia dan Peradaban
Manusia dan PeradabanManusia dan Peradaban
Manusia dan Peradaban
Khairil Agustoria
 
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
adminpancasilamanaje1
 
Culture - Conrad Philip Kottak (Power Point)
Culture - Conrad Philip Kottak (Power Point)Culture - Conrad Philip Kottak (Power Point)
Culture - Conrad Philip Kottak (Power Point)Yenny Yuningsih
 
Eran mahasiswa dalam membela negara
Eran mahasiswa dalam membela negaraEran mahasiswa dalam membela negara
Eran mahasiswa dalam membela negara
Bangun Setiadi
 
Pengertian keanekaragaman budaya
Pengertian keanekaragaman budayaPengertian keanekaragaman budaya
Pengertian keanekaragaman budaya
Lusi Puspita Sari
 
Manusia dan peradaban
Manusia dan peradabanManusia dan peradaban
Manusia dan peradabanastro-z
 
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya Mohammad Yaqin
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
Muhammad Idris
 

What's hot (20)

Ppt ilmu dan budaya
Ppt ilmu dan budayaPpt ilmu dan budaya
Ppt ilmu dan budaya
 
Hubungan antara kebudayaan dengan ilmu dan tekhnologi
Hubungan antara kebudayaan dengan ilmu dan tekhnologiHubungan antara kebudayaan dengan ilmu dan tekhnologi
Hubungan antara kebudayaan dengan ilmu dan tekhnologi
 
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptMANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
 
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
 
IBD 2 Manusia dan Kebudayaan
IBD 2 Manusia dan KebudayaanIBD 2 Manusia dan Kebudayaan
IBD 2 Manusia dan Kebudayaan
 
MANUSIA, KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
MANUSIA, KEBUDAYAAN DAN PERADABAN MANUSIA, KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
MANUSIA, KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
 
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
 
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
270110130006 erika silviani b tugas ke 3 keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
 
Tuesday
TuesdayTuesday
Tuesday
 
Ilmu & kebudayaan
Ilmu & kebudayaanIlmu & kebudayaan
Ilmu & kebudayaan
 
Manusia dan Peradaban
Manusia dan PeradabanManusia dan Peradaban
Manusia dan Peradaban
 
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
 
Culture - Conrad Philip Kottak (Power Point)
Culture - Conrad Philip Kottak (Power Point)Culture - Conrad Philip Kottak (Power Point)
Culture - Conrad Philip Kottak (Power Point)
 
Eran mahasiswa dalam membela negara
Eran mahasiswa dalam membela negaraEran mahasiswa dalam membela negara
Eran mahasiswa dalam membela negara
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Pengertian keanekaragaman budaya
Pengertian keanekaragaman budayaPengertian keanekaragaman budaya
Pengertian keanekaragaman budaya
 
Manusia dan peradaban
Manusia dan peradabanManusia dan peradaban
Manusia dan peradaban
 
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
Bmm3114 bab 1 4 konsep budaya
 
Bab 5 KEBUDAYAAN
Bab 5 KEBUDAYAANBab 5 KEBUDAYAAN
Bab 5 KEBUDAYAAN
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
 

Viewers also liked

Materi diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budayaMateri diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budayaR Enroll
 
CHARACTER BUILDING PERT 5
CHARACTER BUILDING PERT 5CHARACTER BUILDING PERT 5
CHARACTER BUILDING PERT 5
ZUKI SUDIANA
 
Pertumbuhan dan perkembangan agama serta kebudayaan hindu budha di indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan agama serta kebudayaan hindu budha di indonesiaPertumbuhan dan perkembangan agama serta kebudayaan hindu budha di indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan agama serta kebudayaan hindu budha di indonesia
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunanMakalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
March Cha
 
Soal perilaku menyimpang
Soal perilaku menyimpangSoal perilaku menyimpang
Soal perilaku menyimpang
Mutiarafah Rafa
 
Soal Sejarah dan Pembahasanya
Soal Sejarah dan PembahasanyaSoal Sejarah dan Pembahasanya
Soal Sejarah dan PembahasanyaDhani D'shigeru
 

Viewers also liked (8)

Materi diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budayaMateri diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budaya
 
Tugas pkl
Tugas pklTugas pkl
Tugas pkl
 
Diferensiasi sosial
Diferensiasi sosialDiferensiasi sosial
Diferensiasi sosial
 
CHARACTER BUILDING PERT 5
CHARACTER BUILDING PERT 5CHARACTER BUILDING PERT 5
CHARACTER BUILDING PERT 5
 
Pertumbuhan dan perkembangan agama serta kebudayaan hindu budha di indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan agama serta kebudayaan hindu budha di indonesiaPertumbuhan dan perkembangan agama serta kebudayaan hindu budha di indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan agama serta kebudayaan hindu budha di indonesia
 
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunanMakalah isbd   dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
Makalah isbd dinamika sosial budaya masyarakat indonesia dalam pembangunan
 
Soal perilaku menyimpang
Soal perilaku menyimpangSoal perilaku menyimpang
Soal perilaku menyimpang
 
Soal Sejarah dan Pembahasanya
Soal Sejarah dan PembahasanyaSoal Sejarah dan Pembahasanya
Soal Sejarah dan Pembahasanya
 

Similar to Makalah diferensiasi budaya

(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
Mira Sari
 
Kajian ips 4
Kajian ips 4Kajian ips 4
Kajian ips 4
Dillaauradwiputri
 
Kajian ips 4
Kajian ips 4Kajian ips 4
Kajian ips 4
dianirnt99
 
Kajian ips 4
Kajian ips 4Kajian ips 4
Kajian ips 4
Dillaauradwiputri
 
Kajian ips 4 (1)
Kajian ips 4 (1)Kajian ips 4 (1)
Kajian ips 4 (1)
roshellasylvn
 
Kajian ips 4
Kajian ips 4Kajian ips 4
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Chatrin Evelin
 
Ppt refisi filsafat
Ppt refisi filsafatPpt refisi filsafat
Ppt refisi filsafat
Tati-Haryati
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya
 
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadianSosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadianAthia Nabila Faqiha
 
Masyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budayaMasyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budaya
Unnes
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibd
newskiem
 
Kebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadianKebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadiandaddhy04
 
Kebudayaan dan Kepribadian
Kebudayaan dan KepribadianKebudayaan dan Kepribadian
Kebudayaan dan Kepribadiandaddhy04
 
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial Rasmitadila Mita
 
Hubungan manusia dan kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaanHubungan manusia dan kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaan
ifanefendi
 
Pkn makalah identitas nasional
Pkn makalah identitas nasionalPkn makalah identitas nasional
Pkn makalah identitas nasional
EvitaFitrotulMukarro
 
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnikBab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnikDhani Ahmad
 

Similar to Makalah diferensiasi budaya (20)

(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
 
Kajian ips 4
Kajian ips 4Kajian ips 4
Kajian ips 4
 
Kajian ips 4
Kajian ips 4Kajian ips 4
Kajian ips 4
 
Kajian ips 4
Kajian ips 4Kajian ips 4
Kajian ips 4
 
Kajian ips 4 (1)
Kajian ips 4 (1)Kajian ips 4 (1)
Kajian ips 4 (1)
 
Kajian ips 4
Kajian ips 4Kajian ips 4
Kajian ips 4
 
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
Ilmu Sosial Budaya Dasar ( manusia sebagai makhluk budaya )
 
Ppt refisi filsafat
Ppt refisi filsafatPpt refisi filsafat
Ppt refisi filsafat
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadianSosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
Sosiologi - Kebudayaan dan kepribadian
 
5. malaysia
5. malaysia5. malaysia
5. malaysia
 
Masyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budayaMasyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budaya
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibd
 
Kebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadianKebudayaan dan kepribadian
Kebudayaan dan kepribadian
 
Kebudayaan dan Kepribadian
Kebudayaan dan KepribadianKebudayaan dan Kepribadian
Kebudayaan dan Kepribadian
 
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
 
Makalah kesenian
Makalah kesenianMakalah kesenian
Makalah kesenian
 
Hubungan manusia dan kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaanHubungan manusia dan kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaan
 
Pkn makalah identitas nasional
Pkn makalah identitas nasionalPkn makalah identitas nasional
Pkn makalah identitas nasional
 
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnikBab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
 

Makalah diferensiasi budaya

  • 1. DIFERENSIASI BUDAYA Makalah Disusun guna memenuhi tugas Sosiologi Yang diampu oleh : Bpk Mahmudi S.Ag Disusun oleh: M. MUHLISIN SMA NU 1 KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai banyak suku dan budaya, dari banyaknya suku dan budaya itulah menjadikan Negara indonesia mempunyai bermacam-macam dan beragam kebudayaan. B. Rumusan Masalah 1. Pengertian budaya nasional 2. Dimensi-dimensi budaya nasional 3. Ragam budaya nasional 4. Budaya nasional cagar budaya 5. Organisasi lintas budaya C. Tujuan 1. Mengetahui persoalan serta masalah yang terjadi dalam Pengertian budaya nasional 2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan makna dimensi-dimensi budaya dasar. 3. Mendiskripsikan tentang ragam budaya nasional 4. Bisa mengetahui serta menjelaskan objek yang dikaji aspek ontologi filsafat ilmu. 5. Menjelaskan tentang orientasi lintas budaya
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Budaya Nasional Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa,dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak ada mahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal. Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara tersebut. Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada Kebudayaan Nasional. Itu tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya lokal di seantero Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan realitas, karena kesatuan nasional merupakan realitas. Kebudayaan Nasional akan terjaga apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap menjaga warisan budayanya, dan di lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati dan dirasakan oleh seluruh warga masyarakat Indonesia (Suseno; 1992). Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar. Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individual maupun kelompok. Kebudayaan dapat disebut sebagai seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
  • 4. masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat. Bapak pendidikan kita (Ki Hajar Dewantara) juga mengatakan bahwa kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. 2.2 Macam macam dimensi budaya nasional Budaya Nasional dibagi menjadi beberapa dimensi, diantaranya adalah: 1.PDI (power distance index); merupakan sebuah tingkat terkait dengan sebuah kekuasaan di dalam suatu organisasi. Rendahnya kekuasaan anggota dalam institusi maupun organisasi dapat diterima. Dalam hal ini, anggota dalam sebuah organisasi atau institusi memiliki sebuah kekuasaan yang bervariasi. Hal ini menggambarkan sebuah ketidaksamaan (more versus less) yang menggambarkan dari bawah bukan dari atas. Ketidaksamaan dalam level masyarakat disahkan oleh para pengikut seperti juga oleh para atasan. 2.IDV (individualism); merupakan perlawanan dari kolekstifisme. Dalam hal ini kolektifisme individu dilekatkan pada kelompoknya, kohesivitas dalam kelompok sangat tinggi. Pada karakter individualism maka hubungan antar individu terlihat hilang, identifikasi terlihat pada diri pribadi baru. 3.MAS (masculinity); merupakan kebalikan dari feminimitas. Dalam dimensi ini terkait pada sebuah kedudukan maupun nilai gender yang terdapat pada suatu daerah atau negara. Konteks kedudukan seorang laki-laki dan perempuan dalam beberapa daerah memiliki sebuah perbedaan pengakuan. 4.UAI (Uncertainty Avoidance Index); merupakan yang terkait dengan urusan toleransi akan sebuah ambiguitas dan ketidakpastian. Pada budaya yang tidak mampu menerima sebuah ketidakpastian lebih emosional dan terdorong oleh sebuah energy kegelisahan, meminimalkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan terjadi dengan menggunakan peraturan- peraturan yang ketat. Pada budaya yang mampu menerima sebuah ketidakpastian maka mereka mampu menerima perbedaan dengan menggunakan beberapa aturan yang bisa diterima.
  • 5. 5.LTO (Long Term Orientation); merupakan dimensi yang berlawanan pada orientasi jangka pendek. Dalam komunitas yang memiliki dimensi LTO yang tinggi maka diasosiasikan dengan keadaan akan tingkat penghematan dan ketekunan yang dimiliki oleh sebuah komunitas. 2.3 Ragam Budaya Nasional indonesia adalah Negara yang mempunyai banyak pulau, dan itulah yang melatar belakangi banyaknya ragam budaya nasional. Keanekaragaman budaya disebabkan oleh beberapa factor, antara lain karena manusia tidak memiliki struktur anatomi secara khusus pada tubuhnya sehingga harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh karena itu, kebudayaan yang diciptakan pun disesuaikan dengan kebutuhan hidupnya. Selain itu, keanekaragaman juga disebabkan oleh perbedaan kadar atau bobot dalam kontak budaya satu bangsa dengan budaya yang lain. Sehingga pakaian, rumah, dan makanan bangsa indonesia di daeerah tropic jauh berbeda dengan yang dibutuhkan oleh bangsa Eskimo di daerah kutub. Penerusan kebudayaan dapat dilakukan secara horizontal dan vertikal. Peneruzan secara horizontal dilakukan terhadap satu generasi dan biasanya secara lisan, sedangkan penerusan vertikal dilakukan antar generasi dengan jalan melalui tulisan (literer). Dengan daya ingat yang tinggi, manusia mapu menyimpan pengalaman sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain. Kebudayaan dijabarkan dalam komponen-komponen biologi, psikologi, dan sosiologi. biologi, psikologi, dan sosiologimerupakn tiga komponen yang membentuk pribadi manusia. Secara biologis, manusia mempunyai sifat-sifat yang diturunkan orang tuanya (hereditas) yang diperoleh sewaktu dalam kandungan sebagai kodrat pertama (primary nature). Bersamaan dengan itu, manusia juga memiliki sifat-sifat psikologi yang sebagian diperolehnya dari orang tuanya sebagaian dasar atau pembawaannya. Setelah bayi di lahirkan dan berkembang menjadi anak dalam alam kedua (secondary nature), terbentuklah pribadinya oleh lingkungan, khususnya melalui pendidikan. Manusia sebagai unsure masyarakat dalam lingkungan ikut seta dalam pembentukan kebudayaan. Kebudayaan mempunyai struktur cultural universal yang telah dikemukakan, unsur- unsurnya dapat dibagi dalam bagian-bagian kecil yang disebut traits complex, lalu terbagi lagi dalam traits, items. Misalnya, system ekonomi dapat dibagi antara lain menjadi bertani.
  • 6. Untuk bertani diperlukan bajak dan cangkul. Kedua alat tersebut dapat dipisahkan lagi menjadi unsur yang terkecil. Begitu pula dengan kebudayan nasionalterdiri atas kebudayaan suku-bangsa merupakan subkultur yang dapat dibagi lagi menurut daerah, agama, aadat istiadat, dan sebagainya. Kebudayaan mempunyai nilai yang relatif (cultural value), bergantung pada siapa yang memberikan nilai, dan alat pengukur apa yang digunakan. 2.4 Budaya Nasional Cagar Budaya Budaya Nasional Indonesia adalah suatu mekanisme yang terbentuk dari unsur-unsur yang berkaitan dengan zaman prasejarah,jadi ibarat pohon,pohon tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya akar,demikian pula dengan kebudayaan pada suatu Negara tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya akar atau pendahulu yang membentuk kebudayaan tersebut. Akar kebudayaan Indonesia berhubungan dengan zaman prasejarah, mulai dari nenek moyang kita yang membawa kebudayaan Dongson, setelah itu diikuti oleh perkembangan Islam di Indonesia. Jadi islam juga merupakan salah satu akar kebudayaan Indonesia. Nenek moyang kita adalah bagian dari arus perpindahan manusia yang bergerak di zaman lampau yang telah hilang sebagai hilangnya bayangan wayang dari layar sejarah, bergerak dari bagian Timur Eropa Tengah dan bagian Utara wilayah Balkan sekitar laut Hitam ke arah timur, mencapai Asia, masuk ke Tiongkok. Dan di Tiongkok arus perpindahan ini bercabang-cabang ke utara, timur dan selatan. Arus selatan mencapai daerah Yunan, sedang bagian timur mencapai laut Indo Cina. Di sinilah tempat lahirnya budaya asal Indonesia. Manusia-manusia yang berpindah dan bergerak ke Asia dari Eropa Tengah dan Wilayah Balkan itu adalah orang Tharacia, Iliria, Cimeria, Kakusia, dan mungkin termasuk orang Teuton, yang memulai perpindahan mereka di abad ke-9 hingga abad ke-8 sebelum nabi Isa. Mereka membawa keahlian membuat besi dan perunggu. Nenek moyang orang Indonesia yang telah berada terlebih dahulu dari mereka di daerah Dongson ini telah mengembangkan seni monumental tanpa banyak ornamentik yang dekoratif. Dari pendatang-pendatang baru ini mereka mengambil alih, menerima, dan mencernakan seni ornamentik pendatang-pendatang dari barat ini. Tidak saja dalam ornamentik, akan tetapi juga dalam hiasan tenunan (amat banyak persamaan antara hiasan tenun Indonesia dan Balkan umpamanya), dan juga dalam musik dan nyayian. Jaap Kunst, seorang ahli musik, juga ahli
  • 7. musik Indonesia mengindentifikasikan persamaan nyayian rakyat di pulau Flores dengan nyanyian rakyat di bagian timur Yugoslavia (Balkan). Kebudayaan Dongson menunjukkan lebih banyak persamaan dan kaitan dengan budaya Eropa dibanding budaya Cina. Nenek moyang Dongson inilah yang bergerak ke selatan, dan kemudian mencapai Nusantara. Di Nusantara hampir tidak ada perpisahan antara zaman perunggu dan zaman besi. Hal ini sama juga terjadi di Indo Cina. Dalam penggalian situs-situs purbakala, perunggu dan besi selalu ditemukan bersama-sama. Hulu pisau dongson banyak berbentuk manusia, seperti keris Majapahit. Bentuk hulu pisau yang serupa juga ditemukan di Holstein (Jerman), Denmark, dan di Kauskasus. Sebelum nenek moyang dari Dongson turun ke Nusantara, kelompok-kelompok manusia lain telah terlebih dahulu datang. Selama zaman es terakhir, kurang lebih 15.000 tahun sebelum Masehi, sejarah bumi Nusantara menunjukkan bahwa sebagian besar Nusantara bagian barat menyatu dengan daratan Asia Tenggara, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan wilayah yang kini laut Jawa. Ketika es berakhir, permukaan laut naik kembali, dan terbentuklah gugusan pulau-pulau seperti yang kita kenal kini. Sejarah bumi Nusantara telah berpengaruh besar pada perkembangan manusia Melayu-Polinesia. Mereka menjadi bangsa maritim, yang kurang lebih 1000 tahun sebelum nabi Isa megarungi Samudera Hindia. Manuskrip tua Hebrew dari masa akhir 2000 dan permulaan 1000 sebelum tahun Nabi Isa telah menyebut perdagangan kulit manis dari berbagai tempat sepanjang pantai timur Afrika. Sebuah naskah Arab dari abad ke 13 menceritakan masuknya orang Melayu-Polinesia ke belahan barat Samudera Hindia. Naskah itu mengatakan bahwa di masa mundurnya Kerajaan Fira’un di Mesir, tempat yang bernama Aden, yang menguasai jalan masuk ke laut Merah (yang masa itu merupakan tempat penduduk nelayan), telah direbut oleh orang Qumr (Melayu- Polinesia) yang datang dengan armada yang terdiri dari perahu-perahu yang memakai cadik. Mereka mengusir penduduk setempat, membangun berbagai monumen dan memilihara hubungan langsung dengan pulau Madagaskar dan Asia Tenggara. Para ahli sejarah menyebutkan hal itu mungkin terjadi di masa Nabi Isa masih hidup. Untuk masa yang cukup lama orang Melayu-Polinesia menguasai pelayaran dan perdagangan lewat Samudera Hindia dari Asia Tenggara ke pintu Laut Merah, sepanjang pantai timur Afrika dan Pulau Madagaskar. Dalam melakukan ini, mereka juga telah membawa berbagai kekayaan budaya ke Madagaskar dan Afrika. Di Madagaskar mereka telah menetap di belahan barat pulau itu. Hingga
  • 8. kini masih terlihat berbagai persamaan kata antara bahasa Madagaskar dan bahasa suku Manyaan di Kalimantan. Ke timur, nenek moyang Melayu-Polinesia berlayar jauh ke pedalaman pasifik, menetap di berbagai kepulauan, dan mereka paling ke timur mencapai Easter Island, pulau terjauh ke timur dari Nusantara. Budaya bangsa kita berakar jauh ke zaman prasejarah, ke masa silam yang begitu jauhnya, hingga telah lenyap dari ingatan bangsa kita. Jelas pula bahwa kita telah mewarisi budaya dunia yang ada di masa itu, di samping nenek moyang kita telah memberi pula sumbangan pada budaya-budaya bangsa lain di seberang Samudera Hindia, serta menciptakan berbagai budaya di Madagaskar, dan di kepulauan-kepulauan Samudera Pasifik. 2.5 Organisasi Lintas Budaya Organisasi lintas budaya sendiri, maksudnya adalah memahami keragaman budaya yang ada di dunia sekaligus dampak budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu. Sementara kalau dalam psikologi lintas budaya, pembahasannya seputar pengaruh lingkungan budaya terhadap perilaku individu. Fungsi dari lintas budaya sendiri kalau menurut saya untuk merentangkan toleransi kita ketika berhadapan dengan anggota masyarakat dari budaya yang berbeda dengan kita sendiri. Kita menyadari bahwa setiap budaya memiliki kekhasannya masing-masing. Bahkan seringkali saling bertolak belakang. Di satu budaya sikap tertentu dapat diterima, namun dalam budaya yang lain tidak. Sebagai contoh ketika saya seorang Jawa berada di Tumbangtiti (kota kecil yang letaknya sekitar 100 km dari Ketapang, Kalimantan Barat) menanyakan tujuan kepada tetangga dekat yang hendak bepergian. Kemudian dijawab dengan sepatah kata “entah” yang bagi saya cukup mengagetkan. Padahal konteks pembicaraan itu bermaksud untuk menyapa, namun berbeda tanggapannya. Dari pengalaman itu, saya merasakan perlunya pemahaman lintas budaya sehingga perbedaan itu tidak mengakibatkan persoalan atau kesalahpahaman bagi kedua pihak yang terlibat. Dalam banyak kasus, konflik budaya mudah ditemui di berbagai tempat pertemuan multi budaya seperti Yogya dan kota-kota besar lainnya. Maka dalam artikel ini, saya hendak membahas permasalahan konflik kultural dalam kasus di atas. Pertama-tama kita perlu menyadari dua budaya antara Jawa dan Kalimantan. Salah satu falsafah Jawa adalah tepa salira terhadap sesama. Artinya kurang lebih saya artikan sebagai sikap
  • 9. saling menghargai terhadap sesama. Falsafah itu mengandung konsekuensi bahwa setiap orang bertanggung jawab juga terhadap kehidupan orang lain. Maka, ia perlu mengerti pula urusan orang lain pula. Dalam hal ini, konteksnya adalah basa-basi untuk mendekatkan relasi dengan tetangga. Tambah lagi, jawaban dari pertanyaan itu bukanlah tujuan yang utama. Sementara itu, masyarakat Kalimantan yang dipengaruhi oleh keluasan alam dan lingkungan mereka membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan orang Jawa. Kebudayaan dipengaruhi juga oleh luas wilayahnya. Semakin luas wilayah kehidupan budaya tertentu, maka semakin luas pula ruang yang diperlukan oleh mereka. Itu berarti bahwa mereka semakin independen dan tak ingin dicampuri urusannya. Maka sebagai jawaban atas pertanyaan di atas adalah tidak menjawab. Secara spontan, pertanyaan di atas juga mengusik kebebasan mereka sehingga menimbulkan stimulus untuk bereaksi spontan dan emosional. Berdasarkan analisis di atas, persoalannya terletak pada keluasan ruang bebas yang diperlukan oleh masing-masing budaya. Budaya yang satu membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan oleh budaya yang lain. Sementara budaya yang lain justru merasa bahwa ruang bebas itu dibentuk secara bersama-sama. Apabila dicermati lebih lanjut, maka masing-masing memiliki aturan berbeda yang menerangi realitas yang sama yaitu mengenai penempatan diri terhadap orang lain. Aturan yang satu cenderung mengambil jarak, sementara yang lain cenderung makin menghilangkan jarak dalam tataran relasi bermasyarakat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan di sini bahwa konflik budaya memungkinkan munculnya masalah yang lebih besar bagi kedua pihak yang bersalah paham. Persoalan kecil, tentang sapaan untuk berelasi dalam masyarakat dapat menghancurkan tujuan yang sebenarnya yaitu untuk bermasyarakat. Bagaimanapun juga konflik budaya sangat berpeluang memunculkan permasalahan di dalam masyarakat multikultural seperti Yogya. Karenanya, siapa saja dan terutama orang-orang muda perlu belajar tentang pemahaman lintas budaya sehingga mereka dapat memahami perbedaaan budaya sebagai kesempatan untuk memperkaya budaya dan seni hidup manusia.
  • 10. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan : a. Budaya Nasional Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah. Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. jadi kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara tersebut. b. Macam macam dimensi budaya nasional Budaya Nasional dibagi menjadi beberapa dimensi, diantaranya adalah: i. PDI (power distance index) ii. IDV (individualism) iii. MAS (masculinity) iv. UAI (Uncertainty Avoidance Index) v. LTO (Long Term Orientation) c. Ragam Budaya Nasional Adapun yang menyebabkan di indonesia ini beragam budaya yaitu disebabkan oleh beberapa factor, antara lain karena manusia tidak memiliki struktur anatomi secara khusus pada tubuhnya sehingga harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penerusan kebudayaan dapat dilakukan secara horizontal dan vertical. d. Budaya Nasional Cagar Budaya Budaya nasionol cagar budaya adalah suatu mekanisme yang terbentuk dari unsur-unsur yang berkaitan dengan zaman prasejarah,jadi ibarat pohon,pohon tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya akar,demikian pula dengan kebudayaan pada suatu Negara tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya akar atau pendahulu yang membentuk kebudayaan tersebut.