SlideShare a Scribd company logo
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Batik Pakaian Rakyat Khas Pekalongan”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an
dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Folklore di program studi Sastra
Indonesia Fakultas Bahasa dan seni pada Universitas Negeri Semarang. Selain itu, penulis
mengucap terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pekalongan, 25 Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah.................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN…….............................................................................................4
2.1.Sejarah Batik pekalongan…………………………............................................. 4
2.2. Wujud Batik pekalongan ......................................................................................4
2.2.1 Bentuk Batik Pekalongan……………………………………………………8
2.2.2 Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan…………………………………….9
2.2.3 Bahan Pembuatan Batik Pekalongan………………………………………12
2.3.Simbol dan Makna Batik Pekalongan..................................................................14
2.4.Fungsi Batik Pekalongan ....................................................................................17
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................18
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................18
3.2. Saran ..................................................................................................................18
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Folklore sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada zaman
sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Di dalam masyarakat Indonesia, setiap
daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan agama masing-masing telah mengembangkan
folklorenya sendiri-sendiri sehingga di Indonesia terdapat aneka ragam folklore. Folklore ialah
kebudayaan manusia (kolektif) yang diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan
maupun gerak isyarat.
Ciri-ciri folklore:
1. Folklore menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya
yang pertama sudah tidak diketahui lagi sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan
merasa memilikinya.
2. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni dengan tutur kata atau
gerak isyarat atau alat pembantu pengikat lainnya.
3. Folklore bersifat anonim, artinya penciptanya tidak diketahui.
4. Folklore hadir dalam versi-versi bahkan variasi-variasi yang berbeda. Hal ini
disebabkan oleh cara penyebarannya secara lisan sehingga mudah mengalami perubahan.
5. Folklore bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau standar.
Bentuk-bentuk folklore
1. Folklore lisan adalah folklore yang bentuknya murni secara lisan, yang
terdiri dari:
a) Puisi rakyat, misalnya pantun. Contoh: wajik klethik gula Jawa
(isih cilik sing prasaja)
b) Pertanyaan tradisional, seperti teka-teki. Contoh: Binatang apa yang
perut, kaki, dan ekornya semua di kepala? jawabnya: kutu kepala.
c) Bahasa rakyat, seperti logat (Jawa, Banyumasan, Sunda, Bugis dan
sebagainya), julukan (si pesek, si botak, si gendut), dan gelar kebangsawanan
(raden masa, teuku, dan sebagainya) dan sebagainya.
d) Ungkapan tradisional, seperti peribahasa/pepatah. Contoh: seperti telur di ujung tanduk
(keadaan yang gawat), koyo monyet keno tulup (seperti kera kena sumpit) yakni untuk
menggambarkan orang
yang bingung.
e) Cerita prosa rakyat, misalnya mite, legenda, dan dongeng.
Folklore sebagian lisan adalah folklore yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan
unsur bukan lisan, seperti: kepercayaan rakyat/takhayul, permainan rakyat, tarian rakyat, adat
istiadat, pesta rakyat dan sebagainya.
Folklore bukan lisan (non verbal folklore) adalah folklore yang bentuknya bukan lisan walaupun
cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Contoh: arsitektur rakyat (bentuk rumah Joglo, Limasan,
Minangkabau, Toraja, dsb); kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan dan sebagainya; di mana
masing-masing daerah berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa folklore, mitologi,legenda, upacara, dan
lagu dari berbagai daerah di Indonesia memiliki nilai sejarah. Semuanya itu memberikan sumbangan
bagi penulisan sejarah daerah.Satu hal yang perlu dicermati bila hal itu dijadikan sumber dalam
penulisan sejarah, maka perlu adanya kritik sumber sehingga nilai keilmiahan sejarah dapat
dipertanggungjawabkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah batik di Pekalongan?
2. Bagaimana wujud batik khas Pekalongan?
3. Bagaimana simbol batik di Pekalongan?
4. Apakah fungsi batik Pekalongan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah batik di Pekalongan
2. Mengetahui wujud batik Pekalongan
3. Mengetahui simbol-simbol batik pekalongan
4. Memahami fungsi batik Pekalongan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua
hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah
pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist
dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk
penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan
teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah
ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of
the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Sekarang ini kata batik sudah banyak dikenal di luar negeri. Baik wanita maupun pria
Indonesia dari berbagian suku gemar memakai bahan pakaian yang dihiasi pola batik ataupun kain
batiknya sendiri, yang dibuat dan digunting menurut selera masing masing. Para turis asing ataupun
pejabat-pejabat asing yang tinggal di Indonesia sangat gemar akan batik dan sering membawanya
pulang sebagai oleh-oleh.Batik adalah salah satu kesenian yang sudah menjadi budaya di Indonesia
khususnya di daerah jawa. batik sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman majapahit.
Oleh karena itu Batik sudah pasti memiliki sejarah yang menarik, baik dari arti kata, penggunaan,
hingga cara pembuatannya. Arti kata batik: para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan
Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti
kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari kata tik yang terdapat di
dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di dalam membuat kain batik dilakukan pula
penetesan lilin di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata batik di dalam sumber-sumber
tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan
demikian, asal mula batik dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya.
Asal usul Batik sampai sekarang masih belum jelas. Batik dapat ditemukan di berbagai
negara asia seperti Indonesia, Malaysia,Thailand, dan Sri Lanka. Selain itu batik juga ditemukan di
beberapa negara di Afrika. Tetapi Tetap saja Batik yang paling terkenal di dunia adalah batik yang
berasal dari Indonesia. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika.
Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia,
terutama dari Jawa.
Dibalik keunggulan sesuatu pasti tersimpan sejarah yang merupakan perjalanan terciptanya
suatu karya. Meskipun kesannya hanya sekedar sejarah, tapi ternyata kisah perjalanan tersebut
mempunyai peran yang sangat besar hingga akhirnya mampu membawa nama bangsa menjadi
bangsa yang labih baik. Salah satu sejarah yang sudah sepnatasnya untuk kita pelajari adalah
sejarah tentang batik pekalongan ini. Dengan demikian tentunya kita tidak hanya menggunakan
produknya saja tapi akan lebih baik jika kita juga mengerti tentang makna sejarahnya sehingga kita
akan lebih menghargai produk tersebut.
Sejarah batik pekalongan ini sebenarnya telah dimulai sejak paska konflik dan peperangan
yang ada dilingkungan kerajaan mataram. Saat itu, peperangan yang melawan kolonial Belanda dan
perpecahan di lingkungan keraton memang sangat sering terjadi. Kondisi inilah yang akhirnya
memaksa sebagian keluarga keraton untuk mengungsi ke daerah lain dan salah satunya adalah
kota Pekalongan. Keluarga keraton yang sudah mempunyai ketrampkilan membatik inilah yang
akhirnya mengembangkan ketrampilannya membatik di Pekalongan tempat mereka mengungsi
tersebut.
Di kota Pekalongan tersebutlah batik tersebut akhirnya tumbuh pesat dan akhirnya terus
dikembangkan oleh masyarakat sekitar hingga akhrinya menjadi sumber mata pencaharian. Untuk
motif batik pekalongan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan daerah yang ada di sekitarnya. Hingga
saat ini jenis batik pekalongan yang paling dikenal berdasarkan prosesnya adalah batik tulis dan
juga batik cap. Meskipkun demikian motif batik pekalongan tetap memiliki ciri khas yang tentunya
menjadi daya tarik tersendiri untuk penggemar batik khususnya batik dari Pekalongan ini.
Memang tidak bisa dipungkiri dan memang harus disyukuri bahwa Negara kita ini banyak
menyimpan kekayaan yang belum tentu memiliki kekayaan sebagaimana dimiliki oleh negeri ini.
Bagimana tidak, batik yang menjadi menjadi sebagian kecil budaya bangsa kita ini telah mampu
mengangkat nama Indonesia menjadi harum di kancah internasional. Semakin terkenal suatu
produk tentunya juga akan membantu meningkatkan kesuksesannya mendapatkan keuntungan
yang lebih banyak.
2.2 Wujud Batik Pekalongan
2.2.1 Bentuk Batik Pekalongan
Ada beberapa wujud batik pekalongan berdasarkan pembuatannya, yaitu:
1. Batik cap
Batik dengan tehnik cap ini merupakan pembuatan batik yang dilakukan dengan cara
menggunakan canting cap. Bentuknya yang mirip dengan stempel ini membuat proses membantik
menjadi lebih cepat. Meskipun proses pembuatannya lebih cepat, hasil batik cap ini sebenarnya
juga tidak kalah bagus dengan batik tulis yang dilakukan dengan cara seperti menggambar di atas
kain ini. Untuk membedakan batik cap ini, anda bisa memperhatikan beberapa ciri khas dari batik
celup diantaranya adalah warna batik pada kedua belah sisi kain adalah sama, motif yang dipilih
tidak terlalu detil, warna batik lebih mengkilap, dan warna dasar pada kain biasanya warna gelap.
2. Batik tulis
Batik yang dibuat dengan cara menuliskan langsung motif
batik secara manual dengan menggunakan canting. Batik tulis ini mempunyai keunikan tersendiri
karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan tingkat tinggi.
Sesuai dengan tingkat kesulitan dalam membuatnya, batik tulis memang dijual dengan harga yang
lebih mahal. Hal ini sangat sesuai dengan kualitas batik tulis yang bagus dan mempunyai motif batik
yang detil. Untuk batik pekalongan juga terdapat jenis batik tulis yang juga memiliki daya jual yang
tinggi.
Beberapa jenis batik tulis itu sendiri juga terdapat beberapa macam diantaranya adalah batik tulis
malam dan batik tulis colet (warna). Batik tulis malam ini proses pembuatannya dengan menorehkan
cairan malam dengan menggunakan canting tulis. Sedangkan batik tulis warna atau colet
sebanarnya proses pembuatannya juga sama dengan proses membuat batik tulis hanya saja yang
membedakan adalah batik ini langsung ditorehkan warna yang dikehendaki melalui canting yang
digunakan. Ciri -ciri batik tulis ini adalah motifnya tidak berulang, pemilihan kombinasi warna yang
digunakan bisa lebih banyak, dan warna dasarnya bisa gelap atau cerah.
3. Batik sablon
Seiring dengan kemajuan tehnologi, batik pekalongan juga ada yang diproses dengan cara
disablon. Cara ini adalah cara yang paling cepat dan mudah sehingga dalam sekali pembuatan,
produsen bisa menghasilkan produk kain batik yang banyak. Produksi dengan cara ini biasanya
banyak dilakukan oleh pabrik tekstil. Produksinya yang cepat tentunya juga akan mempengaruhi
harga penjualan produk batik yang satu ini, sehingga batik sablon dijual dengan harga yang relatif
murah.
Meskipun beberapa jenis batik hampir memiliki proses batik yang sama, tapi batik
pekalongan memang memiliki ciri khas yang kuat sehingga batik yang satu ini memiliki banyak
penggemar.
2.2.2 Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan
Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir. Penamaan atau
penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya
adalah sama termasuk di Pekalongan ini, yaitu:.
1. Ngemplong
Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu
memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang.
Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap
terhadap zat warna lebih tinggi.
Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses
pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.
2. Nyorek atau Memola
Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara
meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas
kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan
secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun
agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses
batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.
3. Mbathik
Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai
dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai
macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola
yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir
sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.
4. Nembok
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini
warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal
seolah-olah merupakan tembok penahan.
5. Medel
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang -ulang
sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.
6. Ngerok dan Mbirah
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam,
kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.
7. Mbironi
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan
menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum
diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
8. Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna
cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat
tersebut.
9. Nglorod
Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik
cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh
malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air
mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga
kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa
melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Ole h
karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.
2.2.3 Bahan Pembuatan Batik Pekalongan
Perlengkapan membatik tidak banyak mengalami perubahan. Dilihat dari peralatan dan cara
mengerjakannya, membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat tradisional.
1. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik.
Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat,
ringan, dan mudah dipindah-pindah.
2. Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong. Fungsi pokok bandul
adalah untuk menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah tergeser saat tertiup angin atau
tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja.
3. Wajan
Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat.
Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa
menggunakan alat lain.
4. Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor berbahan
bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang
menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan-
bahan yang digunakan untuk membatik.
5. Taplak
Taplak adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan malam panas
sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.
6. Saringan Malam
Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang memiliki banyak kotoran. Jika malam
tidak disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam
disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting
sewaktu digunakan untuk membatik.
Ada bermacam-macam bentuk saringan, semakin halus semakin baik karena kotoran akan semakin
banyak tertinggal. Dengan demikian, malam panas akan semakin bersih dari kotoran saat
digunakan untuk membatik.
7. Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga
dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan
malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon.
8. Mori
Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya
sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan disesuaikan
dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.
Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur secara
tradisional. Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu adalah sapu tangan, biasanya
berbentuk bujur sangkar.
Jadi, yang disebut sekacu adalah ukuran persegi mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Oleh
karena itu, panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori
jenis lain.
Namun di masa kini, ukuran tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah menggunakan ukuran
meter persegi untuk menentukan panjang dan lebar kain mori. Ukuran ini sudah berlaku secara
nasional dan akhirnya memudahkan konsumen saat membeli kain batik. Cara ini dapat mengurangi
kesalahpahaman dan digunakan untuk menyamakan persepsi di dalam sistem perdagangan.
9. Malam (Lilin)
Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya malam tidak habis
(hilang) karena pada akhirnya malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan
dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda
dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan
mudah lepas ketika proses pelorodan.
10. Dhingklik (Tempat Duduk)
Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat dari bambu, kayu,
plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.
11. Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa tempat
pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka ingin mendapatkan
warna-warna yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna buatan. Segala sesuatu yang
alami memang istimewa, dan teknologi yang canggih pun tidak bisa menyamai sesuatu yang alami.
Itulah jenis perlengkapan membatik yang harus ada. Proses membatik memerlukan waktu yang
cukup lama, terlebih kalau kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup rumit.
2.3 Simbol dan Makna Batik Pekalongan
Motif Batik Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi pembauran masyarakat Pekalongan,
Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang
pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu kemudian dikenal sebagai
identitas batik Pekalongan. Motif itu adalah batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan
Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang
tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Warna cerah dan motif beragam membuat batik
Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih
dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak
hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri.
Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam
bahan baku sutera.
2.4 Fungsi Batik Pekalongan
Selain fungsinya sebagai penutup tubuh, dahulu, kain batik merupakan busana
kebesaran keluarga keraton. Tak ada yang boleh mengenakan kain batik selain raja dan keturunan
raja. Biasanya batik dipakai sehari-hari dan dipakai dalam upacara kelahiran, perkawinan serta
kematian, yang biasanya dipakai dalam bentuk kain panjang, sarung, dodot, selendang, ikat kepala
dan kemben.
Fungsi batik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
:
a. Batik yang berfungsi sebagai busana atau pakaian untuk keperluan sehari-hari yang biasa disebut
sebagai Batik Profan, seperti :
1. kemeja
2. daster
3. sarung
4. jarik
5. selendang
6. kerudung
b. Batik berfungsi sebagai kerajinan, seperti :
1. taplak meja
2. seprai
3. gorden
4. hiasan dinding
5. tas
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penelitian yang langsung dilaksanakan di lapangan menghasilkan berbagai kesimpulan
sebagai berikut:
1. Batik merupakan kebudayaan milik indonesia yang harus dilestarikan dan
kita selaku generasi penerus harus bangga dengan macam-macam batik yang ada.
2. Di Indonesia berbagai macam jenis dan motif batik. Disetiap daerah memiliki
motif yang berbeda, termasuk di wilayah Pekalongan pun memiliki kekhasan sendiri
dalam motif batiknya.
3. Proses pengolahan batik memerlukan tahapan yang panjang dan ketelitian
yang cukup sehingga menghasilkan motif batik yang sempurna.
Berbagai macam batik mulai banyak zaman sekarang seperti batik tulis,batik cap,batik printing,dan
lain-lain.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah kami buat,maka beberapa saran penulis diajukan
sebagai berikut.
1. Batik sangatlah penting bagi Indonesia karena batik merupakan cirri khas
bangsa Indonesia dan merupakan budaya,identitas yang tidak bisa dilepaskan dari
bangsa Indonesia.
2. Mengingat bahwa batik telah diklaim oleh negara lain,maka kita dianjurkan
bahkan diwajibkan menjaga kebudayaan batik yang kita miliki.
3. Mengingat indonesia khususnya Pekalongan dan sekitarnya sangat identik
dengan batik ada baiknya jika kebudayaan batik indonesia dilestarikan oleh rakyat
indonesia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
www.seasite.niu.Edu/Indonesian/budaya_bangsa/batik
id.wikipedia.org/wiki/batik
http://ceritakain.wordpress.com/2012/01/01/fungsi-batik-dahulu/
http://banyugroup.blogspot.com/2012/10/proses-pembuatan-batik_
http://batik28.blogspot.com/2012/11/ragam-motif-batik-dan-maknanya.html
http://batikpekalonganindonesia.blogdetik.com/tutorial-membatik

More Related Content

What's hot

RUMAH ADAT, PAKAIAN ADAT DAN SENJATA TRADISIONAL DAERAH SELURUH PROVINSI SE-I...
RUMAH ADAT, PAKAIAN ADAT DAN SENJATA TRADISIONAL DAERAH SELURUH PROVINSI SE-I...RUMAH ADAT, PAKAIAN ADAT DAN SENJATA TRADISIONAL DAERAH SELURUH PROVINSI SE-I...
RUMAH ADAT, PAKAIAN ADAT DAN SENJATA TRADISIONAL DAERAH SELURUH PROVINSI SE-I...
Umar Muttaqin
 
Contoh proposal market_day
Contoh proposal market_dayContoh proposal market_day
Contoh proposal market_day
Rafika Wildarini
 
Power point prakarya ikan hias
Power point prakarya ikan hiasPower point prakarya ikan hias
Power point prakarya ikan hias
Gilang Riskiawan
 
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.pptKeragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
EkinSinulingga1
 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...Operator Warnet Vast Raha
 
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
MuhammadAmarRahman
 
Proposal Carnaval Batik
Proposal Carnaval BatikProposal Carnaval Batik
Proposal Carnaval Batik
Lisa Ramadhanty
 
Kebudayaan Jawa Barat
Kebudayaan Jawa BaratKebudayaan Jawa Barat
Kebudayaan Jawa Barat
AkhwatIntrovert
 
Presentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra AksaraPresentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra Aksara
Jurobei Higashikuni
 
Berfikir sejarah secara periodisasi dan kronologi
Berfikir sejarah secara periodisasi dan kronologiBerfikir sejarah secara periodisasi dan kronologi
Berfikir sejarah secara periodisasi dan kronologi
randyzianca
 
Laporan Hasil Observasi KANTIN SEKOLAH
Laporan Hasil Observasi KANTIN SEKOLAHLaporan Hasil Observasi KANTIN SEKOLAH
Laporan Hasil Observasi KANTIN SEKOLAHAinin17
 
Contoh teks pidato bulan bahasa
Contoh teks pidato bulan bahasaContoh teks pidato bulan bahasa
Contoh teks pidato bulan bahasa
Sukardi Juniardi
 
Pengaruh suhu terhadap benda
Pengaruh suhu terhadap bendaPengaruh suhu terhadap benda
Pengaruh suhu terhadap bendaMame Indy
 
Laporan Praktikum Kerajinan Tekstil
Laporan Praktikum Kerajinan TekstilLaporan Praktikum Kerajinan Tekstil
Laporan Praktikum Kerajinan Tekstil
Petrus Damar
 
Buku pegangan siswa ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogs...
Buku pegangan siswa ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogs...Buku pegangan siswa ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogs...
Buku pegangan siswa ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogs...
Wienda Hapsari
 
Kerajaan kutai presentasi
Kerajaan kutai presentasiKerajaan kutai presentasi
Kerajaan kutai presentasiayuksri Rahayu
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
Meliana Siboro
 
34 provinsi di indonesia beserta pakaian
34 provinsi di indonesia beserta pakaian34 provinsi di indonesia beserta pakaian
34 provinsi di indonesia beserta pakaian
State Uiversity Of Medan (UNIMED)
 
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]
yappaid
 
PPT Batik Tradisional Nusantara
PPT Batik Tradisional NusantaraPPT Batik Tradisional Nusantara
PPT Batik Tradisional Nusantara
Saraswati N
 

What's hot (20)

RUMAH ADAT, PAKAIAN ADAT DAN SENJATA TRADISIONAL DAERAH SELURUH PROVINSI SE-I...
RUMAH ADAT, PAKAIAN ADAT DAN SENJATA TRADISIONAL DAERAH SELURUH PROVINSI SE-I...RUMAH ADAT, PAKAIAN ADAT DAN SENJATA TRADISIONAL DAERAH SELURUH PROVINSI SE-I...
RUMAH ADAT, PAKAIAN ADAT DAN SENJATA TRADISIONAL DAERAH SELURUH PROVINSI SE-I...
 
Contoh proposal market_day
Contoh proposal market_dayContoh proposal market_day
Contoh proposal market_day
 
Power point prakarya ikan hias
Power point prakarya ikan hiasPower point prakarya ikan hias
Power point prakarya ikan hias
 
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.pptKeragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.ppt
 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberi rahmat dan ...
 
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
 
Proposal Carnaval Batik
Proposal Carnaval BatikProposal Carnaval Batik
Proposal Carnaval Batik
 
Kebudayaan Jawa Barat
Kebudayaan Jawa BaratKebudayaan Jawa Barat
Kebudayaan Jawa Barat
 
Presentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra AksaraPresentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra Aksara
 
Berfikir sejarah secara periodisasi dan kronologi
Berfikir sejarah secara periodisasi dan kronologiBerfikir sejarah secara periodisasi dan kronologi
Berfikir sejarah secara periodisasi dan kronologi
 
Laporan Hasil Observasi KANTIN SEKOLAH
Laporan Hasil Observasi KANTIN SEKOLAHLaporan Hasil Observasi KANTIN SEKOLAH
Laporan Hasil Observasi KANTIN SEKOLAH
 
Contoh teks pidato bulan bahasa
Contoh teks pidato bulan bahasaContoh teks pidato bulan bahasa
Contoh teks pidato bulan bahasa
 
Pengaruh suhu terhadap benda
Pengaruh suhu terhadap bendaPengaruh suhu terhadap benda
Pengaruh suhu terhadap benda
 
Laporan Praktikum Kerajinan Tekstil
Laporan Praktikum Kerajinan TekstilLaporan Praktikum Kerajinan Tekstil
Laporan Praktikum Kerajinan Tekstil
 
Buku pegangan siswa ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogs...
Buku pegangan siswa ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogs...Buku pegangan siswa ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogs...
Buku pegangan siswa ips smp kelas 9 kurikulum 2013 wiendasblog4everyone.blogs...
 
Kerajaan kutai presentasi
Kerajaan kutai presentasiKerajaan kutai presentasi
Kerajaan kutai presentasi
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
34 provinsi di indonesia beserta pakaian
34 provinsi di indonesia beserta pakaian34 provinsi di indonesia beserta pakaian
34 provinsi di indonesia beserta pakaian
 
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]
 
PPT Batik Tradisional Nusantara
PPT Batik Tradisional NusantaraPPT Batik Tradisional Nusantara
PPT Batik Tradisional Nusantara
 

Similar to Makalah batik Pekalongan

Makalah Kebudayaan Batik Indonesia
Makalah Kebudayaan Batik IndonesiaMakalah Kebudayaan Batik Indonesia
Makalah Kebudayaan Batik Indonesia
Egha Rhiyanti Putri
 
budaya batik solo dikalangan masyarakatnya
budaya batik solo dikalangan masyarakatnyabudaya batik solo dikalangan masyarakatnya
budaya batik solo dikalangan masyarakatnyaBilhad Hard
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Christina Dwi Rahayu
 
pengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_senipengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_seniahufiamaya
 
Identitas Budaya Batik Jambi 1980-2010
Identitas Budaya Batik Jambi 1980-2010Identitas Budaya Batik Jambi 1980-2010
Identitas Budaya Batik Jambi 1980-2010
putrirsel1
 
Makalah kosmetik jogja
Makalah  kosmetik jogjaMakalah  kosmetik jogja
Makalah kosmetik jogja
Nolis Marliati
 
Melestarikan Budaya Batik
Melestarikan Budaya BatikMelestarikan Budaya Batik
Melestarikan Budaya Batik
Winda Lukitasari
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Septian Muna Barakati
 
Tema 1 subtema_1_senin
Tema 1 subtema_1_seninTema 1 subtema_1_senin
Tema 1 subtema_1_senin
SD Hj. Isriati Baiturrahman 2
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
Sansanikhs
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
Adi II
 
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptxMakna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
MunawirSyahputra
 
Terancam Punahnya Budaya Asli Indonesia
Terancam Punahnya Budaya Asli IndonesiaTerancam Punahnya Budaya Asli Indonesia
Terancam Punahnya Budaya Asli Indonesia
Anissatul Mukhoiriyah
 
04 bab i
04 bab i04 bab i
04 bab i
Royen Bengkulu
 
Makalah kehidupan zaman pra aksara
Makalah kehidupan zaman pra aksaraMakalah kehidupan zaman pra aksara
Makalah kehidupan zaman pra aksaraRohman Efendi
 
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik soloSejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
pusatbatiksolo
 

Similar to Makalah batik Pekalongan (20)

Makalah Kebudayaan Batik Indonesia
Makalah Kebudayaan Batik IndonesiaMakalah Kebudayaan Batik Indonesia
Makalah Kebudayaan Batik Indonesia
 
budaya batik solo dikalangan masyarakatnya
budaya batik solo dikalangan masyarakatnyabudaya batik solo dikalangan masyarakatnya
budaya batik solo dikalangan masyarakatnya
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
 
pengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_senipengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_seni
 
Makalah (1)
Makalah (1)Makalah (1)
Makalah (1)
 
Identitas Budaya Batik Jambi 1980-2010
Identitas Budaya Batik Jambi 1980-2010Identitas Budaya Batik Jambi 1980-2010
Identitas Budaya Batik Jambi 1980-2010
 
Makalah kosmetik jogja
Makalah  kosmetik jogjaMakalah  kosmetik jogja
Makalah kosmetik jogja
 
Melestarikan Budaya Batik
Melestarikan Budaya BatikMelestarikan Budaya Batik
Melestarikan Budaya Batik
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Tema 1 subtema_1_senin
Tema 1 subtema_1_seninTema 1 subtema_1_senin
Tema 1 subtema_1_senin
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
 
Sarung tenun asal desa masalili
Sarung tenun asal desa masaliliSarung tenun asal desa masalili
Sarung tenun asal desa masalili
 
Sarung tenun asal desa masalili
Sarung tenun asal desa masaliliSarung tenun asal desa masalili
Sarung tenun asal desa masalili
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
 
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptxMakna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
 
Terancam Punahnya Budaya Asli Indonesia
Terancam Punahnya Budaya Asli IndonesiaTerancam Punahnya Budaya Asli Indonesia
Terancam Punahnya Budaya Asli Indonesia
 
04 bab i
04 bab i04 bab i
04 bab i
 
Makalah kehidupan zaman pra aksara
Makalah kehidupan zaman pra aksaraMakalah kehidupan zaman pra aksara
Makalah kehidupan zaman pra aksara
 
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik soloSejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
 

Makalah batik Pekalongan

  • 1. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Batik Pakaian Rakyat Khas Pekalongan”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Folklore di program studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan seni pada Universitas Negeri Semarang. Selain itu, penulis mengucap terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Pekalongan, 25 Juni 2013 Penulis
  • 2. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ii KATA PENGANTAR........................................................................................................iii DAFTAR ISI......................................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1 1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1 1.2. Rumusan masalah.................................................................................................2 1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN…….............................................................................................4 2.1.Sejarah Batik pekalongan…………………………............................................. 4 2.2. Wujud Batik pekalongan ......................................................................................4 2.2.1 Bentuk Batik Pekalongan……………………………………………………8 2.2.2 Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan…………………………………….9 2.2.3 Bahan Pembuatan Batik Pekalongan………………………………………12 2.3.Simbol dan Makna Batik Pekalongan..................................................................14 2.4.Fungsi Batik Pekalongan ....................................................................................17 BAB III PENUTUP ..........................................................................................................18 3.1. Kesimpulan ........................................................................................................18 3.2. Saran ..................................................................................................................18 DAFTAR ISI
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Folklore sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada zaman sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Di dalam masyarakat Indonesia, setiap daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan agama masing-masing telah mengembangkan folklorenya sendiri-sendiri sehingga di Indonesia terdapat aneka ragam folklore. Folklore ialah kebudayaan manusia (kolektif) yang diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat. Ciri-ciri folklore: 1. Folklore menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya. 2. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni dengan tutur kata atau gerak isyarat atau alat pembantu pengikat lainnya. 3. Folklore bersifat anonim, artinya penciptanya tidak diketahui. 4. Folklore hadir dalam versi-versi bahkan variasi-variasi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh cara penyebarannya secara lisan sehingga mudah mengalami perubahan. 5. Folklore bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau standar. Bentuk-bentuk folklore 1. Folklore lisan adalah folklore yang bentuknya murni secara lisan, yang terdiri dari: a) Puisi rakyat, misalnya pantun. Contoh: wajik klethik gula Jawa (isih cilik sing prasaja) b) Pertanyaan tradisional, seperti teka-teki. Contoh: Binatang apa yang perut, kaki, dan ekornya semua di kepala? jawabnya: kutu kepala. c) Bahasa rakyat, seperti logat (Jawa, Banyumasan, Sunda, Bugis dan sebagainya), julukan (si pesek, si botak, si gendut), dan gelar kebangsawanan (raden masa, teuku, dan sebagainya) dan sebagainya. d) Ungkapan tradisional, seperti peribahasa/pepatah. Contoh: seperti telur di ujung tanduk (keadaan yang gawat), koyo monyet keno tulup (seperti kera kena sumpit) yakni untuk menggambarkan orang yang bingung. e) Cerita prosa rakyat, misalnya mite, legenda, dan dongeng. Folklore sebagian lisan adalah folklore yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan, seperti: kepercayaan rakyat/takhayul, permainan rakyat, tarian rakyat, adat istiadat, pesta rakyat dan sebagainya. Folklore bukan lisan (non verbal folklore) adalah folklore yang bentuknya bukan lisan walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Contoh: arsitektur rakyat (bentuk rumah Joglo, Limasan,
  • 4. Minangkabau, Toraja, dsb); kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan dan sebagainya; di mana masing-masing daerah berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa folklore, mitologi,legenda, upacara, dan lagu dari berbagai daerah di Indonesia memiliki nilai sejarah. Semuanya itu memberikan sumbangan bagi penulisan sejarah daerah.Satu hal yang perlu dicermati bila hal itu dijadikan sumber dalam penulisan sejarah, maka perlu adanya kritik sumber sehingga nilai keilmiahan sejarah dapat dipertanggungjawabkan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah batik di Pekalongan? 2. Bagaimana wujud batik khas Pekalongan? 3. Bagaimana simbol batik di Pekalongan? 4. Apakah fungsi batik Pekalongan? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui sejarah batik di Pekalongan 2. Mengetahui wujud batik Pekalongan 3. Mengetahui simbol-simbol batik pekalongan 4. Memahami fungsi batik Pekalongan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Batik Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Sekarang ini kata batik sudah banyak dikenal di luar negeri. Baik wanita maupun pria Indonesia dari berbagian suku gemar memakai bahan pakaian yang dihiasi pola batik ataupun kain batiknya sendiri, yang dibuat dan digunting menurut selera masing masing. Para turis asing ataupun pejabat-pejabat asing yang tinggal di Indonesia sangat gemar akan batik dan sering membawanya pulang sebagai oleh-oleh.Batik adalah salah satu kesenian yang sudah menjadi budaya di Indonesia khususnya di daerah jawa. batik sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman majapahit. Oleh karena itu Batik sudah pasti memiliki sejarah yang menarik, baik dari arti kata, penggunaan, hingga cara pembuatannya. Arti kata batik: para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti
  • 5. kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari kata tik yang terdapat di dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata batik di dalam sumber-sumber tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula batik dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya. Asal usul Batik sampai sekarang masih belum jelas. Batik dapat ditemukan di berbagai negara asia seperti Indonesia, Malaysia,Thailand, dan Sri Lanka. Selain itu batik juga ditemukan di beberapa negara di Afrika. Tetapi Tetap saja Batik yang paling terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa. Dibalik keunggulan sesuatu pasti tersimpan sejarah yang merupakan perjalanan terciptanya suatu karya. Meskipun kesannya hanya sekedar sejarah, tapi ternyata kisah perjalanan tersebut mempunyai peran yang sangat besar hingga akhirnya mampu membawa nama bangsa menjadi bangsa yang labih baik. Salah satu sejarah yang sudah sepnatasnya untuk kita pelajari adalah sejarah tentang batik pekalongan ini. Dengan demikian tentunya kita tidak hanya menggunakan produknya saja tapi akan lebih baik jika kita juga mengerti tentang makna sejarahnya sehingga kita akan lebih menghargai produk tersebut. Sejarah batik pekalongan ini sebenarnya telah dimulai sejak paska konflik dan peperangan yang ada dilingkungan kerajaan mataram. Saat itu, peperangan yang melawan kolonial Belanda dan perpecahan di lingkungan keraton memang sangat sering terjadi. Kondisi inilah yang akhirnya memaksa sebagian keluarga keraton untuk mengungsi ke daerah lain dan salah satunya adalah kota Pekalongan. Keluarga keraton yang sudah mempunyai ketrampkilan membatik inilah yang akhirnya mengembangkan ketrampilannya membatik di Pekalongan tempat mereka mengungsi tersebut. Di kota Pekalongan tersebutlah batik tersebut akhirnya tumbuh pesat dan akhirnya terus dikembangkan oleh masyarakat sekitar hingga akhrinya menjadi sumber mata pencaharian. Untuk motif batik pekalongan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan daerah yang ada di sekitarnya. Hingga saat ini jenis batik pekalongan yang paling dikenal berdasarkan prosesnya adalah batik tulis dan juga batik cap. Meskipkun demikian motif batik pekalongan tetap memiliki ciri khas yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri untuk penggemar batik khususnya batik dari Pekalongan ini. Memang tidak bisa dipungkiri dan memang harus disyukuri bahwa Negara kita ini banyak menyimpan kekayaan yang belum tentu memiliki kekayaan sebagaimana dimiliki oleh negeri ini. Bagimana tidak, batik yang menjadi menjadi sebagian kecil budaya bangsa kita ini telah mampu mengangkat nama Indonesia menjadi harum di kancah internasional. Semakin terkenal suatu produk tentunya juga akan membantu meningkatkan kesuksesannya mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. 2.2 Wujud Batik Pekalongan 2.2.1 Bentuk Batik Pekalongan
  • 6. Ada beberapa wujud batik pekalongan berdasarkan pembuatannya, yaitu: 1. Batik cap Batik dengan tehnik cap ini merupakan pembuatan batik yang dilakukan dengan cara menggunakan canting cap. Bentuknya yang mirip dengan stempel ini membuat proses membantik menjadi lebih cepat. Meskipun proses pembuatannya lebih cepat, hasil batik cap ini sebenarnya juga tidak kalah bagus dengan batik tulis yang dilakukan dengan cara seperti menggambar di atas kain ini. Untuk membedakan batik cap ini, anda bisa memperhatikan beberapa ciri khas dari batik celup diantaranya adalah warna batik pada kedua belah sisi kain adalah sama, motif yang dipilih tidak terlalu detil, warna batik lebih mengkilap, dan warna dasar pada kain biasanya warna gelap. 2. Batik tulis Batik yang dibuat dengan cara menuliskan langsung motif batik secara manual dengan menggunakan canting. Batik tulis ini mempunyai keunikan tersendiri karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan tingkat tinggi. Sesuai dengan tingkat kesulitan dalam membuatnya, batik tulis memang dijual dengan harga yang lebih mahal. Hal ini sangat sesuai dengan kualitas batik tulis yang bagus dan mempunyai motif batik yang detil. Untuk batik pekalongan juga terdapat jenis batik tulis yang juga memiliki daya jual yang tinggi. Beberapa jenis batik tulis itu sendiri juga terdapat beberapa macam diantaranya adalah batik tulis malam dan batik tulis colet (warna). Batik tulis malam ini proses pembuatannya dengan menorehkan cairan malam dengan menggunakan canting tulis. Sedangkan batik tulis warna atau colet sebanarnya proses pembuatannya juga sama dengan proses membuat batik tulis hanya saja yang membedakan adalah batik ini langsung ditorehkan warna yang dikehendaki melalui canting yang digunakan. Ciri -ciri batik tulis ini adalah motifnya tidak berulang, pemilihan kombinasi warna yang digunakan bisa lebih banyak, dan warna dasarnya bisa gelap atau cerah. 3. Batik sablon Seiring dengan kemajuan tehnologi, batik pekalongan juga ada yang diproses dengan cara disablon. Cara ini adalah cara yang paling cepat dan mudah sehingga dalam sekali pembuatan, produsen bisa menghasilkan produk kain batik yang banyak. Produksi dengan cara ini biasanya banyak dilakukan oleh pabrik tekstil. Produksinya yang cepat tentunya juga akan mempengaruhi harga penjualan produk batik yang satu ini, sehingga batik sablon dijual dengan harga yang relatif murah. Meskipun beberapa jenis batik hampir memiliki proses batik yang sama, tapi batik pekalongan memang memiliki ciri khas yang kuat sehingga batik yang satu ini memiliki banyak penggemar. 2.2.2 Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama termasuk di Pekalongan ini, yaitu:.
  • 7. 1. Ngemplong Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi. Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik. 2. Nyorek atau Memola Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang. 3. Mbathik Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit. 4. Nembok Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan. 5. Medel Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang -ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan. 6. Ngerok dan Mbirah Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan. 7. Mbironi Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
  • 8. 8. Menyoga Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut. 9. Nglorod Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Ole h karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi. 2.2.3 Bahan Pembuatan Batik Pekalongan Perlengkapan membatik tidak banyak mengalami perubahan. Dilihat dari peralatan dan cara mengerjakannya, membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat tradisional. 1. Gawangan Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah dipindah-pindah. 2. Bandul Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong. Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah tergeser saat tertiup angin atau tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja. 3. Wajan Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain. 4. Kompor Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor berbahan bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan- bahan yang digunakan untuk membatik. 5. Taplak
  • 9. Taplak adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik. 6. Saringan Malam Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang memiliki banyak kotoran. Jika malam tidak disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting sewaktu digunakan untuk membatik. Ada bermacam-macam bentuk saringan, semakin halus semakin baik karena kotoran akan semakin banyak tertinggal. Dengan demikian, malam panas akan semakin bersih dari kotoran saat digunakan untuk membatik. 7. Canting Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon. 8. Mori Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan. Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur secara tradisional. Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu adalah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar. Jadi, yang disebut sekacu adalah ukuran persegi mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Oleh karena itu, panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lain. Namun di masa kini, ukuran tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah menggunakan ukuran meter persegi untuk menentukan panjang dan lebar kain mori. Ukuran ini sudah berlaku secara nasional dan akhirnya memudahkan konsumen saat membeli kain batik. Cara ini dapat mengurangi kesalahpahaman dan digunakan untuk menyamakan persepsi di dalam sistem perdagangan. 9. Malam (Lilin) Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya malam tidak habis (hilang) karena pada akhirnya malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorodan. 10. Dhingklik (Tempat Duduk) Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.
  • 10. 11. Pewarna Alami Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa tempat pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka ingin mendapatkan warna-warna yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna buatan. Segala sesuatu yang alami memang istimewa, dan teknologi yang canggih pun tidak bisa menyamai sesuatu yang alami. Itulah jenis perlengkapan membatik yang harus ada. Proses membatik memerlukan waktu yang cukup lama, terlebih kalau kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup rumit. 2.3 Simbol dan Makna Batik Pekalongan Motif Batik Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi pembauran masyarakat Pekalongan, Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu adalah batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Warna cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera. 2.4 Fungsi Batik Pekalongan Selain fungsinya sebagai penutup tubuh, dahulu, kain batik merupakan busana kebesaran keluarga keraton. Tak ada yang boleh mengenakan kain batik selain raja dan keturunan raja. Biasanya batik dipakai sehari-hari dan dipakai dalam upacara kelahiran, perkawinan serta kematian, yang biasanya dipakai dalam bentuk kain panjang, sarung, dodot, selendang, ikat kepala dan kemben. Fungsi batik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : a. Batik yang berfungsi sebagai busana atau pakaian untuk keperluan sehari-hari yang biasa disebut sebagai Batik Profan, seperti : 1. kemeja 2. daster 3. sarung 4. jarik 5. selendang 6. kerudung b. Batik berfungsi sebagai kerajinan, seperti : 1. taplak meja
  • 11. 2. seprai 3. gorden 4. hiasan dinding 5. tas BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Penelitian yang langsung dilaksanakan di lapangan menghasilkan berbagai kesimpulan sebagai berikut: 1. Batik merupakan kebudayaan milik indonesia yang harus dilestarikan dan kita selaku generasi penerus harus bangga dengan macam-macam batik yang ada. 2. Di Indonesia berbagai macam jenis dan motif batik. Disetiap daerah memiliki motif yang berbeda, termasuk di wilayah Pekalongan pun memiliki kekhasan sendiri dalam motif batiknya. 3. Proses pengolahan batik memerlukan tahapan yang panjang dan ketelitian yang cukup sehingga menghasilkan motif batik yang sempurna. Berbagai macam batik mulai banyak zaman sekarang seperti batik tulis,batik cap,batik printing,dan lain-lain. 3.2 Saran
  • 12. Berdasarkan kesimpulan yang telah kami buat,maka beberapa saran penulis diajukan sebagai berikut. 1. Batik sangatlah penting bagi Indonesia karena batik merupakan cirri khas bangsa Indonesia dan merupakan budaya,identitas yang tidak bisa dilepaskan dari bangsa Indonesia. 2. Mengingat bahwa batik telah diklaim oleh negara lain,maka kita dianjurkan bahkan diwajibkan menjaga kebudayaan batik yang kita miliki. 3. Mengingat indonesia khususnya Pekalongan dan sekitarnya sangat identik dengan batik ada baiknya jika kebudayaan batik indonesia dilestarikan oleh rakyat indonesia itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA www.seasite.niu.Edu/Indonesian/budaya_bangsa/batik id.wikipedia.org/wiki/batik http://ceritakain.wordpress.com/2012/01/01/fungsi-batik-dahulu/ http://banyugroup.blogspot.com/2012/10/proses-pembuatan-batik_ http://batik28.blogspot.com/2012/11/ragam-motif-batik-dan-maknanya.html http://batikpekalonganindonesia.blogdetik.com/tutorial-membatik