Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)andiniregik
Presentasi sejarah batik Indonesia; filosofi motif batik; daerah penghasil batik; alat bahan pembuatan batik; jenis batik (batik cirebon, batik pekalongan; batik indramayu; batik betawi; rembang; batik nias
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)andiniregik
Presentasi sejarah batik Indonesia; filosofi motif batik; daerah penghasil batik; alat bahan pembuatan batik; jenis batik (batik cirebon, batik pekalongan; batik indramayu; batik betawi; rembang; batik nias
Presentasi tentang zaman sebelum mengenal tulisan / biasa disebut pra - aksara
Didesain oleh :
Robertus
robertonlyhere.blogspot.com
robertonlyhere.wordpress.com
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]yappaid
[semester i]
Mata pelajaran prakarya terdiri dari aspek Kerajinan, Rekayasa, Budidaya
dan Pengolahan. Dasar pembelajaran prakarya yang berbasis budaya ini
diharapkan dapat menumbuhkan nilai kearifan lokal dan nilai jati diri
sehingga tumbuh semangat atau nilai-nilai kewirausahaan dan sekaligus
kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal.
Pokok bahasan dalam buku kelas VII SMP/MTs ini meliputi kerajinan serat
dan kerajinan tekstil, rekayasa konstruksi miniatur rumah dan
persambungan miniatur jembatan, budidaya tanaman sayuran dan
tanaman obat, pengolahan bahan pangan buah dan hasil samping buah
menjadi produk pangan makanan-minuman, serta pengolahan bahan
pangan sayuran dan hasil samping sayuran menjadi produk pangan
makanan-minuman.
Pembelajaran prakarya dikembangkan bedasarkan kekhasan daerah
setempat disertai pemahaman terhadap latar belakang penciptaan budaya
dan teknologi tepat guna. Melalui pembelajaran Prakarya akan memberi
apresiasi kepada peserta didik tentang makna multi kultural. Oleh
karenanya, mata pelajaran Prakarya masuk dalam konstelasi Kurikulum
Pendidikan Indonesia sebagai mata pelajaran wajib yang secara umum
diharapkan memberi sumbangan dalam mengembangkan kreativitas
sumber daya manusia pada industri ekonomi kreatif yang sedang diangkat
dalam wacana pendidikan karakter bangsa.
Kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap dikenal baru setelah usai Perang Dunia I atau sekitar 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan kain. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam, teknik ini adalah salah satu bentuk seni kuno yang berguna untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literature Internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.
Presentasi tentang zaman sebelum mengenal tulisan / biasa disebut pra - aksara
Didesain oleh :
Robertus
robertonlyhere.blogspot.com
robertonlyhere.wordpress.com
Buku siswa prakarya kelas 7 kurikulum 2013 revisi 2017 [semester i]yappaid
[semester i]
Mata pelajaran prakarya terdiri dari aspek Kerajinan, Rekayasa, Budidaya
dan Pengolahan. Dasar pembelajaran prakarya yang berbasis budaya ini
diharapkan dapat menumbuhkan nilai kearifan lokal dan nilai jati diri
sehingga tumbuh semangat atau nilai-nilai kewirausahaan dan sekaligus
kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai kearifan lokal.
Pokok bahasan dalam buku kelas VII SMP/MTs ini meliputi kerajinan serat
dan kerajinan tekstil, rekayasa konstruksi miniatur rumah dan
persambungan miniatur jembatan, budidaya tanaman sayuran dan
tanaman obat, pengolahan bahan pangan buah dan hasil samping buah
menjadi produk pangan makanan-minuman, serta pengolahan bahan
pangan sayuran dan hasil samping sayuran menjadi produk pangan
makanan-minuman.
Pembelajaran prakarya dikembangkan bedasarkan kekhasan daerah
setempat disertai pemahaman terhadap latar belakang penciptaan budaya
dan teknologi tepat guna. Melalui pembelajaran Prakarya akan memberi
apresiasi kepada peserta didik tentang makna multi kultural. Oleh
karenanya, mata pelajaran Prakarya masuk dalam konstelasi Kurikulum
Pendidikan Indonesia sebagai mata pelajaran wajib yang secara umum
diharapkan memberi sumbangan dalam mengembangkan kreativitas
sumber daya manusia pada industri ekonomi kreatif yang sedang diangkat
dalam wacana pendidikan karakter bangsa.
Kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap dikenal baru setelah usai Perang Dunia I atau sekitar 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan kain. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam, teknik ini adalah salah satu bentuk seni kuno yang berguna untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literature Internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.
Identitas merupakan suatu penanda atau jadi diri suatu bangsa yang dapatmembedakan ciri khasnya dengan bangsa lain, karena ciri khas suatu bangsa terletakpada konsep bangsa itu sendiri. secara etimologi, istilah identitas berasal dari kataidentity yang memiliki arti tanda, ciri atau jati diri yang melekat pada suatu individu,kelompokatau sesuatu yang membedakannyadengan yang lain. Batik adalah seni pewarnaan dan menghias kain yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Batik yang muncul di Indonesia khususnya Jawa bukan yang pertama muncul. Justru batik kuno sudah ada di belahan bumi lain seperti Mesir atau India sebelum dibawa ke Indonesia dan memunculkan ciri khas.
grosir baju batik solo, grosir baju batik pekalongan murah, grosir baju batik wanita, grosir baju batik bandung, grosir baju batik jogja, grosir baju batik surabaya, grosir baju batik murah berkualitas, grosir baju batik anak, grosir baju batik anak solo, grosir baju batik anak perempuan
pusat batik solo menyediakan kebutuhan busana batik anda segera hubungi : 081391835966
1. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Batik Pakaian Rakyat Khas Pekalongan”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an
dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Folklore di program studi Sastra
Indonesia Fakultas Bahasa dan seni pada Universitas Negeri Semarang. Selain itu, penulis
mengucap terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pekalongan, 25 Juni 2013
Penulis
2. DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah.................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN…….............................................................................................4
2.1.Sejarah Batik pekalongan…………………………............................................. 4
2.2. Wujud Batik pekalongan ......................................................................................4
2.2.1 Bentuk Batik Pekalongan……………………………………………………8
2.2.2 Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan…………………………………….9
2.2.3 Bahan Pembuatan Batik Pekalongan………………………………………12
2.3.Simbol dan Makna Batik Pekalongan..................................................................14
2.4.Fungsi Batik Pekalongan ....................................................................................17
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................18
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................18
3.2. Saran ..................................................................................................................18
DAFTAR ISI
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Folklore sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada zaman
sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Di dalam masyarakat Indonesia, setiap
daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan agama masing-masing telah mengembangkan
folklorenya sendiri-sendiri sehingga di Indonesia terdapat aneka ragam folklore. Folklore ialah
kebudayaan manusia (kolektif) yang diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan
maupun gerak isyarat.
Ciri-ciri folklore:
1. Folklore menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya
yang pertama sudah tidak diketahui lagi sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan
merasa memilikinya.
2. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni dengan tutur kata atau
gerak isyarat atau alat pembantu pengikat lainnya.
3. Folklore bersifat anonim, artinya penciptanya tidak diketahui.
4. Folklore hadir dalam versi-versi bahkan variasi-variasi yang berbeda. Hal ini
disebabkan oleh cara penyebarannya secara lisan sehingga mudah mengalami perubahan.
5. Folklore bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau standar.
Bentuk-bentuk folklore
1. Folklore lisan adalah folklore yang bentuknya murni secara lisan, yang
terdiri dari:
a) Puisi rakyat, misalnya pantun. Contoh: wajik klethik gula Jawa
(isih cilik sing prasaja)
b) Pertanyaan tradisional, seperti teka-teki. Contoh: Binatang apa yang
perut, kaki, dan ekornya semua di kepala? jawabnya: kutu kepala.
c) Bahasa rakyat, seperti logat (Jawa, Banyumasan, Sunda, Bugis dan
sebagainya), julukan (si pesek, si botak, si gendut), dan gelar kebangsawanan
(raden masa, teuku, dan sebagainya) dan sebagainya.
d) Ungkapan tradisional, seperti peribahasa/pepatah. Contoh: seperti telur di ujung tanduk
(keadaan yang gawat), koyo monyet keno tulup (seperti kera kena sumpit) yakni untuk
menggambarkan orang
yang bingung.
e) Cerita prosa rakyat, misalnya mite, legenda, dan dongeng.
Folklore sebagian lisan adalah folklore yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan
unsur bukan lisan, seperti: kepercayaan rakyat/takhayul, permainan rakyat, tarian rakyat, adat
istiadat, pesta rakyat dan sebagainya.
Folklore bukan lisan (non verbal folklore) adalah folklore yang bentuknya bukan lisan walaupun
cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Contoh: arsitektur rakyat (bentuk rumah Joglo, Limasan,
4. Minangkabau, Toraja, dsb); kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan dan sebagainya; di mana
masing-masing daerah berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa folklore, mitologi,legenda, upacara, dan
lagu dari berbagai daerah di Indonesia memiliki nilai sejarah. Semuanya itu memberikan sumbangan
bagi penulisan sejarah daerah.Satu hal yang perlu dicermati bila hal itu dijadikan sumber dalam
penulisan sejarah, maka perlu adanya kritik sumber sehingga nilai keilmiahan sejarah dapat
dipertanggungjawabkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah batik di Pekalongan?
2. Bagaimana wujud batik khas Pekalongan?
3. Bagaimana simbol batik di Pekalongan?
4. Apakah fungsi batik Pekalongan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah batik di Pekalongan
2. Mengetahui wujud batik Pekalongan
3. Mengetahui simbol-simbol batik pekalongan
4. Memahami fungsi batik Pekalongan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua
hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah
pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist
dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk
penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan
teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah
ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of
the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Sekarang ini kata batik sudah banyak dikenal di luar negeri. Baik wanita maupun pria
Indonesia dari berbagian suku gemar memakai bahan pakaian yang dihiasi pola batik ataupun kain
batiknya sendiri, yang dibuat dan digunting menurut selera masing masing. Para turis asing ataupun
pejabat-pejabat asing yang tinggal di Indonesia sangat gemar akan batik dan sering membawanya
pulang sebagai oleh-oleh.Batik adalah salah satu kesenian yang sudah menjadi budaya di Indonesia
khususnya di daerah jawa. batik sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman majapahit.
Oleh karena itu Batik sudah pasti memiliki sejarah yang menarik, baik dari arti kata, penggunaan,
hingga cara pembuatannya. Arti kata batik: para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan
Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti
5. kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari kata tik yang terdapat di
dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di dalam membuat kain batik dilakukan pula
penetesan lilin di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata batik di dalam sumber-sumber
tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan
demikian, asal mula batik dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya.
Asal usul Batik sampai sekarang masih belum jelas. Batik dapat ditemukan di berbagai
negara asia seperti Indonesia, Malaysia,Thailand, dan Sri Lanka. Selain itu batik juga ditemukan di
beberapa negara di Afrika. Tetapi Tetap saja Batik yang paling terkenal di dunia adalah batik yang
berasal dari Indonesia. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika.
Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia,
terutama dari Jawa.
Dibalik keunggulan sesuatu pasti tersimpan sejarah yang merupakan perjalanan terciptanya
suatu karya. Meskipun kesannya hanya sekedar sejarah, tapi ternyata kisah perjalanan tersebut
mempunyai peran yang sangat besar hingga akhirnya mampu membawa nama bangsa menjadi
bangsa yang labih baik. Salah satu sejarah yang sudah sepnatasnya untuk kita pelajari adalah
sejarah tentang batik pekalongan ini. Dengan demikian tentunya kita tidak hanya menggunakan
produknya saja tapi akan lebih baik jika kita juga mengerti tentang makna sejarahnya sehingga kita
akan lebih menghargai produk tersebut.
Sejarah batik pekalongan ini sebenarnya telah dimulai sejak paska konflik dan peperangan
yang ada dilingkungan kerajaan mataram. Saat itu, peperangan yang melawan kolonial Belanda dan
perpecahan di lingkungan keraton memang sangat sering terjadi. Kondisi inilah yang akhirnya
memaksa sebagian keluarga keraton untuk mengungsi ke daerah lain dan salah satunya adalah
kota Pekalongan. Keluarga keraton yang sudah mempunyai ketrampkilan membatik inilah yang
akhirnya mengembangkan ketrampilannya membatik di Pekalongan tempat mereka mengungsi
tersebut.
Di kota Pekalongan tersebutlah batik tersebut akhirnya tumbuh pesat dan akhirnya terus
dikembangkan oleh masyarakat sekitar hingga akhrinya menjadi sumber mata pencaharian. Untuk
motif batik pekalongan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan daerah yang ada di sekitarnya. Hingga
saat ini jenis batik pekalongan yang paling dikenal berdasarkan prosesnya adalah batik tulis dan
juga batik cap. Meskipkun demikian motif batik pekalongan tetap memiliki ciri khas yang tentunya
menjadi daya tarik tersendiri untuk penggemar batik khususnya batik dari Pekalongan ini.
Memang tidak bisa dipungkiri dan memang harus disyukuri bahwa Negara kita ini banyak
menyimpan kekayaan yang belum tentu memiliki kekayaan sebagaimana dimiliki oleh negeri ini.
Bagimana tidak, batik yang menjadi menjadi sebagian kecil budaya bangsa kita ini telah mampu
mengangkat nama Indonesia menjadi harum di kancah internasional. Semakin terkenal suatu
produk tentunya juga akan membantu meningkatkan kesuksesannya mendapatkan keuntungan
yang lebih banyak.
2.2 Wujud Batik Pekalongan
2.2.1 Bentuk Batik Pekalongan
6. Ada beberapa wujud batik pekalongan berdasarkan pembuatannya, yaitu:
1. Batik cap
Batik dengan tehnik cap ini merupakan pembuatan batik yang dilakukan dengan cara
menggunakan canting cap. Bentuknya yang mirip dengan stempel ini membuat proses membantik
menjadi lebih cepat. Meskipun proses pembuatannya lebih cepat, hasil batik cap ini sebenarnya
juga tidak kalah bagus dengan batik tulis yang dilakukan dengan cara seperti menggambar di atas
kain ini. Untuk membedakan batik cap ini, anda bisa memperhatikan beberapa ciri khas dari batik
celup diantaranya adalah warna batik pada kedua belah sisi kain adalah sama, motif yang dipilih
tidak terlalu detil, warna batik lebih mengkilap, dan warna dasar pada kain biasanya warna gelap.
2. Batik tulis
Batik yang dibuat dengan cara menuliskan langsung motif
batik secara manual dengan menggunakan canting. Batik tulis ini mempunyai keunikan tersendiri
karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan tingkat tinggi.
Sesuai dengan tingkat kesulitan dalam membuatnya, batik tulis memang dijual dengan harga yang
lebih mahal. Hal ini sangat sesuai dengan kualitas batik tulis yang bagus dan mempunyai motif batik
yang detil. Untuk batik pekalongan juga terdapat jenis batik tulis yang juga memiliki daya jual yang
tinggi.
Beberapa jenis batik tulis itu sendiri juga terdapat beberapa macam diantaranya adalah batik tulis
malam dan batik tulis colet (warna). Batik tulis malam ini proses pembuatannya dengan menorehkan
cairan malam dengan menggunakan canting tulis. Sedangkan batik tulis warna atau colet
sebanarnya proses pembuatannya juga sama dengan proses membuat batik tulis hanya saja yang
membedakan adalah batik ini langsung ditorehkan warna yang dikehendaki melalui canting yang
digunakan. Ciri -ciri batik tulis ini adalah motifnya tidak berulang, pemilihan kombinasi warna yang
digunakan bisa lebih banyak, dan warna dasarnya bisa gelap atau cerah.
3. Batik sablon
Seiring dengan kemajuan tehnologi, batik pekalongan juga ada yang diproses dengan cara
disablon. Cara ini adalah cara yang paling cepat dan mudah sehingga dalam sekali pembuatan,
produsen bisa menghasilkan produk kain batik yang banyak. Produksi dengan cara ini biasanya
banyak dilakukan oleh pabrik tekstil. Produksinya yang cepat tentunya juga akan mempengaruhi
harga penjualan produk batik yang satu ini, sehingga batik sablon dijual dengan harga yang relatif
murah.
Meskipun beberapa jenis batik hampir memiliki proses batik yang sama, tapi batik
pekalongan memang memiliki ciri khas yang kuat sehingga batik yang satu ini memiliki banyak
penggemar.
2.2.2 Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan
Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir. Penamaan atau
penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya
adalah sama termasuk di Pekalongan ini, yaitu:.
7. 1. Ngemplong
Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu
memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang.
Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap
terhadap zat warna lebih tinggi.
Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses
pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.
2. Nyorek atau Memola
Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara
meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas
kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan
secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun
agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses
batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.
3. Mbathik
Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai
dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai
macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola
yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir
sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.
4. Nembok
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini
warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal
seolah-olah merupakan tembok penahan.
5. Medel
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang -ulang
sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.
6. Ngerok dan Mbirah
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam,
kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.
7. Mbironi
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan
menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum
diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
8. 8. Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna
cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat
tersebut.
9. Nglorod
Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik
cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh
malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air
mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga
kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa
melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Ole h
karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.
2.2.3 Bahan Pembuatan Batik Pekalongan
Perlengkapan membatik tidak banyak mengalami perubahan. Dilihat dari peralatan dan cara
mengerjakannya, membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat tradisional.
1. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik.
Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat,
ringan, dan mudah dipindah-pindah.
2. Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong. Fungsi pokok bandul
adalah untuk menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah tergeser saat tertiup angin atau
tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja.
3. Wajan
Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat.
Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa
menggunakan alat lain.
4. Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor berbahan
bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang
menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan-
bahan yang digunakan untuk membatik.
5. Taplak
9. Taplak adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan malam panas
sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.
6. Saringan Malam
Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang memiliki banyak kotoran. Jika malam
tidak disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam
disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting
sewaktu digunakan untuk membatik.
Ada bermacam-macam bentuk saringan, semakin halus semakin baik karena kotoran akan semakin
banyak tertinggal. Dengan demikian, malam panas akan semakin bersih dari kotoran saat
digunakan untuk membatik.
7. Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga
dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan
malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon.
8. Mori
Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya
sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan disesuaikan
dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.
Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur secara
tradisional. Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu adalah sapu tangan, biasanya
berbentuk bujur sangkar.
Jadi, yang disebut sekacu adalah ukuran persegi mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Oleh
karena itu, panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori
jenis lain.
Namun di masa kini, ukuran tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah menggunakan ukuran
meter persegi untuk menentukan panjang dan lebar kain mori. Ukuran ini sudah berlaku secara
nasional dan akhirnya memudahkan konsumen saat membeli kain batik. Cara ini dapat mengurangi
kesalahpahaman dan digunakan untuk menyamakan persepsi di dalam sistem perdagangan.
9. Malam (Lilin)
Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya malam tidak habis
(hilang) karena pada akhirnya malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan
dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda
dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan
mudah lepas ketika proses pelorodan.
10. Dhingklik (Tempat Duduk)
Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat dari bambu, kayu,
plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.
10. 11. Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa tempat
pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka ingin mendapatkan
warna-warna yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna buatan. Segala sesuatu yang
alami memang istimewa, dan teknologi yang canggih pun tidak bisa menyamai sesuatu yang alami.
Itulah jenis perlengkapan membatik yang harus ada. Proses membatik memerlukan waktu yang
cukup lama, terlebih kalau kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup rumit.
2.3 Simbol dan Makna Batik Pekalongan
Motif Batik Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi pembauran masyarakat Pekalongan,
Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang
pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu kemudian dikenal sebagai
identitas batik Pekalongan. Motif itu adalah batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan
Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang
tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Warna cerah dan motif beragam membuat batik
Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih
dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak
hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri.
Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam
bahan baku sutera.
2.4 Fungsi Batik Pekalongan
Selain fungsinya sebagai penutup tubuh, dahulu, kain batik merupakan busana
kebesaran keluarga keraton. Tak ada yang boleh mengenakan kain batik selain raja dan keturunan
raja. Biasanya batik dipakai sehari-hari dan dipakai dalam upacara kelahiran, perkawinan serta
kematian, yang biasanya dipakai dalam bentuk kain panjang, sarung, dodot, selendang, ikat kepala
dan kemben.
Fungsi batik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
:
a. Batik yang berfungsi sebagai busana atau pakaian untuk keperluan sehari-hari yang biasa disebut
sebagai Batik Profan, seperti :
1. kemeja
2. daster
3. sarung
4. jarik
5. selendang
6. kerudung
b. Batik berfungsi sebagai kerajinan, seperti :
1. taplak meja
11. 2. seprai
3. gorden
4. hiasan dinding
5. tas
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penelitian yang langsung dilaksanakan di lapangan menghasilkan berbagai kesimpulan
sebagai berikut:
1. Batik merupakan kebudayaan milik indonesia yang harus dilestarikan dan
kita selaku generasi penerus harus bangga dengan macam-macam batik yang ada.
2. Di Indonesia berbagai macam jenis dan motif batik. Disetiap daerah memiliki
motif yang berbeda, termasuk di wilayah Pekalongan pun memiliki kekhasan sendiri
dalam motif batiknya.
3. Proses pengolahan batik memerlukan tahapan yang panjang dan ketelitian
yang cukup sehingga menghasilkan motif batik yang sempurna.
Berbagai macam batik mulai banyak zaman sekarang seperti batik tulis,batik cap,batik printing,dan
lain-lain.
3.2 Saran
12. Berdasarkan kesimpulan yang telah kami buat,maka beberapa saran penulis diajukan
sebagai berikut.
1. Batik sangatlah penting bagi Indonesia karena batik merupakan cirri khas
bangsa Indonesia dan merupakan budaya,identitas yang tidak bisa dilepaskan dari
bangsa Indonesia.
2. Mengingat bahwa batik telah diklaim oleh negara lain,maka kita dianjurkan
bahkan diwajibkan menjaga kebudayaan batik yang kita miliki.
3. Mengingat indonesia khususnya Pekalongan dan sekitarnya sangat identik
dengan batik ada baiknya jika kebudayaan batik indonesia dilestarikan oleh rakyat
indonesia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
www.seasite.niu.Edu/Indonesian/budaya_bangsa/batik
id.wikipedia.org/wiki/batik
http://ceritakain.wordpress.com/2012/01/01/fungsi-batik-dahulu/
http://banyugroup.blogspot.com/2012/10/proses-pembuatan-batik_
http://batik28.blogspot.com/2012/11/ragam-motif-batik-dan-maknanya.html
http://batikpekalonganindonesia.blogdetik.com/tutorial-membatik