Dokumen tersebut membahas tentang dakwah penyiaran dan pengembangan agama Islam di kalangan masyarakat. Muhammadiyah memahami dakwah sebagai panggilan untuk menuju Islam dan upaya merealisasikan fungsi kerisalahan dan kerahmatan. Muhammadiyah mengklasifikasikan objek dakwah menjadi empat kelas masyarakat dan mengajukan konsep dakwah sosial yang memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
3. MENURUT PROF DR DIN SYAMSUDDIN, DAKWAH PENCERAHAN (DA’WAH TANWIRIYYAH) YAITU
DAKWAH YANG MEMBEBASKAN (TAHRIR), MEMBERDAYAKAN (TAQWIYAH), DAN MEMAJUKAN
(TAQDIM). INILAH TIGA KUNCI DAKWAH PENCERAHAN GERAKAN MUHAMMADIYAH.
DAKWAH ISLAM MENGANDUNG ARTI PANGGILAN, SERUAN, DAN AJAKAN UNTUK BERISLAM, ATAU
MENJADIKAN ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE SEKALIGUS SISTEM NILAI YANG MENGATUR
KEHIDUPAN INI. SYARIAT ISLAM ITU SENDIRI, MENURUT IBNU TAIMIYAH DALAM MINHAJ AS-
SUNNAH AN-NABAWIYYAH, DIBUMIKAN UNTUK MEWUJUDKAN DAN MENYEMPURNAKAN
KEMASLAHATAN HIDUP, SEKALIGUS MENOLAK DAN MEMINIMALKAN KERUSAKAN DAN
KEBANGKRUTAN HIDUP MANUSIA. TUJUAN UTAMA DAKWAH ISLAM ADALAH MEWUJUDKAN
TATANAN KEHIDUPAN MANUSIA YANG PENUH KEMASLAHATAN (KEBAIKAN DAN KEBAHAGIAAN),
BUKAN KEMAFSADATAN (KERUSAKAN) DAN KEBANGKRUTAN.
4. 2. Konversi Agama Karena Miskin
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskinan merupakan penyakit yang sangat berbahaya bukan hanya
bagi negara tetapi juga bagi keselematan dan keutuhan aqidah. Kemiskinan menyebabkan kekufuran,
terutama jika si miskin hidup di tengah-tengah orang kaya yang tidak memperdulikan nasib mereka.
Sebagai contoh seperti yang terjadi di Kampung Balangbuki Desa Tonasa Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kristen yang ada di Balangbuki lebih banyak mempergunakan
bidang ekonomi untuk mempengaruhi umat Islam supaya tertarik pada agamanya dan selanjutnya
meninggalkan agama Islam. Jumlah jemaat gereja bala keselamatan adalh 35 orang 10 orang
diantaranya adalah merupakan pelaku konversi agama. Hal ini disebabkan karena kondisi masyarakat
di balangbuki mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ada akhirnya agama kristen datang
dan memberikan bantuan berupa makanan, pakaian, jalan pengerasan dan pipa air.
5. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, peran keluarga sangat menentukan kualitas bangsa, ini dikarenakan
keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembinaan tumbuh kembang, menanamkan nilai-
nilai moral dan pembentukan kepribadian individu. Kalau di ibaratkan keluarga merupakan sebuah pondasi
untuk tumbuh dan berkembanganya sebuah bangsa. Jika pondasinya kuat dan kokoh, maka bangunan diatasnya
dapat berdiri tegak, awet dan tahan terhadap guncangan. Pondasi yang kuat haruslah berawal dari keluarga-
keluarga yang berkualitas dan tangguh, sehingga tercipta ketahanan nasional dalam mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
Menurut Mukti Ali, cara untuk membangun negara yang makmur adalah dengan membangun keluarga yang
makmur. Rumah tangga merupakan unit terkecil dari negara. Oleh karena itu dalam pembangunan negara,
rumah tangga harus mendapat perhatian yang istimewa. 1
Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) dijelaskan bahwa keluarga merupakan tiang
utama kehidupan umat dan bangsa, tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif untuk mewujudkan
keluarga sakinah sehingga terbentuk gerakan jamaah dan dakwah jamaah
6. Keluarga ideal biasa disebut juga dengan istilah keluarga sakinah. Keluarga sakinah dapat didefinisikan sebagai “Bangunan keluarga yang dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama yang dilandasi rasa saling menyayangi dan menghargai dengan penuh
1 Mukti Ali, rumah tangga sejahtera bahagia dan pembangunan negara, dalam buku Membina Keluarga Bahagia, (Jakarta: Pustaka Antara, 1993), hlm. 52-56
rasa tanggung jawab dalam menghadirkan suasana kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai Allah SWT”.
Dalam membangun keluarga sakinah perlu dilandaskan pada lima asas yaitu : ”Asas karamah insaniyah, asas pola hubungan kesetaraan, asas keadilan, asas
mawaddah wa rahmah, serta asas pemenuhan kebutuhan hidup sejahtera dunia akhirat (al-falah).
Untuk mewujudkan masyarakat yang berkemajuan, memerlukan kehadiran satuan-satuan keluarga sakinah sebgai modal terwujudnya qaryah thayyibah yang
memiliki karakeristik sebagai berikut:
1. Mesjid sebagai pusat ibadah, pelayanan sosial dan menjadi pusat kegiatan masyarakat.
2. Masyarkat memiliki tingkat pendidikan yang maju.
3. Masyarkat memiliki berbagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarganya.
4. Masyarkat memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
5. Masyarkat memiliki hubungan sosial yang harmonis.
6. Masyarkat memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
7. Masyarkat memiliki kesadaran hukum dan politik yang tinggi.
8. Masyarkat memiliki kehidupan kesenian dan kebudayaan yang Islami yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
9. Masyarakat mampu memanfaatkan tekologi dan informasi yang ada untuk kemajuan dan kemakmuran masyarakat.
7. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin,
yakni penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan) di lndonesia mencapai 27,77 juta orang (10,64 persen dari jumlah total
penduduk). Ditengarai bahwa angka tersebut bertambah 6,90 ribu orang
dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang sebesar 27,76 juta orang (10,70
persen).
Meski secara presentase angka kemiskinan mengalami penurunan, namun secara
jumlah angka tersebut mengalami kenaikan.2
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tasikmalaya, kemiskinan di
Kota Tasikmalaya mencapai 17,19 persen dari jumlah penduduk 651.676 jiwa.
Kemudian, di 2014 catatan BPS menunjukkan angka kemiskinan menurun dari
17,19 persen menjadi 15,95 persen dari 654.794 jiwa. Selain itu, rata-rata lama
sekolah (RLS) masyarakat Kota Tasikmalaya hanya 8.89 tahun pada 2013, 8.90
tahun pada 2014 dan 8.93 tahun pada 2015.3
8. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dakwah diartikan sebagai penyiaran agama dan
pengembangannya di kalangan masyarakat; seruan untuk memeluk, mempelajari, dan
mengamalkan ajaran agama.
Muhammadiyah memahami kata dakwah sebaagai panggilan atau seruan bagi umat
manusia menuju jalan Allah, yaitu jalan menuju Islam. Dakwah juga dimaknai sebagai
upaya tiap muslim untuk merealisasikan fungsi kerisalahan dan kerahmatan.
Muhammadiyah mengelompokkan objek dakwah menjadi empat kelas masyarakat yaitu
kelas elit, menengah, bawah dan marjinal sehingga Muhammadiyah mengajukan konsep
dakwah sosial. Konsep dakwah sosial yaitu kegiatan dakwah dalam kegiatan-kegiatan
sosial yang tidak hanya berupaya memperkuat pemahaman keagamaan masyarakat terkait
dengan hal-hal ibadah mahdlah, melainkan juga kegiatan yang memberikan ruang bagi
mereka untuk memperkuat kohesi sosial, mengembangkan diri dan kepercayaan diri,
meningkatkan optimisme, serta serta kegiatan keagamaan yang dirasakan dampak sosial
dan ekonominya secara lebih nyata.
9. Menurut Dr. H. Haedar Nashir, M.Si dalam usaha mengimplementasikan pandangan Islam yang berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah dapat dilakukan langkah-
langkah berikut: 8
Pertama, memahamkan pandangan Islam yang berkemajuan. Artinya meningkatkan usaha-usaha untuk memahami dan memasyarakatkan Risalah Islamiyah dan
berbagai pemikiran resmi dalam Muhammadiyah, yang mengandung pandangan Islam yang berkemajuan. Konsep Risalah Islamiyah telah mulai disusun dan penting
untuk dilanjutkan.
Kedua, mengembangkan tradisi keilmuan. Artinya melakukan berbagai ikhtiar untuk meningkatkan tradisi keilmuan dan melakukan kajian-kajian pemikiran melalui
berbagai diskusi, halaqah, seminar, dan berbagai forum sejenis untuk memperdalam dan memperluas wawsan pemikiran di lingkungan Muhammadiyah
Ketiga, memasyarakatkan pandangan Islam yang berkemajuan ke luar. Anggota Muhammadiyah penting untuk mengkomunikasikan, mendialogkan, dan memperluas
sebaran pemikiran atau pandangan Islam yang berkemajuan ke masyarakat luas. Melalui tulisan di media massa, jejaring sosial, pengajian, pengkajian, seminar,
diskusi, dan berbagai media publikasi lainnya hendaknya senantiasa dipopulerkan dan dikembangkan pandangan Islam yang berkemajuan
Keempat, al-ishlah fi al-’amal, yakni selalu memperbarui amaliah Islam. Dalam hal ini bagaimana Muhammadiyah mewujudkan pandangan Islam yang berkemajuan
dalam amaliah sebagaimana tercermin dalam akksi gerakannya. Muhammadiyah dengan seluruh majelis, lembaga, organisasi otonom, dan amal usahanya penting
untuk mengimplementasikan pemikiran-pemikiran Islam yang berkemajuan dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh gerakan ini.
Kelima, Implementasi dalam praksis gerakan. Terkait dengan langkah keempat, bagaimana Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan mewujudkan
amaliah praksis. Istilah praksis ( praxis ) dalam ilmu sosial kritis yakni tindakan emansipatoris atau tindakan pembebasan yang berbasis pada refleksi.