Rpl Bimbingan dan Konseling tentang Penyesuaian Dirisayidatiasiyah
Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungan.
Faktor-faktor yang menjadi kendala siswa dalam menyesuaikan diri di sekolah bisa melalui 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal biasanya berasal dari diri sendiri karena ketidakpercayaan diri, sifat yang pendiam, sukar bergaul dengan teman baru atau bisa saja karna dia takut. Faktor eksternal biasanya berasal dari lingkungan yang baru di masukinya, misalnya sekolah barunya, teman-teman baru dan guru-guru yang baru.
Rpl Bimbingan dan Konseling tentang Penyesuaian Dirisayidatiasiyah
Penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungan.
Faktor-faktor yang menjadi kendala siswa dalam menyesuaikan diri di sekolah bisa melalui 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal biasanya berasal dari diri sendiri karena ketidakpercayaan diri, sifat yang pendiam, sukar bergaul dengan teman baru atau bisa saja karna dia takut. Faktor eksternal biasanya berasal dari lingkungan yang baru di masukinya, misalnya sekolah barunya, teman-teman baru dan guru-guru yang baru.
RPL BK FORMAT KLASIKAL ( POLA HIDUP SEHAT )izar jk
Pola hidup sehat adalah suatu konsep hidup yang mengedepankan upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan hidup yang sehat. ya tentu saja kita harus menjaga tubuh agar sehat selalu dari segi jasmani maupun rohani.
cara menerapkannya pun sangan mudah kita mengatur pola makan yang sehat, berolahraga, istirahat cukup dan menjaga kebersihan diri.
semoga materi ini akan bermaaf bagi pembaca
TERIMAKASIH
Mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas dengan cara persiapan diri sebagai pelajar yang memahami makna belajar;
- Mencapai kematangan dalam bertingkahlaku yang dapat diterima oleh masyarakat dengan sikap yang menggambarkan pelajar yang mengerti makna belajar;
Rpl format klasikal (Dampak kebiasaan merokok)izar jk
kebiasan merokok sangat lah berbahaya bagi kesehatan tubuh kita sendiri. ada beberapa racun yang terkandung dalam rokok seperti zat nikotin, oksidan sianida nitro samin dan lain lain.
Kesulitan belajar adalah suatu hambatan-hambatan yang berkaitan dengan belajar yang di alami oleh individu/siswa baik di rumah maupun di sekolah. Dengan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal yang berasal dari dalam individu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar. Kesulitan belajar menjadi salah satu alasan mengapa siswa sering tidak masuk kelas, menganggap ketidakmampuan dalam belajar yang menjadi penghambat baginya.
RPL BK FORMAT KLASIKAL ( POLA HIDUP SEHAT )izar jk
Pola hidup sehat adalah suatu konsep hidup yang mengedepankan upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan hidup yang sehat. ya tentu saja kita harus menjaga tubuh agar sehat selalu dari segi jasmani maupun rohani.
cara menerapkannya pun sangan mudah kita mengatur pola makan yang sehat, berolahraga, istirahat cukup dan menjaga kebersihan diri.
semoga materi ini akan bermaaf bagi pembaca
TERIMAKASIH
Mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas dengan cara persiapan diri sebagai pelajar yang memahami makna belajar;
- Mencapai kematangan dalam bertingkahlaku yang dapat diterima oleh masyarakat dengan sikap yang menggambarkan pelajar yang mengerti makna belajar;
Rpl format klasikal (Dampak kebiasaan merokok)izar jk
kebiasan merokok sangat lah berbahaya bagi kesehatan tubuh kita sendiri. ada beberapa racun yang terkandung dalam rokok seperti zat nikotin, oksidan sianida nitro samin dan lain lain.
Kesulitan belajar adalah suatu hambatan-hambatan yang berkaitan dengan belajar yang di alami oleh individu/siswa baik di rumah maupun di sekolah. Dengan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal yang berasal dari dalam individu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar. Kesulitan belajar menjadi salah satu alasan mengapa siswa sering tidak masuk kelas, menganggap ketidakmampuan dalam belajar yang menjadi penghambat baginya.
Penyusunan program BK komprehensif meliputi:
rasional,
dasar hukum,
visi dan misi,
deskripsi kebutuhan,
tujuan,
komponen program,
bidang layanan,
rencana operasional,
pengembangan tema atau topik,
rencana evaluasi,
pelaporan dan tindak lanjut,
sarana prasarana, dan
anggaran biaya
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. DAR2/Profesional/810/3/2019
PENDALAMAN MATERI
BIMBINGAN DAN KONSELING
MODUL 3
PERENCANAAN DAN EVALUASI
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 1
PERENCANAAN LAYANAN DASAR
Penulis:
Prof. Dr. Sugiyo, M.Si.
Zakki Nurul Amin, S.Pd., M.Pd.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019
2. 2
Kegiatan Belajar 1: Perencanaan Layanan Dasar
A. Pendahuluan
Salah satu kegiatan yang sangat strategis dalam pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah adalah layanan dasar. Layanan dasar merupakan proses pemberian
bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis
dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai
dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan. Tuntutan bahwa guru bimbingan dan
konseling perlu memberikan layanan dasar dalam pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling diperkuat dalam Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014.
Terkait kenyataan tersebut, maka penting bagi guru bimbingan dan konseling
sekolah untuk dapat merencanakan dan melaksanakan layanan dasar secara
berkualitas dan profesional.
Setelah mempelajari modul ini, Saudara peserta PPG dalam jabatan akan dapat
melakukan perancangan layanan dasar dan layanan responsif, mampu menyusun
evaluasi program, hasil, dan proses, serta mampu meyampaian hasil dan evaluasi
bimbingan dan konseling. Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Saudara
yang bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling utamanya untuk menunjang
akuntabilitas, keberhasilan, dan keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan
konseling di sekolah.
Proses pembelajaran untuk materi yang sedang Saudara ikuti sekarang ini, dapat
berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap rancangan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja
3. 3
Saudara, apakah telah sesuai dengan konsep yang dimaksud dalam modul
ini.
3) Keberhasilan proses pembelajaran Saudara dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Saudara dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan
teman sejawat.
4) Bila Saudara menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah, Saudara peserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga
Saudara sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini untuk
bekal Saudara melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
4. 4
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Mampu merancang layanan bimbingan dan konseling dengan menerapkan prinsip
dan memadukan materi layanan bimbingan dan konseling, pedagogik, serta
teknologi. Sedangkan Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan modul ini yakni:
a. Peserta PPG mampu menjabarkan esensi perencanaan layanan dasar.
b. Peserta PPG mampu mengaplikasikan prosedur perencanaan layanan dasar.
c. Peserta PPG mampu menyusun perencanaan layanan dasar.
2. Pokok-pokok Materi
Pokok-pokok materi dalam kegiatan belajar ini adalah:
a. Esensi perencanaan layanan dasar
b. Prosedur perencanaan layanan dasar
c. Contoh perencanaan layanan dasar
3. Uraian Materi
a. Esensi perencanaan layanan dasar
Komponen program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK
meliputi 4 komponen yakni: (1) layanan dasar, (2) layanan perencanaan individual
dan peminatan peserta didik/konseli (3) layanan responsif, dan (4) dukungan sistem.
Pada modul ini akan memfokuskan pembahasan pada salah satu komponen program
yakni komponen layanan dasar.
Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta
didik/konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal
atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap
dan tugas-tugas perkembangan yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian. Merujuk pada bimbingan dan konseling komprehensif, istilah
pelayanan dasar ini lebih populer dengan sebutan kurikulum bimbingan (guidance
5. 5
curriculum). Tidak jauh berbeda dengan pelayanan dasar, kurikulum bimbingan ini
diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
tertentu dalam diri siswa yang tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Apabila melihat ketentuan proporsi prakiraan waktu layanan setiap komponen
program bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan dalam Kurikulum 2013
(lihat tabel 3.1 dan tabel 3.2), maka dapat dipahami bahwa layanan dasar merupakan
layanan utama dan sebagai ujung tombak layanan bimbingan dan konseling karena
layanan ini secara langsung diperuntukkan bagi semua peserta didik tanpa
terkecuali.
Tabel 3.1 Alokasi waktu layanan setiap komponen program BK
Tabel 3.2 Contoh perhitungan waktu layanan setiap komponen program BK
Melihat pada tabel 3.1, besaran persentase setiap layanan pada setiap jenjang satuan
pendidikan didasarkan data hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli.
Walaupun besaran persentase layanan antara satuan pendidikan yang satu dengan
yang lainnya bisa berbeda-beda, karena sangat bergantung hasil asesmen
6. 6
kebutuhan. Namun layanan dasar merupakan layanan yang harus diberikan dan
harus disediakan oleh guru bimbingan dan konseling kepada seluruh peserta didik
tanpa terkecuali.
Oleh karena layanan dasar merupakan kegiatan penting dari komponen program
bimbingan dan konseling maka penting bagi guru bimbingan dan konseling untuk
dapat merencanakan dan melaksanakan layanan dasar secara berkualitas dan
profesional. Lebih lanjut, Permendikbud nomor 111 tahun 2014 menjelaskan bahwa
layanan dasar dilakukan dengan pemberian pengalaman terstruktur dan
perencanaan serta pelaksanaannya dilaksanakan secara sistematis. Penjelasan ini
mengisyaratkan bahwa layanan dasar direncanakan seperti kurikulum yang dibuat
oleh guru mata pelajaran. Oleh karena kurikulum pada dasarnya adalah perencanaan
(Sukmadinata, 2004), maka perencanaan kegiatan layanan dasar memiliki peran
yang strategis.
“layanan dasar direncanakan seperti kurikulum, oleh karena
kurikulum pada dasarnya adalah perencanaan, maka perencanaan
kegiatan layanan dasar memiliki peran yang strategis. “
Perbedaan kurikulum bagi bimbingan dan konseling dengan kurikulum bagi
pembelajaran bidang studi terletak pada pada sumbernya. Apabila kurikulum
pembelajaran bersumber pada pokok-pokok atau garis besar materi yang harus
dipelajari peserta didik, sementara kurikulum bimbingan dan konseling berasal dari
kebutuhan yang teridentifikasi dan tugas-tugas perkembangan peserta didik. Oleh
karena itu, dasar perencanaan adalah analisis kebutuhan dan analisis tugas
perkembangan.
Esensi perencanaan layanan dasar adalah keputusan yang dibuat untuk
mengorganisir, mengimplementasikan, dan mengevaluasi komponen layanan dasar
(Burdin & Byrd, 1999). Perencanaan layanan dasar pada dasarnya merupakan
upaya membuat keputusan tentang langkah-langkah sistematis
7. 7
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Lebih spesifik, keputusan yang
dibuat dalam perencanaan kurikulum mencakup: 1) penetapan tujuan kegiatan
layanan dasar, 2) konten atau materi layanan dasar, 3) metode penyelenggaraan
layanan dasar, 4) pemilihan media penunjang layanan dasar, dan
5) evaluasi keberhasilan layanan dasar (Sukmadinata, 2004).
Perencanaan layanan dasar memberikan banyak manfaat bagi guru bimbingan dan
konseling. Berikut ini adalah alasan dan manfaat guru bimbingan dan konseling
membuat perencanaan layanan dasar:
a. Memberikan pengarahan, sehingga merasa percaya diri dan nyaman dalam
menjalankan kegiatan layanan dasar.
b. Mengorganisir, mengurutkan, dan menjadi akrab dengan isi kegiatan
layanan dasar.
c. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan yang berkaitan dengan materi
layanan dasar serta merencanakan media layanan dasar.
d. Menggunakan berbagai metode layanan dasar yang tepat.
e. Mempersiapkan diri untuk berinteraksi dengan siswa sepanjang kegiatan
layanan dasar.
f. Memasukkan teknik untuk memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
layanan dasar.
g. Mempertimbangkan perbedaan individu ketika memilih objektif, isi,
strategi, dan bahan layanan dasar.
h. Menyusun cara yang tepat untuk mengevaluasi hasil kegiatan layanan
dasar.
i. Menjadi pembuat keputusan yang reflektif mengenai rencana dan proses
layanan dasar.
j. Memberi kesempatan kepada guru bimbingan dan konseling pengganti
untuk melaksanakan layanan dasar ketika Saudara berhalangan.
k. Memenuhi persyaratan administratif.
l. Menggunakan perencanaan tertulis untuk sumber dan referensi dalam
menyusun perencanaan kegiatan layanan dasar di masa mendatang
8. 8
Keseluruhan pembahasan dalam dalam modul ini diarahkan untuk memfasilitasi
guru bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kompetensi terkait dengan
perencanaan komponen layanan dasar agar dapar tersusun secara sistemastis,
objektif, dan dapat memenuhi ekspektasi dan kebutuhan peserta didik.
b. Prosedur Perencanaan Layanan Dasar
Ruang lingkup kegiatan dalam rangka implementasi atau pelaksanaan layanan dasar
perlu mencakup mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan belajar,
pribadi, sosial dan karier. Komponen program dan bidang layanan bimbingan dan
konseling dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung atau melalui
media.
Sesuai dengan Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
(Ditjen GTK, 2016), strategi/kegiatan layanan dasar yang dapat diberikan secara
langsung meliputi bimbingan klasikal, bimbingan kelas besar/lintas kelas, dan
bimbingan kelompok. Sedangkan strategi/kegiatan layanan dasar yang diberikan
melalui media adalah pengembangan media bimbingan dan konseling, papan
bimbingan, kotak masalah, dan leaflet. Secara khusus pada modul ini akan
membahas mengenai prosedur menyusun perencanaan layanan dasar yang
diberikan secara langsung yakni bimbingan klasikal, bimbingan kelas besar/lintas
kelas, dan bimbingan kelompok.
Ketika guru bimbingan dan konseling hendak menyusun rencana pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling, secara khusus pada komponen layanan dasar,
maka prosedur yang perlu dilakukan pertama kali sebelum melakukan perancangan
layanan dasar yakni menetapkan topik kegiatan layanan dasar. Topik kegiatan
layanan dasar diangkat dari hasil asesmen kebutuhan dengan mempertimbangkan
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (Ditjen PMPTK, 2007). Hasil
asesmen kebutuhan dan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD)
merupakan dua sumber pertimbangan yang perlu dibuat
9. 9
secara simultan dalam rangka menetapkan topik layanan dasar. Artinya, topik
layanan dasar merupakan jawaban atas kebutuhan siswa dan sekaligus upaya untuk
memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensi kemandirian yang merupakan
tujuan besar dari pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Proses penyusunan
topik dapat dijelaskan dalam contoh yang disajikan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3. Contoh pemilihan topik
Data asesmen
kebutuhan peserta
didik
1) Sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan/ situasi baru (70%;
DCM*)
)
2) Mudah merasa tersinggung dan
marah (65%; DCM)
3) Tidak toleran dalam pergaulan
(45%; DCM)
4) Mudah berprasangka buruk
dengan teman (50%; DCM)
Topik bimbingan
klasikal***:
Bergaul Sehat
dengan Penuh
Toleransi
Rumusan kebutuhan
peserta didik
1) Kemampuan menyesuakan diri
dengan lingkungan
2) Kemampuan mengelola emosi
3) Penghayatan pada keragaman
pergaulan
4) Pengelolaan pikiran untuk
mencoba berpikir positif
Note: Dapat diturunkan
dari data asesmen
kebutuhan peserta didik
Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta
Didik**)
Mengekspresikan perasaan dengan
cara-cara yang bebas, terbuka dan
tidak menimbulkan konflik
Keterangan:
*) Data dari DCM hanya gambaran umum untuk memudahkan penyampaian
konsep.
**) SKKPD pada siswa SMA
***) Bimbingan klasikal sebagai salah satu kegiatan/strategi layanan dasar.
Kegiatan/strategi lain bimbingan kelas besar/lintas kelas ataupun bimbingan
kelompok menyesuaikan dengan pemilihan topik dan asesmen yang lain.
Tabel 3.3 menunjukkan bagaimana data atau hasil asesmen kebutuhan dengan
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik saling terkait guna menentukan
topik kegiatan pada layanan dasar, secara khusus contoh strategi/kegiatan yang
dipilih adalah bimbingan klasikal. Adapun strategi lain dapat menyesuaikan sesuai
dengan hasil asesmen dan pertimbangan guru bimbingan dan konseling. Dengan
10. 10
pertimbangan hasil asesmen kebutuhan dan Standar Kompetensi Kemandirian
Peserta Didik pada tabel 3.3, maka lingkup dari topik “Bergaul Sehat dengan Penuh
Toleransi” mencakup: 1) Urgensi dan strategi memahami orang lain (empati); dan
2) Menghargai perbedaan.
Setelah menemukan topik layanan dasar maka langkah yang akan dibahas secara
mendalam pada modul ini adalah menyusun rencana pelaksanaan layanan (RPL)
layanan dasar. Format RPL layanan dasar secara spesifik telah disajikan dalam
Panduan Operasional Penyelengaraan Bimbingan Konseling (lihat Ditjen GTIK,
2016). Pada panduan operasional penyelengaraan bimbingan konseling telah
diberikan contoh dan format rencana pelaksanaan layanan (RPL) yang mencakup
alternatif contoh format RPL bimbingan kelompok, alternatif contoh format RPL
bimbingan klasikal, alternatif contoh format RPL bimbingan kelas besar /lintas
kelas. Berikut akan dipaparkan dan dijelaskan mengenai prosedur penyusunan
rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan
bimbingan kelas besar /lintas kelas.
11. 11
Logo, nama sekolah, alamat sekolah
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KEGIATAN BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER …….. TAHUN PELAJARAN ……….
Lampiran: .........................
Mengetahui:
Kepala Sekolah,
.…………., ………………….
Guru BK/Konselor,
……………………………… …………………………………..
Kotak 1. Format RPL bimbingan klasikal
A Komponen Layaan
B Bidang Layanan
C Topik Layanan
D Fungsi Layanan
E Tujuan Umum
F Tujuan Khusus
G Sasaran Layanan
H Materi Layanan
I Waktu (menit)
J Sumber
K Metode/Teknik
L Media/Alat
M Pelaksanaan
1.Tahap
Awal/Pendahuluan
2.Tahap Inti
3.Tahap Penutup
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses
2. Evaluasi Hasil
12. 12
Logo, nama sekolah, alamat sekolah
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN KELAS BESAR/LINTAS KELAS
SEMESTER …….. TAHUN PELAJARAN ……….
Lampiran: .....................................
.…………., ………………….
Mengetahui: Guru BK/Konselor,
Kepala Sekolah,
……………………………… …………………………………..
Kotak 2. Format RPL bimbingan kelas besar/lintas kelas
A Komponen Layanan
B Bidang Layanan
C Topik Layanan
D Fungsi Layanan
E Tujuan Umum
F Tujuan Khusus
G Sasaran Layanan
H Materi Layanan
I Waktu (menit)
J Sumber
K Metode/Teknik
L Media/Alat
M Pelaksanaan
1.Tahap
Awal/Pembukaan
2.Tahap Inti
3.Tahap Penutup
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses
2. Evaluasi Hasil
13. 13
Logo, nama sekolah, alamat sekolah
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER …….. TAHUN PELAJARAN ……….
Mengetahui:
Kepala Sekolah,
.…………., ………………….
Guru BK/Konselor,
……………………………… …………………………………..
Kotak 3. Format RPL bimbingan kelompok
A Komponen Layanan
B Bidang Layanan
C Fungsi Layanan
D Tujuan
E Topik
F Sasaran Layanan
G Metode dan Teknik
H Waktu (menit)
I Media/Alat
J Tanggal Pelaksanaan
K Sumber Bacaan
L Uraian Kegiatan
1.Tahap Awal
2.Tahap Transisi
3.Tahap Inti/Kerja
4.Tahap Pengakhiran
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses
2. Evaluasi Hasil
14. 14
Apabila mencermati pada format pada kotak 1, 2, dan 3 maka dapat dipahami bahwa
komponen pada RPL bimbingan klasikal, kelas besar/lintas kelas, dan juga
bimbingan kelompok dapat dikategorikan ke dalam dua hal, yakni komponen inti
dan komponen penunjang. Mengikuti lingkup perencanaan kurikulum, maka
komponen inti dalam RPL layanan dasar meliputi:1) tujuan (umum dan khusus);
2) materi, termasuk sumber atau refensi yang dirujuk; 3) metode/teknik, termasuk
tahapan pelaksanaan; 4) media/alat; dan 5) evaluasi (proses dan hasil).
Ketika kelima komponen ini dapat diisi oleh guru bimbingan dan konseling maka
sebenarnya guru bimbingan dan konseling telah memiliki konsep yang utuh tentang
kegiatan layanan yang hendak dilaksanakan. Oleh karena itu, perubahan format
apapun tentang RPL layanan bimbingan dan konseling akan selalu ada dan
mencakup kelima komponen tersebut. Sehingga apabila terjadi perubahan
kebijakan/format atau kurikulum pelayanan bimbingan konseling, kompetensi guru
bimbingan dan konseling yang bagus dan memadai untuk menyusun kelima
komponen perencanaan ini, akan membuat guru bimbingan dan konseling tidak
kebingungan dalam membuat perencanaan layanan dasar.
Selanjutnya yang penting untuk diisi adalah komponen penunjang yang
menegaskan teknik pelaksanaan. Dalam Pedoman Operasional Penyelenggaraan
Bimbingan Konseling (Ditjen GTIK, 2016) disebutkan bahwa komponen
penunjang ini meliputi: 1) topik; 2) bidang layanan; 3) fungsi layanan; 4) sasaran;
dan 5) waktu. Topik dibuat dengan mempertimbangkan hasil asesmen kebutuhan
dan Standar Kompetensi Peserta Didik (Ditjen PMPTK, 2007). Bidang dan fungsi
layanan diisi dengan bidang dan fungsi layanan yang relevan dengan topik yang
akan disampaikan dalam kegiatan bimbingan klasikal. Sasaran diisi dengan kelas
yang akan diberi kegiatan bimbingan klasikal. Waktu diisi dengan tanggal dan
durasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan bimbingan klasikal.
Pokok bahasan selanjutnya mengkaji tentang komponen inti dari RPL. Melalui
pembahasan lima komponen inti RPL ini diharapkan para guru bimbingan dan
15. 15
konseling mampu membuat perencanaan layanan dasar yang memadai, dan
sekaligus menyelenggarakan kegiatan layanan dasar secara inovatif dan menjawab
kebutuhan siswa. Berikut akan dijabarkan satu persatu secara rinci prosedur
penyusunan lima komponen inti dari RPL bimbingan dan konseling.
1) Merancang tujuan bimbingan klasikal/bimbingan kelas besar/lintas
kelas/bimbingan kelompok
Tujuan layanan bimbingan (instructional objectives) dapat didefinisikan sebagai
intensi guru bimbingan dan konseling yang terkait dengan pertumbuhan atau
perubahan pada siswa yang diharapkan dari bimbingan klasikal (Arends, 2007).
Tujuan merupakan komponen yang paling mendasar dalam perencanaan kurikulum
bimbingan klasikal karena dia memandu arah yang hendak dicapai dari kegiatan
bimbingan klasikal. Setidaknya terdapat tiga format pernyataan tujuan instruksional
yang popular saat ini, yakni format Mager untuk tujuan behavioral dan format
Gronlund yang tidak terlalu spesifik dibandingkan dengan tujuan behavioral, serta
format taksonomi yang lebih memperhatikan proses berpikir siswa (lihat Arends,
2007; Burden & Byrd, 1999). Namun, karena dalam format RPL dalam Pedoman
Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Konseling (Ditjen GTIK, 2016), yang
membedakan tujuan menjadi tujuan umum dan khusus, lebih cenderung
menggunakan format taksonomi, maka pembahasan ini diarahkan untuk
memaparkan format menyatakan tujuan bimbingan klasikal dengan format
taksonomi.
16. 16
Bagan 3.1. Mengklasifikasi tujuan dari taksonomi
Dalam merumuskan tujuan dalam format taksnomi terdapat tiga komponen yang
diperlukan, yakni: subjek, kata kerja, dan kata benda. Subjek adalah individu
yang menjadi sasaran dalam kegiatan layanan; dalam hal ini adalah siswa. Kata
kerja mendiskripsikan proses kognitif atau afektif atau psikomotor/keterampilan
yang diharapkan terjadi pada siswa sebagai sasaran kegiatan layanan. Kata benda
digunakan untuk memaparkan objek atau informasi yang hendak dipelajari siswa
dalam kegiatan layanan dasar. Bagan 3.1 menunjukkan contoh pernyataan tujuan.
Agar dalam merumuskan proses kognitif, afektif maupun psikomotor/keterampilan
dapat didiskripsikan secara akurat, maka kata kerja yang digunakan disesuaikan
dengan sistem taksonomi tertentu. Taksonomi merupakan
Topik: Bergaul Sehat dengan Penuh Toleransi
Kata Kerja Operasional:
Mendemonstrasikan
Kata Benda: Perilaku
menghargai perbedaan
(toleransi) dalam pergaulan
sehari-hari
Tujuan Khusus: Siswa mampu mendemonstrasikan perilaku menghargai
perbedaan (toleransi) dalam pergaulan sehari-hari
Dimensi Proses Kognitif:
Mendemonstrasikan
(mampu menunjukkan dan memperagakan
perilaku menghargai perbedaan, misalnya
tersenyum kepada teman yang berbeda
agama)
17. 17
adalah sistem klasifikasi atau sarana yang membantu menata dan menunjukkan
hubungan-hubungan di antara berbagai objek dan ide (Arends, 2007). Sebagian
besar tujuan yang disasar dalam pembelajaran maupun bimbingan klasikal adalah
ranah kognitif. Anderson dan Krathwohl (2001) merevisi taksonomi kognitif
Bloom ke dalam klasifikasi sebagai berikut:
a) Mengingat (remember) adalah mengambil informasi yang relevan dari
memori jangka panjang (long term memory).
b) Memahami (understanding/comprehension) adalah mengkonstruksikan
makna dari berbagai pesan yang dibahas dalam kegiatan instruksional atau
bimbingan klasikal.
c) Menerapkan (apply) adalah melaksanakan atau menggunakan suatu
prosedur.
d) Menganalisis (analyze) adalah menguraikan materi menjadi bagian-bagian
konstituen atau menentukan pola hubungan satu bagian dengan bagian yang
lain.
e) Mengevaluasi (evaluate) adalah membuat penilaian (judgement)
berdasarkan suatu kriteria tertentu.
f) Menciptakan (create) adalah menyatukan berbagai elemen untuk
membentuk suatu pola atau struktur tertentu.
Setiap klasifikasi proses kognitif di atas memiliki sub-proses kognitif. Kotak 2
menunjukkan jenis-jenis sub-proses kognitif dan contoh bentuk kata kerjanya.
19. 19
Kotak 2b. Lanjutan daftar kata kerja ranah kognitif
Perlu dipahami bahwa pada satuan pendidikan dasar ranah kognitif yang
cenderung/sesuai dengan tugas perkembangan peserta didik adalah keterampilan
LOTs (low order thinking skills: ranah kognitif 1, 2, 3 yang dominan), sedangkan
pada satuan pendidikan menengah dengan menyesuaikan pada karaktertistik peserta
didik lebih mengarahk pada ketrampilan HOTs (high order thingking skill: ranah
kognitif 4, 5, 6 yang dominan).
Di samping ranah kognitif, terdapat pula ranah afektif dan psikomotor yang
terkadang dapat dijadikan tujuan dalam bimbingan klasikal. Contoh bentuk kata
20. 20
kerja dari ranah afektif dan psikomotor disajikan dalam Kotak 3. Adapun taksonomi
konsep Bloom (dalam Arends, 2007) dalam ranah afektif dan psikomotor adalah
sebagai berikut:
a) Ranah afektif, meliputi:
(1) Menerima (receiving) adalah menyadari atau memperhatikan sesuatu di
lingkungan.
(2) Merespon (responding) adalah menunjukkan (perform) perilaku baru
sebagai bentuk hasil dari pengalaman dan respon terhadap pengalaman.
(3) Menghargai (valuing) adalah menunjukkan keterlibatan multak atau
komitmen yang tinggi terhadap pengalaman tertentu.
(4) Organisasi (organization) adalah mengintegrasikan nilai baru dan
memberikan nilai tersebut tempat yang layak dalam sistem prioritas.
(5) Karakterisasi menurut nilai (characterization by value) adalah bertindak
secara konsisten menurut nilainya dan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap pengalaman yang telah dipelajari.
21. 21
Kotak 3 Ranah afektif serta contoh kata kerjanya
Ranah afektif bagi pelaku layanan bimbingan dan konseling sangtlah penting. Guru
BK perlu merancang tujuan layanan yang tidak hanya dapat dipahami ataupun dapat
dilakukan saja, namun daat dihayati dan direfleksikan dalam afeksi peserta didik.
Oleh karena itu, ranah afektif ini menjadi ranah yang perlu dipertimbangkan dengan
seksama ketika merancang layanan bimbingan dan konseling.
b) Ranah psikomotif, meliputi:
(1) Meniru adalah tindakan yang terjadi di luar kesadaran atau kehendak
sebagai respon terhadap stimulus tertentu.
(2) Manipulasi adalah pola gerakan bawaan yang terbentuk dari kombinasi
bermacam-macam gerak reflex.
(3) Presisi adalah penerjemahan stimulus yang diterima melalui indera
(sense) menjadi gerakan yang tepat sebagaimana yang diinginkan.
22. 22
(4) Artikulasi adalah pengembangan gerakan-gerakan yang lebih
kompleks yang memenuhi tingkat efisiensi tertentu.
(5) Naturalisasi adalah kemampuan untuk berkomunikasi melalui garakan
tubuh.
Kotak 4. Daftar kata kerja ranah psikomotorik
Pada ranah psikomotor, yang perlu dimengerti adalah hakikat meniru (P1) jangan
terjebak pada modeling seperti pada konseling behavioral yang sangat mekanistik,
tetapi perlu penjelasan bahwa meniru yang dimaksud berupa emulation yang
maknanya disertai dengan berfikir. Sehingga setiap individu siswa mampu
berkembang sesuai jati dirinya bukan hanya mengikuti alur saja.
Penyusunan tujuan yang tertera pada RPL dilaksanakan dalam tiga tahapan, yakni:
1) merumuskan tujuan umum; 2) melakukan analisis instruksional; dan 3)
merumuskan tujuan khusus. Tahap pertama, perumusan tujuan umum. Tujuan
umum dirumuskan secara tidak terlalu spesifik atau presisi dalam membimbing
23. 23
Mengidentifikasi ciri-ciri individu yang percaya
Menjelaskan definisi kepercayaan diri
atau menuntut guru bimbingan dan konseling dalam penyiapan layanan atau
mengukur perubahan yang diharapkan. Di samping itu, tujuan umum diharapkan
berada pada level taksonomi yang tertinggi, dan selanjutnya tujuan khusus berada
pada taksonomi di bawahnya. Oleh karena itu, secara umum, jumlah pernyataaan
tujuan khusus biasanya lebih banyak atau minimal sama dengan jumlah pernyataan
tujuan umum. Sebaliknya, apabila jumlah tujuan umum lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah tujuan khusus, maka hal itu mengindikasikan terdapat kekeliruan
dalam merumuskan tujuan layanan. Hal ini dikarenakan dalam merencanakan
tujuan guru bimbingan dan konseling gagal dalam menerjemahkan tujuan umum ke
dalam tujuan-tujuan bimbingan yang lebih spesifik dan bersifat memandu arah
perubahan pada diri siswa yang diharapkan dari kegiatan bimbingan klasikal atau
kelas besar/lintas kelas atau bimbingan kelompok.
Tahap kedua, melakukan analisis instruksional. Kegiatan analisis instruksional
adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun
secara logis dan sistematis. Melalui analisis instruksional, tujuan umum
diterjemahkan dalam unit-unit tujuan khusus yang tersusun secara logis dan
sistematis sehingga memandu guru bimbingan dan konseling dalam mencapai arah
perubahan pada diri siswa yang diharapkan. Manfaat melakukan analisis
instruksional adalah: 1) mengindentifikasi semua kompetensi yang diharapkan
dikuasai oleh peserta didik, 2) menentukan urutan pelaksanaan bimbingan klasikal;
dan 3) menentukan titik awal proses bimbingan klasikal. Terdapat empat macam
struktur dalam membuat analisis instruksional, yaitu struktur hirarkis, prosedural,
pengelompokkan dan kombinasi. Berikut ini penjelasan setiap jenis struktur
tersebut.
a) Struktur hirarkikal adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa
salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai yang lain. Contoh:
24. 24
b) Struktur prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan
satu seri urutan penampilan perilaku, tetapi tidak ada yang menjadi persyaratan
bagi yang lain. Contoh teknik pesan saya (I-messages), “Saya merasa
diperlakukan tidak adil (perasaan) karena teman-teman kelompok belajar
meminta saya mengerjakan sebagian besar tugas (perilaku) sebab saya berpikir
kita bisa membagi tugas secara lebih proporsional (konsekuensi).” Berikut ini
bentuk strukturnya:
c) Struktur kelompok merupakan struktur yang tidak seperti prosedural dan
hirarkis tetapi masih dalam satu kesatuan/kelompok. Contoh struktur dari
materi penetapan arah karier.
d) Struktur kombinasi merupakan struktur yang tersusun atas kombinasi dari
ketiga jenis struktur sebelumnya.
Tahap ketiga, merumuskan tujuan khusus. Tujuan khusus dirumuskan untuk
mengklarifikasi dan memperjelas apa yang hendak atau diharapkan akan dipelajari
siswa dari kegiatan bimbingan klasikal atau kelas besar/lintas kelas atau bimbingan
kelompok. Tujuan khusus dirumuskan secara sistematis sesuai dengan hasil analisis
instruksional. Kotak 5 menunjukkan contoh mengembangkan tujuan umum,
analisis instruksional, dan tujuan khusus.
Menyebutkan
perasaan
Menyebutkan
Perilaku
Menyebutkan
Konsekuensi
Menangkap informasi dunia kerjaMengidentifikasi potensi diri
Memutuskan rencana
25. 25
2) Menetapkan materi bimbingan klasikal atau kelas besar/lintas kelas atau
bimbingan kelompok
Guna mencapai tujuan bimbingan layanan, maka guru bimbingan dan konseling
perlu merancang dan menyusun materi atau bahan ajar. Pada hakekatnya materi
bimbingan bimbingan klasikal atau kelas besar/lintas kelas atau bimbingan
kelompok merupakan konten yang dipelajari dan dibahas selama layanan
berlangsung agar siswa dapat belajar dan mengalami proses kognitif, afektif atau
psikomotor yang diharapkan.
Dasar penyusunan bahan ajar adalah tujuan bimbingan layanan, khususnya tujuan
khusus. Artinya, sebelum menetapkan bahan ajar, guru bimbingan dan konseling
terlebih dahulu menetapkan topik-topik bimbingan klasikal atau kelas besar/lintas
kelas atau bimbingan kelompok sesuai dengan tujuan khusus yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sederhananya, setiap tujuan khusus setidaknya menjadi satu topik atau
pokok bahasan dalam materi atau bahan ajar. Setelah topik atau pokok bahasan
ditetapkan, maka guru bimbingan dan konseling perlu memutuskan format bahan
ajak yang akan dipakai. Secara lebih mendalam bahsan mengenai materi bimbingan
dan konseling telah dibahas pada modul sebelumnya (modul 2).
4) Menetapkan media bimbingan klasikal atau kelas besar/lintas kelas atau
bimbingan kelompok
Media memiliki peran penting dalam kegiatan bimbingan klasikal karena media
merupakan penjembatan bagi kesenjangan (gap) komunikasi antara guru bimbingan
dan konseling dengan siswa dalam melaksanakan bimbingan klasikal atau kelas
besar/lintas kelas atau bimbingan kelompok. Yang perlu dipahami bahwa pemilihan
media dimulai dari pemilihan format atau jenis media, apakah visual,
multimedia/hypermedia, dan format media lainnya. Setelah format media
ditetapkan, konselor memilih bahan yang spesifik untuk menyusun media. Dalam
memilih media terdapat beberapa prinsip yakni media mengikuti tujuan bimbingan,
bukan mendikte tujuan bimbingan. Prinsip ini sangat penting karena
26. 26
semua komponen perencanaan bimbingan bimbingan klasikal atau kelas
besar/lintas kelas atau bimbingan kelompok, termasuk komponen media, diarahkan
untuk mencapai tujuan bimbingan. Secara lebih mendalam bahsan mengenai media
bimbingan dan konseling juga telah dibahas pada modul sebelumnya (modul 2).
5) Merancang metode evaluasi
Evaluasi dalam RPL dilakukan untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan
bimbingan klasikal. Isu evaluasi dalam RPL secara khusus dikaji dalam kegiatan
belajar (KB) 3 modul ini.
c. Contoh Rancangan Layanan Dasar
Pada bagian sebelumnya telah disampaikan format dan prosedur untuk menyusun
rencana pelaksanaan layanan (RPL) baik melalui kegiatan/strategi bimbingan
kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan kelas besar /lintas kelas. Berikut
akan disampaikan contoh rencana pelaksanaan layanan (RPL) baik melalui
kegiatan/strategi bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan kelas
besar/lintas kelas sesuai dengan Pedoman Operasional Penyelenggaraan Bimbingan
Konseling (Ditjen GTIK, 2016).
27.
28. 1. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Klasikal
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019/2020
A Komponen Layaan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Belajar
C Topik Layanan Belajar dengan cara cerdas dan efektif
D Fungsi Layanan Pemahaman dan pengembangan
E Tujuan Umum Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan kebutuhannya untuk mengikuti pelajaran.
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat menjelaskan pengertian
belajar (C2)
2. Peserta didik/konseli dapat mengklasifikasikan faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar (A4)
3. Peserta didik/konseli dapat merancang strategi belajar
dengan cerdas dan efektif melalui metode mind
mapping (P2)
G Sasaran Layanan Kelas XI
H Materi Layanan 1. Pengertian belajar
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
3. Strategi belajar dengan cerdas dan efektif
I Waktu 2 Kali Pertemuan (2x 45 Menit = 90 menit)
J Sumber 1. Hamdani.2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia
2. Mariyaningsih, Hidayati. 2018. Bukan Kelas Biasa.
Surakarta: CV Kekata Group.
3. Suwardi. 2010. Bimbingan dan Konseling 2. Bogor:
Yudhistira
K Metode/Teknik Investigasi Kelompok
L Media/Alat Proyektor, Laptop, Power Point, dan Mind Mapping
“Belajar cerdas dan efektif” dan lembar kerja siswa
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
a. Pernyataan tujuan 1. Guru BK membuka dengan salam dan berdoa
2. Guru BK membina hubungan baik dengan peserta didik
untuk menanyakan kabar dan mempresensi satu
persatu.
3. Peserta didik menjawab dengan menyampaikan kabar
dan memperhatikan guru yang sedang melakukan
presensi.
4. Menyampaikan tujuan layanan materi bimbingan dan
29. 29
konseling tentang belajar dengan cerdas dan efektif
5. Peserta didik memperhatikan dan mendengarkan
tujuan layanan yang disampaikan oleh guru BK
b. Penjelasan langkah-
langka kegiatan
1. Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan, tugas
dan tanggung jawab peserta didik.
2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita
akan melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan,
kita sepakat akan melakukan dengan baik.
c. Mengarahkan kegiatan
(konsolidasi)
Guru BK mengajak peserta didik untuk berbagi
pengalaman terhadap topik yang akan dibicarakan
(apersepsi)
d. Tahap peralihan (transisi) 1. Guru BK menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
siswa pada tahap selanjutnya
2. Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik
melaksanakan kegiatan dan memulai ke tahap inti
3. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan siswa
2.Tahap Inti
Nb: (seseuai tahap metode
group investigasi, tahapan
dapat disesuaikan dengan
metode yang lain)
Nb: Boleh pula dibagi
menjadi dua bagian, yakni
kegiatan peserta didik dan
juga kegiatan guru
bimbingan dan konseling.
Conoh dapat dilihat pada
tahap inti RPL Bimbingan
Kelas Besar/Lintas Kelas.
a. Mengidentifikasikan topik dan mengatur peserta
didik ke dalam kelompok
1. Peserta didik memperhatikan power point yang
ditayangkan selanjutnya guru BK menampilkan
gambar mind mapping yang berkaitan dengan materi
belajar cerdas dan efektif untuk menggali pengetahuan.
2. Guru BK menetapkan topik khusus pada tema cara
belajar cerdas dan efektif pada semua kelompok
3. Peserta didik dikelompokan menjadi 6 kelompok
dengan anggota 5-6 orang secara heterogen
4. Peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk
mempelajari materi “cara belajar cerdas dan efektif”
5. Guru BK membantu mengumpulkan informasi dan
memfasilitasi pengaturan kelompok
b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari
1. Peserta didik dan guru merencanakan bersama
mengenai prosedur layanan yang akan dijalankan.
2. Guru BK memberikan topik “cara belajar cerdas dan
efektif” yang akan dibuat mind mapping oleh
kelompok
3. Anggota kelompok menyebutkan cara belajar masing-
masing meliputi persiapan belajar, proses belajar
hingga kegiatan pasca belajar mandiri.
4. Guru BK menjelaskan langkah- langkah membuat
mind mapping.
30. 30
c. Melaksanakan Investigasi
1. Peserta didik mengumpulkan informasi;
2. Informasi diperoleh dari pengalaman belajar masing-
masing anggota kelompok
3. Informasi yang digali mencakup persiapan, proses,
hingga kegiatan pasca belajar mandiri
4. Masing- masing kelompok merancang mind mapping
dari informasi hasil belajar tiap anggota kelompok
5. Kelompok membuat kesimpulan dengan melihat cara
belajar pada masing- masing anggota kelompoknya
6. Anggota kelompok saling bertukar ide, berdiskusi,
mengklarifikasi faktor faktor yang mempengaruhi
hasil belajar.
d. Mempresentasikan laporan akhir
1. Kelompok terpilih mempresentasikan hasil mind
mapping yang telah dibuat
2. Kelompok yang lain menanggapi pemaparan
kelompok yang melakukan presentasi.
3.Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat
kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
“Belajar cerdas dan efektif melalui mind mapping”
2. Guru BK merefleksi peserta didik dengan
menanyakan kebermanfaatan/kebermaknaan
kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberikan penguatan dan menyampaikan
materi layanan yang akan datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses keaktifan peserta didik selama
mengikuti layanan klasikal
1. Melakukan Refleksi hasil materi “Belajar dengan
cerdas dan efektif”, setiap peserta didik menuliskan di
kertas yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan bimbingan klasikal
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik memberikan penjelasan
dari pertanyaan guru BK tentang belajar cerdas dan
efektif
2. Evaluasi Hasil 1. Merasakan pemahaman baru mendapatkan
pengetahuan tentang belajar cerdas dan efektif
2. Merasakan perasaan positif tentang topik yang
31. 31
dibahas dan cara Guru Bimbingan dan Konseling atau
konselor menyampaikan : mudah dipahami/tidak
mudah/sulit dipahami
3. Merencanakan kegiatan setelah mendapatkan materi
belajar cerdas dan efektif
Lampiran: Lampiran materi layanan
- Lembar kerja siswa
- Instrumen evaluasi proses dan hasil
- Lampiran hand out power point dan mind mapping
.…………., ………………….
Mengetahui: Guru BK/Konselor,
Kepala Sekolah,
……………………………… …………………………………..
32. 32
2. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Klasikal
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KELAS BESAR/LINTAS KELAS
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019/2020
A Komponen Layaan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Karier
C Topik Layanan Perencanaan Karier Setelah Lulus SMA
D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembagan
E Tujuan Umum Peserta didik mampu mengidentifikasi ragam alternative
karier dan aktivitas yang mengandung relevansi dengan
kemampuan diri.
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik mampu menganalisis perencanaan karier
yang sesuai dengan kemampuan diri (C4).
2. Peserta didik mampu memahami menghayati makna
dan pentingnya perencanaan karier (A4).
3. Peserta didik mampu merencanakan karier sesuai
dengan kemampuan diri (P2)
G Sasaran Layanan Kelas XII
H Materi Layanan 1. Perencanaan karier
2. Pentingnya perencanaan karier
3. Langkah merencanakan karier
I Waktu 1 Kali Pertemuan (45 menit)
J Sumber 1. Zunker, Vernon G. 2013. Counseling : Putting Theory
and Research To Work. John Wiley & Sons,. Inc.
2. Zilmahran. 2009. Perencanaan Karier. Online
accesed [07/09/2012/ at http://habahate.blogspot.com
3. NoName. 2010. Merencanakan Karier di Masa
Depan. Online accesed [07/09/2012/ at
http://www.bksmkn3jogja.org
K Metode/Teknik Penyampaian materi, Curah gagasan (Brainstorming),
Simulasi “ Career Planning “.
L Media/Alat Multimedia (Power Point), Video Sang Pembuat Jejak,
Kertas & Alat tulis
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
2. Tahap Awal/Pendahuluan
a. Pernyataan tujuan 1. Guru BK membuka dengan salam dan berdoa
2. Menyampaikan tujuan layanan materi bimbingan dan
konseling tentang perencanaan karier.
3. Peserta didik memperhatikan dan mendengarkan
tujuan layanan yang disampaikan oleh guru BK
b. Penjelasan langkah-
langka kegiatan
1. Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan, tugas
dan tanggung jawab peserta didik.
2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita
akan melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan,
33. 33
kita sepakat akan melakukan dengan baik.
c. Mengarahkan kegiatan
(konsolidasi)
Guru BK berdiskusi dengan siswa mengenai makna karier
dan perencanaan karier, serta urgensinya bagi siswa.
d. Tahap peralihan (transisi) 1. Guru BK menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
siswa pada tahap selanjutnya
2. Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik
melaksanakan kegiatan dan memulai ke tahap inti
3. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan siswa
2.Tahap Inti
Kegiatan peserta didik 1. Peserta didik memperhatikan mengenai langkah
merencanakan karier.
2. Peserta didik memperhatikan video “Sang Pembuat
Jejak”
3. Peserta didik melakukan refleksi dari video “Sang
Pembuat Jejak”
4. Peserta didik membuat simulasi perencanaan karier.
Kegiatan guru bimbingan
dan konseling
1. Guru BK menjelaskan mengenai langkah
merencanakan karier.
2. Guru BK menampilkan video “Sang Pembuat Jejak”
3. Guru BK melakukan refleksi dari video “Sang
Pembuat Jejak”
4. Guru BK mengajak siswa mensimulasikan “Career
Planning”.
5. Guru BK berdiskusi dengan siswa mengenai kegiatan
simulasi serta melakukan tanya jawab.
3.Tahap Penutup 1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan “Belajar cerdas dan
efektif melalui mind mapping”
2. Guru BK merefleksi peserta didik dengan menanyakan
kebermanfaatan/kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberikan penguatan dan menyampaikan
materi layanan yang akan datang
4. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan
salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses keaktifan peserta didik selama
mengikuti layanan klasikal
1. Melakukan Refleksi hasil materi, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik memberikan
penjelasan dari pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil 1. Merasakan pemahaman baru dan mendapatkan
pengetahuan tentang perencanaan karier
2. Merasakan perasaan positif tentang topik yang
34. 34
dibahas dan cara Guru Bimbingan dan Konseling atau
konselor menyampaikan : mudah dipahami/tidak
mudah/sulit dipahami
3. Merencanakan kegiatan setelah mendapatkan materi
Lampiran: Lampiran materi layanan
- Lembar kerja siswa
- Instrumen evaluasi proses dan hasil
- Lampiran hand out power point
.…………., ………………….
Mengetahui: Guru BK/Konselor,
Kepala Sekolah,
……………………………… …………………………………..
35. 35
3. Alternatif Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Kelompok
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2019/2020
A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Pribadi dan Sosial
C Fungsi Layanan Pemahaman dan Pencegahan
D Tujuan Tujuan Umum
AK dapat mengekspresikan Perasaan dalam Cara-
Cara yang bebas,Terbuka dan tidak menimbulkan
konflik
Tujuan Khusus
1. AK mampu menjabarkan urgersi kontrol diri
dalam bermedia sosial (C2)
2. AK mampu mendefinisikan pengertian kontrol
diri (C2)
3. Ak mampu menyebutkan aspek-aspek dalam
kontrol diri (A2)
4. Ak mampu menunjukan cara mengembangkan
kontrol diri dalam bermedia sosial (P3)
E Topik Netizen Self Control
F Sasaran Layanan Kelas XI
G Metode dan Teknik Sosiodrama
H Waktu 1 x 1 Jam Pelajararan (40 Menit)
I Media/Alat PinSos, Stacko Masalah, Kartu Peran, Kartu Tugas
J Tanggal Pelaksanaan 12 Oktober 2019
K Sumber Bacaan 1. Ghufron, M. Nur & Rini, R. S. 2010. Teori- teori
Psikologi. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
2. Singgih D. Gunarsa, 2006. Dari anak sampai
usia lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia
3. Luthfia, Nita. 2007. Hubungan kontrol diri
dengan motivasi berprestasi siswa sma n 1
sutojayan. Skripsi. Universitas Negeri Malang,
Malang.
L Uraian Kegiatan
1.Tahap Awal
a. Pernyataan tujuan 1. PK Menyapa AK Dengan Kalimat yang
membangkitkan semangat
2. PK/AK Memimpin Doa sebelum memulai
kegiatan
3. PK menyampaikan tujuan Bimbingan
36. 36
Kelompok
b. Penjelasan tentang langkah-
langkah kegiatan kelompok
(Pembentukan kelompok)
1. PK memberikan Pinsos Kepada AK
2. AK memperkenalkan diri dengan permainan
Sosmedku berdasarkan masing-masing Pinsos
yang di pilih
3. PK menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan
BKP
4. PK menjelaskan asas-asas di dalam BKP, tugas
dan tanggungjawab AK dengan menyanyikan
lagu “ asas BK”
c. Mengarahkan kegiatan
(konsolidasi)
PK menjelaskan kembali kegiatan BKP secara
operasional, baik tentang teknik yang digunakan,
tugas dan tanggungjawab AK
2.Tahap Transisi
PK menanyakan kalau ada AK yang
belum mengerti dan memberikan
penjelasannya (Storming)
1. PK menanyakan kesiapan kelompok dalam
melaksanakan tugas
2. PK memberi kesempatan bertanya kepada
setiap AK tentang tugas-tugas yang belum
mereka pahami
3. PK menjelaskan kembali secara singkat
tentang tugas dan tanggung jawab AK dalam
melakukan kegiatan
PK menyiapkan AK untuk
melakukan komitmen tentang
kegiatan yang akan dilakukannya
(Norming)
1. PK menanyakan kesiapan para AK untuk
melaksanakan tugas.
2. PK dan AK menyepakati beberapa hal terkait
aturan atau etika selama proses pelaksanaan
BKP (etika dalam penyampaian pendapat dan
ketika mendengarkan teman yang sedang
berpendapat).
3. PK memulai masuk ke tahap inti/kerja
3.Tahap Inti/Kerja
proses/ kegiatan yang dialami
peserta didik dalam suatu kegiatan
bimbingan berdasarkan teknik
tertentu (Eksperientasi)
1. PK meminta Anggota Kelompok untuk
mengambil Stacko Masalah yang dilamnya
terdapat foto/Gambar tentang Kasus yang
berkaitan dengan kontrol diri dalam Bermedia
sosial yang Rendah
2. PK meminta AK untuk menyampaikan
persepsi dan perasaa mereka mengenai
foto/gambar yang ada pada Stacko
3. PK Menjelaskan secara Singkat konsep awal
dari Kontrol Diri
4. PK menginformasikan kepada AK bahwa
kelompok akan dibagi menjadi kelompok
37. 37
pemain an kelompok observer.
5. PK membacakan garis besar cerita yang akan
di perankan oleh AK dan sesuai dengan
skenario, lalu diberitahukan terkait tugas dari
setiap pemegang peran
6. PK membagi kelompok menjadi 2 bagian, yaitu
kelompok pemain dan kelompok observer.
Penentuan ini bisa melalui penawaran, dan juga
bisa ditunjuk oleh PK.
7. PK menjelaskan adegan demi adegan yang ada
di dalam skenario, lalu kelompok pemain diberi
waktu untuk mempelajari skenario selama
beberapa saat.
8. PK menjelaskan kepada kelompok observer
terkait tugas yang harus mereka lakukan dalam
mengamati kelompok pemain.
9. PK memimpin diskusi setelah pelaksanaan
sosiodrama.
10. PK meminta AK untuk menunjukan cara
mengembangkan Kontrol Diri dalam Bermedia
Sosial
Pengungkapan perasaan, pemikiran
dan pengalaman tentang apa yang
terjadi dalam kegiatan bimbingan
(Refleksi)
1. PK menanyakan pemahaman baru yang
didapat AK setelah melakukan kegiatan BKP
2. PK menanyakan perasaan AK setelah kegiatan
diakhiri
3. PK menanyakan tindakan yang akan
dilakukan oleh AK setelah mengikuti BKP
4.Tahap Pengakhiran 1. PK menjelaskan bahwa kegiatan kelompok
akan diakhiri
2. PK memberikan penguatan aspek-aspek yang
ditemukan oleh AK dalam proses sosiodrama
3. PK meminta AK memberikan kesan-kesan
setelah mengikuti kegiatan
4. PK merencanakan kegiatan tindak lanjut
5. PK mengucapkan terimakasih atas partisipasi
AK
6. PK mengakhiri dengan doa dan ditutup
dengan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses PK melakukan evaluasi dengan memperhatikan
proses yang terjadi seperti:
1. Mengadakan refleksi
2. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan
38. 38
(contoh: semangat/ kurang semangat/ tidak
semangat)
3. Cara peserta didik menyampaikan pendapat
atau bertanya: sesuai topik/ kurang sesuai
topik/ tidak sesuai topik
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan PK (mudah dipahami/
tidak mudah/ sulit dipahami)
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal antara
lain:
1. Merasakan suasana pertemuan:
menyenangkan/ kurang menyenangkan/ tidak
menyenangkan
2. Topik yang dibahas: sangat penting/ kurang
penting/ tidak penting
3. Kemampuan AK dalam menjabarkan Urgersi
dari KontrolDiri dalam Bermedia Sosial
4. Kemampuan AK dalam mendefinisikan
pengertian Kontrol Diri
5. Kemampuan AK dalam Menyebutkan Aspek-
Aspek Dalam Kontrol Diri
6. Kemampuan AK dalam Menunjukan cara
mengembangka Kontrol Diri dalam bermedia
sosial.
Lampiran :
1. Materi
2. Skenario Adegan
3. Lembar evaluasi (proses dan hasil)
4. Media
.…………., ………………….
Mengetahui: Guru BK/Konselor,
Kepala Sekolah,
……………………………… …………………………………..
39. 4. Forum Diskusi
Bapak/Ibu/Saudara Peserta PPG BK semoga sehat dan bahagia senantisa, mari kita
diskusikan topik/fenomena dibawah ini.
Guru BK dalam menyusun RPL sering melakukan kesalahan dalam merumuskan
tujuan khusus layanan, khususnya dalam merumuskan kata kerja yang operasional
dengan memenuhi tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
Diskusikan bagaimana prosedur / proses penjabaran perilaku umum menjadi
perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis pada saat
Bapak/Ibu/Saudara menyusun tujuan instruksional khusus. Perjelas jawab dengan
contoh perumusan tujuan khusus yang operasional sesuai dengan tujuan umum
yang anda rumuskan sebelumnya.
Terimakasih. Counselling, Yes We Can.
C. Penutup
1. Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 1 dengan judul Perencanaan
Layanan Dasar. Dengan demikian Anda telah memahami bagaimana menyusun
perencanaan layanan dasar. Hal penting yang telah Anda pelajari dari Kegiatan
Belajar 1 ini adalah:
• Topik layanan dasar diangkat berdasarkan pertimbangan dari kebutuhan siswa
dan sekaligus Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD).
• RPL kegiatan layanan dasar terdiri atas komponen inti (tujuan, materi/bahan,
metode dan langkah, media, dan evaluasi) dan komponen pelengkap seperti
jenis layanan, sasaran dan seterusnya sesuai dengan perubahan format yang
ditentukan dalam kurikulum BK.
• Tujuan bimbingan pada RPL disusun dalam tiga tahap, yakni penyusunan
tujuan umum, lakukan analisis instruksional, dan penyusunan tujuan khusus.
40. 40
• Materi atau konten layanan dasar disusun berdasarkan sekuen tertentu dan
selaras dengan tujuan yang telah dirumuskan.
• Evaluasi kegiatan layanan dasar dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
tes dan non-tes.
Daftar Pustaka
American School Counselor Association. 2012. The ASCA National Model: A
Framework for School Counseling Program (3rd
ed.). Alexandria, VA:
Author.
Anastasi, A., & Urbina, S. 1997. Psychological Testing. Diterjemahkan R.H.S.
Imam. Jakarta: PT Prenhallindo.
Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.
New York, NY: Longman.
Arends, R.I. 2007. Learning to Teach (7th
ed.). Diterjemahkan oleh H.P. Soetjipto
& S.M. Soetjipto. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Burdin, P.R., & Byrd, D.M. 1999. Methods for Effective Teaching. Boston: Allyn
and Bacon.
Ditjen GTIK. 2016(a). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Ditjen GTIK
Kemendikbud RI.
Ditjen GTIK. 2016(b). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: Ditjen GTIK
Kemendikbud RI.
Ditjen GTIK. 2016(a). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Ditjen GTIK
Kemendikbud RI.
Ditjen PMPTK. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Ditjen PMPTK Depkdiknas RI.
Gregory, 2000. Psychological testing: Principles and Aplications. Boston: Allyn
and Bacon.
Joni, T. R. 2005. Pembelajaran yang Mendidik: Artikulasi Konseptual, Terapan
Kontekstual dan Verifikasi Empirik. Jurnal Ilmu Pendidikan. 12(2), 1-37.
Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Sukmadinata, N.S. 2004. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung
41. 41
Penerbit Remaja Rosdakarya.
Sutoyo, A. 2011. Pemahaman Individu - Observasi, Checklist, Interviu, Kuesioner,
Sosiometri. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar