SlideShare a Scribd company logo
Bab 1.Pendahuluan
1.1 Besaran dan Pengukuran
Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda serta fenomena dan keadaan yang terkait
dengan benda-benda tersebut. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau
dialami suatu benda, maka didefinisikan berbagai besaran-besaran fisika. Besaran-besaran
fisika ini misalnya panjang, jarak, massa, waktu, gaya, kecepatan, temperatur, intensitas
cahaya, dan sebagainya. Terkadang nama dari besaran-besaran fisika tadi memiliki kesamaan
dengan istilah yang dipakai dalam keseharian, tetapi perlu diperhatikan bahwa besaran-
besaran fisika tersebut tidak selalu memiliki pengertian yang sama dengan istilah-istilah
keseharian. Seperti misalnya istilah gaya, usaha, dan momentum, yang memiliki makna yang
berbeda dalam keseharian atau dalam bahasa-bahasa sastra. Misalnya, “Anak itu bergaya di
depan kaca”, “Ia berusaha keras menyelesaikan soal ujiannya”, “Momentum perubahan
politik sangat tergantung pada kondisi ekonomi negara”.
Besara-besaran fisika didefinisikan secara khas, sebagai suatu istilah fisika yang memiliki
makna tertentu. Terkadang besaran fisika tersebut hanya dapat dimengerti dengan
menggunakan bahasa matematik, terkadang dapat diuraikan dengan bahasa sederhana, tetapi
selalu terkait dengan pengukuran (baik langsung maupun tidak langsung). Semua besaran
fisika harus dapat diukur, atau dikuatifikasikan dalam angka-angka. Sesuatu yang tidak dapat
dinyatakan dalam angka-angka bukanlah besaran fisika, dan tidak akan dapat diukur.
Mengukur adalah membandingakan antara dua hal, biasanya salah satunya adalah suatu
standar yang menjadi alat ukur. Ketika kita mengukur jarak antara dua titik, kita
membandingkan jarak dua titik tersebut dengan jarak suatu standar panjang, misalnya
panjang tongkat meteran. Ketika kita mengukur berat suatu benda, kita membandingkan berat
benda tadi dengan berat benda standar. Jadi dalam mengukur kita membutuhkan standar
sebagai pembanding besar sesuatu yang akan diukur. Standar tadi kemudian biasanya
dinyatakan memiliki nilai satu dan dijadian sebagai acuan satuan tertentu. Walau kita dapat
sekehendak kita menentukan standar ukur, tetapi tidak ada artinya bila tidak sama di seluruh
dunia, karena itu perlu diadakan suatu standar internasional. Selain itu standar tersebut
haruslah praktis dan mudah diproduksi ulang di manapun di dunia ini. sistem standar
internasional ini sudah ada, dan sekarang dikenal dengan Sistem Internasional (SI). Terkait
dengan SI, terdapat satuan SI. Antara besaran fisika yang satu dengan besaran fisika yang
lain, mungkin terdapat hubungan. Hubungan-hubungan antara besaran fisika ini dapat
dinyatakan sebagai persamaan-persamaan fisika, ketika besaran-besaran tadi dilambangkan
dalam simbol-simbol fisika, untuk meringkas penampilan persamaannya. Karena besaran-
besaran fisika tersebut mungkin saling terkait, maka tentu ada sejumlah besaran yang
mendasari semua besaran fisika yang ada, yaitu semua besaran-besaran fisika dapat
dinyatakan dalam sejumlah tertentu besaran-besaran fisika, yang disebut sebagai besaran-
besaran dasar.
Terdapat tujuh buah besaran dasar fisika (dengan satuannya masing-masing) :
1. panjang (meter)
2. massa (kilogram)
3. waktu (sekon)
4. arus listrik (ampere)
5. temperatur (kelvin)
6. jumlah zat (mole)
7. intensitas cahaya (candela)
Satuan SI untuk panjang adalah meter dan satu meter didefinisikan sebagai 1650763,73 kali
panjang gelombang cahaya transisi 2p10 – 5d5 isotop Kr86. Satuan SI untuk waktu adalah
sekon dan satu sekon didefinisikan sebagai 9.192 631.770 kali periode transisi tertentu aton
Cs133. Satuan SI untuk massa adalah kilogram, dan satu kilogram didefinisika sebagai massa
sebuah silinder platinum iridium yang disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional
di Prancis. Tetapi selain itu juga terdapat standar massa non SI, yaitu standar massa atom
yang diambil berdasarkan massa satu atom C12 yang tepat didefinisikan bermassa 12 dalam
satuan massa atom terpadu (amu- atomic mass unit, disingkat u). Besaran-besaran fisika
secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, besaran skalar, besaran vektor dan
besaran tensor. Untuk besaran tensor, tidak akan dipelajari dalam pelajaran fisika dasar.
Besaran scalar adalah besaran yang memiliki nilai saja, sedangkan besaran vektor adalah
besaran yang selain memiliki nilai juga memiliki arah. Karena konsep tentang vektor banyak
digunakan dalam fisika, maka akan dijelaskan lebih lanjut secara singkat mengenai besaran
vektor ini.
1.2 Vektor
Sebagai contoh yang mudah untuk dipahami dari sebuah vektor adalah vektor posisi. Untuk
menentukan posisi sebuah titik relatif terhadap titik yang lain, kita harus memiliki sistem
koordinat. Dalam ruang berdimensi tiga, dibutuhkan sistem koordinat, x, y, z untuk
mendiskripsikan posisi suatu titik relatif terhadap suatu titik asal (O). Vektor posisi suatu titik
P, relatif terhadap titik asal digambarkan di bawah ini.
1.2.1 Penjumlahan Vektor
Dari konsep vektor posisi juga dikembangkan konsep penjumlahan vektor. Vektor posisi titik
A adalah~A, sedangkan posisi titik B ditinjau dari titik A adalah B. Vektor posisi titik B
adalah vector ~C, dan ~C dapat dinyatakan sebagai jumlahan vektor ~A dan vektor ~B,~A +
~ B = ~ C.
Negatif dari suatu vektor ~ A dituliskan sebagai − ~ A dan didefinisikan sebagai sebuah
vektor dengan besar yang sama dengan besar vector ~ A tetapi dengan arah yang berlawanan,
sehingga ~ A + (−1) ~A = 0. Dari sini konsep pengurangan vektor muncul, jadi ~ A − ~ B = ~
A + (−1) ~ B. Aljabar vektor bersifat komutatif dan asosiatif. Jadi
~A + ~ B = ~ B + ~ A, dan ~ A + (~B + ~C) = (~A + ~ B) + ~C
Dalam ruang berdimensi tiga terdapat paling banyak tiga vektor yang dapat saling tegak
lurus. Vektor-vektor yang saling tegak lurus ini dapat dijadikan vektor-vektor basis. Dalam
sistem koordinat kartesan, sebagai vektor-vektor basis biasanya diambil vektor-vektor yang
mengarah ke arah sumbu x, y, dan z positif, dan diberi simbol ˆx, ˆy, dan ˆz. Vektor-vektor
basis ini juga dipilih bernilai satu. Sehingga sebarang vector ~ A dalam ruang dimensi tiga
dapat dinyatakan sebagai jumlahan vektor-vektor basis dengan koefisien-koefisien Ax, Ay,
Az yang disebut sebagai komponen vektor dalam arah basis x, y dan z.~A = Ax ˆx + Ay ˆy +
Az ˆz
Dari trigonometri dapat diketahui bahwa bila sudut antara vector ~A dengan sumbu x, y, dan
z adalah θx, θy, dan θz, maka Ax = A cos θx, Ay = A cos θy, dan Az = A cos θz, dengan A
adalah besar ~A. Dari teorema Phytagoras, diperoleh bahwa A = pA2x + A2y + A2z.
1.2.2 Perkalian
Dua buah vektor dapat ‘diperkalikan’. Konsep perkalian antar vektor sangat bermanfaat
dalam perumusan berbagai persamaan-persamaan fisika. Konsep perkalian dalam vektor
sangat berbeda dengan sekedar memperkalian dua buah bilangan (skalar), dan memiliki
definisi tersendiri. Dua buah vector dapat diperkalikan menghasilkan sebuah skalar ataupun
sebuah vektor baru. Perkalian yang menghasilkan skalar disebut sebagai perkalian skalar atau
perkalian titik (dot product), dan didefinisikan sebagai ~A · ~B = AB cos θ dengan θ adalah
sudut antara vector ~A dan ~B. Besar vector ~C = ~A + ~B dapat dinyatakan dalam
perumusan berikut ini
C = q( ~A + ~B) · ( ~A + ~B) = √A2 + B2 + 2AB cos θ Bila ~A dan ~B dinyatakan dalam
komponen-komponennya,
~A = Ax ˆx + Ay ˆy +Az ˆz dan ~B = Bx ˆx + By ˆy + Bz ˆz, maka
~A · ~B = AxBx + AyBy + AzBz
karena ˆx · ˆy = ˆx · ˆz = ˆy · ˆz = cos 900 = 0 (saling tegak lurus), dan ˆx · ˆx = ˆy · ˆy = ˆz ·
ˆz = cos 00 = 1. Dengan mengalikan sebarang vector ~A dengan sebuah vektor basis, akan
didapatkan proyeksi ~A ke arah vektor basis tadi, jadi misalnya ~a · ˆx = Ax. Perkalian dua
buah vektor yang menghasilkan sebuah vektor, disebut sebagai perkalian silang (cross
product), untuk dua buah vector ~ A dan ~B, dituliskan
~A × ~B = ~C. Vektor ~C di sini adalah suatu vektor yang arahnya tegak lurus terhadap
bidang di mana ~A dan ~B berada, dan ditentukan oleh arah putar tangan kanan yang diputar
dari ~A ke ~B. Besar vector ~C didefinisikan sebagai
C = | ~A × ~B| = AB sin θ
Besar vector ~ C ini dapat diinterpretasikan sebagai luasan jajaran genjang yang dua sisinya
dibatasi oleh ~ A dan ~B Sesuai dengan definisinya, maka ~A × ~B = − ~B × ~A. Untuk
vektor-vektor basis, diperoleh ˆx × ˆy = ˆz, ˆy × ˆz = ˆx,ˆz × ˆx = ˆy, dan ˆx × ˆx = ˆy × ˆy = ˆz
× ˆz = 0.
Bab 2
Kinematika Gerak Lurus
2.1 Posisi, Kecepatan dan Percepatan
Dalam bab ini kita akan meninjau gerak titik partikel secara geometris, yaitu meninjau gerak
partikel tanpa meninjau penyebab geraknya. Cabang ilmu mekanika yang meninjau gerak
partikel tanpa meninjau penyebab geraknya disebut sebagai kinematika. Walaupun kita hanya
meninjau gerak titik partikel, tetapi dapat dimanfaatkan juga untuk mempelajari gerak benda
maupun sistem yang bukan titik. Karena selama pengaruh penyebab gerak partikel hanya
pengaruh eksternal, maka gerak keseluruhan benda dapat di-
wakili oleh gerak titik pusat massanya. Pembuktian terhadap pernyataan ini akan diberikan
belakangan. Kondisi gerak suatu titik partikel dideskripsikan oleh perubahan posisi partikel
sebagai fungsi waktu, ~r(t). Dalam mekanika klasik waktu dianggap tidak bergantung pada
sistem kerangka koordinat yang dipilih, waktu hanya sebagai sesuatu yang mengalir bebas
dari besaran-besaran fisis lainnya. Bila fungsi ~r(t) sudah diketahui untuk sebarang waktu t,
maka keadaan gerak partikel tadi secara praktis sudah diketahui. Tetapi terkadang informasi
tentang gerak partikel tidak diketahui dalam bentuk posisi tetapi dalam besaran-besaran lain
yang akan kita definisikan.
Dalam selang waktu Δt, posisi partikel akan berpindah dari ~r(t) menjadi ~r(t + Δt). Vektor
perubahan posisinya adalah Δ~r = ~r(t + Δt) − ~r(t)
Kecepatan sebuah aprtikel adalah laju perubahan posisi partikel terhadap waktu. Kecepatan
rerata partikel tadi dalam selang waktu Δt didefinisikan sebagai:
~¯v = Δ~r Δt
Sedangkan kecepatan sesaat pada saat t didefinisikan sebagai
~v ≡ limΔt→0 Δ~r Δt ≡ d~rdt
Besar dari vektor kecepatan sering juga disebut sebagai kelajuan. Kelajuan dari sebuah
partikel dapat tidak berubah walaupun kecepatannya berubah, yaitu bila vektor kecepatan
berubah arahnya tanpa berubah besarnya. Bila kecepatan sebuah partikel pada saat t adalah
~v(t) maka setelah selang waktu Δt kecepatannya adalah ~v(t + Δt). Perubahan kecepatannya
selama selang Δt diberikan oleh Δv = ~v(t + Δt) − ~v(t) Percepatan sebuah partikel adalah
laju perubahan keceatan partikel terhadap waktu. Percepatan rerata partikel tadi didefinisikan
sebagai ~¯a ≡ Δv/Δt sedangkan percepatan sesaatnya pada saat t didefinisikan sebagai
~a ≡ lim Δt→0 Δ~v/Δt ≡ d~v/dt. Karena kecepatan dapat dituliskan sebagai derivatif posisi
terhadap waktu, maka percepatan adalah derivatif kedua posisi terhadap waktu, yaitu ~a
≡d2~r/dt2
.
2.2 Gerak dengan kecepatan konstan
Bila kecepatan partikel konstan ~v, maka percepatannya nol. Untuk kasus ini posisi partikel
pada waktu t dapat diketahui melalui integrasi persamaan berikut ini
d~r = ~vdt yang bila diintegralkan dari saat awal t0 dengan posisi ~r(0) ke saat akhir t dengan
posisi ~r(t) Z ~r(t) ~r(0) d~r = ~v Z t 0 dt ~r(t) − ~r(0) = ~v(t − 0)
atau ~r(t) = ~r(0) + ~v t
Grafik hubungan posisi dan waktu membentuk garis lurus dengan nilai gradien grafik
(kemiringan grafik) sama dengan nilai kecepatan yang konstan
2.3 Gerak dengan percepatan konstan
Bila percepatan partikel konstan ~a, kecepatan partikel dapat ditentukan dari integrasi
persamaan berikut ini d~v = ~adt yang bila diintegralkan dari saat awal t0 dengan kecepatan
~v(0) ke saat akhir t dengan kecepatan ~v(t) Z ~v(t) ~v(0) d~v = ~a Z t 0 dt ~v(t) − ~v(0) =
~a(t − 0) atau ~v(t) = ~v(0) + ~a t dari persamaan ini, dengan memakai definisi kecepatan
sebagai derivatif posisi terhadap waktu, diperoleh persamaan berikut ini d~r = ~v(0)dt + ~a(t
− 0)dt yang bila diintegralkan dari saat awal t0 dengan posisi ~r(0) ke saat akhir t dengan
posisi ~r(t), diperoleh Z ~r(t) ~r(0) d~r = Z t 0 ~v(0)dt + ~a(t − 0)dt dan diperoleh ~r(t) =
~r(0) + ~v(0) t + 12 ~a t2
Grafik posisi sebagai fungsi dari waktu berbentuk grafik kuadratis (parabolik), dengan
gradien grafik sama dengan besar kecepatan partikel pada saat tertentu. Sedangkan grafik
kecepatan sebagai fungsi waktu berbentuk garis lurus dengan gradien grafiknya sama dengan
besar percepatan partikel. Dengan meninjau gerak satu dimensi, dapat juga dituliskan
a = dv/dt = dv dr/dr dt = v dv/dr atau dapat dituliskan
v dv = a dr yang bila diintegralkan dari posisi dan kecepatan awal r(0) dan v(0) ke posisi dan
kecepatan akhir r(t) dan v(t) maka diperoleh Z v(t) v(0) v dv = a Z r(t) r(0) dr. Hasilnya :
v(t)2 = v(0)2 + 2a (r(t) − r(0))
Sebagai contoh gerak dengan percepatan konstan adalah gerak partikel jatuh bebas di dekat
permukaan bumi. Dapat ditunjukkan bahwa untuk ketinggian yang tidak terlalu jauh dari
permukaan bumi, percepatan gravitasi g yang dialami sebuah benda yang jatuh bebas,
bernilai konstan. Dalam kasus
benda jatuh bebas, bila arah positif dipilih ke arah atas, maka percepatan benda a = −g (ke
bawah).
2.4 Kombinasi gerak
Besaran-besaran gerak yang berupa besaran vektor dapat diuraikan menjadi komponen-
komponennya dalam setiap arah vektor-vektor basisnya. Sehingga gerak dalam dua dimensi
dapat diuraikan menjadi kombinasi dua gerak satu dimensi dalam dua arah yang saling tegak
lurus (misalnya dalam arah x dan y). Demikian juga gerak dalam tiga dimensi dapat diuraikan
menjadi kombinasi tiga gerak satu dimensi dalam tiga arah yang saling tegak lurus (dalam
arah x, y, dan z). Semua persamaan-persamaan kinematika gerak lurus dalam bab
sebelumnya, dapat digunakan untuk mendeskripsikan gerak dalam masing-masing arah.
Sebagai contoh akan diberikan gerak partikel dalam dua dimensi (bidang) yang mengalami
percepatan konstan dalam arah vertikal dan tidak mengalami percepatan dalam arah
horizontal. Aplikasi dari gerak ini adalah gerak peluru, yang lintasannya berupa lintasan
parabolik. Misalkan di titik asal koordinat (0, 0) sebuah partikel bergerak dengan kecepatan
awal ~v0 yang membentuk sudut θ terhadap sumbu x. Partikel ini mengalami percepatan
gravitasi sebesar −g (ke arah sumbu y negatif). Kecepatan awal partikel dapat diuraikan
menjadi komponen x dan y, yaitu v0x = v0 cos θ dan v0y = v0 sin θ. Gerak partikel sekarang
dapat dianalisa sebagai gerak dengan kecepatan konstan pada arah x dan gerak dengan
percepatan konstan pada arah y. Sesuai pembahasan pada bagian sebelum ini, posisi partikel
pada arah x dan y

More Related Content

What's hot

Fisika sma kelas 10
Fisika sma kelas  10Fisika sma kelas  10
Fisika sma kelas 10
radar radius
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
Roida1
 
Bab 1. pengukuran
Bab 1. pengukuranBab 1. pengukuran
Bab 1. pengukuran
Hikmah Setia Wati
 
Mbl kun
Mbl kunMbl kun
1. besaran, satuan dan vektor
1. besaran, satuan dan vektor1. besaran, satuan dan vektor
1. besaran, satuan dan vektor
Farhan Bahri
 
Mekanika lagrangean
Mekanika lagrangeanMekanika lagrangean
Mekanika lagrangean
Barep Prakoso
 
Ringkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasarRingkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasar
Muhammad Irwan
 

What's hot (7)

Fisika sma kelas 10
Fisika sma kelas  10Fisika sma kelas  10
Fisika sma kelas 10
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
 
Bab 1. pengukuran
Bab 1. pengukuranBab 1. pengukuran
Bab 1. pengukuran
 
Mbl kun
Mbl kunMbl kun
Mbl kun
 
1. besaran, satuan dan vektor
1. besaran, satuan dan vektor1. besaran, satuan dan vektor
1. besaran, satuan dan vektor
 
Mekanika lagrangean
Mekanika lagrangeanMekanika lagrangean
Mekanika lagrangean
 
Ringkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasarRingkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasar
 

Similar to Logika matematika

Fisika
FisikaFisika
Fisika
aidil23
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
FisikaFisika
Fisika
eghi19
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
chikal09
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
eghi19
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
eghi19
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
eghi19
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
Niar29
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
Rahma0207
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
Rahma0207
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
ormaya19
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
Rahmaa06
 
DOC-20230605-WA0017..pptx
DOC-20230605-WA0017..pptxDOC-20230605-WA0017..pptx
DOC-20230605-WA0017..pptx
MuhammadArifFadhilla
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Mkls Rivership
 
Bab0
Bab0Bab0
Fisika Dasar
Fisika Dasar Fisika Dasar
Fisika Dasar
Actur Saktianto
 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
GaungPradana2
 
Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3
Khotibul Umam
 

Similar to Logika matematika (20)

Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
DOC-20230605-WA0017..pptx
DOC-20230605-WA0017..pptxDOC-20230605-WA0017..pptx
DOC-20230605-WA0017..pptx
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
 
Bab0
Bab0Bab0
Bab0
 
Fisika Dasar
Fisika Dasar Fisika Dasar
Fisika Dasar
 
Bab 2 Vektor
Bab 2 VektorBab 2 Vektor
Bab 2 Vektor
 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
 
Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3
 

More from nunungevilia

Powerpointagamaislam 160220231640
Powerpointagamaislam 160220231640Powerpointagamaislam 160220231640
Powerpointagamaislam 160220231640
nunungevilia
 
Nunung evilia
Nunung eviliaNunung evilia
Nunung evilia
nunungevilia
 
Power point
Power pointPower point
Power point
nunungevilia
 
Dasar perangkat keras
Dasar perangkat kerasDasar perangkat keras
Dasar perangkat keras
nunungevilia
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
nunungevilia
 
Kewirausahaan (2)
Kewirausahaan (2)Kewirausahaan (2)
Kewirausahaan (2)
nunungevilia
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
nunungevilia
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
nunungevilia
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
nunungevilia
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
nunungevilia
 
Agama
AgamaAgama
Pertemuan 2 online
Pertemuan 2 onlinePertemuan 2 online
Pertemuan 2 online
nunungevilia
 
Presentation1 game
Presentation1 gamePresentation1 game
Presentation1 game
nunungevilia
 

More from nunungevilia (13)

Powerpointagamaislam 160220231640
Powerpointagamaislam 160220231640Powerpointagamaislam 160220231640
Powerpointagamaislam 160220231640
 
Nunung evilia
Nunung eviliaNunung evilia
Nunung evilia
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Dasar perangkat keras
Dasar perangkat kerasDasar perangkat keras
Dasar perangkat keras
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Kewirausahaan (2)
Kewirausahaan (2)Kewirausahaan (2)
Kewirausahaan (2)
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Pertemuan 2 online
Pertemuan 2 onlinePertemuan 2 online
Pertemuan 2 online
 
Presentation1 game
Presentation1 gamePresentation1 game
Presentation1 game
 

Recently uploaded

COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptxCOMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
RezvaniDanumihardja2
 
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdfsertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
lilis056
 
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1). ppt
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1).       pptPASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1).       ppt
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1). ppt
forlifeyouu
 
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
jhanchoek885
 
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumenStrategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
mayamonfori
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
unikbetslotbankmaybank
 
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdfCOMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
MuhammadRijalulamin
 
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptxMODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
FORTRESS
 
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docxATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
inekesarupy62
 
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
12Halimatussadiah
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
Redis Manik
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
sayangkamuu240203
 
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptxPENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
dyanamaniz78
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
classroomastitiani
 
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power pointmateri tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
phbawaslujambi
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
unikbetslotbankmaybank
 
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi PengusahaBagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
ssuser437b77
 

Recently uploaded (17)

COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptxCOMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
 
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdfsertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
 
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1). ppt
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1).       pptPASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1).       ppt
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (1). ppt
 
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
 
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumenStrategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
Strategi Pemasaran dalam kaitannya perilaku konsumen
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
 
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdfCOMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
 
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptxMODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
 
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docxATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
 
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
Bab 13 Pelaporan segmen dan Interim ppt.
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
 
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptxPENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
 
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power pointmateri tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
 
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi PengusahaBagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
Bagaimana Memulai Usaha dan Menjadi Pengusaha
 

Logika matematika

  • 1. Bab 1.Pendahuluan 1.1 Besaran dan Pengukuran Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda serta fenomena dan keadaan yang terkait dengan benda-benda tersebut. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu benda, maka didefinisikan berbagai besaran-besaran fisika. Besaran-besaran fisika ini misalnya panjang, jarak, massa, waktu, gaya, kecepatan, temperatur, intensitas cahaya, dan sebagainya. Terkadang nama dari besaran-besaran fisika tadi memiliki kesamaan dengan istilah yang dipakai dalam keseharian, tetapi perlu diperhatikan bahwa besaran- besaran fisika tersebut tidak selalu memiliki pengertian yang sama dengan istilah-istilah keseharian. Seperti misalnya istilah gaya, usaha, dan momentum, yang memiliki makna yang berbeda dalam keseharian atau dalam bahasa-bahasa sastra. Misalnya, “Anak itu bergaya di depan kaca”, “Ia berusaha keras menyelesaikan soal ujiannya”, “Momentum perubahan politik sangat tergantung pada kondisi ekonomi negara”. Besara-besaran fisika didefinisikan secara khas, sebagai suatu istilah fisika yang memiliki makna tertentu. Terkadang besaran fisika tersebut hanya dapat dimengerti dengan menggunakan bahasa matematik, terkadang dapat diuraikan dengan bahasa sederhana, tetapi selalu terkait dengan pengukuran (baik langsung maupun tidak langsung). Semua besaran fisika harus dapat diukur, atau dikuatifikasikan dalam angka-angka. Sesuatu yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka bukanlah besaran fisika, dan tidak akan dapat diukur. Mengukur adalah membandingakan antara dua hal, biasanya salah satunya adalah suatu standar yang menjadi alat ukur. Ketika kita mengukur jarak antara dua titik, kita membandingkan jarak dua titik tersebut dengan jarak suatu standar panjang, misalnya panjang tongkat meteran. Ketika kita mengukur berat suatu benda, kita membandingkan berat benda tadi dengan berat benda standar. Jadi dalam mengukur kita membutuhkan standar sebagai pembanding besar sesuatu yang akan diukur. Standar tadi kemudian biasanya dinyatakan memiliki nilai satu dan dijadian sebagai acuan satuan tertentu. Walau kita dapat sekehendak kita menentukan standar ukur, tetapi tidak ada artinya bila tidak sama di seluruh dunia, karena itu perlu diadakan suatu standar internasional. Selain itu standar tersebut haruslah praktis dan mudah diproduksi ulang di manapun di dunia ini. sistem standar internasional ini sudah ada, dan sekarang dikenal dengan Sistem Internasional (SI). Terkait dengan SI, terdapat satuan SI. Antara besaran fisika yang satu dengan besaran fisika yang lain, mungkin terdapat hubungan. Hubungan-hubungan antara besaran fisika ini dapat dinyatakan sebagai persamaan-persamaan fisika, ketika besaran-besaran tadi dilambangkan dalam simbol-simbol fisika, untuk meringkas penampilan persamaannya. Karena besaran- besaran fisika tersebut mungkin saling terkait, maka tentu ada sejumlah besaran yang mendasari semua besaran fisika yang ada, yaitu semua besaran-besaran fisika dapat dinyatakan dalam sejumlah tertentu besaran-besaran fisika, yang disebut sebagai besaran- besaran dasar. Terdapat tujuh buah besaran dasar fisika (dengan satuannya masing-masing) : 1. panjang (meter) 2. massa (kilogram) 3. waktu (sekon)
  • 2. 4. arus listrik (ampere) 5. temperatur (kelvin) 6. jumlah zat (mole) 7. intensitas cahaya (candela) Satuan SI untuk panjang adalah meter dan satu meter didefinisikan sebagai 1650763,73 kali panjang gelombang cahaya transisi 2p10 – 5d5 isotop Kr86. Satuan SI untuk waktu adalah sekon dan satu sekon didefinisikan sebagai 9.192 631.770 kali periode transisi tertentu aton Cs133. Satuan SI untuk massa adalah kilogram, dan satu kilogram didefinisika sebagai massa sebuah silinder platinum iridium yang disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional di Prancis. Tetapi selain itu juga terdapat standar massa non SI, yaitu standar massa atom yang diambil berdasarkan massa satu atom C12 yang tepat didefinisikan bermassa 12 dalam satuan massa atom terpadu (amu- atomic mass unit, disingkat u). Besaran-besaran fisika secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, besaran skalar, besaran vektor dan besaran tensor. Untuk besaran tensor, tidak akan dipelajari dalam pelajaran fisika dasar. Besaran scalar adalah besaran yang memiliki nilai saja, sedangkan besaran vektor adalah besaran yang selain memiliki nilai juga memiliki arah. Karena konsep tentang vektor banyak digunakan dalam fisika, maka akan dijelaskan lebih lanjut secara singkat mengenai besaran vektor ini. 1.2 Vektor Sebagai contoh yang mudah untuk dipahami dari sebuah vektor adalah vektor posisi. Untuk menentukan posisi sebuah titik relatif terhadap titik yang lain, kita harus memiliki sistem koordinat. Dalam ruang berdimensi tiga, dibutuhkan sistem koordinat, x, y, z untuk mendiskripsikan posisi suatu titik relatif terhadap suatu titik asal (O). Vektor posisi suatu titik P, relatif terhadap titik asal digambarkan di bawah ini. 1.2.1 Penjumlahan Vektor Dari konsep vektor posisi juga dikembangkan konsep penjumlahan vektor. Vektor posisi titik A adalah~A, sedangkan posisi titik B ditinjau dari titik A adalah B. Vektor posisi titik B adalah vector ~C, dan ~C dapat dinyatakan sebagai jumlahan vektor ~A dan vektor ~B,~A + ~ B = ~ C. Negatif dari suatu vektor ~ A dituliskan sebagai − ~ A dan didefinisikan sebagai sebuah vektor dengan besar yang sama dengan besar vector ~ A tetapi dengan arah yang berlawanan, sehingga ~ A + (−1) ~A = 0. Dari sini konsep pengurangan vektor muncul, jadi ~ A − ~ B = ~ A + (−1) ~ B. Aljabar vektor bersifat komutatif dan asosiatif. Jadi ~A + ~ B = ~ B + ~ A, dan ~ A + (~B + ~C) = (~A + ~ B) + ~C Dalam ruang berdimensi tiga terdapat paling banyak tiga vektor yang dapat saling tegak lurus. Vektor-vektor yang saling tegak lurus ini dapat dijadikan vektor-vektor basis. Dalam sistem koordinat kartesan, sebagai vektor-vektor basis biasanya diambil vektor-vektor yang mengarah ke arah sumbu x, y, dan z positif, dan diberi simbol ˆx, ˆy, dan ˆz. Vektor-vektor basis ini juga dipilih bernilai satu. Sehingga sebarang vector ~ A dalam ruang dimensi tiga
  • 3. dapat dinyatakan sebagai jumlahan vektor-vektor basis dengan koefisien-koefisien Ax, Ay, Az yang disebut sebagai komponen vektor dalam arah basis x, y dan z.~A = Ax ˆx + Ay ˆy + Az ˆz Dari trigonometri dapat diketahui bahwa bila sudut antara vector ~A dengan sumbu x, y, dan z adalah θx, θy, dan θz, maka Ax = A cos θx, Ay = A cos θy, dan Az = A cos θz, dengan A adalah besar ~A. Dari teorema Phytagoras, diperoleh bahwa A = pA2x + A2y + A2z. 1.2.2 Perkalian Dua buah vektor dapat ‘diperkalikan’. Konsep perkalian antar vektor sangat bermanfaat dalam perumusan berbagai persamaan-persamaan fisika. Konsep perkalian dalam vektor sangat berbeda dengan sekedar memperkalian dua buah bilangan (skalar), dan memiliki definisi tersendiri. Dua buah vector dapat diperkalikan menghasilkan sebuah skalar ataupun sebuah vektor baru. Perkalian yang menghasilkan skalar disebut sebagai perkalian skalar atau perkalian titik (dot product), dan didefinisikan sebagai ~A · ~B = AB cos θ dengan θ adalah sudut antara vector ~A dan ~B. Besar vector ~C = ~A + ~B dapat dinyatakan dalam perumusan berikut ini C = q( ~A + ~B) · ( ~A + ~B) = √A2 + B2 + 2AB cos θ Bila ~A dan ~B dinyatakan dalam komponen-komponennya, ~A = Ax ˆx + Ay ˆy +Az ˆz dan ~B = Bx ˆx + By ˆy + Bz ˆz, maka ~A · ~B = AxBx + AyBy + AzBz karena ˆx · ˆy = ˆx · ˆz = ˆy · ˆz = cos 900 = 0 (saling tegak lurus), dan ˆx · ˆx = ˆy · ˆy = ˆz · ˆz = cos 00 = 1. Dengan mengalikan sebarang vector ~A dengan sebuah vektor basis, akan didapatkan proyeksi ~A ke arah vektor basis tadi, jadi misalnya ~a · ˆx = Ax. Perkalian dua buah vektor yang menghasilkan sebuah vektor, disebut sebagai perkalian silang (cross product), untuk dua buah vector ~ A dan ~B, dituliskan ~A × ~B = ~C. Vektor ~C di sini adalah suatu vektor yang arahnya tegak lurus terhadap bidang di mana ~A dan ~B berada, dan ditentukan oleh arah putar tangan kanan yang diputar dari ~A ke ~B. Besar vector ~C didefinisikan sebagai C = | ~A × ~B| = AB sin θ Besar vector ~ C ini dapat diinterpretasikan sebagai luasan jajaran genjang yang dua sisinya dibatasi oleh ~ A dan ~B Sesuai dengan definisinya, maka ~A × ~B = − ~B × ~A. Untuk vektor-vektor basis, diperoleh ˆx × ˆy = ˆz, ˆy × ˆz = ˆx,ˆz × ˆx = ˆy, dan ˆx × ˆx = ˆy × ˆy = ˆz × ˆz = 0. Bab 2 Kinematika Gerak Lurus 2.1 Posisi, Kecepatan dan Percepatan
  • 4. Dalam bab ini kita akan meninjau gerak titik partikel secara geometris, yaitu meninjau gerak partikel tanpa meninjau penyebab geraknya. Cabang ilmu mekanika yang meninjau gerak partikel tanpa meninjau penyebab geraknya disebut sebagai kinematika. Walaupun kita hanya meninjau gerak titik partikel, tetapi dapat dimanfaatkan juga untuk mempelajari gerak benda maupun sistem yang bukan titik. Karena selama pengaruh penyebab gerak partikel hanya pengaruh eksternal, maka gerak keseluruhan benda dapat di- wakili oleh gerak titik pusat massanya. Pembuktian terhadap pernyataan ini akan diberikan belakangan. Kondisi gerak suatu titik partikel dideskripsikan oleh perubahan posisi partikel sebagai fungsi waktu, ~r(t). Dalam mekanika klasik waktu dianggap tidak bergantung pada sistem kerangka koordinat yang dipilih, waktu hanya sebagai sesuatu yang mengalir bebas dari besaran-besaran fisis lainnya. Bila fungsi ~r(t) sudah diketahui untuk sebarang waktu t, maka keadaan gerak partikel tadi secara praktis sudah diketahui. Tetapi terkadang informasi tentang gerak partikel tidak diketahui dalam bentuk posisi tetapi dalam besaran-besaran lain yang akan kita definisikan. Dalam selang waktu Δt, posisi partikel akan berpindah dari ~r(t) menjadi ~r(t + Δt). Vektor perubahan posisinya adalah Δ~r = ~r(t + Δt) − ~r(t) Kecepatan sebuah aprtikel adalah laju perubahan posisi partikel terhadap waktu. Kecepatan rerata partikel tadi dalam selang waktu Δt didefinisikan sebagai: ~¯v = Δ~r Δt Sedangkan kecepatan sesaat pada saat t didefinisikan sebagai ~v ≡ limΔt→0 Δ~r Δt ≡ d~rdt Besar dari vektor kecepatan sering juga disebut sebagai kelajuan. Kelajuan dari sebuah partikel dapat tidak berubah walaupun kecepatannya berubah, yaitu bila vektor kecepatan berubah arahnya tanpa berubah besarnya. Bila kecepatan sebuah partikel pada saat t adalah ~v(t) maka setelah selang waktu Δt kecepatannya adalah ~v(t + Δt). Perubahan kecepatannya selama selang Δt diberikan oleh Δv = ~v(t + Δt) − ~v(t) Percepatan sebuah partikel adalah laju perubahan keceatan partikel terhadap waktu. Percepatan rerata partikel tadi didefinisikan sebagai ~¯a ≡ Δv/Δt sedangkan percepatan sesaatnya pada saat t didefinisikan sebagai ~a ≡ lim Δt→0 Δ~v/Δt ≡ d~v/dt. Karena kecepatan dapat dituliskan sebagai derivatif posisi terhadap waktu, maka percepatan adalah derivatif kedua posisi terhadap waktu, yaitu ~a ≡d2~r/dt2 . 2.2 Gerak dengan kecepatan konstan Bila kecepatan partikel konstan ~v, maka percepatannya nol. Untuk kasus ini posisi partikel pada waktu t dapat diketahui melalui integrasi persamaan berikut ini d~r = ~vdt yang bila diintegralkan dari saat awal t0 dengan posisi ~r(0) ke saat akhir t dengan posisi ~r(t) Z ~r(t) ~r(0) d~r = ~v Z t 0 dt ~r(t) − ~r(0) = ~v(t − 0)
  • 5. atau ~r(t) = ~r(0) + ~v t Grafik hubungan posisi dan waktu membentuk garis lurus dengan nilai gradien grafik (kemiringan grafik) sama dengan nilai kecepatan yang konstan 2.3 Gerak dengan percepatan konstan Bila percepatan partikel konstan ~a, kecepatan partikel dapat ditentukan dari integrasi persamaan berikut ini d~v = ~adt yang bila diintegralkan dari saat awal t0 dengan kecepatan ~v(0) ke saat akhir t dengan kecepatan ~v(t) Z ~v(t) ~v(0) d~v = ~a Z t 0 dt ~v(t) − ~v(0) = ~a(t − 0) atau ~v(t) = ~v(0) + ~a t dari persamaan ini, dengan memakai definisi kecepatan sebagai derivatif posisi terhadap waktu, diperoleh persamaan berikut ini d~r = ~v(0)dt + ~a(t − 0)dt yang bila diintegralkan dari saat awal t0 dengan posisi ~r(0) ke saat akhir t dengan posisi ~r(t), diperoleh Z ~r(t) ~r(0) d~r = Z t 0 ~v(0)dt + ~a(t − 0)dt dan diperoleh ~r(t) = ~r(0) + ~v(0) t + 12 ~a t2 Grafik posisi sebagai fungsi dari waktu berbentuk grafik kuadratis (parabolik), dengan gradien grafik sama dengan besar kecepatan partikel pada saat tertentu. Sedangkan grafik kecepatan sebagai fungsi waktu berbentuk garis lurus dengan gradien grafiknya sama dengan besar percepatan partikel. Dengan meninjau gerak satu dimensi, dapat juga dituliskan a = dv/dt = dv dr/dr dt = v dv/dr atau dapat dituliskan v dv = a dr yang bila diintegralkan dari posisi dan kecepatan awal r(0) dan v(0) ke posisi dan kecepatan akhir r(t) dan v(t) maka diperoleh Z v(t) v(0) v dv = a Z r(t) r(0) dr. Hasilnya : v(t)2 = v(0)2 + 2a (r(t) − r(0)) Sebagai contoh gerak dengan percepatan konstan adalah gerak partikel jatuh bebas di dekat permukaan bumi. Dapat ditunjukkan bahwa untuk ketinggian yang tidak terlalu jauh dari permukaan bumi, percepatan gravitasi g yang dialami sebuah benda yang jatuh bebas, bernilai konstan. Dalam kasus benda jatuh bebas, bila arah positif dipilih ke arah atas, maka percepatan benda a = −g (ke bawah). 2.4 Kombinasi gerak Besaran-besaran gerak yang berupa besaran vektor dapat diuraikan menjadi komponen- komponennya dalam setiap arah vektor-vektor basisnya. Sehingga gerak dalam dua dimensi dapat diuraikan menjadi kombinasi dua gerak satu dimensi dalam dua arah yang saling tegak lurus (misalnya dalam arah x dan y). Demikian juga gerak dalam tiga dimensi dapat diuraikan menjadi kombinasi tiga gerak satu dimensi dalam tiga arah yang saling tegak lurus (dalam arah x, y, dan z). Semua persamaan-persamaan kinematika gerak lurus dalam bab sebelumnya, dapat digunakan untuk mendeskripsikan gerak dalam masing-masing arah. Sebagai contoh akan diberikan gerak partikel dalam dua dimensi (bidang) yang mengalami percepatan konstan dalam arah vertikal dan tidak mengalami percepatan dalam arah horizontal. Aplikasi dari gerak ini adalah gerak peluru, yang lintasannya berupa lintasan parabolik. Misalkan di titik asal koordinat (0, 0) sebuah partikel bergerak dengan kecepatan awal ~v0 yang membentuk sudut θ terhadap sumbu x. Partikel ini mengalami percepatan
  • 6. gravitasi sebesar −g (ke arah sumbu y negatif). Kecepatan awal partikel dapat diuraikan menjadi komponen x dan y, yaitu v0x = v0 cos θ dan v0y = v0 sin θ. Gerak partikel sekarang dapat dianalisa sebagai gerak dengan kecepatan konstan pada arah x dan gerak dengan percepatan konstan pada arah y. Sesuai pembahasan pada bagian sebelum ini, posisi partikel pada arah x dan y