1. Pendahuluan
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang
penting di banyak negara.
Sektor pariwisata memberikan kontribusi signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan
pendapatan devisa. Selain itu, industri pariwisata juga memicu
pertumbuhan sektor-sektor terkait seperti perdagangan,
transportasi, konstruksi, dan jasa keuangan.
Meskipun industri pariwisata memiliki potensi ekonomi yang
besar, juga menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa tantangan
utama termasuk perubahan dalam preferensi wisatawan, masalah
lingkungan, dan keberlanjutan.
2. Pendahuluan
Perubahan preferensi wisatawan memiliki dampak yang signifikan
bagi industri pariwisata.
Perubahan dalam preferensi wisatawan dapat memengaruhi
permintaan terhadap destinasi dan layanan tertentu, yang pada
gilirannya, memengaruhi pertumbuhan industri secara
keseluruhan.
Keberhasilan sektor pariwisata sangat tergantung pada
kemampuannya untuk beradaptasi dengan dinamika pasar dan
memahami perubahan dalam preferensi wisatawan.
3. Preferensi
wisatawan
Preferensi wisatawan merujuk pada keinginan, harapan, dan
prioritas yang dimiliki oleh individu atau kelompok ketika mereka
melakukan perjalanan atau liburan.
4. Aspek-aspek
Preferensi
Wisatawan
Preferensi wisatawan dapat mencakup berbagai aspek perjalanan,
termasuk:
DestinasiWisata: Pilihan destinasi wisata yang diinginkan, seperti
pantai, pegunungan, kota besar, atau destinasi eksotis.
Akomodasi: Preferensi terkait dengan jenis akomodasi, seperti
hotel bintang lima, vila pribadi, hostel, atau penginapan
tradisional.
Aktivitas Wisata: Minat dalam berbagai aktivitas wisata, seperti
jelajah kota, petualangan alam, olahraga ekstrem, atau wisata
kuliner.
Makanan dan Minuman: Preferensi terkait dengan jenis makanan
dan minuman yang diinginkan, baik itu kuliner lokal, masakan
internasional, atau diet khusus.
Budaya dan Seni: Minat dalam kegiatan budaya dan seni, seperti
mengunjungi museum, galeri seni, festival budaya, atau
pertunjukan teater.
5. Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Preferensi
Wisatawan
Beberapa faktor kunci yang memengaruhi preferensi wisatawan
meliputi:
Karakteristik Demografi: Ini mencakup faktor-faktor seperti usia,
jenis kelamin, pendidikan, preferensi budaya, dan minat pribadi.
PengalamanWisata Sebelumnya: Preferensi wisatawan dapat
dipengaruhi oleh pengalaman wisata sebelumnya yang mereka
miliki, baik positif maupun negatif.
Pengaruh Sosial dan Budaya: Preferensi wisatawan juga dapat
dipengaruhi oleh norma-norma sosial, nilai-nilai budaya, dan tren
dalam masyarakat.
Ketersediaan Informasi: Informasi yang tersedia tentang
destinasi wisata, akomodasi, atraksi, dan aktivitas juga dapat
memengaruhi preferensi wisatawan.
PerubahanTren Global: Perubahan dalam tren global, seperti
kesadaran akan keberlanjutan lingkungan atau minat dalam
pengalaman lokal, juga dapat memengaruhi preferensi
wisatawan.
6. Perubahan
Preferensi
Wisatawan
Perubahan iklim
Perubahan iklim dapat mempengaruhi preferensi wisatawan
dengan berbagai cara, mulai dari pengaruh terhadap cuaca dan
musim wisata hingga perubahan dalam aktivitas wisata yang
tersedia dan faktor-faktor kesehatan dan keamanan.
Penelitian tentang dampak perubahan iklim terhadap preferensi
wisatawan mengungkapkan bahwa secara umum wisatawan lebih
memilih negara-negara dengan iklim yang cerah namun sejuk,
menghindari ekstrem panas atau dingin (Tol, 2005; Bigano, 2005).
Namun, preferensi terhadap iklim di destinasi wisata berbeda
antara kelompok usia dan pendapatan (Wietze, 2001; Lise, 2001).
Akibatnya, perubahan iklim dapat menyebabkan pergeseran
dalam pilihan destinasi wisata (Wietze, 2001; Lise, 2001).
7. Perubahan
Preferensi
Wisatawan
PerubahanTeknologi
Teknologi telah mengubah cara wisatawan merencanakan,
memesan, dan mengalami perjalanan mereka. Hal ini telah
mempengaruhi preferensi wisatawan dengan menyediakan akses
yang lebih mudah ke informasi, layanan yang lebih personal,
pengalaman virtual yang menarik, dan interaksi yang lebih
langsung dengan destinasi wisata.
Brdar (2014) menyoroti peran teknologi dalam memengaruhi
pilihan destinasi, dengan sekitar 50% orang menggunakan aplikasi
perjalanan. Benckendorff (2006) mengidentifikasi empat
kelompok wisatawan berdasarkan preferensi teknologi mereka,
menyarankan adanya interaksi antara preferensi dan jenis
pengalaman. Hanh (2020) lebih menekankan peran signifikan
teknologi dalam berbagai tahap siklus perjalanan, terutama dalam
pencarian informasi.Genç (2018) menyoroti efek signifikan
teknologi realitas tertambah (AR) terhadap kepuasan wisatawan,
Studi-studi ini secara bersama-sama menekankan dampak
transformatif teknologi pada perilaku dan preferensi wisatawan.
8. Perubahan
Preferensi
Wisatawan
Pengaruh Media Sosial
Media sosial memiliki peran penting dalam membentuk preferensi
wisatawan. Melalui platform seperti Instagram, Facebook, dan
TikTok, wisatawan dapat terinspirasi oleh destinasi wisata, aktivitas,
dan pengalaman yang sedang tren. Postingan influencer dan
pengguna lainnya dapat memengaruhi persepsi dan pilihan
destinasi wisatawan, serta menciptakan ekspektasi tentang
pengalaman yang diinginkan.
Media sosial, khususnya melalui para influencer, memainkan peran
yang signifikan dalam membentuk preferensi wisatawan dan
menciptakan citra destinasi (Zawadka, 2022). Ini merupakan sumber
informasi utama dan memengaruhi keputusan akhir dalam
pemilihan destinasi, di mana rekomendasi secara daring sangat
penting (Brdar, 2014). Penggunaan media sosial telah ditemukan
memengaruhi pilihan destinasi wisatawan, dengan pendapatan dan
pekerjaan juga memainkan peran (Jorge-Acain, 2022). Namun,
pengaruh media sosial terhadap pemilihan destinasi tergantung
pada konteksnya, dengan faktor-faktor seperti keterlibatan media
sosial, familiaritas destinasi, dan kompleksitas keputusan
perencanaan juga memegang peranan (Tham, 2020).
9. Perubahan
Preferensi
Wisatawan
PerubahanGaya Hidup
Trend dalam gaya hidup global, seperti peningkatan minat pada
kesehatan dan kebugaran, makanan organik, dan gaya hidup
minimalis, juga mempengaruhi preferensi wisatawan.Wisatawan
mungkin mencari destinasi yang menawarkan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam aktivitas olahraga, menikmati makanan lokal
yang sehat, atau mengalami kehidupan sederhana di pedesaan.
Pektaş (2018) menemukan bahwa gaya hidup memainkan peran
kunci dalam permintaan untuk pariwisata alternatif. Perubahan
gaya hidup, seperti yang terkait dengan usia dan struktur
keluarga, dapat secara signifikan memengaruhi preferensi
wisatawan (Tomić, 2019).
10. Perubahan
Preferensi
Wisatawan
Peningkatan Mobilitas Global:
Kemajuan dalam transportasi dan konektivitas global telah
memungkinkan wisatawan untuk menjelajahi destinasi yang lebih
jauh dan beragam. Hal ini mempengaruhi preferensi wisatawan
dengan meningkatkan minat mereka terhadap destinasi eksotis,
terpencil, atau yang belum banyak dikunjungi.Wisatawan juga
mungkin lebih tertarik untuk menjelajahi budaya dan tradisi yang
berbeda di berbagai belahan dunia.
Mobilitas global, yang didorong oleh globalisasi, telah berdampak
signifikan pada preferensi dan aktivitas wisatawan (Hołowiecka,
2013; Dfmr, 2013; Hołowiecka, 2011). Hal ini terlihat dalam
perubahan pola aktivitas pariwisata dan pengaruh globalisasi
terhadap keputusan pembelian (Hołowiecka, 2011). Dampak jarak
pada pergerakan wisatawan internasional lebih menekankan peran
mobilitas global, dengan sebagian besar perjalanan terjadi dalam
jarak 1.000 kilometer dari pasar asal (Mckercher, 2008). Dinu (2018)
menyoroti peran penting transportasi dalam pengembangan
pariwisata, dengan menekankan perlunya sistem transportasi yang
efisien dan dapat diakses.
11. Perubahan
Preferensi
Wisatawan
Perubahan Demografis:
Perubahan dalam struktur demografis global, seperti pertumbuhan
jumlah generasi milenial dan generasi Z, juga mempengaruhi preferensi
wisatawan.Generasi yang lebih muda cenderung mencari pengalaman
yang unik, autentik, dan berbagi di media sosial. Mereka mungkin lebih
tertarik pada destinasi yang menawarkan kesempatan untuk belajar,
berinteraksi dengan lokal, dan menciptakan kenangan yang berharga.
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa faktor demografis
seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan secara signifikan
memengaruhi sikap penduduk terhadap pengembangan pariwisata
(Stojković, 2020). Faktor-faktor ini juga memengaruhi pengambilan
keputusan dan pengeluaran rumah tangga untuk pariwisata, dengan
efek usia dan kelompok tua memainkan peran yang sangat penting
(Bernini, 2015). Selain itu, perubahan sosiodemografis telah ditemukan
memengaruhi perilaku perjalanan, dengan kelompok yang lebih tua
menunjukkan pola perjalanan yang berbeda (Boksberger, 2009). Usia,
jenis kelamin, dan tipologi perjalanan telah diidentifikasi sebagai
prediktor signifikan dari perilaku belanja wisatawan, dengan kelompok-
kelompok tertentu dominan dalam kategori-kategori tertentu dari
partisipasi aktivitas belanja (Oh, 2004).
12. Perubahan
Preferensi
Wisatawan
Kesadaran Keberlanjutan:
Tren global yang meningkatkan kesadaran akan isu-isu lingkungan
dan keberlanjutan juga mempengaruhi preferensi wisatawan.
Semakin banyak wisatawan yang mencari destinasi dan layanan
wisata yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan
berkomitmen pada prinsip-prinsip keberlanjutan. Mereka mungkin
lebih memilih destinasi
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa kesadaran akan
keberlanjutan secara signifikan memengaruhi preferensi dan perilaku
wisatawan (Mazhenova, 2016; Melo, 2018; Budeanu, 2007; Aydın,
2020). Wisatawan yang lebih sadar akan isu lingkungan lebih
cenderung memilih akomodasi ramah lingkungan dan berpartisipasi
dalam praktik-praktik berkelanjutan (Mazhenova, 2016). Penggunaan
stimulus keberlanjutan dalam komunikasi destinasi juga dapat
berdampak positif pada niat konsumen untuk berkunjung (Melo,
2018). Namun, terdapat kesenjangan antara sikap positif wisatawan
terhadap pariwisata berkelanjutan dan perilaku sebenarnya (Budeanu,
2007). Hal ini menunjukkan bahwa sementara kesadaran penting,
faktor lain seperti emosi dan keterlibatan juga memainkan peran
dalam memengaruhi perilaku wisatawan (Melo, 2018). Selain itu,
wisatawan memberikan prioritas pada atribut-atribut keberlanjutan
yang meningkatkan pengalaman mereka sendiri (Aydın, 2020).
14. Respon
Pelaku
Industri
Pariwisata
Inovasi produk dan layanan
Inovasi dalam produk dan layanan adalah kunci untuk merespons
perubahan preferensi wisatawan. Pelaku industri pariwisata dapat
mengembangkan produk baru, menciptakan pengalaman unik,
atau menawarkan paket liburan yang inovatif untuk memenuhi
kebutuhan dan ekspektasi wisatawan yang berkembang.
Di industri pariwisata, inovasi sangat penting untuk kesuksesan,
dengan fokus pada inovasi produk dan layanan (Weiermair, 2004).
Inovasi-inovasi ini dapat berbentuk berbagai hal, termasuk aspek
teknologi dan non-teknologi (Bilgihan, 2015). Secara khusus,
kebutuhan akan produk-produk baru dan unik ditekankan untuk
membedakan dari pesaing-pesaing (Maráková, 2016).
15. Respon
Pelaku
Industri
Pariwisata
Pengembangan infastruktur
Pelaku industri pariwisata juga harus merespons perubahan
preferensi wisatawan dengan memperbarui infrastruktur dan
layanan mereka. Misalnya, mereka dapat meningkatkan kualitas
akomodasi, memperluas jaringan transportasi, atau
menghadirkan teknologi terbaru untuk meningkatkan
pengalaman wisatawan. Peningkatan ini dapat membantu
menciptakan lingkungan yang lebih nyaman, efisien, dan menarik
bagi wisatawan.
Nguyen (2021) menunjukkan dampak positif dari investasi dalam
infrastruktur pariwisata terhadap daya tarik pengunjung
internasional. Lim (2018) menambahkan dengan menyoroti peran
infrastruktur pariwisata dalam meningkatkan permintaan
pariwisata, terutama dalam konteks pembangunan ulang
perkotaan. Studi-studi ini secara bersama-sama menegaskan
pengaruh signifikan infrastruktur terhadap preferensi wisatawan
dan potensi untuk investasi strategis di bidang ini untuk
meningkatkan daya tarik destinasi.
16. Respon
Pelaku
Industri
Pariwisata
Praktik PariwisataYang Ramah Lingkungan
Semakin banyak wisatawan yang memprioritaskan keberlanjutan
dalam preferensi mereka. Pelaku industri pariwisata yang tanggap
terhadap tren ini dapat menyesuaikan operasi mereka untuk
mempromosikan praktik ramah lingkungan dan keberlanjutan. Ini
mungkin melibatkan pengurangan limbah, penggunaan energi
terbarukan, atau pelibatan dalam inisiatif konservasi lokal.
Bimonte (2016) dan Haneef (2017) keduanya menekankan pentingnya
dampak lingkungan dan citra destinasi, masing-masing, dalam
memengaruhi pilihan wisatawan. Industri pariwisata semakin
mengadopsi praktik ramah lingkungan, dengan fokus pada
manajemen lingkungan terbaik (Pigram, 1996). Namun, terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik dalam implementasi inisiatif-
inisiatif ini, terutama di sektor hotel (Knowles, 1999).Teknologi
informasi dan komunikasi telah diidentifikasi sebagai alat potensial
untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas-aktivitas
perhotelan dan pariwisata (Ruiz-Molina, 2010). Konsep manajemen
ramah lingkungan, terutama dalam industri hotel, melibatkan
penggunaan teknologi hijau untuk mengurangi konsumsi sumber
daya dan produksi limbah (Subbiah, 2011).
17. Respon
Pelaku
Industri
Pariwisata
PemanfaatanTeknologi
Pelaku industri pariwisata dapat memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan pengalaman wisatawan, memperluas jangkauan
pemasaran, dan meningkatkan efisiensi operasional. Ini termasuk
penggunaan platform reservasi online, pengembangan aplikasi seluler,
dan pemasaran digital melalui media sosial.
Penggunaan teknologi dalam industri pariwisata telah secara signifikan
mengubah cara bisnis beroperasi dan berinteraksi dengan pelanggan.
Teknologi berbasis data, seperti big data dan analitika, digunakan untuk
meningkatkan pengambilan keputusan, keterlibatan pelanggan, dan
strategi pemasaran (Camilleri, 2019).Teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) telah memainkan peran penting dalam memperluas
jangkauan layanan pariwisata dan memungkinkan akses mudah ke
informasi dan pemesanan (Beed, 2017). PenerapanTIK dalam
perusahaan pariwisata telah mengakibatkan perubahan perilaku
konsumen, dengan penekanan yang lebih besar pada informasi online
dan pemesanan layanan (Januszewska, 2015). Selain itu, penggunaan
sistem panduan genggam dan layanan berbasis lokasi telah
meningkatkan pengalaman pengunjung dalam pariwisata, terutama di
museum dan situs-situs budaya lainnya (Hornecker, 2006).
18. Kesimpulan
Perubahan dalam preferensi konsumen merupakan tantangan
yang signifikan bagi industri pariwisata, namun juga membawa
peluang untuk inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan merespons secara efektif terhadap perubahan ini, pelaku
industri pariwisata dapat meningkatkan daya saing mereka,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendukung pembangunan
berkelanjutan, dan memberikan pengalaman wisatawan yang
lebih memuaskan dan berkesan.