SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
1
PERMASALAHAN
2
LATAR BELAKANG
3
Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017 – World Travel and Tourism Council
LATAR BELAKANG
4
LATAR BELAKANG
5
Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017 – World Travel and Tourism Council
OUTBOND TRAVEL EXPENDITURE BY COUNTRY
Percentage of global total (2016)
LATAR BELAKANG
6
Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017 – World Travel and Tourism Council
LATAR BELAKANG
7
Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017
World Travel and Tourism Council
LATAR BELAKANG
o Indonesia 4.2
o Kunjungan wisatawan
10.406.759
o Pendapatan sektor
wisata
US $10.761 million
o Rata-rata penerimaan
per kedatangan
US$1.034
8
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 – The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
TRAVEL AND TOURISM COMPETITIVENESS INDEX 2017
9
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 – The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
TRAVEL AND TOURISM COMPETITIVENESS INDEX 2017
10
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 – The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
KONDISI PARIWISATA SAAT INI (2)
11
Indonesia
Travel and
Tourism
Index 2017
Ketersediaan
Hotel (93)
Infrastruktur
Pariwisata
(96)
Pengelolaan
Limbah (109)
Deforestasi
(113)
Peningkatan
Daftar
Spesies
Punah (129)
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017
The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
KONDISI PARIWISATA SAAT INI (1)
12
Indonesia
Travel and
Tourism
Index 2017
Infrastruktur
Pelayanan
Pariwisata
(3.1)
Infrastruktur
Jalan dan
Pelabuhan
(3.2)
Environment
Sustaiability
(3.2)
Culture
resource
and
business
travel (3.3)
Infrastuktur
Transportasi
Udara (3.8)
ICT
Readiness
(3.8)
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017
The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
13
Technology Government Business Society
Kesenjangan pemanfaatan ICT
antar daerah
Pemerintah Daerah belum
memahami potensi wisata di
wilayahnya.
Pengembangan Industri
Pariwisata 
(1) Sinergi antar mata rantai
usaha pariwisata yang
belum optimal,
(2) Daya saing produk wisata
yang belum optimal,
(3) Kesadaran tanggung jawab
terhadap lingkungan masih
kurang.
Budaya lokal masih kurang
dioptimalkan.
Publikasi informasi pariwisata
dan budaya masih sangat
terbatas dan tidak up-to-date
Data potensi pariwisata yang
dimiliki oleh pemerintah masih
sangat minim.
Pengembangan Pemasaran
Pariwisata 
(1) Kompetisi destinasi
pariwisata regional dan
pencitraan Pariwisata
Indonesia yang belum optimal,
(2) Strategi pemasaran yang
belum komprehensif dan
terpadu.
Pengembangan Destinasi
(1) Kesiapan Destinasi
Pariwisata yang Belum Merata,
(2) Kesiapan masyarakat di
sekitar destinasi pariwisata
yang masih kurang.
Kesiapan infrastruktur ICT
belum matang.
Secara nasional kesenjangan
infrastruktur pariwisata masih
tinggi.
Layanan yang berkaitan
dengan pariwisata dan budaya
masih belum terintegrasi
DEFINISI
14
TOURISM
Menurut UNWTO (2015),
tourism (pariwisata) adalah
fenomena sosial, budaya dan
ekonomi yang melibatkan
pergerakan orang ke negara
atau tempat di luar lingkungan
biasa untuk tujuan pribadi atau
bisnis / profesional.
15
SMART
TOURISM
(1)
16
Law et al. 2014; Koo et al. 2015;
Werthner and Klein 1999; Benckendorf
et al. 2014 menyatakan bahwa
Smart Tourism adalah suatu cara
untuk memperoleh informasi tentang
tourism (pariwisata) dengan
memanfaatkan ICT.
Menurut Buhalis 2003, Werthner and Ricci 2004,
Smart Tourism adalah perkembangan logis dari
pariwisata tradisional yang baru-baru ini berkembang
menjadi e-tourism karena dasar inovasi dan orientasi
teknologi industri dan konsumen diletakkan di awal
dengan adopsi ICT yang luas dalam pariwisata,
misalnya dalam bentuk distribusi global dan sistem
reservasi sentral, integrasi teknologi berbasis web
yang berujung pada munculnya e-tourism.
SMART
TOURISM
(2)
17
Pada tahun 2014, Guo et al., menyatakan bahwa
Smart Tourism bergantung pada empat inti dari ICT
yaitu : IoT, mobile communication, cloud computing,
dan Artificial Intelligence.
Menurut Su et al., 2011,
berdasarkan integrasi platform hardware dan software untuk
informasi dan layanan Smart City, Smart Tourism dapat
dimanfaatkan dengan baik untuk menuju pasar pariwisata
terpadu, tempat-tempat wisata, departemen pemerintah dan
informasi dan layanan yang relevan dari perusahaan untuk
mempromosikan pengembangan pariwisata
DEFINISI
SMART CITY
Kota yang dapat mengelola
berbagai sumberdayanya secara
efektif dan efisien untuk
menyelesaikan berbagai tantangan
kota menggunakan solusi inovatif,
terintegrasi, dan berkelanjutan
untuk menyediakan infrastruktur
dan memberikan layanan-layanan
kota yang dapat meningkatkan
kualitas hidup warganya.
10/01/2017 18
10/01/2017 19
Source : Smart Cities – A Dellitte Point Of View, Version 1.0
INVESTASI
Modal manusia
dan sosial
Teknologi disruptif yang
mendorong pertumbuhan
ekonomi yang
berkelanjutan dan
kualitas hidup yang tinggi
Infrastruktur
tradisional
dengan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan
melalui pengelolaan partisipatif
SMART
TOURISM
(3)
Jika dihubungkan dengan defenisi Smart City menurut
framework kota Cerdas (APIC), Smart Tourism dapat
didefinisikan:
“Kota yang dapat mengelola berbagai
sumber daya pariwisata termasuk
budayanya secara efektif dan efisien untuk
menyelesaikan berbagai tantangan kota
menggunakan solusi inovatif, terintegrasi,
dan berkelanjutan untuk menyediakan
infrastruktur dan memberikan layanan-
layanan kota yang dapat meningkatkan
kualitas hidup warganya.”
20
SMART TOURISM
& CULTURE
=
SMART
TECHNOLOGIES
 Smart Technologies ubah pengalaman
konsumen dan menghasilkan model
bisnis pariwisata kreatif.
 Cloud Computing,Big Data,Aplikasi
Seluler,Layanan Berbasis
Lokasi,Layanan Geo-tag,Teknologi
Beacon,Virtual Reality,Augmented
Reality,Jaringan Sosial merupakan
contoh smart teknologi terdepan yang
meningkatan pengalaman dal layanan
wisata (Wang et al., 2012).
21
Source : Ulrike Gretzel, Lina Zhong, Chulmo Koo, (2016) "Application of smart tourism to cities",
International Journal of Tourism Cities, Vol. 2 Issue: 2 : Emerald Group Publishing Limited
SMART
TOURISM &
CULTURE
ARE
SMART
DESTINATIONS
 Smart Tourism memungkinkan
wisatawan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lebih baik, serta
mengacu pada ekonomi pariwisata
cerdas.
 Smart Tourism mendukung
pengembangan dan layanan kota
dengan berbagai cara.
22
Source : Ulrike Gretzel, Lina Zhong, Chulmo Koo, (2016) "Application of smart tourism to cities",
International Journal of Tourism Cities, Vol. 2 Issue: 2 : Emerald Group Publishing Limited
APLIKASI
SMART
TOURISM &
CULTURE
Penerapan Smart Tourism membuat
berbagai kebutuhan yang tinggi akan
kebutuhan infrastruktur dan tingginya
konsentrasi sumber daya dan pengguna
lain yang diperlukan.
Contoh : WI-Fi gratis di kota
 Kota dapat dijadikan tempat uji coba
bagi usaha smart tourism,sebelum
meluncurkannya dalam skala yang
lebih besar.
23
Source : Ulrike Gretzel, Lina Zhong, Chulmo Koo, (2016) "Application of smart tourism to cities",
International Journal of Tourism Cities, Vol. 2 Issue: 2 : Emerald Group Publishing Limited
INFORMATION
AND
COMMUNICATION
TECHNOLOGY
(ICT)
24
Kemampuan untuk mendukung pariwisata dalam cara
pintar untuk didiskusikan, dikembangkan dan
mempunyai vision dalam jangka waktu tertentu
(Gretzel, 2011)
Komprehensif, keuntungan dari pengalaman, untuk
memdapatkan dan mempertahankan pengetahuan, dan
dapat merespon cepat dan berhasil pada situasi baru
(Rudas and Fodor 2008)
Komponen kunci dari system informasi yang menjanjikan persdiaan
turis konsumen dan penyedia layanan dengan infromasi yang
relevan, pendukung keputusan lebih baik, mobilitas yang lebih baik,
dan yang terpenting pengalaman kesenangan turis
(Gretzel 2011; Werthner 2003; Sigala dan Chalkiti 2014)
Sistem pintar termasuk teknlogi jangkauan luas dalam
mendukung turis seperti sistem pengambilan keputusan dan
lebih dari sistem merekomendasikan keadaan terbaru, sistem
context-aware, agen autonomous yang mencari dan
mengumpulkan sumber-sumber Web, kecerdasan ambient, serta
sistem yang menciptakan realitas yang meningkat (Fesenmaier
dkk. 2006; Lamsfus dkk. 2014; Venturini dan Ricci 2006)
Kemampuan untuk mendukung pariwisata dalam cara
pintar untuk didiskusikan, dikembangkan dan
mempunyai vision dalam jangka waktu tertentu
(Gretzel, 2011)
PERAN ICT
25
10/01/2017 26
Kota cerdas muncul sebagai hasil dari banyak
solusi cerdas di semua sektor masyarakat
Source : Smart Cities – A Dellitte Point Of View, Version 1.0
Peta Aktor Kota Cerdas, diantaranya yaitu terdapat elemen-elemen dari
pariwisata yang saling bekerja sama dengan pemangku kepentingan yang
lainnya dalam kemitraan dengan bentuk berbeda-beda
10/01/2017 27Source : Smart Cities – A Dellitte Point Of View, Version 1.0
CAKUPAN
28
KENAPA KITA MEMBUTUHKAN SMART TOURISM?
1.Menciptakan wisata yang inovatif yang dibangun di atas infrastruktur
teknologi mutakhir,
2.Menjamin keberlanjutan pengembangan pariwisata yang mudah diakses
semua orang,
3.Meningkatkan kualitas pengalaman/wisata di tempat tujuan,
4.Meningkatkan kualitas hidup warganya.
5.Mendukung pertumbuhan perekonomian negara.
29
INDIKATOR TERCAPAINYA SMART TOURISM
o Meningkatnya kenyamanan wisatawan baik domestik maupun
mancanegara,
o Sesuai dengan personalized demand wisatawan,
o Munculnya common sharing,
o Penggunaan berbagai resource tourism & culture secara efektif
dan intensif.
o Adanya peran dan dukungan dari masyarakat.
30
MODEL
31
32
KOMPONEN
LAYANAN
SMART
TOURISM
33
SMART
TOURISM &
CULTURE
MODELS
34
Source : Paparan Menteri pada Konferensi Nasional Inovasi TIK untuk Indonesia Cerdas 2015
INISIATIF
35
TECHNOLOGY
• Aplikasi pariwisata terpadu.
Smart Traveling
• Penggunaan teknologi untuk meningkatkan pangsa pasar
seperti pemanfaatan sosial media, BigData, dll.
• Bekerja sama dengan Google, Discovery, Youtube, dan
berbagai pemilik media.
Smart Marketing
• Optimasi website resmi pariwisata Indonesia.
• UI/UX, SEO, Kelengkapan Data, dll.
Smart Optimization
• Integrasi data pariwisata dan kebudayaan.
• Pemanfaatan Cloud Computing, Data warehouse, dll.
Data Integration
• Penyediaan infrastruktur ICT yang standar dan terintegrasi
IT Infrastructure
Usulan solusi dari sisi teknologi.
10/01/2017 36
GOVERNMENT
(1)
• Membuat standarisasi data kepariwisataan dan
budaya.
• Melakukan publikasi data secara transparan.
Open Data
• Koordinasi antar pemerintah daerah untuk
mengumpulkan informasi sesuai standar baku yang
telah ditentukan.
Data Collaboration
• Mempersempit kesenjangan infrastruktur pariwisata
antar daerah dengan cara menentukan standar
minimal fasilitas pariwisata di setiap tempat wisata.
• Meningkatkan fasilitas di sekitar daerah wisata untuk
meningkatkan kemudahan dan kenyamanan
wisatawan.
• Misal : Papan petunjuk arah, Pelebaran jalan, dll.
Facility Standardization
Usulan solusi dari sisi
pemerintahan.
10/01/2017 37
GOVERNMENT
(2)
• Survey potensi pariwisata dan kebudayaan di
masing-masing daerah.
Tourism & Culture Survey
• Menyediakan Tourist Information Center (TIC) di
setiap kota.
• TIC mengakomodasi seluruh informasi yang
berkaitan dengan pariwisata & kebudayaan kota
tersebut, sejarah kota, katalog layanan
pariwisata dari berbagai pelaku usaha, sebagai
pusat pelayanan pariwisata, dll.
Tourist Information Center (TIC)
• Memberikan fasilitas kendaraan wisata pada
setiap kota yang memiliki potensi wisata.
• Contoh : Bandung memiliki Bandros.
Tourism City Tour (TCT)
Usulan solusi dari sisi
pemerintahan.
10/01/2017 38
BUSINESS
• Koordinasi dan kolaborasi antar pelaku bisnis
dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
pariwisata.
Business Collaboration
• Meningkatkan layanan pariwisata dengan
melakukan perbaikan sesuai dengan feedback
wisatawan.
Smart Service
• Mendukung pemerintah dengan memberikan data
yang dibutuhkan oleh wisatawan.
Data Support
• Melakukan sinergi dengan pemerintah dengan
memberikan layanan pariwisata yang terintegrasi.
Service Integration
Usulan solusi dari sisi pelaku
usaha di bidang pariwisata dan
kebudayaan.
10/01/2017 39
SOCIETY
• Gerakan masyarakat untuk mengunjungi potensi pariwisata
daerahnya masing-masing.
Explore my City
• Menciptakan lingkungan yang ramah dan nyaman bagi
wisatawan.
Comfortable Environment
• Menyelenggarakan OpenTrip yang difasilitasi oleh aplikasi smart
traveling.
Open Trip
• Masyarakat membentuk komunitas-komunitas yang
berpartisipasi aktif dalam menyebarkan informasi dan promosi
mengenai potensi pariwisata dan kebudayaan di daerah
masing-masing.
• Membantu pemerintah dalam memberikan informasi mengenai
potensi pariwisata di daerahnya yang belum dikelola secara
maksimal.
• Contoh : GenPI (Generasi Pesona Indonesia)
Tourism & Culture Community
Usulan solusi dari sisi masyarakat
dan komunitas.
10/01/2017 40
USULAN
> Smart Traveling
41
Pilih Tanggal
• Input rencana jadwal
perjalanan
Pilih Wilayah Tujuan
• Input Provinsi sampai
level Kabupaten Kota
Check Transportasi
• Pilih moda transportasi ke
Kabupaten/Kota
(Pesawat, Kapal Laut,
Kereta, Bis maupun
kombinasi)
Check Akomodasi
• Pilih akomodasi, hotel,
melati, homestay, dan
pilihan akomodasi lainnya.
Pilih itinerary (Time
TablePerjalanan)
• Personal atau Open Trip
• Estimasi Biaya
Booking dan
Pembayaran
CANVAS
42
KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR
ICT
(Road Map Kota Yogyakarta
Menuju Smart City, Tim PSPPR
UGM)
43
PENUTUP
44
KONSEP
SMART CITY
YOGYAKARTA
(CONTOH KASUS)
Konsep Smart City Yogyakarta
menggunakan konsep Smart Culture
sebagai payung utama.
Tujuan utama Smart City Yogyakarta
dapat tercapai apabila indikator-indikator
capaian dari dimensi smart culture,
smart tourism, dan smart education
terpenuhi.
• Smart culture memiliki indikator
capaian utama yaitu tetap terjaganya
nilai budaya Yogyakarta. Sementara
itu,
• Smart tourism memiliki 3 (tiga)
indikator yang ingin dicapai yaitu
jumlah wisatawan, lama tinggal
(length of stay), dan jumlah uang
yang dihabiskan (spent money).
• Smart education dengan 3 (tiga)
indikator capaian utama yaitu
kualitas, akses, dan sarana-
prasarana terkait pendidikan.
(Road Map Kota Yogyakarta Menuju
Smart City, Tim PSPPR UGM)
45
CONTOH
KASUS DI
MANCANEGARA
46
Brisbane
memasang 100 petunjuk
ditempat-tempat yang menarik
sebagai alat komunikasi dan
informasi wisatawan melalui
aplikasi mobile pada radius
tertentu
Amsterdam
menggunakan tanda/rambu
sebagai petunjuk untuk para
wisatawan sesuai dengan
bahasanya.
Seoul
menyediakan fasilitas free-wifi
dan smartphone untuk para
wisatawan
Sunmoon Lake, Taiwan
menyediakan informasi
tentang bus wisata
berdasarkan lokasi dengan
menggunakan ICT
Jeju Island
telah dideklarasikan sebagai
pusat smart tourism yang
akan menggunakan inovasi
teknologi untuk
menyampaikan informasi
tentang kepariwisataan
kepada wisatawan
KESIMPULAN
47
Pariwisata dan
Kebudayaan cerdas
merupakan faktor
pendukung
terciptanya
“Kota Cerdas”
Faktor
penghambat
pengembangan
pariwisata yang
cerdas di Indonesia
muncul dari
berbagai sisi, yaitu
dari sisi teknologi,
bisnis,
pemerintahan, dan
masyarakat.
Pariwisata dan
Kebudayaan Cerdas
harus diinisiasi
dari berbagai
solusi yang terjadi
di masyarakat yang
didorong oleh
kombinasi
teknologi dan
inovasi sosial.
SMART
TOURISM
TEAM
Supervisor
Prof. Dr. Ir. Suhono Supangkat, M. Eng.
Fetty Fitriyanti Lubis, MT.
Peneliti
Aris Ardiansyah
Okti Nindyati
Hidayanti
10/01/2017 48
TERIMA KASIH!
49
Perubahan transformasional dalam ekonomi dan
masyarakat
10/01/2017 50
Crowd management
teknologi kombinasi dari ensor WiFi
yang melacak perangkat seluler
individual, kamera yang secara
otomatis menghitung orang, media
sosial dan pelacak GPS
memprediksi jumlah orang
di area satu jam
sebelumnya
Indoor navigation
'gate to gate navigation' dari
aplikasi KLM di Bandara Schipcol
(memasang iBeacons)
menunjukkan peta bandara dengan
rute menuju gerbang tujuan dan
waktu yang dibutuhkan untuk berjalan
ke gate
Smartphone museum
guide
aplikasi mobile yang untuk
museum
informasi yang akurat mengenai lokasi,
karya seni, pergerakan pengunjung
selama di museum dan apresiasi
mereka terhadap karya seni tertentu.
Airbnb dan Uber
Teknologi Disruptif (platform digital tanpa
aset yang membawa permintaan dan
penawaran ke hal yang baru)
Memberikan kemudahan dalam
mendapatkan ketersediaan kamar
dan taksi kepada masyarakat secara
efektif dan efisien
The iBeacon Mile
kota Amsterdam telah membangun
iBeacon Lab (60 iBeacon
mencakup 3.4 mil dari stasiun
pusat ke bekas pangkalan laut
menyediakan lingkungan kepada
para peneliti utuk menguji produk,
prototipe dan ide mereka
Antonomous Robot
Guide
Inovasi dalam robotika seperti mesin
penglihatan dan kemampuan sosial
memungkinkan kemunculan pemandu
wisata robot otonom
Robot ini mendekati individu atau
kelompok orang, menjawab
pertanyaan dan menunjukkannya
kepada mereka
Inovasi KegunaanTeknologi
Source : Smart Cities – A Dellitte Point Of View, Version 1.0

More Related Content

What's hot

Pariwisata 4.0 dan Pendidikan Pariwisata
Pariwisata 4.0 dan Pendidikan PariwisataPariwisata 4.0 dan Pendidikan Pariwisata
Pariwisata 4.0 dan Pendidikan PariwisataTogar Simatupang
 
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi WisataIrwan Haribudiman
 
Strategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahStrategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahUmpungeng
 
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafECPAT Indonesia
 
contoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisatacontoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisataNur Agustin Mufarokhah
 
M08 Dampak Pariwisata
M08 Dampak PariwisataM08 Dampak Pariwisata
M08 Dampak PariwisataSapto Siswoyo
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaantopik16
 
BEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptx
BEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptxBEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptx
BEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptxErlanggaSinggihAnand
 
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ayStrategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ayTri Damayantho
 
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )DeviVerdyana
 
Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Arjuna Ahmadi
 
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaPengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaYani Adriani
 
Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah Dadang Solihin
 
R2_ANALISIS JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022.pptx
R2_ANALISIS JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022.pptxR2_ANALISIS JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022.pptx
R2_ANALISIS JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022.pptxssuser379d0c
 
Digitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia Maju
Digitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia MajuDigitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia Maju
Digitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia MajuAkademi Desa 4.0
 

What's hot (20)

Pariwisata 4.0 dan Pendidikan Pariwisata
Pariwisata 4.0 dan Pendidikan PariwisataPariwisata 4.0 dan Pendidikan Pariwisata
Pariwisata 4.0 dan Pendidikan Pariwisata
 
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
9. Geografi Pariwisata - Faktor Geografi Sebagai Penentu Destinasi Wisata
 
Strategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahStrategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerah
 
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
 
contoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisatacontoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisata
 
M08 Dampak Pariwisata
M08 Dampak PariwisataM08 Dampak Pariwisata
M08 Dampak Pariwisata
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
 
BEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptx
BEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptxBEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptx
BEKERJA SEBAGAI PEMANDU WISATA(1).pptx
 
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ayStrategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
 
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
 
Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
 
Industri pariwisata
Industri pariwisataIndustri pariwisata
Industri pariwisata
 
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaPengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
 
Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah
 
R2_ANALISIS JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022.pptx
R2_ANALISIS JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022.pptxR2_ANALISIS JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022.pptx
R2_ANALISIS JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022.pptx
 
Pengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko WisataPengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko Wisata
 
Digitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia Maju
Digitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia MajuDigitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia Maju
Digitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia Maju
 
Konsep Ekowisata
Konsep EkowisataKonsep Ekowisata
Konsep Ekowisata
 
KEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAANKEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAAN
 

Similar to Smart tourism and culture

PENERAPAN DESTINATION MANAGEMENT SYSTEM (DMS) DALAM PEMASARAN PARIWISATA BANG...
PENERAPAN DESTINATION MANAGEMENT SYSTEM (DMS) DALAM PEMASARAN PARIWISATA BANG...PENERAPAN DESTINATION MANAGEMENT SYSTEM (DMS) DALAM PEMASARAN PARIWISATA BANG...
PENERAPAN DESTINATION MANAGEMENT SYSTEM (DMS) DALAM PEMASARAN PARIWISATA BANG...prakoso bhairawa
 
Penerapan Transaksi Digital dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi D...
Penerapan Transaksi Digital dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi D...Penerapan Transaksi Digital dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi D...
Penerapan Transaksi Digital dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi D...Dadang Solihin
 
Artikel Kualitas Pelayanan - Kelompok 4 S1 Pariwisata Reguler A 2022.pdf
Artikel Kualitas Pelayanan - Kelompok 4 S1 Pariwisata Reguler A 2022.pdfArtikel Kualitas Pelayanan - Kelompok 4 S1 Pariwisata Reguler A 2022.pdf
Artikel Kualitas Pelayanan - Kelompok 4 S1 Pariwisata Reguler A 2022.pdfInasMuhammad4
 
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi KreatifTahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatifguztymawan
 
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025Anindya Kenyo Larasti
 
POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI KOTA MATARAM BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFEREN...
POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI KOTA MATARAM BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFEREN...POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI KOTA MATARAM BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFEREN...
POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI KOTA MATARAM BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFEREN...Lalu Permadi
 
pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul Wiwit dan Sigit Prodi AP UGK...
pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul Wiwit dan Sigit Prodi AP UGK...pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul Wiwit dan Sigit Prodi AP UGK...
pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul Wiwit dan Sigit Prodi AP UGK...UGK
 
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_miceNitaMewaKameliaSiman
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Noersal Samad
 
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era DigitalPengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era DigitalDadang Solihin
 
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptxMateri Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptxNurAnnuhaMuniroh
 
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanTogar Simatupang
 

Similar to Smart tourism and culture (20)

PENERAPAN DESTINATION MANAGEMENT SYSTEM (DMS) DALAM PEMASARAN PARIWISATA BANG...
PENERAPAN DESTINATION MANAGEMENT SYSTEM (DMS) DALAM PEMASARAN PARIWISATA BANG...PENERAPAN DESTINATION MANAGEMENT SYSTEM (DMS) DALAM PEMASARAN PARIWISATA BANG...
PENERAPAN DESTINATION MANAGEMENT SYSTEM (DMS) DALAM PEMASARAN PARIWISATA BANG...
 
Materi geopark
Materi geoparkMateri geopark
Materi geopark
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Penerapan Transaksi Digital dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi D...
Penerapan Transaksi Digital dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi D...Penerapan Transaksi Digital dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi D...
Penerapan Transaksi Digital dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi D...
 
Artikel Kualitas Pelayanan - Kelompok 4 S1 Pariwisata Reguler A 2022.pdf
Artikel Kualitas Pelayanan - Kelompok 4 S1 Pariwisata Reguler A 2022.pdfArtikel Kualitas Pelayanan - Kelompok 4 S1 Pariwisata Reguler A 2022.pdf
Artikel Kualitas Pelayanan - Kelompok 4 S1 Pariwisata Reguler A 2022.pdf
 
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi KreatifTahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
 
Hukum kepariwisataan
Hukum kepariwisataanHukum kepariwisataan
Hukum kepariwisataan
 
Ruang Lingkup Pengembangan Desa Wisata.pdf
Ruang Lingkup Pengembangan Desa Wisata.pdfRuang Lingkup Pengembangan Desa Wisata.pdf
Ruang Lingkup Pengembangan Desa Wisata.pdf
 
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
 
POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI KOTA MATARAM BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFEREN...
POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI KOTA MATARAM BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFEREN...POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI KOTA MATARAM BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFEREN...
POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI KOTA MATARAM BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFEREN...
 
pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul Wiwit dan Sigit Prodi AP UGK...
pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul Wiwit dan Sigit Prodi AP UGK...pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul Wiwit dan Sigit Prodi AP UGK...
pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul Wiwit dan Sigit Prodi AP UGK...
 
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 
Pp2011 50
Pp2011 50Pp2011 50
Pp2011 50
 
Mini_Skripsi_B_Indonesia.docx
Mini_Skripsi_B_Indonesia.docxMini_Skripsi_B_Indonesia.docx
Mini_Skripsi_B_Indonesia.docx
 
Paparan P3PAR Universita Sanatadharma - Pls visit : http://odoritour.com/
Paparan P3PAR Universita Sanatadharma  - Pls visit : http://odoritour.com/Paparan P3PAR Universita Sanatadharma  - Pls visit : http://odoritour.com/
Paparan P3PAR Universita Sanatadharma - Pls visit : http://odoritour.com/
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
 
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era DigitalPengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI di Era Digital
 
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptxMateri Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
 
1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
 
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
 

Smart tourism and culture

  • 1. 1
  • 3. LATAR BELAKANG 3 Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017 – World Travel and Tourism Council
  • 5. LATAR BELAKANG 5 Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017 – World Travel and Tourism Council
  • 6. OUTBOND TRAVEL EXPENDITURE BY COUNTRY Percentage of global total (2016) LATAR BELAKANG 6 Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017 – World Travel and Tourism Council
  • 7. LATAR BELAKANG 7 Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017 World Travel and Tourism Council
  • 8. LATAR BELAKANG o Indonesia 4.2 o Kunjungan wisatawan 10.406.759 o Pendapatan sektor wisata US $10.761 million o Rata-rata penerimaan per kedatangan US$1.034 8 Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 – The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
  • 9. TRAVEL AND TOURISM COMPETITIVENESS INDEX 2017 9 Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 – The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
  • 10. TRAVEL AND TOURISM COMPETITIVENESS INDEX 2017 10 Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 – The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
  • 11. KONDISI PARIWISATA SAAT INI (2) 11 Indonesia Travel and Tourism Index 2017 Ketersediaan Hotel (93) Infrastruktur Pariwisata (96) Pengelolaan Limbah (109) Deforestasi (113) Peningkatan Daftar Spesies Punah (129) Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
  • 12. KONDISI PARIWISATA SAAT INI (1) 12 Indonesia Travel and Tourism Index 2017 Infrastruktur Pelayanan Pariwisata (3.1) Infrastruktur Jalan dan Pelabuhan (3.2) Environment Sustaiability (3.2) Culture resource and business travel (3.3) Infrastuktur Transportasi Udara (3.8) ICT Readiness (3.8) Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 The World Economic Forum (WE Forum) – weforum.org
  • 13. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 13 Technology Government Business Society Kesenjangan pemanfaatan ICT antar daerah Pemerintah Daerah belum memahami potensi wisata di wilayahnya. Pengembangan Industri Pariwisata  (1) Sinergi antar mata rantai usaha pariwisata yang belum optimal, (2) Daya saing produk wisata yang belum optimal, (3) Kesadaran tanggung jawab terhadap lingkungan masih kurang. Budaya lokal masih kurang dioptimalkan. Publikasi informasi pariwisata dan budaya masih sangat terbatas dan tidak up-to-date Data potensi pariwisata yang dimiliki oleh pemerintah masih sangat minim. Pengembangan Pemasaran Pariwisata  (1) Kompetisi destinasi pariwisata regional dan pencitraan Pariwisata Indonesia yang belum optimal, (2) Strategi pemasaran yang belum komprehensif dan terpadu. Pengembangan Destinasi (1) Kesiapan Destinasi Pariwisata yang Belum Merata, (2) Kesiapan masyarakat di sekitar destinasi pariwisata yang masih kurang. Kesiapan infrastruktur ICT belum matang. Secara nasional kesenjangan infrastruktur pariwisata masih tinggi. Layanan yang berkaitan dengan pariwisata dan budaya masih belum terintegrasi
  • 15. TOURISM Menurut UNWTO (2015), tourism (pariwisata) adalah fenomena sosial, budaya dan ekonomi yang melibatkan pergerakan orang ke negara atau tempat di luar lingkungan biasa untuk tujuan pribadi atau bisnis / profesional. 15
  • 16. SMART TOURISM (1) 16 Law et al. 2014; Koo et al. 2015; Werthner and Klein 1999; Benckendorf et al. 2014 menyatakan bahwa Smart Tourism adalah suatu cara untuk memperoleh informasi tentang tourism (pariwisata) dengan memanfaatkan ICT. Menurut Buhalis 2003, Werthner and Ricci 2004, Smart Tourism adalah perkembangan logis dari pariwisata tradisional yang baru-baru ini berkembang menjadi e-tourism karena dasar inovasi dan orientasi teknologi industri dan konsumen diletakkan di awal dengan adopsi ICT yang luas dalam pariwisata, misalnya dalam bentuk distribusi global dan sistem reservasi sentral, integrasi teknologi berbasis web yang berujung pada munculnya e-tourism.
  • 17. SMART TOURISM (2) 17 Pada tahun 2014, Guo et al., menyatakan bahwa Smart Tourism bergantung pada empat inti dari ICT yaitu : IoT, mobile communication, cloud computing, dan Artificial Intelligence. Menurut Su et al., 2011, berdasarkan integrasi platform hardware dan software untuk informasi dan layanan Smart City, Smart Tourism dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menuju pasar pariwisata terpadu, tempat-tempat wisata, departemen pemerintah dan informasi dan layanan yang relevan dari perusahaan untuk mempromosikan pengembangan pariwisata
  • 18. DEFINISI SMART CITY Kota yang dapat mengelola berbagai sumberdayanya secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai tantangan kota menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk menyediakan infrastruktur dan memberikan layanan-layanan kota yang dapat meningkatkan kualitas hidup warganya. 10/01/2017 18
  • 19. 10/01/2017 19 Source : Smart Cities – A Dellitte Point Of View, Version 1.0 INVESTASI Modal manusia dan sosial Teknologi disruptif yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi Infrastruktur tradisional dengan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan melalui pengelolaan partisipatif
  • 20. SMART TOURISM (3) Jika dihubungkan dengan defenisi Smart City menurut framework kota Cerdas (APIC), Smart Tourism dapat didefinisikan: “Kota yang dapat mengelola berbagai sumber daya pariwisata termasuk budayanya secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai tantangan kota menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk menyediakan infrastruktur dan memberikan layanan- layanan kota yang dapat meningkatkan kualitas hidup warganya.” 20
  • 21. SMART TOURISM & CULTURE = SMART TECHNOLOGIES  Smart Technologies ubah pengalaman konsumen dan menghasilkan model bisnis pariwisata kreatif.  Cloud Computing,Big Data,Aplikasi Seluler,Layanan Berbasis Lokasi,Layanan Geo-tag,Teknologi Beacon,Virtual Reality,Augmented Reality,Jaringan Sosial merupakan contoh smart teknologi terdepan yang meningkatan pengalaman dal layanan wisata (Wang et al., 2012). 21 Source : Ulrike Gretzel, Lina Zhong, Chulmo Koo, (2016) "Application of smart tourism to cities", International Journal of Tourism Cities, Vol. 2 Issue: 2 : Emerald Group Publishing Limited
  • 22. SMART TOURISM & CULTURE ARE SMART DESTINATIONS  Smart Tourism memungkinkan wisatawan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lebih baik, serta mengacu pada ekonomi pariwisata cerdas.  Smart Tourism mendukung pengembangan dan layanan kota dengan berbagai cara. 22 Source : Ulrike Gretzel, Lina Zhong, Chulmo Koo, (2016) "Application of smart tourism to cities", International Journal of Tourism Cities, Vol. 2 Issue: 2 : Emerald Group Publishing Limited
  • 23. APLIKASI SMART TOURISM & CULTURE Penerapan Smart Tourism membuat berbagai kebutuhan yang tinggi akan kebutuhan infrastruktur dan tingginya konsentrasi sumber daya dan pengguna lain yang diperlukan. Contoh : WI-Fi gratis di kota  Kota dapat dijadikan tempat uji coba bagi usaha smart tourism,sebelum meluncurkannya dalam skala yang lebih besar. 23 Source : Ulrike Gretzel, Lina Zhong, Chulmo Koo, (2016) "Application of smart tourism to cities", International Journal of Tourism Cities, Vol. 2 Issue: 2 : Emerald Group Publishing Limited
  • 24. INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) 24 Kemampuan untuk mendukung pariwisata dalam cara pintar untuk didiskusikan, dikembangkan dan mempunyai vision dalam jangka waktu tertentu (Gretzel, 2011) Komprehensif, keuntungan dari pengalaman, untuk memdapatkan dan mempertahankan pengetahuan, dan dapat merespon cepat dan berhasil pada situasi baru (Rudas and Fodor 2008) Komponen kunci dari system informasi yang menjanjikan persdiaan turis konsumen dan penyedia layanan dengan infromasi yang relevan, pendukung keputusan lebih baik, mobilitas yang lebih baik, dan yang terpenting pengalaman kesenangan turis (Gretzel 2011; Werthner 2003; Sigala dan Chalkiti 2014) Sistem pintar termasuk teknlogi jangkauan luas dalam mendukung turis seperti sistem pengambilan keputusan dan lebih dari sistem merekomendasikan keadaan terbaru, sistem context-aware, agen autonomous yang mencari dan mengumpulkan sumber-sumber Web, kecerdasan ambient, serta sistem yang menciptakan realitas yang meningkat (Fesenmaier dkk. 2006; Lamsfus dkk. 2014; Venturini dan Ricci 2006) Kemampuan untuk mendukung pariwisata dalam cara pintar untuk didiskusikan, dikembangkan dan mempunyai vision dalam jangka waktu tertentu (Gretzel, 2011)
  • 26. 10/01/2017 26 Kota cerdas muncul sebagai hasil dari banyak solusi cerdas di semua sektor masyarakat Source : Smart Cities – A Dellitte Point Of View, Version 1.0
  • 27. Peta Aktor Kota Cerdas, diantaranya yaitu terdapat elemen-elemen dari pariwisata yang saling bekerja sama dengan pemangku kepentingan yang lainnya dalam kemitraan dengan bentuk berbeda-beda 10/01/2017 27Source : Smart Cities – A Dellitte Point Of View, Version 1.0
  • 29. KENAPA KITA MEMBUTUHKAN SMART TOURISM? 1.Menciptakan wisata yang inovatif yang dibangun di atas infrastruktur teknologi mutakhir, 2.Menjamin keberlanjutan pengembangan pariwisata yang mudah diakses semua orang, 3.Meningkatkan kualitas pengalaman/wisata di tempat tujuan, 4.Meningkatkan kualitas hidup warganya. 5.Mendukung pertumbuhan perekonomian negara. 29
  • 30. INDIKATOR TERCAPAINYA SMART TOURISM o Meningkatnya kenyamanan wisatawan baik domestik maupun mancanegara, o Sesuai dengan personalized demand wisatawan, o Munculnya common sharing, o Penggunaan berbagai resource tourism & culture secara efektif dan intensif. o Adanya peran dan dukungan dari masyarakat. 30
  • 32. 32
  • 34. SMART TOURISM & CULTURE MODELS 34 Source : Paparan Menteri pada Konferensi Nasional Inovasi TIK untuk Indonesia Cerdas 2015
  • 36. TECHNOLOGY • Aplikasi pariwisata terpadu. Smart Traveling • Penggunaan teknologi untuk meningkatkan pangsa pasar seperti pemanfaatan sosial media, BigData, dll. • Bekerja sama dengan Google, Discovery, Youtube, dan berbagai pemilik media. Smart Marketing • Optimasi website resmi pariwisata Indonesia. • UI/UX, SEO, Kelengkapan Data, dll. Smart Optimization • Integrasi data pariwisata dan kebudayaan. • Pemanfaatan Cloud Computing, Data warehouse, dll. Data Integration • Penyediaan infrastruktur ICT yang standar dan terintegrasi IT Infrastructure Usulan solusi dari sisi teknologi. 10/01/2017 36
  • 37. GOVERNMENT (1) • Membuat standarisasi data kepariwisataan dan budaya. • Melakukan publikasi data secara transparan. Open Data • Koordinasi antar pemerintah daerah untuk mengumpulkan informasi sesuai standar baku yang telah ditentukan. Data Collaboration • Mempersempit kesenjangan infrastruktur pariwisata antar daerah dengan cara menentukan standar minimal fasilitas pariwisata di setiap tempat wisata. • Meningkatkan fasilitas di sekitar daerah wisata untuk meningkatkan kemudahan dan kenyamanan wisatawan. • Misal : Papan petunjuk arah, Pelebaran jalan, dll. Facility Standardization Usulan solusi dari sisi pemerintahan. 10/01/2017 37
  • 38. GOVERNMENT (2) • Survey potensi pariwisata dan kebudayaan di masing-masing daerah. Tourism & Culture Survey • Menyediakan Tourist Information Center (TIC) di setiap kota. • TIC mengakomodasi seluruh informasi yang berkaitan dengan pariwisata & kebudayaan kota tersebut, sejarah kota, katalog layanan pariwisata dari berbagai pelaku usaha, sebagai pusat pelayanan pariwisata, dll. Tourist Information Center (TIC) • Memberikan fasilitas kendaraan wisata pada setiap kota yang memiliki potensi wisata. • Contoh : Bandung memiliki Bandros. Tourism City Tour (TCT) Usulan solusi dari sisi pemerintahan. 10/01/2017 38
  • 39. BUSINESS • Koordinasi dan kolaborasi antar pelaku bisnis dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pariwisata. Business Collaboration • Meningkatkan layanan pariwisata dengan melakukan perbaikan sesuai dengan feedback wisatawan. Smart Service • Mendukung pemerintah dengan memberikan data yang dibutuhkan oleh wisatawan. Data Support • Melakukan sinergi dengan pemerintah dengan memberikan layanan pariwisata yang terintegrasi. Service Integration Usulan solusi dari sisi pelaku usaha di bidang pariwisata dan kebudayaan. 10/01/2017 39
  • 40. SOCIETY • Gerakan masyarakat untuk mengunjungi potensi pariwisata daerahnya masing-masing. Explore my City • Menciptakan lingkungan yang ramah dan nyaman bagi wisatawan. Comfortable Environment • Menyelenggarakan OpenTrip yang difasilitasi oleh aplikasi smart traveling. Open Trip • Masyarakat membentuk komunitas-komunitas yang berpartisipasi aktif dalam menyebarkan informasi dan promosi mengenai potensi pariwisata dan kebudayaan di daerah masing-masing. • Membantu pemerintah dalam memberikan informasi mengenai potensi pariwisata di daerahnya yang belum dikelola secara maksimal. • Contoh : GenPI (Generasi Pesona Indonesia) Tourism & Culture Community Usulan solusi dari sisi masyarakat dan komunitas. 10/01/2017 40
  • 41. USULAN > Smart Traveling 41 Pilih Tanggal • Input rencana jadwal perjalanan Pilih Wilayah Tujuan • Input Provinsi sampai level Kabupaten Kota Check Transportasi • Pilih moda transportasi ke Kabupaten/Kota (Pesawat, Kapal Laut, Kereta, Bis maupun kombinasi) Check Akomodasi • Pilih akomodasi, hotel, melati, homestay, dan pilihan akomodasi lainnya. Pilih itinerary (Time TablePerjalanan) • Personal atau Open Trip • Estimasi Biaya Booking dan Pembayaran
  • 43. KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR ICT (Road Map Kota Yogyakarta Menuju Smart City, Tim PSPPR UGM) 43
  • 45. KONSEP SMART CITY YOGYAKARTA (CONTOH KASUS) Konsep Smart City Yogyakarta menggunakan konsep Smart Culture sebagai payung utama. Tujuan utama Smart City Yogyakarta dapat tercapai apabila indikator-indikator capaian dari dimensi smart culture, smart tourism, dan smart education terpenuhi. • Smart culture memiliki indikator capaian utama yaitu tetap terjaganya nilai budaya Yogyakarta. Sementara itu, • Smart tourism memiliki 3 (tiga) indikator yang ingin dicapai yaitu jumlah wisatawan, lama tinggal (length of stay), dan jumlah uang yang dihabiskan (spent money). • Smart education dengan 3 (tiga) indikator capaian utama yaitu kualitas, akses, dan sarana- prasarana terkait pendidikan. (Road Map Kota Yogyakarta Menuju Smart City, Tim PSPPR UGM) 45
  • 46. CONTOH KASUS DI MANCANEGARA 46 Brisbane memasang 100 petunjuk ditempat-tempat yang menarik sebagai alat komunikasi dan informasi wisatawan melalui aplikasi mobile pada radius tertentu Amsterdam menggunakan tanda/rambu sebagai petunjuk untuk para wisatawan sesuai dengan bahasanya. Seoul menyediakan fasilitas free-wifi dan smartphone untuk para wisatawan Sunmoon Lake, Taiwan menyediakan informasi tentang bus wisata berdasarkan lokasi dengan menggunakan ICT Jeju Island telah dideklarasikan sebagai pusat smart tourism yang akan menggunakan inovasi teknologi untuk menyampaikan informasi tentang kepariwisataan kepada wisatawan
  • 47. KESIMPULAN 47 Pariwisata dan Kebudayaan cerdas merupakan faktor pendukung terciptanya “Kota Cerdas” Faktor penghambat pengembangan pariwisata yang cerdas di Indonesia muncul dari berbagai sisi, yaitu dari sisi teknologi, bisnis, pemerintahan, dan masyarakat. Pariwisata dan Kebudayaan Cerdas harus diinisiasi dari berbagai solusi yang terjadi di masyarakat yang didorong oleh kombinasi teknologi dan inovasi sosial.
  • 48. SMART TOURISM TEAM Supervisor Prof. Dr. Ir. Suhono Supangkat, M. Eng. Fetty Fitriyanti Lubis, MT. Peneliti Aris Ardiansyah Okti Nindyati Hidayanti 10/01/2017 48
  • 50. Perubahan transformasional dalam ekonomi dan masyarakat 10/01/2017 50 Crowd management teknologi kombinasi dari ensor WiFi yang melacak perangkat seluler individual, kamera yang secara otomatis menghitung orang, media sosial dan pelacak GPS memprediksi jumlah orang di area satu jam sebelumnya Indoor navigation 'gate to gate navigation' dari aplikasi KLM di Bandara Schipcol (memasang iBeacons) menunjukkan peta bandara dengan rute menuju gerbang tujuan dan waktu yang dibutuhkan untuk berjalan ke gate Smartphone museum guide aplikasi mobile yang untuk museum informasi yang akurat mengenai lokasi, karya seni, pergerakan pengunjung selama di museum dan apresiasi mereka terhadap karya seni tertentu. Airbnb dan Uber Teknologi Disruptif (platform digital tanpa aset yang membawa permintaan dan penawaran ke hal yang baru) Memberikan kemudahan dalam mendapatkan ketersediaan kamar dan taksi kepada masyarakat secara efektif dan efisien The iBeacon Mile kota Amsterdam telah membangun iBeacon Lab (60 iBeacon mencakup 3.4 mil dari stasiun pusat ke bekas pangkalan laut menyediakan lingkungan kepada para peneliti utuk menguji produk, prototipe dan ide mereka Antonomous Robot Guide Inovasi dalam robotika seperti mesin penglihatan dan kemampuan sosial memungkinkan kemunculan pemandu wisata robot otonom Robot ini mendekati individu atau kelompok orang, menjawab pertanyaan dan menunjukkannya kepada mereka Inovasi KegunaanTeknologi Source : Smart Cities – A Dellitte Point Of View, Version 1.0

Editor's Notes

  1.  Gross Domestic Product(GDP) adalah nilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
  2.  Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
  3.  Gross Domestic Product(GDP) adalah nilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
  4.  Gross Domestic Product(GDP) adalah nilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
  5.  Gross Domestic Product(GDP) adalah nilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
  6. Masih mungkin untuk ditambahkan
  7. Indikator ini dapat diukur dengan menggunakan sensor berupa feedback dari pengguna layanan pariwisata dan kebudayaan, hal tsb diakomodir pada aplikasi smart traveling.