Dokumen tersebut membahas dua topik utama yaitu limbah elektronik dan sistem pemerintahan berbasis elektronik. Limbah elektronik menimbulkan risiko lingkungan dan kesehatan, sedangkan sistem pemerintahan berbasis elektronik perlu ditingkatkan untuk menyediakan layanan publik yang berkualitas."
Potensi peningkatan sampah elektronik yang tidak terkendali menjadi permasalahan serius namun belum mendapat perhatian yang cukup di Indonesia.
Sampah elektronik mengandung bahan berbahaya dan beracun yang harus ditangani secara khusus dan sebagian sampah elektronik memiliki nilai ekonomi yang terkumpul di tingkat pelaku reparasi barang elektronik, pengepul, dan pelaku daur ulang sampah elektronik.
Paparan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan permasalahan pengelolaan sampah elektronik di Indonesia dan mengusulkan kebijakan Sistem Pengelolaan Sampah Elektronik (SPSE).
Pembelajaran yang merespon era rovolusi industry 4.0 tersebut harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan pengangguran. Tantangan industri 4.0, ancaman pengangguran, dan bonus demografi dengan fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.
Revitalisasi sistem pembelajaran meliputi, 1) kurikulum dan pendidikan karakter, 2) bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, 3) kewirausahaan, 4) penyelarasan.
Potensi peningkatan sampah elektronik yang tidak terkendali menjadi permasalahan serius namun belum mendapat perhatian yang cukup di Indonesia.
Sampah elektronik mengandung bahan berbahaya dan beracun yang harus ditangani secara khusus dan sebagian sampah elektronik memiliki nilai ekonomi yang terkumpul di tingkat pelaku reparasi barang elektronik, pengepul, dan pelaku daur ulang sampah elektronik.
Paparan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan permasalahan pengelolaan sampah elektronik di Indonesia dan mengusulkan kebijakan Sistem Pengelolaan Sampah Elektronik (SPSE).
Pembelajaran yang merespon era rovolusi industry 4.0 tersebut harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan pengangguran. Tantangan industri 4.0, ancaman pengangguran, dan bonus demografi dengan fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.
Revitalisasi sistem pembelajaran meliputi, 1) kurikulum dan pendidikan karakter, 2) bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, 3) kewirausahaan, 4) penyelarasan.
Bantul Menuju Pemerintahan Desa Berbasis Elektronik (e-DESA) fasilitatorsid
Presentasi Study Visit Oxfam GB ke Desa implementator SID
Rombonga Berasal dari : Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Tenggara
lokasi kunjungan :
Combine Resource Institution, Panggungharjo Sewon Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (17-09-2014 dan 20-09-2014)
Balai Desa Balerante Kemalang Klaten Jawa Tengah (18-09-2014)
Balai Desa Sidorejo Kemalang Klaten Jawa Tengah (18-09-2014)
Radio Komunitas Lintas Merapi Sidorejo Kemalang Klaten Jawa Tengah (18-09-2014)
Balai Desa Terong Dlingo Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (19-09-2014)
Balai Desa Gilangharjo Pandak Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (19-09-2014)
Sanggar Giri Gino Guno Desa Gilangharjo Pandak Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (19-09-2014)
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi sebagai dokumen pusat dalam rangka penyusunan RPI2JM ( Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum
Digitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia MajuAkademi Desa 4.0
Merupakan bahan paparan yang sampaikan oleh Wakil Menteri Desa PDT dan Transmigrasi, Bapak Budi Arie Setiadi pada Kuliah Online Akademi Desa 4.0 pada Jumat 17 Juli 2020, pukul 16.00-17.00 WIB.
https://www.youtube.com/watch?v=5_0hjqYrHUk&list=PLR1m1LDmuG9FTraLgNBlC3vctjpL1_xR-
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008Tatang Taufik
Bahan pengantar diskusi dalam seminar "Pemantapan Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat" di Negara - Jembrana, 25 Agustus 2008
Perubahan Iklim: Peluang dan TantanganyaFarhan Helmy
Kuliah tentang perubahan tantangan dan peluang khususnya peran inovasi dalam mentransformasikan ekonomi ke arah pembangunan rendah emisi karbon (low emission development scenarios). Kuliah disampaikan di Center for Sustainability, Universitas Surya, www.surya.ac.id
Bioeconomy is a major opportunity for regional and local communities.
Agricultural growth is central to poverty reduction in rural areas, and one opportunity for such growth lies in increasing exports of agricultural products from poor countries to global markets.
The potential of Indonesia to develop a bio-based economy based on local resources remains largely untapped.
The solution is to develop technology options or business models for local deployment.
Raising awareness activities, knowledge development (studies), clustering, and networking are needed to support new bio-based value chains and business models.
The analysis of governance aims to investigate the rules operating in a value chain, and the system of coordination, regulation and control in which value is generated along a chain.
Governance refers to both the "official" rules that address output, and the commercial imperatives of competition that influence how production is structured.
Governance implies that interactions between actors in the value chain are frequently organized in a system that allows competitive firms to meet specific requirements in terms of products, processes, and logistics in serving their markets.
As such, it recognizes that power is not evenly distributed, and access to market opportunities for the poor requires understanding of how production systems are organized to meet these competitive requirements.
Because "governance" looks and sounds like “government”, the term is often interpreted narrowly to include only the legal and regulatory requirements that influence business operation and market access in a value chain.
In actual fact, the instruments of governance range from contracts between value chain participants to government regulatory frameworks to unwritten "norms" that determine who can participate in a market.
More Related Content
Similar to Limbah elektronik dan sistem pemerintahan berbasis elektronik
Bantul Menuju Pemerintahan Desa Berbasis Elektronik (e-DESA) fasilitatorsid
Presentasi Study Visit Oxfam GB ke Desa implementator SID
Rombonga Berasal dari : Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Tenggara
lokasi kunjungan :
Combine Resource Institution, Panggungharjo Sewon Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (17-09-2014 dan 20-09-2014)
Balai Desa Balerante Kemalang Klaten Jawa Tengah (18-09-2014)
Balai Desa Sidorejo Kemalang Klaten Jawa Tengah (18-09-2014)
Radio Komunitas Lintas Merapi Sidorejo Kemalang Klaten Jawa Tengah (18-09-2014)
Balai Desa Terong Dlingo Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (19-09-2014)
Balai Desa Gilangharjo Pandak Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (19-09-2014)
Sanggar Giri Gino Guno Desa Gilangharjo Pandak Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (19-09-2014)
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi sebagai dokumen pusat dalam rangka penyusunan RPI2JM ( Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum
Digitalisai Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia MajuAkademi Desa 4.0
Merupakan bahan paparan yang sampaikan oleh Wakil Menteri Desa PDT dan Transmigrasi, Bapak Budi Arie Setiadi pada Kuliah Online Akademi Desa 4.0 pada Jumat 17 Juli 2020, pukul 16.00-17.00 WIB.
https://www.youtube.com/watch?v=5_0hjqYrHUk&list=PLR1m1LDmuG9FTraLgNBlC3vctjpL1_xR-
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008Tatang Taufik
Bahan pengantar diskusi dalam seminar "Pemantapan Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat" di Negara - Jembrana, 25 Agustus 2008
Perubahan Iklim: Peluang dan TantanganyaFarhan Helmy
Kuliah tentang perubahan tantangan dan peluang khususnya peran inovasi dalam mentransformasikan ekonomi ke arah pembangunan rendah emisi karbon (low emission development scenarios). Kuliah disampaikan di Center for Sustainability, Universitas Surya, www.surya.ac.id
Bioeconomy is a major opportunity for regional and local communities.
Agricultural growth is central to poverty reduction in rural areas, and one opportunity for such growth lies in increasing exports of agricultural products from poor countries to global markets.
The potential of Indonesia to develop a bio-based economy based on local resources remains largely untapped.
The solution is to develop technology options or business models for local deployment.
Raising awareness activities, knowledge development (studies), clustering, and networking are needed to support new bio-based value chains and business models.
The analysis of governance aims to investigate the rules operating in a value chain, and the system of coordination, regulation and control in which value is generated along a chain.
Governance refers to both the "official" rules that address output, and the commercial imperatives of competition that influence how production is structured.
Governance implies that interactions between actors in the value chain are frequently organized in a system that allows competitive firms to meet specific requirements in terms of products, processes, and logistics in serving their markets.
As such, it recognizes that power is not evenly distributed, and access to market opportunities for the poor requires understanding of how production systems are organized to meet these competitive requirements.
Because "governance" looks and sounds like “government”, the term is often interpreted narrowly to include only the legal and regulatory requirements that influence business operation and market access in a value chain.
In actual fact, the instruments of governance range from contracts between value chain participants to government regulatory frameworks to unwritten "norms" that determine who can participate in a market.
The rise of the digital economy could open a range of new opportunities for firms to play a more active role in global value chains (GVCs).
New digital technologies are radically changing the outlook of manufacturing and services industries by altering the way how companies organize their production processes and which business models they adopt.
How the digitalization is affecting, or could affect future, enterprises (actors) contributions to GVCs.
The various opportunities that the digital economy opens for actors, especially in terms of cost reductions and the emergence of new business models, but also discusses policy measures that could be taken to promote actors participation in GVCs.
Significant challenges remain for SMEs to enter GVCs, some of which are exacerbated by the new digital economy.
Over the past three decades, global trade has grown and many new exporting countries, particularly in Asia, have been incorporated into the global economy.
The Global Value Chain (GVC) literature emerged as an attempt to describe how multinational firms have integrated production activities in Asia into their global strategies and what the consequences might be for the newly-integrated economies.
The GVC analysis is a useful tool to trace the shifting patterns of global production, link geographically dispersed activities and actors within a single industry, and determine the roles they play in developed and developing countries alike.
This course provides competency sets (mind set, tool set, knowledge set, and skill set) used for analyzing and synthesizing a new value chain system in order to extend the current value chain and to promote participation and upgrading in global value chains.
Webinar “Adapt on New Normal Logistics: We need People with Capability!”
Chartered Institute of Logistics & Transport Indonesia (CILT Indonesia)
Saturday, 19 December 2020
The backbone of trade is logistics and transportation which allows the movement of goods, imports and exports.
The movement of goods has increased from time to time to serve the needs of a wider market and demand better speed and security.
Along with the strong development of science and technology and the trend of globalization, logistics activities from production to consumption are increasingly playing an important role in the competitiveness of companies in industry, production and services in particular and the entire economy in general.
Logistics and transportation performance depends on the capabilities of human resources.
Logistics and transportation human resources require training and professional development.
This presentation presents the current situation of human resources and human resources training in logistics and offers development solutions to further promote the logistics and transportation industry.
Sebagai implementasi dari Bali Agenda for Creative Economy 2018, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membentuk Global Center of Excellence for International Cooperation and Creative Economy (G-CINC).
Pendirian G-CINC merupakan komitmen untuk mengarusutamakan isu-isu di bidang ekonomi kreatif dan berbagi praktik terbaik serta mengembangkan kerja sama internasional di bidang ekonomi kreatif.
Menanggapi peluang (dan tantangan) yang ada, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mengadakan penelitian tentang pengembangan skena kreatif.
Acara pengembangan skena kreatif mengundang perwakilan dari sivitas akademika dan dunia kreatif untuk berbagi keahlian mereka dalam menyelesaikan studi model pengembangan skena kreatif dan faktor kunci untuk menopang kesuksesan skena kreatif.
Paparan ini untuk berbagi temuan terkini dari studi tentang definisi skena kreatif, model pengembangan skena kreatif, faktor kunci sukses dari skena kreatif, dan beberapa gagasan untuk pengembangan skena kreatif di beberapa kota kreatif di Indonesia.
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
Era Industri 4.0 mendorong Ekonomi Kreatif menjadi salah satu pilihan strategi dalam memenangkan persaingan global.
Ekonomi kreatif juga mendukung perkembangan pariwisata melalui inovasi dan kreativitas produk dan jasa yang meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Pada tahun 2018, the World Conference on Creative Economy (WCCE) atau Konferensi Global tentang Ekonomi Kreatif mengesahkan dokumen “Bali Agenda for Creative Economy” yang salah satu isinya adalah menyepakati pembentukan Pusat Keunggulan untuk Ekonomi Kreatif (Center of Excellence for Creative Economy/CoE) di Indonesia.
CoE itu berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia untuk menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis di sektor ekonomi kreatif.
CoE ke depan diharapkan memiliki peran dalam mengakselerasi UMKM menjadi unggul.
Program yang dapat dilakukan dalam pengembangan CoE antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan litbang.
Namun, untuk program kegiatan tersebut perlu adanya identifikasi kebutuhan dan potensi atau model CoE yang dapat dikembangkan.
Perlu juga adanya rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan terkait agar pusat unggulan ekonomi kreatif di Indonesia bisa berkembang.
Kewirausahaan adalah metode merancang, meluncurkan, dan menjalankan bisnis baru.
Ini adalah kapasitas dan kemauan untuk mengembangkan, mengatur, dan mengelola usaha bisnis bersama dengan risikonya untuk mengenali potensi komersial dari penemuan dan mengatur modal, bakat, dan sumber daya lain yang akan mengubah penemuan menjadi inovasi yang layak secara komersial.
Kewirausahaan melintasi setiap sektor kehidupan manusia yang dapat merupakan proses memanfaatkan peluang bisnis di bidang tertentu dan mengubahnya menjadi inovasi komersial yang menguntungkan.
Pendidikan kewirausahaan berusaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mendorong keberhasilan wirausaha dalam berbagai suasana.
Pendidikan kewirausahaan ditawarkan di jenjang program sarjana dengan tujuan memberikan pendidikan yang memadai kepada peserta didik yang akan memungkinkan mereka untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam mengidentifikasi peluang bisnis baru dan menjalankan bisnis yang berhasil.
Tinjauan kurikulum program pendidikan kewirausahaan diperlukan sebagai sarana untuk menjamin mutu pembelajaran kewirausahaan.
Paparan ini mengajukan tinjauan dengan mengacu pada standar kurikulum dan format tubuh pengetahuan kewirausahaan.
Manajemen Talenta (26 Juli 2019)
Peringkat Talenta Dunia
Isu-Isu Sistem Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional
Terobosan Sistem Manajemen Talenta Nasional
Strategi Pengembangan Talenta Nasional (inisiatif reaktif, proaktif, antisipatif)
Desain Pembangunan Talenta Nasional
Transformasi Talenta Nasional 2020-2024
Ilustrasi Terobosan Pembangunan Talenta Nasional
Rantai Nilai Nikel (acuan)
Manufaktur
Pariwisata
Ekonomi Digital
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
Disampaikan pada acara Dies Natalis Politeknik APP Kemenperin Jakarta Dengan Tema: “Sinergi Teknologi Inovasi Logistik 4.0 Bagi Dunia Pendidikan dan Industri” dan Gelar Wicara Webinar: “Teknologi Inovasi Logistik 4.0” pada hari Jumat 23 Oktober 2020 pukul 08.00-10.30 WIB
Program Persiapan Keberangkatan (PK) Angkatan 163
Penerima Beasiswa Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Dengan Tujuan Universitas Dalam dan Luar Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
9 Oktober 2020
Disampaikan Pada Kegiatan Rapat “Penyusunan Butir-Butir Rancangan Peraturan Menteri PUPR tentang Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi" Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat Kamis, 24 September 2020
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
Registrasi alat berat konstruksi merupakan suatu langkah awal yang diharapkan mampu menjawab belum tersedianya informasi alat berat secara komprehensif, waktu riil, dan dapat dipercaya antara lain terkait jumlah/populasi, lokasi/posisi, kondisi/kinerja, status kepemilikan, umur layanan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan informasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) terkait baik pengguna, penyedia jasa konstruksi, dan produsen/pemasok dalam menyusun rencana program kerja maupun kelancaran usaha mereka.
Ketersediaan informasi yang kredibel akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Paparan ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya Registrasi Alat Berat Konstruksi pada perusahaan vendor, perusahaan rental, dan Badan Usaha Jasa Konstruki (BUJK) dalam rangka memperkuat sistem pasok alat berat konstruki nasional dalam menjamin ketersediaan alat berat untuk mendukung pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Urgensi Penyusunan Basis Data Alat Berat diketahui melalui pembahasan Registrasi dan kaji banding Pengelolaan Registrasi Alat Berat di Negara Maju.
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari perseptif proses kewirausahaan.
Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum, dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
Indonesia tengah berada pada perangkap penghasilan menengah.
Apakah Indonesia bisa keluar dari perangkap pengasilan menengah?
Bioekonomi: gelombang ekonomi berikutnya
Bagaimana memetik peluang dari pengembangan bioekonomi?
Apa yang perlu dilakukan Sekolah Ekspor ke depan?
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
Perubahan dalam kondisi ekonomi dan sosial, termasuk meningkatnya keragaman kebutuhan konsumen, perubahan perilaku pembelian, dan globalisasi aktivitas perusahaan, mendorong inovasi di sektor industri, distribusi, dan ritel.
Kemampuan perusahaan untuk mengelola rantai pasokan yang bertanggung jawab secara rumit dapat dipersulit dengan perubahan yang cepat dan preferensi konsumen yang seringkali tidak dapat diprediksi.
Seringkali, biaya keuangan untuk meningkatkan layanan mungkin terlalu tinggi untuk ditanggung oleh satu organisasi. Dalam hal demikian, mengandalkan inisiatif kolaboratif mungkin merupakan strategi yang lebih baik.
Perhatian bukan lagi melulu pada perusahaan tetapi pada kolaborasi rantai nilai yang memiliki dampak penting pada peningkatan nilai dan bukan hanya pasokan barang atau jasa.
Masa depan rantai pasokan didasarkan pada kolaborasi, konektivitas dan ketangkasan, dan yang paling penting, menjadi ulet atau memiliki resiliensi.
Pendekatan rantai nilai memberikan pemahaman bagaimana meningkatkan berbagai tahapan dalam rantai nilai, memberikan wawasan tentang bagaimana merancang strategi bisnis yang memanfaatkan manajemen rantai nilai untuk menciptakan nilai, dan menimbulkan pertanyaan penting tentang implikasi rantai nilai bagi masa depan yang didorong oleh teknologi digital.
Paparan ini membahas masalah konseptual rantai nilai dan memperkenalkan pengembangan rantai nilai yang dapat berkontribusi pada inovasi.
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
Bagaimana situasi kekinian di lapangan atau di daerah?
Bagaimana ada upaya/inovasi, bentuk kearifan lokal dalam melakukan mitigasi dan memperkuat resiliensi?
Apa upaya kita yang lebih kreatif dan inovatif untuk merespons situasi kenikian?
Misalnya, industri pariwisata menghadapi dilema rendah sentuh dan tinggi sentuh, bagaimana membuat aspek kesehatan dan aspek ekonomi agar hadir keyakinan dan kepercayaan para wisatawan?
Skema yang menjadi luaran:
Kerangka dan pedoman (brief policy) yang dirumuskan di dalam rangka mitigasi dan resiliensi usaha
Strategi dan skenario apa yang dilakukan di jangka pendek dan menengah, seperti apa etapenya sehingga tercapai percepatan: langkah memperkuat upaya program pemulihan industri pariwisata dan kreatif
Saat ini sudah ada skema tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi
Di bagian mana mitigasi dan resiliensi bisa mempercepat pemulihan?
Apakah dapat dilakukan penajaman untuk fokus dan rencana tindak?
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Langkah pertama ketika merencanakan dan menulis makalah penelitian adalah memilih topik yang bagus.
Topik penelitian yang didefinisikan dengan baik adalah titik awal dari setiap proyek penelitian yang berhasil.
Topik yang baik adalah yang relevan dengan tugas kedalaman tesis dan memiliki cukup informasi yang tersedia untuk digunakan.
Topik penelitian dapat diartikan sebagai kejadian, peristiwa, atau fenomena yang dijadikan subjek atau masalah yang menarik minat peneliti saat melakukan penelitian.
Topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Memilih topik adalah proses berkelanjutan yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengeksplorasi, mendefinisikan, dan memperbaiki ide-ide mereka.
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
Untuk mempermudah pemilihan topik, maka perlu suatu pendekatan untuk memilih topik yang baik dan menguraikan topik ke dalam kalimat pertanyaan dan mengetahui kebutuhan data, proses atau metode pengolahan, dan luaran dari suatu topik penelitian yang perlu diuraian dengan jelas dan analitis.
Presentasi ini akan membantu Anda memilih subjek yang menarik minat Anda, dan memperhalus subjek tersebut ke topik tertentu.
Keberhasilan bersaing tergantung pada peningkatan kinerja rantai pasokan di mana kemampuan untuk berinovasi terletak di dalam hubungan yang baik di antara mitra bisnis yang merupakan anggota rantai pasokan.
Anggota rantai menjadi entitas bisnis independen yang seringkali memiliki tujuan bisnis yang saling bertentangan.
Mitra dalam rantai pasokan harus menyetujui struktur tata kelola bersama yang akan mengarahkan hubungan mereka dan mengurangi ancaman oportunisme dalam suatu pertukaran.
Tata kelola adalah struktur yang memastikan bahwa keputusan dibuat yang mengarah pada nilai jangka panjang, berkelanjutan untuk entitas seperti perusahaan atau, dalam hal ini, kolaborasi formal antara banyak organisasi.
Mekanisme tata kelola harus dirancang untuk mengakomodasi potensi tujuan yang saling bertentangan dari anggota independen.
Tujuan dari paparan ini adalah untuk menyajikan model dari mekanisme tata kelola dalam memungkinkan koordinasi antara mitra dalam rantai pasokan.
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
aku lah11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Tayang: Jumat, 31 Mei 2024 06:00
Penulis: Adi Manggala Saputro Editor: Elfan Fajar Nugroho
zoom-inlihat fotoKota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Instagram @persib @persija
Skuad Persib Bandung (kiri) dan Persija Jakarta (kanan). Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
TRIBUNWOW.COM - Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
Dilansir TribunWow.com, keberhasilan Persib Bandung dalam perekrutan Rezaldi Hehanusa nampaknya menjadi motivasi mereka untuk bisa kembali gembosi sang rival abadi, Persija Jakarta.
Hal itu dapat dibuktikan dengan masuknya gelandang bintang Persija Jakarta, Hanif Sjahbandi.
Kabar masuknya Hanif Sjahbandi ke dalam lis belanja Persib Bandung diungkap oleh akun seputar sepak bola Indonesia, @transfernews_ft, Kamis (31/5/2024).
Baca juga: Transfer Kejutan Persib Bandung? Bintang di Luar Dugaan Kepergok Beri Sinyal, Bobotoh Dijamin Suka
"Hanif Sjahbandi (DMF/27) masuk radar Persib Bandung," tulis @transfernews_ft.
Sebagaimana diketahui, masuknya Hanif Sjahbandi selain karena ketagihan akan keberhasilan Persib Bandung dalam merekrut Rezaldi Hehanusa, hal itu menunjukkan sinyal Maung Bandung ingin memulangkan putra daerahnya satu per satu ke Kota Kembang.
Mengingat, Hanif Sjahbandi merupakan gelandang asli jebolan Persib Bandung yang juga pemain kelahiran Kota Bandung.
Meski, ia tercatat belum pernah berkarier di Persib Bandung senior meski pernah bergabung dengan tim juniorn Pangeran Biru pada Januari sampai dengan Juli 2015 silam.
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka, https://wow.tribunnews.
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
Limbah elektronik dan sistem pemerintahan berbasis elektronik
1. KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN
REPUBLIK INDONESIA
Limbah Elektronik dan
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Jakarta, 4 Juni 2018
2. Narasumber:
1. Febrizal Efendi (Kadin Pusat –Wakil Ketua Komite Tetap Infrastruktur, Ekonomi Digital, dan Pemerintahan)
2. Togar M. Simatupang (Rektor Institut Teknologi Del)
Topik Bahasan:
▪ Ekonomi Digital
▪ Limbah Elektronik
▪ Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
▪ Penutup
4. Kegiatan Ekonomi Digital
Smart Manufacturing Smart City
e-Education e-Government
Online Health ServicesCloud Collaboration
Sharing economy
Marketplace
Smart Appliances
Saat ini berbagai macam
kebutuhan manusia telah banyak
menerapkan dukungan internet
dan dunia digital sebagai wahana
interaksi dan transaksi
4
6. Isu Utama Ekonomi Digital:
(1) Limbah Elektronik dan (2) Pemerintahan Elektronik
Teknologi 4.0
• Infrastruktur Siber
• Pengembangan Siber
• Komputasi
• Sensor divais
• Sistem siber-fisik
• Internet untuk segala (IoT)
• Keamanan Siber
• Mekatronika
• Energi
Industri 4.0
• Cetakan 3D
• Manufaktur Cerdas
• Mesin Cerdas
• Kecerdasan Buatan:
pembelajaran mesin dan
pembelajaran dalam
• Robotik
• Pabrik Digital
Pemerintahan 4.0
• Pemerintahan Elektronik
(E-Government)
• Kota Cerdas
• Desa Cerdas
6
Limbah Elektronik (e-Waste)
8. Limbah Elektronik (e-Waste)
• Limbah elektronik adalah peralatan elektronik atau elektrik termasuk seluruh komponen
rakitan dan konsumsi yang merupakan bagian dari produk elektronik tersebut yang sudah
tidak terpakai dan dibuang, baik karena rusak atau karena sudah ketinggalan jaman.
• Limbah elektronik yang semakin banyak menimbulkan risiko sangat besar terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia, serta juga mengakibatkan kerugian besar bagi
perekonomian di negara-negara di seluruh dunia.
• Kandungan logam-logam berat yang ada di limbah elektronik seperti timah, amerisium, krom,
besi, timbal, perak, merkuri, kadmium, sulfur dan tembaga masuk dalam kategori B3 (bahan
berbahaya dan beracun), berdampak luas ketika telah terkontaminasi dengan air, tanah dan
udara.
• Orang Indonesia rata-rata membuang limbah elektronik sekitar tiga kilogram (The Global E-
Waste Monitor 2014). Secara total jumlahnya mencapai 745 kiloton yang merupakan terbesar
di Asia Tenggara.
8
Sumber: “Gunungan Sampah Elektronik Menanti Penanganan” pada https://tirto.id/gunungan-sampah-elektronik-menanti-penanganan-bGif
9. Limbah Elektronik Dunia
“Pada 2016, dunia menghasilkan 44,7
juta metrik ton limbah elektronik, yaitu
peralatan elektronik dan listrik yang
dibuang. Jadi, ini pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang disetrum di steker
atau baterai. Ini setara dengan sekitar
4.500 Menara Eiffel"
• Vanessa Gray (Pakar Teknis E-waste ITU)
9
Sumber: “The growing problem of E Waste” tanggal 16 Desember 2017 pada
https://thepolicytimes.com/growing-problem-e-waste/
10. 10
Sumber: The Global E-waste Monitor 2017: Quantities, Flows, and Resources dan “UN warns of surging e-waste,
little recycling” pada https://phys.org/news/2017-12-surging-e-waste-recycling.html
49.8
11. 11Sumber: “Throwaway culture make e-waste a looming disaster for us al” pada https://www.thenational.ae/uae/throwaway-
culture-make-e-waste-a-looming-disaster-for-us-all-1.706972
15. Peluang Usaha Daur Ulang Sampah Elektronik
15Sumber: Pertiwi Andarani and Naohiro Goto (2012), “Preliminary Assessment of Economic Feasibility for Establishing a Households’ E-
Waste Treating Facility in Serang, Indonesia “, International Journal of Environmental Science and Development, Vol. 3, No. 6, pp. 562-568.
16. Kaji Banding Pemerintah Malaysia
• Ministry of Natural Resources
and Environment Directorate
of Environment: 22 Agustus
2017
• Kualiti Alam Sdn. Bhd.
Integrated Waste
Management: 22 Agustus 2017
• Meriahtek Sdn. Bhd. Partial
Recyler: 23 Agustus2017
16
Sumber: https://www.slideshare.net/KeepMalaysiaBeautiful/policy-
update-on-ewaste-in-malaysia
17. Rencana Program Pemerintah
Teknologi Pengelola Limbah Elektronika
• Indonesia baru sampai di tahap pengumpulan sampah
elektronik yang dapat menangani sekitar 75%.
• Karliansyah (2017), Plt. Dirjen Pengelolaan Sampah
Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)
• Pengembangan teknologi pengelola limbah elektronik
yang berkapasitas besar. Terciptanya tambang urban
atau hasil tambang dari sumber-sumber di perkotaan.
• “Jika dikelola dengan baik, 1 ton limbah elektronik dapat
menghasilkan sekitar 1,44 kg emas”, Karliansyah (2017)
• Masyarakat kelak dapat mengumpulkan dengan tepat
ke shelter yang disediakan setiap daerah.
• Pengumpulan elektronik sisa perkantoran lembaga
pemerintah, lalu industri, baru rumah tangga.
• Perlunya sistem pendataan pergerakan barang
elektronik, termasuk yang sudah tidak terpakai atau
berpotensi menjadi limbah.
Program Perluasan Tanggung Jawab Produsen
• Pemerintah menawarkan mekanisme perluasan tanggung
jawab produsen atau EPR (Extended Producer Responsibility)
seperti yang sudah diterapkan di negara-negara maju.
• EPR ini nantinya merupakan tanggung jawab produsen yang
diperluas pada mata rantai produksi secara fisik dan
pembiayaannya hingga pada tahap setelah penggunaannya.
• Perusahaan elektronik diwajibkan ikut mengumpulkan
kembali sampah elektronik yang mereka hasilkan
• Konsumen yang membeli barang elektronik dikenakan biaya
tambahan untuk biaya daur ulang saat barang tersebut tak
lagi digunakan.
• Wacana EPR yang bersifat wajib ini masih belum diterima
oleh Gabungan Pengusaha Elektronik Indonesia dengan
alasan beban biaya produksi barang elektronik akan
bertambah.
Sumber: “Ke Mana Sampah Elektronik Dibuang
Pada 2016, penduduk Indonesia menghasilkan 1,274 juta ton sampah elektronik.
Hanya sebagian kecil yang didaur ulang” tanggal 20 Januari 2018 pada
https://x.detik.com/detail/intermeso/20180119/Ke-Mana-Sampah-Elektronik-
Dibuang/index.php
18. Regulasi Limbah Elektronik
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
• Rencana penyusunan aturan pelaksanaan untuk mengatur sistem
pengelolaan sampah elektronik
• Aturan sistem pengumpulan dan pengangkutan sampai pada proses akhir.
• Sistem insentif tukar tambah barang elektronik bekas.
18
19. Komitmen Pemerintah untuk e-Waste
• Komitmen Pemerintah untuk menangani limbah elektronik (e-waste)
melalui pengelola limbah elektronik secara terintegrasi dengan penugasan
kepada BUMN merupakan perwujudan tanggung jawab dan kewajiban
Pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup yang sehat dan
terhindar dari bahan berbahaya dan beracun (B3)
• Pemusnahan limbah elektronik akan membantu pengelolaan aset tidak
produktif dan mengurangi biaya pengelolaan aset serta biaya simpan
• Pemusnahan barang elektronik melalui pengelola limbah elektronik akan
memberikan nilai tambah kepada BUMN, membuka kesempatan kerja
baru, dan meningkatkan pendapatan pajak negara, serta potensi
membantu keuangan program negara
19
20. Penyempurnaan Rencana Permen Sistem
Pengelolaan Sampah Elektronik
• Aturan kewajiban dari produsen atau pabrikan atau prinsipal yang
menghasilkan barang elektronik untuk mengelola limbah elektronik yang
mereka hasilkan sebagai wujud kewajiban negara untuk memastikan tidak
terjadi pencemaran lingkungan
• Kewajiban tersebut sudah dituangkan dalam draf Permen KLHK
• Besaran kewajiban bisa dituangkan dalam draf Permen atau dimasukkan di PP
101/2014 tentang Pengelolaan Limbah B3
• Perlu dibentuk unit/lembaga pengelola dana kewajiban yang disetorkan oleh pihak
penyetor (industry) dengan menugaskan BUMN
• Potensi pemasukan negara berbasis Pajak dan/atau PNBP berbasis UU32/2009
tentang Lingkungan Hidup dan UU18/2008 tentang pengelolaan sampah
• Harapan persiapan ke depan:
• Pembentukan tim AdHoc yang langsung berada dalam koordinasi Kemenko.
• Pemberian penugasan kepada BUMN untuk melakukan investasi guna mengawal
potensi PNBP bidang Lingkungan Hidup. 20
22. Definisi SPBE
22
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) adalah penyelenggaraan
pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memberikan layanan kepada pengguna SPBE
23. Kendala SPBE
Rendahnya budaya berbagi data dan informasi antar instansi
Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) belum menjangkau seluruh instansi
Pengelolaan keamanan informasi lemah di hampir seluruh instansi pemerintah
Anggaran yang terbatas
Sumber daya manusia yang tidak memadai
Lemahnya manajemen aset teknologi informasi dan komunikasi
23
24. Landasan Regulasi
• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan
Pendayagunaan Telematika.
• Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tanggal 9 Juni 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government.
• Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor 55 Tahun 2003 tentang Panduan
Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah.
• UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP).
• Permenpan RB Nomor 5 Tahun 2018 tentang pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik tanggal 9 Januari 2018.
• Instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur kemajuan pelaksanaan sistem pemerintahan
berbasis elektronik pada instansi pusat dan pemerintah daerah
• Evaluasi mencakup tiga hal: domain kebijakan internal, tata kelola, dan layanan SPBE.
• Rancangan Peraturan Presiden 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (PSPBE)
• Tata kelola SPBE terpadu (proses bisnis, aplikasi, dan berbagi pakai data)
• Manajemen SPBE yang efektif dan efisien dan berkesinambungan
• Layanan SPBE yang berkualitas antar kementerian, lembaga, dan pemda
24
25. Penyempurnaan Rancangan Prespres PSPBE
• Pengusulan agar melibatkan Kementerian BUMN dan penugasan khusus kepada
BUMN bidang TIK untuk implementasi SPBE
• Penugasan juga dapat diberikan kepada Perguruan Tinggi (PT) berbasis pada
Manage Services (MS)
• Pelibatan BUMN atau PT merupakan langkah strategis untuk percepatan
implementasi dan solusi pembiayaan guna mengurangi beban APBN langsung
• Bila percepatan bisa dilakukan antara bulan Juni 2018 – Maret 2019, akan
menjadi pengungkit strategis untuk Pemerintahan Jokowi
• Langkah Persiapan:
• Pembentukan tim AdHoc yang dikepalai oleh Kemenko
• Tim AdHoc melakukan koordinasi yang intens untuk memastikan percepatan bisa dilakukan
dalam waktu 6 bulan
• Dari implementasi SPBE ini bagi BUMN atau PT akan lahir beberapa bisnis turunan terkait
dengan penugasan di bidang informasi dan telekomunikasi, seperti Manage Services (MS)
untuk e-Waste dan lainnya.
25
27. Perhatian Penting
Postur APBN Indonesia yang kurang ideal mendukung SPBE (e-Govt) dan e-
Waste yang memerlukan solusi inovatif jangka pendek, menengah, dan
panjang
Presiden mempunyai komitmen yang tinggi terhadap inisiatif SPBE dan
pengelolaan Limbah Elektronik (e-Waste)
Keterlibatan Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan serta
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk kesuksesan Penugasan
BUMN sebagai pengelola e-Govt dan e-Waste.
27
28. Mengapa BUMN?
• BUMN sebagai salah satu penghasil bahan baku e-waste (PLN, TELKOM, Pertamina, dan
sebagainya) sehingga bisa terjadi sinergi BUMN dan/atau anak perusahaan.
• Peraturan Menteri BUMN Nomor 3 tanggal 14 Agustus 2017 tentang Pedoman Kerja Sama Badan Usaha
Milik Negara.
• Kemudahan administrasi dari Kementerian/Badan/Lembaga sebagai penghasil e-waste, untuk
memberikan penugasan kepada BUMN.
• Percepatan berjalannya program e-waste secara nasional.
• Kepastian modal usaha selain APBN yang akan mampu menjadi alternatif pembiayaan.
• BUMN dengan model bisnis Manage Services (MS) yang sangat membantu pemerintah untuk
menekan belanja modal dan operasional terkait kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK)
• Manage Services (MS) merupakan jasa layanan TIK yang fokus pada praktek alih daya (outsourcing)
tanggung jawab operasional harian serta fungsi strategis untuk meningkatkan performa operasional dan
menekan biaya.
28
30. Penutup
• Perlunya pembentukkan tim atau panitia kecil untuk memastikan terjadinya
percepatan untuk implementasi program e-Waste dan e-Govt (SPBE).
• Pembuatan SK dari pimpinan dan penyediaan anggaran kegiatan.
• Pembuatan rencana dan jadwal bersama yang dikoordinasikan oleh Kemenko
untuk dilaporkan langsung kepada Presiden.
• Rapat dengan KL Teknis.
• Kepastian pelaksanaan pengelolaan limbah elektronik yang baik di BUMN (anak
perusahaan) dan Pemerintah
• Pembentukan tim surveyor melibatkan Direktorat BUMN dan direktorat lainnya
• Pembentukan BUMN khusus atau akuisisi terhadap perusahaan lokal dengan
pertimbangan strategis dari segi waktu dan modal
30