Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak, faktor-faktor penyebabnya, serta tanggung jawab orang tua dalam melindungi anak dari ancaman pelecehan seksual.
SOSIOLOGI KELAS X , BAB 2 SEMESTER 2 .
daftar isi :
- pengertian pelecehan seksual
- orang yg menjadi korban
- tempat terjadinya pelecehan seksual
- bentuk-bentuk pelecehan seksual
- alasan orang melakukannya
- tips agar terhindar
- pelecehan seksual anak oleh anak
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniAditya Hapsari
Kemarin waktu KKN sempet ngadain acara Penyuluhan dengan judul : Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini krn soft file ilang jadi yg tersisa hanya scan-an pptnya aja
Semoga bermanfaat
Sumber : Bapak Sugiyanto selaku Pembicara pada waktu itu dari LK3 STPMD Yk
SOSIOLOGI KELAS X , BAB 2 SEMESTER 2 .
daftar isi :
- pengertian pelecehan seksual
- orang yg menjadi korban
- tempat terjadinya pelecehan seksual
- bentuk-bentuk pelecehan seksual
- alasan orang melakukannya
- tips agar terhindar
- pelecehan seksual anak oleh anak
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniAditya Hapsari
Kemarin waktu KKN sempet ngadain acara Penyuluhan dengan judul : Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini krn soft file ilang jadi yg tersisa hanya scan-an pptnya aja
Semoga bermanfaat
Sumber : Bapak Sugiyanto selaku Pembicara pada waktu itu dari LK3 STPMD Yk
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH MasyarakatLBH Masyarakat
HdH diterbitkan dengan tujuan untuk menjadi sarana informasi, komunikasi dan dialog antar komunitas yang kini tengah diberdayakan oleh LBH Masyarakat. Publikasi ini hendak menyasar pembaca utamanya di lingkungan orang yang hidup dengan HIV/AIDS, pemakai narkotika, pekerja seks dan waria/transjender. Publikasi ini juga bertujuan untuk memicu diskusi di antara anggota komunitas-komunitas tersebut. Tentu inisiatif ini tidak lepas sebagai bentuk upaya untuk melengkapi pemberdayaan hukum masyarakat yang tengah kami lakukan di empat komunitas tersebut.
Majalah online Lentera, dalam edisi ini, mengetengahkan pemikiran Kardinal Robert Sarah mengenai keheningan.
Baca juga tulisan feature mengenai terobosan membaca cepat, Bacakilat.
majalah online Lentera News edisi Maret 2015Ananta Bangun
majalah online Lentera News edisi Maret 2015 ini mengetengahkan sosok Muhammad Maulana sebagai penulis muda bukan dari bakat, namun minat yang besar.
Sila baca rubrik lainnya untuk menggugah anda. :)
Presentasi ni saya susun dan bawakan dalam sesi Panduan Internet Bijak dalam Pelatihan "Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan"
bertempat di PPm Ar-Rasyid, Labuhanbatu Selatan. Tanggal 3 Nov 2012
3. 3|Lentera news -edMei2016
Salam sejahtera, Sahabat Pembaca
Lentera news!
Media nasional belakangan ini
kerap dihias pemberitaan hukuman
pasung kelamin bagi pelaku pelecehan
seksual.
Sebelum memilih duduk memilih
pihak yang benar, ada baiknya takzim
dibaca percikan gagasan dari Ketua
Komsos KAM, Romo Hubertus dan
Suster Angel. Masing-masing dalam
kolom ‘Telisik’ dan ‘Lentera Utama’
bulan ini.
SapaanRedaksi
Percikan gagasan ini bukan hendak
mempengaruhi pilihan untuk sikap
kita. Namun menggali dan merenungi
sejenak sudut pandang yang dialami
kalangan perempuan dan anak. Sosok
yang menjadi korban dalam kejahatan
ini.
Inikah pertanda semakin
mundurnya adab kita? Inikah awal
dalammelahirkanzamansalingcuriga
dan memilih terpinggir. Menyendiri.
Kiranya kedua percikan tadi turut
memberi jawab dari tanya dalam
lorong hati semasing. Namun,
hendaknya tidak mengurangi
pengharapan akan kasih dari Pencipta
kita. Sang Maha Pengampun, juga
Maha Pengasih
Sahabat Pembaca, jangan lupa
‘teguk’ inspirasi lainnya dalam kolom-
kolom segar Lentera News edisi ini
Seluruh percikan-percikan kecil ini
semoga dapat menyejukkan hati, dan
menggugah hati untuk kehidupan
yang lebih baik lagi. Jika kita tidak
menghadirkan sendiri pengharapan-
melalui Dia, siapa lagi?
Shalom,
Redaksi
Ilustrasi:
http://www.123rf.com/
4. Lentera news -edMei2016|4
TelisikPemred
P
eternak tradisonal
di beberapa daerah,
mempunyai
kebiasaan mengebiri hewan
piaraannya. Terutama babi,
anjing, dan kambing, yang
berkelamin jantan. Ada
beberapa pertimbangan
dan alasan: misalnya agar
hewannya itu tambun, atau
dengan sengaja mengurangi
jumlah pejantannya, agar
para penjantan itu tidak
saling gigit-menggigit. Dan
benar, nampaknya hewan
yang bersangkutan setelah
dikebiri, menjadi lebih
gemuk. Wajar si, karena
aktifitas birahi yang
menghabiskan tenaganya
berkurang, hewan yang
dikebiri itu hanya makan,
tidur, dan malas-malasan.
Dampak lanjut hewan yang
bersangkutan kalau dijual
harganya menjadi lebih
mahal, volume dagingnya
lebih banyak.
Dalam dunia Kitab Suci
ada kisah semirip kebiri:
Para Sida. Mereka adalah
orang-orang yang dengan
sengaja dihilangkan hasrat
seksualnya, agar hasrat
tersebut ga muncul, kala ia
mengawal para Srikandi
Ratu atau Putri-Putrinya.
Sudah pasti orang yang
dikawal bebas atau aman dari
hantaman gelombang nafsu
dari pengawal itu. Ataupun
sebaliknya kalau Sri kandi
Ratu atau Putri-Putrinya
berhasrat, ia toh hanya
bertepuk sebelah tangan
saja, sebab tanggapan kawan
tandingnya dingin-dingin aja.
Kebiri sebagai hukuman
bagi para pemerkosa anak-
anak, kini menjadi diskusi
yang santer. Pasalnya
kejahatan pemerkosaan
terutama anak-anak, makin
menjadi-jadi. Realitas
hukuman ini ditujukan
kepada manusia, pelaku
kejahatan itu. Bagaimanapun
ia manusia, walaupun
kelakukannya bak binatang
yang tak terdidik. Pemerintah
sebagaimana dilansir oleh
beberapa media, nampaknya
setuju dan menempakan
Kebiri sebagai hukuman
tambahan. Diskusi dan
perdebatan masih mewarnai
hukuman seperti ini. Ya
repot si.... kalau hewankan
tubuhnya akan menjadi
tambun dan harga jual di
pasar lebih mahal karena
volume dagingnya lebih
banyak. Inikan manusia jadi
tak bisa dijual, lalu mau
diapakan? Jaman behula si....
boleh-boleh saja dijual untuk
kepentingan budak, karena
tangguh dan kuat. Hukuman
yang demikian pada
prinsipnya ‘menghewankan’
PEMERKOSAAN
DANKEBIRI
RP Hubertus Lidi OSC
Ketua Komsos KAM
5. 5|Lentera news -edMei2016
karena perbuatannya
memang hewani, ga punya
akal dan nurani. Hanyalah
insting dan biarahi yang
melekat pada tubuh dan
kehidupannya. Terlepas
dari pro dan kontra akan
hukuman jenis ini, paling
tidak, secara sosial mereka
pantas dipermalukan.
Miris bahwa para pelaku
kejahatan yang sampai
kini tertangkap adalah
yang berekonomi lemah
dan dari latar belakang
sosial masyarakat kecil.
Realitas ini menantang para
pelaku kebijakan, para ahli,
pemerhati sosial-masyarakat
sejenak bertanya, apakah kes-
ulitan hidup merupakan salah
satu faktor yang membuat
mereka menjadi brutal
dan buas? Apakah ketidak
berdayaan menghadapi sistim
yang kuat membuat mereka
cenderung mengorbankan
yang kecil dan lemah? Tentu
hal ini membutuhkan riset
yang serius, mendalam, dan
ilmiah. Pertanyaan yang
demikian bukan berarti
membenarkan perbuatan
mereka yakni memperkosa
anak-anak berusia dini. Toh
perbuatan mereka salah,
melawan hukum dan tidak
mencerminkan semangat
agama yang dianutnya.
Peristiwa ini tentu juga
membawa komentar,
tanggapan dari siapa saja.
Apapun jenis komentar-
nya yang penting adalah
mempertimbangkan rasa
keluarga dari si korban.
Komentar yang cender-
ung mempersalahkan si
korban, misalnya “Wong
Siapa nyuruh dia jalan
sendirian? Yang tak berpa-
kaian inilah...itulah wajar
diperkosah”. Komentar yang
memperlihatkan kearoganan
dan kesewenang-wenangan.
Apalagi yang berkomentar itu
seseorang yang secara sosial
mempunya ‘nama.’ Hemat
saya salah kaprah kalau
yang dipersalahkan adalah
si korban. Bak sudah jatuh
ditimpah tangga. Sebenarnya
sederhana saja, anda tentu
mempunyai ibu, dan saudari.
Gimana kalau ibumu dan
saudarimu diperkosah dan
dibegitukan apakah komen-
tarmu juga sama? Kalau
hatimu sudah dimakan babi,
kemungkinan besar kualitas
komentarnya gitu.
Adalah tanggung jawab
bersama menghargai
kehidupan ini, bermula
dari diri dan bermuara
pada orang lain. Anda tentu
tak mau dirimu disakiti,
makanya jangan menyakiti
orang lain. Pemerkosaan dan
pembunuhan yang lagi marak
adalah derita kita semua, tak
berlebihan kalau dikatakan
bahwa kita hidup dalam
jaman edan. Apakah kita
sedang menelusuri lorong-
lorong kota Sodom dan
Gemora alias (simbol LGBT)
menuju kota Kota Neraka
(simbol pekalu kelajatan
kemanusiaan)???? Tidak
dunia ini harus lebih baik dan
manusiawi.
7. 7|Lentera news -edMei2016
D
alam kisah
penciptaan,
manusia diciptakan
baik adanya. Ada
makhluk laki-laki, ada
juga perempuan. Allah
tidak pernah mengatakan
bahwa ada manusia ke-
las satu ataupun kelas
dua. Kitab Kejadian 1:26
mengisahkan : “Kemudian
Allah menciptakan manusia
menurut gambarnya,
menurut gambar Allah
diciptakannya dia, laki-
laki dan perempuan
diciptakannya mereka”.
Jelas bahwa tidak ada
penggolongan antara kelas
superordinat dan kelas
subordinat. Manusia adalah
Citra Allah, imago Dei.
Artinya manusia diciptakan
segambar dan serupa dengan
Allah, baik laki-laki maupun
perempuan. Dan secara
serentak dipanggil untuk
mewujudkan cinta ilahi (2
Kor 4 : 4). Dengan demikian,
manusia hendaknya
mengimplikasikan
kesetaraan pribadi,
kesetaraan martabat,
saling menghormati, saling
melengkapi, harmoni dalam
berbagai perbedaan dan
tingkatan usia.
Pelecehan Seksual Terhadap
Kaum Perempuan
Komisi Nasional (komnas)
Perempuan memandang
bahwa kekerasan terhadap
perempuan adalah
perwujudan ketimpangan
historis dalam hubungan
kekerasan antara laki-laki dan
perempuan. Juga merupakan
hambatan yang bersifat
struktural bagi tercapainya
keadilan sosial, perdamaian
dan pengembangan diri yang
berkelanjutan.
Dicatat bahwa pada
2015 terdapat 321.752
kasus kekerasan terhadap
perempuan. Artinya sekitar 881
kasus terjadi setiap hari. Angka
pelecehan seksual adalah
bentuk kekerasan seksual
yang paling mendominasi.
Dari tahun ke tahun, kasus
pelecehan seksual terhadap
kaum perempuan makin
merebak dan mengenaskan.
Kasus seks menjadi wacana
yang tak pernah lepas dari
rekam jejak para pelaku media,
baik media cetak, media ele-
ktronik sampai media sosial.
Kiranya hal ini mendesak
setiap pemimpin Negara
untuk bertindak dengan cara
yang luar biasa dan berupaya
memperkuat fondasi moralitas
bangsa.
Dalam banyak kasus, pelaku
pelecehan seksual adalah
orang yang sudah dikenal
korban, misalnya: teman dekat,
kekasih, saudara, ayah, guru,
pemuka agama, atasan, dan
sebagainya. Pelecehan sek-
sual dapat juga terjadi pada
PerempuandanAnak:“Obyek
PelecehanSeksual”
LenteraUtama
Sr. Angela Siallagan FCJM
Biarawati FCJM | Penulis Buku
“Manusia Mahluk Beratribut”
8. Lentera news -edMei2016|8
orang yang belum dikenal.
Pelecehan seksual terhadap
kaum perempuan bisa terjadi
dari faktor intern dan ekstern.
Faktor intern yakni dari
dalam diri individu itu sendiri.
Terjadi karena faktor kejiwaan,
kondisi kejiwaan atau keadaan
diri yang tidak normal
sehingga mendorongnya
untuk melakukan kejaha-
tan. Misalnya, nafsu seks
yang abnormal, sakit jiwa,
psycho patologi dan aspek
psikologis dari instink-seksuil,
faktor biologis, faktor moral.
Orang yang tidak bermoral
cenderung untuk melakukan
kejahatan. Faktor ekstern,
yakni dari luar diri pelaku. Bisa
terjadi karena berkembangnya
tatanan kehidupan
sosial budaya. Misalnya,
berkembangnya sosial budaya
barat atau modern yang
terbuka luas di tengah-tengah
masyarakat. Bisa juga karena
faktor ekonomi. Dan bisa juga
karena jenjang pendidikan
yang rendah sehingga menda-
pat pekerjaan yang tidak layak
dan hal tersebut menyebabkan
terjadinya kejahatan seksual di
tempat kerja.
Pelecehan Seksual Terhadap
Anak
Sama halnya dengan pelece-
han seksual terhadap kaum
perempuan, demikian juga
bagi anak-anak dibawah
umur. Pelecehan seksual
terhadap anak khususnya
anak
perempuan makin
marak di berbagai Negara
termasuk Indonesia. Komisi
Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) menyebut Indonesia
dalam kondisi lampu merah
kejahatan seksual terhadap
anak. Data yang dilansir
UNICEF, 1 dari 10 anak perem-
puan di dunia telah menjadi
korban kejahatan seksual.
Perlindungan terhadap anak
sepenuhnya adalah tanggung
jawab orang tua, maka, hulu
pendidikan anak adalah di
keluarga. Orang tua perlu
memberikan pengasuhan
terhadap anak atau parenting.
Kedekatan orang tua terhadap
anak perlu dibangun dan
dipelihara. Orang tua
kepada anak-anaknya perlu
membangun ikatan batin
sehingga komunikasi berjalan
lancar berlandaskan kejujuran.
Pada zaman ini media
komunikasi berkembang
pesat. Para pelakon panggung
dunia telah menggeser ruang
“factual” menjadi ruang
“maya”. Banyak orang lebih
mementingkan gadget yang
mereka miliki dari pada re-
lasi personal dalam keluarga.
Dunia menjadi begitu
“dekat” dengan kehadiran
piranti-piranti dari teknologi
komunikasi dan informatika
dengan berbagai cara seperti
BBM, WhatsApp, Facebook,
Twitter, Skype, Just Voip, Line
dan jejaring sosial lainnya.
Sehingga di satu sisi, yang
jauh menjadi dekat dan yang
dekat menjadi jauh. Situasi
ini sudah menyusup ke dunia
anak dibawah umur. Orang
tua tidak lagi memiliki waktu
untuk keluarga dan anak-
anak. Orang tua sibuk dengan
pekerjaannya, dan anak-anak
sibuk dengan ponselnya. Anak-
anak bebas browsing dan game
Ilustrasi:
Little Red Riding Hood And A Predator. Link: http://image.shutter-
stock.com/z/stock-vector-little-red-riding-hood-and-a-predator-concep-
tual-illustration-on-child-abuse-188603846.jpg
9. 9|Lentera news -edMei2016
online setiap saat.
Perkembangan tersebut
dapat menjadi pemicu
terjadinya pelecehan seksual
terhadap anak terutama anak-
anak yang minim dari penga-
wasan orang tua. Kadangkala
penampilan anak juga bisa
memancing pelaku, misalnya
karena berbaju ketat dan hiper-
aktif. Tetapi bisa juga karena
pelaku yang maniak dan ke-
canduan pornografi, miras, dan
narkotika. Tindakan tersebut
dilakukan dengan mengguna-
kan paksaan, ancaman, suap,
tipuan atau tekanan. Bentuk-
bentuk pelecehan seksual itu
sendiri bisa berupa tindak
perkosaan ataupun pencabu-
lan.
Epilog
Dengan begitu ban-
yaknya korban pelecehan
seksual dalam negeri ini,
sudah saatnya alarm bahaya
kejahatan seksual terus
disuarakan. Setiap elemen
harus mampu memperhatikan
secara serius, secara pribadi,
orang tua, pemangku pendidi-
kan, juga pemerintah untuk
menghalau para penjahat
seksual. Pelecehan seksual
bagi kaum perempuan dan
anak tentu membawa dampak
buruk bagi korban. Korban per-
empuan akan merasa tertekan,
depresi, trauma, merasa tak
berharga, sakit fisik dan ban-
yak juga korban yang akhirnya
bunuh diri. Pelecehan seksual
terhadap anak akan me-
nyebabkan anak tersebut akan
menderita gejala psikologis,
depresi, merasa rendah diri,
gelisan, gangguan psikologis
yang umum seperti somatisasi,
sakit saraf, sakit kronis,
perubahan perilaku seksual,
masalah sekolah/belajar, dan
masih banyak lagi.
Setiap pribadi hendaknya
menjaga diri agar terhindar
dari pelecehan ini. Kaum
perempuan hendaknya
menjaga diri, memakai
pakaian yang sopan bukan
rok mini, hot-pant, legging
dan lain sebagainya. Hal ini
menjadi daya tarik tersendiri
bagi kebanyakan orang,
terutama pria. Anak-anak
menjadi tanggung jawab
penuh orang tua. Maka, orang
tua harus terdidik sebelum
bisa mendidik anak. Orang
tua dituntut untuk selalu
memelihara dan mendamping
anak dengan baik,
memperhatikan pendidikan,
iman dan kasih. Anak-
anak dilatih untuk mampu
berkomunikasi dengan jujur
kepada orang tua, dan menjalin
kedekatan batin.
Ingin membaca artikel inspiratif mengenai refleksi iman?
Sila beli dari Tokopedia!!!
Ketikkan judul buku: “manusia mahluk beratribut”
di kotak pencarian. Lalu, klik tombol ‘beli’.
10. Lentera news -edMei2016|10
MENGHAYATIYUBILEUM
DANPINTUSUCI
B
eruntungnya kita di Tahun
Yubileum Kerahiman ini,
Bapa Suci Fransiskus akan
memperluas cakupan keberadaan
Pintu Suci dengan menetapkan
bahwa sepanjang Tahun Yubileum
ini, Pintu Suci tidak hanya akan be-
rada di basilika-basilika saja, namun
juga di seluruh katedral dan tempat
ziarah Kerahiman di seluruh dunia.
Maka kita tak perlu lagi jauh-jauh ke
Roma atau ke Filipina atau ke mana
pun yang jauh-jauh untuk memper-
oleh rahmat Allah melalui Pintu
Suci, namun cukup ke katedral atau
tempat ziarah Kerahiman terdekat
yang ditunjuk keuskupan setempat.
Enak kan? Nah, sekarang bagaimana
kita dapat menghayati Tahun Yubi-
leum ini dengan semaksimal mung-
kin?
Pertama-tama, seperti kata Bapa
Suci Fransiskus dalam Bulla Kepau-
san “Misericordiae Vultus”, kita harus
mau merenungkan misteri Kerahiman
di setiap napas kehidupan kita, sebab
di dalam Kerahiman lah terdapat su-
kacita, ketenangan, dan kedamaian.
Bagaimana cara kita merenungkan-
nya?
Ambillah waktu senggang dan co-
balah membaca Kitab Suci. Kenapa?
Karena di dalam Kitab Suci lah selu-
ruh sejarah Kerahiman Allah terang-
kum dengan sempurna. Lebih ba-
gus lagi jika kita melakukan “Lectio
Divina” saat membaca Kitab Suci se-
hingga buah-buah Kerahiman Allah
tadi sungguh merasuk dalam hati kita.
Jangan lupa sebelum membaca Kitab
Suci, berdoalah kepada Roh Kudus su-
paya hati, budi, dan pikiran kita dilay-
akkan untuk memahami Sabda Allah
dalam Kitab Suci.
Yesus telah mewariskan Kerahi-
man-Nya yang Maha Agung mela-
lui Sakramen-Sakramen Suci. Den-
gan Sakramen-Sakramen tersebut,
kita boleh diperbaharui dan dibentuk
menjadi semakin serupa dengan Kris-
tus berkat Kerahiman-Nya yang men-
garahkan kita kepada Dia, Sang Jalan
Kebenaran dan Hidup. Maka, mulai
Tahun Yubileum Kerahiman ini, rajin-
rajinlah mengikuti Perayaan Ekaristi
dan hayati sungguh Misteri yang ter-
kandung dalam Misa mulai dari awal
sampai akhir. Jika belum paham betul
tentang Perayaan Ekaristi, kita da-
pat membaca bacaan-bacaan rohani
dari para santo-santa juga dokumen-
dokumen dan Katekismus Gereja.
Sungguh SIA-SIA jika kita tidak betul-
betul paham akan rahmat Allah yang
begitu besar dicurahkan pada waktu
Perayaan Ekaristi berlangsung! Selain
mengikuti Perayaan Ekaristi, kita juga
harus rajin membersihkan diri kita
dari kelemahan dan dosa kita lewat
Sakramen Tobat. Seperti kita yang ke
dokter saat sakit atau terluka, demiki-
anlah kita ke bapa pengakuan saat diri
kita dipenuhi dosa. Tahukah bahwa
Allah juga mencurahkan rahmat dan
Kerahiman-Nya yang begitu besar saat
kita mau mengakukan dosa-dosa kita
di hadapan bapa pengakuan? Dengan
mengaku dosa, hubungan kita dengan
Benediktus Diptyarsa
Janardana
Mahasiswa Psikologi di
Universitas Negeri Malang
LenteraIman
(credit foto: http://monroenews.com)
& Google
11. 11|Lentera news -edMei2016
Allah yang semula rusak karena dosa
dipulihkan secara sempurna, dan kita
diperbolehkan lagi menatap Allah dan
mencicipi Kerahiman-Nya melalui
Hosti Kudus.
Harus disadari bahwa ketika men-
yambut Hosti Kudus dalam Misa
HARUS TERBEBAS dari dosa-dosa,
terutama dosa berat. Kenapa? Kare-
na seperti yang dikatakan St. Paulus
bahwa jika kita menyambut Tubuh
dan Darah Kristus dalam kondisi tidak
layak / berdosa berat, kita telah berdo-
sa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan
serta mendatangkan hukuman atas
kita sendiri (1 Kor 11:27-29).
Maka melalui Sakramen Tobat, kita
mau disadarkan bahwa kita adalah
manusia yang rapuh dan lemah. Tan-
pa Kerahiman Allah, kita tidak akan
pernah mencapai keselamatan kekal
dan tidak akan pernah menikmati
buah-buah Kerahiman. Dalam Sakra-
men Tobat pula, kita mau dilayak-
kan supaya kita pantas menyambut
rahmat-rahmat-Nya yang berguna
bagi kehidupan kita sehari-hari. Maka
mulai dari Tahun Yubileum ini, rajin-
rajinlah mengaku dosa, minimal sebu-
lan sekali.
Setelah diri kita dipenuhi buah-
buah Kerahiman Allah, jangan lupa
untuk membagikannya kepada sesa-
ma di sekitar kita. Tidak perlu melaku-
kan sesuatu yang besar dulu. Dengan
kita membagikan sukacita dan Terang
Allah pada keluarga, teman-teman,
guru atau dosen, rekan kerja, atau sia-
papun yang berada di dekat kita, kita
sudah berperan besar dalam mewar-
takan rahmat dan kasih Allah. Singkat
kata, mulai Tahun Yubileum ini, kita
dipanggil untuk menjadi missionaris
Kerahiman yang mau sungguh-sung-
guh menghidupi Kerahiman Allah.
Dengan menjadi missionaris Kerahi-
man, kita mau menjadi sukacita bagi
mereka yang bersedih, sahabat bagi
mereka yang kesepian, cinta dan hara-
pan bagi mereka yang kehilangan se-
mangat hidup, dan berkat bagi mereka
yang meratapi nasib. Dengan menjadi
missionaris Kerahiman, kita mau mel-
akukan 14 karya belas kasih seperti
yang dijelaskan dalam Katekismus
Gereja Katolik, yakni;
7 karya belas kasih jasmani
1. Memberi makan kepada orang yang
lapar.
2. Memberi minuman kepada orang
yang haus.
3. Memberi perlindungan kepada
orang asing.
4. Memberi pakaian kepada orang
yang telanjang.
5. Melawat orang sakit.
6. Mengunjungi orang yang dipenjara.
7. Menguburkan orang mati.
7 karya belas kasih rohani
1. Menasihati orang yang ragu-ragu.
2. Mengajar orang yang belum tahu.
3. Menegur pendosa.
4. Menghibur orang yang menderita.
5. Mengampuni orang yang menyakiti.
6. Menerima dengan sabar orang yang
menyusahkan.
7. Berdoa untuk orang yang hidup dan
mati.
Mari, kita sambut Tahun Yubileum
Kerahiman ini dengan mau membuka
diri kita dengan rahmat Kerahiman-
Nya yang begitu besar melalui Gereja,
sehingga kita berani menjadi mission-
aris Kerahiman yang mau menyebar-
kanSukacitaInjilkepadaDunia!Amin.
12. Lentera news -edMei2016|12
LenteraRefleksi
Doa Sesudah Komuni:
ANIMA CHRISTI (JIWA KRISTUS)
Anima Christi, sanctifica me.
Corpus Christi, salva me.
Sanguis Christi, inebria me.
Aqua lateris Christi, lava me.
Passio Christi, conforta me.
O bone Jesu, exaudi me.
Intra tua vulnera absconde me.
Ne permittas me separari a te.
Ab hoste maligno defende me.
In hora mortis meae voca me.
Et iube me venire ad te,
Ut cum Sanctis tuis laudem te.
In saecula saeculorum.
Amen.
*
Jiwa Kristus, kuduskanlah aku.
Tubuh Kristus, selamatkanlah
aku.
Darah Kristus, kuduskanlah aku.
Air dari lambung Kristus, basuh-
lah aku.
Sengsara Kristus, kuatkanlah
aku.
Oh Yesus yang baik, dengarkan-
lah aku.
Dalam luka-lukamu, sembunyi-
kanlah aku.
Jangan pernah pisahkan aku dari
Engkau.
Dari kejahatan musuh, belalah
aku.
Saat ajalku, panggillah aku.
Undanglah aku untuk datang
kepada-Mu,
Agar aku dapat memuji Eng-
kau bersama persekutuan para
Kudus-Mu, selama-lamanya.
Amin.
Sumber: Fanpage Gereja Katolik
Ilustrasi: http://www.catho-
licspringtime.com/i/latin%20
cards/197_AnimaChristi.jpg
14. Lentera news -edMei2016|14
ResensiBuku
Menjaga Hutan
Selain menanam jeruk
manis, masyarakat Liang Melas
banyak juga menanam kopi,
jagung, tembakau dan cabe.
Saat harga cabe melambung
tinggi mereka memperoleh
banyak keuntungan.
Di daerah Liang Melas juga
ada kolam ikan untuk budi
daya dan juga untuk yang
diperuntukkan sebagai kolam
pancing untuk rekreasi. Hari
Minggu dan hari libur biasanya
kaum laki-laki berekreasi
dengan memancing ikan, kaum
muda main volley dan kaum
ibu mengisi hari libur dengan
membentuk arisan.
Tak mengherankan di daerah
Liang Melas ada beberapa
kedai makan termasuk
juga rumah makan Muslim.
Penduduk disini hidup damai
dan saling menghargai.
Dengan usaha pertanian
khususnya jeruk mereka mau
menghapus stigma daerah ini
daerah ladang ganja menjadi
surge pertanian baru di Tanah
Karo.
Pengalaman mereka puluhan
tahun silam yang sering
menjadi intaian polisi karena
sering dicurigai sebagai kurir
atau penjual ganja kini sudah
berubah total. Dengan tegak
dan percaya diri mereka
berangkat keluar dari Liang
Melas kalau ada kepentingan
atau pesta di kota Kabanjahe,
Berastagi, Medan dan kota lain-
nya tanpa takut akan dicurigai
polisi.
Kini daerah Liang Melas
kecamatan Mardingding
kabupaten Karo menjadi
sepenggal surga pertanian
yang sangat menjanjikan.
Hanya saja pemerintah perlu
mengawasi dengan ketat agar
hutan alam jangan sampai
dirusak. Pengawasan dari
Pemerintah kita yakini akan
menjadikan daerah Liang
Melas Tanah Karo sebagai
surga pertanian untuk jangka
waktu yang lama. Mejuah-juah.
* Penulis sejak tahun 2013
bertugas sebagai pastor paroki
santo Fransiskus Asisi Berastagi
Tanah Karo.
Reportase
GELIAT PERTANIAN LIANG MELAS
TANAH KARO (bag. 2)
RP Moses Elias
Situmorang, OFM Cap
Parokus Paroki Brastagi
15. 15|Lentera news -edMei2016
Buah ranum jeruk manis hasil perawatan yang baik (gambar atas), dan hamparan kebun jeruk (gambar bawah)
sejauh mata memandang nampak hamparan luas kebun jeruk di daerah Liang Melas kabupaten Karo. Dalam kurun
waktu 15 tahun terakhir luas ladang jeruk manis diperkirakan sudah mencapai 750 hektar. Penduduk menjaga hutan
di sekitarnya karena diyakini hutan menjadi sumber tanah humus dan air yang sangat berguna untuk jeruk manis dan
tanaman lainnya.
16. Lentera news -edMei2016|16
Ini cerita penangkal dingin malam
yang mengekang tulang-belulang pada
ujung kemarau dataran tinggi di Bukit
Senyum. Harus kuperjelas karena aku
tidak menyimpan dendam apa pun di
dalam kisah yang hendak kututurkan
ini. Aku hanya minta pengertianmu
untuk sepenuhnya percaya pada apa
yang kuungkapkan. Seluruhnya. Tapi
jika engkau skeptis atau hanya seten-
gah percaya, berhentilah membaca.
****
Saat itu, kudengar angin datang.
Senja mulai kelam. Sementara lonceng
Gereja berbunyi rutin. Lalu datang
subuh itu. Dan inilah yang ingin kuc-
eritakan kepadamu, bahwa cinta
tidaklah lebih tinggi harganya dari
sebuah impian.
Seandainya saja aku tidak menge-
nal siapa dirimu dan siapa namamu,
aku yakin, aku juga tidak tahu apa itu
cinta. Dan tidaklah menjadi beban
pikiranku sampai saat ini. Sebab
karenamulah aku bisa merasakan
bagaimana manisnya cinta. Namun,
janganlah cepat bertanya, mengapa
karena aku? Karena di dalamnya juga
aku merasa bangga bisa membangun
cinta bersamamu. Aku dapat mengerti
bahwa cinta butuh pengorbanan,
dan bisa memahami bahwa cinta tak
senantiasa menautkan raga. Tetapi ia
dapat hidup dengan caranya sendiri.
Tapi di ujung kemarau dataran
tinggi di Bukit Senyum ini. Aku minta
maaf untuk kali ini. Aku ingin kita
cukupkan sampai di sini. Bukan kare-
na cemburu atau karena kamu kurang
perhatian kepadaku. Tetapi karena
suara hati mengatakan, cinta tidaklah
lebih penting dari sebuah impian. Jadi,
ijinkanlah aku pergi untuk meraih im-
pian itu. Aku pergi bukan berarti aku
tidak akan kembali lagi. Tapi, jangan-
lah berpikir bahwa aku juga seutuhnya
milikmu seorang. Seperti yang aku
katakan tadi, bahwa cinta dapat hidup
dengan caranya sendiri.
****
Clara, Aku tahu bahwa menjadi
Imam itu tidak mudah. Karena hidup
menjadi imam itu dikhususkan. Mung-
kin juga kamu mengerti bahwa inilah
yang membuat hatiku bergeming dan
terhentak, karena di dalamnya banyak
Alfonsus Hia
Mahasiswa STFT St. Yohanes
Pematangsiantar
Sastra
Sampai Jumpa Lagi ...
17. 17|Lentera news -edMei2016
rasa takut yang datang menggerayangi
hatiku, berbohong dengan berkata
TIDAK..!!! meskipun itu adalah derita.
Tetapi andai kamu tahu, Tuhan juga
menuntut secara khusus bahwa aku
harus menyangkal diri, memikul salib
dan mengikuti Dia.
Dan inilah yang kuinginkan, Clara.
Panggilan ini telah lama kucari, kapan
sesaat itu akan datang. Dan saat ini ia
datang tanpa kuundang. Ia menyapa-
ku dengan seberkas senyum. Senyu-
man yang sekaligus dibarengi dengan
cinta. Tapi cinta-Nya itu bukan cinta
manusiawi yang hanya sebentar, Clara.
CintaNya abadi dan lembut menyapa
setiap insan. Siapa yang hidup di
dalamnya, akan hidup selamanya.
Dan bagiku juga, penderitaan bersama
Yesus adalah penderitaan yang mem-
bawa nikmat. Jadi, bukankah ini suatu
rahmat bagiku yang seharusnya kamu
dukung? Atau, barangkali termasuk
dirimu jika engkau menginginkannya?
Tapi ini bukan berarti aku mempen-
garuhimu untuk menjalani panggilan
ini bersama-sama. Sebenarnya, hal itu
baik adanya. Namun, dalam panggilan
ini sejauh yang aku pahami, kita perlu
mengikuti suara hati, bukan paksaan.
Namun aku yakin 80%, bahwa engkau
barangkali tidak ingin mengikuti jalan
panggilan ini. Memang kusadari, aku
tidak bisa membaca suara hati nu-
ranimu. Hanya saja jika engkau ingin,
betapa bahagianyalah aku. Kita bisa
membangun cinta yang lebih besar
bersama Dia dan membagikannya
kepada sesama.
Clara, sekarang aku in-
gin mengakhiri semuanya ini.
Terimakasih atas cintamu yang
pernah menjadi milikku. Bawalah aku
dalam doa heningmu agar aku dapat
menjalani panggilan Tuhan ini dengan
baik. Yakinlah kita pasti akan jumpa
kelak. Asalkan Tuhan masih menyim-
pan nyawaku dan nyawamu di sekujur
tubuh kita. Dan janganlah cepat me-
nyerah, karena manusia hidup bukan
hanya dari roti saja. Tetapi dari setiap
Firman Tuhan juga manusia dapat
hidup.
***
Secara perlahan kudengar angin da-
tang lagi. Pagi datang membawa hawa
dingin yang sangat kuat. Dataran
tinggi ini membentang sunyi. Kabut
masih menyelimuti Bukit Senyum
yang menutupi bukit dan lembah di
sekitarnya. Sebentar lagi matahari
menghadiahi bumi dengan sinar yang
cemerlang. Angin nyaris membekukan
wajah dan mengusap-usap rambutku,
namun hatiku tak terpengaruh. Ca-
haya dalam berkasnya, akan mewar-
nai cerita hidupku, hadir dalam diriku
yang sesungguhnya. Mengukir asa
dalam kesendirianku. Mencoba untuk
tetap semangat, entah sampai kapan,
akan tetap aku jalani. Dan terakhir,
terimakasih untuk Clara yang pernah
menjadi bagian dalam hidupku.
Sampai jumpa lagi!
19. 19|Lentera news -edMei2016
LapoAksara
Ananta Bangun
Redaktur Tulis
T
eman saya, Rocky Barus,
punya cerita jenaka tentang
kelakar bertanya. “Satu
waktu ada penumpang bus, satu
ibu bersama satu anaknya hendak
pergi ke Pematangsiantar,” Rocky
memulai kisah itu.
Ia melanjutkan, sebelum
berangkat si ibu meminta tolong
pada kernet agar membangunkan
anaknya jika tiba di Lubuk Pakam.
Dengan cuek si kernet mengang-
gukkan kepala. Karena sikapnya itu,
si kernet tak sadar jika bus mereka
telah melewati ibu kota Deli Serdang
itu, sampai mendekati kota Tebing
Tinggi.
“Waduh, bang Supir. Bagaimana
ini? Tadi ibu itu sudah minta tolong
bangunkan kalau sudah sampai
Lubuk Pakam,” berkata dengan
wajah cemas. Bang Supir pun turut
menampilkan muka masam. Usai
diskusi sebentar, bus tersebut pun
berbalik arah kembali ke Pakam.
Setibanya di Pakam, dengan per-
asaan lega, kernet pun membangun-
kan si ibu dan anaknya. “Oh, sudah
sampai di Pakam ya. Kok agak lama,”
ujar si ibu. Lalu, dengan tenang ibu
itu membuka rantangan dan makan
pagi bersama anaknya. “Kami tadi
belum sarapan, jadi saya siapin
rantang agar bisa sarapan saat tiba
di Pakam.” Astaga!
Seandainya saja si kernet
bertanya lebih awal, tentu bus
tidak perlu putar arah sedemikian
jauh. Demikian benak setiap
insan menyimpulkan setiap kali
mendengar kelakar tadi. Tentunya
setelah terbahak-bahak lebih dahulu.
Bertanya tidak hanya
menghindarkan diri dari kerugian
sebagaimana cerita di atas, namun
boleh jadi bencana besar. Semisal,
jika saja Romeo bertanya pada Pas-
tor yang memberi obat tidur pada
Juliet, barangkali dia tidak mati
blingsatan karena racun.
Tentu harus diingat juga kadar
untuk bertanya. Jangan pula seperti
ular mencari pentungan, kalau tiada
henti bertanya pada narasumber
tanpa pandang tempat dan waktu
segala.
Silakan bertanya apa saja, agar
kita tak masuk generasi gagu yang
bertopang dagu. Tak ada salahnya.
Meskipun terjadi, kesalahan itu
memang untuk ditemukan pem-
benarannya. Dan ditertawakan.
Terbahak-bahak.
Bertanya&
Tertawalah!