SlideShare a Scribd company logo
Lentera news -edMei2016|1
Lentera newss m a r t | b e r i m a n | i n s p i r a t i f
Pelecehan
Seksual
Lentera news -edMei2016|2
DAFTARISI
Lentera news
Edisi#24Mei2016
SapaanRedaksi 3
TelisikPemred
LenteraUtama
4
7
LenteraIman
LenteraRefleksi
Reportase
Sastra
LapoAksara
10
12
14
16
19
Credit ilustrasi cover : ­
http://www.warrenphotographic.co.uk/39551-white-japanese-
spitz-dog-hiding-face-in-shame
3|Lentera news -edMei2016
Salam sejahtera, Sahabat Pembaca
Lentera news!
Media nasional belakangan ini
­kerap dihias pemberitaan hukuman
pasung kelamin bagi pelaku pelecehan
seksual.
Sebelum memilih duduk memilih
pihak yang benar, ada baiknya takzim
dibaca percikan gagasan dari Ketua
Komsos KAM, Romo Hubertus dan
Suster Angel. Masing-masing dalam
kolom ‘Telisik’ dan ‘Lentera Utama’
bulan ini.
SapaanRedaksi
Percikan gagasan ini bukan hendak
mempengaruhi pilihan untuk sikap
kita. Namun menggali dan merenungi
sejenak sudut pandang yang dialami
kalangan perempuan dan anak. Sosok
yang menjadi korban dalam kejahatan
ini.
Inikah pertanda semakin
­mundurnya adab kita? Inikah awal
dalammelahirkanzamansaling­curiga
dan memilih terpinggir. ­Menyendiri.
Kiranya kedua percikan tadi ­turut
memberi jawab dari tanya dalam
lorong hati semasing. ­Namun,
­hendaknya tidak mengurangi
­pengharapan akan kasih dari ­Pencipta
kita. Sang Maha Pengampun, juga
Maha Pengasih
Sahabat Pembaca, jangan lupa
‘teguk’ inspirasi lainnya dalam kolom-
kolom segar Lentera News edisi ini
Seluruh percikan-percikan kecil ini
semoga dapat menyejukkan hati, dan
menggugah hati untuk kehidupan
yang lebih baik lagi. Jika kita tidak
menghadirkan sendiri pengharapan-
melalui Dia, siapa lagi?
Shalom,
Redaksi
Ilustrasi:
http://www.123rf.com/
Lentera news -edMei2016|4
TelisikPemred
P
eternak ­tradisonal
di beberapa ­daerah,
mempunyai
­kebiasaan mengebiri hewan
piaraannya. Terutama babi,
anjing, dan kambing, yang
berkelamin jantan. Ada
beberapa pertimbangan
dan alasan: misalnya agar
hewannya itu tambun, atau
dengan sengaja mengurangi
jumlah pejantannya, agar
para penjantan itu tidak
saling gigit-menggigit. Dan
benar, nampaknya hewan
yang ­bersangkutan ­setelah
dikebiri, menjadi lebih
gemuk. Wajar si, ­karena
­aktifitas birahi yang
menghabiskan tenaganya
berkurang, hewan yang
dikebiri itu hanya makan,
tidur, dan malas-malasan.
Dampak lanjut hewan yang
bersangkutan kalau dijual
harganya menjadi lebih
­mahal, volume dagingnya
lebih banyak.
Dalam dunia Kitab Suci
ada kisah semirip kebiri:
Para Sida. Mereka adalah
orang-orang yang dengan
sengaja dihilangkan ­hasrat
­seksualnya, agar hasrat
tersebut ga muncul, kala ia
mengawal para Srikandi
Ratu atau Putri-Putrinya.
Sudah pasti orang yang
­dikawal ­bebas atau aman dari
­hantaman gelombang nafsu
dari pengawal itu. Ataupun
sebaliknya kalau Sri kandi
Ratu atau ­Putri-Putrinya
­berhasrat, ia toh hanya
bertepuk sebelah tangan
saja, sebab tanggapan kawan
­tandingnya dingin-dingin aja.
Kebiri sebagai hukuman
bagi para pemerkosa anak-
anak, kini menjadi ­diskusi
yang santer. Pasalnya
­kejahatan pemerkosaan
­terutama anak-anak, ­makin
menjadi-jadi. Realitas
­hukuman ini ditujukan
­kepada manusia, pelaku
kejahatan itu. ­Bagaimanapun
ia manusia, walaupun
­kelakukannya bak binatang
yang tak terdidik. Pemerintah
sebagaimana dilansir oleh
beberapa media, ­nampaknya
setuju dan menempakan
­Kebiri ­sebagai hukuman
tambahan. ­Diskusi dan
­perdebatan masih ­mewarnai
hukuman ­seperti ini. Ya
repot si.... kalau ­hewankan
­tubuhnya akan menjadi
­tambun dan harga jual di
pasar lebih ­mahal karena
­volume dagingnya lebih
banyak. Inikan manusia jadi
tak bisa dijual, lalu mau
diapakan? Jaman behula si....
boleh-boleh saja dijual untuk
kepentingan budak, karena
tangguh dan kuat. ­Hukuman
yang demikian pada
­prinsipnya ­‘menghewankan’
PEMERKOSAAN
DANKEBIRI
RP Hubertus Lidi OSC
Ketua Komsos KAM
5|Lentera news -edMei2016
karena ­perbuatannya
­memang hewani, ga punya
akal dan nurani. Hanyalah
insting dan biarahi yang
­melekat pada tubuh dan
kehidupannya. Terlepas
dari pro dan kontra akan
­hukuman jenis ini, ­paling
tidak, secara sosial mereka
pantas dipermalukan.
Miris bahwa para pelaku
kejahatan yang sampai
kini tertangkap adalah
yang ­berekonomi lemah
dan dari latar belakang
sosial masyarakat kecil.
Realitas ini ­menantang para
pelaku ­kebijakan, para ahli,
­pemerhati sosial-masyarakat
sejenak bertanya, apakah kes-
ulitan hidup merupakan salah
satu faktor yang ­membuat
mereka menjadi brutal
dan buas? Apakah ketidak
­berdayaan ­menghadapi sistim
yang kuat membuat mereka
cenderung ­mengorbankan
yang kecil dan lemah? Tentu
hal ini ­membutuhkan riset
yang serius, mendalam, dan
ilmiah. Pertanyaan yang
­demikian bukan berarti
­membenarkan perbuatan
mereka yakni memperkosa
anak-anak berusia dini. Toh
perbuatan mereka salah,
melawan hukum dan tidak
mencerminkan semangat
agama yang dianutnya.
Peristiwa ini tentu juga
membawa komentar,
­tanggapan dari siapa saja.
Apapun jenis komentar-
nya yang penting adalah
­mempertimbangkan rasa
­keluarga dari si korban.
Komentar yang cender-
ung mempersalahkan si
­korban, ­misalnya “Wong
Siapa ­nyuruh dia jalan
sendirian? Yang tak berpa-
kaian inilah...itulah wajar
diperkosah”. ­Komentar yang
­memperlihatkan kearoganan
dan kesewenang-wenangan.
Apalagi yang berkomentar itu
seseorang yang secara sosial
mempunya ‘nama.’ Hemat
saya salah kaprah kalau
yang dipersalahkan adalah
si korban. Bak sudah jatuh
ditimpah tangga. Sebenarnya
sederhana saja, anda tentu
mempunyai ibu, dan saudari.
Gimana kalau ibumu dan
saudarimu diperkosah dan
dibegitukan apakah komen-
tarmu juga sama? Kalau
hatimu sudah dimakan babi,
kemungkinan besar kualitas
komentarnya gitu.
Adalah tanggung jawab
­bersama menghargai
­kehidupan ini, bermula
dari diri dan bermuara
pada orang lain. Anda tentu
tak mau dirimu disakiti,
­makanya jangan menyakiti
orang lain. Pemerkosaan dan
­pembunuhan yang lagi marak
adalah derita kita semua, tak
berlebihan kalau ­dikatakan
bahwa kita hidup dalam
jaman edan. Apakah kita
sedang menelusuri lorong-
lorong kota Sodom dan
Gemora alias (simbol LGBT)
menuju kota Kota Neraka
(simbol pekalu ­kelajatan
kemanusiaan)???? Tidak
dunia ini harus lebih baik dan
manusiawi.
Lentera news -edMei2016|6
Jeda
7|Lentera news -edMei2016
D
alam kisah
­penciptaan,
­manusia ­diciptakan
baik adanya. Ada
makhluk ­laki-laki, ada
juga ­perempuan. ­Allah
tidak ­pernah ­mengatakan
bahwa ada manusia ke-
las satu ­ataupun kelas
dua. Kitab Kejadian 1:26
­mengisahkan : “Kemudian
Allah ­menciptakan ­manusia
­menurut ­gambarnya,
­menurut gambar Allah
­diciptakannya dia, laki-
laki dan perempuan
­diciptakannya mereka”.
Jelas bahwa tidak ada
­penggolongan antara ­kelas
superordinat dan kelas
­subordinat. Manusia ­adalah
Citra Allah, imago Dei.
­Artinya manusia diciptakan
segambar dan serupa dengan
Allah, baik laki-laki ­maupun
­perempuan. Dan secara
­serentak ­dipanggil untuk
mewujudkan cinta ilahi (2
Kor 4 : 4). ­Dengan ­demikian,
­manusia ­hendaknya
­mengimplikasikan
­kesetaraan pribadi,
­kesetaraan martabat,
saling menghormati, saling
­melengkapi, harmoni dalam
berbagai perbedaan dan
­tingkatan usia.
Pelecehan Seksual ­Terhadap
Kaum Perempuan
Komisi Nasional (komnas)
Perempuan ­memandang
bahwa kekerasan ­terhadap
­perempuan adalah
­perwujudan ketimpangan
historis dalam hubungan
kekerasan antara laki-laki dan
perempuan. Juga ­merupakan
hambatan yang bersifat
struktural bagi tercapainya
keadilan sosial, perdamaian
dan pengembangan diri yang
berkelanjutan.
Dicatat bahwa pada
2015 ­terdapat 321.752
kasus kekerasan terhadap
­perempuan. Artinya sekitar 881
kasus terjadi setiap hari. ­Angka
pelecehan seksual ­adalah
bentuk kekerasan seksual
yang paling mendominasi.
Dari ­tahun ke tahun, kasus
­pelecehan seksual terhadap
kaum perempuan makin
­merebak dan mengenaskan.
Kasus seks menjadi wacana
yang tak pernah lepas dari
rekam jejak para pelaku ­media,
baik media cetak, media ele-
ktronik sampai media sosial.
Kiranya hal ini ­mendesak
setiap pemimpin Negara
untuk bertindak dengan cara
yang luar biasa dan berupaya
memperkuat fondasi moralitas
bangsa.
Dalam banyak kasus, pelaku
pelecehan seksual adalah
orang yang sudah dikenal
korban, misalnya: teman dekat,
kekasih, saudara, ayah, guru,
pemuka agama, atasan, dan
sebagainya. Pelecehan sek-
sual dapat juga terjadi pada
PerempuandanAnak:“Obyek
PelecehanSeksual”
LenteraUtama
Sr. Angela Siallagan FCJM
Biarawati FCJM | Penulis Buku
“Manusia Mahluk Beratribut”
Lentera news -edMei2016|8
orang yang belum dikenal.
Pelecehan seksual terhadap
kaum ­perempuan bisa terjadi
dari faktor intern dan ekstern.
Faktor intern yakni dari
dalam diri individu itu sendiri.
­Terjadi karena faktor ­kejiwaan,
­kondisi kejiwaan atau ­keadaan
diri yang tidak ­normal
­sehingga ­mendorongnya
untuk ­melakukan kejaha-
tan. ­Misalnya, nafsu seks
yang abnormal, sakit jiwa,
psycho patologi dan aspek
­psikologis dari instink-seksuil,
­faktor ­biologis, faktor moral.
Orang yang tidak bermoral
­cenderung untuk melakukan
kejahatan. Faktor ekstern,
yakni dari luar diri pelaku. Bisa
terjadi ­karena ­berkembangnya
tatanan kehidupan
­sosial budaya. ­Misalnya,
­berkembangnya ­sosial ­budaya
barat atau modern yang
­terbuka luas di tengah-tengah
masyarakat. Bisa juga karena
faktor ekonomi. Dan bisa juga
karena jenjang pendidikan
yang rendah sehingga menda-
pat pekerjaan yang tidak layak
dan hal tersebut menyebabkan
terjadinya kejahatan seksual di
tempat kerja.
Pelecehan Seksual Terhadap
Anak
Sama halnya dengan pelece-
han seksual terhadap kaum
perempuan, demikian juga
bagi anak-anak dibawah
umur. Pelecehan seksual
­terhadap anak khususnya
anak ­
perempuan makin
marak di berbagai Negara
termasuk ­Indonesia. Komisi
­Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) menyebut Indonesia
dalam kondisi lampu merah
kejahatan seksual terhadap
anak. Data yang dilansir
UNICEF, 1 dari 10 anak perem-
puan di dunia telah menjadi
korban kejahatan seksual.
Perlindungan terhadap anak
sepenuhnya adalah ­tanggung
jawab orang tua, maka, hulu
pendidikan anak adalah di
­keluarga. Orang tua perlu
memberikan pengasuhan
terhadap anak atau ­parenting.
Kedekatan orang tua ­terhadap
anak perlu ­dibangun dan
dipelihara. Orang tua
­kepada anak-anaknya perlu
­membangun ikatan batin
sehingga komunikasi berjalan
lancar berlandaskan kejujuran.
Pada zaman ini media
­komunikasi berkembang
pesat. Para pelakon ­panggung
dunia telah menggeser ­ruang
­“factual” menjadi ruang
“maya”. Banyak orang lebih
mementingkan gadget yang
mereka miliki dari pada re-
lasi personal dalam ­keluarga.
­Dunia menjadi begitu
“dekat” dengan kehadiran
piranti-piranti dari teknologi
­komunikasi dan informatika
dengan berbagai cara seperti
BBM, WhatsApp, Facebook,
Twitter, Skype, Just Voip, Line
dan jejaring sosial lainnya.
Sehingga di satu sisi, yang
jauh menjadi dekat dan yang
dekat menjadi jauh. Situasi
ini sudah menyusup ke dunia
anak dibawah umur. Orang
tua tidak lagi memiliki waktu
untuk keluarga dan anak-
anak. Orang tua sibuk dengan
­pekerjaannya, dan anak-anak
sibuk dengan ponselnya. Anak-
anak bebas browsing dan game
Ilustrasi:
Little Red Riding Hood And A Predator. Link: http://image.shutter-
stock.com/z/stock-vector-little-red-riding-hood-and-a-predator-concep-
tual-illustration-on-child-abuse-188603846.jpg
9|Lentera news -edMei2016
­online setiap saat.
Perkembangan ­tersebut
­dapat menjadi pemicu
­terjadinya pelecehan seksual
terhadap anak terutama anak-
anak yang minim dari penga-
wasan orang tua. Kadangkala
penampilan anak juga bisa
memancing pelaku, misalnya
karena berbaju ketat dan hiper-
aktif. Tetapi bisa juga karena
pelaku yang maniak dan ke-
canduan pornografi, miras, dan
narkotika. Tindakan tersebut
dilakukan dengan mengguna-
kan paksaan, ancaman, suap,
tipuan atau tekanan. Bentuk-
bentuk pelecehan seksual itu
sendiri bisa berupa tindak
perkosaan ataupun pencabu-
lan.
Epilog
Dengan begitu ban-
yaknya korban pelecehan
­seksual dalam negeri ini,
sudah saatnya alarm ­bahaya
­kejahatan ­seksual terus
­disuarakan. Setiap elemen
harus mampu memperhatikan
secara ­serius, secara pribadi,
orang tua, pemangku pendidi-
kan, juga pemerintah untuk
menghalau para penjahat
seksual. Pelecehan seksual
bagi kaum perempuan dan
anak tentu membawa dampak
buruk bagi korban. Korban per-
empuan akan merasa tertekan,
depresi, trauma, merasa tak
berharga, sakit fisik dan ban-
yak juga ­korban yang akhirnya
bunuh diri. Pelecehan seksual
terhadap anak akan me-
nyebabkan anak tersebut akan
menderita gejala ­psikologis,
depresi, merasa rendah diri,
gelisan, gangguan psikologis
yang umum seperti ­somatisasi,
sakit saraf, sakit kronis,
­perubahan perilaku seksual,
masalah sekolah/­belajar, dan
masih banyak lagi.
Setiap pribadi hendaknya
menjaga diri agar terhindar
dari pelecehan ini. Kaum
­perempuan hendaknya
­menjaga diri, memakai
­pakaian yang sopan bukan
rok mini, hot-pant, legging
dan lain ­sebagainya. Hal ini
­menjadi daya tarik tersendiri
bagi ­kebanyakan orang,
­terutama pria. Anak-anak
menjadi ­tanggung jawab
penuh orang tua. Maka, orang
tua harus ­terdidik sebelum
bisa ­mendidik anak. Orang
tua dituntut untuk selalu
­memelihara dan ­mendamping
anak dengan baik,
­memperhatikan ­pendidikan,
iman dan kasih. Anak-
anak dilatih untuk mampu
­berkomunikasi dengan jujur
kepada orang tua, dan menjalin
kedekatan batin.
Ingin membaca artikel inspiratif mengenai refleksi iman?
Sila beli dari Tokopedia!!!
Ketikkan judul buku: “manusia mahluk beratribut”
di kotak ­pencarian. Lalu, klik tombol ‘beli’.
Lentera news -edMei2016|10
MENGHAYATIYUBILEUM
DANPINTUSUCI
B
eruntungnya kita di Tahun
Yubileum Kerahiman ini,
Bapa Suci Fransiskus akan
memperluas cakupan keberadaan
Pintu Suci dengan menetapkan
bahwa sepanjang Tahun Yubileum
ini, Pintu Suci tidak hanya akan be-
rada di basilika-basilika saja, namun
juga di seluruh katedral dan tempat
ziarah Kerahiman di seluruh dunia.
Maka kita tak perlu lagi jauh-jauh ke
Roma atau ke Filipina atau ke mana
pun yang jauh-jauh untuk memper-
oleh rahmat Allah melalui Pintu
Suci, namun cukup ke katedral atau
tempat ziarah Kerahiman terdekat
yang ditunjuk keuskupan setempat.
Enak kan? Nah, sekarang bagaimana
kita dapat menghayati Tahun Yubi-
leum ini dengan semaksimal mung-
kin?
Pertama-tama, seperti kata Bapa
Suci Fransiskus dalam Bulla Kepau-
san “Misericordiae Vultus”, kita harus
mau merenungkan misteri Kerahiman
di setiap napas kehidupan kita, sebab
di dalam Kerahiman lah terdapat su-
kacita, ketenangan, dan kedamaian.
Bagaimana cara kita merenungkan-
nya?
Ambillah waktu senggang dan co-
balah membaca Kitab Suci. Kenapa?
Karena di dalam Kitab Suci lah selu-
ruh sejarah Kerahiman Allah terang-
kum dengan sempurna. Lebih ba-
gus lagi jika kita melakukan “Lectio
Divina” saat membaca Kitab Suci se-
hingga buah-buah Kerahiman Allah
tadi sungguh merasuk dalam hati kita.
Jangan lupa sebelum membaca Kitab
Suci, berdoalah kepada Roh Kudus su-
paya hati, budi, dan pikiran kita dilay-
akkan untuk memahami Sabda Allah
dalam Kitab Suci.
Yesus telah mewariskan Kerahi-
man-Nya yang Maha Agung mela-
lui Sakramen-Sakramen Suci. Den-
gan Sakramen-Sakramen tersebut,
kita boleh diperbaharui dan dibentuk
menjadi semakin serupa dengan Kris-
tus berkat Kerahiman-Nya yang men-
garahkan kita kepada Dia, Sang Jalan
Kebenaran dan Hidup. Maka, mulai
Tahun Yubileum Kerahiman ini, rajin-
rajinlah mengikuti Perayaan Ekaristi
dan hayati sungguh Misteri yang ter-
kandung dalam Misa mulai dari awal
sampai akhir. Jika belum paham betul
tentang Perayaan Ekaristi, kita da-
pat membaca bacaan-bacaan rohani
dari para santo-santa juga dokumen-
dokumen dan Katekismus Gereja.
Sungguh SIA-SIA jika kita tidak betul-
betul paham akan rahmat Allah yang
begitu besar dicurahkan pada waktu
Perayaan Ekaristi berlangsung! Selain
mengikuti Perayaan Ekaristi, kita juga
harus rajin membersihkan diri kita
dari kelemahan dan dosa kita lewat
Sakramen Tobat. Seperti kita yang ke
dokter saat sakit atau terluka, demiki-
anlah kita ke bapa pengakuan saat diri
kita dipenuhi dosa. Tahukah bahwa
Allah juga mencurahkan rahmat dan
Kerahiman-Nya yang begitu besar saat
kita mau mengakukan dosa-dosa kita
di hadapan bapa pengakuan? Dengan
mengaku dosa, hubungan kita dengan
Benediktus Diptyarsa
Janardana
Mahasiswa Psikologi di
Universitas Negeri Malang
LenteraIman
(credit foto: http://monroenews.com)
& Google
11|Lentera news -edMei2016
Allah yang semula rusak karena dosa
dipulihkan secara sempurna, dan kita
diperbolehkan lagi menatap Allah dan
mencicipi Kerahiman-Nya melalui
Hosti Kudus.
Harus disadari bahwa ketika men-
yambut Hosti Kudus dalam Misa
HARUS TERBEBAS dari dosa-dosa,
terutama dosa berat. Kenapa? Kare-
na seperti yang dikatakan St. Paulus
bahwa jika kita menyambut Tubuh
dan Darah Kristus dalam kondisi tidak
layak / berdosa berat, kita telah berdo-
sa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan
serta mendatangkan hukuman atas
kita sendiri (1 Kor 11:27-29).
Maka melalui Sakramen Tobat, kita
mau disadarkan bahwa kita adalah
manusia yang rapuh dan lemah. Tan-
pa Kerahiman Allah, kita tidak akan
pernah mencapai keselamatan kekal
dan tidak akan pernah menikmati
buah-buah Kerahiman. Dalam Sakra-
men Tobat pula, kita mau dilayak-
kan supaya kita pantas menyambut
rahmat-rahmat-Nya yang berguna
bagi kehidupan kita sehari-hari. Maka
mulai dari Tahun Yubileum ini, rajin-
rajinlah mengaku dosa, minimal sebu-
lan sekali.
Setelah diri kita dipenuhi buah-
buah Kerahiman Allah, jangan lupa
untuk membagikannya kepada sesa-
ma di sekitar kita. Tidak perlu melaku-
kan sesuatu yang besar dulu. Dengan
kita membagikan sukacita dan Terang
Allah pada keluarga, teman-teman,
guru atau dosen, rekan kerja, atau sia-
papun yang berada di dekat kita, kita
sudah berperan besar dalam mewar-
takan rahmat dan kasih Allah. Singkat
kata, mulai Tahun Yubileum ini, kita
dipanggil untuk menjadi missionaris
Kerahiman yang mau sungguh-sung-
guh menghidupi Kerahiman Allah.
Dengan menjadi missionaris Kerahi-
man, kita mau menjadi sukacita bagi
mereka yang bersedih, sahabat bagi
mereka yang kesepian, cinta dan hara-
pan bagi mereka yang kehilangan se-
mangat hidup, dan berkat bagi mereka
yang meratapi nasib. Dengan menjadi
missionaris Kerahiman, kita mau mel-
akukan 14 karya belas kasih seperti
yang dijelaskan dalam Katekismus
Gereja Katolik, yakni;
7 karya belas kasih jasmani
1. Memberi makan kepada orang yang
lapar.
2. Memberi minuman kepada orang
yang haus.
3. Memberi perlindungan kepada
orang asing.
4. Memberi pakaian kepada orang
yang telanjang.
5. Melawat orang sakit.
6. Mengunjungi orang yang dipenjara.
7. Menguburkan orang mati.
7 karya belas kasih rohani
1. Menasihati orang yang ragu-ragu.
2. Mengajar orang yang belum tahu.
3. Menegur pendosa.
4. Menghibur orang yang menderita.
5. Mengampuni orang yang menyakiti.
6. Menerima dengan sabar orang yang
menyusahkan.
7. Berdoa untuk orang yang hidup dan
mati.
Mari, kita sambut Tahun Yubileum
Kerahiman ini dengan mau membuka
diri kita dengan rahmat Kerahiman-
Nya yang begitu besar melalui Gereja,
sehingga kita berani menjadi mission-
aris Kerahiman yang mau menyebar-
kanSukacitaInjilkepadaDunia!Amin.
Lentera news -edMei2016|12
LenteraRefleksi
Doa Sesudah Komuni:
ANIMA CHRISTI (JIWA KRISTUS)
Anima Christi, sanctifica me.
Corpus Christi, salva me.
Sanguis Christi, inebria me.
Aqua lateris Christi, lava me.
Passio Christi, conforta me.
O bone Jesu, exaudi me.
Intra tua vulnera absconde me.
Ne permittas me separari a te.
Ab hoste maligno defende me.
In hora mortis meae voca me.
Et iube me venire ad te,
Ut cum Sanctis tuis laudem te.
In saecula saeculorum.
Amen.
*
Jiwa Kristus, kuduskanlah aku.
Tubuh Kristus, selamatkanlah
aku.
Darah Kristus, kuduskanlah aku.
Air dari lambung Kristus, basuh-
lah aku.
Sengsara Kristus, kuatkanlah
aku.
Oh Yesus yang baik, dengarkan-
lah aku.
Dalam luka-lukamu, sembunyi-
kanlah aku.
Jangan pernah pisahkan aku dari
Engkau.
Dari kejahatan musuh, belalah
aku.
Saat ajalku, panggillah aku.
Undanglah aku untuk datang
kepada-Mu,
Agar aku dapat memuji Eng-
kau bersama persekutuan para
Kudus-Mu, selama-lamanya.
Amin.
Sumber: Fanpage Gereja Katolik
Ilustrasi: http://www.catho-
licspringtime.com/i/latin%20
cards/197_AnimaChristi.jpg
13|Lentera news -edMei2016
Jeda
Lentera news -edMei2016|14
ResensiBuku
Menjaga Hutan
Selain menanam jeruk
­manis, masyarakat Liang Melas
­banyak juga menanam kopi,
­jagung, ­tembakau dan cabe.
Saat harga cabe melambung
tinggi mereka memperoleh
banyak keuntungan.
Di daerah Liang Melas juga
ada kolam ikan untuk budi
daya dan juga untuk yang
diperuntukkan sebagai kolam
pancing untuk ­rekreasi. Hari
Minggu dan hari libur biasanya
kaum laki-laki ­berekreasi
dengan memancing ikan, kaum
muda main volley dan kaum
ibu mengisi hari libur ­dengan
membentuk arisan.
Tak mengherankan di ­daerah
­Liang Melas ada ­beberapa
kedai makan termasuk
juga rumah makan ­Muslim.
­Penduduk disini hidup damai
dan saling ­menghargai.
­Dengan usaha ­pertanian
khususnya jeruk mereka mau
menghapus stigma daerah ini
daerah ladang ganja menjadi
surge pertanian baru di Tanah
Karo.
Pengalaman mereka ­puluhan
tahun silam yang sering
­menjadi intaian polisi ­karena
sering dicurigai sebagai kurir
atau penjual ganja kini ­sudah
berubah total. Dengan tegak
dan percaya diri mereka
berangkat keluar dari Liang
Melas kalau ada kepentingan
atau pesta di kota Kabanjahe,
Berastagi, Medan dan kota lain-
nya tanpa takut akan dicurigai
polisi.
Kini daerah Liang ­Melas
kecamatan Mardingding
­kabupaten Karo menjadi
sepenggal surga pertanian
yang sangat menjanjikan.
Hanya saja pemerintah perlu
mengawasi dengan ketat agar
hutan alam jangan sampai
dirusak. Pengawasan dari
Pemerintah kita yakini akan
menjadikan daerah Liang
­Melas Tanah Karo sebagai
surga pertanian untuk jangka
waktu yang lama. Mejuah-juah.
* Penulis sejak tahun 2013
­bertugas sebagai pastor paroki
santo Fransiskus Asisi Berastagi
Tanah Karo.
Reportase
GELIAT PERTANIAN LIANG MELAS
TANAH KARO (bag. 2)
RP Moses Elias
­Situmorang, OFM Cap
Parokus Paroki Brastagi
15|Lentera news -edMei2016
Buah ranum jeruk manis hasil perawatan yang baik (gambar atas), dan hamparan kebun jeruk (gambar bawah)
sejauh mata memandang nampak hamparan luas kebun jeruk di daerah Liang Melas kabupaten Karo. Dalam kurun
waktu 15 tahun terakhir luas ladang jeruk manis diperkirakan sudah mencapai 750 hektar. Penduduk menjaga hutan
di ­sekitarnya karena diyakini hutan menjadi sumber tanah humus dan air yang sangat berguna untuk jeruk manis dan
tanaman lainnya.
Lentera news -edMei2016|16
Ini cerita penangkal dingin malam
yang mengekang tulang-belulang pada
ujung kemarau dataran tinggi di Bukit
Senyum. Harus kuperjelas karena aku
tidak menyimpan dendam apa pun di
dalam kisah yang hendak kututurkan
ini. Aku hanya minta pengertianmu
untuk sepenuhnya percaya pada apa
yang kuungkapkan. Seluruhnya. Tapi
jika engkau skeptis atau hanya seten-
gah percaya, berhentilah membaca.
****
Saat itu, kudengar angin datang.
Senja mulai kelam. Sementara lonceng
Gereja berbunyi rutin. Lalu datang
subuh itu. Dan inilah yang ingin kuc-
eritakan kepadamu, bahwa cinta
tidaklah lebih tinggi harganya dari
sebuah impian.
Seandainya saja aku tidak menge-
nal siapa dirimu dan siapa namamu,
aku yakin, aku juga tidak tahu apa itu
cinta. Dan tidaklah menjadi beban
pikiranku sampai saat ini. Sebab
karenamulah aku bisa merasakan
bagaimana manisnya cinta. Namun,
janganlah cepat bertanya, mengapa
karena aku? Karena di dalamnya juga
aku merasa bangga bisa membangun
cinta bersamamu. Aku dapat mengerti
bahwa cinta butuh pengorbanan,
dan bisa memahami bahwa cinta tak
senantiasa menautkan raga. Tetapi ia
dapat hidup dengan caranya sendiri.
Tapi di ujung kemarau dataran
tinggi di Bukit Senyum ini. Aku minta
maaf untuk kali ini. Aku ingin kita
cukupkan sampai di sini. Bukan kare-
na cemburu atau karena kamu kurang
perhatian kepadaku. Tetapi karena
suara hati mengatakan, cinta tidaklah
lebih penting dari sebuah impian. Jadi,
ijinkanlah aku pergi untuk meraih im-
pian itu. Aku pergi bukan berarti aku
tidak akan kembali lagi. Tapi, jangan-
lah berpikir bahwa aku juga seutuhnya
milikmu seorang. Seperti yang aku
katakan tadi, bahwa cinta dapat hidup
dengan caranya sendiri.
****
Clara, Aku tahu bahwa menjadi
Imam itu tidak mudah. Karena hidup
menjadi imam itu dikhususkan. Mung-
kin juga kamu mengerti bahwa inilah
yang membuat hatiku bergeming dan
terhentak, karena di dalamnya banyak
Alfonsus Hia
Mahasiswa STFT St. Yohanes
­Pematangsiantar
Sastra
Sampai Jumpa Lagi ...
17|Lentera news -edMei2016
rasa takut yang datang menggerayangi
hatiku, berbohong dengan berkata
TIDAK..!!! meskipun itu adalah derita.
Tetapi andai kamu tahu, Tuhan juga
menuntut secara khusus bahwa aku
harus menyangkal diri, memikul salib
dan mengikuti Dia.
Dan inilah yang kuinginkan, Clara.
Panggilan ini telah lama kucari, kapan
sesaat itu akan datang. Dan saat ini ia
datang tanpa kuundang. Ia menyapa-
ku dengan seberkas senyum. Senyu-
man yang sekaligus dibarengi dengan
cinta. Tapi cinta-Nya itu bukan cinta
manusiawi yang hanya sebentar, Clara.
CintaNya abadi dan lembut menyapa
setiap insan. Siapa yang hidup di
dalamnya, akan hidup selamanya.
Dan bagiku juga, penderitaan bersama
Yesus adalah penderitaan yang mem-
bawa nikmat. Jadi, bukankah ini suatu
rahmat bagiku yang seharusnya kamu
dukung? Atau, barangkali termasuk
dirimu jika engkau menginginkannya?
Tapi ini bukan berarti aku mempen-
garuhimu untuk menjalani panggilan
ini bersama-sama. Sebenarnya, hal itu
baik adanya. Namun, dalam panggilan
ini sejauh yang aku pahami, kita perlu
mengikuti suara hati, bukan paksaan.
Namun aku yakin 80%, bahwa engkau
barangkali tidak ingin mengikuti jalan
panggilan ini. Memang kusadari, aku
tidak bisa membaca suara hati nu-
ranimu. Hanya saja jika engkau ingin,
betapa bahagianyalah aku. Kita bisa
membangun cinta yang lebih besar
bersama Dia dan membagikannya
kepada sesama.
Clara, sekarang aku in-
gin ­mengakhiri semuanya ini.
­Terimakasih atas cintamu yang
pernah menjadi milikku. Bawalah aku
dalam doa heningmu agar aku dapat
menjalani panggilan Tuhan ini dengan
baik. Yakinlah kita pasti akan jumpa
kelak. Asalkan Tuhan masih menyim-
pan nyawaku dan nyawamu di sekujur
tubuh kita. Dan janganlah cepat me-
nyerah, karena manusia hidup bukan
hanya dari roti saja. Tetapi dari setiap
Firman Tuhan juga manusia dapat
hidup.
***
Secara perlahan kudengar angin da-
tang lagi. Pagi datang membawa hawa
dingin yang sangat kuat. Dataran
tinggi ini membentang sunyi. Kabut
masih menyelimuti Bukit Senyum
yang menutupi bukit dan lembah di
sekitarnya. Sebentar lagi matahari
menghadiahi bumi dengan sinar yang
cemerlang. Angin nyaris membekukan
wajah dan mengusap-usap rambutku,
namun hatiku tak terpengaruh. Ca-
haya dalam berkasnya, akan mewar-
nai cerita hidupku, hadir dalam diriku
yang sesungguhnya. Mengukir asa
dalam kesendirianku. Mencoba untuk
tetap semangat, entah sampai kapan,
akan tetap aku jalani. Dan terakhir,
terimakasih untuk Clara yang pernah
menjadi bagian dalam hidupku.
­Sampai jumpa lagi!
Lentera news -edMei2016|18
19|Lentera news -edMei2016
LapoAksara
Ananta Bangun
Redaktur Tulis
T
eman saya, Rocky Barus,
punya cerita jenaka tentang
kelakar bertanya. “Satu
waktu ada penumpang bus, satu
ibu bersama satu anaknya hendak
pergi ke Pematangsiantar,” Rocky
memulai kisah itu.
Ia melanjutkan, sebelum
­berangkat si ibu meminta tolong
pada kernet agar membangunkan
anaknya jika tiba di Lubuk Pakam.
Dengan cuek si kernet mengang-
gukkan kepala. Karena sikapnya itu,
si kernet tak sadar jika bus mereka
telah melewati ibu kota Deli Serdang
itu, sampai mendekati kota Tebing
Tinggi.
“Waduh, bang Supir. Bagaimana
ini? Tadi ibu itu sudah minta tolong
bangunkan kalau sudah sampai
Lubuk Pakam,” berkata dengan
wajah cemas. Bang Supir pun turut
menampilkan muka masam. Usai
diskusi sebentar, bus tersebut pun
berbalik arah kembali ke Pakam.
Setibanya di Pakam, dengan per-
asaan lega, kernet pun membangun-
kan si ibu dan anaknya. “Oh, sudah
sampai di Pakam ya. Kok agak lama,”
ujar si ibu. Lalu, dengan tenang ibu
itu membuka rantangan dan makan
pagi bersama anaknya. “Kami tadi
belum sarapan, jadi saya siapin
rantang agar bisa sarapan saat tiba
di Pakam.” Astaga!
Seandainya saja si kernet
­bertanya lebih awal, tentu bus
tidak perlu ­putar arah sedemikian
jauh. ­Demikian benak setiap
insan ­menyimpulkan setiap kali
­mendengar kelakar tadi. Tentunya
setelah terbahak-bahak lebih dahulu.
Bertanya tidak hanya
­menghindarkan diri dari kerugian
sebagaimana cerita di atas, namun
boleh jadi bencana besar. Semisal,
jika saja Romeo bertanya pada Pas-
tor yang memberi obat tidur pada
Juliet, barangkali dia tidak mati
blingsatan karena racun.
Tentu harus diingat juga kadar
untuk bertanya. Jangan pula seperti
ular mencari pentungan, kalau tiada
henti bertanya pada narasumber
tanpa pandang tempat dan waktu
segala.
Silakan bertanya apa saja, agar
kita tak masuk generasi gagu yang
bertopang dagu. Tak ada salahnya.
Meskipun terjadi, kesalahan itu
memang untuk ditemukan pem-
benarannya. Dan ditertawakan.
Terbahak-bahak.
Bertanya&
Tertawalah!

More Related Content

Viewers also liked

KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
masriani mahmud
 
Analisa Tindak Pidana Perkosaan di Indonesia
Analisa Tindak Pidana Perkosaan di IndonesiaAnalisa Tindak Pidana Perkosaan di Indonesia
Analisa Tindak Pidana Perkosaan di IndonesiaNaura Farihatu
 
kesehatan reproduksi (perkosaan)
kesehatan reproduksi (perkosaan)kesehatan reproduksi (perkosaan)
kesehatan reproduksi (perkosaan)Febrian Dini
 
Child abuse
Child abuseChild abuse
Child abuse
Linda Ratna12
 
Kejahatan Seksual Dan Solusi Islam
Kejahatan Seksual Dan Solusi IslamKejahatan Seksual Dan Solusi Islam
Kejahatan Seksual Dan Solusi Islam
Anas Wibowo
 
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksualKelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
nabilahputrin
 
Kesehatan reproduksi remaja 2011
Kesehatan reproduksi remaja 2011Kesehatan reproduksi remaja 2011
Kesehatan reproduksi remaja 2011Sun Siregar
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual 24hourparenting
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksiRizky Agustina
 
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniPpt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Aditya Hapsari
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remajaguest484be3
 
Presentasi kesehatan remaja
Presentasi kesehatan remajaPresentasi kesehatan remaja
Presentasi kesehatan remaja
Kusuma Wijayanti
 
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaMateri Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Dinkes Kab Lebak
 
The Cloud and RFID
The Cloud and RFID The Cloud and RFID
The Cloud and RFID
Terso Solutions
 
Biomedical engineering
Biomedical engineeringBiomedical engineering
Biomedical engineeringanderson-_-25
 
Crypttech LOG SIEM 2015
Crypttech LOG SIEM 2015Crypttech LOG SIEM 2015
Crypttech LOG SIEM 2015
Mustafa Kuğu
 
Views reconstruction
Views reconstructionViews reconstruction
Views reconstructioncothransteve
 
Kutpoint - Overview
Kutpoint - OverviewKutpoint - Overview
Kutpoint - Overview
Sinisa Rakovic
 

Viewers also liked (20)

KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
 
Analisa Tindak Pidana Perkosaan di Indonesia
Analisa Tindak Pidana Perkosaan di IndonesiaAnalisa Tindak Pidana Perkosaan di Indonesia
Analisa Tindak Pidana Perkosaan di Indonesia
 
kesehatan reproduksi (perkosaan)
kesehatan reproduksi (perkosaan)kesehatan reproduksi (perkosaan)
kesehatan reproduksi (perkosaan)
 
Child abuse
Child abuseChild abuse
Child abuse
 
Kejahatan Seksual Dan Solusi Islam
Kejahatan Seksual Dan Solusi IslamKejahatan Seksual Dan Solusi Islam
Kejahatan Seksual Dan Solusi Islam
 
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksualKelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
 
Kesehatan reproduksi remaja 2011
Kesehatan reproduksi remaja 2011Kesehatan reproduksi remaja 2011
Kesehatan reproduksi remaja 2011
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi
 
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniPpt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
 
Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi RemajaKesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Presentasi kesehatan remaja
Presentasi kesehatan remajaPresentasi kesehatan remaja
Presentasi kesehatan remaja
 
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaMateri Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
 
The Cloud and RFID
The Cloud and RFID The Cloud and RFID
The Cloud and RFID
 
Study3
Study3Study3
Study3
 
Biomedical engineering
Biomedical engineeringBiomedical engineering
Biomedical engineering
 
Crypttech LOG SIEM 2015
Crypttech LOG SIEM 2015Crypttech LOG SIEM 2015
Crypttech LOG SIEM 2015
 
Views reconstruction
Views reconstructionViews reconstruction
Views reconstruction
 
Bash script final
Bash script finalBash script final
Bash script final
 
Kutpoint - Overview
Kutpoint - OverviewKutpoint - Overview
Kutpoint - Overview
 

Similar to Lentera news - mei 2016

Lentera news ed. #22 Maret 2016
Lentera news ed. #22 Maret 2016Lentera news ed. #22 Maret 2016
Lentera news ed. #22 Maret 2016
Ananta Bangun
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
HauraSyafa1
 
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
ekho109
 
Cerpen -Regina Ibrahim-
Cerpen -Regina Ibrahim-Cerpen -Regina Ibrahim-
Cerpen -Regina Ibrahim-
Umi Nurfarahin
 
Kekerasan
KekerasanKekerasan
Kekerasan
Ali Akbar TA
 
Mengamati fenomena atau gejala perubahan sosial di lingkungan sekitar khusuny...
Mengamati fenomena atau gejala perubahan sosial di lingkungan sekitar khusuny...Mengamati fenomena atau gejala perubahan sosial di lingkungan sekitar khusuny...
Mengamati fenomena atau gejala perubahan sosial di lingkungan sekitar khusuny...
Operator Warnet Vast Raha
 
Daftar Lengkap Koruptor Indonesia
Daftar Lengkap Koruptor IndonesiaDaftar Lengkap Koruptor Indonesia
Daftar Lengkap Koruptor IndonesiaAidilRizali
 
Lentera news ed.#23 April 2016
Lentera news  ed.#23 April 2016Lentera news  ed.#23 April 2016
Lentera news ed.#23 April 2016
Ananta Bangun
 
ETIKA MORAL_ANISA Q_SASING.pdf
ETIKA MORAL_ANISA Q_SASING.pdfETIKA MORAL_ANISA Q_SASING.pdf
ETIKA MORAL_ANISA Q_SASING.pdf
HonnyPigaiChannel
 
Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121
MujiKuswanto
 
586004418-Bahaya-dan-solusi-mengatasi-LGBT-dari-segi-kesehatan.pptx
586004418-Bahaya-dan-solusi-mengatasi-LGBT-dari-segi-kesehatan.pptx586004418-Bahaya-dan-solusi-mengatasi-LGBT-dari-segi-kesehatan.pptx
586004418-Bahaya-dan-solusi-mengatasi-LGBT-dari-segi-kesehatan.pptx
IPAMTK
 
Intro To Sociology, Interview Content
Intro To Sociology, Interview ContentIntro To Sociology, Interview Content
Intro To Sociology, Interview Contentnixfairy
 
kecelaruan seksual
 kecelaruan seksual kecelaruan seksual
kecelaruan seksual
cute anna
 
Dari Hugo hingga Pram
Dari Hugo hingga PramDari Hugo hingga Pram
Dari Hugo hingga Pram
Pindai Media
 
13 wajah gerakan syahwat merdeka (Taufiq Ismail)
13 wajah gerakan syahwat merdeka (Taufiq Ismail)13 wajah gerakan syahwat merdeka (Taufiq Ismail)
13 wajah gerakan syahwat merdeka (Taufiq Ismail)
Masyrifah Jazm
 
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH MasyarakatHak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
LBH Masyarakat
 
Lentera news ed. #21 Januari 2016
Lentera news  ed. #21 Januari 2016Lentera news  ed. #21 Januari 2016
Lentera news ed. #21 Januari 2016
Ananta Bangun
 

Similar to Lentera news - mei 2016 (20)

Lentera news ed. #22 Maret 2016
Lentera news ed. #22 Maret 2016Lentera news ed. #22 Maret 2016
Lentera news ed. #22 Maret 2016
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
 
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
 
Cerpen -Regina Ibrahim-
Cerpen -Regina Ibrahim-Cerpen -Regina Ibrahim-
Cerpen -Regina Ibrahim-
 
Kekerasan
KekerasanKekerasan
Kekerasan
 
Mengamati fenomena atau gejala perubahan sosial di lingkungan sekitar khusuny...
Mengamati fenomena atau gejala perubahan sosial di lingkungan sekitar khusuny...Mengamati fenomena atau gejala perubahan sosial di lingkungan sekitar khusuny...
Mengamati fenomena atau gejala perubahan sosial di lingkungan sekitar khusuny...
 
Pelarian korban politik buta
Pelarian korban politik butaPelarian korban politik buta
Pelarian korban politik buta
 
Daftar Lengkap Koruptor Indonesia
Daftar Lengkap Koruptor IndonesiaDaftar Lengkap Koruptor Indonesia
Daftar Lengkap Koruptor Indonesia
 
Lentera news ed.#23 April 2016
Lentera news  ed.#23 April 2016Lentera news  ed.#23 April 2016
Lentera news ed.#23 April 2016
 
Menyelami makna syair orang wuna
Menyelami makna syair orang wunaMenyelami makna syair orang wuna
Menyelami makna syair orang wuna
 
Menyelami makna syair orang wuna
Menyelami makna syair orang wunaMenyelami makna syair orang wuna
Menyelami makna syair orang wuna
 
ETIKA MORAL_ANISA Q_SASING.pdf
ETIKA MORAL_ANISA Q_SASING.pdfETIKA MORAL_ANISA Q_SASING.pdf
ETIKA MORAL_ANISA Q_SASING.pdf
 
Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121
 
586004418-Bahaya-dan-solusi-mengatasi-LGBT-dari-segi-kesehatan.pptx
586004418-Bahaya-dan-solusi-mengatasi-LGBT-dari-segi-kesehatan.pptx586004418-Bahaya-dan-solusi-mengatasi-LGBT-dari-segi-kesehatan.pptx
586004418-Bahaya-dan-solusi-mengatasi-LGBT-dari-segi-kesehatan.pptx
 
Intro To Sociology, Interview Content
Intro To Sociology, Interview ContentIntro To Sociology, Interview Content
Intro To Sociology, Interview Content
 
kecelaruan seksual
 kecelaruan seksual kecelaruan seksual
kecelaruan seksual
 
Dari Hugo hingga Pram
Dari Hugo hingga PramDari Hugo hingga Pram
Dari Hugo hingga Pram
 
13 wajah gerakan syahwat merdeka (Taufiq Ismail)
13 wajah gerakan syahwat merdeka (Taufiq Ismail)13 wajah gerakan syahwat merdeka (Taufiq Ismail)
13 wajah gerakan syahwat merdeka (Taufiq Ismail)
 
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH MasyarakatHak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
Hak Asasi Manusia dan HIV, No. 2, 2010 - LBH Masyarakat
 
Lentera news ed. #21 Januari 2016
Lentera news  ed. #21 Januari 2016Lentera news  ed. #21 Januari 2016
Lentera news ed. #21 Januari 2016
 

More from Ananta Bangun

Seminar "Bijak Bermedia Sosial"
Seminar "Bijak Bermedia Sosial"Seminar "Bijak Bermedia Sosial"
Seminar "Bijak Bermedia Sosial"
Ananta Bangun
 
Lentera #31 edisi juni 2017
Lentera #31 edisi juni 2017Lentera #31 edisi juni 2017
Lentera #31 edisi juni 2017
Ananta Bangun
 
Presentasi untuk semiloka aksi umat menulis
Presentasi untuk semiloka aksi umat menulisPresentasi untuk semiloka aksi umat menulis
Presentasi untuk semiloka aksi umat menulis
Ananta Bangun
 
Lenteranews Oktober 2015
Lenteranews Oktober 2015Lenteranews Oktober 2015
Lenteranews Oktober 2015
Ananta Bangun
 
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak BerbagiLentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Ananta Bangun
 
Lentera news #17 Agustus 2015 | Merayakan Agustus
Lentera news #17 Agustus 2015 | Merayakan AgustusLentera news #17 Agustus 2015 | Merayakan Agustus
Lentera news #17 Agustus 2015 | Merayakan Agustus
Ananta Bangun
 
Lentera News edisi #16 Juli 2015
Lentera News edisi #16 Juli 2015Lentera News edisi #16 Juli 2015
Lentera News edisi #16 Juli 2015
Ananta Bangun
 
Lentera News edisi #15 Juni 2015
Lentera News edisi #15 Juni 2015Lentera News edisi #15 Juni 2015
Lentera News edisi #15 Juni 2015
Ananta Bangun
 
LENTERA NEWS Edisi #14 Mei 2015
LENTERA NEWS Edisi #14 Mei 2015LENTERA NEWS Edisi #14 Mei 2015
LENTERA NEWS Edisi #14 Mei 2015
Ananta Bangun
 
majalah online Lentera News edisi Maret 2015
majalah online Lentera News edisi Maret 2015majalah online Lentera News edisi Maret 2015
majalah online Lentera News edisi Maret 2015
Ananta Bangun
 
Internet bijak
Internet bijakInternet bijak
Internet bijak
Ananta Bangun
 
Pendidikan dan TIK, Jatuh Cinta (lagi)
Pendidikan dan TIK, Jatuh Cinta (lagi)Pendidikan dan TIK, Jatuh Cinta (lagi)
Pendidikan dan TIK, Jatuh Cinta (lagi)
Ananta Bangun
 
Mengenal & Mendaftar Gmail
Mengenal & Mendaftar GmailMengenal & Mendaftar Gmail
Mengenal & Mendaftar GmailAnanta Bangun
 
Mengenal & Mendaftar di Gmail
Mengenal & Mendaftar di GmailMengenal & Mendaftar di Gmail
Mengenal & Mendaftar di Gmail
Ananta Bangun
 
Parts of speech
Parts of speechParts of speech
Parts of speech
Ananta Bangun
 

More from Ananta Bangun (15)

Seminar "Bijak Bermedia Sosial"
Seminar "Bijak Bermedia Sosial"Seminar "Bijak Bermedia Sosial"
Seminar "Bijak Bermedia Sosial"
 
Lentera #31 edisi juni 2017
Lentera #31 edisi juni 2017Lentera #31 edisi juni 2017
Lentera #31 edisi juni 2017
 
Presentasi untuk semiloka aksi umat menulis
Presentasi untuk semiloka aksi umat menulisPresentasi untuk semiloka aksi umat menulis
Presentasi untuk semiloka aksi umat menulis
 
Lenteranews Oktober 2015
Lenteranews Oktober 2015Lenteranews Oktober 2015
Lenteranews Oktober 2015
 
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak BerbagiLentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
 
Lentera news #17 Agustus 2015 | Merayakan Agustus
Lentera news #17 Agustus 2015 | Merayakan AgustusLentera news #17 Agustus 2015 | Merayakan Agustus
Lentera news #17 Agustus 2015 | Merayakan Agustus
 
Lentera News edisi #16 Juli 2015
Lentera News edisi #16 Juli 2015Lentera News edisi #16 Juli 2015
Lentera News edisi #16 Juli 2015
 
Lentera News edisi #15 Juni 2015
Lentera News edisi #15 Juni 2015Lentera News edisi #15 Juni 2015
Lentera News edisi #15 Juni 2015
 
LENTERA NEWS Edisi #14 Mei 2015
LENTERA NEWS Edisi #14 Mei 2015LENTERA NEWS Edisi #14 Mei 2015
LENTERA NEWS Edisi #14 Mei 2015
 
majalah online Lentera News edisi Maret 2015
majalah online Lentera News edisi Maret 2015majalah online Lentera News edisi Maret 2015
majalah online Lentera News edisi Maret 2015
 
Internet bijak
Internet bijakInternet bijak
Internet bijak
 
Pendidikan dan TIK, Jatuh Cinta (lagi)
Pendidikan dan TIK, Jatuh Cinta (lagi)Pendidikan dan TIK, Jatuh Cinta (lagi)
Pendidikan dan TIK, Jatuh Cinta (lagi)
 
Mengenal & Mendaftar Gmail
Mengenal & Mendaftar GmailMengenal & Mendaftar Gmail
Mengenal & Mendaftar Gmail
 
Mengenal & Mendaftar di Gmail
Mengenal & Mendaftar di GmailMengenal & Mendaftar di Gmail
Mengenal & Mendaftar di Gmail
 
Parts of speech
Parts of speechParts of speech
Parts of speech
 

Lentera news - mei 2016

  • 1. Lentera news -edMei2016|1 Lentera newss m a r t | b e r i m a n | i n s p i r a t i f Pelecehan Seksual
  • 2. Lentera news -edMei2016|2 DAFTARISI Lentera news Edisi#24Mei2016 SapaanRedaksi 3 TelisikPemred LenteraUtama 4 7 LenteraIman LenteraRefleksi Reportase Sastra LapoAksara 10 12 14 16 19 Credit ilustrasi cover : ­ http://www.warrenphotographic.co.uk/39551-white-japanese- spitz-dog-hiding-face-in-shame
  • 3. 3|Lentera news -edMei2016 Salam sejahtera, Sahabat Pembaca Lentera news! Media nasional belakangan ini ­kerap dihias pemberitaan hukuman pasung kelamin bagi pelaku pelecehan seksual. Sebelum memilih duduk memilih pihak yang benar, ada baiknya takzim dibaca percikan gagasan dari Ketua Komsos KAM, Romo Hubertus dan Suster Angel. Masing-masing dalam kolom ‘Telisik’ dan ‘Lentera Utama’ bulan ini. SapaanRedaksi Percikan gagasan ini bukan hendak mempengaruhi pilihan untuk sikap kita. Namun menggali dan merenungi sejenak sudut pandang yang dialami kalangan perempuan dan anak. Sosok yang menjadi korban dalam kejahatan ini. Inikah pertanda semakin ­mundurnya adab kita? Inikah awal dalammelahirkanzamansaling­curiga dan memilih terpinggir. ­Menyendiri. Kiranya kedua percikan tadi ­turut memberi jawab dari tanya dalam lorong hati semasing. ­Namun, ­hendaknya tidak mengurangi ­pengharapan akan kasih dari ­Pencipta kita. Sang Maha Pengampun, juga Maha Pengasih Sahabat Pembaca, jangan lupa ‘teguk’ inspirasi lainnya dalam kolom- kolom segar Lentera News edisi ini Seluruh percikan-percikan kecil ini semoga dapat menyejukkan hati, dan menggugah hati untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Jika kita tidak menghadirkan sendiri pengharapan- melalui Dia, siapa lagi? Shalom, Redaksi Ilustrasi: http://www.123rf.com/
  • 4. Lentera news -edMei2016|4 TelisikPemred P eternak ­tradisonal di beberapa ­daerah, mempunyai ­kebiasaan mengebiri hewan piaraannya. Terutama babi, anjing, dan kambing, yang berkelamin jantan. Ada beberapa pertimbangan dan alasan: misalnya agar hewannya itu tambun, atau dengan sengaja mengurangi jumlah pejantannya, agar para penjantan itu tidak saling gigit-menggigit. Dan benar, nampaknya hewan yang ­bersangkutan ­setelah dikebiri, menjadi lebih gemuk. Wajar si, ­karena ­aktifitas birahi yang menghabiskan tenaganya berkurang, hewan yang dikebiri itu hanya makan, tidur, dan malas-malasan. Dampak lanjut hewan yang bersangkutan kalau dijual harganya menjadi lebih ­mahal, volume dagingnya lebih banyak. Dalam dunia Kitab Suci ada kisah semirip kebiri: Para Sida. Mereka adalah orang-orang yang dengan sengaja dihilangkan ­hasrat ­seksualnya, agar hasrat tersebut ga muncul, kala ia mengawal para Srikandi Ratu atau Putri-Putrinya. Sudah pasti orang yang ­dikawal ­bebas atau aman dari ­hantaman gelombang nafsu dari pengawal itu. Ataupun sebaliknya kalau Sri kandi Ratu atau ­Putri-Putrinya ­berhasrat, ia toh hanya bertepuk sebelah tangan saja, sebab tanggapan kawan ­tandingnya dingin-dingin aja. Kebiri sebagai hukuman bagi para pemerkosa anak- anak, kini menjadi ­diskusi yang santer. Pasalnya ­kejahatan pemerkosaan ­terutama anak-anak, ­makin menjadi-jadi. Realitas ­hukuman ini ditujukan ­kepada manusia, pelaku kejahatan itu. ­Bagaimanapun ia manusia, walaupun ­kelakukannya bak binatang yang tak terdidik. Pemerintah sebagaimana dilansir oleh beberapa media, ­nampaknya setuju dan menempakan ­Kebiri ­sebagai hukuman tambahan. ­Diskusi dan ­perdebatan masih ­mewarnai hukuman ­seperti ini. Ya repot si.... kalau ­hewankan ­tubuhnya akan menjadi ­tambun dan harga jual di pasar lebih ­mahal karena ­volume dagingnya lebih banyak. Inikan manusia jadi tak bisa dijual, lalu mau diapakan? Jaman behula si.... boleh-boleh saja dijual untuk kepentingan budak, karena tangguh dan kuat. ­Hukuman yang demikian pada ­prinsipnya ­‘menghewankan’ PEMERKOSAAN DANKEBIRI RP Hubertus Lidi OSC Ketua Komsos KAM
  • 5. 5|Lentera news -edMei2016 karena ­perbuatannya ­memang hewani, ga punya akal dan nurani. Hanyalah insting dan biarahi yang ­melekat pada tubuh dan kehidupannya. Terlepas dari pro dan kontra akan ­hukuman jenis ini, ­paling tidak, secara sosial mereka pantas dipermalukan. Miris bahwa para pelaku kejahatan yang sampai kini tertangkap adalah yang ­berekonomi lemah dan dari latar belakang sosial masyarakat kecil. Realitas ini ­menantang para pelaku ­kebijakan, para ahli, ­pemerhati sosial-masyarakat sejenak bertanya, apakah kes- ulitan hidup merupakan salah satu faktor yang ­membuat mereka menjadi brutal dan buas? Apakah ketidak ­berdayaan ­menghadapi sistim yang kuat membuat mereka cenderung ­mengorbankan yang kecil dan lemah? Tentu hal ini ­membutuhkan riset yang serius, mendalam, dan ilmiah. Pertanyaan yang ­demikian bukan berarti ­membenarkan perbuatan mereka yakni memperkosa anak-anak berusia dini. Toh perbuatan mereka salah, melawan hukum dan tidak mencerminkan semangat agama yang dianutnya. Peristiwa ini tentu juga membawa komentar, ­tanggapan dari siapa saja. Apapun jenis komentar- nya yang penting adalah ­mempertimbangkan rasa ­keluarga dari si korban. Komentar yang cender- ung mempersalahkan si ­korban, ­misalnya “Wong Siapa ­nyuruh dia jalan sendirian? Yang tak berpa- kaian inilah...itulah wajar diperkosah”. ­Komentar yang ­memperlihatkan kearoganan dan kesewenang-wenangan. Apalagi yang berkomentar itu seseorang yang secara sosial mempunya ‘nama.’ Hemat saya salah kaprah kalau yang dipersalahkan adalah si korban. Bak sudah jatuh ditimpah tangga. Sebenarnya sederhana saja, anda tentu mempunyai ibu, dan saudari. Gimana kalau ibumu dan saudarimu diperkosah dan dibegitukan apakah komen- tarmu juga sama? Kalau hatimu sudah dimakan babi, kemungkinan besar kualitas komentarnya gitu. Adalah tanggung jawab ­bersama menghargai ­kehidupan ini, bermula dari diri dan bermuara pada orang lain. Anda tentu tak mau dirimu disakiti, ­makanya jangan menyakiti orang lain. Pemerkosaan dan ­pembunuhan yang lagi marak adalah derita kita semua, tak berlebihan kalau ­dikatakan bahwa kita hidup dalam jaman edan. Apakah kita sedang menelusuri lorong- lorong kota Sodom dan Gemora alias (simbol LGBT) menuju kota Kota Neraka (simbol pekalu ­kelajatan kemanusiaan)???? Tidak dunia ini harus lebih baik dan manusiawi.
  • 7. 7|Lentera news -edMei2016 D alam kisah ­penciptaan, ­manusia ­diciptakan baik adanya. Ada makhluk ­laki-laki, ada juga ­perempuan. ­Allah tidak ­pernah ­mengatakan bahwa ada manusia ke- las satu ­ataupun kelas dua. Kitab Kejadian 1:26 ­mengisahkan : “Kemudian Allah ­menciptakan ­manusia ­menurut ­gambarnya, ­menurut gambar Allah ­diciptakannya dia, laki- laki dan perempuan ­diciptakannya mereka”. Jelas bahwa tidak ada ­penggolongan antara ­kelas superordinat dan kelas ­subordinat. Manusia ­adalah Citra Allah, imago Dei. ­Artinya manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, baik laki-laki ­maupun ­perempuan. Dan secara ­serentak ­dipanggil untuk mewujudkan cinta ilahi (2 Kor 4 : 4). ­Dengan ­demikian, ­manusia ­hendaknya ­mengimplikasikan ­kesetaraan pribadi, ­kesetaraan martabat, saling menghormati, saling ­melengkapi, harmoni dalam berbagai perbedaan dan ­tingkatan usia. Pelecehan Seksual ­Terhadap Kaum Perempuan Komisi Nasional (komnas) Perempuan ­memandang bahwa kekerasan ­terhadap ­perempuan adalah ­perwujudan ketimpangan historis dalam hubungan kekerasan antara laki-laki dan perempuan. Juga ­merupakan hambatan yang bersifat struktural bagi tercapainya keadilan sosial, perdamaian dan pengembangan diri yang berkelanjutan. Dicatat bahwa pada 2015 ­terdapat 321.752 kasus kekerasan terhadap ­perempuan. Artinya sekitar 881 kasus terjadi setiap hari. ­Angka pelecehan seksual ­adalah bentuk kekerasan seksual yang paling mendominasi. Dari ­tahun ke tahun, kasus ­pelecehan seksual terhadap kaum perempuan makin ­merebak dan mengenaskan. Kasus seks menjadi wacana yang tak pernah lepas dari rekam jejak para pelaku ­media, baik media cetak, media ele- ktronik sampai media sosial. Kiranya hal ini ­mendesak setiap pemimpin Negara untuk bertindak dengan cara yang luar biasa dan berupaya memperkuat fondasi moralitas bangsa. Dalam banyak kasus, pelaku pelecehan seksual adalah orang yang sudah dikenal korban, misalnya: teman dekat, kekasih, saudara, ayah, guru, pemuka agama, atasan, dan sebagainya. Pelecehan sek- sual dapat juga terjadi pada PerempuandanAnak:“Obyek PelecehanSeksual” LenteraUtama Sr. Angela Siallagan FCJM Biarawati FCJM | Penulis Buku “Manusia Mahluk Beratribut”
  • 8. Lentera news -edMei2016|8 orang yang belum dikenal. Pelecehan seksual terhadap kaum ­perempuan bisa terjadi dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern yakni dari dalam diri individu itu sendiri. ­Terjadi karena faktor ­kejiwaan, ­kondisi kejiwaan atau ­keadaan diri yang tidak ­normal ­sehingga ­mendorongnya untuk ­melakukan kejaha- tan. ­Misalnya, nafsu seks yang abnormal, sakit jiwa, psycho patologi dan aspek ­psikologis dari instink-seksuil, ­faktor ­biologis, faktor moral. Orang yang tidak bermoral ­cenderung untuk melakukan kejahatan. Faktor ekstern, yakni dari luar diri pelaku. Bisa terjadi ­karena ­berkembangnya tatanan kehidupan ­sosial budaya. ­Misalnya, ­berkembangnya ­sosial ­budaya barat atau modern yang ­terbuka luas di tengah-tengah masyarakat. Bisa juga karena faktor ekonomi. Dan bisa juga karena jenjang pendidikan yang rendah sehingga menda- pat pekerjaan yang tidak layak dan hal tersebut menyebabkan terjadinya kejahatan seksual di tempat kerja. Pelecehan Seksual Terhadap Anak Sama halnya dengan pelece- han seksual terhadap kaum perempuan, demikian juga bagi anak-anak dibawah umur. Pelecehan seksual ­terhadap anak khususnya anak ­ perempuan makin marak di berbagai Negara termasuk ­Indonesia. Komisi ­Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut Indonesia dalam kondisi lampu merah kejahatan seksual terhadap anak. Data yang dilansir UNICEF, 1 dari 10 anak perem- puan di dunia telah menjadi korban kejahatan seksual. Perlindungan terhadap anak sepenuhnya adalah ­tanggung jawab orang tua, maka, hulu pendidikan anak adalah di ­keluarga. Orang tua perlu memberikan pengasuhan terhadap anak atau ­parenting. Kedekatan orang tua ­terhadap anak perlu ­dibangun dan dipelihara. Orang tua ­kepada anak-anaknya perlu ­membangun ikatan batin sehingga komunikasi berjalan lancar berlandaskan kejujuran. Pada zaman ini media ­komunikasi berkembang pesat. Para pelakon ­panggung dunia telah menggeser ­ruang ­“factual” menjadi ruang “maya”. Banyak orang lebih mementingkan gadget yang mereka miliki dari pada re- lasi personal dalam ­keluarga. ­Dunia menjadi begitu “dekat” dengan kehadiran piranti-piranti dari teknologi ­komunikasi dan informatika dengan berbagai cara seperti BBM, WhatsApp, Facebook, Twitter, Skype, Just Voip, Line dan jejaring sosial lainnya. Sehingga di satu sisi, yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi jauh. Situasi ini sudah menyusup ke dunia anak dibawah umur. Orang tua tidak lagi memiliki waktu untuk keluarga dan anak- anak. Orang tua sibuk dengan ­pekerjaannya, dan anak-anak sibuk dengan ponselnya. Anak- anak bebas browsing dan game Ilustrasi: Little Red Riding Hood And A Predator. Link: http://image.shutter- stock.com/z/stock-vector-little-red-riding-hood-and-a-predator-concep- tual-illustration-on-child-abuse-188603846.jpg
  • 9. 9|Lentera news -edMei2016 ­online setiap saat. Perkembangan ­tersebut ­dapat menjadi pemicu ­terjadinya pelecehan seksual terhadap anak terutama anak- anak yang minim dari penga- wasan orang tua. Kadangkala penampilan anak juga bisa memancing pelaku, misalnya karena berbaju ketat dan hiper- aktif. Tetapi bisa juga karena pelaku yang maniak dan ke- canduan pornografi, miras, dan narkotika. Tindakan tersebut dilakukan dengan mengguna- kan paksaan, ancaman, suap, tipuan atau tekanan. Bentuk- bentuk pelecehan seksual itu sendiri bisa berupa tindak perkosaan ataupun pencabu- lan. Epilog Dengan begitu ban- yaknya korban pelecehan ­seksual dalam negeri ini, sudah saatnya alarm ­bahaya ­kejahatan ­seksual terus ­disuarakan. Setiap elemen harus mampu memperhatikan secara ­serius, secara pribadi, orang tua, pemangku pendidi- kan, juga pemerintah untuk menghalau para penjahat seksual. Pelecehan seksual bagi kaum perempuan dan anak tentu membawa dampak buruk bagi korban. Korban per- empuan akan merasa tertekan, depresi, trauma, merasa tak berharga, sakit fisik dan ban- yak juga ­korban yang akhirnya bunuh diri. Pelecehan seksual terhadap anak akan me- nyebabkan anak tersebut akan menderita gejala ­psikologis, depresi, merasa rendah diri, gelisan, gangguan psikologis yang umum seperti ­somatisasi, sakit saraf, sakit kronis, ­perubahan perilaku seksual, masalah sekolah/­belajar, dan masih banyak lagi. Setiap pribadi hendaknya menjaga diri agar terhindar dari pelecehan ini. Kaum ­perempuan hendaknya ­menjaga diri, memakai ­pakaian yang sopan bukan rok mini, hot-pant, legging dan lain ­sebagainya. Hal ini ­menjadi daya tarik tersendiri bagi ­kebanyakan orang, ­terutama pria. Anak-anak menjadi ­tanggung jawab penuh orang tua. Maka, orang tua harus ­terdidik sebelum bisa ­mendidik anak. Orang tua dituntut untuk selalu ­memelihara dan ­mendamping anak dengan baik, ­memperhatikan ­pendidikan, iman dan kasih. Anak- anak dilatih untuk mampu ­berkomunikasi dengan jujur kepada orang tua, dan menjalin kedekatan batin. Ingin membaca artikel inspiratif mengenai refleksi iman? Sila beli dari Tokopedia!!! Ketikkan judul buku: “manusia mahluk beratribut” di kotak ­pencarian. Lalu, klik tombol ‘beli’.
  • 10. Lentera news -edMei2016|10 MENGHAYATIYUBILEUM DANPINTUSUCI B eruntungnya kita di Tahun Yubileum Kerahiman ini, Bapa Suci Fransiskus akan memperluas cakupan keberadaan Pintu Suci dengan menetapkan bahwa sepanjang Tahun Yubileum ini, Pintu Suci tidak hanya akan be- rada di basilika-basilika saja, namun juga di seluruh katedral dan tempat ziarah Kerahiman di seluruh dunia. Maka kita tak perlu lagi jauh-jauh ke Roma atau ke Filipina atau ke mana pun yang jauh-jauh untuk memper- oleh rahmat Allah melalui Pintu Suci, namun cukup ke katedral atau tempat ziarah Kerahiman terdekat yang ditunjuk keuskupan setempat. Enak kan? Nah, sekarang bagaimana kita dapat menghayati Tahun Yubi- leum ini dengan semaksimal mung- kin? Pertama-tama, seperti kata Bapa Suci Fransiskus dalam Bulla Kepau- san “Misericordiae Vultus”, kita harus mau merenungkan misteri Kerahiman di setiap napas kehidupan kita, sebab di dalam Kerahiman lah terdapat su- kacita, ketenangan, dan kedamaian. Bagaimana cara kita merenungkan- nya? Ambillah waktu senggang dan co- balah membaca Kitab Suci. Kenapa? Karena di dalam Kitab Suci lah selu- ruh sejarah Kerahiman Allah terang- kum dengan sempurna. Lebih ba- gus lagi jika kita melakukan “Lectio Divina” saat membaca Kitab Suci se- hingga buah-buah Kerahiman Allah tadi sungguh merasuk dalam hati kita. Jangan lupa sebelum membaca Kitab Suci, berdoalah kepada Roh Kudus su- paya hati, budi, dan pikiran kita dilay- akkan untuk memahami Sabda Allah dalam Kitab Suci. Yesus telah mewariskan Kerahi- man-Nya yang Maha Agung mela- lui Sakramen-Sakramen Suci. Den- gan Sakramen-Sakramen tersebut, kita boleh diperbaharui dan dibentuk menjadi semakin serupa dengan Kris- tus berkat Kerahiman-Nya yang men- garahkan kita kepada Dia, Sang Jalan Kebenaran dan Hidup. Maka, mulai Tahun Yubileum Kerahiman ini, rajin- rajinlah mengikuti Perayaan Ekaristi dan hayati sungguh Misteri yang ter- kandung dalam Misa mulai dari awal sampai akhir. Jika belum paham betul tentang Perayaan Ekaristi, kita da- pat membaca bacaan-bacaan rohani dari para santo-santa juga dokumen- dokumen dan Katekismus Gereja. Sungguh SIA-SIA jika kita tidak betul- betul paham akan rahmat Allah yang begitu besar dicurahkan pada waktu Perayaan Ekaristi berlangsung! Selain mengikuti Perayaan Ekaristi, kita juga harus rajin membersihkan diri kita dari kelemahan dan dosa kita lewat Sakramen Tobat. Seperti kita yang ke dokter saat sakit atau terluka, demiki- anlah kita ke bapa pengakuan saat diri kita dipenuhi dosa. Tahukah bahwa Allah juga mencurahkan rahmat dan Kerahiman-Nya yang begitu besar saat kita mau mengakukan dosa-dosa kita di hadapan bapa pengakuan? Dengan mengaku dosa, hubungan kita dengan Benediktus Diptyarsa Janardana Mahasiswa Psikologi di Universitas Negeri Malang LenteraIman (credit foto: http://monroenews.com) & Google
  • 11. 11|Lentera news -edMei2016 Allah yang semula rusak karena dosa dipulihkan secara sempurna, dan kita diperbolehkan lagi menatap Allah dan mencicipi Kerahiman-Nya melalui Hosti Kudus. Harus disadari bahwa ketika men- yambut Hosti Kudus dalam Misa HARUS TERBEBAS dari dosa-dosa, terutama dosa berat. Kenapa? Kare- na seperti yang dikatakan St. Paulus bahwa jika kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam kondisi tidak layak / berdosa berat, kita telah berdo- sa terhadap Tubuh dan Darah Tuhan serta mendatangkan hukuman atas kita sendiri (1 Kor 11:27-29). Maka melalui Sakramen Tobat, kita mau disadarkan bahwa kita adalah manusia yang rapuh dan lemah. Tan- pa Kerahiman Allah, kita tidak akan pernah mencapai keselamatan kekal dan tidak akan pernah menikmati buah-buah Kerahiman. Dalam Sakra- men Tobat pula, kita mau dilayak- kan supaya kita pantas menyambut rahmat-rahmat-Nya yang berguna bagi kehidupan kita sehari-hari. Maka mulai dari Tahun Yubileum ini, rajin- rajinlah mengaku dosa, minimal sebu- lan sekali. Setelah diri kita dipenuhi buah- buah Kerahiman Allah, jangan lupa untuk membagikannya kepada sesa- ma di sekitar kita. Tidak perlu melaku- kan sesuatu yang besar dulu. Dengan kita membagikan sukacita dan Terang Allah pada keluarga, teman-teman, guru atau dosen, rekan kerja, atau sia- papun yang berada di dekat kita, kita sudah berperan besar dalam mewar- takan rahmat dan kasih Allah. Singkat kata, mulai Tahun Yubileum ini, kita dipanggil untuk menjadi missionaris Kerahiman yang mau sungguh-sung- guh menghidupi Kerahiman Allah. Dengan menjadi missionaris Kerahi- man, kita mau menjadi sukacita bagi mereka yang bersedih, sahabat bagi mereka yang kesepian, cinta dan hara- pan bagi mereka yang kehilangan se- mangat hidup, dan berkat bagi mereka yang meratapi nasib. Dengan menjadi missionaris Kerahiman, kita mau mel- akukan 14 karya belas kasih seperti yang dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik, yakni; 7 karya belas kasih jasmani 1. Memberi makan kepada orang yang lapar. 2. Memberi minuman kepada orang yang haus. 3. Memberi perlindungan kepada orang asing. 4. Memberi pakaian kepada orang yang telanjang. 5. Melawat orang sakit. 6. Mengunjungi orang yang dipenjara. 7. Menguburkan orang mati. 7 karya belas kasih rohani 1. Menasihati orang yang ragu-ragu. 2. Mengajar orang yang belum tahu. 3. Menegur pendosa. 4. Menghibur orang yang menderita. 5. Mengampuni orang yang menyakiti. 6. Menerima dengan sabar orang yang menyusahkan. 7. Berdoa untuk orang yang hidup dan mati. Mari, kita sambut Tahun Yubileum Kerahiman ini dengan mau membuka diri kita dengan rahmat Kerahiman- Nya yang begitu besar melalui Gereja, sehingga kita berani menjadi mission- aris Kerahiman yang mau menyebar- kanSukacitaInjilkepadaDunia!Amin.
  • 12. Lentera news -edMei2016|12 LenteraRefleksi Doa Sesudah Komuni: ANIMA CHRISTI (JIWA KRISTUS) Anima Christi, sanctifica me. Corpus Christi, salva me. Sanguis Christi, inebria me. Aqua lateris Christi, lava me. Passio Christi, conforta me. O bone Jesu, exaudi me. Intra tua vulnera absconde me. Ne permittas me separari a te. Ab hoste maligno defende me. In hora mortis meae voca me. Et iube me venire ad te, Ut cum Sanctis tuis laudem te. In saecula saeculorum. Amen. * Jiwa Kristus, kuduskanlah aku. Tubuh Kristus, selamatkanlah aku. Darah Kristus, kuduskanlah aku. Air dari lambung Kristus, basuh- lah aku. Sengsara Kristus, kuatkanlah aku. Oh Yesus yang baik, dengarkan- lah aku. Dalam luka-lukamu, sembunyi- kanlah aku. Jangan pernah pisahkan aku dari Engkau. Dari kejahatan musuh, belalah aku. Saat ajalku, panggillah aku. Undanglah aku untuk datang kepada-Mu, Agar aku dapat memuji Eng- kau bersama persekutuan para Kudus-Mu, selama-lamanya. Amin. Sumber: Fanpage Gereja Katolik Ilustrasi: http://www.catho- licspringtime.com/i/latin%20 cards/197_AnimaChristi.jpg
  • 14. Lentera news -edMei2016|14 ResensiBuku Menjaga Hutan Selain menanam jeruk ­manis, masyarakat Liang Melas ­banyak juga menanam kopi, ­jagung, ­tembakau dan cabe. Saat harga cabe melambung tinggi mereka memperoleh banyak keuntungan. Di daerah Liang Melas juga ada kolam ikan untuk budi daya dan juga untuk yang diperuntukkan sebagai kolam pancing untuk ­rekreasi. Hari Minggu dan hari libur biasanya kaum laki-laki ­berekreasi dengan memancing ikan, kaum muda main volley dan kaum ibu mengisi hari libur ­dengan membentuk arisan. Tak mengherankan di ­daerah ­Liang Melas ada ­beberapa kedai makan termasuk juga rumah makan ­Muslim. ­Penduduk disini hidup damai dan saling ­menghargai. ­Dengan usaha ­pertanian khususnya jeruk mereka mau menghapus stigma daerah ini daerah ladang ganja menjadi surge pertanian baru di Tanah Karo. Pengalaman mereka ­puluhan tahun silam yang sering ­menjadi intaian polisi ­karena sering dicurigai sebagai kurir atau penjual ganja kini ­sudah berubah total. Dengan tegak dan percaya diri mereka berangkat keluar dari Liang Melas kalau ada kepentingan atau pesta di kota Kabanjahe, Berastagi, Medan dan kota lain- nya tanpa takut akan dicurigai polisi. Kini daerah Liang ­Melas kecamatan Mardingding ­kabupaten Karo menjadi sepenggal surga pertanian yang sangat menjanjikan. Hanya saja pemerintah perlu mengawasi dengan ketat agar hutan alam jangan sampai dirusak. Pengawasan dari Pemerintah kita yakini akan menjadikan daerah Liang ­Melas Tanah Karo sebagai surga pertanian untuk jangka waktu yang lama. Mejuah-juah. * Penulis sejak tahun 2013 ­bertugas sebagai pastor paroki santo Fransiskus Asisi Berastagi Tanah Karo. Reportase GELIAT PERTANIAN LIANG MELAS TANAH KARO (bag. 2) RP Moses Elias ­Situmorang, OFM Cap Parokus Paroki Brastagi
  • 15. 15|Lentera news -edMei2016 Buah ranum jeruk manis hasil perawatan yang baik (gambar atas), dan hamparan kebun jeruk (gambar bawah) sejauh mata memandang nampak hamparan luas kebun jeruk di daerah Liang Melas kabupaten Karo. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir luas ladang jeruk manis diperkirakan sudah mencapai 750 hektar. Penduduk menjaga hutan di ­sekitarnya karena diyakini hutan menjadi sumber tanah humus dan air yang sangat berguna untuk jeruk manis dan tanaman lainnya.
  • 16. Lentera news -edMei2016|16 Ini cerita penangkal dingin malam yang mengekang tulang-belulang pada ujung kemarau dataran tinggi di Bukit Senyum. Harus kuperjelas karena aku tidak menyimpan dendam apa pun di dalam kisah yang hendak kututurkan ini. Aku hanya minta pengertianmu untuk sepenuhnya percaya pada apa yang kuungkapkan. Seluruhnya. Tapi jika engkau skeptis atau hanya seten- gah percaya, berhentilah membaca. **** Saat itu, kudengar angin datang. Senja mulai kelam. Sementara lonceng Gereja berbunyi rutin. Lalu datang subuh itu. Dan inilah yang ingin kuc- eritakan kepadamu, bahwa cinta tidaklah lebih tinggi harganya dari sebuah impian. Seandainya saja aku tidak menge- nal siapa dirimu dan siapa namamu, aku yakin, aku juga tidak tahu apa itu cinta. Dan tidaklah menjadi beban pikiranku sampai saat ini. Sebab karenamulah aku bisa merasakan bagaimana manisnya cinta. Namun, janganlah cepat bertanya, mengapa karena aku? Karena di dalamnya juga aku merasa bangga bisa membangun cinta bersamamu. Aku dapat mengerti bahwa cinta butuh pengorbanan, dan bisa memahami bahwa cinta tak senantiasa menautkan raga. Tetapi ia dapat hidup dengan caranya sendiri. Tapi di ujung kemarau dataran tinggi di Bukit Senyum ini. Aku minta maaf untuk kali ini. Aku ingin kita cukupkan sampai di sini. Bukan kare- na cemburu atau karena kamu kurang perhatian kepadaku. Tetapi karena suara hati mengatakan, cinta tidaklah lebih penting dari sebuah impian. Jadi, ijinkanlah aku pergi untuk meraih im- pian itu. Aku pergi bukan berarti aku tidak akan kembali lagi. Tapi, jangan- lah berpikir bahwa aku juga seutuhnya milikmu seorang. Seperti yang aku katakan tadi, bahwa cinta dapat hidup dengan caranya sendiri. **** Clara, Aku tahu bahwa menjadi Imam itu tidak mudah. Karena hidup menjadi imam itu dikhususkan. Mung- kin juga kamu mengerti bahwa inilah yang membuat hatiku bergeming dan terhentak, karena di dalamnya banyak Alfonsus Hia Mahasiswa STFT St. Yohanes ­Pematangsiantar Sastra Sampai Jumpa Lagi ...
  • 17. 17|Lentera news -edMei2016 rasa takut yang datang menggerayangi hatiku, berbohong dengan berkata TIDAK..!!! meskipun itu adalah derita. Tetapi andai kamu tahu, Tuhan juga menuntut secara khusus bahwa aku harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia. Dan inilah yang kuinginkan, Clara. Panggilan ini telah lama kucari, kapan sesaat itu akan datang. Dan saat ini ia datang tanpa kuundang. Ia menyapa- ku dengan seberkas senyum. Senyu- man yang sekaligus dibarengi dengan cinta. Tapi cinta-Nya itu bukan cinta manusiawi yang hanya sebentar, Clara. CintaNya abadi dan lembut menyapa setiap insan. Siapa yang hidup di dalamnya, akan hidup selamanya. Dan bagiku juga, penderitaan bersama Yesus adalah penderitaan yang mem- bawa nikmat. Jadi, bukankah ini suatu rahmat bagiku yang seharusnya kamu dukung? Atau, barangkali termasuk dirimu jika engkau menginginkannya? Tapi ini bukan berarti aku mempen- garuhimu untuk menjalani panggilan ini bersama-sama. Sebenarnya, hal itu baik adanya. Namun, dalam panggilan ini sejauh yang aku pahami, kita perlu mengikuti suara hati, bukan paksaan. Namun aku yakin 80%, bahwa engkau barangkali tidak ingin mengikuti jalan panggilan ini. Memang kusadari, aku tidak bisa membaca suara hati nu- ranimu. Hanya saja jika engkau ingin, betapa bahagianyalah aku. Kita bisa membangun cinta yang lebih besar bersama Dia dan membagikannya kepada sesama. Clara, sekarang aku in- gin ­mengakhiri semuanya ini. ­Terimakasih atas cintamu yang pernah menjadi milikku. Bawalah aku dalam doa heningmu agar aku dapat menjalani panggilan Tuhan ini dengan baik. Yakinlah kita pasti akan jumpa kelak. Asalkan Tuhan masih menyim- pan nyawaku dan nyawamu di sekujur tubuh kita. Dan janganlah cepat me- nyerah, karena manusia hidup bukan hanya dari roti saja. Tetapi dari setiap Firman Tuhan juga manusia dapat hidup. *** Secara perlahan kudengar angin da- tang lagi. Pagi datang membawa hawa dingin yang sangat kuat. Dataran tinggi ini membentang sunyi. Kabut masih menyelimuti Bukit Senyum yang menutupi bukit dan lembah di sekitarnya. Sebentar lagi matahari menghadiahi bumi dengan sinar yang cemerlang. Angin nyaris membekukan wajah dan mengusap-usap rambutku, namun hatiku tak terpengaruh. Ca- haya dalam berkasnya, akan mewar- nai cerita hidupku, hadir dalam diriku yang sesungguhnya. Mengukir asa dalam kesendirianku. Mencoba untuk tetap semangat, entah sampai kapan, akan tetap aku jalani. Dan terakhir, terimakasih untuk Clara yang pernah menjadi bagian dalam hidupku. ­Sampai jumpa lagi!
  • 19. 19|Lentera news -edMei2016 LapoAksara Ananta Bangun Redaktur Tulis T eman saya, Rocky Barus, punya cerita jenaka tentang kelakar bertanya. “Satu waktu ada penumpang bus, satu ibu bersama satu anaknya hendak pergi ke Pematangsiantar,” Rocky memulai kisah itu. Ia melanjutkan, sebelum ­berangkat si ibu meminta tolong pada kernet agar membangunkan anaknya jika tiba di Lubuk Pakam. Dengan cuek si kernet mengang- gukkan kepala. Karena sikapnya itu, si kernet tak sadar jika bus mereka telah melewati ibu kota Deli Serdang itu, sampai mendekati kota Tebing Tinggi. “Waduh, bang Supir. Bagaimana ini? Tadi ibu itu sudah minta tolong bangunkan kalau sudah sampai Lubuk Pakam,” berkata dengan wajah cemas. Bang Supir pun turut menampilkan muka masam. Usai diskusi sebentar, bus tersebut pun berbalik arah kembali ke Pakam. Setibanya di Pakam, dengan per- asaan lega, kernet pun membangun- kan si ibu dan anaknya. “Oh, sudah sampai di Pakam ya. Kok agak lama,” ujar si ibu. Lalu, dengan tenang ibu itu membuka rantangan dan makan pagi bersama anaknya. “Kami tadi belum sarapan, jadi saya siapin rantang agar bisa sarapan saat tiba di Pakam.” Astaga! Seandainya saja si kernet ­bertanya lebih awal, tentu bus tidak perlu ­putar arah sedemikian jauh. ­Demikian benak setiap insan ­menyimpulkan setiap kali ­mendengar kelakar tadi. Tentunya setelah terbahak-bahak lebih dahulu. Bertanya tidak hanya ­menghindarkan diri dari kerugian sebagaimana cerita di atas, namun boleh jadi bencana besar. Semisal, jika saja Romeo bertanya pada Pas- tor yang memberi obat tidur pada Juliet, barangkali dia tidak mati blingsatan karena racun. Tentu harus diingat juga kadar untuk bertanya. Jangan pula seperti ular mencari pentungan, kalau tiada henti bertanya pada narasumber tanpa pandang tempat dan waktu segala. Silakan bertanya apa saja, agar kita tak masuk generasi gagu yang bertopang dagu. Tak ada salahnya. Meskipun terjadi, kesalahan itu memang untuk ditemukan pem- benarannya. Dan ditertawakan. Terbahak-bahak. Bertanya& Tertawalah!