1. Cerita rakyat tentang Putra Mahkota Amat Mude dari Kerajaan Alas yang murah hati. 2. Ia dibuang ke hutan oleh pamannya yang iri akan tahta, tetapi hidup bahagia berkat bantuan sahabat ayahnya. 3. Amat Mude tumbuh menjadi pemuda baik yang membantu ibunya dengan memancing dan menemukan emas di perut ikan.
Legenda cerita rakyat sumatra barat legenda puti juilan kabupaten agamChia Ie
Pada saat akan menjawab pertanya ketiga, ia memekik lagi dengan suara yang sangat keras seraya melompat tinggi kebubungan rumah. Semua yang hadir menyaksikan peristiwa tersebut lari berhamburan ke luar rumah. Mereka melihat tubuh Puti Juilan di atas bubungan sedikit demi sedikit ditumbuhi oleh bulu berwarna putih. Lama-kelamaan, bulu itu semakin tebal dan memenuhi tubuhnya. Bentuk tubuh dan wajahnya pun perlahan-lahan berubah menyerupai seekor siamang/kera.
Pada jaman dahulu kala, di Negeri Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia, hiduplah seorang Raja yang adil dan bijaksana. Sang Raja mempunyai seorang permaisuri yang sedang hamil tua. Suatu ketika, sang Raja pergi berburu binatang ke hutan. Ketika itulah permaisurinya melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan di istana, dan diberinya nama Banta Seudang. Namun, malang nasib bagi sang Raja, karena ia tidak bisa melihat wajah tampan putranya. Kedua matanya buta terkena ranting kayu saat berburu di hutan. Sejak saat itu, ia tidak dapat melaksanakan tugas-tugas kerajaan lagi.
Foolish Friend ~ A Jataka Tale with a Moral (Eng. & Malay).pptxOH TEIK BIN
A PowerPoint Presentation of a Jataka story that teaches some good moral lessons. The texts are in English and Malay.
(Download the PowerPoint pptx for some animation effects.)
For the Video with English narration, check out:
https://www.youtube.com/watch?v=Id5AELhPJkY
(Videos of benefit to children, students, teachers and parents can be viewed/downloaded from my YouTube Channel Playlist at:
https://www.youtube.com/user/ohlifelessons/playlists )
Legenda cerita rakyat sumatra barat legenda nama pulau-pulau di mentawai bu...Chia Ie
Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan UU RI No. 49 Tahun 1999 dan dinamai menurut nama asli geografisnya. Kabupaten ini terdiri dari 4 kelompok pulau utama yang berpenghuni yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan yang dihuni oleh mayoritas masyarakat suku Mentawai. Selain itu masih ada beberapa pulau kecil lainnya yang berpenghuni namun sebahagian besar pulau yang lain hanya ditanami dengan pohon kelapa.
Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibagian paling barat pulau Sumatera dan dikelilingi oleh Samudera Hindia. Kepulauan Mentawai merupakan bagian dari serangkaian pulau non-vulkanik dan gugus kepulauan itu merupakan puncak-puncak dari suatu punggung pegunungan bawah laut.
Suku Mentawai adalah penghuni asli Kepulauan Mentawai. Sebagaimana suku Nias dan suku Enggano, mereka adalah pendukung budaya Proto-Melayu yang menetap di Kepulauan Nusantara sebelah barat, walaupun ada di antara mereka mengenal beberapa mitologi yang kadang agak kabur dan sukar dipercaya. Masyarakat setempat menyebut negeri mereka dengan nama Bumi Sikerei. Tradisi yang khas adalah penggunaan tato di sekujur tubuh, yang terkait dengan peran dan status sosial penggunanya agak mirip dengan budaya dayak di Kalimantan.
Sebahagian besar penghuni pulau-pulau di kabupaten Kepulauan Mentawai berasal dari pulau Siberut. Masyarakat suku Mentawai secara fisik memiliki kebudayaan agak kuno yaitu zaman neolitikum dimana pada masyarakat ini tidak mengenal akan teknologi pengerjaan logam, begitu pula bercocok tanam maupun seni tenun.
Penduduk di kabupaten ini separuhnya adalah penganut animisme, kemudian sebahagian beragama Kristen dan Islam. Setelah kemerdekaan masyarakat di kabupaten ini telah membaur dengan suku-suku bangsa lain yang ada di Indonesia terutama setelah kabupaten ini menjadi salah satu daerah transmigrasi.
Pusat pemerintahan dari kabupaten Kepulauan Mentawai adalah berada di Tuapejat, sebelah utara dari pulau Sipora. Daerah ini memiliki potensi alam yang banyak, selain dalam bidang perkebunan, pertanian dan perikanan. Daerah ini memiliki potensi untuk menjadi daerah kawasan wisata. Hasil laut merupakan salah potensi yang terus dikembangkan di kabupaten ini terutama ikan kerapu yang laku untuk di ekspor.
Untuk menyokong pembangunan di daerah ini pemerintah pusat dan daerah merencanakan akan membangun PLTU Tuapejat dengan kapasitas 6 MW.
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda si kantan anak durhaka – labuhan ...Chia Ie
Cerita di atas termasuk cerita teladan yang berisi pesan-pesan moral. Salah satu pesan moral yang terkandung di dalamnya adalah akibat buruk dari sikap durhaka kepada orang tua. Akibat buruk itu dialami si Kantan, karena ia tidak mau mengakui ibu kandungnya sendiri setelah ia menjadi kaya raya, Padahal ada pepatah mengatakan “SURGA ADA DIBAWAH TELAPAK KAKI IBU”.
Bahkan ia berani menghardik dan mengusir ibunya, pada saat itupun sebenarnya Si Kantan telah menghardik dan mengusir “SURGA” baginya.
Maka, Tuhan pun murka kepadanya, dan akhirnya ia ditenggelamkan bersama kapalnya yang besar dan megah itu ke dasar Sungai Barumun.
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda batu gantung asal mula nama kota ...Chia Ie
Warga yang menyaksikan peristiwa itu menceritakan kepada warga lainnya bahwa sebelum lubang itu tertutup,
terdengar suara:
“Parapat… parapat batu… parapatlah!” Oleh karena kata “parapat” sering diucapkan orang dan banyak yang menceritakannya, maka Pekan yang berada di tepi Danau Toba itu kemudian diberi nama “Parapat”.
Parapat kini menjadi sebuah kota kecil salah satu tujuan wisata yang sangat menarik di Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia.
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungunChia Ie
Sejak itulah Kampung Nagur berubah nama menjadi Sima-sima Nalungunan, yang artinya dalam bahasa simalungun adalah “daerah yang kesepian/sunyi”. Lama-kelamaan, orang-orang menyebutnya Simalungun. Hingga saat ini, kata Simalungun tetap dipakai untuk menyebut nama sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatra Utara.
Legenda Cerita Rakyat Sumatra Utara Si Baroar Asal Mula Marga NasutionChia Ie
Si Baroar adalah sebuah legenda yang mengisahkan tentang asal-usul orang-orang Mandailing yang bermarga Nasution di daerah Sumatra Utara, Indonesia.
Menurut cerita, si Baroar adalah anak yatim piatu yang berwajah tampan.
Ia memiliki wajah yang sangat mirip dengan wajah putra Sutan Pulungan, Raja dari Kerajaan Huta Bargot.
Kemiripan wajah kedua anak tersebut membuat Sutan Pulungan dan permaisurinya merasa sangat terhina, karena rakyatnya seringkali keliru menyapa kedua anak itu.
Legenda sumatra utara dongeng batak karo beru sibou dan tare iluhChia Ie
Menurut cerita, pada zaman dahulu kala
di sebuah desa yang terletak di Tanah
Karo, Sumatera Utara, hiduplah
sepasang suami-istri bersama dua orang
anaknya yang masih kecil. Yang pertama
seorang laki-laki bernama Tare Iluh,
sedangkan yang kedua seorang
perempuan bernama Beru Sibou.
Legenda sumatra utara dongeng asal mula danau lau kawarChia Ie
Legenda Lau Kawar merupakan sebuah legenda yang berkembang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki wilayah seluas 2.127,25 km2 ini terletak di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan, Sumatera Utara. Oleh karena daerahnya terletak di dataran tinggi, sehingga kabupetan ini dijuluki Taneh Karo Simalem. Kabupaten ini memiliki iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16o sampai 17oC dan tanah yang subur. Maka tidak heran, jika daerah ini sangat kaya dengan keindahan alamnya. Salah satunya adalah keindahan Danau Lau Kawar, yang terletak di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Air yang bening dan tenang, serta bunga-bunga anggrek yang indah, yang mengelilingi danau ini menjadi pesona alam yang mengagumkan.
Menurut masyarakat setempat, sebelum terbentuk menjadi sebuah danau yang indah, Danau Lau Kawar adalah sebuah desa yang bernama Kawar. Dahulu, daerah tersebut merupakan kawasan pertanian yang sangat subur. Mata pencaharian utama penduduknya adalah bercocok tanam. Hasil pertanian mereka selalu melimpah ruah, meskipun tidak pernah memakai pupuk dan obat-obatan seperti sekarang ini. Suatu waktu, terjadi malapetaka besar, sehingga desa Kawar yang pada awalnya merupakan sebuah desa yang subur menjelma menjadi sebuah danau.
Legenda aceh si parkit raja parakeet yang cerdikChia Ie
Alkisah diceritakan orangtua dulu di tengah hutan belantara itu, hiduplah sekawanan burung parakeet yang hidup damai, tenteram, dan makmur. Setiap hari mereka bernyanyi riang dengan suara merdu bersahut-sahutan dan saling membantu mencari makanan. Kawanan burung tersebut dipimpin oleh seorang raja parakeet yang bernama Si Parkit. Namun, di tengah suasana bahagia itu, kedamaian mereka terusik oleh kedatangan seorang Pemburu. Ternyata, ia berniat menangkap dan menjual burung parakeet tersebut. Pelan-pelan tapi pasti, si Pemburu itu melangkah ke arah kawanan burung parakeet itu, lalu memasang perekat di sekitar sarang-sarangnya.
Legenda aceh kisah tujuh bersaudara yang berbaktiChia Ie
Pada jaman dahulu di sebuah kampung di daerah Nanggro Aceh Darussalam, ada sepasang suami-istri yang mempunyai tujuh orang anak laki-laki yang masih kecil. Anak yang paling tua berumur sepuluh tahun, sedangkan yang paling bungsu berumur dua tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, sepasang suami-istri itu menanam sayur-sayuran untuk dimakan sehari-hari dan sisanya dijual ke pasar. Meskipun serba pas-pasan, kehidupan mereka senantiasa rukun, damai, dan tenteram.
Pada suatu waktu, kampung mereka dilanda musim kemarau yang berkepanjangan. Semua tumbuhan mati karena kekeringan. Penduduk kampung pun mulai kekurangan makanan. Persediaan makanan mereka semakin hari semakin menipis, sementara musim kemarau tak kunjung usai. Akhirnya, seluruh penduduk kampung menderita kelaparan, termasuk keluarga sepasang suami-istri bersama tujuh orang anaknya itu.
Legenda aceh kisah si kepar bocah yang bijaksanaChia Ie
Diceritakan, di sebuah daerah di Kapupaten Aceh Tenggara, hiduplah seorang janda bersama dengan seorang anak laki-lakinya yang bernama Si Kepar. Ayah dan ibu si Kepar bercerai sejak si Kepar masih berusia satu tahun, sehingga ia tidak mengenal sosok ayahnya. Sebagai anak yatim, Si Kepar sering diejek oleh teman-teman sepermainannya sebagai jazah (anak tak berayah, istilah ini belum termasuk dalam kamus besar bahasa indonesia sehingga pencarian kata jazah terbatas hanya sebagai istilah lokal saja. http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php). Oleh karena itu, Si Kepar ingin mengetahui siapa sebenarnya ayahnya.
Legenda aceh beungong meulu dan beungong peukeunChia Ie
Pada zaman dahulu kala, di sebuah negeri di Aceh, hidup dua orang kakak-beradik yang bernama Beungong Meulu dan Beungong Peukeun. Kedua orangtua mereka telah meninggal dunia. Tiap hari Beungong Peukeun mencari udang di danau. Suatu hari Beungong Peukun tidak mendapat seekor udang pun. Saat hendak pulang, dia melihat sebuah benda yang menarik hatinya. Ternyata benda itu sebutir telur.
Sesampainya di rumah, direbusnya telur tadi dan dimakannya. Sungguh aneh, keesokan harinya
Beungong Peukeun merasa sangat haus. Bukan hanya itu, tubuhnya pun semakin panjang dan
bersisik. Akhirnya, suatu pagi saat bangun dari tidurnya Beungong Peukun telah berubah menjadi seekor naga.
Diceritakan pada zaman dahulu di negeri Semeulue, tersebutlah seorang raja yang kaya-raya. Raja itu sangat disenangi oleh rakyatnya, karena kedermawanannya. Namun, ia tidak memiliki anak setelah sepuluh tahun menikah dengan permaisurinya. Oleh karena sudah tidak tahan lagi ingin punya keturunan, Raja itu pun pergi bersama permaisurinya ke hulu sungai yang airnya sangat dingin untuk berlimau dan bernazar, agar dikaruniai seorang anak yang kelak akan mewarisi tahta kerajaan.
Pada dahulu kala, diceritakan di sebuah dusun terpencil di daerah Nanggroe Aceh Darussalam, hiduplah seorang janda bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Banta Berensyah. Banta Berensyah seorang anak yang rajin dan mahir bermain suling. Kedua ibu dan anak itu tinggal di sebuah gubuk bambu yang beratapkan ilalang dan beralaskan dedaunan kering dengan kondisi hampir roboh. Kala hujan turun, air dengan leluasa masuk ke dalamnya. Bangunan gubuk itu benar-benar tidak layak huni lagi. Namun apa hendak dibuat, jangankan biaya untuk memperbaiki gubuk itu, untuk makan sehari-hari pun mereka kesulitan.
Tersebutlah dua bersaudara putra Sultan Johor, Malaysia. Mereka adalah Muria dan Sengede. Suatu hari, kakak beradik itu menggembala itik di tepi laut sambil bermain la yang-layang. Tiba-tiba datang badai dahsyat sehingga benang layang-layang mereka pun putus. Sekuat tenaga mereka mengejar layang-layang tersebut. Mereka lupa bahwa pada saat itu mereka sedang menggembala itik, hingga itiknya pun pergi entah ke mana. Setelah gagal menemukan layang-layang mereka, barulah mereka teringat akan itik-itik mereka. Tetapi malang, itik-itik itu tak lagi nampak. Mereka pun pulang dengan ketakutan akan mendapat marah dari orangtua mereka.
Legenda china sejarah dan mitology tahun baru china - imlek - lunar new yearChia Ie
"Gōngxǐ fācái" (bahasa Mandarin) - "Kung hei fat choi"
(bahasa Kantonis) - "Kiong hi huat cai" (bahasa Hokkien)
- "Kiong hi fat choi" {bahasa Hakka) - "Xīnnián kuàilè" (新
年快樂) = "Selamat Tahun Baru" ……
Legenda china kisah kaisar yao dan kaisar shunChia Ie
Kira-kira pada 4,000 tahun yang lalu, dalam proses terbentuknya Bangsa Tionghoa, muncullah
beberapa tokoh yang brilian, antara lain, Yao, Shun dan Yu.
Yao, disebut dengan nama Fangxun
dalam Kitab Shangshu dan Kitab
Sejarah. Pada masa kemudian, Yao
disebut juga dengan nama Taotang,
maka ia pun mendapat nama
Tangyao.
Legenda china kisah empat naga yang baik hatiChia Ie
Dahulu kala, tidak ada sungai dan danau di bumi, hanya ada Laut Timur, yang ditinggali oleh empat
naga: Naga Panjang, Naga Kuning, Naga Hitam dan Naga Mutiara.
Suatu hari empat naga terbang dari laut menuju ke langit. Mereka bermain-main di antara awan,
melompat-lompat dan menyelam, juga bermain di petak umpet.
Suiren (Pinyin: Suìrén-Shì; Hanzi: 燧人氏
; terjemahan: "pembuat api") atau Suiren
Shi (Suku Suiren) merupakan penemu
api yang paling pertama dalam mitologi
Cina. Namanya memiliki artipria
pengambil api karena ia
membuat api dengan cara menggosok
sebatang kayu pada kayu yang lain
sampai muncul api, kemudian mengajar
masyarakat untuk menggunakannya
dalam memasak. Itulah sebabnya, ia
juga diasosiasikan dengan teknik
memangang makanan di atas api.
Legenda china, dongeng asal usul tahun china (shio)Chia Ie
Sejak hari itu tahun dinamakan mengikuti urutan nama keduabelas hewan itu, Tikus, Kerbau, Harimau,
Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam jantan, Anjing dan terakhir Babi.
Legenda china, cerita rakyat dongeng - asal usul perayaan kue bulanChia Ie
Lama kelamaan kegiatan sembahyangnya Hou Yi yang mereka hormati diketahui oleh rakyat dan rakyat
juga mengetahui bahwa istri Hou Yi, Chang'E yang juga mereka cintai telah naik ke khayangan dan
menjadiDEWI BULAN atau CHANG ERL yang menetap di Bulan, akhirnya rakyat China/Tiongkok
pun mengikuti tradisi sembahyang kepada bulan itu dan menyajikan makanan kesukaan Chang'E yang
kemudian disebut dengan nama KUE BULAN atau MOON CAKE atau TIONG CHIU
PIA atau GWEE PIA atau Nyekh Ppyang yang kebetulan saat itu sedang musim gugur saat para
petani sehabis memanen hasil taninya, sejak saat itulah setiap tahunnya pada hari ke lima belas
bulan delapan Kalender Tionghoa atau Biasanya jatuh pada minggu kedua
September sampai minggu kedua Oktober pada tahun masehi, rakyat
china/tiongkok merayakan festival kue bulan.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Legenda aceh kisah putra mahkota amat mude yang murah hati
1. LEGENDA CERITA RAKYAT
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Kisah Putra Mahkota Amat Mude Yang Murah Hati
Pada jaman kerajaan dulu, di Negeri Alas, Nanggroe
Aceh Darussalam, ada sebuah kerajaan yang
diperintah oleh seorang raja yang arif dan
bijaksana. Seluruh rakyatnya selalu patuh dan setia
kepadanya. Negeri Alas pun senantiasa aman dan
damai. Namun satu hal yang membuat sang Raja
selalu bersedih, karena belum dikaruniai seorang
anak. Sang Raja ingin sekali seperti adiknya yang
sudah memiliki seorang anak.
Pada suatu hari, sang Raja duduk termenung
seorang diri di serambi istana. Tanpa disadarinya,
tiba-tiba permaisurinya telah duduk di sampingnya.
“Apa yang sedang Kanda pikirkan?” tanya
permaisuri pelan.
“Dindaku tercinta! Kita sudah tua, tapi sampai saat
ini kita belum mempunyai seorang putra yang kelak
akan mewarisi tahta kerajaan ini,” ungkap sang
Raja.
“Dinda mengerti perasaan Kanda. Dinda juga sangat merindukan seorang buah hati belaian
jiwa. Kita telah mendatangkan tabib dari berbagai negeri dan mencoba segala macam obat,
namun belum juga membuahkan hasil. Kita harus bersabar dan banyak berdoa kepada Tuhan
Yang Mahakuasa,” kata permaisuri menenangkan hati suaminya.
Alangkah sejuknya hati sang Raja mendengar kata-kata permaisurinya. Ia sangat beruntung
mempunyai seorang permaisuri yang penuh pengertian dan perhatian kepadanya.
“Terima kasih, Dinda! Kanda sangat bahagia mempunyai permaisuri seperti Dinda yang pandai
menenangkan hati Kanda,” ucap sang Raja memuji permaisurinya.
Sejak itu, sang Raja dan permaisuri semakin giat berdoa dengan harapan keinginan mereka
dapat terkabulkan. Pada suatu malam, sang Raja yang didampingi permaisurinya berdoa
dengan penuh khusyuk.
“Ya Tuhan! Karuniakanlah kepada kami seorang putra yang kelak akan meneruskan tahta
kerajaan ini. Hamba rela tidak merasakan sebagai seorang ayah, asalkan kami dikaruniai
seorang putra,” pinta sang Raja.
Sebulan kemudian, permaisuri pun mengandung. Alangkah senang hati sang Raja mengetahui
hal itu. Kabar tentang kehamilan permaisuri pun tersebar ke seluruh penjuru negeri. Rakyat
negeri itu sangat gembira, karena raja mereka tidak lama lagi akan memiliki keturunan yang
kelak akan mewarisi tahtanya.
Waktu terus berjalan. Usia kandungan permaisuri sudah genap sembilan bulan. Pada suatu
sore, permaisuri pun melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat dan tampan. Permaisuri
http://agathanicole.blogspot.com | Kisah
Putra Mahkota Amat Mude
Yang Murah Hati
2. tampak tersenyum bahagia sambil menimang-nimang putranya. Begitupula sang Raja
senantiasa bersyukur telah memperoleh keturunan anak laki-laki yang selama ini ia idamidamkan.
“Terima kasih Tuhan! Engkau telah mengabulkan doa kami,” sang Raja berucap syukur.
Seminggu kemudian, sang Raja pun mengadakan pesta dan upacara turun mani, yakni upacara
pemberian nama. Pesta dan upacara tersebut diadakan selama tujuh hari tujuh malam. Tamu
yang diundang bukan hanya rakyat negeri Alas, melainkan juga seluruh binatang dan makhluk
halus yang ada di laut maupun di darat. Seluruh tamu undangan tampak gembira dan bersuka
ria. Dalam upacara turun mani tersebut ditetapkan nama putra Raja, yakni Amat Mude.
Beberapa bulan setelah upacara dilaksanakan, sang Raja pun mulai sakit-sakitan. Seluruh
badannya terasa lemah dan letih.
“Dinda! Mungkin ini pertanda waktuku sudah dekat. Dinda tentu masih ingat doa Kanda dulu
sebelum kita mempunyai anak,” ungkap sang Raja.
Mendengar ungkapan sang Raja, hati permaisuri menjadi sedih. Meskipun menyadari hal itu,
permaisuri tetap berharap agar sang Raja dapat sembuh dan dipanjangkan umurnya. Semua
tabib diundang ke istana untuk mengobati penyakit sang Raja. Namun, tak seorang pun yang
berhasil menyembuhkannya. Bahkan penyakit sang Raja semakin hari bertambah parah.
Akhirnya, raja yang arif dan bijaksana itu pun wafat. Seluruh keluarga istana dan rakyat Negeri
Alas berkabung.
Oleh karena Amat Mude sebagai pewaris tunggal Kerajaan Negeri Alas masih kecil dan belum
sanggup melakukan tugas-tugas kerajaan, maka diangkatlah Pakcik Amat Mude yang bernama
Raja Muda menjadi raja sementara Negeri Alas. Sebagai seorang raja, apapun perintahnya
pasti dipatuhi. Hal itulah yang membuatnya enggan digantikan kedudukannya sebagai raja oleh
Amat Mude. Berbagai tipu muslihat pun ia lakukan. Mulanya, sang Raja memindahkan Amat
Mude dan ibunya ke ruang belakang yang semula tinggal di ruang tengah. Alasannya, Amat
Mude yang masih kecil sering menangis, sehingga mengganggu setiap acara penting di istana.
Tipu muslihat Raja Muda semakin hari semakin menjadi-jadi. Pada suatu hari, ia
mengumpulkan beberapa orang pengawalnya di ruang sidang istana.
“Wahai, Pengawal! Besok pagi-pagi sekali, buang permaisuri dan anak ingusan itu ke tengah
hutan!” titah Raja Muda.
“Apa maksud Baginda?” tanya seorang pengawal heran.
“Sudahlah! Tidak usah banyak tanya. Aku kira kalian sudah tahu semua maksudku,” jawab Raja
Muda.
“Ampun, Baginda! Hamba benar-benar tidak tahu maksud Baginda hendak membuang
permaisuri dan putra mahkota ke tengah hutan,” kata seorang pengawal yang lain.
“Ketahuilah! Aku tidak ingin suatu hari kelak Amat Mude akan merebut kekuasaan ini dari
tanganku,” ungkap Raja Muda.
“Tapi, Baginda. Bukankah Putra Mahkota Amat Mude pewaris tahta kerajaan ini,” ungkap
pengawal yang lain.
“Hei, kalian tidak usah banyak bicara. Laksanakan saja perintahku! Jika tidak, kalian akan
menanggung akibatnya!” bentak Raja Muda. Mendengar ancaman itu, tak seorang pun
pengawal yang berani lagi angkat bicara, karena jika berani membantah dan menolak perintah
tersebut, mereka akan mendapat hukuman berat.
http://agathanicole.blogspot.com | Kisah
Putra Mahkota Amat Mude
Yang Murah Hati
3. Keesokan harinya, berangkatlah para pengawal tersebut mengantar permaisuri dan Amat
Mude ke tengah hutan. Keduanya pun ditinggalkan di tengah hutan dengan bekal seadanya.
Untuk melindungi diri dari panasnya matahari dan dinginnya udara malam, ibu dan anak itu
pun membuat sebuah gubuk kecil di bawah sebuah pohon rindang. Untuk bertahan hidup,
mereka memanfaatkan hasil-hasil hutan yang banyak tersedia di sekitar mereka.
Waktu terus berjalan. Tak terasa Amat Mude telah berumur 8 tahun. Ia tumbuh menjadi anak
yang cerdas dan tampan. Pada suatu hari, ketika sedang bermain-main, Amat Mude
menemukan cucuk sanggul ibunya. Diambilnya cucuk sanggul itu dan dibuatnya mata pancing.
Keesokan harinya, Amat Mude pergi memancing di sebuah sungai yang di dalamnya terdapat
banyak ikan. Dalam waktu sekejap, ia telah memperoleh lima ekor ikan yang hampir sama
besarnya dan segera membawanya pulang. Alangkah gembiranya hati ibunya.
“Waaah, kamu pandai sekali memancing, Putraku!” ucap ibunya memuji.
“Iya, Ibu! Sungai itu banyak sekali ikannya,” kata Amat Mude. Lima ekor ikan besar tersebut
tentu tidak bisa mereka habiskan. Maka timbul pikiran permaisuri untuk menjualnya sebagian
ke sebuah desa yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Dengan mengajak Amat
Mude, permaisuri pun pergi ke desa itu. Ketika akan menawarkan ikan itu kepada penduduk,
tiba-tiba ia bertemu dengan saudagar kaya dan pemurah. Ia adalah bekas sahabat suaminya
dulu.
“Ampun, Tuan Putri! Kenapa Tuan Putri dan Putra Mahkota berada di tempat ini?” tanya
saudagar itu heran. Permaisuri pun menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya
sampai ia dan putranya berada di desa itu. Mengetahui keadaan permaisuri dan putranya yang
sangat memprihatinkan tersebut, saudagar itu pun mengajak mereka mampir ke rumahnya dan
membeli semua ikan jualan mereka.
Sesampainya di rumah, saudagar itu menyuruh istrinya agar segera memasak ikan tersebut
untuk menjamu permaisuri dan Amat Mude. Ketika sedang memotong ikan tersebut, sang Istri
menemukan suatu keanehan. Ia kesulitan memotong perut ikan tersebut dengan pisaunya.
“Hei, benda apa di dalam perut ikan ini? Kenapa keras sekali?” tanya istri saudagar itu dalam
hati dengan penuh keheranan. Setelah berkali-kali istri saudagar itu menggesek-gesekkan
pisaunya, akhirnya perut ikan itu pun terbelah. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat telur ikan
berwarna kuning emas, tapi keras. Ia pun segera memanggil suaminya untuk memeriksa benda
tersebut. Setelah diamati dengan seksama, ternyata butiran-butiran yang berwarna kuning
tersebut adalah emas murni.
“Dik! Usai memasak dan menjamu tamu kehormatan kita, segeralah kamu jual emas itu!” pinta
saudagar itu kepada istrinya.
“Untuk apa Bang?” tanya sang Istri heran.
“Uang hasil penjualan emas itu akan digunakan untuk membangun rumah yang bagus sebagai
tempat kediaman permaisuri dan putranya. Abang ingin membalas budi baik sang Raja yang
dulu semasa hidupnya telah banyak membantu kita,” ujar saudagar itu kepada istrinya.
“Baik, Bang!” jawab sang Istri.
Kemudian saudagar itu menyampaikan berita gembira tersebut kepada permaisuri dan
putranya bahwa mereka akan dibuatkan sebuah rumah yang bagus. Mendengar kabar itu,
http://agathanicole.blogspot.com | Kisah
Putra Mahkota Amat Mude
Yang Murah Hati
4. permaisuri sangat terharu. Ia benar-benar tidak menyangka jika mantan sahabat suaminya itu
sangat baik kepada mereka.
“Terima kasih atas semua perhatiannya kepada kami,” ucap permaisuri.
“Ampun, Tuan Putri! Bantuan kami ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan bantuan
Baginda Raja semasa hidupnya kepada kami,” kata saudagar itu sambil memberi hormat
kepada permaisuri dan Amat Mude. Menjelang sore hari, permaisuri dan Amat Mude pun
mohon diri untuk kembali ke gubuknya. Saudagar itu pun memberikan pakaian yang bagusbagus dan membekali mereka makanan yang lezat-lezat.
Beberapa lama kemudian, rumah permaisuri pun selesai dibangun. Kini permaisuri dan Amat
Mude menempati rumah bagus dan bersih. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari
mereka, Amat Mude pergi ke sungai setiap hari untuk memancing. Ikan-ikan yang diperolehnya
untuk dimakan sehari-hari dan selebihnya dijual ke penduduk sekitar. Di antara ikan-ikan yang
diperolehnya ada yang bertelur emas. Telur emas tersebut sedikit demi sedikit mereka simpan,
sehingga lama-kelamaan mereka pun menjadi kaya raya dan terkenal sampai ke seluruh
penjuru negeri.
Berita tentang kekayaan permaisuri dan putranya itu pun sampai ke telinga Pakcik Amat Mude,
yakni Raja Muda. Mendengar kabar itu, ia pun berniat untuk mencelakakan Amat Mude,
karena tidak ingin melepaskan kekuasaannya.
Pada suatu hari, Raja Muda yang serakah itu memanggil Amat Mude untuk menghadap ke
istana. Ketika Amat Mude sampai di istana, alangkah terkejutnya Raja Muda saat melihat
seorang pemuda gagah dan tampan memberi hormat di hadapannya. Dalam hatinya berkata,
“pemuda ini benar-benar menjadi ancaman bagi kedudukanku sebagai raja”. Maka ia pun
memerintahkan Amat Mude untuk pergi memetik buah kelapa gading di sebuah pulau yang
terletak di tengah laut. Buah kelapa gading itu diperlukan untuk mengobati penyakit istri Raja
Muda. Konon, lautan yang dilalui menuju ke pulau itu dihuni oleh binatang-binatang buas. Siapa
pun yang melewati lautan itu, maka akan celaka.
“Hei, Amat Mude! Jika kamu tidak berhasil mendapatkan buah kelapa gading itu, maka kamu
akan dihukum mati,” ancam Raja Muda. Oleh karena berniat ingin menolong istri Raja Muda,
Amat Mude pun segera melaksanakan perintah itu. Setelah berhari-hari berjalan, sampailah
Amat Mude di sebuah pantai. Ia pun mulai kebingungan mencari cara untuk mencapai pulau
itu. Pada saat ia sedang duduk termenung berpikir, tiba-tiba muncul di hadapannya seekor ikan
besar bernama Silenggang Raye yang didampingi oleh Raja Buaya dan seekor Naga
Besar. Amat Mude pun menjadi ketakutan.
“Hei, Anak Muda! Kamu siapa dan hendak ke mana?” tanya Ikan Silenggang Raye.
“Sa... saya Amat Mude,” jawab Amat Mude dengan gugup, lalu menceritakan asal-asul dan
maksud perjalanannya. Mendengar cerita Amat Mude tersebut, Ikan Silenggang Raye, Raja
Buaya dan Naga itu langsung memberi hormat kepadanya. Amat Mude pun terheran-heran
melihat sikap ketiga binatang raksasa itu.
“Kenapa kalian hormat kepadaku?” tanya Amat Mude heran.
“Ampun, Tuan! Almarhum Ayahandamu adalah raja yang baik. Dulu, kami semua diundang
pada pesta pemberian nama Tuan!” jawab Raja Buaya.
“Benar, Tuan! Tuan tidak perlu takut. Kami akan mengantar Tuan ke pulau itu,” sambung Naga
besar itu.
http://agathanicole.blogspot.com | Kisah
Putra Mahkota Amat Mude
Yang Murah Hati
5. “Terima kasih, Sobat!” ucap Amat Mude.
Akhirnya, Amat Mude pun diantar oleh ketiga binatang raksasa tersebut menuju ke pulau yang
dimaksud. Tidak berapa lama, sampailah mereka di pulau itu. Sebelum Amat Mude naik ke
darat, si Naga besar memberikan sebuah cincin ajaib kepada Amat Mude. Dengan memakai
cincin ajaib itu, maka semua permintaan akan dikabulkan.
Setelah itu, Amat Mude pun segera mencari pohon kelapa gading. Tidak berapa lama mencari,
ia pun menemukannya. Rupanya, pohon kelapa gading itu sangat tinggi dan hanya memiliki
sebutir buah kelapa. Setelah menyampaikan niatnya kepada cincin ajaib yang melingkar di jari
tangannya, Amat Mude pun dapat memanjat dengan mudah dan cepat sampai ke atas pohon.
Ketika ia sedang memetik buah kelapa gading itu, tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan
yang sangat lembut menegurnya, “Siapapun yang berhasil memetik buah kelapa gading itu,
maka dia akan menjadi suamiku.”
Ketika Amat Mude baru saja turun dari atas pohon sambil menenteng sebutir kelapa gading,
tiba-tiba seorang putri cantik jelita berdiri di belakangnya.
“Siapakah Engkau ini?” tanya Amat Mude.
“Aku adalah Putri Niwer Gading,” jawabnya. Alangkah takjubnya ketika ia melihat
kecantikan Putri Niwer Gading. Akhirnya, Amat Mude pun mengajak sang Putri pulang ke
rumah untuk menikah. Pesta perkawinan mereka pun dirayakan dengan ramai di kediaman
Amat Mude.
Usai pesta, Amat Mude ditemani istri dan ibunya segera menyerahkan buah kelapa gading yang
diperolehnya kepada Pakciknya. Maka selamatlah ia dari ancaman hukuman mati. Bahkan,
berkat ketabahan dan kebaikan hatinya, Raja Muda tiba-tiba menjadi sadar akan kecurangan
dan perbuatan jahatnya. Ia juga menyadari bahwa Amat Mude-lah yang berhak menduduki
tahta kerajaan Negeri Alas. Akhirnya, atas permintaan Raja Muda, Amat Mude pun dinobatkan
menjadi Raja Negeri Alas.
=== S E L E S A I ===
Ilustrasi Gambar milik dan sumber cerita:
http://ceritaasliindonesia.blogspot.com/2009/12/putra-mahkota-amat-mude.html
http://agathanicole.blogspot.com | Kisah
Putra Mahkota Amat Mude
Yang Murah Hati