Per una proposta estesa di metodologie di rilievo dei consumi di suolo in Ita...Marco Garoffolo
Per una proposta estesa di metodologie di rilievo dei consumi di suolo in Italia:
dimensioni e indicatori
Alessandra Ferrara, ISTAT “Ambiente Urbano e Paesaggio” - Servizio Stato dell’ambiente
Intervento del 27 SETTEMBRE 2013 AL CONVEGNO "LA MISURAZIONE DEL CONSUMO DI SUOLO ALLA SCALA NAZIONALE"
Originale scaricabile http://www.consumosuolo.org/Images/Pubblicazioni/CRCS_presentazioni26.09.13.rar
Per una proposta estesa di metodologie di rilievo dei consumi di suolo in Ita...Marco Garoffolo
Per una proposta estesa di metodologie di rilievo dei consumi di suolo in Italia:
dimensioni e indicatori
Alessandra Ferrara, ISTAT “Ambiente Urbano e Paesaggio” - Servizio Stato dell’ambiente
Intervento del 27 SETTEMBRE 2013 AL CONVEGNO "LA MISURAZIONE DEL CONSUMO DI SUOLO ALLA SCALA NAZIONALE"
Originale scaricabile http://www.consumosuolo.org/Images/Pubblicazioni/CRCS_presentazioni26.09.13.rar
Digitale Services med Lean Start Up Metoden / Morgenbooster1508 A/S
Dette slideshow er fra vores Morgenbooster om digitale services og lean start up metoden. Oplægget blev afholdt d. 26. februar 2014 af Strategichef René Bach Lundgaard.
Slides fra oplægget kan downloades her: www.1508.dk/morgenbooster
Kom videre på:
http://1508.dk/services/digitale-services
http://1508.dk/services/digital-strategi
Digitale Services med Lean Start Up Metoden / Morgenbooster1508 A/S
Dette slideshow er fra vores Morgenbooster om digitale services og lean start up metoden. Oplægget blev afholdt d. 26. februar 2014 af Strategichef René Bach Lundgaard.
Slides fra oplægget kan downloades her: www.1508.dk/morgenbooster
Kom videre på:
http://1508.dk/services/digitale-services
http://1508.dk/services/digital-strategi
Dana desa adalah sebuah program, pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mengalokasikan dana kepada desa-desa di seluruh Indonesia guna mendukung pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan di tingkat desa.
Produksi dalam pandangan islam dapat didefinisikan sebagai upaya manusia untuk
menghasilkkan barang dan jasa yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan masyarakat
secara umum, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan melalui usaha
yang halal dan berkah. Dalam pandangan islam, tujuan produksi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan materi manusia, tetapi juga untuk mencapai tujuan spiritual yang
lebih tinggi. Produksi yang dijalankan oleh umat islam harus mengarah pada kemaslahatan
bersama dan memperkuat tali persaudaraan antar sesama muslim.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Islam menekankan prinsip-prinsip berikut :
Keadilan
1.
Kemaslahatan Bersama
2.
Etika dan Moralitas
3.
Keterkaitan antara Produksi dan Ibadah
4.
2. KONSEP KONSUMSI DALAM ISLAM
Konsumsi dalam pandangan islam adalah suatu aktivitas mengeluarkan harta yang
dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsumsi dapat
dilakukan dengan cara yang halal maupun yang haram, oleh karena itu penting
bagi umat islam agar dapat memenuhi kebutuhannyha dengan cara yang halal
dan membawa berkah.
Konsumsi dalam Islam memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Dalam islam, konsumsi yang dilakukan dengan cara yang halal dan baik
akan membawa keberkahan dan mendatangkan rizki yang halal. Sebaliknya
konsumsi yang dilakukan dengan cara yang haram dan tidak baik akan membawa
malapetaka dan kehancuran. IInvestasi dalam pandangan Islam adalah upaya memanfaatkan harta dengan cara
menanamkan modal pada bidang-bidang usaha tertentu dengan harapan memperoleh
keuntungan dan berkembangnya usaha tersebut, sekaligus memberikan manfaat bagi
masyarakat.
Tujuan utama investasi dalam Islam adalah untuk memperoleh keuntungan yang halal
dan bermanfaat secara ekonomi serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Investasi dalam Islam juga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
dan mengurangi kemiskinan serta ketimpangan sosial. Selain itu, investasi juga dianggap
sebagai cara untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya yang diberikan oleh Allah
SWT.
PERAN INVESTASI DALAM
MEININGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Investasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Berikut adalah beberapa kontribusi investasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat:
a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Investasi
b. Kontribusi Investasi dalam Menurunkan Tingkat Kemiskinan
c. Peningkatan Kesejahteraan Umum melalui Investasi
4. POTENSI INDUSTRI HALAL
Industri halal memiliki potensi pasar yang besar, terutama di negara-negara mayoritas
Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu, produk halal juga diminati
oleh konsumen non-Muslim yang mencari produk yang berkualitas, aman dikonsumsi, dan
diproduksi dengan standar yang ketat. Beberapa faktor yang mempengaruhi potensi pasar
industri halal antara lain:
a. Ukuran Pasar Global Industri Halal.
b. Pertumbuhan Pasar Industri Halal.
c. permintaan Masyarakat akan Produk Halal.
2. Siapakah pengasasnya?
Kurt Lewin (1890-
1947)
Diberi kredit sebagai
pengasas KT
Tapi? Force Field
Analysis
Buckingham (1926)
“Reseach for
Teachers”
(Hodgkinson,1957)
Lewin, Psikologis
sosial
PhD dari Universiti
Berlin (1916)
Mengajar di
Universiti Freiberg
dan Universiti
Munich
Pemikiran ekstremis
sayap kiri kelas
bawah
Bersikap demokratik
apabila berhijrah ke
USA pada 1933
3. “Action Research and Minority
Problems”
Menggelarkan KT “Rational Social
Management”
Kahwinkan pendekatan eksperimental
dgn sains sosial
(Translation of social research into social
action)
Plan, action, and fact finding about the
result
4. Fokus Lewin - dinamika kumpulan dan
tingkah laku kumpulan – bergerak dari
eksperimental (pure research) ke
penyelidikan gunaan (applied research)
Konsultan kpd Kilang Harwood di
Virgina semasa di University of Iowa
Kaji kesan penglibatan pekerja ke atas
produktiviti kumpulan kerja
John Collier, 1933/45 (Corey,1953)
action- research, research- action.
Commissioner of Indian Affairs
5. Apakah pendorongnya?
Hodgkinson (1957)
kata kebimbangan
terhadap
penyelidikan
pendidikan dan
aplikasinya dalam
amalan
Perang Dunia Kedua
– byk pandangan
terhadap demokrasi,
pembuatan
keputusan oleh
golongan minoriti
Masalah sosial
bertambah kerana
era perindustrian
Migrasi dari luar
bandar ke bandar
Pekerja kilang- byk
masalah –ada yg
tidak puas hati
dengan hak mereka,
suasana kerja, dll
Pengkaji bukan saja
ingin memahami tapi
mengambil tindakan
6. Bagaimanakah dikembangkan ke
dlm dunia pendidikan?
1946-Horace Mann-
Lincoln Institute of
Teachers’ College,
Columbia
University
Curriculum
development for
social
reconstruction dan
kajian kolaborasi
dgn guru
1949- Stephen Corey
penyokong kuat kpd
KT
1953-1957 minat
terhadap KT merosot
Sharpening the
concept of action
research
Methodologically poor,
time consuming, lack
follow up, conceptually
unclear, unscientific
(Hodgkinson, 1957)
7. Empat faktor utama
Pengasingan tindakan dari
penyelidikan (Separation of action
from research)
Kritikan terhadap metodologi kajian
(Attack on research methodology)
Kurang kegunaan kpd pengamal
(Progressive unusefulness of action
research to practitioners)
Metodologi alternatif yang lebih
“action oriented” (Alternative
methodology -Educational evaluation
popular )
8. 1960’an dan 1970’an masih berterusan dlm
program sosial
1970’an terutamanya digerakkan oleh
Tavistock Institute for Human Relations
Hubungan rapat dgn Research Centre for
Group Dynamics di MIT (1944)
Pembangkitan minat kini adalah kerana
bantu pengamal selesai masalah
Minat pada pemahaman masalah
(interpretative method)
Perkembangan kurikulum suatu kolaborasi
dgn guru
Komitmen terhadap penyelesaian masalah
melalui kolaborasi / participatori
9. Joseph Schwab (1969) “The practical:
Language for curriculum”
Lawrence Stenhouse (1975) “
Introduction to Curriculum Research
and Development” Teacher as
researcher
John Elliott (1978) “ What is action
research in schools?”
10. Kajian Tindakan – Masa Depan
Kesesuaiannya dgn teori kritikal.
Kebebasan dari tindasan sistem
Celik akal kepada pengamal dan mereka
yang terlibat
Jurang teori dan amalan
Kajian dalam konteks