SlideShare a Scribd company logo
LOKALATIH
FKH
FORUM KOMUNITAS HIJAU
LAPORAN KEGIATAN LOKALATIH
2016
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
LOKALATIH
FKH
FORUM KOMUNITAS HIJAU
LAPORAN KEGIATAN LOKALATIH
2016
i | LOKALATIH FKH
SAMBUTAN
PERLU disadari bahwa saat ini kawasan perkotaan menjadi
episentrum pertumbuhan yang dihadapkan pada berbagai perso-
alan aktual yang kompleks dan mengancam keberlanjutannya di
masa yang akan datang. Berbagai permalahan timbul khususnya
terkait degradasi lingkungan sebagai akibat dari pembangunan
perkotaan yang dilakukan tanpa memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan.
Langkah-langkah efektif menuju arah pembangunan kota yang
berkelanjutan menjadi suatu solusi dalam menjawab tantangan
perkotaan untuk menahan laju kerusakan lingkungan. Dengan
demikian, sudah seyogyanya menempatkan visi pembangunan
berkelanjutan dalam agenda pembangunan yang sejalan dengan
arah kebijakan pembangunan nasional.
Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) merupakan salah satu
wujud komitmen pemerintah dalam menjalankan amanat Undang-
Undang No. 26 tahun 2007 terkait dengan pemenuhan 30% Ruang
Terbuka Hijau (RTH) sekaligus sebagai upaya nyata pemerintah
dalam menjalankan pembangunan kota yang berkelanjutan. P2KH
menjalankan 8 (delapan) atribut kota hijau, yaitu (1) Green Plan-
ning & Design; (2) Green Building; (3) Green Open Space; (4)
Green Waste; (5) Green Water; (6) Green Transportation; (7) Green
Energy; (8) Green Community. Kota Hijau, yang merupakan meta-
fora dari kota berkelanjutan, dapat diwujudkan dengan
Ir. Adjar Prajudi, MCE, MCM
implementasi kedelapan atribut kota hijau tersebut; dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya air dan
energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu dan bangunan hijau, serta mensinergikan partisipasi
aktif masyarakat dalam komunitas hijau.
Tahun 2016 ini, menginjak tahun kelima pelaksanaan program ini sejak diluncurkan pada tahun 2011, telah ada 165 Kabu-
paten/Kota yang menjadi anggota peserta P2KH, dengan menyusun Rencana Aksi Kota Hijau. Kabupaten/Kota yang telah
menjadi peserta P2KH dituntut membentuk Forum Komunitas Hijau (FKH). FKH merupakan pengejawantahan dari atribut
Green Community, yang terdiri dari kumpulan komunitas yang telah aktif di setiap kota yang memiliki kepedulian tentang isu
lingkungan-sosial untuk mengembangkan aktivitas perkotaan berbasis masyarakat.
Lokalatih FKH ini diselenggarakan untuk mengembangkan kapasitas para penggerak FKH agar mendapat pemahaman yang
baik mengenai kondisi kotanya masing-masing sehingga dapat melakukan aksi pergerakan yang tepat sasaran. Kepekaan
terhadap isu-isu perkotaan dibutuhkan guna menghasilkan solusi yang berkelanjutan bagi kotanya. Dengan begitu perwuju-
dan kota hijau di Indoneisa menjadi lebih efektif dan efisien.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kota hijau hanya dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif seluruh pemangku
kepentingan. Tidak hanya pemerintah pusat dan pemerintah daerah, namun juga peran serta dari Forum Komunitas Hijau
(FKH) untuk mengembangkan aktivitas perkotaan berbasis masyarakat. FKH juga menjadi mitra pemerintah daerah dalam
menjadi penggerak terciptanya kota-kota hijau di Indonesia.
Kembali kami ingin mengingatkan bahwa perwujudan kota hijau yang berkelanjutan adalah tanggung jawab kita bersama.
Tak terkecuali komunitas yang memiliki peran strategis dalam menggerakan masyarakat untuk turut menjaga lingkungan
perkotaannya.
LOKALATIH FKH | ii
LAPORAN kegiatan lokalatih ini merangkum keseluruhan
penyelenggaraan Lokalatih FKH 2016 yang merupakan hasil
kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) dan Yayasan Kota Kita dengan menggunakan
modul Urban Citizenship Academy (UCA). Rangkaian
Lokalatih FKH diselenggarakan selama 3 (tiga) kali di Sura-
karta, dimulai dengan workshop I yang diselenggarakan pada
5-7 September 2016, workshop II pada 4-6 Oktober 2016,
dan diakhiri dengan workshop III pada 8-10 November 2016.
Lokalatih merupakan kegiatan fasilitasi kepada peserta P2KH
pada tahun pertama keikutsertaan yang menargetkan pelatihan
kepada perwakilan Forum Komunitas Hijau (FKH) terpilih. Pemi-
lihan dilakukan berdasarkan keaktifan FKH dan komitmen penuh
untuk mengikuti keseluruhan kegiatan lokalatih.
Laporan ini berisi ringkasan materi dari workshop I sampai dengan
workshop III, sekaligus penyampaian sekilas kinerja atau hasil
pelatihan setiap FKH peserta Lokalatih selama mengikuti
Lokalatih.
Pada Workshop I, ditekankan pentingnya peran komunitas
dalam perwujudan kota hijau; pengenalan terhadap berbagai
krisis perkotaan dan konsep dasar citizenship; pembelajaran
dalam pemetaan lapangan, strategi pengumpulan data; serta
pengetahuan tentang mengindentifikasi permasalahan kota.
Selanjutnya, peserta akan belajar tentang pada Analisa Data,
pengenalan tentang Analisis Pemangku Kepentingan, melakukan
Analisis Intervensi melalui Studi Lapangan, membuat Pohon
Peluang, dan berlatih mengkonsep sebuah Rencana Aksi pada
Workshop II.
Sedangkan pada Workshop III, peserta diajak untuk Mem-
bangun Advokasi, mulai dari memahami relasi antar pemangku
kepentingan, menentukan mitra yang berpengaruh, mengenali
metode-metode advokasi, menyusun pesan dalam advokasi,
menyusun taktik advokasi, sampai memilih medium advokasi
yang tepat. Pada akhir Workshop III, setiap FKH akan memiliki
kemampuan menyusun Rencana Aksi Komunitas yang men-
jawab permasalahan kota, didukung dengan kesesuaian data,
dan pemilihan strategi komunikasi yang tepat, sebagaimana
pengaplikasian pengetahuan yang telah dipelajari dalam keseluruhan
Lokalatih FKH 2016 ini.
PENGANTAR
LOKALATIH
iii | LOKALATIH FKH
DAFTAR ISI
SAMBUTAN i
PENGANTAR LOKALATIH ii
DAFTAR ISI iii
TENTANG FORUM KOMUNITAS HIJAU (FKH) 1
TENTANG KOTA KITA & UCA 	 3
PESERTA 5
AGENDA 13
PERWUJUDAN KOTA HIJAU
BERBASIS KOMUNITAS 15
WORKSHOP I 	 19
Krisis Perkotaan 20
Citizenship 101 21
Pengenalan terhadap Ruang Perkotaan 22
Pengenalan terhadap Pemetaan 24
Memahami Masalah Perkotaan 27
Pohon Permasalahan 28
Strategi Pengumpulan Data 29
LOKALATIH FKH | iv
WORKSHOP II 			 33
Pengenalan Analisis Pemangku Kepentingan 34
Pengenalan Partisipasi Komunitas 36
Analisis Situasi 37
Pengenalan Analisis Data 38
Analisis Data 40
Studi Kasus : Sondakan 45
Pohon Peluang 47
5W1H 53
WORKSHOP III 			 59
HubunganAntarPemangkuKepentingan 60
Pengenalan Advokasi & Menyusun Pesan
dalam Advokasi 64
Taktik Komunikasi & Memilih Medium Advokasi 68
Presentasi Naratif 70
Visualisasi Data 71
LOKALATIH DALAM STATISTIK 83
LOKALATIH DALAM KESAN 84
hal.20
hal.27
hal.34
hal.37
hal.62
1 | LOKALATIH FKH
TENTANG
FORUM
KOMUNITAS
HIJAU (FKH)
DARI 8 (delapan) atribut Kota Hijau, Green Community
menjadi atribut utama untuk mengundang keterlibatan dan rasa
memiliki masyarakat melalui komunitas-komunitas yang akan
menjadi motor penggerak utama gerakan hijau di kota/kawasan
perkotaan serta menjamin keberlanjutan program Kota Hijau di
masa yang akan datang.
ATRIBUT KOTA HIJAU : GREEN COMMUNITY
Pengejawantahan atribut Green Community, melalui pemben-
tukan Forum Komunitas Hijau (FKH) adalah sarana mewadahi
komunitas-komunitas yang sudah ada, untuk saling belajar
dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kota Hijau.
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mendorong partisipasi
masyarakat melalui pembentukan Forum Komunitas Hijau (FKH)
dalam meningkatkan pengetahuan dan kepedulian seluruh
penghuni kota terhadap perwujudan kota hijau.
Forum Komunitas Hijau (FKH) adalah forum komunikasi antar
komunitas/kelompok warga yang peduli pada masalah lingkungan
dan sosial budaya di kota/kabupaten peserta P2KH. FKH
berfungsi sebagai kontrol dan pemantau keberlanjutan kualitas
dan kemanfaatan yang berkaitan dengan atribut kota hijau di
perkotaan.
8 Atribut Kota Hijau
• Pembentukan Forum Komunitas Hijau
• Peta Komunitas Hijau
• Aksi Kota Hijau
• Festival Hijau
water Community Planning&DESIGN WASTE
Energy OpenSpace Transportation Building
LOKALATIH FKH | 2
KARAKTER FKH
1.	 FKH adalah forum/wadah bagi komunitas, tanpa menghilangkan eksistensi komunitas masing-masing.
2.	 Keanggotaan FKH adalah komunitas, bukan perseorangan. Keanggotaan FKH bersifat terbuka, komunitas-komunitas
baru dapat bergabung sesuai dengan visi misi Kota Hijau.
3.	 Komunitas anggota FKH dapat melakukan kegiatan bersama-sama atas nama FKH, atau juga atas nama komunitas
sendiri.
4.	 Prinsip FKH adalah independen dan mandiri.
5.	 Pendanaan FKH didapat dari berbagai sumber, seperti sponsorship, usaha bersama maupun bantuan dari pemerintah/
swasta.
SuratminatP2KH
1
WorkshopRAKH*
2
ProposalRAKH*
3
PembentukanTimSwakelola
danFKH**
5
PiagamKotaHijau
4
PenyusunanMasterplanKotaHijau
6
PenyusunanPeta
KomunitasHijau
7
FestivaldanAksiKotaHijau
8
PenyusunanDEDRTH9
PembangunanRTH
10
Tahun ke 1 Tahun ke 2
Tahun
ke 3
RAKH: Rencana Aksi Kota Hijau
FKH: Forum Komunitas Hijau
Pengembangan8Atribut
KotaHijau
11
Tahun
ke 4-5
tahapan fasilitasi P2KHTahapan Fasilitasi P2KH
KEGIATAN FKH
Pada tahun kedua tahapan program, setiap kota/kabupaten peserta P2KH difasilitasi dalam kegiatan penyusunan Peta
Komunitas Hijau, dan kegiatan Festival-Aksi Komunitas Hijau.
Selain kegiatan tersebut, FKH dapat menjalankan kegiatan-kegiatan lain secara mandiri yang bertujuan, antara lain :
•	 Meningkatkan pemahaman kepada warga tentang pentingnya kota hijau bagi keseimbangan fungsi kota yang berkelanjutan
•	 Mengajak warga untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau yang ada, serta berperan aktif dalam peningkatan kualitas
dan kuantitas RTH Kota/Kawasan Perkotaan.
•	 Forum Komunitas Hijau (FKH) kota/kabupaten sebagai mitra pemerintah kota/kabupaten dalam meningkatkan kualitas
dan kuantitas RTH kota/kawasan perkotaan.
3 | LOKALATIH FKH
TENTANG
KOTA KITA &
UCA
YAYASAN Kota Kita berdiri pada tahun 2009, bekerja dengan
menggunakan pendekatan participatory planning, analisa
data-data perkotaan, dan action research bersama masyarakat.
Hingga saat ini Kota Kita telah bekerja di 12 kota di Indonesia
dan juga di luar negeri. Kota Kita percaya dengan membawa
masyarakat lebih berdaya (empowerment), maka bisa meng-
gunakan kapasitas mereka untuk mengadvokasikan diri. Kota
Kita bergerak melakukan suatu proyek advokasi, seringkali
menjembatani antara komunitas dan pihak pemerintah. Dengan
menggunakan data-data yang dimiliki oleh komunitas agar
advokasi lebih kuat dalam mempengaruhi pemerintah.
URBAN Citizenship Academy (UCA) merupakan suatu akademi
yang bertujuan mendorong keterlibatan aktif para peserta
untuk membuat perubahan positif di lingkungan masing-masing
melalui penguatan kapasitas dan partisipasi serta kerelawa-
nan di kota. Warga yang aktif akan sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki kota menjadi lebih baik. Melalui proses pem-
belajaran dua arah, timbal balik peserta diperlukan sebagai
bahan pembelajaran satu sama lain. Target sasaran UCA ini meliputi
individu, komunitas, organisasi, yang memiliki kepedulian terhadap
lingkungan ingin melakukan perubahan.
LOKALATIH FKH | 4
Desain partisipatif ruang bermain anak di Banjarmasin
Pemanfaatan ruang kota
Diskusi warga Siak terhadap permasalahan lingkungannya
Urban skill, citizenship, dan kepemimpinan merupakan 3 kom-
petensi utama dalam UCA yang dibalut dalam suatu mentorship
selama 3 bulan. Diakhir diharapkan dapat tercipta komunitas
pembawa perubahan.
Ketiga kompetensi utama tersebut saling melengkapi. Citizen-
ship (kewargaan) lebih fokus kepada pola relasi antara warga
dengan sistem identitasnya masing-masing. Bagaimana kita
membentuk relasi yang baik, menjadi warga yang aktif yang
memiliki hak sekaligus tanggung jawab. Untuk leadership,
melalui pelatihan UCA suatu komunitas dapat menjadi agen
perubahan yang akan memprakarsai perubahan. Kedua hal
tersebut disokong oleh urban skill yaitu berupa kemampuan
teknis dan kemampuan praktis yang nantinya akan sangat me-
mudahkan kita dalam melakukan penilaian terhadap perubahan
yang dilakukan.
Pelatihan UCA di bagi 3 tahap pelatihan, yang pertama adalah
community mapping, belajar mengidentifikasi permasalahan,
hingga melakukan pemetaan. Di pelatihan kedua melakukan
data analisis, dan pelatihan yang terakhir adalah penyusunan
advokasi. Diakhir pelatihan Graduation diselenggarakan sebagai
tanda kelulusan dari akademi kewargaan perkotaan.
5 | LOKALATIH FKH
PESERTAPeserta berasal dari 10 dari 22 kota/kabupaten
anggota P2KH 2016 yang menandatangani MoU
Kota Hijau pada akhir tahun 2015.
ProvinsiAceh
1.KotaSabang
ProvinsiJambi
3.Kab.Tebo
* Kab.Bungo
ProvinsiSumateraSelatan
5. KotaPalembang
* KotaPrabumulih
* Kab.OganKomeringIlir
* Kab.Banyuasin
* Kab.OganKomeringUluTimur
ProvinsiBengkulu
.
4.KotaBengkulu
ProvinsiBanten
* KotaTangerang
ProvinsiKepulauanRiau
*Kab.Bintan
ProvinsiSumateraBarat
2.Kab.Dharmasraya
LOKALATIH FKH | 6
r
.
ProvinsiJawaTimur
*
.
KotaSurabaya
6.Kab.Tulungagung
ProvinsiNusaTenggaraBarat
.
7.KotaBima
.
ProvinsiSulawesiSelatan
* KabupatenGowa
ProvinsiMaluku
* KotaTual
ProvinsiGorontalo
* Kab.Boalemo
ProvinsiKalimantanSelatan
8.Kab.TAPIN
9.Kab.HuluSungaiSElatan
10.Kab.Banjar
* KotaBanjarBaru
7 | LOKALATIH FKH
PROFIL
PESERTA
Bobby terlibat dalam komunitas IOF, yang merupakan wadah
penggemar kegiatan off-road, yang cabangnya tersebar di
seluruh Indonesia. Selain melakukan kegiatan off-road, IOF
juga menyelenggarakan kompetisi, rekreasi, atau kegiatan yang
berhubungan dengan sosial kemasyarakatan. Di bidang sosial ke-
masyarakatan, IOF memiliki sebuah gerakan komunitas bernama
IOF Peduli. IOF Peduli berpartisipasi aktif memberikan bantuan
transportasi logistik dan pertolongan di daerah-daerah yang
terkena bencana alam. Di Dharmasraya, Komunitas IOF berada
dibawah naungan Dinas Pariwisata Kabupaten Dharmasraya.
BOBBY ANDRIAN
(b.andrian78@gmail.com)
Indonesia Offroad Federation (IOF)
cabang Dharmasraya
FKH
DHARMASRAYA HIJAU
(KAB.DHARMASRAYA)
SUMATERA BARAT
Yudi tergabung dalam paguyuban Brotherhood Dharmasraya Ba-
tas, yang misi pendiriannya bertujuan untuk menyatukan klub-klub
motor yang ada di Dharmasraya dan sekitaran Batas. Penyatuan
klub motor dilakukan untuk menjalin, mencari, mempererat
persaudaran sesama bikers maupun pengendara motor lainnya.
Kegiatan komunitas Brotherhood Dharmasraya Batas umumnya
berupa acara kumpul-kumpul antar sesama bikers.
YUDI PERMANA
(lubukkarya@gmail.com)
Brotherhood Dharmasraya Batas
HERU LESMANA
(hael4747@gmail.com)
Komunitas Sepeda Dharmasraya
Dari 10 FKH P2KH 2016, 31 peserta mengikuti keseluruhan
kegiatan lokalatih FKH 2016. Para peserta berasal dari 30-an
komunitas yang berbeda.
Sebagai penggemar kegiatan bersepeda, Heru tergabung dalam
komunitas sepeda Dharmasraya. Selain menyehatkan, komunitas
bersepeda juga mengkampanyekan upaya pengurangan emisi
dan polusi dengan mengajak sebanyak-banyaknya orang memini-
malisir penggunaan kendaraan bermotor.
Bobby Andrian (0812 6343 040)
b.andrian78@gmail.com
LOKALATIH FKH | 8
Memiliki hobi di dunia musik, melatari Koko mengikuti komuni-
tas KSATRIA, yang kerap memberikan kritik sosial melalui seni
musik sebagai bagian dari bentuk kegelisahan warga Tebo yang
hutannya sedang kritis karena dirambah oknum-oknum tertentu.
Karya komunitas KSATRIA yang telah dihasilkan, diantaranya
jingle bertema hutan Tebo, sebagai pusat paru-paru dunia yang
kondisinya kini sedang kritis.
KOKO HADIWANA
(kokohadiwana@gmail.com)
KSATRIAFKH
TEBO KOTAKU
(KAB.TEBO)
JAMBI
Dari kegemarannya menangkap momen melalui kamera dan
kesenangannya pada hal-hal yang berhubungan dengan visual, Bayu
aktif dalam TEPHOCY, komunitas yang bergerak dalam kegiatan
fotografi yang membantu branding wisata lokal melalui foto, video,
dan media cetak. TEPHOCY juga kerap mengkritik pemerintah
lokal melalui foto-foto yang dihasilkannya.
BAYU KRISNA IRAWAN
(bakawanzone@gmail.com)
TEPHOCY (Tebo Photography Community)
Hendri yang juga biasa dipanggil ‘Tole’ ini bisa disebut sebagai
seniman sastra, aktif di komunitas yang bergerak di bidang Seni
Sastra, bernama PINTU. PINTU, sebagaimana berfungsi sebagai
tempat keluar masuk, komunitas PINTU membuka kesempatan
bagi siapapun dapat masuk dan diterima dengan segala potensi
apapun yang dimiliki apapun.
HENDRI ‘TOLE’ ISKANDAR
(hendri.iskandar@ymail.com)
Komunitas PINTU
FKH KOTA BENGKULU
BENGKULU Ade merupakan pendiri dari Wahana Lingkungan Kandang Mas
Agrosari, wahana penyelamatan lingkungan yang berbasis pada
pemberdayaan masyarakat, teknologi agriculture, ecoeducation,
energy renewable, dan waste management. Wahana mengolah
limbah sampah menjadi energi yang bisa bermanfaat untuk
masyarakat. Karenanya, tak jarang, tempat ini dijadikan tempat
pembelajaran sekolah-sekolah untuk kunjungan studi.
ADE DHARMA PUTRA
(ade.marthadinata@gmail.com)
Wahana Lingkungan Kandang Mas Agrosari
Memiliki kepedulian dalam isu persampahan, menjadi alasan Dwi
tergabung dalam komunitas GRACE, komunitas yang bergerak di
bidang penanggulangan sampah dan juga mengarahkannya pada
kegiatan social entrepreneur.
DWI SUTRISNO
(dwisutrisno960@gmail.com)
Grace Community
Selain kewajibannya menjalani studi perkuliahan, tidak mengha-
langi Gene untuk aktif dalam kegiatan aktivisme kampus bernama
COSMIP. COSMIP merupakan komunitas yang bergerak di bidang
seni dan kritik sosial kampus.
GENE CERIAWATI
(gene_ceriawati@yahoo.com)
COSMIP
Ade Dharma Putra (0821 5421 0288)
ade.marthadinata@gmail.com
Koko Hadiwana (0853 8342 8401)
kokohadiwana@gmail.com
9 | LOKALATIH FKH
FKH SRIKSETRA
(KOTA PALEMBANG)
SUMATERA SELATAN
Seiring pertanian perkotaan (urban farming) populer diperke-
nalkan melalui kegiatan komunitas, Cholil mendalaminya melalui
komunitas Rumah Hijau, komunitas Urban Farming di Palembang
yang fokus pada kegiatan yang mendukung kemandirian pangan
untuk masyarakat rentan, advokasi dan pendampingan dalam
membangun pertanian organik serta kampanye isu-isu lingkungan
hidup.
CHOLIL
(cholil15@yahoo.com)
Rumah Hijau
Dimulai dari hobi membaca puisi, Febri aktif di Komunitas
Batanghari Sembilan, atau dikenal dengan Kobar 9. Kobar 9 ingin
menggelorakan kembali seni budaya lokal (Palembang), sekaligus
mengkampanyekan kepedulian terhadap kearifan lokal, melalui
berbagai pementasan teater.
FEBRI IRWANSYAH
(valintani@yahoo.com)
Komunitas Batanghari Sembilan (Kobar 9)
Perempuan yang akrab disapa “Butet” ini tergabung dalam
Sahabat Walhi Palembang. Sahabat Walhi adalah sayap organisasi
Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) yang berbentuk komunitas
lingkungan yang mengkampanyekan isu lingkungan melalui
edukasi, seperti daur ulang kertas untuk anak-anak TK-SD yang
hasil daur ulangnya dapat digunakan menjadi barang yang bisa
digunakan, seperti kotak alat tulis. Sahabat Walhi juga melakukan
edukasi melalui seni, dengan karya komik yang dapat dinikmati
semua masyarakat.
PUSPITA ‘BUTET’ INDAH SARI S.
(phytaladyrose02@gmail.com)
Sahabat Walhi
FKH KAB.TULUNGAGUNG
JAWA TIMUR Berbekal kepeduliannya pada ketersediaan ruang hijau di
Tulungagung, Karsi menjadi penggiat di komunitas HAMPAR, yang
bergiat dalam penyelamatan kawasan sumber air dan edukasi
lingkungan. Komunitas HAMPAR pada tahun 2016 juga meme-
nangkan juara I Lomba Desain Ruang Terbuka Hijau se- Provinsi
Jawa Timur.
KARSI NERRO SOETHAMRIN
(campjavastone@yahoo.co.id)
HAMPAR
(Habitat Masyarakat Peduli Alam Raya)
Pria yang akrab dengan panggilan ‘Joe’ ini adalah seorang
guru di SMA Katholik Santo Thomas Aquino yang telah bergelar
penghargaan Adiwiyata. Sebagai seorang pengajar, Joe gigih
melibatkan siswa dalam kegiatan pengelolaan lingkungan dalam
maupun luar sekolah. Joe juga menyebarkan semangat peduli
lingkungan dengan memasukkan pembelajaran berbasis sampah,
termasuk mengadakan lomba-lomba karya ilmiah berbasis
sampah dan lingkungan.
HARIYADI ‘JOE’
(hariadi_joe@yahoo.co.id)
SMA Katholik Santo Thomas Aquino
Porwadi tergabung dalam Kader Berseri, kelompok masyarakat
yang aktif dalam pengelolaan lingkungan khususnya di perkam-
pungan wilayah perkotaan. Dengan lahan yang sempit di daerah
perkotaan Tulungagung, Kader Berseri, berupaya memanfaatkan
ruang yang minimal melalui penghijauan-penghijauan vertikal
yang dilakukan oleh masyarakat.
PORWADI
Kader Berseri
Karsi (0813 5999 9699)
tulungagunghijau@gmail.com
Cholil (0853 2012 1938)
fkhpalembang@gmail.com
Sriksetra FKH Palembang
@FKHPalembang
Sriksetra.palembang
LOKALATIH FKH | 10
FKH GO GREEN BASTARI
(KAB.TAPIN)
KALIMANTAN SELATAN
Hendera Gunawan, lebih akrab dengan panggilan ‘Ogun’ berasal
dari TSC kependekan dari Tapin Scooter Club. TSC merupakan
komunitas Club Vespa di Kabupaten Tapin, dengan kegiatan rutin
menyambangi tempat-tempat wisata untuk mengkampanyekan
kesadaran ‘buang sampah pada tempatnya’ dan melakukan aksi
penanaman pohon.
HENDERA GUNAWAN ‘OGUN’
(guent.gunadi@yahoo.co.id)
Tapin Scooter Club (TSC)
Aina tidak jengah berada dalam kelompok hobi yang lekat dengan
stereotipe kelelakian, dengan tergabung dalam komunitas
S.E.A.T, yakni penggemar olahraga air soft gun. Dalam keseha-
riannya sebagai pendidik anak usia dini (PAUD) di sekolah alam
dan sekolah-sekolah yang berada di pelosok, Aina juga aktif di
komunitas sepeda.
NURUL AINA
(aina33.fkh@gmail.com)
S.E.A.T(Air Soft Gun)
Rezza yang dalam kesehariannya berprofesi sebagai pegawai
honorer di Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Tapin,
tergabung dalam komunitas Bersepeda Tapin, kelompok khusus
pengendara sepeda gunung.
REZZA RAMADANI
(rezza.ramadani26@gmail.com)
Bersepeda Tapin
FKH
INTAN BARAKAT(KAB.BANJAR)
KALIMANTAN SELATAN
Sebagai seorang pewarta, Fatur aktif di perkumpulan wartawan
dan pekerja media, bernama Media Kalimantan atau dikenal
dengan MK. Fatur secara khusus bergelut di MK Pelindung Ling-
kungan, bidang yang mengurusi kepedulian lingkungan. Kegiatan
yang dilakukan MK Pelindung Lingkungan, antara lain : berbagi
tips hijau, mengelola bank sampah, mengajak lingkungan sekitar,
agar pintar dalam memilah sampah mulai dari rumah tangga,
melakukan penanaman pohon.
FATURRAHMAN
(fathurbanjar@gmail.com)
Media Kalimantan (MK) Pelindung Lingkungan
Teguh mendirikan Komunitas Kampung Baru Hijau 4 Mei 2015,
setelah 5 tahun terakhir berkegiatan tanpa nama. Kampung Baru
Hijau berupaya mengubah kampung berstigma negatif (banyak
preman, maling) menjadi kampung yang lebih baik melalui kegia-
tan penghijauan. Teguh sengaja memberikan bibit yang sulit hidup
yang ditanam saat musim kering sehingga dibutuhkan ketelatenan
untuk merawatnya. Ketelatenan dan semangat gotong royong yang
dipupuk melalui kegiatan rutin setiap minggu pagi demi keasrian
lingkungan, perlahan mengubah perangai warga menjadi lebih positif.
TEGUH
Kampung Baru Hijau
Dongeng menjadi media yang selalu diandalkan Enik untuk
mengedukasi anak-anak melalui komunitas Kampung Dongeng
Intan Martapura. Melalui dongeng, pesan lingkungan yang disam-
paikan lebih mudah diterima, anak-anak tidak merasa dihakimi.
Enik juga menyisipkan pembentukan karakter usia dini dalam
kegiatan mendongeng rutin setiap minggu sore (minggu 2,3 &
4) di kampung dan kegiatan dongeng keliling ke sekolah-sekolah
PAUD/SD.
ENIK MINTARSIH
(enik.mintarsih11@gmail.com)
Kampung Dongeng Intan Martapura
Ogun (0821 5352 3691)
guent.gunadi@yahoo.co.id
Fatur (0811 900 2352)
fkh.banjar@gmail.com
fkh.Banjar
@fkhbanjar
fkh_intan_barakat_
11 | LOKALATIH FKH
FKH SEHATI
(KAB.HULU SUNGAI SELATAN)
KALIMANTAN SELATAN
Melihat sampah yang ada di sekelilingnya, Aulia merasa perlu
untuk berbuat sesuatu. Terlibat dalam komunitas Bank Sampah di
Kota Kandangan, kawasan perkotaan Kab. Hulu Sungai Selatan,
Aulia turut mengelola limbah/sampah menuju zero waste dengan
menerapkan konsep 3R. Pusat Bank Sampah yang berlokasi di Jalan
Angakarsa RT 03/RW 02 Kelurahan Kandangan Barat, kini telah
mempunyai beberapa unit Bank Sampah dengan total nasabah
Bank Sampah, mencapai 660 orang.
AULIA RAHMAN
(bisnissukseshss@gmail.com)
Bank Sampah
Serupa dengan Aulia, Rahman juga aktif dalam komunitas Bank
Sampah di kawasan yang lain. Rahman berniat membuat ling-
kungan menjadi bersih tanpa sampah. Selain mengupayakannya
melalui program bank sampah kredit peduli lingkungan, Rahman
juga kerap terlibat dalam kegiatan penanaman pohon, membina
dan membangun kawasan wisata ‘Tabuk’ di Kab. Hulu Sungai
Selatan agar lebih bersih, bekerjasama dengan Dinas Pariwisata.
ABDUL RAHMAN
(bisnissukseshss@gmail.com)
Bank Sampah
Masdiansyah, atau jika terlalu panjang, Anda bisa memang-
gilnya sekedar dengan sapaan ‘Mas’. Mas yang memiliki hobi
bersepeda, tergabung dalam komunitas Mountain Bike (AC3),
klub sepeda gunung di Kab. Hulu Sungai Selatan yang juga
memiliki kegiatan bakti sosial dan aksi penghijauan.
MASDIANSYAH
(dimasesco.14@gmail.com)
Mountain Bike (AC3)
FKH KOTA BIMA
NUSA TENGGARA BARAT Berdasar pada kesenangannya menikmati suasana alam bebas,
Mulbasir, atau biasa dipanggil ‘Mul’ bergerak di komunitas
kepecinta alaman, Komunitas Pecinta Alam Kota Bima (KOPA). Tak
hanya menaklukkan alam di ketinggian dengan pendakian gunung
(Mountenering) dan Rock Climbing (Panjat Tebing), KOPA juga
berkegiatan di bidang lingkungan dan sosial, seperti Penelusuran
Gua/Speleologi, dan transplantasi terumbu karang.
MULBASIR
(mul.basyir92@yahoo.co.id)
Komunitas Pecinta Alam Kota Bima (KOPA)
FTSB yang mungkin di benak orang, hanya hadir pada saat terjadi
bencana, Lukman atau bisa juga dipanggil ‘Tejo’ mencoba melu-
ruskan anggapan klise tentang kegiatan tim kebencanaan. Selain
bergerak dalam bidang sosial, khususnya kebencanaan yang
ada di Kota Bima, FTSB juga bergerak dalam bidang pelestarian
lingkungan hidup, sebagai bentuk pengurangan resiko terhadap-
bencana dan juga mencapai kelestarian lingkungan sekitar.
LUKMAN ‘TEJO’
(lukmanftsb19@gmail.com)
Federasi Tim Siaga Bencana (FTSB)
Dari kegemarannya berkelana, An, sapaan akrab Sya’an, mengi-
kuti komunitas My Trip My Adventure(MTMA Bima) regional
Bima. Misi yang diemban MTMA Bima, tidak semata erat
pada bidang pariwisata, tapi juga peduli sampah. Melalui
penggalakkan kampanye “Nyampah Sembarangan Gak Asik”
di media sosial, MTMA Bima berkomitmen menjaga kebersihan
kawasan wisata, baik di darat maupun lautan.
MUHAMMAD SYAR’AN
(muhammad.syaran@yahoo.co.id)
My Trip My Adventure(MTMA Bima) regional
Bima
Aulia (0811 5544 478)
bisnissukseshss@gmail.com
Mul (0853 3865 7326)
fkhkotabima@gmail.com
fkhkotabima
fkhkotabima
LOKALATIH FKH | 12
Irwan aktif sebagai penggiat Sustainable Tourism Development
(STD) Sabang, yang dicetus dalam kegiatan Sadar Wisata yang
digagas oleh Kementerian Pariwisata pada 2015, dan kemu-
dian menjadi komunitas mandiri. STD sabang bertujuan untuk
menciptakan lingkungan, masyarakat, dan ekonomi daerah yang
berkelanjutan, yang beranggotakan masyarakat Sabang yang
peduli dengan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. STD
Sabang saat ini aktif melakukan kegiatan Sadar Wisata dengan
melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Duta Wisata.
IRWAN MAHDI
(irwanmahdi@gmail.com)
Sustainable Tourism Development (STD)
Sabang
Didasari oleh keprihatinan terhadap masih rendahnya Sumber
Daya Manusia (SDM) khususnya generasi muda Sabang dalam hal
pendidikan dan kesadaran lingkungan, Fatwa melalui komunitas
Greenindo, berkomitmen untuk memfasilitasi generasi muda
Sabang dalam peningkatan kapasitas (capacity building) dalam
bidang pariwisata, lingkungan hidup dan manajemen organisasi.
Komunitas Greenindo melakukan berbagai pelatihan masyarakat
seperti pelatihan kuliner pendukung pariwisata, pelatihan pem-
buatan kompos, pembinaan UKM di Gampong Aneuk Laot, selain
juga terlibat dalam pelestarian Danau Aneuk Laot di Sabang
FATWA AMRI
(fatwaamri@yahoo.com)
Greenindo
Anizul merasa terpanggil dengan inspirasi yang disebarkan
Indonesia Berkebun, untuk mengajak masyarakat kota bercocok
tanam. Anizul yang juga mengemban amanah sebagai Duta Wisata
Kota Sabang 2016, mencoba menumbuhkan semangat berkebun
anak muda melalui komunitas Sabang Berkebun terutama di Pu-
lau Weh Sabang. Setelah tanam perdana yang berlokasi di Kebun
Piyoh pada 12 Desember 2014, saat ini kegiatan berkembang
dengan memanfaatkan beberapa lahan tidur, pengembangan
metode berkebun, serta pelibatan lebih banyak masyarakat.
ANIZUL FARMI
(anizulmeutuahmirah@gmail.com)
Sabang Berkebun
RIZA PUTRA KURNIA
rizaputraku@yahoo.com
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sabang
Riza, seorang pekerja PMI kota Sabang yang mengerahkan en-
erginya untuk bergerak dalam kegiatan atas nama kemanusiaan.
Riza terlibat dalam mengurusi kegiatan khas palang merah, yakni
donor darah, sampai memberikan pelayanan masyarakat yang
maksimal, khususnya pada masa darurat, seperti kebakaran atau
gempa bumi.
FKH TEURAWAH
(KOTA SABANG)
ACEH
Irwan (0813 7710 3347)
irwanmahdi@gmail.com
fkh teurawah
“Variasi asal komunitas dan asal kota/kabupaten menghasilkan pelaksanaan lokalatih yang dinamis.
Diharapkan tercipta interaksi, pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan saling belajar, agar kelak setiap
peserta dapat menyebarkan kemampuan hasil dari lokalatih ini ke kota/kabupaten asal maupun komunitas
masing-masing.”
13 | LOKALATIH FKH
AGENDA
LOKALATIH
10.00 - 12.00 Registrasi Peserta
Sambutan Pembukaan
Penyambutan Peserta
Kebijakan Kota Hijau
Perwujudan Kota Hijau Berbasis Komunitas
Pengenalan UCA
Krisis Perkotaan
Citizenship 101
Pengenalan Ruang Perkotaan
Pengenalan Pemetaan
Persiapan Pemetaan Lapangan
Pemetaan Lapangan
Presentasi Kelompok: Latihan Pemetaan
Identifikasi Permasalahan Perkotaan & Pohon
Permasalahan
Kerja Kelompok: Pohon Masalah
Presentasi Kelompok & Refleksi
Pengenalan Data dan Strategi Pengumpulan Data
Pentingnya Kesesuaian Data
Pendekatan Anggota Komunitas
Perencanaan Strategi Pengumpulan Data
Latihan Kelompok
Refleksi: Presentasi Kelompok
Penjelasan Tugas
Perkotaan Kita14.35 - 17.25
Identifikasi
Permasalahan
Perkotaan
Pemetaan &
Pengumpulan
Informasi
08.30 - 14.45
14.45 - 17.45
Perencanaan
Pengumpulan
Data
08.30 - 16.30
Senin, 5 September 2016
Selasa, 6 September 2016
Rabu, 7 September 2016
Pembukaan13.00 - 14.35
WORKSHOP I :
PEMETAAN KOMUNITAS
LOKALATIH FKH | 14
WORKSHOP II :
ANALISIS DATA 10.00 - 12.00 Registrasi Peserta
13.00 – 13.45 Rekap Workshop 1 & pembahasan tugas dari Workshop I
Pengenalan Analisis Data
Studi Kasus Analisis Data: Sondakan
Latihan : Kerja Kelompok Analisis Data
Presentasi Kelompok
Pengenalan dan Metodologi Analisis Pemangku Kepentingan
Latihan Kelompok
Refleksi : Presentasi Kelompok
Pengenalan Partisipasi Komunitas
Studi Lapangan: Analisis Intervensi
Refleksi Kegiatan Lapangan
Mereview Pohon Masalah
Refleksi : Presentasi Kelompok
Pohon Peluang
Latihan Kelompok : Pohon Peluang
Refleksi : Presentasi Kelompok
5W1H
Latihan Kelompok: Konsep Rencana Aksi (5W1H)
Presentasi Kelompok
11.00 - 13.30 Presentasi : Progress Peta Komunitas Hijau
14.15 - 14.45 Penjelasan Tugas
Analisis Pemangku
Kepentingan
Partisipasi dalam
Penciptaan
Keberlanjutan
08.30 - 09.45
09.45 - 14.00
Mencari Solusi untuk
Perubahan
Selasa, 4 Oktober 2016
Rabu, 5 Oktober 2016
14.00 - 17.45
Mencari Solusi untuk
Perubahan
08.30 - 11.00
Kamis, 6 Oktober 2016
13.45 – 16.30 Analisis Lokasi
Selasa, 8 November 2016
10.00 - 12.00 Registrasi Peserta
13.00 – 13.45 Rekap Workshop II
Hubungan Antar Pemangku Kepentingan
Latihan: Relasi Pemangku Kepentingan
Refleksi
Menentukan Mitra yang Berpengaruh
Latihan : Identifikasi Pemangku Kepentingan
Refleksi & Kesimpulan
Rabu, 9 November 2016
Pengenalan Advokasi & Menyusun Pesan Dalam Advokasi
Latihan : Menyusun Advokasi
Refleksi
Taktik Komunikasi & Memilih Medium Advokasi
Latihan: Strategi & Medium Advokasi
Refleksi
Menetapkan Tujuan Rencana Aksi
Strategi Advokasi
Latihan: Membangun Strategi Komunikasi
Refleksi
Kamis, 10 November 2016
Presentasi Naratif
Latihan: Elevator Pitch
Mini Workshop: Visualisasi Data
Mini Workshop: Pengenalan GIS
Mini Workshop: Menyusun Pesan Dalam Sosial Media
12.45 - 13.45 Presentasi: Mensinergikan Keseluruhan
13.45 - 14.45 Penutupan
10.15 - 11.45
09.00 - 10.00
Menyatukan
Seluruh Materi
13.00 – 14.45
Merancang Alat
Komunikasi
Menyatukan
Seluruh Materi
14.45 - 17.00
Kekuatan dalam
Komunitas
13.45 – 17.30
09.00 – 11.45
WORKSHOP III :
MEMBANGUN ADVOKASI
15 | LOKALATIH FKH15 | LOKALATIH FKH
SITUASI GLOBAL HARI INI
PERWUJUDAN
KOTA HIJAU
BERBASIS
KOMUNITAS
ANDA dan kita semua masuk ke dalam satu barisan yang
hebat untuk membuat kota kita menjadi kota hijau, dan itu
letaknya ada di tangan kita. Komunitas-komunitas ini adalah
jantung, komunitas ini adalah tangan, komunitas ini adalah otak
dari kota hijau di kota masing-masing.
Krisis perkotaan nyata adanya, jika kita tidak bersiap sejak
sekarang, kelak kita tidak bisa berbuat apa-apa. Berapapun
uang yang Anda miliki, tidak akan mampu menumbuhkan pohon
dengan cepat. Kota kita bisa terkena penyakit akut yang sekali
terjang, langsung habis, seperti apa yang telah tsunami tunjuk-
kan kepada kita. Walaupun berbeda dengan karater tsunami
yang datang tiba-tiba, bencana ekologis tidak hadir tanpa gejala
sebelumnya. Bencana ekologis bisa menghancurkan kota kita,
jika kita tidak melakukan upaya-upaya.
Kita hanya memiliki satu planet bumi. Tidak ada kehidupan
selain di planet bumi yang hanya satu ini. Itulah mengapa bumi
disebut ‘Mother Earth’, karena hanya ia yang dapat melahirkan
kehidupan. Hingga saat ini, ia sudah ‘melahirkan’ 7 miliar manusia.
LOKALATIH FKH | 16LOKALATIH FKH | 16
Padahal satu planet Bumi hanya sanggup menghidupi
manusia pada saat populasi manusia menjelang tahun
2010. Setelah 2010, Ibu Bumi memelihara kita dengan
kualitas yang menurun, karena kemampuannya yang
terbatas harus dibagi lagi ke jumlah manusia yang semakin
bertambah. Apa yang kita dapatkan dulu, tidak sama
seperti sekarang. Ditambah lagi, kita dibebani hutang pada
generasi berikutnya yang terpaksa menerima kualitas yang
lebih rendah lagi. Apa yang seharusnya menjadi hak gen-
erasi mendatang, kita gunakan sekarang. Hidup kita hari
ini menggunakan energi dan sumber daya alam bumi yang
seharusnya untuk 5 tahun ke depan di tahun 2021.
Jika kita tidak melakukan apa-apa, pada tahun 2040,
seharusnya perlu ada 2 planet untuk menghidupi manusia,
tapi nyatanya bumi yang hanya ada satu-satunya. Masihkan
ada air bersih, lahan kosong, ruang hijau? Sementara yang
pasti, bumi semakin panas.
Kita tidak punya pilihan selain melakukan sesuatu. Kita
harus mengembangkan budaya hijau. Pemerintahan hanya
bisa menjadi pendorong, untuk membuat kita mampu
melakukan sesuatu, seperti lokalatih ini yang dibuat untuk
membangun kesadaran bersama. Komunitas harus mampu
melakukan sesuatu. Dimulai dari keluarga, lingkungan tem-
pat tinggal, tempat kerja, kelompok pertemanan, kelompok
yang lebih besar lagi, dan seterusnya. Adanya kesamaan
ketertarikan atau kesadaran bersama yang membentuk
komunitas memudahkan suatu pergerakan.
K-O-M-U-N-I-T-A-S
Sembilan (9) poin penting terkait komunitas
•	 Keberlanjutan : Isu utama dari kota hijau.
Jika berkomunitas hanya dari patungan saja untuk
berkegiatan bisa dipastikan tidak akan berkelanjutan.
Suatu keberlanjutan dasarnya adalah bermanfaat
untuk masyarakat, lingkungan, diri sendiri.
•	 Organisasi : Kata dasar komunitas adalah
commune, artinya bersama-sama. Jadi komunitas
adalah suatu organisasi bersama-sama.
Organisasi itu terdiri dari ketua/pemimpin dan anak
buah. Maka ciri organisasi yang berlanjut adalah
jarak orang pertama (pemimpin) dengan orang
kedua tidak terlalu jauh, baik gaya kepemimpinan,
daya tarik, daya juang, dan lain-lain. Jika terlalu jauh,
orang pertama tidak ada lagi maka komunitas itu
akan mati. Itulah perlunya kaderisasi.
•	 Masyarakat : Komunitas tak berarti tanpa
melibatkan publik.
•	 Usaha : Komunitas harus menguntungkan,
agar bisa berkelanjutan.
•	 Negara 	 : Pemerintah menjadi mitra komunitas
untuk bisa mengubah kota.
Pemerintah juga perlu menjadi pendorong, untuk
membuat komunitas mampu melakukan sesuatu
•	 Inisiatif 	 : Harus ada inisiatif dan prakarsa
agar komunitasnya hidup.
•	 Tindakan 	 : Semua komunitas harus berorientasi
terhadap aksi, jangan berhenti pada diskusi saja,
agar memberikan manfaat langsung pada lingkungan.
•	 Alam 	 : Lingkungan/ekologi
•	 Sejahtera	 : Untuk membuat komunitas
bisa menguntungkan, perlu menilik peluang mencapai
kesejahteraan.
Tulislah surat, tulislah proposal. Jika Anda tidak bisa
menulis surat maka tidak ada yang bisa Anda jual.
Ceritakan misi Anda dengan baik untuk mendapatkan
bantuan.
Mulai saat sekarang dan seterusnya, Anda harus menugas-
kan diri sendiri, berkomitmen bahwa Anda akan melakukan
upaya ini supaya kota Anda selamat. Jika Anda terpanggil,
kita punya sejuta alasan agar kota ini selamat.
Terletak di tangan Andalah masa depan kota hijau. Apakah
program Kota Hijau hanya jadi monumen sejarah di kota
kita? Atau memang sungguh-sungguh kota Anda mandiri
menjadi kota hijau ?
Kota tidak akan hijau jika kita tidak hidup hijau. Jika
dilakukan sendiri sulit, maka kita lakukan bersama. Jika
ingin pergi cepat berangkatlah sendiri, jika ingin pergi jauh
berangkatlah bersama-sama. Tidak ada perjalanan jauh
yang dilaksanakan secara singkat. Oleh karena itu Anda
harus membangun komunitas. Jika satu bosan dan lupa
yang lain mengingatkan.
Mari kita hidup hijau, orang-
orang juga hidup hijau, maka kota
kita akan hijau.
17 | LOKALATIH FKH
LOKALATIH FKH | 18
19 | LOKALATIH FKH
WORKSHOP I :
PEMETAAN KOMUNITAS
LOKALATIH FKH | 20
Krisis Perkotaan
Urbanisasi adalah sesuatu yang tak terhindarkan
Trend urbanisasi saat ini mengalami perkembangan
tercepat dalam peradaban manusia. Di China 30.000
orang berpindah setiap hari. Di India hampir 50.000 orang
setiap hari. Demikian pula halnya di Jakarta, proses migrasi
menjadi sangat masif. Kota-kota di Sumatera memiliki laju
perpindahan tercepat kedua di Indonesia seperti Palem-
bang, Medan dan Lampung.
Urbanisasi menjadi suatu bagian yang tidak bisa dihindari.
Ini merupakan pertanda bahwa dunia pun sedang berada
dalam proses menjadi kota. Setiap orang yang berpindah
ke perkotaan tentu mengambil manfaat dari fenomena ini,
dengan motif untuk mencari lapangan pekerjaan, mengubah
kondisi ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya. Namun
perlu diingat, pedesaan menjadi bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari proses perkotaan ini.
Akibat arus urbanisasi menimbulkan permasalahan di
perkotaan. Jika orang datang ke kota lebih banyak dari
pekerjaan yang disediakan maka akan timbul pengangguran.
Jika orang datang ke kota namun ruang terbatas maka
akan muncul kemacetan. Jika orang datang ke kota namun
tempat sampah tidak tersedia maka akan timbul tumpukan
sampah. Bayangkan jika kota berkembang begitu cepat se-
mentara pemerintah tidak antisipasi untuk ruang mobilitas
maka yang terjadi kekacauan dan kemacetan.
Masalah apa yang muncul di kota Anda?
Diskusi tentang perkotaan yang mengalami krisis bukanlah
untuk menakuti Anda. Namun diharapkan ini isu tersebut
dapat dijadikan sebagai pemicu. Siapa lagi yang akan
memperbaiki kota kita selain diri kita sendiri? Pemerintah
harus berbuat sesuatu, masyarakat harus bertindak dan
komunitas harus beraksi.
WORKSHOP
I
21 | LOKALATIH FKH
Citizenship 101
Apakah kita bisa dikatakan sebagai warga atau sekedar penduduk ?
Kewargaan erat kaitannya dengan rasa memiliki dengan
suatu kelompok atau komunitas dan juga kebenaran dan
tanggung jawab yang diasosiasikan dengan keanggotaan.
Selain status, yang memberikan hak dan kewajiban,
kewarganegaraan juga merupakan orang yang berparti-
sipasi dalam membentuk masyarakat. Ini menyiratkan hak
tidak hanya dan tanggung jawab, tetapi juga interaksi dan
pengaruh dalam masyarakat.
Identitas lekat kaitannya dengan manusia. Sebagai
makhluk sosial, manusia selalu berkerumun sesuai dengan
identitasnya seperti komunitas pecinta sepeda, paguyuban
seni, komunitas peduli lingkungan dan lain sebagainya.
Ketika menjadi bagian dari kelompok tertentu maka secara
otomatis tumbuh rasa saling memiliki. Sebagai anggota
komunitas tentunya ingin berusaha untuk tetap berada
di komunitas itu. Jika anggota komunitas tidak berbakti
dan berkontribusi pada komunitasnya maka tidak berhak
disebut sebagai anggota komunitas. Begitu pula halnya
dengan negara, apabila Anda menjadi warga pasif tidak
berbuat sesuatu maka Anda hanya penduduk bukan warga
negara.
Apa yang Bisa Kita Lakukan ?
Banyak hal yang bisa kita lakukan. Dalam konteks ini, kita
tidak menilai seberapa besarnya. Tapi bagaimana Anda
ingin melakukannya.
Beberapa contoh diantaranya, warga Sungai Siak mencoba
untuk mendiskusikan apa yang bisa mereka lakukan di
masyarakat; memungut sampah di sepanjang sungai;
bersepeda sebagai kampanye untuk tidak menggunakan
kendaraan bermotor; serta mengumpulkan sampah plastik
ke bank sampah.
WORKSHOP
I
LOKALATIH FKH | 22
Pengenalan terhadap
Ruang Perkotaan
Elemen-elemen ruang kota mempengaruhi kualitas hidup kita
Lokasi tempat tinggal menentukan kualitas Anda. Tentu
akan ada perbedaan jika Anda hidup di lingkungan real
estate dengan lingkungan yang miskin. Anda dapat mem-
bedakan kesenjangan antara satu tempat dengan tempat
lain. Salah satu komponen ruang yang membedakan adalah
akses. Seandainya orang miskin memiliki akses ke sekolah
mungkin suasanya akan berbeda. Ketika memiliki akses,
secara otomatis kehidupan Anda akan berubah.
Akses adalah kemauan atau kemampuan seorang individu
untuk masuk, memanfaatkan atau menggunakan atau
mengambil keuntungan dari sesuatu. Namun akses dapat
dihalangi dalam konteks ruang kota seperti adanya
tembok, jalan, jembatan, jarak, kemampuan finansial, dan
kemiskinan.
Tembok secara fisik merupakan halangan terhadap akses
Sebagai contoh, dulu di Pantai Anyer kita bisa melihat pe-
mandangan pegunungan anak Krakatau yang indah namun
setelah dibangun kompleks vila, pemandangan tersebut
menjadi terhalang. Begitupula halnya taman kota yang
dipagari oleh tembok, maka akses publik terhadap taman
tersebut terhalang.
Jalan dan jembatan merupakan penghubung yang dapat
dilalui oleh seseorang. Ketika jalan dan jembatan yang
dilalui tersebut rusak maka akses menuju tempat tujuan
pun terhambat.
WORKSHOP
I
23 | LOKALATIH FKH
Semakin jauh jarak yang ditempuh maka akses akan
semakin berkurang. Sebagai contoh, jika lokasi tempat
tinggal Anda dekat dengan sekolah tentunya akan berbeda
jangkauannya ketika Anda tinggal di rumah yang jauh dari
sekolah.
Harga atau kemampuan seseorang menjadi suatu faktor
dalam aksesibiltas terhadap sesuatu. Ketika Anda memiliki
kemampuan finansial yang baik, maka selayaknya Anda
mendapatkan gaya hidup yang lebih baik begitu pula
sebaliknya.
Layanan publik yang buruk juga menghalangi seseorang
dalam mendapatkan akses terhadap fasilitasi yang layak.
Affordability
Poor Service Delivery
WORKSHOP
I
LOKALATIH FKH | 24
Pengenalan terhadap
Pemetaan
Untuk memahami konteks yang terjadi dalam suatu ruang spasial
Pemetaan adalah proses mengumpulkan data dan informa-
si pada lokasi spasial yang disajikan dalam bentuk visual.
Pemetaan sangat penting sebagai alat untuk memahami
konteks terjadinya sesuatu dalam ruang spasial. Pemetaan
semaksimal mungkin dilakukan pada skala terkecil, sebagai
contoh, tingkat kelurahan. Dengan menyajikan profil
kelurahan dan data tematik yang disusun bersama dengan
masyarakat. Data tematik yang disajikan sesuai dengan isu
yang diangkat seperti pendidikan, air, sanitasi, ekonomi,
kesehatan, dan lainnya.
WORKSHOP
I
25 | LOKALATIH FKH
Persebaran suatu kelurahan dapat terlihat berdasarkan
data tematik yang disajikan. Data tematik dapat dibanding-
kan antara data satu dengan data lainnya yang memung-
kinkan adanya keterkaitan ataupun irisan. Hasilnya dapat
dijadikan sebagai argumen spasial. Misalnya, persentase
penduduk yang tidak sekolah memiliki keterikatan dengan
persentase banyaknya keluarga miskin di suatu kelurahan.
Suatu masalah bisa terkait dengan masalah lain atau bisa
dikaitkan dengan isu lainnya.
Pemetaan pada tingkat kelurahan maka perlu dipetakan keseluruhan batas wilayah, termasuk area penduduk miskin yang merupakan bagian dari
komunitas. Dengan demikian, pemetaan membantu kita untuk mengidentifikasi seluruh bagian kawasan dan keseluruhan permasalahan
Contoh yang dilakukan Kota Kita di seluruh Solo. Jika Anda
akses website ‘solokotakita.org’, dengan mengaktifkan lay-
er ‘klinik’ pada bagian pemetaan, maka akan terlihat lokasi
klinik, ber-overlay dengan peta kepadatan penduduk. Ketika
pemerintah atau siapapun ingin membangun klinik baru,
mereka dapat mempertimbangkan data ini. Daerah-daerah
tidak padat mungkin tidak membutuhkan klinik baru.
Data ini juga digunakan untuk membandingkan atribut
data dari yang terkecil ke terbesar (misal, dari kepadatan
rendah ke tinggi). Maka jika dibandingkan terhadap denah
keseluruhan kota, terlihat lokasi yang kebutuhannya paling
mendesak. Sebagai basis argumentasi bahwa isu ini adalah
isu yang penting.
WORKSHOP
I
LOKALATIH FKH | 26
Peta Wisata (Komunitas dan Rumah Batik) Kelurahan Sondakan yang dibuat oleh Pokdarwis
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa lokasi
menjadi sangat penting untuk menjelaskan apa yang bisa dan
apa yang tidak bisa kita akses. Akses penting dalam mengaitkan
antar komponen spasial. Pemetaan juga membantu kita menun-
jukan hubungan antara berbagai masalah dengan fenomena.
Untuk membuat kesimpulan dari sebuah pemetaan, janganlah
terpaku hanya pada apa yang terlihat di peta. Penting untuk
menelusuri gap antara aspek-aspek yang tersaji dalam peta
dan kebutuhan ideal yang tidak terlihat di peta.
Gambar pemetaan akses di sebuah kawasan di Banjarmasin
WORKSHOP
I
27 | LOKALATIH FKH
Memahami Masalah Perkotaan
Membedakan masalah, sebab, dan akibat
Akibat
Sebab
Jika masalah diibaratkan sebuah pohon maka sebab adalah
sesuatu yang mengakar dari masalah tersebut. Di cari
terus apa sebab dari penyebab tersebut hingga cabang
dari akar sebab tersebut berhenti.
Begitupula halnya dengan akibat yang digambarkan
dengan dahan pohon. Perlu di gali terus apa akibat dari
masalah tersebut hingga dahan pohon tersebut tidak
memiliki cabang lagi.
WORKSHOP
I
LOKALATIH FKH | 28
Pohon Permasalahan
Perlunya mengetahui sumber masalah kota berdasarkan realita yang dihadapi
WORKSHOP
I
mencari sebab dan apa konsekuensi dari masalah tersebut.
Sebagai contoh, permasalahan yang diangkat dalam kasus
ini adalah “Anak-anak tidak memiliki jalur yang aman untuk
pergi ke sekolah”. Beberapa penyebab dari masalah
tersebut karena tidak adanya petugas penyebrang jalan,
tidak ada bus sekolah, orang tua tidak mengantar anaknya
ke sekolah karena orang tua berpikir anaknya dapat pergi
sendiri ke sekolah, letak sekolah jauh dari lingkungan
tempat tinggal, dan lain sebagainya.
Sedangkan masalah tersebut akan mengakibatkan 2 hal
yakni, anak-anak menjadi frustasi dan tidak mau sekolah
sehingga banyak anak yang bolos sekolah dan atau
dikeluarkan dari sekolah, dan anak belum cukup umur
mengendarai sepeda motor ke sekolah sehingga menin-
gkatkan kemacetan, kecelakaan motor, dan jalan menjadi
berbahaya.
Pohon masalah merupakan teknik untuk memecahkan per-
masalahan dengan menggambarkan rangkaian hubungan
sebab akibat dari beberapa faktor yang saling terkait. Po-
hon masalah berguna untuk membantu dalam menganalisis
sebab akibat dari masalah tersebut.
Langkah pertama yang perlu diketahui adalah pokok
masalah yang dihadapi. Ironinya, masalah yang Anda
persoalkan seringkali asumsi Anda terhadap masalah
orang lain, bukan masalah yang sebenarnya terjadi.
Anda perlu mengetahui sumber masalah dari kota Anda
masing-masing. Bukan dari idealisasi yang Anda miliki
namun harus berdasarkan realita yang dihadapi. Kemudian
memilah apa yang menjadi penyebab dari masalah itu dan
apa akibat yang akan dihadapi dari permasalahan tersebut.
Untuk memudahkan menyusun pohon masalah, Anda perlu
banyak bertanya mengapa masalah tersebut terjadi untuk
29 | LOKALATIH FKH
Strategi Pengumpulan Data
Untuk mengidentifikasi masalah perkotaan yang dihadapi, perlu turun langsung ke lapangan, mengumpulkan data yang
terserak di lapangan
Proses tanya jawab secara lisan yang dilakukan antara dua
orang untuk mendapatkan informasi yang tepat dari nara-
sumber yang terpercaya. Teknik interview atau wawancara
merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan
untuk memperoleh data yang diinginkan.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dijawab atau
dikerjakan oleh spesifik responden. Kuesioner digunakan
ketika Anda ingin mengumpulkan data yang bersifat kuan-
titatif. Kuesioner kerap digunakan untuk mengagregasikan
data yang sifatnya massif. Hasil pengolahan data kuesioner
dapat dibuat perbandingan persentase sebaran data.
Pemetaan menggunakan peta untuk membantu observasi
lingkungan secara visual. Teknik ini perlu menggunakan
perangkat kamera untuk mengambil gambar aktual sebagai
bukti kuat yang menyatakan informasi. Pengamatan Anda
sangat penting untuk setiap kondisi atau kejadian yang
terjadi pada saat itu. Sebaiknya, setiap informasi yang
didapat perlu dicatat.
FGD merupakan salah satu teknik wawancara yang dilakukan
secara berkelompok, untuk memperoleh persepsi secara
komunal. Pendapat atau opini setiap orang yang hadir FGD
lebih tersaring dan terkontrol. Namun perlu berhati-hati
karena cenderung menimbulkan rasa dominan. Maka perlu
dilakukan seleksi terhadap pemilihan peserta FGD. Modera-
tor juga memegang andil dalam mengendalikan dominasi
setiap peserta selama jalannya diskusi, mencegah satu
pihak lebih dominan dari pihak yang lainnya.
WORKSHOP
I
LOKALATIH FKH | 30
Transect walk adalah sebuah metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan menyusuri objek lokasi untuk
diamati secara mendalam. Metode ini merupakan cara
tradisional sebelum ada menggunakan peta dengan
menandai titik-titik penting selagi menyusuri lokasi. Namun
juga digabungkan dengan teknik wawancara pemangku
kepentingan setempat.
Review literatur atau data sekunder berisi uraian tentang
teori dan temuan yang diperoleh dari bahan acuan untuk
dijadikan landasan dari penelitian atau studi. Metode ini
digunakan untuk menyusun kerangka pemikiran untuk
pemecahan masalah.
WORKSHOP
I
31 | LOKALATIH FKH
LOKALATIH FKH | 32
33 | LOKALATIH FKH
WORKSHOP II :
ANALISIS DATA
LOKALATIH FKH | 34
Pengenalan Analisis Pemangku
Kepentingan
Siapapun yang memiliki ide untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, perlu diingat bahwa kita melakukannya bukan untuk
diri sendiri namun untuk masyarakat yang lebih banyak sehingga dibutuhkan keterlibatan pemangku kepentingan lainnya
Bagaimana meyakinkan orang lain ?
Anda yakin masalah pencemaran sungai itu penting, tetapi
masyarakat yang hidup di pinggiran sungai tidak peduli
akan masalah itu. Mereka terbiasa hidup di dalam per-
masalahan pencemaran sungai. Maka keyakinan seseorang
dalam hal ini menjadi suatu permasalahan yang perlu Anda
yakinkan.
Karena kita ingin meyakinkan orang maka kita perlu tahu
siapa yang perlu di yakinkan. Apakah pemerintah daerah?
Sektor Swasta? Atau seluruh masyarakat? Bayangkan bu-
tuh berapa sumber daya yang harus di keluarkan jika ingin
meyakinkan seluruh masyarakat Indonesia. Lalu, siapakah
target yang harus diyakinkan? Bagaimana kita mengenali
pemangku kepentingannya? Siapa yang harus kita temui?
Kita akan tahu dua hal ini jika memahami analisa pemangku
kepentingan, yaitu :
1.	 Siapa yang perlu diyakinkan ?
2.	 Bagaimana meyakinkannya ?
Jika kita berbicara mengenai pemangku kepentingan,
siapakah mereka?
WORKSHOP
II
35 | LOKALATIH FKH
Jika seseorang sedang duduk di sebuah beranda di pinggir
sungai, kira-kira isu apa yang kiranya mewakili gambar
diatas ?
Jika ingin memecahkan persoalan ruang bermain, maka
siapakah pemangku kepentingannya ?
Kebanyakan orang berpikir bahwa pemangku kepentin-
gannya adalah anak sebagai pengguna dan ibu sebagai
pengawas. Seringkali kita hanya memandang apa yang
ada di hadapan kita. Padahal ada banyak pihak diluar dari
gambar diatas yang berperan penting.
Sebagai contoh, gambar diatas berlokasi di Banjarmasin.
Pada gambar tersebut tidak terlihat pengguna kendaraan
bermotor yang berkendara. Dahulu di Banjarmasin, titian
jalur orang berjalan menggunakan kayu. Sekarang, banyak
pengendara bermotor yang melintas di jalur tersebut.
Oleh karena itu, pengendara motor merupakan salah
satu pemangku kepentingan yang memiliki peran penting.
Pemangku kepentingan lainnya adalah pak lurah yang
memiliki kuasa dan pemberi keputusan.
Dalam analisis pemangku kepentingan kita perlu memaha-
mi peran serta pemangku kepentingan lain yang mungkin
tidak terlihat namun membawa peranan penting bagi suatu
kejadian.
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 36
Pengenalan Partisipasi Komunitas
Partisipasi merupakan salah satu kunci dari berjalannya suatu komunitas
Gambar diatas merupakan contoh partisipasi warga di
Kawasan Dawung, Solo. Banyak pendatang yang berasal
dari luar daerah menempati ruang-ruang informal di
sekitar kawasan tersebut. Seringkali pada saat hujan
deras, air meluap menuju sungai Bengawan dan meng-
genangi rumah warga. Pemerintah Daerah sudah berusaha
untuk merelokasinya. Namun warga mengusulkan agar
tempat tersebut di bersihkan dan di tata oleh pemerintah
daerah dibandingkan jika dilakukan relokasi. Maka Pemda
setempat membuat tanggul untuk menahan laju air ketika
datangnya hujan. Pembuatan tanggul tersebut disambut
baik melalui keikutsertaan warga didalam pembangunan.
Selain itu, di bangun pula ruang bermain untuk anak yang
tidak berbahaya disekitar tanggul dengan kesediaan warga
sebagai pengelola kawasan tersebut.
Partisipasi Anda di dalam komunitas diperlukan untuk
mencapai tujuan komunitas. Anda dapat berkontribusi
sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang anda miliki.
Dengan berpartisipasi, Anda turut berperan memberikan
kontribusi positif yang dapat meningkatkan rasa solidaritas
dan integritas sosial komunitas itu sendiri. Maka, partisipasi
merupakan salah satu kunci dari berjalannya suatu komunitas.
Untuk berkontribusi, ada baiknya Anda memahami konteks
lokal terlebih dahulu seperti budaya di lingkungan tersebut,
kondisi dan situasi lingkungan sekitar, dan sebagainya. Hal
ini berguna, agar kontribusi Anda sesuai dengan kebutu-
han dan karakter wilayah tersebut. Perlu dihindari kontribusi
yang sifatnya sekedar meramaikan suasana, yang tidak
memberikan dampak apapun terhadap berjalannya kegiatan.
Pastikan bahwa partisipasi yang Anda lakukan dalam komuni-
tas membawa makna dan memiliki esensi positif bagi sekitar.
WORKSHOP
II
37 | LOKALATIH FKH
Analisis Situasi
Mengenali situasi untuk menentukan pendekatan yang perlu dilakukan
Pemahaman tentang kondisi yang berbeda akan melahir-
kan kegiatan yang berbeda pula. Umpamanya secara politik
tidak memungkinkan anda untuk membuat proyek yang
sifatnya kampanye langsung, maka anda dapat memilih
yang lain. Misalkan kampanye program terkait kebersihan
maka Anda tidak akan melakukan pendekatan ke panggung
bebas karena ada pemilihan kepala daerah. Anda sebaiknya
memilih komponen lain sesuai dengan kondisi lokal.
Ketika akan menjalankan proyek, ada baiknya pelajari ter-
lebih dahulu apa yang menyebabkan berhasil atau tidaknya
proyek tersebut. Bagaimana proyek itu didanai? Apakah
one full time project? Atau tidak dipikirkan keberlanjutan
dari sisi pendanaannya?
Contohnya di Kelurahan Sondakan, terdapat proyek pembangu-
nan terminal pembuangan limbah batik. Namun masyarakat
tidak mengetahui dan dilibatkan dalam proyek tersebut.
Alhasil, terminal tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh
warga sekitar karena lokasi terminal berada lebih tinggi
dibandingkan dengan permukiman warga, sehingga air
buangan limbah tidak bisa mengalir ke terminal tersebut.
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 38
Pembagian Tugas
•	 Tim Swakelola (SKPD)
FKH perlu bekerjasama dengan SKPD terkait untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan. Karena data-
data teknis biasanya dimiliki oleh SKPD, dimana FKH
perlu didukung data-data teknis untuk mengidenti-
fikasi permasalahan substansial yang diangkat. Jika
data teknis yang dibutuhkan ada di SKPD yang tidak
memiliki koneksi, FKH dapat meminta surat pengantar
dari Ketua Swakelola (atau SKPD dengan koneksi ter-
dekat dengan FKH). Surat pengantar tersebut sebagai
bekal FKH agar dapat meminta data yang dibutuhkan
ke SKPD yang dituju.
•	 Lingkaran Pertemanan
Setiap anggota FKH perlu mengajak teman-teman
terdekat untuk ikut terlibat dalam proses yang sedang
dijalankan.
Pengenalan Analisis Data
Setelah mengenal site, melakukan pemetaan, dan mengumpulkan data, tahapan yang perlu dilakukan adalah
menganalis data
Data maupun informasi yang sudah dikumpulkan merupa-
kan alat untuk membentuk dan mengkerangkakan rencana
aksi yang akan Anda lakukan. Perlu menyimak kembali
data yang telah dikumpulkan untuk melakukan analisis
data, mensortirnya untuk memastikan ide-ide yang ingin
dilakukan.
Sebelum menginjak tahap analisis data, mari kita
mengevaluasi pengumpulan data sebelumnya.
Hambatan
•	 Transparansi Data
Terdapat instansi yang tidak membuka datanya bagi
publik. Mungkin pendekatan ke Kepala Daerah bisa
menjadi salah satu cara yang efektif, untuk mendapat-
kan rekomendasi khusus menuju ke intansi tertentu.
Terkadang, rekomendasi Pimpinan Daerah menjadi
kunci yang dapat menjebol ketertutupan data pada
instansi yang dibawah kendali pimpinan daerah.
WORKSHOP
II
39 | LOKALATIH FKH
Jika cara-cara formal, belum berhasil, Anda bisa tem-
puh melalui hubungan personal. Misalnya, mendapat-
kan data melalui keluarga yang bekerja di Dinas atau
Instansi yang berkepentingan.
Faktanya, keberadaan data di Indonesia, secara
umum, masih sangat susah. Walaupun sudah ada
undang-undang tentang keterbukaan informasi, ketika
pemerintah tidak mau menyediakan data yang harus-
nya bisa diakses publik, sebenarnya kita berhak untuk
mengajukan komplain.
•	 Kendala Birokrasi
Kendala birokrasi berhubungan dengan persoalan
sulitnya mendapatkan data. Karena secara sistem
transparansi data belum menjadi standar operasional
pelayanan publik, maka kepada siapa kita meminta
data menjadi krusial. Jika kita punya akses langsung
kepada kepala tertinggi suatu instansi lebih baik,
karena bisa langsung mendapatkan kepastian. Namun
jika kita berhubungan dengan pekerja publik (PNS)
yang tidak punya kuasa memutuskan, maka kita butuh
waktu yang lebih lama untuk mendapatkan kepastian.
Itu pun belum tentu, suatu keputusan yang positif
bagi kita.
Dari sini, kita bisa belajar melalui analisis pemangku
kepentingan tentang bagaimana melibatkan ak-
tor; siapa yang bisa bermitra dalam aktivitas Anda,
mengerti siapa pemangku kepentingan Anda. Suatu
proyek yang gagal, kemungkinan besar karena kita
gagal mengidentifikasi siapa yang bisa kita rangkul,
mengindentifikasi potensi apa yang bisa dimanfaatkan
pada setiap pemangku kepentingan.
•	 Sterotipe kelompok aktivisme
Ada sebuah stereotipe, bahwa Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) atau NGO adalah suatu kelompok
yang selalu kontra pemerintahan, selalu mencari
kesalahan dan kekurangan pemerintahan. Hal ini
menyebabkan birokrasi pemerintahan pun menjadi
antipati terhadap kelompok sejenis, termasuk FKH
yang dianggap serupa LSM atau NGO.
Akibatnya, kalangan pemerintahan cenderung tertutup
pada FKH. FKH pun menjadi sulit untuk mendapatkan
data, ataupun menjalin kerjasama lainnya.
Menulis ulang narasi tentang proses pengumpulan data
yang telah dilakukan merupakan proses yang penting.
Kelak, narasi ini menjadi sesuatu yang Anda bisa ceritakan;
tentang metode yang Anda praktekkan untuk mengajak
orang terlibat atau mau berbagi data, bagaimana Anda
bisa menyakinkan orang untuk membantu Anda. Hal-hal ini
merupakan pengetahuan penting yang bisa Anda bagi ke
banyak orang.
Dalam mengkerangkakan rencana aksi, menjustifikasi per-
masalahan yang ingin kita tangani, kita tidak bisa berbicara
asumsi. Kita menggunakan menggunakan data, fakta,
narasi-narasi, diformulasikan menjadi informasi yang kuat
untuk pekerjaan Anda ke depan.
Merefleksikan bersama, juga penting untuk mengenali
metode-metode yang efektif maupun yang tidak. Ada yang
gagal melakukan wawancara, bisa bertanya kepada yang
mampu melakukan wawancara dengan sukses.
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 40
Analisis Data
Apapun data yang didapat, bisa diolah, dikemas dan dipresentasikan untuk mendapat isu yang kuat.
Secara umum, ada 3 jenis data yang biasa didapatkan,
yakni data berupa peta (hasil pemetaan spasial), data
kuantitatif yang sifatnya berupa data numerik, dan data
kualitatif yang umumnya merupakan hasil dari pengumpu-
lan data melalui proses wawancara atau diskusi.
Analisis data memerlukan strategi untuk menemukan infor-
masi penting dari data yang dikumpulkan menjadi sesuatu.
Jangan berhenti pada tahap pengumpulan data, tapi harus
mengolahnya menjadi alat yang kuat. Siapa yang menge-
luarkan, menyembunyikan, dan mensortir data adalah kita,
sehingga kita memegang kendali penuh terhadap dampak
yang bisa dihasilkan dari analisis data tersebut. Sebagai
contoh, di era keterbukaan informasi ini, sebuah data yang
tidak benar (hoax) bisa membuat orang melakukan anarki.
Bagaimana data Anda bisa menjadi alat kampanye untuk
apa yang sedang Anda lakukan.
Gambar berikut adalah, bagaimana kita mampu merunut-
kan proses mulai dari pengumpulan data sampai pada
membentuk alat yang bisa digunakan untuk advokasi. Kita
harus memahami isu dan konteks awal, lalu memperhitung-
kan dan memproyeksikan dampak serta memprioritaskan
solusi berdasarkan kriteria.
Anda harus mengetahui, dimana skala prioritas yang bisa
Anda lakukan, tidak bisa terlalu luas, atau bahkan terlalu
kecil. Atau Anda memang meniatkan untuk melakukan
sesuatu yang kecil, tergantung dari apa yang Anda punya.
WORKSHOP
II
41 | LOKALATIH FKH
Jenis Data
Dari 3 jenis data yang biasa kita dapatkan; data kuanti-
tatif merupakan data informasi yang berupa simbol angka
atau bilangan, sedangkan data kualitatif adalah data
informasi yang berbentuk kalimat verbal, peta . Sedangkan
data peta berupa gambaran permukaan bumi dengan skala
tertentu pada bidang datar.
Cara melakukan analisa terhadap setiap jenis data, berbe-
da-beda. Bagaimana melakukan analisa atau mengambil
intisari dari setiap jenis data itu untuk sebuah informasi
yang bermanfaat.
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 42
Data Kuantitatif
•	 Quantity/Volume : berkaitan dengan jumlah. Seperti,
data sampah, volume sampah, jumlah orang yang
bergerak di pertambangan, angkatan kerja secara
umum.
•	 Ratio/Comparison : berkaitan dengan perbandingan.
Misalnya, jumlah penduduk dengan luasan area.
•	 Frekuensi : berkaitan dengan data kerapatan dalam
suatu area tertentu. Misalnya, berapa orang yang
memiliki WC umum dalam 1 RT dengan kepada-
tan penduduk sekian, sehingga bisa disimpulkan,
misalnya, hanya 5 WC di RT yang padat, berarti data
yang penting bahwa RT tersebut kekurangan jumlah
WC.
Data Kualitatif
•	 Human narrative : cerita manusia, hasil wawancara,
atau cerita narasi. Terkadang, sesuatu yang dicerita-
kan atau apa yang orang bilang itu merupakan data
yang kuat.
•	 Cause & Effect Analysis : pohon masalah, apa yang
menjadikan sebab dan akibat.
•	 Stakeholder Analysis : analisa kepentingan dari setiap
pemangku.
•	 Situational Analysis : peta terhadap bagaimana
konteks itu terjadi
•	 Social Analysis : mengangkat relasi-relasi sosial,
budaya, atau institusional. Wawancara tokoh penting
atau tokoh adat dapat juga masuk dalam analisa
sosial, tentang bagaimana opini tokoh tersebut untuk
bisa mencegah kebiasaan buruk di suatu konteks
lokal.
Sajikan semua data yang Anda miliki, baik foto, komentar,
statistik, peta, ataupun bentuk lainnya, untuk bisa
menganalisa secara komprehensif.
Peta
•	 Location point : Sumber masalah. Anda perlu me-
nandai lokasi atau sumber masalah. Tanda ini yang
bisa menjadi batas area (deliniasi) yang ingin Anda
tangani.
•	 Distribution : Persebaran isu yang terdampak dari
permasalahan. Misalnya, isunya penyakit demam ber-
darah; distribution-nya : area mana yang terdampak
demam berdarah, atau area persebaran klinik
•	 Comparison : Membandingkan layer dengan layer,
dengan dua layer yang berbeda. Misalkan peta
tentang kemiskinan dibandingkan dengan kepa-
datan penduduk. Dari perbandingan itu, Anda bisa
lihat, apakah ada relasi kemiskinan dan kepadatan
penduduk. Perbandingan yang menghasilkan data
yang penting. Misal, peta distribusi air dengan peta
kepadatan penduduk, peta pelayanan air ternyata
berada pada kawasan yang tidak padat penduduk.
Anda juga bisa melakukan analisis attribute vs at-
tribute, misalnya jalur angkot dengan lokasi sekolah.
Anda juga bisa membandingkan layer vs attribute,
misalnya distribusi jalan dengan peta kemiskinan
menyimpulkan daerah miskin jauh dari jalan raya, sulit
mengakses kendaraan umum.
•	 Spatial relation : akses yang berkaitan dengan
hubungan keruangan. Misalkan, peta lokasi taman
dengan permukiman sekitar untuk bisa dilihat jarak
dari hunian masing-masing seperti apa, apakah ta-
man bisa ditempuh dengan jarak yang nyaman untuk
berjalan kaki atau perlu dengan kendaraan.
WORKSHOP
II
43 | LOKALATIH FKH
Berikut contoh-contoh visualisasi data, hasil dari analisis berbagai jenis data :
Contoh Visualisasi Data
WORKSHOP
II
Contoh Penyajian Data Kuantitatif dalam Tabel
Contoh Penyajian Data Kuantitatif dalam Diagram
LOKALATIH FKH | 44
WORKSHOP
II
Contoh Penyajian Data Kualitatif
45 | LOKALATIH FKH
Studi Kasus : Sondakan
Pada Workshop I lalu, peserta melakukan studi lapangan di
Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan. Pada masa lalu,
sebelum pembagian wilayah secara administrasi, Sondakan
dan Bumi merupakan bagian dari Bumi Laweyan.
Sondakan merupakan kawasan sentra batik, dimana
kebanyakan orang mengira terletak di Laweyan, karena sejak
dahulu para pengrajin batik berasal dari Sondakan. Di Sonda-
kan, banyak terdapat perusahan batik dari skala besar sampai
skala kecil, contohnya Batik Danar Hadi, Batik Kencana Ungu,
sampai perusahaan batik/konveksi rumah tangga.
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 46
WORKSHOP
II
47 | LOKALATIH FKH
Pohon Peluang
(Opportunity Tree)
Menemukan aksi yang mampu dilakukan dalam upaya mencari solusi dari sebuah permasalahan.
Berikut adalah contoh bagaimana mengolah pohon peluang dari pohon masalah yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya.
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 48
WORKSHOP
II
49 | LOKALATIH FKH
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 50
WORKSHOP
II
51 | LOKALATIH FKH
Dari contoh, proposal yang bervisi bagaimana anak-
anak dapat memiliki jalur aman untuk pergi ke sekolah,
memunculkan 5 strategi, yakni pembuatan jalur lambat,
mendorong para orang tua untuk mengantar anaknya ke
sekolah, pengadaan bus sekolah, mempekerjakan petugas
penyebrang, hingga mengefektifkan transportasi publik.
Lima strategi ini yang diturunkan ke dalam masing-masing
komponen kegiatan.
Proses ini adalah cara menfinalkan proposal Anda dengan
cara struktural dan komprehensif, mulai dari menentukan
visi besar, strategi, hingga komponen yang berisi detail-
detail kegiatan, misalkan rapat internal, menghubungi
pemkot, FGD bersama masyarakat.
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 52
Untuk menemukan komponen kegiatan, Anda harus selalu
bertanya kepada diri Anda, dari setiap strategi itu, apakah
ada cara-cara tertentu untuk mencapai itu. Pikirkan cara-
cara kreatif, diluar kebiasaan, terobosan-terobosan, yang
akan memuncul nilai inovasi untuk meraih tujuan jangka
panjang kita.
Dari visi jangka panjang, Anda harus bisa memilih capaian
jangka pendeknya, apa yang dapat diwujudkan. Misalnya
visi jangka panjangnya menjadikan Sungai Batanghari
kembali menjadi bersih, dalam komponen kegiatannya ada
sesuatu hal yang kecil yang bisa kita lakukan saat ini.
Dalam menentukan komponen kegiatan, Anda perlu fokus
memilih ‘pintu masuk’ untuk menyelesaikan masalah yang
sudah dirumuskan sebelumnya. Skala kegiatannya mungkin
bisa kecil, dengan pemilihan jenis kegiatan yang strategis,
mungkin dapat menjadi jalan untuk menyelesaikan masalah.
Maka, penting untuk memikirkan satu kegiatan yang bisa
memberikan efek ke hal yang lain.
WORKSHOP
II
53 | LOKALATIH FKH
Coba lihat kembali pohon peluang Anda, apakah cara
pencapaian visi proposal Anda sudah bisa diverifikasi.
Dari objektif ini, seharusnya Anda bisa membuat statement
visi proposal Anda. Statement proposal yang berbentuk
provokatif, lebih disarankan untuk menarik kesan pembaca.
5W1H
Untuk lebih lebih menemukenali detail kegiatan, yang merupakan turunan dari komponen, strategi, dan visi
besar dari tujuan yang ingin kita capai, kita coba melihat melalui teknik 5W1H.
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 54
WORKSHOP
II
55 | LOKALATIH FKH
WORKSHOP
II
LOKALATIH FKH | 56
WORKSHOP
II
57 | LOKALATIH FKH
LOKALATIH FKH | 58
59 | LOKALATIH FKH
WORKSHOP III :
MEMBANGUN ADVOKASI
LOKALATIH FKH | 60
Gambar diatas merupakan Walikota Surabaya yang sedang
berada di sekolah. Dalam gambar hanya ada Ibu Walikota
dan siswa siswi SMA. Jika kita memahami lebih dalam, ada
pemangku kepentingan lain yang penting seperti guru dan
orang tua.
Anda sudah mengidentifikasi pemangku kepentingan di
masing-masing kotanya serta dampak apa yang telah
mereka bawa.
Apa kontribusi dari pemangku kepentingan dan apa yang
masyarakat terima dari kontribusi tersebut?
Sekarang yang perlu kita ketahui adalah bagaimana hubun-
gan antar pemangku kepentingan?
Apa hubungannya Bapak Lurah dengan Ibu-Ibu PKK?
Pak Lurah cenderung bersifat lebih dominan dibandingkan
dengan keberadaan Ibu PKK di dalam lingkungan. Atau,
apakah sebenarnya bersifat mutual artinya saling memberi-
kan manfaat antara pak lurah dengan Ibu PKK tersebut?
Bagaimana hubungan mereka? Ketika ingin melakukan
pendekatan, jika Anda mengetahui hubungan antar
pemangku kepentingan, Anda lebih mudah menentukan
sikap yang akan dilakukan. Misalkan, jika ada 2 orang ber-
musuhan, maka tidak mungkin Anda mengundang 2 orang
tersebut dalam satu kesempatan yang sama.
Hubungan Antar Pemangku
Kepentingan
Ketika mengetahui hubungan antar pemangku kepentingan, kita bisa menentukan sikap yang akan dilakukan
WORKSHOP
III
61 | LOKALATIH FKH
Gambar di atas menunjukan hubungan antar pemangku
kepentingan terhadap isu polusi sungai dalam suatu
poros / orbit. Terdapat beberapa pemangku kepentingan
diantaranya Walikota, Pers, Komunitas Pinggir Kali, Balai
Sungai, NGO/LSM.
Bagaimana keeratan hubungan mereka?
Isu polusi sungai berada di tengah sebagai poros yang
menarik orbit disekitarnya. Orbit pertama terdiri dari
pemangku kepentingan yang langsung terkena dampak
langsung. Dalam kasus ini yang paling terkena dampak
adalah Komunitas Pinggir Kali dan NGO/LSM. Sedangkan
pada orbit kedua terdiri dari Walikota dan Balai Sungai yang
tidak terlalu terhubung dengan isu tersebut namun masih
memegang peran. Pada orbit terluar terdapat Pers yang
sama sekali tidak berhubungan terhadap isu yang diangkat.
Berdasarkan hasil analisis hubungan antar pemangku
kepentingan melalui gambar diatas, siapa sangka ternyata
ada diantara pemangku kepentingan nyatanya tidak saling
terhubung. Sebagai contoh, antara Walikota dengan Balai
Sungai tidak ada hubungan yang sama sekali terhadap isu
polusi sungai. Namun Walikota dengan Pers dan Komuni-
tas Pinggir Kali dengan LSM/NGO memiliki keterhubungan
baik dan bersifat dua arah. Kemudian Walikota dengan
dengan LSM/NGO dan Balai Sungai dengan LSM/NGO
memiliki hubungan tidak baik namun bersifat mutualisme.
Lain halnya hubungan Walikota dengan Komunitas Pinggir
Kali memiliki hubungan tidak baik namun bersifat satu
arah. Sifat satu arah ini juga ditunjukkan dengan hubungan
antara Balai Sungai dengan Komunitas Pinggir Kali namun
hubungannya baik.
Berdasarkan isu yang ingin diangkat oleh masing-masing
kelompok, sekarang saatnya membuat poros isu seperti
contoh di atas sesuai dengan isu yang Anda angkat. Siapa
kira-kira pemangku kepentingan yang masuk di orbit satu,
orbit dua, dan orbit tiga? Bagaimana hubungan antar
pemangku kepentingan terhadap isu Anda ?
Jika Anda kesulitan dalam membuat poros isu secara
langsung, akan lebih baik jika terlebih dahulu mengisi tabel
berikut.
Untuk memudahkan, Anda dapat mengisi tabel diatas
sebelum membuat poros orbit isu. Tabel ini membantu
untuk menganalisis hubungan antar pemangku kepentin-
gan. Apakah hubungannya baik atau tidak baik? Hubungan
mutualisme? Atau hubungan satu arah?
WORKSHOP
III
LOKALATIH FKH | 62
WORKSHOP
III
Gambar diatas merupakan kuadran pemangku kepentingan
yang terbagi kedalam 4 bagian diantaranya :
1.	 Kuadran I, pemangku kepentingan yang memiliki daya
dukung dan pengaruh / otoritas yang lemah.
2.	 Kuadran II, pemangku kepentingan yang memiliki
daya dukung yang tinggi namun memiliki pengaruh/
otoritas yang rendah.
3.	 Kuadran III, pemangku kepentingan yang memiliki
daya dukung yang rendah namun pengaruh/otoritas-
nya tinggi.
4.	 Kuadran IV, pemangku kepentingan yang memiliki
daya dukung dan pengaruh/otoritas yang tinggi.
Pada kuadran di samping, Walikota memiliki daya dukung
dan pengaruh yang tinggi dibandingkan dengan pemangku
kepentingan lainnya. Lain halnya dengan Pers, yang memi-
liki pengaruh yang tinggi bagi isu polusi sungai namun
tidak memiliki daya dukung yang kuat.
kuadran I kuadran II
kuadran III kuadran IV
Sebaliknya, Komunitas Pinggir Kali memiliki daya du-
kung yang tinggi namun pengaruhnya sangat rendah.
Masyarakat umum dalam kasus ini memiliki pengaruh dan
daya dukung yang rendah. Berbeda dengan DPU dan Balai
Sungai yang memiliki pengaruh yang tinggi jika dibanding-
kan dengan akademisi. Namun keberpihakan dukungan
akademisi lebih besar dibandingkan dengan DPU dan Balai
Sungai.
Anda perlu mengidentifikasi, siapa yang memiliki peran
dominan, siapa yang tidak memiliki daya dukung, siapa
yang tidak mendominasi, dan tidak terlalu memiliki daya
dukung. Dengan mengetahui kuadran pemangku kepen-
tingan ini, Anda dapat mengetahui siapakah pemangku
kepentingan yang berada pada kuadran I, II dan III yang
perlu didorong pengaruh dan daya dukungnya menuju
ke kuadran IV. Lalu, bagaimana caranya agar menarik
pemangku kepentingan di ketiga kuadran tersebut?
63 | LOKALATIH FKH
Selanjutnya yang Anda perlu lakukan adalah membuat tabel
pemangku kepentingan. Untuk mengetahui tingkat kepent-
ingan, pengaruh, kepentingan dan kontribusi pemangku
kepentingan, kemungkinan yang menghalangi, dan strategi.
Sebagai contoh, salah satu pemangku kepentingan pada
isu polusi sungai adalah Akademisi. Pihak akademisi berke-
pentingan untuk menggunakan hasil penelitian mereka ke
dalam proyek restorasi sungai.
Maka strategi yang digunakan adalah bagaimana mengajak
kerjasama riset bersama dengan pihak akademisi. Lain
halnya dengan Pers yang berkepentingan untuk mendapat-
kan sumber berita. Anda dapat menyiapkan berita berupa
sisi positif sungai untuk kepentingan pihak Pers.
WORKSHOP
III
LOKALATIH FKH | 64
Pengenalan Advokasi &
Menyusun Pesan dalam Advokasi
Perlunya menularkan ide ke sebanyak-banyaknya orang, memiliki pesan kunci, dan membawa advokasi dalam misi panjang
yang konsisten.
Selain bersifat menularkan ide, advokasi juga bertujuan
membuat perubahan bersama. Adanya perubahan,
walaupun dengan proses yang perlahan-lahan dan aspirasi
pengguna/warga yang berubah, merupakan target kesuk-
sesan dari sebuah advokasi.
Koalisi Pendukung
Misalnya, untuk membangun advokasi, bagaimana caranya
supaya orang tidak membuang sampah di sungai, perlu
ada sekelompok orang yang berkoalisi dalam menginginkan
atau memiliki aspirasi hal tersebut. Dari segi kuantitas,
adanya sekelompok orang tersebut lebih menguatkan pe-
mikiran, memasifkan ide dan meluaskan lingkup kampanye
yang sedang dibuat, daripada sekedar dijalankan satu
orang saja.
Pesan Kunci
Di dalam sebuah advokasi harus ada sebuah pesan kunci
yang menjadi ‘referensi’ kita, yang menjadi jangkar untuk
sewaktu-waktu ditilik kembali. Ketika kita menjalankan
sebuah advokasi pada jangka waktu yang panjang, di
tengah jalan, terkadang kita lupa mengapa kita memulai
ini. Pesan kunci inilah yang menjadi jangkar pengingat-
nya. Pesan kunci ini seharusnya tidak berubah, walaupun
bentuk advokasi nanti akan mengambil bentuk-bentuk
yang berbeda. Misalkan sebuah kampanye melalui kegiatan
festival, perlu dicarikan cara bagaimana pesan kampanye
tetap bisa tersampaikan di tengah-tengah kegiatan festival
yang sifatnya mengajak orang bersenang-senang itu. Pe-
san kampanye ini juga perlu disampaikan dengan konsisten
dalam berbagai bentuk advokasi.
Konsistensi
Advokasi harus selalu mengajak dengan konsisten, untuk
memperbesar pengaruh yang akan dibawa dalam sebuah
perubahan. Advokasi yang biasanya berjangka panjang,
sebaiknya memiliki timeline yang dipenggal dalam jangka
waktu yang lebih pendek dalam bentuk cek poin target.
Misalkan, per 3 bulan, apakah kita sudah mencapai
target-target kecil yang mendekati target besarnya. Sangat
penting untuk selalu menilik cek poin-cek poin singkat
dan berkala itu, untuk tidak melupakan misi awal kita, dan
mengecek hasil yang telah dicapai.
‘Diet Kantong Plastik’ bisa menjadi contoh advokasi yang
menarik pada tingkat nasional. Pemilihan kata ‘Diet Kan-
tong Plastik’ cukup mengena, terutama di kalangan urban
yang peduli penampilan dan estetika, walaupun objek yang
di-diet-kan tidak berkorelasi dengan tubuh, yakni kantong
plastik. Diet juga berkonotasi positif terhadap aspek kes-
ehatan. Dari segi komunikasi, pemilihan kata-kata, cukup
kuat untuk dijadikan referensi sebuah advokasi.
WORKSHOP
III
65 | LOKALATIH FKH
Dan dari segi menjaring pemangku kepentingan yang lain,
inisiator Diet Kantong Plastik ini, banyak bekerja dengan
program Coorporate Social Responsibility (CSR) perusa-
haan. Dapat dilihat bahwa pemilihan kata kampanye men-
jadi sangat penting karena dengan penggunaan kata yang
strategis, kata yang menggugah dan mengena, sebuah
kampanye bisa menembus batas, baik ke target anak
muda, target bisnis CSR-nya, ke pemerintahan, maupun ke
pemangku kepentingan lainnya.
Kembali mengingat satu elemen penting advokasi yang
harus dimulai di awal yang harus dimulai dari awal karena
akan mendefinisikan langkah ke depan, yakni pesan kunci.
Pesan kunci yang diperbesar menjadi sebuah gerakan
untuk menjadi lebih dari sekarang, yang dijalankan dengan
sebuah konsistensi.
Ada 5 hal penting yang perlu ada dalam sebuah Pesan
Kunci.
Pesan harus relevan, berdasarkan riset di lapangan,
pengumpulan data, pengenalan dengan pemangku
kepengannya, agar sesuai dengan konteks dan kebutuhan
nyata komunitas setempat.
Ketika para pendukung, mulai anak muda hingga orang
tua, menggunakan hastag #DietKantongPlastik, terselip
kebanggaan bahwa mereka terlibat gerakan diet, tapi
diet kantong plastik. Patut dicatat, teman-teman inisiator
advokasi ini merupakan gabungan dari komunitas, NGO,
mahasiswa di Bandung dan Jakarta.
Mereka berhasil membuat kantong plastik menjadi berbayar
di sekitar 20 kota di Indonesia, sekitar 20 kota, dengan
mengesampingkan penerapan dasar hukumnya yang belum
kuat, namun mereka sempat berhasil membawa kampanye
sifatnya massal menjadi perubahan kebijakan dan perubahan
peraturan di tingkat kota.
WORKSHOP
III
LOKALATIH FKH | 66
Logis, artinya didukung dengan data yang valid. Kampanye
yang meyakinkan setidaknya perlu didukung dengan data
riset kuantitatif, agar lebih mudah dibayangkan oleh target
kampanye. Seperti kampanye #DietKantongPlastik, dalam
satu hari di Tangerang Selatan, manusia memproduksi
sampah hingga 29 kg dan 18 kg diantaranya merupakan
sampah plastik. Plastik yang bermassa ringan, tapi sudah
mencapai 18 kg berarti volume sampahnya sudah demikian
besar. Maka, dengan penggambaran logis, numerik, dan
presentase, bisa membuat orang lebih cepat untuk ter-
hubung dengan permasalahan yang dibahas.
Untuk membuat pesan kunci, harus melibatkan unsur
emosi. Tidak selalu harus emosi yang baik, misalnya emosi
kemarahan. “Masa sih Anda mau daerah ini jadi ….. “ ada
emosi yang ingin menggugah perasaan, memprovokasi
dengan relevan dan logis.
Komunitas penting untuk merasakan kerelevanan, kelo-
gisan, dan emosi yang akan diangkat, sebagaimana komu-
nitas sebagai subjek utama advokasi. Komunitas menjadi
unsur terdekat pada isu-isu yang diangkat, ikut merasakan
perlunya suatu perubahan ke arah yang lebih baik.
Membuat pesan itu penting untuk dikerjakan sekarang, bu-
kan besok, bukan nanti. Jadi, kita tidak bisa menunggu lagi,
seperti pesan “bumi kita akan meleleh” atau “nanti jalanan
rumah kita akan tertutup sampah”. Jika kita tidak melaku-
kan sesuatu sekarang, mungkin akan terjadi sesuatu. Ada
sebab dan akibat, sehingga kuncinya adalah urgensi.
WORKSHOP
III
67 | LOKALATIH FKH
Berikut contoh-contoh Pesan Kunci
WORKSHOP
III
LOKALATIH FKH | 68
Contoh Kampanye UCA Solo-Jogya Batch 1 & 2
Taktik Komunikasi &
Memilih Medium Advokasi
Mengenali target audiens yang tepat, didukung kreativitas untuk memadukan 5 teori menentukan pesan kunci
adalah inti dari taktik berkomunikasi
Pesan itu harus mengambil bentuk, misalnya pesan yang
ditayangkan di TV, akan berbeda dengan pesan yang
ditampilkan media sosial. Pesan di TV ada visual dan
audionya, sedangkan di twitter (misalnya) hanya berupa
teks. Bentuk gambar bergerak itu akan memiliki efek yang
berbeda ketika disampaikan, akan berbeda lagi jika dijadi-
kan musikalisasi pada saat festival, misalnya lagu yang
mengajak orang menjaga kebersihan, atau dengan puisi.
Pesan itu bisa dalam banyak bentuk. Video panjang dan
video pendek, efeknya akan berbeda. Video panjang
sifatnya informatif, menjelaskan. Sedangkan video pendek,
Dalam menentukan medium, ada hal-hal yang harus
diperhatikan, yakni target audiens, sifat audiens,
rentang usia audiens. Misalnya, jika targetnya massa,
membuat festival yang sifat kegiatannya tatap muka akan
lebih efektif.
Di zaman sekarang, advokasi menjadi lebih simpel, semua
bisa terjadi dalam genggaman tangan, namun tidak menu-
tup kemungkinan dan akan selalu efektif untuk melakukan
temu muka, tergantung target audiens yang disasar.
Kuncinya adalah kreativitas, memadukan 5 teori tentang
pesan kunci tadi dalam taktik berkomunikasi. Kreatif untuk
mempengaruhi dan menggandeng target yang lebih luas
dari kampanye kita. Dalam prosesnya, kreatif untuk selalu
melakukan inovasi dan konsisten.
hanya berfungsi sebagai teaser, sekedar untuk menggelitik.
Anda harus mulai berpikir, bentuk mana yang efektif untuk
mempresentasikan pesan yang akan diangkat.
Misalnya untuk anak muda, jarang dari mereka yang
membaca buku, dan ketertarikannya hanya sebatas dalam
2 menit, maka media video sepertinya lebih mengena.
Sedangkan untuk kalangan pemerintahan, tetap masih
dibutuhkan buku formal yang berisi hasil riset, dalam
bentuk proposal. Media pesan bisa juga sesederhana
menggunakan hashtag media sosial. Hal-hal menarik yang
dapat disajikan dalam satu frase atau kalimat dalam media
sosial.
WORKSHOP
III
69 | LOKALATIH FKH
Di wilayah Serengan, Solo, anak-anak bermain di jalanan
atau lereng yang kemiringannya tajam. Suatu saat ada
anak yang mengalami kecelakaan parah. Akhirnya ada
inisiatif menaikkan isu ini untuk diangkat, peta ini dihasilkan
berdasarkan wawancara terhadap orangtua, anak-anak,
RW kelurahan, dan lain-lain. Dan peta ini juga disebarkan
ke orang-orang di seluruh kelurahan, agar dapat diketahui
tempat bermain yang aman, orangtua pun berperan untuk
mendorong anak-anak bermain di tempat-tempat yang aman.
Awalnya sekedar visualisasi, tapi direspon oleh kelurahan,
kemudian dikeluarkan peraturan mulai pukul 15.00 sampai
17.00 kendaraan bermotor dilarang melintas di beberapa gang
di Serengan, agar area bisa digunakan anak-anak bermain.
Dengan permasalahan kurangnya tempat bermain dan
keterbatasan ruang, maka solusinya adalah utilisasi ruang.
Menentukan gang yang frekuensi lalu lintas kendaraan-
nya tidak terlalu tinggi, meminta izin RTRW, bekerjasama
dengan orangtua untuk memprovokasi larangan kendaraan
melintas di wilayah itu, dan kemudian dibuat dalam pera-
turan kawasan tersebut.
Kelompok “Rumah Hebat Indonesia” menangani edukasi
anak-anak, pendidikan gratis, dan juga masalah lingkungan.
Kepedulian untuk menciptakan lingkungan yang bersih itu
ingin ditularkan ke anak-anak kecil binaan mereka. Dengan
membuka pendaftaran di kalangan usia anak sekolah untuk
menjadi pahlawan hijau, anak-anak diberi kepercayaan
untuk menjadi pahlawan, dan memakaikan kostum kepada
mereka saat acara-acara tertentu.
Penggunaan kostum, maskot, badge, dan pin, akan
menarik dan disukai anak-anak, yang menjadi target utama
kampanye ini. Ketika yang disentuh anak-anak, otomatis
orangtua akan disadarkan. Seperti kebiasaan mandi di
sungai yang airnya berbau, korbannya anak-anak yang
menderita gatal-gatal dan berpenyakit ISPA. Bagi anak-
anak, ketika diangkat menjadi pahlawan, mereka ingin
berbuat sesuatu untuk lingkungannya.
WORKSHOP
III
LOKALATIH FKH | 70
Presentasi Naratif
Pentingnya meyakinkan seseorang yang memiliki kekuatan untuk turut mendukung visi kita
Kemampuan untuk meyakinkan seseorang bukanlah hal
yang mudah namun bukan suatu hal yang mustahil untuk
dilakukan. Hanya diperlukan latihan yang perlu diasah
untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan meyakinkan
seseorang. Metode elevator pitch dapat digunakan sebagai
persuasi singkat yang anda sampaikan kepada pemangku
kepentingan dalam waktu sekitar 1,5 menit.
Kalimat yang anda gunakan menjadi kunci dalam metode
ini. Anda perlu memilah pesan-pesan kunci yang ingin anda
sampaikan. Gunakan kata-kata persuasif yang memiliki
makna dan tepat sasaran sesuai apa yang anda harapkan.
Bagaimana penjelasan yang panjang dipersingkat menjadi
lebih padat namun tidak mengurangi makna yang diinginkan.
Dengan demikian, target pemangku kepentingan yang akan
anda yakinkan menaruh kepercayaan terhadap apa yang
anda bicara. Tidak menutup kemungkinan pembicaraan
singkat dengan metode elevator pitch ini dapat menciptakan
suatu kesepakatan antar kedua belah pihak.
WORKSHOP
III
71 | LOKALATIH FKH
Visualisasi Data
Tujuan utama dari visualisasi data adalah mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan efektif
Foto ini hanya menangkap rumah dan sungai, dengan poin
yang ingin diceritakan, yakni perumahan di atas sungai.
Banyak orang ingin menceritakan banyak hal di dalam
sebuah foto, tetapi nyatanya tidak bisa, karena pada
akhirnya poin yang kita akan sampaikan menjadi tidak
jelas. Faktanya, seringkali itulah yang terjadi ketika survei,
mengambil banyak foto, namun saat memasuki tahap editing
foto, kita mengalami kebingungan. Foto-fotonya menjadi
tidak jelas, karena ingin menceritakan semua kondisinya.
Padahal dalam menyajikan sebuah foto, harus fokus pada
cerita yang ingin kita dibawakan dalam foto itu.
Gambar ini menjelaskan sebuah penelitian dalam seta-
hun tentang makanan favorit di Amerika. Penelitian yang
dilakuakn dalam jangka waktu satu tahun dapat diseder-
hanakan melalui satu gambar. Melalui media gambar atau
image, dapat cepat diketahui kesimpulan dari penelitian
terbeset, bahwa makanan yang paling banyak dikonsumsi
di Amerika adalah ayam.
Mini atlas Solo ini digunakan warga kelurahan sebagai
bahan diskusi dalam kegiatan Musrembang di Solo. Melalui
informasi kondisi kelurahan yang disajikan dalam mini atlas
ini, warga dapat mengusulkan perbaikan sarana dan prasa-
rana yang berdasar pada data kondisi eksisting bahkan
kebutuhan kelurahan.
WORKSHOP
III
LOKALATIH FKH | 72
Dalam menyajikan visualisasi data, ada 2 hal yang perlu
diingat, yakni Data dan Audiensnya.
Untuk Data, kita perlu mencari tren atau series dari sebuah
data, agar data itu bisa bercerita. Misalnya, data tentang
banjir, jika tahun ini terjadi banjir, apakah tahun-tahun
sebelumnya juga terjadi banjir? Berapa ketinggian banjir
dari tahun-tahun sebelumnya. JIka kita ingin bercerita
daerah banjir, tapi ternyata banjir bukan merupakan tren
dari daerah tersebut, maka signifikansi ceritanya menjadi
tidak utuh.
Untuk audiens, kita perlu mengetahui, siapa target sasaran
kita, apa pertanyaan yang mereka ajukan, informasi apa
yang mempengaruhi pengambilan keputusan mereka.
Pengenalan terhadap audiens penting dilakukan agar pe-
san yang ingin kita sampaikan dapat tepat sasaran, yakni
dapat membuat mereka berubah pikiran, atau bahkan
mengubah perilaku.
Misalkan audiensnya warga kelurahan di musrembang,
maka datanya cukup disajikan dalam bentuk matriks data
grafis (poster mini atlas) wilayah kelurahan.
Berbeda, jika audiensnya adalah pemerintah kota, kita
mungkin perlu menyajikannya dalam bentuk website satu
kota, karena pemerintah kota menginginkan lingkup data
satu kota untuk dapat melihat persebaran data; kepadatan
penduduk atau persebaran warga miskin di kota, misalnya.
Maka beda audiens, beda juga alat visualisasi data yang
digunakan.
Kampanye “Pahlawan Hijau” berikut adalah contoh kam-
panye yang tepat sasaran. Mereka melibatkan anak-anak
Gilingan, karena audiensnya adalah warga Gilingan. Kalau
kita melibatkan warga lokal, lebih mudah bagi mereka
untuk terhubung dengan pesan yang ingin disampaikan.
WORKSHOP
III
73 | LOKALATIH FKH
Hubungan Visual
Ketika melihat gambar 2 lingkaran ini, kemungkinan kita
tidak melihat dua lingkaran saja; satu lingkaran hitam dan
satu lingkaran merah. Otomatis, otak kita membedakan
berdasarkan warna, bukan berdasarkan bentuk.
Pada gambar yang berisi bentuk yang lebih kompleks
seperti ini, otomatis otak kita mengklasifikasikan ada
bentuk lingkaran dan kotak, ada yang dominan dan tidak
dominan.
Narasi di atas menceritakan tentang memancing ikan di
belahan bumi utara. Jika dijelaskan dalam kata-kata, cerita
bisa sepanjang 3 paragraf. Tapi jika disajikan dalam bentuk
gambar visual, pesannya bisa lebih singkat dan lebih baik
dibaca oleh audiens. Dengan penjelasan kata-kata, mung-
kin tidak banyak yang membaca, tapi dengan gambar visual
berikut ini, orang lebih tertarik untuk melihat.
Cara Memvisualisasi Data
- Infografis
- Pemetaan
WORKSHOP
III
LOKALATIH FKH | 74
Proses Pemilihan Warna
Dalam menyajikan data berupa peta, khususnya yang
terdiri dari beberapa layer informasi, kita biasanya hanya
membedakan warna untuk setiap informasi. Seperti gam-
bar berikut.
Namun sebenarnya, dari banyak informasi tersebut, ada
hierarkinya sehingga perlu pengaturan pilihan warna. Jika
kita ingin menyampaikan pemukiman di pinggiran sungai,
jadikan pemukiman di pinggir sungai menjadi yang utama,
dengan pemilihan warna yang lebih dominan. Maka, warna
sungainya dibuat biru muda, sementara pemukimannya
dipilih warna yang solid, sehingga hasil akhirnya menjadi
lebih bagus dengan hierarki warna seperti ini.
Proses menghasilkan visual peta, adalah seperti ini :
1.	 Elemen sungai, sebagai lokasi tempat pemukiman
berada. Karena yang ditonjolkan adalah pemukiman,
maka sungainya cukup diwarnai biru muda.
2.	 Elemen jalan. Ada dua jenis jalan; jalan kayu dan jalan
utama, jadi pewarnaannya harus membedakan kedua
jenis jalan tersebut.
3.	 Elemen rumah. Warna rumah harus dibedakan den-
gan warna jalan.
WORKSHOP
III
75 | LOKALATIH FKH
Untuk penyajian yang lebih spesifik, informasi jalan yang
rusak dapat ditonjolkan. Maka yang selain elemen jalan,
dibuat transparan. Kita tidak bisa menginformasikan semua
hal, tentang sampah dan jalan rusak, dalam satu peta.
JIka ingin memetakan darimana rumah-rumah itu menda-
patkan sumber air, gunakanlah pengkodean.
Dari peta sumber air bersih ini, dapat disimpulkan bahwa
potensi coverage PDAM bisa mencapai 100%
Dengan pemilihan hierarki warna yang tepat, peta menjadi
bersih dan jelas, sehingga informasi menjadi menarik untuk
dilihat atau dibaca. Bahkan jika difotokopi pun, informa-
sinya masih bisa terlihat jelas.
4.	 Elemen daratan. Dalam zona yang dipetakan, selain
terdapat zona perairan (sungai), ada pula daratan,
yang harus diwarnai. Daratan ‘diwarnai’ dengan
arsiran titik-titik agar tidak menjadi dominan dalam
tampilan visual, namun bisa mengisi ruang batas
pemetaan agar tidak terkesan kosong.
5.	 Lokasi tempat akumulasi sampah. Terdapat titik-titik
berkumpulnya sampah di bawah pemukiman yang
menjadi masalah dalam wilayah ini.
6.	 Lokasi tempat pembakaran sampah. Terdapat pula
lokasi pembakaran sampah, yang dikodekan dengan
kode A-B-C-D. Terkadang, desainer ingin menempel-
kan gambar tong sampah sebagai simbol, namun hal
tersebut bisa membuat peta tidak kelihatan, maka
sebaiknya menggunakan kode huruf saja.
WORKSHOP
III
LOKALATIH FKH | 76
Proses Pemilihan Desain Proposal yang Tepat
WORKSHOP
III
77 | LOKALATIH FKH
WORKSHOP
III
Dari pemetaan visual tadi, bisa kita jadikan bahan informasi
dalam sebuah proposal. Sebagai contoh, berikut proposal
penataan Sungai Jingah, dengan usulan penanganan
sampah dan pemukiman kumuh.
Temuan Studi Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah, diusulkan
pembuatan bank sampah dalam proposal ini. Sampah-
sampah yang bisa membawa nilai buat masyarakat ini yang
dijadikan bahan kampanye. Kampanye dibuat melalui acara
mengumpulkan sampah yang melibatkan ibu-ibu dan anak-
anak. Sampah kemudian ditimbang di bank sampah dan
dicatat dalam buku tabungannya.
LOKALATIH FKH | 78
Selain permasalahan sampah, kawasan ini merupakan
kawasan permukiman kumuh, padahal kapal-kapal kerap
melintas menuju kawasan wisata air ke Banjarmasin Lama
atau Pasar Terapung Lok Baintan. Di sisi tepi sungai yang
sering dilewati wisatawan ini pada kondisi eksistingnya
merupakan kawasan belakang rumah penduduk, sehingga
warga ‘bebas’ membuang sampah ke sungai.
Untuk mengobati kebiasaan warga tersebut, diusulkan
perubahan konsep penataan permukiman sisi tepi sungai
yang sebelumnya halaman belakang menjadi halaman depan,
sehingga warga menjadi segan mengotori halaman depan
mereka. Usulan tersebut, dinamakan konsep rumah dua
muka.
Untuk target anak-anak, mereka dipancing untuk membuat
gawang-gawangan dari sampah-sampah plastik. Pelibatan
anak-anak untuk memanfaatkan sampah, bertujuan untuk mem-
beri kesadaran dini agar jangan membuang sampah ke sungai.
Bahwa sampah-sampah itu bisa kita kumpulkan, sampah tertentu
bisa dijual dan mendatangkan pendapatan bagi masyarakat.
Konsep rumah dua muka ini menargetkan audiensnya pe-
merintah, sehingga mengarahkan proposal ke arah perubah-
an kebijakan penataan pemukiman. Sebelumnya toilet berada
di luar rumah sisi tepi sungai. Diusulkan untuk memasukkan
Masalah dalam Membangun Rumah Dua Muka
1) Orientasi ke sungai; 2) Lintas ventilasi dan denah dasar;
3) Lokasi dapur dan WC; 4) Program untuk beranda baru
Konsep muka kedua rumah yang menghadap ke sungai
bisa jadi diusulkan menjadi taman, warung, pasar, ruang
belajar, ruang kerja, ataupun ruang publik.
Pada saat awal menggagas desain kampung ini bersama
warga dan kepala lurah, deretan kampung ini berpotensi
untuk dihubungkan agar bisa dijadikan kampung wisata.
Program Potensi untuk Rumah Dua Muka
WORKSHOP
III
toilet ke dalam rumah, agar tidak terlihat kumuh dari luar,
apalagi saat ini, pada pagi hari menjadi ajang parade warga
mandi di sungai, di saat pada waktu yang sama, wisatawan
melintas untuk melihat pasar terapung di pagi hari.
Gagasan Awal untuk Desain Kampung
79 | LOKALATIH FKH
Dari tujuan panjang konsep pengembangan kawasan,
dibuat kebutuhan mendesak yang dijadikan prioritas
penanganan.
WORKSHOP
III
Konsep Pengembangan Kawasan
10 Ide untuk Sungai Jingah
LOKALATIH FKH | 80
Berikut ini contoh-contoh lain dari visualisasi data :
WORKSHOP
III
81 | LOKALATIH FKH
LOKALATIH FKH | 82
83 | LOKALATIH FKH
LOKALATIH
DALAM STATISTIK
Secara umum, hampir seluruh partisipan mengatakan
bahwa semua materi dalam rangkaian lokalatih FKH
2016 sangat berguna dan dapat diterapkan.
Beberapa pendapat peserta tentang usulan materi yang
perlu ditambahkan :
“Masalah public speaking atau bagaimana cara meng-
hadapi masyarakat maupun pemangku kepentingan”
“Perdalam materi tentang GIS dan mempraktekkannya
secara langsung.”
“Adanya asistensi ke daerah untuk verifikasi data kita.”
“Durasi lebih banyak untuk pembuatan proposal yang
baik dan mengemas bahan presentasinya.”
“Lebih banyak materi ke lapangan.”
“Materi cara memperkuat tim yang disajikan dalam
bentuk games.”
“Perbanyak studi kasus.”
“Mencari donatur yang bisa bekerja sama walau mereka
tidak terlibat dalam kegiatan lingkungan, contohnya
vendor rokok.”
Materi yang paling berguna
Materi yang kurang dipahami
Materi yang perlu diperdalam
LOKALATIH FKH | 84
LOKALATIH
DALAM KESAN
Manfaat yang didapat setelah
mengikuti lokalatih
“Lebih memahami tata cara mengetahui masalah
yang dihadapi daerah kami, juga cara mengatasinya.”
“Menambah pengetahuan baik dari fasilitator maupun dari
sesama FKH.”
“Dapat menyusun sebuah cara bagaimana mengad-
vokasi dengan benar.”
“Terutama materi tentang latihan presentasi dan misi work-
shop, bisa dibawa kemana saja bukan di FKH saja.”
“Mampu melakukan perubahan di masyarakat lewat
stakeholder (bupati dan kadin), bisa melakukan advokasi
dan pemetaan masalah.”
“Menambah wawasan dalam fokus Visi Misi dari FKH.”
“Lebih tahu tentang masalah pemetaan dan krisis
perkotaan.”
“Berbagai manfaat didapat di setiap kegiatan; di setiap
lokalatih, ilmu yang diterima berbeda bahkan terus bertambah.”
“Sharing tentang semua pengalaman dan ilmu dari semua
daerah dan dapat banyak teman dari provinsi lain.”
“Belajar banyak tentang strategi pengumpulan data dan
identifikasi permasalahan kota (problem tree) serta berin-
teraksi dengan orang-orang yang merupakan stakeholder.”
“Mendapatkan ilmu pengetahuan yang sangat luas dalam
mengenali permasalahan.”
“Mendapat pembelajaran dan semangat untuk menghi-
jaukan, membuat gerakan membersihkan kota dan
memanfaatkan jiwa muda.”
“1000 ilmu yang didapat seperti kajian masalah perko-
taan, teknis pemecahan masalah dan strategi pengentasan
masalah tersebut.”
“Akan lebih mudah untuk kami menindaklanjuti
program/rencana yang telah disusun.”
“Begitu banyak manfaat dengan adanya pelatihan ini, yang
sebelumnya belum tau sama sekali dengan pemetaan,
sekarang bisa lebih mudah.”
“Dapat memahami dan mengimplementasikannya di
daerah kami, tentang bagaimana cara mengidentifikasi
masalah dan menganalisa stakeholder.”
“Bertambahnya ilmu yang saya bawa ke daerah untuk
saya aplikasikan kepada teman-teman komunitas.”
“Dapat mengenal banyak teknik dan cara pengam-
bilan data serta bisa menyajikannya lebih baik.”
“Dapat memahami bagaimana melakukan kegiatan yang
berguna dalam menanggulangi persoalan lingkungan di
Kota.”
“Ilmu pengetahuan tentang lingkungan dan isu-isu tentang
lingkungan, persaudaraan yang luar biasa, dll.”
“Lebih percaya diri saat berbicara tentang isu problem
perkotaan.”
“Mengetahui permasalahan yang terjadi pada kota.”
“Banyak mendapat ilmu baru lagi, walaupun tidak sepenuh-
nya dimengerti karena basicnya yang memang berbeda.
Tetapi setidaknya mengetahui dan mudah-mudahan dapat
menerapkannya.”
“Memberi wawasan luas dalam mempresentasikan
masalah.”
“Belajar bersama.”
Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)
Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)
Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

More Related Content

What's hot

Struktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bola
Struktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bolaStruktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bola
Struktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bola
rickihermawan49
 
Sistem outrigger Kelompok 3
Sistem outrigger Kelompok 3Sistem outrigger Kelompok 3
Sistem outrigger Kelompok 3
Debora Elluisa Manurung
 
ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...
ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...
ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...
Rabiyatul Adawiyah
 
Core dan Shaft
Core dan ShaftCore dan Shaft
Core dan Shaft
Djeffy Dzar Al Giffary
 
Shear Wall
Shear WallShear Wall
Shear Wall
PricilCornelia
 
Jenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan KayuJenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan Kayu
Catur Prasetyo
 
Sistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggiSistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggi
CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Laporan Akhir Perencanaan Real Estate Kabupaten Bantul
Laporan Akhir Perencanaan Real Estate Kabupaten BantulLaporan Akhir Perencanaan Real Estate Kabupaten Bantul
Laporan Akhir Perencanaan Real Estate Kabupaten Bantul
Nurlina Y.
 
Struktur Interspasial
Struktur InterspasialStruktur Interspasial
Struktur Interspasial
Ratna Dhani
 
GAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdf
GAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdfGAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdf
GAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdf
HermantoHerman9
 
Form active structure
Form active structureForm active structure
Form active structure
Figocaturp1
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYU
MOSES HADUN
 
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenHUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
Charisma Amanda
 
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangBangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Agus Gunawan
 
Akustik buatan-Teknik Sipil
Akustik buatan-Teknik SipilAkustik buatan-Teknik Sipil
Akustik buatan-Teknik Sipil
Riffa Fauziyyah
 
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta ContohAzas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
Alvin Karama
 
Konstruksi Bangunan - Dinding
Konstruksi Bangunan - DindingKonstruksi Bangunan - Dinding
Konstruksi Bangunan - Dinding
noussevarenna
 

What's hot (20)

Struktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bola
Struktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bolaStruktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bola
Struktur konstruksi bangunan pada stadion sepak bola
 
Sistem outrigger Kelompok 3
Sistem outrigger Kelompok 3Sistem outrigger Kelompok 3
Sistem outrigger Kelompok 3
 
ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...
ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...
ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...
 
Core dan Shaft
Core dan ShaftCore dan Shaft
Core dan Shaft
 
Shear Wall
Shear WallShear Wall
Shear Wall
 
Jenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan KayuJenis-jenis Sambungan Kayu
Jenis-jenis Sambungan Kayu
 
Sistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggiSistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggi
 
Laporan Akhir Perencanaan Real Estate Kabupaten Bantul
Laporan Akhir Perencanaan Real Estate Kabupaten BantulLaporan Akhir Perencanaan Real Estate Kabupaten Bantul
Laporan Akhir Perencanaan Real Estate Kabupaten Bantul
 
Struktur Interspasial
Struktur InterspasialStruktur Interspasial
Struktur Interspasial
 
GAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdf
GAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdfGAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdf
GAMBAR RENCANA SUMUR BOR.pdf
 
Form active structure
Form active structureForm active structure
Form active structure
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYU
 
Kolom
KolomKolom
Kolom
 
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi PresedenHUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
HUBEI UNIVERSITY LIBRARY - Studi Preseden
 
04 analisis tapak
04 analisis tapak04 analisis tapak
04 analisis tapak
 
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangBangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
 
Teori figure ground
Teori figure groundTeori figure ground
Teori figure ground
 
Akustik buatan-Teknik Sipil
Akustik buatan-Teknik SipilAkustik buatan-Teknik Sipil
Akustik buatan-Teknik Sipil
 
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta ContohAzas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
 
Konstruksi Bangunan - Dinding
Konstruksi Bangunan - DindingKonstruksi Bangunan - Dinding
Konstruksi Bangunan - Dinding
 

Similar to Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

Kampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota HijauKampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota Hijau
nikenpraw
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Sari Faizah
 
Good Governance
Good GovernanceGood Governance
Good Governance
Glorya Sidabutar
 
Tugasan 5 lmcp1532 pembangunan bandar mapan
Tugasan 5 lmcp1532 pembangunan bandar mapanTugasan 5 lmcp1532 pembangunan bandar mapan
Tugasan 5 lmcp1532 pembangunan bandar mapan
Linda Rosdi
 
LMCP1532 Pembangunan Bandar Mapan - Tugasan 5 (Agenda Tempatan 21 di Kuala Krai)
LMCP1532 Pembangunan Bandar Mapan - Tugasan 5 (Agenda Tempatan 21 di Kuala Krai)LMCP1532 Pembangunan Bandar Mapan - Tugasan 5 (Agenda Tempatan 21 di Kuala Krai)
LMCP1532 Pembangunan Bandar Mapan - Tugasan 5 (Agenda Tempatan 21 di Kuala Krai)
Amirah Mahmood
 
Peranan LMK Dalam Menyukseskan Pembangunan di DKI dan Pemilukada
Peranan LMK Dalam Menyukseskan Pembangunan di DKI dan PemilukadaPeranan LMK Dalam Menyukseskan Pembangunan di DKI dan Pemilukada
Peranan LMK Dalam Menyukseskan Pembangunan di DKI dan Pemilukada
musniumar
 
Tayangan 2 modul city changer
Tayangan 2   modul city changerTayangan 2   modul city changer
Tayangan 2 modul city changer
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
PERAN TIM KORKOT DALAM MENDORONG KOLABORASI
PERAN TIM KORKOT DALAM MENDORONG KOLABORASIPERAN TIM KORKOT DALAM MENDORONG KOLABORASI
PERAN TIM KORKOT DALAM MENDORONG KOLABORASI
Bagus ardian
 
Review e book transforming city governments for successful smart cities
Review e book transforming city governments for successful smart cities Review e book transforming city governments for successful smart cities
Review e book transforming city governments for successful smart cities
Elisa Lumintang
 
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptxAKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
nurrahmanHakim2
 
Implementasi stbm fix
Implementasi stbm fixImplementasi stbm fix
Implementasi stbm fix
abby ati
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSyaifOer
 
Pedoman umum urban poverty project 2 bab iii komponen proyek dan bantuan te...
Pedoman umum urban poverty project 2   bab iii komponen proyek dan bantuan te...Pedoman umum urban poverty project 2   bab iii komponen proyek dan bantuan te...
Pedoman umum urban poverty project 2 bab iii komponen proyek dan bantuan te...
Advisory Specialist for P2KP
 
Democracy As Problem Solving
Democracy As Problem SolvingDemocracy As Problem Solving
Democracy As Problem Solving
Doel Hadji Fadly
 
Bab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang KotaBab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang KotaLatifah Tio
 
Tugasan 5
Tugasan 5Tugasan 5
Tugasan 5
Fizaini
 
14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Tugasan 5: Bandar Anda dan Agenda Tempatan 21
Tugasan 5: Bandar Anda dan Agenda Tempatan 21Tugasan 5: Bandar Anda dan Agenda Tempatan 21
Tugasan 5: Bandar Anda dan Agenda Tempatan 21
SitiNurSakinahYahya
 
symbiocity
symbiocitysymbiocity
symbiocity
Ramon Ayyubi
 
Bandung111209.pdf
Bandung111209.pdfBandung111209.pdf
Bandung111209.pdf
irfandoank2
 

Similar to Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report) (20)

Kampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota HijauKampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota Hijau
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 
Good Governance
Good GovernanceGood Governance
Good Governance
 
Tugasan 5 lmcp1532 pembangunan bandar mapan
Tugasan 5 lmcp1532 pembangunan bandar mapanTugasan 5 lmcp1532 pembangunan bandar mapan
Tugasan 5 lmcp1532 pembangunan bandar mapan
 
LMCP1532 Pembangunan Bandar Mapan - Tugasan 5 (Agenda Tempatan 21 di Kuala Krai)
LMCP1532 Pembangunan Bandar Mapan - Tugasan 5 (Agenda Tempatan 21 di Kuala Krai)LMCP1532 Pembangunan Bandar Mapan - Tugasan 5 (Agenda Tempatan 21 di Kuala Krai)
LMCP1532 Pembangunan Bandar Mapan - Tugasan 5 (Agenda Tempatan 21 di Kuala Krai)
 
Peranan LMK Dalam Menyukseskan Pembangunan di DKI dan Pemilukada
Peranan LMK Dalam Menyukseskan Pembangunan di DKI dan PemilukadaPeranan LMK Dalam Menyukseskan Pembangunan di DKI dan Pemilukada
Peranan LMK Dalam Menyukseskan Pembangunan di DKI dan Pemilukada
 
Tayangan 2 modul city changer
Tayangan 2   modul city changerTayangan 2   modul city changer
Tayangan 2 modul city changer
 
PERAN TIM KORKOT DALAM MENDORONG KOLABORASI
PERAN TIM KORKOT DALAM MENDORONG KOLABORASIPERAN TIM KORKOT DALAM MENDORONG KOLABORASI
PERAN TIM KORKOT DALAM MENDORONG KOLABORASI
 
Review e book transforming city governments for successful smart cities
Review e book transforming city governments for successful smart cities Review e book transforming city governments for successful smart cities
Review e book transforming city governments for successful smart cities
 
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptxAKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
 
Implementasi stbm fix
Implementasi stbm fixImplementasi stbm fix
Implementasi stbm fix
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kota
 
Pedoman umum urban poverty project 2 bab iii komponen proyek dan bantuan te...
Pedoman umum urban poverty project 2   bab iii komponen proyek dan bantuan te...Pedoman umum urban poverty project 2   bab iii komponen proyek dan bantuan te...
Pedoman umum urban poverty project 2 bab iii komponen proyek dan bantuan te...
 
Democracy As Problem Solving
Democracy As Problem SolvingDemocracy As Problem Solving
Democracy As Problem Solving
 
Bab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang KotaBab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang Kota
 
Tugasan 5
Tugasan 5Tugasan 5
Tugasan 5
 
14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif
 
Tugasan 5: Bandar Anda dan Agenda Tempatan 21
Tugasan 5: Bandar Anda dan Agenda Tempatan 21Tugasan 5: Bandar Anda dan Agenda Tempatan 21
Tugasan 5: Bandar Anda dan Agenda Tempatan 21
 
symbiocity
symbiocitysymbiocity
symbiocity
 
Bandung111209.pdf
Bandung111209.pdfBandung111209.pdf
Bandung111209.pdf
 

Recently uploaded

Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
heri purwanto
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
pelestarikawasanwili
 
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptxMATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
DidiKomarudin1
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
pelestarikawasanwili
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptxPendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
AmandaJesica
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
MuhaiminMuha
 

Recently uploaded (10)

Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
Bahan Paparan SPI Gratifikasi Riau Tahun 2024
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
 
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptxMATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
MATERI FASILITASI PEMBINAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA PEMILIHAN UMUM.pptx
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptxPendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
Pendanaan Kegiatan Pemilihan dari Dana Hibah (1).pptx
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
 

Laporan Lokalatih Forum Komunitas Hijau (Green Community Forum Workshop Report)

  • 2. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
  • 4. i | LOKALATIH FKH SAMBUTAN PERLU disadari bahwa saat ini kawasan perkotaan menjadi episentrum pertumbuhan yang dihadapkan pada berbagai perso- alan aktual yang kompleks dan mengancam keberlanjutannya di masa yang akan datang. Berbagai permalahan timbul khususnya terkait degradasi lingkungan sebagai akibat dari pembangunan perkotaan yang dilakukan tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Langkah-langkah efektif menuju arah pembangunan kota yang berkelanjutan menjadi suatu solusi dalam menjawab tantangan perkotaan untuk menahan laju kerusakan lingkungan. Dengan demikian, sudah seyogyanya menempatkan visi pembangunan berkelanjutan dalam agenda pembangunan yang sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional. Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) merupakan salah satu wujud komitmen pemerintah dalam menjalankan amanat Undang- Undang No. 26 tahun 2007 terkait dengan pemenuhan 30% Ruang Terbuka Hijau (RTH) sekaligus sebagai upaya nyata pemerintah dalam menjalankan pembangunan kota yang berkelanjutan. P2KH menjalankan 8 (delapan) atribut kota hijau, yaitu (1) Green Plan- ning & Design; (2) Green Building; (3) Green Open Space; (4) Green Waste; (5) Green Water; (6) Green Transportation; (7) Green Energy; (8) Green Community. Kota Hijau, yang merupakan meta- fora dari kota berkelanjutan, dapat diwujudkan dengan Ir. Adjar Prajudi, MCE, MCM implementasi kedelapan atribut kota hijau tersebut; dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu dan bangunan hijau, serta mensinergikan partisipasi aktif masyarakat dalam komunitas hijau. Tahun 2016 ini, menginjak tahun kelima pelaksanaan program ini sejak diluncurkan pada tahun 2011, telah ada 165 Kabu- paten/Kota yang menjadi anggota peserta P2KH, dengan menyusun Rencana Aksi Kota Hijau. Kabupaten/Kota yang telah menjadi peserta P2KH dituntut membentuk Forum Komunitas Hijau (FKH). FKH merupakan pengejawantahan dari atribut Green Community, yang terdiri dari kumpulan komunitas yang telah aktif di setiap kota yang memiliki kepedulian tentang isu lingkungan-sosial untuk mengembangkan aktivitas perkotaan berbasis masyarakat. Lokalatih FKH ini diselenggarakan untuk mengembangkan kapasitas para penggerak FKH agar mendapat pemahaman yang baik mengenai kondisi kotanya masing-masing sehingga dapat melakukan aksi pergerakan yang tepat sasaran. Kepekaan terhadap isu-isu perkotaan dibutuhkan guna menghasilkan solusi yang berkelanjutan bagi kotanya. Dengan begitu perwuju- dan kota hijau di Indoneisa menjadi lebih efektif dan efisien. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kota hijau hanya dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan. Tidak hanya pemerintah pusat dan pemerintah daerah, namun juga peran serta dari Forum Komunitas Hijau (FKH) untuk mengembangkan aktivitas perkotaan berbasis masyarakat. FKH juga menjadi mitra pemerintah daerah dalam menjadi penggerak terciptanya kota-kota hijau di Indonesia. Kembali kami ingin mengingatkan bahwa perwujudan kota hijau yang berkelanjutan adalah tanggung jawab kita bersama. Tak terkecuali komunitas yang memiliki peran strategis dalam menggerakan masyarakat untuk turut menjaga lingkungan perkotaannya.
  • 5. LOKALATIH FKH | ii LAPORAN kegiatan lokalatih ini merangkum keseluruhan penyelenggaraan Lokalatih FKH 2016 yang merupakan hasil kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Yayasan Kota Kita dengan menggunakan modul Urban Citizenship Academy (UCA). Rangkaian Lokalatih FKH diselenggarakan selama 3 (tiga) kali di Sura- karta, dimulai dengan workshop I yang diselenggarakan pada 5-7 September 2016, workshop II pada 4-6 Oktober 2016, dan diakhiri dengan workshop III pada 8-10 November 2016. Lokalatih merupakan kegiatan fasilitasi kepada peserta P2KH pada tahun pertama keikutsertaan yang menargetkan pelatihan kepada perwakilan Forum Komunitas Hijau (FKH) terpilih. Pemi- lihan dilakukan berdasarkan keaktifan FKH dan komitmen penuh untuk mengikuti keseluruhan kegiatan lokalatih. Laporan ini berisi ringkasan materi dari workshop I sampai dengan workshop III, sekaligus penyampaian sekilas kinerja atau hasil pelatihan setiap FKH peserta Lokalatih selama mengikuti Lokalatih. Pada Workshop I, ditekankan pentingnya peran komunitas dalam perwujudan kota hijau; pengenalan terhadap berbagai krisis perkotaan dan konsep dasar citizenship; pembelajaran dalam pemetaan lapangan, strategi pengumpulan data; serta pengetahuan tentang mengindentifikasi permasalahan kota. Selanjutnya, peserta akan belajar tentang pada Analisa Data, pengenalan tentang Analisis Pemangku Kepentingan, melakukan Analisis Intervensi melalui Studi Lapangan, membuat Pohon Peluang, dan berlatih mengkonsep sebuah Rencana Aksi pada Workshop II. Sedangkan pada Workshop III, peserta diajak untuk Mem- bangun Advokasi, mulai dari memahami relasi antar pemangku kepentingan, menentukan mitra yang berpengaruh, mengenali metode-metode advokasi, menyusun pesan dalam advokasi, menyusun taktik advokasi, sampai memilih medium advokasi yang tepat. Pada akhir Workshop III, setiap FKH akan memiliki kemampuan menyusun Rencana Aksi Komunitas yang men- jawab permasalahan kota, didukung dengan kesesuaian data, dan pemilihan strategi komunikasi yang tepat, sebagaimana pengaplikasian pengetahuan yang telah dipelajari dalam keseluruhan Lokalatih FKH 2016 ini. PENGANTAR LOKALATIH
  • 6. iii | LOKALATIH FKH DAFTAR ISI SAMBUTAN i PENGANTAR LOKALATIH ii DAFTAR ISI iii TENTANG FORUM KOMUNITAS HIJAU (FKH) 1 TENTANG KOTA KITA & UCA 3 PESERTA 5 AGENDA 13 PERWUJUDAN KOTA HIJAU BERBASIS KOMUNITAS 15 WORKSHOP I 19 Krisis Perkotaan 20 Citizenship 101 21 Pengenalan terhadap Ruang Perkotaan 22 Pengenalan terhadap Pemetaan 24 Memahami Masalah Perkotaan 27 Pohon Permasalahan 28 Strategi Pengumpulan Data 29
  • 7. LOKALATIH FKH | iv WORKSHOP II 33 Pengenalan Analisis Pemangku Kepentingan 34 Pengenalan Partisipasi Komunitas 36 Analisis Situasi 37 Pengenalan Analisis Data 38 Analisis Data 40 Studi Kasus : Sondakan 45 Pohon Peluang 47 5W1H 53 WORKSHOP III 59 HubunganAntarPemangkuKepentingan 60 Pengenalan Advokasi & Menyusun Pesan dalam Advokasi 64 Taktik Komunikasi & Memilih Medium Advokasi 68 Presentasi Naratif 70 Visualisasi Data 71 LOKALATIH DALAM STATISTIK 83 LOKALATIH DALAM KESAN 84 hal.20 hal.27 hal.34 hal.37 hal.62
  • 8. 1 | LOKALATIH FKH TENTANG FORUM KOMUNITAS HIJAU (FKH) DARI 8 (delapan) atribut Kota Hijau, Green Community menjadi atribut utama untuk mengundang keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat melalui komunitas-komunitas yang akan menjadi motor penggerak utama gerakan hijau di kota/kawasan perkotaan serta menjamin keberlanjutan program Kota Hijau di masa yang akan datang. ATRIBUT KOTA HIJAU : GREEN COMMUNITY Pengejawantahan atribut Green Community, melalui pemben- tukan Forum Komunitas Hijau (FKH) adalah sarana mewadahi komunitas-komunitas yang sudah ada, untuk saling belajar dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Kota Hijau. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mendorong partisipasi masyarakat melalui pembentukan Forum Komunitas Hijau (FKH) dalam meningkatkan pengetahuan dan kepedulian seluruh penghuni kota terhadap perwujudan kota hijau. Forum Komunitas Hijau (FKH) adalah forum komunikasi antar komunitas/kelompok warga yang peduli pada masalah lingkungan dan sosial budaya di kota/kabupaten peserta P2KH. FKH berfungsi sebagai kontrol dan pemantau keberlanjutan kualitas dan kemanfaatan yang berkaitan dengan atribut kota hijau di perkotaan. 8 Atribut Kota Hijau • Pembentukan Forum Komunitas Hijau • Peta Komunitas Hijau • Aksi Kota Hijau • Festival Hijau water Community Planning&DESIGN WASTE Energy OpenSpace Transportation Building
  • 9. LOKALATIH FKH | 2 KARAKTER FKH 1. FKH adalah forum/wadah bagi komunitas, tanpa menghilangkan eksistensi komunitas masing-masing. 2. Keanggotaan FKH adalah komunitas, bukan perseorangan. Keanggotaan FKH bersifat terbuka, komunitas-komunitas baru dapat bergabung sesuai dengan visi misi Kota Hijau. 3. Komunitas anggota FKH dapat melakukan kegiatan bersama-sama atas nama FKH, atau juga atas nama komunitas sendiri. 4. Prinsip FKH adalah independen dan mandiri. 5. Pendanaan FKH didapat dari berbagai sumber, seperti sponsorship, usaha bersama maupun bantuan dari pemerintah/ swasta. SuratminatP2KH 1 WorkshopRAKH* 2 ProposalRAKH* 3 PembentukanTimSwakelola danFKH** 5 PiagamKotaHijau 4 PenyusunanMasterplanKotaHijau 6 PenyusunanPeta KomunitasHijau 7 FestivaldanAksiKotaHijau 8 PenyusunanDEDRTH9 PembangunanRTH 10 Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 RAKH: Rencana Aksi Kota Hijau FKH: Forum Komunitas Hijau Pengembangan8Atribut KotaHijau 11 Tahun ke 4-5 tahapan fasilitasi P2KHTahapan Fasilitasi P2KH KEGIATAN FKH Pada tahun kedua tahapan program, setiap kota/kabupaten peserta P2KH difasilitasi dalam kegiatan penyusunan Peta Komunitas Hijau, dan kegiatan Festival-Aksi Komunitas Hijau. Selain kegiatan tersebut, FKH dapat menjalankan kegiatan-kegiatan lain secara mandiri yang bertujuan, antara lain : • Meningkatkan pemahaman kepada warga tentang pentingnya kota hijau bagi keseimbangan fungsi kota yang berkelanjutan • Mengajak warga untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau yang ada, serta berperan aktif dalam peningkatan kualitas dan kuantitas RTH Kota/Kawasan Perkotaan. • Forum Komunitas Hijau (FKH) kota/kabupaten sebagai mitra pemerintah kota/kabupaten dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH kota/kawasan perkotaan.
  • 10. 3 | LOKALATIH FKH TENTANG KOTA KITA & UCA YAYASAN Kota Kita berdiri pada tahun 2009, bekerja dengan menggunakan pendekatan participatory planning, analisa data-data perkotaan, dan action research bersama masyarakat. Hingga saat ini Kota Kita telah bekerja di 12 kota di Indonesia dan juga di luar negeri. Kota Kita percaya dengan membawa masyarakat lebih berdaya (empowerment), maka bisa meng- gunakan kapasitas mereka untuk mengadvokasikan diri. Kota Kita bergerak melakukan suatu proyek advokasi, seringkali menjembatani antara komunitas dan pihak pemerintah. Dengan menggunakan data-data yang dimiliki oleh komunitas agar advokasi lebih kuat dalam mempengaruhi pemerintah. URBAN Citizenship Academy (UCA) merupakan suatu akademi yang bertujuan mendorong keterlibatan aktif para peserta untuk membuat perubahan positif di lingkungan masing-masing melalui penguatan kapasitas dan partisipasi serta kerelawa- nan di kota. Warga yang aktif akan sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kota menjadi lebih baik. Melalui proses pem- belajaran dua arah, timbal balik peserta diperlukan sebagai bahan pembelajaran satu sama lain. Target sasaran UCA ini meliputi individu, komunitas, organisasi, yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan ingin melakukan perubahan.
  • 11. LOKALATIH FKH | 4 Desain partisipatif ruang bermain anak di Banjarmasin Pemanfaatan ruang kota Diskusi warga Siak terhadap permasalahan lingkungannya Urban skill, citizenship, dan kepemimpinan merupakan 3 kom- petensi utama dalam UCA yang dibalut dalam suatu mentorship selama 3 bulan. Diakhir diharapkan dapat tercipta komunitas pembawa perubahan. Ketiga kompetensi utama tersebut saling melengkapi. Citizen- ship (kewargaan) lebih fokus kepada pola relasi antara warga dengan sistem identitasnya masing-masing. Bagaimana kita membentuk relasi yang baik, menjadi warga yang aktif yang memiliki hak sekaligus tanggung jawab. Untuk leadership, melalui pelatihan UCA suatu komunitas dapat menjadi agen perubahan yang akan memprakarsai perubahan. Kedua hal tersebut disokong oleh urban skill yaitu berupa kemampuan teknis dan kemampuan praktis yang nantinya akan sangat me- mudahkan kita dalam melakukan penilaian terhadap perubahan yang dilakukan. Pelatihan UCA di bagi 3 tahap pelatihan, yang pertama adalah community mapping, belajar mengidentifikasi permasalahan, hingga melakukan pemetaan. Di pelatihan kedua melakukan data analisis, dan pelatihan yang terakhir adalah penyusunan advokasi. Diakhir pelatihan Graduation diselenggarakan sebagai tanda kelulusan dari akademi kewargaan perkotaan.
  • 12. 5 | LOKALATIH FKH PESERTAPeserta berasal dari 10 dari 22 kota/kabupaten anggota P2KH 2016 yang menandatangani MoU Kota Hijau pada akhir tahun 2015. ProvinsiAceh 1.KotaSabang ProvinsiJambi 3.Kab.Tebo * Kab.Bungo ProvinsiSumateraSelatan 5. KotaPalembang * KotaPrabumulih * Kab.OganKomeringIlir * Kab.Banyuasin * Kab.OganKomeringUluTimur ProvinsiBengkulu . 4.KotaBengkulu ProvinsiBanten * KotaTangerang ProvinsiKepulauanRiau *Kab.Bintan ProvinsiSumateraBarat 2.Kab.Dharmasraya
  • 13. LOKALATIH FKH | 6 r . ProvinsiJawaTimur * . KotaSurabaya 6.Kab.Tulungagung ProvinsiNusaTenggaraBarat . 7.KotaBima . ProvinsiSulawesiSelatan * KabupatenGowa ProvinsiMaluku * KotaTual ProvinsiGorontalo * Kab.Boalemo ProvinsiKalimantanSelatan 8.Kab.TAPIN 9.Kab.HuluSungaiSElatan 10.Kab.Banjar * KotaBanjarBaru
  • 14. 7 | LOKALATIH FKH PROFIL PESERTA Bobby terlibat dalam komunitas IOF, yang merupakan wadah penggemar kegiatan off-road, yang cabangnya tersebar di seluruh Indonesia. Selain melakukan kegiatan off-road, IOF juga menyelenggarakan kompetisi, rekreasi, atau kegiatan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan. Di bidang sosial ke- masyarakatan, IOF memiliki sebuah gerakan komunitas bernama IOF Peduli. IOF Peduli berpartisipasi aktif memberikan bantuan transportasi logistik dan pertolongan di daerah-daerah yang terkena bencana alam. Di Dharmasraya, Komunitas IOF berada dibawah naungan Dinas Pariwisata Kabupaten Dharmasraya. BOBBY ANDRIAN (b.andrian78@gmail.com) Indonesia Offroad Federation (IOF) cabang Dharmasraya FKH DHARMASRAYA HIJAU (KAB.DHARMASRAYA) SUMATERA BARAT Yudi tergabung dalam paguyuban Brotherhood Dharmasraya Ba- tas, yang misi pendiriannya bertujuan untuk menyatukan klub-klub motor yang ada di Dharmasraya dan sekitaran Batas. Penyatuan klub motor dilakukan untuk menjalin, mencari, mempererat persaudaran sesama bikers maupun pengendara motor lainnya. Kegiatan komunitas Brotherhood Dharmasraya Batas umumnya berupa acara kumpul-kumpul antar sesama bikers. YUDI PERMANA (lubukkarya@gmail.com) Brotherhood Dharmasraya Batas HERU LESMANA (hael4747@gmail.com) Komunitas Sepeda Dharmasraya Dari 10 FKH P2KH 2016, 31 peserta mengikuti keseluruhan kegiatan lokalatih FKH 2016. Para peserta berasal dari 30-an komunitas yang berbeda. Sebagai penggemar kegiatan bersepeda, Heru tergabung dalam komunitas sepeda Dharmasraya. Selain menyehatkan, komunitas bersepeda juga mengkampanyekan upaya pengurangan emisi dan polusi dengan mengajak sebanyak-banyaknya orang memini- malisir penggunaan kendaraan bermotor. Bobby Andrian (0812 6343 040) b.andrian78@gmail.com
  • 15. LOKALATIH FKH | 8 Memiliki hobi di dunia musik, melatari Koko mengikuti komuni- tas KSATRIA, yang kerap memberikan kritik sosial melalui seni musik sebagai bagian dari bentuk kegelisahan warga Tebo yang hutannya sedang kritis karena dirambah oknum-oknum tertentu. Karya komunitas KSATRIA yang telah dihasilkan, diantaranya jingle bertema hutan Tebo, sebagai pusat paru-paru dunia yang kondisinya kini sedang kritis. KOKO HADIWANA (kokohadiwana@gmail.com) KSATRIAFKH TEBO KOTAKU (KAB.TEBO) JAMBI Dari kegemarannya menangkap momen melalui kamera dan kesenangannya pada hal-hal yang berhubungan dengan visual, Bayu aktif dalam TEPHOCY, komunitas yang bergerak dalam kegiatan fotografi yang membantu branding wisata lokal melalui foto, video, dan media cetak. TEPHOCY juga kerap mengkritik pemerintah lokal melalui foto-foto yang dihasilkannya. BAYU KRISNA IRAWAN (bakawanzone@gmail.com) TEPHOCY (Tebo Photography Community) Hendri yang juga biasa dipanggil ‘Tole’ ini bisa disebut sebagai seniman sastra, aktif di komunitas yang bergerak di bidang Seni Sastra, bernama PINTU. PINTU, sebagaimana berfungsi sebagai tempat keluar masuk, komunitas PINTU membuka kesempatan bagi siapapun dapat masuk dan diterima dengan segala potensi apapun yang dimiliki apapun. HENDRI ‘TOLE’ ISKANDAR (hendri.iskandar@ymail.com) Komunitas PINTU FKH KOTA BENGKULU BENGKULU Ade merupakan pendiri dari Wahana Lingkungan Kandang Mas Agrosari, wahana penyelamatan lingkungan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, teknologi agriculture, ecoeducation, energy renewable, dan waste management. Wahana mengolah limbah sampah menjadi energi yang bisa bermanfaat untuk masyarakat. Karenanya, tak jarang, tempat ini dijadikan tempat pembelajaran sekolah-sekolah untuk kunjungan studi. ADE DHARMA PUTRA (ade.marthadinata@gmail.com) Wahana Lingkungan Kandang Mas Agrosari Memiliki kepedulian dalam isu persampahan, menjadi alasan Dwi tergabung dalam komunitas GRACE, komunitas yang bergerak di bidang penanggulangan sampah dan juga mengarahkannya pada kegiatan social entrepreneur. DWI SUTRISNO (dwisutrisno960@gmail.com) Grace Community Selain kewajibannya menjalani studi perkuliahan, tidak mengha- langi Gene untuk aktif dalam kegiatan aktivisme kampus bernama COSMIP. COSMIP merupakan komunitas yang bergerak di bidang seni dan kritik sosial kampus. GENE CERIAWATI (gene_ceriawati@yahoo.com) COSMIP Ade Dharma Putra (0821 5421 0288) ade.marthadinata@gmail.com Koko Hadiwana (0853 8342 8401) kokohadiwana@gmail.com
  • 16. 9 | LOKALATIH FKH FKH SRIKSETRA (KOTA PALEMBANG) SUMATERA SELATAN Seiring pertanian perkotaan (urban farming) populer diperke- nalkan melalui kegiatan komunitas, Cholil mendalaminya melalui komunitas Rumah Hijau, komunitas Urban Farming di Palembang yang fokus pada kegiatan yang mendukung kemandirian pangan untuk masyarakat rentan, advokasi dan pendampingan dalam membangun pertanian organik serta kampanye isu-isu lingkungan hidup. CHOLIL (cholil15@yahoo.com) Rumah Hijau Dimulai dari hobi membaca puisi, Febri aktif di Komunitas Batanghari Sembilan, atau dikenal dengan Kobar 9. Kobar 9 ingin menggelorakan kembali seni budaya lokal (Palembang), sekaligus mengkampanyekan kepedulian terhadap kearifan lokal, melalui berbagai pementasan teater. FEBRI IRWANSYAH (valintani@yahoo.com) Komunitas Batanghari Sembilan (Kobar 9) Perempuan yang akrab disapa “Butet” ini tergabung dalam Sahabat Walhi Palembang. Sahabat Walhi adalah sayap organisasi Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) yang berbentuk komunitas lingkungan yang mengkampanyekan isu lingkungan melalui edukasi, seperti daur ulang kertas untuk anak-anak TK-SD yang hasil daur ulangnya dapat digunakan menjadi barang yang bisa digunakan, seperti kotak alat tulis. Sahabat Walhi juga melakukan edukasi melalui seni, dengan karya komik yang dapat dinikmati semua masyarakat. PUSPITA ‘BUTET’ INDAH SARI S. (phytaladyrose02@gmail.com) Sahabat Walhi FKH KAB.TULUNGAGUNG JAWA TIMUR Berbekal kepeduliannya pada ketersediaan ruang hijau di Tulungagung, Karsi menjadi penggiat di komunitas HAMPAR, yang bergiat dalam penyelamatan kawasan sumber air dan edukasi lingkungan. Komunitas HAMPAR pada tahun 2016 juga meme- nangkan juara I Lomba Desain Ruang Terbuka Hijau se- Provinsi Jawa Timur. KARSI NERRO SOETHAMRIN (campjavastone@yahoo.co.id) HAMPAR (Habitat Masyarakat Peduli Alam Raya) Pria yang akrab dengan panggilan ‘Joe’ ini adalah seorang guru di SMA Katholik Santo Thomas Aquino yang telah bergelar penghargaan Adiwiyata. Sebagai seorang pengajar, Joe gigih melibatkan siswa dalam kegiatan pengelolaan lingkungan dalam maupun luar sekolah. Joe juga menyebarkan semangat peduli lingkungan dengan memasukkan pembelajaran berbasis sampah, termasuk mengadakan lomba-lomba karya ilmiah berbasis sampah dan lingkungan. HARIYADI ‘JOE’ (hariadi_joe@yahoo.co.id) SMA Katholik Santo Thomas Aquino Porwadi tergabung dalam Kader Berseri, kelompok masyarakat yang aktif dalam pengelolaan lingkungan khususnya di perkam- pungan wilayah perkotaan. Dengan lahan yang sempit di daerah perkotaan Tulungagung, Kader Berseri, berupaya memanfaatkan ruang yang minimal melalui penghijauan-penghijauan vertikal yang dilakukan oleh masyarakat. PORWADI Kader Berseri Karsi (0813 5999 9699) tulungagunghijau@gmail.com Cholil (0853 2012 1938) fkhpalembang@gmail.com Sriksetra FKH Palembang @FKHPalembang Sriksetra.palembang
  • 17. LOKALATIH FKH | 10 FKH GO GREEN BASTARI (KAB.TAPIN) KALIMANTAN SELATAN Hendera Gunawan, lebih akrab dengan panggilan ‘Ogun’ berasal dari TSC kependekan dari Tapin Scooter Club. TSC merupakan komunitas Club Vespa di Kabupaten Tapin, dengan kegiatan rutin menyambangi tempat-tempat wisata untuk mengkampanyekan kesadaran ‘buang sampah pada tempatnya’ dan melakukan aksi penanaman pohon. HENDERA GUNAWAN ‘OGUN’ (guent.gunadi@yahoo.co.id) Tapin Scooter Club (TSC) Aina tidak jengah berada dalam kelompok hobi yang lekat dengan stereotipe kelelakian, dengan tergabung dalam komunitas S.E.A.T, yakni penggemar olahraga air soft gun. Dalam keseha- riannya sebagai pendidik anak usia dini (PAUD) di sekolah alam dan sekolah-sekolah yang berada di pelosok, Aina juga aktif di komunitas sepeda. NURUL AINA (aina33.fkh@gmail.com) S.E.A.T(Air Soft Gun) Rezza yang dalam kesehariannya berprofesi sebagai pegawai honorer di Dinas Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Tapin, tergabung dalam komunitas Bersepeda Tapin, kelompok khusus pengendara sepeda gunung. REZZA RAMADANI (rezza.ramadani26@gmail.com) Bersepeda Tapin FKH INTAN BARAKAT(KAB.BANJAR) KALIMANTAN SELATAN Sebagai seorang pewarta, Fatur aktif di perkumpulan wartawan dan pekerja media, bernama Media Kalimantan atau dikenal dengan MK. Fatur secara khusus bergelut di MK Pelindung Ling- kungan, bidang yang mengurusi kepedulian lingkungan. Kegiatan yang dilakukan MK Pelindung Lingkungan, antara lain : berbagi tips hijau, mengelola bank sampah, mengajak lingkungan sekitar, agar pintar dalam memilah sampah mulai dari rumah tangga, melakukan penanaman pohon. FATURRAHMAN (fathurbanjar@gmail.com) Media Kalimantan (MK) Pelindung Lingkungan Teguh mendirikan Komunitas Kampung Baru Hijau 4 Mei 2015, setelah 5 tahun terakhir berkegiatan tanpa nama. Kampung Baru Hijau berupaya mengubah kampung berstigma negatif (banyak preman, maling) menjadi kampung yang lebih baik melalui kegia- tan penghijauan. Teguh sengaja memberikan bibit yang sulit hidup yang ditanam saat musim kering sehingga dibutuhkan ketelatenan untuk merawatnya. Ketelatenan dan semangat gotong royong yang dipupuk melalui kegiatan rutin setiap minggu pagi demi keasrian lingkungan, perlahan mengubah perangai warga menjadi lebih positif. TEGUH Kampung Baru Hijau Dongeng menjadi media yang selalu diandalkan Enik untuk mengedukasi anak-anak melalui komunitas Kampung Dongeng Intan Martapura. Melalui dongeng, pesan lingkungan yang disam- paikan lebih mudah diterima, anak-anak tidak merasa dihakimi. Enik juga menyisipkan pembentukan karakter usia dini dalam kegiatan mendongeng rutin setiap minggu sore (minggu 2,3 & 4) di kampung dan kegiatan dongeng keliling ke sekolah-sekolah PAUD/SD. ENIK MINTARSIH (enik.mintarsih11@gmail.com) Kampung Dongeng Intan Martapura Ogun (0821 5352 3691) guent.gunadi@yahoo.co.id Fatur (0811 900 2352) fkh.banjar@gmail.com fkh.Banjar @fkhbanjar fkh_intan_barakat_
  • 18. 11 | LOKALATIH FKH FKH SEHATI (KAB.HULU SUNGAI SELATAN) KALIMANTAN SELATAN Melihat sampah yang ada di sekelilingnya, Aulia merasa perlu untuk berbuat sesuatu. Terlibat dalam komunitas Bank Sampah di Kota Kandangan, kawasan perkotaan Kab. Hulu Sungai Selatan, Aulia turut mengelola limbah/sampah menuju zero waste dengan menerapkan konsep 3R. Pusat Bank Sampah yang berlokasi di Jalan Angakarsa RT 03/RW 02 Kelurahan Kandangan Barat, kini telah mempunyai beberapa unit Bank Sampah dengan total nasabah Bank Sampah, mencapai 660 orang. AULIA RAHMAN (bisnissukseshss@gmail.com) Bank Sampah Serupa dengan Aulia, Rahman juga aktif dalam komunitas Bank Sampah di kawasan yang lain. Rahman berniat membuat ling- kungan menjadi bersih tanpa sampah. Selain mengupayakannya melalui program bank sampah kredit peduli lingkungan, Rahman juga kerap terlibat dalam kegiatan penanaman pohon, membina dan membangun kawasan wisata ‘Tabuk’ di Kab. Hulu Sungai Selatan agar lebih bersih, bekerjasama dengan Dinas Pariwisata. ABDUL RAHMAN (bisnissukseshss@gmail.com) Bank Sampah Masdiansyah, atau jika terlalu panjang, Anda bisa memang- gilnya sekedar dengan sapaan ‘Mas’. Mas yang memiliki hobi bersepeda, tergabung dalam komunitas Mountain Bike (AC3), klub sepeda gunung di Kab. Hulu Sungai Selatan yang juga memiliki kegiatan bakti sosial dan aksi penghijauan. MASDIANSYAH (dimasesco.14@gmail.com) Mountain Bike (AC3) FKH KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT Berdasar pada kesenangannya menikmati suasana alam bebas, Mulbasir, atau biasa dipanggil ‘Mul’ bergerak di komunitas kepecinta alaman, Komunitas Pecinta Alam Kota Bima (KOPA). Tak hanya menaklukkan alam di ketinggian dengan pendakian gunung (Mountenering) dan Rock Climbing (Panjat Tebing), KOPA juga berkegiatan di bidang lingkungan dan sosial, seperti Penelusuran Gua/Speleologi, dan transplantasi terumbu karang. MULBASIR (mul.basyir92@yahoo.co.id) Komunitas Pecinta Alam Kota Bima (KOPA) FTSB yang mungkin di benak orang, hanya hadir pada saat terjadi bencana, Lukman atau bisa juga dipanggil ‘Tejo’ mencoba melu- ruskan anggapan klise tentang kegiatan tim kebencanaan. Selain bergerak dalam bidang sosial, khususnya kebencanaan yang ada di Kota Bima, FTSB juga bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan hidup, sebagai bentuk pengurangan resiko terhadap- bencana dan juga mencapai kelestarian lingkungan sekitar. LUKMAN ‘TEJO’ (lukmanftsb19@gmail.com) Federasi Tim Siaga Bencana (FTSB) Dari kegemarannya berkelana, An, sapaan akrab Sya’an, mengi- kuti komunitas My Trip My Adventure(MTMA Bima) regional Bima. Misi yang diemban MTMA Bima, tidak semata erat pada bidang pariwisata, tapi juga peduli sampah. Melalui penggalakkan kampanye “Nyampah Sembarangan Gak Asik” di media sosial, MTMA Bima berkomitmen menjaga kebersihan kawasan wisata, baik di darat maupun lautan. MUHAMMAD SYAR’AN (muhammad.syaran@yahoo.co.id) My Trip My Adventure(MTMA Bima) regional Bima Aulia (0811 5544 478) bisnissukseshss@gmail.com Mul (0853 3865 7326) fkhkotabima@gmail.com fkhkotabima fkhkotabima
  • 19. LOKALATIH FKH | 12 Irwan aktif sebagai penggiat Sustainable Tourism Development (STD) Sabang, yang dicetus dalam kegiatan Sadar Wisata yang digagas oleh Kementerian Pariwisata pada 2015, dan kemu- dian menjadi komunitas mandiri. STD sabang bertujuan untuk menciptakan lingkungan, masyarakat, dan ekonomi daerah yang berkelanjutan, yang beranggotakan masyarakat Sabang yang peduli dengan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. STD Sabang saat ini aktif melakukan kegiatan Sadar Wisata dengan melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Duta Wisata. IRWAN MAHDI (irwanmahdi@gmail.com) Sustainable Tourism Development (STD) Sabang Didasari oleh keprihatinan terhadap masih rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya generasi muda Sabang dalam hal pendidikan dan kesadaran lingkungan, Fatwa melalui komunitas Greenindo, berkomitmen untuk memfasilitasi generasi muda Sabang dalam peningkatan kapasitas (capacity building) dalam bidang pariwisata, lingkungan hidup dan manajemen organisasi. Komunitas Greenindo melakukan berbagai pelatihan masyarakat seperti pelatihan kuliner pendukung pariwisata, pelatihan pem- buatan kompos, pembinaan UKM di Gampong Aneuk Laot, selain juga terlibat dalam pelestarian Danau Aneuk Laot di Sabang FATWA AMRI (fatwaamri@yahoo.com) Greenindo Anizul merasa terpanggil dengan inspirasi yang disebarkan Indonesia Berkebun, untuk mengajak masyarakat kota bercocok tanam. Anizul yang juga mengemban amanah sebagai Duta Wisata Kota Sabang 2016, mencoba menumbuhkan semangat berkebun anak muda melalui komunitas Sabang Berkebun terutama di Pu- lau Weh Sabang. Setelah tanam perdana yang berlokasi di Kebun Piyoh pada 12 Desember 2014, saat ini kegiatan berkembang dengan memanfaatkan beberapa lahan tidur, pengembangan metode berkebun, serta pelibatan lebih banyak masyarakat. ANIZUL FARMI (anizulmeutuahmirah@gmail.com) Sabang Berkebun RIZA PUTRA KURNIA rizaputraku@yahoo.com Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sabang Riza, seorang pekerja PMI kota Sabang yang mengerahkan en- erginya untuk bergerak dalam kegiatan atas nama kemanusiaan. Riza terlibat dalam mengurusi kegiatan khas palang merah, yakni donor darah, sampai memberikan pelayanan masyarakat yang maksimal, khususnya pada masa darurat, seperti kebakaran atau gempa bumi. FKH TEURAWAH (KOTA SABANG) ACEH Irwan (0813 7710 3347) irwanmahdi@gmail.com fkh teurawah “Variasi asal komunitas dan asal kota/kabupaten menghasilkan pelaksanaan lokalatih yang dinamis. Diharapkan tercipta interaksi, pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan saling belajar, agar kelak setiap peserta dapat menyebarkan kemampuan hasil dari lokalatih ini ke kota/kabupaten asal maupun komunitas masing-masing.”
  • 20. 13 | LOKALATIH FKH AGENDA LOKALATIH 10.00 - 12.00 Registrasi Peserta Sambutan Pembukaan Penyambutan Peserta Kebijakan Kota Hijau Perwujudan Kota Hijau Berbasis Komunitas Pengenalan UCA Krisis Perkotaan Citizenship 101 Pengenalan Ruang Perkotaan Pengenalan Pemetaan Persiapan Pemetaan Lapangan Pemetaan Lapangan Presentasi Kelompok: Latihan Pemetaan Identifikasi Permasalahan Perkotaan & Pohon Permasalahan Kerja Kelompok: Pohon Masalah Presentasi Kelompok & Refleksi Pengenalan Data dan Strategi Pengumpulan Data Pentingnya Kesesuaian Data Pendekatan Anggota Komunitas Perencanaan Strategi Pengumpulan Data Latihan Kelompok Refleksi: Presentasi Kelompok Penjelasan Tugas Perkotaan Kita14.35 - 17.25 Identifikasi Permasalahan Perkotaan Pemetaan & Pengumpulan Informasi 08.30 - 14.45 14.45 - 17.45 Perencanaan Pengumpulan Data 08.30 - 16.30 Senin, 5 September 2016 Selasa, 6 September 2016 Rabu, 7 September 2016 Pembukaan13.00 - 14.35 WORKSHOP I : PEMETAAN KOMUNITAS
  • 21. LOKALATIH FKH | 14 WORKSHOP II : ANALISIS DATA 10.00 - 12.00 Registrasi Peserta 13.00 – 13.45 Rekap Workshop 1 & pembahasan tugas dari Workshop I Pengenalan Analisis Data Studi Kasus Analisis Data: Sondakan Latihan : Kerja Kelompok Analisis Data Presentasi Kelompok Pengenalan dan Metodologi Analisis Pemangku Kepentingan Latihan Kelompok Refleksi : Presentasi Kelompok Pengenalan Partisipasi Komunitas Studi Lapangan: Analisis Intervensi Refleksi Kegiatan Lapangan Mereview Pohon Masalah Refleksi : Presentasi Kelompok Pohon Peluang Latihan Kelompok : Pohon Peluang Refleksi : Presentasi Kelompok 5W1H Latihan Kelompok: Konsep Rencana Aksi (5W1H) Presentasi Kelompok 11.00 - 13.30 Presentasi : Progress Peta Komunitas Hijau 14.15 - 14.45 Penjelasan Tugas Analisis Pemangku Kepentingan Partisipasi dalam Penciptaan Keberlanjutan 08.30 - 09.45 09.45 - 14.00 Mencari Solusi untuk Perubahan Selasa, 4 Oktober 2016 Rabu, 5 Oktober 2016 14.00 - 17.45 Mencari Solusi untuk Perubahan 08.30 - 11.00 Kamis, 6 Oktober 2016 13.45 – 16.30 Analisis Lokasi Selasa, 8 November 2016 10.00 - 12.00 Registrasi Peserta 13.00 – 13.45 Rekap Workshop II Hubungan Antar Pemangku Kepentingan Latihan: Relasi Pemangku Kepentingan Refleksi Menentukan Mitra yang Berpengaruh Latihan : Identifikasi Pemangku Kepentingan Refleksi & Kesimpulan Rabu, 9 November 2016 Pengenalan Advokasi & Menyusun Pesan Dalam Advokasi Latihan : Menyusun Advokasi Refleksi Taktik Komunikasi & Memilih Medium Advokasi Latihan: Strategi & Medium Advokasi Refleksi Menetapkan Tujuan Rencana Aksi Strategi Advokasi Latihan: Membangun Strategi Komunikasi Refleksi Kamis, 10 November 2016 Presentasi Naratif Latihan: Elevator Pitch Mini Workshop: Visualisasi Data Mini Workshop: Pengenalan GIS Mini Workshop: Menyusun Pesan Dalam Sosial Media 12.45 - 13.45 Presentasi: Mensinergikan Keseluruhan 13.45 - 14.45 Penutupan 10.15 - 11.45 09.00 - 10.00 Menyatukan Seluruh Materi 13.00 – 14.45 Merancang Alat Komunikasi Menyatukan Seluruh Materi 14.45 - 17.00 Kekuatan dalam Komunitas 13.45 – 17.30 09.00 – 11.45 WORKSHOP III : MEMBANGUN ADVOKASI
  • 22. 15 | LOKALATIH FKH15 | LOKALATIH FKH SITUASI GLOBAL HARI INI PERWUJUDAN KOTA HIJAU BERBASIS KOMUNITAS ANDA dan kita semua masuk ke dalam satu barisan yang hebat untuk membuat kota kita menjadi kota hijau, dan itu letaknya ada di tangan kita. Komunitas-komunitas ini adalah jantung, komunitas ini adalah tangan, komunitas ini adalah otak dari kota hijau di kota masing-masing. Krisis perkotaan nyata adanya, jika kita tidak bersiap sejak sekarang, kelak kita tidak bisa berbuat apa-apa. Berapapun uang yang Anda miliki, tidak akan mampu menumbuhkan pohon dengan cepat. Kota kita bisa terkena penyakit akut yang sekali terjang, langsung habis, seperti apa yang telah tsunami tunjuk- kan kepada kita. Walaupun berbeda dengan karater tsunami yang datang tiba-tiba, bencana ekologis tidak hadir tanpa gejala sebelumnya. Bencana ekologis bisa menghancurkan kota kita, jika kita tidak melakukan upaya-upaya. Kita hanya memiliki satu planet bumi. Tidak ada kehidupan selain di planet bumi yang hanya satu ini. Itulah mengapa bumi disebut ‘Mother Earth’, karena hanya ia yang dapat melahirkan kehidupan. Hingga saat ini, ia sudah ‘melahirkan’ 7 miliar manusia.
  • 23. LOKALATIH FKH | 16LOKALATIH FKH | 16 Padahal satu planet Bumi hanya sanggup menghidupi manusia pada saat populasi manusia menjelang tahun 2010. Setelah 2010, Ibu Bumi memelihara kita dengan kualitas yang menurun, karena kemampuannya yang terbatas harus dibagi lagi ke jumlah manusia yang semakin bertambah. Apa yang kita dapatkan dulu, tidak sama seperti sekarang. Ditambah lagi, kita dibebani hutang pada generasi berikutnya yang terpaksa menerima kualitas yang lebih rendah lagi. Apa yang seharusnya menjadi hak gen- erasi mendatang, kita gunakan sekarang. Hidup kita hari ini menggunakan energi dan sumber daya alam bumi yang seharusnya untuk 5 tahun ke depan di tahun 2021. Jika kita tidak melakukan apa-apa, pada tahun 2040, seharusnya perlu ada 2 planet untuk menghidupi manusia, tapi nyatanya bumi yang hanya ada satu-satunya. Masihkan ada air bersih, lahan kosong, ruang hijau? Sementara yang pasti, bumi semakin panas. Kita tidak punya pilihan selain melakukan sesuatu. Kita harus mengembangkan budaya hijau. Pemerintahan hanya bisa menjadi pendorong, untuk membuat kita mampu melakukan sesuatu, seperti lokalatih ini yang dibuat untuk membangun kesadaran bersama. Komunitas harus mampu melakukan sesuatu. Dimulai dari keluarga, lingkungan tem- pat tinggal, tempat kerja, kelompok pertemanan, kelompok yang lebih besar lagi, dan seterusnya. Adanya kesamaan ketertarikan atau kesadaran bersama yang membentuk komunitas memudahkan suatu pergerakan. K-O-M-U-N-I-T-A-S Sembilan (9) poin penting terkait komunitas • Keberlanjutan : Isu utama dari kota hijau. Jika berkomunitas hanya dari patungan saja untuk berkegiatan bisa dipastikan tidak akan berkelanjutan. Suatu keberlanjutan dasarnya adalah bermanfaat untuk masyarakat, lingkungan, diri sendiri. • Organisasi : Kata dasar komunitas adalah commune, artinya bersama-sama. Jadi komunitas adalah suatu organisasi bersama-sama. Organisasi itu terdiri dari ketua/pemimpin dan anak buah. Maka ciri organisasi yang berlanjut adalah jarak orang pertama (pemimpin) dengan orang kedua tidak terlalu jauh, baik gaya kepemimpinan, daya tarik, daya juang, dan lain-lain. Jika terlalu jauh, orang pertama tidak ada lagi maka komunitas itu akan mati. Itulah perlunya kaderisasi. • Masyarakat : Komunitas tak berarti tanpa melibatkan publik. • Usaha : Komunitas harus menguntungkan, agar bisa berkelanjutan. • Negara : Pemerintah menjadi mitra komunitas untuk bisa mengubah kota. Pemerintah juga perlu menjadi pendorong, untuk membuat komunitas mampu melakukan sesuatu • Inisiatif : Harus ada inisiatif dan prakarsa agar komunitasnya hidup. • Tindakan : Semua komunitas harus berorientasi terhadap aksi, jangan berhenti pada diskusi saja, agar memberikan manfaat langsung pada lingkungan. • Alam : Lingkungan/ekologi • Sejahtera : Untuk membuat komunitas bisa menguntungkan, perlu menilik peluang mencapai kesejahteraan. Tulislah surat, tulislah proposal. Jika Anda tidak bisa menulis surat maka tidak ada yang bisa Anda jual. Ceritakan misi Anda dengan baik untuk mendapatkan bantuan. Mulai saat sekarang dan seterusnya, Anda harus menugas- kan diri sendiri, berkomitmen bahwa Anda akan melakukan upaya ini supaya kota Anda selamat. Jika Anda terpanggil, kita punya sejuta alasan agar kota ini selamat. Terletak di tangan Andalah masa depan kota hijau. Apakah program Kota Hijau hanya jadi monumen sejarah di kota kita? Atau memang sungguh-sungguh kota Anda mandiri menjadi kota hijau ? Kota tidak akan hijau jika kita tidak hidup hijau. Jika dilakukan sendiri sulit, maka kita lakukan bersama. Jika ingin pergi cepat berangkatlah sendiri, jika ingin pergi jauh berangkatlah bersama-sama. Tidak ada perjalanan jauh yang dilaksanakan secara singkat. Oleh karena itu Anda harus membangun komunitas. Jika satu bosan dan lupa yang lain mengingatkan. Mari kita hidup hijau, orang- orang juga hidup hijau, maka kota kita akan hijau.
  • 26. 19 | LOKALATIH FKH WORKSHOP I : PEMETAAN KOMUNITAS
  • 27. LOKALATIH FKH | 20 Krisis Perkotaan Urbanisasi adalah sesuatu yang tak terhindarkan Trend urbanisasi saat ini mengalami perkembangan tercepat dalam peradaban manusia. Di China 30.000 orang berpindah setiap hari. Di India hampir 50.000 orang setiap hari. Demikian pula halnya di Jakarta, proses migrasi menjadi sangat masif. Kota-kota di Sumatera memiliki laju perpindahan tercepat kedua di Indonesia seperti Palem- bang, Medan dan Lampung. Urbanisasi menjadi suatu bagian yang tidak bisa dihindari. Ini merupakan pertanda bahwa dunia pun sedang berada dalam proses menjadi kota. Setiap orang yang berpindah ke perkotaan tentu mengambil manfaat dari fenomena ini, dengan motif untuk mencari lapangan pekerjaan, mengubah kondisi ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya. Namun perlu diingat, pedesaan menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari proses perkotaan ini. Akibat arus urbanisasi menimbulkan permasalahan di perkotaan. Jika orang datang ke kota lebih banyak dari pekerjaan yang disediakan maka akan timbul pengangguran. Jika orang datang ke kota namun ruang terbatas maka akan muncul kemacetan. Jika orang datang ke kota namun tempat sampah tidak tersedia maka akan timbul tumpukan sampah. Bayangkan jika kota berkembang begitu cepat se- mentara pemerintah tidak antisipasi untuk ruang mobilitas maka yang terjadi kekacauan dan kemacetan. Masalah apa yang muncul di kota Anda? Diskusi tentang perkotaan yang mengalami krisis bukanlah untuk menakuti Anda. Namun diharapkan ini isu tersebut dapat dijadikan sebagai pemicu. Siapa lagi yang akan memperbaiki kota kita selain diri kita sendiri? Pemerintah harus berbuat sesuatu, masyarakat harus bertindak dan komunitas harus beraksi. WORKSHOP I
  • 28. 21 | LOKALATIH FKH Citizenship 101 Apakah kita bisa dikatakan sebagai warga atau sekedar penduduk ? Kewargaan erat kaitannya dengan rasa memiliki dengan suatu kelompok atau komunitas dan juga kebenaran dan tanggung jawab yang diasosiasikan dengan keanggotaan. Selain status, yang memberikan hak dan kewajiban, kewarganegaraan juga merupakan orang yang berparti- sipasi dalam membentuk masyarakat. Ini menyiratkan hak tidak hanya dan tanggung jawab, tetapi juga interaksi dan pengaruh dalam masyarakat. Identitas lekat kaitannya dengan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkerumun sesuai dengan identitasnya seperti komunitas pecinta sepeda, paguyuban seni, komunitas peduli lingkungan dan lain sebagainya. Ketika menjadi bagian dari kelompok tertentu maka secara otomatis tumbuh rasa saling memiliki. Sebagai anggota komunitas tentunya ingin berusaha untuk tetap berada di komunitas itu. Jika anggota komunitas tidak berbakti dan berkontribusi pada komunitasnya maka tidak berhak disebut sebagai anggota komunitas. Begitu pula halnya dengan negara, apabila Anda menjadi warga pasif tidak berbuat sesuatu maka Anda hanya penduduk bukan warga negara. Apa yang Bisa Kita Lakukan ? Banyak hal yang bisa kita lakukan. Dalam konteks ini, kita tidak menilai seberapa besarnya. Tapi bagaimana Anda ingin melakukannya. Beberapa contoh diantaranya, warga Sungai Siak mencoba untuk mendiskusikan apa yang bisa mereka lakukan di masyarakat; memungut sampah di sepanjang sungai; bersepeda sebagai kampanye untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor; serta mengumpulkan sampah plastik ke bank sampah. WORKSHOP I
  • 29. LOKALATIH FKH | 22 Pengenalan terhadap Ruang Perkotaan Elemen-elemen ruang kota mempengaruhi kualitas hidup kita Lokasi tempat tinggal menentukan kualitas Anda. Tentu akan ada perbedaan jika Anda hidup di lingkungan real estate dengan lingkungan yang miskin. Anda dapat mem- bedakan kesenjangan antara satu tempat dengan tempat lain. Salah satu komponen ruang yang membedakan adalah akses. Seandainya orang miskin memiliki akses ke sekolah mungkin suasanya akan berbeda. Ketika memiliki akses, secara otomatis kehidupan Anda akan berubah. Akses adalah kemauan atau kemampuan seorang individu untuk masuk, memanfaatkan atau menggunakan atau mengambil keuntungan dari sesuatu. Namun akses dapat dihalangi dalam konteks ruang kota seperti adanya tembok, jalan, jembatan, jarak, kemampuan finansial, dan kemiskinan. Tembok secara fisik merupakan halangan terhadap akses Sebagai contoh, dulu di Pantai Anyer kita bisa melihat pe- mandangan pegunungan anak Krakatau yang indah namun setelah dibangun kompleks vila, pemandangan tersebut menjadi terhalang. Begitupula halnya taman kota yang dipagari oleh tembok, maka akses publik terhadap taman tersebut terhalang. Jalan dan jembatan merupakan penghubung yang dapat dilalui oleh seseorang. Ketika jalan dan jembatan yang dilalui tersebut rusak maka akses menuju tempat tujuan pun terhambat. WORKSHOP I
  • 30. 23 | LOKALATIH FKH Semakin jauh jarak yang ditempuh maka akses akan semakin berkurang. Sebagai contoh, jika lokasi tempat tinggal Anda dekat dengan sekolah tentunya akan berbeda jangkauannya ketika Anda tinggal di rumah yang jauh dari sekolah. Harga atau kemampuan seseorang menjadi suatu faktor dalam aksesibiltas terhadap sesuatu. Ketika Anda memiliki kemampuan finansial yang baik, maka selayaknya Anda mendapatkan gaya hidup yang lebih baik begitu pula sebaliknya. Layanan publik yang buruk juga menghalangi seseorang dalam mendapatkan akses terhadap fasilitasi yang layak. Affordability Poor Service Delivery WORKSHOP I
  • 31. LOKALATIH FKH | 24 Pengenalan terhadap Pemetaan Untuk memahami konteks yang terjadi dalam suatu ruang spasial Pemetaan adalah proses mengumpulkan data dan informa- si pada lokasi spasial yang disajikan dalam bentuk visual. Pemetaan sangat penting sebagai alat untuk memahami konteks terjadinya sesuatu dalam ruang spasial. Pemetaan semaksimal mungkin dilakukan pada skala terkecil, sebagai contoh, tingkat kelurahan. Dengan menyajikan profil kelurahan dan data tematik yang disusun bersama dengan masyarakat. Data tematik yang disajikan sesuai dengan isu yang diangkat seperti pendidikan, air, sanitasi, ekonomi, kesehatan, dan lainnya. WORKSHOP I
  • 32. 25 | LOKALATIH FKH Persebaran suatu kelurahan dapat terlihat berdasarkan data tematik yang disajikan. Data tematik dapat dibanding- kan antara data satu dengan data lainnya yang memung- kinkan adanya keterkaitan ataupun irisan. Hasilnya dapat dijadikan sebagai argumen spasial. Misalnya, persentase penduduk yang tidak sekolah memiliki keterikatan dengan persentase banyaknya keluarga miskin di suatu kelurahan. Suatu masalah bisa terkait dengan masalah lain atau bisa dikaitkan dengan isu lainnya. Pemetaan pada tingkat kelurahan maka perlu dipetakan keseluruhan batas wilayah, termasuk area penduduk miskin yang merupakan bagian dari komunitas. Dengan demikian, pemetaan membantu kita untuk mengidentifikasi seluruh bagian kawasan dan keseluruhan permasalahan Contoh yang dilakukan Kota Kita di seluruh Solo. Jika Anda akses website ‘solokotakita.org’, dengan mengaktifkan lay- er ‘klinik’ pada bagian pemetaan, maka akan terlihat lokasi klinik, ber-overlay dengan peta kepadatan penduduk. Ketika pemerintah atau siapapun ingin membangun klinik baru, mereka dapat mempertimbangkan data ini. Daerah-daerah tidak padat mungkin tidak membutuhkan klinik baru. Data ini juga digunakan untuk membandingkan atribut data dari yang terkecil ke terbesar (misal, dari kepadatan rendah ke tinggi). Maka jika dibandingkan terhadap denah keseluruhan kota, terlihat lokasi yang kebutuhannya paling mendesak. Sebagai basis argumentasi bahwa isu ini adalah isu yang penting. WORKSHOP I
  • 33. LOKALATIH FKH | 26 Peta Wisata (Komunitas dan Rumah Batik) Kelurahan Sondakan yang dibuat oleh Pokdarwis Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa lokasi menjadi sangat penting untuk menjelaskan apa yang bisa dan apa yang tidak bisa kita akses. Akses penting dalam mengaitkan antar komponen spasial. Pemetaan juga membantu kita menun- jukan hubungan antara berbagai masalah dengan fenomena. Untuk membuat kesimpulan dari sebuah pemetaan, janganlah terpaku hanya pada apa yang terlihat di peta. Penting untuk menelusuri gap antara aspek-aspek yang tersaji dalam peta dan kebutuhan ideal yang tidak terlihat di peta. Gambar pemetaan akses di sebuah kawasan di Banjarmasin WORKSHOP I
  • 34. 27 | LOKALATIH FKH Memahami Masalah Perkotaan Membedakan masalah, sebab, dan akibat Akibat Sebab Jika masalah diibaratkan sebuah pohon maka sebab adalah sesuatu yang mengakar dari masalah tersebut. Di cari terus apa sebab dari penyebab tersebut hingga cabang dari akar sebab tersebut berhenti. Begitupula halnya dengan akibat yang digambarkan dengan dahan pohon. Perlu di gali terus apa akibat dari masalah tersebut hingga dahan pohon tersebut tidak memiliki cabang lagi. WORKSHOP I
  • 35. LOKALATIH FKH | 28 Pohon Permasalahan Perlunya mengetahui sumber masalah kota berdasarkan realita yang dihadapi WORKSHOP I mencari sebab dan apa konsekuensi dari masalah tersebut. Sebagai contoh, permasalahan yang diangkat dalam kasus ini adalah “Anak-anak tidak memiliki jalur yang aman untuk pergi ke sekolah”. Beberapa penyebab dari masalah tersebut karena tidak adanya petugas penyebrang jalan, tidak ada bus sekolah, orang tua tidak mengantar anaknya ke sekolah karena orang tua berpikir anaknya dapat pergi sendiri ke sekolah, letak sekolah jauh dari lingkungan tempat tinggal, dan lain sebagainya. Sedangkan masalah tersebut akan mengakibatkan 2 hal yakni, anak-anak menjadi frustasi dan tidak mau sekolah sehingga banyak anak yang bolos sekolah dan atau dikeluarkan dari sekolah, dan anak belum cukup umur mengendarai sepeda motor ke sekolah sehingga menin- gkatkan kemacetan, kecelakaan motor, dan jalan menjadi berbahaya. Pohon masalah merupakan teknik untuk memecahkan per- masalahan dengan menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat dari beberapa faktor yang saling terkait. Po- hon masalah berguna untuk membantu dalam menganalisis sebab akibat dari masalah tersebut. Langkah pertama yang perlu diketahui adalah pokok masalah yang dihadapi. Ironinya, masalah yang Anda persoalkan seringkali asumsi Anda terhadap masalah orang lain, bukan masalah yang sebenarnya terjadi. Anda perlu mengetahui sumber masalah dari kota Anda masing-masing. Bukan dari idealisasi yang Anda miliki namun harus berdasarkan realita yang dihadapi. Kemudian memilah apa yang menjadi penyebab dari masalah itu dan apa akibat yang akan dihadapi dari permasalahan tersebut. Untuk memudahkan menyusun pohon masalah, Anda perlu banyak bertanya mengapa masalah tersebut terjadi untuk
  • 36. 29 | LOKALATIH FKH Strategi Pengumpulan Data Untuk mengidentifikasi masalah perkotaan yang dihadapi, perlu turun langsung ke lapangan, mengumpulkan data yang terserak di lapangan Proses tanya jawab secara lisan yang dilakukan antara dua orang untuk mendapatkan informasi yang tepat dari nara- sumber yang terpercaya. Teknik interview atau wawancara merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dijawab atau dikerjakan oleh spesifik responden. Kuesioner digunakan ketika Anda ingin mengumpulkan data yang bersifat kuan- titatif. Kuesioner kerap digunakan untuk mengagregasikan data yang sifatnya massif. Hasil pengolahan data kuesioner dapat dibuat perbandingan persentase sebaran data. Pemetaan menggunakan peta untuk membantu observasi lingkungan secara visual. Teknik ini perlu menggunakan perangkat kamera untuk mengambil gambar aktual sebagai bukti kuat yang menyatakan informasi. Pengamatan Anda sangat penting untuk setiap kondisi atau kejadian yang terjadi pada saat itu. Sebaiknya, setiap informasi yang didapat perlu dicatat. FGD merupakan salah satu teknik wawancara yang dilakukan secara berkelompok, untuk memperoleh persepsi secara komunal. Pendapat atau opini setiap orang yang hadir FGD lebih tersaring dan terkontrol. Namun perlu berhati-hati karena cenderung menimbulkan rasa dominan. Maka perlu dilakukan seleksi terhadap pemilihan peserta FGD. Modera- tor juga memegang andil dalam mengendalikan dominasi setiap peserta selama jalannya diskusi, mencegah satu pihak lebih dominan dari pihak yang lainnya. WORKSHOP I
  • 37. LOKALATIH FKH | 30 Transect walk adalah sebuah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyusuri objek lokasi untuk diamati secara mendalam. Metode ini merupakan cara tradisional sebelum ada menggunakan peta dengan menandai titik-titik penting selagi menyusuri lokasi. Namun juga digabungkan dengan teknik wawancara pemangku kepentingan setempat. Review literatur atau data sekunder berisi uraian tentang teori dan temuan yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan dari penelitian atau studi. Metode ini digunakan untuk menyusun kerangka pemikiran untuk pemecahan masalah. WORKSHOP I
  • 40. 33 | LOKALATIH FKH WORKSHOP II : ANALISIS DATA
  • 41. LOKALATIH FKH | 34 Pengenalan Analisis Pemangku Kepentingan Siapapun yang memiliki ide untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, perlu diingat bahwa kita melakukannya bukan untuk diri sendiri namun untuk masyarakat yang lebih banyak sehingga dibutuhkan keterlibatan pemangku kepentingan lainnya Bagaimana meyakinkan orang lain ? Anda yakin masalah pencemaran sungai itu penting, tetapi masyarakat yang hidup di pinggiran sungai tidak peduli akan masalah itu. Mereka terbiasa hidup di dalam per- masalahan pencemaran sungai. Maka keyakinan seseorang dalam hal ini menjadi suatu permasalahan yang perlu Anda yakinkan. Karena kita ingin meyakinkan orang maka kita perlu tahu siapa yang perlu di yakinkan. Apakah pemerintah daerah? Sektor Swasta? Atau seluruh masyarakat? Bayangkan bu- tuh berapa sumber daya yang harus di keluarkan jika ingin meyakinkan seluruh masyarakat Indonesia. Lalu, siapakah target yang harus diyakinkan? Bagaimana kita mengenali pemangku kepentingannya? Siapa yang harus kita temui? Kita akan tahu dua hal ini jika memahami analisa pemangku kepentingan, yaitu : 1. Siapa yang perlu diyakinkan ? 2. Bagaimana meyakinkannya ? Jika kita berbicara mengenai pemangku kepentingan, siapakah mereka? WORKSHOP II
  • 42. 35 | LOKALATIH FKH Jika seseorang sedang duduk di sebuah beranda di pinggir sungai, kira-kira isu apa yang kiranya mewakili gambar diatas ? Jika ingin memecahkan persoalan ruang bermain, maka siapakah pemangku kepentingannya ? Kebanyakan orang berpikir bahwa pemangku kepentin- gannya adalah anak sebagai pengguna dan ibu sebagai pengawas. Seringkali kita hanya memandang apa yang ada di hadapan kita. Padahal ada banyak pihak diluar dari gambar diatas yang berperan penting. Sebagai contoh, gambar diatas berlokasi di Banjarmasin. Pada gambar tersebut tidak terlihat pengguna kendaraan bermotor yang berkendara. Dahulu di Banjarmasin, titian jalur orang berjalan menggunakan kayu. Sekarang, banyak pengendara bermotor yang melintas di jalur tersebut. Oleh karena itu, pengendara motor merupakan salah satu pemangku kepentingan yang memiliki peran penting. Pemangku kepentingan lainnya adalah pak lurah yang memiliki kuasa dan pemberi keputusan. Dalam analisis pemangku kepentingan kita perlu memaha- mi peran serta pemangku kepentingan lain yang mungkin tidak terlihat namun membawa peranan penting bagi suatu kejadian. WORKSHOP II
  • 43. LOKALATIH FKH | 36 Pengenalan Partisipasi Komunitas Partisipasi merupakan salah satu kunci dari berjalannya suatu komunitas Gambar diatas merupakan contoh partisipasi warga di Kawasan Dawung, Solo. Banyak pendatang yang berasal dari luar daerah menempati ruang-ruang informal di sekitar kawasan tersebut. Seringkali pada saat hujan deras, air meluap menuju sungai Bengawan dan meng- genangi rumah warga. Pemerintah Daerah sudah berusaha untuk merelokasinya. Namun warga mengusulkan agar tempat tersebut di bersihkan dan di tata oleh pemerintah daerah dibandingkan jika dilakukan relokasi. Maka Pemda setempat membuat tanggul untuk menahan laju air ketika datangnya hujan. Pembuatan tanggul tersebut disambut baik melalui keikutsertaan warga didalam pembangunan. Selain itu, di bangun pula ruang bermain untuk anak yang tidak berbahaya disekitar tanggul dengan kesediaan warga sebagai pengelola kawasan tersebut. Partisipasi Anda di dalam komunitas diperlukan untuk mencapai tujuan komunitas. Anda dapat berkontribusi sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang anda miliki. Dengan berpartisipasi, Anda turut berperan memberikan kontribusi positif yang dapat meningkatkan rasa solidaritas dan integritas sosial komunitas itu sendiri. Maka, partisipasi merupakan salah satu kunci dari berjalannya suatu komunitas. Untuk berkontribusi, ada baiknya Anda memahami konteks lokal terlebih dahulu seperti budaya di lingkungan tersebut, kondisi dan situasi lingkungan sekitar, dan sebagainya. Hal ini berguna, agar kontribusi Anda sesuai dengan kebutu- han dan karakter wilayah tersebut. Perlu dihindari kontribusi yang sifatnya sekedar meramaikan suasana, yang tidak memberikan dampak apapun terhadap berjalannya kegiatan. Pastikan bahwa partisipasi yang Anda lakukan dalam komuni- tas membawa makna dan memiliki esensi positif bagi sekitar. WORKSHOP II
  • 44. 37 | LOKALATIH FKH Analisis Situasi Mengenali situasi untuk menentukan pendekatan yang perlu dilakukan Pemahaman tentang kondisi yang berbeda akan melahir- kan kegiatan yang berbeda pula. Umpamanya secara politik tidak memungkinkan anda untuk membuat proyek yang sifatnya kampanye langsung, maka anda dapat memilih yang lain. Misalkan kampanye program terkait kebersihan maka Anda tidak akan melakukan pendekatan ke panggung bebas karena ada pemilihan kepala daerah. Anda sebaiknya memilih komponen lain sesuai dengan kondisi lokal. Ketika akan menjalankan proyek, ada baiknya pelajari ter- lebih dahulu apa yang menyebabkan berhasil atau tidaknya proyek tersebut. Bagaimana proyek itu didanai? Apakah one full time project? Atau tidak dipikirkan keberlanjutan dari sisi pendanaannya? Contohnya di Kelurahan Sondakan, terdapat proyek pembangu- nan terminal pembuangan limbah batik. Namun masyarakat tidak mengetahui dan dilibatkan dalam proyek tersebut. Alhasil, terminal tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar karena lokasi terminal berada lebih tinggi dibandingkan dengan permukiman warga, sehingga air buangan limbah tidak bisa mengalir ke terminal tersebut. WORKSHOP II
  • 45. LOKALATIH FKH | 38 Pembagian Tugas • Tim Swakelola (SKPD) FKH perlu bekerjasama dengan SKPD terkait untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Karena data- data teknis biasanya dimiliki oleh SKPD, dimana FKH perlu didukung data-data teknis untuk mengidenti- fikasi permasalahan substansial yang diangkat. Jika data teknis yang dibutuhkan ada di SKPD yang tidak memiliki koneksi, FKH dapat meminta surat pengantar dari Ketua Swakelola (atau SKPD dengan koneksi ter- dekat dengan FKH). Surat pengantar tersebut sebagai bekal FKH agar dapat meminta data yang dibutuhkan ke SKPD yang dituju. • Lingkaran Pertemanan Setiap anggota FKH perlu mengajak teman-teman terdekat untuk ikut terlibat dalam proses yang sedang dijalankan. Pengenalan Analisis Data Setelah mengenal site, melakukan pemetaan, dan mengumpulkan data, tahapan yang perlu dilakukan adalah menganalis data Data maupun informasi yang sudah dikumpulkan merupa- kan alat untuk membentuk dan mengkerangkakan rencana aksi yang akan Anda lakukan. Perlu menyimak kembali data yang telah dikumpulkan untuk melakukan analisis data, mensortirnya untuk memastikan ide-ide yang ingin dilakukan. Sebelum menginjak tahap analisis data, mari kita mengevaluasi pengumpulan data sebelumnya. Hambatan • Transparansi Data Terdapat instansi yang tidak membuka datanya bagi publik. Mungkin pendekatan ke Kepala Daerah bisa menjadi salah satu cara yang efektif, untuk mendapat- kan rekomendasi khusus menuju ke intansi tertentu. Terkadang, rekomendasi Pimpinan Daerah menjadi kunci yang dapat menjebol ketertutupan data pada instansi yang dibawah kendali pimpinan daerah. WORKSHOP II
  • 46. 39 | LOKALATIH FKH Jika cara-cara formal, belum berhasil, Anda bisa tem- puh melalui hubungan personal. Misalnya, mendapat- kan data melalui keluarga yang bekerja di Dinas atau Instansi yang berkepentingan. Faktanya, keberadaan data di Indonesia, secara umum, masih sangat susah. Walaupun sudah ada undang-undang tentang keterbukaan informasi, ketika pemerintah tidak mau menyediakan data yang harus- nya bisa diakses publik, sebenarnya kita berhak untuk mengajukan komplain. • Kendala Birokrasi Kendala birokrasi berhubungan dengan persoalan sulitnya mendapatkan data. Karena secara sistem transparansi data belum menjadi standar operasional pelayanan publik, maka kepada siapa kita meminta data menjadi krusial. Jika kita punya akses langsung kepada kepala tertinggi suatu instansi lebih baik, karena bisa langsung mendapatkan kepastian. Namun jika kita berhubungan dengan pekerja publik (PNS) yang tidak punya kuasa memutuskan, maka kita butuh waktu yang lebih lama untuk mendapatkan kepastian. Itu pun belum tentu, suatu keputusan yang positif bagi kita. Dari sini, kita bisa belajar melalui analisis pemangku kepentingan tentang bagaimana melibatkan ak- tor; siapa yang bisa bermitra dalam aktivitas Anda, mengerti siapa pemangku kepentingan Anda. Suatu proyek yang gagal, kemungkinan besar karena kita gagal mengidentifikasi siapa yang bisa kita rangkul, mengindentifikasi potensi apa yang bisa dimanfaatkan pada setiap pemangku kepentingan. • Sterotipe kelompok aktivisme Ada sebuah stereotipe, bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGO adalah suatu kelompok yang selalu kontra pemerintahan, selalu mencari kesalahan dan kekurangan pemerintahan. Hal ini menyebabkan birokrasi pemerintahan pun menjadi antipati terhadap kelompok sejenis, termasuk FKH yang dianggap serupa LSM atau NGO. Akibatnya, kalangan pemerintahan cenderung tertutup pada FKH. FKH pun menjadi sulit untuk mendapatkan data, ataupun menjalin kerjasama lainnya. Menulis ulang narasi tentang proses pengumpulan data yang telah dilakukan merupakan proses yang penting. Kelak, narasi ini menjadi sesuatu yang Anda bisa ceritakan; tentang metode yang Anda praktekkan untuk mengajak orang terlibat atau mau berbagi data, bagaimana Anda bisa menyakinkan orang untuk membantu Anda. Hal-hal ini merupakan pengetahuan penting yang bisa Anda bagi ke banyak orang. Dalam mengkerangkakan rencana aksi, menjustifikasi per- masalahan yang ingin kita tangani, kita tidak bisa berbicara asumsi. Kita menggunakan menggunakan data, fakta, narasi-narasi, diformulasikan menjadi informasi yang kuat untuk pekerjaan Anda ke depan. Merefleksikan bersama, juga penting untuk mengenali metode-metode yang efektif maupun yang tidak. Ada yang gagal melakukan wawancara, bisa bertanya kepada yang mampu melakukan wawancara dengan sukses. WORKSHOP II
  • 47. LOKALATIH FKH | 40 Analisis Data Apapun data yang didapat, bisa diolah, dikemas dan dipresentasikan untuk mendapat isu yang kuat. Secara umum, ada 3 jenis data yang biasa didapatkan, yakni data berupa peta (hasil pemetaan spasial), data kuantitatif yang sifatnya berupa data numerik, dan data kualitatif yang umumnya merupakan hasil dari pengumpu- lan data melalui proses wawancara atau diskusi. Analisis data memerlukan strategi untuk menemukan infor- masi penting dari data yang dikumpulkan menjadi sesuatu. Jangan berhenti pada tahap pengumpulan data, tapi harus mengolahnya menjadi alat yang kuat. Siapa yang menge- luarkan, menyembunyikan, dan mensortir data adalah kita, sehingga kita memegang kendali penuh terhadap dampak yang bisa dihasilkan dari analisis data tersebut. Sebagai contoh, di era keterbukaan informasi ini, sebuah data yang tidak benar (hoax) bisa membuat orang melakukan anarki. Bagaimana data Anda bisa menjadi alat kampanye untuk apa yang sedang Anda lakukan. Gambar berikut adalah, bagaimana kita mampu merunut- kan proses mulai dari pengumpulan data sampai pada membentuk alat yang bisa digunakan untuk advokasi. Kita harus memahami isu dan konteks awal, lalu memperhitung- kan dan memproyeksikan dampak serta memprioritaskan solusi berdasarkan kriteria. Anda harus mengetahui, dimana skala prioritas yang bisa Anda lakukan, tidak bisa terlalu luas, atau bahkan terlalu kecil. Atau Anda memang meniatkan untuk melakukan sesuatu yang kecil, tergantung dari apa yang Anda punya. WORKSHOP II
  • 48. 41 | LOKALATIH FKH Jenis Data Dari 3 jenis data yang biasa kita dapatkan; data kuanti- tatif merupakan data informasi yang berupa simbol angka atau bilangan, sedangkan data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat verbal, peta . Sedangkan data peta berupa gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu pada bidang datar. Cara melakukan analisa terhadap setiap jenis data, berbe- da-beda. Bagaimana melakukan analisa atau mengambil intisari dari setiap jenis data itu untuk sebuah informasi yang bermanfaat. WORKSHOP II
  • 49. LOKALATIH FKH | 42 Data Kuantitatif • Quantity/Volume : berkaitan dengan jumlah. Seperti, data sampah, volume sampah, jumlah orang yang bergerak di pertambangan, angkatan kerja secara umum. • Ratio/Comparison : berkaitan dengan perbandingan. Misalnya, jumlah penduduk dengan luasan area. • Frekuensi : berkaitan dengan data kerapatan dalam suatu area tertentu. Misalnya, berapa orang yang memiliki WC umum dalam 1 RT dengan kepada- tan penduduk sekian, sehingga bisa disimpulkan, misalnya, hanya 5 WC di RT yang padat, berarti data yang penting bahwa RT tersebut kekurangan jumlah WC. Data Kualitatif • Human narrative : cerita manusia, hasil wawancara, atau cerita narasi. Terkadang, sesuatu yang dicerita- kan atau apa yang orang bilang itu merupakan data yang kuat. • Cause & Effect Analysis : pohon masalah, apa yang menjadikan sebab dan akibat. • Stakeholder Analysis : analisa kepentingan dari setiap pemangku. • Situational Analysis : peta terhadap bagaimana konteks itu terjadi • Social Analysis : mengangkat relasi-relasi sosial, budaya, atau institusional. Wawancara tokoh penting atau tokoh adat dapat juga masuk dalam analisa sosial, tentang bagaimana opini tokoh tersebut untuk bisa mencegah kebiasaan buruk di suatu konteks lokal. Sajikan semua data yang Anda miliki, baik foto, komentar, statistik, peta, ataupun bentuk lainnya, untuk bisa menganalisa secara komprehensif. Peta • Location point : Sumber masalah. Anda perlu me- nandai lokasi atau sumber masalah. Tanda ini yang bisa menjadi batas area (deliniasi) yang ingin Anda tangani. • Distribution : Persebaran isu yang terdampak dari permasalahan. Misalnya, isunya penyakit demam ber- darah; distribution-nya : area mana yang terdampak demam berdarah, atau area persebaran klinik • Comparison : Membandingkan layer dengan layer, dengan dua layer yang berbeda. Misalkan peta tentang kemiskinan dibandingkan dengan kepa- datan penduduk. Dari perbandingan itu, Anda bisa lihat, apakah ada relasi kemiskinan dan kepadatan penduduk. Perbandingan yang menghasilkan data yang penting. Misal, peta distribusi air dengan peta kepadatan penduduk, peta pelayanan air ternyata berada pada kawasan yang tidak padat penduduk. Anda juga bisa melakukan analisis attribute vs at- tribute, misalnya jalur angkot dengan lokasi sekolah. Anda juga bisa membandingkan layer vs attribute, misalnya distribusi jalan dengan peta kemiskinan menyimpulkan daerah miskin jauh dari jalan raya, sulit mengakses kendaraan umum. • Spatial relation : akses yang berkaitan dengan hubungan keruangan. Misalkan, peta lokasi taman dengan permukiman sekitar untuk bisa dilihat jarak dari hunian masing-masing seperti apa, apakah ta- man bisa ditempuh dengan jarak yang nyaman untuk berjalan kaki atau perlu dengan kendaraan. WORKSHOP II
  • 50. 43 | LOKALATIH FKH Berikut contoh-contoh visualisasi data, hasil dari analisis berbagai jenis data : Contoh Visualisasi Data WORKSHOP II Contoh Penyajian Data Kuantitatif dalam Tabel Contoh Penyajian Data Kuantitatif dalam Diagram
  • 51. LOKALATIH FKH | 44 WORKSHOP II Contoh Penyajian Data Kualitatif
  • 52. 45 | LOKALATIH FKH Studi Kasus : Sondakan Pada Workshop I lalu, peserta melakukan studi lapangan di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan. Pada masa lalu, sebelum pembagian wilayah secara administrasi, Sondakan dan Bumi merupakan bagian dari Bumi Laweyan. Sondakan merupakan kawasan sentra batik, dimana kebanyakan orang mengira terletak di Laweyan, karena sejak dahulu para pengrajin batik berasal dari Sondakan. Di Sonda- kan, banyak terdapat perusahan batik dari skala besar sampai skala kecil, contohnya Batik Danar Hadi, Batik Kencana Ungu, sampai perusahaan batik/konveksi rumah tangga. WORKSHOP II
  • 53. LOKALATIH FKH | 46 WORKSHOP II
  • 54. 47 | LOKALATIH FKH Pohon Peluang (Opportunity Tree) Menemukan aksi yang mampu dilakukan dalam upaya mencari solusi dari sebuah permasalahan. Berikut adalah contoh bagaimana mengolah pohon peluang dari pohon masalah yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya. WORKSHOP II
  • 55. LOKALATIH FKH | 48 WORKSHOP II
  • 56. 49 | LOKALATIH FKH WORKSHOP II
  • 57. LOKALATIH FKH | 50 WORKSHOP II
  • 58. 51 | LOKALATIH FKH Dari contoh, proposal yang bervisi bagaimana anak- anak dapat memiliki jalur aman untuk pergi ke sekolah, memunculkan 5 strategi, yakni pembuatan jalur lambat, mendorong para orang tua untuk mengantar anaknya ke sekolah, pengadaan bus sekolah, mempekerjakan petugas penyebrang, hingga mengefektifkan transportasi publik. Lima strategi ini yang diturunkan ke dalam masing-masing komponen kegiatan. Proses ini adalah cara menfinalkan proposal Anda dengan cara struktural dan komprehensif, mulai dari menentukan visi besar, strategi, hingga komponen yang berisi detail- detail kegiatan, misalkan rapat internal, menghubungi pemkot, FGD bersama masyarakat. WORKSHOP II
  • 59. LOKALATIH FKH | 52 Untuk menemukan komponen kegiatan, Anda harus selalu bertanya kepada diri Anda, dari setiap strategi itu, apakah ada cara-cara tertentu untuk mencapai itu. Pikirkan cara- cara kreatif, diluar kebiasaan, terobosan-terobosan, yang akan memuncul nilai inovasi untuk meraih tujuan jangka panjang kita. Dari visi jangka panjang, Anda harus bisa memilih capaian jangka pendeknya, apa yang dapat diwujudkan. Misalnya visi jangka panjangnya menjadikan Sungai Batanghari kembali menjadi bersih, dalam komponen kegiatannya ada sesuatu hal yang kecil yang bisa kita lakukan saat ini. Dalam menentukan komponen kegiatan, Anda perlu fokus memilih ‘pintu masuk’ untuk menyelesaikan masalah yang sudah dirumuskan sebelumnya. Skala kegiatannya mungkin bisa kecil, dengan pemilihan jenis kegiatan yang strategis, mungkin dapat menjadi jalan untuk menyelesaikan masalah. Maka, penting untuk memikirkan satu kegiatan yang bisa memberikan efek ke hal yang lain. WORKSHOP II
  • 60. 53 | LOKALATIH FKH Coba lihat kembali pohon peluang Anda, apakah cara pencapaian visi proposal Anda sudah bisa diverifikasi. Dari objektif ini, seharusnya Anda bisa membuat statement visi proposal Anda. Statement proposal yang berbentuk provokatif, lebih disarankan untuk menarik kesan pembaca. 5W1H Untuk lebih lebih menemukenali detail kegiatan, yang merupakan turunan dari komponen, strategi, dan visi besar dari tujuan yang ingin kita capai, kita coba melihat melalui teknik 5W1H. WORKSHOP II
  • 61. LOKALATIH FKH | 54 WORKSHOP II
  • 62. 55 | LOKALATIH FKH WORKSHOP II
  • 63. LOKALATIH FKH | 56 WORKSHOP II
  • 66. 59 | LOKALATIH FKH WORKSHOP III : MEMBANGUN ADVOKASI
  • 67. LOKALATIH FKH | 60 Gambar diatas merupakan Walikota Surabaya yang sedang berada di sekolah. Dalam gambar hanya ada Ibu Walikota dan siswa siswi SMA. Jika kita memahami lebih dalam, ada pemangku kepentingan lain yang penting seperti guru dan orang tua. Anda sudah mengidentifikasi pemangku kepentingan di masing-masing kotanya serta dampak apa yang telah mereka bawa. Apa kontribusi dari pemangku kepentingan dan apa yang masyarakat terima dari kontribusi tersebut? Sekarang yang perlu kita ketahui adalah bagaimana hubun- gan antar pemangku kepentingan? Apa hubungannya Bapak Lurah dengan Ibu-Ibu PKK? Pak Lurah cenderung bersifat lebih dominan dibandingkan dengan keberadaan Ibu PKK di dalam lingkungan. Atau, apakah sebenarnya bersifat mutual artinya saling memberi- kan manfaat antara pak lurah dengan Ibu PKK tersebut? Bagaimana hubungan mereka? Ketika ingin melakukan pendekatan, jika Anda mengetahui hubungan antar pemangku kepentingan, Anda lebih mudah menentukan sikap yang akan dilakukan. Misalkan, jika ada 2 orang ber- musuhan, maka tidak mungkin Anda mengundang 2 orang tersebut dalam satu kesempatan yang sama. Hubungan Antar Pemangku Kepentingan Ketika mengetahui hubungan antar pemangku kepentingan, kita bisa menentukan sikap yang akan dilakukan WORKSHOP III
  • 68. 61 | LOKALATIH FKH Gambar di atas menunjukan hubungan antar pemangku kepentingan terhadap isu polusi sungai dalam suatu poros / orbit. Terdapat beberapa pemangku kepentingan diantaranya Walikota, Pers, Komunitas Pinggir Kali, Balai Sungai, NGO/LSM. Bagaimana keeratan hubungan mereka? Isu polusi sungai berada di tengah sebagai poros yang menarik orbit disekitarnya. Orbit pertama terdiri dari pemangku kepentingan yang langsung terkena dampak langsung. Dalam kasus ini yang paling terkena dampak adalah Komunitas Pinggir Kali dan NGO/LSM. Sedangkan pada orbit kedua terdiri dari Walikota dan Balai Sungai yang tidak terlalu terhubung dengan isu tersebut namun masih memegang peran. Pada orbit terluar terdapat Pers yang sama sekali tidak berhubungan terhadap isu yang diangkat. Berdasarkan hasil analisis hubungan antar pemangku kepentingan melalui gambar diatas, siapa sangka ternyata ada diantara pemangku kepentingan nyatanya tidak saling terhubung. Sebagai contoh, antara Walikota dengan Balai Sungai tidak ada hubungan yang sama sekali terhadap isu polusi sungai. Namun Walikota dengan Pers dan Komuni- tas Pinggir Kali dengan LSM/NGO memiliki keterhubungan baik dan bersifat dua arah. Kemudian Walikota dengan dengan LSM/NGO dan Balai Sungai dengan LSM/NGO memiliki hubungan tidak baik namun bersifat mutualisme. Lain halnya hubungan Walikota dengan Komunitas Pinggir Kali memiliki hubungan tidak baik namun bersifat satu arah. Sifat satu arah ini juga ditunjukkan dengan hubungan antara Balai Sungai dengan Komunitas Pinggir Kali namun hubungannya baik. Berdasarkan isu yang ingin diangkat oleh masing-masing kelompok, sekarang saatnya membuat poros isu seperti contoh di atas sesuai dengan isu yang Anda angkat. Siapa kira-kira pemangku kepentingan yang masuk di orbit satu, orbit dua, dan orbit tiga? Bagaimana hubungan antar pemangku kepentingan terhadap isu Anda ? Jika Anda kesulitan dalam membuat poros isu secara langsung, akan lebih baik jika terlebih dahulu mengisi tabel berikut. Untuk memudahkan, Anda dapat mengisi tabel diatas sebelum membuat poros orbit isu. Tabel ini membantu untuk menganalisis hubungan antar pemangku kepentin- gan. Apakah hubungannya baik atau tidak baik? Hubungan mutualisme? Atau hubungan satu arah? WORKSHOP III
  • 69. LOKALATIH FKH | 62 WORKSHOP III Gambar diatas merupakan kuadran pemangku kepentingan yang terbagi kedalam 4 bagian diantaranya : 1. Kuadran I, pemangku kepentingan yang memiliki daya dukung dan pengaruh / otoritas yang lemah. 2. Kuadran II, pemangku kepentingan yang memiliki daya dukung yang tinggi namun memiliki pengaruh/ otoritas yang rendah. 3. Kuadran III, pemangku kepentingan yang memiliki daya dukung yang rendah namun pengaruh/otoritas- nya tinggi. 4. Kuadran IV, pemangku kepentingan yang memiliki daya dukung dan pengaruh/otoritas yang tinggi. Pada kuadran di samping, Walikota memiliki daya dukung dan pengaruh yang tinggi dibandingkan dengan pemangku kepentingan lainnya. Lain halnya dengan Pers, yang memi- liki pengaruh yang tinggi bagi isu polusi sungai namun tidak memiliki daya dukung yang kuat. kuadran I kuadran II kuadran III kuadran IV Sebaliknya, Komunitas Pinggir Kali memiliki daya du- kung yang tinggi namun pengaruhnya sangat rendah. Masyarakat umum dalam kasus ini memiliki pengaruh dan daya dukung yang rendah. Berbeda dengan DPU dan Balai Sungai yang memiliki pengaruh yang tinggi jika dibanding- kan dengan akademisi. Namun keberpihakan dukungan akademisi lebih besar dibandingkan dengan DPU dan Balai Sungai. Anda perlu mengidentifikasi, siapa yang memiliki peran dominan, siapa yang tidak memiliki daya dukung, siapa yang tidak mendominasi, dan tidak terlalu memiliki daya dukung. Dengan mengetahui kuadran pemangku kepen- tingan ini, Anda dapat mengetahui siapakah pemangku kepentingan yang berada pada kuadran I, II dan III yang perlu didorong pengaruh dan daya dukungnya menuju ke kuadran IV. Lalu, bagaimana caranya agar menarik pemangku kepentingan di ketiga kuadran tersebut?
  • 70. 63 | LOKALATIH FKH Selanjutnya yang Anda perlu lakukan adalah membuat tabel pemangku kepentingan. Untuk mengetahui tingkat kepent- ingan, pengaruh, kepentingan dan kontribusi pemangku kepentingan, kemungkinan yang menghalangi, dan strategi. Sebagai contoh, salah satu pemangku kepentingan pada isu polusi sungai adalah Akademisi. Pihak akademisi berke- pentingan untuk menggunakan hasil penelitian mereka ke dalam proyek restorasi sungai. Maka strategi yang digunakan adalah bagaimana mengajak kerjasama riset bersama dengan pihak akademisi. Lain halnya dengan Pers yang berkepentingan untuk mendapat- kan sumber berita. Anda dapat menyiapkan berita berupa sisi positif sungai untuk kepentingan pihak Pers. WORKSHOP III
  • 71. LOKALATIH FKH | 64 Pengenalan Advokasi & Menyusun Pesan dalam Advokasi Perlunya menularkan ide ke sebanyak-banyaknya orang, memiliki pesan kunci, dan membawa advokasi dalam misi panjang yang konsisten. Selain bersifat menularkan ide, advokasi juga bertujuan membuat perubahan bersama. Adanya perubahan, walaupun dengan proses yang perlahan-lahan dan aspirasi pengguna/warga yang berubah, merupakan target kesuk- sesan dari sebuah advokasi. Koalisi Pendukung Misalnya, untuk membangun advokasi, bagaimana caranya supaya orang tidak membuang sampah di sungai, perlu ada sekelompok orang yang berkoalisi dalam menginginkan atau memiliki aspirasi hal tersebut. Dari segi kuantitas, adanya sekelompok orang tersebut lebih menguatkan pe- mikiran, memasifkan ide dan meluaskan lingkup kampanye yang sedang dibuat, daripada sekedar dijalankan satu orang saja. Pesan Kunci Di dalam sebuah advokasi harus ada sebuah pesan kunci yang menjadi ‘referensi’ kita, yang menjadi jangkar untuk sewaktu-waktu ditilik kembali. Ketika kita menjalankan sebuah advokasi pada jangka waktu yang panjang, di tengah jalan, terkadang kita lupa mengapa kita memulai ini. Pesan kunci inilah yang menjadi jangkar pengingat- nya. Pesan kunci ini seharusnya tidak berubah, walaupun bentuk advokasi nanti akan mengambil bentuk-bentuk yang berbeda. Misalkan sebuah kampanye melalui kegiatan festival, perlu dicarikan cara bagaimana pesan kampanye tetap bisa tersampaikan di tengah-tengah kegiatan festival yang sifatnya mengajak orang bersenang-senang itu. Pe- san kampanye ini juga perlu disampaikan dengan konsisten dalam berbagai bentuk advokasi. Konsistensi Advokasi harus selalu mengajak dengan konsisten, untuk memperbesar pengaruh yang akan dibawa dalam sebuah perubahan. Advokasi yang biasanya berjangka panjang, sebaiknya memiliki timeline yang dipenggal dalam jangka waktu yang lebih pendek dalam bentuk cek poin target. Misalkan, per 3 bulan, apakah kita sudah mencapai target-target kecil yang mendekati target besarnya. Sangat penting untuk selalu menilik cek poin-cek poin singkat dan berkala itu, untuk tidak melupakan misi awal kita, dan mengecek hasil yang telah dicapai. ‘Diet Kantong Plastik’ bisa menjadi contoh advokasi yang menarik pada tingkat nasional. Pemilihan kata ‘Diet Kan- tong Plastik’ cukup mengena, terutama di kalangan urban yang peduli penampilan dan estetika, walaupun objek yang di-diet-kan tidak berkorelasi dengan tubuh, yakni kantong plastik. Diet juga berkonotasi positif terhadap aspek kes- ehatan. Dari segi komunikasi, pemilihan kata-kata, cukup kuat untuk dijadikan referensi sebuah advokasi. WORKSHOP III
  • 72. 65 | LOKALATIH FKH Dan dari segi menjaring pemangku kepentingan yang lain, inisiator Diet Kantong Plastik ini, banyak bekerja dengan program Coorporate Social Responsibility (CSR) perusa- haan. Dapat dilihat bahwa pemilihan kata kampanye men- jadi sangat penting karena dengan penggunaan kata yang strategis, kata yang menggugah dan mengena, sebuah kampanye bisa menembus batas, baik ke target anak muda, target bisnis CSR-nya, ke pemerintahan, maupun ke pemangku kepentingan lainnya. Kembali mengingat satu elemen penting advokasi yang harus dimulai di awal yang harus dimulai dari awal karena akan mendefinisikan langkah ke depan, yakni pesan kunci. Pesan kunci yang diperbesar menjadi sebuah gerakan untuk menjadi lebih dari sekarang, yang dijalankan dengan sebuah konsistensi. Ada 5 hal penting yang perlu ada dalam sebuah Pesan Kunci. Pesan harus relevan, berdasarkan riset di lapangan, pengumpulan data, pengenalan dengan pemangku kepengannya, agar sesuai dengan konteks dan kebutuhan nyata komunitas setempat. Ketika para pendukung, mulai anak muda hingga orang tua, menggunakan hastag #DietKantongPlastik, terselip kebanggaan bahwa mereka terlibat gerakan diet, tapi diet kantong plastik. Patut dicatat, teman-teman inisiator advokasi ini merupakan gabungan dari komunitas, NGO, mahasiswa di Bandung dan Jakarta. Mereka berhasil membuat kantong plastik menjadi berbayar di sekitar 20 kota di Indonesia, sekitar 20 kota, dengan mengesampingkan penerapan dasar hukumnya yang belum kuat, namun mereka sempat berhasil membawa kampanye sifatnya massal menjadi perubahan kebijakan dan perubahan peraturan di tingkat kota. WORKSHOP III
  • 73. LOKALATIH FKH | 66 Logis, artinya didukung dengan data yang valid. Kampanye yang meyakinkan setidaknya perlu didukung dengan data riset kuantitatif, agar lebih mudah dibayangkan oleh target kampanye. Seperti kampanye #DietKantongPlastik, dalam satu hari di Tangerang Selatan, manusia memproduksi sampah hingga 29 kg dan 18 kg diantaranya merupakan sampah plastik. Plastik yang bermassa ringan, tapi sudah mencapai 18 kg berarti volume sampahnya sudah demikian besar. Maka, dengan penggambaran logis, numerik, dan presentase, bisa membuat orang lebih cepat untuk ter- hubung dengan permasalahan yang dibahas. Untuk membuat pesan kunci, harus melibatkan unsur emosi. Tidak selalu harus emosi yang baik, misalnya emosi kemarahan. “Masa sih Anda mau daerah ini jadi ….. “ ada emosi yang ingin menggugah perasaan, memprovokasi dengan relevan dan logis. Komunitas penting untuk merasakan kerelevanan, kelo- gisan, dan emosi yang akan diangkat, sebagaimana komu- nitas sebagai subjek utama advokasi. Komunitas menjadi unsur terdekat pada isu-isu yang diangkat, ikut merasakan perlunya suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Membuat pesan itu penting untuk dikerjakan sekarang, bu- kan besok, bukan nanti. Jadi, kita tidak bisa menunggu lagi, seperti pesan “bumi kita akan meleleh” atau “nanti jalanan rumah kita akan tertutup sampah”. Jika kita tidak melaku- kan sesuatu sekarang, mungkin akan terjadi sesuatu. Ada sebab dan akibat, sehingga kuncinya adalah urgensi. WORKSHOP III
  • 74. 67 | LOKALATIH FKH Berikut contoh-contoh Pesan Kunci WORKSHOP III
  • 75. LOKALATIH FKH | 68 Contoh Kampanye UCA Solo-Jogya Batch 1 & 2 Taktik Komunikasi & Memilih Medium Advokasi Mengenali target audiens yang tepat, didukung kreativitas untuk memadukan 5 teori menentukan pesan kunci adalah inti dari taktik berkomunikasi Pesan itu harus mengambil bentuk, misalnya pesan yang ditayangkan di TV, akan berbeda dengan pesan yang ditampilkan media sosial. Pesan di TV ada visual dan audionya, sedangkan di twitter (misalnya) hanya berupa teks. Bentuk gambar bergerak itu akan memiliki efek yang berbeda ketika disampaikan, akan berbeda lagi jika dijadi- kan musikalisasi pada saat festival, misalnya lagu yang mengajak orang menjaga kebersihan, atau dengan puisi. Pesan itu bisa dalam banyak bentuk. Video panjang dan video pendek, efeknya akan berbeda. Video panjang sifatnya informatif, menjelaskan. Sedangkan video pendek, Dalam menentukan medium, ada hal-hal yang harus diperhatikan, yakni target audiens, sifat audiens, rentang usia audiens. Misalnya, jika targetnya massa, membuat festival yang sifat kegiatannya tatap muka akan lebih efektif. Di zaman sekarang, advokasi menjadi lebih simpel, semua bisa terjadi dalam genggaman tangan, namun tidak menu- tup kemungkinan dan akan selalu efektif untuk melakukan temu muka, tergantung target audiens yang disasar. Kuncinya adalah kreativitas, memadukan 5 teori tentang pesan kunci tadi dalam taktik berkomunikasi. Kreatif untuk mempengaruhi dan menggandeng target yang lebih luas dari kampanye kita. Dalam prosesnya, kreatif untuk selalu melakukan inovasi dan konsisten. hanya berfungsi sebagai teaser, sekedar untuk menggelitik. Anda harus mulai berpikir, bentuk mana yang efektif untuk mempresentasikan pesan yang akan diangkat. Misalnya untuk anak muda, jarang dari mereka yang membaca buku, dan ketertarikannya hanya sebatas dalam 2 menit, maka media video sepertinya lebih mengena. Sedangkan untuk kalangan pemerintahan, tetap masih dibutuhkan buku formal yang berisi hasil riset, dalam bentuk proposal. Media pesan bisa juga sesederhana menggunakan hashtag media sosial. Hal-hal menarik yang dapat disajikan dalam satu frase atau kalimat dalam media sosial. WORKSHOP III
  • 76. 69 | LOKALATIH FKH Di wilayah Serengan, Solo, anak-anak bermain di jalanan atau lereng yang kemiringannya tajam. Suatu saat ada anak yang mengalami kecelakaan parah. Akhirnya ada inisiatif menaikkan isu ini untuk diangkat, peta ini dihasilkan berdasarkan wawancara terhadap orangtua, anak-anak, RW kelurahan, dan lain-lain. Dan peta ini juga disebarkan ke orang-orang di seluruh kelurahan, agar dapat diketahui tempat bermain yang aman, orangtua pun berperan untuk mendorong anak-anak bermain di tempat-tempat yang aman. Awalnya sekedar visualisasi, tapi direspon oleh kelurahan, kemudian dikeluarkan peraturan mulai pukul 15.00 sampai 17.00 kendaraan bermotor dilarang melintas di beberapa gang di Serengan, agar area bisa digunakan anak-anak bermain. Dengan permasalahan kurangnya tempat bermain dan keterbatasan ruang, maka solusinya adalah utilisasi ruang. Menentukan gang yang frekuensi lalu lintas kendaraan- nya tidak terlalu tinggi, meminta izin RTRW, bekerjasama dengan orangtua untuk memprovokasi larangan kendaraan melintas di wilayah itu, dan kemudian dibuat dalam pera- turan kawasan tersebut. Kelompok “Rumah Hebat Indonesia” menangani edukasi anak-anak, pendidikan gratis, dan juga masalah lingkungan. Kepedulian untuk menciptakan lingkungan yang bersih itu ingin ditularkan ke anak-anak kecil binaan mereka. Dengan membuka pendaftaran di kalangan usia anak sekolah untuk menjadi pahlawan hijau, anak-anak diberi kepercayaan untuk menjadi pahlawan, dan memakaikan kostum kepada mereka saat acara-acara tertentu. Penggunaan kostum, maskot, badge, dan pin, akan menarik dan disukai anak-anak, yang menjadi target utama kampanye ini. Ketika yang disentuh anak-anak, otomatis orangtua akan disadarkan. Seperti kebiasaan mandi di sungai yang airnya berbau, korbannya anak-anak yang menderita gatal-gatal dan berpenyakit ISPA. Bagi anak- anak, ketika diangkat menjadi pahlawan, mereka ingin berbuat sesuatu untuk lingkungannya. WORKSHOP III
  • 77. LOKALATIH FKH | 70 Presentasi Naratif Pentingnya meyakinkan seseorang yang memiliki kekuatan untuk turut mendukung visi kita Kemampuan untuk meyakinkan seseorang bukanlah hal yang mudah namun bukan suatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Hanya diperlukan latihan yang perlu diasah untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan meyakinkan seseorang. Metode elevator pitch dapat digunakan sebagai persuasi singkat yang anda sampaikan kepada pemangku kepentingan dalam waktu sekitar 1,5 menit. Kalimat yang anda gunakan menjadi kunci dalam metode ini. Anda perlu memilah pesan-pesan kunci yang ingin anda sampaikan. Gunakan kata-kata persuasif yang memiliki makna dan tepat sasaran sesuai apa yang anda harapkan. Bagaimana penjelasan yang panjang dipersingkat menjadi lebih padat namun tidak mengurangi makna yang diinginkan. Dengan demikian, target pemangku kepentingan yang akan anda yakinkan menaruh kepercayaan terhadap apa yang anda bicara. Tidak menutup kemungkinan pembicaraan singkat dengan metode elevator pitch ini dapat menciptakan suatu kesepakatan antar kedua belah pihak. WORKSHOP III
  • 78. 71 | LOKALATIH FKH Visualisasi Data Tujuan utama dari visualisasi data adalah mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan efektif Foto ini hanya menangkap rumah dan sungai, dengan poin yang ingin diceritakan, yakni perumahan di atas sungai. Banyak orang ingin menceritakan banyak hal di dalam sebuah foto, tetapi nyatanya tidak bisa, karena pada akhirnya poin yang kita akan sampaikan menjadi tidak jelas. Faktanya, seringkali itulah yang terjadi ketika survei, mengambil banyak foto, namun saat memasuki tahap editing foto, kita mengalami kebingungan. Foto-fotonya menjadi tidak jelas, karena ingin menceritakan semua kondisinya. Padahal dalam menyajikan sebuah foto, harus fokus pada cerita yang ingin kita dibawakan dalam foto itu. Gambar ini menjelaskan sebuah penelitian dalam seta- hun tentang makanan favorit di Amerika. Penelitian yang dilakuakn dalam jangka waktu satu tahun dapat diseder- hanakan melalui satu gambar. Melalui media gambar atau image, dapat cepat diketahui kesimpulan dari penelitian terbeset, bahwa makanan yang paling banyak dikonsumsi di Amerika adalah ayam. Mini atlas Solo ini digunakan warga kelurahan sebagai bahan diskusi dalam kegiatan Musrembang di Solo. Melalui informasi kondisi kelurahan yang disajikan dalam mini atlas ini, warga dapat mengusulkan perbaikan sarana dan prasa- rana yang berdasar pada data kondisi eksisting bahkan kebutuhan kelurahan. WORKSHOP III
  • 79. LOKALATIH FKH | 72 Dalam menyajikan visualisasi data, ada 2 hal yang perlu diingat, yakni Data dan Audiensnya. Untuk Data, kita perlu mencari tren atau series dari sebuah data, agar data itu bisa bercerita. Misalnya, data tentang banjir, jika tahun ini terjadi banjir, apakah tahun-tahun sebelumnya juga terjadi banjir? Berapa ketinggian banjir dari tahun-tahun sebelumnya. JIka kita ingin bercerita daerah banjir, tapi ternyata banjir bukan merupakan tren dari daerah tersebut, maka signifikansi ceritanya menjadi tidak utuh. Untuk audiens, kita perlu mengetahui, siapa target sasaran kita, apa pertanyaan yang mereka ajukan, informasi apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan mereka. Pengenalan terhadap audiens penting dilakukan agar pe- san yang ingin kita sampaikan dapat tepat sasaran, yakni dapat membuat mereka berubah pikiran, atau bahkan mengubah perilaku. Misalkan audiensnya warga kelurahan di musrembang, maka datanya cukup disajikan dalam bentuk matriks data grafis (poster mini atlas) wilayah kelurahan. Berbeda, jika audiensnya adalah pemerintah kota, kita mungkin perlu menyajikannya dalam bentuk website satu kota, karena pemerintah kota menginginkan lingkup data satu kota untuk dapat melihat persebaran data; kepadatan penduduk atau persebaran warga miskin di kota, misalnya. Maka beda audiens, beda juga alat visualisasi data yang digunakan. Kampanye “Pahlawan Hijau” berikut adalah contoh kam- panye yang tepat sasaran. Mereka melibatkan anak-anak Gilingan, karena audiensnya adalah warga Gilingan. Kalau kita melibatkan warga lokal, lebih mudah bagi mereka untuk terhubung dengan pesan yang ingin disampaikan. WORKSHOP III
  • 80. 73 | LOKALATIH FKH Hubungan Visual Ketika melihat gambar 2 lingkaran ini, kemungkinan kita tidak melihat dua lingkaran saja; satu lingkaran hitam dan satu lingkaran merah. Otomatis, otak kita membedakan berdasarkan warna, bukan berdasarkan bentuk. Pada gambar yang berisi bentuk yang lebih kompleks seperti ini, otomatis otak kita mengklasifikasikan ada bentuk lingkaran dan kotak, ada yang dominan dan tidak dominan. Narasi di atas menceritakan tentang memancing ikan di belahan bumi utara. Jika dijelaskan dalam kata-kata, cerita bisa sepanjang 3 paragraf. Tapi jika disajikan dalam bentuk gambar visual, pesannya bisa lebih singkat dan lebih baik dibaca oleh audiens. Dengan penjelasan kata-kata, mung- kin tidak banyak yang membaca, tapi dengan gambar visual berikut ini, orang lebih tertarik untuk melihat. Cara Memvisualisasi Data - Infografis - Pemetaan WORKSHOP III
  • 81. LOKALATIH FKH | 74 Proses Pemilihan Warna Dalam menyajikan data berupa peta, khususnya yang terdiri dari beberapa layer informasi, kita biasanya hanya membedakan warna untuk setiap informasi. Seperti gam- bar berikut. Namun sebenarnya, dari banyak informasi tersebut, ada hierarkinya sehingga perlu pengaturan pilihan warna. Jika kita ingin menyampaikan pemukiman di pinggiran sungai, jadikan pemukiman di pinggir sungai menjadi yang utama, dengan pemilihan warna yang lebih dominan. Maka, warna sungainya dibuat biru muda, sementara pemukimannya dipilih warna yang solid, sehingga hasil akhirnya menjadi lebih bagus dengan hierarki warna seperti ini. Proses menghasilkan visual peta, adalah seperti ini : 1. Elemen sungai, sebagai lokasi tempat pemukiman berada. Karena yang ditonjolkan adalah pemukiman, maka sungainya cukup diwarnai biru muda. 2. Elemen jalan. Ada dua jenis jalan; jalan kayu dan jalan utama, jadi pewarnaannya harus membedakan kedua jenis jalan tersebut. 3. Elemen rumah. Warna rumah harus dibedakan den- gan warna jalan. WORKSHOP III
  • 82. 75 | LOKALATIH FKH Untuk penyajian yang lebih spesifik, informasi jalan yang rusak dapat ditonjolkan. Maka yang selain elemen jalan, dibuat transparan. Kita tidak bisa menginformasikan semua hal, tentang sampah dan jalan rusak, dalam satu peta. JIka ingin memetakan darimana rumah-rumah itu menda- patkan sumber air, gunakanlah pengkodean. Dari peta sumber air bersih ini, dapat disimpulkan bahwa potensi coverage PDAM bisa mencapai 100% Dengan pemilihan hierarki warna yang tepat, peta menjadi bersih dan jelas, sehingga informasi menjadi menarik untuk dilihat atau dibaca. Bahkan jika difotokopi pun, informa- sinya masih bisa terlihat jelas. 4. Elemen daratan. Dalam zona yang dipetakan, selain terdapat zona perairan (sungai), ada pula daratan, yang harus diwarnai. Daratan ‘diwarnai’ dengan arsiran titik-titik agar tidak menjadi dominan dalam tampilan visual, namun bisa mengisi ruang batas pemetaan agar tidak terkesan kosong. 5. Lokasi tempat akumulasi sampah. Terdapat titik-titik berkumpulnya sampah di bawah pemukiman yang menjadi masalah dalam wilayah ini. 6. Lokasi tempat pembakaran sampah. Terdapat pula lokasi pembakaran sampah, yang dikodekan dengan kode A-B-C-D. Terkadang, desainer ingin menempel- kan gambar tong sampah sebagai simbol, namun hal tersebut bisa membuat peta tidak kelihatan, maka sebaiknya menggunakan kode huruf saja. WORKSHOP III
  • 83. LOKALATIH FKH | 76 Proses Pemilihan Desain Proposal yang Tepat WORKSHOP III
  • 84. 77 | LOKALATIH FKH WORKSHOP III Dari pemetaan visual tadi, bisa kita jadikan bahan informasi dalam sebuah proposal. Sebagai contoh, berikut proposal penataan Sungai Jingah, dengan usulan penanganan sampah dan pemukiman kumuh. Temuan Studi Sampah Untuk menangani permasalahan sampah, diusulkan pembuatan bank sampah dalam proposal ini. Sampah- sampah yang bisa membawa nilai buat masyarakat ini yang dijadikan bahan kampanye. Kampanye dibuat melalui acara mengumpulkan sampah yang melibatkan ibu-ibu dan anak- anak. Sampah kemudian ditimbang di bank sampah dan dicatat dalam buku tabungannya.
  • 85. LOKALATIH FKH | 78 Selain permasalahan sampah, kawasan ini merupakan kawasan permukiman kumuh, padahal kapal-kapal kerap melintas menuju kawasan wisata air ke Banjarmasin Lama atau Pasar Terapung Lok Baintan. Di sisi tepi sungai yang sering dilewati wisatawan ini pada kondisi eksistingnya merupakan kawasan belakang rumah penduduk, sehingga warga ‘bebas’ membuang sampah ke sungai. Untuk mengobati kebiasaan warga tersebut, diusulkan perubahan konsep penataan permukiman sisi tepi sungai yang sebelumnya halaman belakang menjadi halaman depan, sehingga warga menjadi segan mengotori halaman depan mereka. Usulan tersebut, dinamakan konsep rumah dua muka. Untuk target anak-anak, mereka dipancing untuk membuat gawang-gawangan dari sampah-sampah plastik. Pelibatan anak-anak untuk memanfaatkan sampah, bertujuan untuk mem- beri kesadaran dini agar jangan membuang sampah ke sungai. Bahwa sampah-sampah itu bisa kita kumpulkan, sampah tertentu bisa dijual dan mendatangkan pendapatan bagi masyarakat. Konsep rumah dua muka ini menargetkan audiensnya pe- merintah, sehingga mengarahkan proposal ke arah perubah- an kebijakan penataan pemukiman. Sebelumnya toilet berada di luar rumah sisi tepi sungai. Diusulkan untuk memasukkan Masalah dalam Membangun Rumah Dua Muka 1) Orientasi ke sungai; 2) Lintas ventilasi dan denah dasar; 3) Lokasi dapur dan WC; 4) Program untuk beranda baru Konsep muka kedua rumah yang menghadap ke sungai bisa jadi diusulkan menjadi taman, warung, pasar, ruang belajar, ruang kerja, ataupun ruang publik. Pada saat awal menggagas desain kampung ini bersama warga dan kepala lurah, deretan kampung ini berpotensi untuk dihubungkan agar bisa dijadikan kampung wisata. Program Potensi untuk Rumah Dua Muka WORKSHOP III toilet ke dalam rumah, agar tidak terlihat kumuh dari luar, apalagi saat ini, pada pagi hari menjadi ajang parade warga mandi di sungai, di saat pada waktu yang sama, wisatawan melintas untuk melihat pasar terapung di pagi hari. Gagasan Awal untuk Desain Kampung
  • 86. 79 | LOKALATIH FKH Dari tujuan panjang konsep pengembangan kawasan, dibuat kebutuhan mendesak yang dijadikan prioritas penanganan. WORKSHOP III Konsep Pengembangan Kawasan 10 Ide untuk Sungai Jingah
  • 87. LOKALATIH FKH | 80 Berikut ini contoh-contoh lain dari visualisasi data : WORKSHOP III
  • 90. 83 | LOKALATIH FKH LOKALATIH DALAM STATISTIK Secara umum, hampir seluruh partisipan mengatakan bahwa semua materi dalam rangkaian lokalatih FKH 2016 sangat berguna dan dapat diterapkan. Beberapa pendapat peserta tentang usulan materi yang perlu ditambahkan : “Masalah public speaking atau bagaimana cara meng- hadapi masyarakat maupun pemangku kepentingan” “Perdalam materi tentang GIS dan mempraktekkannya secara langsung.” “Adanya asistensi ke daerah untuk verifikasi data kita.” “Durasi lebih banyak untuk pembuatan proposal yang baik dan mengemas bahan presentasinya.” “Lebih banyak materi ke lapangan.” “Materi cara memperkuat tim yang disajikan dalam bentuk games.” “Perbanyak studi kasus.” “Mencari donatur yang bisa bekerja sama walau mereka tidak terlibat dalam kegiatan lingkungan, contohnya vendor rokok.” Materi yang paling berguna Materi yang kurang dipahami Materi yang perlu diperdalam
  • 91. LOKALATIH FKH | 84 LOKALATIH DALAM KESAN Manfaat yang didapat setelah mengikuti lokalatih “Lebih memahami tata cara mengetahui masalah yang dihadapi daerah kami, juga cara mengatasinya.” “Menambah pengetahuan baik dari fasilitator maupun dari sesama FKH.” “Dapat menyusun sebuah cara bagaimana mengad- vokasi dengan benar.” “Terutama materi tentang latihan presentasi dan misi work- shop, bisa dibawa kemana saja bukan di FKH saja.” “Mampu melakukan perubahan di masyarakat lewat stakeholder (bupati dan kadin), bisa melakukan advokasi dan pemetaan masalah.” “Menambah wawasan dalam fokus Visi Misi dari FKH.” “Lebih tahu tentang masalah pemetaan dan krisis perkotaan.” “Berbagai manfaat didapat di setiap kegiatan; di setiap lokalatih, ilmu yang diterima berbeda bahkan terus bertambah.” “Sharing tentang semua pengalaman dan ilmu dari semua daerah dan dapat banyak teman dari provinsi lain.” “Belajar banyak tentang strategi pengumpulan data dan identifikasi permasalahan kota (problem tree) serta berin- teraksi dengan orang-orang yang merupakan stakeholder.” “Mendapatkan ilmu pengetahuan yang sangat luas dalam mengenali permasalahan.” “Mendapat pembelajaran dan semangat untuk menghi- jaukan, membuat gerakan membersihkan kota dan memanfaatkan jiwa muda.” “1000 ilmu yang didapat seperti kajian masalah perko- taan, teknis pemecahan masalah dan strategi pengentasan masalah tersebut.” “Akan lebih mudah untuk kami menindaklanjuti program/rencana yang telah disusun.” “Begitu banyak manfaat dengan adanya pelatihan ini, yang sebelumnya belum tau sama sekali dengan pemetaan, sekarang bisa lebih mudah.” “Dapat memahami dan mengimplementasikannya di daerah kami, tentang bagaimana cara mengidentifikasi masalah dan menganalisa stakeholder.” “Bertambahnya ilmu yang saya bawa ke daerah untuk saya aplikasikan kepada teman-teman komunitas.” “Dapat mengenal banyak teknik dan cara pengam- bilan data serta bisa menyajikannya lebih baik.” “Dapat memahami bagaimana melakukan kegiatan yang berguna dalam menanggulangi persoalan lingkungan di Kota.” “Ilmu pengetahuan tentang lingkungan dan isu-isu tentang lingkungan, persaudaraan yang luar biasa, dll.” “Lebih percaya diri saat berbicara tentang isu problem perkotaan.” “Mengetahui permasalahan yang terjadi pada kota.” “Banyak mendapat ilmu baru lagi, walaupun tidak sepenuh- nya dimengerti karena basicnya yang memang berbeda. Tetapi setidaknya mengetahui dan mudah-mudahan dapat menerapkannya.” “Memberi wawasan luas dalam mempresentasikan masalah.” “Belajar bersama.”