Tatalaksana
- Pemberian suplemen zat besi oral (ferrous sulfate 200 mg 3x1)
- Pemberian asam folat oral 1x1
- Pemantauan Hb setiap 2 minggu
- Jika tidak respons, pertimbangkan transfusi darah
- Edukasi diet kaya zat besi dan asam folat
- Pantau gejala anemia (lemah lemas, pusing)
Diagnosis
- Pemeriksaan sumsum tulang (jika tidak respons terapi) untuk mengecek adanya infeksi kronis atau kanker
Dokumen tersebut merangkum laporan kasus seorang pasien laki-laki berusia 14 tahun dengan diagnosis sindrom nefrotik yang ditandai dengan bengkak seluruh tubuh, hipoalbuminemia, dan proteinuria berat. Pasien menerima terapi obat-obatan seperti prednison, furosemide, dan albumin serta diet rendah garam. Kondisi pasien mengalami perbaikan dengan berkurangnya bengkak dan peningkatan albumin.
1. Laporan kasus tentang pasien wanita berusia 43 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan diagnosa cholelithiasis dan cholesistitis. 2. Pemeriksaan menemukan batu empedu multiple pada pemeriksaan USG abdomen. 3. Pasien dirawat inap dan diberi tatalaksana medikamentosa serta diet rendah lemak dan pulih dengan baik.
Laporan jaga di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin memberikan ringkasan tentang pasien laki-laki berusia 59 tahun dengan keluhan utama BAB hitam yang dialami selama 7 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda anemia dan bengkak pada kaki. Hasil laboratorium menunjukkan anemia berat dengan Hb 3,9 g/dL.
Pasien laki-laki berumur 80 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama muntah darah dan BAB berwarna hitam. Pemeriksaan menemukan nyeri epigastrium, anemia, peningkatan BUN dan kreatinin. Diagnosis gastropati NSAID berkomplikasi insufisiensi ginjal dan anemia. Penatalaksanaan dilakukan dengan transfusi darah, antasida, PPI, dan antibiotik. Kondisi pasien membaik setelah beberapa hari dirawat
Manifestasi atipikal pada infeksi virus dengue dapat berupa demam tak terdiferensiasi, demam dengue atau DHF. Dokumen ini membahas kasus seorang wanita 32 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan dan demam selama 11 hari yang diduga mengalami infeksi virus dengue bermanifestasi atipikal berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
1. Pasien berusia 47 tahun datang dengan keluhan sesak nafas progresif dan batuk kronis.
2. Pemeriksaan menemukan edema paru dan kardiomegali serta iskemia jantung.
3. Diagnosis kerja sementara adalah gagal jantung kongestif akut dengan dekompensasi dan bronkitis kronis akut ekaserbasi.
Tatalaksana
- Pemberian suplemen zat besi oral (ferrous sulfate 200 mg 3x1)
- Pemberian asam folat oral 1x1
- Pemantauan Hb setiap 2 minggu
- Jika tidak respons, pertimbangkan transfusi darah
- Edukasi diet kaya zat besi dan asam folat
- Pantau gejala anemia (lemah lemas, pusing)
Diagnosis
- Pemeriksaan sumsum tulang (jika tidak respons terapi) untuk mengecek adanya infeksi kronis atau kanker
Dokumen tersebut merangkum laporan kasus seorang pasien laki-laki berusia 14 tahun dengan diagnosis sindrom nefrotik yang ditandai dengan bengkak seluruh tubuh, hipoalbuminemia, dan proteinuria berat. Pasien menerima terapi obat-obatan seperti prednison, furosemide, dan albumin serta diet rendah garam. Kondisi pasien mengalami perbaikan dengan berkurangnya bengkak dan peningkatan albumin.
1. Laporan kasus tentang pasien wanita berusia 43 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan diagnosa cholelithiasis dan cholesistitis. 2. Pemeriksaan menemukan batu empedu multiple pada pemeriksaan USG abdomen. 3. Pasien dirawat inap dan diberi tatalaksana medikamentosa serta diet rendah lemak dan pulih dengan baik.
Laporan jaga di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin memberikan ringkasan tentang pasien laki-laki berusia 59 tahun dengan keluhan utama BAB hitam yang dialami selama 7 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda anemia dan bengkak pada kaki. Hasil laboratorium menunjukkan anemia berat dengan Hb 3,9 g/dL.
Pasien laki-laki berumur 80 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama muntah darah dan BAB berwarna hitam. Pemeriksaan menemukan nyeri epigastrium, anemia, peningkatan BUN dan kreatinin. Diagnosis gastropati NSAID berkomplikasi insufisiensi ginjal dan anemia. Penatalaksanaan dilakukan dengan transfusi darah, antasida, PPI, dan antibiotik. Kondisi pasien membaik setelah beberapa hari dirawat
Manifestasi atipikal pada infeksi virus dengue dapat berupa demam tak terdiferensiasi, demam dengue atau DHF. Dokumen ini membahas kasus seorang wanita 32 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan dan demam selama 11 hari yang diduga mengalami infeksi virus dengue bermanifestasi atipikal berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
1. Pasien berusia 47 tahun datang dengan keluhan sesak nafas progresif dan batuk kronis.
2. Pemeriksaan menemukan edema paru dan kardiomegali serta iskemia jantung.
3. Diagnosis kerja sementara adalah gagal jantung kongestif akut dengan dekompensasi dan bronkitis kronis akut ekaserbasi.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Pasien wanita berusia 58 tahun dirawat dengan keluhan demam, sesak nafas, dan lemas. Didiagnosis menderita infeksi saluran kemih, gagal jantung kongestif, sindrom mielodisplasia, peningkatan enzim hati, dan inanisi. Dilakukan berbagai pemeriksaan dan terapi suportif, namun kondisi pasien terus memburuk dengan gejala sesak nafas yang semakin parah.
Pasien laki-laki berumur 44 tahun mengeluh sesak nafas yang semakin parah selama 3 hari terakhir disertai sembab pada kedua tungkai dan perut. Riwayat penyakit jantung dan diabetes selama beberapa bulan. Pemeriksaan menunjukkan gagal jantung kronis dengan edema paru dan hipertensi.
Identitas pasien menunjukkan gejala demam, mual dan muntah, serta mata dan kulit kuning. Pemeriksaan menemukan peningkatan enzim hati dan bilirubin, serta tes positif untuk hepatitis A. Diagnosis adalah hepatitis A akut yang umumnya sembuh sendiri meskipun dapat menimbulkan komplikasi pada kelompok berisiko.
Pasien wanita berusia 71 tahun dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil dengan keluhan sesak napas yang meningkat selama 4 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda efusi pleura kiri. Rontgen dada menunjukkan adanya efusi pleura kiri.
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 25 tahun dengan keluhan demam, mual, dan muntah darah. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium ditemukan trombositopenia. Diagnosis yang ditetapkan adalah Dengue Hemorrhagic Fever grade II.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 76 tahun dengan keluhan utama nyeri ulu hati dan diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis dengan dispepsia tipe ulcer dan DM tipe 2 dengan polineuropati. Dilakukan treatment non-farmakologi, nutrisi medis, aktivitas fisik, dan farmakologi seperti infus dan obat oral.
Dokumen tersebut membahas kasus seorang perempuan umur 49 tahun yang didiagnosis menderita nefrolithiasis di ginjal kanan berdasarkan gejala nyeri pinggang kanan dan hasil pemeriksaan USG abdomen. Pasien juga didiagnosis hipertensi berdasarkan pemeriksaan tekanan darah. Dokumen tersebut juga membahas hubungan antara nefrolithiasis dengan hipertensi secara fisiologis.
Laporan kasus ini membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun bernama Deni yang didiagnosis menderita sindrom nefrotik relaps. Pasien mengalami edema seluruh tubuh dan proteinuria tingkat berat. Berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik serta laboratorium, didiagnosis sindrom nefrotik relaps dan ditatalaksanakan dengan IV cairan, diuretika, kortikosteroid, serta diet rendah garam.
Pasien perempuan berusia 14 tahun 3 bulan datang dengan keluhan mimisan berulang, haid memanjang, gusi berdarah dan BAB hitam. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia dengan trombosit <2.000/mm3. Berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium didiagnosis menderita ITP (Immune Trombocytopenia Purpura) atau penyakit perdarahan akibat penghancuran trombosit berlebihan secara autoim
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirujuk ke IGD dengan keluhan perut membesar yang semakin memberat selama seminggu. Pasien didiagnosis menderita sirosis hati berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, hiperbilirubinemia, dan peningkatan enzim hati. EKG menunjukkan ritme sinus normal.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Pasien wanita berusia 58 tahun dirawat dengan keluhan demam, sesak nafas, dan lemas. Didiagnosis menderita infeksi saluran kemih, gagal jantung kongestif, sindrom mielodisplasia, peningkatan enzim hati, dan inanisi. Dilakukan berbagai pemeriksaan dan terapi suportif, namun kondisi pasien terus memburuk dengan gejala sesak nafas yang semakin parah.
Pasien laki-laki berumur 44 tahun mengeluh sesak nafas yang semakin parah selama 3 hari terakhir disertai sembab pada kedua tungkai dan perut. Riwayat penyakit jantung dan diabetes selama beberapa bulan. Pemeriksaan menunjukkan gagal jantung kronis dengan edema paru dan hipertensi.
Identitas pasien menunjukkan gejala demam, mual dan muntah, serta mata dan kulit kuning. Pemeriksaan menemukan peningkatan enzim hati dan bilirubin, serta tes positif untuk hepatitis A. Diagnosis adalah hepatitis A akut yang umumnya sembuh sendiri meskipun dapat menimbulkan komplikasi pada kelompok berisiko.
Pasien wanita berusia 71 tahun dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil dengan keluhan sesak napas yang meningkat selama 4 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda efusi pleura kiri. Rontgen dada menunjukkan adanya efusi pleura kiri.
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 25 tahun dengan keluhan demam, mual, dan muntah darah. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium ditemukan trombositopenia. Diagnosis yang ditetapkan adalah Dengue Hemorrhagic Fever grade II.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 76 tahun dengan keluhan utama nyeri ulu hati dan diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis dengan dispepsia tipe ulcer dan DM tipe 2 dengan polineuropati. Dilakukan treatment non-farmakologi, nutrisi medis, aktivitas fisik, dan farmakologi seperti infus dan obat oral.
Dokumen tersebut membahas kasus seorang perempuan umur 49 tahun yang didiagnosis menderita nefrolithiasis di ginjal kanan berdasarkan gejala nyeri pinggang kanan dan hasil pemeriksaan USG abdomen. Pasien juga didiagnosis hipertensi berdasarkan pemeriksaan tekanan darah. Dokumen tersebut juga membahas hubungan antara nefrolithiasis dengan hipertensi secara fisiologis.
Laporan kasus ini membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun bernama Deni yang didiagnosis menderita sindrom nefrotik relaps. Pasien mengalami edema seluruh tubuh dan proteinuria tingkat berat. Berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik serta laboratorium, didiagnosis sindrom nefrotik relaps dan ditatalaksanakan dengan IV cairan, diuretika, kortikosteroid, serta diet rendah garam.
Pasien perempuan berusia 14 tahun 3 bulan datang dengan keluhan mimisan berulang, haid memanjang, gusi berdarah dan BAB hitam. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia dengan trombosit <2.000/mm3. Berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium didiagnosis menderita ITP (Immune Trombocytopenia Purpura) atau penyakit perdarahan akibat penghancuran trombosit berlebihan secara autoim
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirujuk ke IGD dengan keluhan perut membesar yang semakin memberat selama seminggu. Pasien didiagnosis menderita sirosis hati berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, hiperbilirubinemia, dan peningkatan enzim hati. EKG menunjukkan ritme sinus normal.
2. IDENTITAS
Nama: Tn. Ramli
Umur: 36 tahun
Pekerjaan: Pegawai swasta
Jenis Kelamin: Laki-laki
RM: 125372
Tanggal masuk: 09 Februari 2022
3. ANAMNESIS
• Pasien rujukan dari puskesmas Ralla datang ke RS dengan keluhan nyeri
pada perut sejak 1 minggu SMRS, mual(+), muntah(+) tiap kali makan,
nyeri ulu hati(-), batuk(-), demam(-), sesak(-)
• Bab: belum bab sejak 12 hari terakhir
• Flatus: belum flatus sejak 12 hari terakhir
• Bak: biasa kesan normal
4. Riwayat penyakit dahulu :
• Riwayat trauma
Tidak ada
• Riwayat penyakit lain
Tidak ada
Riwayat kesehatan keluarga :
Tidak ada keluhan yang sama seperti pasien.
Tidak ada riwayat penyakit yang sama seperti pasien.
Riwayat pengobatan :
Berobat di puskesmas sejak 2 hari sebelumnya, datang ke praktek dokter 1
minggu sebelumnya
Riwayat kebiasaan :
-
5. PEMERIKSAAN
FISIK
KU = sakit sedang,
gizi cukup, compos mentis
Tekanan darah = 120/70 mmHg,
Nadi = 88 X/ permenit,
Pernapasan = 28X/ permenit,
Suhu = 36,6 0C.
6. Kepala
• Bentuk : normocephal
• Ekspresi wajah : lemas
• Simetris wajah : simetris
• Rambut : rambut hitam tidak mudah di cabut.
• Deformitas : tidak ada
Mata
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-)
• Gerakan : segala arah baik
• Tekanan bola mata : tdk diperiksa
• Kelopak mata : edema palpebra (-)
• Konjungtiva : anemis (-/-)
• Sklera : ikterus (-/-)
• Kornea : jernih
• Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
THT
• Telinga : bentuk normal, simetris, lubang
lapang, serumen (-/-)
• Hidung : bentuk normal, perdarahan hidung (-)
• Bibir : normal, sianosis (-), pucat (-)
• Tonsil. : T1-T1 hiperemis (-)
• Faring : hiperemis (-)
• Lidah : kotor (-), tremor (-)
• Mukosa mulut : koplik spot (-)
• Leher : simetris, pembesaran KGB tidak ada
• JVP: +2
PEMERIKSAAN FISIK
7. Thoraks
Inspeksi
• Bentuk : simetris kiri dan kanan
• Sela iga dalam batas normal, retraksi (-)
• Pembuluh darah tidak ada kelainan
Palpasi
• Tidak ada nyeri tekan
• Fremitus: normal
Perkusi
• Batas paru hepar : ics vi dekstra anterior
• Batas paru belakang kanan setinggi columna
vertebra thorakal ix dekstra
• Batas paru belakang kiri setinggi kolumna
vertebra thorakal x sinistra
Jantung
• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak,
• Palpasi : Iktus cordis tidak teraba.
• Perkusi : batas jantung kanan ICS IV line
parasternalis dekstra, batas kiri jantung ICS V
linea midclavicularis sinistra
• Auskultasi : S1/S2 murni reguler, murmur tidak
ada.
PEMERIKSAAN FISIK
Auskultasi
•Bunyi nafas : vesikuler
•Bunyi tambahan :
Ronchi -/-, wheezing -/-
8. PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
• Inspeksi : tampak normal, ikut gerak napas,
• Auskultasi : bising usus menurun
• Palpasi : nyeri tekan (+). hepar dan lien tidak teraba, distensi abdomen(+), defans
muscular(-)
• Perkusi : Timpani, pekak hepar(+)
• Lain–lain : ascites (-)
Ektremitas
• Inspeksi : Tidak ada deformitas, edem (-)
• Palpasi : Akral teraba hangat.
Rectal Touche: spinchter mencekik, tidak teraba
massa, ampula tidak kolaps, feses(-)
19. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
• Penderita dirawat di rumah sakit.
• Penderita dipuasakan
• Kontrol status airway, breathing and circulation.
• Dekompresi dengan nasogastric tube.
• Intravenous fluids and electrolyte
2. Farmakologis
• Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob
dan aerob.
• Analgesik apabila nyeri.
• Prokinetik: Metaklopromide, cisapride
• Parasimpatis stimulasi: bethanecol, neostigmin
• Simpatis blokade: alpha 2 adrenergik antagonis
20. PENATALAKSANAAN...
3. Operatif
• Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah
kecuali disertai dengan peritonitis.
• Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan
dekompresi nasogastric untuk mencegah sepsis
sekunder atau rupture usus.
• Operasi diawali dengan laparotomi kemudian
disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan
dengan hasil explorasi melalui laparotomi.
21. PROGNOSIS
• Prognosis dari ileus bervariasi tergantung pada
penyebab ileus itu sendiri. Bila ileus hasil dari
operasi perut, kondisi ini biasanya bersifat
sementara dan berlangsung sekitar 24-72 jam.
Prognosis memburuk pada kasus-kasus tertentu
dimana kematian jaringan usus terjadi; operasi
menjadi perlu untuk menghapus jaringan
nekrotik. Bila penyebab primer dari ileus cepat
tertangani maka prognosis menjadi lebih baik.