SlideShare a Scribd company logo
1. Fermentasi Asam Laktat pada Silase
Penyediaan bahan pakan yang berkualitas baik serta tersedia sepanjang
tahun di daerah tropis dapat diupayakan melalui diversifikasi pakan, salah satunya
adalah dengan cara dibuat silase pada saat produksi melimpah. Sugiri dalam Subekti
(2013) menyatakan bahwa keuntungan pengawetan hijauan adalah dapat
dipertahankan kualitasnya atau komposisi nutriennya hingga berakhirnya masa
penyimpanan, selanjutnya dikatakan silase merupakan pakan ternak yang sengaja
disimpan dalam keadaan segar pada suatu tempat (silo) yang kedap udara
sehingga mengalami proses fermentasi. Hanafi (2008) menyebutkan pula bahwa Silase
merupakan pakan dari hijauan segar yang diawetkan dengan cara fermentasi anaerob
dalam kondisi kadar air tinggi (40 sampai 70%), sehingga hasilnya dapat disimpan tanpa
merusak kandungan zat makanan/gizi di dalamnya.
Proses fermentasi yang akhir-akhir ini menjadi penting adalah fermentasi
yang menggunakan mikrobia penghasil asam laktat atau dikenal BAL. Fermentasi
tersebut berperan di bidang industri peternakan meliputi: 1) proses pengawetan
pakan baik hijauan maupun biji-bijian, 2) memperbaiki kinerja ternak melalui
peranan BAL sebagai probiotik, dan 3) berperan dalam teknologi pasca panen atau
teknologi pengawetan dan peningkatan kualitas produk ternak yaitu susu, telur dan
daging serta proses daur limbah
2. Mekanisme Pembentukan Asam Laktat Pada Silase
Ennahar et al. dalam Subekti, (2013) menyatakan bahwa prinsip pembuatan silase
adalah fermentasi karbohidrat oleh bakteri asam laktat secara anaerob. Bakteri asam
laktat akan menggunakan karbohidrat yang terlarut dalam air (water soluble
carbohydrate/WSC) dan menghasilkan asam laktat. Asam laktat tersebut akan berperan
dalam penurunan pH silase.
Wilhan (2005) menyebutkan bahwa semakin tinggi kadar asam laktat pada silase
menggambarkan semakin baiknya mutu silase, karena asam Iaktat yang tinggi dapat
mempertahankan keadaan pH, sehingga membuat silase lebih tahan lama. Silase yang baik
mempunyai pH 4,5.
Weinberg et al. dalam Subekti (2013) menyatakan silase pakan ternak dapat
meningkatkan produksi susu dan pertambahan berat badan pada sapi. Agar diperoleh
silase yang baik, dapat ditambahkan bahan tambahan sumber karbohidrat diantaranya
adalah bekatul, onggok, dan tetes (molasses). Fungsi bahan tambahan yang
mengandung karbohidrat fermentable adalah sebagai bahan bagi terbentuknya asam
laktat, sehingga dapat mempercepat terbentuknya suasana asam dengan derajat
keasaman optimal.
Stefani et al. (2010), proses fermentasi silase memiliki 4 tahapan, yaitu fase
aerobic, fase fermentasi, fase stabilisasi, dan fase feed-out.
1. fase aerobic
fase aerobik normalnya berlangsung sekitar 2 jam yaitu ketika oksigen yang
berasal dari atmosfir dan berada diantara partikel tanaman berkurang. Oksigen
yang berada diantara partikel tanaman digunakan oleh tanaman, mikroorganisme
aerob dan fakultatif aerob seperti yeast dan enterobacteria untuk melakukan proses
respirasi.
2. fase fermentasi
fase ini merupakan fase awal dari reaksi anaerob. Fase ini berlangsung dari
beberapa hari hingga beberapa minggu tergantung dari komposisi bahan dan
kondisi silase. Jika proses silase berjalan sempurna maka BAL sukses berkembang.
Bakteri asam laktat pada fase ini menjadi bakteri predominan dengan pH silase
sekitar 3,8 sampai 5.
3. fase stabilisasi
fase ini merupakan kelanjutan dari fase kedua.
4. fase feed-out atau fase aerobik.
Silo yang sudah terbuka dan kontak langsung dengan lingkungan maka
akan menjadikan proses aerobik terjadi. Hal yang sama terjadi jika terjadi
kebocoran pada silo maka akan terjadi penurunan kualitas silase atau kerusakan
silase. Kualitas silase tergantung dari kecepatan fermentasi membentuk asam laktat,
sehingga dalam pembuatan silase terdapat beberapa bahan tambahan yang biasa
diistilahkan sebagai additive silage.
Macam-macam additive silage seperti water soluble carbohydrat, bakteri asam
laktat, garam, enzim, dan asam. Penambahan bakteri asam laktat ataupu kombinasi
dari beberapa additive silage merupakan perlakuan yang sering dilakukan dalam
pembuatan silase. Pemilihan bakteri asam laktat sangat penting dalam proses
fermetasi untuk menghasilkan silase yang berkualitas baik. Proses awal dalam
fermentasi asamlaktat adalah proses aerob, udara yang berasal dari lingkungan atau
pun yang berasal dari hijauan menjadikan reaksi aerob terjadi.
Hasil reaksi aerob yang terjadi pada fase awal fermentasi silase
menghasilkan asam lemak volatile, yang menjadikan pH turun. pH yang menjadi
menjadikan pertumbuhan bakteri bakteri aerob menjadi terhambat dan mati
serta mendukung pertumbuhan bakteri asam laktat untuk memproduksi asam
laktat. Asam laktat akan terus diproduksi sampai mencapai puncaknya jika pH
lingkungan fermentasi sekitar 3,8 sampai 4.
3. Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi Asam Laktat
a. Jumlah inokulum
Penambahan BAL pada rumput raja dapat meningkatkan kualitas fermentasi
silase yang ditandai nilai pH dan konsentrasi N-NH3 yang signifikan menurun, serta
konsentrasi asam laktat dari nilai Fleigh yang signifikan meningkat dibanding silase
kontrol. Penambahan BAL dengan taraf 3%(v/b) menghasilkan kualitas fermentasi
yang lebih baik dibanding taraf 2 ataupun 4% (Antaribaba et al., 2009).
(Antaribaba et al., 2009)
Produksi asam laktat yang dihasilkan dengan adanya penambahan inokulum
akan sangat berbeda dengan tanpa pemberian inokulum. R0 (tanpa pemberian
inokuum), R1(inokulum2%), R2(inokulum 3%), dan R3(inokulum 4%). Konsentrasi
VFA yang terdiri atas asam asetat, propionat, butirat merupakan refleksi dari
fermentasi yang tidak efisien atau terjadi fermentasi sekunder. Jumlah BAL pada awal
fermentasi merupakan faktor penting yang menentukan kualitas silase yang
dihasilkan (Santoso et al.,2008).
Populasi bakteri asam laktat harus dalam jumlah yang cukup untuk proses
fermentasi yang efektif, sehingga banyak peniltian yang bertujuan untuk mencari
dosispenambahan BAL yang tepat untuk menghasilkan silase yang berkualitas yang
baik. Populasi BAL secara alami terdapat pada hijauan tetapi dalam jumlah yang
bervariasi, sehingga diperlukan penambahan inokulum BAL dalam pembuatan silase.
Konsep penambahan inokulan bakteri adalah untuk memacu pertumbuhan BAL
homofermentatif yang dapat segera menghasilkan asam laktat untuk menurunkan pH
silase.
Ohmomo, et al. (2002), karakteristik dasar yang harus dimiliki oleh inokulan
bakteri asam laktat yang akan ditambahkan dalam pembuatan silase diantaranya
dapat beradaptasi pada bahan dengan kadar air tinggi, dapat beradaptasi dengan
temperatur lingkungan, toleransi terhadap keasaman, menghasilkan bakteriosin dan
berperan sebagai probiotik.
Bakteri asam laktat merupakan mikroflora epifitik. Karakteristik dari hasil
panen hijauan seperti kandungan karbohidrat terlarut, kandungan bahan kering akan
mempengaruhi sifat kompetitif dari BAL selama proses fermentasi silase. Bakteri
asam laktat yang biasa digunakan dalam ensilage adalah anggota genum Lactobacillus,
Pedioccus, Leuconostoc, Enteroccus, Lactococcus, dan Strepcoccus. Pada umumnya
bakteri asam laktat adalah mesofilik, dapat tumbuh pada temperatur 5 sampai
50°C, mampu untuk menurunkan pH hingga 4,5 tergantung dari jenis bakteri dan tipe
hijauannya. Bakteri asam laktat dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu BAL
homofermentatif dan heterofermentatif (Stefani et al., 2010)
b. Lama Fermentasi
Lama Fermentasi. Periode fermentasi menjadi sangat penting untuk
menentukan waktu panen dari silase, tentunya pada saat panen syarat-syarat silase
yang berkualitas baik telah terpenuhi. Thalib et al. (2000), menggunakan
inokulum yang berasal dari rumen kerbau, maka hasil fermenasi jerami padi yang
diperam secara anaerobik selama 2 minggu telah memenuhi kriteria sebagai silase yang
bermutu baik
Thalib et al. (2000)
c. Jumlah Substrat
Ensilage merupakan proses fermentasi glukosa menjadi laktat, dalam
prosesnya dibutuhkan substrat glukosa atau diistilahkan water soluble carbohydrate.
Jumlah minimal kandungan WSC untuk mendukung terjadinya proses fermentasi yang
baik dalam pembuatan silase adalah sekitar 3-5% bahan kering. Spesies rumput-
rumputan asal tropis jjumlah WS jauh lebih sedikit sehingga untuk mencapai
ketersediaan level WSC yang memdai untuk mendukung terjadinya fermentasi oleh
Bakteri menjadi sangat dianjurkan.
Ridwan et al., (2005
Pertumbuhan BAL dipengaruhi oleh kandungan WSC, sehingga penambahan
dedak padi sebagai sumber karbohidrat diharapkan mudah larut dan dapat dengan
cepat diamanfaatkan oleh BAL sebagai nutrisi pertumbuhannya. Berdasarkan tabel
diatas menunjukkan bahwa level dedak padi yang ditambahkan dalam pembuatan
silase yang berfungsi sebagai WSC memberikan pengaruh yang nyata terhadap
penurunan pH silase, kandungan total asam, ADF, NDF dibandingkan kontrol.
Perlakuan antara level dedak 1% dan 5% tidak memberikan perbedaan yang nyata
terhadap beberapa parameter fermentasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian 1%
sudah mencukupi aktivitas BAL dalam pembentukan asam laktat pada proses
ensilage.
d. Jenis Tanaman
Faktor tanaman seperti jenis tanaman akan sangat memperlihatkan hasil
yang berbeda jika dibuat silase, silase forage dibandingkan legum akan menghasilkan
produksi asam laktat yang berbeda. Silase legum terkadang menghasilkan kadar
asam butirat yang lebih tinggi dibandingkan silase forage, sistem buffering capacity
pada legum menyebabkan penurunan pH pada silase legume tidak akan secepat
penurunan pH pada silase forage
Budiman (2007), melakukan penambahan daun gama pada proses silase
jerami padi, yaitu A (tanda daun gamal), B(10% dari berat jerami), C(20% dari berat
jerami0, D(30% dari berat jerami). Data diatas menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan pH dengan adanya penambahan daun gmal dalam proses ensilage,
peningkatan pH ini dapat disebabkan oleh adanya buffering capacity yang tinggi pada
legum dibanding rumput. Menurut Knicky (2005), Buffering capacity dapat meningkat
selama proses ensilage disebabkan produksi asam-asam organik seperti nitrat dan
asam sulfat yang tinggi dapat menghambat penurunan pH. Protein tinggi yang
terkandung dalam silase akan menghasilkan pH silase yang cukup tinggi, karena bahan
baku yang mengandung protein tinggi akan menghambat penurunan pH disebabkan
buffering capacty diproduksi
e. Perlakuan sebelum Ensilage
Faktor prekondisi dapat mempengaruhi kualitas silase khususnya perlakuan
pelayuan. Cavallarian et al. (2005), menyarankan untuk menurunkan kadar air
legum hingga mencapai BK sekitar 320g/Kg dengan pemanasan oleh mesin
sehingga fermentasi asam butirat dan perombakan protein dapat ditekan.
(Despal et al., 2009)
Bruising menyebabkan BK silase sedikit lebih rendah, perombakan protein
dan bahan organik lebih tinggi, namun kadar gula yang tersisa pada silase menjadi
lebih rendah dibandingkan tanpa bruising. Tujuan bruising yaitu untuk memberikan
akses Bal untuk dapatmelakukan penetrasi tetapi karena pH yang sulit diturunkan
sehingga terjadi degradasi nutrien yang cukup besar. Perlakuan prekondisi seperti
pelayuan pada tabel diatas terlihat dapat meningkatkan bahan kering silase,
menurunkan pH, menurunkan perombakan protein dan bahan organik. WSC pada
silase yang dilayukan lebih rendah karena digunakan oleh BAL untuk menurunkan
pH. Menurut Elfrink et al. (2002), proses pelayuan juga dapat mencegah perkembangan
bakteri pembusuk seperti Clostridia.

More Related Content

What's hot

Persyaratan pembuatan dan tataletak Kandang
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangPersyaratan pembuatan dan tataletak Kandang
Persyaratan pembuatan dan tataletak Kandang
Thonce Thesia
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Ramaiyulis Ramai
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
Rizza Muh
 
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernakDasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
lombkTBK
 
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi TernakLaporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi TernakUniversitas Diponegoro
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Ariefman Fajar
 
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Laode Syawal Fapet
 
Teknologi pengolahan pakan sapi
Teknologi pengolahan pakan sapiTeknologi pengolahan pakan sapi
Teknologi pengolahan pakan sapi
Ramaiyulis Ramai
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
DediKusmana2
 
7. breed selection
7. breed selection7. breed selection
7. breed selection
Emi Suhaemi
 
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptxLINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
MuhammadHaidarTavare
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Ari Panggih Nugroho
 
Laporan pembibitan
Laporan pembibitanLaporan pembibitan
Laporan pembibitan
Laode Syawal Fapet
 
Domestikasi Ternak.pptx
Domestikasi Ternak.pptxDomestikasi Ternak.pptx
Domestikasi Ternak.pptx
Ramaiyulis Ramai
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaswiradiputri
 
Analisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestAnalisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soest
Yusuf Ahmad
 
Peternakan ayam pedaging
Peternakan ayam pedagingPeternakan ayam pedaging
Peternakan ayam pedagingAlfin Nur
 

What's hot (20)

Persyaratan pembuatan dan tataletak Kandang
Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangPersyaratan pembuatan dan tataletak Kandang
Persyaratan pembuatan dan tataletak Kandang
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
 
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernakDasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
 
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi TernakLaporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Ternak
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
 
Teknologi pengolahan pakan sapi
Teknologi pengolahan pakan sapiTeknologi pengolahan pakan sapi
Teknologi pengolahan pakan sapi
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
 
7. breed selection
7. breed selection7. breed selection
7. breed selection
 
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptxLINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
 
manajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternakmanajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternak
 
Pengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembalaPengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembala
 
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
 
Laporan pembibitan
Laporan pembibitanLaporan pembibitan
Laporan pembibitan
 
Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
Domestikasi Ternak.pptx
Domestikasi Ternak.pptxDomestikasi Ternak.pptx
Domestikasi Ternak.pptx
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
 
Analisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soestAnalisis bahan pakan van soest
Analisis bahan pakan van soest
 
Peternakan ayam pedaging
Peternakan ayam pedagingPeternakan ayam pedaging
Peternakan ayam pedaging
 

Viewers also liked

Membuat silase hijauan
Membuat silase hijauanMembuat silase hijauan
Membuat silase hijauan
BBPP_Batu
 
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaJenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Lou Ayy Alzamakhsyari
 
Ransum itik petelur
Ransum itik petelurRansum itik petelur
Ransum itik petelurEdy_Susanto
 
Laporan itik tegal
Laporan itik tegalLaporan itik tegal
Laporan itik tegalSary Fahma
 
Budidaya ayam kalkun
Budidaya ayam kalkunBudidaya ayam kalkun
Budidaya ayam kalkun
Bram Agus Leonardo
 
Pola investasi bisnis layer
Pola investasi bisnis layerPola investasi bisnis layer
Pola investasi bisnis layer
Aulia Ahmadi
 
Analisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang Sewa
Analisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang SewaAnalisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang Sewa
Analisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang Sewa
Aulia Ahmadi
 
PELUANG USAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING
PELUANG USAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGINGPELUANG USAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING
PELUANG USAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING
Iqbal Amrullah
 
Budidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas PetelurBudidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas Petelur
Disty Ridha H
 
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam PetelurSimulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Ainul Yaqin
 
Contoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAAN
Contoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAANContoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAAN
Contoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAAN
Kevin Meilina
 

Viewers also liked (11)

Membuat silase hijauan
Membuat silase hijauanMembuat silase hijauan
Membuat silase hijauan
 
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaJenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
 
Ransum itik petelur
Ransum itik petelurRansum itik petelur
Ransum itik petelur
 
Laporan itik tegal
Laporan itik tegalLaporan itik tegal
Laporan itik tegal
 
Budidaya ayam kalkun
Budidaya ayam kalkunBudidaya ayam kalkun
Budidaya ayam kalkun
 
Pola investasi bisnis layer
Pola investasi bisnis layerPola investasi bisnis layer
Pola investasi bisnis layer
 
Analisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang Sewa
Analisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang SewaAnalisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang Sewa
Analisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang Sewa
 
PELUANG USAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING
PELUANG USAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGINGPELUANG USAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING
PELUANG USAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING
 
Budidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas PetelurBudidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas Petelur
 
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam PetelurSimulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
 
Contoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAAN
Contoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAANContoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAAN
Contoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAAN
 

Similar to Fermentasi asam laktat pada silase

Laporan in vitro-pembahasan vfa
Laporan in vitro-pembahasan vfaLaporan in vitro-pembahasan vfa
Laporan in vitro-pembahasan vfa
Esteriana Cristanti
 
Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3
BBPP_Batu
 
Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2
BBPP_Batu
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
AgathaHaselvin
 
BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.pptx
BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.pptxBUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.pptx
BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.pptx
ssuser6271df
 
Sawi, tiram, tanah (bahan)
Sawi, tiram, tanah (bahan)Sawi, tiram, tanah (bahan)
Sawi, tiram, tanah (bahan)zansuck
 
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
 Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
Andrew Hidayat
 
Karya tulis ilmiah 4
Karya tulis ilmiah 4Karya tulis ilmiah 4
Karya tulis ilmiah 4
BBPP_Batu
 
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdfKelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
nahdi1
 
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdfBakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
IsmedsyahSyah1
 
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxPERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
ssuser04c576
 
Andrew hidayat 70948-id-penggunaan-bakteri-halofilik-sebagai-bio
 Andrew hidayat   70948-id-penggunaan-bakteri-halofilik-sebagai-bio Andrew hidayat   70948-id-penggunaan-bakteri-halofilik-sebagai-bio
Andrew hidayat 70948-id-penggunaan-bakteri-halofilik-sebagai-bio
Andrew Hidayat
 
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERASANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
nursyifatiara
 
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragiOptimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
Rahardi Gautama
 
Ppt fembuatan salami
Ppt fembuatan salamiPpt fembuatan salami
Ppt fembuatan salami
rositahenydyah heny
 
Fermentasi (autosaved)
Fermentasi (autosaved)Fermentasi (autosaved)
Fermentasi (autosaved)Defa Itemjelex
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
Ernalia Rosita
 

Similar to Fermentasi asam laktat pada silase (20)

Laporan in vitro-pembahasan vfa
Laporan in vitro-pembahasan vfaLaporan in vitro-pembahasan vfa
Laporan in vitro-pembahasan vfa
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3Karya tulis ilmiah 3
Karya tulis ilmiah 3
 
Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
 
BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.pptx
BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.pptxBUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.pptx
BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.pptx
 
Sawi, tiram, tanah (bahan)
Sawi, tiram, tanah (bahan)Sawi, tiram, tanah (bahan)
Sawi, tiram, tanah (bahan)
 
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
 Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
 
Karya tulis ilmiah 4
Karya tulis ilmiah 4Karya tulis ilmiah 4
Karya tulis ilmiah 4
 
Pembuatan silase ..
Pembuatan silase ..Pembuatan silase ..
Pembuatan silase ..
 
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdfKelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
 
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdfBakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
 
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxPERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
 
Andrew hidayat 70948-id-penggunaan-bakteri-halofilik-sebagai-bio
 Andrew hidayat   70948-id-penggunaan-bakteri-halofilik-sebagai-bio Andrew hidayat   70948-id-penggunaan-bakteri-halofilik-sebagai-bio
Andrew hidayat 70948-id-penggunaan-bakteri-halofilik-sebagai-bio
 
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERASANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
 
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragiOptimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
Optimalisasi fugsi rumen dengan pemberian ragi
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Ppt fembuatan salami
Ppt fembuatan salamiPpt fembuatan salami
Ppt fembuatan salami
 
Fermentasi (autosaved)
Fermentasi (autosaved)Fermentasi (autosaved)
Fermentasi (autosaved)
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 

Recently uploaded

ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 

Recently uploaded (20)

ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 

Fermentasi asam laktat pada silase

  • 1. 1. Fermentasi Asam Laktat pada Silase Penyediaan bahan pakan yang berkualitas baik serta tersedia sepanjang tahun di daerah tropis dapat diupayakan melalui diversifikasi pakan, salah satunya adalah dengan cara dibuat silase pada saat produksi melimpah. Sugiri dalam Subekti (2013) menyatakan bahwa keuntungan pengawetan hijauan adalah dapat dipertahankan kualitasnya atau komposisi nutriennya hingga berakhirnya masa penyimpanan, selanjutnya dikatakan silase merupakan pakan ternak yang sengaja disimpan dalam keadaan segar pada suatu tempat (silo) yang kedap udara sehingga mengalami proses fermentasi. Hanafi (2008) menyebutkan pula bahwa Silase merupakan pakan dari hijauan segar yang diawetkan dengan cara fermentasi anaerob dalam kondisi kadar air tinggi (40 sampai 70%), sehingga hasilnya dapat disimpan tanpa merusak kandungan zat makanan/gizi di dalamnya. Proses fermentasi yang akhir-akhir ini menjadi penting adalah fermentasi yang menggunakan mikrobia penghasil asam laktat atau dikenal BAL. Fermentasi tersebut berperan di bidang industri peternakan meliputi: 1) proses pengawetan pakan baik hijauan maupun biji-bijian, 2) memperbaiki kinerja ternak melalui peranan BAL sebagai probiotik, dan 3) berperan dalam teknologi pasca panen atau teknologi pengawetan dan peningkatan kualitas produk ternak yaitu susu, telur dan daging serta proses daur limbah 2. Mekanisme Pembentukan Asam Laktat Pada Silase Ennahar et al. dalam Subekti, (2013) menyatakan bahwa prinsip pembuatan silase adalah fermentasi karbohidrat oleh bakteri asam laktat secara anaerob. Bakteri asam laktat akan menggunakan karbohidrat yang terlarut dalam air (water soluble carbohydrate/WSC) dan menghasilkan asam laktat. Asam laktat tersebut akan berperan dalam penurunan pH silase. Wilhan (2005) menyebutkan bahwa semakin tinggi kadar asam laktat pada silase menggambarkan semakin baiknya mutu silase, karena asam Iaktat yang tinggi dapat
  • 2. mempertahankan keadaan pH, sehingga membuat silase lebih tahan lama. Silase yang baik mempunyai pH 4,5. Weinberg et al. dalam Subekti (2013) menyatakan silase pakan ternak dapat meningkatkan produksi susu dan pertambahan berat badan pada sapi. Agar diperoleh silase yang baik, dapat ditambahkan bahan tambahan sumber karbohidrat diantaranya adalah bekatul, onggok, dan tetes (molasses). Fungsi bahan tambahan yang mengandung karbohidrat fermentable adalah sebagai bahan bagi terbentuknya asam laktat, sehingga dapat mempercepat terbentuknya suasana asam dengan derajat keasaman optimal. Stefani et al. (2010), proses fermentasi silase memiliki 4 tahapan, yaitu fase aerobic, fase fermentasi, fase stabilisasi, dan fase feed-out. 1. fase aerobic fase aerobik normalnya berlangsung sekitar 2 jam yaitu ketika oksigen yang berasal dari atmosfir dan berada diantara partikel tanaman berkurang. Oksigen yang berada diantara partikel tanaman digunakan oleh tanaman, mikroorganisme aerob dan fakultatif aerob seperti yeast dan enterobacteria untuk melakukan proses respirasi. 2. fase fermentasi fase ini merupakan fase awal dari reaksi anaerob. Fase ini berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu tergantung dari komposisi bahan dan kondisi silase. Jika proses silase berjalan sempurna maka BAL sukses berkembang. Bakteri asam laktat pada fase ini menjadi bakteri predominan dengan pH silase sekitar 3,8 sampai 5. 3. fase stabilisasi fase ini merupakan kelanjutan dari fase kedua. 4. fase feed-out atau fase aerobik.
  • 3. Silo yang sudah terbuka dan kontak langsung dengan lingkungan maka akan menjadikan proses aerobik terjadi. Hal yang sama terjadi jika terjadi kebocoran pada silo maka akan terjadi penurunan kualitas silase atau kerusakan silase. Kualitas silase tergantung dari kecepatan fermentasi membentuk asam laktat, sehingga dalam pembuatan silase terdapat beberapa bahan tambahan yang biasa diistilahkan sebagai additive silage. Macam-macam additive silage seperti water soluble carbohydrat, bakteri asam laktat, garam, enzim, dan asam. Penambahan bakteri asam laktat ataupu kombinasi dari beberapa additive silage merupakan perlakuan yang sering dilakukan dalam pembuatan silase. Pemilihan bakteri asam laktat sangat penting dalam proses fermetasi untuk menghasilkan silase yang berkualitas baik. Proses awal dalam fermentasi asamlaktat adalah proses aerob, udara yang berasal dari lingkungan atau pun yang berasal dari hijauan menjadikan reaksi aerob terjadi. Hasil reaksi aerob yang terjadi pada fase awal fermentasi silase menghasilkan asam lemak volatile, yang menjadikan pH turun. pH yang menjadi menjadikan pertumbuhan bakteri bakteri aerob menjadi terhambat dan mati serta mendukung pertumbuhan bakteri asam laktat untuk memproduksi asam laktat. Asam laktat akan terus diproduksi sampai mencapai puncaknya jika pH lingkungan fermentasi sekitar 3,8 sampai 4. 3. Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi Asam Laktat a. Jumlah inokulum Penambahan BAL pada rumput raja dapat meningkatkan kualitas fermentasi silase yang ditandai nilai pH dan konsentrasi N-NH3 yang signifikan menurun, serta konsentrasi asam laktat dari nilai Fleigh yang signifikan meningkat dibanding silase kontrol. Penambahan BAL dengan taraf 3%(v/b) menghasilkan kualitas fermentasi yang lebih baik dibanding taraf 2 ataupun 4% (Antaribaba et al., 2009).
  • 4. (Antaribaba et al., 2009) Produksi asam laktat yang dihasilkan dengan adanya penambahan inokulum akan sangat berbeda dengan tanpa pemberian inokulum. R0 (tanpa pemberian inokuum), R1(inokulum2%), R2(inokulum 3%), dan R3(inokulum 4%). Konsentrasi VFA yang terdiri atas asam asetat, propionat, butirat merupakan refleksi dari fermentasi yang tidak efisien atau terjadi fermentasi sekunder. Jumlah BAL pada awal fermentasi merupakan faktor penting yang menentukan kualitas silase yang dihasilkan (Santoso et al.,2008). Populasi bakteri asam laktat harus dalam jumlah yang cukup untuk proses fermentasi yang efektif, sehingga banyak peniltian yang bertujuan untuk mencari dosispenambahan BAL yang tepat untuk menghasilkan silase yang berkualitas yang baik. Populasi BAL secara alami terdapat pada hijauan tetapi dalam jumlah yang bervariasi, sehingga diperlukan penambahan inokulum BAL dalam pembuatan silase. Konsep penambahan inokulan bakteri adalah untuk memacu pertumbuhan BAL homofermentatif yang dapat segera menghasilkan asam laktat untuk menurunkan pH silase. Ohmomo, et al. (2002), karakteristik dasar yang harus dimiliki oleh inokulan bakteri asam laktat yang akan ditambahkan dalam pembuatan silase diantaranya dapat beradaptasi pada bahan dengan kadar air tinggi, dapat beradaptasi dengan temperatur lingkungan, toleransi terhadap keasaman, menghasilkan bakteriosin dan berperan sebagai probiotik. Bakteri asam laktat merupakan mikroflora epifitik. Karakteristik dari hasil panen hijauan seperti kandungan karbohidrat terlarut, kandungan bahan kering akan mempengaruhi sifat kompetitif dari BAL selama proses fermentasi silase. Bakteri asam laktat yang biasa digunakan dalam ensilage adalah anggota genum Lactobacillus, Pedioccus, Leuconostoc, Enteroccus, Lactococcus, dan Strepcoccus. Pada umumnya bakteri asam laktat adalah mesofilik, dapat tumbuh pada temperatur 5 sampai
  • 5. 50°C, mampu untuk menurunkan pH hingga 4,5 tergantung dari jenis bakteri dan tipe hijauannya. Bakteri asam laktat dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu BAL homofermentatif dan heterofermentatif (Stefani et al., 2010) b. Lama Fermentasi Lama Fermentasi. Periode fermentasi menjadi sangat penting untuk menentukan waktu panen dari silase, tentunya pada saat panen syarat-syarat silase yang berkualitas baik telah terpenuhi. Thalib et al. (2000), menggunakan inokulum yang berasal dari rumen kerbau, maka hasil fermenasi jerami padi yang diperam secara anaerobik selama 2 minggu telah memenuhi kriteria sebagai silase yang bermutu baik Thalib et al. (2000) c. Jumlah Substrat Ensilage merupakan proses fermentasi glukosa menjadi laktat, dalam prosesnya dibutuhkan substrat glukosa atau diistilahkan water soluble carbohydrate. Jumlah minimal kandungan WSC untuk mendukung terjadinya proses fermentasi yang baik dalam pembuatan silase adalah sekitar 3-5% bahan kering. Spesies rumput- rumputan asal tropis jjumlah WS jauh lebih sedikit sehingga untuk mencapai ketersediaan level WSC yang memdai untuk mendukung terjadinya fermentasi oleh Bakteri menjadi sangat dianjurkan. Ridwan et al., (2005
  • 6. Pertumbuhan BAL dipengaruhi oleh kandungan WSC, sehingga penambahan dedak padi sebagai sumber karbohidrat diharapkan mudah larut dan dapat dengan cepat diamanfaatkan oleh BAL sebagai nutrisi pertumbuhannya. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa level dedak padi yang ditambahkan dalam pembuatan silase yang berfungsi sebagai WSC memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan pH silase, kandungan total asam, ADF, NDF dibandingkan kontrol. Perlakuan antara level dedak 1% dan 5% tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap beberapa parameter fermentasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian 1% sudah mencukupi aktivitas BAL dalam pembentukan asam laktat pada proses ensilage. d. Jenis Tanaman Faktor tanaman seperti jenis tanaman akan sangat memperlihatkan hasil yang berbeda jika dibuat silase, silase forage dibandingkan legum akan menghasilkan produksi asam laktat yang berbeda. Silase legum terkadang menghasilkan kadar asam butirat yang lebih tinggi dibandingkan silase forage, sistem buffering capacity pada legum menyebabkan penurunan pH pada silase legume tidak akan secepat penurunan pH pada silase forage Budiman (2007), melakukan penambahan daun gama pada proses silase jerami padi, yaitu A (tanda daun gamal), B(10% dari berat jerami), C(20% dari berat jerami0, D(30% dari berat jerami). Data diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pH dengan adanya penambahan daun gmal dalam proses ensilage, peningkatan pH ini dapat disebabkan oleh adanya buffering capacity yang tinggi pada legum dibanding rumput. Menurut Knicky (2005), Buffering capacity dapat meningkat selama proses ensilage disebabkan produksi asam-asam organik seperti nitrat dan asam sulfat yang tinggi dapat menghambat penurunan pH. Protein tinggi yang terkandung dalam silase akan menghasilkan pH silase yang cukup tinggi, karena bahan baku yang mengandung protein tinggi akan menghambat penurunan pH disebabkan buffering capacty diproduksi e. Perlakuan sebelum Ensilage Faktor prekondisi dapat mempengaruhi kualitas silase khususnya perlakuan pelayuan. Cavallarian et al. (2005), menyarankan untuk menurunkan kadar air
  • 7. legum hingga mencapai BK sekitar 320g/Kg dengan pemanasan oleh mesin sehingga fermentasi asam butirat dan perombakan protein dapat ditekan. (Despal et al., 2009) Bruising menyebabkan BK silase sedikit lebih rendah, perombakan protein dan bahan organik lebih tinggi, namun kadar gula yang tersisa pada silase menjadi lebih rendah dibandingkan tanpa bruising. Tujuan bruising yaitu untuk memberikan akses Bal untuk dapatmelakukan penetrasi tetapi karena pH yang sulit diturunkan sehingga terjadi degradasi nutrien yang cukup besar. Perlakuan prekondisi seperti pelayuan pada tabel diatas terlihat dapat meningkatkan bahan kering silase, menurunkan pH, menurunkan perombakan protein dan bahan organik. WSC pada silase yang dilayukan lebih rendah karena digunakan oleh BAL untuk menurunkan pH. Menurut Elfrink et al. (2002), proses pelayuan juga dapat mencegah perkembangan bakteri pembusuk seperti Clostridia.