Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanAnis Ilahi
Program pendidikan profesi guru merupakan satu program yang diselenggarakan untuk mempersiapkan guru agar dapat menguasai kompetensi dengan standar yang ada.
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanAnis Ilahi
Program pendidikan profesi guru merupakan satu program yang diselenggarakan untuk mempersiapkan guru agar dapat menguasai kompetensi dengan standar yang ada.
Dihadapkan dengan perubahan kurikulum 2013, maka guru BK/Konselor diharapkan mampu memberikan hal yang lebih positif dan tetap produktif, kreatif guna membantu perkembangan siswa. Seperti yang disampaikan Bapak Muh. Farozin dalam Seminar Nasional BK yang diselenggarakan oleh Jurusan BK Universitas Negeri Malang.
Kilas Laporan PPL IAIN Salatiga tahun 2017 di SMAN 1 Tuntang, kabupaten Semarang. PPL sebagai bagian dari praktik langsung terjun mengajar di lapangan.
Dihadapkan dengan perubahan kurikulum 2013, maka guru BK/Konselor diharapkan mampu memberikan hal yang lebih positif dan tetap produktif, kreatif guna membantu perkembangan siswa. Seperti yang disampaikan Bapak Muh. Farozin dalam Seminar Nasional BK yang diselenggarakan oleh Jurusan BK Universitas Negeri Malang.
Kilas Laporan PPL IAIN Salatiga tahun 2017 di SMAN 1 Tuntang, kabupaten Semarang. PPL sebagai bagian dari praktik langsung terjun mengajar di lapangan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, apalagi
bangsa yang sedang giatnya membangun. Lancarnya pembangunan di suatu bangsa
sangat ditentukan oleh mutu pendidikannya. Meningkatkan mutu pendidikan dapat
ditempuh melalui peningkatan kualitas tenaga kependidikan. Melalui pelatihan dan
pengajaran kepada calon tenaga kependidikan diharapkan dapat menghasilkan pendidik
yang professional sehingga mampu menjawab tantangan global di dunia pendidikan saat
ini.
Di Indonesia salah satu tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentunya untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah sebagai penanggung jawab telah berupaya untuk mengusahakan
tenaga pengajar yang siap pakai sehingga apa yang diharapkan oleh tujuan nasional
dapat terwujud. Guru di dalam mewujudkan hal tersebut mempunyai tugas dan
tanggung jawab serta peranan yang sangat penting. Artinya tinggi rendahnya
kebudayaan suatu masyarakat dan negara, sebagian besar bergantung pada pendidikan
yang di berikan pada guru. Makin tinggi pendidikan guru akan makin baik pula derajat
masyarakat. Ini berarti tugas seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada
siswa, tetapi lebih jauh dari itu, guru juga turut serta membentuk kepribadian anak
didik. Mengingat beratnya tugas tersebut maka seorang guru hendaknya dibekali dengan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik.
Secara teoritis mahasiswa FKIP sebagai calon pendidik telah dibekali
seperangkat ilmu pengetahuan tentang ilmu keguruan dan ilmu kependidikan. Namun
apa yang telah diperoleh dibangku kuliah belum cukup sebagai bekal untuk menjadi
guru yang berpotensi dan profesional. Sebagai upaya untuk mencetak tenaga-tenaga
pendidik yang profesional dan berkualitas, baik dalam hal mengajar maupun mendidik
maka mahasiswa sebagai calon guru dirasakan perlu untuk melaksanakan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL).
2. 2
PPL merupakan sarana dalam mempraktikan teori yang telah diterima
mahasiswa guna menyiapkan para calon guru supaya menguasai kemampuan guru yang
sesungguhnya. Dalam kegiatan PPL, mahasiswa praktik mengajar dan menerapkan
materi yang sudah dipelajari untuk disampaikan kepada anak didik. Dalam memberikan
materi mahasiswa praktikan harus benar-benar menguasai materi ditunjang dengan
literatur-literatur yang dapat menambah pengetahuan anak didik. Jadi dalam praktiknya,
PPL dilaksanakan di sekolah dalam kondisi sesungguhnya.
Berdasarkan uraian tersebut, kegiatan program pengalaman lapangan (PPL),
menjadi hal yang sangat penting bagi seorang calon guru, dengan harapan setelah
selesai para calon guru memiliki bekal pengalaman mengajar yang tentunya sangat
dalam untuk memasuki dunia pendidikan sesuai dengan profesinya, dan mampu
merealisasikan pengetahuan dan teori-teori keguruan yang telah diterima di bangku
kuliah dalam kondisi dan situasi yang nyata di lingkungan sekolah.
Dengan demikian diharapkan para mahasiswa calon guru setelah selesai praktek
mempunyai bekal yang cukup untuk memasuki dunia pendidikan sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai melalui program PPL tersebut.
B. Pengertian PPL
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu matakuliah
perilaku berkarya (MPB) yang dipersyaratkan dalam lembaga pendidikan keguruan.
Matakuliah tersebut dirancang secara khusus untuk menyiapkan calon guru agar
memiliki dan menguasai kompetensi profesi keguruan secara utuh, sehingga nantinya
mereka dapat menjadi guru yang bisa mengemban tugas dan tanggung jawab secara
profesional. Program Pengalaman Lapangan merupakan program yang secara khusus
dirancang untuk mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi professional dan
pedagogik calon guru sebelum benar-benar dilepas ke lapangan. Penyelenggaraan PPL
mahasiswa di sekolah negeri atau swasta merupakan gambaran kualitas keseluruhan
proses pembelajaran di FKIP UNRAM, sehingga penyelenggaraannya memerlukan
perhatian dan dukungan berbagai pihak, terutama para dosen yang diberi tugas sebagai
pembimbing, dan mahasiswa yang hendaknya secara sadar mempersiapkan diri
3. 3
dengan baik saat melaksanakan PPL. Perhatian dan dukungan terhadap penyelenggaraan
PPL senantiasa perlu dioptimalkan karena pada praktiknya PPL memiliki implikasi
langsung terhadap tingkat pencapaian visi pendidikan nasional. Selain itu, banyak
keluhan terhadap ketidaksiapan lulusan menjadi guru. Juga dijadikan dasar
pentingnya penyelenggaraan PPL secara terencana dan terukur capaiannya. Dengan
demikian, PPL yang diselenggrakan oleh FKIP UNRAM harus mampu menjamin
kualitas lulusannya sehingga mampu menjadi pendidik yang profesional.
C. Tujuan PPL
Penyelenggaraan PPL di FKIP UNRAM bertujuan untuk mendidik, membina,
membimbing, dan melatih mahasiswa agar mampu:
1. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam dan luar
kelas.
2. Mengenal secra cermat lingkungan sekolah, baik secara fisik maupun adminstrasi
untuk dijadikan bahan refleksi terhadap pembentukan sikap profesional seorang
guru.
3. Mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif
4. Mendalami karateristik dari siswa dalam rangka memotivasi belajarnya.
5. Menemukan permasalahan yang menghambat proses pembelajran dikelas dan
mampu mengatasi permasalahan tersebut.
6. Menerapkan pembelajaran inovatif yang bertolak dari suatu permasalahan
pembelajaran.
7. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
mengimplemplementasikannya secara baik.
8. Mengobservasi kegiatan pembelajaran, mengolah dan menginterprestasi hasil
observasi dan mengkomunikasiannya secara sitematis.
9. Melakukan evaluasi pada proses dan hasil pembelajaran sesuai tujuan
pembelajaran.
D. Sasaran PPL
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan
ini adalah membentuk pribadi calon pendidik yang memiliki seperangkat ilmu
4. 4
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap serta cakap atau mampu dan tepat
menggunakannya didalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran disekolah
maupun diluar sekolah.
E. Manfaat PPL
Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan PPL ini antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa PPL mendapatkan pengalaman tentang bagaimana cara
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga pendidikan.
b. Mahasiswa PPL memperoleh kesempatan untuk menerapkan ilmu dan teori
yang didapatkan pada saat perkuliahan.
c. Memberikan kesempatan untuk berperan sebagai motivator dalam
penyelenggaraan pendidikan.
d. Mahasiswa tidak merasa asing jika kelak menjadi seorang guru karena telah
mendapatkan pengalaman sebelumnya.
2. Bagi Sekolah
a. Mendapatkan bantuan dalam mengatasi kekurangan sumber daya manusia
(guru).
b. Sekolah akan memperoleh informasi tentang perkembangan dunia pendidikan
pada umumnya dan perkembangan teori-teori pada bidang- bidang tertentu,
sehingga kehadiran mahasiswa PPL tidak perlu dianggap penghambat
pelaksanaan PBM, tetapi merupakan suatu kebutuhan.
c. Memperoleh kesempatan untuk terlibat dalam penyiapan calon pendidik dan
tenaga kependidikan yang berkualitas.
d. Sekolah juga memperoleh informasi mengenai pengelolaan laboratorium,
penggunaan alat dan bahan percobaan serta pentingnya mempraktekan teori
agar siswa lebih termotivasi untuk belajar.
3. Bagi Perguruan Tinggi/Universitas
a. Perguruan tinggi akan memperoleh umpan balik (informasi) tentang PBM di
Sekolah, terutama kurikulum yang digunakan dan perangkat-perangkat yang
5. 5
berfungsi untuk menunjang PBM, hal ini dapat membantu pihak universitas
dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan.
b. Terwujudnya kemitraan antar lembaga penyelenggara pendidikan pemerintah
daerah dan instansi lainya.
6. 6
BAB II
HASIL OBSERVASI KEADAAN SEKOLAH
Pada program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) kependidikan yang dilaksanakan
dari bulan Agustus sampai bulan Desember 2015, kegiatan yang pertama kali dilakukan
adalah suatu metode pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengadakan
pengamatan, pendekatan, penelitian dan analisis terhadap berbagai situasi dan kondisi
serta bebagai aspek yang berkaitan dengan kegiatan PPL di SMAN 7 Mataram. Tujuan
dilaksanakannya kegiatan observasi ini adalah sebagai langkah awal untuk mengenal
lingkungan tempat pelaksanaan PPL, di samping itu juga untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan sekolah. Pelaksanaan observasi meliputi : keadaan fisik sekolah,
sarana dan prasarana/fasilitas sekolah, perangkat administrasi sekolah dan observasi
pengaturan kelas sebagai syarat kegiatan belajar mengajar.
A. Keadaan fisik sekolah
Keadaan fisik sekolah merupakan gambaran umum tentang keadaan SMAN 7
Mataram baik dari keadaan fisik maupun mutunya. SMAN 7 Mataram mempunyai
konstruksi fisik yang permanen dan memiliki kapasitas yang lengkap. Adapun identitas
sekolah dari SMAN 7 Mataram adalah:
Nama Sekolah : SMAN 7 Mataram
Alamat Sekolah : Jln. Adi Sucipto Ampenan
Desa/Kecamatan : Pejeruk/Ampenen
Kab/Kota : Mataram
Status Sekolah : Negeri
SMAN 7 Mataram dibangun di atas tanah seluas 3000 m2
. Batas wilayah sekolah sudah
dipagar permanen. Di depan sekolah terdapat jalan raya dan di belakang sekolah
terdapat sawah dan perumahan penduduk. Adapun batas-batas SMAN 7 Mataram
adalah:
Utara : Lingkungan Jempong
Selatan : Lingkungan Pejeruk Bangket
Barat : BTN Griya Ellen
7. 7
Timur : Lingkungan Moncok
Gedung SMAN 7 Mataram merupakan gedung milik sendiri. Gedung sekolah hanya
digunakan oleh SMAN 7 Mataram.
a. Keadaan Bangunan
SMAN 7 Mataram memiliki luas tanah 3.000 m2
, dengan ruangan kelas 32
dengan luas 63 m2
, 2 ruangan laboratorium IPA dengan luas 96 m2
, 1 ruangan
perpustakaan dengan luas 108 m2
.SMAN 7 Mataram memiliki fasilitas seperti halaman
sekolah, taman sekolah dan bangunan gedung. Adapun perincian jumlah bangunan
SMAN 7 Mataram adalah sebagai berikut :
No Bangunan Jumlah
1 Ruang Kelas 32 lokal
2 Ruang Kepala Sekolah 1 lokal
3 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 lokal
4 Ruang Guru 1 lokal
5 Ruang Tata Usaha 1 lokal
6 Laboraturium IPA 2 lokal
7 Laboraturium Komputer 1 lokal
8 Ruang BK/BP 1 lokal
9 Ruang perpustakaan 1 lokal
10 Ruang UKS 1 lokal
11 Ruang Osis 1 lokal
12 Ruang tamu 2 lokal
13 Gudang 1 lokal
14 Kamar kecil/WC guru 9 lokal
15 Kamar kecil/WC siswa 25 lokal
16 Kantin 6 lokal
17 Koperasi siswa 1 lokal
18 Rumah penjaga sekolah 2 lokal
19 Mushola 1 lokal
20 Tempat parkir 4 lokal
8. 8
b. Keadaan halaman sekolah
SMAN 7 Mataram memiliki luas tanah 3.000 m2
.Dari sekian luas tanah yang
dimiliki tersebut, SMAN 7 Mataram juga memiliki fasilitas seperti halaman sekolah,
taman sekolah dan bangunan gedung.
1. Halaman Sekolah
Dari luas tanah 3.000 m2
terdapat tanah lapang yang cukup luas dan memadai
dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan sekolah, salah satunya
digunakan untuk pelaksanaan upacara.
2. Taman Sekolah
Luas tanah 3.000 m2
termasuk juga taman sekolah yang berlokasi di bagian depan
sekolah. Keadaan taman terlihat rapi dan bersih dengan berbagai macam tumbuhan
yang di tanam di sekitarnya.
3. Bangunan Sekolah
SMAN 7 Mataram memiliki luas tanah 3.000 m2
yang sebagian besar luas tanah
tersebut digunakan untuk bangunan sekolah sebagai sarana dan prasarana
memenuhi tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
c. Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan SMAN 7 Mataram sangat bersih karena di setiap sudut
sekolah mempunyai tempat pembuangan sampah, hal ini karena status SMAN 7
Mataram yang sudah diakui oleh pemerintah NTB maupun nasional sebagai sekolah
sehat.
B. Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana di SMAN 7 Mataram cukup memadai. Adapun sarana dan
prasarana yang ada saat ini antara lain :
1. Koleksi buku perpustakaan : 10.631 eks
2. Komputer : 20 set
3. OHP/LCD : 5 set
4. Pengeras Suara/ corong : 6 buah
5. Lapangan tenis : 1 unit
6. Lapangan basket : 1 unit
7. Lapangan volly ball : 1 unit
9. 9
8. Lapangan putsal : 1 unit
9. Dapur : 2 ruang
10. Mesin risso : 1 buah
11. Mesin TIK : 2 buah
12. Mesin SIT : 1 buah
13. Mesin potong rumput : 2 buah
14. Mesin/ Pompa Air : 4 buah
15. Tembok serba guna : 1 unit
a) Ruang Kantor
Ruang kantor terdiri dari :
1. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah merupakan suatu ruangan yang berada di dalam ruang
tata usaha, dan di sampingnya terdapat ruang wakil kepala sekolah. Di dalam ruang
kepala sekolah juga terdapat 2 buah monitor CCTV untuk memantau proses belajar
mengajar peserta didik.
2. Ruang guru
Ruang guru terletak di sebelah selatan lapangan upacara, ruangan ini khusus
digunakan untuk tenaga pendidik atau guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi
masing-masing untuk setiap guru. Selain itu ruang guru juga dilengkapi dengan 2
buah monitor CCTV untuk memantau proses belajar mengajar peserta didik serta
papan pengumuman untuk informasi - informasi tertentu.
b) Ruang Kelas
Ruang kelas SMAN 7 Mataram cukup memadai. Di dalamnya terdapat
beberapa buah Al Qur’an yang disediakan untuk para peserta didik yang akan
melakukan imtak pagi setiap harinya. Setiap ruangan dilengkapi meja dan kursi
siswa, meja dan kursi guru, papan tulis whiteboard yang berjumlah 2 buah. Setiap
kelas sudah terpasang 2 buah kipas angin dan 1 buah CCTV.
10. 10
c) Ruang Perpustakaan dan laboraturium
Ruang perpustakaan
Dengan adanya perpustakaan di SMAN 7 Mataram, maka dapat menunjang
proses belajar mengajar. Fasilitas yang dimiliki dalam perpustakaan cukup
memadai, perpustakaan ini pun telah tertata dengan baik. Tingkat kesadaran siswa
untuk berpartisipasi menjaga, menata dan menaati peraturan tata tertib perpustakaan
cukup tinggi, sehingga pengurus perpustakaan terbantu dalam membenahi buku-
buku tersebut. Adapun perlengkapan sebagai penunjang perpustakaan antara lain :
Buku - buku pelajaran
Majalah, surat kabar dan media lainnya
Peraturan tata tertib
Rak-rak buku
Lemari administrasi buku
Meja baca
Komputer
AC
Ruang laboraturium
SMAN 7 Mataram memiliki laboratorium yang terdiri atas:
Laboratorium IPA
SMAN 7 Mataram memiliki dua laboratorium IPA dengan luas 96 m2
yang dilengkapi dengan alat-alat serta bahan praktikum yang cukup memadai.
Ruangan yang pertama dengan ruangan yang kedua terpisah oleh 1 ruangan yaitu
ruangan laboran dan ruangan yang berisi lemari baju praktikum dan lemari
mikroskop. Kedua ruangan laboratorium bisa digunakan untuk fisika, biologi dan
kimia dimana di dalam ruangan ini terdapat lemari yang berisikan Alat-alat
Praktikum IPA (Biologi, Fisika dan Kimia). Di kedua ruangan tersebut dilengkapi
juga dengan 2 buah papan tulis white board, disebelah kanan papan terdapat meja
dan kursi guru, dan disebelah kanan terdapat meja untuk meletakkan bahan dan alat
11. 11
praktikum. Pada bagian depan papan tulis terdapat meja dan bangku panjang untuk
siswa yang akan melaksanakan praktikum. Disebelah kiri kanan dari bangku dan
meja siswa terdapat meja yang terbuat dari kramik dan di lengkapi dengan
washtafel.
Laboratorium Komputer
Ruangan ini dilengkapi dengan beberapa perangkat komputer yang
digunakan sebagai tempat praktikum bagi siswa, guna mengenalkan siswa agar
terampil menggunakan tekhnologi serta digunakan juga untuk para guru yang ingin
mencari materi ajar yang update dari internet yang sudah tersedia.
Ruang Ibadah (Musholla)
Musholla digunakan sebagai sarana dakwah bagi siswa dan staf sekolah.
Musholla digunakan dalam kegiatan sholat berjamaah, imtaq, tempat untuk praktek
pelajaran agama Islam, kajian keagamaan, dan kegiatan-kegiatan keislaman lainnya.
Ruang UKS
Ruang UKS merupakan ruangan untuk siswa/guru melakukan kegiatan yang
hubungannya dengan layanan kesehatan masyarakat sekolah. Dalam ruangan ini
terdapat kasur/tempat tidur guna menangani siswa yang sakit di sekolah.
Ruang OSIS
Ruangan ini merupakan sarana bagi para pengurus OSIS untuk melakukan
aktivitasnya.
Ruang Multimedia
Ruangan ini merupakan ruangan yang biasa dimanfaatkan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan fasilitas/media tertentu. Dalam
ruangan ini terdapat beberapa fasilitas seperti sound system, LCD, Laptop, dll.
Ruang Keterampilan
Ruangan ini merupakan ruangan yang biasa dimanfaatkan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran kesenian. Ruangan ini tertata dengan rapi dan artistik,
dilengkapi dengan meja gambar dan peraatan penunjang lainnya. Terdapat hasil
karya siswa siswi yang dipajang di dalam ruangan ini.
12. 12
Ruang Koperasi Siswa dan Kantin
Ruang kopsis dan kantin adalah ruangan yang dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan siswa berupa perlengkapan sekolah seperti buku, balpoin, penggaris, atau
makanan kecil dan koperasi simpan pinjam Ruang kantin dimanfaatkan sebagai
tempat siswa maupun guru untuk sekedar beristirahat berbelanja makanan/minuman.
Lapangan Upacara dan Lapangan Olah Raga
Lapangan upacara adalah tepat berlangsungnya kegiatan upacara. Selain itu,
lapangan ini juga dimanfaatkan untuk lapangan olahraga. Adapun lapangan olah
raga lainnya yang terdapat di SMAN 7 Mataram seperti lapangan voli dengan luas
8x9 m2
, lapangan basket dengan luas 9x18 m2
, dan lapangan-lapangan olah raga
lainnya.
d) Ruang Kepala Sekolah
Ruang Kepala Sekolah merupakan suatu ruangan yang tesendiri yang
terletak di sebelah pintu masuk utama. Ruang kepala Sekolah dilengkapi dengan
berbagai fasilitas yang cukup memadai untuk melayani para tamu di luar sekolah
yang ingin berkunjung atau mendatangi SMAN 7 Mataram.
C. Perangkat Adminstrasi
a. Struktur oganisasi
Struktur untuk organisasi sekolah dapat diketahui adanya garis koordinasi yang jelas
dari kepala sekolah sampai siswa. Struktur organisasi SMAN 7 Mataram terdiri dari
beberapa komponen yang memiliki tugas dan kewajiban masing-masing, adapun
komponen itu antara lain:
Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertugas sebagai edukator, manajer, administrator, dan
supervisor, dalam artian memimpin seluruh kegiatan pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran yang meliputi:
1) Menyusun Program Kerja Tahunan
2) Menyusun RIPS ( Rencana Induk Pengembangan Sekolah ) Jangka Panjang
13. 13
3) Merencanakan RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah ) bersama dengan
Komite Sekolah
4) Mengkoordinir pelaksanaan PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru )
5) Mengkoordinir penyusunan Administrasi KBM dan Ketatausahaan
6) Mengkoordinir evaluasi dan supervisi KBM dan administrasi sekolah
7) Mengkoordinir kerjasama dan pengembangan sekolah dengan pihak eksternal
8) Mengkoordinir pelaksanaan EDS, LIDI, Akreditasi dan Pemenuhan Standar
Nasional Pendidikan
9) Menyusun rencana pengembangan profesi dan karier pendidik dan tenaga
kependidikan
10) Mengkoordinir Pengembangan Diri dan pembinaan siswa di sekolah
11) Mengkoordinir promosi sekolah dan penelusuran tamatan
12) Membina etos kerja dan prooduktifitas pendidik dan tenaga kependidikan
13) Merencanakan pengembangan, pendayagunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana
14) Melakukan penilaian dan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan
15) Melakukan evaluasi dan revisi program kerja sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam pengelolaan
sekolah. Urusan-urusan wakil kepala sekolah terdiri atas:
Urusan Kurikulum
Wakil kepala sekolah urusan kurikulum bertugas membantu kepala sekolah khususnya
yang berhubungan dengan kurikulum, antara lain:
1) Menyusun SK Mengajar, jadwal pendidikan, supervisi, pelatihan /diklat sesuai
kalender pendidikan
2) Melakukan revisi dan validasi kurikulum sesuai ketentuan dan kebijakan
kurikulum lainnya
3) Mensosialisasikan kurikulum di kalangan internal dan eksternal sekolah
4) Mengkoordinir MGMP dan penetapan KKM mata pelajaran
5) Mengkordinir penyusunan perangkat pembelajaran sesuai ketentuan
14. 14
6) Memantau kegiatan pembelajaran kurikuler, piket guru dan pembinaan siswa
7) Mengkordinir evaluasi KBM,remedy / pengayaan dan penyusunan analisa hasil
evaluasi
8) Mengkordinir kegiatan materikulasi, try out dan ujian nasional / sekolah praktik
maupun tulis
9) Menyusun kriteria kenaikan kelas dan persyaratan kelulusan siswa
10) Melaksanakan pengembangan materi program pelatihan dan diklat
11) Mengajar 12 jam pelajaran dan melaksanakan tugas lain dari kepala sekolah
Urusan Sarana Dan Prasarana
Bertugas membantu kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah yang berhubugan
dengan sarana dan prasarana, antara lain:
1) Mengimpentarisasi/melaksanakan pendataan sarana/prasarana sekolah
2) Mengkordinir penyusunan kebutuhan sarana prasarana guru, pegawai, pembina
dll
3) Mengkordinir pengadaan sarana perlengkapan sekolah (R.kepala, R.belajar,
R.guru dll)
4) Pengadaan buku-buku pelajaran untuk melengkapi perpustakaan sekolah
5) Pengadaan peralatan-peralatan laboraturium koordinasi dengan guru bidang
study
6) Menata dan memelihara taman
7) Menyusun program pelaksanaan wawasan wiyatamandala
8) Menyediakan sarana perlengkapan acara-acara rutin maupun insidentil sekolah
(apel,rapat dll)
9) Mengajar 12 jam pelajaran
10) Melaksanakan tugas tambahan dari kepala sekolah
11) Bertanggung jawab kepada kepala sekolah
12) Membuat laporan
15. 15
Urusan Hubungan Masyarakat
Bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam pengelolaan yang berhubungan
dengan masyarakat, antara lain:
1) Membentuk komite sekolah sesuai dengan keputusan Menteri No. 04/V/2004
2) Menjalin kerjasama dengan konite dan masyarakat
3) Mempromosikan sekolah dan mengkordinir penelusuran tamatan/alumni
4) Menjalin kerjasama dengan instansi-instansi terkait yang dapat mengembangkan
sekolah
5) Mensosialisasikan setiap kegiatan sekolah ke masyarakat baik melalui media cetak
maupun elektronik
6) Mendokumentasikan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah
7) Mengkordinir penerimaan tamu sekolah
8) Mengkordinir kegiatan sosial kemasyarakatan guru & pegawai (yasinan, arisan
dll)
9) Mengkordinir penggalangan dana sosial kemasyarakatan (musibah, bantuan dll)
10) Mempersiapkan dan mempertahankan SMAN 7 Mataram menjadi Sekolah Sehat
Nasional
11) Mempersiapkan SMAN 7 Mataram menjadi Sekolah setandar Nasional dan
Internnasional
12) Mengadakan berbagai kegiatan penyuluhan
13) Mengkordinir kegiatan study banding dan tour guru dan pegawai
14) Mengajar 12 jam pelajaran
15) Melaksanakan tugas tambahan dari kepala sekolah
16) Bertanggungjawab kepada kepala sekolah
17) Pembuatan laporan
Urusan Kesiswaan
Tugas umum wakil kepala sekolah urusan kesiswaan adalah mengkoordinir
bidang kesiswaan, kegiatan bimbingan dan penyuluhan serta bimbingan karier.
Disamping tugas secara umum, ada beberapa tugas khusus diantaranya:
16. 16
1) Melaksanakan penerimaan siswa baru (PSB)
2) Melaksanakan kegiatan Orientasi Siswa Baru
3) Melaksanakan Promosi Ekstrakurikuler
4) Membuat daftar hadir siswa
5) Melaksanakan sosialisasi dan memonitor pelaksanaan tata tertib siswa
6) Membuat kartu pelajar dan kartu asuransi siswa
7) Membuat jadwal pelaksana dan pembina upacara bendera hari senin dan hari besar
8) Melaksanakan pemilihan pengurus osis dan pembinaan osis
9) Melakukan pembinaan sikap mental, pengetahuan dan keterampilan melalui
kegiatan ekstrakurikuler
10) Melaksanakan pengumpulan dan penjaringan data usulan siswa penerima bantuan
dan beasiswa
11) Melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan osis
12) Melaksanakan kegiatan lomba antar kelas/class meeting
13) Melaksanakan kegiatan pesantren kilat ramadhan dan halal bihalal
14) Melaksanakan kegiatan perpisahan kelas XII
15) Melaksanakan kegiatan pertemuan rutin dengan (para pembina ekstrakurikuler,
walikelas, osis)
16) Melaksanakan kegiatan qurban
17) Melaksanakan bakti sosial/kemah bakti osis/ekstra didalam atau diluar sekolah
18) Merencanakan kegiatan rekreasi siswa
19) Melaksanakan kegiatan mutasi siswa keluar/kedalam
20) Mengajar 12 jam pelajaran
21) Bertanggung jawab kepada kepala sekolah
22) Membuat laporan
Guru
Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, yang
meliputi:
17. 17
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti prota, prosem, analisa program
pembelajaran, RPP dll setiap semester
2) Melaksanakan administrasi siswa (daftar nilai, daftar hadir dan daftar kemajuan
siswa)
3) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan tepat waktu sesuai jadwal
4) Guru Teori
Mempersiapkan bahan ajaran dan alat bantu
Menyiapkan pelajaran praktek : bahan dan alat, ruangan pembagian tugas
Melaksanakan KBM , pengawasan, proses dan penilaian hasil
Menyelesaikan pekerjaan praktek (pembersihan dan penyimpanan alat,
pembersihan ruangan)
Bertanggung jawab terhadap inventaris alat dan perabot
5) Mengembangkan alat bantu kegiatan belajar mengajar
6) Membantu melaksanakan kegiatan 10K
7) Mengembangkan bahan ajara sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan
muatan lokal
8) Mengembangkan kemampuan profesi guru melalui kegiatan MGMP, diklat,
seminar dll
9) Membantu mengembangkan koperasi
10) Melakukan kegiatan remedial, pengayaan, matrikulai dan try out
11) Membuat laporan berkala (sementara) dan insidentil tentang perkembangan peserta
didik
12) Menyerahkan nilai hasil evaluasi belajar kepada wali-wali kelas
13) Mengisi semua format pengajaran yang diberikan
14) Melaksanakan tugas tambahan dari kepala sekolah
Wali Kelas
Wali kelas adalah seorang guru yang diberikan tugas dan tanggung jawab
khusus untuk membimbing siswa dalam satu kelas agar siswa lebih kerarah dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan siswa di sekolah. Adapun tugas-tugas tersebut adalah:
18. 18
1) Memahami siswa dan karakter mereka dari kelas yang diasuhnya
2) Mengatur tempat duduk siswa dikelas dan membuat denah kelas
3) Menjalin hubungan dengan orang tua siswa
4) Membantu Bendahara dalam pengumpulan Pembayaran Komite,dan sumbangan
lainnya.
5) Mengumpulkan Nilai dari para guru dan memasukkan kedalam buku Daftar
Kumpulan Nilai (Leger).
6) Mengolah nilai dari guru mata pelajaran untuk menentukan peringkat dan kenaikan
serta kelulusan siswa
7) Mengisi dan membagi raport.
8) Membantu siswa dalam memecahkan masalah/kasusnya sebelum dilanjutkan ke
guru BK
9) Membuat laporan berkala dan insidentil
10) Membimbing pelaksanaan 10K dan wawasan wiyata mandala di sekolah
11) Mengawasi pelaksanaan KBM dikelasnya dan melapor kepada Kepala Sekolah
12) Bertanggung jawab terhadap kebersihan, keamanan, dan ketertiban kelas binaannya
13) Menyiapkan, mengkordinir dan mengawasi siswa binaanya pada kegiatan baik
didalam sekolah (apel, imtaq dan gotong royong) ataupun diluar sekolah (praktek,
tour dll)
Guru Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling menangani dan bertanggung jawab dalam kegiatan
sebagai berikut, antara lain:
1) Menyusun program kerja tahunan, semester, mingguan BK
2) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang macam-macam program
pilihan/jurusan sekolah
3) Memberikan bimbingan penyuluhan kepada siswa secara individu yang berkaitan
dengan hambatan hidup, latar belakang sosial, pengaruh lingkungan, kesukaran
belajar dan sebagainya
4) Membuat buku catatan harian masalah siswa binaan
5) Mengumpulkan data selengkapnya tentang keadaan siswa binaan
19. 19
6) Melaksanakan wawancara konseling sesuai tingkat dan jenis masalah yang di hadapi
siswa
7) Mengadakan kunjungan kelas setiap binaan, antara lain :
Bimbingan belajar efektif dan efisien
Bimbingan Penyesuaian diri
Bimbingan terhadap peningkatan disiplin pribadi
Bimbingan kelompok dengan bekerjasama dengan osis dan pembina lainnya
disekolah.
8) Membuat Rekap masalah yang ada pada siswa binaan
9) Memberikan laporan secara periodik kepada Kepala Sekolah,baik bulanan maupun
tahunan mengenai keadaan siswa binaan
10) Memberikan data yang akurat tentang siswa kepada wali kelas sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan hasil akhir keberhasilan dan kelulusan siswa.
11) Mendorong pengembangan potensi siswa sesuai bakat dan minat siswa
12) Menangani permasalahan yang berkaitan dengan kenakalan siswa penyimapangan
disiplin dan gangguan belajar
13) Mengadakan kunjungan kepada orang tua murid (home visit) bagi siswa yang
mempunyai masalah
14) Turut aktif mengimpormasikan peluang dan menyalurkan tamatan ke jenjang kuliah
baik diluar daerah maupun di dalam kota serta berkordinasi dengan humas untuk
menelusuri tamatan
15) Memonitoring Keadaan siswa pada setiap jam pelajaran dimulai
16) Membuat catatan khusus mengenai siswa yang tidak disiplin seperti
Siswa terlambat
Siswa tidak hadir tanpa keterangan
Siswa yang tidak mentaati aturan tata tertib sekolah
17) Memberikan sanksi kepada siswa yang dianggap melanggar tata tertib sekolah
18) Memasuki ruangan kelas bila ada jam pelajaran yang tidak terisi
19) Bersama-sama menjaga stabilitas dan keamanan sekolah setiap saat.
20) Bertanggung jawab kepada kepala sekolah
21) Membuat laporan
20. 20
Pustakawan sekolah
Pustakawan bertanggung jawab terhadap beberapa kegiatan diantaranya:
1) Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/ bahan pustaka / media elektronik.
2) Perencanaan pengadaan buku/ bahan pustaka / media elektronik.
3) Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku/ bahan pustaka / media elektronika.
4) Menjaga kebersihan perpustakaan.
5) Laporan perpustakaan.
Laboran
Laboran bertugas dan bertanggung jawab terhadap kegiatan – kegiatan sebagai
berikut:
1) Memelihara, inventarisasi, dan pengadministrasian peminjaman alat – alat
laboratorium.
2) Mengatur penyimpanan dan daftar alat – alat laboratorium.
3) Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium.
4) Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium.
Kepala Tata Usaha Sekolah
Kepala tata usaha sekolah mempunyai tugas dan bertanggung jawab kepada
kepala sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun Program Kepala Tata Usaha.
2) Pengelolaan Keuangan Sekolah.
3) Administrasi Perlengkapan.
4) Administrasi Kepegawaian.
5) Administrasi Kesiswaan.
6) Penyusunan dan Penyajian data/ Statistik.
7) Penyusunan Laporan-laporan
8) Administrasi Beasiswa.
21. 21
Osis
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengikuti event - event antar sekolah jika
ada undangan, seperti dibidang Seni, Olahraga, dan Pendidikan serta acara besar
sekolah.
Siswa
Siswa mempunyai tugas untuk belajar dan berkewajiban untuk memenuhi
tata tertib yang berlaku.
b. Adminstrasi Sekolah
1) Administrasi Kurikulum
Menyusun program tahunan dan semester.
Menyusun jadwal pelajaran.
Evaluasi program pengajaran
2) Administrasi Sekolah
Penerimaan siswa baru
Bimbingan kepada siswa
Pengelolaan kelas
Mengatur kegiatan OSIS
Pengelolaan data tentang siswa
3) Administrasi ketata-usahaan
Kegiatan administrasi surat menyurat
Administrasi keuangan yang meliputi buku-buku penerimaan siswa, BP3
dan daftar penerimaan gaji guru
4) Administrasi sarana dan prasarana
Administrasi material, yang meliputi alat-alat perlengkapan dan alat-alat
pelajaran
Administrasi laboratorium, meliputi pemeliharaan alat-alat dan bahan
praktikum
Administrasi hubungan masyarakat/orang tua murid dengan sekolah,
memelihara hubungan yang baik melalui BK, serta pemeliharaan hubungan
dengan pemerintah
22. 22
c. Tata Tertib Sekolah
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar di SMAN 7 Mataram,
terdapat tata tertib yang harus dipatuhi baik untuk guru maupun untuk siswa. Secara
rinci mengenai tata tertib yang ada di SMAN 7 Mataram sebagai berikut :
NO PELANGGARAN SANKSI KET
1. Membawa senjata api
Mengedarkan narkoba
Human traffiking
Terlibat kasus kriminal
Terbukti hamil atau menghamili
Laporan kepollisian dan
dikembalikan ke orang
tua/ wali
2. Berkata kotor kepada guru dan
karyawan baik secara lisan dan
atausecara tertulis
Mengedarkan, mempertontonkan blue
film
Membawa senjata tajam
Mengkonsumsi dan atau membawa
minuman keras
Berkelahi bersama teman di Sekolah
dan atau melibatkan orang luar
Merusak sarana dan prasarana sekolah
Panggilan orang tua
Membuat perjanjian
Mengikuti trpiutik sistem
selama 6 (enam) hari
Apabila tahapan
pembinaan sudah
dilakuan maka
dikembalikan ke
orang tua untuk
mencari sekolah
lain/pindah
3. Tidak masuk tanpa keterangan (alpa)
lebih dari 5 hari
Terlambat, bolos, 7 kali
Panggilan orang tua
Membuat perjanjian
Kunjungan rumha
Mengikuti trpiutik sistem
tahap 1 selama 3 hari
Mengikuti trpiutik sistem
tahap 2 selama 6 hari
Apabila tahapan
pembinaan sudah
dilakuan maka
dikembalikan ke
orang tua untuk
mencari sekolah
lain/pindah
4. Membawa, merokok di sekolah dan
atau tidak memakai atribut sekolah
Membuat keributan di kelas, berkata
kotor kepada teman
Membuat dokumen/ surat palsu
Tidak masuk lewat pimtu sekolah/
loncat tembok
Meminjamkan seragam kepada anak
luar
Panggilan orang tua
Membuat perjanjian
Kunjungan rumha
Mengikuti trpiutik sistem
tahap 1 selama 3 hari
Mengikuti trpiutik sistem
tahap 2 selama 6 hari
Apabila tahapan
pembinaan sudah
dilakuan maka
dikembalikan ke
orang tua untuk
mencari sekolah
lain/pindah
5. Mengganggu kenyamanan teman
Nyeletuk seenaknya
Berpacaran bermasalah
Panggilan orang tua
Membuat perjanjian
Apabila
mengulangi
kembali maka
mengikuti
trapiutiik sistem
23. 23
atau dititipkan ke
orang tua
6. Membawa HP ke sekolah Panggilan orang tua
HP disita selama
seminggu dan diseimpan
di ruang kepsek
HP diambil oleh orang
tua siswa
7. Bertato permanen Panggilan orang tua
Di pulangkan untuk
menghilangkan /
menghapus
8. Rambut di semir
Rambut melebihi batas
Tidak seragam dan atau memakai
atribut sekolah
Dipulangkan
Melaporkan diri ke
satgas/wakasek
kesiswaan
9. Tidak mengikuti salah satu kegiatan
sekolah
Tidak mengikuri upacara dan imtaq
tanpa ijin
Keluar masuk kelas pada saat KBM
tanpa ijin guru mata pelajaran
Membuang sampah sembarangan
Mencoret sarana dan prasarana sekolah
Menggunakan asesoris berlebihan
Memakai pirsing / melubangi daun
telinga
Berpakaian tidak sopan / tidak sesuai
ketentuan sekolah
Melakukan kegiatan diluar jam dan
atau diluar kegiatan sekolah
Melakukan ulang tahun pribadi di
sekolah
Membuat perjanjian lisan
/ tertulis serta
membersihkan taman,
WC di lingkungan
sekolah
Panggilan orang tua
Mengikuti trapiutik dan
atau dititip ke orang tua
D. Pembahasan
Praktik pengenalan lapangan (PPL) yang saya laksanakan di SMA Negeri 7
Mataram pada tahun ajaran 2015/2016 smester ganjil adalah salah satu wujud dari
upaya untuk memberikan pengalaman guna meningkatkan keterampilan mengajar
mahasiswa FKIP Universitas Mataram. Berdasarkan hasil observasi keadaan sekolah
yang telah dilakukan, sekolah ini termasuk sekolah berpotensial yang layak dijadikan
sebagai pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). SMA Negeri 7 Mataram
adalah salah satu sekolah yang cocok untuk melaksanakan program PPL ini, karena
24. 24
sekolah ini mendukung pelaksanaan PPL dengan baik. Hasil observasi yang telah
dilakukan oleh berbagai pihak baik di kalangan mahasiswa maupun instansi kampus,
keadaan fisik bangunan di SMAN 7 Mataram terlihat cukup menunjang kegiatan belajar
mengajar, jumlah siswa dengan jumlah bangunan yang tersedia sudah memenuhi
fasilitas yang mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan baik.
Berbicara tentang fasilitas mengajar, yang diprioritaskan terlaksananya
kegaitan belajar mengajar ialah mengenai sarana dan prasarana yang terdapat di
sekolah. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan berupa berbagai ruangan seperti,
ruangan kantor, ruangan kelas, ruangan perpustakaan, ruangan laboratorium, dan
ruangan kepala sekolah. Berbagai ruangan ini sangat diperlukan untuk melengkapi
sarana dan prasarana penunjang aktivitas lainnya di luar dari permasalahan mengajar di
kelas.
Selain sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sekolah atau yang
diprioritaskan di sekolah, perangkat adminstrasi juga menjadi pokok penting untuk
mengetahui komponen kewajiban oleh berbagai pihak sekolah termasuk pula perangkat
adminstrasi seperti, struktur organisasi, adminstrasi sekolah serta tata terbit yang
diberlakukan di sekolah. Struktur organisasi ini harus ada agar tugas maupun tanggung
jawab kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urusan kurikulum,urusan kemasyarakatan,
urusan kesiswaan, guru, wali kelas, guru BK, staf tata usaha, laboran, pustakawan,
siswa dan osis menjadi terarah.
Adminstrasi yang berada di SMAN 7 Mataram sudah sangat bagus.
Membicarakan adminstrasi mulai dari adminstrasi kurikulum, adminstrasi sekolah,
ketata-usahaan, maupun adminstrasi sarana dan prasarana, keseluruhannya itu sudah ada
dan pengoperasiannya berjalan dengan baik.
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar di SMA Negeri 7
Mataram, terdapat tata tertib yang harus dipatuhi baik untuk guru maupun untuk siswa.
Tata tertib tersebut untuk membatasi dan mengontrol segala aktivitas yang berdampak
positif maupun yang negatif. Tata tertib inilah yang mengatur kedisiplinan guru maupun
siswa.
Pada kesimpulannya hasil observasi yang dilakukan SMAN 7 Mataram
memperlihatkan keadaan yang baik.
26. 26
BAB III
RENCANA DAN REALISASI PEMBELAJARAN
A. Perencanaan Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan perencanaan pembelajaran.
Rencana pembelajaran merupakan persiapan guru mengajar untuk setiap pertemuan.
Rencana pembelajaran berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar-
mengajar di kelas agar lebih efektif dan efisien. Rencana pembelajaran disusun
berdasarkan silabus pembelajaran. Rencana pembelajaran berisi materi-materi yang
akan diajarkan, langkah-langkah dalam mengajar, dan metode pandekatan yang
digunakan sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Rencana
pembelajaran terdiri dari:
1. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan merupakan acuan pertama untuk menyusun perencanaan
pengajaran.
2. Program Tahunan
Program tahunan ini disusun berdasarkan GBPP dengan berpedoman pada kalender
pendidikan. Komponen program tahunan adalah mata pelajaran, satuan pendidikan,
kelas/program, tahun pelajaran, semester dan alokasi waktu. Adapun pembuatan
program tahunan dimaksud untuk:
- Mengetahui jumlah jam mengajar efektif dan tidak efektif selama satu tahun
pelajaran.
- Mengetahui jumlah hari libur dan hari besar selama satu tahun pelajaran.
3. Program Semester
Program semester disusun untuk menunjukkan waktu-waktu efektif dalam
melaksanakan indikator pembelajaran yang telah direncanakan. Program ini disusun
berdasarkan kalender pendidikan yang berlaku dan silabus yang telah dikembangkan.
Melalui rancangan program semester ini, akan dapat diketahui apakah terdapat
pengurangan atau penambahan alokasi waktu pembelajaran. Perubahan ini biasanya
27. 27
disebabkan oleh hal-hal yang tidak terduga dan tidak disengaja seperti: libur khusus,
libur biasa, rapat guru, dan kegiatan-kegiatan sekolah yang lain.
Jadi, program semester sangat berguna bagi guru sebagai pedoman dalam hal:
- Mengetahui jumlah jam efektif dan tidak efektif selama satu tahun pelajaran
- Mengetahui jumlah minggu mengajar oleh guru tersebut.
- Menyusun program satuan pelajaran, Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) dan
analisa materi pelajaran.
4. Penyusunan Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran merupakan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat
oleh guru untuk satu pertemuan. Dalam rencana pembelajaran indikator pembelajaran,
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam satu kali pertemuan, dan alat-alat
penilaian untuk siswa. Alat-alat penilaian ini terdiri dari penilaian kognitif, afektif dan
psikomotorik yang dilengkapi dengan pedoman penskoran.
Tabel 1 : Jadwal Mengajar yang dipegang oleh mahasiswa PPL bidang studi fisika
No. Hari Waktu Kelas
1. Selasa
08.35 – 10.00 XI IPA 2
10.15 – 11.35 XI IPA 4
2. Rabu
10.15 – 11.35 XI IPA 1
11.35 – 12.55 XI IPA 3
3. Kamis 11.35 – 12.55 XI IPA 3
4. Jumat
08.00 – 9.20 XI IPA 2
09.40 – 11.00 XI IPA 4
5. Sabtu 10.15 – 11.35 XI IPA 1
5. Analisis Materi Pelajaran
Analisis materi pelajaran yang digunakan adalah analisis materi pelajaran yang dibuat
dari hasil MGMP.
- Persiapan pengajaran
28. 28
Rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar meliputi:
A. Persiapan Tertulis
Persiapan tertulis meliputi penyusunan, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). RPP disusun sebagai gambaran proses dan hasil yang ingin dicapai dalam
satu proses pembelajaran.
B. Konsultasi
Konsultasi dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan belajar-mengajar.
Mahasiswa PPL berkonsultasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing
dengan tujuan agar proses KBM dapat berjalan dengan lancar.
C. Persiapan Diri
Persiapan diri menyangkut penguasaan materi, pemilihan metode belajar, dan
kemampuan menguasai delapan keterampilan dasar mengajar yakni:
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
2. Keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut
3. Keterampilan menjelaskan
4. Keterampilan memberi penguatan
5. Keterampilan mengadakan variasi
6. Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
7. Keterampilan mengajar perorangan
8. Keterampilan mengelola kelas
D. Penyesuaian Metode dan Sarana
Hal ini bergantung pada kondisi sekolah dan kondisi siswa.
E. Pengelolaan Kelas
Guru menciptakan dan memelihara suasana kelas agar tetap kondusif dan
menunjang kegiatan belajar mengajar.
F. Mengadakan evaluasi
29. 29
Evaluasi belajar dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran yang telah diberikan, dapat dilakukan melalui tes tertulis ataupun
penugasan
Pelaksanaan praktek mengajar di depan kelas
Mahasiswa mengajar berdasarkan RPP yang sudah disepakati oleh guru pamong
dan kepala sekolah dan memasuki kelas dengan 2 orang guru yatu 1 guru model
dan 1 sebagai observer.
Apersepsi bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi pelajaran yang telah
diberikan. Apersepsi yang telah diberikan :
Tes lisan
Merupakan tes awal yang diberikan pada siswa yang bertujuan untuk
mengingatkan kembali pelajaran yang telah disampaikan
- Formating Test
Diberikan setelah membahas suatu pokok bahasan bertujuan untuk
mengevaluasi pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang telah
diberikan.
- Mid Semester
Diberikan setelah menyelesaikan seluruh pokok bahasan bertujuan untuk
mengevaluasi bahasan di tengah semester
- Semester
Diberikan setiap akhir semester untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
siswa terhadap materi-materi yang sudah di sampaikan.
- Tugas
Bertujuan untuk menguatkan materi ajar yang harus disampaikan karena waktu
terbatas.
Diskusi latihan mengajar, setiap selesai mengajar guru model (mahasiswa PPL)
melakukan diskusi dengan guru pamong tentang hasil pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung.untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan selama
mengajar.
Perbaikan apabila dalam praktek mengajar terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki.
30. 30
Belajar mengenal siswa dengan cara memperhatikan siswa yang menonjol baik
prestasi dan sikap, serta kehadiran memalui absensi setiap hari.
B. Realisasi Pembelajaran
Dalam merealisasikan proses pembelajaran, seorang guru harus
memperhatikan beberapa komponen yaitu :
a. Mengajar Terbimbing
Mengajar terbimbing dilakukan sampai minggu kedua setelah program PPL
dilaksanakan di sekolah. Melalui mengajar terbimbing mahasiswa PPL diamati cara
mengajarnya oleh guru pamong kemudian diberikan saran atas cara mengajarnya,
apabila ada kekurangan maka dapat diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Selain itu,
dengan adanya mengajar terbimbing ini mahasiswa PPL juga diharapkan dapat
mengurangi dan tidak mengulangi kesalahan saat mengajar mandiri nantinya. Sebelum
mengajar di kelas para guru PPL dibimbing oleh guru pamong antara lain : menyusun
RPP, menggunakan model, metode, pendekatan dalam mengajar, dan cara mengelola
kelas, serta cara mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan ini
secara intensif mulai dilaksanakan dari tanggal 27 Agustus hingga 19 September.
b. Mengajar Mandiri
Setelah melakukan latihan mengajar secara terbimbing di bawah pengawasan
guru pamong, guru PPL dilepas untuk mengajar sendiri di depan kelas sesuai dengan
rencana pelaksanaan (RPP) yang telah disepakati dengan guru pamong. Pada saat
pelaksanaan pembelajaran mandiri, terkadang dosen pembimbing datang memantau
proses pembelajaran, mengamati perkembangan keterampilan mengajar mahasiswa
PPL, dan memberikan saran mahasiswa PPL dalam melaksanakan pembelajaran.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari tanggal 21 Oktober sampai 28 November 2015.
c. Ujian PPL
Ujian PPL dilaksanakan setelah mahasiswa PPL melakukan praktik mengajar
mandiri. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kemampuan dan keterampilan
31. 31
mahasiswa PPL dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran di kelas setelah
melakukan praktik mengajar secara mandiri. Ujian PPL dievaluasi oleh guru pamong
dan dosen pembimbing PPL. Hasil evaluasi selanjutnya dijadikan sebagai bahan refleksi
oleh mahasiswa PPL dalam melaksanakan pembelajaran serta dijadikan pertimbangan
oleh guru pamong dan dosen pembimbing dalam memberikan penilaian. Penulis diuji
oleh guru pamong dan dosen pembimbing pada saat mengajarkan materi Elastisitas
sub.bab ke-3 susunan pegas secara seri dan paralel pada tanggal 19 November 2015 di
kelas XI IPA 3.
C. Faktor Pendukung
Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran pada bidang studi Fisika yang
didapat oleh mahasiswa PPL selama mengajar di SMA Negeri 7 Mataram adalah :
1. Faktor dari Guru PPL
Faktor yang berasal dari guru PPL sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses
belajar mengajar. Faktor-faktor ini meliputi:
a. Persiapan proses mengajar yang disesuaikan dengan RPP yang telah
dirancang sebelumnya
b. Persiapan mental yang matang dari guru PPL untuk mengajar di dalam kelas
c. Penguasaan materi yang akan diajarkan selama pertemuan berlangsung
2. Situasi dan Kondisi Sekolah
Adanya situasi dan kondisi sekolah yang kondusif, membantu terciptanya proses belajar
mengajar yang baik dan lancar. Selama penulis mengajar di SMAN 7 Mataram, kondisi
dan situasi belajar yang nyaman menjadi salah satu faktor pendukung kegiatan mengajar
di sekolah.
3. Faktor Siswa
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran seperti buku paket, alat tulis menulis, serta
hal-hal lainnya seperti minat belajar juga menjadi faktor pendukung untuk kelancaran
proses belajar di sekolah.
32. 32
4. Kondisi Kelas (Ruang Belajar)
Kondisi kelas atau ruang belajar yang kondusif akan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan lebih optimal.
5. Faktor Pendukung Lainnya
Faktor-faktor lain yang sangat mendukung mahasiswa dalam melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan di SMAN 7 Mataram adalah para guru, karyawan, dan pegawai
sekolah yang bersedia membantu mahasiswa dalam melaksanakan tugas PPL.
6. Faktor perpustakaan
Dalam memperoleh sumber belajar atau buku pedoman, mahasiswa PPL tidak terlalu
kesulitan, karena di SMA Negeri 7 Mataram memiliki perpustakaan yang memadai,
sehingga mahasiswa PPL dapat memamfaatkan perpustakaan tersebut dalam membuat
administrasi keguruan dan pelaksanaan pembeajaran.
7. Faktor Alat (alat-alat laboratorium)
Alat-alat praktikum di SMA Negeri 7 Mataram memadai sehingga dapat membantu
proses pembelajaran IPA di kelas.
D. Faktor Penghambat
Selama PPL di SMA Negeri 7 Mataram ada beberapa hambatan yang
dihadapi baik pada saat melakukan observasi maupun saat melaksanakan pembelajaran
di kelas yaitu :
1. Hambatan dalam pelaksanaan observasi
Sikap siswa yang heterogen menyebabkan kesulitan dalam observasi secara
umum dan kebanyakan sisiwa menganggap guru PPL hanya sementara dan tidak
terlalu berpengaruh. Selain itu masalah pengelolaan kelas yang sedikit sulit.
2. Hambatan dalam melaksanakan praktik mengajar
Ada beberapa hambatan yang kami alami dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas yaitu :
33. 33
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor penghambat yang berasal dari dalam diri mahasiswa
PPL itu sendiri. Hambatan-hambatan yang berasal dari dalam diri mahasiswa PPL
adalah:
Kurangnya persiapan untuk mengajar di dalam kelas;
Kurangnya pengalaman mahasiswa PPL dalam mengelola kelas;
Kurangnya pengetahuan mahasiswa PPL dalam mengembangkan metode
mengajar yang sesuai dengan kondisi siswa sehingga pembelajaran menjadi
membosankan.
Selain masalah internal ada beberapa permasalahan yang sering di hadapi
mahasisiwa PPL antara lain :
a. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam
menyampaikan materi sehingga dalam penyampaian materi yang diajarkan
kadang tidak maksimal.
b. Sulit untuk menentukan kedalaman materi yang akan diajarkan,
penyampaian konsep-konsep penting yang akan diajarkan dan menentukan
bagian-bagian yang perlu penekanan.
c. Belum bisa mengatur waktu secara efektif dan efisien dalam pembelajaran
sehingga dalam penyampaian materi sering tidak sesuai dengan waktu yang
sudah ditentukan atau direncanakan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran.
d. Kurang bisa menguasai kelas, sehingga pada saat guru menjelaskan siswa
asyik dengan kegiatan sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini yaitu faktor yang berasal dari luar atau keadaan sekitar mahasiswa PPL
seperti :
a. Adanya anggapan sebagian siswa bahwa guru PPL hanya sementara dan
tidak mempengaruhi penilaian dalam proses pembelajaran di SAMN 7
Mataram.
34. 34
b. Adanya siswa yang bersifat acuh tak acuh dan tidak mau mendengarkan
penjelasan yang diberikan oleh guru PPL.
c. Kegiatan ekstrakurikuler
Adanya siswa yang sebagian besar aktif dalam ektrakurikuler terkadang
mengganggu kegiatan pembelajaran, karena siswa tersebut seringkali
memilih untuk tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dan justru memilih
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan selama
kegiatan belajar berlangsung. Sehingga beberapa siswa menjadi tertinggal
dengan materi yang sudah disampaikan sebelumnya.
d. Suasana kelas
Karena jumlah siswa untuk masing-masing kelas X di SMAN 7 Mataram
berjumlah 35 orang, maka ini mengakibatkan kegiatan pembelajaran
menjadi kurang kondusif. Ada banyak siswa yang ribut saat pembelajaran,
sementara sebagian siswa yang lain berusaha memperhatikan penjelasan
guru PPL. Suasana kelas yang kurang mendukung menyebabkan
pengelolaan kelas oleh mahasiswa PPL menjadi kurang baik karena
mahasiswa tidak kurang memiliki kemampuan dalam mengelolanya.
Seringkali penulis kesulitan menyampaikan materi maupun melaksanakan
tanya jawab dengan siswa sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
sedikit terganggu dan kurang efektif.
e. Kesulitan dalam menyampaikan materi
Meskipun guru PPL sudah menguasai materi yang akan diajarkan, namun
adanya perbedaan taraf kecerdasan dan kemampuan menyerap tiap siswa
kadangkala menyebabkan proses pembelajaran menjadi agak lambat.
Penulis seringkali harus mengulang penjelasan pada siswa yang kurang
paham. Hal ini menyebabkan waktu pembelajaran yang telah ditentukan
menjadi kurang efektif.
E. Cara Mengatasi Hambatan
Upaya yang dapat dilakukan sebagain solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan
tersebut adalah sebagai berikut:
35. 35
a. Untuk mengatasi hambatan selama observasi
Untuk mengatasi masalah observasi guru PPL bekerja sama dengan guru kelas dan
guru pamong dalam memahami siswa, serta melakukan pendekatan secara langsung
dengan para siswa SMA Negeri 7 Mataram.
b. Untuk mengatasi hambatan selama praktik mengajar
1) Sebelum melaksanakan pembelajaran mahasiswa PPL melakukan konsultasi
mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan guru pamong dan
dosen pembimbing PPL
2) Dalam menyusun program pengajaran, mahasiswa PPL selalu berpedoman
kalender pendidikan agar bisa memperkirakan aloksi waktu untuk mengadakan
konsultasi pada guru pamong.
3) Untuk menghadapi siswa yang tidak termotivasi dalam belajar guru harus
mempunyai keterampilan dan mengadakan variasi penggunaan model, metode,
dan media pembelajaran.
4) Untuk mengatasi siswa yang tidak mau mendengar penjelasan guru dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut dan mengadakan pendekatan
kepada siswa secara pribadi.
5) Mengadakan kegiatan belajar tambahan di luar jam pelajaran untuk siswa yang
berminat.
F. Pembahasan
Praktik Pengenalan Lapangan (PPL) merupakan program yang tepat
dilaksanakan oleh pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.
PPL sangat berguna bagi mahasiswa FKIP guna meningkatkan keterampilan mengajar
sebagai calon guru. Selain itu, PPL juga dapat memberikan pengalaman langsung bagi
mahasiswa untuk terjun dalam sekolah dalam melaksanakan kegiatan kependidikan.
Dalam pelaksaan PPL, nantinya mahasiswa diharapkan dapat menyadari peran yang
akan dilaksanakan sebagai seorang guru.
Praktik pengenalan lapangan (PPL) yang kami laksanakan di SMAN 7
Mataram pada tahun ajaran 2015/2016 adalah salah satu wujud dari upaya untuk
36. 36
memberikan pengalaman guna meningkatkan keterampilan mengajar mahasiswa FKIP
Universitas Mataram. SMAN 7 Mataram adalah salah satu sekolah yang cocok untuk
melaksanakan program PPL ini, karena sekolah ini mendukung pelaksanaan PPL
dengan baik. Bentuk dukungan pelaksanaan PPL di sekolah baik dari segi administrasi
sekolah, guru sekolah, maupun fasilitas sekolah yang menunjang terlaksananya program
PPL. Dari segi administrasi sekolah dapat dilihat dari awal kedatangan kami di sekolah,
yakni saat mengantar surat penerimaan mahasiswa PPL, di mana kami dilayani dengan
baik oleh pihak administrasi sekolah. Guru di SMAN 7 Mataram adalah guru-guru yang
ramah sehingga kami mudah bergaul di sekolah. Dari segi fasilitas, ruang kelas
menunjang terlaksananya proses pembelajaran, alat kelengkapan mengajar seperti papan
tulis bangku, dan kursi memadai bagi siswa, serta LCD juga dapat kami manfaatkan
untuk kepentingan mengajar. Khususnya bagi kami mahasiswa PPL yang mengajar
IPA, SMAN 7 Mataram memiliki laboratorium yang menunjang kegiatan praktikum
IPA. Alat-alat praktikum yang dibutuhkan dalam pembelajaran juga sudah cukup
memadai.
Program PPL yang telah kami jalankan di SMAN 7 Mataram, memberikan
pengalaman yang sangat berharga bagi kami selaku mahasiswa PPL. Melalui program
PPL ini kami mengaplikasikan teori yang telah kami peroleh di kampus dalam kegiatan
pembelajaran nyata di sekolah. Kenyataan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,
teori yang kami peroleh di kampus tidak mencukupi dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, kami dibimbing oleh guru pamong dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Bentuk bimbingan dimulai dari kegitan sebelum pelaksanaan
pembelajaran sampai sesudah pelaksaan. Bimbingan sebelum pelaksanaan
pembelajaran, yakni cara menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), cara
mengelola kelas, penggunaan model, strategi, dan metode yang tepat dalam
pembelajaran, serta cara menghadapi murid yang nakal. Bimbingan setelah
melaksanakan pembelajaran yakni untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama
proses pembelajaran kemudian diperbaiki pada kegiatan pembelajaran berikutnya.
Program PPL memberikan gambaran tugas guru kepada mahasiswa PPL
selaku calon guru dalam melaksanakan kegiatan kependidikan. Gambaran tugas guru
yang dimaksud adalah menyiapkan perangkat sebelum melaksanakan program
37. 37
pembelajaran, selama proses pembelajaran, dan sesudah proses pembelajaran. Perangkat
yang dimaksud sepertikalender pendidikan, perencanaan hari efektif, program semester,
program tahunan, silabus, RPP, dan pedoman penilaian. Semua perangkat pembelajaran
harus disiapkan dengan sebaik-baiknya agar pelaksanaan pembelajaran disekolah
berjalan dengan baik dan lancar.
38. 38
BAB IV
STUDI KASUS
A. Hasil
Observasi
Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan
dilakukan tanpa sepengetahuan siswa. Tingkah laku siswa yang diobservasi adalah
tingkah laku yang sebenarnya bukan dibuat-buat. Dari observasi yang telah dilakukan
diperoleh data sebagai berikut:
a. Siswa ini adalah siswa yang lebih senang duduk sendiri di kelasnya.
b. Siswa ini adalah siswa yang pendiam, tatapan matanya kosong seperti tidak
tahu tujuan bersekolah.
c. Siswa ini sering menyendiri dalam mengerjakan tugas, tidak membahasnya
dengan temannya yang lain.
d. Siswa ini agak lambat dalam belajar.
e. Siswa ini memang memperhatikan guru ketika menjelaskan materi tetapi
pikirannya entah kemana.
f. Siswa ini juga tidak banyak bergaul dengan teman sekelasnya, ia lebih senang
bermain dengan siswa di kelas lain yang merupakan teman karibnya sejak di
SMP.
g. Siswa ini jarang sekali mencatat, jarang mengerjakan tugas, sering bolos dan
tidak peduli dia sudah ulangan atau tidak. Ketika gurunya meminta untuk
mengerjakan ulangan susulan, ia hanya mengangguk tetapi tidak mengerjakan
soal sama sekali sampai jam pelajaran usai dan dia keluar terlebih dahulu
sebelum gurunya keluar.
Wawancara
Dari hasil wawancara dengan teman karibnya, siswa berinisial (S.J) ini adalah
anak paling kecil dari 6 bersaudara. 3 saudaranya sudah menikah. S.J tinggal di karang
baru bersama kedua orang tuanya. Kesehariannya di rumah bila ia bolos sekolah adalah
hanya diam saja di dalam kamar. Kebiasaan bolosnya di SMA ini adalah dampak dari
kebiasaan bolosnya ketika di SMP. Ketika ketahuan bolos, S.J dibiarkan saja oleh
39. 39
ayahnya karena memang sifat ayahnya ketika marah adalah dengan cara diam. Ayahnya
adalah seorang pensiunan dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Keadaan
ekonomi keluarganya tidak terlalu rendah dan tidak juga terlalu tinggi, biasa-biasa saja.
Dari penuturan temannya, S.J ini adalah seorang yang pendiam dan pemalu. Dia bisa
bersikap biasa hanya ketika berkumpul dengan teman karibnya. Di luar sekolah ia juga
bermain dengan teman karibnya seperti siswa yang lain yang bepergian bersama teman-
temannya, hanya saja ketika dikelas ia kembali bersifat pendiam.
B. Pembahasan
Studi kasus, seperti yang dirumuskan Robert K. Yin (2008;1), merupakan sebuah
metode yang mengacu pada penelitian yang mempunyai unsur how dan why pada
pertanyaan utama penelitiannya dan meneliti masalah-masalah kontemporer (masa kini)
serta sedikitnya peluang peneliti dalam mengontrol peritiswa (kasus) yang ditelitinya.
Identifikasi kasus merupakan langkah awal untuk menemukan peserta didik yang
diduga memerlukan layanan bimbingan dan konseling. Pada tahap ini, dilakukan
identifikasi terhadap apa yang akan dijadikan subjek studi kasus. Dalam langkah ini
dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data, seperti observasi dan wawancara
dengan teman siswa yang bermasalah.
Dari data yang diperoleh saat wawancara dengan teman dekatnya, terdapat masalah
yang dialami S.J yaitu orang tua kurang peduli, jarang berkomunikasi dengan orang tua,
tidak berada di kelas yang sama dengan teman karibnya, merasa tidak betah di kelas,
susah memahami pelajaran, malas belajar, malas sekolah, sukar menyesuaikan diri
dengan teman kelasnya, suka melamun, pendiam, pemalu, tidak peduli dengan
sekolahnya,dst.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa S.J mengalami masalah
dalam hal belajar, kami sebagai guru PPL di kelasnya, mempunyai alternatif bantuan
bimbingan yang dapat diberikan, antara lain:
1. Memberi motivasi pada S.J agar tidak takut bertanya.
2. Berusaha untuk lebih terbuka terhadap orang tua, guru, dan teman kelasnya.
40. 40
3. Memotivasi S.J untuk bersemangat dalam belajar.
4. Memotivasi S.J agar prestasinya semangkin meningkat.
5. Menasehati S.J agar menghilangkan kebiasaan bolosnya karena akan berdampak
buruk bagi dirinya, misal ia bisa saja tidak naik kelas.
6. Memberikan saran kepada orang tua agar terus memantau kegiatan yang
dilakukan anaknya di rumah.
7. Mengajak S.J untuk mengikuti organisasi misalnya OSIS atau remaja mushola
agar ia bisa bersosialisasi dengan banyak orang.
8. Membuat kelompok belajar yang di bimbing oleh wali kelas agar S.J bisa
menyusul teman-temannya dalam hal materi pelajaran.
9. Memberi pemahaman pada S.J bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan
kelebihan. Setiap orang punya peluang untuk bisa dan maju. Bahwa tidak ada
orang yang bodoh dan orang pandai. Setiap anak bisa mendapat nilai yang
terbaik jika ia memiliki kemauan untuk belajar dan berusaha.
10. Menyarankan kepada S.J agar mau terbuka kepada orang lain, terutama kepada
teman- temannya, karena interaksi atau komunikasi dengan orang lain dapat
mengurangi beban ketika kita memiliki masalah pribadi.
11. Memberi pemahaman kepada S.J bahwa kondisi ekonomi serta kurangnya
fasilitas belajar karena tidak menjadi penghambat untuk berprestasi.
Menyadarkan konseli bahwa ia sebenarnya jauh lebih beruntung dibandingkan
anak- anak yang lain. Masih banyak anak jauh lebih kurang beruntung dari segi
ekonomi dibandingkan S.J yang mampu mengenyam pendidikan hingga SMA,
sementara di luar sana banyak anak-anak yang putus sekolah karena hambatan
ekonomi.
12. Membantu S.J membuat jadwal belajar yang baik.
13. Memberikan pengertian pada teman-temannya agar dapat saling menghargai dan
menyayangi dalam satu kelas sehingga tidak ada yang saling menjahili.
14. Memberikan pesan kepada teman-teman yang paling dekat dengan S.J agar
senantiasa mensuport serta membantu jika S.J memiliki masalah.
15. Hendaklah orang tua membuka diri, berkomunikasi dengan anaknya guna
memperoleh secara langsung informasi yang tepat mengenai dirinya. Carilah
41. 41
situasi dan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka
dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas
belajar. Pergunakan setiap suasana yang santai seperti saat membantu ibu di
dapur, berjalan-jalan atau sambil bermain, tidak harus formal yang membuat
anak tidak bisa membuka permasalahan dirinya.
16. Anak cenderung meniru perilaku orang tua. Ketika menyuruh dan mengawasi
anak belajar, orang tua juga perlu untuk terlihat belajar (misalnya membaca
buku). Sesekali ayah dan ibu perlu berdiskusi satu sama lain, mengenai topik -
topik serius.
17. Insentif yang dapat diberikan ke anak tidak selalu harus berupa materi, tapi bisa
juga berupa penghargaan dan perhatian. Pujilah anak saat ia mau belajar tanpa
mesti disuruh
18. Sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada
anak (bukan dalam keadaan mengetes anak, tapi misalnya sembari mengisi tts
atau ikut menjawab kuis). Jika anak bisa menjawab, puji dia dengan menyebut
kepintarannya sebagai hasil belajar.
19. Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai meninggalkan
rutinitas yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan pelanggaran sedapat
mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (menjewer, menyentil, mencubit, atau
memukul). gunakanlah konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh
akal pikiran anak.
42. 42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pelaksanaan kegiatan PPL di SMA Negeri 7 Mataram sejak
bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan Desember 2015, kami dapat mengambil
beberapa kesimpulan antara lain:
1. PPL merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan serta pengalaman yang akan menjadi bekal bagi calon guru untuk
membina dan mendidik siswa. Selain itu, kegiatan PPL dapat memberikan
gambaran nyata kepada mahasiswa yang merupakan calon guru tentang luasnya
masalah kependidikan dilapangan, sehingga pengalaman yang ddapat pada masa
PPL tersebut dapat menjadi modal berharga sebelum terjun ke masyarakat.
2. Adanya obseravasi orientasi lapangan, mahasiswa PPL dapat memperoleh data
tentang kondisi sekolah, diantaranya:
o Program belajar mengajar berupa kalender pendidikan, program tahunan,
program semester, analisa materi pelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran
dan alat evaluasi.
o Kondisi fasilitas yang menunjang terselenggaranya pendidikan yang cukup
baik, baik dari segi jumlah, kemampuan, keamanan, maupun penataannya.
3. Mahasiswa PPL sebagai calon guru memperoleh pengalaman secara langsung
mengenai:
o Alat-alat administratif dalam lingkungan sekolah.
o Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
o Mahasiswa PPL sebagai calon guru memperoleh pengalaman secara langsung
karakter siswa yang berhubungan dengan kemampuan belajar.
4. PPL merupakan salah satu usaha untuk menerapkan teori yang telah diterima
dibangku kuliah.
5. PPL merupakan bagian integral yang mencakup kegiatan latihan belajar mengajar
dan kegiatan pendidikan lainnya.
43. 43
6. Melalui PPL mahasiswa dapat membandingkan, menyesuaikan, dan menerapkan
teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kondisi di lapangan, juga
memperoleh gambaran bagaimana seharusnya bersikap sebagai seorang guru baik
terhadap atasan, sesama guru, pegawai, juga bagaimana cara menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi dalam mengajar. Melalui kegiatan ini pula
mahasiswa PPL bisa lebih dewasa dalam berpikir, berbuat dan bertingkah laku,
bergaul serta berdisiplin sebagai calon guru.
7. Dengan pelaksanaan PPL, mahasiswa PPL sebagai calon guru dapat memperluas
pengetahuan dan cakrawala berpikir mengenai situasi dan kondisi dunia pendidikan
saat ini, sekaligus mendapat gambaran tentang dunia pendidikan untuk masa yang
akan datang.
8. Memperoleh keterampilan dalam menyampaikan materi pelajaran dengan tehnik
dan metode yang tepat, benar, efektif dalam mengelolah kelas.
9. Memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan kegiatan dalam dunia pendidikan
secara langsung sebagai pelengkap dari ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku
kuliah seperti : struktur organisasi, perangkat mengajar, tehnik dan metode yang
tepat dalam mengajar,serta solusi-solusi dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan dunia kependidikan dan mengetahui cara mengajar yang baik,
benar, dan efektif.
B. Saran
Agar pelaksanaan PPL dan kegiatan pembelajaran di sekolah lebih baik lagi
maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
1. Untuk mahasiswa PPL sebaiknya harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya
sebelum mengajar dan tidak sedang dalam memprogramkan mata kuliah yang
banyak.
2. Sebelum melaksanakan kegiatan PPL mahasiswa harus dibekali dengan
pengalaman mengajar dalam bentuk Microteaching dalam kurun waktu yang cukup
lama, sehingga mereka dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekolah tempat PPL.
44. 44
3. Agar pelaksanaan PPL lebih produktif, hendaknya dalam hal negosiasi antara
UPPL dengan pihak sekolah dilakukan dengan baik, sehingga pelaksanaan PPL
untuk satu semester tepat dimulai saat pelaksanaan semester yang bersangkutan
dimulai, sehingga guru pamong dan mahasiswa PPL tidak kesulitan dalam
penentuan dan perencanaan bahan ajar yang diberikan untuk satu semester.
4. Guru sebaiknya melengkapi administrasi mengajar sebelum mengajar di kelas.
Administrasi mengajar yaitu perangkat mengajar yang terdiri dari kalender
pendidikan, standar kompetensi, RPP, program tahunan, program semesteran, buku
pegangan guru, bank soal dan yang lainnya terkait keperluan dalam proses
pembelajaran.
5. Mengetahui kemampuan siswanya dalam menangkap pembelajaran dalam arti
tidak membuat tujuan pembelajaran melebihi kemampuan siswa.
6. Harus tanggap dalam mengamati tingkah laku siswa ketika guru menyampaikan
materi pembelajaran.
7. Guru harus selalu meningkatkan kemampuan, mengembangkan diri dalam
meningkatkan kualitasnya dalam mengajar di kelas.
8. Guru sebaiknya datang tepat waktu agar pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang telah direncanakan di RPP sehingga siswa nya tidak keluar kelas karena
gurunya datang terlambat.
9. Tanamkan disiplin waktu kepada siswa-siswa contohnya bisa dimulai dari para
guru sehingga siswa akan malu untuk datang terlambat khususnya saat kegiatan
imtaq setiap hari jum’at, sebaiknya ibu dan bapak guru yang lain hadir menemani
siswa, tidak hanya kepala sekolah, wakasek, guru BK, dan guru agama saja tetapi
seluruh guru yang ada di SMAN 7 Mataram semestinya menyempatkan diri untuk
menghadiri imtaq yang dilakukan sekali seminggu ini. Jadi guru berkumpul tidak
hanya pada saat acara besar saja, tetapi juga pada saat acara kecil seperti imtaq ini.
Hal seperti ini bisa membuat siswa merasa dekat dengan guru-gurunya.
10. Kepada bapak dan ibu guru di SMA Negeri 7 Mataram agar terus meningkatkan
kemampuan dan kualitasnya dalam mengajar dan menjadi tauladan yang paling
baik bagi peserta didik.