SlideShare a Scribd company logo
ACARA II
I JUDUL
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN
II TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan
2. Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada tumbuhan
III DASAR TEORI
Sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama disebut
jaringan.(Waluyo,2013:6)
Berdasarkan fungsi dan strukturnya jaringan hewan dikelompokkan menjadi:
1 Jaringan epitel
Jaringan ini terdiri dari kumpulan sel –sel yang sangat rapat
susunannya sehingga membentuk suatu lembaran maka disebut pula
sebagai membran epitel atau disingkat sebagai sebagai epitel saja untuk
membedakan dengan epitel kelenjar. Jaringan epitel tidak mempunyai
substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit. (Subowo,1992:3)
Berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan epitel dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yatu:
a) Epitel selapis (epithelium simpex)
Sel epitel karena berbentuk sebagai sisik ikan maka disebut
squamous cell dalam bahasa inggris. Dengan demikian ukuran
tinngi/tebal kurang dari ukuran panjang dan lebar sel nya. Pada
potongan tegak lurus pemukaan epitel tampak bentuk sel yang
memanjang dengan bagian tengah nya yang berisi inti lebih menebal.
Sedang apabila dilihat dari permukaan epitel tampak sel-sel nya
pligonal.(Subowo,1992:8)
Epitel pipih selapis (Ephitelium squamosum simplex, simple
squamous epithelium)
Tersusun atas sel-sel yang pipih, berlekatan satu sama lain
pada tepi-tepi nya, membentuk suatu lapisan yang rata. Epitel
semacam ini terdapat pada selaput rongga badan (peritoneum),
atau melapisi gelembung paru-paru (alveolus). (Soesilo,1986:2.2)
Seluruh epitel yang menyusun epitel ini berbentuk pipih dan
tersusun dalam satu lapisan. Epitel ini terdapat pada : permukaan
dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowman, rete
testis, pars descendens ansa henle pada ginjal, mesotil yang
membatasi rongga serosa, endotil yang membatasi permukaan
sisitem peredaran, ductus alveolaris dan alveoli paru-paru.
(Subowo,1992:9)
Epitel kubus selapis (epithelium cuboideum simplex,simple
cuboidal epithelium)
Epitel jenis ini agak jarang ditemukan dalam tubuh. Susunan
nya terdiri atas selapis sel yang berbentuk kubus dengan inti yang
bulat di tengah. Dapat dijumpai pada Plexus choroideus di
Ventriculus otak, Folikel glandulaa thyreoidea, Epithelium
germinativum pada permukaan ovarium, Epithelium pigmentosum
retinae dan Ductus excretorius beberapa kelenjar.(Subowo,1992:9)
Epitel silindris selapis (epithelium cylindricum simplex, simple
columnar epithelium)
Epitel jenis ini terdiri atas sel-sel yang berbentuk silindris
sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu
deretan. Epitel ini dapat ditemukan pada selaput lender Tractus
digestives dari lambung sampai anus, Vesica fellea, dan Ductus
excretorius beberapa kelenjar. Epitel pada permukaan usus selain
berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sebagai sekresi karena
diantaranya terdapat sel-sel yang menghasilkan lendir
(Subowo,1992:10)
b) Epitel berlapis (epithelium complex)
Epitel pipih berlapis (epithelium squamosum complex)
Pada potongan tegak lurus permukaan terlihat berbagai bentuk
sel yang menyusunnya, waulaupun disebut epitel pipih. Yang
bebrbentuk pipih adalah sel-sel yang terletak pada lapisan
permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak di dalam bentuknya
berubah. Epitel jenis ini cocok untuk proteksi, dan kurang cocok
untuk fungsi sekresi.(Subowo,1992:11)
Epitel jenis ini dibedakan menjadi 2 macam:
a) Epitel pipih berlapis tanpa keratin.
Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada:
cavum oris, Oesophagus, Cornea, Conjunctiva, Vagina, dan
Urethra feminia.
b) Epitel pipih beralapis berkeratin.
Srtuktur epitel jenis ini mirip dengan epitel pipih berlapis
tanpa keratin, kecuali sel-sel permukaannya mengalami
perubahan menjadi suatu lapisan mati yang tidak jelas lagi
batas-batas keratinnya. Jaringan epitel ini ditemukan pada
epidermis kulit. Terdapat beberapa lapisan didalam lapisan
pipih berlapis berkeratin ini: Stratum basale(lapisan paling
bawah), stratum spinosum (lapisan berduri), stratum
granulosum (mengandung butir-butir keratohialin), stratum
lucidum, (sel mati), stratum corneum (lapisan teratas).
(Subowo,1992:11)
Epitel kubus berlapis (epithelium kuboideum complex)
Merupakan epitel berlapis yang terdiri dari atas sel-sel
permukaan yang berbentuk kubus. Jenis epitel ini tidak terlalu
banyak di temukan dalam tubuh, misalnya pada Ductus
excretorius glandula parotis dan dinding Anthrum folliculi ovarii.
(Subowo,1992:14)
Epitel silindris bertingkat (Epithelium cylindricum pseudo
complex atau epitel silindris berlapis semu).
Sekilas epitel ini mirip epitel berlapis. Sel-sel yang berukurn
pendek berfungsi sebagai penyokong dan intinya berbentuk
pendek. Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya
silia pada permukaan sel makadari itu biasa disebut epitel silindris
bertingkat bersilia. Epiptel jenis terakhir ini terdapat pada:
Trachea, Bronchus yang besar dan Ductus
deferens.(Subowo.1992:15)
c) Epitel Transisional
Bentuk epitel ini merupakan bentuk peralihan yang berubah
bentuknya tergantung dari ruangan organ yang dibatasi. Selain
terdapat pada kandung kemih juga terdapat di saluran kemih mulai
dari Calyces renales sampai sebagian dari Urethra.
(Subowo.1992:15)
2 Jaringan ikat.
Berbeda dengan jaringan epitel, jaringan ikat mengandung matriks
yang sangat banyak. Jaringan ikat mempunyai fungsi sebagai berikut :
Untuk mengikat satu alat dengan alat lain.
Untuk membungkus alat-alat.
Untuk mengganti jaringan yang rusak (luka)
Untuk menetralkan racun
Untuk membentuk kerangka penyokong (rangka)
(Soesilo,1986:2.6)
Berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan ikat dibedakan menjadi:
1) Jaringan ikat longgar/kendur
Jaringan ikat longgar (juga dikenal sebgai jaringan areolar)
menyusup menyelip kesegala bagian tubuh.menyokong pembuluh
darah dan saraf segala ukuran.(Cormack,1994:200)
Jaringan ikat longgar dengan pemubuluh kapilernya tersebar
luas di seluruh tubuh, biasanya memberikan tempat kedudukan bagi
sel-sel epitel untuk bertumpu, atau disekitar sel-sel kelenjar, serabut
saraf. Jaringan pengikat longgar juga menyokong dan memberikan
nutrisi kepada sel-sel otot. Oleh karena jaringan pengikat longgar
tidak begitu kuat untk menahan beban maka biasanya melanjutkan diri
kedalam jaringan pengikat yang lebih padat. (Subowo.1992:48)
2) Jaringan ikat padat
Jaringan pengikat padat berbeda dengan jaringan pengikat
longgar karena selain rapatnya hubungan komponen jaringan yang
menyusunnya juga kelebihan komponen fibriler atas komponen lain.
Berdasarkan komponen serabut jaringan pengikat padat dibedakan
dalam :
a. Jaringan ikat padat ireguler
b. Jaringan ikat padat regular
(Subowo,1992:54-55)
Jaringan ikat padat biasa ada yang tersusun teratur atau tidak
teratur.
a. Pada yang tersusun teratur
semua serat kolagen berjalan searah. Bangunan terdiri atas
jenis jaringan ikat demikian dikhususkan untuk menahan tarikan
yang datangdari satu arah yang diteruskan melalui serat serat ini.
Jaringan padat jenis teratur terdapat pada tendon dan
aponeurosis (yang merupakan tendon gepeng yang meluas berupa
lembaran fibrosa lebar)
b. Jaringan ikat padat jenis tidak teratur
Serat-serat kolagen berjalan simpang siur. Lembaran demikian
dapat menahan regangan dari segala arah sesuai arah jalanya serat.
Misalnya pada lapisan reticular dermis. Selain itu jaringan ikat padat
tidak teratur membentuk simpai fibrosa dan septa.
(Cormack,1994:339)
3 Jaringan otot
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsunkan kerja
mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Oleh
karena itu bentuk selnya memanjang. Agar otot dapat melangsungkan
perubahan sel menjadi pendek, sel otot memiliki struktur filamen dalam
sitoplasmanya. (Subowo,1992:135)
Pada hewan menyusui dibedakan 3 jenis otot berdasarkan struktur dan
fungsinya yaitu:
1) Otot polos
Jenis otot ini didapatkan pada alat-alat dalam sebagai
komponen dinding saluran pencernaan, saluran pernafasan, saluran
keluar kelenjar, pembuluh darah, dan lain-lain. (Subowo,1992:134)
Sel otot ini berbentuk gelendong atau kumparan yaitu bagian
yang menebal mengandung inti yang menempati di tengah. Ukuran
sel ini berbeda-beda tergantung dari tempat dan kondisi organ yang
bersangkutan. Jaringan otot ini berfungsi sebagai alat gerak aktif.
(Subowo,1992:135)
Jenis otot ini secara khas ditemukan pada dinding bisera
berongga dan didalam seluruh pembuluh darah kecuali yang paling
kecil. (Cormack.1994:529)
2) Otot lurik
Otot serang lintang atau otot bercorak sebagian besar terdapat
sebagi otot kerangka, sehingga dinamakan pula otot kerangka.
(Subowo,1992:139)
Serat otot rangka jauh lebih besar dari kebanyakan jenis lain.
Dan masing – masing mengandung banyak inti. Serta ini berbentuk
silindris dengan ujung ujung meruncing, dengan panjang mencapai
beberapa centimeter. (Cormack.1994:498)
Bergurat melintang adalah hasil penjajaran melintang
Sarkolema dan myofibril. Potongan memenjang serat otot rangka
mengungkapkan serat khas bergurat-gurat melintang gelap terang.
Gurat-gurat gelap bersifat bifrigent (anisotrop) sedangkan guratan
terang bersifat isotrop. (Cormack.1994:499)
3) Otot jantung
Otot jantung terdiri atas serabut-serabut otot yang bergaris-
garis melintang seperti otot kerangka, dengan inti sel terletak di
tengah. Sel otot jantung bercabang-cabang, dan hanya terdapat pada
organ jantung. (Subowo.1992:153)
Struktur umum sel otot jantung, struktur halus serat otot
jantung serupa yang terlihat denga otot rangaka. Namun miofibril
pada otot jantung bersinambungan, dengan garis tengah berfariasi.
(Cormack.1994:525)
Table perbedaan sel darah. (Alfiansyah.2011.http://www.sentra-
edukasi.com/2011/07/jaringan-otot.html)
4 Jaringan rawan
Jaringan ini meliputi tulang rawan dan yang membentuk rangka
dalam, dari tubuh vertebrata. Kedua macam jaringan ini pada umumnya
menjadi tempat melekatnya otot-otot, sehingga sifat nya harus kaku.
Fungsinya untuk memungkinkan gerakan tungkai-tungkai dan untuk
melndungi bagian-bagian yang lemah. (Soesilo.1986:2.10)
1) Tulang rawan hialin
Jaringan tulang rawan ini tersusun atas matriks yang kental
yang disebut kondrin yang didalamnya terdapat anyaman halus dari
serabut kolagen. Karena elastisitasnya yang besar, maka jaringan ini
dapat berfungsi menahan gesekan antara dua buah tulang yang
bersendi atau dapat mempertahankan suatu saluran tetap berongga
misalnya tenggorokan.(Soesilo, 1986:2.10)
2) Tulang rawan elastis
Pada hewan menyusui termasuk manusia, kartilago elastic
terdapat pada cuping telinga, dinding saluran telinga luar, Tuba
eustachii, Epiglotis, dan sebagian kerangka laring. Dalam keadaan
segar, tampak berwarna kekuning-kuningan dan kurang tembus
cahaya kalau dibandingkan dengan kartilago hialin, disamping itu
bersifat lentur.(Subowo,1992:70)
3) Tulang rawan fibrosa
Kartilago fibrosa ini terlalu banyak ditemukan dalam tubuh,
misalnya terdapat di Discus invertebralis, beberapa kartilago
articularis, symphysis osseum pubis, ligamentum teres
femoris.(Subowo,1992:71)
5 Tulang sejati.
Tulang merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan
pengikat dalam arti luas (Subowo,1992:75)
6 Darah
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di
dalam cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat
dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, dalam arti berfungsi
menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan
integritas.(Subowo,1992:101)
7 Jaringan saraf
Jaringan ini hampir diseluruh jaringan tubuh sebagai jaringan
komunikasi. Dalam melaksanakan fungsinya jaringan saraf mampu
menerima rangsang menjadi impuls, meneruskan impuls menuju pusat.
(Subowo,1992:161)
Secara struktural jaringan saraf terdiri atas.
Sel saraf atau neuron(memiliki juluran panjang) dibedakan menjadi
badan sel (bagian sel saraf yang mengandung inti), dendrit (tonjolan-
tonjolan badan sel saraf yang bercabang-cabang) dan neurit.
(subowo,1992:165)
Tubuh tumbuhan terdiri dari 3 organ pokok, yaitu akar, batang dan
daun serta organ reproduktif yaitu bunga dan buah. Organ-organ tersebut
tersusun atas sejumlah jaringan, yaitu sekelompok sel yang mempunyai asal,
struktur dab fungsi yang sama. (Soesilo,1986:2.24)
a. Akar
Secara umum berfungsi untuk: melekatnya tumbuhan pada media,
menyerap air dan unsur hara, alat pernafasan, tempat menyimpan cadangan
makanan, dan menopang tegaknya batang.
Akar berkembang dari meristem apical di ujung akar yang dilindungi
kaliptra (tudung akar). Pembelahan meristem apical membentuk zona
pemanjangan sel, zona diferensiasi sel, dan zona pendewasaan sel. Urutan
struktur jaringan akar pada tumbuhan (secara anatomi dari luar ke dalam):
1. epidermis: terdiri atas satu lapis sel, tersusun rapat, dinding sel tipis, dan
mempunyai rambut akar untuk memperluas bidang penyerapan.
2. korteks: tersusun berlapis-lapis, dinding sel tipis, dan memiliki banyak
ruang antar sel, terdapat: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim
3. endodermis: berupa satu lapis sel, tersusun rapat, dinding sel mengalami
penebalan gabus (yang dinamakan pita kaspari). Terdapat jaringan
perisikel yang tersusun dari sel parenkim yang menebal, yang berfungsi
untuk membentuk akar samping dan berperan dalam pertumbuhan
sekunder.
4. stele/silinder pusat: terdapat berkas pengangkut
b. Batang
Berfungsi dalam pengangkutan air dan unsure hara dari akar,
memperluas tajuk tumbuhan dalam efisiensi menangkap cahaya matahari,
tempat tumbuh organ generative, efisiensi penyerbukan dan pemancaran
benih,tempat pemyimpanan cadangan makanan.
Jaringan penyusunnya terdiri atas:
1. Epidermis: tersusun oleh selapis sel, rapat, dinding luar terdapat kutikula,
dan pada tumbuhan kayu yang tua terdapat kamium gabus
2. Korteks: mengandung amilum dan tersusun oleh sel-sel parenkim,
kolenkim dan sklerenkim
3. Stele: terdapat perisikel, sel parenkim, dan berkas pengangkut
Kambium hanya di miliki oleh tumbuhan dikotil, dibedakan menjadi 2:
a. Kambium intravaskuler: cambium terletak di antara xylem dan floem
b. Kambium intervaskuler: cambium terletak di antara dua berkas pengangkut
c. Daun
Berfungsi sebagai tempat fotosintesis, tempat terjadinya transpirasi dan
gutasi, penyimpanan cadangan makanan (pada vakuola amilum), transpirasi
dan pertukaran gas(pada stomata). Daun lengkap terdiri atas: tangkai daun,
pelepah daun, dan helaian daun.
Jaringan penyusun daun:
1. Epidermis: berupasatu lapis sel, dinding sel mengalami penebalan dari zat
kutin (kutikula) atau lignin, terdapat stomata, dan terkadang ada trikoma
dan sel kipas
2. Mesofil: terdapat parenkim palisade (jaringan tiang), dan parenkim spons
(jaringan bunga karang)
3. Berkas pengangkut terdapat dalam tulang daun (xylem dan floem)
d. Bunga
Berfungsi dalam menghasilkan alat perkembangbiakan.
Bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk buah dan biji. Daun mahkota
dan daun kelopak terdiri atas sel-sel parenkim. Epidermis pada daun kelopak
dilapisi kutin, stomata, dan trikoma. Daun mahkota mempunyai epidermis
berupa tonjolan yang disebut papila. Benang sari terdiri atas kepala sari dan
tangkai sari. Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding, yaitu
epidermis, endotesium, lapisan tengah dan tapetum. Putik terdiri atas kepala
sari dan tangkai putik. Bagian-bagian bunga
a. kelopak: melindungi bagian bunga yang ada di dalam
b. mahkota: membungkus dan melindungi benang sari dan putik
c. benang sari: alat perkembangbiakan jantan
d. putik: alat perkembangan betina
Seperti pada tumbuhan, tubuh hewan juga multiseluler, terdiri atas
bermacam-macam sel yang berbeda bentuk dan fungsinya. Sel-sel yang
memiliki bentuk dan fungsi sama berkelompok membentuk jaringan.
(Anonym.2010. http://biologi-news.blogspot. com)
Pada prinsipnya jaringan dalam tubuh tumbuhan dapat dibagi menjadi
jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem terdiri dari
sekelompok sel yang tetap melakukan pembelahan atau mempertahankan
kemampuannya untuk membelah.
1. jaringan muda
Pada tumbuh tumbuhan, sel-sel yang membentuk jaringan muda
(meristem). Membrane selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk
yang teratur, antara segiempat dan kubus. Sedangkan ruang sel (rumen) masih
belum penuh dengan protoplas serta vakuola yang kecil-kecil. Dalam kondisi
demikian ini sifat khusus dari jaringan muda yaitu sel-sel yang
membentuknya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membelah, yang
dalam istilah lainnya disebut meristematis. (Sutrian.2011:112)
Pembagian meristem atas dasar letaknya pada tubuh, meristem dibedakan
menjadi :
a. meristem apikal(ujung), terdapat pada ujung-jung pokok dan cabang
batang serta akar.
b. meristem interkalar(antara) terdapat diantara jaringan dewasa,
misalnya di pangkal ruas batang rumput.
c. maeristem lateral (samping), letaknya sejajar dengan permukaan
organ misalnya kambium dan kambium gabus.
(Soerodakoesoemo,1987:2.2)
Pembagian meristem berdasarkan tingkat perkembangannya :
a. promeristem, terdiri dari sel inisial apical dan letknya di bagian
ujung.
b. meristem yang ujung-ujung selnya telah mengadakan differensiasi
sebagian misalnya, protoderm (membentuk jaringan pelindung),
prokambium (pembentuk jaringan pengangkut).
Pembagian meristem atas dasar fungsinya :
a. Teori Haberlandt, meristem terdabgi atas:
Protoderm : bagian yang membentuk jaringan pelindung.
Prokambium :bagian yang membentuk berkas pengangkut.
Meristem dasar : membentuk parenkim dan empulur.
b. Teori Schmidt: meristem terdiri dari :
Tunika: tersusun atas lapisan sel yang paling luar yang nanti nya akan
terbentuk epidermis
Korpus: bagian disebelah dalam tunika dan susunan sel-selnya lebih
kompleks, tergantung jenis tumbuhan nya.
c. Teori Hanstein: meristem terdiri dari:
Dermatogen: yaitu lapisan terluar pembentuk epidermis.
Periblem: lapisan tengah, pembentuk korteks.
Plerom, lapisan terdalam pembentuk stele dan berkas pengangkut di
antaranya. (Soesilo,1986:2.26)
2. Jaringan pelindung.
Jaringan ini menyelubungi permukaan tubuh, pada bagian tubuh primer
berupa epidermis dan pada bagian yang telah mengalami pertumbuhan
sekunder diganti oleh periderm yang tersusun oleh sel gabus.
a) Epidermis
terdiri dari selapis sel atau lebih, sel-selnya tersusun rapat satu sama
lain tanpa ruang antar sel, bentuk selnya tidak teratur, ukuran serta
susunannya bervariasi. Selain berfungsi sebagai pelindung jaringan di
bawahnya yang lunak,epidermis juga berfungsi sebagai pencegah
kehilangan air, penyimpanan air, penyerap air dan sebagai kelenjar
(Soesilo,1986:2.26)
b) Derivat epidermis
Diantar sel-sel epidermis di permukaan daun ada yang mengalami
diferensiasi lebih lanjut membentuk bangunan yang dinamakan stoma, sel
tetangga dan trikoma.
c) Eksodermis
Merupakan jaringan yang terdapat langsung di bawah lapisan
epidermis.
d) Endodermis
Merupakan deretan sel yang membentuk silinder dan manjadi batas
antara korteks akar dengan stele serta melindungi stele tersebut.
(Soesilo,1986:2.28)
3. Jaringan dasar (parenkim)
Parenkim terdiri dari kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran
maupun fungsi fisiologinya berbeda-beda. Umumnya membulat panjang,
bertonjolan. Selain berfungsi sebagai jaringan dasar, sel parenkim dapat
mengumpul membentuk jaringan parenkim. Sel parenkim yang berfungsi
pada fotosintesis mengndung kloroplas dan dinamakan klorenkim, dan ada
pula sebagai penyimpan cadangan, penyerapan air.
(Soerodakoeoema,1987:2.22)
4. Jaringan penguat
Sistem penguat terdiri dari dua jaringan sederhana yaitu kolenkim dan
sklerenkim. Jaringan kolenkim terdapat di semua bagian tubuh an jumlahnya
berdeda-beda. Kolentim tidak terlalu banyak pada batang dan daun
monokotiledon yang sejak perkembangan awalnya langsung membentuk
skerenkim. Jaringan ini tersusun atas sel hidupyang bentuknya memanjang
dengan penebalan dinding yang tidak merata. (Soerodakoesoema,1987:2.22)
5. Jaringan pengangkut
Xylem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa tipe sel
yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea serta sel-sel
parenkom xylem dan serabut xylem sebagai penyokongnya. Sedangkan
floem terdiri dari beberapa unsure dengan tipe yang berbeda, yaitu
pembuluh, sel pengiring parenkim floem, serabut dan sklereid.
(Soesilo,1986:2.36)
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Alat dan Bahan
1. Alat :
Mikroskop
2. Bahan:
- preparat awetan jaringan ikat dan otot (jaringan hewan)
- preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun
(jaringan tumbuhan)
V LANGKAH KERJA
5.1 pengamatan jaringan hewan
a. Otot jantung b. jaringan ikat padat teratur
alat dan bahan disiapkan
preparat awetan otot jantung
diletakkan pada meja objek
preparat diamati dengan perbesaran
lemah ke kuat
Preparat yang tampak digambar dan
diberi keterangan
Meminta petunjuk pada pembimbing
(jika ada kesulitan)
alat dan bahan disiapkan
preparat awetan otot jantung
diletakkan pada meja objek
preparat diamati dengan perbesaran
lemah ke kuat
Preparat yang tampak digambar dan
diberi keterangan
Meminta petunjuk pada
pembimbing (jika ada kesulitan)
c. otot rangka d. otot polos
e. Jaringan ikat kendor f. jaringan ikat padat tidak teratur
alat dan bahan disiapkan
preparat awetan otot jantung
diletakkan pada meja objek
preparat diamati dengan perbesaran
lemah ke kuat
Preparat yang tampak digambar dan
diberi keterangan
Meminta petunjuk pada pembimbing
(jika ada kesulitan)
alat dan bahan disiapkan
preparat awetan otot jantung
diletakkan pada meja objek
preparat diamati dengan perbesaran
lemah ke kuat
Preparat yang tampak digambar
dan diberi keterangan
Meminta petunjuk pada
pembimbing (jika ada kesulitan)
alat dan bahan disiapkan
preparat awetan otot jantung
diletakkan pada meja objek
preparat diamati dengan
perbesaran lemah ke kuat
Preparat yang tampak digambar
dan diberi keterangan
Meminta petunjuk pada
pembimbing (jika ada kesulitan)
alat dan bahan disiapkan
preparat awetan otot jantung
diletakkan pada meja objek
preparat diamati dengan
perbesaran lemah ke kuat
Preparat yang tampak digambar
dan diberi keterangan
Meminta petunjuk pada
pembimbing (jika ada kesulitan)
5.2 pengamatan jaringan tumbuahan
a. Pengamatan pada batang Ficus elastica
b. penampang melintang daun bayam Amarantus sp
alat dan bahan disiapkan
preparat penampang melintang batang
diletakkan pada meja objek
Preparat diamati dari perbesaran lemah ke
kuat
preparat yang teramati digambar dan diberi
keterangan secara lengkap
Meminta petunjuk pada pembimbing (jika
ada kesulitan)
alat dan bahan disiapkan
preparat penampang melintang daun
diletakkan pada meja objek
Preparat diamati dari perbesaran lemah
ke kuat
preparat yang teramati digambar dan
diberi keterangan secara lengkap
Meminta petunjuk pada pembimbing
(jika ada kesulitan)
c. akar dikotil Arachis hypogea d. jaringan batang jagung Zea
Mays
e. Jaringan akar jagung f. jaringan daun jagung
alat dan bahan disiapkan
preparat penampang melintang
akar diletakkan pada meja objek
Preparat diamati dari perbesaran
lemah ke kuat
preparat yang teramati digambar
dan diberi keterangan secara
lengkap
Meminta petunjuk pada
pembimbing (jika ada kesulitan)
alat dan bahan disiapkan
preparat penampang melintang
batang diletakkan pada meja objek
Preparat diamati dari perbesaran
lemah ke kuat
preparat yang teramati digambar dan
diberi keterangan secara lengkap
Meminta petunjuk pada pembimbing
(jika ada kesulitan)
alat dan bahan disiapkan
preparat penampang melintang
batang diletakkan pada meja objek
Preparat diamati dari perbesaran
lemah ke kuat
preparat yang teramati digambar
dan diberi keterangan secara
lengkap
Meminta petunjuk pada
pembimbing (jika ada kesulitan)
alat dan bahan disiapkan
preparat penampang melintang
batang diletakkan pada meja objek
Preparat diamati dari perbesaran
lemah ke kuat
preparat yang teramati digambar
dan diberi keterangan secara
lengkap
Meminta petunjuk pada
pembimbing (jika ada kesulitan)
VI HASIL PENGAMATAN
6.1 Hasil pengamatan jaringan hewan
a. Otot jantung.
Keterangan :
1. Inti sel
2. Gelap terang
3. Membrane plasma
Perbesaran : 40x10
b. Jaringan ikat padat teratur
Keterangan :
1. Ruang antar sel
2. Inti sel
3. Membrane sel
Perbesaran : 40x10
c. Otot rangka
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Perbesaran : 40x10
d. otot polos
Keterangan :
1.
2.
3.
Perbesaran : 10x10
e. jaringan ikat kendor
Keterangan :
1. kolagen
2. fibrosa
Perbesaran : 10x10
f. jaringan padat tidak teratur
Keterangan :
1. membrane sel
2. inti sel
3. sitoplasma
Perbesaran : 40x10
6.2 pengamatan jaringan tumbuhan
a. jaringan batang ficus elastica
Keterangan :
1. epidermis
2. korteks
3. endodermis
Perbesaran : 40x10
b. penampang melintang daun bayam Amaratus sp
Keterangan :
1. epidermis
2. jaringan palisade
3. jaringan bunga karang
4. berkas pengangkut
5. epidermis bawah
Perbesaran : 40x10
c. akar dikotil Arachis hypogeal
Keterangan :
1. empulur
2. xylem
3. floem
4. epidermis
5. korteks
Perbesaran : 40x10
d. jaringan batang jagung Zea mays
Keterangan :
1. epidermis
2. jaringan pengangkut
Perbesaran : 10x10
e. akar jagung Zea mays
Keterangan :
1. epidermis
2. jaringan pengangkut
Perbesaran : 10x10
f. daun jagung Zea mays
Keterangan :
1. epidermis
2. korteks
3. jaringan pengangkut
4. xylem
5. floem
6. jaringan spons
7. stomata
Perbesaran : 40x10
VII PEMBAHASAN
Percobaan yang berjudul mempelajari jaringan hewan dan jaringan
tumbuhan. Bertujuan untuk mengetahui jaringan penyusun hewan dan tumbuhan.
Pada percobaan ini menggunakan berbagai macam preparat awetan tumbuhan dan
hewan. Langkah awal adalah menyiapkan alat dan bahan, kemudian melakukan
pengamatan pada setiap preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran yang
berbeda-besa sesuai dengan jenis preparat.
Pada percobaan ini jarigan hewan yang diamati adalah, jaringan otot jantung,
jaringan ikat padat teratur, jaringan otot polos, jaringan ikat kendor, jaringan ikat
padat teratur, dan otot rangka.
Jaringan otot jantung, pengamatan ini menggunakan perbesaran 400x,
sehingga didapatkan gambar yang memiliki gelap terang, terdapat inti dan membrane
plasma. Otot jantung terdiri atas serabut-serabut otot yang bergaris-garis melintang
seperti otot kerangka, dengan inti sel terletak di tengah. Sel otot jantung bercabang-
cabang, dan hanya terdapat pada organ jantung. Struktur umum sel otot jantung,
struktur halus serat otot jantung serupa yang terlihat dengan otot rangka. Namun
miofibril pada otot jantung bersinambungan, dengan garis tengah berfariasi.
Jaringan ikat padat teratur, dengan menggunakan perbesaran 400x terlihat
bahwa semua serat kolagen berjalan searah. Bangunan terdiri atas jenis jaringan ikat
demikian dikhususkan untuk menahan tarikan yang datang dari satu arah yang
diteruskan melalui serat serat ini. Jaringan ikat padat mempunyai inti dan terdapat
ruang antar sel. Jaringan ikat padat jenis teratur terdapat pada tendon dan aponeurosis
(yang merupakan tendon gepeng yang meluas berupa lembaran fibrosa lebar).
Jaringan hewan berikutnya adalah jaringan otot polos, dengan menggunakan
perbesaran 100x. terlihat bahwa otot polos berbentuk gelendong atau kumparan yaitu
bagian yang menebal mengandung inti yang menempati di tengah. Ukuran sel ini
berbeda-beda tergantung dari tempat dan kondisi organ yang bersangkutan. Jaringan
otot ini berfungsi sebagai alat gerak aktif. Jenis otot ini didapatkan pada alat-alat
dalam sebagai komponen dinding saluran pencernaan, saluran pernafasan, saluran
keluar kelenjar, pembuluh darah, dan lain-lain. Jenis otot ini secara khas ditemukan
pada dinding bisera berongga dan didalam seluruh pembuluh darah kecuali yang
paling kecil.
Jaringan ikat padat tidak teratur, jaringan yang tampak dibawah mikroskop
dengan perbesaran 40x terlihat bahwa jaringan ikat padat tidak terarur memiliki
bentuk yang berbeda dengan jaringan ikat padat teratur. Pada jaringan ikat padat
tidak teratur Serat-serat kolagen berjalan simpang siur. Lembaran demikian dapat
menahan regangan dari segala arah sesuai arah jalanya serat. Misalnya pada lapisan
reticular dermis. Selain itu jaringan ikat padat tidak teratur membentuk simpai
fibrosa dan septa.
Dan jaringan hewan yang terakhir adalah jaringan otot rangka atau biasa
bisebut dengan otot lurik, sesuai dengan namanya otot ini mempunyai gradiasi warna
gelap terang. Dengan menggunakan perbesaran 40x. Serat otot rangka jauh lebih
besar dari kebanyakan jenis lain. Dan masing – masing mengandung banyak inti.
Serta ini berbentuk silindris dengan ujung ujung meruncing, dengan panjang
mencapai beberapa centimeter. Namun pada percobaan yang telah dilakukan tidak
tampak inti selnya, yang tampak hanya serat-serat gelap terang saja. Gurat-gurat
gelap bersifat bifrigent (anisotrop) sedangkan guratan terang bersifat isotrop. Sesuai
dengan namanya otot rangka ini terdapat di kerangka.
Percobaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan berbagai jaringan pada
tumbuhan. Jaringan pada tunbuhan dapat digolongkan berdasarkan umur, komposisi,
dan fungsi dari jaringan tersebut. Tumbuhan mempunyai tiga bagian penting. Yaitu
daun, batang, dan akar. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis, batang berfungsi
sebagai sumbu utama tumbuhan, dan akar sebagai alat transportasi tumbuhan, yaitu
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah.
Batang Ficus elastica, percobaan yang dilakukan menggunakan perbesaran
40x. terlihat penampang batang Ficus elastica memiliki epidermis, korteks dan
endodermis. Berdasarkan bagian-bagian yang teramati batang Ficus elastica
merupakan batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
berdasarkan fungsinya epidermis merupakan jaringan pelindung. Epidermis
terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang
mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan
gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang
dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke
dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,
merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan
Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis
tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
berdasarkan fungsinya merupakan jaringan pengankut. Silinder pusat
merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut
perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral
yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam
dan floem sebelah luar.
Pada pengamatan batang ini tidak ditunjukkan adanya stele/silinder pusat.
Karena pengammatan yang kurang maksimal.
Jaringan tumbuhan berikutnya adalah, jaringan daun bayam Amaratus sp.
Penampang melintang daun bayam yang tampak dengan perbesaran 400x.
menunjukan bagian epidermis atas, jaringan palisade, jaringan bunga karang, berkas
pengankut, dan epidermis bawah.
1. Epidermis
berdasarkan umurnya jaringan epidermis merupakan jaringan dewasa dan
berdasarkan fungsinya merupakan jaringan pelindung. Epidermis
merupakan lapisan terluar daun, epidermis terdiri dari epidermis atas dan
epidermis bawah, fungsi dari epidermis untuk mencegah penguapan yang
terlalu besar. Lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada
epidermis terdapat stoma/mulut daun. Stoma berguna untuk tempat
berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. Pada
lembar pengamatan tidak tampak atau tidak ditemukan adanya stomata.
2. Parenkim/Mesofil
jaringan ini termasuk pada jaringan sederhana karena hanya terdiri dari satu
macam sel. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni jarinag palisade
(jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung
kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang
sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel.
3. Berkas pengangkut (xylem dan floem)
Berdasarkan fungsinya berkas pengkut merupakan jaringan pengangkut.
Pengamatan pada jaringan batang jagung. Dengan perbesaran 100x. dapat
terlihat bagian – bagian batang jagung, seperti epidermis dan jaringan pengankut.
Jaringan pengankut tersebaran dan tidak beraturan yang saling berhubungan didalam
sitoplasma dan dinamakan tipe kolateral terbuka. Batang jagung merupakan batang
Monokotil, sehingga epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang
menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak
ditemukan kambium.
Pada akar jagung Zea mays terlihat bagian luarnya tebal yang merupakan
epidermisnya. Jaringan pembuluh pengakut tepat di bagian tengah sel dalam
sitoplasma. Dan tidak memiliki kambium yang memisahkan antara bagian xylem dan
floemnya.
Daun jagung, pada daun jagung terlihat bahwa tidak memiliki jaringan
palisade (jaringan tiang). Struktur jaringan daun jagung, terdapat dua jaringan
epidermis, yaitu jaringan epidermis atas dan bawah. Pada epidermis bawah terdapat
stomata. Daun jagung juga memiliki jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan
floem, korteks, dan jaringan spons.
Pengamatan yang terakhir yaitu akar dikotil tanaman Aracis hypogeal. Pada
akar Arachis hypogaea terdapat penyebaran yang tidak merata dalam penyebaran
sistem pengangkutan. Pada batang Zea mays memiliki sebaran berkas pembuluh
yang tidak jelas dan tidak memiliki kambium. Adapun bagian- bagian dari akar
jagung sebagai berikut:
1. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah
dilewati air.
2. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat
sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh
jaringan parenkim.
3. Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
a. Berkas Pembuluh Angkut
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah
jari jari. Dan di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
Letak xylem lebih didalam daripada floem. Karena berfungsi
menyerap air, dan mineral dari dalam tanah.
b. Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri
dari jaringan parenkim.
Jaringan pada hewan dan tumbuhan memiliki bentuk bermacam-macam. Hal
ini karena setiap jaringan mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan
letaknya. Seperti pada jaringan Hewan, jaringan epitel pipih selapis yang berfungsi
sebagai pelindung atau melapisi bagian terluar. Sedangkan pada jaringan tumbuhan
seperti pada daun, terdapat epidermis yang memiliki bentuk kubus yang berjajar
rapat, memiliki fungsi sebagai pembentuk jaringan dan sebagai pelindung.
VII KESIMPULAN
1. Jaringan penyusun pada hewan terdiri dari jaringan:
a. Jaringan epitel
b. Jaringan ikat
a) Jaringan ikat longgar
b) Jaringan ikat padat teratur
c) Jaringan ikat padat tidak teratur
c. Jaringan otot
a) Otot polos
b) Otot jantung
c) Otot rangka/lurik
d. Jaringan saraf
2. Jaringan penyusun pada tumbuhan:
a. Jaringan pelindung
b. Jaringan pengangkut
c. Jaringan kolenkim
d. Jaringan parenkim
e. Jaringan dasar
f. Jarigan penguat
g. Jaringan sekretori
DAFTAR PUSTAKA
Alfiansyah. 2011. Jaringan Otot. Olnine. Tersedia: http://www.sentra-
edukasi.com/2011/07/jaringan-otot.html. 4 April 2013
Anonym.2010.JaringanTumbuhan.Online.tersedia:.http://biologi-news.blogspot.
com. 4 April 2013
Cormarck,David.H.1994. Ham Histologi. Jilid 1. Edisi kesembilan.Jakarta:Binarupa
Aksara
Soerodokoesoemo, Wibisono.1987.Materi Tumbuhan Modul 1-6.Jakarta:Universitas
Terbuka
Soesilo.1986.Biologi Modul 1-5.Jakarta:Universitas Terbuka
Subowo.1989.Fisiologi Tumbuhan edisi 1.Bandung : Bumi Aksara
Supriyanto.1992.Struktur Hewan jilid 1.Jember: Jember University Press
Sutrian,yayan.2011.Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan tentang Sel dan Jaringan.
Jakarta: Rineka Cipta
Waluyo,Joko.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
LAMPIRAN
Gb.1 Otot Jantung
Gb.2 Batang Ficus elastica Gb.3 jaringan ikat padat teratur
Gb.4 penampang melintang daun bayam Gb.5 batang Jagung (Zea mays)
(Amaratus sp)
Gb.6 otot Polos Gb.7 jaringan ikat kendor
Gb.8 daun jagung
Gb.9 jaringan ikat padat tidak teratur Gb.10 akar arachis hypogea
Gb. 11 otot rangka Gb.12akar Jagung
LAPORAN BIOLOGI
ACARA II
“MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN
TUMBUHAN”
Nama : Maulfi Aida Nur Fitri
Nim : 120210101051
Kelas : Biologi Dasar B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013

More Related Content

What's hot

MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
Zona Bebas
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasi
Nafika E.R.C
 
Laporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati SelLaporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati Sel
Wien Adithya
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
Sofyan Dwi Nugroho
 
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilLaporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Putri Yusril
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
Arly Hidayat
 
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAMATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
Zona Bebas
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanRizal EnsyaMada
 
Membran sel
Membran selMembran sel
Membran sel
Sherlyn Sense
 
Jaringan Tumbuhan
Jaringan TumbuhanJaringan Tumbuhan
Jaringan Tumbuhan
Deybi Wasida
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
Lana Karyatna
 
Buku Jaringan Hewan
Buku Jaringan HewanBuku Jaringan Hewan
Buku Jaringan Hewan
ghina_rahma
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSIVitalis Intan
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisi
Astri
 
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Herninda N. Shabrina
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
UNESA
 
Bab 1 Sel
Bab 1 SelBab 1 Sel
Bab 1 Sel
Salma Maulida
 
Sitokinesis
SitokinesisSitokinesis
Sitokinesis
Sofi Afwani
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
dewisetiyana52
 

What's hot (20)

MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMAMATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
MATERI Sistem saraf KELAS XI SMA
 
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasiLaporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasi
 
Laporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati SelLaporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati Sel
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
 
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilLaporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAMATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
 
Sel hewan dan tumbuhan
Sel hewan dan tumbuhanSel hewan dan tumbuhan
Sel hewan dan tumbuhan
 
Membran sel
Membran selMembran sel
Membran sel
 
Jaringan Tumbuhan
Jaringan TumbuhanJaringan Tumbuhan
Jaringan Tumbuhan
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
 
Buku Jaringan Hewan
Buku Jaringan HewanBuku Jaringan Hewan
Buku Jaringan Hewan
 
Laporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSILaporan Praktikum DIFUSI
Laporan Praktikum DIFUSI
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisi
 
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
Cnidaria Dan Ctenophora (Ciri-ciri, struktur tubuh, klasifikasi dan contoh, r...
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
 
Bab 1 Sel
Bab 1 SelBab 1 Sel
Bab 1 Sel
 
Sitokinesis
SitokinesisSitokinesis
Sitokinesis
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 

Similar to MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
arlinda30
 
Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
arlinda30
 
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdfBab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
AgathaHaselvin
 
Jaringan Epitel
Jaringan EpitelJaringan Epitel
Jaringan Epitel
Sulistia Rini
 
Kelompok flos@alfa CS 2015
Kelompok flos@alfa CS 2015Kelompok flos@alfa CS 2015
Kelompok flos@alfa CS 2015
Budi Triyanto
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
339cYogaadityarakhma
 
Jaringan epitel
Jaringan epitelJaringan epitel
Jaringan epitel
Alan Permana
 
bab-3-struktur-dan-fungsi-jaringan-hewan.ppt
bab-3-struktur-dan-fungsi-jaringan-hewan.pptbab-3-struktur-dan-fungsi-jaringan-hewan.ppt
bab-3-struktur-dan-fungsi-jaringan-hewan.ppt
AmranCRSeven
 
Jarngan Pada Hewan dan Tumbuhan.pdf
Jarngan Pada Hewan dan Tumbuhan.pdfJarngan Pada Hewan dan Tumbuhan.pdf
Jarngan Pada Hewan dan Tumbuhan.pdf
AbdulRozakFirdaus
 
20. anggun wicaktini
20. anggun wicaktini20. anggun wicaktini
20. anggun wicaktini
AnggunW
 
Jaringan hewan materi kelas XI IPA semester ganjil
Jaringan hewan materi kelas XI IPA semester ganjilJaringan hewan materi kelas XI IPA semester ganjil
Jaringan hewan materi kelas XI IPA semester ganjilAnggunW
 
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewan
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewanKelompok 4 struktur jaringan sel hewan
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewan
Anka Rahmi Utami
 
Lecture Notes : SGBM 1-10
Lecture Notes : SGBM 1-10 Lecture Notes : SGBM 1-10
Lecture Notes : SGBM 1-10
Catatan Medis
 
Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
Nico Juan
 
JARINGAN HEWAN.pptx
JARINGAN HEWAN.pptxJARINGAN HEWAN.pptx
JARINGAN HEWAN.pptx
devimeiliawati05
 
Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI
Salma Maulida
 
Materi biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fixMateri biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fix
eli priyatna laidan
 
Epitelium
EpiteliumEpitelium
Epitelium
naufalalfaruq
 
Jaringan hewan 1
Jaringan hewan 1Jaringan hewan 1
Jaringan hewan 1
SMAN 2 Indramayu
 

Similar to MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN (20)

Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
 
Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
 
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdfBab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
Bab_2_Jaringan_Epitel-Bab_2_Jaringan_Epitel.pdf
 
Jaringan Epitel
Jaringan EpitelJaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
Kelompok flos@alfa CS 2015
Kelompok flos@alfa CS 2015Kelompok flos@alfa CS 2015
Kelompok flos@alfa CS 2015
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
 
Jaringan epitel
Jaringan epitelJaringan epitel
Jaringan epitel
 
bab-3-struktur-dan-fungsi-jaringan-hewan.ppt
bab-3-struktur-dan-fungsi-jaringan-hewan.pptbab-3-struktur-dan-fungsi-jaringan-hewan.ppt
bab-3-struktur-dan-fungsi-jaringan-hewan.ppt
 
Jarngan Pada Hewan dan Tumbuhan.pdf
Jarngan Pada Hewan dan Tumbuhan.pdfJarngan Pada Hewan dan Tumbuhan.pdf
Jarngan Pada Hewan dan Tumbuhan.pdf
 
buku
bukubuku
buku
 
20. anggun wicaktini
20. anggun wicaktini20. anggun wicaktini
20. anggun wicaktini
 
Jaringan hewan materi kelas XI IPA semester ganjil
Jaringan hewan materi kelas XI IPA semester ganjilJaringan hewan materi kelas XI IPA semester ganjil
Jaringan hewan materi kelas XI IPA semester ganjil
 
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewan
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewanKelompok 4 struktur jaringan sel hewan
Kelompok 4 struktur jaringan sel hewan
 
Lecture Notes : SGBM 1-10
Lecture Notes : SGBM 1-10 Lecture Notes : SGBM 1-10
Lecture Notes : SGBM 1-10
 
Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
 
JARINGAN HEWAN.pptx
JARINGAN HEWAN.pptxJARINGAN HEWAN.pptx
JARINGAN HEWAN.pptx
 
Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI
 
Materi biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fixMateri biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fix
 
Epitelium
EpiteliumEpitelium
Epitelium
 
Jaringan hewan 1
Jaringan hewan 1Jaringan hewan 1
Jaringan hewan 1
 

Recently uploaded

Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
annisaqatrunnadam5
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 

Recently uploaded (20)

Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 

MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

  • 1. ACARA II I JUDUL MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN II TUJUAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan 2. Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada tumbuhan III DASAR TEORI Sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama disebut jaringan.(Waluyo,2013:6) Berdasarkan fungsi dan strukturnya jaringan hewan dikelompokkan menjadi: 1 Jaringan epitel Jaringan ini terdiri dari kumpulan sel –sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran maka disebut pula sebagai membran epitel atau disingkat sebagai sebagai epitel saja untuk membedakan dengan epitel kelenjar. Jaringan epitel tidak mempunyai substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit. (Subowo,1992:3) Berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan epitel dapat dibagi menjadi dua kelompok, yatu: a) Epitel selapis (epithelium simpex) Sel epitel karena berbentuk sebagai sisik ikan maka disebut squamous cell dalam bahasa inggris. Dengan demikian ukuran tinngi/tebal kurang dari ukuran panjang dan lebar sel nya. Pada potongan tegak lurus pemukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengah nya yang berisi inti lebih menebal. Sedang apabila dilihat dari permukaan epitel tampak sel-sel nya pligonal.(Subowo,1992:8) Epitel pipih selapis (Ephitelium squamosum simplex, simple squamous epithelium) Tersusun atas sel-sel yang pipih, berlekatan satu sama lain pada tepi-tepi nya, membentuk suatu lapisan yang rata. Epitel semacam ini terdapat pada selaput rongga badan (peritoneum), atau melapisi gelembung paru-paru (alveolus). (Soesilo,1986:2.2)
  • 2. Seluruh epitel yang menyusun epitel ini berbentuk pipih dan tersusun dalam satu lapisan. Epitel ini terdapat pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowman, rete testis, pars descendens ansa henle pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotil yang membatasi permukaan sisitem peredaran, ductus alveolaris dan alveoli paru-paru. (Subowo,1992:9) Epitel kubus selapis (epithelium cuboideum simplex,simple cuboidal epithelium) Epitel jenis ini agak jarang ditemukan dalam tubuh. Susunan nya terdiri atas selapis sel yang berbentuk kubus dengan inti yang bulat di tengah. Dapat dijumpai pada Plexus choroideus di Ventriculus otak, Folikel glandulaa thyreoidea, Epithelium germinativum pada permukaan ovarium, Epithelium pigmentosum retinae dan Ductus excretorius beberapa kelenjar.(Subowo,1992:9) Epitel silindris selapis (epithelium cylindricum simplex, simple columnar epithelium) Epitel jenis ini terdiri atas sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat ditemukan pada selaput lender Tractus digestives dari lambung sampai anus, Vesica fellea, dan Ductus excretorius beberapa kelenjar. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sebagai sekresi karena diantaranya terdapat sel-sel yang menghasilkan lendir (Subowo,1992:10) b) Epitel berlapis (epithelium complex) Epitel pipih berlapis (epithelium squamosum complex) Pada potongan tegak lurus permukaan terlihat berbagai bentuk sel yang menyusunnya, waulaupun disebut epitel pipih. Yang bebrbentuk pipih adalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak di dalam bentuknya berubah. Epitel jenis ini cocok untuk proteksi, dan kurang cocok untuk fungsi sekresi.(Subowo,1992:11)
  • 3. Epitel jenis ini dibedakan menjadi 2 macam: a) Epitel pipih berlapis tanpa keratin. Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada: cavum oris, Oesophagus, Cornea, Conjunctiva, Vagina, dan Urethra feminia. b) Epitel pipih beralapis berkeratin. Srtuktur epitel jenis ini mirip dengan epitel pipih berlapis tanpa keratin, kecuali sel-sel permukaannya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan mati yang tidak jelas lagi batas-batas keratinnya. Jaringan epitel ini ditemukan pada epidermis kulit. Terdapat beberapa lapisan didalam lapisan pipih berlapis berkeratin ini: Stratum basale(lapisan paling bawah), stratum spinosum (lapisan berduri), stratum granulosum (mengandung butir-butir keratohialin), stratum lucidum, (sel mati), stratum corneum (lapisan teratas). (Subowo,1992:11) Epitel kubus berlapis (epithelium kuboideum complex) Merupakan epitel berlapis yang terdiri dari atas sel-sel permukaan yang berbentuk kubus. Jenis epitel ini tidak terlalu banyak di temukan dalam tubuh, misalnya pada Ductus excretorius glandula parotis dan dinding Anthrum folliculi ovarii. (Subowo,1992:14) Epitel silindris bertingkat (Epithelium cylindricum pseudo complex atau epitel silindris berlapis semu). Sekilas epitel ini mirip epitel berlapis. Sel-sel yang berukurn pendek berfungsi sebagai penyokong dan intinya berbentuk pendek. Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel makadari itu biasa disebut epitel silindris bertingkat bersilia. Epiptel jenis terakhir ini terdapat pada: Trachea, Bronchus yang besar dan Ductus deferens.(Subowo.1992:15)
  • 4. c) Epitel Transisional Bentuk epitel ini merupakan bentuk peralihan yang berubah bentuknya tergantung dari ruangan organ yang dibatasi. Selain terdapat pada kandung kemih juga terdapat di saluran kemih mulai dari Calyces renales sampai sebagian dari Urethra. (Subowo.1992:15) 2 Jaringan ikat. Berbeda dengan jaringan epitel, jaringan ikat mengandung matriks yang sangat banyak. Jaringan ikat mempunyai fungsi sebagai berikut : Untuk mengikat satu alat dengan alat lain. Untuk membungkus alat-alat. Untuk mengganti jaringan yang rusak (luka) Untuk menetralkan racun Untuk membentuk kerangka penyokong (rangka) (Soesilo,1986:2.6) Berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan ikat dibedakan menjadi: 1) Jaringan ikat longgar/kendur Jaringan ikat longgar (juga dikenal sebgai jaringan areolar) menyusup menyelip kesegala bagian tubuh.menyokong pembuluh darah dan saraf segala ukuran.(Cormack,1994:200) Jaringan ikat longgar dengan pemubuluh kapilernya tersebar luas di seluruh tubuh, biasanya memberikan tempat kedudukan bagi sel-sel epitel untuk bertumpu, atau disekitar sel-sel kelenjar, serabut saraf. Jaringan pengikat longgar juga menyokong dan memberikan nutrisi kepada sel-sel otot. Oleh karena jaringan pengikat longgar tidak begitu kuat untk menahan beban maka biasanya melanjutkan diri kedalam jaringan pengikat yang lebih padat. (Subowo.1992:48) 2) Jaringan ikat padat Jaringan pengikat padat berbeda dengan jaringan pengikat longgar karena selain rapatnya hubungan komponen jaringan yang menyusunnya juga kelebihan komponen fibriler atas komponen lain. Berdasarkan komponen serabut jaringan pengikat padat dibedakan dalam : a. Jaringan ikat padat ireguler b. Jaringan ikat padat regular (Subowo,1992:54-55)
  • 5. Jaringan ikat padat biasa ada yang tersusun teratur atau tidak teratur. a. Pada yang tersusun teratur semua serat kolagen berjalan searah. Bangunan terdiri atas jenis jaringan ikat demikian dikhususkan untuk menahan tarikan yang datangdari satu arah yang diteruskan melalui serat serat ini. Jaringan padat jenis teratur terdapat pada tendon dan aponeurosis (yang merupakan tendon gepeng yang meluas berupa lembaran fibrosa lebar) b. Jaringan ikat padat jenis tidak teratur Serat-serat kolagen berjalan simpang siur. Lembaran demikian dapat menahan regangan dari segala arah sesuai arah jalanya serat. Misalnya pada lapisan reticular dermis. Selain itu jaringan ikat padat tidak teratur membentuk simpai fibrosa dan septa. (Cormack,1994:339) 3 Jaringan otot Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsunkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Oleh karena itu bentuk selnya memanjang. Agar otot dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek, sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasmanya. (Subowo,1992:135) Pada hewan menyusui dibedakan 3 jenis otot berdasarkan struktur dan fungsinya yaitu: 1) Otot polos Jenis otot ini didapatkan pada alat-alat dalam sebagai komponen dinding saluran pencernaan, saluran pernafasan, saluran keluar kelenjar, pembuluh darah, dan lain-lain. (Subowo,1992:134) Sel otot ini berbentuk gelendong atau kumparan yaitu bagian yang menebal mengandung inti yang menempati di tengah. Ukuran sel ini berbeda-beda tergantung dari tempat dan kondisi organ yang bersangkutan. Jaringan otot ini berfungsi sebagai alat gerak aktif. (Subowo,1992:135) Jenis otot ini secara khas ditemukan pada dinding bisera berongga dan didalam seluruh pembuluh darah kecuali yang paling kecil. (Cormack.1994:529)
  • 6. 2) Otot lurik Otot serang lintang atau otot bercorak sebagian besar terdapat sebagi otot kerangka, sehingga dinamakan pula otot kerangka. (Subowo,1992:139) Serat otot rangka jauh lebih besar dari kebanyakan jenis lain. Dan masing – masing mengandung banyak inti. Serta ini berbentuk silindris dengan ujung ujung meruncing, dengan panjang mencapai beberapa centimeter. (Cormack.1994:498) Bergurat melintang adalah hasil penjajaran melintang Sarkolema dan myofibril. Potongan memenjang serat otot rangka mengungkapkan serat khas bergurat-gurat melintang gelap terang. Gurat-gurat gelap bersifat bifrigent (anisotrop) sedangkan guratan terang bersifat isotrop. (Cormack.1994:499) 3) Otot jantung Otot jantung terdiri atas serabut-serabut otot yang bergaris- garis melintang seperti otot kerangka, dengan inti sel terletak di tengah. Sel otot jantung bercabang-cabang, dan hanya terdapat pada organ jantung. (Subowo.1992:153) Struktur umum sel otot jantung, struktur halus serat otot jantung serupa yang terlihat denga otot rangaka. Namun miofibril pada otot jantung bersinambungan, dengan garis tengah berfariasi. (Cormack.1994:525) Table perbedaan sel darah. (Alfiansyah.2011.http://www.sentra- edukasi.com/2011/07/jaringan-otot.html)
  • 7. 4 Jaringan rawan Jaringan ini meliputi tulang rawan dan yang membentuk rangka dalam, dari tubuh vertebrata. Kedua macam jaringan ini pada umumnya menjadi tempat melekatnya otot-otot, sehingga sifat nya harus kaku. Fungsinya untuk memungkinkan gerakan tungkai-tungkai dan untuk melndungi bagian-bagian yang lemah. (Soesilo.1986:2.10) 1) Tulang rawan hialin Jaringan tulang rawan ini tersusun atas matriks yang kental yang disebut kondrin yang didalamnya terdapat anyaman halus dari serabut kolagen. Karena elastisitasnya yang besar, maka jaringan ini dapat berfungsi menahan gesekan antara dua buah tulang yang bersendi atau dapat mempertahankan suatu saluran tetap berongga misalnya tenggorokan.(Soesilo, 1986:2.10) 2) Tulang rawan elastis Pada hewan menyusui termasuk manusia, kartilago elastic terdapat pada cuping telinga, dinding saluran telinga luar, Tuba eustachii, Epiglotis, dan sebagian kerangka laring. Dalam keadaan segar, tampak berwarna kekuning-kuningan dan kurang tembus cahaya kalau dibandingkan dengan kartilago hialin, disamping itu bersifat lentur.(Subowo,1992:70) 3) Tulang rawan fibrosa Kartilago fibrosa ini terlalu banyak ditemukan dalam tubuh, misalnya terdapat di Discus invertebralis, beberapa kartilago articularis, symphysis osseum pubis, ligamentum teres femoris.(Subowo,1992:71) 5 Tulang sejati. Tulang merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat dalam arti luas (Subowo,1992:75) 6 Darah Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, dalam arti berfungsi menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas.(Subowo,1992:101)
  • 8. 7 Jaringan saraf Jaringan ini hampir diseluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi. Dalam melaksanakan fungsinya jaringan saraf mampu menerima rangsang menjadi impuls, meneruskan impuls menuju pusat. (Subowo,1992:161) Secara struktural jaringan saraf terdiri atas. Sel saraf atau neuron(memiliki juluran panjang) dibedakan menjadi badan sel (bagian sel saraf yang mengandung inti), dendrit (tonjolan- tonjolan badan sel saraf yang bercabang-cabang) dan neurit. (subowo,1992:165) Tubuh tumbuhan terdiri dari 3 organ pokok, yaitu akar, batang dan daun serta organ reproduktif yaitu bunga dan buah. Organ-organ tersebut tersusun atas sejumlah jaringan, yaitu sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dab fungsi yang sama. (Soesilo,1986:2.24) a. Akar Secara umum berfungsi untuk: melekatnya tumbuhan pada media, menyerap air dan unsur hara, alat pernafasan, tempat menyimpan cadangan makanan, dan menopang tegaknya batang. Akar berkembang dari meristem apical di ujung akar yang dilindungi kaliptra (tudung akar). Pembelahan meristem apical membentuk zona pemanjangan sel, zona diferensiasi sel, dan zona pendewasaan sel. Urutan struktur jaringan akar pada tumbuhan (secara anatomi dari luar ke dalam): 1. epidermis: terdiri atas satu lapis sel, tersusun rapat, dinding sel tipis, dan mempunyai rambut akar untuk memperluas bidang penyerapan. 2. korteks: tersusun berlapis-lapis, dinding sel tipis, dan memiliki banyak ruang antar sel, terdapat: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim 3. endodermis: berupa satu lapis sel, tersusun rapat, dinding sel mengalami penebalan gabus (yang dinamakan pita kaspari). Terdapat jaringan perisikel yang tersusun dari sel parenkim yang menebal, yang berfungsi untuk membentuk akar samping dan berperan dalam pertumbuhan sekunder. 4. stele/silinder pusat: terdapat berkas pengangkut
  • 9. b. Batang Berfungsi dalam pengangkutan air dan unsure hara dari akar, memperluas tajuk tumbuhan dalam efisiensi menangkap cahaya matahari, tempat tumbuh organ generative, efisiensi penyerbukan dan pemancaran benih,tempat pemyimpanan cadangan makanan. Jaringan penyusunnya terdiri atas: 1. Epidermis: tersusun oleh selapis sel, rapat, dinding luar terdapat kutikula, dan pada tumbuhan kayu yang tua terdapat kamium gabus 2. Korteks: mengandung amilum dan tersusun oleh sel-sel parenkim, kolenkim dan sklerenkim 3. Stele: terdapat perisikel, sel parenkim, dan berkas pengangkut Kambium hanya di miliki oleh tumbuhan dikotil, dibedakan menjadi 2: a. Kambium intravaskuler: cambium terletak di antara xylem dan floem b. Kambium intervaskuler: cambium terletak di antara dua berkas pengangkut
  • 10. c. Daun Berfungsi sebagai tempat fotosintesis, tempat terjadinya transpirasi dan gutasi, penyimpanan cadangan makanan (pada vakuola amilum), transpirasi dan pertukaran gas(pada stomata). Daun lengkap terdiri atas: tangkai daun, pelepah daun, dan helaian daun. Jaringan penyusun daun: 1. Epidermis: berupasatu lapis sel, dinding sel mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau lignin, terdapat stomata, dan terkadang ada trikoma dan sel kipas 2. Mesofil: terdapat parenkim palisade (jaringan tiang), dan parenkim spons (jaringan bunga karang) 3. Berkas pengangkut terdapat dalam tulang daun (xylem dan floem) d. Bunga Berfungsi dalam menghasilkan alat perkembangbiakan. Bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk buah dan biji. Daun mahkota dan daun kelopak terdiri atas sel-sel parenkim. Epidermis pada daun kelopak dilapisi kutin, stomata, dan trikoma. Daun mahkota mempunyai epidermis berupa tonjolan yang disebut papila. Benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding, yaitu epidermis, endotesium, lapisan tengah dan tapetum. Putik terdiri atas kepala sari dan tangkai putik. Bagian-bagian bunga a. kelopak: melindungi bagian bunga yang ada di dalam b. mahkota: membungkus dan melindungi benang sari dan putik c. benang sari: alat perkembangbiakan jantan d. putik: alat perkembangan betina Seperti pada tumbuhan, tubuh hewan juga multiseluler, terdiri atas bermacam-macam sel yang berbeda bentuk dan fungsinya. Sel-sel yang
  • 11. memiliki bentuk dan fungsi sama berkelompok membentuk jaringan. (Anonym.2010. http://biologi-news.blogspot. com) Pada prinsipnya jaringan dalam tubuh tumbuhan dapat dibagi menjadi jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap melakukan pembelahan atau mempertahankan kemampuannya untuk membelah. 1. jaringan muda Pada tumbuh tumbuhan, sel-sel yang membentuk jaringan muda (meristem). Membrane selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur, antara segiempat dan kubus. Sedangkan ruang sel (rumen) masih belum penuh dengan protoplas serta vakuola yang kecil-kecil. Dalam kondisi demikian ini sifat khusus dari jaringan muda yaitu sel-sel yang membentuknya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membelah, yang dalam istilah lainnya disebut meristematis. (Sutrian.2011:112) Pembagian meristem atas dasar letaknya pada tubuh, meristem dibedakan menjadi : a. meristem apikal(ujung), terdapat pada ujung-jung pokok dan cabang batang serta akar. b. meristem interkalar(antara) terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput. c. maeristem lateral (samping), letaknya sejajar dengan permukaan organ misalnya kambium dan kambium gabus. (Soerodakoesoemo,1987:2.2) Pembagian meristem berdasarkan tingkat perkembangannya : a. promeristem, terdiri dari sel inisial apical dan letknya di bagian ujung. b. meristem yang ujung-ujung selnya telah mengadakan differensiasi sebagian misalnya, protoderm (membentuk jaringan pelindung), prokambium (pembentuk jaringan pengangkut). Pembagian meristem atas dasar fungsinya : a. Teori Haberlandt, meristem terdabgi atas: Protoderm : bagian yang membentuk jaringan pelindung. Prokambium :bagian yang membentuk berkas pengangkut. Meristem dasar : membentuk parenkim dan empulur.
  • 12. b. Teori Schmidt: meristem terdiri dari : Tunika: tersusun atas lapisan sel yang paling luar yang nanti nya akan terbentuk epidermis Korpus: bagian disebelah dalam tunika dan susunan sel-selnya lebih kompleks, tergantung jenis tumbuhan nya. c. Teori Hanstein: meristem terdiri dari: Dermatogen: yaitu lapisan terluar pembentuk epidermis. Periblem: lapisan tengah, pembentuk korteks. Plerom, lapisan terdalam pembentuk stele dan berkas pengangkut di antaranya. (Soesilo,1986:2.26) 2. Jaringan pelindung. Jaringan ini menyelubungi permukaan tubuh, pada bagian tubuh primer berupa epidermis dan pada bagian yang telah mengalami pertumbuhan sekunder diganti oleh periderm yang tersusun oleh sel gabus. a) Epidermis terdiri dari selapis sel atau lebih, sel-selnya tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, bentuk selnya tidak teratur, ukuran serta susunannya bervariasi. Selain berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya yang lunak,epidermis juga berfungsi sebagai pencegah kehilangan air, penyimpanan air, penyerap air dan sebagai kelenjar (Soesilo,1986:2.26) b) Derivat epidermis Diantar sel-sel epidermis di permukaan daun ada yang mengalami diferensiasi lebih lanjut membentuk bangunan yang dinamakan stoma, sel tetangga dan trikoma. c) Eksodermis Merupakan jaringan yang terdapat langsung di bawah lapisan epidermis. d) Endodermis Merupakan deretan sel yang membentuk silinder dan manjadi batas antara korteks akar dengan stele serta melindungi stele tersebut. (Soesilo,1986:2.28)
  • 13. 3. Jaringan dasar (parenkim) Parenkim terdiri dari kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran maupun fungsi fisiologinya berbeda-beda. Umumnya membulat panjang, bertonjolan. Selain berfungsi sebagai jaringan dasar, sel parenkim dapat mengumpul membentuk jaringan parenkim. Sel parenkim yang berfungsi pada fotosintesis mengndung kloroplas dan dinamakan klorenkim, dan ada pula sebagai penyimpan cadangan, penyerapan air. (Soerodakoeoema,1987:2.22) 4. Jaringan penguat Sistem penguat terdiri dari dua jaringan sederhana yaitu kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim terdapat di semua bagian tubuh an jumlahnya berdeda-beda. Kolentim tidak terlalu banyak pada batang dan daun monokotiledon yang sejak perkembangan awalnya langsung membentuk skerenkim. Jaringan ini tersusun atas sel hidupyang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding yang tidak merata. (Soerodakoesoema,1987:2.22) 5. Jaringan pengangkut Xylem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea serta sel-sel parenkom xylem dan serabut xylem sebagai penyokongnya. Sedangkan floem terdiri dari beberapa unsure dengan tipe yang berbeda, yaitu pembuluh, sel pengiring parenkim floem, serabut dan sklereid. (Soesilo,1986:2.36)
  • 14. IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 1. Alat : Mikroskop 2. Bahan: - preparat awetan jaringan ikat dan otot (jaringan hewan) - preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun (jaringan tumbuhan) V LANGKAH KERJA 5.1 pengamatan jaringan hewan a. Otot jantung b. jaringan ikat padat teratur alat dan bahan disiapkan preparat awetan otot jantung diletakkan pada meja objek preparat diamati dengan perbesaran lemah ke kuat Preparat yang tampak digambar dan diberi keterangan Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan) alat dan bahan disiapkan preparat awetan otot jantung diletakkan pada meja objek preparat diamati dengan perbesaran lemah ke kuat Preparat yang tampak digambar dan diberi keterangan Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan)
  • 15. c. otot rangka d. otot polos e. Jaringan ikat kendor f. jaringan ikat padat tidak teratur alat dan bahan disiapkan preparat awetan otot jantung diletakkan pada meja objek preparat diamati dengan perbesaran lemah ke kuat Preparat yang tampak digambar dan diberi keterangan Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan) alat dan bahan disiapkan preparat awetan otot jantung diletakkan pada meja objek preparat diamati dengan perbesaran lemah ke kuat Preparat yang tampak digambar dan diberi keterangan Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan) alat dan bahan disiapkan preparat awetan otot jantung diletakkan pada meja objek preparat diamati dengan perbesaran lemah ke kuat Preparat yang tampak digambar dan diberi keterangan Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan) alat dan bahan disiapkan preparat awetan otot jantung diletakkan pada meja objek preparat diamati dengan perbesaran lemah ke kuat Preparat yang tampak digambar dan diberi keterangan Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan)
  • 16. 5.2 pengamatan jaringan tumbuahan a. Pengamatan pada batang Ficus elastica b. penampang melintang daun bayam Amarantus sp alat dan bahan disiapkan preparat penampang melintang batang diletakkan pada meja objek Preparat diamati dari perbesaran lemah ke kuat preparat yang teramati digambar dan diberi keterangan secara lengkap Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan) alat dan bahan disiapkan preparat penampang melintang daun diletakkan pada meja objek Preparat diamati dari perbesaran lemah ke kuat preparat yang teramati digambar dan diberi keterangan secara lengkap Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan)
  • 17. c. akar dikotil Arachis hypogea d. jaringan batang jagung Zea Mays e. Jaringan akar jagung f. jaringan daun jagung alat dan bahan disiapkan preparat penampang melintang akar diletakkan pada meja objek Preparat diamati dari perbesaran lemah ke kuat preparat yang teramati digambar dan diberi keterangan secara lengkap Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan) alat dan bahan disiapkan preparat penampang melintang batang diletakkan pada meja objek Preparat diamati dari perbesaran lemah ke kuat preparat yang teramati digambar dan diberi keterangan secara lengkap Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan) alat dan bahan disiapkan preparat penampang melintang batang diletakkan pada meja objek Preparat diamati dari perbesaran lemah ke kuat preparat yang teramati digambar dan diberi keterangan secara lengkap Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan) alat dan bahan disiapkan preparat penampang melintang batang diletakkan pada meja objek Preparat diamati dari perbesaran lemah ke kuat preparat yang teramati digambar dan diberi keterangan secara lengkap Meminta petunjuk pada pembimbing (jika ada kesulitan)
  • 18. VI HASIL PENGAMATAN 6.1 Hasil pengamatan jaringan hewan a. Otot jantung. Keterangan : 1. Inti sel 2. Gelap terang 3. Membrane plasma Perbesaran : 40x10 b. Jaringan ikat padat teratur Keterangan : 1. Ruang antar sel 2. Inti sel 3. Membrane sel Perbesaran : 40x10
  • 19. c. Otot rangka Keterangan : 1. 2. 3. 4. Perbesaran : 40x10 d. otot polos Keterangan : 1. 2. 3. Perbesaran : 10x10 e. jaringan ikat kendor Keterangan : 1. kolagen 2. fibrosa Perbesaran : 10x10
  • 20. f. jaringan padat tidak teratur Keterangan : 1. membrane sel 2. inti sel 3. sitoplasma Perbesaran : 40x10 6.2 pengamatan jaringan tumbuhan a. jaringan batang ficus elastica Keterangan : 1. epidermis 2. korteks 3. endodermis Perbesaran : 40x10 b. penampang melintang daun bayam Amaratus sp Keterangan : 1. epidermis 2. jaringan palisade 3. jaringan bunga karang 4. berkas pengangkut 5. epidermis bawah Perbesaran : 40x10
  • 21. c. akar dikotil Arachis hypogeal Keterangan : 1. empulur 2. xylem 3. floem 4. epidermis 5. korteks Perbesaran : 40x10 d. jaringan batang jagung Zea mays Keterangan : 1. epidermis 2. jaringan pengangkut Perbesaran : 10x10 e. akar jagung Zea mays Keterangan : 1. epidermis 2. jaringan pengangkut Perbesaran : 10x10
  • 22. f. daun jagung Zea mays Keterangan : 1. epidermis 2. korteks 3. jaringan pengangkut 4. xylem 5. floem 6. jaringan spons 7. stomata Perbesaran : 40x10 VII PEMBAHASAN Percobaan yang berjudul mempelajari jaringan hewan dan jaringan tumbuhan. Bertujuan untuk mengetahui jaringan penyusun hewan dan tumbuhan. Pada percobaan ini menggunakan berbagai macam preparat awetan tumbuhan dan hewan. Langkah awal adalah menyiapkan alat dan bahan, kemudian melakukan pengamatan pada setiap preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran yang berbeda-besa sesuai dengan jenis preparat. Pada percobaan ini jarigan hewan yang diamati adalah, jaringan otot jantung, jaringan ikat padat teratur, jaringan otot polos, jaringan ikat kendor, jaringan ikat padat teratur, dan otot rangka. Jaringan otot jantung, pengamatan ini menggunakan perbesaran 400x, sehingga didapatkan gambar yang memiliki gelap terang, terdapat inti dan membrane plasma. Otot jantung terdiri atas serabut-serabut otot yang bergaris-garis melintang seperti otot kerangka, dengan inti sel terletak di tengah. Sel otot jantung bercabang- cabang, dan hanya terdapat pada organ jantung. Struktur umum sel otot jantung, struktur halus serat otot jantung serupa yang terlihat dengan otot rangka. Namun miofibril pada otot jantung bersinambungan, dengan garis tengah berfariasi. Jaringan ikat padat teratur, dengan menggunakan perbesaran 400x terlihat bahwa semua serat kolagen berjalan searah. Bangunan terdiri atas jenis jaringan ikat demikian dikhususkan untuk menahan tarikan yang datang dari satu arah yang diteruskan melalui serat serat ini. Jaringan ikat padat mempunyai inti dan terdapat ruang antar sel. Jaringan ikat padat jenis teratur terdapat pada tendon dan aponeurosis (yang merupakan tendon gepeng yang meluas berupa lembaran fibrosa lebar).
  • 23. Jaringan hewan berikutnya adalah jaringan otot polos, dengan menggunakan perbesaran 100x. terlihat bahwa otot polos berbentuk gelendong atau kumparan yaitu bagian yang menebal mengandung inti yang menempati di tengah. Ukuran sel ini berbeda-beda tergantung dari tempat dan kondisi organ yang bersangkutan. Jaringan otot ini berfungsi sebagai alat gerak aktif. Jenis otot ini didapatkan pada alat-alat dalam sebagai komponen dinding saluran pencernaan, saluran pernafasan, saluran keluar kelenjar, pembuluh darah, dan lain-lain. Jenis otot ini secara khas ditemukan pada dinding bisera berongga dan didalam seluruh pembuluh darah kecuali yang paling kecil. Jaringan ikat padat tidak teratur, jaringan yang tampak dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x terlihat bahwa jaringan ikat padat tidak terarur memiliki bentuk yang berbeda dengan jaringan ikat padat teratur. Pada jaringan ikat padat tidak teratur Serat-serat kolagen berjalan simpang siur. Lembaran demikian dapat menahan regangan dari segala arah sesuai arah jalanya serat. Misalnya pada lapisan reticular dermis. Selain itu jaringan ikat padat tidak teratur membentuk simpai fibrosa dan septa. Dan jaringan hewan yang terakhir adalah jaringan otot rangka atau biasa bisebut dengan otot lurik, sesuai dengan namanya otot ini mempunyai gradiasi warna gelap terang. Dengan menggunakan perbesaran 40x. Serat otot rangka jauh lebih besar dari kebanyakan jenis lain. Dan masing – masing mengandung banyak inti. Serta ini berbentuk silindris dengan ujung ujung meruncing, dengan panjang mencapai beberapa centimeter. Namun pada percobaan yang telah dilakukan tidak tampak inti selnya, yang tampak hanya serat-serat gelap terang saja. Gurat-gurat gelap bersifat bifrigent (anisotrop) sedangkan guratan terang bersifat isotrop. Sesuai dengan namanya otot rangka ini terdapat di kerangka. Percobaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan berbagai jaringan pada tumbuhan. Jaringan pada tunbuhan dapat digolongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Tumbuhan mempunyai tiga bagian penting. Yaitu daun, batang, dan akar. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis, batang berfungsi sebagai sumbu utama tumbuhan, dan akar sebagai alat transportasi tumbuhan, yaitu mengangkut air dan mineral dari dalam tanah. Batang Ficus elastica, percobaan yang dilakukan menggunakan perbesaran 40x. terlihat penampang batang Ficus elastica memiliki epidermis, korteks dan endodermis. Berdasarkan bagian-bagian yang teramati batang Ficus elastica merupakan batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam : a. Epidermis berdasarkan fungsinya epidermis merupakan jaringan pelindung. Epidermis
  • 24. terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. b. Korteks Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim. c. Endodermis Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae. d. Stele/ Silinder Pusat berdasarkan fungsinya merupakan jaringan pengankut. Silinder pusat merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Pada pengamatan batang ini tidak ditunjukkan adanya stele/silinder pusat. Karena pengammatan yang kurang maksimal. Jaringan tumbuhan berikutnya adalah, jaringan daun bayam Amaratus sp. Penampang melintang daun bayam yang tampak dengan perbesaran 400x. menunjukan bagian epidermis atas, jaringan palisade, jaringan bunga karang, berkas pengankut, dan epidermis bawah. 1. Epidermis berdasarkan umurnya jaringan epidermis merupakan jaringan dewasa dan berdasarkan fungsinya merupakan jaringan pelindung. Epidermis merupakan lapisan terluar daun, epidermis terdiri dari epidermis atas dan epidermis bawah, fungsi dari epidermis untuk mencegah penguapan yang terlalu besar. Lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat stoma/mulut daun. Stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. Pada lembar pengamatan tidak tampak atau tidak ditemukan adanya stomata. 2. Parenkim/Mesofil jaringan ini termasuk pada jaringan sederhana karena hanya terdiri dari satu macam sel. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni jarinag palisade
  • 25. (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. 3. Berkas pengangkut (xylem dan floem) Berdasarkan fungsinya berkas pengkut merupakan jaringan pengangkut. Pengamatan pada jaringan batang jagung. Dengan perbesaran 100x. dapat terlihat bagian – bagian batang jagung, seperti epidermis dan jaringan pengankut. Jaringan pengankut tersebaran dan tidak beraturan yang saling berhubungan didalam sitoplasma dan dinamakan tipe kolateral terbuka. Batang jagung merupakan batang Monokotil, sehingga epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Pada akar jagung Zea mays terlihat bagian luarnya tebal yang merupakan epidermisnya. Jaringan pembuluh pengakut tepat di bagian tengah sel dalam sitoplasma. Dan tidak memiliki kambium yang memisahkan antara bagian xylem dan floemnya. Daun jagung, pada daun jagung terlihat bahwa tidak memiliki jaringan palisade (jaringan tiang). Struktur jaringan daun jagung, terdapat dua jaringan epidermis, yaitu jaringan epidermis atas dan bawah. Pada epidermis bawah terdapat stomata. Daun jagung juga memiliki jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem, korteks, dan jaringan spons. Pengamatan yang terakhir yaitu akar dikotil tanaman Aracis hypogeal. Pada akar Arachis hypogaea terdapat penyebaran yang tidak merata dalam penyebaran sistem pengangkutan. Pada batang Zea mays memiliki sebaran berkas pembuluh yang tidak jelas dan tidak memiliki kambium. Adapun bagian- bagian dari akar jagung sebagai berikut: 1. Epidermis Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. 2. Korteks Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
  • 26. 3. Silinder Pusat/Stele Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan : a. Berkas Pembuluh Angkut Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Dan di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium. Letak xylem lebih didalam daripada floem. Karena berfungsi menyerap air, dan mineral dari dalam tanah. b. Empulur Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim. Jaringan pada hewan dan tumbuhan memiliki bentuk bermacam-macam. Hal ini karena setiap jaringan mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan letaknya. Seperti pada jaringan Hewan, jaringan epitel pipih selapis yang berfungsi sebagai pelindung atau melapisi bagian terluar. Sedangkan pada jaringan tumbuhan seperti pada daun, terdapat epidermis yang memiliki bentuk kubus yang berjajar rapat, memiliki fungsi sebagai pembentuk jaringan dan sebagai pelindung.
  • 27. VII KESIMPULAN 1. Jaringan penyusun pada hewan terdiri dari jaringan: a. Jaringan epitel b. Jaringan ikat a) Jaringan ikat longgar b) Jaringan ikat padat teratur c) Jaringan ikat padat tidak teratur c. Jaringan otot a) Otot polos b) Otot jantung c) Otot rangka/lurik d. Jaringan saraf 2. Jaringan penyusun pada tumbuhan: a. Jaringan pelindung b. Jaringan pengangkut c. Jaringan kolenkim d. Jaringan parenkim e. Jaringan dasar f. Jarigan penguat g. Jaringan sekretori
  • 28. DAFTAR PUSTAKA Alfiansyah. 2011. Jaringan Otot. Olnine. Tersedia: http://www.sentra- edukasi.com/2011/07/jaringan-otot.html. 4 April 2013 Anonym.2010.JaringanTumbuhan.Online.tersedia:.http://biologi-news.blogspot. com. 4 April 2013 Cormarck,David.H.1994. Ham Histologi. Jilid 1. Edisi kesembilan.Jakarta:Binarupa Aksara Soerodokoesoemo, Wibisono.1987.Materi Tumbuhan Modul 1-6.Jakarta:Universitas Terbuka Soesilo.1986.Biologi Modul 1-5.Jakarta:Universitas Terbuka Subowo.1989.Fisiologi Tumbuhan edisi 1.Bandung : Bumi Aksara Supriyanto.1992.Struktur Hewan jilid 1.Jember: Jember University Press Sutrian,yayan.2011.Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan tentang Sel dan Jaringan. Jakarta: Rineka Cipta Waluyo,Joko.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
  • 29. LAMPIRAN Gb.1 Otot Jantung Gb.2 Batang Ficus elastica Gb.3 jaringan ikat padat teratur Gb.4 penampang melintang daun bayam Gb.5 batang Jagung (Zea mays) (Amaratus sp)
  • 30. Gb.6 otot Polos Gb.7 jaringan ikat kendor Gb.8 daun jagung Gb.9 jaringan ikat padat tidak teratur Gb.10 akar arachis hypogea Gb. 11 otot rangka Gb.12akar Jagung
  • 31. LAPORAN BIOLOGI ACARA II “MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN” Nama : Maulfi Aida Nur Fitri Nim : 120210101051 Kelas : Biologi Dasar B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013