SlideShare a Scribd company logo
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam membuat suatu desain tambang, diperlukan perencanaan
mengenai aspek-aspek yang menyangkut operasi penambangan agar proses
penambangan dapat berjalan efektif dan efisien. Salah-satu aspeknya adalah
mengenai kemantapan lereng yang akan ditemukan pada saat penggalian
tambang, termasuk juga untuk bendungan, jalan yang dilalui alat berat, tempat-
tempat penimbunan bahan buangan (tailing disposal) dan di penimbunan bijih
(stockyard).
Ketika terjadi suatu kondisi lereng yang terbentuk akibat dari proses
penambangan (pit slope) maupun yang merupakan sarana penunjang operasi
penambangan itu tidak stabil maka kegiatan produksi akan terganggu bahkan
menurun. Oleh karena itu suatu analisis kemantapan lereng merupakan suatu
bagian yang penting untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap kelancaran
produksi maupun terjadinya bencana yang fatal. Dalam menentukan kestabilan
atau kemantapan lereng, dikenal istilah faktor keamanan (Safety Factor), yang
merupakan perbandingan antara gaya – gaya yang menahan, terhadap gaya-
gaya yang menggerakkan tanah tersebut.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dilakukannya praktikum mengenai analisis geoteknik ini adalah
agar mahasiswa bisa merencanakan data dasar yang telah didapatkan dari data
analisis geoteknik untuk suatu desain lereng bukaan tambang.
1.2.2 Tujuan
Sedangkan tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu :
 Mengetahui parameter apa saja dalam perhitungan analisis geoteknik
 Mengetahui data-data dasar yang dibutuhkan untuk perencanaan
pembukaan lereng suatu tambang.
2
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Dasar Geoteknik
Pada dasarnya, geoteknik berasal dari ilmu mekanika yang diaplikasikan
pada batuan atau penyusun kulit bumi, sednagkan mekanika merupakan ilmu
mengenai mekanika dan batuan. Mekanika adalah ilmu yang mempelajari efek
yang terjadi apabila suatu tekanan atau gaya dikenakan pada sebuah benda.
Sedangkan, batuan adalah suatu bahan atau material yang terdiri dari satu atau
lebih mineral berbeda, yang telah terkonsolidasi dan bersatu membentuk kulit
bumi. Secara umum istilah mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan teoritis
dan terapan, cabang dari mekanika, yang mempelajari tentang perilaku
(behavior) atau respons batuan dan massa batuan bila terhadapnya dikenakan
gaya atau tekanan.
Dalam aplikasinya, pada pekerjaan keteknikan di dalam massa batuan,
baik pekerjaan sipil (misalnya, penerowongan), maupun pertambangan (open pit,
underground mining), banyak pakar menggunakan istilah geoteknik pada saat di
lapangan. Inti dari ilmu geoteknik adalah kemantapan suatu lereng baik bukaan
tambang maupun untuk kontruksi lainnya, sedangkan yang dimaksud geometri
lereng adalah tinggi lereng dan kemiringan lereng, yang dapat dipandang
sebagai lereng tunggal (single bench), lereng ganda (double benches), tripple
benches, inter-ramp slope atau overall slope. Untuk suatu jenis material, makin
tinggi dan makin curam sudut lereng maka makin rendah stabilitas lereng
tersebut, demikian juga sebaliknya. Sehingga ini akan memperngaruhi terhadap
nilai factor keamanan yang dihasilkan, hal ini dipengaruhi juga dengan kondisi
batuan atau anah pada saat dilakukan bukaan tambang.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Lereng
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap stabilitas atau kelongsoran
lereng, yang menurut penulis (Gde Suratha), dapat dikelompokkan menjadi 5
faktor utama, yaitu sebagai berikut:
3
3
a) Geometri lereng, yaitu tinggi dan kemiringan lereng.
b) Sifat fisik-mekanik, kekuatan (terutama kuat geser) dan bobot isi massa
batuan pembentuk lereng.
c) Orientasi umum struktur diskontinuitas massa batuan lereng terhadap
orientasi muka lereng bukaan tambang.
d) Adanya air tanah di dalam massa batuan lereng.
e) Faktor luar sistem lereng, berupa beban luar dan atau getaran (gempa
bumi dan akibat peledakan tambang)
Selain faktor-faktor tersebut terdapat pula factor-faktor luar yang dapat
mempengaruhi suatu lereng, faktor luar yang berpengaruh terhadap stabilitas
lereng tersebut dapat berupa beban statik dan beban dinamik. Beban statik,
antara lain; di bagian belakang crest lereng ditempatkan alat-alat berat tambang,
lokasi setling pond, dan lain-lain. Beban dinamik, dapat berupa getaran gempa
bumi dan atau akibat peledakan yang kurang terkontrol, dan lain-lain.
2.3 Analisis Geoteknik Untuk Stabilitas Lereng
Dalam analisis dan penentuan jenis tindakan pengamanannya, lereng
batuan tidak dapat disamakan dengan lereng tanah, karena parameter material
dan jenis penyebab longsor di kedua lereng tersebut sangat jauh berbeda.
Tiga pendekatan utama dari analisis kemantapan lereng adalah :
a) Pendekatan mekanika batuan
b) Pendekatan mekanika tanah
c) Pendekatan yang memakai kombinasi keduanya
Analisis stabilitas lereng dilakukan terhadap model lereng dari masing-
masing sektor desain dengan metode yang relevan yang umum diterima di dunia
geoteknik. Menurut filosofi desain Pit Slope, diperlukan suatu level tinggi dalam
penyelidikan, engineering, dan judgement agar diperoleh desain dengan level
risiko yang dapat diterima. Jika kondisi massa batuan jelek (poor rock
conditions), dan terdapat bangunan infra stuktur di dekatnya, maka penyelidikan
geoteknik harus dilakukan dengan lebih cermat dan komprehensif.
4
4
Gambar 2.1
Analisis Stability (Geoteknik) Dalam Ruang Lingkup Sistem Penambangan
5
5
Dalam menentukan kestabilan / kemantapan lereng, dikenal istilah Faktor
Keamanan (Safety Factor), yang merupakan perbandingan antara gaya – gaya
yang menahan, terhadap gaya – gaya yang menggerakkan tanah tersebut. Bila
faktor keamanan lebih tinggi dari satu, umumnya lereng tersebut dianggap stabil.
Gambar 2.2
Langkah Penentuan FK
Beberapa metoda analisis kemantapan yang dapat digunakan antara lain:
a) Metoda analitik
b) Metoda grafik
c) Metoda keseimbangan limit
d) Metoda numerik (metoda elemen hingga, elemen diskret, eleman batas.
e) Teori blok
f) Sistem pakar
2.4 Sumber Data Dan Informasi Suatu Analisis Geoteknik
Pengendalian dokumen data geoteknik adalah aspek penting dalam
pengelolaan proses desain terkait dengan Sistem Pengendalian Stabilitas Lereng
(SSCS) ini. Pemetaan geoteknik di permukaan lereng umumnya dilakukan
selama operasi penambangan berjalan, bertujuan untuk memperkirakan
karakteristik dan kondisi massa batuan terutama perubahannya, termasuk
kondisi struktur diskontinuitas massa batuan. Pemetaan yang berpola akan
memudahkan dalam pengendalian untuk meyakinkan bahwa pemetaan
dilakukan secara berulang-ulang mengikuti kemajuan tambang. Data dan
informasi yang dubutuhkan untuk menunjang SSCS ini, meliputi; estimasi
6
6
rockmass strength, pengalaman unjuk kerja lereng, hasil pemetaan geoteknik
permukaan, air tanah, drill core logs, sismisitas dan kondisi tegangan in-situ.
2.4.1 Rockmass Strength Estimation
Proses memperkirakan nilai rockmass strength adalah hal penting dalam
rock slope engineering. Penentuan berbagai nilai sifat-sifat batuan/tanah
umumnya dilakukan dengan index dan atau pengujian di Laboratorium.
Pengujian lab. atau lapangan hanya akan menghasilkan suatu indikasi strength
batuan sebagai kekuatan batuan utuh (intack rock strength). Harus dibedakan
bahwa rockmass strength umumnya lebih rendah daripada intack rock strength,
karena skalanya lebih besar dan adanya struktur diskontinuitas di dalam massa
batuan.
Oleh karena itu, perlu pendekatan (RMR-Classification) dan judgement
(professional judgement) ketika akan menggabungkan semua data-data untuk
menjadi parameter input yang mewakili batuan secara massa untuk keperluan
analisis slope stability. Sifat-sifat batuan yang dibutuhkan untuk analisis stabilitas
lereng harus dikumpulkan secara berkesinambungan mengikuti kemajuan fase
penambangan dengan cara sampling dan uji laboratorium dan atau pemetaan
permukaan.
2.4.2 Historical Slope Performance
Penilaian terhadap pengalaman kelongsoran atau unjuk kerja lereng pada
masa lalu dan atau yang sedang berjalan akan sangat berguna sebagai dasar
untuk merevisi desain untuk fase penambangan selanjutnya. Penilaian itu dibuat
mencakup komponen berikut ini :
 Suatu program intensif pengumpulan data dan informasi,
 Program pemantauan kualitatif dan kuantitatif,
 Sistem pengumpulan data (data storage system) yang memungkinan
pemilihan data secara efisien dan usability-nya,
 Kompetensi dan terlatihnya petugas yang mengambil, mengumpulkan
dan menilai data (standard),
 Perubahan data secara terpadu untuk desain dan operasional
penambangan jika diperlukan.
Bagian penting dari proses ini adalah penilaian terhadap slope instability
(longsoran) yang pernah terjadi selama tambang berjalan. Secara konkritnya, jika
data longsoran dapat direkonstruksi dengan baik, maka kita dapat memverifikasi
7
7
data parameter strength of rockmass in-situ dengan pendekatan analisis balik
(back analysis).
2.4.3 Pit Wall Mapping
Pemetaan pada dinding lereng bukaan tambang dilakukan selama masa
penggalian /penambangan bertujuan untuk memperkirakan pengembangan,
sifat-sifat dan orientasi dari struktur diskontinuitas dan sifat-sifat geoteknik massa
batuan, sebagai suatu dasar untuk indikasi dari kemungkinan model longsoran
serta untuk tujuan-tujuan desain atau perbaikan desain. Pemetaan berpola
(mapping templets) apakah RMR mapping, Line mapping, atau Cell mapping,
akan membantu meyakinkan bahwa pengumpulan data pada Pit Wall mapping
dilakukan secara berulang-ulang.
2.4.4 Drill Core Logging
Logging geoteknik untuk inti (core) hasil pengeboran akan menghasilkan
data yang dibutuhkan untuk desain lereng bukaan tambang, khususnya dalam
memperkirakan rockmass strength, informasi struktur (diskontinuitas), dan
memberikan informasi kondisi batuan di belakang batas penambangan (pit
limits).
2.4.6 Seismicity dan Stress Regime
Secara geologi berdasarkan peta kegempaan Indonesia, Kalimantan
Timur tidak termasuk daerah rawan gempa dan dapat dianggap stabil dari aspek
tektonik. Sehingga faktor getaran akibat gempa dan tegangan in-situ (stress)
tidak perlu diperhitungkan. Yang perlu diperhitungkan mungkin getaran akibat
kegiatan peledakan walaupun umumnya terkontrol dan relatif kecil.
2.4.5 Hidrology atau Geohidrologi
Air permukaan yang bersumber dari air hujan umumnya akan
berpengaruh kepada permukaan lereng tambang dalam bentuk terjadi erosi
permukaan terutama jika batuan permukaan terdiri dari lapisan berpasir lemah,
atau batuan lapuk.
Sedangkan air tanah, yaitu air yang terdapat di dalam massa batuan
lereng akan berpengaruh negatif terhadap slope stability, dalam bentuk ;
 Menambah berat beban lereng akibat density batuan basah bertambah
besar,
 Menambah tekanan air pori batuan/tanah akibat adanya air tanah,
8
8
 Air tanah yang merembes ke luar (permukaan) lereng akan menyebabkan
erosi, dan dapat menyebabkan material-material lemah seperti lapisan
pasir lemah menjadi hancur (sloughing) dan atau terjadi blok-blok batuan
lepas-lepas.
Gambar 2.3
Tipe Kondisi Air Tanah
2.5 Pemodelan Dengan Finite Elemen Methode (FEM)
Yang dimaksud dengan analisis geoteknik dengan cara pemodelan
dengan FEM adalah pemodelan lereng dengan cara membagi blok lereng ke
dalam elemen-elemen mesh, di mana setiap elemen mesh dibatasi oleh node-
node yang akan dihitung data output perubahannya akibat perubahan yang
terjadi pada blok lereng.
Sebelum masuk ke analisis balik, terlebih dahulu akan dibahas sekilas
tentang pemodelan dan analisis stabilitas lereng dengan FEM,. Tahapan proses
dalam pemodelan numerik dengan FEM ini, adalah meliputi :
9
9
 Pemodelan sistem statika,
 Pemodelan batuan dan parameter geoteknik,
 Pemodelan pembebanan dan tegangan insitu,
 Penentuan kondisi batas, dan
 Validasi model.
Gambar 2.4
Back Analysis Dengan FEM
2.5.1 Pemodelan Sistem Statika
Pemodelan sistem statika adalah penggambaran keadaan sistem struktur
penampang lereng tambang yang disimulasikan, yang telah memperhitungkan
gaya dalam yang bekerja, konfigurasi jenis dan sifat-sifat batuan, struktur
diskontinuitas massa batuan dan geometri dari sistem itu sendiri. Pemodelam
sistem statika dalam hal ini menggunakan kaidah analisis regangan bidang
(plane strain), atau model analisis dalam dua dimensi. Dalam analisis ini,
regangan ke arah tegak lurus luas model (arah sumbu Y) dianggap nol, atau
dengan asumsi panjang model ke arah sumbu Y adalah tak terbatas. Oleh
karena itu analisis regangan hanya dilakukan ke arah sumbu x dan sumbu z.
2.5.2 Pemodelan Prilaku Batuan
Yang dimaksudkan pemodelan prilaku batuan adalah memilih prilaku atau
sifat khas massa batuan yang sesuai dengan kondisi massa batuan sebenarnya
yang digambarkan dalam model tersebut. Untuk tambang-tambang batubara di
Indonesia pada umumnya, massa batuan lereng dianggap berprilaku elasto-
plastik, sehingga memungkinkan dilakukan analisis dengan asumsi elastik
10
10
sampai batas terjadinya kondisi plastik pada beberapa bagian di dalam sistem
statika model tersebut. Criteria of failure yang digunakan adalah kriteria
keruntuhan geser Mohr-Coulomb untuk lapisan overburden, interburden,
batubara maupun batuan alas.
2.5.3 Input Parameter
Input parameter geoteknik yang mewakili untuk semua lapisan massa
batuan lereng model ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu; hasil
penyelidikan geoteknik permukaan untuk memperkirakan karakteristik massa
batuan, data hasil uji geoteknik di laboratorium, karakteristik umum batuan pada
tambang-tambang batubara dan penyesuaian-penyesuaian (professional
judgment). Data input parameter geoteknik untuk pemodelan FEM meliputi;
 Bobot isi,
 Modulus deformasi massa batuan (E),
 Poisson’s Ratio (ν),
 kuat tarik (σt),
 kohesi puncak (Cp),
 sudut geser dalam puncak (Φp)
 kohesi residu (C r)
 sudut geser dalam residu (Φr)
2.5.4 Tegangan In-situ
Beban yang bekerja dapat disebabkan oleh gaya gravitasi bumi dan
factor getaran. Besarnya tegangan karena pengaruh gaya gravitasi merupakan
fungsi kedalaman di bawah permukaan atas dari model dan densitas rata-rata
batuan overburden. Secara teoritis tegangan di suatu titik di dalam model dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
zzh
z
k
hg








1
.
..
Dengan keterangan :
z = Tegangan vertical,
h = Tegangan horizontal
 = Densitas batuan
g = Percepatan gravitasi
h = Kedalaman
11
11
k = Faktor tegangan
v = Poisson’s ratio
2.5.5 Kondisi Batas
Yang dimaksud dengan kondisi batas adalah kondisi yang didefinisikan
pada batas-batas model. Dalam pemodelan ini, pada sisi kiri dan kanan model
dianggap tidak terjadi lagi pergerakan ke arah horizontal model ((x = 0) dan
masih dibolehkan adanya pergerakan ke arah vertical (z  0). Sedangkan pada
titik pojok kiri dan kanan bawah model dianggap sebagai titik tetap, tidak ada
pergerakan ke arah sumbu x maupun sumbu z (x= z = 0).
2.5.6 Validasi model
Validasi model dimaksudkan sebagai upaya memeriksa kebenaran atau
validasi dari model yang dibangun, yang meliputi geometri sistem statika, batas-
batas jenis batuan, jenis batuan, parameter geoteknik massa batuan, dan
distribusi tegangan vertikal dan atau tegangan horizontal, serta beban luar yang
bekerja pada model. Distribusi tegangan vertikal yang terjadi akibat proses
konsolidasi alamiah selama proses pembentukan model tersebut di alam
dilakukan dengan cara mengeksekusi model dengan program (software FEM)
yang digunakan, yang merupakan proses konsolidasi dari sistem statika model),
yang kemudian hasilnya dicek kesesuaiannya dengan nilai tegangan teoritis.
12
12
BAB III
KESIMPULAN
Analisis geoteknik merupakan suatu study atau kajian mengenai
kondisi suatu lereng bukaan tambang untuk di desain pada tahap
perencanaan tambang sedemikian rupa sehingga memenuhi kriteria
aman yang dikaitkan dengan nilai factor keamanan (Fk). Adapun
parameter yang menjadi dasar data dalam analisis geoteknik ini seperti
bobot isi, modulus deformasi massa batuan (e), poisson’s ratio (ν), kuat
tarik (σt), kohesi puncak (cp), sudut geser dalam puncak (φp), kohesi
residu (c r) sudut geser dalam residu (φr). Sehingga dari parameter
tersebut dalam merencanakan suatu geoteknik dalam perencanaan
tambang dibutuhkan data-data dasar yang menjadi data untuk
membentuk suatu lereng bukaan tambang seperti rockmass strength
estimation, historical slope performance, pit wall mapping, drill core
logging, seismicity dan stress regime, dan hidrology atau geohidrologi.
13
13
DAFTAR PUSTAKA
Miner wahyu http//geoteknik_tambang.com, Analisis Geoteknik. Diakses Pada
Tanggal 23 Oktober 2013 Pukul 06:45 WIB (doc, online)
Anonim, http//geoteknik_pertambangan.com, Study Kemantapan Lereng Untuk
Geoteknik. Diakses Pada Tanggal 23 Oktober 2013 Pukul 06:50 WIB
(doc, online)
H. Maryanto, Kuliah Geoteknik, Pemodelan dan Analisis Slope Stability.
Universitas Islam Bandung 23 Oktober 2013.

More Related Content

What's hot

Rock mass classification system
Rock mass classification systemRock mass classification system
Rock mass classification systemSylvester Saragih
 
Evaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itmEvaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itmNando Ltoruan
 
Proposal ta injatama
Proposal ta injatamaProposal ta injatama
Proposal ta injatama
Ivanboscho
 
Bab 5 edowi fix
Bab 5 edowi fixBab 5 edowi fix
Bab 5 edowi fix
Adit Kurniadi
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
Teguh Efrianes
 
524 1351-1-pb
524 1351-1-pb524 1351-1-pb
524 1351-1-pb
SeptianAdi13
 
20835 55984-1-pb
20835 55984-1-pb20835 55984-1-pb
20835 55984-1-pb
AmdMdkr
 
konfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukkonfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucuk
Nurhadi Akbar
 
396 763-6-pb
396 763-6-pb396 763-6-pb
396 763-6-pb
AmdMdkr
 
Metode felenius
Metode feleniusMetode felenius
Metode felenius
andini rambe
 
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
ArPanjiPutra
 
2953 9144-4-pb
2953 9144-4-pb2953 9144-4-pb
2953 9144-4-pb
AmdMdkr
 
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Ricky Ramadhan
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasioilandgas24
 
Rock Mass Classification (Klasifikasi Massa Batuan)
Rock Mass Classification (Klasifikasi Massa Batuan)Rock Mass Classification (Klasifikasi Massa Batuan)
Rock Mass Classification (Klasifikasi Massa Batuan)
Andi Anriansyah
 
Aktifitas Penambangan Batubara Metode Stri Mine PT. Batubara Bukit Kendi Tanj...
Aktifitas Penambangan Batubara Metode Stri Mine PT. Batubara Bukit Kendi Tanj...Aktifitas Penambangan Batubara Metode Stri Mine PT. Batubara Bukit Kendi Tanj...
Aktifitas Penambangan Batubara Metode Stri Mine PT. Batubara Bukit Kendi Tanj...
Universitas Sriwijaya
 

What's hot (17)

Rock mass classification system
Rock mass classification systemRock mass classification system
Rock mass classification system
 
Evaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itmEvaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itm
 
Proposal ta injatama
Proposal ta injatamaProposal ta injatama
Proposal ta injatama
 
Bab 5 edowi fix
Bab 5 edowi fixBab 5 edowi fix
Bab 5 edowi fix
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
524 1351-1-pb
524 1351-1-pb524 1351-1-pb
524 1351-1-pb
 
20835 55984-1-pb
20835 55984-1-pb20835 55984-1-pb
20835 55984-1-pb
 
konfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukkonfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucuk
 
396 763-6-pb
396 763-6-pb396 763-6-pb
396 763-6-pb
 
Hitung cadangan
Hitung cadanganHitung cadangan
Hitung cadangan
 
Metode felenius
Metode feleniusMetode felenius
Metode felenius
 
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
131226 id-analisis-kestabilan-lereng-dengan-metode
 
2953 9144-4-pb
2953 9144-4-pb2953 9144-4-pb
2953 9144-4-pb
 
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasi
 
Rock Mass Classification (Klasifikasi Massa Batuan)
Rock Mass Classification (Klasifikasi Massa Batuan)Rock Mass Classification (Klasifikasi Massa Batuan)
Rock Mass Classification (Klasifikasi Massa Batuan)
 
Aktifitas Penambangan Batubara Metode Stri Mine PT. Batubara Bukit Kendi Tanj...
Aktifitas Penambangan Batubara Metode Stri Mine PT. Batubara Bukit Kendi Tanj...Aktifitas Penambangan Batubara Metode Stri Mine PT. Batubara Bukit Kendi Tanj...
Aktifitas Penambangan Batubara Metode Stri Mine PT. Batubara Bukit Kendi Tanj...
 

Similar to Lap awal analisis_geotek

GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengAyu Kuleh Putri
 
Proses Geoteknik dalam Perancanaan Lereng Tambang
Proses Geoteknik dalam Perancanaan Lereng TambangProses Geoteknik dalam Perancanaan Lereng Tambang
Proses Geoteknik dalam Perancanaan Lereng Tambang
Adi Handarbeni
 
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
Belajar50
 
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
ssuser3e37d9
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganheny novi
 
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdfAnalisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
FadhlalHarris
 
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
Belajar50
 
-PPT-Terowongan.pptxvvvggyygfffgggggggghhhhh
-PPT-Terowongan.pptxvvvggyygfffgggggggghhhhh-PPT-Terowongan.pptxvvvggyygfffgggggggghhhhh
-PPT-Terowongan.pptxvvvggyygfffgggggggghhhhh
DiniJuliaa
 
SEBUAH Studi kasus longsor tambang S.pptx
SEBUAH Studi kasus longsor tambang S.pptxSEBUAH Studi kasus longsor tambang S.pptx
SEBUAH Studi kasus longsor tambang S.pptx
HeriGeologist
 
Evaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itmEvaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itmNando Ltoruan
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
Bayu Laoli
 
22018005 wawan gl5027_psa01
22018005 wawan gl5027_psa0122018005 wawan gl5027_psa01
22018005 wawan gl5027_psa01
Wawan Septian
 
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdfLaporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Kumalagaluh
 
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANDESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
yuliadiyuliadi2
 
Time history analysis
Time history analysisTime history analysis
Time history analysis
Edi Supriyanto
 
pengeboran.docx
pengeboran.docxpengeboran.docx
pengeboran.docx
AsinKere
 
7. Survey Detail jembatan.pptx
7. Survey Detail jembatan.pptx7. Survey Detail jembatan.pptx
7. Survey Detail jembatan.pptx
BustaminSipil
 
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebingPp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
riky irawan
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
Sylvester Saragih
 

Similar to Lap awal analisis_geotek (20)

GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
 
Proses Geoteknik dalam Perancanaan Lereng Tambang
Proses Geoteknik dalam Perancanaan Lereng TambangProses Geoteknik dalam Perancanaan Lereng Tambang
Proses Geoteknik dalam Perancanaan Lereng Tambang
 
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
1.GEOTEKNIK_1_2022_genap.pdf
 
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
314547900-Analisa-Longsor-Pada-Tambang-Batubara-Terbuka.pptx
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowongan
 
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdfAnalisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
Analisis Stabilitas Lereng Pada Tambang Batubara.pdf
 
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
4 Dasar-dasar kemantapan lereng.pdf
 
-PPT-Terowongan.pptxvvvggyygfffgggggggghhhhh
-PPT-Terowongan.pptxvvvggyygfffgggggggghhhhh-PPT-Terowongan.pptxvvvggyygfffgggggggghhhhh
-PPT-Terowongan.pptxvvvggyygfffgggggggghhhhh
 
SEBUAH Studi kasus longsor tambang S.pptx
SEBUAH Studi kasus longsor tambang S.pptxSEBUAH Studi kasus longsor tambang S.pptx
SEBUAH Studi kasus longsor tambang S.pptx
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
Evaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itmEvaluasi cadangan itm
Evaluasi cadangan itm
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
22018005 wawan gl5027_psa01
22018005 wawan gl5027_psa0122018005 wawan gl5027_psa01
22018005 wawan gl5027_psa01
 
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdfLaporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
 
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANDESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
 
Time history analysis
Time history analysisTime history analysis
Time history analysis
 
pengeboran.docx
pengeboran.docxpengeboran.docx
pengeboran.docx
 
7. Survey Detail jembatan.pptx
7. Survey Detail jembatan.pptx7. Survey Detail jembatan.pptx
7. Survey Detail jembatan.pptx
 
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebingPp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
 

Recently uploaded

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
PES2018Mobile
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
UmiKalsum53666
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 

Recently uploaded (11)

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 

Lap awal analisis_geotek

  • 1. 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam membuat suatu desain tambang, diperlukan perencanaan mengenai aspek-aspek yang menyangkut operasi penambangan agar proses penambangan dapat berjalan efektif dan efisien. Salah-satu aspeknya adalah mengenai kemantapan lereng yang akan ditemukan pada saat penggalian tambang, termasuk juga untuk bendungan, jalan yang dilalui alat berat, tempat- tempat penimbunan bahan buangan (tailing disposal) dan di penimbunan bijih (stockyard). Ketika terjadi suatu kondisi lereng yang terbentuk akibat dari proses penambangan (pit slope) maupun yang merupakan sarana penunjang operasi penambangan itu tidak stabil maka kegiatan produksi akan terganggu bahkan menurun. Oleh karena itu suatu analisis kemantapan lereng merupakan suatu bagian yang penting untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap kelancaran produksi maupun terjadinya bencana yang fatal. Dalam menentukan kestabilan atau kemantapan lereng, dikenal istilah faktor keamanan (Safety Factor), yang merupakan perbandingan antara gaya – gaya yang menahan, terhadap gaya- gaya yang menggerakkan tanah tersebut. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dilakukannya praktikum mengenai analisis geoteknik ini adalah agar mahasiswa bisa merencanakan data dasar yang telah didapatkan dari data analisis geoteknik untuk suatu desain lereng bukaan tambang. 1.2.2 Tujuan Sedangkan tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu :  Mengetahui parameter apa saja dalam perhitungan analisis geoteknik  Mengetahui data-data dasar yang dibutuhkan untuk perencanaan pembukaan lereng suatu tambang.
  • 2. 2 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Geoteknik Pada dasarnya, geoteknik berasal dari ilmu mekanika yang diaplikasikan pada batuan atau penyusun kulit bumi, sednagkan mekanika merupakan ilmu mengenai mekanika dan batuan. Mekanika adalah ilmu yang mempelajari efek yang terjadi apabila suatu tekanan atau gaya dikenakan pada sebuah benda. Sedangkan, batuan adalah suatu bahan atau material yang terdiri dari satu atau lebih mineral berbeda, yang telah terkonsolidasi dan bersatu membentuk kulit bumi. Secara umum istilah mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan teoritis dan terapan, cabang dari mekanika, yang mempelajari tentang perilaku (behavior) atau respons batuan dan massa batuan bila terhadapnya dikenakan gaya atau tekanan. Dalam aplikasinya, pada pekerjaan keteknikan di dalam massa batuan, baik pekerjaan sipil (misalnya, penerowongan), maupun pertambangan (open pit, underground mining), banyak pakar menggunakan istilah geoteknik pada saat di lapangan. Inti dari ilmu geoteknik adalah kemantapan suatu lereng baik bukaan tambang maupun untuk kontruksi lainnya, sedangkan yang dimaksud geometri lereng adalah tinggi lereng dan kemiringan lereng, yang dapat dipandang sebagai lereng tunggal (single bench), lereng ganda (double benches), tripple benches, inter-ramp slope atau overall slope. Untuk suatu jenis material, makin tinggi dan makin curam sudut lereng maka makin rendah stabilitas lereng tersebut, demikian juga sebaliknya. Sehingga ini akan memperngaruhi terhadap nilai factor keamanan yang dihasilkan, hal ini dipengaruhi juga dengan kondisi batuan atau anah pada saat dilakukan bukaan tambang. 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Lereng Banyak faktor yang berpengaruh terhadap stabilitas atau kelongsoran lereng, yang menurut penulis (Gde Suratha), dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor utama, yaitu sebagai berikut:
  • 3. 3 3 a) Geometri lereng, yaitu tinggi dan kemiringan lereng. b) Sifat fisik-mekanik, kekuatan (terutama kuat geser) dan bobot isi massa batuan pembentuk lereng. c) Orientasi umum struktur diskontinuitas massa batuan lereng terhadap orientasi muka lereng bukaan tambang. d) Adanya air tanah di dalam massa batuan lereng. e) Faktor luar sistem lereng, berupa beban luar dan atau getaran (gempa bumi dan akibat peledakan tambang) Selain faktor-faktor tersebut terdapat pula factor-faktor luar yang dapat mempengaruhi suatu lereng, faktor luar yang berpengaruh terhadap stabilitas lereng tersebut dapat berupa beban statik dan beban dinamik. Beban statik, antara lain; di bagian belakang crest lereng ditempatkan alat-alat berat tambang, lokasi setling pond, dan lain-lain. Beban dinamik, dapat berupa getaran gempa bumi dan atau akibat peledakan yang kurang terkontrol, dan lain-lain. 2.3 Analisis Geoteknik Untuk Stabilitas Lereng Dalam analisis dan penentuan jenis tindakan pengamanannya, lereng batuan tidak dapat disamakan dengan lereng tanah, karena parameter material dan jenis penyebab longsor di kedua lereng tersebut sangat jauh berbeda. Tiga pendekatan utama dari analisis kemantapan lereng adalah : a) Pendekatan mekanika batuan b) Pendekatan mekanika tanah c) Pendekatan yang memakai kombinasi keduanya Analisis stabilitas lereng dilakukan terhadap model lereng dari masing- masing sektor desain dengan metode yang relevan yang umum diterima di dunia geoteknik. Menurut filosofi desain Pit Slope, diperlukan suatu level tinggi dalam penyelidikan, engineering, dan judgement agar diperoleh desain dengan level risiko yang dapat diterima. Jika kondisi massa batuan jelek (poor rock conditions), dan terdapat bangunan infra stuktur di dekatnya, maka penyelidikan geoteknik harus dilakukan dengan lebih cermat dan komprehensif.
  • 4. 4 4 Gambar 2.1 Analisis Stability (Geoteknik) Dalam Ruang Lingkup Sistem Penambangan
  • 5. 5 5 Dalam menentukan kestabilan / kemantapan lereng, dikenal istilah Faktor Keamanan (Safety Factor), yang merupakan perbandingan antara gaya – gaya yang menahan, terhadap gaya – gaya yang menggerakkan tanah tersebut. Bila faktor keamanan lebih tinggi dari satu, umumnya lereng tersebut dianggap stabil. Gambar 2.2 Langkah Penentuan FK Beberapa metoda analisis kemantapan yang dapat digunakan antara lain: a) Metoda analitik b) Metoda grafik c) Metoda keseimbangan limit d) Metoda numerik (metoda elemen hingga, elemen diskret, eleman batas. e) Teori blok f) Sistem pakar 2.4 Sumber Data Dan Informasi Suatu Analisis Geoteknik Pengendalian dokumen data geoteknik adalah aspek penting dalam pengelolaan proses desain terkait dengan Sistem Pengendalian Stabilitas Lereng (SSCS) ini. Pemetaan geoteknik di permukaan lereng umumnya dilakukan selama operasi penambangan berjalan, bertujuan untuk memperkirakan karakteristik dan kondisi massa batuan terutama perubahannya, termasuk kondisi struktur diskontinuitas massa batuan. Pemetaan yang berpola akan memudahkan dalam pengendalian untuk meyakinkan bahwa pemetaan dilakukan secara berulang-ulang mengikuti kemajuan tambang. Data dan informasi yang dubutuhkan untuk menunjang SSCS ini, meliputi; estimasi
  • 6. 6 6 rockmass strength, pengalaman unjuk kerja lereng, hasil pemetaan geoteknik permukaan, air tanah, drill core logs, sismisitas dan kondisi tegangan in-situ. 2.4.1 Rockmass Strength Estimation Proses memperkirakan nilai rockmass strength adalah hal penting dalam rock slope engineering. Penentuan berbagai nilai sifat-sifat batuan/tanah umumnya dilakukan dengan index dan atau pengujian di Laboratorium. Pengujian lab. atau lapangan hanya akan menghasilkan suatu indikasi strength batuan sebagai kekuatan batuan utuh (intack rock strength). Harus dibedakan bahwa rockmass strength umumnya lebih rendah daripada intack rock strength, karena skalanya lebih besar dan adanya struktur diskontinuitas di dalam massa batuan. Oleh karena itu, perlu pendekatan (RMR-Classification) dan judgement (professional judgement) ketika akan menggabungkan semua data-data untuk menjadi parameter input yang mewakili batuan secara massa untuk keperluan analisis slope stability. Sifat-sifat batuan yang dibutuhkan untuk analisis stabilitas lereng harus dikumpulkan secara berkesinambungan mengikuti kemajuan fase penambangan dengan cara sampling dan uji laboratorium dan atau pemetaan permukaan. 2.4.2 Historical Slope Performance Penilaian terhadap pengalaman kelongsoran atau unjuk kerja lereng pada masa lalu dan atau yang sedang berjalan akan sangat berguna sebagai dasar untuk merevisi desain untuk fase penambangan selanjutnya. Penilaian itu dibuat mencakup komponen berikut ini :  Suatu program intensif pengumpulan data dan informasi,  Program pemantauan kualitatif dan kuantitatif,  Sistem pengumpulan data (data storage system) yang memungkinan pemilihan data secara efisien dan usability-nya,  Kompetensi dan terlatihnya petugas yang mengambil, mengumpulkan dan menilai data (standard),  Perubahan data secara terpadu untuk desain dan operasional penambangan jika diperlukan. Bagian penting dari proses ini adalah penilaian terhadap slope instability (longsoran) yang pernah terjadi selama tambang berjalan. Secara konkritnya, jika data longsoran dapat direkonstruksi dengan baik, maka kita dapat memverifikasi
  • 7. 7 7 data parameter strength of rockmass in-situ dengan pendekatan analisis balik (back analysis). 2.4.3 Pit Wall Mapping Pemetaan pada dinding lereng bukaan tambang dilakukan selama masa penggalian /penambangan bertujuan untuk memperkirakan pengembangan, sifat-sifat dan orientasi dari struktur diskontinuitas dan sifat-sifat geoteknik massa batuan, sebagai suatu dasar untuk indikasi dari kemungkinan model longsoran serta untuk tujuan-tujuan desain atau perbaikan desain. Pemetaan berpola (mapping templets) apakah RMR mapping, Line mapping, atau Cell mapping, akan membantu meyakinkan bahwa pengumpulan data pada Pit Wall mapping dilakukan secara berulang-ulang. 2.4.4 Drill Core Logging Logging geoteknik untuk inti (core) hasil pengeboran akan menghasilkan data yang dibutuhkan untuk desain lereng bukaan tambang, khususnya dalam memperkirakan rockmass strength, informasi struktur (diskontinuitas), dan memberikan informasi kondisi batuan di belakang batas penambangan (pit limits). 2.4.6 Seismicity dan Stress Regime Secara geologi berdasarkan peta kegempaan Indonesia, Kalimantan Timur tidak termasuk daerah rawan gempa dan dapat dianggap stabil dari aspek tektonik. Sehingga faktor getaran akibat gempa dan tegangan in-situ (stress) tidak perlu diperhitungkan. Yang perlu diperhitungkan mungkin getaran akibat kegiatan peledakan walaupun umumnya terkontrol dan relatif kecil. 2.4.5 Hidrology atau Geohidrologi Air permukaan yang bersumber dari air hujan umumnya akan berpengaruh kepada permukaan lereng tambang dalam bentuk terjadi erosi permukaan terutama jika batuan permukaan terdiri dari lapisan berpasir lemah, atau batuan lapuk. Sedangkan air tanah, yaitu air yang terdapat di dalam massa batuan lereng akan berpengaruh negatif terhadap slope stability, dalam bentuk ;  Menambah berat beban lereng akibat density batuan basah bertambah besar,  Menambah tekanan air pori batuan/tanah akibat adanya air tanah,
  • 8. 8 8  Air tanah yang merembes ke luar (permukaan) lereng akan menyebabkan erosi, dan dapat menyebabkan material-material lemah seperti lapisan pasir lemah menjadi hancur (sloughing) dan atau terjadi blok-blok batuan lepas-lepas. Gambar 2.3 Tipe Kondisi Air Tanah 2.5 Pemodelan Dengan Finite Elemen Methode (FEM) Yang dimaksud dengan analisis geoteknik dengan cara pemodelan dengan FEM adalah pemodelan lereng dengan cara membagi blok lereng ke dalam elemen-elemen mesh, di mana setiap elemen mesh dibatasi oleh node- node yang akan dihitung data output perubahannya akibat perubahan yang terjadi pada blok lereng. Sebelum masuk ke analisis balik, terlebih dahulu akan dibahas sekilas tentang pemodelan dan analisis stabilitas lereng dengan FEM,. Tahapan proses dalam pemodelan numerik dengan FEM ini, adalah meliputi :
  • 9. 9 9  Pemodelan sistem statika,  Pemodelan batuan dan parameter geoteknik,  Pemodelan pembebanan dan tegangan insitu,  Penentuan kondisi batas, dan  Validasi model. Gambar 2.4 Back Analysis Dengan FEM 2.5.1 Pemodelan Sistem Statika Pemodelan sistem statika adalah penggambaran keadaan sistem struktur penampang lereng tambang yang disimulasikan, yang telah memperhitungkan gaya dalam yang bekerja, konfigurasi jenis dan sifat-sifat batuan, struktur diskontinuitas massa batuan dan geometri dari sistem itu sendiri. Pemodelam sistem statika dalam hal ini menggunakan kaidah analisis regangan bidang (plane strain), atau model analisis dalam dua dimensi. Dalam analisis ini, regangan ke arah tegak lurus luas model (arah sumbu Y) dianggap nol, atau dengan asumsi panjang model ke arah sumbu Y adalah tak terbatas. Oleh karena itu analisis regangan hanya dilakukan ke arah sumbu x dan sumbu z. 2.5.2 Pemodelan Prilaku Batuan Yang dimaksudkan pemodelan prilaku batuan adalah memilih prilaku atau sifat khas massa batuan yang sesuai dengan kondisi massa batuan sebenarnya yang digambarkan dalam model tersebut. Untuk tambang-tambang batubara di Indonesia pada umumnya, massa batuan lereng dianggap berprilaku elasto- plastik, sehingga memungkinkan dilakukan analisis dengan asumsi elastik
  • 10. 10 10 sampai batas terjadinya kondisi plastik pada beberapa bagian di dalam sistem statika model tersebut. Criteria of failure yang digunakan adalah kriteria keruntuhan geser Mohr-Coulomb untuk lapisan overburden, interburden, batubara maupun batuan alas. 2.5.3 Input Parameter Input parameter geoteknik yang mewakili untuk semua lapisan massa batuan lereng model ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu; hasil penyelidikan geoteknik permukaan untuk memperkirakan karakteristik massa batuan, data hasil uji geoteknik di laboratorium, karakteristik umum batuan pada tambang-tambang batubara dan penyesuaian-penyesuaian (professional judgment). Data input parameter geoteknik untuk pemodelan FEM meliputi;  Bobot isi,  Modulus deformasi massa batuan (E),  Poisson’s Ratio (ν),  kuat tarik (σt),  kohesi puncak (Cp),  sudut geser dalam puncak (Φp)  kohesi residu (C r)  sudut geser dalam residu (Φr) 2.5.4 Tegangan In-situ Beban yang bekerja dapat disebabkan oleh gaya gravitasi bumi dan factor getaran. Besarnya tegangan karena pengaruh gaya gravitasi merupakan fungsi kedalaman di bawah permukaan atas dari model dan densitas rata-rata batuan overburden. Secara teoritis tegangan di suatu titik di dalam model dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: zzh z k hg         1 . .. Dengan keterangan : z = Tegangan vertical, h = Tegangan horizontal  = Densitas batuan g = Percepatan gravitasi h = Kedalaman
  • 11. 11 11 k = Faktor tegangan v = Poisson’s ratio 2.5.5 Kondisi Batas Yang dimaksud dengan kondisi batas adalah kondisi yang didefinisikan pada batas-batas model. Dalam pemodelan ini, pada sisi kiri dan kanan model dianggap tidak terjadi lagi pergerakan ke arah horizontal model ((x = 0) dan masih dibolehkan adanya pergerakan ke arah vertical (z  0). Sedangkan pada titik pojok kiri dan kanan bawah model dianggap sebagai titik tetap, tidak ada pergerakan ke arah sumbu x maupun sumbu z (x= z = 0). 2.5.6 Validasi model Validasi model dimaksudkan sebagai upaya memeriksa kebenaran atau validasi dari model yang dibangun, yang meliputi geometri sistem statika, batas- batas jenis batuan, jenis batuan, parameter geoteknik massa batuan, dan distribusi tegangan vertikal dan atau tegangan horizontal, serta beban luar yang bekerja pada model. Distribusi tegangan vertikal yang terjadi akibat proses konsolidasi alamiah selama proses pembentukan model tersebut di alam dilakukan dengan cara mengeksekusi model dengan program (software FEM) yang digunakan, yang merupakan proses konsolidasi dari sistem statika model), yang kemudian hasilnya dicek kesesuaiannya dengan nilai tegangan teoritis.
  • 12. 12 12 BAB III KESIMPULAN Analisis geoteknik merupakan suatu study atau kajian mengenai kondisi suatu lereng bukaan tambang untuk di desain pada tahap perencanaan tambang sedemikian rupa sehingga memenuhi kriteria aman yang dikaitkan dengan nilai factor keamanan (Fk). Adapun parameter yang menjadi dasar data dalam analisis geoteknik ini seperti bobot isi, modulus deformasi massa batuan (e), poisson’s ratio (ν), kuat tarik (σt), kohesi puncak (cp), sudut geser dalam puncak (φp), kohesi residu (c r) sudut geser dalam residu (φr). Sehingga dari parameter tersebut dalam merencanakan suatu geoteknik dalam perencanaan tambang dibutuhkan data-data dasar yang menjadi data untuk membentuk suatu lereng bukaan tambang seperti rockmass strength estimation, historical slope performance, pit wall mapping, drill core logging, seismicity dan stress regime, dan hidrology atau geohidrologi.
  • 13. 13 13 DAFTAR PUSTAKA Miner wahyu http//geoteknik_tambang.com, Analisis Geoteknik. Diakses Pada Tanggal 23 Oktober 2013 Pukul 06:45 WIB (doc, online) Anonim, http//geoteknik_pertambangan.com, Study Kemantapan Lereng Untuk Geoteknik. Diakses Pada Tanggal 23 Oktober 2013 Pukul 06:50 WIB (doc, online) H. Maryanto, Kuliah Geoteknik, Pemodelan dan Analisis Slope Stability. Universitas Islam Bandung 23 Oktober 2013.