Ketiga hadits menyarankan agar seseorang melihat calon pasangan sebelum menikah untuk memastikan kesesuaian dan kecocokan. Dua hadits menyarankan agar melihat bagian tubuh calon istri yang menarik perhatian untuk dinikahi, sedangkan satu hadits lain menyarankan untuk melihat calon istri secara langsung sebelum menikah.
1. Tugas akhir semester mata kuliah Ushul Fiqh membahas daftar pertanyaan dan jawaban mengenai konsep-konsep dasar ilmu Ushul Fiqh seperti dalil-dalil syara', hubungan antara Al Qur'an dan Sunnah, serta qiyas.
Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum Islam yang bersifat praktis yang didapat dari dalil-dalil Alquran dan Hadis. Ushul Fiqh adalah ilmu yang membahas metode untuk menggali hukum Islam dari dalil-dalilnya. Tujuan Fiqh dan Ushul Fiqh adalah menerapkan hukum-hukum syariat Islam dalam kehidupan manusia dan memberikan panduan bagi hakim, mufti, dan umat Islam pada umumn
Qiyas merupakan salah satu metode penggalian hukum Islam yang digunakan untuk menetapkan hukum bagi peristiwa-peristiwa yang tidak terdapat nashnya dalam Alquran dan Hadis. Qiyas dilakukan dengan membandingkan kasus yang belum diatur dengan kasus yang sudah diatur berdasarkan kesamaan alasan hukum (illat). Metode ini diterima oleh kebanyakan mazhab, sedangkan mazhab Zahiri dan Syi'ah Imam
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
Kodifikasi hadis dimulai pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Aziz untuk menyelamatkan hadis-hadis dari kepunahan akibat hilangnya para ulama dan bercampurnya hadis sahih dan palsu. Proses kodifikasi meliputi pengumpulan, penyeleksian, dan penyusunan hadis ke dalam kitab-kitab hadis oleh para ulama. Hal ini membantu melestarikan dan mengemb
1. Tugas akhir semester mata kuliah Ushul Fiqh membahas daftar pertanyaan dan jawaban mengenai konsep-konsep dasar ilmu Ushul Fiqh seperti dalil-dalil syara', hubungan antara Al Qur'an dan Sunnah, serta qiyas.
Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum Islam yang bersifat praktis yang didapat dari dalil-dalil Alquran dan Hadis. Ushul Fiqh adalah ilmu yang membahas metode untuk menggali hukum Islam dari dalil-dalilnya. Tujuan Fiqh dan Ushul Fiqh adalah menerapkan hukum-hukum syariat Islam dalam kehidupan manusia dan memberikan panduan bagi hakim, mufti, dan umat Islam pada umumn
Qiyas merupakan salah satu metode penggalian hukum Islam yang digunakan untuk menetapkan hukum bagi peristiwa-peristiwa yang tidak terdapat nashnya dalam Alquran dan Hadis. Qiyas dilakukan dengan membandingkan kasus yang belum diatur dengan kasus yang sudah diatur berdasarkan kesamaan alasan hukum (illat). Metode ini diterima oleh kebanyakan mazhab, sedangkan mazhab Zahiri dan Syi'ah Imam
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)annisa berliana
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
Kodifikasi hadis dimulai pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Aziz untuk menyelamatkan hadis-hadis dari kepunahan akibat hilangnya para ulama dan bercampurnya hadis sahih dan palsu. Proses kodifikasi meliputi pengumpulan, penyeleksian, dan penyusunan hadis ke dalam kitab-kitab hadis oleh para ulama. Hal ini membantu melestarikan dan mengemb
Bab I membahas tentang jalan menuju iman melalui pemikiran tentang manusia, alam semesta, dan kehidupan serta hubungannya dengan penciptaan dan pembangkitan syariat. Al-Quran diyakini sebagai kalamullah karena bukti-bukti kebenarannya."
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahAnas Wibowo
Negara Islam sebenarnya belum ada di dunia saat ini. Negara-negara Muslim hanya menerapkan sebagian hukum Islam terutama di bidang keluarga, tetapi tidak sepenuhnya berdasarkan syariat Islam. Tidak ada negara yang menerapkan seluruh hukum dan kebijakan berdasarkan nash Islam.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian aqidah secara etimologi, syarak, dan terminologi serta sumber-sumber aqidah yang benar menurut manhaj salaf.
2) Dibahas pula istilah-istilah terkait aqidah, beberapa kaidah aqidah, penyimpangan aqidah beserta cara penanggulangannya.
3) Aqidah merupakan kepercayaan yang
Sidang pertama perkara cerai gugat antara Ade Kosasih sebagai penggugat dan Rosy Apriani sebagai tergugat diadakan. Majelis hakim memberikan nasihat agar para pihak berdamai namun penggugat tetap pada keputusannya. Tergugat berharap penggugat mengurungkan niat cerai. Majelis hakim memutuskan untuk memberi kesempatan mediasi terlebih dahulu yang akan dipimpin oleh Dedi S.H.
Makalah ini membahas tentang pengertian hukum Islam meliputi syariah, fiqh, ushul fiqh, mazhab, fatwa, dan qaul. Juga membahas Islam sebagai sumber norma hukum dan etika, mazhab utama dalam hukum Islam, pendekatan hukum Islam, dan kontribusi pendekatan hukum Islam dalam studi Islam.
Dokumen tersebut merangkum tentang kitab Al Ajrumiyyah yang membahas tentang tata bahasa Arab (Nahwu). Kitab ini membahas tentang tiga bagian utama bahasa Arab yaitu isim, fiil, dan huruf. Selanjutnya membahas tentang empat jenis i'rab yaitu rafa', nashab, khofadh, dan jazm beserta tanda-tandanya. Kemudian membahas tentang empat jenis yang dii'rab yaitu dengan harkah (baris
Dokumen tersebut membahas empat konsep yaitu etika, moral, akhlak dan adab. Ketiga konsep terakhir memiliki landasan norma agama sedangkan etika bersumber dari filsafat. Etika bersifat teori sedangkan moral lebih praktis dan bersifat lokal.
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tuntutan hak dalam hukum acara perdata Indonesia. Ada dua jenis tuntutan hak yaitu yang mengandung sengketa berupa gugatan dan yang tidak mengandung sengketa berupa permohonan. Gugatan melibatkan dua pihak sedangkan permohonan hanya melibatkan satu pihak. Dokumen ini juga memberikan contoh kasus perceraian untuk mengilustrasikan perbedaan gugatan dan permohonan.
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinIzzatul Ulya
Teks tersebut membahas sistem ketatanegaraan pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafa ar-Rasyidin. Pada masa Nabi, dibentuk Negara Madinah berdasarkan Piagam Madinah sebagai konstitusinya. Nabi memegang peranan sebagai kepala negara sekaligus pemimpin agama. Sistemnya menerapkan kesejahteraan dan pembagian tugas pemerintahan. Pada masa Khulafa ar-Rasyidin, sistem tersebut berkembang dengan
Dokumen tersebut membahas tentang shalat jenazah, termasuk pengertian, hukum, keutamaan, syarat-syarat, dan tata cara pelaksanaannya. Shalat jenazah dilakukan untuk melayat seorang muslim yang meninggal dunia dengan melafalkan empat takbir."
Psikologi didefinisikan sebagai studi tentang tingkah laku manusia dan hubungannya dengan lingkungan serta organisme hidup lain, khususnya tingkah laku manusia. Definisi lain menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental, struktur memori, dan perilaku manusia dan hewan. Secara umum, psikologi mempelajari gejala dan aktivitas jiwa serta interaksi antara manusia dengan lingkungann
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum IslamAnas Wibowo
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber hukum Islam yang sah, yaitu Al-Quran, sunnah Nabi, ijmak sahabat, dan qiyas. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa hukum Islam hanya berasal dari wahyu Allah, dan menyoroti Al-Quran serta sunnah sebagai dalil utama yang pasti bersumber dari wahyu.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, karakteristik, dan penggunaan larangan (al-nahy) dalam hukum Islam. Secara ringkas, al-nahy adalah tuntutan yang berisi larangan untuk melakukan suatu perbuatan, yang datang dari nash syara'. Terdapat berbagai bentuk karakteristik al-nahy dan penggunaannya dapat untuk menyatakan haram, makruh, doa, atau penjelasan akibat. Para ulama juga mer
Perbandingan Mazhab membahas perbedaan pendapat para ulama fiqh dalam berbagai masalah hukum Islam beserta dalil-dalilnya, dengan tujuan menemukan pendapat terkuat berdasarkan analisis dalil. Ilmu ini mencakup bidang ibadah, muamalah, hukum positif, dan perbandingan dengan agama lain.
Dokumen tersebut membahas 10 dalil mengenai keutamaan berdoa bersama-sama berdasarkan ayat Al-Quran dan hadis Nabi. Dalam rangkuman singkat, dokumen menjelaskan bahwa doa Nabi Musa dan Nabi Harun dijawab oleh Allah karena mereka berdoa bersama-sama, serta hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah jarang meninggalkan majlis tanpa berdoa untuk kebaikan para sahabat.
Bab I membahas tentang jalan menuju iman melalui pemikiran tentang manusia, alam semesta, dan kehidupan serta hubungannya dengan penciptaan dan pembangkitan syariat. Al-Quran diyakini sebagai kalamullah karena bukti-bukti kebenarannya."
Buku 100 Pertanyaan Top Seputar KhilafahAnas Wibowo
Negara Islam sebenarnya belum ada di dunia saat ini. Negara-negara Muslim hanya menerapkan sebagian hukum Islam terutama di bidang keluarga, tetapi tidak sepenuhnya berdasarkan syariat Islam. Tidak ada negara yang menerapkan seluruh hukum dan kebijakan berdasarkan nash Islam.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian aqidah secara etimologi, syarak, dan terminologi serta sumber-sumber aqidah yang benar menurut manhaj salaf.
2) Dibahas pula istilah-istilah terkait aqidah, beberapa kaidah aqidah, penyimpangan aqidah beserta cara penanggulangannya.
3) Aqidah merupakan kepercayaan yang
Sidang pertama perkara cerai gugat antara Ade Kosasih sebagai penggugat dan Rosy Apriani sebagai tergugat diadakan. Majelis hakim memberikan nasihat agar para pihak berdamai namun penggugat tetap pada keputusannya. Tergugat berharap penggugat mengurungkan niat cerai. Majelis hakim memutuskan untuk memberi kesempatan mediasi terlebih dahulu yang akan dipimpin oleh Dedi S.H.
Makalah ini membahas tentang pengertian hukum Islam meliputi syariah, fiqh, ushul fiqh, mazhab, fatwa, dan qaul. Juga membahas Islam sebagai sumber norma hukum dan etika, mazhab utama dalam hukum Islam, pendekatan hukum Islam, dan kontribusi pendekatan hukum Islam dalam studi Islam.
Dokumen tersebut merangkum tentang kitab Al Ajrumiyyah yang membahas tentang tata bahasa Arab (Nahwu). Kitab ini membahas tentang tiga bagian utama bahasa Arab yaitu isim, fiil, dan huruf. Selanjutnya membahas tentang empat jenis i'rab yaitu rafa', nashab, khofadh, dan jazm beserta tanda-tandanya. Kemudian membahas tentang empat jenis yang dii'rab yaitu dengan harkah (baris
Dokumen tersebut membahas empat konsep yaitu etika, moral, akhlak dan adab. Ketiga konsep terakhir memiliki landasan norma agama sedangkan etika bersumber dari filsafat. Etika bersifat teori sedangkan moral lebih praktis dan bersifat lokal.
Hukum acara perdata - Konsep dasar tuntutan hak (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tuntutan hak dalam hukum acara perdata Indonesia. Ada dua jenis tuntutan hak yaitu yang mengandung sengketa berupa gugatan dan yang tidak mengandung sengketa berupa permohonan. Gugatan melibatkan dua pihak sedangkan permohonan hanya melibatkan satu pihak. Dokumen ini juga memberikan contoh kasus perceraian untuk mengilustrasikan perbedaan gugatan dan permohonan.
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinIzzatul Ulya
Teks tersebut membahas sistem ketatanegaraan pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafa ar-Rasyidin. Pada masa Nabi, dibentuk Negara Madinah berdasarkan Piagam Madinah sebagai konstitusinya. Nabi memegang peranan sebagai kepala negara sekaligus pemimpin agama. Sistemnya menerapkan kesejahteraan dan pembagian tugas pemerintahan. Pada masa Khulafa ar-Rasyidin, sistem tersebut berkembang dengan
Dokumen tersebut membahas tentang shalat jenazah, termasuk pengertian, hukum, keutamaan, syarat-syarat, dan tata cara pelaksanaannya. Shalat jenazah dilakukan untuk melayat seorang muslim yang meninggal dunia dengan melafalkan empat takbir."
Psikologi didefinisikan sebagai studi tentang tingkah laku manusia dan hubungannya dengan lingkungan serta organisme hidup lain, khususnya tingkah laku manusia. Definisi lain menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental, struktur memori, dan perilaku manusia dan hewan. Secara umum, psikologi mempelajari gejala dan aktivitas jiwa serta interaksi antara manusia dengan lingkungann
Dalil-Dalil Syariah - Sumber-Sumber Hukum IslamAnas Wibowo
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber hukum Islam yang sah, yaitu Al-Quran, sunnah Nabi, ijmak sahabat, dan qiyas. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa hukum Islam hanya berasal dari wahyu Allah, dan menyoroti Al-Quran serta sunnah sebagai dalil utama yang pasti bersumber dari wahyu.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, karakteristik, dan penggunaan larangan (al-nahy) dalam hukum Islam. Secara ringkas, al-nahy adalah tuntutan yang berisi larangan untuk melakukan suatu perbuatan, yang datang dari nash syara'. Terdapat berbagai bentuk karakteristik al-nahy dan penggunaannya dapat untuk menyatakan haram, makruh, doa, atau penjelasan akibat. Para ulama juga mer
Perbandingan Mazhab membahas perbedaan pendapat para ulama fiqh dalam berbagai masalah hukum Islam beserta dalil-dalilnya, dengan tujuan menemukan pendapat terkuat berdasarkan analisis dalil. Ilmu ini mencakup bidang ibadah, muamalah, hukum positif, dan perbandingan dengan agama lain.
Dokumen tersebut membahas 10 dalil mengenai keutamaan berdoa bersama-sama berdasarkan ayat Al-Quran dan hadis Nabi. Dalam rangkuman singkat, dokumen menjelaskan bahwa doa Nabi Musa dan Nabi Harun dijawab oleh Allah karena mereka berdoa bersama-sama, serta hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah jarang meninggalkan majlis tanpa berdoa untuk kebaikan para sahabat.
Tugas hadits kelompok 2 membahas tentang sanad, matan, riwayat, takhrij, dan istikhraj hadits serta bentuk-bentuk hadits itu sendiri. Sanad adalah rantai perawi hadits, matan adalah isi hadits, sedangkan riwayat adalah pemindahan hadits dari guru ke murid. Takhrij dan istikhraj adalah menelusuri sanad suatu hadits dari kitab sumber. Terdapat tiga bentuk hadits yaitu qauli, fi'li, dan taq
Dokumen tersebut membahas tentang tiga konsep utama dalam Islam yaitu iman, Islam, dan taqwa. Iman dijelaskan sebagai keyakinan dalam hati terhadap Allah dan rasul-Nya. Islam dibangun atas lima rukun seperti syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan taqwa diartikan sebagai ketakutan terhadap hukuman Allah dengan menghindari larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya
Tata cara umrah_praktis_jamilatravel99jamilatravel
Tata Cara Umrah Praktis memberikan panduan singkat tentang tata cara melaksanakan ibadah umrah. Dokumen ini menjelaskan bahwa seseorang harus memakai pakaian ihram sejak miqat, baik melalui transportasi darat, laut atau udara. Jika sudah berada di dalam area miqat, berniat dari tempat tinggal. Jika naik pesawat, berniat sebelum melewati miqat. Disarankan mandi dan memakai minyak wangi sebel
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a, "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan orang-orang yang wafat mendahului kami dengan membawa iman. Dan janganlah Engkau memberikan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“ (QS. Al-Hasyr: 10)
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
1. Hadis tentang kebersihan sebagai bagian dari iman dinilai palsu karena sanadnya lemah.
2. Beberapa varian lain dari hadis tersebut juga dinilai palsu karena sanadnya lemah atau bermasalah.
3. Walaupun demikian, kebersihan tetap dianjurkan dalam Islam.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai makna ayat Alquran Ali Imran 102-103 yang mendorong umat Islam untuk selalu bertakwa kepada Allah dan mati dalam keadaan beragama Islam. Beberapa tafsir dan penjelasan diberikan oleh para sahabat dan ulama salaf mengenai arti sebenar-benar bertakwa dan mati sebagai Muslim.
Dokumen tersebut membahas tentang syafaat Nabi Muhammad SAW di hari kiamat dimana beliau akan meminta agar orang-orang yang memiliki iman, walau sekecil biji sawi, dapat masuk surga. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang kemuliaan Nabi dan syafaatnya bagi umat."
1. Komponen bahasa meliputi tata bahasa, kosakata, dan pengucapan.
2. Ada beberapa jenis hadis yang lemah karena kelemahan sanad atau matannya seperti hadis majhul, munkar, dan mu'dal.
3. Ada pula beberapa jenis hadis yang lemah karena kekurangan perawinya seperti hadis matruk, majhul, dan mubham.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang larangan bergaul dengan wanita di luar nikah berdasarkan beberapa hadis Nabi, serta larangan wanita bersolek dan memakai wewangian ketika keluar rumah menurut pandangan tokoh salaf.
Buku ini membahas tentang pentingnya tradisi tolong menolong antar sesama Muslim. Ringkasannya adalah:
1. Tolong menolong antar sesama Muslim harus dilakukan dalam kerangka kebajikan dan ketakwaan.
2. Manusia membutuhkan bantuan orang lain karena memiliki kelemahan dan ketidaksempurnaan.
3. Kesadaran akan kebutuhan dan kelebihan masing-masing akan memelihara tradisi tolong menolong.
Dokumen ini membahas tentang definisi dan hukum tajassus (spionase) menurut Islam. Tajassus didefinisikan sebagai mengorek informasi rahasia maupun terbuka, baik yang dilakukan sendiri atau melalui orang lain. Islam melarang tajassus terhadap kaum muslimin, tetapi mengijinkan terhadap kafir harbi dan mewajibkannya bagi negara. Dokumen ini juga membahas dalil-dalil Alquran dan hadits tentang lar
Dokumen tersebut membahas tentang tahlilan dalam perspektif Islam. Secara bahasa, tahlil berarti kalimat thoyibah "Laa ilaaha illallah", namun kemudian menjadi istilah untuk acara yang berisi bacaan dzikir, al-Qur'an, dan doa yang dibaca bersama untuk orang yang meninggal. Acara ini biasanya dilakukan pada hari pertama, ketiga, ketujuh, ke-40, ke-100, dan ke-1000 setelah men
Buku ini membahas prospek dan tantangan ekonomi Islam di Indonesia menjelang berlakukannya AFTA pada 2003. Krisis ekonomi dianggap sebagai fasad akibat penyimpangan dari hukum Allah dalam sistem ekonomi kapitalis, bukan musibah. Solusi yang ditawarkan bukan hanya teknis ekonomi atau politik, tetapi penggantian sistem secara keseluruhan dengan sistem ekonomi Islam.
Dokumen tersebut merupakan daftar kreditan dan deskripsi singkat mengenai buku berjudul 'Mewujudkan Kesiapan Menghadapi Tantangan' karya MR Kurnia yang mencakup informasi penulis, penyunting, penata letak, desain sampul, penerbit, dan alih format ke eBook."
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMuhammad Idris
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Muhammad Idris
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
kemampuan bahasa arab +
kemampuan berbahasa arab +
kemampuan berbicara bahasa arab +
tes kemampuan bahasa arab +
kemampuan menulis bahasa arab +
skripsi kemampuan bahasa arab +
kemampuan membaca bahasa arab +
hubungan kemampuan bahasa arab terhadap penghafalan al qur'an +
kemampuan dalam bahasa arab +
kemampuan menerjemahkan bahasa arab
kemampuan bahasa arab +
kemampuan berbahasa arab +
kemampuan berbicara bahasa arab +
tes kemampuan bahasa arab +
kemampuan menulis bahasa arab +
skripsi kemampuan bahasa arab +
kemampuan membaca bahasa arab +
hubungan kemampuan bahasa arab terhadap penghafalan al qur'an +
kemampuan dalam bahasa arab +
kemampuan menerjemahkan bahasa arab
indikator kemampuan berbicara bahasa arab
skripsi kemampuan bahasa arab
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran bahasa asing yang seharusnya lebih diarahkan pada pemberian keterampilan berkomunikasi. Dokumen juga membahas mengenai perubahan pendekatan dalam pengajaran bahasa asing di Indonesia dari behaviorisme menjadi konstruktivisme dengan menekankan penggunaan bahasa daripada struktur bahasa. Selain itu, dokumen tersebut juga membahas rendahnya kemampuan berkomunikasi d
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran bahasa asing yang seharusnya lebih diarahkan pada pemberian keterampilan berkomunikasi. Dokumen juga membahas perubahan pendekatan dalam pengajaran bahasa asing di Indonesia dari behaviorisme ke konstruktivisme dengan menekankan penggunaan bahasa daripada struktur. Selain itu, dokumen tersebut menyebutkan perlunya penggunaan materi autentik dalam pembelajaran bahasa as
Pedoman ini berisi tentang panduan penulisan karya ilmiah bagi mahasiswa program diploma di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Pedoman ini mencakup pengertian, tujuan, kriteria, dan prosedur penulisan karya ilmiah mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, penulisan laporan hingga ujian akhir. Pedoman ini bertujuan menjamin standar penulisan karya ilmiah dan memudahkan mahasiswa serta dosen dalam proses p
Tiga biografi tokoh Islam klasik dalam bidang hadits yaitu:
1. Abdullah bin Al-Mubarak, seorang ahli hadits terkemuka dan zahid dari Khorasan
2. Wakie' bin al-Jarrah, seorang hafiz besar dari Kufah
3. Abdurahman bin Mahdy, seorang imam hadits yang menjadi pegangan umat di masanya
1. KITAB NIKAH
HADITS-HADITS TENTANG NIKAH أَِحَادِیثُ فِي اَلنِّكَاح
Hadits No. 993
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai
generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu
berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat
menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan.
Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia
dapat mengendalikanmu." Muttafaq Alaihi.
عَنْ عَبْدِ اَللَّھِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنھ قَالَ لَنَا
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( یَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ
! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْیَتَزَوَّجْ , فَإِنَّھُ أَغَضُّ
لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ یَسْتَطِعْ فَعَلَیْھِ
بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّھُ لَھُ وِجَاءٌ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 994
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah memuji Allah dan
menyanjung-Nya bersabda: "Tetapi aku sholat, tidur,
berpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barangsiapa
membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku." Muttafaq
Alaihi.
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنھ ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى
الله علیھ وسلم حَمِدَ اَللَّھَ , وَأَثْنَى عَلَیْھِ , وَقَالَ :
لَكِنِّي أَنَا أُصَلِّي وَأَنَامُ , وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ , وَأَتَزَوَّجُ
اَلنِّسَاءَ , فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَیْسَ مِنِّي ) مُتَّفَقٌ
عَلَیْھِ
Hadits No. 995
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kami
berkeluarga dan sangat melarang kami membujang. Beliau
bersabda: "Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang,
sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga di
hadapan para Nabi pada hari kiamat." Riwayat Ahmad. Hadits
shahih menurut Ibnu Hibban.
وَعَنْھُ قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم
یَأْمُرُ بِالْبَاءَةِ , وَیَنْھَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَھْیًا شَدِیدًا , وَیَقُولُ
: تَزَوَّجُوا اَلْوَدُودَ اَلْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ اَلْأَنْبِیَاءَ یَوْمَ
اَلْقِیَامَةِ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَصَحَّحَھُ اِبْنُ حِبَّانَ
Hadits No. 996
Hadits itu mempunyai saksi menurut riwayat Abu Dawud,
Nasa'i dan Ibnu Hibban dari hadits Ma'qil Ibnu Yasar. وَلَھُ شَاھِدٌ : عِنْدَ أَبِي دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيِّ , وَابْنِ حِبَّانَ
أَیْضًا مِنْ حَدِیثِ مَعْقِلِ بْنِ یَسَارٍ
Hadits No. 997
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu
dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan,
dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama,
engkau akan berbahagia." Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله
علیھ وسلم قَالَ : ( تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِھَا ,
وَلِحَسَبِھَا , وَلِجَمَالِھَا , وَلِدِینِھَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّینِ
تَرِبَتْ یَدَاكَ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ مَعَ بَقِیَّةِ اَلسَّبْعَةِ
Hadits No. 998
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila mendoakan seseorang yang
nikah, beliau bersabda: "Semoga Allah memberkahimu dan
menetapkan berkah atasmu, serta mengumpulkan engkau
berdua dalam kebaikan." Riwayat Ahmad dan Imam Empat.
Hadits shahih menurut Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu
Hibban.
وَعَنْھُ ; أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله علیھ وسلم كَانَ إِذَا رَفَّأَ
إِنْسَانًا إِذَا تَزَوَّجَ قَالَ : ( بَارَكَ اَللَّھُ لَكَ , وَبَارَكَ عَلَیْكَ
, وَجَمَعَ بَیْنَكُمَا فِي خَیْرٍ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ ,
وَصَحَّحَھُ اَلتِّرْمِذِيُّ , وَابْنُ خُزَیْمَةَ , وَابْنُ حِبَّانَ
2. Hadits No. 999
Abdullah Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam mengajari kami khutbah pada suatu hajat: (artinya
= Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya,
kami meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami
berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami. Barangsiapa
mendapat hidayah Allah tak ada orang yang dapat
menyesatkannya. Barangsiapa disesatkan Allah, tak ada yang
kuasa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-
Nya dan utusan-Nya) dan membaca tiga ayat. Riwayat Ahmad
dan Imam Empat. Hadits hasan menurut Tirmidzi dan Hakim.
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّھِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنھ قَالَ : (
عَلَّمَنَا رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم اَلتَّشَھُّدَ فِي
اَلْحَاجَةِ : إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّھِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِینُھُ ,
وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّھِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ
یَھْدِهِ اَللَّھُ فَلَا مُضِلَّ لَھُ , وَأَشْھَدُ أَنْ لَا إِلَھَ إِلَّا اَللَّھُ ,
وَأَشْھَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُھُ وَیَقْرَأُ ثَلَاثَ آیَاتٍ )
رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ , وَحَسَّنَھُ اَلتِّرْمِذِيُّ , وَالْحَاكِمُ
Hadits No. 1000
Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu melamar
perempuan, jika ia bisa memandang bagian tubuhnya yang
menarik untuk dinikahi, hendaknya ia lakukan." Riwayat
Ahmad dan Abu Dawud dengan perawi-perawi yang dapat
dipercaya. Hadits shahih menurut Hakim.
وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّھِ
صلى الله علیھ وسلم ( إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ , فَإِنْ
اِسْتَطَاعَ أَنْ یَنْظُرَ مِنْھَا مَا یَدْعُوهُ إِلَى نِكَاحِھَا ,
فَلْیَفْعَلْ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَرِجَالُھُ ثِقَاتٌ ,
وَصَحَّحَھُ اَلْحَاكِمُ
Hadits No. 1001
Hadits itu mempunyai saksi dari hadits riwayat Tirmidzi dan
Nasa'i dari al-Mughirah. وَلَھُ شَاھِدٌ : عِنْدَ اَلتِّرْمِذِيِّ , وَالنَّسَائِيِّ ; عَنِ الْمُغِیرَةِ
Hadits No. 1002
Begitu pula riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari hadits
Muhammad Ibnu Maslamah. وَعِنْدَ اِبْنِ مَاجَھْ , وَابْنِ حِبَّانَ : مِنْ حَدِیثِ مُحَمَّدِ بْنِ
مَسْلَمَةَ
Hadits No. 1003
Menurut riwayat Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada
seseorang yang akan menikahi seorang wanita: "Apakah
engkau telah melihatnya?" Ia menjawab: Belum. Beliau
bersabda: "Pergi dan lihatlah dia."
وَلِمُسْلِمٍ : عَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ
صلى الله علیھ وسلم قَالَ لِرَجُلٍ تَزَوَّجَ اِمْرَأَةً :
أَنَظَرْتَ إِلَیْھَا ? قَالَ : لَا . قَالَ : اِذْھَبْ فَانْظُرْ إِلَیْھَا )
Hadits No. 1004
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah
seseorang di antara kamu melamar seseorang yang sedang
dilamar saudaranya, hingga pelamar pertama meninggalkan
atau mengizinkannya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
Bukhari.
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( لَا یَخْطُبْ بَعْضُكُمْ
عَلَى خِطْبَةِ أَخِیھِ , حَتَّى یَتْرُكَ اَلْخَاطِبُ قَبْلَھُ , أَوْ یَأْذَنَ
لَھُ اَلْخَاطِبُ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ , وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
Hadits No. 1005
Sahal Ibnu Sa'ad al-Sa'idy Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada
seorang wanita menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dan berkata: Wahai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam, aku datang untuk menghibahkan diriku pada baginda.
Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memandangnya
dengan penuh perhatian, kemudian beliau menganggukkan
kepalanya. Ketika perempuan itu mengerti bahwa beliau tidak
menghendakinya sama sekali, ia duduk. Berdirilah seorang
shahabat dan berkata: "Wahai Rasulullah, jika baginda tidak
menginginkannya, nikahkanlah aku dengannya. Beliau
bersabda: "Apakah engkau mempunyai sesuatu?" Dia
menjawab: Demi Allah tidak, wahai Rasulullah. Beliau
bersabda: "Pergilah ke keluargamu, lalu lihatlah, apakah
engkau mempunyai sesuatu." Ia pergi, kemudian kembali dam
berkata: Demi Allah, tidak, aku tidak mempunyai sesuatu.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Carilah,
وَعَنْ سَھْلِ بْنِ سَعْدٍ اَلسَّاعِدِيِّ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا-
قَالَ : ( جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اَللَّھِ صلى الله علیھ
وسلم فَقَالَتْ : یَا رَسُولَ اَللَّھِ ! جِئْتُ أَھَبُ لَكَ نَفْسِي ,
فَنَظَرَ إِلَیْھَا رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم فَصَعَّدَ
اَلنَّظَرَ فِیھَا , وَصَوَّبَھُ , ثُمَّ طَأْطَأَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله
علیھ وسلم رَأْسَھُ , فَلَمَّا رَأَتْ اَلْمَرْأَةُ أَنَّھُ لَمْ یَقْضِ
فِیھَا شَیْئًا جَلَسَتْ , فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِھِ. فَقَالَ : یَا
رَسُولَ اَللَّھِ ! إِنْ لَمْ یَكُنْ لَكَ بِھَا حَاجَةٌ فَزَوِّجْنِیھَا. قَالَ
: فَھَلْ عِنْدكَ مِنْ شَيْءٍ ? فَقَالَ : لَا , وَاَللَّھِ یَا رَسُولَ
3. walaupun hanya sebuah cincin dari besi." Ia pergi, kemudian
kembali lagi dan berkata: Demi Allah tidak ada, wahai
Rasulullah, walaupun hanya sebuah cincin dari besi, tetapi ini
kainku -Sahal berkata: Ia mempunyai selendang -yang
setengah untuknya (perempuan itu). Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apa yang engkau akan lakukan
dengan kainmu? Jika engkau memakainya, Ia tidak kebagian
apa-apa dari kain itu dan jika ia memakainya, engkau tidak
kebagian apa-apa." Lalu orang itu duduk. Setelah duduk lama,
ia berdiri. Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melihatnya berpaling, beliau memerintah untuk memanggilnya.
Setelah ia datang, beliau bertanya: "Apakah engkau
mempunyai hafalan Qur'an?" Ia menjawab: Aku hafal surat ini
dan itu. Beliau bertanya: "Apakah engkau menghafalnya di
luar kepala?" Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Pergilah,
aku telah berikan wanita itu padamu dengan hafalan Qur'an
yang engkau miliki." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
Muslim. Dalam suatu riwayat: Beliau bersabda padanya:
"berangkatlah, aku telah nikahkan ia denganmu dan ajarilah ia
al-Qur'an." Menurut riwayat Bukhari: "Aku serahkan ia
kepadamu dengan (maskawin) al-Qur'an yang telah engkau
hafal."
اَللَّھِ. فَقَالَ : اِذْھَبْ إِلَى أَھْلِكَ , فَانْظُرْ ھَلْ تَجِدُ شَیْئًا ?
فَذَھَبَ , ثُمَّ رَجَعَ ? فَقَالَ : لَا , وَاَللَّھِ یَا رَسُولَ اَللَّھِ،
مَا وَجَدْتُ شَیْئًا. فَقَالَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ
وسلم انْظُرْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِیدٍ، فَذَھَبَ، ثُمَّ رَجَعَ.
فَقَالَ : لَا وَاَللَّھِ , یَا رَسُولَ اَللَّھِ , وَلَا خَاتَمًا مِنْ حَدِیدٍ
, وَلَكِنْ ھَذَا إِزَارِي - قَالَ سَھْلٌ : مَالُھُ رِدَاءٌ - فَلَھَا
نِصْفُھُ. فَقَالَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم مَا
تَصْنَعُ بِإِزَارِكَ ? إِنْ لَبِسْتَھُ لَمْ یَكُنْ عَلَیْھَا مِنْھُ شَيْءٌ،
وَإِنْ لَبِسَتْھُ لَمْ یَكُنْ عَلَیْكَ شَيْءٌ فَجَلَسَ اَلرَّجُلُ ,
وَحَتَّى إِذَا طَالَ مَجْلِسُھُ قَامَ ; فَرَآهُ رَسُولُ اَللَّھِ صلى
الله علیھ وسلم مُوَلِّیًا , فَأَمَرَ بِھِ , فَدُعِيَ لَھُ , فَلَمَّا
جَاءَ. قَالَ : مَاذَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ? قَالَ : مَعِي
سُورَةُ كَذَا , وَسُورَةُ كَذَا , عَدَّدَھَا فَقَالَ : تَقْرَؤُھُنَّ
عَنْ ظَھْرِ قَلْبِكَ ? قَالَ : نَعَمْ , قَالَ : اِذْھَبْ , فَقَدَ
مَلَّكْتُكَھَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ , وَاللَّفْظُ
لِمُسْلِمٍ وَفِي رِوَایَةٍ لَھُ : ( اِنْطَلِقْ , فَقَدْ زَوَّجْتُكَھَا ,
فَعَلِّمْھَا مِنَ الْقُرْآنِ ) وَفِي رِوَایَةٍ لِلْبُخَارِيِّ : (
أَمْكَنَّاكَھَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ )
Hadits No. 1006
Menurut riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu beliau bersabda: "Surat apa yang engkau hafal?". Ia
menjawab: Surat al-Baqarah dan sesudahnya. Beliau
bersabda: "Berdirilah dan ajarkanlah ia dua puluh ayat."
وَلِأَبِي دَاوُدَ : عَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ قَالَ : ( مَا تَحْفَظُ ?
قَالَ : سُورَةَ اَلْبَقَرَةِ , وَاَلَّتِي تَلِیھَا. قَالَ : قُمْ فَعَلِّمْھَا
عِشْرِینَ آیَةً )
Hadits No. 1007
Dari Amir Ibnu Abdullah Ibnu al-Zubair, dari ayahnya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sebarkanlah berita pernikahan." Riwayat
Ahmad. Hadits shahih menurut Hakim.
وَعَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّھِ بْنِ اَلزُّبَیْرِ , عَنْ أَبِیھِ ; أَنَّ
رَسُولَ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم قَالَ : ( أَعْلِنُوا
اَلنِّكَاحَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَصَحَّحَھُ اَلْحَاكِمُ
Hadits No. 1008
Dari Abu Burdah Ibnu Abu Musa, dari ayahnya Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Tidak sah nikah kecuali dengan wali." Riwayat
Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu al-
Madiny, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Sebagian menilainya
hadits mursal.
وَعَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى , عَنْ أَبِیھِ قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( لَا نِكَاحَ إِلَّا بِوَلِيٍّ
) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَھُ اِبْنُ اَلْمَدِینِيِّ ,
وَاَلتِّرْمِذِيُّ , وَابْنُ حِبَّانَ , وَأُعِلَّ بِالْإِرْسَالِ
Hadits No. 1009
Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu' dari Hasan, dari
Imran Ibnu al-Hushoin: "Tidak sah nikah kecuali dengan
seorang wali dan dua orang saksi."
وَرَوَى اْلإِمَامُ أَحْمَدُ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ عِمْرَانَ ابْنِ
الْحُصَیْنِ مَرْفُوْعًا ( لاَنِكَاحَ إِلاَّ بِوَلِيٍّ وَشَاھِدَیْنِ
Hadits No. 1010
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan yang
nikah tanpa izin walinya, maka nikahnya batil. Jika sang laki-laki
telah mencampurinya, maka ia wajib membayar maskawin
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اَللَّھِ
صلى الله علیھ وسلم ( أَیُّمَا اِمْرَأَةٍ نَكَحَتْ بِغَیْرِ إِذْنِ
4. untuk kehormatan yang telah dihalalkan darinya, dan jika
mereka bertengkar maka penguasa dapat menjadi wali bagi
wanita yang tidak mempunyai wali." Dikeluarkan oleh Imam
Empat kecuali Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Uwanah,
Ibnu Hibban, dan Hakim.
وَلِیِّھَا, فَنِكَاحُھَا بَاطِلٌ, فَإِنْ دَخَلَ بِھَا فَلَھَا اَلْمَھْرُ بِمَا
اِسْتَحَلَّ مِنْ فَرْجِھَا, فَإِنِ اشْتَجَرُوا فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ
لَا وَلِيَّ لَھُ ) أَخْرَجَھُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ, وَصَحَّحَھُ
أَبُو عَوَانَةَ , وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
Hadits No. 1011
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang janda tidak
boleh dinikahkan kecuali setelah diajak berembuk dan seorang
gadis tidak boleh dinikahkan kecuali setelah diminta izinnya."
Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana izinnya?
Beliau bersabda: "Ia diam." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ أَنَّ رَسُولَ اَللَّھِ صلى
الله علیھ وسلم قَالَ : ( لَا تُنْكَحُ اَلْأَیِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ,
وَلَا تُنْكَحُ اَلْبِكْرُ حَتَّى تُسْـتَأْذَنَ قَالُوا : یَا رَسُولَ اَللَّھِ ,
وَكَیْفَ إِذْنُھَا ? قَالَ : أَنْ تَسْكُتَ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 1012
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Seorang janda lebih berhak menentukan (pilihan)
dirinya daripada walinya dan seorang gadis diajak berembuk,
dan tanda izinnya adalah diamnya." Riwayat Imam Muslim.
Dalam lafaz lain disebutkan, "Tidak ada perintah bagi wali
terhadap janda, dan anak yatim harus diajak berembuk."
Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu
Hibban.
وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنھ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله
علیھ وسلم قَالَ ( اَلثَّیِّبُ أَحَقُّ بِنَفْسِھَا مِنْ وَلِیِّھَا ,
وَالْبِكْرُ تُسْتَأْمَرُ , وَإِذْنُھَا سُكُوتُھَا ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَفِي
لَفْظٍ : ( لَیْسَ لِلْوَلِيِّ مَعَ اَلثَّیِّبِ أَمْرٌ, وَالْیَتِیمَةُ تُسْتَأْمَرُ
) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيُّ , وَصَحَّحَھُ اِبْنُ حِبَّانَ
Hadits No. 1013
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan tidak
boleh menikahkan perempuan lainnya, dan tidak boleh pula
menikahkan dirinya." Riwayat Ibnu Majah dan Daruquthni
dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya.
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( لَا تُزَوِّجُ اَلْمَرْأَةُ اَلْمَرْأَةَ,
وَلَا تُزَوِّجُ اَلْمَرْأَةُ نَفْسَھَا ) رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَھْ ,
وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ , وَرِجَالُھُ ثِقَاتٌ
Hadits No. 1014
Nafi' dari Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang perkawinan syighar.
Syighar ialah seseorang menikahkan puterinya kepada orang
lain dengan syarat orang itu menikahkan puterinya kepadanya,
dan keduanya tidak menggunakan maskawin. Muttafaq Alaihi.
Bukhari-Muslim dari jalan lain bersepakat bahwa penafsiran
"Syighar" di atas adalah dari ucapan Nafi'.
وَعَنْ نَافِعٍ , عَنْ اِبْنِ عُمَرَ قَالَ : ( نَھَى رَسُولُ اَللَّھِ
صلى الله علیھ وسلم عَنِ الشِّغَارِ ; وَالشِّغَارُ: أَنْ
یُزَوِّجَ اَلرَّجُلُ اِبْنَتَھُ عَلَى أَنْ یُزَوِّجَھُ اَلْآخَرُ اِبْنَتَھُ ,
وَلَیْسَ بَیْنَھُمَا صَدَاقٌ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ وَاتَّفَقَا مِنْ وَجْھٍ
آخَرَ عَلَى أَنَّ تَفْسِیرَ اَلشِّغَارِ مِنْ كَلَامِ نَافِعٍ
Hadits No. 1015
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang gadis
menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu bercerita
bahwa ayahnya menikahkannya dengan orang yang tidak ia
sukai. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberi
hak kepadanya untuk memilih. Riwayat Ahmad, Abu Dawud,
dan Ibnu Majah. Ada yang menilainya hadits mursal.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- ( أَنَّ جَارِیَةً
بِكْرًا أَتَتِ النَّبِيَّ صلى الله علیھ وسلم فَذَكَرَتْ: أَنَّ
أَبَاھَا زَوَّجَھَا وَھِيَ كَارِھَةٌ , فَخَیَّرَھَا اَلنَّبِيُّ صلى الله
علیھ وسلم ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَابْنُ مَاجَھْ
, وَأُعِلَّ بِالْإِرْسَالِ
Hadits No. 1016
Dari Hasan, dari Madlmarah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang perempuan
yang dinikahkan oleh dua orang wali, ia milik wali pertama."
Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits hasan menurut
Tirmidzi.
وَعَنْ اَلْحَسَنِ , عَنْ سَمُرَةَ , عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله
علیھ وسلم قَالَ : ( أَیُّمَا اِمْرَأَةٍ زَوَّجَھَا وَلِیَّانِ , فَھِيَ
لِلْأَوَّلِ مِنْھُمَا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ , وَحَسَّنَھُ
اَلتِّرْمِذِيُّ
5. Hadits No. 1017
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang budak yang menikah
tanpa izin dari tuannya atau keluarganya, maka ia dianggap
berzina." Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Hadits
shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu Hibban.
وَعَنْ جَابِرٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ
وسلم ( أَیُّمَا عَبْدٍ تَزَوَّجَ بِغَیْرِ إِذْنِ مَوَالِیھِ أَوْ أَھْلِھِ ,
فَھُوَ عَاھِرٌ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ
وَصَحَّحَھُ , وَكَذَلِكَ اِبْنُ حِبَّانَ
Hadits No. 1018
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak boleh dimadu
antara seorang perempuan dengan saudara perempuan
ayahnya dan antara seorang perempuan dengan saudara
perempuan ibunya." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله
علیھ وسلم قَالَ : ( لَا یُجْمَعُ بَیْنَ اَلْمَرْأَةِ وَعَمَّتِھَا , وَلَا
بَیْنَ اَلْمَرْأَةِ وَخَالَتِھَا ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 1019
Dari Utsman Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang yang sedang
berihram tidak boleh menikah dan menikahkan." Riwayat
Muslim. Dalam riwayatnya yang lain: "Dan tidak boleh
melamar." Ibnu Hibban menambahkan: "Dan dilamar."
وَعَنْ عُثْمَانَ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّھِ
صلى الله علیھ وسلم ( لَا یَنْكِحُ اَلْمُحْرِمُ , وَلَا یُنْكَحُ
) رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَفِي رِوَایَةٍ لَھُ : ( وَلَا یَخْطُبُ ) وَزَادَ
اِبْنُ حِبَّانَ : ( وَلَا یُخْطَبُ عَلَیْھِ )
Hadits No. 1020
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam menikahi Maimunah ketika beliau sedang
ihram. Muttafaq Alaihi.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : ( تَزَوَّجَ
اَلنَّبِيُّ صلى الله علیھ وسلم مَیْمُونَةَ وَھُوَ مُحْرِمٌ )
مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 1021
Menurut riwayat Muslim dari Maimunah sendiri: Bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menikahinya ketika beliau telah
lepas dari ihram.
وَلِمُسْلِمٍ : عَنْ مَیْمُونَةَ نَفْسِھَا ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله
علیھ وسلم تَزَوَّجَھَا وَھُوَ حَلَالٌ )
Hadits No. 1022
Dari Uqbah Ibnu Amir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya syarat yang paling patut
dipenuhi ialah syarat yang menghalalkan kemaluan untukmu."
Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( إِنَّ أَحَقَّ اَلشُّرُوطِ
أَنْ یُوَفَّى بِھِ , مَا اِسْتَحْلَلْتُمْ بِھِ اَلْفُرُوجَ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 1023
Salamah Ibnu Al-Akwa' berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam pernah memberi kelonggaran untuk nikah mut'ah
selama tiga hari pada tahun Authas (tahun penaklukan kota
Mekkah), kemudian bleiau melarangnya. Riwayat Muslim.
وَعَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ رضي الله عنھ قَالَ : (
رَخَّصَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم عَامَ أَوْطَاسٍ
فِي اَلْمُتْعَةِ , ثَلَاثَةَ أَیَّامٍ , ثُمَّ نَھَى عَنْھَا ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hadits No. 1024
Ali Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam melarang nikah mut'ah pada waktu perang khaibar.
Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ عَلَيٍّ رضي الله عنھ قَالَ : ( نَھَى رَسُولُ اَللَّھِ
صلى الله علیھ وسلم عَنْ اَلْمُتْعَةِ عَامَ خَیْبَرَ ) مُتَّفَقٌ
عَلَیْھِ
6. Hadits No. 1025
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melarang menikahi perempuan dengan
mut'ah dan memakan keledai negeri pada waktu perang
khaibar. Riwayat Imam Tujuh kecuali Abu Dawud.
وَعَنْھُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَیْھِ وَسَلَّمَ ( نَھى
عَنْ مُتْعَةِ النِّسَاءِ وَعَنْ أَكْلِ الْحُمُرِ اْلأَھْلِیَّةِ یَوْمَ خَیْبَرَ
) اخرجھ السبعة إلا أبا داود
Hadits No. 1026
Dari Rabi' Ibnu Saburah, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Aku dahulu telah mengizinkan kalian menikahi perempuan
dengan mut'ah dan sesungguhnya Allah telah mengharamkan
cara itu hingga hari kiamat. maka barangsiapa yang masih
mempunyai istri dari hasil nikah mut'ah, hendaknya ia
membebaskannya dan jangan mengambil apapun yang telah
kamu berikan padanya." Riwayat Muslim, Abu Dawud, Nasa'i,
Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban.
وَعَنْ رَبِیْعِ ابْنِ سَبُرَةَ عَنْ أَبِیْھِ رَضِيَ اللهُ عَنْھُ أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَیْھِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( إِنِّى كُنْتُ
أَذِنْتُ لَكُمْ فِى اْلإِسْتِمْتَاعِ مِنَ النِّسَاءِ وَإِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ
ذَالِكَ إِلَى یَوْمِ الْقِیَامَةِ فَمَنْ كَانَ عِنْدَهُ مِنْھُنَّ شَیْئٌ
فَلْیُحَلِّ سَبِیْلَھَا وَلاَ تَأْخُذُوْا مِمَّا أتَیْتُمُوْاھُنَّ شَیْئًا)
أَخْرَجَھُ مُسْلِمٌ وَأَبُوْا دَاوُدَ وَالنَّسَائِىُّ وَابْنُ مَاجَھُ
وَأَحْمَدُ وَابْنُ حِبَّانَ
Hadits No. 1027
Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melaknat muhallil (laki-laki yang menikahi seorang perempuan
dengan tujuan agar perempuan itu dibolehkan menikah
kembali dengan suaminya) dan muhallal lah (laki-laki yang
menyuruh muhallil untuk menikahi bekas istrinya agar istri
tersebut dibolehkan untuk dinikahinya lagi)." Riwayat Ahmad,
Nasa'i, Dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنھ قَالَ : ( لَعَنَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم اَلْمُحَلِّلَ وَالْمُحَلَّلَ لَھُ )
رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالنَّسَائِيُّ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَھُ
Hadits No. 1028
Dalam masalah ini ada hadits dari Ali yang diriwayatkan oleh
Imam Empat kecuali Nasa'i. وَفِي اَلْبَابِ : عَنْ عَلِيٍّ أَخْرَجَھُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ
Hadits No. 1029
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Orang berzina yang telah dicambuk tidak
boleh menikahi kecuali dengan wanita yang seperti dia."
Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan para perawi yang
dapat dipercaya.
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( لَا یَنْكِحُ اَلزَّانِي اَلْمَجْلُودُ
إِلَّا مِثْلَھُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَرِجَالُھُ ثِقَاتٌ
Hadits No. 1030
'Aisyah .ra berkata: ada seseorang mentalak istrinya tiga kali,
lalu wanita itu dinikahi seorang laki-laki. Lelaki itu kemudian
menceraikannya sebelum menggaulinya. Ternyata suaminya
yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka masalah
tersebut ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak boleh, sampai suami yang
terakhir merasakan manisnya perempuan itu sebagaimana
yang dirasakan oleh suami pertama." Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut Muslim.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا , قَالَتْ : ( طَلَّقَ رَجُلٌ
اِمْرَأَتَھُ ثَلَاثًا , فَتَزَوَّجَھَا رَجُلٌ , ثُمَّ طَلَّقَھَا قَبْلَ أَنْ
یَدْخُلَ بِھَا , فَأَرَادَ زَوْجُھَا أَنْ یَتَزَوَّجَھَا , فَسُئِلَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم عَنْ ذَلِكَ , فَقَالَ : لَا حَتَّى
یَذُوقَ اَلْآخَرُ مِنْ عُسَیْلَتِھَا مَا ذَاقَ اَلْأَوَّلُ ) مُتَّفَقٌ
عَلَیْھِ , وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ
BAB KAFA'AH DAN KHIYAR بَابُ اَلْكَفَاءَةِ وَالْخِیَار
Hadits No. 1031
Dari Ibnu Umar Radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Bangsa Arab itu
sama derajatnya satu sama lain dan kaum mawali (bekas
hamba yang telah dimerdekakan) sama derajatnya satu sama
lain, kecuali tukang tenung dan tukang bekam." Riwayat
Hakim dan dalam sanadnya ada kelemahan karena ada
seorang perawi yang tidak diketahui namanya. Hadits munkar
menurut Abu Hatim.
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( اَلْعَرَبُ بَعْضُھُمْ
أَكْفَاءُ بَعْضٍ , وَالْمَوَالِي بَعْضُھُمْ أَكْفَاءُ بَعْضٍ , إِلَّا
حَائِكٌ أَوْ حَجَّامٌ ) رَوَاهُ اَلْحَاكِمُ , وَفِي إِسْنَادِهِ رَاوٍ لَمْ
7. یُسَمَّ , وَاسْتَنْكَرَهُ أَبُو حَاتِمٍ
Hadits No. 1032
Hadits tersebut mempunyai hadits saksi dari riwayat al-Bazzar
dari Mu'adz Ibnu Jabal dengan sanad terputus. وَلَھُ شَاھِدٌ عِنْدَ اَلْبَزَّارِ : عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ بِسَنَدٍ
مُنْقَطِعٍ
Hadits No. 1033
Dari Fatimah Bintu Qais Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Nikahilah
Usamah." Riwayat Muslim.
وَعَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَیْسٍ ; أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله علیھ
وسلم قَالَ لَھَا : ( اِنْكِحِي أُسَامَةَ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hadits No. 1034
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hai Banu Bayadlah,
nikahilah Abu Hind, kawinlah dengannya." Dan ia adalah
tukang bekam. Riwayat Abu Dawud dan Hakim dengan sanad
yang baik.
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله
علیھ وسلم قَالَ : ( یَا بَنِي بَیَاضَةَ , أَنْكِحُوا أَبَا ھِنْدٍ ,
وَانْكِحُوا إِلَیْھِ وَكَانَ حَجَّامًا ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ ,
وَالْحَاكِمُ بِسَنَدٍ جَیِّدٍ
Hadits No. 1035
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Barirah disuruh memilih
untuk melanjutkan kekeluargaan dengan suaminya atau tidak
ketika ia merdeka. Muttafaq Alaihi -dalam hadits yang panjang.
Menurut riwayat Muslim tentang hadits Barirah: bahwa
suaminya adalah seorang budak. Menurut riwayat lain:
Suaminya orang merdeka. Namun yang pertama lebih kuat.
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu riwayat Bukhari membenarkan
bahwa ia adalah seorang budak.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا قَالَتْ : ( خُیِّرَتْ بَرِیرَةُ
عَلَى زَوْجِھَا حِینَ عَتَقَتْ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ فِي حَدِیثٍ
طَوِیلٍ. وَلِمُسْلِمٍ عَنْھَا : ( أَنَّ زَوْجَھَا كَانَ عَبْدًا ) وَفِي
رِوَایَةٍ عَنْھَا : ( كَانَ حُرا ) وَالْأَوَّلُ أَثْبَتُ وَصَحَّ عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ عِنْدَ اَلْبُخَارِيِّ ; أَنَّھُ كَانَ عَبْدًا
Hadits No. 1036
Al-Dhahhak Ibnu Fairuz al-Dailamy, dari ayahnya
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku berkata: wahai Rasulullah,
aku telah masuk Islam sedang aku mempunyai dua istri kakak
beradik. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Ceraikanlah salah seorang yang kau kehendaki."
Riwayat Ahmad dan Imam Empat kecuali Nasa'i. Hadits
shahih menurut Ibnu Hibban, Daruquthni, dan Baihaqi. ma'lul
menurut Bukhari.
وَعَنِ اَلضَّحَّاكِ بْنِ فَیْرُوزَ الدَّیْلَمِيِّ , عَنْ أَبِیھِ قَالَ : (
قُلْتُ : یَا رَسُولَ اَللَّھِ ! إِنِّي أَسْلَمْتُ وَتَحْتِي أُخْتَانِ ,
فَقَالَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم طَلِّقْ أَیَّتَھُمَا
شِئْتَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ ,
وَصَحَّحَھُ اِبْنُ حِبَّانَ , وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ , وَالْبَیْھَقِيُّ ,
وَأَعَلَّھُ اَلْبُخَارِيُّ
Hadits No. 1037
Dari Salim, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Ghalian
Ibnu Salamah masuk Islam dan ia memiliki sepuluh orang istri
yang juga masuk Islam bersamanya. Lalu Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam menyuruhnya untuk memilih empat orang
istri di antara mereka. Riwayat Ahmad dan Tirmidzi. Hadits
shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim, dan ma'lul menurut
Bukhari, Abu Zur'ah dan Abu Hatim.
وَعَنْ سَالِمٍ , عَنْ أَبِیھِ , ( أَنَّ غَیْلَانَ بْنَ سَلَمَةَ أَسْلَمَ
وَلَھُ عَشْرُ نِسْوَةٍ , فَأَسْلَمْنَ مَعَھُ , فَأَمَرَهُ اَلنَّبِيُّ صلى
الله علیھ وسلم أَنْ یَتَخَیَّرَ مِنْھُنَّ أَرْبَعًا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ
, وَاَلتِّرْمِذِيُّ , وَصَحَّحَھُ اِبْنُ حِبَّانَ , وَالْحَاكِمُ ، وَأَعَلَّھُ
اَلْبُخَارِيُّ , وَأَبُو زُرْعَةَ , وَأَبُو حَاتِمٍ
Hadits No. 1038
Ibnu Abbas berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
pernah mengembalikan puteri (angkat) beliau Zainab kepada
Abu al-Ash Ibnu Rabi' setelah enam tahun dengan akad nikah
pertama, dan beliau tidak menikahkan lagi. Riwayat Ahmad
dan Imam Empat kecuali Nasa'i. Hadits shahih menurut
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : ( رَدَّ
اَلنَّبِيُّ صلى الله علیھ وسلم اِبْنَتَھُ زَیْنَبَ عَلَى أَبِي
8. Ahmad dan Hakim. , الْعَاصِ بْنِ اَلرَّبِیعِ , بَعْدَ سِتِّ سِنِینَ بِالنِّكَاحِ اَلْأَوَّلِ
وَلَمْ یُحْدِثْ نِكَاحًا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ إِلَّا
النَّسَائِيَّ , وَصَحَّحَھُ أَحْمَدُ , وَالْحَاكِمُ
Hadits No. 1039
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengembalikan puteri beliau Zainab kepada Abu al-Ash
dengan akad nikah baru. Tirmidzi berkata: Hadits Ibnu Abbas
sanadnya lebih baik, namun yang diamalkan adalah hadits
Amar Ibnu Syu'aib.
وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَیْبٍ , عَنْ أَبِیھِ , عَنْ جَدِّهِ ( أَنَّ
اَلنَّبِيَّ صلى الله علیھ وسلم رَدَّ اِبْنَتَھُ زَیْنَبَ عَلَى أَبِي
الْعَاصِ بِنِكَاحٍ جَدِیدٍ ) قَالَ اَلتِّرْمِذِيُّ : حَدِیثُ اِبْنِ
عَبَّاسٍ أَجْوَدُ إِسْنَادًا , وَالْعَمَلُ عَلَى حَدِیثِ عَمْرِو بْنِ
شُعَیْبٍ
Hadits No. 1040
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang wanita
masuk Islam, lalu kawin. Kemudian suaminya datang dan
berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah masuk
Islam dan ia tahu keislamanku. Maka Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam mencabutnya dari suaminya yang kedua dan
mengembalikan kepada suami yang pertama. Riwayat Ahmad,
Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Ibnu
Hibban dan Hakim.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : (
أَسْلَمَتْ اِمْرَأَةٌ , فَتَزَوَّجَتْ , فَجَاءَ زَوْجُھَا , فَقَالَ : یَا
رَسُولَ اَللَّھِ ! إِنِّي كُنْتُ أَسْلَمْتُ , وَعَلِمَتْ بِإِسْلَامِي ,
فَانْتَزَعَھَا رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم مِنْ
زَوْجِھَا اَلْآخَرِ , وَرَدَّھَا إِلَى زَوْجِھَا اَلْأَوَّلِ ) رَوَاهُ
أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَابْنُ مَاجَھْ . وَصَحَّحَھُ اِبْنُ حِبَّانَ
, وَالْحَاكِمُ
Hadits No. 1041
Zaid Ibnu Ka'ab dari Ujrah, dari ayahnya berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kawin dengan Aliyah dari Banu
Ghifar. Setelah ia masuk ke dalam kamar beliau dan
menanggalkan pakaiannya, beliau melihat belang putih di
pinggulnya. Lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Pakailah pakaianmu dan pulanglah ke keluargamu." Beliau
memerintahkan agar ia diberi maskawin. Riwayat Hakim dan
dalam sanadnya ada seorang perawi yang tidak dikenal, yaitu
Jamil Ibnu Zaid. Hadits ini masih sangat dipertentangkan. Dari
Said Ibnu al-Musayyab bahwa Umar Ibnu al-Khaththab
Radliyallaahu 'anhu berkata: Laki-laki manapun yang menikah
dengan perempuan dan setelah menggaulinya ia
mendapatkan perempuan itu berkudis, gila, atau berpenyakit
kusta, maka ia harus membayar maskawin karena telah
menyentuhnya dan ia berhak mendapat gantinya dari orang
yang menipunya. Riwayat Said Ibnu Manshur, Malik, dan Ibnu
Abu Syaibah dengan perawi yang dapat dipercaya. Said juga
meriwayatkan hadits serupa dari Ali dengan tambahan: Dan
kemaluannya bertanduk, maka suaminya boleh menentukan
pilihan, jika ia telah menyentuhnya maka ia wajib membayar
maskawin kepadanya untuk menghalalkan kehormatannya.
Dari jalan Said Ibnu al-Musayyab juga, ia berkata: Umar
Radliyallaahu 'anhu menetapkan bahwa orang yang mati
kemaluannya (impoten) hendaknya ditunda (tidak dicerai)
hingga setahun. Perawi-perawinya dapat dipercaya.
وَعَنْ زَیْدِ بْنِ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ , عَنْ أَبِیھِ قَالَ : (
تَزَوَّجَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم اَلْعَالِیَةَ مِنْ
بَنِي غِفَارٍ , فَلَمَّا دَخَلَتْ عَلَیْھِ وَوَضَعَتْ ثِیَابَھَا , رَأَى
بِكَشْحِھَا بَیَاضًا فَقَالَ : اِلْبَسِي ثِیَابَكِ , وَالْحَقِي بِأَھْلِكِ
, وَأَمَرَ لَھَا بِالصَّدَاقِ ) رَوَاهُ اَلْحَاكِمُ , وَفِي إِسْنَادِهِ
جَمِیلُ بْنُ زَیْدٍ وَھُوَ مَجْھُولٌ , وَاخْتُلِفَ عَلَیْھِ فِي
شَیْخِھِ اِخْتِلَافًا كَثِیرًا. وَعَنْ سَعِیدِ بْنِ اَلْمُسَیَّبِ ; أَنَّ
عُمَرَ بْنَ اَلْخَطَّابِ رضي الله عنھ قَالَ : ( أَیُّمَا رَجُلٍ
تَزَوَّجَ اِمْرَأَةً , فَدَخَلَ بِھَا , فَوَجَدَھَا بَرْصَاءَ , أَوْ
مَجْنُونَةً , أَوْ مَجْذُومَةً , فَلَھَا اَلصَّدَاقُ بِمَسِیسِھِ إِیَّاھَا
, وَھُوَ لَھُ عَلَى مَنْ غَرَّهُ مِنْھَا ) أَخْرَجَھُ سَعِیدُ بْنُ
مَنْصُورٍ , وَمَالِكٌ , وَابْنُ أَبِي شَیْبَةَ , وَرِجَالُھُ ثِقَاتٌ.
وَرَوَى سَعِیدٌ أَیْضًا : عَنْ عَلِيٍّ نَحْوَهُ , وَزَادَ : ( وَبِھَا
قَرَنٌ , فَزَوْجُھَا بِالْخِیَارِ , فَإِنْ مَسَّھَا فَلَھَا اَلْمَھْرُ بِمَا
اِسْتَحَلَّ مِنْ فَرْجِھَا). وَمِنْ طَرِیقِ سَعِیدِ بْنِ اَلْمُسَیَّبِ
أَیْضًا قَالَ : ( قَضَى بِھِ عُمَرُ فِي اَلْعِنِّینِ , أَنْ یُؤَجَّلَ
سَنَةً، وَرِجَالُھُ ثِقَاتٌ
9. BAB PERGAULAN DENGAN ISTRI عِشْرَةِ اَلنِّسَاءِ بَابُ
Hadits No. 1042
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Terlaknatlah orang
yang menggauli istrinya di duburnya." Riwayat Abu Dawud dan
Nasa'i, dan lafadznya menurut Nasa'i. Para perawinya dapat
dipercaya namun ia dinilai mursal.
عَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّھِ
صلى الله علیھ وسلم ( مَلْعُونٌ مَنْ أَتَى اِمْرَأَةً فِي
دُبُرِھَا ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيُّ وَاللَّفْظُ لَھُ ,
وَرِجَالُھُ ثِقَاتٌ , وَلَكِنْ أُعِلَّ بِالْإِرْسَالِ
Hadits No. 1043
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah tidak akan
melihat laki-laki yang menyetubuhi seorang laki-laki atau
perempuan lewat duburnya." Riwayat Tirmidzi, Nasa'i, dan
Ibnu Hibban, namun ia dinilai mauquf.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( لَا یَنْظُرُ اَللَّھُ إِلَى
رَجُلٍ أَتَى رَجُلاً أَوْ اِمْرَأَةً فِي دُبُرِھَا ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ ,
وَالنَّسَائِيُّ , وَابْنُ حِبَّانَ , وَأُعِلَّ بِالْوَقْفِ
Hadits No. 1044
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menyakiti
tetangganya, dan hendaklah engkau sekalian melaksanakan
wasiatku untuk berbuat baik kepada para wanita. Sebab
mereka itu diciptakan dari tulang rusuk dan tulang rusuk yang
paling bengkok ialah yang paling atas. Jika engkau
meluruskannya berarti engkau mematahkannya dan jika
engkua membiarkannya, ia tetap akan bengkok. Maka
hendaklah kalian melaksanakan wasiatku untuk berbuat baik
kepada wanita." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
Bukhari. Menurut riwayat Muslim: "Jika engkau menikmatinya,
engkau dapat kenikmatan dengannya yang bengkok, dan jika
engkau meluruskannya berarti engkau mematahkannya, dan
mematahkannya adalah memcerainya."
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله
علیھ وسلم قَالَ : ( مَنْ كَانَ یُؤْمِنُ بِاَللَّھِ وَالْیَوْمِ اَلْآخِرِ
فَلَا یُؤْذِي جَارَهُ , وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَیْرًا , فَإِنَّھُنَّ
خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ , وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي اَلضِّلَعِ أَعْلَاهُ
, فَإِنْ ذَھَبْتَ تُقِیمَھُ كَسَرْتَھُ , وَإِنْ تَرَكْتَھُ لَمْ یَزَلْ
أَعْوَجَ , فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَیْرًا ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ ,
وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ. وَلِمُسْلِمٍ : ( فَإِنْ اِسْتَمْتَعْتَ بِھَا
اِسْتَمْتَعْتَ وَبِھَا عِوَجٌ , وَإِنْ ذَھَبْتَ تُقِیمُھَا كَسَرْتَھَا ,
وَكَسْرُھَا طَلَاقُھَا )
Hadits No. 1045
Jabir berkata: Kami pernah bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam dalam suatu peperangan. Ketika kami kembali ke
Madinah, kami segera untuk masuk (ke rumah guna menemui
keluarga). Maka beliau bersabda: "Bersabarlah sampai
engkau memasuki pada waktu malam -yakni waktu isya'- agar
wanita-wanita yang kusut dapat bersisir dan wanita-wanita
yang ditinggal lama dapat berhias diri." Muttafaq Alaihi.
Menurut riwayat Bukhari: "Apabila salah seorang di antara
kamu lama menghilang, janganlah ia mengetuk keluarganya
pada waktu malam."
وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنھ قَالَ : ( كُنَّا مَعَ رَسُولِ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم فِي غَزَاةٍ , فَلَمَّا قَدِمْنَا
اَلْمَدِینَةَ , ذَھَبْنَا لِنَدْخُلَ فَقَالَ : أَمْھِلُوا حَتَّى تَدْخُلُوا لَیْلًا
- یَعْنِي : عِشَاءً - لِكَيْ تَمْتَشِطَ اَلشَّعِثَةُ , وَتَسْتَحِدَّ
اَلْمَغِیبَةُ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ وَفِي رِوَایَةٍ لِلْبُخَارِيِّ : ( إِذَا
أَطَالَ أَحَدُكُمُ الْغَیْبَةَ , فَلَا یَطْرُقْ أَھْلَھُ لَیْلاً )
Hadits No. 1046
Dari Abu Said al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang yang paling
jelek derajatnya di sisi Allah pada hari kiamat ialah orang yang
bersetubuh dengan istrinya, kemudian ia membuka
rahasianya." Riwayat Muslim.
وَعَنْ أَبِي سَعِیدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( إِنَّ شَرَّ اَلنَّاسِ
مَنْزِلَةً عِنْدَ اَللَّھِ یَوْمَ اَلْقِیَامَةِ ; اَلرَّجُلُ یُفْضِي إِلَى
اِمْرَأَتِھِ وَتُفْضِي إِلَیْھِ , ثُمَّ یَنْشُرُ سِرَّھَا ) أَخْرَجَھُ
مُسْلِمٌ
10. Hadits No. 1047
Hakim Ibnu Muawiyah, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu
berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, apakah
kewajiban seseorang dari kami terhadap istrinya? Beliau
menjawab: "Engkau memberinya makan jika engkau
makan, engkau memberinya pakaian jika engkau
berpakaian, jangan memukul wajah, jangan menjelek-jelekkan,
dan jangan menemani tidur kecuali di dalam
rumah." Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, dan Ibnu
Majah. Sebagian hadits itu diriwayatkan Bukhari secara
mu'allaq dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Hakim.
وَعَنْ حَكِیمِ بْنِ مُعَاوِیَةَ , عَنْ أَبِیھِ قَالَ : ( قُلْتُ : یَا
رَسُولَ اَللَّھِ ! مَا حَقُّ زَوْجِ أَحَدِنَا عَلَیْھِ ? قَالَ :
تُطْعِمُھَا إِذَا أَكَلْتَ , وَتَكْسُوھَا إِذَا اِكْتَسَیْتَ , وَلَا
تَضْرِبِ الْوَجْھَ , وَلَا تُقَبِّحْ , وَلَا تَھْجُرْ إِلَّا فِي اَلْبَیْتِ )
رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيُّ , وَابْنُ مَاجَھْ،
وَعَلَّقَ اَلْبُخَارِيُّ بَعْضَھُ، وَصَحَّحَھُ اِبْنُ حِبَّانَ ,
وَالْحَاكِمُ
Hadits No. 1048
Jabir Ibnu Abdullah berkata: Orang Yahudi beranggapan
bahwa seorang laki-laki menyetubuhi istrinya dari
duburnya sebagai kemaluannya, maka anaknya akan
bermata juling. Lalu turunlah ayat (artinya = istrimu
adalah ladang milikmu, maka datangilah ladangmu dari
mana engkau suka). Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut Muslim.
وَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّھِ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : (
كَانَتِ الْیَھُودُ تَقُولُ : إِذَا أَتَى اَلرَّجُلُ اِمْرَأَتَھُ مِنْ دُبُرِھَا
فِي قُبُلِھَا , كَانَ اَلْوَلَدُ أَحْوَلَ . فَنَزَلَتْ : نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ
( [ لَكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ" [اَلْبَقَرَة : 223
مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ , وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ
Hadits No. 1049
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seandainya salah
seorang di antara kamu ingin menggauli istrinya lalu membaca
doa: (artinya = Dengan nama Allah, Ya Allah jauhkanlah setan
dari kami dan jauhkanlah setan dari apa yang engkau
anugerahkan pada kami), mak jika ditakdirkan dari pertemuan
keduanya itu menghasilkan anak, setan tidak akan
mengganggunya selamanya." Muttafaq Alaihi.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا
أَرَادَ أَنْ یَأْتِيَ أَھْلَھُ قَالَ : بِسْمِ اَللَّھِ . اَللَّھُمَّ جَنِّبْنَا
اَلشَّیْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّیْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا ; فَإِنَّھُ إِنْ یُقَدَّرْ
بَیْنَھُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ , لَمْ یَضُرَّهُ اَلشَّیْطَانُ أَبَدًا". )
مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 1050
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang
suami mengajak istrinya ke tempat tidur, tapi ia menolak untuk
datang, lalu sang suami marah sepanjang malam, maka para
malaikat melaknatnya (sang istri) hingga datang pagi."
Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari. Menurut
riwayat muslim disebutkan, "Yang ada dilangit murka
kepadanya hingga suaminya memaafkannya".
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله
علیھ وسلم قَالَ : ( إِذَا دَعَا اَلرَّجُلُ اِمْرَأَتَھُ إِلَى فِرَاشِھِ
فَأَبَتْ أَنْ تَجِيءَ , لَعَنَتْھَا اَلْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ ) مُتَّفَقٌ
عَلَیْھِ , وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ. وَلِمُسْلِمٍ : ( كَانَ اَلَّذِي فِي
اَلسَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَیْھَا حَتَّى یَرْضَى عَنْھَا )
Hadits No. 1051
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melaknat wanita yang memakai cemara
(rambut pasangan) dan yang meminta memakai cemara, dan
wanita yang menggambar (mentatto) kulitnya dan minta
digambar kulitnya." Muttafaq Alaihi.
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ
صلى الله علیھ وسلم لَعَنَ اَلْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ ,
وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 1052
Judzamah Bintu Wahab Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
pernah menyaksikan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
di tengah orang banyak, beliau bersabda: "Aku benar-benar
ingin melarang ghilah (menyetubuhi istri pada waktu ia hamil),
tapi aku melihat di Romawi dan Parsi orang-orang melakukan
ghilah dan hal itu tidak membahayakan anak mereka sama
sekali." Kemudian mereka bertanya kepada beliau tentang 'azl
(menumpahkan sperma di luar rahim). Maka Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Itu adalah
pembunuhan terselubung." Riwayat Muslim.
وَعَنْ جُذَامَةَ بِنْتِ وَھْبٍ -رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا- قَالَتْ : (
حَضَرْتُ رَسُولَ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم فِي أُنَاسٍ ,
وَھُوَ یَقُولُ : لَقَدْ ھَمَمْتُ أَنْ أَنْھَى عَنِ الْغِیلَةِ , فَنَظَرْتُ
فِي اَلرُّومِ وَفَارِسَ , فَإِذَا ھُمْ یُغِیلُونَ أَوْلَادَھُمْ فَلَا یَضُرُّ
ذَلِكَ أَوْلَادَھُمْ شَیْئًا ثُمَّ سَأَلُوهُ عَنِ الْعَزْلِ ? فَقَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ذَلِكَ اَلْوَأْدُ اَلْخَفِيُّ )
11. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hadits No. 1053
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa ada
seseorang berkata: Wahai Rasulullah, aku mempunyai
seorang budak perempuan, aku melakukan 'azl padanya
karena aku tidak suka ia hamil, namun aku menginginkan
sebagaimana yang diinginkan orang kebanyakan. Tapi orang
Yahudi mengatakan bahwa perbuatan 'azl adalah
pembunuhan kecil. Beliau bersabda: "Orang Yahudi bohong.
Seandainya Allah ingin menciptakan anak (dari persetubuhan
itu), engkau tidak akan mampu mengeluarkan air mani dari
luar rahim." Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i dan
Thahawy. Lafadznya menurut Abu Dawud. Para perawinya
dapat dipercaya.
وَعَنْ أَبِي سَعِیدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنھ ( أَنَّ رَجُلاً
قَالَ : یَا رَسُولَ اَللَّھِ ! إِنَّ لِي جَارِیَةً , وَأَنَا أَعْزِلُ
عَنْھَا , وَأَنَا أَكْرَهُ أَنْ تَحْمِلَ , وَأَنَا أُرِیدُ مَا یُرِیدُ
اَلرِّجَالُ , وَإِنَّ اَلْیَھُودَ تُحَدِّثُ: أَنَّ اَلْعَزْلَ المَوْؤُدَةُ
اَلصُّغْرَى قَالَ : كَذَبَتْ یَھُودُ , لَوْ أَرَادَ اَللَّھُ أَنْ یَخْلُقَھُ
مَا اِسْتَطَعْتَ أَنْ تَصْرِفَھُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ
وَاللَّفْظُ لَھُ , وَالنَّسَائِيُّ , وَاَلطَّحَاوِيُّ , وَرِجَالُھُ ثِقَاتٌ
Hadits No. 1054
Jabir berkata: Kami melakukan 'azl pada zaman Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan al-Qur'an masih diturunkan,
jika ia merupakan sesuatu yang dilarang, niscaya al-Qur'an
melarangnya pada kami. Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat
Muslim: Hal itu sampai kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dan beliau tidak melarangnya pada kami.
وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنھ قَالَ : ( كُنَّا نَعْزِلُ عَلَى
عَھْدِ رَسُولِ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم وَالْقُرْآنُ یَنْزِلُ
, وَلَوْ كَانَ شَیْئًا یُنْھَى عَنْھُ لَنَھَانَا عَنْھُ اَلْقُرْآنُ )
مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ وَلِمُسْلِمٍ : ( فَبَلَغَ ذَلِكَ نَبِيَّ اَللَّھِ صلى الله
علیھ وسلم فَلَمْ یَنْھَنَا )
Hadits No. 1055
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menggilir istri-istrinya dengan
sekali mandi. Riwayat Bukhari-Muslim dan lafadznya menurut
Muslim.
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنھ ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى
الله علیھ وسلم كَانَ یَطُوفُ عَلَى نِسَائِھِ بِغُسْلٍ وَاحِدٍ
) أَخْرَجَاهُ , وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ
BAB MASKAWIN اَلصَّدَاق بَابُ
Hadits No. 1056
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam memerdekakan Shafiyyah dan menjadikan
kemerdekaannya sebagai maskawinnya. Muttafaq Alaihi.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ , عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله علیھ وسلم
( أَنَّھُ أَعْتَقَ صَفِیَّةَ , وَجَعَلَ عِتْقَھَا صَدَاقَھَا ) مُتَّفَقٌ
عَلَیْھِ
Hadits No. 1057
Abu Salamah Ibnu Abdurrahman Radliyallaahu 'anhu berkata:
Aku bertanya kepada 'Aisyah r.a: Berapakah maskawin
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Ia berkata: Maskawin
beliau kepada istrinya ialah dua belas uqiyyah dan nasy. Ia
bertanya: Tahukah engkau apa itu nasy? Ia berkata: Aku
menjawab: Tidak. 'Aisyah berkata: Setengah uqiyyah, jadi
semuanya lima ratus dirham. Inilah maskawin Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kepada para istrinya. Riwayat
Muslim.
وَعَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ ; أَنَّھُ قَالَ : ( سَأَلْتُ
عَائِشَةَ زَوْجَ اَلنَّبِيِّ صلى الله علیھ وسلم كَمْ كَانَ
صَدَاقُ رَسُولِ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم قَالَتْ : كَانَ
صَدَاقُھُ لِأَزْوَاجِھِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ أُوقِیَّةً وَنَشا قَالَتْ :
أَتَدْرِي مَا اَلنَّشُّ ? قَالَ : قُلْتُ : لَا قَالَتْ : نِصْفُ
أُوقِیَّةٍ فَتِلْكَ خَمْسُمِائَةِ دِرْھَمٍ , فَھَذَا صَدَاقُ رَسُولِ اَللَّھِ
صلى الله علیھ وسلم لِأَزْوَاجِھِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hadits No. 1058
Ibnu Abbas berkata: Ketika Ali menikah dengan Fathimah,
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda
kepadanya: "Berikanlah sesuatu kepadanya." Ali menjawab:
Aku tidak mempunyai apa-apa. Beliau bersabda: "Mana baju
besi buatan Huthomiyyah milikmu?". Riwayat Abu Dawud dan
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : ( لَمَّا
تَزَوَّجَ عَلِيٌّ فَاطِمَةَ -عَلَیْھِمَا اَلسَّلَامُ- . قَالَ لَھُ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم أَعْطِھَا شَیْئًا , قَالَ : مَا
12. Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim. عِنْدِي شَيْءٌ . قَالَ : فَأَیْنَ دِرْعُكَ الحُطَمِیَّةُ ? ) رَوَاهُ
أَبُو دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيُّ , وَصَحَّحَھُ اَلْحَاكِمُ
Hadits No. 1059
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya,
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Siapapun perempuan yang menikah
dengan maskawin, atau pemberian, atau janji-janji sebelum
akad nikah, maka itu semua menjadi miliknya. Adapun
pemberian setelah akad nikah, maka ia menjadi milik orang
yang diberi, dan orang yang paling layak diberi pemberian
ialah puterinya atau saudara perempuannya." Riwayat Ahmad
dan Imam Empat kecuali Tirmidzi.
وَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَیْبٍ , عَنْ أَبِیھِ , عَنْ جَدِّهِ قَالَ :
قَالَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( أَیُّمَا اِمْرَأَةٍ
نَكَحَتْ عَلَى صَدَاقٍ , أَوْ حِبَاءٍ , أَوْ عِدَةٍ , قَبْلَ عِصْمَةِ
اَلنِّكَاحِ , فَھُوَ لَھَا, وَمَا كَانَ بَعْدَ عِصْمَةِ اَلنِّكَاحِ , فَھُوَ
لِمَنْ أُعْطِیَھُ, وَأَحَقُّ مَا أُكْرِمَ اَلرَّجُلُ عَلَیْھِ اِبْنَتُھُ , أَوْ
أُخْتُھُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ إِلَّا اَلتِّرْمِذِيَّ
Hadits No. 1060
Dari Alqamah, dari Ibnu Mas'ud: Bahwa dia pernah ditanya
tentang seorang laki-laki yang kawin dengan seorang
perempuan, ia belum menentukan maskawinnya dan belum
menyetubuhinya, hingga laki-laki itu meninggal dunia. Maka
Ibnu Mas'ud berkata: Ia berhak mendapat maskawin seperti
layaknya perempuan lainnya, tidak kurang dan tidak lebih, ia
wajib ber-iddah, dan memperoleh warisan. Muncullah Ma'qil
Ibnu Sinan al-Asyja'i dan berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam pernah menetapkan terhadap Bar'wa Bintu
Wasyiq -salah seorang perempuan dari kami- seperti apa yang
engkau tetapkan. Maka gembiralah Ibnu Mas'ud dengan
ucapan tersebut. Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits
shahih menurut Tirmidzi dan hasan menurut sekelompok ahli
hadits.
وَعَنْ عَلْقَمَةَ , عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنھ ( أَنَّھُ
سُئِلَ عَنْ رَجُلٍ تَزَوَّجَ اِمْرَأَةً , وَلَمْ یَفْرِضْ لَھَا صَدَاقًا
, وَلَمْ یَدْخُلْ بِھَا حَتَّى مَاتَ , فَقَالَ اِبْنُ مَسْعُودٍ : لَھَا
مِثْلُ صَدَاقِ نِسَائِھَا , لَا وَكْسَ , وَلَا شَطَطَ , وَعَلَیْھَا
اَلْعِدَّةُ , وَلَھَا اَلْمِیرَاثُ، فَقَامَ مَعْقِلُ بْنُ سِنَانٍ الْأَشْجَعِيُّ
فَقَالَ : قَضَى رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم فِي
بِرْوَعَ بِنْتِ وَاشِقٍ - اِمْرَأَةٍ مِنَّا - مِثْلَ مَا قَضَیْتَ ,
فَفَرِحَ بِھَا اِبْنُ مَسْعُودٍ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ ,
وَصَحَّحَھُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَالْجَمَاعَةُ
Hadits No. 1061
Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
memberi maskawin berupa tepung atau kurma, maka ia telah
halal (dengan wanita tersebut)." Riwayat Abu Dawud dan ia
memberi isyarat bahwa mauqufnya hadits itu lebih kuat.
وَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّھِ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- ( أَنَّ
اَلنَّبِيَّ صلى الله علیھ وسلم قَالَ : مَنْ أَعْطَى فِي
صَدَاقِ اِمْرَأَةٍ سَوِیقًا , أَوْ تَمْرًا , فَقَدْ اِسْتَحَلَّ )
أَخْرَجَھُ أَبُو دَاوُدَ , وَأَشَارَ إِلَى تَرْجِیحِ وَقْفِھِ
Hadits No. 1062
Dari Abdullah Amir Ibnu Rabi'ah, dari ayahnya, Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memperbolehkan nikah dengan seorang perempuan dengan
(maskawin) dua buah sandal. Hadits shahih riwayat Tirmidzi,
dan hal itu masih dipertentangkan.
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّھِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِیعَةَ , عَنْ أَبِیھِ ( أَنَّ
اَلنَّبِيَّ صلى الله علیھ وسلم أَجَازَ نِكَاحَ اِمْرَأَةٍ عَلَى
نَعْلَیْنِ ) أَخْرَجَھُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَھُ , وَخُولِفَ فِي
ذَلِكَ
Hadits No. 1063
Sahal Ibnu Saad Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengawinkan seorang
laki-laki dengan seorang perempuan dengan maskawin
sebuah cincin dari besi. Riwayat Hakim. Ini merupakan
potongan dari hadits panjang yang sudah lewat di permulaan
bab nikah. Ali Radliyallaahu 'anhu berkata: Maskawin itu tidak
boleh kurang dari sepuluh dirham. Hadits mauquf riwayat
Daruquthni dan sanadnya masih diperbincangkan.
وَعَنْ سَھْلِ بْنِ سَعْدٍ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : (
زَوَّجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله علیھ وسلم رَجُلاً اِمْرَأَةً بِخَاتَمٍ
مِنْ حَدِیدٍ ) أَخْرَجَھُ اَلْحَاكِمُ وَھُوَ طَرَفٌ مِنَ الْحَدِیثِ
اَلطَّوِیلِ اَلْمُتَقَدِّمِ فِي أَوَائِلِ اَلنِّكَاحِ وَعَنْ عَلَيٍّ رضي
الله عنھ قَالَ : ( لَا یَكُونُ اَلْمَھْرُ أَقَلَّ مِنْ عَشَرَةِ
دَرَاھِمَ ) أَخْرَجَھُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ مَوْقُوفًا , وَفِي سَنَدِهِ
مَقَالٌ
13. Hadits No. 1064
Dari Uqbah Ibnu Amir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sebaik-baik
maskawin ialah yang paling mudah." Riwayat Abu Dawud dan
dinilai shahih oleh Hakim.
وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله
علیھ وسلم ( خَیْرُ اَلصَّدَاقِ أَیْسَرُهُ ) أَخْرَجَھُ أَبُو
دَاوُدَ , وَصَحَّحَھُ اَلْحَاكِمُ
Hadits No. 1065
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Amrah Bintu al-Jaun
berlindung dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika
ia dipertemukan dengan beliau -yakni ketika beliau
menikahinya-. Beliau bersabda: "Engkau telah berlindung
dengan benar." Lalu beliau menceraikannya dan
memerintahkan Usamah untuk memberinya tiga potong
pakaian. Riwayat Ibnu Majah. Dalam sanad hadits itu ada
seorang perawi yang ditinggalkan ahli hadits.
وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا- ( أَنَّ عَمْرَةَ بِنْتَ
اَلْجَوْنِ تَعَوَّذَتْ مِنْ رَسُولِ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم
حِینَ أُدْخِلَتْ عَلَیْھِ - تَعْنِي: لَمَّا تَزَوَّجَھَا - فَقَالَ : لَقَدْ
عُذْتِ بِمَعَاذٍ , فَطَلَّقَھَا , وَأَمَرَ أُسَامَةَ فَمَتَّعَھَا بِثَلَاثَةِ
أَثْوَابٍ ) أَخْرَجَھُ اِبْنُ مَاجَھْ , وَفِي إِسْنَادِهِ رَاوٍ
مَتْرُوكٌ
Hadits No. 1066
Asal cerita tersebut dari kitab Shahih Bukhari dari hadits Abu
Said al-Sa'idy. وَأَصْلُ اَلْقِصَّةِ فِي اَلصَّحِیحِ مِنْ حَدِیثِ أَبِي أُسَیْدٍ
اَلسَّاعِدِيِّ
BAB WALIMAH اَلْوَلِیمَةِ ابُبَ
Hadits No. 1067
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah melihat bekas
kekuningan pada Abdurrahman Ibnu Auf. Lalu beliau
bersabda: "Apa ini?". Ia berkata: Wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku telah menikahi seorang perempuan
dengan maskawin senilai satu biji emas. Beliau bersabda:
"Semoga Allah memberkahimu, selenggarakanlah walimah
walaupun hanya dengan seekor kambing." Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut Muslim.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنھ ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى
الله علیھ وسلم رَأَى عَلَى عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَثَرَ
صُفْرَةٍ , قَالَ : مَا ھَذَا ? , قَالَ : یَا رَسُولَ اَللَّھِ ! إِنِّي
تَزَوَّجْتُ اِمْرَأَةً عَلَى وَزْنِ نَوَاةٍ مِنْ ذَھَبٍ. فَقَالَ :
فَبَارَكَ اَللَّھُ لَكَ , أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ ,
وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ
Hadits No. 1068
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di
antara kamu diundang ke walimah, hendaknya ia
menghadirinya." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim:
"Apabila salah seorang di antara kamu mengundang
saudaranya, hendaknya ia memenuhi undangan tersebut, baik
itu walimah pengantin atau semisalnya.
وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى
اَلْوَلِیمَةِ فَلْیَأْتِھَا ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ. وَلِمُسْلِمٍ : ( إِذَا دَعَا
أَحَدُكُمْ أَخَاهُ , فَلْیُجِبْ; عُرْسًا كَانَ أَوْ نَحْوَهُ )
Hadits No. 1069
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sejahat-jahatnya
makanan ialah makanan walimah, ia ditolak orang yang
datang kepadanya dan mengundang orang yang tidak
diundang. Maka barangsiapa tidak memenuhi undangan
tersebut, ia telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya."
Riwayat Muslim.
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( شَرُّ اَلطَّعَامِ طَعَامُ
اَلْوَلِیمَةِ: یُمْنَعُھَا مَنْ یَأْتِیھَا , وَیُدْعَى إِلَیْھَا مَنْ یَأْبَاھَا
, وَمَنْ لَمْ یُجِبِ اَلدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اَللَّھَ وَرَسُولَھُ )
أَخْرَجَھُ مُسْلِمٌ
14. Hadits No. 1070
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di
antara kamu diundang hendaknya ia memenuhi undangan
tersebut, jika ia sedang puasa hendaknya ia mendoakan, dan
jika ia tidak puasa hendaknya ia makan." Riwayat Muslim.
وَعَنْھُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم (
إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ فَلْیُجِبْ ; فَإِنْ كَانَ صَائِمًا فَلْیُصَلِّ ,
وَإِنْ كَانَ مُفْطِرًا فَلْیُطْعَمْ ) أَخْرَجَھُ مُسْلِمٌ أَیْضًا
Hadits No. 1071
Muslim juga meriwayatkan hadits serupa dari hadits Jabir,
beliau bersabda: "Ia boleh makan atau tidak." وَلَھُ مِنْ حَدِیثِ جَابِرٍ نَحْوُهُ . وَقَالَ : ( فَإِنْ شَاءَ طَعِمَ
وَإِنْ شَاءَ تَرَكَ )
Hadits No. 1072
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Makanan walimah
pada hari pertama adalah layak, pada hari kedua adalah
sunat, dan pada hari ketiga adalah sum'ah (ingin mendapat
pujian dan nama baik). Barangsiapa ingin mencari pujian dan
nama baik, Allah akan menjelekkan namanya." Hadits gharib
riwayat Tirmidzi. Para perawinya adalah perawi-perawi kitab
shahih Bukhari.
وَعَنْ اِبْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( طَعَامُ الْوَلِیمَةِ أَوَّلَ یَوْمٍ
حَقٌّ , وَطَعَامُ یَوْمِ اَلثَّانِي سُنَّةٌ, وَطَعَامُ یَوْمِ اَلثَّالِثِ
سُمْعَةٌ ، وِمَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللهُ بِھِ ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ
وَاسْتَغْرَبَھُ , وَرِجَالُھُ رِجَالُ اَلصَّحِیحِ
Hadits No. 1073
Ada hadits saksi riwayat Ibnu Majah dari Anas. وَلَھُ شَاھِدٌ : عَنْ أَنَسٍ عِنْدَ اِبْنِ مَاجَھْ
Hadits No. 1074
Shafiyyah Binti Syaibah Radliyallaahu 'anhu berkata:
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengadakan
walimah terhadap sebagian istrinya dengan dua mud
sya'ir. Riwayat Bukhari.
وَعَنْ صَفِیَّةَ بِنْتِ شَیْبَةَ قَالَتْ : ( أَوْلَمَ اَلنَّبِيُّ صلى الله
علیھ وسلم عَلَى بَعْضِ نِسَائِھِ بِمُدَّیْنِ مِنْ شَعِیرٍ )
أَخْرَجَھُ اَلْبُخَارِيُّ
Hadits No. 1075
Anas berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
berdiam selama tiga malam di daerah antara Khaibar dan
Madinah untuk bermalam bersama Shafiyyah (istri baru). Lalu
aku mengundang kaum muslimin menghadiri walimahnya.
Dalam walimah itu tak ada roti dan daging. Yang ada ialah
beliau menyuruh membentangkan tikar kulit. Lalu ia
dibentangkan dan di atasnya diletakkan buah kurma, susu
kering, dan samin. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
Bukhari.
وَعَنْ أَنَسٍ قَالَ : ( أَقَامَ اَلنَّبِيُّ صلى الله علیھ وسلم
بَیْنَ خَیْبَرَ وَالْمَدِینَةِ ثَلَاثَ لَیَالٍ , یُبْنَى عَلَیْھِ بِصَفِیَّةَ ,
فَدَعَوْتُ اَلْمُسْلِمِینَ إِلَى وَلِیمَتِھِ , فَمَا كَانَ فِیھَا مِنْ
خُبْزٍ وَلَا لَحْمٍ , وَمَا كَانَ فِیھَا إِلَّا أَنْ أَمَرَ بِالْأَنْطَاعِ ,
فَبُسِطَتْ , فَأُلْقِيَ عَلَیْھَا اَلتَّمْرُ , وَالْأَقِطُ , وَالسَّمْنُ. )
مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ , وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
Hadits No. 1076
Salah seorang sahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
berkata: Apabila dua orang mengundang secara bersamaan,
maka penuhilah orang yang paling dekat pintu (rumah)nya.
Jika salah seorang di antara mereka mengundang terlebih
dahulu, maka penuhilah undangan yang lebih dahulu. Riwayat
Abu Dawud dan sanadnya lemah.
وَعَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِ اَلنَّبِيِّ صلى الله علیھ وسلم
قَالَ : ( إِذَا اِجْتَمَعَ دَاعِیَانِ , فَأَجِبْ أَقْرَبَھُمَا بَابًا , فَإِنْ
سَبَقَ أَحَدُھُمَا فَأَجِبِ اَلَّذِي سَبَقَ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ ,
وَسَنَدُهُ ضَعِیفٌ
Hadits No. 1077
Dari Abu Jahnah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku tidak makan
dengan bersandar." Riwayat Bukhari.
وَعَنْ أَبِي جُحَیْفَةَ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( لَا آكُلُ مُتَّكِئًا ) رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ
15. Hadits No. 1078
Umar Ibnu Salamah berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda kepadaku: "Wahai anak muda, bacalah
bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu dan apa
yang ada di sekitarmu." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ
اَلنَّبِيُّ صلى الله علیھ وسلم ( یَا غُلَامُ ! سَمِّ اَللَّھَ ,
وَكُلْ بِیَمِینِكَ , وَكُلْ مِمَّا یَلِیكَ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 1079
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seseorang
datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam membawa
talam berisi roti bercampur kuah. beliau bersabda: "Makanlah
dari tepi-tepinya dan jangan makan dari tengahnya karena
berkah itu turun di tengahnya." Riwayat Imam Empat.
Lafadznya menurut Nasa'i dan sanadnya shahih.
وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ ; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله علیھ وسلم
أُتِيَ بِقَصْعَةٍ مِنْ ثَرِیدٍ، فَقَالَ : "كُلُوا مِنْ جَوَانِبِھَا, وَلَا
تَأْكُلُوا مِنْ وَسَطِھَا, فَإِنَّ اَلْبَرَكَةَ تَنْزِلُ فِي وَسَطِھَا )
رَوَاهُ اَلْأَرْبَعَةُ , وَھَذَا لَفْظُ النَّسَائِيِّ , وَسَنَدُهُ صَحِیحٌ
Hadits No. 1080
Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika
beliau menginginkan sesuatu, beliau memakannya dan jika
beliau tidak menyukainya, beliau meninggalkannya. Muttafaq
Alaihi.
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ قَالَ : ( مَا عَابَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم طَعَامًا قَطُّ , كَانَ إِذَا
اِشْتَھَى شَیْئًا أَكَلَھُ , وَإِنْ كَرِھَھُ تَرَكَھُ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 1081
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Janganlah kalian makan dengan tangan
kiri sebab setan itu makan dengan tangan kiri." Riwayat
Muslim.
وَعَنْ جَابِرٍ , عَنْ رَسُولِ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم
قَالَ : ( لَا تَأْكُلُوا بِالشِّمَالِ ; فَإِنَّ اَلشَّیْطَانَ یَأْكُلُ
بِالشِّمَالِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hadits No. 1082
Dari Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila salah
seorang di antara kamu minum, janganlah ia bernafas dalam
tempat air." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنھ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله
علیھ وسلم قَالَ : ( إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ , فَلَا یَتَنَفَّسْ فِي
اَلْإِنَاءِ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ
Hadits No. 1083
Abu Dawud meriwayatkan hadits serupa dari Ibnu Abbas
Radliyallaahu 'anhu dengan tambahan: "Dan meniup di
dalamnya." Hadits shahih menurut Tirmidzi.
وَلِأَبِي دَاوُدَ : عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ نَحْوُهُ , وَزَادَ : ( أَوْ
یَنْفُخْ فِیھِ ) وَصَحَّحَھُ اَلتِّرْمِذِيُّ
BAB PEMBAGIAN GILIRAN اَلْقَسْمِ بَابُ
Hadits No. 1084
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam selalu membagi giliran terhadap para istrinya
dengan adil. Beliau bersabda: "Ya Allah, inilah pembagianku
sesuai dengan yang aku miliki, maka janganlah Engkau
mencela dengan apa yang Engkau miliki dan aku tidak
memiliknya." Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut
Ibnu Hibban dan Hakim. Tirmidzi lebih menilainya sebagai
hadits mursal.
عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا- قَالَتْ : ( كَانَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم یَقْسِمُ , فَیَعْدِلُ , وَیَقُولُ :
اَللَّھُمَّ ھَذَا قَسْمِي فِیمَا أَمْلِكُ , فَلَا تَلُمْنِي فِیمَا تَمْلِكُ وَلَا
أَمْلِكُ ) رَوَاهُ اَلْأَرْبَعَةُ , وَصَحَّحَھُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ ,
وَلَكِنْ رَجَّحَ اَلتِّرْمِذِيُّ إِرْسَالَھ Hadits No. 1085
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barang siapa
memiliki dua orang istri dan ia condong kepada salah satunya,
ia akan datang pada hari kiamat dengan tubuh miring."
Riwayat Ahmad dan Imam Empat, dan sanadnya shahih.
وَعَنْ أَبِي ھُرَیْرَةَ رضي الله عنھ عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله
علیھ وسلم قَالَ : ( مَنْ كَانَتْ لَھُ اِمْرَأَتَانِ , فَمَالَ إِلَى
إِحْدَاھُمَا , جَاءَ یَوْمَ اَلْقِیَامَةِ وَشِقُّھُ مَائِلٌ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ
16. , وَالْأَرْبَعَةُ , وَسَنَدُهُ صَحِیح Hadits No. 1086
Anas Radliyallaahu 'anhu berkata: Menurut sunnah, apabila
seseorang kawin lagi dengan seorang gadis hendaknya ia
berdiam dengannya tujuh hari, kemudian membagi giliran; dan
apabila ia kawin lagi dengan seorang janda hendaknya ia
berdiam dengannya tiga hari, kemudian membagi giliran."
Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.
وَعَنْ أَنَسٍ قَالَ : ( مِنَ اَلسُّنَّةِ إِذَا تَزَوَّجَ اَلرَّجُلُ اَلْبِكْرَ
عَلَى اَلثَّیِّبِ أَقَامَ عِنْدَھَا سَبْعًا , ثُمَّ قَسَمَ , وَإِذَا تَزَوَّجَ
اَلثَّیِّبَ أَقَامَ عِنْدَھَا ثَلَاثًا , ثُمَّ قَسَمَ ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھِ ,
وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيّ Hadits No. 1087
Dari Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu bahwa ketika Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menikahinya, beliau berdiam
dengannya selama tiga hari, dan beliau bersabda:
"Sesungguhnya engkau di depan suamimu bukanlah hina, jika
engkau mau aku akan memberimu (giliran) tujuh hari, namun
jika aku memberimu tujuh hari, aku juga harus memberi tujuh
hari kepada istri-istriku." Riwayat Muslim.
وَعَنْ أُمِّ سَلَمَةَ -رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا- ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى
الله علیھ وسلم لَمَّا تَزَوَّجَھَا أَقَامَ عِنْدَھَا ثَلَاثًا , وَقَالَ :
إِنَّھُ لَیْسَ بِكِ عَلَى أَھْلِكِ ھَوَانٌ , إِنْ شِئْتِ سَبَّعْتُ لَكِ ,
وَإِنْ سَبَّعْتُ لَكِ سَبَّعْتُ لِنِسَائِي ) رَوَاهُ مُسْلِم Hadits No. 1088
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Saudah Binti Zam'ah
pernah memberikan hari gilirannya kepada 'Aisyah. Maka Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberi giliran kepada 'Aisyah
pada harinya dan pada hari Saudah. Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا- ( أَنَّ سَوْدَةَ بِنْتَ
زَمْعَةَ وَھَبَتْ یَوْمَھَا لِعَائِشَةَ , وَكَانَ اَلنَّبِيُّ صلى الله
علیھ وسلم یَقْسِمُ لِعَائِشَةَ یَوْمَھَا وَیَوْمَ سَوْدَةَ )
مُتَّفَقٌ عَلَیْھ Hadits No. 1089
Dari Urwah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam berkata: Wahai anak saudara perempuanku,
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak
mengistimewakan sebagian kami atas sebagian yang lain
dalam pembagian giliran tinggalnya bersama kami. Pada siang
hari beliau berkeliling pada kami semua dan menghampiri
setiap istri tanpa menyentuhnya hingga beliau sampai pada
istri yang menjadi gilirannya, lalu beliau bermalam padanya.
Riwayat Ahmad dan Abu Dawud, dan lafadznya menurut Abu
Dawud. Hadits shahih menurut Hakim.
وَعَنْ عُرْوَةَ قَالَ : ( قَالَتْ عَائِشَةُ : یَا اِبْنَ أُخْتِي !
كَانَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم لَا یُفَضِّلُ بَعْضَنَا
عَلَى بَعْضٍ فِي اَلْقَسْمِ مِنْ مُكْثِھِ عِنْدَنَا , وَكَانَ قَلَّ یَوْمٌ
إِلَّا وَھُوَ یَطُوفُ عَلَیْنَا جَمِیعًا , فَیَدْنُو مِنْ كُلِّ اِمْرَأَةٍ مِنْ
غَیْرِ مَسِیسٍ , حَتَّى یَبْلُغَ اَلَّتِي ھُوَ یَوْمُھَا , فَیَبِیتَ
عِنْدَھَا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ وَاللَّفْظُ لَھُ ,
وَصَحَّحَھُ اَلْحَاكِم Hadits No. 1090
Menurut riwayat Muslim bahwa 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Apabila Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
sholat Ashar, beliau berkeliling ke istri-istrinya, kemudian
menghampiri mereka. Hadits.
وَلِمُسْلِمٍ : عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا- قَالَتْ : (
كَانَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم إِذَا صَلَّى
اَلْعَصْرَ دَارَ عَلَى نِسَائِھِ , ثُمَّ یَدْنُو مِنْھُنَّ ) اَلْحَدِیث Hadits No. 1091
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bertanya ketika beliau
sakit yang menyebabkan wafatnya: "Dimana giliranku besok?".
Beliau menginginkan hari giliran 'Aisyah dan istri-istrinya
mengizinkan apa yang beliau kehendaki. Maka beliau berdiam
di tempat 'Aisyah. Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھَا- ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّھِ
صلى الله علیھ وسلم كَانَ یَسْأَلُ فِي مَرَضِھِ اَلَّذِي مَاتَ
فِیھِ : أَیْنَ أَنَا غَدًا ? , یُرِیدُ : یَوْمَ عَائِشَةَ , فَأَذِنَ لَھُ
أَزْوَاجُھُ یَكُونُ حَیْثُ شَاءَ , فَكَانَ فِي بَیْتِ عَائِشَةَ )
مُتَّفَقٌ عَلَیْھ Hadits No. 1092
'وَعَنْھَا قَالَتْ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم
Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bila ingin bepergian, beliau mengundi antara
istri-إِذَا أَرَادَ سَفَرًا أَقْرَعَ بَیْنَ نِسَائِھِ , فَأَیَّتُھُنَّ خَرَجَ سَھْمُھَا
istrinya, maka siapa yang undiannya keluar, beliau keluar
bersamanya. Muttafaq Alaihi.
17. , خَرَجَ بِھَا ) مُتَّفَقٌ عَلَیْھ Hadits No. 1093
Dari Abdullah Ibnu Zam'ah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Janganlah seseorang di antara kamu memukul istrinya seperti
ia memukul budak." riwayat Bukhari.
وَعَنْ عَبْدِ اَللَّھِ بْنِ زَمْعَةَ رضي الله عنھ قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( لَا یَجْلِدُ أَحَدُكُمْ
اِمْرَأَتَھُ جَلْدَ اَلْعَبْدِ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيّ
BAB KHULU' اَلْخُلْعِ بَابُ
Hadits No. 1094
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa istri Tsabit Ibnu
Qais menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan
berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak mencela Tsabit Ibnu
Qais, namun aku tidak suka durhaka (kepada suami) setelah
masuk Islam. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Apakah engkau mau mengembalikan kebun
kepadanya?". Ia menjawab: Ya. Maka Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda (kepada Tsabit Ibnu Qais):
"Terimalah kebun itu dan ceraikanlah ia sekali talak." Riwayat
Bukhari. Dalam riwayatnya yang lain: Beliau menyuruh untuk
menceraikannya.
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- ( أَنَّ اِمْرَأَةَ
ثَابِتِ بْنِ قَیْسٍ أَتَتْ اَلنَّبِيَّ صلى الله علیھ وسلم فَقَالَتْ
: یَا رَسُولَ اَللَّھِ ! ثَابِتُ بْنُ قَیْسٍ مَا أَعِیبُ عَلَیْھِ فِي
خُلُقٍ وَلَا دِینٍ , وَلَكِنِّي أَكْرَهُ اَلْكُفْرَ فِي اَلْإِسْلَامِ , قَالَ
رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم أَتَرُدِّینَ عَلَیْھِ
حَدِیقَتَھُ ? , قَالَتْ : نَعَمْ قَالَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى الله
علیھ وسلم اِقْبَلِ اَلْحَدِیقَةَ , وَطَلِّقْھَا تَطْلِیقَةً ) رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ وَفِي رِوَایَةٍ لَھُ : ( وَأَمَرَهُ بِطَلَاقِھَا )
Hadits No. 1095
Menurut riwayat Abu Dawud dan hadits hasan Tirmidzi: bahwa
istri Tsabit Ibnu Qais meminta cerai kepada beliau, lalu beliau
menetapkan masa iddahnya satu kali masa haid.
وَلِأَبِي دَاوُدَ , وَاَلتِّرْمِذِيِّ وَحَسَّنَھُ : ( أَنَّ اِمْرَأَةَ ثَابِتِ
بْنِ قَیْسٍ اِخْتَلَعَتْ مِنْھُ , فَجَعَلَ اَلنَّبِيُّ صلى الله علیھ
وسلم عِدَّتَھَا حَیْضَةً )
Hadits No. 1096
Menurut riwayat Ibnu Majah dari Syu'aib, dari ayahnya, dari
kakeknya, r.a: Bahwa Tsabit Ibnu Qais itu jelek rupanya, dan
istrinya berkata: Seandainya aku tidak takut murka Allah, jika
ia masuk ke kamarku, aku ludahi wajahnya.
وَفِي رِوَایَةِ عَمْرِوِ بْنِ شُعَیْبٍ , عَنْ أَبِیھِ , عَنْ جَدِّهِ
عِنْدَ اِبْنِ مَاجَھْ : ( أَنَّ ثَابِتَ بْنَ قَیْسٍ كَانَ دَمِیمً ا وَأَنَّ
اِمْرَأَتَھُ قَالَتْ : لَوْلَا مَخَافَةُ اَللَّھِ إِذَا دَخَلَ عَلَيَّ لَبَسَقْتُ
فِي وَجْھِھِ )
Hadits No. 1097
Menurut riwayat Ahmad dari haditsh Sahal Ibnu Abu Hatsmah:
Itu adalah permintaan cerai yang pertama dalam Islam. وَلِأَحْمَدَ : مِنْ حَدِیثِ سَھْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ : ( وَكَانَ
ذَلِكَ أَوَّلَ خُلْعٍ فِي اَلْإِسْلَامِ
BAB THALAQ بَابُ اَلطَّلَاقِ
Hadits No. 1098
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perbuatan halal
yang paling dibenci Allah ialah cerai." Riwayat Abu Dawud dan
Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Hakim. Abu Hatim lebih
menilainya hadits mursal.
عَنِ اِبْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم ( أَبْغَضُ اَلْحَلَالِ عِنْدَ اَللَّھِ
اَلطَّلَاقُ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ , وَابْنُ مَاجَھْ , وَصَحَّحَھُ
اَلْحَاكِمُ , وَرَجَّحَ أَبُو حَاتِمٍ إِرْسَالَھُ
18. Hadits No. 1099
Dari Ibnu Umar bahwa ia menceraikan istrinya ketika sedang
haid pada zaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
Lalu Umar menanyakan hal itu kepada Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam dan beliau bersabda: "Perintahkan agar ia
kembali padanya, kemudian menahannya hingga masa suci,
lalu masa haid dan suci lagi. Setelah itu bila ia menghendaki,
ia boleh menahannya terus menjadi istrinya atau
menceraikannya sebelum bersetubuh dengannya. Itu adalah
masa iddahnya yang diperintahkan Allah untuk menceraikan
Allah untuk menceraikan istri." Muttafaq Alaihi.
وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا ( أَنَّھُ طَلَّقَ
اِمْرَأَتَھُ - وَھِيَ حَائِضٌ - فِي عَھْدِ رَسُولِ اَللَّھِ صلى
الله علیھ وسلم فَسَأَلَ عُمَرُ رَسُولَ اَللَّھِ صلى الله
علیھ وسلم عَنْ ذَلِكَ ? فَقَالَ : مُرْهُ فَلْیُرَاجِعْھَا , ثُمَّ
لْیُمْسِكْھَا حَتَّى تَطْھُرَ , ثُمَّ تَحِیضَ , ثُمَّ تَطْھُرَ , ثُمَّ إِنْ
شَاءَ أَمْسَكَ بَعْدُ , وَإِنْ شَاءَ طَلَّقَ بَعْدَ أَنْ یَمَسَّ , فَتِلْكَ
اَلْعِدَّةُ اَلَّتِي أَمَرَ اَللَّھُ أَنْ تُطَلَّقَ لَھَا اَلنِّسَاءُ ) مُتَّفَقٌ
عَلَیْھِ
Hadits No. 1100
Menurut riwayat Muslim: "Perintahkan ia agar kembali
kepadanya, kemudian menceraikannya ketika masa suci atau
hamil."
وَفِي رِوَایَةٍ لِمُسْلِمٍ : ( مُرْهُ فَلْیُرَاجِعْھَا, ثُمَّ لْیُطَلِّقْھَا
طَاھِرًا أَوْ حَامِلًا )
Hadits No. 1101
Menurut riwayat Bukhari yang lain: "Dan dianggap sekali
talak." وَفِي رِوَایَةٍ أُخْرَى لِلْبُخَارِيِّ : ( وَحُسِبَتْ عَلَیْھِ
تَطْلِیقَةً )
Hadits No. 1102
Menurut riwayat Muslim, Ibnu Umar berkata (kepada orang
yang bertanya kepadanya): Jika engkau mencerainya dengan
sekali atau dua kali talak, maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam menyuruhku untuk kembali kepadanya, kemudian
aku menahannya hingga sekali masa haid lagi, lalu aku
menahannya hingga masa suci, kemudian baru
menceraikannya sebelum menyetubuhinya. Jika engkau
menceraikannya dengan tiga talak, maka engkau telah
durhaka kepada Tuhanmu tentang cara menceraikan istri yang
Ia perintahkan kepadamu.
وَفِي رِوَایَةٍ لِمُسْلِمٍ : قَالَ اِبْنُ عُمَرَ : ( أَمَّا أَنْتَ
طَلَّقْتَھَا وَاحِدَةً أَوْ اِثْنَتَیْنِ ; فَإِنَّ رَسُولَ اَللَّھِ صلى الله
علیھ وسلم أَمَرَنِي أَنْ أُرَاجِعَھَا , ثُمَّ أُمْھِلَھَا حَتَّى
تَحِیضَ حَیْضَةً أُخْرَى , وَأَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَھَا ثَلَاثًا , فَقَدْ
عَصَیْتَ رَبَّكَ فِیمَا أَمَرَكَ مِنْ طَلَاقِ اِمْرَأَتِكَ )
Hadits No. 1103
Menurut suatu riwayat lain bahwa Abdullah Ibnu Umar berkata:
Lalu beliau mengembalikan kepadaku dan tidak menganggap
apa=apa (talak tersebut). Beliau bersabda: "Bila ia telah suci,
ia boleh menceraikannya atau menahannya.
وَفِي رِوَایَةٍ أُخْرَى : قَالَ عَبْدُ اَللَّھِ بْنُ عُمَرَ : ( فَرَدَّھَا
عَلَيَّ , وَلَمْ یَرَھَا شَیْئًا , وَقَالَ : " إِذَا طَھُرَتْ فَلْیُطَلِّقْ
أَوْ لِیُمْسِكْ )
Hadits No. 1104
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada masa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Abu Bakar, dan dua
tahun masa khalifah Umar talak tiga kali itu dianggap satu.
Umar berkata: Sesungguhnya orang-orang tergesa-gesa
dalam satu hal yang mestinya mereka harus bersabar.
Seandainya kami tetapkan hal itu terhadap mereka, maka ia
menjadi ketetapan yang berlaku atas mereka. Riwayat Muslim.
وَعَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّھُ عَنْھُمَا- قَالَ : ( كَانَ
اَلطَّلَاقُ عَلَى عَھْدِ رَسُولِ اَللَّھِ صلى الله علیھ وسلم
وَأَبِي بَكْرٍ , وَسَنَتَیْنِ مِنْ خِلَافَةِ عُمَرَ , طَلَاقُ اَلثَّلَاثِ
وَاحِدَةٌ , فَقَالَ عُمَرُ بْنُ اَلْخَطَّابِ : إِنَّ اَلنَّاسَ قَدْ
اِسْتَعْجَلُوا فِي أَمْرٍ كَانَتْ لَھُمْ فِیھِ أَنَاةٌ , فَلَوْ أَمْضَیْنَاهُ
عَلَیْھِمْ ? فَأَمْضَاهُ عَلَیْھِمْ ) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Hadits No. 1105
Mahmud Ibnu Labid Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah diberi tahu tentang
seseorang yang mencerai istrinya tiga talak dengan sekali
ucapan. Beliau berdiri amat marah dan bersabda: "Apakah ia
mempermainkan kitab Allah padahal aku masih berada di
antara kamu?". Sampai seseorang berdiri dan berkata: Wahai
وَعَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِیدٍ قَالَ : ( أُخْبِرَ رَسُولُ اَللَّھِ صلى
الله علیھ وسلم عَنْ رَجُلٍ طَلَّقَ اِمْرَأَتَھُ ثَلَاثَ تَطْلِیقَاتٍ
جَمِیعًا , فَقَامَ غَضْبَانَ ثُمَّ قَالَ : أَیُلْعَبُ بِكِتَابِ اَللَّھِ