SlideShare a Scribd company logo
Meteorologi Dinamis

        Kuliah 3
  Persamaan Vortisitas
Penurunan Persamaan Vortisitas
• Persamaan mengenai perubahan vortisitas terhadap
  waktu dpt diturunkan dari persamaan momentum
  horizontal,




Lakukan x dari (2) dan kurangkan   y   dari (1)
menghasilkan
• Yg dpt dikembangkan dan disusun kembali menjadi




dan dapat ditulis menjadi



• Ternyata bahwa
• Shg persamaan vortisitas dpt ditulis menjadi



atau sbg
Arti Fisis dari Suku-suku dlm
            Persamaan Vortisitas
• Suku A: Tendensi lokal vortisitas relatif
• Suku B: Adveksi vortisitas relatif
• Suku C: Adveksi vortisitas planetari
   – Bertanggung jawab bagi pertumbuhan vortisitas relatif
     disebabkan krn gerakan udara ke arah kutub.
   – Bayangkan udara dlm keadaan diam relatif thd Bumi shg
     vortisitas relatif nol. Ketika udara bergerak ke selatan,
     rotasi lokal dari Bumi berkurang, shg udara nampak
     melakukan sirkulasi siklonik, walaupun dari ruang angkasa,
     rotasinya tdk berubah. Dg demikian, gerakan ke selatan
     mengarah utk meningkatkan vortisitas relatif, sedangkan
     gerakan ke utara menurunkan vortisitas relatif.

   o Krn y        V     f, suku ini nampak sbg adveksi vortisitas
     planetari, dan itulah yg biasa disebut. Itu juga sering
     dirujuk sbg “suku beta”.
• Suku D: Suku twisting/tilting.
   o Bertanggung jawab bagi pemiringan vortisitas relatif
     horizontal menjadi vertikal.
• Suku E: Suku solenoidal.
   o Bertanggung jawab bagi pertumbuhan vortisitas relatif krn
     baroklinitas.
• Suku F: Suku Divergensi
   o Bertanggung jawab bagi pertumbuhan vortisitas relatif krn
     konvergensi.
   o Penjelasan fisis dari suku ini adalah sederhana yaitu kekekalan
     momentum angular absolut (momentum angular dilihat dari
     ruang angkasa).
   o Jika sirkulasi mempunyai momentum angular absolut positif
     (dan maka vortisitas absolut positif), jika dia konvergensi, dia
     harus berputar lebih cepat dlm arah positif, dan akan
     meningkatkan vortisitas absolut siklonik.
   o Jika sirkulasi mempunyai momentum angular absolut negatif
     (dan maka vortisitas absolut negatif), jika dia konvergensi, dia
     harus berputar lebih cepat dlm arah negatif, dan akan
     meningkatkan vortisitas absolut antisiklonik.
Analisis Skala Persamaan Vortisitas
                 Vertikal
• Perhatikan bhw sekali kita melakukan analisis
  skala persamaan vortisitas vertikal,
  sebenarnya hal tsb mengantarkan kita pada
  pembahasan persamaan vortisitas potensial.
• Perhatikan harga-harga skala sinoptik utk
  variabel-variabel kita yaitu:
(1% perubahan sepanjang sistem skala sinoptik)
             (untuk lintang sedang)




•Dg menggunakan harga-harga di atas, perhatikan hal-hal berikut:
Dg demikian f > dg besaran satu tingkat! (kecuali dekat
ekuator, atau dekat front dan sistem tekanan rendah yang kuat).

Dan turunan lokal

        atau                   atau                 atau


suku-suku adveksi horizontal
• suku adveksi vertikal



• suku vortisitas planetari



• suku-suku twisting / tilting




• suku-suku solenoidal / baroklinik
• Suku stretching / divergensi..
                  
   (     f )( H V ) ~ ? di sini harus hati-hati!

• utk analisis skala suku divergensi, ingat persamaan kontinuitas bhw
               u     v      PERINGATAN: Jangan gunakan U/L utk
       H V               0
                x     y      melakukan analisis skala--terlalu besar!
  (ini karena dua suku horizontal cenderung saling meniadakan).

• Pendekatan yg lebih baik dg mempertahankan gerakan vertikal,
yaitu kondisi inkompresibilitas
• dan
                                                   4  1 6 1          10       2
 (      f )(       H       V) ~ f (   H      V ) ~ 10 s 10 s ~ 10           s

• Dg demikian suku-suku yg penting (melalui analisis skala) adalah

                                                        df
               V                (     f )(   H       V) v
        t                                                 dy

• Susun kembali dan kembangkan
                                      df                          
               u            v       v            (     f )(   H   V)
        t              x        y     dy
• dan,
                                                                    
         (   f) u       (   f) v           (    f)   (   f )(   H   V)
     t              x                  y
• dimana f = f(y) saja!

• Gabungkan ruas kiri ke dalam derivatif total (yaitu mengikuti aliran)

    DH                                     
       (      f)        (   f )(   H       V)
    Dt
•Ini adalah pendekatan persamaan vortisitas vertikal absolut utk
aliran skala sinoptik. Ingat bhw vortisitas absolut ditentukan sbg
η= + f, dg demikian
DH                 
                   (   H   V)
         Dt
• atau utk vortisitas vertikal relatif

       DH                  
                   (   H   V)     v
       Dt

• kita dpt melakukan pendekatan lebih jauh pd persamaan ini
utk mendapatkan beberapa aplikasi fisis sederhana. Walaupun
relevansinya dlm atmosfer yg nyata akan terbatas, hasilnya
masih berguna karena dpt memberikan beberapa wawasan
seseorang.
Persamaan Vortisitas pd Skala Sinoptik
• Pd skala sinoptik, analisis skala menunjukkan bhw
  suku adveksi vertikal, suku solenoidal, dan suku
  twisting/tilting semuanya adalah satu tingkat lebih
  kecil dari suku terbesar berikutnya. Maka, kita dpt
  mengabaikan suku-suku tsb dan menulis persamaan
  vortisitas (hanya utk skala sinoptik) sbg
• Catatan: Pd skala sinoptik       f shg      f . Maka
kebanyakan pengarang menulis persamaan vortisitas dg
hanya vortisitas planetari, daripada vortisitas absolut, dlm
suku divergensi spt:



   o Ini adalah bentuk dari persamaan vortisitas yg akan
   selalu kita gunakan, walaupun anda harus selalu
   mengingat bhw itu adalah vortisitas absolut, bukan
   vortisitas planetari, yaitu yg sebenarnya dlm suku
   tersebut.
• Krn f adalah hanya tergantung pd y,
  persamaan (4) dpt ditulis sbg


  atau



• Persamaan (5) adalah satu dari persamaan-persamaan
yg paling penting dlm seluruh meteorologi! Ingatlah dan
pahami maknanya!
• Persamaan (5) menegaskan bhw pd skala
  sinoptik vortisitas absolut dari parsel fluida
  berubah terutama dalam menjawab
  divergensi atau konvergensi.
  –Divergensi mengarah pd penurunan
   vortisitas absolut.
  –Konvergensi mengarah pd peningkatan
   vortisitas absolut.
• Perhatian: hanya dg melibatkan vortisitas planetari
  dlm suku divergensi, kita telah membatasi
  konvergensi utk selalu menghasilkan vortisitas
  siklonik. Ini benar pd skala sinoptik, krn vortisitas
  absolut negatif jika pernah terjadi, jarang pd skala
  tsb.
   – Meskipun demikian tetap diingat bahwa pd skala meso
     atau yg lebih kecil, vortisitas absolut hrs digunakan dlm
     suku divergensi (kita tdk dapat mengabaikan ), dan
     maka memungkinkan pd skala yg lebih kecil utk
     konvergensi mengarah pd pembentukan vortisitas negatif.
Persamaan Vortisitas dan Peran
    Kekekalan Angular Momentum
• Kita telah menyebutkan bhw suku
  divergensi/konvergensi didasarkan pd
  kekekalan momentum angular absolut. Ini bisa
  benar-benar tdk nampak dari penurunan kita
  tentang persamaan vortisitas. Pertanyaan bisa
  diajukan, “ dapatkah persamaan vortisitas
  diturunkan secara langsung dari kekekalan
  momentum angular absolut?” Jawabannya
  adalah ya, dapat.
Pendekatan Quasi-Geostropik
• Asumsi lain yg dpt dilakukan pd skala sinoptik
  adalah bhw angin aktual dpt didekati dg angin
               
  geostropik (V Vg ) dalam setiap suku kecuali
  suku divergensi.
  – Ini adalah pendekatan quasi-geostropik.
  – Pertimbangan utk pendekatan ini adalah bhw
    angin ageostropik biasanya adalah jauh lebih kecil
    dari angin geostropik dan maka dpt diabaikan dlm
    suku adveksi.
o Akan tetapi krn angin ageostropik adalah satu-
   satunya komponen angin yg dpt menjadi divergen,
   dia harus dipertahankan dlm suku divergensi.
• Dengan menggunakan pendekatan quasi-geostropik,
persamaan (4) menjadi
– Persamaan (6) adalah persamaan vortisitas
   quasi-geostropik.
 – g adalah vortisitas geostropik (vortisitas dari
   angin geostropik). Ia dpt ditulis sbg


• Jika tdk ada divergensi persamaan (5) menyatakan
bhw vortisitas absolut harus kekal mengikuti parsel
fluida.


• Dg demikian, pd level nondivergen, vortisitas hanya
berubah krn adveksi, dan vortisitas absolut kekal
mengikuti parsel fluida.
Adveksi Vortisitas dan Gerakan
        Gangguan Skala Sinoptik
• Dg memfokuskan pd suku adveksi dari persamaan
  vortisitas Q-G, dan mengabaikan efek konvergensi
  dan divergensi , kita peroleh



• Suku pertama pd ruas kanan menyatakan adveksi
vortisitas relatif, dan suku ke dua menyatakan adveksi
vortisitas planetari.
•Ciri khas utk gangguan lintang sedang, suku-suku tsb
cenderung mempunyai efek berlawanan.
– Suku adveksi vortisitas relatif mendukung gerakan ke
    arah timur.
  – Suku adveksi vortisitas planetari mendukung gerakan
    ke arah barat (mundur /retrogade).
• Suku mana yg “menang” tergantung pd ukuran,
  atau panjang gelombang gangguan.
  – Utk gangguan yg sangat besar suku planetari akan
    mendominasi, dan gelombang akan menjalar ke arah
    barat.
  – Utk gangguan yg lebih kecil adveksi vortisitas relatif
    lebih penting, dan gangguan akan bergerak ke arah
    timur.

More Related Content

What's hot

Teori gelombang tunggal
Teori gelombang tunggalTeori gelombang tunggal
Teori gelombang tunggal
mun farid
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1
niwan21
 
DINAMIKA ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN (RIAN APRIANTO, S.Pd) G...
DINAMIKA  ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN (RIAN APRIANTO, S.Pd) G...DINAMIKA  ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN (RIAN APRIANTO, S.Pd) G...
DINAMIKA ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN (RIAN APRIANTO, S.Pd) G...
lya miel
 
Tutorial Ocean Data View dan Panoply
Tutorial Ocean Data View dan Panoply Tutorial Ocean Data View dan Panoply
Tutorial Ocean Data View dan Panoply
Putika Ashfar Khoiri
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosette
taufiqrafie
 
Arus ekman dan upwelling k2 e008009
Arus ekman dan upwelling k2 e008009Arus ekman dan upwelling k2 e008009
Arus ekman dan upwelling k2 e008009ferosiscaa
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
Saedi Saputra Siagian
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Nurul Afdal Haris
 
Pengantar radar
Pengantar radarPengantar radar
Pengantar radar
Eko Wardoyo
 
Transformasi Datum
Transformasi DatumTransformasi Datum
Transformasi Datum
National Cheng Kung University
 
Metode tachymetri..
Metode tachymetri..Metode tachymetri..
Metode tachymetri..
Putrii Nadya Bilqis
 
Pasang surut air laut
Pasang surut air lautPasang surut air laut
Pasang surut air laut
Retno Pratiwi
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Retno Pratiwi
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
Nurul Amalia
 
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaThermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Iskandar Tambunan
 
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerRencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
Haqiqi Muchammad
 
Power Point Fisika Fluida
Power Point Fisika FluidaPower Point Fisika Fluida
Power Point Fisika Fluida
Husain Anker
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
 
Bilangan Formzahl
Bilangan FormzahlBilangan Formzahl
Bilangan Formzahl
Diana Surtika
 

What's hot (20)

Teori gelombang tunggal
Teori gelombang tunggalTeori gelombang tunggal
Teori gelombang tunggal
 
Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1Presentasi materi-ajar1
Presentasi materi-ajar1
 
DINAMIKA ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN (RIAN APRIANTO, S.Pd) G...
DINAMIKA  ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN (RIAN APRIANTO, S.Pd) G...DINAMIKA  ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN (RIAN APRIANTO, S.Pd) G...
DINAMIKA ATMOSFER DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN (RIAN APRIANTO, S.Pd) G...
 
Tutorial Ocean Data View dan Panoply
Tutorial Ocean Data View dan Panoply Tutorial Ocean Data View dan Panoply
Tutorial Ocean Data View dan Panoply
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosette
 
Arus ekman dan upwelling k2 e008009
Arus ekman dan upwelling k2 e008009Arus ekman dan upwelling k2 e008009
Arus ekman dan upwelling k2 e008009
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 
Pengenalan seismik
Pengenalan seismikPengenalan seismik
Pengenalan seismik
 
Pengantar radar
Pengantar radarPengantar radar
Pengantar radar
 
Transformasi Datum
Transformasi DatumTransformasi Datum
Transformasi Datum
 
Metode tachymetri..
Metode tachymetri..Metode tachymetri..
Metode tachymetri..
 
Pasang surut air laut
Pasang surut air lautPasang surut air laut
Pasang surut air laut
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
 
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaThermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
 
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal TankerRencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
Rencana Garis (Lines Plan) - Cara Membuat Kapal Tanker
 
Power Point Fisika Fluida
Power Point Fisika FluidaPower Point Fisika Fluida
Power Point Fisika Fluida
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Bilangan Formzahl
Bilangan FormzahlBilangan Formzahl
Bilangan Formzahl
 

Viewers also liked

Kuliah 1 sirkulasi
Kuliah 1  sirkulasiKuliah 1  sirkulasi
Kuliah 1 sirkulasi
Thomas Blegur
 
Kuliah 1 sirkulasi
Kuliah 1  sirkulasiKuliah 1  sirkulasi
Kuliah 1 sirkulasi
Thomas Blegur
 
Kuliah 8 sirkulasi ke dua dan spin down
Kuliah 8 sirkulasi ke dua dan spin downKuliah 8 sirkulasi ke dua dan spin down
Kuliah 8 sirkulasi ke dua dan spin down
Thomas Blegur
 
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13b
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13bMeteorologi Dinamis - Kuliah 13b
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13b
Thomas Blegur
 
Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
Muhamad Dzaki Albiruni
 

Viewers also liked (7)

Kuliah 1 sirkulasi
Kuliah 1  sirkulasiKuliah 1  sirkulasi
Kuliah 1 sirkulasi
 
Kuliah 1 sirkulasi
Kuliah 1  sirkulasiKuliah 1  sirkulasi
Kuliah 1 sirkulasi
 
Kuliah 8 sirkulasi ke dua dan spin down
Kuliah 8 sirkulasi ke dua dan spin downKuliah 8 sirkulasi ke dua dan spin down
Kuliah 8 sirkulasi ke dua dan spin down
 
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13b
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13bMeteorologi Dinamis - Kuliah 13b
Meteorologi Dinamis - Kuliah 13b
 
(FIXED) Decomposition and Smoothing Data Analysis
(FIXED) Decomposition and Smoothing Data Analysis(FIXED) Decomposition and Smoothing Data Analysis
(FIXED) Decomposition and Smoothing Data Analysis
 
Kuliah 2 vortisitas
Kuliah 2 vortisitasKuliah 2 vortisitas
Kuliah 2 vortisitas
 
Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
 

Kuliah 3 persamaan vortisitas

  • 1. Meteorologi Dinamis Kuliah 3 Persamaan Vortisitas
  • 2. Penurunan Persamaan Vortisitas • Persamaan mengenai perubahan vortisitas terhadap waktu dpt diturunkan dari persamaan momentum horizontal, Lakukan x dari (2) dan kurangkan y dari (1) menghasilkan
  • 3. • Yg dpt dikembangkan dan disusun kembali menjadi dan dapat ditulis menjadi • Ternyata bahwa
  • 4. • Shg persamaan vortisitas dpt ditulis menjadi atau sbg
  • 5. Arti Fisis dari Suku-suku dlm Persamaan Vortisitas • Suku A: Tendensi lokal vortisitas relatif • Suku B: Adveksi vortisitas relatif • Suku C: Adveksi vortisitas planetari – Bertanggung jawab bagi pertumbuhan vortisitas relatif disebabkan krn gerakan udara ke arah kutub. – Bayangkan udara dlm keadaan diam relatif thd Bumi shg vortisitas relatif nol. Ketika udara bergerak ke selatan, rotasi lokal dari Bumi berkurang, shg udara nampak melakukan sirkulasi siklonik, walaupun dari ruang angkasa, rotasinya tdk berubah. Dg demikian, gerakan ke selatan mengarah utk meningkatkan vortisitas relatif, sedangkan gerakan ke utara menurunkan vortisitas relatif.
  • 6. o Krn y V f, suku ini nampak sbg adveksi vortisitas planetari, dan itulah yg biasa disebut. Itu juga sering dirujuk sbg “suku beta”. • Suku D: Suku twisting/tilting. o Bertanggung jawab bagi pemiringan vortisitas relatif horizontal menjadi vertikal. • Suku E: Suku solenoidal. o Bertanggung jawab bagi pertumbuhan vortisitas relatif krn baroklinitas.
  • 7. • Suku F: Suku Divergensi o Bertanggung jawab bagi pertumbuhan vortisitas relatif krn konvergensi. o Penjelasan fisis dari suku ini adalah sederhana yaitu kekekalan momentum angular absolut (momentum angular dilihat dari ruang angkasa). o Jika sirkulasi mempunyai momentum angular absolut positif (dan maka vortisitas absolut positif), jika dia konvergensi, dia harus berputar lebih cepat dlm arah positif, dan akan meningkatkan vortisitas absolut siklonik. o Jika sirkulasi mempunyai momentum angular absolut negatif (dan maka vortisitas absolut negatif), jika dia konvergensi, dia harus berputar lebih cepat dlm arah negatif, dan akan meningkatkan vortisitas absolut antisiklonik.
  • 8. Analisis Skala Persamaan Vortisitas Vertikal • Perhatikan bhw sekali kita melakukan analisis skala persamaan vortisitas vertikal, sebenarnya hal tsb mengantarkan kita pada pembahasan persamaan vortisitas potensial. • Perhatikan harga-harga skala sinoptik utk variabel-variabel kita yaitu:
  • 9. (1% perubahan sepanjang sistem skala sinoptik) (untuk lintang sedang) •Dg menggunakan harga-harga di atas, perhatikan hal-hal berikut:
  • 10. Dg demikian f > dg besaran satu tingkat! (kecuali dekat ekuator, atau dekat front dan sistem tekanan rendah yang kuat). Dan turunan lokal atau atau atau suku-suku adveksi horizontal
  • 11. • suku adveksi vertikal • suku vortisitas planetari • suku-suku twisting / tilting • suku-suku solenoidal / baroklinik
  • 12. • Suku stretching / divergensi..  ( f )( H V ) ~ ? di sini harus hati-hati! • utk analisis skala suku divergensi, ingat persamaan kontinuitas bhw  u v PERINGATAN: Jangan gunakan U/L utk H V 0 x y melakukan analisis skala--terlalu besar! (ini karena dua suku horizontal cenderung saling meniadakan). • Pendekatan yg lebih baik dg mempertahankan gerakan vertikal, yaitu kondisi inkompresibilitas
  • 13. • dan   4 1 6 1 10 2 ( f )( H V) ~ f ( H V ) ~ 10 s 10 s ~ 10 s • Dg demikian suku-suku yg penting (melalui analisis skala) adalah   df V ( f )( H V) v t dy • Susun kembali dan kembangkan df  u v v ( f )( H V) t x y dy
  • 14. • dan,  ( f) u ( f) v ( f) ( f )( H V) t x y • dimana f = f(y) saja! • Gabungkan ruas kiri ke dalam derivatif total (yaitu mengikuti aliran) DH  ( f) ( f )( H V) Dt •Ini adalah pendekatan persamaan vortisitas vertikal absolut utk aliran skala sinoptik. Ingat bhw vortisitas absolut ditentukan sbg η= + f, dg demikian
  • 15. DH  ( H V) Dt • atau utk vortisitas vertikal relatif DH  ( H V) v Dt • kita dpt melakukan pendekatan lebih jauh pd persamaan ini utk mendapatkan beberapa aplikasi fisis sederhana. Walaupun relevansinya dlm atmosfer yg nyata akan terbatas, hasilnya masih berguna karena dpt memberikan beberapa wawasan seseorang.
  • 16. Persamaan Vortisitas pd Skala Sinoptik • Pd skala sinoptik, analisis skala menunjukkan bhw suku adveksi vertikal, suku solenoidal, dan suku twisting/tilting semuanya adalah satu tingkat lebih kecil dari suku terbesar berikutnya. Maka, kita dpt mengabaikan suku-suku tsb dan menulis persamaan vortisitas (hanya utk skala sinoptik) sbg
  • 17. • Catatan: Pd skala sinoptik f shg f . Maka kebanyakan pengarang menulis persamaan vortisitas dg hanya vortisitas planetari, daripada vortisitas absolut, dlm suku divergensi spt: o Ini adalah bentuk dari persamaan vortisitas yg akan selalu kita gunakan, walaupun anda harus selalu mengingat bhw itu adalah vortisitas absolut, bukan vortisitas planetari, yaitu yg sebenarnya dlm suku tersebut.
  • 18. • Krn f adalah hanya tergantung pd y, persamaan (4) dpt ditulis sbg atau • Persamaan (5) adalah satu dari persamaan-persamaan yg paling penting dlm seluruh meteorologi! Ingatlah dan pahami maknanya!
  • 19. • Persamaan (5) menegaskan bhw pd skala sinoptik vortisitas absolut dari parsel fluida berubah terutama dalam menjawab divergensi atau konvergensi. –Divergensi mengarah pd penurunan vortisitas absolut. –Konvergensi mengarah pd peningkatan vortisitas absolut.
  • 20. • Perhatian: hanya dg melibatkan vortisitas planetari dlm suku divergensi, kita telah membatasi konvergensi utk selalu menghasilkan vortisitas siklonik. Ini benar pd skala sinoptik, krn vortisitas absolut negatif jika pernah terjadi, jarang pd skala tsb. – Meskipun demikian tetap diingat bahwa pd skala meso atau yg lebih kecil, vortisitas absolut hrs digunakan dlm suku divergensi (kita tdk dapat mengabaikan ), dan maka memungkinkan pd skala yg lebih kecil utk konvergensi mengarah pd pembentukan vortisitas negatif.
  • 21. Persamaan Vortisitas dan Peran Kekekalan Angular Momentum • Kita telah menyebutkan bhw suku divergensi/konvergensi didasarkan pd kekekalan momentum angular absolut. Ini bisa benar-benar tdk nampak dari penurunan kita tentang persamaan vortisitas. Pertanyaan bisa diajukan, “ dapatkah persamaan vortisitas diturunkan secara langsung dari kekekalan momentum angular absolut?” Jawabannya adalah ya, dapat.
  • 22. Pendekatan Quasi-Geostropik • Asumsi lain yg dpt dilakukan pd skala sinoptik adalah bhw angin aktual dpt didekati dg angin   geostropik (V Vg ) dalam setiap suku kecuali suku divergensi. – Ini adalah pendekatan quasi-geostropik. – Pertimbangan utk pendekatan ini adalah bhw angin ageostropik biasanya adalah jauh lebih kecil dari angin geostropik dan maka dpt diabaikan dlm suku adveksi.
  • 23. o Akan tetapi krn angin ageostropik adalah satu- satunya komponen angin yg dpt menjadi divergen, dia harus dipertahankan dlm suku divergensi. • Dengan menggunakan pendekatan quasi-geostropik, persamaan (4) menjadi
  • 24. – Persamaan (6) adalah persamaan vortisitas quasi-geostropik. – g adalah vortisitas geostropik (vortisitas dari angin geostropik). Ia dpt ditulis sbg • Jika tdk ada divergensi persamaan (5) menyatakan bhw vortisitas absolut harus kekal mengikuti parsel fluida. • Dg demikian, pd level nondivergen, vortisitas hanya berubah krn adveksi, dan vortisitas absolut kekal mengikuti parsel fluida.
  • 25. Adveksi Vortisitas dan Gerakan Gangguan Skala Sinoptik • Dg memfokuskan pd suku adveksi dari persamaan vortisitas Q-G, dan mengabaikan efek konvergensi dan divergensi , kita peroleh • Suku pertama pd ruas kanan menyatakan adveksi vortisitas relatif, dan suku ke dua menyatakan adveksi vortisitas planetari. •Ciri khas utk gangguan lintang sedang, suku-suku tsb cenderung mempunyai efek berlawanan.
  • 26. – Suku adveksi vortisitas relatif mendukung gerakan ke arah timur. – Suku adveksi vortisitas planetari mendukung gerakan ke arah barat (mundur /retrogade). • Suku mana yg “menang” tergantung pd ukuran, atau panjang gelombang gangguan. – Utk gangguan yg sangat besar suku planetari akan mendominasi, dan gelombang akan menjalar ke arah barat. – Utk gangguan yg lebih kecil adveksi vortisitas relatif lebih penting, dan gangguan akan bergerak ke arah timur.