Dokumen tersebut membahas tentang kualitas pengkodean dalam rekam medis pasien. Terdapat beberapa poin penting yaitu penjelasan tentang pengertian dan tujuan pengkodean, elemen-elemen kualitas pengkodean, peran dokter dan petugas koding, serta pentingnya dokumentasi rekam medis yang lengkap dan jelas dalam proses pengkodean.
Dokumen tersebut membahas tentang audit informasi klinis untuk memeriksa akurasi koding diagnosis pasien rawat inap dengan fokus pada ICD-10 dan penetapan kode CBGs. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan koding klinis, hasil audit, dan penggunaan physician query.
Dokumen tersebut merangkum tentang Klasifikasi Statistik Internasional tentang Penyakit dan Masalah Kesehatan (ICD 10). ICD 10 digunakan untuk mendiagnosa, pelaporan, dan analisis data kesehatan secara internasional. ICD 10 terdiri dari 3 volume yang membahas klasifikasi penyakit, pedoman penggunaan, dan indeks."
Dokumen tersebut merupakan manual sistem informasi manajemen rumah sakit generik open source yang memberikan panduan penggunaan fitur-fitur utama sistem seperti pendaftaran pasien baru dan lama, pendaftaran rawat jalan, rawat inap, dan darurat, serta pelayanan pasien seperti layanan kamar, laboratorium, farmasi, dan konsultasi dokter.
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Agus Mutamakin
Dokumen tersebut membahas penyusunan rancangan rekam medis elektronik di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Terdapat definisi, manfaat, struktur, konten, dan daftar form rekam medis prioritas yang akan dijadikan dasar pengembangan rekam medis elektronik.
Dokumen tersebut membahas tentang audit informasi klinis untuk memeriksa akurasi koding diagnosis pasien rawat inap dengan fokus pada ICD-10 dan penetapan kode CBGs. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan koding klinis, hasil audit, dan penggunaan physician query.
Dokumen tersebut merangkum tentang Klasifikasi Statistik Internasional tentang Penyakit dan Masalah Kesehatan (ICD 10). ICD 10 digunakan untuk mendiagnosa, pelaporan, dan analisis data kesehatan secara internasional. ICD 10 terdiri dari 3 volume yang membahas klasifikasi penyakit, pedoman penggunaan, dan indeks."
Dokumen tersebut merupakan manual sistem informasi manajemen rumah sakit generik open source yang memberikan panduan penggunaan fitur-fitur utama sistem seperti pendaftaran pasien baru dan lama, pendaftaran rawat jalan, rawat inap, dan darurat, serta pelayanan pasien seperti layanan kamar, laboratorium, farmasi, dan konsultasi dokter.
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Agus Mutamakin
Dokumen tersebut membahas penyusunan rancangan rekam medis elektronik di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Terdapat definisi, manfaat, struktur, konten, dan daftar form rekam medis prioritas yang akan dijadikan dasar pengembangan rekam medis elektronik.
(4) lead term & tata cara koding icd 10Imelda Wijaya
Koding ICD-10 melibatkan proses translasi diagnosis, prosedur, dan pelayanan ke dalam kode numerik dan alfanumerik untuk pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi. Hal ini memerlukan pengetahuan tentang terminologi medis dan bahasa Inggris yang memadai. Proses koding melibatkan analisis dokumen medis, mengidentifikasi diagnosis utama, dan menggunakan Volume 1 dan 3 ICD-10 untuk menentukan kode yang tepat. Pedoman koding m
Istilah dan petunjuk dalam pengkodean ICD http://pikesstikpan.blogspot.com
untuk artikelnya di http://pikesstikpan.blogspot.sg/2015/04/istilah-dan-petunjuk-pengkodean-dalam.html
Implementasi Akreditasi di Rumah Sakit (Pra Survei, Survei dan Paska Survei) ...Kanaidi ken
Dokumen tersebut merangkum proses akreditasi rumah sakit mulai dari persiapan, pelaksanaan penilaian, hingga tahapan pasca akreditasi. Proses akreditasi meliputi penilaian dokumen, kunjungan lapangan, penentuan skor pemenuhan standar, hingga penetapan hasil akhir berupa sertifikat dan rekomendasi perbaikan. Lembaga penyelenggara akreditasi memastikan proses berjalan secara independen, objektif, dan transparan.
Panduan ini mengatur akses layanan perawatan di RSU Bunda Jakarta. Terdapat tiga sumber akses yaitu ruang emergensi, poliklinik, dan penerimaan langsung ke ruang rawat inap. Semua pasien yang datang harus diregistrasi dan mendapat nomor rekam medis. Pasien dapat dirawat di rumah sakit ini jika tersedia layanan yang dibutuhkan, jika tidak akan dirujuk. Panduan ini mengatur proses registrasi, penerimaan rawat
Prosedur pendaftaran pasien rawat jalan di rumah sakit meliputi penerimaan pasien baru di bagian pendaftaran untuk mengisi data diri, kemudian ditujukan ke poliklinik. Setelah pemeriksaan, pasien bisa pulang, dirawat, dirujuk ke rumah sakit lain, atau dijadwalkan berobat ulang. Pasien lama langsung ke poliklinik dengan menggunakan kartu berobat.
PENDAMPINGAN KRITERIA 3.6. PEMULANGAN PASIEN DAN TINDAK LANJUT.pptxAnonymousmBfwCA9
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pelayanan rawat inap pasien mulai dari pendaftaran, perawatan, sampai pemulangan pasien. Terdapat berbagai format dan pedoman yang harus diikuti dalam memberikan pelayanan rawat inap mulai dari surat persetujuan rawat inap, pengkajian medis pasien, pencatatan data pasien, dan resume pasien pulang.
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan, yaitu SOR, POR, catatan perkembangan, dan flowsheet. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dengan empat komponen utama: data dasar, daftar masalah, rencana tindakan, dan catatan perkembangan.
Sistem informasi rumah sakit dan simpusHeru Supanji
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi rumah sakit, termasuk pengertian, komponen, dan pengelolaan rekam medis pasien sebagai salah satu subsistem penting dalam sistem informasi rumah sakit.
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
(4) lead term & tata cara koding icd 10Imelda Wijaya
Koding ICD-10 melibatkan proses translasi diagnosis, prosedur, dan pelayanan ke dalam kode numerik dan alfanumerik untuk pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi. Hal ini memerlukan pengetahuan tentang terminologi medis dan bahasa Inggris yang memadai. Proses koding melibatkan analisis dokumen medis, mengidentifikasi diagnosis utama, dan menggunakan Volume 1 dan 3 ICD-10 untuk menentukan kode yang tepat. Pedoman koding m
Istilah dan petunjuk dalam pengkodean ICD http://pikesstikpan.blogspot.com
untuk artikelnya di http://pikesstikpan.blogspot.sg/2015/04/istilah-dan-petunjuk-pengkodean-dalam.html
Implementasi Akreditasi di Rumah Sakit (Pra Survei, Survei dan Paska Survei) ...Kanaidi ken
Dokumen tersebut merangkum proses akreditasi rumah sakit mulai dari persiapan, pelaksanaan penilaian, hingga tahapan pasca akreditasi. Proses akreditasi meliputi penilaian dokumen, kunjungan lapangan, penentuan skor pemenuhan standar, hingga penetapan hasil akhir berupa sertifikat dan rekomendasi perbaikan. Lembaga penyelenggara akreditasi memastikan proses berjalan secara independen, objektif, dan transparan.
Panduan ini mengatur akses layanan perawatan di RSU Bunda Jakarta. Terdapat tiga sumber akses yaitu ruang emergensi, poliklinik, dan penerimaan langsung ke ruang rawat inap. Semua pasien yang datang harus diregistrasi dan mendapat nomor rekam medis. Pasien dapat dirawat di rumah sakit ini jika tersedia layanan yang dibutuhkan, jika tidak akan dirujuk. Panduan ini mengatur proses registrasi, penerimaan rawat
Prosedur pendaftaran pasien rawat jalan di rumah sakit meliputi penerimaan pasien baru di bagian pendaftaran untuk mengisi data diri, kemudian ditujukan ke poliklinik. Setelah pemeriksaan, pasien bisa pulang, dirawat, dirujuk ke rumah sakit lain, atau dijadwalkan berobat ulang. Pasien lama langsung ke poliklinik dengan menggunakan kartu berobat.
PENDAMPINGAN KRITERIA 3.6. PEMULANGAN PASIEN DAN TINDAK LANJUT.pptxAnonymousmBfwCA9
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pelayanan rawat inap pasien mulai dari pendaftaran, perawatan, sampai pemulangan pasien. Terdapat berbagai format dan pedoman yang harus diikuti dalam memberikan pelayanan rawat inap mulai dari surat persetujuan rawat inap, pengkajian medis pasien, pencatatan data pasien, dan resume pasien pulang.
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan, yaitu SOR, POR, catatan perkembangan, dan flowsheet. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dengan empat komponen utama: data dasar, daftar masalah, rencana tindakan, dan catatan perkembangan.
Sistem informasi rumah sakit dan simpusHeru Supanji
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi rumah sakit, termasuk pengertian, komponen, dan pengelolaan rekam medis pasien sebagai salah satu subsistem penting dalam sistem informasi rumah sakit.
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
Menyusun indikator mutu rumah sakit adalah tugas yang gampang-gampang susah. Gampang karena bentuknya pecahan sederhana. Susah karena konsekuensinya besar. Berikut saya menyumbangkan pemikiran untuk menyusun indikator mutu dengan bekal latihan selama kuliah dan pengamatan selama proses akreditasi. Tulisan ini pernah dimuat di Web Mutu Pelayanan Kesehatan dengan tautan: http://www.mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/1986
Semoga bermanfaat, salam!
Nama : Sulasri Sinaga
Nim : 20180301142
Dosen : Erlina Puspitaloka Mahadewi
Judul Tugas : Indikator Mutu Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Esa Unggul
Pedoman pengelolaan data dan informasi tahun 2019 RSUD Dr Muhammad Zein Painan membahas tentang:
1. Pengumpulan data secara berbasis teknologi informasi melalui SIMRS dan SISMADAK
2. Validasi data internal oleh Komite Peningkatan Mutu untuk memastikan akurasi data diatas 90%
3. Analisis data dengan membandingkan tren data internal, eksternal, standar akreditasi, dan praktik terbaik
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan keselamatan pasien melalui komunikasi yang efektif dengan menerapkan 6 tujuan IPSG JCI dan model komunikasi SBAR untuk serah terima informasi pasien. Dokumen ini juga menjelaskan monitoring dan evaluasi penerapan standar prosedur operasional untuk komunikasi efektif di rumah sakit.
3. DR SUTOTO - PERAN PENILAIAN KINERJA STAF KLINIS DLM PENINGKATAN MUTU YAN.pdfShannonReynolds25
Dokumen tersebut membahas tentang peran penilaian kinerja staf klinis dalam peningkatan mutu pelayanan. Penilaian kinerja staf klinis perlu didasarkan pada teknologi informasi untuk mengintegrasikan data dari berbagai indikator mutu, pelaporan insiden, dan hasil monitoring kinerja staf klinis. Evaluasi kinerja staf klinis meliputi penilaian perilaku, pengembangan profesional, dan kinerja klinis untuk meningkatkan praktik yang
Presentasi pencatatan dan pelaporan rm fix dikonversirickygunawan84
Pencatatan dan pelaporan rekam medis merupakan kegiatan penting untuk mendokumentasikan pelayanan kesehatan dan menghasilkan laporan statistik pelayanan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia. Pencatatan dilakukan secara teratur pada setiap layanan, sedangkan pelaporan digunakan untuk menganalisis indikator kinerja dan menyusun kebijakan."
Dokumen tersebut membahas standar dan elemen penilaian akreditasi bidang rekam medis di rumah sakit. Terdiri dari kebijakan, pedoman, dan standar prosedur operasional rekam medis, serta standar-standar terkait seperti asesmen pasien, hak pasien, dan pelayanan anestesi dan bedah. Dokumen akreditasi puskesmas juga dibahas, termasuk jenis-jenis dokumen internal dan eksternal yang dibutuhkan.
Laporan hasil validasi iak RSUD dr. Abdul Aziz 2020RSUDdrABDULAZIZ
Laporan ini memberikan ringkasan tentang validasi data indikator mutu klinis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Aziz untuk periode Januari-Maret 2020. Laporan ini menganalisis hasil validasi sembilan indikator mutu dan merekomendasikan langkah-langkah untuk meningkatkan pencapaian indikator mutu di rumah sakit.
(1) problematika implementasi koding ina cbgsImelda Wijaya
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi koding INA-CBGs di rumah sakit, mencakup aturan koding morbiditas, penentuan diagnosis utama dan sekunder, tugas dan tanggung jawab dokter dan koder, serta proses verifikasi klaim INA-CBGs. Dibahas pula beberapa masalah yang mungkin muncul dalam implementasinya seperti komunikasi antar pihak, kompetensi personel terkait, dan kelengkapan data rekam medis pasien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas program dan kebijakan pemerintah dalam penguatan pelayanan kesehatan primer melalui akreditasi puskesmas, termasuk peran berbagai pihak dalam proses akreditasi.
2) Konsep mutu pelayanan kesehatan dan manajemen puskesmas sesuai standar akreditasi.
3) Tujuan akreditasi puskesmas antara lain sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu ole
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu menjelaskan kualitas pengodean
• Mahasiswa mampu menjelaskan elemen kualitas
pengodean
• Mahasiswa mampu menjelaskan alasan penting
pengodean
• Mahasiswa mampu menjelaskan rekam medis
pondasi utama pengodean
• Mahasiswa mampu menjelaskan masalah dalam
pengkodean
3. Pengertian Pemberian Kode
Menurut Dirjen Yanmed (2006:59) pemberian kode adalah
pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf
atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang
mewakili komponden data. Kegiatan dan tindakan serta
diagnosis yang ada di dalam rekam medis harus diberi
kode dan selanjutnya di indeks agar memudahkan
pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang
fungsi perencanaan, manajemen dan riset bidang
kesehatan.
4. Menurut Dirjen Yanmed (2006:59) kode klasifikasi oleh
WHO (World Health Organization) bertujuan untuk
menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera,
gejala, dan faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Kecepatan dan ketepatan pemberian kode dari suatu
diagnosis sangat tergantung kepada pelaksana yang
menangani berkas rekam medis tersebut, yaitu :
1) Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis
2) Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode
3) Tenaga kesehatan lainnya
5. Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan
kewajiban, hak dan tanggung jawab dokter (tenaga
medis) yang terkait tidak boleh diubah, oleh karena itu
diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diisi
dengan lenkap dan jelas sesuai dengan arahan yang
ada buku ICD 10.
harus diberi kode sesuai dengan klasifikasi masing-
masing dengan menggunakan ICD 10 dan ICD 9CM
6. Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode
bertanggung jawab atas keakuratan kode dari suatu
diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis.
Untuk hal yang kurang jelas atau yang tidak lengkap,
sebelum kode ditetapkan, komunikasikan terlebih
dahulu pada dokter yang membuat diagnosis
tersebut. Disamping kode penyakit, berbagai tindakan
lain juga
7. 7
KUALITAS PENGODEAN (1)
Suksesnya organisasi asuhan kesehatan
bergantung kepada akurasi, integritas dari data
yang terkode, diantaranya:
• Perencanaan strategik
• Kualitas asuhan
• Analisis keluaran
• Penagihan biaya rawat
• Pengembangan Clinical Pathway
• Inisiasi sehat dan sejahtera
• Monitoring utilisasi
• Analisis statistik dan finansial
8. KUALITAS PENGODEAN (2)
Riset
Manajemen kasus dan analisis casemix
Pemasaran dan pengalokasian sumber
daya
Economic credentialing
Identifikasi “praktek terbaik”
Analisis pola praktek
Komparasi penampilan terhadap
organisasi asuhan kesehatan lain
Menunjang keputusan klinis
9. ELEMEN KUALITAS PENGODEAN
Audit harus dilakukan untuk mereview kode yang
telah dipilih oleh petugas. Proses penngodean harus
dimonitor untuk beberapa elemen sbb:
Konsisten bila dikode petugas berbeda kode tetap
sama (reliability)
Kode tepat sesuai diagnosis dan tindakan
(validity)
Mencakup semua diagnosis dan tindakan yang
ada di rekam medis (completeness)
Tepat waktu (timeliness)
10. Tiga alasan penting pengkodean:
Pengambilan kembali informasi asuhan pasien
Perencanaan’
Manajemen fasilitas termasuk reimbursement
• Pada pengodean untuk keperluan reimbursement
pengode harus sadar bahwa hasil pengodeannya
menjadi mekanisme komunikasi antara provider
asuhan, dan perusahaan asuransi atau pihak ketiga
pembiaya pelayanan
11. Dengan diberlakukannya BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan) Kesehatan pada
tanggal 1 Januari 2014 dan BPJS Ketenagakerjaan,
serta berlakunya sistem INA CBGs dalam BPJS yang
ada di Rumah Sakit dimana kode diagnostik menjadi
salah satu variabel penghitungan biaya pelayanan di
Rumah Sakit. Hal ini tentunya menuntut kinerja
petugas kodifikasi atau koder dalam hal ketepatan/.
12. Keakuratan dan kecepatan dalam menentukan kode
diagnosa menjadi sangat penting. Karena ketepatan
dan keakuratan kode yang telah diberikan akan
mempengaruhi besar atau kecilnya klaim penghitungan
biaya pelayanan kesehatan yang harus dikeluarkan
oleh BPJS kepada Rumah Sakit. Sehingga peran
petugas koding sangat berpengaruh terhadap klaim
BPJS
14. Tanpa dokumentasi rekam medis –
Koding tidak bisa dilakukan
Kelengkapan RESUME MEDIS
Ketelitian & Ketepatan koding
Komunikasi dokter dan koder
15. • Harus akurat dan lengkap
• Mencerminkan episode perawatan pasien
• Penulisan Diagnosa & Prosedur tidak boleh
disingkat (Resume Medis & IC)
• Harus jelas dan rinci
• Catatan harus dapat dibaca dan tidak boleh
dihapus
16. Data demografi pasien
Resume medis
Laporan operasi
Hasil pemeriksaan penunjang (P.A,
Patklin,Radiologi)
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
19. DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis sekunder
apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh
prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan dan membuat resume medis
pasien secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di rumah sakit.
KODER
melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh
dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa dan
ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan
20. 20
PERAN PENULISAN
DIAGNOSIS DAN KODE INA-DRG
• Penulisan diagnosis
tdk lengkap
• Pengkodean salah
Tarif
rumah sakit
salah
Kode
INA-CBG
salah
Dokter dan Koder
Berperan penting dalam
penerapan sistem kode INA-CBG
22. 22
•Diagnosis/tindakan tidak ditulis
•Diagnosis/tindakan tidak spesifik
•Diagnosis/tindakan tidak lengkap
•Tulisan dokter tidak terbaca
•Singkatan tidak standar
•Prosedur tidak dilakukan ttp di koding
•Prosedur dilakukan ttp tidak di koding
•Salah Koding
PROBLEM KODING
ICD-10 & ICD-9CM