Karya tulis ilmiah ini membahas asuhan keperawatan pada pasien laki-laki dengan gagal ginjal kronik di RS Hasan Sadikin Bandung. Diagnosa keperawatan yang ditemukan meliputi nyeri akut, kelebihan volume cairan, dan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan. Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan proses keperawatan dan satu diagnosa teratasi.
Forex, atau Foreign Exchange, adalah pasar global untuk perdagangan mata uang yang merupakan yang terbesar dan paling likuid di dunia, dengan volume perdagangan harian mencapai triliunan dolar. Pasar ini beroperasi 24 jam sehari melalui jaringan komputer global yang melibatkan bank, pialang, institusi, dan individu. Di forex, mata uang diperdagangkan berpasangan, seperti EUR/USD, dan nilai tukar mata uang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar bebas. Trader forex menggunakan analisis teknis dan fundamental untuk membuat keputusan perdagangan, serta berbagai strategi seperti day trading, swing trading, dan scalping untuk memaksimalkan keuntungan. Manajemen risiko, termasuk penggunaan stop-loss order dan diversifikasi, sangat penting dalam trading forex. Broker forex berperan sebagai perantara dan menawarkan berbagai platform trading seperti MetaTrader dan TradingView. Meskipun menawarkan peluang besar, trading forex juga memiliki risiko yang signifikan dan memerlukan edukasi serta disiplin yang baik.
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizAlfaiz21
Perkembangan teknologi saat ini telah memasuki segala bidang atau aspek, kita diperhadapkan dengan berbagai teknologi salah satunya pada investasi atau trading secara real-time. Salah satu bidang investasi yang cukup populer saat ini adalah perdagangan valuta asing atau Foreign Exchange (Forex). Pasar Foreign Exchange (forex) adalah inter-bank atau inter-dealer yang didirikan pada tahun 4971 ketika nilai tukar mengambang (floating rate) mulai diberlakukan. Tingginya minat dan ketertarikan masyarakat dunia terhadap dunia valuta asing atau forex (foreign exchange) meningkat cukup drastis dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat kita lihat dari data statistik yang diolah oleh BIS (Bank for International Settlement), yang mana menunjukkan data turnover foreign exchange market dari tahun 2001 yang hanya berkisar 1.239 billion menjadi 5.067 billion di tahun 2016 (Bank of International Settlement, 2016).
Forex merupakan sebuah investasi yang tergolong high risk dan high return investment program. Sebuah investasi yang memiliki risiko tinggi, tentu timbal baliknya juga profit yang tinggi, jadi kedua sisi, baik itu profit maupun risiko ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Investasi menempatkan modal pada suatu perusahaan atau aset dengan harapan menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Dalam berinvestasi, harapan utama investor adalah memperoleh keuntungan dari transaksi yang dilakukannya. Transaksi yang dilakukan di Pasar Forex adalah antara dua pihak yang sepakat untuk melakukan perdagangan melalui fasilitas telepon atau electronic network sehingga investor dan pihak perusahaan tidak harus bertemu secara langsung untuk bertransaksi kecuali ketika penyerahan modal. Dalam melakukan investasi tersebut setiap perusahaan umumnya akan berusaha agar perluasannya dapat berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya untuk kelangsungan hidup perusahaan.
DAFTAR GACOR KETIK DI GOOGLE >> agensunda.com
SUNDABET Situs Slot Gacor dengan Maxwin Tertinggi Hari Ini telah menjadi salah satu situs judi slot online terpercaya selama 3 tahun terakhir bagi para pemain judi online di Indonesia.
SUNDABET Situs Slot Gacor dengan Maxwin Tertinggi Hari Ini telah menjadi salah satu situs judi slot online terpercaya selama 3 tahun terakhir bagi para pemain judi online di Indonesia. Tentunya memiliki berbagai jenis permainan Judi Online seperti Togel, Live Casino, Poker Online, Slot Online dan Judi Bola dalam 1 akun, sehingga membuat para member akan lebih nyaman dalam bermain.
SUNDABET » Daftar Akun VVIP Hanya Hari ini di Situs Slot Paling Gacor
SUNDABET » Situs Judi Online Terpercaya dengan Pilihan Slot Gacor dan Live Casino Terbaik
Slot gacor sampai hari ini masih menarik minat para pemain dikarenakan cara bermainnya sangat mudah bagi pemula, selain itu kesempatan untuk menang sangat besar. Tidak heran jika SUNDABET menjadi salah satu Situs Slot favorit bagi pecinta Judi Online.
Situs SUNDABET tentunya juga memiliki berbagai jenis permainan Judi Online seperti Togel, Live Casino, Poker Online, Slot Online dan Judi Bola dalam 1 akun, sehingga membuat para member akan lebih nyaman dalam bermain. Tentunya kami juga memberikan berbagai macam promo dan bonus yang dapat di claim setiap harinya seperti Bonus New Member, Garansi kekalahan, Cashback, Rollingan.
SUNDABET berkomitmen untuk mengesahkan taruhan yang bertanggung jawab seperti halnya mempromosikan kesadaran akan masalah judi dan meningkatkan pencegahan, intervensi dan pelayanan. Kebijakan Pertanggungjawaban Permainan SUNDABET menetapkan komitmennya untuk meminimalisir efek negatif dari masalah judi dan untuk mempromosikan praktek perjudian yang bertanggung jawab.
Kami percaya ini tanggung jawab kami untuk anda, pelanggan kami, untuk memastikan bahwa anda menikmati pengalaman bertaruh di situs kami, sementara tetap menyadari penuh terhadap kerugian sosial dan keuangan yang terkait dengan masalah perjudian.
Dalam rangka membantu pemain kami dalam pertanggunjawaban perjudian, kami memastikan bahwa semua staf kami memiliki kesadaran pertanggunjawaban perjudian. Silahkan menghubungi kami jika anda membutuhkan informasi atau bantuan lebih lanjut.
Bertaruh dibawah batas umur 18 tahun merupakan tindakan ilegal di SUNDABET. SUNDABET memiliki tanggung jawab yang serius untuk masalah ini. SUNDABET mempunyai hak untuk meminta bukti umur dari pelanggan manapun dan untuk melakukan pengecekan untuk memverifikasi informasi yang disediakan. Akun pelanggan mungkin akan ditutup untuk sementara dan dana akan ditahan sampai tersedia bukti yang memadai mengenai umur anda.
Untuk pelanggan kami yang menginginkan untuk membatasi dirinya dari berjudi, kami menyediakan fasilitas pengecualian diri yang memungkinkan pelanggan untuk menutup akunnya untuk minimum waktu 6 bulan sampai 5 tahun sesuai dengan permintaan. Silahkan hubungi Petugas Layanan Pelanggan melalui “Live Chat”
ORDER https://wa.me/6282186148884 , Pelita Mas adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri Beton dan Paving Block. Paving Untuk Taman, Pelita Mas Paving Block, Pengunci Paving, Pengunci Paving Block, Pinggiran Paving.
Temukan keindahan luar biasa dalam taman paving kami yang eksklusif. Dengan desain yang elegan dan tahan lama, taman paving kami menciptakan ruang luar yang memikat. Pilihlah kualitas terbaik untuk keindahan yang abadi. Jual taman paving, wujudkan taman impian Anda hari ini!
Kami melayani pengiriman ke area Kota Malang dan Kota Batu. Kami Juga melayani Berbagai Macam Pemesanan Genteng Beton dan Paving Block dalam jumlah Besar untuk keperluan Perumahan, Perkantoran, Villa, Gedung, Pembangunan Kampus, Masjid, dan lainnya.
Produk yang kami produksi terdiri dari :
1. Genteng Beton Multiline
2. Genteng Beton Urat Batu
3. Genteng Beton Royal
4. Genteng Beton Vertical
5. Wuwung Genteng
6. Paving ukuran 20x20, 10,5x21, Diagonal
7. Kanstin dan Topi Uskup
8. Pagar Panel
9. Paving Corso 50x50
10. Paving Grass Block Lubang
Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan, hubungi :
Pabrik Genteng Beton dan Paving Pelita Mas
Jl Raya Tlogowaru No 41, Tajinan, Kedungkandang, Malang
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Lokasi Pabrik kami
https://maps.app.goo.gl/bmDrQ87yF6gQvHnf8
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
1. i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERKEMIHAN: CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
DI RUANG FRESIA LANTAI II RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE MUHAMMAD JAMALUDIN
NIM : 12. 12. 966
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
2016
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERKEMIHAN: CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
DI RUANG FRESIA LANTAI II RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE MUHAMMAD JAMALUDIN
NIM : 12. 12. 966
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
2016
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERKEMIHAN: CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
DI RUANG FRESIA LANTAI II RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE MUHAMMAD JAMALUDIN
NIM : 12. 12. 966
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
2016
2. ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul:
“Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. S dengan Gangguan Sistem
Perkemihan: Chronic Kidney Disease (CKD) di Ruang Fresia Lantai II
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan dewan
penguji.
Raha, 30 Juni 2016
Pembimbing
YATABA, S. Kep., Ns., M.Kes
NIP. 19760703 199803 1 006
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19800212 200312 1 006
3. iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha – Tampo KM. 6. Raha Telp. 0403 - 2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal, 02 Juli 2016
DEWAN PENGUJI
1 YATABA, S.Kep., Ns., M.Kes ( )
2 ALMAWIN SUSEN, S.Kep., Ns., M.Kes ( )
3 HARNIA, S.Kep, Ns ( )
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada
Akademi Keperawatan Pemkab Muna
Raha, 02 Juli 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha – Tampo KM. 6. Raha Telp. 0403 - 2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal, 02 Juli 2016
DEWAN PENGUJI
1 YATABA, S.Kep., Ns., M.Kes ( )
2 ALMAWIN SUSEN, S.Kep., Ns., M.Kes ( )
3 HARNIA, S.Kep, Ns ( )
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada
Akademi Keperawatan Pemkab Muna
Raha, 02 Juli 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha – Tampo KM. 6. Raha Telp. 0403 - 2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal, 02 Juli 2016
DEWAN PENGUJI
1 YATABA, S.Kep., Ns., M.Kes ( )
2 ALMAWIN SUSEN, S.Kep., Ns., M.Kes ( )
3 HARNIA, S.Kep, Ns ( )
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada
Akademi Keperawatan Pemkab Muna
Raha, 02 Juli 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
4. iv
ABSTRAK
Latar Belakang, berdasarkan hasil data medical record di Ruang Fresia Lantai II Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari sampai dengan Desember 2015
didapatkan kasus gagal ginjal kronik menempati urutan kedua dengan jumlah penderita 98 orang
(9,12 %). Oleh karena itu diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan profesional yang
dilakukan secara komprehensif dan intensif bagi tenaga kesehatan unutk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Tujuan, memperoleh pengalaman nyata dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien
Tn. S dengan gangguan sistem perkemihan: chronic kidney disease dimulai dengan pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi dari hasil tindakan
asuhan keperawatan.
Metode Telahaan, metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu
medote analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan dengan
teknik pengumpulan data meliputi, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi
dan studi kepustakaan.
Hasil, dari hasil pengkajian didapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut, kelebihan
volume cairan dan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Berdasarkan hasil evaluasi
asuhan keperawatan dari 3 masalah yang ditemukan ada 1 diagnosa teratasi yaitu nyeri akut.
Sedangkan 2 diagnosa belum teratasi yaitu kelebihan volume cairan dan perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, namun sudah menunjukkan adanya kemajuan. Hal ini terjadi karena
beberapa masalah keperawatan membutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam proses
penyembuhan.
Kesimpulan, tercapainya dari 3 diagnosa keperawatan yang ada, satu diagnosa teratasi, dua
diagnosa belum teratasi, pemberian asuhan keperawatan pada klien gagal ginjal yang didasarkan
pada teori dan kondisi klien sangat besar pengaruhnya terhadap kesembuhan klien.
5. v
KATA PENGANTAR
,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. S
dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic Kidney Disease (CKD) di
Ruang Fresia Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung”.
Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma
III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas atas bimbimgan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material. Oleh
karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan banyak terimah kasaih
kepada:
1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembarsari, MARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan
waktu dan kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian praktek klinik
keperawatan pada Rumah Sakit yang dipimpinnya.
2. Ibu Santhy, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan pada Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
3. Ibu Nining, S. Kep., Ns., selaku pembimbing institusi yang telah
membimbing dalam melaksanakan ujian praktek di ruang Fresia Lantai II
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
4. Bapak Yataba, S. Kep., Ns., M. Kes, selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan
pengarahan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
v
KATA PENGANTAR
,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. S
dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic Kidney Disease (CKD) di
Ruang Fresia Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung”.
Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma
III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas atas bimbimgan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material. Oleh
karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan banyak terimah kasaih
kepada:
1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembarsari, MARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan
waktu dan kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian praktek klinik
keperawatan pada Rumah Sakit yang dipimpinnya.
2. Ibu Santhy, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan pada Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
3. Ibu Nining, S. Kep., Ns., selaku pembimbing institusi yang telah
membimbing dalam melaksanakan ujian praktek di ruang Fresia Lantai II
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
4. Bapak Yataba, S. Kep., Ns., M. Kes, selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan
pengarahan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
v
KATA PENGANTAR
,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. S
dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic Kidney Disease (CKD) di
Ruang Fresia Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung”.
Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma
III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas atas bimbimgan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material. Oleh
karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan banyak terimah kasaih
kepada:
1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembarsari, MARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan
waktu dan kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian praktek klinik
keperawatan pada Rumah Sakit yang dipimpinnya.
2. Ibu Santhy, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan pada Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
3. Ibu Nining, S. Kep., Ns., selaku pembimbing institusi yang telah
membimbing dalam melaksanakan ujian praktek di ruang Fresia Lantai II
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
4. Bapak Yataba, S. Kep., Ns., M. Kes, selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan
pengarahan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
6. vi
5. Seluruh Staf Dosen Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna
yang telah memberikan dukungan dan bantuan serta kerja sama dalam proses
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Tn. S beserta keluarga yang telah bersedia bekerja sama dengan penulis
selama melaksanakan asuhan keperawatan.
7. Kakak dan ponakanku yang tersayang dan seluruh keluarga yang tidak putus-
putusnya memberikan doa, motivasi, harapan dan dorongan baik moral
maupun materi selama mengikuti pendidikan hingga penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat penulis sebut
satu persatu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya, olehnya itu penulis
mengharapkan adanya masukan, baik kritik ataupun saran yang bersifat,
membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi penulis dan seprofesi dan pembaca yang budiman guna mengembangkan
dunia keperawatan.
Raha, 30 Juni 2016
Penulis
7. vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………….…………….
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..………..
ABSTRAK ………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….........
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………….
DAFTAR BAGAN ……………………………………….......…………………….
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….....
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………..…..
B. Ruang Lingkup Pembahasan……………………………………..….
C. Tujuan Penulisan………………………………………………….…
D. Manfaat ...............…………………………………………………...
E. Metode Telahaan ....................................................………………..
F. Waktu Pelaksanaan……………………………………….……….…
G. Tempat Pelaksanaan…………………………………….…………...
H. Sistematika Penulisan……………………………………………..…
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD)
A. Konsep Medis …………………………………………...........……
1. Pengertian…………………….…………………………….……
2. Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan…………………….……
3. Etiologi …………………………………………………….……
Hal
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xi
xii
1
4
4
5
6
7
7
7
9
9
10
12
8. viii
4. Patofisiologi …………...............................................................
5. Tanda dan Gejala………………………………………………..
6. Pemeriksaan Penunjang..............................................................
7. Penatalaksanaan .........................................................................
B. Konsep Dasar Keperawatan………………………………………....
1. Pengkajian .………………………………………………........
2. Diagnosa Keperawatan...………………………………….……
3. Perencanaan……………………………………………….……
4. Implementasi ….….………………………………………...….
5. Evaluasi…………………………..…………………………..…
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus……………………………...………………………...
1. Pengkajian ………………………………………………………..
2. Diagnosa Keperawatan …………………………….……………..
3. Rencana Asuhan Keperawatan…………………….……………...
4. Implementasi dan Evalusai………………………….…………….
5. Catatan Perkembangan ……………………………….……….….
B. Pembahasan …………………………………………………………..
1. Pengkajian………………………………………………………..
2. Diagnosa Keperawatan…………………………………………...
3. Rencana Asuhan Keperawatan ………………………………......
4. Implementasi………………………………………………….….
5. Evaluasi ………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………….....
B. Rekomendasi…………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
13
13
14
14
15
15
22
23
29
29
31
31
42
45
47
50
53
53
55
56
57
58
59
60
9. ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Distribusi 10 penyakit terbesar di ruang fresia lantai II RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung periode Bulan Januari-Desember 2015 ......................... 3
Tabel 2. Pola Aktivitas Sehari-hari………………………………………………..37
Tabel 3. Pemeriksaan Laboratorium……………………………………………....39
Tabel 4. Analisas Data …………………………………………………………… 41
Tabel 5. Rencana Asuhan Keperawatan…………………………………………. 45
Tabel 6. Implementasi Dan Evaluasi…………………………………………….. 47
Tabel 7. Catatan Perkembangan…………………………………………………. 50
12. xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Satuan Acara Pembelajaran
Lampiran 2. Leaflet
Lampiran 3. Lembar Bimbingan
Lampiran 4. Riwayat Hidup
13. xiii
MOTTO SEMBOYAN
“Hidup itu butuh perjuangan, jadi berjuanglah jika ingin
melanjutkan hidupmu”
“LA ODE MUHAMMAD JAMALUDIN”
14. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat merupakan suatu kondisi yang diinginkan oleh semua manusia
yang hidup di dunia ini. Kesehatan fisik maupun psikis merupakan dasar
manusia untuk dapat melakukan segala aktivitasnya dengan optimal. Namun
demikian, secara alamiah manusia juga tidak terlepas dari masalah kesehatan
atau mengalami suatu penyakit, baik yang sifatnya ringan sampai penyakit
yang sifatnya berat. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, perawat
sangatlah berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan secara
komprehensif terhadap individu, kelompok dan masyarakat (Nadianti &
Rahayu, 2015).
Perawat merupakan salah satu komponen pembangunan nasional
Indonesia, dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang lebih
kematangan pribadi, kemampuan berfikir kritis serta keaktifan guna merespon
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Profesionalisme tenaga
keperawatan tercermin dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
menggunakan standar baku sebagai wujud tanggung jawab dan tanggung
gugat atas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien secara prima
yang meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual kesemuanya membentuk sikap
yang kontinyu tentang pemeriksaan dan tindakan melalui kontak dengan
pasien dengan sistem perawatan kesehatan Chronic Kidney Disease (CKD)
(Asmadi, 2008).
15. 2
Gagal Ginjal Kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah ganguan
fungsi ginjal yang menahun bersifat prognetif dan irreversible. Dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). Bila seseorang mengalami penyakit gagal
ginjal kronik sampai pada stadium 5 atau telah mengalami penyakit gagal
ginjal kronik dimana laju filtrasi glomerulus (15 ml/menit) ginjal tidak mampu
lagi menjalankan seluruh fungsinya dengan baik maka dibutuhkan terapi
untuk menggantikan fungsi ginjal. Hingga saat ini dialisis dan transplantasi
ginjal adalah tindakan yang efektif sebagai terapi untuk gagal ginjal terminal
(Brunner & Suddarth, 2002 dikutip dalam Melisa, 2012).
Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2008
terdapat 57 juta kematian di dunia, dimana Proportional Mortality Rate
(PMR) penyakit tidak menular di dunia adalah sebesar 36 juta (63%).
Balitbangkes (2008) melaporkan bahwa PMR penyakit tidak menular di
Indonesia pada tahun 2007 sebesar 59,5% (Siallagan, 2011).
Laporan Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun 2009, tercatat
12.900 pasien gagal ginjal kronis yang menjalani haemodialisa dan pada tahun
2010 sebanyak 14.833 penderita dan meningkat lagi pada tahun 2011
sebanyak 22.304 penderita (IRR, 2012 dikutip dalam Rahayu, 2015).
Berdasarkan data medical record Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung khususnya di Ruang Fresia Lantai II dari bulan Januari
16. 3
sampai Desember 2015, ada sepuluh kasus terbanyak yaitu dapat dilihat pada
Tabel 1. berikut:
Tabel 1. Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Ruang Fresia Lantai II Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Bulan Januari-Desember
2015
No Jenis penyakit Jumlah Presentase (%)
1
2
3
Chemotherapy session for neoplasma
End – stage renal failure
Other pneumonia, organism unspecified
465
98
94
43,29
9.12
8,75
4
5
6
7
8
9
10
Other prophylactic chemoteraphy
Malignant neoplasm of broncus or lung, unsspecified
Artherosclerotic heart disease
Other dan unspecified cirroshis of liver
Dengue haenorrhage fever
Systemic lupus erythemathosus with organ or system
involvement
Hypertensive heart disease with (congestive) heart
failure
86
72
63
59
51
43
43
8,00
6,70
5,86
5,49
4.74
4,00
4,00
Jumlah 1074 100
Sumber: Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung di Ruang
Fresia Lantai II 2015
Dari tabel 1. diatas dapat dilihat bahwa penyakit gagal ginjal
menduduki peringkat kedua dari sepuluh penyakit terbesar di Ruang Fresia
Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung periode
Januari sampai Desember 2015 dengan jumlah penderita 98 orang (9,12 %).
Hal tersebut menunjukkan bahwa penyakit gagal ginjal memiliki angka
kejadian tertinggi setelah Chemotherapy Session For Neoplasma. Jika tidak
ditangani dengan baik maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan
dampak yang buruk bagi sistem tubuh yang lainnya. Oleh karena itu,
diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan profesional yang dilakukan
secara komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosio dan spiritual dengan
pendekatan proses keperawatan.
17. 4
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. S
dengan Gangguan Sistem Perkrmihan: Chronic Kidney Disease (CKD) di
Ruang Fresia Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung”.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam pembahasan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membahas tentang
“Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. S dengan Gangguan Sistem
Perkemihan: Chronic Kidney Disease (CKD) di Ruang Fresia Lantai II
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis memperoleh pengalaman nyata dalam mengaplikasikan Asuhan
Keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic
Kidney Disease (CKD) secara lansung dan komprehensif meliputi aspek
bio, psiko, sosial dan spiritual yang di dasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif pada klien
dengan gangguan sistem perkemihan: Chronic Kidney Disease
(CKD).
18. 5
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
masalah pada klien dengan gangguan sistem perkemihan: Chronic
Kidney Disease (CKD)
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan prioritas
masalah pada klien dengan gangguan sistem perkemihan: Chronic
Kidney Disease (CKD).
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
asuhan keperawatan berdasarkan prioritas masalah pada klien dengan
gangguan sistem perkemihan: Chronic Kidney Disease (CKD).
e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah
dilakuakan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan: Chronic
Kidney Disease (CKD).
f. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan: Chronic
Kidney Disease (CKD).
D. Manfaat
1. Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi pihak Rumah Sakit untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan dalam penerapan asuhan keperawatan
2. Institusi
Sebagai bahan bacaan ilmiah dan kerangka acuan dalam menambah
pengetahuan, mengembangkan ilmu keperawatan dan usaha
penyempurnaan asuhan keperawatan yang telah ada saat ini.
19. 6
3. Profesi
Sebagai sumber informasi bagi rekan-rekan mahasiswa dalam
meningkatkan pengetahuan tentang keperawatan pada klein dengan
gangguan sistem perkemihan.
4. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
selama pendidikan dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem perkemihan; gagal ginjal kronik.
E. Metode Telaahan
Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah metode analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan
proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini adalah :
1. Observasi
Yaitu mengamati keadaan umum klien secara langsung meliputi bio, psiko,
sosio, spiritual dan kultural.
2. Wawancara
Yaitu dengan melakukan komunikasi langsung dengan klien dan keluarga
serta tenaga kesehatan lainnya untuk memperoleh informasi yang akurat.
20. 7
3. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara persistem pada klien dengan cara
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dengan tehnik head to toe.
4. Dokumentasi/Catatan Perawat
Melakukan pengumpulan data atau informasi melalui catatan dan arsip dari
rekam madis yang berhubungan dengan status kesehatan klien.
5. Studi Kepustakaan
Yaitu mencari sumber melalui bahan bacaan atau literatur yang dapat
dipercaya untuk mendapatkan kejelasan teori yang berhubungan dengan
masalah klien.
F. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan studi kasus penerapan proses keperawatan dimulai
pada tanggal 19 sampai dengan 22 Februari 2016.
G. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan studi kasus penerapan proses keperawatan di
Ruang Fresia Lantai II Umum Rumah Sakit dr Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri
dari 4 (empat) bab yaitu :
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari: Latar belakang, Ruang Lingkup
Pembahasan, Tujuan, Manfaat, Metode Telaahan, Waktu
Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan dan Sistematika Penulisan.
21. 8
BAB II : Tinjauan Teoritis tentang Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Perkrmihan: Chronic Kidney Disease
(CKD), mencakup: Konsep Dasar Medis gagal ginjal kronik
terdiri Konsep medis yang meliputi: Pengertian, Anatomi dan
Fisiologi, Etiologi, Patofisiologi, Tanda dan Gejala, Komplikasi,
Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medik serta Tinjauan
Teoritis tentang Asuhan Keperawatan yang meliputi Pengkajian,
Diagnosa keperawatan, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, membahas tentang laporan
kasus yang meliputi: Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,
Perencanaan, Implementasi, Evaluasi dan Catatan Perkembangan
serta Pembahasan yang mencakup tentang perbandingan
kesenjangan antara teori dan kasus dalam Pengkajian, Diagnosa
Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
BAB IV : Kesimpulan Dan Rekomendasi, bab ini berisikan Kesimpulan
dan Rekomendasi yang merupakan alternatif penyelesaian
masalah.
22. 9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronik adalah
penyakit renal tahap akhir dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah (Smeltzer & Bare, 2002).
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah biasanya merupakan akibat
akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap, penyebab
termasuk glomerulusnefritis, infeksi kronis, penyakit vaskular, proses
obstruktif, agen nefrotik, penyakit endokrin, berlanjutnya sindrom ini
melalui tahap dan menghasilkan perubahan utama pada semua system tubuh
(Doenges, Moorhouse & Geissler, 2000).
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan perkembangan gagal
ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung
beberapa tahun dan tidak revesible) (Nurarif & Kusuma, 2015).
Berdasarkan defenisi tersebut diatas penulis menyimpulkan bahwa;
Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronik adalah penyakit
ginjal yang dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
23. 10
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang biasanya
merupakan akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap.
2. Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
a. Anatomi Sistem Perkemihan
Anatomi sistem perkemihan dapat dilihat pada Gambar 1. sebagai
berikut :
Gambar 1. Anatomi Sistem Perkemihan
Sumber: (Pearce, 2010)
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh yang kemudian larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine
(air kemih) (Syaifuddin, 2006).
1. Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis
24. 11
III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen yang berbentuk
seperti biji kacang dan berjumlah dua buah yaitu: ginjal kiri dan ginjal
kanan, dimana ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan.
2. Ureter terdiri dari dua saluran pipa, masing-masing bersambung dari
ginjal ke kandung kemih (vesika urunaria), panjangnya ± 25-30 cm
dengan penampang ± 0,5 cm. Lapisan dinding ureter terdiri dari:
dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa), lapisan tengah lapisan
otot polos dan lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
3. Vesika Urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis
seperti balon karet yeng terletak di belakang simfisis pubis di dalam
rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot-otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari fundus,
korpus dan verteks.
4. Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki
uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis
kebagian penis panjangnya ± 20 cm yang terdiri dari: uretra prostatia,
uretra membranosa dan urerta kavernosa. Sedangkan uretra pada
wanita terletak pada simfisis pubis berjalan miring sedikit kearah atas
dengan panjang ± 3-4 cm (Syaifuddin, 2006).
25. 12
b. Fisiologi Ginjal
Mekanisme fungsi ginjal dimulai dari glomerulus yang
merupakan saringan. Setiap menit kira-kira 1 liter darah yang
mengandung 500 cm plasma mengalir melaui semua glomeruli dan
sekitar 100 cm (10 %) disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam,
glukosa, dan benda halus lainnya disaring. Sel dan protein plasma terlalu
besar untuk dapat menembus pori saringan dan tetap tinggal dalam aliran
darah.
Cairan yang disaring, yaitu filtrat glomerulus, kemudian mengalir
melalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang
diperlukan. Dengan mengubah-ubah jumlah yang di serap atau
ditinggalkan dalam tubula, sel dapat mengatur susunan urine di satu sisi
dan susunan darah di sisi sebaliknya. Dengan demikian sekresi terdiri
atas 3 faktor yaitu filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulu dan sekresi
tubula (Pearce, 2010).
3. Etiologi
CKD atau gagal ginjal kronik dapat disebabkan oleh :
a. Dehidrasi dan kehilangan elektrolit dapat menyebabkan gagal ginjal
prarenal yang masih dapat diperbaiki
b. Infeksi saluran kemih disertai kelainan urologik akan memperburuk faal
ginjal, seperti misalnya yang terjadi bila ada batu ginjal.
c. Uropati obstruktif, penyumbatan saluran kemih antara lain dapat
disebabkan oleh ginjal yang nefrotik (DM, neuropati, agen analgetik).
26. 13
d. Curah jantung yang rendah, laju filtrasi glomerulus menurun pada gagal
jantung sehingga faal ginjal akan menurun pula.
e. Hipertensi yang tak terkendali, seiring tekanan darah meningkat pada
penderita yang makin memburuk faal ginjalnya. (Smeltzer & Bare,
2002).
4. Patofisiologi
Gagal ginjal kronik terjadi setelah sejumlah keadaan yang
menghancurkan masa nefron ginjal. Keadaan ini mencakup penyakit
parenkim ginjal difus bilateral, juga lesi obstruksi pada traktus urinarius.
Mula-mula terjadi beberapa serangan penyakit ginjal terutama menyerang
glomerulus (glumerolunephiritis), yang menyerang tubulus ginjal
(pyelonephiritis atau penyakit polikistik) dan yang mengganggu perfusi
fungsi darah pada parenkim ginjal (nefrosklerosis). Kegagalan ginjal ini bisa
terjadi karena serangan penyakit dengan stadium yang berbeda-beda antara
lain: stadium I (penurunan cadangan ginjal), stadium II (insufisiensi ginjal),
stadium III (payah ginjal stadium akhir) dan stadium IV (Smeltzer & Bare,
2002).
5. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala gagal ginjal kronik menurut perjalanan klinisnya :
menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat
menurun hingga 25% dari normal, insufisiensi ginjal, selama keadaan ini
pasien mengalami poliuria dan nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal,
kadar kreatinin serum dan BUN sedikit meningkat di atas normal, penyakit
27. 14
ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, letargi, anoreksia,
mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer, pruritus,
uremic frost, kejang-kejang sampai koma), yang ditandai dengan GFR
kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum kreatinin dan BUN meningkat
tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang komplek (Nurarif &
Kusuma, 2015).
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan urine, pemeriksaan darah dan pemeriksaan radiologi
(Smeltzer & Bare, 2002).
7. Penatalaksanaan
a. Intervensi diet diperlukan dengan pengaturan yang cermat terhadap
masukan protein, masukan cairan untuk mengganti cairan yang hilang
dan pembatasan kalium.
b. Cairan diperbolehkan adalah 500-600 ml atau pengeluaran urine 24 jam.
c. Hipertensi ditangani dengan berbagai indikasi anti hipertensi control
volume intravaskuler.
d. Hiperkalemia biasanya dicegah dengan penanganan dialysis yang
adekuat.
e. Anemia ditangani dengan terapi erogen untuk memperoleh nilai
hematokrit sebesar 33%-38% hematokrit memerlukan waktu 2-6 minggu
f. Pembatasan kalium tergantung dari kemampuan ginjal untuk
mengeksresikannya.
g. Berikan masukan kalori dan vitamin yang adekuat.
28. 15
h. Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjal.
i. Persiapan dialysis (Smeltzer & Bare, 2002).
B. Tinjauan Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan
dalam praktek keperawatan. Tujuan proses keperawatan secara umum adalah
untuk menyusun kerangka konsep berdasarkan keadaan individu (klien),
keluarga, dan masyarakat agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi (Nursalam,
2013).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan dan
merupakan satu proses yang sistimatis dalam pengumpulan data dan
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien. Data yang dikumpulkan dari klien meliputi data-data sebagai berikut
(Asmadi, 2008) :
a. Pengumpulan Data
Merupakan upaya untuk mendapatkan data yang dapat digunakan
sebagai informasi tentang klien. Data yang dibutuhkan tersebut
mencakup data tentang bio, psiko, sosial dan spritual dari klien, data
yang berhubungan dengan klien serta dat tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi atau yang berhubungan dengan klien seperti data tentang
keluarga.
29. 16
1) Biodata
a) Identitas Klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku/bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk, tanggal pengkajian,
pekerjaan, pendidikan, nama ruangan, nomor rekam medik dan
diagnosa medis (Muttaqin, 2008).
b) Identitas Penanggung Jawab meliputi: nama, jenis kelamin, umur,
agama, pendidikan, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, hubungan
dengan klien.
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat sebelum masuk rumah sakit: pengumpulan data yang
dilakukan untuk mendapatkan alasan utama individu mencari
bantuan profesional kesehatan (Wong, 2004).
(2) Keluhan utama: merupakan keluhan yang paling menonjol
yang dirasakan oleh klien pada saat masuk RS yang didapatkan
saat dilakukan pengkajian. Pada umumnya keluhan yang lazim
ditemukan pada klien gagal ginjal kronik misalnya sesak,
edema pada ekstremitas, hipertensi, nyeri kepala, nyeri
pinggang dan pruritus (Udjianti, 2010).
(3) Riwayat keluhan utama: keluhan utama klien di jadikan dasar
untuk menggali kondisi klien saat ini dengan menggunakan
format PQRST, meliputi: P: (paliative/provokatif, Q:
quality/quantity, R: region/radiasi, S: severity/scale dan T:
30. 17
timming), sebagai petunjuk untuk mempermudah mengingat
langkah-langkah pengumpulan data (Asmadi, 2008).
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Meliputi riwayat penyakit yang pernah di derita klien terutama
penyakit yang mendukung munculnya penyakit saat ini (faktor
predisposisi dan faktor presipitasi), penyakit pembuluh darah,
diabetes melitus, gangguan fungsi tyroid, Rheumatic Heart Disease,
penyakit autoimun, penyakit darah dan lain-lain serta gaya hidup
yang buruk (kebiasaan merokok dan minum alkohol) (Udjianti,
2010).
c) Riwayat kesehatan keluarga
Dengan menggunakan genogram tiga generasi, apakah dalam
keluarga klien ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien atau penyakit keturunan seperti DM atau penyakit jantung
bawaan serta penyakit menular lainnya (Udjianti, 2010).
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe melalui empat teknik,
yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (IPPA) dan
didokumentasikan secara persistem (Nursalam, 2013).
Yang perlu dikaji dalam pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:
a) Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Gambaran kondisi klien yang terobservasi oleh perawat seperti
tingkat kelelahan, warna kulit, tingkat kesadaran kualitatif maupun
31. 18
kuantitatif dengan penilaian skor Glasgow Coma Sclale (GCS),
pola napas, posisi klien dan respon verbal klien, serta tanda-tanda
vital (TTV) yang terdiri atas empat pemeriksaan, yaitu: tekanan
darah, nadi, suhu dan pernapasan (Udjianti, 2010).
b) Kesadaran, pada umumnya tingkat kesadaran terdiri dari lima
tingkatan yaitu: komposmentis, apatis, somnolen, delirium,
stupor/semikoma dan koma. GCS (Glasgow Coma Score) yaitu
skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran atau respon
utama klien yang terdiri dari: eye (respon membuka mata) nilainya
4, verbal (respon verbal) nilainya 5 dan motorik (respon motorik)
nilainya 6 (Muttaqin, 2008).
c) Pemeriksaan Fisik Secara Persistem
(1) Sistem integumen: pada umumnya yang perlu dikaji yaitu
warna kulit dan distribusi rambut, adanya pembengkakan atau
tidak, suhu dan turgor kulit. Biasanya pada penderita gagal
ginjal terjadi perubahan tugor kulit, kulit menjadi pucat dan
kasar, tekstur rambut kasar dan distribusi rambut tidak merata.
(2) Sistem pernapasan: yang perlu dikaji yaitu bentuk dada
simetris atau tidak, pergerakan dada, frekuensi pernafasan,
bunyi napas, perkusi paru, adanya pembengkakan atau tidak.
Pada penderita gagal ginjal kronik biasanya terjadi bunyi napas
tambahan, hipoksia. nafas pendek, dispnea, nokturnal, batuk
dengan/tanpa sputum kental dan banyak.
32. 19
(3) Sistem pencernaan: yang perlu dikaji yaitu bentuk bibir
simetris/tidak, skelera, mukosa bibir, stomatitis, adanya nyeri
tekan pada abdomen, adanya masa pada abdomen yaitu
hepatomegali, perkusi abdomen, konsistensi BAB, berat badan.
Pada pasien dengan gagal ginjal biasanya mengalami distensi
abdomen, anaoreksia, mual, muntah dan rasa tak sedap pada
mulut (pernafasan amonia).
(4) Sistem kardiovaskuler: pada umumnya yang perlu dikaji
adalah konjungtiva anemis/tidak, adanya peningkatan vena
jugularis, bunyi jantung, adanya peningkatan TD/ tidak dan
perkusi jantung. Pada pasien dengan gagal ginjal biasanya
mengalami hipertensi, takipnea, disritmia jantung. (Udjianti,
2010).
(5) Sistem indra: pada umumnya yang perlu dikaji yaitu
kesimetrisan, ketajaman penglihatan, lapang pandang,
konjungtiva anemis/tidak, sklera icterus, bentuk hidung,
adanya sekret pada hidung atau tidak, bentuk telinga, adanya
nyeri tekan atau tidak.
(6) Sistem neurologi: pengkajian neurologi meliputi fungsi
serebral yaitu kesadaran dan status mental, fungsi saraf kranial,
fungsi motorik dan fungsi sensorik (Muttaqin, 2008).
33. 20
(7) Sistem muskuloskeletal: biasanya pada penderita gagal ginjal
terjadi edema pada tungkai ekstremitas bawah, penurunan
kekuatan otot dan penurunan masa otot/tonus.
(8) Sistem endokrin: biasanya tidak ada kelainan pada sistem
endokrin.
(9) Sistem perkemihan: pada pasien dengan gagal ginjal kronik
biasanya terjadi penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria,
abdomen kembung, diare atau konstipasi. edema palperbra,
sulit dan nyeri saat berkemih.
(10)Sistem reproduksi: yang perlu dikaji seperti adanya nyeri
tekan, kebersihan, dan fungsi reproduksi. Pada pasien dengan
gagal ginjal kronik terjadi impoten, penurunan libido,
amenorhe dan infertilitas.
(11)Sistem imun: pada umumnya yang perlu dikaji yaitu daya
tahan tubuh klien apakah menurun atau masih dalam keadaan
stabil.
4) Pola aktifitas sehari-hari
Meliputi pola asupan nutrisi dan cairan, pola eliminasi, pola istirahat-
tidur, aktifitas atau kebiasaan lain serta hobi yang dapat memperburuk
kondisi klien (Udjianti 2010).
5) Riwayat Psikologis
Data psikologis yang dikaji :
a) Status Emosional
34. 21
b) Konsep Diri meliputi: body image/citra tubuh, harga diri,ideal diri,
peran diri dan identitas diri.
c) Stressor
d) Mekanisme Koping
6) Data Sosial dan Budaya
Klien dapat berkomunikasi dengan baik tetapi aktivitas terbatas karena
kelemahan.
7) Data Spritual
Aspek ini menyangkut tentang kepercayaan dan keyakinan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan cara untuk menjalankan ibadah.
8) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Laboratorium seperti urine dan darah.
b) Pemeriksaan Radiologi: Pyelogram Retrograd (menunjukan
abnormalitas pelvis ginjal dan ureter), Arteriogram
(mengidentifikasi adanya massa), Ultrasonogarafi (ginjal dan
vesika urinaria menentukan ukuran ginjal, adanya massa, obstruksi
pada saluran perkemihan bagian bawah), EKG (mungkin abnormal
menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa).
b. Pengelompokan Data
Klasifikasi/pengelompokan data adalah mengidentifikasi masalah
kesehatan yang terdiri dari data subjektif dan data objektif (Nursalam,
2013).
35. 22
c. Analisa Data
Analisa data adalah proses intelektual yaitu kegiatan mentabulasi,
menyelidiki, mengklasifikasi, dan mengelompokan data serta
mengkaitkannya untuk menentukan kesimpulan dalam bentuk diagnosa
keperawatan, biasa di temukan data subjektif dan data objektif. Analisa
data terdiri dari PES (Problem, Etiologi, Symptom) (Asmadi, 2008).
d. Prioritas Masalah
Setelah masalah di analisa, maka diprioritaskan sesuai dengan
kriteria prioritas masalah untuk menentukan masalah yang harus segera
diatasii yaitu :
1) Masalah yang dapat mengancam jiwa klien
2) Masalah aktual
3) Masalah potensial atau resiko tinggi (Asmadi, 2008).
2. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada penyakit Ginjal
Kronik adalah sebagai berikut (Doenges, Moorhouse & Geissler, 2000):
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan
mempengaruhi vulome sirkulasi, kerja miokardal, dan daya tahan
vaskuler sistemik.
b. Risiko cedera berhubungan dengan penekanan produksi/sekresi
eritropoiten, penurunan produksi dan SDM hidupnya, gangguan faktor
pembekuan, peningkatan kerapuhan kapiler.
36. 23
c. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis:
akumulasi toksin,asidosis metabolik, hipoksia, ketidak seimbangan
elektrolit, klasifikasi metastatik pada otak.
d. Resiko atau kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
sistem metabolik, sirkulasi, sensasi.
e. Risiko atau perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan
kurang/pembatasan cairan.
f. Kurang pengetahuan tetang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terbatasan informasi.
3. Perencanaan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan
mempengaruhi vulome sirkulasi, kerja miokardal, dan daya tahan
vaskuler sistemik.
Tujuan : Mempertahankan curah jantung
Intervensi :
1) Auskultasi bunyi jantung dan paru, evaluasi adanya edema
perifer/kongesti vaskuler dan keluhan dispnoe.
2) Kaji adanya/derajat hipertensi.
3) Awasi adanya keluhan nyeri dada, perhatikan lokasi, radiasi, beratnya
dan apakah tidak menetap dengan inspirasidalam dan posisi
terlentang.
4) Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas.
5) Berikan obat anti hipertensi sesuai indikasi.
37. 24
6) Awasi pemeriksaan laboratorium misalnya Kalsium, Natrium,
Kalium, BUN
Rasional :
1) S3, S4 dengan tonus otot muffled, takikardia, frekuensi jantung tidak
teratur, takipnoe, dispnoe, mengi dan edema/distensi vena jugularis
menunjukkan GGK
2) Hipertensi bermakna dapat terjadi karena gangguan pada sistem
aldosteronrenin-angontension.
3) Hipertensi dan GGK dapat menyebabkan IM.
4) Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia
b. Risiko cedera berhubungan dengan penekanan produksi/sekresi
eritropoiten, penurunan produksi dan SDM hidupnya, gangguan faktor
pembekuan, peningkatan kerapuhan kapiler.
Intervensi :
1) Perhatikan keluhan peningkatan kelelahan, kelemahan, observasi
adanya takikardi, kulit membran mukosa pucat, dsipnoe, nyeri dada.
2) Awasi tingkat kesadaran dan perilaku.
3) Evaluasi respon terhadap aktivitas, kemampuan untuk melakukan
tugas, bantu sesuai kebutuhan dan buat jadwal untuk istrahat.
4) Observasi pendarahan terus menerus dari tempat penusukan, ekimosis
karena trauma kecil, petekie.
5) Awasi pemeriksaan laboratorium seperti DL, SDM, Hb.
6) Berikan darah segar, SDM sesuai indikasi
38. 25
7) Berikan obat-oabatan sesuai indikasi.
Raional :
1) Dapat menunjukan anemia dan respon jantung untuk mempertahankan
oksigenasi sel.
2) Anemia dapat menyebabkan hipoksia serebral dengan perubahan
mental, orientasi, dan respon perilaku.
3) Anemia dapat menurunkan oksigenasi jaringan dan meningkatkan
kelelahan.
4) Perdarahan dapat terjadi dengan mudah karena kerapuhan
kapiler/gangguan pembekuan dan dapat memperburuk anemia.
5) Memantau perkembangan berikutnya sehingga memudahkan dalam
menentukan pengobatan.
6) Diperlukan bila pasien menunjukkan gejala anemia simtomatik.
7) Mempercepat proses penyambuhan penyakit.
c. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis:
akumulasi toksin,asidosis metabolik, hipoksia, ketidak seimbangan
elektrolit, klasifikasi metastatik pada otak.
Intervensi :
1) Kaji luasnya kemampuan berpikir, memori dan orientasi.
2) Berikan orang terdekat informasi tentang status pasien.
3) Berikan lingkungan tenang dan izinkan menggunakan TV, radio dan
kunjungan
4) Tingkatkan istrahat adekuat dan tidak menganggu periode tidur.
39. 26
5) Awasi pemeriksaan laboratorium misalnya BUN, GDA.
6) Berikan tambahan O2 sesuai indikasi.
Rasional :
1) Efek sindrom uremik dapat terjadi dengan kekacauan dan berkembang
keperubahan kepribadian.
2) Beberapa perbaikan dalam mental mungkin di harapkan dengan
perbaikan kadar BUN, elektrolit dan pH serum yang lebih normal.
3) Meminimalkan rangsangan lingkungan untuk menurunkan kelebihan
sensori/peningkatan kekacauan saat mencegah deprivasi sensori.
4) Gangguan tidur dapat menganggu kemampuan lebih lanjut.
5) Perhatikan peningkatan/ketidakseimbangan dapat mempengaruhi
kognitif/mental.
6) Perbaikan hipoksia dapat mempengaruhi kognitif.
d. Resiko atau kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
sistem metabolik, sirkulasi, sensasi.
Intervensi :
1) Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskular.
2) Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit serta membran mukosa.
3) Inspeksi area tergantung terhadap edema.
4) Ubah posisi dengan sering mungkin, gerakan pasien dengan perlahan,
beri bantal pada tonjolan tulang.
5) Berikan perawatan kulit, batasi pengunaan sabun.
6) Pertahankan linen, bebas keriput.
40. 27
7) Anjurkan pasien menggunakan kain katun longgar.
Rasional :
1) Menandakan area sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan
pembentukan decubitus.
2) Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi yang berlebihan yang
mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan pada tingkat seluler.
3) Jaringan edema lebih cenderung rusak.
4) Menurunkan tekanan pada edema, jaringan pada perfusi buruk untuk
menurunkan iskemia.
5) Menurunkan gatal dan mengurangi pengeringan daripada sabun.
6) Menurunkan iritasi dermal dan resiko kerusakan kulit.
7) Menghilangkan ketidak nyamanan dan menurunkan risiko cedera
dermal.
e. Risiko atau perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan
kurang/pembatasan cairan.
Intervensi :
1) Inspeksi rongga mulut, perhatikan kelembaban, karakter saliva,
adanya binflamasi, ulserasi.
2) Berikan cairan sepanjang 24 jam dalam batas yang ditentukan.
3) Berikan perawatan mulut.
4) Anjurkan hygiene gigi yang baik setelah makan dan pada saat tidur.
5) Anjurkan pasien untuk menghentikan merokok dan menghindari
pencuci mulut yang mengandung lemon.
41. 28
6) Berikan obat-obatan sesuai indikasi misalnya anti histamin.
Rasional :
1) Memberikan kesempatan untuk intervensi segera dan mencegah
infeksi.
2) Mencegah kekeringan mulut berlebihan dari periode lama tanpa
masukan oral.
3) Membran mukosa dapat menjadi kering dan pecah-pecah.
4) Menurunkan pertumbuhan bakteri dan potensial terhadap infeksi.
5) Dapat mengiritasi mukosa dan mempunyai efek mengeringkan,
menimbulkan ketidak nyamanan.
6) Dapat diberikan untuk menghilangkan gatal.
f. Kurang pengetahuan tetang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terbatasan informasi
Intervensi :
1) Kaji ulang proses penyakit, prognosis dan kemungkinan yang akan
dialami.
2) Kaji ulang pembatasan diet termasuk fosfat dan magnesium.
3) Diskusikan masalah nutrisi lain seperti pengaturan masukan protein
sesuai dengan tingkat fungsi ginjal.
4) Dorong pemasukan kalori tinggi khususnya dari karbohidrat.
5) Diskusikan terapi obat termasuk tambahan kalsium dan ikatan fosfat.
6) Anjurkan dalam observasi diri dan pengawasaan tekanan darah.
Rasional :
42. 29
1) Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
2) Pembatasan fosfat merangsang kelenjar paratiroid untuk pergeseran
kalsium dan tulang.
3) Metabolit yang terakumulasi dalam darah menurunkan hampir secara
keseluruhan dari katabolisme protein.
4) Penyimpanan protein, mencegah penggunaan dan memberikan energi.
5) Mencegah komplikasi serius.
6) Insiden hipertensi meningkat pada GGK.
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah merupakan suatu tahap dimana perawat
membantu klien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam
pelaksanaan ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan hasil
perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi dilapangan
(Smeltzer & Bare, 2002).
5. Evaluasi
Menurut Griffith dan Christensen (1986), evaluasi adalah sebagai
sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistemik pada status
kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai
suatu tujuan maka perawat dapat menentukan efektivitas asuhan
keperawatan (Nursalam, 2013).
43. 30
Evaluasi dapat dilakukan dengan dengan menggunakan pendekatan
SOAP sebagai pola pikir.
S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objetif untuk menyimpulkan
apakah masalah baru atau mungkin terdapat data yang kontradiksi
dengan masalah yang ada.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
klien.
44. 31
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Satatus perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sariwartes Indah
Tanggal masuk rumah sakit : 19 Februari 2016
Tanggal pengkajian : 20 Februari 2016
Diagnosa Medik : Chronic Kidney Disease (CKD)
Nomor Register : 0001515993
45. 32
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Satatus perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan Klien : Istri Klien
Alamat : Sariwartes Indah
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Keluhan utama: Nyeri
(2) Riwayat Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 20 Februari 2016,
klien mengeluh nyeri yang penyebabnya tidak diketahui yang
sifatnya hilang timbul seperti ditusuk-tusuk benda tajam yang
dirasakan pada daerah pinggang bagian kanan dengan skala
nyeri 4 (0-10), klien nampak meringis bila nyeri timbul, nyeri
biasanya berlangsung sekitar ± 3 menit lamanya. Hal yang
memperberat keluhan ketika klien beraktivitas/bergerak dan
46. 33
berkurang pada saat klien istirahat. Keluhan yang menyertai
adalah mual dan muntah.
(3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
(a)Klien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit dengan
penyakit yang sama.
(b)Klien sebelumnya memiliki riwayat darah tinggi
(hipertensi).
(c)Keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit seperti DM,
Hipertensi, Asma dan TBC.
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keterangan :
: Laki-laki/Perempuan × : Meninggal
: Klien : Tinggal serumah
? : Tidak diketahui umurnya : Garis keturunan
X X
?
XX
X X? ?
5161
2836 34 30 25
Bagan 1. Genogram 3 generasi
47. 34
c) Pemeriksaan Fisik
(1) Keadaan Umum Klien
(a)Keadaan umum : Lemah
(b)Kesadaran : Composmentis, GCS 15 (E4,M6,V5)
(c)TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,7 °C
P : 24 x/menit
(2) Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, tidak terdapat
pernapasan cuping hidung, bentuk dada simetris kiri dan
kanan, tidak ada retraksi dinding dada, terdengar bunyi
vesikuler pada area paru-paru, tidak terdengar suara napas
tambahan.
(3) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, tidak terdapat
sianosis, tidak terdapat peningkatan JVP, auskultasi terdengar
bunyi jantung S1 dan S2 murni regular, CRT ≤ 2 detik.
(4) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir kering, tidak menggunakan gigi palsu, tidak
ada karies gigi, lidah nampak kotor, tidak ada peradangan
pada tonsil, tidak ada stomatitis, tidak ada nyeri menelan,
bentuk abdomen datar, ada nyeri tekan pada daerah perut
48. 35
bagian kanan, tidak teraba pembesaran hati dan limpa,
auskultasi abdomen terdengar suara timpani, peristaltik usus
7 x/menit.
(5) Sistem Perkemihan
Tidak terdapat edema palpebra, terpasang kateter pada bagian
vesika urinaria, warna urine kuning jernih, volume urine 800
cc, terdapat nyeri tekan pada kandung kemih.
(6) Sistem Integumen
Distribusi rambut merata, warna rambut sebagian beruban,
rambut tampak kotor, tidak mudah rontok, warna kulit sawo
matang, turgor kulit jelek, akral teraba hangat.
(7) Sistem Muskuloskeletal
(a)Ekstermitas Atas
Bentuk simetris kiri dan kanan, terpasang infus RL 20
TPM pada lengan kanan, kuku nampak panjang dan kotor,
refleks bisep +/+, refleks trisep +/+, kekuatan otot 5/4,
tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, akral
teraba hangat, turgor kulit jelek.
(b)Ekstermitas Bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan, keadaan kuku nampak
kotor, refleks patella +/+, refleks achiles +/+, refleks
babinski -/-, kekuatan otot 4/4, tidak ada nyeri tekan,
terdapat edema pada kedua tungkai kaki, turgor kulit jelek.
49. 36
(8) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan paratiroid.
(9) Sistem Persarafan
(a)Tes Fungsi Serebral
i. Kesadaran: Composmentis, GCS 15 ( E4 M6 V5)
ii. Status mental: klien dapat mengenal orang
disekitarnya dan klien juga mampu menyebutkan
tempat klien berada sekarang.
iii. Bicara dan bahasa: klien dapat berkomunikasi dengan
perawat.
(b)Tes Fungsi Kranial
i. Nervus I (Olvaktorius)
Klien mampu mencium dan membedakan bau
alkkohol dan minyak kayu putih.
ii. Nervus II (Optikus)
Klien mampu membaca papan nama perawat dengan
jarak 30 cm.
iii. Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, Troklearis,
Abdusen)
Klien mampu menggerakan bola mata keatas,
kebawah dan kesamping, pupil isokor +/+.
iv. Nervus V (Trigeminus)
50. 37
Kelopak mata klien dapat mengedip saat kornea
didekatkan dengan pilinan kapas.
v. Nervus VII ( Fasialis)
Klien dapat menggerutkan dahi, membedakan rasa
manis dan pahit pada lidahnya.
vi. Nervus VIII (Akustikus)
Klien dapat mendengar dengan baik dan menjawab
pertanyaan dengan baik.
vii. Nervus IX, X ( Glassofaringeus, Vagus)
Nyeri menelan ( – ), refleks muntah ( + ).
viii. Nervus XI ( Aksesorius)
Klien dapat menggerakkan lehernya ke kiri dan ke
kanan.
ix. Nervus XII (Hipoglosus)
Lidah dapat digerakkan ke segala arah.
d) Pola Aktivitas Sehari-Hari
Tabel 2. Pola Aktivitas Sehari-hari Tn. S
No Jenis Aktivitas Sebelum Masuk RS Selama Masuk RS
1 Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi
- Jenis
- Porsi makan
- Nafsu makan
b. Minum
- Jumlah
- Jenis
- Keluhan
3x sehari
Nasi, lauk, sayur
1 porsi dihabiskan
Baik
± 1200-1500 cc/hari.
Air putih
Tidak ada
3x sehari
Nasi, sayur, lauk dan
buah
1 porsi hanya ½ porsi
dihabiskan
Menurun
± 1200 cc/hari
Air putih
Tidak ada
51. 38
Lanjutan Tabel 2.
No Jenis Aktivitas Sebelum Masuk RS Selama Masuk RS
2. Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi
- Warna
- Konsistensi
- Keluhan
b. BAK
- Frekunsi
- Jumlah
- Warna
- Keluhan
1 x sehari
Kuning
Lembek
Tidak ada.
4-5 kali sehari
1000-1200
Kuning jernih
Tidak ada
Belum pernah
–
–
–
Terpasang kateter
800-1000cc/hari
Kuning jernih
Nyeri saat berkemih
3. Personal hygiene
a. Mandi
b. Mencuci rambut
c. Gosok gigi
d. Gunting kuku
e. Keluhan
2x sehari
Setiap kali manndi
2 x sehari
Setiap minggu
Tidak ada
Selama dirumah sakit
belum pernah mandi
hanya di lap dengan
waslap. Selama di
RS tidak pernah cuci
rambut.
4 Istrahat dan tidur
a. Siang
b. Malam
c. Keluhan
14.00 – 16.00
(± 2 jam)
21.00 – 05.00
(± 8 jam)
14.00 – 15.30
21.30 – 05.30
Klien sering terbangun
karena nyeri
5. Aktivitas Klien bebas bergerak
melakukan aktivitas
Selama di RS seluruh
aktivitas klien di
bantu oleh keluarga
dan perawat.
Sumber: Data Primer Hasil Pengkajian Tn. S di Ruang Fresia Lantai II RSUP
dr. Hasan Sadikin Bandung 2016
e) Data psikologis
Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya. Klien juga
mengatakan ingin cepat pulang, klien selalu berharap agar cepat
sembuh dari penyakitnya. Klien juga sering menanyakan kondisi
penyakitnya.
f)Data sosial
Orang yang paling dekat dengan klien adalah istrinya, interaksi
dengan lingkungan dan keluarga baik.
52. 39
g) Data spiritual
Klien beragama Islam, sebelum sakit klien rajin shalat, selama
sakit tidak pernah lagi menjalankan ibadah.
h) Data Penunjang
Tabel 3. Pemeriksaan Laboratorium Tn. S pada Tanggal 19 Februari 2016
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
a. Darah rutin :
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
11,9
36
7.000
5,00
347.000
11,5-15,5
35-45
4500-13.500
4,43-6,02
150.000-450.000
gr/dl
%
/mm3
juta/ul
/mm3
b. Kimia klinik
Kreatinin
Albumin
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Protein total
Ureum
Glukosa Darah Sewaktu
0,31
4,7
19
14
7,3
19
89
0,39-0,73
35-52
< 51
< 39
6,6-8,7
15-50
< 140
mg/dL
g/dL
u/L
u/L
mg/dL
mg/dL
Sumber: Hasil Laboratorium Tn. S di Ruang Fresia Lantai II RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung 2016.
i)Pengobatan Dan Perawataan
(1) IVFD RL 0,9% 24 tts/menit
(2) Ceftriaxone 2x1 gr
(3) Furosemide 1x60 mg/ IV
53. 40
(4) Amlodipin 1x5 mg p.o
(5) Levoflorasim 1x750 mg/ 48jam/ IV
(6) N. Asetil 3x200 mg p.o
(7) Bicarbonat 3x500 mg p.o
b. Pengelompokan data
1) Data Subjektif
a) Klien mengatakan nyeri pada daerah pinggang sebelah kanan
b) Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk benda tajam
c) Klien mengatakan selama dirumah sakit dapat mengkonsumsi air
sebanyak 6 gelas/hari (± 1200 cc)
d) Klien mengatakan nyeri timbul saat bergerak
e) Klien mengatakan kadang mual dan muntah
f)Klien mengatakan kurang nafsu makan
2) Data Objektif
a) Keadaan umum lemah
b) Ekspresi wajah nampak meringis bila nyeri timbul.
c) Skala nyeri 4 (0-10).
d) Mukosa bibir nampak kering.
e) Klien nampak memegang bagian tubuh yang sakit.
f)Nampak edema pada kedua tungkai kaki.
g) Nyeri tekan pada pingang sebelah kanan.
h) Kreatinin : 0,31 mg/dL, Albumin 4,7 g/dL, Protein total 7,3
i)TB : 160 cm, BB : 50 kg.
54. 41
j) IMT : BB/(TB)2
= 50/ (1,6)2
= 16 kg/m2
(kategori kurus)
k) TTV: TD: 110/70 mmHg N : 100 x/menit
S : 36,7 o
C P : 24 x/menit
c. Analisa data
Tabel 4. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. a. DS :
1) Klien mengatakan
nyeri pada bagian
pinggang sebelah
kanan
2) Klien mengatakan
nyerinya seperti
ditusuk-tusuk benda
tajam
b. DO:
1) Keadaan umum
lemah
2) Ekspresi wajah
nampak meringis bila
nyeri timbul
3) Klien nampak
memegang tubuh yang
sakit
4) Nampak nyeri tekan
pada bagian pinggang
sebelah kanan
5) Kreatinin : 0,31 mg/dL
6) TTV: TD: 110/mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,7 oC
P : 24 x/menit
Chronic kidney disease
↓
Peningkatan ureum,
kreatinin dalam darah
↓
Kerusakan pada ginjal
↓
Suplay darah ke ginjal
menurun
↓
GFR menurun
↓
Merangsang pengeluaran zat
bradikinin, histamin,
serotonin dan prostaglandin
↓
Merangsang saraf perifer
↓
Dihantarkan ke korda
spinalis
↓
Diteruskan ke jalur
spinothalmic treat (SST)
↓
Dihantarkan ke medulla
spinalis
↓
Thalamus
↓
Impuls diteruskan ke korteks
serebri
↓
Nyeri dipersepsikan
Nyeri akut
2. a. DS:
1) Klien mengatakan
selama dirumah sakit
dapat mengkonsumsi
air sebanyak 6
gelas/hari (1200 cc)
Gagal ginjal kronik
↓
Fungsi glomerulus menurun
↓
Sekresi aldosteron terganggu
↓
Sisa metabolisme terganggu
↓
Kelebihan
volume cairan
55. 42
Lanjutan Tabel 4.
No Data Etiologi Masalah
b. DO :
1) Terdapat edema pada
kedua tungkai kaki
2) BB = 50 kg
Sel metabolisme tidak
dapat di buang
↓
Retensi cairan dan elektrolit
didalam ada diluar sel
↓
Edema keseimbangan
cairan terganggu
↓
Kelebihan volume cairan
3. a. DS :
1) Kien mengatakan
kadang mual dan
muntah
2) Klien mengatakan
kurang nafsu makan
b. DO :
1) Nampak 1 porsi
makanan yang
dihabiskan hanya 1
/2
porsi
2) Mukosa bibir nampak
kering
3) Albumin 4,7 g/dl
4) BB = 50 kg
5) TB = 160 cm
6) IMT = 50/(1,6)2 = 16
kg/m2
(kategori kurus)
Chronic kidney disease
↓
GFR menurun
↓
Adaptasi
↓
Kecepatan filtrasi dan beban
cairan meningkat
↓
Ketidakseimbangan
dalam glomerulus
dan tubulus
↓
Poliuri, nokturi, azotemia
↓
Insufisiensi ginjal
↓
Eritroprotein ginjal menurun
↓
Intake nutrisi yang tidak
adekuat
↓
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Sumber: Data Primer Hasil Pengkajian Tn. S di Ruang Fresia Lantai II RSUP dr.
Hasan Sadikin Bandung 2016
d. Prioritas masalah
1) Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan pada ginjal.
2) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan keseimbangan
elektrolit terganggu.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
56. 43
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan pada ginjal, ditandai
dengan:
Data Subjektif :
1) Klien mengatakan nyeri pada bagian pinggang sebelah kanan.
2) Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk benda tajam.
Data Objektif :
1) Keadaan umum lemah.
2) Skala nyeri 4 (0-10).
3) Ekspresi wajah nampak meringis bila nyeri timbul.
4) Klien nampak memegang tubuh yang sakit.
5) Nampak nyeri tekan pada bagian pinggang sebelah kanan.
6) Kreatinin : 0,31 mg/dL
7) TTV : TD: 110/70 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,7 o
C
P : 24 x/menit
b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan keseimbangan elektrolit
terganggu, ditandai dengan :
Data Subjektif :
1) Klien mengatakan selama dirumah sakit ia dapat mengkonsumsi air
sebanyak 6 gelas/hari (± 1200 cc).
57. 44
Data Objektif :
1) Terdapat edema pada kedua tungkai kaki.
2) BB = 50 kg.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, ditandai dengan:
Data Subjektif :
1) Kien mengatakan kadang mual dan muntah.
2) Klien mengatakan kurang nafsu makan
Data Objektif :
1) Mukosa bibir nampak kering.
2) Nampak 1 porsi makanan yang dihabiskan hanya ½ porsi.
3) Albumin 4,7 g/dl
4) BB : 50 kg, TB :160 cm
5) IMT : BB kg = 50 = 16 kg/m2
(kategori kurus)
(TB cm)2
1,62
58. 45
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Nama : Tn. S Tanggal masuk RS : 19 Februari 2016
Umur : 64 tahun Tanggal pengkajian : 20 Februari 2016
Jenis kelamin : Laki-laki No. Register : 0001515993
Alamat : Sariwartes Indah Diagnosa medik : Chronic Kidney Disease (CKD)
Tabel 5. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan
fisik kronis, ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada bagian
pinggang sebelah kanan
- Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-
tusuk benda tajam
DO:
- Keadaan umum lemah
- Ekspresi wajah nampak meringis bila nyeri
timbul
- Klien nampak memegang tubuh yang sakit
- Nampak nyeri tekan pada bagian pinggang
sebelah kanan, Kreatinin : 0,31 mg/dL
- TTV: TD: 110/70 mmHg, N : 100 x/menit,
- S :36,7 C, P :24 x/menit
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 4 hari,
gangguan rasa nyaman
nyeri berangsur-angsur
hilang/teratasi, dengan
kriteria hasil :
- Klien tidak mengeluh
nyeri
- Skala nyeri 1 (0-10)
- Ekspresi wajah nampak
tenang/rileks
- TTV dalam batas normal
(TD:120/80-130/80
mmHg, N: 80-100
x/menit, S: 36,5-37,5o
C,
P: 16-24 x/menit)
1. Observasi tingkat nyeri
dan TTV
2. Beri posisi yang
nyaman bagi klien.
3. Ajarkan teknik distrasi
dan relaksasi
4. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik
sesuai indikasi.
1. Untuk menentukan intervensi
selanjutnya.
2. Dapat meningkatkan rasa nyaman
bagi klien dan melancarkan sirkulasi.
3. Mengalikan perhatian klien dari rasa
nyeri
4. Analgetik dapat mengurangi rasa
nyeri, dan meningkatkan,
kenyamanan dan istrahat
59. 46
Lanjutan Tabel 5.
No Diagnosa Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
keseimbangan elektrolit terganggu ditandai
dengan:
DS:
- Klien mengatakan selama dirumah sakit
dapat mengkonsumsi air sebanyak 6
gelas/hari (1200 cc)
DO :
- Keadaan umum nampak lemah
- Terdapat edema pada kedua kaki
- BB = 50 kg
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 4 hari,
keseimbangan volume
cairan tidak terganggu/
dalam batas normal, dengan
kriteria hasil:
- Klien terbebas dari edema
- TTV dalam batas normal
(TD: 120/80-130/80
mmHg, N: 80-100
x/menit, S: 36,5-37,5o
C,
P: 16-24 x/menit)
- BAK lancar
1. Monitor dan catat
pemasukan dan
pengeluaran urine
2. Evaluasi derajat edema
3. Berikan HE tentang
pembatasan cairan
pada klien.
4. Kolaborasi dalam
pemberian antibiotik
sesuai program dokter.
1. Takikardi karena kegagalan ginjal
untuk mengeluarkan urine.
2. Edema terjadi karena perpindahan
dalam dan luar jaringan rapuh dan
terinfeksi oleh akumulasi cairan
3. Manajemen cairan diukur
menggantikan cairan dan mencegah
distensi oleh akumulasi cairan
4. Untuk melancarkan volume
pengeluaran cairan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan :
DS :
- Klien mengatakan kurang nafsu makan
- Klien mengatakan kadang mual dan muntah
DO :
- Nampak 1 porsi makanan yang dihabiskan
hanya 1
/2 porsi
- Mukosa bibir nampak kering
- Albumin 4,7 g/dl, BB = 50 kg, TB = 160 cm
- IMT = BB/(TB)2
= 50/1,62
= 16 kg/m2
(kategori kurus)
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selam 4 hari,
kebutuhan nutrisi klien
membaik/ terpenuhi, dengan
kriteria hasil:
- Asupan nutrisi
terpenuhi/terkontrol
- Nafsu makan meningkat
- Tidak mual dan muntah
- IMT dalam batas normal
(20-25 kg/m2
)
1. Kaji / catat pemasukan
diet klien.
2. Anjurkan klien untuk
makan dalam porsi
sedikit dsn sreing.
3. Timbang berat badan
klien tiap hari.
4. Kolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian
nutrisi.
1. Untuk membantu mengetahui
defisiensi dan kebutuhan diet.
2. Meminimalkan anoreksia dan mual
sehubungan dengan status
uremik/menurunnya peristaltik
3. Perubahan berat badan menunjukkan
adanya perpindahan keseimbangan
cairan.
4. Menentukan kalori individu dan
kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.
60. 47
4. Implementasi dan Evaluasi
Nama : Tn. S Tanggal masuk RS : 19 Februari 2016
Umur : 64 tahun Tanggal pengkajian : 20 Februari 2016
Jenis kelamin : Laki-laki No. Register : 0001515993
Alamat : Sariwartes Indah Diagnosa medik : Chronic Kidney Disease (CKD)
Tabel 6. Implementasi dan Evaluasi
No.
DX
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Eavluasi
I Sabtu,
20-02-2016
08.00
08.30
1. Mengobservasi TTV dan karakteristik tingkat
nyeri
Hasil :
- Skala nyeri sedang yaitu 4 (skala 0-10)
- Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda
tajam
- Ekspresi wajah nampak meringis bila nyeri
timbul
- Nyeri tekan pada pinggang sebelah kanan
- Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,7 o
C
P : 24 x/menit.
2.Memberikan posisi yang nyaman bagi klien.
Hasil :
Klien istrahat dalam keadaan yang nyaman.
Sabtu,
20-02-2016
14.00 S :
- Klien mengatakan masih nyeri pada
daerah pinggang sebelah kanan.
- Kien mrngatakan nyeri yan dirasakan
seperti ditusuk-tusuk benda tajam.
O :
- Ekspresi wajah nampak meringis bila
nyeri timbul.
- Skala nyeri 4 (0-10)
- Klien nampak memegang bagian tubuh
yang sakit
- Kretinin : 0,31 mg/dL
- TTV : TD: 110/70 mmHg N: 100 x/menit
S: 36,7 O
C P: 24x/menit
61. 48
Lanjutan Tabel 6.
No.
DX
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Eavluasi
08.40
09.00
3.Mengajarkan penggunaan teknik distraksi dan
relaksasi
Hasil :
Klien mampu melakukan tehnik relaksasi dan
distraksi.
4.Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai
indikasi
Hasil :
Amlodipin 1×5 mg p.o.
Levoflorasim 1× 750 mg/48jam/IV
A: Maslah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4.
II Senin,
22-02-2016
09.20
09.35
11.00
1.Memonitor dan catat pemasukan dan pengeluaran
urine
Hasil :
Pengeluaran urine sebanyak ± 800 cc/hari.
2.Mengevaluasi derajat edema
Hasil :
Terdapat adanya edema pada ekstremitas bawah.
3.Berikan HE tentang pembatasan cairan pada
klien.
Hasil :
Klien dan keluarga nampak kooperatif terhadap
informasi yang diberikan perawat.
Senin,
22-02-2016
14.00 S: Klien mengatakan selama dirumah sakit
dapat mengkonsumsi air sebanyak 6
gelas/hari (1200 cc)
O:
- Terdapat edema pada kedua tungkai kaki
- BB = 50 kg
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4
62. 49
Lanjutan Tabel 6.
No.
DX
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Eavluasi
09.00 4.Kolaborasikan dalam pemberian antibiotik dan
diuretik sesuai program dokter.
Hasil :
Ceftriaxone 2×1 gr / IV
Furosemide 1×60 mg / IV
III Senin,
22-02-2016
10.00
10.15
10.15
10.30
1.Mengkaji/catat pemasukan diet klien.
Hasil :
Klien mengatakan dalam 1 porsi terdiri dari nasi,
lauk sayur dan buah hanya ½ porsi dihabiskan.
2.Menganjurkan klien untuk makan dalam porsi
sedikit dan sering.
Hasil :
Klien makan dalam frekuensi yang sering yaitu
tiap 20 menit diberi 2-4 sendok makanan.
3.Menimbang berat badan klien tiap hari.
Hasil :
Berat badan : 50 kg
4.Kolaborasikan dengan ahli gizi dalam pemberian
nutrisi.
Hasil :
Klien mengkonsumsi makanan dengan
kandungan tinggi kalori rendah protein.
Senin,
22-02-2016
14.00 S:
- Klien mengatakan nafsu makannya kurang.
- Klien mengatakan kadang mual dan
muntah.
O:
- Mukosa bibir nampak kering
- Nampak 1 porsi makanan yang diberikan
hanya ½ porsi dihabiskan
- Albumin 4,7 g/dL
- BB = 50 kg, TB = 160 cm
- IMT = BB = 50 = 16 kg/m2
(TB)2
1,62
(kategori kurus)
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4.
63. 50
5. Catatan Perkembangan
Tabel 7. Catatan Perkembangan
No.
No.
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan
1. I Minggu,
21 Februari
2016
08.00
13.30
S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan pada
daerah pinggang sebelah kanan sudah mulai
berkurang.
O :
1) Ekspresi wajah nampak tenang/rileks.
2) Skala nyeri ringan yaitu 2 (0-10)
3) Klien nampak tidak lagi memegang bagian
tubuh yang sakit
4) Kretinin : 0,31 mg/dL
5) TTV: TD : 110/70 mmHg N : 100 x/menit,
S : 36,7 O
C P : 24 x/menit
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan intervensi
E : Masalah teratasi
2. II Minggu,
21 Februari
2016
08.10
08.20
08.30
10.00
08.45
13.30
S : Klien mengatakan selama dirumah sakit dapat
mengkonsumsi air sebanyak 6 gelas/hari (1200
cc)
O :
1) Terdapat edema pada kedua tungkai kaki
2) BB = 50 kg
A : Tujuan belum tercapai.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4
I :
1) Memonitor dan catat pemasukan dan
pengeluaran urine
Hasil :
Pengeluaran urine sebanyak ± 800 cc/hari.
2) Mengevaluasi derajat edema
Hasil :
Terdapat adanya edema pada ekstremitas
bawah.
3) Berikan HE tentang pembatasan cairan pada
klien.
Hasil :
Klien dan keluarga nampak kooperatif terhadap
informasi yang diberikan perawat.
4) Kolaborasikan dalam pemberian antibiotik dan
diuretik sesuai program dokter.
Hasil :
Ceftriaxone 2×1 gr / IV
Furosemide 1×60 mg / IV
E :Masalah belum teratasi
3. III Minggu,
21 Februari
2016
09.00 S :
1) Klien mengatakan nafsu makannya kurang.
2) Klien mengatakan kadang mual dan muntah.
O :
1) Mukosa bibir nampak kering
64. 51
Lanjutan Tabel 7.
No.
No.
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan
09.10
09.20
09.35
09.40
13.30
2) Nampak 1 porsi makanan yang diberikan hanya
½ porsi dihabiskan
3) Albumin 4,7 g/dl
4) BB = 50 kg, TB = 160 cm
5) IMT = BB = 50 = 16 kg/m2
(kategori kurus)
(TB)2
1,62
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4
I :
1) Mengkaji/catat pemasukan diet klien.
Hasil :
Klien mengatakan dalam 1 porsi terdiri dari
nasi, lauk sayur dan buah hanya ½ porsi
dihabiskan.
2) Menganjurkan klien untuk makan dalam porsi
sedikit dan sering.
Hasil :
Klien makan dalam frekuensi yang sering yaitu
tiap 20 menit diberi 2-4 sendok makanan.
3) Menimbang berat badan klien tiap hari.
Hasil :
Berat badan : 50 kg
4) Kolaborasikan dengan ahli gizi dalam
pemberian nutrisi.
Hasil :
Klien mengkonsumsi makanan dengan
kandungan tinggi kalori rendah protein.
E : Masalah belum teratasi.
4. II Senin,
22 Februari
2016
08.10
08.20
08.30
10.00
S :
1) Klien mengatakan selama dirumah sakit dapat
mengkonsumsi air sebanyak 6 gelas/hari (1200
cc)
O :
1) Terdapat edema pada kedua tungkai kaki
2) BB = 50 kg
A : Tujuan belum tercapai.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4
I :
1) Memonitor dan catat pemasukan dan
pengeluaran urine
Hasil :
Pengeluaran urine sebanyak ± 800 cc/hari.
2) Mengevaluasi derajat edema
Hasil :
Terdapat adanya edema pada ekstremitas
bawah.
3) Berikan HE tentang pembatasan cairan pada
klien.
Hasil :
Klien dan keluarga nampak kooperatif terhadap
65. 52
Lanjutan Tabel 7.
No.
No.
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan
08.45
13.30
informasi yang diberikan perawat.
4) Kolaborasikan dalam pemberian antibiotik dan
diuretik sesuai program dokter.
Hasil :
Ceftriaxone 2×1 gr / IV
Furosemide 1×60 mg / IV
E :Masalah belum teratasi
5. III Senin,
22 Februari
2016
09.00
09.10
09.20
09.35
09.40
13.30
S:
1) Klien mengatakan nafsu makannya mulai
membaik
2) Klien mengatakan tidak merasa mual dan
muntah
O:
1) Mukosa bibir lembab
2) Nampak 1 porsi makanan dihabiskan
3) Albumin 4,7 g/dl
4) BB = 50 kg, TB = 160 cm
5) IMT = BB = 50 = 16 kg/m2
(kategori kurus)
(TB)2
1,62
A: Tujuan belum tercapai
P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4
I :
1) Mengkaji/catat pemasukan diet klien.
Hasil :
Klien mengatakan dalam 1 porsi terdiri dari
nasi, lauk sayur dan buah hanya ½ porsi
dihabiskan.
2) Menganjurkan klien untuk makan dalam porsi
sedikit dan sering.
Hasil :
Klien makan dalam frekuensi yang sering yaitu
tiap 20 menit diberi 2-4 sendok makanan.
3) Menimbang berat badan klien tiap hari.
Hasil :
Berat badan : 50 kg
4) Kolaborasikan dengan ahli gizi dalam
pemberian nutrisi.
Hasil :
Klien mengkonsumsi makanan dengan
kandungan tinggi kalori rendah protein.
E: Masalah belum teratasi.
B. PEMBAHASAN
Selama melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa
66. 53
keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan
pada klien Tn. S dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic Kidney
Disease di Ruang Fresia Lantai II RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang
dilaksanakan mulai tanggal 19 Februari sampai dengan 22 Februari 2016,
penulis mendapatkan kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan praktek di
lapangan selama melaksanakan asuhan keperawatan. Selain itu, penulis juga
menemukan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di lapangan.
Adapun uraian secara lengkap pembahasan dari pelaksanaan asuhan
keperawatan dilapangan pada klien Tn. S dengan Gangguan Sistem
Perkemihan: Chronic Kidney Disease dengan tinjauan teori asuhan
keperawatan pada klien Tn. S dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic
Kidney Disease, dapat disimak dalam penjelasan di bawah ini:
1. Pengkajian
Dalam pengkajian penulis melaksanakan sesuai dengan tahapan-
tahapan dalam pengkajian yaitu pengumpulan data yang terdiri dari data
subyektif dan data obyektif, klasifikasi data dan analisa data. Dalam
pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik secara head to toe dengan menggunakan teknik inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi yang diaplikasikan secara persistem dan
studi dokumentasi dengan melihat status klien diruangan. Selama tahap ini,
penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup berarti karena klien cukup
kooperatif dan dapat di ajak kerja sama dalam melaksanakan asuhan
67. 54
keperawatan. Hanya masalah waktu yang terlalu pendek yang menjadi
hambatan penulis saat pengkajian.
Berdasarkan tinjauan teoritis pada data yang bisa ditemukan pada
klien pada klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic Kidney
Disease yaitu sesak, nyeri pinggang, nyeri kepala, penglihatan kabur,
telapak kaki kebas/kesemutan dan kelemahan otot khususnya ekstremitas
bawah, edema palpebra dan ekstremitas, frekuensi pernapasan lebih dari
40×/menit, hipertensi, anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan,
pruritus, turgor kulit buruk, konjungtiva biasanya tampak pucat akibat
intake nutrisi yang tidak adekuat, distensi pada abdomen, penurunan
frekuensi urine, oliguria, anuria.
Setelah dilakukan pengkajian pada klien Tn. S ditemukan data
sebagai berikut: keadaan umum lemah, ekspresi wajah nampak meringis
bila nyeri timbul, skala nyeri 4 (0-10), klien nampak memegang bagian
tubuh yang sakit, nampak edema pada kedua tungkai kaki, nyeri tekan pada
pinggang sebelah kanan, albumin: 4,7 g/dL, protein total 7,3suhu 38,4 O
C,
tinggi badan 160 cm, berat badan 50 kg, IMT: 16 kg/m2
(kategori kurus).
Adanya kesenjangan ini dapat disebabkan karena setiap manusia
dalam memberikan respon baik bio, psiko, sosial, spritual dan kultural
terhadap stimulus berbeda-beda sehingga gejala dan karakteristik berbeda
pula.
68. 55
2. Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan teoritis, diagnosa keperawatan yang ditemukan kepada
klien Chronic Kidney Disease (Doenges, Moorhouse & Geissler, 2000)
adalah sebagai berikut:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan
mempengaruhi vulome sirkulasi, kerja miokardal, dan daya tahan
vaskuler sistemik.
b. Risiko cedera berhubungan dengan penekanan produksi/sekresi
eritropoiten, penurunan produksi dan SDM hidupnya, gangguan faktor
pembekuan, peningkatan kerapuhan kapiler.
c. Perubahan proses pikir berhubungan perubahan fisiologis: akumulasi
toksin, asidosis metabolik, hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit,
kalsifikasi metastatik pada otak.
d. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sistem
metabolik, sirkulasi, sensasi.
e. Risiko atau perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan
kurang/pembatasan cairan.
f. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terbatasan
informasi.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Tn. S
dengan gangguan sistem perkemihan: Chronic Kidney Disease adalah
sebagai berikut:
69. 56
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan pada ginjal.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan keseimbangan elektrolit
terganggu.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah.
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada di teori dengan
diagnosa keperawatan pada kasus, terjadi adanya kesenjangan yaitu tidak
semua diagnosa teori ada pada kasus seperti penurunan curah jantung,
resiko cedera, perubahan proses pikir, resiko kerusakan integritas kulit,
resiko atau perubahan membran mukosa oral, kurang pengetahuan tentang
kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan, diagnosa keperawatan yang
muncul di kasus tidak ada pada teori yaitu nyeri akut, kelebihan volume
cairan dan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Kesenjangan ini dapat disebabkan beberapa hal antara lain pada studi
kasus tidak ditemukan tanda dan gejala yang menunjang untuk mengangkat
masalah keperawatan tersebut dan masalah keperawatan diangkat sesuai
dengan kondisi klien.
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien.
70. 57
Penyusunan rencana pada kasus tetap berpedoman pada teori.
Beberapa tambahan dan pengurangan rencana yang dilakukan karena
pertimbangan diantaranya: tingkat kemampuan klien, peran serta aktif
keluarga, lingkungan dimana klien berada, prosedur tetap yang telah
ditentukan, serta sarana dan prasarana yang dapat membantu dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan selanjutnya.
Perencanaan yang penulis lakukan pada klien Tn. S, pada dasarnya
ada kesenjangan antara teori dan kasus, hal ini terjadi karena semua
diagnosa keperawatan pada kasus tidak didapatkan dalam teori sehingga
dalam penyusunan rencana keperawatan penulis bersama klien menyusun
intervensi berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
4. Implementasi
Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan tanpa
mengabaikan kondisi klien saat itu yang merupakan suatu pendukung dalam
tahap pelaksanaan ini adalah adanya kerja sama yang baik antara penulis,
klien dan orang tua klien sehingga memudahkan dalam setiap tindakan.
Selain itu, adanya dukungan serta bimbingan dari perawat pembimbing.
Adapun tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada
antara lain:
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan pada ginjal, semua
perencanaan yang ada dilaksanakan dan diimplementasikan karena
disesuaikan dengan kondisi klien.
71. 58
b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan keseimbangan elektrolit
terganggu, semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan
diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah, semua perencanaan yang ada dilaksanakan
dan diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Pada
tahap ini dapat menunjukkan adanya kemajuan atas keberhasilan dalam
mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien. Adapun evaluasi dari asuhan
keperawatan yang dilakukan pada klien Tn. S yang direncanakan selama 4
hari, yang dimulai pada tanggal 19 Februari sampai dengan 22 Februari
2016, maka seluruh tujuan yang telah ditetapkan diharapkan dapat tercapai.
Dalam studi kasus ini terdapat tiga diagnosa yang terdiri dari tiga
diagnosa aktual, yaitu nyeri akut, kelebihan volume cairan dan perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Diantara tiga diagnosa tersebut, satu
diagnosa yang teratasi yaitu nyeri akut serta dua diagnosa yang belum
teratasi yaitu kelebihan volume cairan dan perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, namun sudah ada kemajuan. Hal ini terjadi karena
beberapa masalah keperawatan membutuhkan waktu yang berbeda-beda
dalam proses penyembuhan.
72. 59
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses
keperawatan yang penulis laksanakan di Ruang Fresia Lantai II Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung 19 sampai dengan 22 Februari 2016
dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil
kesimpulan :
1. Dalam pengkajian semua aspek bio, psiko, sosial dan spiritual harus dikaji
untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat karena setiap individu
memberikan respon yang berbeda terhadap stimulus baik internal maupun
eksternal sehingga diharapkan kejelian dalam menilai respon atau gejala
yang dinampakan klien, serta kepekaan dan kemampuan dalam
menginterprestasi dan menganalisa data pada klien dengan gangguan sistem
perkemihan: Chronic Kidney Disease.
2. Pada tahap perencanaan, penulis menyusun rencana tindakan yang
disesuaikan dengan masalah dan kebutuhan klien untuk mengatasi masalah
gangguan sistem perkemihan terutama pada penyakit gagal ginjal kronik
berdasarkan ilmu yang dimiliki dan prosedur dalam konsep dasar.
3. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pekemihan: Chronic Kidney Disease, diperlukan ilmu dan keterampilan
seorang perawat, didukung oleh sarana dan prasarana yang tersedia sehingga
dapat berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
73. 60
4. Tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara
berkelanjutan dan terarah dengan adanya catatan perkembangan, juga
diperlukan pengobatan sesuai dengan program terapi yang teratur.
5. Dalam mendokumentasikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis berpatokan pada
tahap-tahap pendokumentasian keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaaluasi
serta catatan perkembanngan.
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan: Chronic Kidney
Disease (CKD), maka penulis menyarankan :
1. Untuk pihak Rumah Sakit
Rumah sakit seharusnya mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan
komprehensif baik bio, psiko, sosial dan spiritual dengan menyediakan
peralatan dan fasilitas perawatan yang memadai.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan harus menyediakan referensi yang memadai, yang
menyangkut hal-hal terbaru tentang perawatan klien dengan gangguan
sistem perkemihan khususnya, serta menyediakan waktu yang cukup untuk
pelaksanaan praktek keperawatan dirumah sakit dan studi kasus untuk
penyusunan karya tulis dimasa yang akan datang.
74. 61
3. Untuk Perawat
Agar perawat harus meningkatkan kontak dengan pasien dan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian
yang dicatat dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama
yang baik dengan tim kesehatan lain.
4. Untuk Penulis
Bagi penulis sendiri, semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat
menjadi bahan bacaan dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kreativitas dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem perkemihan.
75. DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan, EGC : Jakarta.
Dongoes, M. E., Moorhouse, M. F. dan Geissler, A. C. (2000). Rencana asuhan
keperawatan, Edisi 3, Jilid II. EGC : Jakarta.
Mansjoer, A. (2000). Kapita selekta kedokteran, Edisi 3, Jilid II. EGC : Jakarta.
Melisa. (2012). Asuhan keperawatan pada Tn. H dengan gagal ginjal kronik di
bangsal multazam RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Karya Ilmiah
diterbitkan Surakarta : Program Studi Keperawatan.
Muttaqin, A. (2008). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan
sistem persarafan, Salemba Medika : Jakarta.
Nidianti & Rahayu. M. S. (2014). Hubungan health belief dengan perilaku
compliance pada pasien penderita gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa di Rumah Sakit Al-Islam Bandung, Universitas Islam
Bandung : Bandung.
Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis dan Nanda Nic-No, Edisi Revisi, Jilid I. Mediaction
Publishing : Jogjakarta.
. (2015). Handbook for health student, Mediaction
Publishing : Jogjakarta.
Nursalam, (2013). Proses dan dokumentasi keperawatan, Edisi 2. Salemba
Medika : Jakarta.
Pearce, E. C. (2010). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis, PT Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Price, S. A & Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit, Edisi 6. Vol 2. EGC : Jakarta.
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. (2016). Hasil medical
record di Ruang Fresia Lantai II, RSHS : Bandung.
76. Siallagan, H., Rasmaliah & Jemadi. (2011). Karakteristik penderita gagal ginjal
kronik yang dirawat inap di RS Martha Friska Medan, Universitas
Sumatera Utara : Medan.
Smeltzer, S. C & Bare, G. B. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah, Edisi
8. Vol 2. EGC : Jakarta.
Syaifuddin, (2006). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3.
EGC : Jakarta.
Tutik, R. (2015). Hubungan konsep diri dengan depresi pada pasien gagal ginjal
yang menjalani haemodialisa, Karya Ilmiah diterbitkan Surakarta :
Fakultas Ilmu Kesehatan.
Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan kardiovaskuler, Salemba Medika : Jakarta.
Wong, D. L. (2004). Pedoman klinis keperawatan pediatrik, Edisi 4. EGC :
Jakarta.
77. Saran – Saran Umum
Dalam Diet Penderita
Gagal Ginjal
Hindari makanan dengan
rasa yg kuat (pedas dan
asin)
Kurangi gula
Makan makanan segar non
awetan
Waspadai penurunan berat
badan
Cara Pengontrolan Rasa
Haus Pada Penderita
Gagal Ginjal :
Cara pengontrolan rasa haus
dlm menjalani pengurangan
asupan cairan antara lain dgn
mengurangi makanan asin yg
dpt merangsang rasa haus,
minum air secara perlahan
dgn gelas berukuran kecil,
bekukan minuman dlm
bentuk es batu berukuran
kecil dan kunyah secara
perlahan.
Makanan Yg Sebaiknya
Dibatasi
1) Sumber karbohidrat seperti :
2) Protein hewani seperti :
daging kambing, ayam, ikan,
hati, keju, udang, telur
3) Sayuran & buah-buahan tinggi
kalium : apel, alpukat, jeruk,
pisang, papaya& daun papaya
seledri, kembang kol, buncis
78. Komposisi dan
pembatasan cairan tubuh
Air adalah komponen
pembentukan tubuh yg paling
banyak jumlahnya. Pada org
dewasa kurang lebih 60% dari
berat badan adalah air, 2/3 bagian
berada
Air merupakan komponen
utama dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk mengatur suhu
tubuh, membuang racun,
membawa zat gizi masuk ke
dalam sel, mempertahankan
kelembaban kulit dan lain
sebagainya.
Pembatasan Cairan
Pada Gagal ginjal
Oleh :
LA ODE MUH. JAMALUDIN
12. 12. 966
III
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
1) Dehidrasi (isotonic, hiper-
tonik, hipotonik)
2) Edema
3) Intoksikasi air
4) Stage syok hipovolemik
Prinsip Diet Penderita
Gagal Ginjal
o Diet lunak / biasa
o Cukup energy dan rendah
protein
o Sbg sumber karbohidrat :
gula pasir, sirup, permen
o Sbg sumber protein,
diutamakan protein
hewani : susu, sapi, daging
dan ikan.
o Sbg sumber lemak,
diutamakan lemak tidak
jenuh.
Komposisi dan
pembatasan cairan tubuh
Air adalah komponen
pembentukan tubuh yg paling
banyak jumlahnya. Pada org
dewasa kurang lebih 60% dari
berat badan adalah air, 2/3 bagian
berada
Air merupakan komponen
utama dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk mengatur suhu
tubuh, membuang racun,
membawa zat gizi masuk ke
dalam sel, mempertahankan
kelembaban kulit dan lain
sebagainya.
Pembatasan Cairan
Pada Gagal ginjal
Oleh :
LA ODE MUH. JAMALUDIN
12. 12. 966
III
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
1) Dehidrasi (isotonic, hiper-
tonik, hipotonik)
2) Edema
3) Intoksikasi air
4) Stage syok hipovolemik
Prinsip Diet Penderita
Gagal Ginjal
o Diet lunak / biasa
o Cukup energy dan rendah
protein
o Sbg sumber karbohidrat :
gula pasir, sirup, permen
o Sbg sumber protein,
diutamakan protein
hewani : susu, sapi, daging
dan ikan.
o Sbg sumber lemak,
diutamakan lemak tidak
jenuh.
Komposisi dan
pembatasan cairan tubuh
Air adalah komponen
pembentukan tubuh yg paling
banyak jumlahnya. Pada org
dewasa kurang lebih 60% dari
berat badan adalah air, 2/3 bagian
berada
Air merupakan komponen
utama dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk mengatur suhu
tubuh, membuang racun,
membawa zat gizi masuk ke
dalam sel, mempertahankan
kelembaban kulit dan lain
sebagainya.
Pembatasan Cairan
Pada Gagal ginjal
Oleh :
LA ODE MUH. JAMALUDIN
12. 12. 966
III
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
1) Dehidrasi (isotonic, hiper-
tonik, hipotonik)
2) Edema
3) Intoksikasi air
4) Stage syok hipovolemik
Prinsip Diet Penderita
Gagal Ginjal
o Diet lunak / biasa
o Cukup energy dan rendah
protein
o Sbg sumber karbohidrat :
gula pasir, sirup, permen
o Sbg sumber protein,
diutamakan protein
hewani : susu, sapi, daging
dan ikan.
o Sbg sumber lemak,
diutamakan lemak tidak
jenuh.
79. SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mata Ajaran : Pendidikan Kesehatan
Sub. Pokok Bahasan : Pembatasan Cairan Pada Gagal Ginjal
Lokasi : Ruang Fresia lantai 2
Waktu : ± 30 Menit
Sasara : Tn. S
Media : Leaflet
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta
mengetahui tentang pengetahuan pembatasan cairan tubuh pada penderita
gagal ginjal.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan sasaran penyuluhan
mampu: :
1) Klien dapat menjelaskan Komposisi & Pembatasan Cairan Tubuh.
2) Klien dapat menyebutkan Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit.
3) Klien dapat menyebutkan Prinsip Diet Penderita Gagal Ginjal .
4) Klien dapat menjelaskan Cara Pengontrolan Rasa Haus Pada Penderita
Gagal Ginjal
5) Klien dapat menyebutkan Saran – Saran Umum Dalam Diet Penderita
Gagal Ginjal.
C. Materi (Terlampir)
1) Komposisi & Pembatasan Cairan Tubuh
2) Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
3) Prinsip Diet Penderita Gagal Ginjal
80. 4) Makanan Yang Sebaiknya Dibatasi
5) Cara Pengontrolan Rasa Haus Pada Penderita Gagal Ginjal
6) Saran – Saran Umum Dalam Diet Penderita Gagal Ginjal
D. Metode
Leaflet
Demonstrasi
Tanya jawab
E. Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu Tempat Sasaran
1. Pembukaan
- Perkenalan
- Infonrt consent
2 menit FRESIA Lt. 2 Tn. S
2. Penyampaian Materi
1. Komposisi dan
Pembatasan Cairan
Tubuh
2. Gangguan
keseimbangan cairan
& elektrolit
3. Prinsip Diet Penderita
Gagal Ginjal
4. Makanan Yang
Sebaiknya Dibatasi
5. Cara Pengontrolan
Rasa Haus Pada
15 Menit
81. Penderita Gagal
Ginjal
6. Saran – Saran Umum
Dalam Diet Penderita
Gagal Ginjal
3. Memberikan kesempatan
klien untuk bertanya
3 menit
4. Penutup 2 menit
5. Evaluasi 3 menit
F. Sumber
Mansjoer, Arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculapius
Hanafi Wikyasastro (1997), Faal Tubuh. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta.
82. MATERI PENYULUHAN
A. Komposisi dan pembatasan cairan tubuh
Air adalah komponen pembentukan tubuh yg paling banyak
jumlahnya. Pada org dewasa kurang lebih 60% dari berat badan adalah air,
2/3 bagian berada di intestinal dan 1/3 bagian berada di ekstrasel.
Pembatasan asupan cairan sampai 1liter / hari sangat penting karena
meminimalkan risiko kelebihan cairan antar sesi hamodialisa.
Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, membuang racun, membawa zat
gizi masuk ke dalam sel, mempertahankan kelembaban kulit dan lain
sebagainya.
B. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
1) Dehidrasi (isotonik, hiper-tonik, hipotonik)
2) Edema
3) Intoksikasi air
4) Stage syok hipovolemik
C. Prinsip Diet Penderita Gagal Ginjal
o Diet lunak / biasa
o Cukup energi dan rendah protein
o Sebagai sumber karbohidrat : gula pasir, sirup, permen
o Sebagai sumber protein, diutamakan protein hewani : susu, sapi, daging dan
ikan.
o Sebagai sumber lemak, diutamakan lemak tidak jenuh.
83. D. Makanan Yang Sebaiknya Dibatasi
1) Sumber karbohidrat seperti : nasi, jagung, kentang, macaroni, ubi.
2) Protein hewani seperti : daging kambing, ayam, ikan, hati, keju, udang dan
telur
3) Sayuran & buah-buahan tinggi kalium : apel, alpukat, jeruk, pisang,
papaya& daun papaya seledri, kembang kol, buncis
E. Cara Pengontrolan Rasa Haus Pada Penderita Gagal Ginjal
Cara pengontrolan rasa haus dlm menjalani pengurangan asupan cairan
antara lain dgn mengurangi makanan asin yg dpt merangsang rasa haus, minum
air secara perlahan dgn gelas berukuran kecil, bekukan minuman dlm bentuk es
batu berukuran kecil dan kunyah secara perlahan.
F. Saran – Saran Umum Dalam Diet Penderita Gagal Ginjal
Hindari makanan dengan rasa yg kuat (pedas dan asin)
Kurangi gula
Makan makanan segar non awetan
Waspadai penurunan berat badan
84. SATUAN PEMBELAJARAN
PEMBATASAN CAIRAN PADA
GAGAL GINJAL
OLEH
NAMA : LD. Muh. Jamaludin
NIM : 12. 12. 966
Tingkat : III
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN MUNA
2015/2016
SATUAN PEMBELAJARAN
PEMBATASAN CAIRAN PADA
GAGAL GINJAL
OLEH
NAMA : LD. Muh. Jamaludin
NIM : 12. 12. 966
Tingkat : III
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN MUNA
2015/2016
SATUAN PEMBELAJARAN
PEMBATASAN CAIRAN PADA
GAGAL GINJAL
OLEH
NAMA : LD. Muh. Jamaludin
NIM : 12. 12. 966
Tingkat : III
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN MUNA
2015/2016
85. PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha – Tampo KM. 6. Raha Telp. 0403 - 2522945
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
UJIAN AKHIR PROGRAM ( UAP ) T.A 2015 / 2016
Nama Mahasiswa : LA ODE MUHAMMAD JAMALUDIN
NIM : 12. 12. 966
Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. S dengan
Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic Kidney
Disease (CKD) di Ruang Fresia Lantai II Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
Nama Pembimbing : YATABA, S.Kep., Ns., M.Kes
No Hari/Tgl
Pokok Bahasan/
Sub Pokok Bahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1. Jumat, 03
Juni 2016
Judul - Perbaiki judul
2. Jumat, 10
Juni 2016
BAB I - ACC judul
- Pertajam latar belakang
- Tambahkan data kasus penyakit
secara internasional & nasional
3. Jumat, 17
Juni 2016
BAB I - Perbaiki kesalahan pengetikan
4. Selasa, 21
Juni 2016
BAB I
BAB II
- ACC
- Perbaiki penulisan referensi
- Penempatan halaman sebelah kanan
- Penulisan diagnosa keperawatan
harus jelas
- Tambahkan 1 defenisi
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha – Tampo KM. 6. Raha Telp. 0403 - 2522945
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
UJIAN AKHIR PROGRAM ( UAP ) T.A 2015 / 2016
Nama Mahasiswa : LA ODE MUHAMMAD JAMALUDIN
NIM : 12. 12. 966
Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. S dengan
Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic Kidney
Disease (CKD) di Ruang Fresia Lantai II Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
Nama Pembimbing : YATABA, S.Kep., Ns., M.Kes
No Hari/Tgl
Pokok Bahasan/
Sub Pokok Bahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1. Jumat, 03
Juni 2016
Judul - Perbaiki judul
2. Jumat, 10
Juni 2016
BAB I - ACC judul
- Pertajam latar belakang
- Tambahkan data kasus penyakit
secara internasional & nasional
3. Jumat, 17
Juni 2016
BAB I - Perbaiki kesalahan pengetikan
4. Selasa, 21
Juni 2016
BAB I
BAB II
- ACC
- Perbaiki penulisan referensi
- Penempatan halaman sebelah kanan
- Penulisan diagnosa keperawatan
harus jelas
- Tambahkan 1 defenisi
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha – Tampo KM. 6. Raha Telp. 0403 - 2522945
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
UJIAN AKHIR PROGRAM ( UAP ) T.A 2015 / 2016
Nama Mahasiswa : LA ODE MUHAMMAD JAMALUDIN
NIM : 12. 12. 966
Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. S dengan
Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic Kidney
Disease (CKD) di Ruang Fresia Lantai II Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
Nama Pembimbing : YATABA, S.Kep., Ns., M.Kes
No Hari/Tgl
Pokok Bahasan/
Sub Pokok Bahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1. Jumat, 03
Juni 2016
Judul - Perbaiki judul
2. Jumat, 10
Juni 2016
BAB I - ACC judul
- Pertajam latar belakang
- Tambahkan data kasus penyakit
secara internasional & nasional
3. Jumat, 17
Juni 2016
BAB I - Perbaiki kesalahan pengetikan
4. Selasa, 21
Juni 2016
BAB I
BAB II
- ACC
- Perbaiki penulisan referensi
- Penempatan halaman sebelah kanan
- Penulisan diagnosa keperawatan
harus jelas
- Tambahkan 1 defenisi