Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partumVictorya Bambung
Â
Tugas Kelompok 1, Sistem Reproduksi (Ponek) Semester VI Keperawatan UNSRIT 2016, memuat tentang Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum/ Postnatal (Ibu Nifas)
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. DEFINISI
• Post partum atau puerperium merupakan masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta
lepas dari Rahim hingga 6 minggu berikutnya diikuti dengan pulihnya Kembali
organ tubuh yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan proses persalinan.
• Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pd
keadaan tdk hamil, serta penyesuaian thdp hadirnya anggota klg baru.
• Asuhan keperawatan pd masa post partum dibagi 3 periode:
1. Immediate postpartum
2. Early postpartum
3. Late postpartum
3. • Masalah yang sering terjadi
pada masa ini adalah
perdarahan o/k atonia uteri
• Tindakan : observasi kontraksi
uterus, pengeluaran lochea,
tekanan darah dan suhu
tubuh
• Perawatan dan pemeriksaan
sehari – hari
• Konseling KB
Immediate postpartum
(sejak plasenta lahir
hingga 24 jam pertama)
Early postpartum 24 jam –
1 minggu
Late postpartum (1 – 6
minggu
• Pastikan :
• involusia uterus normal,
• tidak ada perdarahan,
• lochea tidak berbau busuk,
• tidak demam
• makanan dan
• cairan yang dikonsumsi ibu
cukup dan adekuat
• Ibu dapat menyusui dengan
baik
4. TUJUAN ASUHAN PADA MASA
NIFAS/POST PARTUM
1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayinya, secara fisik maupun psikologis
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif dalam mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk apabila ditemukan komplikasi pada ibu dan atau bayinya.
3. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang perawatan Kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayi dan perawatan
bayi sehat
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA NIFAS
a.
Kontraksi
dan
Involusio
uteri
• Suatu proses kembalinya
uterus ke keadaan
sebelum hamil
• Proses ini di mulai segera
setelah plasenta keluar
akibat kontraksi otot-otot
polos uterus. Salah satu
komponen involusi adalah
penurunan fundus uteri.
• jika sampai 2 minggu
setelah melahirkan uterus
blm juga masuk panggul
Sub Involusi
• Sub involusi adalah
kegagalan uterus untuk
kembali pada
keadaan tidak hamil
• Penyebab paling sering
adalah tertahannya pragmen
plasenta,
infeksi dan perdarahan
lanjut.
1. UTERUS
6. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI
• Kontraksi uterus terus meningkat setelah bayi keluar,
merupakan respon dari penurunan volume intrauterin yg sangat
besar.
• Upaya untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa
awal nifas biasanya dilakukan dgn suntikan oksitoksin secara
IV atau IM setelah plasenta lahir. Dapat juga dilakukan inisiasi
menyusui dini (IMD) dimana membiarkan bayi dipayudara ibu
segera setelah lahir
• Pembuluh darah besar mengecil dan diganti dengan peredaran
darah yang lebih kecil
• Terjadi proses otolisis, nekrosis, epitelisasi hasilnya disebut
dengan LOCHEA
7. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI
1. UTERUS
Involusio TFU Berat
uterus (gr)
Diameter bekas
perlekatan plasenta
(cm)
Keadaan serviks
bAyi lahir Setinggi pusat 1000 12,5 lembek
Plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750 10 Lembek
1 minggu Pertengahan pusat-
simfisis500
500 7,5 dilalui 2 jari. Akhir
minggu pertama dapat
dimasuki 1 jari
2 minggu Tak teraba diatsa
simfisis
350 3-4
6 minggu Bertambah kecil 50-60 1-2
8 minggu Normal 30
8. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI
c. Lochea
• Lochia adalah darah dan cairan yg
keluar dari vagina selama masa nifas.
• Lochia mempunyai bau amis (anyir),
dan volumenya berbeda – beda untuk
setiap ibu
• Lochia mengalami perubahan karena
proses involusi, mula – mula berwarna
merah, kemudian berubah merah tua
sampai berwarna kekuningan atau
keputih -putihan
Jenis Lochea
• Lochia Rubra (Cruenta), mrpkan cairan
bercampur darah, sisa2 penebalan dinding
rahim (desidua) dan sisa2 penanaman plasenta
(selaput ketuban), berbau amis. Lochia rubra
berwarna kemerah- merahan dan keluar selama
2 hari pasca persalinan
• Lochia sanguinolenta, berisi darah dan lendir,
warna merah kuning, terjadi pd hari ke 3-7
pasca persalinan
• Lochia Serosa, mengandung cairan, darah dgn
jumlah darah yg lebih sedikit serta robekan /
laserasi plasenta. Berwarna kecoklatan /
kekuningan, keluar hari ke 7 – 14 pasca
persalinan
• Lochia Alba: cairan putih yang terjadi 2 minggu
pasca persalinan.
• Lochia Purulenta: terjadi karena infeksi, keluar
cairan seperti nanah berbau busuk
• Lochiotosis: lochia tidak lancar keluarnya
9. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI
• Ostium uteri menyempit
• Robekan serviks menyembuh
• Pd minggu ke 3, vagina mengecil dan timbul Kembali rugae (lipatan atau kerutan).
• Perineum menjadi agak bengkak/ edema/ memar dan mungkin ada luka jahitan
bekas robekan atau episiotomi.
• Perhatikan tanda2 infeksi pd luka episiotomi seperti nyeri, merah, panas, bengkak
atau keluar cairan
• Penyembuhan luka berlangsung 2-3 minggu
2. VAGINA DAN PERINEUM
10. PERUBAHAN SISTEM CARDIOVASKULER
• Kehilangan darah selama persalinan 400 – 500 cc (partus
normal), SC 700 – 1000 cc
• Kadar Hb dan Ht dlm 2 hari pertama pasca partum
mengalami perubahan perubahan volume darah, SDP
(15.000 – 20.000)
• Berkeringat banyak mekanisme tubuh unt mereduksi
cairan yg bertahan selama kehamilan, dikeluarkan melalui kulit
• Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung
meningkat selama 30-60 menit pasca partum sirkulasi
umum
11. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN
• Edema dan hiperemi dinding vesika urinaria
• Edema trigonum dapat menimbulkan retensi urin ïƒ Peningkatan kapasitas
kandung kemih setelah bayi lahir, trauma akibat lahir dan efek anestesi yg
menghambat fungsi neural menyebabkan keinginan berkemih menurun
Distensi kandung kemih
• Sensitivitas berkuang, menimbulkan resdidual urine yang berpotensi
terjadinya infeksi
• Saluran kemih kembali normal dlm waktu 2-8 minggu, tergantung pada:
• Keadaan status sebelum persalinan
• Lamanya partus kala II
• Besarnya tekanan kepala yg menekan pd saat persalinan
12. PERUBAHAN SISTEM PECERNAAN
• Konstipasi sering terjadi pd ibu setelah
melahirkan makanan padat dan kurang
serat selama persalinan, penggunaan
tenaga pd kala I persalinan
menurunkan tonus otot2 abdomen,
takut untuk BAB karena nyeri pd luka
episiotomy
• Fungsi usus besar akan kembali
normal pd akhir mingu pertama nafsu
makan bertambah & rasa tidak nyaman
perineum menurun.
Perubahan dinding abdomen
• Pada hari pertama setelah melahirkan,
abdomen akan tampak menonjol seperti
masih hamil
• Dlm 2 minggu pasca melahirkan abdomen
akan rileks
• Dinding abdomen kembali ke keadaan
sebelum hamil sekitar 6 minggu
• Diastesis rektus abdominalis (DRA): suatu
pemisahan otot2 dinding abdomen, bisa
terjadi selama kehamilan terutama pd ibu
dgn tonus otot abdomen buruk
• Garis2 striae/ guratan2 pd perut
meregangnya dan pecahnya serabut
elastis kulit, secara bertahap akan
memudar tetapi masih tampak
13. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN
• Perubahan aktivitas melanin pd kehamilan yg menyebabkan hiperpigmentasi pd
putting susu, areola dan linea nigra secara berangsur – angsur menurun setelah
persalinan
• Rambut halus yg tumbuh lebat pd waktu hamil akan menghilang setelah persalinan
14. PERUBAHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL
• Sebagian besar wanita melakukan ambulasi (bisa berjalan) 4 - 8 jam post partum
• Ambulasi dini dianjurkan untuk menghindari komplikasi, meningkatkan involusi
• Kaki belum mengalami perubahan yg berarti membutuhkan sandal dan sepatu yg
lebih besar
15. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN
• Setelah plasenta
dilahirkan terjadi
Penurunan kadar
estrogen dan
progesterone hingga
1 minggu post partum
• Jika ibu tidak
menyusui H. estrogen
meningkat pada
minggu ke-2
Hormon Hipofisis dan
fungsi Ovarium
• Perempuan
menyusui kadar
prolactin
meningkat sampai
minggi ke-6 pasca
melahirkan
• Rata2 terjadinya
ovulasi 190 hari
Hormon placenta
16. PERUBAHAN VITAL SIGN
• Suhu tubuh: pd 24 jam pertama mgkn
meningkat 38º C meningkat kerja otot,
dehidrasi dan perubahan hormonal.Jika
mencapai 38º C pd hari ke 2 sampai
berikutnya ïƒ adanya infeksi
• Nadi: 6-7 jam pasca partum sering
ditemukan bradikardi 50 – 70 x/ mnt dan
dpt berlangsung 6-10 hari pasca partum
penurunan usaha jantung, penurunan
volume darah dan peningkatan stroke
volume
• Tekanan darah: selama beberapa jam
setelah melahirkan ibu dpt mengalami
hipotensi orthostatik (penurunan 20 mmHg)
yg ditandai pusing segera setelah berdiri ïƒ
46 jam pertama
• Pernafasan: respirasi lambat/ normal ïƒ ibu
dlm keadaan istirahat/ pemulihan, jika
pernafasan cepat (>30x/mnt) ïƒ tanda2
syok
17. PERUBAHAN PSIKOLOGIS POST
PARTUM
• Ikatan antara Ibu – Bayi (Bonding
Attachment)
• Istilah Attacment (kasih sayang) dan bonding
(ikatan) menjelaskan persatuan/ pertalian
antara orang tua dan anak
• Kondisi yg dpt mempengaruhi ikatan ibu dan
anak:
1. Kesehatan emosional ortu (termasuk
kemampuan untuk mempercayai orang lain)
2. Sistem dukungan sosial yg meliputi
pasangan hidup, klg dan teman
3. Suatu tingkat keterampilan dlm
berkomunikasi dan dlm memberi asuhan yg
kompeten
4. Kedekatan orang tua dgn bayi
5. Kecocokan ortu - bayi
• Perubahan psikologis pd masa
nifas terjadi karena:
• Pengalaman selama persalinan
• Tanggung jawab peran sebagai
ibu
• Adanya anggota keluarga baru
(bayi)
• Peran baru sebagai ibu bagi
bayi
18. ADAPTASI (PENYESUAIAN)
MATERNAL
Fase Taking In
• Fase ini merupakan periode
ketergantungan dimana ibu
mengharapkan segala kebutuhannya
dipenuhi orang lain
• Berlangsung 1 - 2 hari setelah
melahirkan, fokus perhatian ibu pd
dirinya sendiri
• Ibu menunjukkan kebahagiaan/
kegembiraan yg sangat dan senang
menceritakan pengalaman
melahirkan
• Ibu lebih mudah tersinggung dan
cenderung pasif terhadap
lingkungannya faktor kelelahan
• Pemberian ekstra makanan unt
proses pemulihan
Fase Taking Hold
• Berlangsung 3 – 10 hari
setelah melahirkan
• Ibu sudah mulai
menunjukkan kepuasan
(terfokus pd bayi)
• Ibu mulai tertarik melakukan
pemeliharaan dan perawatan
pd bayi dan dpt menerima
penkes
• Ibu berespon dgn semangat
unt memperoleh kesempatan
belajar
dan berlatih cara perawatan
bayi
Fase Letting Go
• Fase ini fase menerima
tanggung jawab akan peran
barunya yg berlangsung setelah
10 hari pasca melahirkan
• Ibu mulai menyesuaikan diri
dengan ketergantungan bayinya
• Keinginan unt merawat diri dan
bayi meningkat
• Hubungan dgn pasangan
memerlukan penyesuaian dgn
kehadiran anggota baru (bayi)
Menurut Reva Rubin
(1963)
19. ADAPTASI (PENYESUAIAN)
AYAH
Tahap 1
pengalaman bagaimana
rasanya nanti membawa
bayinya kerumah
Tahap II
realitas yg tidak menyangka
menjadi ayah baru, karena
mungkin menjadi anggota
keluarga yg terlupakan
Tahap III
keputusan yg
dilakukan dgn sadar
untuk lebih aktif
terlibat dlm
kehidupan bayinya.
20. ADAPTASI KELUARGA
Sibling
Harus menerima peran
baru jika saudaranya lahir
• Perasaan cemburu
• Prilaku bervariasi
• Sibling yang dipersiapkan
sejak kehamilan ïƒ Prilaku
attachement (+)
21. POST PARTUM BLUES
• Post partum blues (baby
blues)adalah depresi
sesudah melahirkan
gangguan psikologis
• Dialami 50 – 70 % wanita,
penyebab tidak jelas
Gejala
• Reaksi depresi
• Sering menangis
• Mudah tersinggung
• Cenderung menyalahkan diri sendiri
• Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan
• Kelelahan
• Mudah sedih
• Cepat marah
• Mood cepat berubah
• Perasaan terjebak, marah kpd pasangan dan
bayi
• Sangat pelupa
22. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB
POST PARTUM BLUES
1. Faktor hormona, perubahan
hormon esterogen dan
progesterone
2. Ketidaknyamanan fisik yg
dialami Ketidakmampuan
beradaptasi terhadap
perubahan fisik dan
emosional
3. Faktor umur dan paritas
(jumlah anak)
4. Pengalaman proses
kehamilan dan persalinan
5. Latar belakang psikososial
6. Kecukupan dukungan dari
lingkungannya
7. Stress dlm klga
8. Perubahan peran yg dialami
ibu
9. Problem anak
23. CARA MENGATASI POST PAR TUM
BLUES
1. Komunikasikan segala
permasalahan
2. Bicarakan rasa cemas yg
dialami
3. Bersikap tulus dan ikhlas
menerima aktivitas dan
peran baru
4. Bersikap fleksibel dan tidak
terlalu ferfeksionis dlm
mengurus bayi
5. Kebutuhan istirahat harus
terpenuhi
6. Berolahraga ringan
7. Bergabung dengan
kelompok ibu2 baru
8. Dukungan tenaga
kesehatan
9. Dukungan suami, klg
dan teman
10.Konsultasi pd dokter
atau orang profesional
24. KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL MASA NIFAS
Kunjungan I ( 6-8 jam post
partum)
• Mencegah perdarahan post partum karena
atonia uteri
• Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan dan merujuk jika perdarahan
berlanjut
• Memberikan konseling pada ibu atau
keluarga bagaimana mencegah [erdarahan
post partum karena atonia uteri
• Pemberian ASI awal
Kunjungan ke-2 (6 hari post
partum)
• Memastikan involusio uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau
• Menilai adanya tanda infeksi atau
perdarahan abnormal
• Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat
• Memastikan ibu menyusui denganbaik dan
tidak memperlihatkan tanda penyulit
• Melakukan konseling tetnag asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari - hari
25. KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL MASA NIFAS
Kunjungan ke – 3 (2 minggu
post partum)
• Sama dengan kunjungan ke 2
Kunjungan ke – 4 (6 minggu
post partum)
• Menanyakan ibu tentang penyulit yang
dialami oleh ibu maupun bayi
• Memberikan konseling KB secara dini
26. PENGKAJIAN
• Keluhan yg dirasakan ibu saat ini
• Adakah kesulitan atau ggn dlm
pemenuhan kebutuhan sehari – hari,
misalnya pola makan, eliminasi,
mobilisasi
• Riwayat persalinan: komplikasi,
laserasi, episiotomy
• Obat/ suplemen yg dikomsumsi
• Perasaan ibu berkaitan dgn kelahiran
bayi, penerimaan terhadap peran
• Adakah kesulitan dlm pemberian ASI
dan perawatan bayi sehari – hari
• Bagaimana rencana menyusui (ASI
ekslusif/tdk), rencana merawat bayi
dirumah (dilakukan sendiri/ dibantu
orang tua/ mertua)
• Bagaimana dukungan suami atau klg
terhadap ibu
• Pengetahuan ibu ttg nifas
1. RIWAYAT KESEHATAN
30. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Risiko tinggi infeksi b/d trauma jalan lahir
pd jaringan
• Konstipasi atau retensi urin b/d nyeri
setelah persalinan,
trauma jalan lahir
• Ggn pola tidur b/d proses persalinan yg
lama, perawatan bayi dan rutinitas dirumah
sakit
• Nyeri b/d involusi rahim, trauma perineum,
episiotomi, hemoroid, pembengkakan
payudara
• Risiko tinggi cidera b/d perdarahan pasca
partum, efek
anestesi
• Proses menyusui tidak efektif b/d nyeri,
pengaturan posisi bayi
• Kecemasan b/d stress perubahan struktur
klrg & transisi kemasa orang tua
• Isolasi sosial b/d kebutuhan merawat bayi
• Risiko terjadinya hemoragia b/d atonia
uteri atau trauma
• Kurang perawatan diri (personal higiene)
b/d keletihan
31. INTERVENSI KEPERAWATAN
Mencegah infeksi
• Mempertahankan
lingkungan yg bersih
• Mengganti tampon/
pembalut sesering
mungkin
• Perawatan luka
episiotomi/ laserasi
• Cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
Mencegah distensi
kandung kemih
• Membantu ibu
kekamar mandi/
berkemih di bedpan
• Mendengarkan air
mengalir/ merendam
tangan diair hangat
atau memercik air
kebagian perineum
Memberi rasa nyaman
• Kompres hangat
• Teknik relaksasi, distraksi
• Sitz bath:
• Sitz bath merupakan
metode mandi di mana
pinggul dan pantat
direndam di dalam air
hangat dengan suhu 40oC
untuk mendapatkan efek
terapeutik uap hangat pada
perianal dan anal.
• Pemberian analgetik
32. INTERVENSI KEPERAWATAN
Istirahat, ambulasi dan
Latihan fisik
• Menggosok2 punggung
• Memberi obat tidur jika perlu
• Menyesuaikan kegiatan RS
• Senam pasca partum
Mengatasi kecemasan
• Dorong ibu unt
mengungkapkan
perasaannya
• Libatkan suami dan
keluarga untuk
memberikan dukungan
• Beri penkes sesuai
kebutuhan