Suatu usaha yang mendasar atau fundamental dalam merubah dan meningkatkan kualitas dan kuantitas dirinya atau yang didiknya, baik dalam tingkah laku, pola pikir, pengetahuan, keterampilan dan berbagai bidang lainnya yang berkaitan dengan kehidupannya sebagai makluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial, yang terjadi akibat melakukan interaksi secara terus menerus yang dapat berasal dari pembinaan, bacaan atau pengetahuan, pengamatan, aktivitas fisik, pengalaman dan yang lainnya.
Sirah Nabawiyah 46: Masa Tribulasi_Sarana Dakwah dan Kekuatan SpiritualAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Suatu usaha yang mendasar atau fundamental dalam merubah dan meningkatkan kualitas dan kuantitas dirinya atau yang didiknya, baik dalam tingkah laku, pola pikir, pengetahuan, keterampilan dan berbagai bidang lainnya yang berkaitan dengan kehidupannya sebagai makluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial, yang terjadi akibat melakukan interaksi secara terus menerus yang dapat berasal dari pembinaan, bacaan atau pengetahuan, pengamatan, aktivitas fisik, pengalaman dan yang lainnya.
Sirah Nabawiyah 46: Masa Tribulasi_Sarana Dakwah dan Kekuatan SpiritualAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. 1. Berusaha
memahami
sesuatu,
berusaha untuk
memperoleh ilmu
pengetahuan,
berusaha agar
dapat terampil
mengerjakan
sesuatu.
ُ
َءٓاَمۡسَ ۡ
ُٱۡلَمََاَءَُمَلَع َو
َُرَعَُمهثُاَهَلهكُ
ُ ۡمههَض
اَقَفُِّةَكِّئ
ََٰٓلَمۡىُٱلَلَع
ُۡسَأِّبُيِّنوُ
ِّبنَُأَل
ُِّءٓاَم
ََُٰصُ ۡمهتنهكُنِّإُِّءٓ َ
لهؤََٰٓه
َُينِّقَِّ
٣١
Q.S. Al-Baqarah [2]: 31
5. 2. Mengetahui sesuatu yang tidak diketahui atau dari tidak
tahu menjadi tahu melalui suatu pengajaran
Q.S. Al-`Alaq [96]: 4-
5
يِّذَٱل
َُمَلَع
ُ
ِّب
ُِّمَلَقۡٱل
٤
َُمَلَع
َُنََٰسنِّ ۡ
ٱۡل
ُاَم
ُۡمَل
ُۡمَلۡعَي
٥
6. 3. Aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
Q.S. Ar-Rum [30]: 22
ُۡ
نِّم َو
ۦِّهِّتََٰياَء
ُهقَۡلخ
ََُٰو ََٰمَسٱل
ُِّت
ُِّ
ض ۡ
رَ ۡ
ٱۡل َو
ََُٰلِّت ۡ
ٱخ َو
ُهف
ُۡمهكِّتَنِّسۡلَأ
ُۡمهكِّن ََٰوۡلَأ َو
ُيِّفَُنِّإ
َُكِّلََٰذ
ُ
ٓ َ
ۡل
ُت
تََٰي
َُينِّمِّلََٰعۡلِّل
٢٢
11. Penjelasan Ayat
+ Kalimat رونكيذ memiliki pengertian mengambil pelajaran.
+ Allah SWT telah menjelaskan ayat-ayat-Nya maksudnya
tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada orang-orang yang
mengambil pelajaran, maka melalui ayat-ayat-Nya
tersebut manusia bisa mempelajari dan mengetahui
kekuasaan-Nya.
+ Jadi ayat ini termasuk perintah untuk mempelajari segala
sesuatu yang diciptakan-Nya.
12. Mafhum Tarbawi
+ Ayat di atas menerangkan bahwa Allah telah menjelaskan
keterangan dan bukti kebenaran melalui ayat-ayat-Nya
untuk orang-orang yang mengambil pelajaran.
+ Kalimat رونكيذ memiliki pengertian mengambil pelajaran,
hal itu merupakan hakikat belajar.
+ hakikat belajar adalah perubahan yaitu berusaha
menguasai ilmu pengetahuan, baik dengan cara bertanya,
melihat ataupun mendengar.
14. Penjelasan Ayat
+ Kata Ahluzzikra pada ayat ini dipahami oleh banyak ulama
dalam arti para pemuka agama Yahudi dan Nasrani.
+ Di sisi lain, perintah untuk bertanya kepada ahl al-kitab yang
dalam ayat ini mereka digelari ahl adz-Dzikr menyangkut apa
yang tidak diketahui, selama mereka dinilai berpengetahuan
dan objektif, menunjukkan betapa Islam sangat terbuka dalam
perolehan pengetahuan.
15. Mafhum Tarbawi
+ Ayat di atas memerintahkan agar bertanya kepada orang
yang mengetahui jika tidak mengetahui sesuatu hal.
Artinya diperintahkan untuk mempelajari sesuatu kepada
orang yang lebih tahu sehingga menjadi tahu dan paham.
+ Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa hakikat belajar
adalah perubahan, yaitu berusaha menguasai ilmu
pengetahuan, baik dengan cara bertanya, melihat ataupun
mendengar.
16. Q.S. Az-Zumar ayat 9
ُۡ
نَمَأ
َُوهه
ُ
تِّنََٰق
ُ
َءٓاَناَء
ُِّلۡيَٱل
ُ
َ ِّاجَس
ا
امِّئٓاَق َو
ُهرَذ ۡ
حَي
ُ
َ َر ِّخٓ ۡ
ٱۡل
ُ
واهج ۡ
رَي َو
ُ
َةَم ۡ
حَر
ُ
ۦِّهِّبَر
ُۡ
لهق
ُۡ
لَه
يِّوَتۡسَي
ُ
ِّذَٱل
َُين
َُونهمَلۡعَي
َُينِّذَٱل َو
َُ
ل
َُونهمَلۡعَي
اَمَنِّإ
ُهرَكَذَتَي
ُ
واهلوهأ
ُ
ِّبََٰبۡلَ ۡ
ٱۡل
٩
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat
dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran
17. Penjelasan Ayat
Ayat diatas dapat dipahami bahwa terdapat perbedaan
antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui, artinya hanyalah orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
18. Mafhum Tarbawi
+ Kata ريتذك pada ayat di atas mengandung pengertian
menerima pelajaran. Dan hanya orang-orang yang berakal
yang dapat menerima pelajaran
+ Jadi belajar adalah menerima pelajaran sehingga akan
menjadi tahu tentang sesuatu hal setelah menerima
pelajaran tersebut sesuai dengan hakikat belajar yaitu
perubahan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap.
19. Q.S. Ar-Ra`d ayat 19
نَمَفَأ
ُ
همَلۡعَي
ُ
ٓاَمَنَأ
َُل ِّ
نزهأ
َُكۡيَلِّإ
نِّم
َُكِّبَر
ُُّقَحۡٱل
ُۡ
نَمَك
َُوهه
َُٰٓ
ىَمۡعَأ
اَمَنِّإ
ُهرَكَذَتَي
ُ
واهلوهأ
ََُٰبۡلَ ۡ
ٱۡل
ُ
ِّب
١٩
Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang
yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran
20. Penjelasan Ayat
+ Ayat di atas menggunakan kata buta untuk mereka yang menolak
apa yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw., yakni Al-
Qur’an, karena firman-firman Allah itu sedemikian jelas bagaikan
terlihat dengan
mata kepala sehingga dapat dijangkau oleh siapa pun, walau hanya
memiliki mata saja. Namun demikian, karena mereka menolaknya
maka mereka adalah orang yang buta mata hatinya.
+ Sayyid Quthub menggarisbawahi penggalan ayat ini yang
memperhadapkannya dengan “Orang yang mengetahui dengan
orang yang buta” menghadapkannya dengan “Orang yang tidak
mengetahui”.
21. Mafhum Tarbawi
kata َُكَذَتَي
ر dalam Surat Ar-Ra’d ayat 19 dapat disimpulkan
bahwa hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran dan antara orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui tidaklah sama, dan
hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil
pelajaran dari segala sesuatu yang diturunkan Allah kepada
manusia.
Ayat tersebut sesuai dengan makna dari hakikat belajar yaitu
proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.
23. Prinsip Tauhid (Q.S. Al-Anbiya: 30-31
َانۡلَعَج َو
ُيِّف
ُِّ
ض ۡ
رَ ۡ
ٱۡل
ُ
َيِّس ََٰوَر
نَأ
ََُيِّمَت
ُۡمِّهِّب
ُ
َنۡلَعَج َو
ا
ُاَهيِّف
ااجَجِّف
ُ
لهبهس
ُۡمههَلَعَل
َُهونََت ۡهَي
٣١
َانۡلَعَج َو
ُ
َءٓاَمَسٱل
ُ
َس
افۡق
ُ
اوظهف ۡ
حَم
َُو
ُۡمهه
ُۡ
نَع
اَهِّتََٰياَء
َُونهض ِّ
رۡعهم
٣٢
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang
luas, agar mereka mendapat petunjuk. Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap
yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah)
yang terdapat padanya
28. Perinsip Aktivitas (Q.S. Ali Imran: 137
ََُۡق
ُۡ
تَلَخ
نِّم
ُۡمهكِّلۡبَق
ُ
َننهس
ُ
َف
ُ
واهيرِّس
يِّف
ُِّ
ض ۡ
رَ ۡ
ٱۡل
ُ
واهرهظٱنَف
َُفۡيَك
َُانَك
ُ
هةَبِّقََٰع
ُ
ِّبِّذَكهمۡٱل
َُين
١٣٧
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-
orang
30. Al-Qur`an (Q.S. An-Nisa: 82)
َُ
لَفَأ
َُونهرَبَََتَي
َُانَء ۡ
رهقۡٱل
ُۡ
وَل َو
َُانَك
ُۡ
نِّم
ُ
َِّنِّع
َُۡيغ
ُِّ
ر
ُ
ِّ َ
ٱّلل
ُ
هواََج َوَل
ُ
ِّهيِّف
افََٰلِّت ۡ
ٱخ
يِّثَك
ار
٨٢
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al
Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya
31. Alam Ciptaan Allah (Q.S. Fathir: 27)
ُۡمَلَأ
َُرَت
َُنَأ
ُ
َ َ
ٱّلل
َُلَنزَأ
َُنِّم
ُ
َسٱل
ُِّءٓاَم
ُ
ءٓاَم
َان ۡ
جَر ۡ
خَأَف
ُ
ِّهِّب
ۦ
ُت
ت ََٰرَمَث
اًفِّلَت ۡ
خُّم
ُ
اَههن ََٰوۡلَأ
َُنِّم َو
ُ
َب ِّجۡٱل
ُِّلا
ُ
هَََهج
ُ
يضِّب
ُ
ر ۡ
مهح َو
ُۡ
خُّم
ُ
فِّلَت
اَههن ََٰوۡلَأ
ُهيبِّباََرغ َو
ُ
َوهس
٢٧
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami
hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya
dan ada (pula) yang hitam pekat