Dokumen ini membahas tentang daya dukung lahan dan sumber daya air. Daya dukung lahan diukur berdasarkan kriteria ekologi, ekonomi, estetika, rekreasi, psikologi, pertanian, dan cagar alam. Sumber daya air perlu dijaga keberadaannya dan ditingkatkan ketersediaannya meskipun membutuhkan waktu yang lama. Analisis daya dukung lahan penting untuk menentukan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan k
Permasalahan dalam penerapan tata ruang wilayahniarohania1
Dokumen tersebut membahas permasalahan dalam penerapan tata ruang wilayah seperti masalah pembiayaan, sumber daya manusia, data yang kurang terbarukan, konflik kepentingan, pertumbuhan penduduk, dan lingkungan serta peran masyarakat dalam perencanaan dan pemanfaatan tata ruang wilayah seperti memberikan masukan, kerja sama, dan memanfaatkan ruang sesuai kearifan lokal.
PT Freeport-Indonesia's Sustainability Development Framework (SDF): Kuala Ke...Jenkins Macedo
This PowerPoint presentation is part of an academic paper written on sustainable communities using PT Freeport Indonesia's works and operations in Kuala Kencana, Papau, Indonesia as an example of a sustainable community from the standpoint of a mining company. The paper argues that mining giants and companies can be sustainable and help foster active projects in areas they operate and PT Freeport has demonstrated some level of transparency and accountability. However, the researcher noted that more needs to be done to help reduce poverty in Timika, Papua.
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu PlanologiUIN Alauddin Makassar
Perbedaan ruang lingkup konsep perencanaan tapak antara ilmu arsitektur dan ilmu planology terletak pada fokus dan cakupannya. Perencanaan tapak dalam ilmu arsitektur lebih menekankan pada estetika dan keserasian bangunan dengan tapak, sedangkan ilmu planology lebih mempertimbangkan aspek fisik, sosial, ekonomi, dan regulasi spasial dalam perencanaan tapak.
Presented by Muhammad Yusuf, Director of Directorate of the Coastal and Small Islands Utilization at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurKamen Ride
Provinsi Kalimantan Timur ini merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan. Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas wilayah ± 229.854,52 km2 dengan luas wilayah daratan ± 198.441,17 km2 dan luas pengelolaan laut sejauh 0 - 4 mill dari garis pantai ± 31.413,35 km2.
Atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia.
Propinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. Daerah-daerah Kabupaten di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Sejarah Penetapan Rencana Pola ruang Kalimantan Timur
Lembaran Negara
No.72 Tahun 1959 terdiri atas:
Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda
sebagai ibukotanya dan sekaligus
sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.
Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
Kabupaten Berau, denganibukotanya Tanjung Redeb.
Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974
dibentuk 2 (dua) kota administratif dan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1989, yaitu:
Kota Administratif Tarakan dan Bontang dan
berdasarkan 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kota Tarakan; Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kota Bontang.
Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu :
Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar.
Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta.
Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau.
Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan.
Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kota madya).
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2002, maka Kabupaten Paser mengalami pemekaran bernama Kabupaten Penajam Paser Utara
Dokumen ini membahas tentang daya dukung lahan dan sumber daya air. Daya dukung lahan diukur berdasarkan kriteria ekologi, ekonomi, estetika, rekreasi, psikologi, pertanian, dan cagar alam. Sumber daya air perlu dijaga keberadaannya dan ditingkatkan ketersediaannya meskipun membutuhkan waktu yang lama. Analisis daya dukung lahan penting untuk menentukan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan k
Permasalahan dalam penerapan tata ruang wilayahniarohania1
Dokumen tersebut membahas permasalahan dalam penerapan tata ruang wilayah seperti masalah pembiayaan, sumber daya manusia, data yang kurang terbarukan, konflik kepentingan, pertumbuhan penduduk, dan lingkungan serta peran masyarakat dalam perencanaan dan pemanfaatan tata ruang wilayah seperti memberikan masukan, kerja sama, dan memanfaatkan ruang sesuai kearifan lokal.
PT Freeport-Indonesia's Sustainability Development Framework (SDF): Kuala Ke...Jenkins Macedo
This PowerPoint presentation is part of an academic paper written on sustainable communities using PT Freeport Indonesia's works and operations in Kuala Kencana, Papau, Indonesia as an example of a sustainable community from the standpoint of a mining company. The paper argues that mining giants and companies can be sustainable and help foster active projects in areas they operate and PT Freeport has demonstrated some level of transparency and accountability. However, the researcher noted that more needs to be done to help reduce poverty in Timika, Papua.
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu PlanologiUIN Alauddin Makassar
Perbedaan ruang lingkup konsep perencanaan tapak antara ilmu arsitektur dan ilmu planology terletak pada fokus dan cakupannya. Perencanaan tapak dalam ilmu arsitektur lebih menekankan pada estetika dan keserasian bangunan dengan tapak, sedangkan ilmu planology lebih mempertimbangkan aspek fisik, sosial, ekonomi, dan regulasi spasial dalam perencanaan tapak.
Presented by Muhammad Yusuf, Director of Directorate of the Coastal and Small Islands Utilization at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurKamen Ride
Provinsi Kalimantan Timur ini merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan. Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas wilayah ± 229.854,52 km2 dengan luas wilayah daratan ± 198.441,17 km2 dan luas pengelolaan laut sejauh 0 - 4 mill dari garis pantai ± 31.413,35 km2.
Atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia.
Propinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. Daerah-daerah Kabupaten di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Sejarah Penetapan Rencana Pola ruang Kalimantan Timur
Lembaran Negara
No.72 Tahun 1959 terdiri atas:
Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda
sebagai ibukotanya dan sekaligus
sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.
Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
Kabupaten Berau, denganibukotanya Tanjung Redeb.
Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974
dibentuk 2 (dua) kota administratif dan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1981 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1989, yaitu:
Kota Administratif Tarakan dan Bontang dan
berdasarkan 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kota Tarakan; Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kota Bontang.
Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu :
Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar.
Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta.
Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau.
Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan.
Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kota madya).
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2002, maka Kabupaten Paser mengalami pemekaran bernama Kabupaten Penajam Paser Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung untuk periode 2007-2027. Dokumen ini menjelaskan latar belakang perlunya menyusun rencana tata ruang wilayah baru untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Bandung dengan memanfaatkan ruang secara berkelanjutan serta menyesuaikan perubahan wilayah akibat pembentukan Kabupaten Bandung Barat.
Gambaran Umum Perumahan dan Permukiman Kota BogorAri Ella
Dokumen ini membahas tentang perumahan dan permukiman di Kota Bogor. Kota Bogor memiliki 260.884 unit rumah yang tersebar di 6 kecamatan. Kecamatan dengan jumlah rumah terbanyak adalah Bogor Barat dengan 55.298 unit rumah, sedangkan yang tersedikit ada di Bogor Timur dengan 28.934 unit rumah. Sebagian besar permukiman di Kota Bogor adalah permukiman swadaya (31,83%) dibanding permukiman terstruktur (10,13%). Kecam
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran IV-A - Contoh Matriks Penulisan Ketentuan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Zonasi
Dokumen tersebut membahas sistem jaringan prasarana utama di Kabupaten Lombok Timur yang terdiri atas sistem transportasi darat dan laut, serta sistem prasarana lain seperti energi, telekomunikasi, air minum dan pengendalian erosi. Pembangunan jaringan jalan, terminal, pipa BBM dan gas, serta pembangkit listrik di semua kecamatan ditinjau. Jaringan telekomunikasi darat dan satelit dikembangkan, begitu juga jaringan air b
Perkembangan Penyediaan Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan ...Oswar Mungkasa
Rangkuman dokumen tersebut adalah mengenai perkembangan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman serta penanganan permukiman kumuh. Dokumen tersebut membahas program-program pengembangan permukiman perkotaan dan perdesaan beserta rencana dan realisasinya dari tahun 2005-2009 serta hierarki dan pelaksanaan pengembangan permukiman.
melihat kondisi ekonomi kabupaten banjarnegara secara agregat (keseluruhan) dan secara intra. secara agregat artinya dari sudut pandang jawa tengah, secara intra artinya dari sudut pandang per kecamatan dalam kabupaten itu.
*by: Hanifah Cindy Pratiwi dari Kuningan + Novi Yanti dari Kebumen (tapi punya darah sunda juga) + Tegar Satriani dari Purwodadi) + me
1. Dokumen tersebut menjelaskan ketentuan-ketentuan zonasi untuk tiga jenis subzona, yaitu subzona perlindungan setempat di sepanjang pantai dan sungai serta zona ruang terbuka hijau untuk taman kelurahan. Ketentuan-ketentuan tersebut meliputi kegiatan dan intensitas pemanfaatan ruang, tata bangunan, sarana prasarana minimum, dan pelaksanaan.
2. Subzona perlindungan setempat di pantai hanya mengizinkan ke
Tiga masalah utama dalam pembangunan wilayah di Indonesia adalah (1) ketimpangan ekonomi antar wilayah yang menyebabkan tingkat kesejahteraan yang berbeda, (2) kualitas SDM yang rendah karena pendidikan dan kesehatan yang kurang memadai, dan (3) berkurangnya kualitas lingkungan akibat deforestasi dan kerusakan ekosistem.
Dokumen tersebut merangkum profil DAS Brantas, termasuk karakteristik fisik, geologi, geomorfologi, sumber mata air, waduk, erosi dan sedimentasi, serta potret sungai Brantas dan anak-anak sungainya. DAS Brantas merupakan wilayah sungai terbesar kedua di Pulau Jawa yang membentang di Jawa Timur dengan panjang 320 km dan luas 14.103 km2.
Dokumen ini membahas tentang pengertian lingkungan hidup, unsur-unsur lingkungan hidup, kerusakan lingkungan akibat peristiwa alam dan ulah manusia, serta upaya pemeliharaan lingkungan hidup melalui analisis dampak lingkungan (AMDAL), pembangunan berwawasan lingkungan, dan penerapan prinsip pemeliharaan daya dukung lingkungan dalam pengelolaan sumber daya alam.
Sistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase PerkotaanJoy Irman
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah dan sistematika dalam penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan, mencakup pendahuluan, deskripsi wilayah studi, standar perencanaan, serta analisis dan perencanaan drainase. Dokumen ini memberikan panduan lengkap dalam menyusun rencana drainase kota.
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002inideedee
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah menetapkan pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat (Rs Sehat) untuk meningkatkan penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pedoman ini memperhatikan potensi bahan bangunan dan budaya lokal di setiap daerah untuk menurunkan biaya pembangunan rumah.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung untuk periode 2007-2027. Dokumen ini menjelaskan latar belakang perlunya menyusun rencana tata ruang wilayah baru untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Bandung dengan memanfaatkan ruang secara berkelanjutan serta menyesuaikan perubahan wilayah akibat pembentukan Kabupaten Bandung Barat.
Gambaran Umum Perumahan dan Permukiman Kota BogorAri Ella
Dokumen ini membahas tentang perumahan dan permukiman di Kota Bogor. Kota Bogor memiliki 260.884 unit rumah yang tersebar di 6 kecamatan. Kecamatan dengan jumlah rumah terbanyak adalah Bogor Barat dengan 55.298 unit rumah, sedangkan yang tersedikit ada di Bogor Timur dengan 28.934 unit rumah. Sebagian besar permukiman di Kota Bogor adalah permukiman swadaya (31,83%) dibanding permukiman terstruktur (10,13%). Kecam
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Lampiran IV-A - Contoh Matriks Penulisan Ketentuan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Zonasi
Dokumen tersebut membahas sistem jaringan prasarana utama di Kabupaten Lombok Timur yang terdiri atas sistem transportasi darat dan laut, serta sistem prasarana lain seperti energi, telekomunikasi, air minum dan pengendalian erosi. Pembangunan jaringan jalan, terminal, pipa BBM dan gas, serta pembangkit listrik di semua kecamatan ditinjau. Jaringan telekomunikasi darat dan satelit dikembangkan, begitu juga jaringan air b
Perkembangan Penyediaan Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman dan Penanganan ...Oswar Mungkasa
Rangkuman dokumen tersebut adalah mengenai perkembangan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman serta penanganan permukiman kumuh. Dokumen tersebut membahas program-program pengembangan permukiman perkotaan dan perdesaan beserta rencana dan realisasinya dari tahun 2005-2009 serta hierarki dan pelaksanaan pengembangan permukiman.
melihat kondisi ekonomi kabupaten banjarnegara secara agregat (keseluruhan) dan secara intra. secara agregat artinya dari sudut pandang jawa tengah, secara intra artinya dari sudut pandang per kecamatan dalam kabupaten itu.
*by: Hanifah Cindy Pratiwi dari Kuningan + Novi Yanti dari Kebumen (tapi punya darah sunda juga) + Tegar Satriani dari Purwodadi) + me
1. Dokumen tersebut menjelaskan ketentuan-ketentuan zonasi untuk tiga jenis subzona, yaitu subzona perlindungan setempat di sepanjang pantai dan sungai serta zona ruang terbuka hijau untuk taman kelurahan. Ketentuan-ketentuan tersebut meliputi kegiatan dan intensitas pemanfaatan ruang, tata bangunan, sarana prasarana minimum, dan pelaksanaan.
2. Subzona perlindungan setempat di pantai hanya mengizinkan ke
Tiga masalah utama dalam pembangunan wilayah di Indonesia adalah (1) ketimpangan ekonomi antar wilayah yang menyebabkan tingkat kesejahteraan yang berbeda, (2) kualitas SDM yang rendah karena pendidikan dan kesehatan yang kurang memadai, dan (3) berkurangnya kualitas lingkungan akibat deforestasi dan kerusakan ekosistem.
Dokumen tersebut merangkum profil DAS Brantas, termasuk karakteristik fisik, geologi, geomorfologi, sumber mata air, waduk, erosi dan sedimentasi, serta potret sungai Brantas dan anak-anak sungainya. DAS Brantas merupakan wilayah sungai terbesar kedua di Pulau Jawa yang membentang di Jawa Timur dengan panjang 320 km dan luas 14.103 km2.
Dokumen ini membahas tentang pengertian lingkungan hidup, unsur-unsur lingkungan hidup, kerusakan lingkungan akibat peristiwa alam dan ulah manusia, serta upaya pemeliharaan lingkungan hidup melalui analisis dampak lingkungan (AMDAL), pembangunan berwawasan lingkungan, dan penerapan prinsip pemeliharaan daya dukung lingkungan dalam pengelolaan sumber daya alam.
Sistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase PerkotaanJoy Irman
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah dan sistematika dalam penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan, mencakup pendahuluan, deskripsi wilayah studi, standar perencanaan, serta analisis dan perencanaan drainase. Dokumen ini memberikan panduan lengkap dalam menyusun rencana drainase kota.
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002inideedee
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah menetapkan pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat (Rs Sehat) untuk meningkatkan penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pedoman ini memperhatikan potensi bahan bangunan dan budaya lokal di setiap daerah untuk menurunkan biaya pembangunan rumah.
Dokumen tersebut memberikan gambaran umum kondisi geografi, demografi, dan pencapaian kinerja pemerintahan Kabupaten Jember. Kabupaten Jember terletak di Jawa Timur dengan luas wilayah 3.293 km2 dan jumlah penduduk 2,3 juta jiwa pada tahun 2010. Sekitar 37% wilayahnya berupa hutan dan 26% sawah, dengan kepadatan penduduk rata-rata 708 jiwa/km2.
Dokumen ini membahas kondisi umum Kabupaten Bengkulu Tengah meliputi aspek geografi, demografi, sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.429,4 km2 yang terbagi ke dalam 10 kecamatan dan 142 desa. Secara geografis wilayahnya dataran rendah dengan tanah podsolik merupakan jenis tanah dominan. Sumber daya alam yang dimiliki antara lain batubara. Iklimnya berik
Dokumen ini membahas gambaran umum lokasi perancangan kota di Kelurahan Gedanganak dan Genuk, Semarang. Lokasi seluas 11,4 ha terletak di dua kelurahan tersebut. Secara umum memiliki kondisi fisik berupa topografi datar, curah hujan 2500-3000 mm/tahun, dan tanah latosol. Penggunaan lahan didominasi permukiman. Penduduk sebanyak 13.994 jiwa di Gedanganak dan 8.393 jiwa di Genuk. Prasarana
Dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang Desa Nengkelan, mencakup informasi geografis, demografi, sarana prasarana, dan lembaga-lembaga yang ada di desa tersebut. Desa Nengkelan terletak di Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, dengan luas wilayah sekitar 346 hektar dan jumlah penduduk sebesar 5.280 jiwa yang tersebar di 13 rukun warga. Sarana utama di desa ini antara lain sekolah, pos
Dokumen tersebut merupakan laporan pendahuluan studi kelayakan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Nganjuk. Laporan ini menjelaskan kondisi umum Kabupaten Nganjuk meliputi profil geografi, klimatologi, hidrologi, topografi, geologi, jenis tanah, dan tata guna lahan di Kabupaten Nganjuk.
Dokumen ini membahas kondisi geografis, fisik, dan penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Terdapat informasi mengenai letak, batasan, topografi, iklim, hidrologi, jenis tanah, dan pola penggunaan lahan di kabupaten tersebut. Dokumen ini juga memaparkan pembahasan mengenai kawasan lindung di Kabupaten Sukabumi.
Program Kampung Hijau di Kelurahan Klakublik akan membangun kampung tematik untuk meningkatkan lingkungan dan ekonomi masyarakat serta menanggulangi kemiskinan. Kampung ini memiliki masalah seperti bangunan tidak layak huni, jalan rusak, dan drainase bermasalah yang dapat ditangani melalui rehabilitasi, pembangunan jalan dan drainase, serta peningkatan kesadaran lingkungan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai demografi dan sosial ekonomi Desa Janggala. Desa ini memiliki luas wilayah 1031,47 Ha dan terdiri atas 6 dusun dengan 14 RW dan 29 RT. Jumlah penduduk Desa Janggala pada tahun 2012 adalah 3.789 jiwa. Sarana pendidikan di Desa Janggala terdiri atas berbagai jenjang sekolah formal dan non formal."
Dokumen tersebut membahas dampak kenaikan muka air sungai di Kota Palembang akibat kenaikan muka air laut global. Dibahas latar belakang masalah, tujuan studi, lingkup pembahasan, gambaran umum Kota Palembang dan perkiraan dampak kenaikan muka air sungai terhadap daerah perkotaan."
Dokumen tersebut membahas kondisi administrasi, demografi, geografi, dan topografi Kabupaten Sijunjung. Secara administratif Kabupaten Sijunjung terbagi atas 8 kecamatan dan 254 jorong. Jumlah penduduknya 201.823 jiwa pada tahun 2010 dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Koto VII. Wilayahnya berada pada 0-1° LS dan 100-101° BT dengan ketinggian 118-1.335 m dpl dan topografi berbukit.
Rangkuman analisis dampak penebangan hutan di Petak 57d Desa Melung:
1) Penebangan berpotensi meningkatkan bencana longsor dan erosi di lereng gunung yang curam.
2) Sumber air penting untuk irigasi persawahan dan mata air desa berada di kawasan hutan tersebut, sehingga penebangan dapat mempengaruhi ketersediaan air.
3) Kawasan hutan merupakan habitat satwa dilindungi seperti elang jawa dan macan tutul j
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
KONDISI UMUM. Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang. Sumber_ Album Peta RTRW BAPPEDA Bandung Barat. (2009)..pdf
1. 18
KONDISI UMUM
Menurut Statistika Daerah Kecamatan Lembang (2013), Kecamatan
Lembang berada pada Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Secara
geografis Kecamatan Lembang terletak diantara 107o
1.10’ BT — 107o
4.40’ BT
dan 6o
3.73’ LS — 7o
1.031’ LS dengan luas wilayah 95.58 Km2
. Wilayah
Kecamatan Lembang merupakan salah satu kawasan yang berdekatan dengan
potensi hazard Gunung Tangkuban Perahu yang memiliki batas wilayah sebagai
berikut:
a) Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Subang.
b) Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten
Bandung.
c) Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Parompong
d) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kota Bandung
Kondisi umum Kecamatan Lembang dibagi menjadi dua yaitu aspek
biofisik dan aspek sosial. Aspek bio fisik memaparkan tentang kondisi fisik yang
berkaitan dengan ruang lingkup pengembangan kawasan Kecamatan Lembang
serta menjelaskan tentang kondisi alami secara spasial yang berkaitan dengan
fungsi hutan dalam upaya mitigasi. Aspek sosial memaparkan tentang kondisi
sosial yang mempengaruhi tentang perkembangan masyarakat pada Kecamatan
Lembang. Secara khusus kondisi umum di Kecamatan Lembang menjelaskan
keadaan kawasan yang berpengaruh kepada segi kebencanaan. Peta administrasi
Kecamatan Lembang disajikan pada Gambar 6.
Sumber: AlbumPeta RTRW BAPPEDA Bandung Barat. (2009).
Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang
2. 19
Aspek Biofisik
Topografi
Kecamatan Lembang adalah wilayah administrasi yang berada dalam
kawasan kaki Gunung Tangkuban Perahu. Keberadaan Gunung Tangkuban
Perahu sangat mempengaruhi bentuk topografi kecamatan lembang. Bentukan
geografis Kecamatan Lembang terdiri dari dua bentukan yaitu lereng atau
punggung bukit dan dataran. Bentukan geografis tersebut disajikan pada Tabel 8.
Bentukan geografis tersebut secara detil dijelaskan dalam topografi
Kecamatan Lembang. Topografi merupakan komponen dasar analisis tapak
dengan tujuan untuk mendefinisikan kesesuaian lahan terhadap aktifitas manusia.
Komponen topografi yang mendasar adalah kemiringan dan ketinggian lahan yang
mengandung potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut ditentukan dengan nilai nilai
pada setiap tingkatan kemiringan dan ketinggian. Secara spasial wilayah
Kecamatan Lembang memiliki kemiringan lahan yang berbeda sebagai berikut,
persentase kemiringan lebih dari 40%, persentase kemiringan 15–25 dan
persentase kemiringan 0–8%. Persentase kemiringan lebih dari 40% memiliki
kawasan yang paling luas sehingga menempatkan wilayah lembang sebagai
daerah rawan bencana. Keadaan kemiringan Kecamatan Lembang disajikan dalam
Gambar 7. Dengan berbagai macam topografi yang ada pada bentukan kawasan di
Kecamatan Lembang maka bermacam—macam pula penggunaan lahannya.
Penggunaan lahan berdasarkan desa di Kecamatan Lembang disajikan pada Tabel
9.
Tabel 8 Data bentuk geografis berdasarkan desa di Kecamatan Lembang
No Desa
Pesisir/Tepi
laut
Bukan pesisir
Lembah/Daerah
aliran sungai
Lereng/
Punggung
bukit
Dataran
1 Gudang Kahuripan - - √ -
2 Wangunsari - - √ -
3 Pagerwangi - - √ -
4 Mekarwangi - - √ -
5 Langensari - - - √
6 Kayuambon - - - √
7 Lembang - - - √
8 Cikahuripan - - √ -
9 Sukajaya - - √ -
10 Jayagiri - - √ -
11 Cibogo - - - √
12 Cikole - - √ -
13 Cikidang - - √ -
14 Wangunharja - - √ -
15 Cibodas - - - √
16 Suntenjaya - - √ -
Jumlah - - 11 5
Sumber : Kecamatan Lembang Dalam Angka. (2013).
3. 20
Sumber: RTRW Kabupaten Bandung Barat. (2009).
Gambar 7 Peta kemiringan Kecamatan Lembang
Tabel 9 Struktur penggunaan lahan menurut desa di Kecamatan Lembang
No Desa
Lahan pertanian sawah (ha) Lahan
pertanian
bukan
sawah
(Ha)
Lahan
Non
pertanian
(Ha)
Luas
Desa
(Ha)
Lahan
berpengai
ran teknis
Lahan
pertanian
nonteknis
Lahan
tidak
berpeng
airan
1 Gudang Kahuripan - - - 241.5 213.2 454.7
2 Wangunsari - - - 257.98 121.3 379.3
3 Pagerwangi - - - 257 158.5 415.5
4 Mekarwangi - - - 240.2 83.6 323.8
5 Langensari - - - 210 259.1 469.1
6 Kayuambon - - - 31.3 148.9 180.2
7 Lembang - - - 35.8 284.8 320.6
8 Cikahuripan - - - 687.8 61.4 749.2
9 Sukajaya - - - 463.3 94.6 557.9
10 Jayagiri - - - 937.9 36.1 974
11 Cibogo - - - 234.2 180.6 423.8
12 Cikole - - - 147 195.9 342.9
13 Cikidang - - 280.8 207.6 35.4 523.8
14 Wangunharja - - - 421.5 60.9 482.4
15 Cibodas - - - 890.8 21.6 912.4
16 Suntenjaya - - - 467.8 108.7 576.5
Jumlah - - 280.85740.68 2064.6 8086.08
Sumber :Kecamatan Lembang DalamAngka. (2013).
4. 21
Hidrogeologi
Keadaan geologi di Kecamatan Lembang merupakan material batuan yang
berasal dari Gunung Tangkuban Perahu dan gunung–gunung kecil di sekitarnya.
Profil geologi tersebut meliputi tuf campuran yang berasal dari Gunung
Tangkuban Perahu dan Gunung Dano, tuf yang berasal dari Gunung Tangkuban
Perahu, endapan gunung berapi, dan batuan yang berasal dari aliran lava. Tuf atau
tufa adalah batuan yang dihasilkan oleh endapan gas pyroclastic atau awan panas
yang terfragmentasi selama erupsi gunung berlangsung dan memiliki struktur
berupa abu. Endapan gunung berapi yang tak dapat diuraikan adalah batuan
batuan hasil dari aktivitas pendinginan magma gunung berapi dan waktu
pendinginan magma yang bervariasi juga mempengaruhi variasi jenis batuan
tersebut. Batuan yang berasal dari lava terbentuk oleh aktivitas pendinginan
magma yang mengalir di sepanjang jalurnya. Keadaan geologi Kecamatan
Lembang disajikan pada Gambar 8.
Tanah di Kecamatan Lembang sangat dipengaruhi pada keadaan kawasan
yang merupakan kawasan vulkanis. Jenis tanah pada Kecamatan Lembang
sebagian besar adalah andosol coklat, regosol coklat, latosol coklat, regosol
kelabu, dan litosol. Persebaran jenis tanah pada Kecamatan Lembang dapat
disajikan pada Gambar 9.
Sumber: RTRW Kabupaten Bandung Barat. (2009).
Gambar 8 Peta geologi Kecamatan Lembang
5. 22
Secara kasat mata spasial keadaan hidrologi Kecamatan Lembang tidak
memiliki badan air yang besar dan terpusat melainkan banyak sungai kecil beserta
alirannya. Pemenuhan kebutuhan air bersih rumahtangga merupakan komponen
kesejahteraan rumahtangga. Menurut Statistika Daerah Kecamatan Lembang
(2013), rumahtangga yang menggunakan sumber air minum yang berasal dari air
kemasan dan ledeng merupakan jumlah terbesar yaitu mencapai 15 308
rumahtangga, diikuti oleh sumur terlindung dan air tidak bersih masing—masing
sebesar 12 016 rumah tangga dan 7 228 rumahtangga, mata air terlindung sebersar
6.424 rumahtangga dan Pompa air sebesar 5 271 rumahtangga. Sedangkan
menurut Data Statistika Kecamatan Lembang Tahun (2012), sumber air minum
rumah tangga terbesar ada pada mata air terlindung sebesar 24 674.
Sumber air penduduk di Kecamatan Lembang bertopang pada aliran air
tanah yang di pengaruhi oleh kualitas kemampuan penyerapan air hujan oleh
Gunung Tangkuban Perahu. Zona sumber air yang memancar yang disajikan
dalam Gambar 10.
Iklim
Kecamatan Lembang mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu rata–rata
20.04°C, persentase kelembaban rata–rata 84.63% dan curah hujan 160.58 mm
selama sepuluh tahun terakhir. Keseluruhan data iklim disajikan dalam Gambar 11,
Gambar 12, dan Gambar 13.
Sumber: RTRW Kabupaten Bandung Barat. (2009).
Gambar 9 Peta jenis tanah Kecamatan Lembang
6. 23
Sumber: Bappeda Kabupaten Bandung Barat. (2010).
Gambar 11 Kelembaban rata–rata dari Tahun 2002–2011
80.00
81.00
82.00
83.00
84.00
85.00
86.00
87.00
88.00
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Kelembaban
Rata
Rata
(%)
Tahun
Sumber: RTRW Kabupaten Bandung Barat. (2009).
Gambar 10 Peta sumber air Kecamatan Lembang
7. 24
Kawasan Hutan
Kecamatan Lembang memiliki beberapa kawasan hutan yaitu hutan lindung,
hutan rakyat, taman hutan raya, dan taman wisata alam. Masing–masing fungsi
jenis kawasan hutan adalah untuk meningkatkan keanekaragaman hayati, sebagai
habitat fauna, sebagai tempat koleksi flora dan pepohonan, sebagai tempat
rekreasi masyarakat, dan lain–lain. Dalam pendekatan mitigasi, hutan bisa
menjadi buffer bencana dan juga sumber bencana sekunder, tergantung dari letak
lokasi hutan pada saat erupsi gunung berapi terjadi. Kawasan hutan Kecamatan
Lembang dapat di jelaskan pada Gambar 14.
Sumber: Bappeda Kabupaten Bandung Barat. (2010).
Gambar 13 Curah hujan rata–rata dari Tahun 2002–2011
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Curah
Hujan
(mm)
Tahun
Sumber: Bappeda Kabupaten Bandung Barat. (2010).
Gambar 12 Suhu rata–rata dari Tahun 2002–2011
19.00
19.20
19.40
19.60
19.80
20.00
20.20
20.40
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Suhu
Rata–Rata
(ºC)
Tahun
8. 25
Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Lembang didominasi dengan penggunaan
lahan sebagai lahan pertanian. Sektor pertanian merupakan sector potensi untuk
perekonomian Kecamatan Lembang. Namun bukan sub sector tanaman pangan
yang menjadi unggulan, melainkan budidaya tanaman hortikultura khususnya
tanaman sayuran yang menjadi unggulan di Kecamatan Lembang. Lembang
memberikan kontribusi terhadap produksi sayur mayur yang merupakan andalan
dibidang hortikultura di Kabupaten Bandung Barat.
Kecamatan Lembang juga terkenanl dengan obyek wisata agro tanaman hias.
Penggunaan lahan di Kecamatan Lembang yang paling banyak adalah lahan
pertanian bukan sawah lalu diikuti dengan penggunaan lahan non pertanian dan
lahan pertanian non sawah. Lahanpertanian sawah walaupun ada namun
penggunaannya sudah beralih fungsi menjadi kefungsi lain karena kurangnya
sumber air. Tabel penggunaan lahan di Kecamatan Lembang disajikan dalam
Tabel10.
Alih fungsi lahan adalah masalah yang dikhawatirkan. Pengalihan fungsi
lahan tanpa mengindahkan peraturan yang ada maka pengalihan fungsi lahan
tersebut ilegal. Dalam hal ini, Kecamatan Lembang merupakan kawasan rawan
bencana yang telah diatur dalam peraturan peraturan sehingga pengalihan fungsi
lahan tanpa mengikuti aturan akan menambah tingkat resiko bencana di
Kecamatan Lembang.
Sumber: RTRW Kabupaten Bandung Barat. (2009).
Gambar 14 Peta Kawasan Hutan Kecamatan Lembang
9. 26
Sarana dan Prasarana
Kecamatan Lembang memiliki jalur sirkulasi berupa jalan lokal dan jalan
kolektor serta tiga terminal jenis C. Jalur sirkulasi memiliki peran sebagai jalur
evakuasi warga untuk menjauh dari bahaya. Jalur evakuasi tersebut diperoleh dari
analisis daerah bahaya. Jalur sirkulasi Kecamatan Lembang disajikan dalam
Gambar 15. Jalur sirkulasi Kecamatan lembang memiliki fungsi untuk mobilitas
distribusi antar desa dengan berbagai kepentingan.. Jarak antar desa di Kecamatan
Lembang disajikan dalam Tabel 11.
Masyarakat Kecamatan Lembang menggunakan sarana jenis transportasi
darat. Menurut Kecamatan Lembang dalam angka (2013), Masyarakat Kecamatan
Lembang lebih banyak menggunakan kendaraan motor roda dua yaitu sebanyak
18 252 kepala keluarga. Sedangkan, masyarakat Kecamatan Lembang yang
menggunakan kendaraan bermotor roda empat hanya mencapai 2 711 kepala
keluarga. Sarana infrastruktur jalan terluas pada Kecamatan Lembang sudah
menggunakan lapisan aspal dan beton.
Sarana komunikasi sangat penting dalam hal mitigasi. Hal penting tersebut
menyangkut dengan distribusi pesan informasi yang berhubungan dengan
peringatan dini bahaya bencana dan distribusi barang berupa bantuan ligistik dan
semacamnya untuk menunjang kegiatan evakuasi. Kegiatan koordinasi antar
masyarakat tersebut sangatlah penting dalam upaya mitigasi.
Tabel 10 Struktur penggunaan lahan menurut desa di Kecamatan Lembang
No Desa
Lahan pertanian sawah (ha)
Lahan
pertanian
bukan
sawah
(Ha)
Lahan
Non
pertanian
(Ha)
Luas
Desa
(Ha)
Lahan
berpenga
iran
teknis
Lahan
pertani
an
nontek
nis
Lahan
tidak
berpeng
airan
1 Gudang Kahuripan - - - 241.5 213.2 454.7
2 Wangunsari - - - 257.98 121.3 379.3
3 Pagerwangi - - - 257 158.5 415.5
4 Mekarwangi - - - 240.2 83.6 323.8
5 Langensari - - - 210 259.1 469.1
6 Kayuambon - - - 31.3 148.9 180.2
7 Lembang - - - 35.8 284.8 320.6
8 Cikahuripan - - - 687.8 61.4 749.2
9 Sukajaya - - - 463.3 94.6 557.9
10 Jayagiri - - - 937.9 36.1 974
11 Cibogo - - - 234.2 180.6 423.8
12 Cikole - - - 147 195.9 342.9
13 Cikidang - - 280.8 207.6 35.4 523.8
14 Wangunharja - - - 421.5 60.9 482.4
15 Cibodas - - - 890.8 21.6 912.4
16 Suntenjaya - - - 467.8 108.7 576.5
Jumlah - - 280.8 5740.68 2064.6 8086.08
Sumber :Kecamatan Lembang DalamAngka 2013
11. 28
Masyarakat Kecamatan Lembang menggunakan telepon kabel sebagai
sarana komunikasi karena tidak adanya telepon umum. Namun, penggunaan
telepon kabel pun tidak merata. Menurut Kecamatan Lembang dalam Angka
(2013),. Dengan melesatnya tingkat kacanggihan teknologi, kegiatanan distribusi
penyampaian pesan dan dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi berupa
telepon genggam ataupun telepon kabel. Namun, dalam hal distribusi berupa
barang ataupun dokumen penting masih menggunakan jasa pengiriman PT. Pos
Indonesia (perseroan).Menurut Kecamatan Lembang dalam angka (2013), Jumlah
kantor pos,pos keliling, dan jarak ke kantor pos yang digunakan menurut
desa/kelurahan di Kecamatan Lembang disajikan dalam Tabel 12.
Sarana dan prasana kesehatan memiliki nilai sangat penting baik dalam
kebutuhan biasa maupun dalam kebutuhan yang sangat mendadak. Dalam hal
yang berhubungan dengan mitigasi bencana, sarana dan prasarana kesehatan
dibutuhkan dalam keadaan mendadak untuk menampung para korban bencana
letusan gunung api. Sarana dan prasarana kesehatan menyediakan bahan dan alat
medis yang mendukung minimal memiliki alat paket pertolongan pertama (First
Aid Kit). Sarana dan prasarana kesehatan dalam tingkat regional kecamatan dapat
berupa rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu,
Tabel 12 Jenis sarana dan prasarana komunikasi yang digunakan menurut
desa/kelurahan di Kecamatan Lembang
No
Desa/
Kelurahan
Ruta
telepon
kabel
Telepon
umum
Wartel/
kiospon
Warnet
Kantor
pos
Jarak ke
Kantor
pos
Pos
keliling
1 Gudang
Kahuripan
556 - - 2 1 3 -
2 Wangunsari 263 - - 6 - 6 1
3 Pagerwangi 202 - 4 2 - 3 -
4 Mekarwangi 153 - 2 1 - 4 -
5 Langensari 156 - 1 - - 3 -
6 Kayuambon 827 - 2 8 - 2 -
7 Lembang 280 - 6 25 - - -
8 Cikahuripan 112 - - 2 - 3 -
9 Sukajaya 302 - 1 - - 4 -
10 Jayagiri 1 070 1 7 11 1 - -
11 Cibogo 172 - 3 8 - 2 -
12 Cikole 312 - - 8 - 6 -
13 Cikidang 6 - 1 1 - 8 -
14 Wangunharja 10 - 3 2 - 9 1
15 Cibodas 80 - 1 1 - 9 -
16 Suntenjaya 311 - 1 1 - 13 -
Jumlah 4 812 1 32 78 2 75 2
Sumber :Kecamatan Lembang DalamAngka. (2013).
12. 29
tempat praktek dokter, tempat praktek bidan, posyandu, poliklinik desa (Polindes),
apotek, dan toko obat. Jumlah sarana kesehatan yang berada di desa/kelurahan di
Kecamatan Lembang disajikan dalam Tabel 13.
Dalam ruang lingkup permukiman tedapat sarana dan prasarana umum yang
dapat digunakan sebagai tempat evakuasi karena memiliki kemampuan untuk
menampung massa korban bencana yang banyak. Dengan luasan tertentu, sarana
dan prasara umum dapat menjadi ruang evakuasi. Sarana dan prasarana tersebut
berupa tempat olah raga yang memiliki luasan wilayah yang memadai dan
merupakan ruang terbuka yang terbebas dari gedung gedung tinggi yang
berbahaya pada saat terjadinya bencana. Sarana dan prasarana tersebut nantinya
akan menjadi tempat didirikannya tenda tenda pengungsian yang dapat menjadi
tempat sementara bagi pengungsi atau menjadi tempat berlindung sementara dari
guncangan gempa saat erupsi. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa
lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan tenis, lapangan bola voli dan
lapangan bulu tangkis. Jumlah tempat/lapangan kegiatan olahraga menurut
desa/kelurahan di Kecamatan Lembang disajikan dalam Tabel 14.
Tabel 13 Jumlah sarana kesehatan yang berada di desa/kelurahan di Kecamatan
Lembang.
Desa/
Kelurahan
Rumah
sakit
Rumah
ber
salin
Poli
kli
nik
Pus
kes
mas
Pus
kesmas
pem
bantu
Tempat
praktek
dokter
Tempat
praktek
bidan
Pos
yan
du
Po
lin
des
Apo
tek
To
ko
ob
att
Gudang
Kahuripan
1 - - - 1 2 4 14 - - 3
Wangunsari - - - - - 2 2 15 1 - -
Pagerwangi - - 1 - - 1 1 14 1 - --
Mekarwangi - - - - 1 - 1 9 1 - -
Langensari - - - - 1 2 4 16 - 1 -
Kayuambon - 2 1 - - 3 4 11 - - -
Lembang - 2 - 1 - 4 - 14 - 4 -
Cikahuripan - 4 - - - 1 5 10 - - -
Sukajaya - - 2 - 1 - 2 16 1 - 3
Jayagiri - 1 3 1 1 4 3 19 - 2 1
Cibogo - - 1 - - - 4 13 - - -
Cikole - - - 1 - 1 3 16 - 1 2
Cikidang - - 1 - - - 2 11 1 - -
Wangunharja - 1 - - 1 - 2 9 1 - -
Cibodas - - - 1 - - 2 17 1 - -
Suntenjaya - - 1 - - - 3 17 - - -
Jumlah 1 10 10 4 6 20 42 221 7 8 10
Sumber :Kecamatan Lembang DalamAngka. (2013).
13. 30
Menurut Baseline Kegunung Apian Indonesia BNPB (2012), Gunung
Tangkuban Perahu memiliki daya resiko terhadap Kawasan Rawan Bencana
(KRB). KRB Gunung Tangkuban Perahu memiliki radius tertentu maka dari itu
KRB meliputi beberapa wilayah administrasi dalam radius KRB Gunung
Tangkuban Perahu. Penduduk yang terpapar akibat awan panas, lava, dan hujan
abu 3 525 jiwa dan bangunan yang berpotensi terpapar pada KRB Gunung
Tangkuban Perahu sebanyak 2 253 unit bangunan. Dalam hal sarana dan
prasarana Kecamatan Lembang, rumah masyarakat yang berpotensi terpapar
bencana letusan Gunung Tangkuban perahu sebanyak 400 unit, sarana dan
prasaran pendidikan yang berpotensi terpapar sebanyak 3 unit begitu juga dengan
sarana kesehatan di Kecamatan Lembang.
Aspek Sosial
Kepemerintahan
Menurut pandangan sosiologi, struktur sosial atau kepemerintahan sangat
berpengaruh terhadap kepekaan penduduk terhadap bencana. Struktur sosial yang
Tabel 14 Jumlah tempat/lapangan kegiatan olahraga menurut desa/kelurahan di
Kecamatan Lembang
No
Desa/
Kelurahan Sepakbola Bolavoli Bulu tangkis
Bola
basket
Tenis
lapangan
1 Gudang
Kahuripan
1 6 4 - 1
2 Wangunsari - 2 2 - -
3 Pagerwangi 1 8 1 - 1
4 Mekarwangi - 5 4 - -
5 Langensari 1 - 3 - -
6 Kayuambon 3 3 3 3 3
7 Lembang 3 6 4 3 2
8 Cikahuripan 1 5 2 1 -
9 Sukajaya 1 2 2 - -
10 Jayagiri 1 8 6 3 3
11 Cibogo 1 7 - - -
12 Cikole 2 10 3 - 2
13 Cikidang - 1 2 - -
14 Wangunharja 1 1 1 1 -
15 Cibodas 1 8 4 - -
16 Suntenjaya - 1 5 - -
Jumlah 17 82 46 11 12
Sumber :Kecamatan Lembang DalamAngka. (2013).
14. 31
kokoh akan membentuk suatu solidaritas sosial yang kokoh pula. Hal ini akan
membangun koordinasi per individu sehingga kepekaan akan terjadinya bencana
sangat tinggi (pre disaster). Selain itu pula, terbentuknya struktur sosial yang
solid akan membangun mempercepat tingkat penanggulangan bencana ( post
disaster ) (maarif,2010).
Menurut Stastitik Daerah Kecamatan Lembang (2013), bentuk
kepemerintahan yang dimiliki oleh Kecamatan Lembang yaitu 887 Rumah
Tangga, 220 Rukun Warga, 56 Dusun, dan 16 Desa. Data statistik jumlah satuan
lingkungan Rukun Tetangga dan Rukun Warga tersebut mengalami peningkatan
jumlah dari tahun 2012 ke 2013 yaitu sebesar 1.85 persen dan 1.30 persen hal ini
di karenakan terjadi pemekaran wilayah satuan lingkungan setempat. Dalam hal
ini Desa Jayagiri menempati Desa teratas dengan jumlah satuan lingkungan
terbanyak yaitu 19 Rukun Warga dan 96 Rukun Tetangga. Sedangkan, Desa
Kayuambon memiliki satuan lingkungan Rukun Tetangga paling sedikit yaitu 35
RT serta Desa Mekarwangi dan Wangunharja merupakan desa yang memiliki
jumlah satuan lingkungan Rukun Warga paling sedikit dengan jumlah 9 RW.
Dalam hal mitigasi, dinamika kepemerintahan ini sangat penting dalam hal
koordinasi dan komunikasi kesiapan menghadapi bencana yang tepat dan terarah.
Jumlah RT dan RW menurut Desa di Kecamatan Lembang disajikan dalam
Tabel 15.
Kependudukan
Menurut Maarif (2010), Kerentanan penduduk merupakan satu konstruksi
yang kompleks yang meliputi faktor faktor seperti tempat tinggal di daerah rawan
bencana, sumber daya materi, usia, gender, pengetahuan tentang langkah
penyelamatan, modal sosial, kemampuan untuk mengakses dengan lembaga-
Tabel 15 Jumlah RT dan RW menurut Desa di Kecamatan Lembang
Desa Dusun Rukun Warga Rukun Tetangga
Gudang Kahuripan 5 14 58
Wangunsari 4 15 56
Pagerwangi 4 14 69
Mekarwangi 2 9 40
Langensari 3 16 54
Kayuambon 2 11 35
Lembang 4 14 57
Cikahuripan 3 10 58
Sukajaya 4 16 52
Jayagiri 4 19 96
Cibogo 4 13 46
Cikole 4 15 67
Cikidang 5 11 48
Wangunharja 3 9 38
Cibodas 3 17 66
Suntenjaya 2 17 47
Jumlah 56 220 887
Sumber: Statistika Daerah Kecamatan Lembang. (2013).
15. 32
lembaga masyarakat utama. Kerentanan penduduk merupakan salah satu faktor
terjadinya bencana.
Jumlah penduduk di Kecamatan Lembang mencapai 180 526 jiwa.Penduduk
laki laki sebanyka 92 300 jiwa sedangkan penduduk perempuan sebanyak 88 226
jiwa. Perkembangan jumlah penduduk laki laki dan penduduk relatif seimbang
sehingga pencapaian suatu pembangunan daerah dalam peranan gender sangatlah
tidak membedakan gender. Dengan luas wilayah sekitar 95.56 km2
maka
kepadatan penduduk Kecamatan Lembang mencapai 1 889 jiwa/km2
lebih tinggi
di bandingkan kepadatan penduduk di Kabupaten Bandung Barat itu sendiri yaitu
1 193 jiwa/km2
.
Menurut Satistika Daerah Kecamatan Lembang (2013), berdasarkan jumlah
penduduk, Desa Jayagiri merupakan desa dengan jumlah penduduk terbanyak di
Kecamatan Lembang yaitu mencapai sebanyak 11 persen dari jumlah penduduk
Kecamatan Lembang atau sebanyak 19 356 jiwa dan diikuti secara berurutan
dengan Desa Lembang sebanyak 10 persen, Desa Gudang Kahuripan sebanyak 8
persen. Sedangkan, Desa yang memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu Desa
Mekarwangi sebanyak 3 persen dari jumlah penduduk Kecamatan Lembang.
Dalam upaya pengurangan resiko bencana, penduduk di tempatkan pada
posisi korban bencana yang harus jamin keselamatan dan keamanannya agar
mengurangi adanya resiko korban jiwa.Persebaran jumlah penduduk Kecamatan
Lembang berdasarkan desa disajikan dalam Tabel 16.
Pemahaman konsep mitigasi pada setiap individu juga sangat penting dalam
upaya penanggulangan bencana. Keadaan pendidikan sangat mencerminkan
dalam pemahaman konsep mitigasi. Jumlah Sekolah di Kecamatan Lembang
disajikan dalam Tabel 17.
Tabel 16 Jumlah penduduk Kecamatan Lembang
Nama Desa Jumlah Penduduk
Gudang Kahuripan 13 829 jiwa
Wangunsari 10 110 jiwa
Pagerwangi 9 164 jiwa
Mekarwangi 5 640 jiwa
Langensari 12 308 jiwa
Kayuambon 8 197 jiwa
Lembang 16 797 jiwa
Cikahuripan 10 576 jiwa
Sukajaya 11 831 jiwa
Jayagiri 18 587 jiwa
Cibogo 10 879 jiwa
Cikole 13 047 jiwa
Cikidang 7 501 jiwa
Wangunharja 7 412 jiwa
Cibodas 10 113 jiwa
Suntenjaya 7 359 jiwa
Jumlah 180 526 jiwa
Sumber: Statistika Daerah Kecamatan Lembang. (2013).
16. 33
Dalam upaya penanggulangan bencana sebagai upaya proaktif di butuhkan
tahap penyebar luasan informasi tentang upaya upaya pencegahan bencana. Cara
terbaik dalam mengantisipasi bencana melalui pendidikan oleh lembaga lembaga
pendidikan. Kecamatan Lembang memiliki jumlah sekolah terdiri 71 TK, 63 SDN,
3 SD Swasta, 5 SLTPN, 15 SLTP Swasta, 1 SMUN, 7 SMU Swasta, 1 SMKN dan
4SMK swasta.
Tabel 17 Jumlah Sekolah di Kecamatan Lembang
Jenis Sekolah Status Jumlah
TK
Negeri -
Swasta 71
SD
Negeri 63
Swasta 3
SLTP
Negeri 5
Swasta 15
SMU
Negeri 1
Swasta 7
SMK
Negeri 4
Swasta -
AKADEMI
Negeri -
Swasta -
Perguruan Tinggi
Negeri -
Swasta -
Ponpes / Diniyah
Negeri -
Swasta 49
Sumber: Statistika Daerah Kecamatan Lembang. (2013).