Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep dinamika rotasi seperti momen inersia, momentum sudut, dan hubungannya dengan gerak translasi. Secara khusus membahas definisi dan rumus momen inersia, momentum sudut, serta hubungan antara momen gaya, percepatan sudut, dan hukum II Newton untuk gerak rotasi.
1. Dokumen membahas tentang dinamika rotasi benda tegar yang mencakup konsep gerak translasi, gerak rotasi, momen gaya, momentum sudut, dan momen inersia.
2. Konsep-konsep tersebut diterapkan untuk menganalisis gerak benda tegar baik secara statis maupun dinamis.
3. Dibuat analogi antara besaran-besaran translasi dan rotasi seperti momentum, gaya, dan energi.
Dokumen tersebut membahas tentang kinematika dengan analisis vektor. Kinematika adalah penggambaran gerak benda tanpa menghubungkan dengan gaya penyebabnya, sedangkan dinamika mengaitkan gerak benda pada gaya-gaya penyebabnya. Dokumen ini menjelaskan tentang besaran vektor dan skalar serta contoh penggunaan vektor posisi untuk menentukan posisi suatu titik dalam bidang dua dimensi.
Makalah ini membahas osilator harmonik dan pembahasan mencakup definisi osilator harmonik, jenis osilator linier dan non linier, osilator harmonik sederhana, energi osilator harmonik sederhana, dan aplikasi osilator harmonik dalam kehidupan sehari-hari.
Momentum sudut adalah momentum yang dimiliki oleh benda yang bergerak melakukan rotasi, didefinisikan sebagai hasil perkalian antara momentum linear dan jari-jari vektor dari poros rotasi. Besarnya sama dengan hasil kali massa, kuadrat jari-jari, dan kecepatan sudut, mirip dengan hubungan momentum linear dengan massa dan kecepatan linear.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep dinamika rotasi seperti momen inersia, momentum sudut, dan hubungannya dengan gerak translasi. Secara khusus membahas definisi dan rumus momen inersia, momentum sudut, serta hubungan antara momen gaya, percepatan sudut, dan hukum II Newton untuk gerak rotasi.
1. Dokumen membahas tentang dinamika rotasi benda tegar yang mencakup konsep gerak translasi, gerak rotasi, momen gaya, momentum sudut, dan momen inersia.
2. Konsep-konsep tersebut diterapkan untuk menganalisis gerak benda tegar baik secara statis maupun dinamis.
3. Dibuat analogi antara besaran-besaran translasi dan rotasi seperti momentum, gaya, dan energi.
Dokumen tersebut membahas tentang kinematika dengan analisis vektor. Kinematika adalah penggambaran gerak benda tanpa menghubungkan dengan gaya penyebabnya, sedangkan dinamika mengaitkan gerak benda pada gaya-gaya penyebabnya. Dokumen ini menjelaskan tentang besaran vektor dan skalar serta contoh penggunaan vektor posisi untuk menentukan posisi suatu titik dalam bidang dua dimensi.
Makalah ini membahas osilator harmonik dan pembahasan mencakup definisi osilator harmonik, jenis osilator linier dan non linier, osilator harmonik sederhana, energi osilator harmonik sederhana, dan aplikasi osilator harmonik dalam kehidupan sehari-hari.
Momentum sudut adalah momentum yang dimiliki oleh benda yang bergerak melakukan rotasi, didefinisikan sebagai hasil perkalian antara momentum linear dan jari-jari vektor dari poros rotasi. Besarnya sama dengan hasil kali massa, kuadrat jari-jari, dan kecepatan sudut, mirip dengan hubungan momentum linear dengan massa dan kecepatan linear.
Dokumen ini membahas tentang momentum sudut dan rotasi benda tegar. Terdapat definisi momen gaya, momen kopel, dan momen inersia beserta contoh perhitungannya. Juga dijelaskan hukum Newton pada gerak rotasi dan hukum kekekalan momentum sudut, baik untuk satu benda maupun dua benda. Hukum tersebut menyatakan bahwa jika tidak ada gaya luar, maka momentum sudut akan tetap.
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisikaayikputri1
Dokumen tersebut membahas tentang momentum sudut dan rotasi benda tegar. Secara ringkas, dokumen menjelaskan konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia serta hubungannya dengan hukum kedua Newton. Dokumen juga menjelaskan gerak rotasi, keseimbangan, dan aplikasi konsep-konsep tersebut pada berbagai masalah mekanika.
Dokumen tersebut membahas tentang momentum sudut, hukum kekekalan momentum sudut, titik berat, dan giroskop. Termasuk rumus dan contoh soal untuk momentum sudut, hukum kekekalan momentum sudut, dan menentukan titik berat secara percobaan dan perhitungan.
Dokumen tersebut membahas tentang momentum sudut dan benda tegar, mencakup definisi momentum sudut partikel tunggal dan sistem partikel, hukum-hukum Kepler tentang gerak planet, serta konsep-konsep seperti momen inersia dan kekekalan momentum sudut.
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dibahas dalam dokumen ini. Disebutkan bahwa momen gaya (τ) sama dengan produk dari gaya dan lengan momen, sedangkan percepatan sudut (α) sama dengan hubungan antara percepatan translasi dan jari-jari putaran. Rumus hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dituliskan sebagai τ = Iα. Contoh soal tentang sistem katrol dan tali juga diber
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasikdzakiamin02
Metode Lagrangean merupakan pengembangan mekanika klasik yang menggunakan konsep energi total (kinetik dan potensial) sebagai kuantitas fisisnya dalam menjelaskan gerak partikel, berbeda dengan pendekatan gaya pada mekanika Newtonian. Persamaan Lagrangean didefinisikan sebagai selisih antara energi kinetik dan potensial suatu sistem, dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah kinematika gerak partikel.
Dokumen ini membahas tentang momentum sudut dan hukum kekekalan momentum sudut. Momentum sudut adalah ukuran rotasi suatu benda dan didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan sudutnya. Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan bahwa jika tidak ada torsi yang bekerja pada suatu benda yang berotasi, maka momentum sudut benda akan tetap konstan.
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarSuta Pinatih
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. Materi yang diajarkan mencakup momen/torsi, hukum II Newton untuk gerak rotasi, momen inersia, dinamika gerak rotasi, momentum sudut, dan kesetimbangan benda tegar. Guru menerangkan konsep-konsep dasar tersebut beserta contoh penerapannya.
PENDAHULUAN
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan benda, yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik benda yang diam (statis) maupun benda yang bergerak (kinematika dan dinamika). Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut, sedangkam dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan penyebab gerak benda tersebut. Masalah mekanika merupakan hal yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari karena masalah mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang tejadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus mekanika merupakan salah satu gejala alam yang dapat diamati dan diukur.
Dalam perkembangannya, mekanika dibagi dalam menjadi dua yaitu mekanika klasik dan mekanika kuantum. Mekanika klasik dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan jauh dibawah kecepatan cahaya, sedangkan mekanika kuantum dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya.
MEKANIKA LAGRANGE
Mekanika Lagrange merupakan suatu metode penyelesaian persoalan mekanika yang tidak mudah diselesaikan dengan Mekanika Newton. Posisi sebuah partikel dalam l ruang dapat dinyatakan dengan menggunakan tiga jenis koordinat; dapat berupa koordinat kartesian, koordinat polar atau koordinat silinder. Dimisalkan jika suatu partikel bergerak dalam suatu bidang (memiliki derajat kebebasan 2 yaitu sumbu x dan y), dalam suatu ruang (memiliki derajat kebebasan 3 yaitu sumbu x, y, dan z). Jika sistem yang ditinjau mengandung N partikel, maka diperlukan paling kurang 3 N koordinat untuk menyatakan posisi semua partikel. Secara umum, terdapat n jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Koordinat-koordinat tersebut dinyatakan dengan:
q_1,q_2,…,q_n
yang disebut dengan koordinat umum (generalized coordinates). Koordinat q_k dapat saja berupa sudut atau jarak. Tiap koordinat dapat berubah secara bebas terhadap lainnya (holonomic). Jumlah koordinat n dalam hal ini disebut dengan derajat kebebasan sistem tersebut.
Dalam sistem yang nonholonomic, masing-masing koordinat tidak dapat berubah secara bebas satu sama lain, yang berarti bahwa banyaknya derajat kebebasan adalah lebih kecil dari jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Salah satu contoh sistem nonholonomic adalah sebuah bola yang dibatasi meluncur pada sebuah bidang kasar. Lima koordinat diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem, yakni dua koordinat untuk menyatakan posisi pusat bola dan tiga koordinat untuk menyatakan perputarannya. Dalam hal ini, koordinat-koordinat tersebut tidak dapat berubah semuanya secara bebas. Jika bola tersebut menggelinding, paling kurang dua koordinat mesti berubah. Dalam pembahasan selanjutnya
Materi ini membahas tentang dinamika rotasi, termasuk konsep torsi, momen inersia, dan hubungannya dengan hukum II Newton. Konsep-konsep tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah benda tegar yang berputar. Terdapat pula penjelasan mengenai momentum sudut, energi kinetik rotasi, dan hukum kekekalan momentum sudut.
Dokumen tersebut membahas tentang gerak harmonik sederhana. Ia menjelaskan bahwa gerak harmonik terjadi ketika percepatan suatu partikel sebanding dengan posisinya. Gerak harmonik dapat dijelaskan oleh fungsi sinus dan kosinus, dengan amplitudo, frekuensi, dan fase sebagai parameternya. Frekuensi dan periode gerak harmonik tergantung pada massa partikel dan konstanta gaya pegas.
Dokumen ini membahas tentang momentum sudut dan rotasi benda tegar. Terdapat definisi momen gaya, momen kopel, dan momen inersia beserta contoh perhitungannya. Juga dijelaskan hukum Newton pada gerak rotasi dan hukum kekekalan momentum sudut, baik untuk satu benda maupun dua benda. Hukum tersebut menyatakan bahwa jika tidak ada gaya luar, maka momentum sudut akan tetap.
Bab 6 momentum sudut dan rotasi benda tegar fisikaayikputri1
Dokumen tersebut membahas tentang momentum sudut dan rotasi benda tegar. Secara ringkas, dokumen menjelaskan konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia serta hubungannya dengan hukum kedua Newton. Dokumen juga menjelaskan gerak rotasi, keseimbangan, dan aplikasi konsep-konsep tersebut pada berbagai masalah mekanika.
Dokumen tersebut membahas tentang momentum sudut, hukum kekekalan momentum sudut, titik berat, dan giroskop. Termasuk rumus dan contoh soal untuk momentum sudut, hukum kekekalan momentum sudut, dan menentukan titik berat secara percobaan dan perhitungan.
Dokumen tersebut membahas tentang momentum sudut dan benda tegar, mencakup definisi momentum sudut partikel tunggal dan sistem partikel, hukum-hukum Kepler tentang gerak planet, serta konsep-konsep seperti momen inersia dan kekekalan momentum sudut.
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dibahas dalam dokumen ini. Disebutkan bahwa momen gaya (τ) sama dengan produk dari gaya dan lengan momen, sedangkan percepatan sudut (α) sama dengan hubungan antara percepatan translasi dan jari-jari putaran. Rumus hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dituliskan sebagai τ = Iα. Contoh soal tentang sistem katrol dan tali juga diber
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasikdzakiamin02
Metode Lagrangean merupakan pengembangan mekanika klasik yang menggunakan konsep energi total (kinetik dan potensial) sebagai kuantitas fisisnya dalam menjelaskan gerak partikel, berbeda dengan pendekatan gaya pada mekanika Newtonian. Persamaan Lagrangean didefinisikan sebagai selisih antara energi kinetik dan potensial suatu sistem, dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah kinematika gerak partikel.
Dokumen ini membahas tentang momentum sudut dan hukum kekekalan momentum sudut. Momentum sudut adalah ukuran rotasi suatu benda dan didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan sudutnya. Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan bahwa jika tidak ada torsi yang bekerja pada suatu benda yang berotasi, maka momentum sudut benda akan tetap konstan.
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarSuta Pinatih
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. Materi yang diajarkan mencakup momen/torsi, hukum II Newton untuk gerak rotasi, momen inersia, dinamika gerak rotasi, momentum sudut, dan kesetimbangan benda tegar. Guru menerangkan konsep-konsep dasar tersebut beserta contoh penerapannya.
PENDAHULUAN
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan benda, yaitu ilmu yang mempelajari gerak benda, baik benda yang diam (statis) maupun benda yang bergerak (kinematika dan dinamika). Kinematika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut, sedangkam dinamika merupakan ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu benda dengan memperhatikan atau memperhitungkan penyebab gerak benda tersebut. Masalah mekanika merupakan hal yang cukup penting dalam perkembangan ilmu fisika untuk kita pelajari karena masalah mekanika sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang tejadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam yang dapat diamati dan diukur, dan kasus mekanika merupakan salah satu gejala alam yang dapat diamati dan diukur.
Dalam perkembangannya, mekanika dibagi dalam menjadi dua yaitu mekanika klasik dan mekanika kuantum. Mekanika klasik dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan jauh dibawah kecepatan cahaya, sedangkan mekanika kuantum dititik beratkan pada benda-benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya.
MEKANIKA LAGRANGE
Mekanika Lagrange merupakan suatu metode penyelesaian persoalan mekanika yang tidak mudah diselesaikan dengan Mekanika Newton. Posisi sebuah partikel dalam l ruang dapat dinyatakan dengan menggunakan tiga jenis koordinat; dapat berupa koordinat kartesian, koordinat polar atau koordinat silinder. Dimisalkan jika suatu partikel bergerak dalam suatu bidang (memiliki derajat kebebasan 2 yaitu sumbu x dan y), dalam suatu ruang (memiliki derajat kebebasan 3 yaitu sumbu x, y, dan z). Jika sistem yang ditinjau mengandung N partikel, maka diperlukan paling kurang 3 N koordinat untuk menyatakan posisi semua partikel. Secara umum, terdapat n jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Koordinat-koordinat tersebut dinyatakan dengan:
q_1,q_2,…,q_n
yang disebut dengan koordinat umum (generalized coordinates). Koordinat q_k dapat saja berupa sudut atau jarak. Tiap koordinat dapat berubah secara bebas terhadap lainnya (holonomic). Jumlah koordinat n dalam hal ini disebut dengan derajat kebebasan sistem tersebut.
Dalam sistem yang nonholonomic, masing-masing koordinat tidak dapat berubah secara bebas satu sama lain, yang berarti bahwa banyaknya derajat kebebasan adalah lebih kecil dari jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem. Salah satu contoh sistem nonholonomic adalah sebuah bola yang dibatasi meluncur pada sebuah bidang kasar. Lima koordinat diperlukan untuk menyatakan konfigurasi sistem, yakni dua koordinat untuk menyatakan posisi pusat bola dan tiga koordinat untuk menyatakan perputarannya. Dalam hal ini, koordinat-koordinat tersebut tidak dapat berubah semuanya secara bebas. Jika bola tersebut menggelinding, paling kurang dua koordinat mesti berubah. Dalam pembahasan selanjutnya
Materi ini membahas tentang dinamika rotasi, termasuk konsep torsi, momen inersia, dan hubungannya dengan hukum II Newton. Konsep-konsep tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah benda tegar yang berputar. Terdapat pula penjelasan mengenai momentum sudut, energi kinetik rotasi, dan hukum kekekalan momentum sudut.
Dokumen tersebut membahas tentang gerak harmonik sederhana. Ia menjelaskan bahwa gerak harmonik terjadi ketika percepatan suatu partikel sebanding dengan posisinya. Gerak harmonik dapat dijelaskan oleh fungsi sinus dan kosinus, dengan amplitudo, frekuensi, dan fase sebagai parameternya. Frekuensi dan periode gerak harmonik tergantung pada massa partikel dan konstanta gaya pegas.
Teks tersebut membahas tentang getaran mekanik dan sistem derajat kebebasan tunggal. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa getaran adalah gerak bolak-balik yang terjadi pada suatu interval waktu tertentu, dan ada dua jenis getaran yaitu getaran bebas dan getaran paksa. Selanjutnya teks tersebut menjelaskan tentang sistem derajat kebebasan tunggal yang hanya memiliki satu koordinat perpindahan
Bab 1 menjelaskan besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar dan satuan-satuan internasionalnya. Bab ini juga mendefinisikan vektor sebagai besaran yang memiliki nilai dan arah, serta operasi-operasi vektor seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar dan silang. Bab 2 memulai pembahasan kinematika dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebagai besaran-besaran yang menggamb
Bab 1 menjelaskan besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar dan satuan-satuan internasionalnya. Bab ini juga mendefinisikan vektor sebagai besaran yang memiliki nilai dan arah, serta operasi-operasi vektor seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar dan silang. Bab 2 memulai pembahasan kinematika dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebagai besaran-besaran yang menggamb
Bab 1 menjelaskan besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar dan satuan-satuan internasionalnya. Bab ini juga mendefinisikan vektor sebagai besaran yang memiliki nilai dan arah, serta operasi-operasi vektor seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar dan silang. Bab 2 memulai pembahasan kinematika dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebagai besaran-besaran yang menggamb
Bab 1 menjelaskan besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar dan satuan-satuan internasionalnya. Bab ini juga mendefinisikan vektor sebagai besaran yang memiliki nilai dan arah, serta operasi-operasi vektor seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar dan silang. Bab 2 memulai pembahasan kinematika dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebagai besaran-besaran yang menggamb
Bab 1 menjelaskan besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar dan satuan-satuan internasionalnya. Bab 2 memfokuskan pada kinematika gerak lurus dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebagai fungsi waktu, serta menjelaskan gerak dengan kecepatan konstan.
Bab 1 menjelaskan besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar dan satuan-satuan internasionalnya. Bab 2 memfokuskan pada kinematika gerak lurus dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebagai fungsi waktu, serta menjelaskan gerak dengan kecepatan konstan.
Bab 1 menjelaskan besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar dan satuan-satuan internasionalnya. Bab ini juga mendefinisikan vektor sebagai besaran yang memiliki nilai dan arah, serta operasi-operasi vektor seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar dan silang. Bab 2 memulai pembahasan kinematika dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebagai besaran-besaran yang menggamb
Bab 1 menjelaskan besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar dan satuan-satuan internasionalnya. Bab ini juga mendefinisikan vektor sebagai besaran yang memiliki nilai dan arah, serta operasi-operasi vektor seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar dan silang. Bab 2 memulai pembahasan kinematika dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebagai besaran-besaran yang menggamb
Bab 1 membahas besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar fisika dan satuan-satuan internasionalnya. Bab 2 memfokuskan pada kinematika gerak lurus dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebuah partikel, serta menjelaskan gerak dengan kecepatan konstan.
Dokumen tersebut membahas tentang besaran-besaran fisika dasar seperti panjang, massa, waktu, dan percepatan. Ia menjelaskan bahwa besaran-besaran fisika harus dapat diukur dan didefinisikan secara matematis. Dokumen tersebut juga membahas tentang sistem satuan internasional (SI) dan tujuh besaran dasar fisika seperti panjang, massa, waktu, dan lainnya.
Bab 1 membahas tentang besaran dan pengukuran dalam fisika, termasuk tujuh besaran dasar fisika dan satuan-satuan dalam sistem internasional (SI). Bab 2 memulai pembahasan tentang kinematika gerak lurus dengan mendefinisikan posisi, kecepatan, dan percepatan sebuah partikel, serta menjelaskan gerak dengan kecepatan konstan.
Bab 11 membahas gerak benda dalam dua dimensi dengan menganalisis gerak lurus, parabola, dan melingkar menggunakan vektor, diferensial, dan integral. Konsep kunci meliputi vektor posisi, perpindahan, kecepatan rata-rata dan sesaat, serta hubungan antara gaya dan percepatan."
Dokumen tersebut membahas tentang gerak dan persamaannya, termasuk gerak lurus, gerak melingkar, gerak parabola, dan gerak harmonik. Secara khusus membahas persamaan gerak lurus melalui analisis vektor, gerak parabola, hubungan antara gerak lurus dengan gerak melingkar, serta gerak harmonik pada pegas dan ayunan sederhana.
Bab 2 membahas besaran-besaran gerak yang penting untuk mendeskripsikan gerak benda secara detail. Posisi dan perpindahan didefinisikan sebagai besaran gerak utama untuk menentukan lokasi benda. Posisi adalah vektor dari titik acuan ke lokasi benda, sedangkan perpindahan adalah selisih antara posisi akhir dan awal benda. Kedua besaran ini sangat penting dalam berbagai teknologi seperti roket, pesawat, dan GPS
1. Kinematika
Dalam fisika, kinematika adalah cabang dari mekanika yang
membahas gerakan benda tanpa mempersoalkan gaya penyebab
gerakan. Hal terakhir ini berbeda dari dinamika atau sering disebut
dengan Kinetika, yang mempersoalkan gaya yang memengaruhi
gerakan.
Karena relatif sederhana, kinematika biasanya diajarkan sebelum
dinamika atau sebelum konsep mengenai gaya diperkenalkan.
Persamaan Dasar
1. Gerak Relatif
Dapat ditunjukkan dengan persamaan matematika vektor sederhana
berikut yang memperlihatkan suatu penjumlahan vektor : gerak A
relatif terhadap O sama dengan gerak relatif B terhadap O ditambah
dengan gerak relatif A terhadap B :
2. Gerakan Koordinat
Salah satu persamaan dasar dalam kinematika adalah persamaan yang
menggambarkan tentang turunan dari sebuah vektor yang berada
dalam suatu sumbu koordinat bergerak. Yaitu : turunan terhadap
waktu dari sebuah vektor relatif terhadap suatu koordinat diam, sama
dengan turunan terhadap waktu vektor tersebut relatif terhadap
koordinat bergerak ditambah dengan hasil perkalian silang dari
kecepatan sudut koordinat bergerak dengan vektor itu. Dalam bentuk
persamaan :
2. dimana :
r(t) adalah sebuah vektor
X,Y,Z adalah sebuah sumbu koordinat tetap / tak bergerak
x,y,z adalah sebuah sumbu koordinat berputar
ω adalah kecepatan sudut perputaran koordinat
Sistem Koordinat
1. Sistem Koordinat Diam
Pada sistem koordinat ini, sebuah vektor digambarkan sebagai suatu
penjumlahan dari vektor-vektor yang searah dengan sumbu X, Y, atau
Z. Umumnya adalah sebuah vektor satuan pada arah X, adalah
sebuah vektor satuan pada arah Y, dan adalah sebuah vektor satuan
pada arah Z.
Vektor posisi (atau ), vektor kecepatan dan vektor percepatan ,
dalam sistem koordinat Cartesian digambarkan sebagai berikut :
catatan : ,
2. Sistem Koordinat Bergerak 2 Dimensi
Sistem koordinat ini hanya menggambarkan gerak bidang yang
berbasis pada 3 vektor satuan orthogonal yaitu vektor satuan , dan
vektor satuan sebagai sebuah bidang dimana suatu obyek benda
berputar terletak/berada, dan sebagai sumbu putarnya.
Berbeda dengan sistem koordinat Cartesian diatas, dimana segala
sesuatunya diukur relatif terhadap datum yang tetap dan diam tak
3. berputar, datum dari koordinat-koordinat ini dapat berputar dan
berpindah - mengikuti gerakan dari benda atau partikel pada suatu
benda yang diamati. Hubungan antara koordinat diam dan koordinat
berputar dan bergerak ini dapat dilihat lebih rinci pada Transformasi
Orthogonal.