Kertas kerja ini mengkaji pengaruh faktor kepatuhan agama terhadap niat untuk berwakaf tunai di kalangan staf Muslim Universiti Sains Malaysia. Ia menganalisis persepsi responden terhadap faktor kepatuhan agama dan hubungannya dengan niat berwakaf tunai, berdasarkan data dari 323 responden. Kajian ini mendapati staf Muslim USM berpersepsi positif terhadap faktor kepatuhan agama, dan faktor ini juga menunjukkan hubungan yang sign
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Kajian ini bertujuan untuk melihat tahap kesedaran amalan berwakaf di kalangan pelajar UiTM Perlis. Kajian ini menggunakan kaedah kuantitatif melalui soal selidik yang diedarkan kepada pelajar UiTM Perlis. Hasil kajian menunjukkan bahawa semua item untuk mengukur pembolehubah kesedaran tentang wakaf dan kesedaran melalui promosi adalah layak unt
Wakaf tunai diusulkan sebagai alternatif mekanisme redistribusi keuangan Islam untuk mengentaskan kemiskinan. Potensi wakaf di Indonesia besar namun belum dimanfaatkan secara optimal. Wakaf tunai diharapkan dapat menjadi sumber dana sosial yang bebas dari segi ekonomi dan politik untuk membangun lembaga dan memberikan layanan publik bagi masyarakat.
Ahmad Azrin Adnan, Ahmad Amirul Ihsan & Abdul Hakim Abdullahidmac2015
Dokumen ini membahas model pengurusan berdasarkan ayat pertama Surah Al-Fatihah. Ia menjelaskan keperluan konsep pengurusan Islam yang berbeda dari pengurusan konvensional karena pandangan dunia dan falsafah yang berbeda. Dokumen ini juga meninjau upaya-upaya untuk memahami prinsip pengurusan Islam melalui pendekatan filosofis dan studi empiris. Model pengurusan yang diusulkan dalam dokumen ini didasarkan pada hubungan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan alasan petani muslim di Desa Glagahagung menjual hasil panennya kepada tengkulak, yaitu karena kedekatannya, karena hanya tengkulak yang membeli seluruh hasil, dan karena petani sudah terbiasa menjual ke tengkulak.
The best presentation that I had done with members & almost got full marks..!! =)
X sia-sia tidur pukul 4 pagi semata-mata nak siapkan...alhamdulillah, berbaloi sgt2.!
Kertas kerja ini mengkaji pengaruh faktor kepatuhan agama terhadap niat untuk berwakaf tunai di kalangan staf Muslim Universiti Sains Malaysia. Ia menganalisis persepsi responden terhadap faktor kepatuhan agama dan hubungannya dengan niat berwakaf tunai, berdasarkan data dari 323 responden. Kajian ini mendapati staf Muslim USM berpersepsi positif terhadap faktor kepatuhan agama, dan faktor ini juga menunjukkan hubungan yang sign
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Kajian ini bertujuan untuk melihat tahap kesedaran amalan berwakaf di kalangan pelajar UiTM Perlis. Kajian ini menggunakan kaedah kuantitatif melalui soal selidik yang diedarkan kepada pelajar UiTM Perlis. Hasil kajian menunjukkan bahawa semua item untuk mengukur pembolehubah kesedaran tentang wakaf dan kesedaran melalui promosi adalah layak unt
Wakaf tunai diusulkan sebagai alternatif mekanisme redistribusi keuangan Islam untuk mengentaskan kemiskinan. Potensi wakaf di Indonesia besar namun belum dimanfaatkan secara optimal. Wakaf tunai diharapkan dapat menjadi sumber dana sosial yang bebas dari segi ekonomi dan politik untuk membangun lembaga dan memberikan layanan publik bagi masyarakat.
Ahmad Azrin Adnan, Ahmad Amirul Ihsan & Abdul Hakim Abdullahidmac2015
Dokumen ini membahas model pengurusan berdasarkan ayat pertama Surah Al-Fatihah. Ia menjelaskan keperluan konsep pengurusan Islam yang berbeda dari pengurusan konvensional karena pandangan dunia dan falsafah yang berbeda. Dokumen ini juga meninjau upaya-upaya untuk memahami prinsip pengurusan Islam melalui pendekatan filosofis dan studi empiris. Model pengurusan yang diusulkan dalam dokumen ini didasarkan pada hubungan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan alasan petani muslim di Desa Glagahagung menjual hasil panennya kepada tengkulak, yaitu karena kedekatannya, karena hanya tengkulak yang membeli seluruh hasil, dan karena petani sudah terbiasa menjual ke tengkulak.
The best presentation that I had done with members & almost got full marks..!! =)
X sia-sia tidur pukul 4 pagi semata-mata nak siapkan...alhamdulillah, berbaloi sgt2.!
[Ringkasan]
Kajian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesedaran dan kepatuhan membayar zakat pendapatan di kalangan individu Islam di Malaysia. Ia menguji hubungan antara faktor agama, sikap individu, dan keberkesanan kempen zakat terhadap pematuhan zakat pendapatan. Hasilnya menunjukkan bahawa faktor agama dan sikap individu berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pematuhan zakat, manakala ke
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan fiskal dalam ekonomi Islam, mencakup zakat, wakaf, dan instrumen kebijakan lainnya seperti pajak. Tujuan kebijakan fiskal adalah mencapai kesejahteraan dengan tetap memperhatikan nilai-nilai spiritual. Zakat dan wakaf merupakan komponen penting dalam kebijakan fiskal Islam untuk mendistribusikan kekayaan secara merata.
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta MelzatiaLysialim
Lembaga keuangan syariah dijelaskan sebagai lembaga yang mengeluarkan produk keuangan sesuai syariah Islam dan memiliki izin operasi. Prinsip-prinsip hukum muamalat meliputi mubah, sukarela, manfaat dan menghindari mudarat, serta keadilan. Transaksi haram meliputi barang atau jasa terlarang, akad tidak sah, dan sistem memperoleh keuntungan terlarang seperti riba. Perbedaan tadlis dan ghar
Makalah ini membahas tentang pengelolaan dan pengembangan zakat di berbagai negara Islam serta peran organisasi pengelola zakat seperti Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat. Dibahas mengenai sistem pengelolaan zakat di negara-negara seperti Arab Saudi, Malaysia, dan Sudan. Juga dijelaskan tugas dan tanggung jawab Badan Amil Zakat dalam mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan dana zak
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyaluran zakat konsumtif untuk fakir uzur oleh Baitul Mal Aceh, khususnya proses dan tahapan penyalurannya.
2. Zakat diwajibkan bagi umat Islam yang memiliki harta melebihi nisab untuk disalurkan kepada delapan kelompok penerima zakat yang berhak, salah satunya adalah fakir.
3. Bait
Tulisan ini membahas perbandingan konsep zakat dan pajak. Ada beberapa persamaan antara keduanya seperti memiliki unsur paksaan dan pengelola, namun ada perbedaan pada dasar hukum, objek, sifat kewajiban, dan penggunaannya. Tulisan ini juga menjelaskan pentingnya pengelolaan zakat yang efektif dengan menerapkan sanksi bagi pengelola zakat dan muzakki yang lalai seperti dalam sistem pajak
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang sistem keuangan Islam dan lembaga keuangan Syariah di Indonesia, (2) Sistem keuangan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip Islam tanpa bunga dan bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan secara adil, (3) Lembaga keuangan Syariah seperti BMT mengelola dana dengan prinsip bagi hasil dan jual beli sesuai syariah.
[Ringkasan]
Kajian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesedaran dan kepatuhan membayar zakat pendapatan di kalangan individu Islam di Malaysia. Ia menguji hubungan antara faktor agama, sikap individu, dan keberkesanan kempen zakat terhadap pematuhan zakat pendapatan. Hasilnya menunjukkan bahawa faktor agama dan sikap individu berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan pematuhan zakat, manakala ke
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan fiskal dalam ekonomi Islam, mencakup zakat, wakaf, dan instrumen kebijakan lainnya seperti pajak. Tujuan kebijakan fiskal adalah mencapai kesejahteraan dengan tetap memperhatikan nilai-nilai spiritual. Zakat dan wakaf merupakan komponen penting dalam kebijakan fiskal Islam untuk mendistribusikan kekayaan secara merata.
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta MelzatiaLysialim
Lembaga keuangan syariah dijelaskan sebagai lembaga yang mengeluarkan produk keuangan sesuai syariah Islam dan memiliki izin operasi. Prinsip-prinsip hukum muamalat meliputi mubah, sukarela, manfaat dan menghindari mudarat, serta keadilan. Transaksi haram meliputi barang atau jasa terlarang, akad tidak sah, dan sistem memperoleh keuntungan terlarang seperti riba. Perbedaan tadlis dan ghar
Makalah ini membahas tentang pengelolaan dan pengembangan zakat di berbagai negara Islam serta peran organisasi pengelola zakat seperti Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat. Dibahas mengenai sistem pengelolaan zakat di negara-negara seperti Arab Saudi, Malaysia, dan Sudan. Juga dijelaskan tugas dan tanggung jawab Badan Amil Zakat dalam mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan dana zak
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyaluran zakat konsumtif untuk fakir uzur oleh Baitul Mal Aceh, khususnya proses dan tahapan penyalurannya.
2. Zakat diwajibkan bagi umat Islam yang memiliki harta melebihi nisab untuk disalurkan kepada delapan kelompok penerima zakat yang berhak, salah satunya adalah fakir.
3. Bait
Tulisan ini membahas perbandingan konsep zakat dan pajak. Ada beberapa persamaan antara keduanya seperti memiliki unsur paksaan dan pengelola, namun ada perbedaan pada dasar hukum, objek, sifat kewajiban, dan penggunaannya. Tulisan ini juga menjelaskan pentingnya pengelolaan zakat yang efektif dengan menerapkan sanksi bagi pengelola zakat dan muzakki yang lalai seperti dalam sistem pajak
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang sistem keuangan Islam dan lembaga keuangan Syariah di Indonesia, (2) Sistem keuangan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip Islam tanpa bunga dan bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan secara adil, (3) Lembaga keuangan Syariah seperti BMT mengelola dana dengan prinsip bagi hasil dan jual beli sesuai syariah.
Malik Abdul Jabbar Zen, Ade Irma Diana & Khoirul Zadid Taqwaidmac2015
This document discusses supply chain management based on Islamic microfinance for sustainable cattle feeding. It proposes using dried sugarcane leaves from plantations as cattle feed, with an Islamic insurance system to guarantee feed availability. Specifically:
1) Sugarcane plantations in Indonesia produce large amounts of dried leaves as a byproduct, while cattle farmers struggle with feed shortages seasonally.
2) An Islamic microfinance-based insurance system is proposed, where farmers pay premiums by supplying cattle manure and receive dried leaf feed if shortages occur.
3) This integrated supply chain approach could sustainably link the sugarcane and cattle industries while helping farmers and being financially viable based on Islamic principles.
The document discusses a study on customer satisfaction with the quality of services provided by Bank Muamalat in Indonesia. It analyzes customer expectations, the importance of quality aspects to customers, and Bank Muamalat's performance on quality dimensions. The study found that customer expectations and the importance of quality received high scores, meaning expectations and quality were very appropriate. Bank Muamalat's performance on quality of service also received a high score, categorized as very good. The study aimed to evaluate customer satisfaction with Bank Muamalat's service quality.
The Influence of Asymmetric Information and Company Internal Factor on Underpricing Rate of Listed Companies in Indonesia Shariah Stock Index at the Time of Initial Public Offering (IPO) in 2011-2013
This document discusses fiat currency and provides arguments against its legitimacy from an Islamic perspective. It begins with definitions of key terms like money, currency, and fiat money. It then outlines the historical development of fiat currency and arguments for and against it. The document argues that fiat currency poses threats to Islamic ideals and the maqasid (objectives) of shariah by eroding its foundations over time and causing economic harms. It proposes some intermediate alternative payment systems that could better align with shariah objectives while being practically feasible.
This document discusses waqf (endowment) asset management issues within Muhammadiyah, a large Islamic non-governmental organization in Indonesia. It notes that in 2010, Muhammadiyah recorded owning over 20 million square meters of land earmarked for religious and educational institutions. However, some assets lack full legal documentation as waqf. The document then examines specific issues around waqf asset management within the Muhammadiyah branch in Jember District, as a case study, to identify challenges and improvement opportunities for Islamic social institutions in Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahasikan pelaksanaan pelaburan hartanah wakaf oleh Majlis Agama Islam Negeri di Malaysia
2) Beberapa kaedah pembiayaan yang digunakan antara lain instrumen pembiayaan Islam, dana sendiri, dan peruntukan pemerintah
3) Pelaburan hartanah wakaf perlu dilakukan untuk melestarikan manfaat harta wakaf
Kertas kerja ini membincangkan elemen hijau dalam bangunan wakaf Kompleks Suleymaniye yang dibina pada abad ke-16 di Istanbul. Kompleks ini terdiri daripada masjid, rumah sakit, sekolah dan bangunan lain yang menyediakan keperluan masyarakat. Kertas kerja mengkaji sama ada terdapat elemen hijau dalam reka bentuk dan pengurusan bangunan untuk meningkatkan kecekapan dan manfaatnya. Ia mengk
Dokumen ini membahas tentang tren studi pengguna terkait perbankan Islam di Indonesia. Studi-studi tersebut sebagian besar fokus pada aspek perilaku perbankan dengan variabel seperti preferensi pelanggan, sikap, persepsi, kesadaran, kesetiaan, kepercayaan, dan citra bank. Lokasi studi didominasi Pulau Jawa dengan menggunakan metode survei kuantitatif. Dokumen ini memberikan gambaran umum tentang studi pengguna perbankan Islam di masa
The document discusses explicit roles of Takaful agents in an Islamic-based relationship marketing approach from the perspective of a group of experts. It identifies four principles of the approach based on the Islamic concept of Tawheed: 1) Khilafah (vicegerency), 2) Wasatiyyah (moderation), 3) Ukhuwwah (brotherhood), and 4) 'Adl (justice). Based on these principles, it identifies eight elements that should guide Takaful agents' roles: religious obedience, accountability, transparency, communication, commitment, trustworthiness, and being moderate. The document analyzes views from experts in religion, academia, and the Takaful industry to identify these principles and
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Khairul Bariyah Othman
1. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
84
ANALISIS KEPATUHAN ZAKAT PENDAPATAN DARI PERSPEKTIF PELAKU
PEMBANGUNAN BERTERASKAN ISLAM1
Khairul Bariyah Othman2
Pusat Kajian Pengurusan Pembangunan Islam (ISDEV)
Universiti Sains Malaysia
kbariyah_risdev14@yahoo.com
Abstrak
Zakat merupakan antara tonggak utama kewangan dan sosial bagi sesebuah negara Islam.
Namun kemampuan zakat sebagai sebahagian pembiaya bagi mencapai matlamat
ekonomi negara masih bergantung kepada perluasan kewajipan berzakat. Zakat
pendapatan merupakan sumber baru zakat harta yang diperluaskan dan telah difatwakan
wajib ke atas individu Muslim di Malaysia. Namun kejayaan kutipan zakat ini masih
bergantung kepada kesedaran dan kepatuhan pembayarnya. Walaupun terdapat
peningkatan dalam jumlah kutipan zakat pendapatan, namun jumlah ini tidak signifikan
dengan jumlah pekerja Muslim di Malaysia. Elemen utama yang dilihat dapat
membentuk kepatuhan dikalangan individu Muslim ialah kefahaman terhadap peranan
manusia sebagai pelaku pembangunan dalam konteks berzakat. Persoalanya, apakah
ciri-ciri utama elemen manusia sebagai pelaku pembangunan? Apakah elemen-elemen
ini berdasarkan tasawur Islam? Kertas ini secara umumnya bertujuan menjawab
persoalan-persoalan tersebut dan disusun kepada tiga bahagian. Bahagian pertama,
membincangkan senario zakat pendapatan di Malaysia pada masa kini. Kedua,
membincangkan konsep manusia dalam elemen pelaku pembangunan berteraskan Islam.
Ketiga, kajian kualitatif ini akan merumuskan hubungan manusia sebagai pelaku
pembangunan dalam kepatuhan berzakat.
Kata kunci: Zakat Pendapatan, Pelaku Pembangunan, Akhlak Muslim.
1
Kertas ini dibentangkan di The 9th
ISDEV International Islamic Development Management Conference 2015
(IDMAC 2015), anjuran Pusat Kajian Pengurusan Pembangunan Islam (ISDEV), USM.
2
Khairul Bariyah Othman merupakan pelajar PhD di Pusat Kajian Pengurusan Pembangunan Islam (ISDEV),
Universiti Sains Malaysia.
2. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
85
PENDAHULUAN
Kertas ini bertujuan untuk membincangkan isu kepatuhan zakat pendapatan di Malaysia
dan perkaitannya dengan peranan pembayar zakat (muzaki) sebagai pelaku
pembangunan berteraskan Islam. Ia bertitik tolak daripada perdebatan dan perbincangan
yang ditimbulkan samada di dalam negara mahupun di peringkat antarabangsa seperti di
Persidangan Zakat Asia Tenggara (2006) dan International Conference on Zakat (2006)
tentang faktor-faktor seseorang menunaikan zakat pendapatan, samada didorong oleh
faktor fatwa, pelepasan atau rebat cukai yang diperolehi atau enakmen yang ditetapkan
(Musa Ahmad, Ariffin Md Salleh & Abdullah Said, 2009). Untuk itu timbul persoalan,
apakah tujuan sebenar kepatuhan zakat pendapatan individu Muslim di Malaysia,
samada ia satu kewajipan atau lebih melihat kelebihan insentif rebat yang diberikan?
Bagaimanakah untuk menjadi pelaku pembangunan berteraskan Islam yang sebenar agar
ibadah zakat yang di wajibkan ke atas kita diterima oleh Allah SWT? Untuk tujuan itu,
kertas ini terbahagi kepada tiga bahagian. Bahagian pertama, mengenal pasti senario
kepatuhan zakat pendapatan di Malaysia. Bahagian kedua pula, membincangkan konsep
manusia sebagai pelaku pembangunan menurut Islam. Manakala bahagian ketiga akan
merumuskan perkaitan di antara kepatuhan zakat pendapatan dan konsep manusia
sebagai pelaku pembangunan dalam kepatuhan berzakat.
SENARIO ZAKAT PENDAPATAN DI MALAYSIA PADA MASA KINI
Zakat pendapatan merupakan zakat harta perolehan (mal mustafad) yang diterima
daripada hasil kerja atau perkhidmatan yang dilakukan oleh individu Muslim. Ianya
merangkumi pendapatan gaji dan pendapatan bebas. Pendapatan penggajian terdiri
daripada gaji tahunan, tunggakan gaji, pelbagai elaun, bonus dan sesuatu yang boleh
dikira sebagai pendapatan yang berkaitan dengan penggajian. Manakala pendapatan
bebas pula ialah seperti khidmat nasihat, akauntan, juru perunding, kejuruteraan,
khidmat nasihat dan lain-lain (Mujaini Tarimin, 2012). Kewajipan mengeluarkan zakat
pendapatan ini tertakluk kepada sebab wajib zakat iaitu mencukupi nisab dan beberapa
syarat wajib zakat yang lain. Hal ini turut diperjelaskan oleh Yusuf al-Qaradawi (2000)
yang menyatakan syarat-syarat bagi harta yang diwajibkan zakat secara umumnya ialah
sampai nisab yang ditetapkan, dimiliki dengan pemilikan yang sempurna, bersifat subur
atau berpotensi untuk berkembang (nama’), sempurna haul ke atas nisab, melebihi
keperluas asas seseorang dan bebas daripada bebanan hutang. Walaupun terdapat
perselisihan pendapat dalam kalangan ‘ulama fiqh tentang kewajipan sumber zakat ini,
namun pendapat yang dominan dalam kalangan fuqaha’ bersetuju gaji dan pendapatan
profesional wajib dikenakan zakat.
Di Malaysia, sebahagian besar kajian terdahulu pada peringkat awalnya lebih cenderung
untuk melihat struktur organisasi dan pentadbiran zakat di Malaysia. Kajian yang
memberi tumpuan kepada struktur organisasi ini penting kerana di Malaysia setiap
negeri bebas membentuk struktur pentadbiran hal ehwal Islam mengikut kesesuaian
negeri masing-masing (Aidit Ghazali, Jamil Osman, Mohamed Abdul Wahab, Mohd.
Arif, Mohd Azmi Omar & Syed Abdul Hamid Al-Junaid ,(1990). Perkara ini perlu
3. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
86
difahami termasuklah bidang kuasa zakat yang berada di bawah hal ehwal Islam (Mohd.
Ali Baharum, 1989; Mohamed Dahan Abdul Latif, 1998). Berdasarkan perlembagaan
Malaysia, Raja atau Sultan merupakan ketua Agama Islam bagi sesebuah negeri.
Manakala bagi negeri yang tidak mempunyai Raja atau Sultan, Yang Dipertuan Agong
adalah orang yang bertindak sebagai Ketua Agama (Mustafa Abdul Rahman, 1989;
Mohd. Daud Bakar, 1998). Seterusnya, di bawah Ketua Agama terdapat Majlis Hal
Ehawal Agama Islam Negeri (MAIN) dan diikuti pula Jabatan Hal Ehwal Agama Islam
Negeri (JAIN). JAIN merupakan badan yang dipertanggungjawabkan bagi
melaksanakan undang-undang dan dasar zakat di Malaysia. Rajah 1 di bawah
menunjukkan carta organisasi Institusi Zakat di Malaysia.
Rajah 1: Carta Organisasi Institusi Zakat Di Malaysia
Sumber : Laporan Zakat 2004, PPZ Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan
Terdapat 14 buah pusat zakat atau institusi zakat yang menguruskan hal ehwal zakat
seperti menaksir, memungut dan mengagihkan zakat. Jumlah 14 buah pusat zakat ini
mewakili 14 buah negeri di Malaysia termasuk Wilayah Persekutuan. Selain kajian yang
memberi tumpuan kepada struktur organisasi dan pentadbiran zakat, terdapat juga kajian
yang meneliti perbezaan dari sudut perlaksanaan dan taksiran zakat pendapatan bagi
negeri-negeri di Malaysia. Di Malaysia, fatwa mewajibkan zakat pendapatan telah
dikeluarkan oleh Majlis Fatwa Kebangsaan pada 1997 kepada semua negeri-negeri di
Malaysia kecuali negeri Perak yang tidak mewajibkan zakat ini bagi individu Muslim di
negeri tersebut (Mohd Aidil Abdul Aziz & M. Hussin Abdullah, 2013). Manakala kajian
Mohd Aidil Abdul Aziz & M. Hussin Abdullah (2013) antara kajian yang meneliti
perlaksanaan zakat pendapatan di Perak.
Walaupun zakat pendapatan telah diketahui umum dan usaha meningkatkan kesedaran
serta kepatuhan pembayarannya giat dilaksanakan, namun terdapat golongan yang masih
belum menerima perlaksanaan zakat tersebut. Kajian Mujaini Tarimin (2000),
menjelaskan terdapat tiga golongan masyarakat yang mempunyai perbezaan tanggapan
4. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
87
terhadap perlaksanaan zakat pendapatan ini. Pertama, golongan yang tidak menerima
kewajipan zakat pendapatan atas alasan dari segi hukumnya. Mereka beranggapan
hukum kewajipan zakat ini tidak diasaskan atas nas-nas yang benar. Kedua, golongan
yang menerima kewajipan zakat pendapatan berasaskan hujah zakat ini ada kepentingan
umum atas dasar kemaslahatan masyarakat. Dan ketiga, golongan yang mewajibkan
zakat ke atas pendapatan berdasarkan nas wahyu al-Qur’an dan al-Hadith.
Walaubagaimanapun golongan yang menerima hukum kewajipan zakat ini masih
berbeza pandangan berkaitan syarat haul, jumlah nisab dan kadar zakat tersebut. Jadual 1
menunjukkan taburan penduduk Islam yang bekerja dan prestasi bilangan pembayar
zakat dari tahun 2009 hingga 2012.
Jadual 1: Penduduk Islam yang bekerja dan prestasi pembayar zakat Malaysia
2009-2012
Tahun Pekerja (‘000) Pembayar Zakat Bilangan Kenaikan Peratus
Kenaikan (%)
2009 5,120.1 662,710 76,177 12.99
2010 5,399.5 694,041 31,331 4.73
2011 5,595.5 761,420 67,379 9.71
2012 5,819.9 886,510 125,090 16.43
Sumber :Jabatan Perangkaan Malaysia 2012 dan Laporan Zakat PPZ MAIWP 2012.
Daripada jadual tersebut, peratusan pembayar zakat di Malaysia masih belum mencapai
20% jumlah pembayar. Peratusan ini dilihat agak rendah berbanding dengan peratusan
pembayaran cukai pendapatan. Fenomena yang berlaku ini mendapat pelbagai reaksi dan
pandangan dari golongan penyelidik. Mereka berpandangan bahawa kesedaran dan
pegangan agama yang tinggi adalah antara faktor utama untuk mendidik individu Islam
patuh kepada kewajipan berzakat (Kamil Md Idris, 2002; Zainol Bidin, 2008; Ahmad
Radhuan Ghazali, 2009; Mohd Faisol Ibrahim & Suhaina Musani, 2010 dan Ram Al
Jaffri Saad, 2010). Mereka harus percaya akan kewujudan hari akhirat iaitu suatu hari
yang dijanjikan Allah segala bentuk pembalasan. Apabila kepercayaan wujudnya hari
pembalasan ini, maka tanggungjawab sebagai khalifah Allah akan mereka pikul sebagai
satu amanah. Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dan hidup di
dunia dengan menikmati segala sumber alam yang diberikan oleh penciptaNya. Mereka
akan menjalankan aktiviti pengeluaran dan pembangunan dengan mengintergrasikan
sumber alam dan kebijaksanaan ilmu manusia untuk mendapatkan harta. Justeru, zakat
adalah proses mensucikan harta tersebut dari segala bentuk dosa dan satu bentuk
perkongsian nikmat dari sumber alam tersebut.
Sehubungan dengan itu, membayar zakat pendapatan adalah satu ibadah wajib dan
kegagalan menunaikannya menjadikan mereka antara golongan yang dimasukkan ke
dalam neraka. Namun persoalannya, bagaimana kefahaman individu Muslim terhadap
konsep manusia sebagai makhluk pelaku pembangunan dalam konteks Islam yang
sebenar. Apakah ada perbezaan konsep ini dari perspektif lazim dan juga Islam. Dan
bagaimana perincian manusia selaku pelaku pembangunan berteraskan Islam dapat
5. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
88
dihubungkan dengan kepatuhan dalam berzakat. Hal ini akan diperjelaskan dalam
bahagian berikutnya.
6. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
89
KONSEP MANUSIA SEBAGAI PELAKU PEMBANGUNAN BERTERASKAN
ISLAM
Berdasarkan perbincangan sebelum ini, fenomena kepatuhan zakat pendapatan
mempunyai hubungan dengan kesedaran masyarakat tentang tanggungjawab sebagai
khalifah Allah dalam segala bentuk aktiviti dan pembangunan. Apabila kesedaran
terhadap tanggunjawab ini agak rendah, isu ketaatan pembayaran zakat pendapatan
menjadi semakin rumit apabila wujud perbezaan pandangan individu dan persekitaran
fatwa yang wujud (Hairunnizam Wahid, Sanep Ahmad & Mohd Ali Mohd Noor, 2004).
Namun, perbezaan persekitaran fatwa ini bukanlah salah alasan yang kukuh untuk tidak
membayar zakat. Terdapat kajian-kajian yang telah memberi justifikasi kukuh kewajipan
zakat pendapatan ini adalah satu bukti keadilan apabila golongan profesional yang
mempunyai pendapatan lebih lumayan dari petani wajar dikenakan zakat atas harta yang
mereka perolehi (Yusuf al-Qaradawi 2000; Mujaini Tarimin, 1995; Kamil Md Idris, 2002
& Zainol Bidin, 2008).
Sehubungan dengan itu, bagi melahirkan rasa tanggujawab dan rasa bertuhan dalam
setiap amalan dan ibadah, masyarakat perlulah melihat dengan jelas peranan manusia itu
sendiri sebagai pelaku pembangunan berteraskan Islam yang sebenar. Menurut
Muhammad Syukri Salleh (2003), dalam pembangunan berteraskan Islam, tasawur Islam
dijadikan acuan kepada pembentukan pembangunan berteraskan Islam yang tulen.
Beliau juga menggariskan terdapat tiga pokok tasawur Islam iaitu Allah adalah Pencipta,
manusia adalah makhluk dan alam semesta juga adalah makhluk. Jadual 2 berikut
menghuraikan pembangunan berteraskan Islam dari aspek-aspek tasawur, epistemologi
dan ontologi.
Jadual 2: Rumusan Aspek-aspek Pembangunan Berteraskan Islam
Aspek Pembangunan Berteraskan Islam
Pentakrifan
pembangunan
i. Merangkumi kedua-dua pembangunan rohani dan
pembangunan fizikal / material secara bersepadu.
ii. Berfungsi sebagai alat peribadatan kepada Allah untuk
memenuhi fungsi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah.
iii. Melibatkan dimensi menegak (hablumminallah) dan mendatar
(hablumminannas).
Sumber ilmu utama i. Dalil-dalil naqli (al-Quran & Hadis)
ii. Dalil-dalil ‘aqli (Ijmak Ulama dan Qiyas).
Konsep-konsep asas Pegangan Asas
i. Allah sebagai Pencipta
ii. Manusia sebagai makhluk
iii. Sumber alam sebagai makhluk
Fokus utama pembangunan
i. Manusia juga merangkumi elemen-elemen dalaman (hati,
nafsu dan akal) selain elemen-elemen fizikal.
ii. Penggunaan sumber mengikut keperluan.
7. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
90
Tahap-tahap pembangunan
i. Tahap nafsu rendah ke tahap nafsu yang tinggi
ii. Tahap iman rendah ke tahap iman yang tinggi
iii. Tahap masyarakat jahil kepada tahap masyarakat beriman dan
bertakwa dan melahirkan tamadun yang memenuhi keperluan
semua ahli masyarakat.
Matlmat akhir
pembangunan
Mardat Allah (mendapat keredhaan Allah)
Sumber: Fadzila Azni Ahmad, 2010
Elemen manusia menurut pembangunan berteraskan Islam merujuk kepada konsep
manusia berdasarkan tasawur dan epistemologi Islam. Manusia bukan sekadar sebagai
pengeluar atau penguna yang mengambil kira hanya kekuatan fizikal, akal, kemahiran
dan apa-apa sahaja yang berbentuk lahir. Malah, manusia mempunyai tugas dan amanah
yang lebih khusus iaitu status mereka sebagai hamba dan khalifah Allah SWT seperti
mana dinyatakan dalam al-Quran yang bermaksud:
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia itu melainkan supaya mereka
menyembah Aku.”(al-Dhariyah, 51:56)
“Ingatlah ketikaTuhanmuberfirmankepada para malaikat: ‘Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan sesorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata:
‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerosakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami sentiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’
Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”(al-Baqarah, 2:30)
ANALISIS PERKAITAN ANTARA MANUSIA SEBAGAI PELAKU
PEMBANGUNAN BERTERASKAN ISLAM DENGAN KEPATUHAN
BERZAKAT
Sebagaimana yang telah dihuraikan sebelum ini, isu kepatuhan zakat pendapatan
merupakan satu persoalan yang sering dibincangkan. Walaupun pelbagai usaha
dijalankan oleh pihak-pihak tertentu dalam memberi kesedaran tentang kewajipan zakat
pendapatan, namun jumlah peningkatan tersebut masih belum signifikan dengan jumlah
individu Muslim yang berkerja di Malaysia. Dalam usaha memberi kesedaran ini,
masyarakat perlu melihat dan meneliti kembali tugas dan amanah dijadikan manusia
sebagai hamba dan khalifah dalam konsep muzaki (pembayar zakat) sebagai pelaku
pembangunan berteraskan Islam. Bahagian ini akan merumuskan perkaitan antara
konsep tersebut dengan kepatuhan zakat pendapatan kepada tiga pola perbincangan.
Pertama, zakat pendapatan sebagai satu bentuk sistem kewangan yang adil. Secara
umumnya semua individu Islam yang layak membayar cukai pendapatan, mereka secara
tidak langsung layak membayar zakat pendapatan. Kelayakan ini berdasarkan kepada
kadar cukai pendapatan adalah jauh lebih tinggi berbanding kadar zakat pendapatan
8. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
91
(Mohd Faisol Ibrahim & Suhaina Musani, 2010). Selain itu kadar zakat pendapatan
adalah tetap iaitu 2.5 peratus setahun manakala kadar cukai pendapatan sering
berubah-ubah mengikut kadar yang diumumkan semasa belanjawan dibentangkan
mengikut suasana ekonomi negara. Hal ini jelas menunjukkan Islam itu adil dan
memberi kelebihan kepada umatnya. Justeru, peranan muzaki dalam konsep manusia
sebagai pelaku pembangunan, adalah untuk melahirkan rasa tanggunjawab dalam
berkongsi harta yang diperolehi dari sumber alam yang telah kita gunakan dengan
mereka yang tidak berkemampuan.
Harta yang diperolehi dalam bentuk pendapatan diwajibkan dalam Islam untuk
dikeluarkan zakat sebelum melakukan perbelanjaan dan penggunaan terhadap barang
dan perkhidmatan (Azman Ab Rahman, Amiruddin Mohd Sobali & Syed Mohd Najib
Syed Omar, 2012). Dengan wujudnya rasa tanggunjawab ini, ia dapat mendidik
masyarakat agar berhemah dalam berbelanja. Berhemah bermaksud mengutamakan
sesuatu yang wajib sebelum memenuhi kehendak dan keperluan hidup kerana Islam
mengatur kehidupan umatnya yang sentiasa hidup dalam bersyariat. Hal ini secara tidak
langsung dapat mendidik masyarakat tidak melupakan Allah dalam setiap perkara yang
dilakukan.
Kedua, zakat pendapatan sebagai bentuk pengagihan yang mengutamakan hubungan
antara manusia sesama manusia (hablumminannas). Keistimewaan ibadah yang
diwajibkan oleh Allah SWT adalah ianya sentiasa bertunjangkan tasawur Islam iaitu
melibatkan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan manusia semasa manusia.
Justeru, apabila individu Islam patuh kepada kewajipan zakat pendapatan, secara tidak
langsung dana zakat negara semakin meningkat. Peningkatan ini secara langsung akan
meningkatkan jumlah bantuan yang diberikan kepada golongan asnaf yang layak dan
meluaskan lagi peluang asnaf-asnaf yang terpinggir untuk terus diberi bantuan (Sanep
Ahmad & Zulkifli, 2010). Apabila dana yang dikutip ini diagihkan dengan begitu
komprehensif kepada semua golongan asnaf, ia dapat membantu meningkatkan sosio
ekonomi dan kehidupan golongan-golongan ini.
Di samping itu, masyarakat yang diberi bantuan akan merasai keadilan dalam sistem
kewangan Islam. Harta dan kekayaan di agih-agihkan manakala sumber alam yang
dikurniakan Tuhan berjaya diproses untuk menghasilkan pendapatan seterusnya
pendapatan itu dikongsi dalam bentuk zakat. Firman Allah dalam al-Quran yang
bermaksud:
“Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu hanyalah untuk orang-orang
faqir, dan orang-orang miskin, dan ‘amil-’amil yang menguruskannya,
dan orang-orang mualaf yang dijinakkan hatinya, dan untuk
hamba-hamba yang hendak memerdekakan dirinya, dan orang-orang
yang berhutang, dan untuk (dibelanjakan pada) jalan Allah, dan
orang-orang musafir dalam perjalanan. Dan ingatlah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (at-Taubah: 60)
9. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
92
Ketiga, matlamat akhir kepatuhan zakat pendapatan adalah untuk mendapat mardat
Allah SWT (keredhaan Allah). Di dalam tasawur Islam, matlamat akhir sesuatu perkara
sama ada perkara ibadah wajib atau perkara berkaitan pembangunan manusia secara
umum, pengakhirannya adalah untuk mendapat keredhaan Allah SWT. Manusia boleh
mencari harta sebanyak mana mereka inginkan. Namun, harta yang dicari mestilah dari
sumber yang halal kerana zakat dari sumber yang haram adalah ditegah oleh Islam.
Apabila manusia memperolehi harta ia perlu diurus berteraskan Islam dan bukannya
berdasarkan nafsu semata-mata (Shereeza Mohamed Saniff & Nur Inani Ismail, 2013).
Dalam konteks ini, pengurusan harta dan iman perlu bergerak seiring agar harta yang
diperolehi didahulukan dengan pembayaran zakat dan dibelanjakan dengan berhemah
seterusnya segala urusan ini mendapat keredhaan Allah SWT.
RUMUSAN
Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai sebaik-baik makhluk di muka bumi.
Namun, suasana kehidupan masyarakat hari ini sama ada dari sudut pembangunan,
ekonomi, sosial dan teknologi, ia menjadikan manusia hidup dalam mengejar duniawi.
Manusia saling mengejar untuk mengumpul harta dan menambahkan pendapatan, namun
ia semakin tersasar bila usaha ini tidak seiring dengan usaha meningkatkan keimanan.
Sehubungan itu, manusia perlu berbalik kepada tujuan diciptakan manusia adalah
sebagai hamba dan khalifah di muka bumi. Peranan dalam mengejar pembangunan perlu
bertunjangkan tasawur Islam yang sebenar. Apabila asas dalam tasawur ini dipegang
dengan kuat iaitu menjaga hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia
sesasama manusia, segala bentuk ibadah dan perkara yang diusahakan akan menjadi satu
amanah yang sempurna. Kepatuhan zakat pendapatan bukan lagi menjadi satu pertikaian
disebabkan khilaf yang wujud dan bukan lagi dianggap sebagai satu motivasi untuk
mengurangkan cukai pendapatan atas nama rebat yang diberikan. Namun, ibadah ini
adalah kewajipan atas individu Muslim yang memenuhi syarat untuk menunaikannya.
Seterusnya, tujuan utama adalah untuk memikul amanah sebagai pelaku pembangunan
berteraskan Islam dalam mendapat keredhaan Allah SWT.
BIBLIOGRAFI
Abdul Hamid Mohd. Hassan. (1988). Antara Zakat dan Cukai Pendapatan: Satu
Analisis Penyelarasan. kertas Seminar Zakata dan Cukai Pendapatan. Pusat
Matrikulasi Universiti Sains Malaysia.
Abdul Rashid Dail. (1979). Zakat Gaji dan Pendapatan Bebas. Islamiyyat. Vol. 2.
Adibah Abdul Wahab & Joni Tamkin Borhan (2014). Faktor Penentu Pembayaran Zakat
Oleh Entiti Perniagaan Di Malaysia: Satu Tinjaun Teori . Jurnal Syariah, Jil. 22,
Bil. 3, 295-322.
Aidit Ghazali. (1998). Zakat-Satu Tinjauan.: Petaling Jaya: IBS Buku Sdn Bhd.
Al-Ghazali. (1980). Jiwa agama: Iman al-Ghazali, Jilid 8. (TK. H. Ismail dan Yajub
SH-MA, terj). Indonesia: Penerbit Perc. Menara Kudus.
Al-Ghazali. (2007). Wonders of the Heart (Skellie, W.J., terj). Kuala Lumpur: Islamic
Book Trust.
10. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
93
Azizah Dolah & Abd Halim Mohd Noor. (2009). Kaitan Zakat dan Cukai di Malaysia.
dlm. Pengintergrasian zakat dan cukai di Malaysia; menerajui kecemerlangan
zakat. Disunting oleh Abdul Halim Mohd Noor, Arifin Md Salleh. Rawi Nordin,
Mastura Muhamad Said & Siti Norhidayah Taib.Shah Alam Selangor: Pusat
Penerbitan Universiti (UPENA).
Azman Ab Rahman, Amiruddin Mohd Sobali & Syed Mohd Najib Syed Omar. (2012).
Keengganan Membayar Zakat Menurut Perspektif Syarak dan Perundangan
Islam di Malaysia. Negeri Sembilan: Universiti Sains Islam Malaysia.
Hanno. M. D., & Violette, G. R. (1996). An Analysis of Moral and Social Compliance on
Taxpayer Behaviour, Behavioural Research in Accounting.
Kamil Md. Idris (2002). Gelagat Kepatuhan Zakat Pendapatan di Kalangan Kakitangan
Awam Persekutuan Negeri Kedah. Tesis Kedoktoran, Universiti Utara Malaysia.
Kasmuri Selamat. (1995). Kemanisan Beribadah: Imam al-Ghazali. Kuala Lumpur:
Jasmin Enterprise.
Mahmood Zuhdi Abdul Majid. (1992). Syarat Haul: Satu Penilaian Terhadap
Pandangan Al-Qardawi Dalam Masalah Zakat Gaji dan Pendapatan Profesional.
Vol. 2, Universiti Malaya.
Mohamad Uda Kasim. (2005). Zakat, Teori, Kutipan dan Agihan. Kuala Lumpur: Utusan
Publication & Distributors Sdn. Bhd.
Mohd Aidil Abdul Aziz dan M.Hussin Abdullah (2013). The Comparison Between Zakat
(Islamic Concept of Taxation) and Income Tax: Perceptions of Academician in
the State of Perak, Malaysia. International Conference on Business, Economic
and Accounting. Bangkok Thailand, 20-23 March 2013.
Mohd Ali Mohd Nor, Hairunnizam Wahid & Nor Ghani Md Nor. (2004). Kesedaran
Membayar Zakat Pendapatan dalam Kalangan Kakitangan Profesional Universiti
Kebangsaan Malaysia Islamiyyat, 26(2), (59-67).
Mohd Faisol Ibrahim & Suhaina Musani. (2010). Zakat dan Perlaksanaannya di
Malaysia. Sabah: Ahli Majlis Penerbitan Ilmiah Malaysia (MAPIM).
Mohd Safri Mahat. (2006). Zakat Perniagaan: Cabaran Perlaksanaan di Malaysia. dlm.
Zakat Pensyariatan Perekonomian dan Perundangan. Disunting oleh Abdul
Ghafar Ismail & Hailani Muji Tahir. Selangor:Penerbitan Universiti
Kebangsaan Malaysia.
Muhamad Syukri Salleh. (2002). Pembangunan berteraskan Islam. Kuala Lumpur:
Utusan Publications & Distributions Sdn Bhd.
Muhamad Syukri Salleh. (2003). Tujuh prinsip pembangunan berteraskan Islam. Kuala
Lumpur: Zebra Editions Sdn. Bhd.
Muhammad Kamal ‘Atiyah. (1995). Perakaunan Zakat: teori dan Praktis. Mohd Nor
Ngah, Terj). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Mujaimi Tarimin. (2012). Zakat Al-Mal Al-Mustafad Amalan dan Pengamalan di
Malaysia: Kuala Lumpur:Izshen Ventures Sdn Bhd.
Mujaini Tarimin. (1995). Zakat Pendapatan (Al-Mal Al-Mustafad) Hukum dan
Persoalannya. Kuala Lumpur: Khaisa Services Sdn Bhd.
Mujaini Tarimin. (2012). Zakat Al-Mal Al-Mustafad Amalan dan Pengamalan di
Malaysia: Izshen Ventures Sdn Bhd. Kuala Lumpur.
Musa Ahmad, Ariffin Md Salleh & Abdullah Said. (2009). Penerokaan Sumber Zakat
Baru di Malaysia. dlm. Abdul Halim Mohd Noor et. al. Pengintergrasian zakat
11. ISBN 978-967-394-230-5 [PROCEEDINGS OF IDMAC2015]
9th ISDEV International Islamic Development Management Conference
(IDMAC2015)
94
dan cukai di Malaysia; menerajui kecemerlangan zakat. Shah Alam Selangor:
Pusat Penerbitan Universiti (UPENA).
Nor Adilah Ahmad Shokari (2011). Kepatuhan Terhadap Zakat Perniagaan: Kajian di
Kalangan Pengusaha Stesen Minyak di Pulau Pinang. Disertasi Sarjana,
Universiti Utara Malaysia.
Ram al-Jaffri Saad (2010). Gelagat Kepatuhan Zakat Perniagaan di Negeri Kedah
Darulaman. Tesis Kedoktoran Universiti Utara Malaysia.
Rubiah Ghazali. (2010). Rebet Cukai Zakat Perniagaan: Keberkatan Dalam Pengurusan
Kewangan Negara (Makalah , Seminar Persidangan Zakat dan Cukai
Kebangsaan 2010, 5 Oktober 2010).
Sanep Ahmad & Hairunnizam Wahid. (2004). Persepsi dan Kesedaran Terhadap
Perluasan Sumber Zakat Harta Yang Diiktilaf. Dlm. Prosiding Seminar Hala
Tuju Zakat Korporat di Alaf baru. Disunting oleh Hailani Muji Tahir dan Abd.
Ghafar Ismail. Bangi: Fakulti Ekonomi dan Perniagaan, Universiti Kebangsaan
Malaysia.
Sanep Ahmad & Zulkifli. Model Gelagat Kepatuhan dan Pengelakan Zakat: Satu
Tinjauan Teori (Prosiding Seminar Seventh International Conference: The
Tawhidi Epitemology: Zakat and Waqf Economy, Bangi 2010), 501-516.
Shereeza Mohamed Saniff & Nur Inani Ismail. (2013). Urus Harta Urus Iman. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy. (1976). Pedoman Zakat. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.
Yusuf al-Qaradawi. (1998). Peranan nilai dan akhlak dalam ekonomi Islam. Terj. Kuala
Lumpur:Metacorp Bhd.
Yusuf al-Qaradawi. (2000). Kemiskinan Dan Cara Islam Mengatasinya. Yayasan
Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia.
Zahri Hamat. (2004). Perakaunan Zakat Pendapatan: Satu Analisis Semula. dlm.
Prosiding Muzakarah Pakar Zakat. Disunting oleh Hailani Muji Tahir, Abd.
Ghafar Ismail & Zamzuri Zakaria. Bangi: Fakulti Ekonomi dan Perniagaan,
Universiti Kebangsaan Malaysia.
Zainol Bidin & Kamil Md Idris (2009). Ramalan Niat Gelagat Kepatuhan Zakat
Pendapatan Gaji: Perbandingan Teori Tindakan Beralasan dan Teori Gelagat
Terancang . IJMS 16 (2), 1-19.
Zainol Bidin (2008). Faktor-faktor Penentu Niat Gelagat Kepatuhan Zakat Pendapatan
Gaji. Tesis Kedoktoran, Universiti Utara Malaysia.
Zulkarnain Yusof. (1994). Percukaian Negara Islam: Perbandingan Percukaian Moden
Dengan Islam. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.