Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan unsur-unsur pembentuk kepribadian secara umum dan kepribadian Islam khususnya. Terdapat dua aspek utama pembentuk kepribadian yaitu aspek akal (aqliyyah) dan aspek nafsu (nafsiyyah) yang saling mempengaruhi. Keseimbangan antara keduanya dalam kerangka pemahaman Islam akan membentuk syakhsiyyah Islamiyah yang utuh.
Manusia dewasa ini mengalami kebingungan dalam membuat ukuran tentang kepribadian. Banyak orang mengukur kepribadian dari ketampanan-kecantikan, harta, taqdir fisik seperti bentuk bibir, jenis rambut, golongan darah, tanggal lahir, dan sebagainya. Bagi yang mengukur kepribadian dari fisik, ini tampak jelas dari bagaimana manusia mengidolakan para artis televisi dan menjadikannya acuan dalam bersikap dan penampilan. Bagi yang mengukur kepribadian dari taqdir lain seperti zodiak, golongan darah, bentuk bibir, terlihat dari betapa digemarinya ramalan-ramalan atau prediksi2 yang ada di media cetak dan elektronik. Seluruh penilaian tadi pasti akan berujung pada kekeliruan. Sebab Allah SWT Dzat yang menciptakan dan akan menghisab kita tidak menghisab kita dari taqdir fisik maupun harta, tetapi dari hati dan amal perbuatan kita. Lalu bagaimana semestinya kepribadian diukur? Ada dua komponen yang bisa digunakan untuk mengukur kepribadian: 1. Aqliyah (pola pikir) 2.Nafsiyah (pola sikap). Lebih jelasnya, simak saja presentasi berikut:
Download font yg dibutuhkan disini: https://goo.gl/paMOxI
Manusia dewasa ini mengalami kebingungan dalam membuat ukuran tentang kepribadian. Banyak orang mengukur kepribadian dari ketampanan-kecantikan, harta, taqdir fisik seperti bentuk bibir, jenis rambut, golongan darah, tanggal lahir, dan sebagainya. Bagi yang mengukur kepribadian dari fisik, ini tampak jelas dari bagaimana manusia mengidolakan para artis televisi dan menjadikannya acuan dalam bersikap dan penampilan. Bagi yang mengukur kepribadian dari taqdir lain seperti zodiak, golongan darah, bentuk bibir, terlihat dari betapa digemarinya ramalan-ramalan atau prediksi2 yang ada di media cetak dan elektronik. Seluruh penilaian tadi pasti akan berujung pada kekeliruan. Sebab Allah SWT Dzat yang menciptakan dan akan menghisab kita tidak menghisab kita dari taqdir fisik maupun harta, tetapi dari hati dan amal perbuatan kita. Lalu bagaimana semestinya kepribadian diukur? Ada dua komponen yang bisa digunakan untuk mengukur kepribadian: 1. Aqliyah (pola pikir) 2.Nafsiyah (pola sikap). Lebih jelasnya, simak saja presentasi berikut:
Download font yg dibutuhkan disini: https://goo.gl/paMOxI
Berdakwah adalah tugasan yang amat mulia.Ianya adalah tugasan para nabi dan rasul iaitu insan terpilih. Jadilah insan terpilih dengan menjalankan dakwah.
Berdakwah adalah tugasan yang amat mulia.Ianya adalah tugasan para nabi dan rasul iaitu insan terpilih. Jadilah insan terpilih dengan menjalankan dakwah.
Terkejutnya Zikir Hasbi Rabbi JallAllah kanak-kanak Digubah. Adakah pengaruh ...underitan
حسبي ربي جل الله
Hasbi Rabbi Jallallah
Cukuplah Rabbku Allah Maha Agung
مافي قلبي غيرُ الله
Mafi Qalbi Ghairullah
Tiada di dalam hati ku kecuali Allah
نورِ محمد صلى الله
Nur Muhammad SallAllah
Cahaya Muhammad ﷺ selamat atas NYA
لا الہ اِلا اللہ
Laillahhaillallah
Tiada Ilah selain Allah..
http://watawasaubilhaq.blogspot.my/2018/02/Terkejutnya-Zikir-Hasbi-Rabbi-JallAllah-kanak-kanak-Digubah-Adakah-pengaruh-Wahabi.html
Berdakwah adalah tugasan yang amat mulia.Ianya adalah tugasan para nabi dan rasul iaitu insan terpilih. Jadilah insan terpilih dengan menjalankan dakwah.
Berdakwah adalah tugasan yang amat mulia.Ianya adalah tugasan para nabi dan rasul iaitu insan terpilih. Jadilah insan terpilih dengan menjalankan dakwah.
Terkejutnya Zikir Hasbi Rabbi JallAllah kanak-kanak Digubah. Adakah pengaruh ...underitan
حسبي ربي جل الله
Hasbi Rabbi Jallallah
Cukuplah Rabbku Allah Maha Agung
مافي قلبي غيرُ الله
Mafi Qalbi Ghairullah
Tiada di dalam hati ku kecuali Allah
نورِ محمد صلى الله
Nur Muhammad SallAllah
Cahaya Muhammad ﷺ selamat atas NYA
لا الہ اِلا اللہ
Laillahhaillallah
Tiada Ilah selain Allah..
http://watawasaubilhaq.blogspot.my/2018/02/Terkejutnya-Zikir-Hasbi-Rabbi-JallAllah-kanak-kanak-Digubah-Adakah-pengaruh-Wahabi.html
Berdakwah adalah tugasan yang amat mulia.Ianya adalah tugasan para nabi dan rasul iaitu insan terpilih. Jadilah insan terpilih dengan menjalankan dakwah.
PAI ppt-dakwah-khutbah-tabligh Fase F .pptxYusufCorazon
Salah satu pilar penegakan agama dan kemaslahatan umat adalah melalui amar ma'ruf dan nahi mungkar. Menyeru kepada kebajikan dan melarang perbuatan mungkar. Perintah untuk menyeru dan menyampaikan kebaikan serta memahamkan umat terhadap hal-hal mungkar ini tergambar dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 104: وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ Waltakum minkum ummatuny yad'uuna ilal khairi wa yaamuruuna bilma 'ruufi wa yanhawna 'anil munkar; wa ulaaa'ika humul muflihuun Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung," (QS. Ali Imran: 104). Di antara cara untuk melakukan amar ma'ruf dan nahi mugkar adalah melalui dakwah, tablig, dan khotbah. Ketiga cara ini bertujuan untuk mengajarkan umat tentang Islam, menyampaikan pesan takwa, memberi nasihat dan peringatan, serta menyeru ke jalan Allah SWT.
Baca selengkapnya di artikel "Mengenal Dakwah, Tablig dan Khutbah: Pengertian & Perbedaannya", https://tirto.id/gapa
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
5. MANUSIA
POLA FIKIR
(AQLIYYAH)
POLA JIWA
(NAFSIYYAH)
ASPEK PEMIKIRAN POTENSI KEHIDUPAN
UNSUR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
Tata cara (al-kayfiyyah) yang digunakan
untuk memahami makna atau memikirkan
sesuatu yang dikaitkan dengan kaidah
tertentu
Tata cara (al-kayfiyyah) yang digunakan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang dikaitkan dengan kaidah tertentu
8. NAFSIYYAH (POLA JIWA)
MANUSIA
KEBUTUHAN JASMANIYAH
Al-Hâjah al-’Udhwiyyah
NALURI
al-Gharîzah
POTENSI KEHIDUPAN (al-Thâqah al-Hayawiyyah)
NAFSIYYAH (POLA JIWA)NAFSIYYAH (POLA JIWA)
9. Kebutuhan JASMANI
Sistem SelSistem Sel
Sistem JaringanSistem Jaringan
Sistem OrganSistem Organ
MetabolismeMetabolisme
MakanMakan
MinumMinum
EkskresiEkskresi
TidurTidur
•Harus
Terpenuhi
•Rangsangan dr
dalam tubuh
•≠ MATI
•Harus
Terpenuhi
•Rangsangan dr
dalam tubuh
•≠ MATI
10. Naluri/Gharizah
Gharîzah al-Tadayyun (Naluri
Beragama)
Gharîzah al-Tadayyun (Naluri
Beragama)
Gharîzah al-Baqâ’
(NaluriMempertahankan Diri)
Gharîzah al-Baqâ’
(NaluriMempertahankan Diri)
Gharîzah al-Naw’
(NaluriMempertahankan Jenis
Manusia
Gharîzah al-Naw’
(NaluriMempertahankan Jenis
Manusia
Marah, Takut, Berani, Iri, Dengki
Kepemilikan, Rakus, Penjajahan,
prestasi dll
Sexual, cinta lawan jenis, kasih
sayang, keibuan, suka keindahan,
seni dll
Merasa ada kekuatan lebih,
Ibadah,khusu’, ikhlas, rajin ibadah,
takut pada Allah, tawakal, dll
Harus Terpenuhi
Rangsangan dari luar
≠ GELISAH
Harus Terpenuhi
Rangsangan dari luar
≠ GELISAH
16. POSISI AQIDAH DALAM KEPRIBADIAN ISLAMIYAH
AQIDAH
ISLAM
AQIDAH
ISLAM
al-Qâ’idah al-
Fikriyyah al-
Islâmiyyah(Landasan
Berpikir Islami)
al-Qâ’idah al-
Fikriyyah al-
Islâmiyyah(Landasan
Berpikir Islami)
Qawâid al-A’mâl al-
Islâmiyyah (Kaidah
perbuatan Islami )
Qawâid al-A’mâl al-
Islâmiyyah (Kaidah
perbuatan Islami )
AQLIYYAH
ALISLAMIYAH
AQLIYYAH
ALISLAMIYAH
NAFSIYYAH AL-
ISLAMIYAH
NAFSIYYAH AL-
ISLAMIYAH
AL-SULÛK AL-ISLAMI
(POLA PERILAKU ISLAMI)
AL-SULÛK AL-ISLAMI
(POLA PERILAKU ISLAMI)
17. ةِ رَ خِ ال فيِ وَ هُ وَ هُ نْ مِ لَ بَ قْ يُ نْ لَ فَ ناً ديِ مِ سلْ لِ ا رَ يْ غَ غِ تَ بْ يَ نْ مَ وَ
: ]عمران آل نَ ريِ سِ خاَ لْ ا نَ مِ85 ]
Siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat dia
termasuk orang-orang yang rugi. (Q.s. Ali Imran: 85)
18.
Metode Membentuk
Syakhsiyyah Islamiyah
1. Menanamkan aqidah Islamiyah
2. Menjadikan aqidah Islam sebagai landasan
berpikir
3. Menjadikan syariah Islam sebagai tolok
ukur dan pengendali tingkah laku
19. MEMPERKUAT SYAKHSHIYYAH ISLAMIYYAH
Upaya memperkuat Aqliyah Islamiyah :
•Kualitas Aqliyah Islamiyah erat kaitannya dengan
pemahaman Islam yang dimiliki
•Islam mendorong setiap individu untuk meningkatkan
pemahaman keislamannya dengan mempelajari tsaqafah
Islamiyah
•Islam mewajibkan kepada setiap Muslim untuk menuntut
ilmu keislaman (tsaqafah Islamiyah).
20. كـــون أكـــون أكم أحد يـــــومن لكم أحد يـــــومن ل
حتىحتى
به يعقـــل الــديبه يعقـــل الــديعــقـــــلهعــقـــــله“ Tidaklah beriman salah seorang diantara kamu,
sehinggalah menjadikan saya sebagai (standart)
akalnya yang digunakan untuk berfikir”
21. •Kualitas nafsiyah Islamiyah erat kaitannya dengan ketaatan
pada Allah Swt
•Mendorong diri secara sungguh-sungguh dan istiqamah
untuk senantiasa taat kepada syariah.
•Secara khusus giat melakukan perbuatan yang disunnahkan
•Bersikap wara’ untuk meninggalkan perbuatan makruh dan
menjauhkan diri dari yang syubhat.
Upaya memperkuat Nafsiyah Islamiyah:
22. يكـــون حتى كم أحد يـــــومن ليكـــون حتى كم أحد يـــــومن ل
به جئت لما تبعا هواهبه جئت لما تبعا هواه
“ Tidaklah beriman salah seorang diantara kamu,
Sampai hawa nafsunya tunduk terhadap apa yang aku
bawa (islam)”
23. •YANG BENAR, bahwa orang yang bersyakhsiyyah Islamiyyah
adalah orang yang selalu berpikir Islamy dan senantiasa taat
pada Allah. Ia mungkin saja melakukan kesalahan tapi segera
menyadari kesalahan itu, tidak melanjutkan dan bertaubat
•Adalah kesalahan menganggap bahwa orang yang ber-
syakhshiyyah Islamiyyah harus seperti malaikat yang tidak
pernah melakukan kesalahan. Lalu menganggap: hidup Islami
tidak mungkin !!
MELURUSKAN PANDANGAN
24. • Syakhshiyyah Islamiyyah menjadikan seorang muslim
berbeda dengan yang lain (mutamayyizah bi lawnin
khasin)
• Kekhususan tersebut tidak berkaitan dengan bentuk fisik
tubuh maupun penampilan.
• Kekhususan tersebut tampak dalam cara berpikir dan
bertingkah laku yang selalu berlandaskan pada aqidah
dan syariat Islam.
KEKHUSUSAN SYAKHSIYYAH ISLAMIYYAH
25. DI ANTARA CIRI KHAS SYAKHSHIYYAH ISLAMIYYAH
Ditunjukkan Allah ketika memaparkan sifat-sifat :
Shahabat : QS. Al Fath (48):29; Al-Taubah (9):100
Orang Mu’min : QS. Al-Mu’minun (23) : 1-11
Ibadurrahman : QS. Al-Furqan (25) : 63-74
Mujahidin : QS. Al-Taubah (9) : 88-89
26. Penampakan syakhshiyyah Islamiyyah
• Menjadikan akhirat sebagai tujuan tanpa melupakan dunia (QS. Al-Qashash :
77).
• Meraih kekuasan dunia dengan hak dan senantiasa bersusah payah
menggapai akhirat (QS. Al-A’la : 17).
• Zuhud dari harta yang haram dan subhat, tetapi tidak menolak menikmati
rizqi yang baik-baik tanpa lupa bahwa dunia bukan segalanya. Sadar bahwa
perhiasan dunia adalah cobaan (QS. Al-Kahfi :46)
• Ramah terhadap sesama muslim dan keras terhadap segala bentuk kekafiran.
(QS al Fath 29)
• Mampu menjadi pemimpin, sekaligus siap sebagai rakyat
• Lembut, sekaligus bisa keras dan tegas
• Zuhud, namun juga menikmati hidup
27. Mampu menguasai dunia, dan sukses di akhirat
Tidak rakus dunia, namun tidak menyengsarakan diri
Gagah dan perkasa di medan tempur, namun rendah
hati di saat damai
Seorang ‘abid (hamba Allah) yang khusyu dalam shalat,
menjauhi perkataan yang tiada berguna, membayar
zakat, menundukkan pandangan, memelihara amanat,
memenuhi kesepakatan dalam perjanjian, memenuhi
janji yang diucapkan, dan berjihad fi sabilillah
Giat mencari nafkah, sekaligus dermawan
Aktif berdakwah dan giat berjuang; dll
28. • Menjadikan aqidah Islam asas
syakhsiyyah
• Menjadikan halal haram sesuai
syariat Islam sebagai tolok ukur
perbuatan
• Menjadikan ridla Allah sebagai
makna kebahagiaan
Keunikan Syakhsiyyah Islamiyah
29. Meneladani Kepribadian Rasulullah saw
dan Para Sahabat
• Rasulullah adalah uswatun hasanah
• Model kepribadian Islam yang sempurna
• Para sahabat adalah orang-orang yang
direkomendasikan Rasulullah saw.
• Para sahabat adalah orang-orang yang
mengikuti model sempurna itu
Rasulullah
Sahabat
30. Sudahkah kita bertekad membangun
syakhsiyyah Islam yang utuh
dalam diri kita dengan model
Rasulullah saw dan para sahabat?