SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
OTONOMI DAERAH
KELOMPOK 9
AGNESIA PJ (1858011009)
SYINTHIA WULAN PERDANA (1858011010)
ALYA NABILA NURRAHMA (1858011011)
MUHAMMAD SYAHRAFI R (1858011012)
AFIFAH RIZQY NURFAIZA (1858011013)
PIUS AVE RAFAEL SILALAHI (1858011014)
SYAHFAALZENAASADHA (1858011015)
YOFIRA SINTYA DEWI (1858011016)
MEZZAAGUSTINA (1858011017)
MUHAMMAD FARRAS AFIF S (1858011018)
PUJI FAUZIYYAH ISKANDAR (1858011019)
ZAHARAAYU DESTRIYANTI (1858011020)
VIKA KYNEISSIA GLISELDA (1858011021)
EPHRAIM MATTHEW S (1858011022)
MELISSA DWI MAYANG SARI (1858011023)
AFINA HASNA (1858011024)
VIVI YONANDA (1858011025)
Arti Otonomi Daerah
Kata otonomi berasal dari bahasa Yunani, auto yang berarti sendiri; nomos yang artinya hukum.
Jadi otonomi berarti hukum sendiri; artinya bertindak atas dasar hukum/aturan yang dibuat oleh
diri sendiri.
Menurut UU No. 32 tahun 2004, otonomi daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri berbagai hal terkait pemerintahan dan
kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Maksud dan Tujuan
Otonomi Daerah Peningkatan pelayanan
masyarakat semakin
baik
Pengembangan kehidupan
demokrasi
Keadilan dan Pemerataan
Pemeliharaan hubungan yang
serasi antara Pusat dan Daerah serta
antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI
01
02
03
04
Mendorong untuk
memberdayakan masyarakat
05
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
1903 – pemerintah kolonial mengeluarkan staatsblaad No. 329 yang
memberi peluan dibentuknya satuan pemerintahan yang mempunyai
keuangan sendiri.
01
Diperkuat oleh Staatblaad No. 137/1905 dan S. 181/1905
1922 – pemerintah kolonial mengerluarkan undang-undang S.
216/1922 dengan ketentuan provincie, regentschap,
stadsgemeente dan groepmeneenschap yang menggantikan
locale ressort. Lalu terdapat pemerintah asli masyarakat
setempat (zelfbestuurende landschappen). Pemerintah kolonial
satu per satu mengikat pemerintah kerajaan dengan kontrak
politik (panjang/pendek). Sehingga saat itu masyarakat
dihadapkan 2 pemerintahan..
Warisan Kolonial
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
02
Pemerintahan Jepang yang singkat, sekitar tiga setengah tahun
berhasil melaukan perubahan-perubahan yang cukup
fundamental dalam urusan penyelenggaraan pemerintah daerah
di wilayah-wilayah bekas Hindia Belanda.
Pihak penguasa militer di Jawa mengeluarkan undang-undang
(Osamu Seire) No. 27/1942 yang mengatur penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Pada masa Jepang pemerintah daerah
hamper tidak memiliki kewenangan. Penyebutan daerah otonom
bagi pemerintahan di daerah pada masa tersebut bersifat
misleading.
Masa Pendudukan Jepang
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
03
Periode Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 – menitik
beratkan pada asas dekonsentrasi, mengatur pembentukan KND
(komite Nasional Daerah) di keresidenan, kabupaten, kota
berotonomi, dan daerah-daerah yang dianggap perlu oleh
mendagri. Hanya berifat darurat dan segera saja.
Pembagian daerah terdiri dari tiga tingkatan:
1. Provinsi
2. Kabupaten/kota besar
3. Desa/kota kecil
Masa Kemerdekaan
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
03
Periode Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 – ditetapkan 10
Juli 1948
Dalam UU daerah Negara RI tersusun dalam 4 tingkatan:
1. Provinsi
2. Kabupaten/kota besar
3. Desa/kota kecil
4. yang berhak mengurus dan mengatur rumah
tangganya sendiri
Masa Kemerdekaan
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
03
Periode Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 – daerah otonom
diganti daerah swatantra.
Wilayah RI dibagi menjadi daerah besar dan kecil yang berhak
mengurus rumah tangga sendiri dalam tiga tingkat
1. Daerah swantantra tingkat I, termasuk kotapraja
Jakarta Raya
2. Daerah swatantra tingkat II
3. Daerah swatantra tingkat III
Masa Kemerdekaan
Menitikberatkan pelaksanaan otonomi daerah seluas-
luasnya sesuai pasal 31 ayat (1) UUDS 1950
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
03
Periode Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1959 – berlaku pada 7
November 1959. Menitikberatkan pada kestabilan dan efisiensi
pemerintah daerah.
Daerah yang berhak mengatur rumah tangganya dikenal daerah
tingkat I, tingkat II, dan daerah tingkat III.
Dekonsentrasi sangat menonjol pada kebijak otonomi daerah
pada masa ini, bahwa kepala daerah diangkat oleh pemerintah
pusat, terutama dari kalangan pamong praja.
Masa Kemerdekaan
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
03
Periode Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 – menurut UU
ini wilayah negara dibagi 3 tingkatan:
1. Provinsi (tingkat I)
2. Kabupaten (tingkat II)
3. Kecamatan (tingkat III)
Kepala daerah bertugas memegang pimpinan kebijaksanaan
politik polisonal di daerahnya, menyelenggarakan koordinasi
antarjawatan pemerintah pusat di daerah, melakukan pengawasan
dan mejalankan tugas-tugas lain yang diserahkan kepadanya
oleh pemerintah pusat.
Kepala daerah memiliki tugas memimpin pelaksanaan kekuasaan
eksekutif pemerintahan daerah, menandatangani peraturan dan
keputusan yang diterapkan DPRD, dan mewakili daerahnya di
dalam dan di luar pengadilan.
Masa Kemerdekaan
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
03
Periode Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 – daerah berhak
mengatur rumah tangganya berdasar asas desentralisasi.
Dalam UU ini dikenal dua tingkatan I dan II. Daerah dibagi-bagi
menurut tingkatannya menjadi
1. Provinsi/ibu kota negara
2. Kabupaten/kotamadya
3. Kecamatan
Lebih menitik beratkan daerah tingkat II karena berhubungan
langsung dengan masyarakat sehingga lebih mengerti dan
memenuhi aspirasi masyarakat. Prinsip otonomi ini nyata dan
bertanggung jawab.
Masa Kemerdekaan
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
03
Periode Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 – lebih
mengutamakan desentralisasi.
Pokok pikiran:
Sistem ketatanegaraan Indonesia wajib menjalankan prinsip
pembagian kewenangan berdasarkan asas desentralisasi dalam
kerangka NKRI. Daerah yang dibentuk berdasarkan asas
desentralisasi dan dekonsentrasi adalah daerah provinsi
sedangkan daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi
adalah daerah kabupaten dan daerah kota. Daerah di luar provinsi
dibagi dalam daerah otonomi. Kecamatan merupakan perangkat
daerah kabupaten. UU ini banyak membawa kemajuan bagi
daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tetapi sesuai
perkembangan keinginan masyarakat daerah, ternyata belum
memenuhi rasa keadilan masyarakat.
Masa Kemerdekaan
Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia
03
Periode Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 – pada tanggal
15 oktober disahkan tentang Pemerintah Daerah dalam pasal 239
sehingga UU No 22 tahun 1999 tidak berlaku kembali.
UU ini lebih memperjelas dan mempertegas hubungan hierarki
antara kabupaten dan provinsi antara provinsi dan pemerintah
pusat berdasarkan asas kesatuan administrasi dan kesatuan
wilayah.
Pemerintah pusat berhak melakukan kordinasi, supervisi, dan
evaluasi terhadap pemerintahan di bawahnya, demikian juga
provinsi terhadap kabupaten/kota. Di samping itu, hubungan
kemitraan dan sejajar antara kepala daerah dan DPRD semakian
di pertegas dan di perjelas.
Masa Kemerdekaan
Apa itu daerah otonom?
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah,yangberwenangmengatur
dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsasendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem NegaraKesatuan Repunlik
Indonesia.
DASAR
HUKUM
OTONOMI
DAERAH
01
Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, berbunyi “ Pemerintah daerah Provinsi, daerah
kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”
02 UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Peme
rintah Pusat dan Pemerintah Daerah03
Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonom
i Daerah, Pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya Nasional
yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam ke
rangka NKRI.
04
Asas-asas otonomi daerah
ASAS-ASAS
OTONOMI
DAERAH
Dekonsentrasi
Pelimpahan wewenang pemerin
tahan oleh pemerintah pusat ke
pada gubernur yang bertugas s
ebagai wakil pemerintah dan ata
u perangkat pusat daerah.
Desentralisasi
Penyerahan wewenang dari
pusat ke daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam NKRI.
Tugas Pembantuan Penugasan dari pemerintah kepada daerah
Sasaran yang akan dicapai melalui Kebijakan Otonomi daerah
Penciptaan
ruang yang
lebih luas bagi
kemandirian
daerah.
Pemberian jaminan
untuk meningkatkan
rasa kebangsaan,
demokrasi, dan
kesejahteraan
masyarakat di daerah
Kesetaraan hubungan
antara pemerintah
pusat dan pemerintah
daerah dalam
kewenangan dan
keuangan
Peningkatan
pelayanan publik,
pengembangan
kreatifitas masyarakat
dan aparatur
pemerintah daerah
Asas-asas pelaksanaan otonomi daerah
PELAKSANAAN
OTONOMI
DAERAH
Otonomi Bertanggung Jawab
Dimana sistem
Penyelenggaraan harus sesuai
dengan maksud dan tujuan dari
pemberian otonomi. Pada
dasarnya otonomi bertujuan
agar daerah tersebut dapat
berkembang dan
masyarakatnya lebih sejahtera.
Otonomi Seluas-luasnya
Ini merupakan prinsip otonomi
dimana daerah yang mendapat
kewenangan dalam mengatur
dalam hal pemerintahan dan
mengatur kepentingan
masyarakatnya.
Otonomi Nyata
Dimana daerah otonom memiliki kewenangan dalam
menjalankan pemerintahan berdasarkan
tugas, wewenang, dan kewajiban yang
secara nyata telah ada.
TUJUAN
OTONOMI
DAERAH
01 Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik
02 Pengembangan kehidupan demokrasi
03
Pemerataan wilayah daerah
05
Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta
antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI
07
Keadilan nasional
Mendorong pemberdayaan masyarakat
Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyara
kat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
06
04
05
Tujuan otonomi daerah
TUJUAN
OTONOMI
DAERAH
Tujuan administratif
Pembagian urusan
pemerintahan antara pusat dan
daerah, termasuk sumber
keuangan, serta pembaharuan
manajemen birokrasi
pemerintah di daerah
Tujuan Politik
Upaya untuk mewujudkan
demokratisasi politik melalui
partai politik dan DPRD
Tujuan Ekonomi
Terwujudnya peningkatan indeks pembangunan
manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan
masyrakat Indonesia
Manfaat Otonomi Daerah
Agar tidak terjadi pemusatan
kekuasaan di pusat sehingga
penyelenggaraan pemerintah
berjalan lancar
Pemerintahan bukan hanya
dijalankan oleh pemerintah
pusat, melainkan pemerintah
daerah juga terlibat
Kesejahteraan masyarakat di
daerah semakin meningkat
Daya kreasi dan inovasi
masyarakat di daerah semakin
meningkat, karena setiap daerah
pasti berusaha menampilkan
keunggulan di daerahnya
Meningkatnya pengawasan
kegiatan yang dilakukan
Meningkatan pasokan baran dan
jasa di daerah dengan biasa
yang disesuaikan
Memudahkan pengaturan
administrasi pemerintahan
Lembaga masyarakat
mengalami peningkatan
Dampak Otonomi Daerah
Pemerintah daerah mendapat
kesempatan untuk menampilkan
identitas lokal. Berkurangnya kendali
dari pemerintah pusat mendapat
respon tinggi dari pemerintah daerah
dalam menghadapi masalah dan
dana lebih tinggi dibanding jalur
birokrasi pemerintah pusat. Dana
tersebut untuk mendorong
pembangunan daerah serta
membangun program promosi
kebudayaan dan pariwisata
POSITIF
Kesempatan bagi oknum-oknum
pemerintah daerah untuk korupsi, kolusi
dan nepotisme. Terdapat kebijakan
daerah yang tidak sesuai dengan
konstitusi Negara
NEGATIF
Contoh Otonomi Daerah
Penentuan Nominal Upah
Minimum Regional
Penentuan Besaran Pajak
dan Retribusi Daerah
Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Sesuai Daerah
Penggunaan Anggaran Pen
dapatan dan Belanja Daerah
Pengelolaan Objek Wisata
Milik Daerah
Kebebasan Pelaksanaan
Kebijakan oleh Berbagai
Tingkat Struktur Pemerintah
an
Desentralisasi Sektor Kehut
anan Indonesia
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahPenataan Ruang
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)FithrohPutri
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnNuelnuel11
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxNaomiPoppyMoore
 
Materi Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata NegaraMateri Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata NegaraDnr Creatives
 
Sumber sumber penerimaan daerah
Sumber sumber penerimaan daerahSumber sumber penerimaan daerah
Sumber sumber penerimaan daerahMutoharoh Mut
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Penataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratPenataan Ruang
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...PT PINUS MERAH ABADI
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Fenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Idik Saeful Bahri
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 

What's hot (20)

Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hn
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Materi Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata NegaraMateri Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata Negara
 
Sumber sumber penerimaan daerah
Sumber sumber penerimaan daerahSumber sumber penerimaan daerah
Sumber sumber penerimaan daerah
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
 
Hukum Surat Berharga
Hukum Surat BerhargaHukum Surat Berharga
Hukum Surat Berharga
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
Perbedaan Sistem peradilan Indonesia dengan sistem peradilan Amerika (@Univer...
 
Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA Makalah Pembentukan PERDA
Makalah Pembentukan PERDA
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 

Similar to OTONOMI DAERAH

otonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxotonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxHamidMukhlis1
 
Perekonomian Indonesia
Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesiadwifebri10
 
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerahPeranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerahOperator Warnet Vast Raha
 
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah STIP WUNA
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah STIP WUNA Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah STIP WUNA
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah STIP WUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerahPeranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerahOperator Warnet Vast Raha
 
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di IndonesiaPerkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di IndonesiaSiti Sahati
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Farid Ma'ruf
 
Perubahan Politik Hukum
Perubahan Politik HukumPerubahan Politik Hukum
Perubahan Politik Hukumzahraayu24
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahLamhot Sihotang
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahVisal Real
 
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirUndang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirYasir Partomo
 

Similar to OTONOMI DAERAH (20)

Makalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkapMakalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkap
 
otonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxotonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptx
 
Makalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkapMakalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkap
 
Perekonomian Indonesia
Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerahPeranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
 
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah STIP WUNA
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah STIP WUNA Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah STIP WUNA
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah STIP WUNA
 
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerahPeranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
Peranan otonomi daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
 
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di IndonesiaPerkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
Perkembangan Administrasi Pemerintah Daerah di Indonesia
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
 
Perubahan Politik Hukum
Perubahan Politik HukumPerubahan Politik Hukum
Perubahan Politik Hukum
 
Uu no.32-2004
Uu no.32-2004Uu no.32-2004
Uu no.32-2004
 
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARATREDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
 
Paparan menteri dn
Paparan menteri dnPaparan menteri dn
Paparan menteri dn
 
Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
 
Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
 
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirUndang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
 

More from dayurikaperdana19

PPT Kel 9 Sengketa Hukum Internasional dan Penyelesaiannya
PPT Kel 9 Sengketa Hukum Internasional dan PenyelesaiannyaPPT Kel 9 Sengketa Hukum Internasional dan Penyelesaiannya
PPT Kel 9 Sengketa Hukum Internasional dan Penyelesaiannyadayurikaperdana19
 
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian InternasionalPPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian Internasionaldayurikaperdana19
 
PPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum Internasional
PPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum InternasionalPPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum Internasional
PPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum Internasionaldayurikaperdana19
 
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional dayurikaperdana19
 
PPT Kel 5 Negara Sebagai Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 5 Negara Sebagai Subyek Hukum InternasionalPPT Kel 5 Negara Sebagai Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 5 Negara Sebagai Subyek Hukum Internasionaldayurikaperdana19
 
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum InternasionalPPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasionaldayurikaperdana19
 
PPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum Internasional
PPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum InternasionalPPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum Internasional
PPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum Internasionaldayurikaperdana19
 
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionalPPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionaldayurikaperdana19
 
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum InternasionalPPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasionaldayurikaperdana19
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem EtikaEtika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem EtikaEsensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Kelompok 3 ilkom17 esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 3 ilkom17 esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem etikaKelompok 3 ilkom17 esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 3 ilkom17 esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem etikadayurikaperdana19
 
Kelompok 2 ilkom17 sumber histoirs,sosiologis,dan politis pancasila sebagai s...
Kelompok 2 ilkom17 sumber histoirs,sosiologis,dan politis pancasila sebagai s...Kelompok 2 ilkom17 sumber histoirs,sosiologis,dan politis pancasila sebagai s...
Kelompok 2 ilkom17 sumber histoirs,sosiologis,dan politis pancasila sebagai s...dayurikaperdana19
 
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etikaKelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etikadayurikaperdana19
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAdayurikaperdana19
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaradayurikaperdana19
 
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222dayurikaperdana19
 

More from dayurikaperdana19 (20)

PPT Kel 9 Sengketa Hukum Internasional dan Penyelesaiannya
PPT Kel 9 Sengketa Hukum Internasional dan PenyelesaiannyaPPT Kel 9 Sengketa Hukum Internasional dan Penyelesaiannya
PPT Kel 9 Sengketa Hukum Internasional dan Penyelesaiannya
 
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian InternasionalPPT Kel 8 Perjanjian Internasional
PPT Kel 8 Perjanjian Internasional
 
PPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum Internasional
PPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum InternasionalPPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum Internasional
PPT Kel 7 Yuridiksi negara dalam Hukum Internasional
 
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
PPT Kel 6 Pengakuan dalam HUkum Internasional
 
PPT Kel 5 Negara Sebagai Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 5 Negara Sebagai Subyek Hukum InternasionalPPT Kel 5 Negara Sebagai Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 5 Negara Sebagai Subyek Hukum Internasional
 
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum InternasionalPPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
PPT Kel 4 Sumber dan Subyek Hukum Internasional
 
PPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum Internasional
PPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum InternasionalPPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum Internasional
PPT Kel 3 Dasar Berlakunya Hukum Internasional
 
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionalPPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
 
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum InternasionalPPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
 
Ppt kel2
Ppt kel2Ppt kel2
Ppt kel2
 
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem EtikaSumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem EtikaEtika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem EtikaEsensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Kelompok 3 ilkom17 esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 3 ilkom17 esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem etikaKelompok 3 ilkom17 esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 3 ilkom17 esensi dan urgensi pancasila sebagai sistem etika
 
Kelompok 2 ilkom17 sumber histoirs,sosiologis,dan politis pancasila sebagai s...
Kelompok 2 ilkom17 sumber histoirs,sosiologis,dan politis pancasila sebagai s...Kelompok 2 ilkom17 sumber histoirs,sosiologis,dan politis pancasila sebagai s...
Kelompok 2 ilkom17 sumber histoirs,sosiologis,dan politis pancasila sebagai s...
 
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etikaKelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
Kelompok 1 ilkom17 etika, aliran etika,pengertian pancasila sebagai sistem etika
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
 
Pancasila (1)
Pancasila (1)Pancasila (1)
Pancasila (1)
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

OTONOMI DAERAH

  • 1. OTONOMI DAERAH KELOMPOK 9 AGNESIA PJ (1858011009) SYINTHIA WULAN PERDANA (1858011010) ALYA NABILA NURRAHMA (1858011011) MUHAMMAD SYAHRAFI R (1858011012) AFIFAH RIZQY NURFAIZA (1858011013) PIUS AVE RAFAEL SILALAHI (1858011014) SYAHFAALZENAASADHA (1858011015) YOFIRA SINTYA DEWI (1858011016) MEZZAAGUSTINA (1858011017) MUHAMMAD FARRAS AFIF S (1858011018) PUJI FAUZIYYAH ISKANDAR (1858011019) ZAHARAAYU DESTRIYANTI (1858011020) VIKA KYNEISSIA GLISELDA (1858011021) EPHRAIM MATTHEW S (1858011022) MELISSA DWI MAYANG SARI (1858011023) AFINA HASNA (1858011024) VIVI YONANDA (1858011025)
  • 2. Arti Otonomi Daerah Kata otonomi berasal dari bahasa Yunani, auto yang berarti sendiri; nomos yang artinya hukum. Jadi otonomi berarti hukum sendiri; artinya bertindak atas dasar hukum/aturan yang dibuat oleh diri sendiri. Menurut UU No. 32 tahun 2004, otonomi daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri berbagai hal terkait pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 3. Maksud dan Tujuan Otonomi Daerah Peningkatan pelayanan masyarakat semakin baik Pengembangan kehidupan demokrasi Keadilan dan Pemerataan Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI 01 02 03 04 Mendorong untuk memberdayakan masyarakat 05
  • 4. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 1903 – pemerintah kolonial mengeluarkan staatsblaad No. 329 yang memberi peluan dibentuknya satuan pemerintahan yang mempunyai keuangan sendiri. 01 Diperkuat oleh Staatblaad No. 137/1905 dan S. 181/1905 1922 – pemerintah kolonial mengerluarkan undang-undang S. 216/1922 dengan ketentuan provincie, regentschap, stadsgemeente dan groepmeneenschap yang menggantikan locale ressort. Lalu terdapat pemerintah asli masyarakat setempat (zelfbestuurende landschappen). Pemerintah kolonial satu per satu mengikat pemerintah kerajaan dengan kontrak politik (panjang/pendek). Sehingga saat itu masyarakat dihadapkan 2 pemerintahan.. Warisan Kolonial
  • 5. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 02 Pemerintahan Jepang yang singkat, sekitar tiga setengah tahun berhasil melaukan perubahan-perubahan yang cukup fundamental dalam urusan penyelenggaraan pemerintah daerah di wilayah-wilayah bekas Hindia Belanda. Pihak penguasa militer di Jawa mengeluarkan undang-undang (Osamu Seire) No. 27/1942 yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pada masa Jepang pemerintah daerah hamper tidak memiliki kewenangan. Penyebutan daerah otonom bagi pemerintahan di daerah pada masa tersebut bersifat misleading. Masa Pendudukan Jepang
  • 6. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 03 Periode Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 – menitik beratkan pada asas dekonsentrasi, mengatur pembentukan KND (komite Nasional Daerah) di keresidenan, kabupaten, kota berotonomi, dan daerah-daerah yang dianggap perlu oleh mendagri. Hanya berifat darurat dan segera saja. Pembagian daerah terdiri dari tiga tingkatan: 1. Provinsi 2. Kabupaten/kota besar 3. Desa/kota kecil Masa Kemerdekaan
  • 7. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 03 Periode Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 – ditetapkan 10 Juli 1948 Dalam UU daerah Negara RI tersusun dalam 4 tingkatan: 1. Provinsi 2. Kabupaten/kota besar 3. Desa/kota kecil 4. yang berhak mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri Masa Kemerdekaan
  • 8. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 03 Periode Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 – daerah otonom diganti daerah swatantra. Wilayah RI dibagi menjadi daerah besar dan kecil yang berhak mengurus rumah tangga sendiri dalam tiga tingkat 1. Daerah swantantra tingkat I, termasuk kotapraja Jakarta Raya 2. Daerah swatantra tingkat II 3. Daerah swatantra tingkat III Masa Kemerdekaan Menitikberatkan pelaksanaan otonomi daerah seluas- luasnya sesuai pasal 31 ayat (1) UUDS 1950
  • 9. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 03 Periode Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1959 – berlaku pada 7 November 1959. Menitikberatkan pada kestabilan dan efisiensi pemerintah daerah. Daerah yang berhak mengatur rumah tangganya dikenal daerah tingkat I, tingkat II, dan daerah tingkat III. Dekonsentrasi sangat menonjol pada kebijak otonomi daerah pada masa ini, bahwa kepala daerah diangkat oleh pemerintah pusat, terutama dari kalangan pamong praja. Masa Kemerdekaan
  • 10. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 03 Periode Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 – menurut UU ini wilayah negara dibagi 3 tingkatan: 1. Provinsi (tingkat I) 2. Kabupaten (tingkat II) 3. Kecamatan (tingkat III) Kepala daerah bertugas memegang pimpinan kebijaksanaan politik polisonal di daerahnya, menyelenggarakan koordinasi antarjawatan pemerintah pusat di daerah, melakukan pengawasan dan mejalankan tugas-tugas lain yang diserahkan kepadanya oleh pemerintah pusat. Kepala daerah memiliki tugas memimpin pelaksanaan kekuasaan eksekutif pemerintahan daerah, menandatangani peraturan dan keputusan yang diterapkan DPRD, dan mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan. Masa Kemerdekaan
  • 11. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 03 Periode Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 – daerah berhak mengatur rumah tangganya berdasar asas desentralisasi. Dalam UU ini dikenal dua tingkatan I dan II. Daerah dibagi-bagi menurut tingkatannya menjadi 1. Provinsi/ibu kota negara 2. Kabupaten/kotamadya 3. Kecamatan Lebih menitik beratkan daerah tingkat II karena berhubungan langsung dengan masyarakat sehingga lebih mengerti dan memenuhi aspirasi masyarakat. Prinsip otonomi ini nyata dan bertanggung jawab. Masa Kemerdekaan
  • 12. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 03 Periode Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 – lebih mengutamakan desentralisasi. Pokok pikiran: Sistem ketatanegaraan Indonesia wajib menjalankan prinsip pembagian kewenangan berdasarkan asas desentralisasi dalam kerangka NKRI. Daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi dan dekonsentrasi adalah daerah provinsi sedangkan daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi adalah daerah kabupaten dan daerah kota. Daerah di luar provinsi dibagi dalam daerah otonomi. Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten. UU ini banyak membawa kemajuan bagi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tetapi sesuai perkembangan keinginan masyarakat daerah, ternyata belum memenuhi rasa keadilan masyarakat. Masa Kemerdekaan
  • 13. Sejarah Pekembangan Otonomi Daerah di Indonesia 03 Periode Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 – pada tanggal 15 oktober disahkan tentang Pemerintah Daerah dalam pasal 239 sehingga UU No 22 tahun 1999 tidak berlaku kembali. UU ini lebih memperjelas dan mempertegas hubungan hierarki antara kabupaten dan provinsi antara provinsi dan pemerintah pusat berdasarkan asas kesatuan administrasi dan kesatuan wilayah. Pemerintah pusat berhak melakukan kordinasi, supervisi, dan evaluasi terhadap pemerintahan di bawahnya, demikian juga provinsi terhadap kabupaten/kota. Di samping itu, hubungan kemitraan dan sejajar antara kepala daerah dan DPRD semakian di pertegas dan di perjelas. Masa Kemerdekaan
  • 14. Apa itu daerah otonom? Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah,yangberwenangmengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsasendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NegaraKesatuan Repunlik Indonesia.
  • 15. DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH 01 Pasal 18 ayat 2 UUD 1945, berbunyi “ Pemerintah daerah Provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan” 02 UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Peme rintah Pusat dan Pemerintah Daerah03 Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonom i Daerah, Pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya Nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam ke rangka NKRI. 04
  • 16. Asas-asas otonomi daerah ASAS-ASAS OTONOMI DAERAH Dekonsentrasi Pelimpahan wewenang pemerin tahan oleh pemerintah pusat ke pada gubernur yang bertugas s ebagai wakil pemerintah dan ata u perangkat pusat daerah. Desentralisasi Penyerahan wewenang dari pusat ke daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam NKRI. Tugas Pembantuan Penugasan dari pemerintah kepada daerah
  • 17. Sasaran yang akan dicapai melalui Kebijakan Otonomi daerah Penciptaan ruang yang lebih luas bagi kemandirian daerah. Pemberian jaminan untuk meningkatkan rasa kebangsaan, demokrasi, dan kesejahteraan masyarakat di daerah Kesetaraan hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam kewenangan dan keuangan Peningkatan pelayanan publik, pengembangan kreatifitas masyarakat dan aparatur pemerintah daerah
  • 18. Asas-asas pelaksanaan otonomi daerah PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Otonomi Bertanggung Jawab Dimana sistem Penyelenggaraan harus sesuai dengan maksud dan tujuan dari pemberian otonomi. Pada dasarnya otonomi bertujuan agar daerah tersebut dapat berkembang dan masyarakatnya lebih sejahtera. Otonomi Seluas-luasnya Ini merupakan prinsip otonomi dimana daerah yang mendapat kewenangan dalam mengatur dalam hal pemerintahan dan mengatur kepentingan masyarakatnya. Otonomi Nyata Dimana daerah otonom memiliki kewenangan dalam menjalankan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang secara nyata telah ada.
  • 19. TUJUAN OTONOMI DAERAH 01 Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik 02 Pengembangan kehidupan demokrasi 03 Pemerataan wilayah daerah 05 Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI 07 Keadilan nasional Mendorong pemberdayaan masyarakat Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyara kat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 06 04 05
  • 20. Tujuan otonomi daerah TUJUAN OTONOMI DAERAH Tujuan administratif Pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk sumber keuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintah di daerah Tujuan Politik Upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan DPRD Tujuan Ekonomi Terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyrakat Indonesia
  • 21. Manfaat Otonomi Daerah Agar tidak terjadi pemusatan kekuasaan di pusat sehingga penyelenggaraan pemerintah berjalan lancar Pemerintahan bukan hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, melainkan pemerintah daerah juga terlibat Kesejahteraan masyarakat di daerah semakin meningkat Daya kreasi dan inovasi masyarakat di daerah semakin meningkat, karena setiap daerah pasti berusaha menampilkan keunggulan di daerahnya Meningkatnya pengawasan kegiatan yang dilakukan Meningkatan pasokan baran dan jasa di daerah dengan biasa yang disesuaikan Memudahkan pengaturan administrasi pemerintahan Lembaga masyarakat mengalami peningkatan
  • 22. Dampak Otonomi Daerah Pemerintah daerah mendapat kesempatan untuk menampilkan identitas lokal. Berkurangnya kendali dari pemerintah pusat mendapat respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah dan dana lebih tinggi dibanding jalur birokrasi pemerintah pusat. Dana tersebut untuk mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan pariwisata POSITIF Kesempatan bagi oknum-oknum pemerintah daerah untuk korupsi, kolusi dan nepotisme. Terdapat kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi Negara NEGATIF
  • 23. Contoh Otonomi Daerah Penentuan Nominal Upah Minimum Regional Penentuan Besaran Pajak dan Retribusi Daerah Pengembangan Kurikulum Pendidikan Sesuai Daerah Penggunaan Anggaran Pen dapatan dan Belanja Daerah Pengelolaan Objek Wisata Milik Daerah Kebebasan Pelaksanaan Kebijakan oleh Berbagai Tingkat Struktur Pemerintah an Desentralisasi Sektor Kehut anan Indonesia