Dokumen ini membahas produksi DFA III (difruktos anhidrat tipe III) yang merupakan senyawa disakarida siklik yang dapat meningkatkan absorpsi kalsium dan mencegah osteoporosis. DFA III diproduksi melalui fermentasi mikroba untuk menghasilkan enzim yang kemudian digunakan untuk menghidrolisis inulin menjadi DFA III melalui reaksi enzimatis. Produk DFA III kemudian dipisahkan dan dikristalkan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Kelompok 5 ppk inulin fructotransferase (dfa iii)
1. Di susun Oleh :
Kelompok 5
Anggota :
Lia Agustini
Melantina Oktriyanti
Leo Saputra
Dwi Puspitasari
Dina Yulistemi
2. DFA III adalah senyawa disakarida siklik
termasuk bahan pangan yang memiliki fungsi
fisiologis meningkatkan absorpsi kalsium
pada usus tikus, sapi dan manusia sehingga
dapat diaplikasikan sebagai bahan pangan
pencegah osteoporosis
3. Struktur fruktos-fruktos DFA III tidak mudah
dipecah sehingga tidak dapat meningkatkan
kadar gula.
Bahan baku dalam proses pembuatan DFA III
adalah inulin. Inulin merupakan serat yang
bisa larut sehingga tidak meningkatkan kadar
gula dalam tubuh.
Fermentor yang digunakan dalam produksi
DFA III , fermentor 20 liter. Fermentor 20 liter
ini bisa memproduksi sekitar 400 liter DFA III.
4. Proses fermentasi, fermentasi enzim dilakukan
dengan mengkulturkan mikroba; mikrobanya
dibuat inokulum; setelah jadi, mikroba
difermentasi menggunakan fermentor yang
besar. Untuk buat inokulum, ditanam sekitar 3
hari, fermentasinya sekitar 4 hari. Setelah
fermentasi, dipisahkan biomasa dengan
supernatannya (enzim).
5. Enzimnya tersebut digunakan untuk
menghidrolisis inulin menjadi DFA III. Reaksinya
kita larutkan inulin, lalu dikasih buffer karena
enzim bekerja pada ph tertentu (ph optimal).
Setelah reaksi enzimatis, di dalam reaktor 100
liter, di dalam tersebut direaksikan antara
substratnya inulin dengan enzim yepiase yang
tadi dihasilkan fermentasi 20 liter , yang
diambil 5 liter.
6. Ada reaksi samping dari reaksi enzimatis,
karena inulin merupakan polimer fruktosa
(susunan fruktosa-fruktosa ujungnya ada
glukosa) , enzimnya itu memotong 2
fruktosa; 2 fruktosa; 2 fruktosa, sehingga
membentuk DFA III (difruktos anhidrat tipe
III), yang memberi namanya orang jepang.
DFA III seperti gula pasir yang bisa
dikristalkan.
7. Hasil proses enzimatis tadi, ada reaksi
sampingnya yang harus dihilangkan dengan
memanfaatkan ragi roti (termipan).
Kelebihan reaksi enzimatis, ada monomer-
monomer gula bisa difermentasi dengan ragi
roti sehingga gula-gula tersebut hilang dan
yang terbentuk hanya DFA III saja. DFA III
tidak dimakan oleh ragi roti, ragi hanya
memakan gula-gula.
8. Setelah itu, kemudian pisahkan raginya
dengan disaring atau disentrifuge, sehingga
mendapatkan sirup DFA III. Sirup DFA III harus
mengkristal dengan cara pengkentalan atau
pemekatan sampai kepekatan tertentu.
9. Di LIPI sekarang sedang mengerjakan sumber
substrat lain dari inulin lain yang berasal dari
umbi dahlia. Akar umbi dahlia mengandung
kadar inulin 10% - 17%, tetapi setelah
diendapkan inulinnya, inulin padatnya hanya
sekitar 5% - 7%, inulin merupakan bahan baku
dari DFA III.
10. LIPI mengerjakan produksi DFA III dari inulin
dahlia. Inulin umbi dahlia ada yang dikupas;
kemudian diekstrak, diendapkan jadi inulin,
ada reaksi enzimatis. Ada juga setelah
diekstrak, bisa langsung reaksikan dengan
enzim, sama dengan proses yang
sebelumnya.