Etika Protokoler, Etika Bernegara, Etika Berbisnis Dalam Islam dan Umum

1. Etika Protokoler, Etika
Bernegara, Etika Berbisnis Dalam
Islam dan Umum
Anggota Kelompok :
1. Alifia Bella W. (190721100184)
2. Khadafy Rafsanjani (190721100151)
3. Shiyami
(190721100065)

2. Etika Protokoler
Beberapa kegiatan dalam ruang lingkup
perjanjian, sebagai berikut:
a. Menghormati status, menghormati
kebangsaan, menghormati mayat.
b.Penanganan lambang kehormatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, penyelenggara
negara, pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh
tertentu.
c. Atur kunjungan dan upacara untuk rencana
nasional dan rencana resmi.
Dalam Zulkarnaen Nasution
(2006:157),kata "protokol" berasal dari
kata Yunani "protos", dan "colla" adalah
jenis lem yang pertama. Secara umum,
kesepakatan adalah tentang bagaimana
mendapatkan dan menentukan anggaran
tamu resmi.
2

3. Istilah dalam Keprotokolan
> Protokoler
> Kedudukan Protokoler
> Acara Kenegaraan
> Acara Resmi
> Penyelenggara Negara
> Pejabat Pemerintah
> Tokoh Masyarakat Eksklusif
> Tata cara Upacara
> Tata Kelola
> Kehormatan
3

4. Etika Profesi Protokoler, penerapan etika dalam kehidupan
keprotokolan dimulai dari ruang lingkup terkecil yaitu
ruang lingkup pergaulan, ruang lingkup pelayanan dan
organisasi kewargaan internasional. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Konteks Rumah Tangga
b. Konteks Kedinasan & Berorganisasi

5. Etika Bernegara
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika berasal
dari ilmu tentang apa yang baik serta apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban, moral, serta akhlak.
Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata
bernegara mempunyai arti suatu sikap yang diambil dari moral
melalui suatu teori dalam Negara.
5

6. Secara Islam etika bernegara jelas memegang nilai-nilai
kemanusiaan dan memprioritaskan prinsip-prinsip
mufakat, islam adalah salah satu agama yang
komprehensif. Nilai-nilai yang terdapat pada islam
bisa digunakan dalam mencapai suatu kemajuan dan
ketenangan
Pada surat Ali Imran ayat 103 :
َ‫ف‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬ َّ‫و‬ ‫ا‬ً‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬ ِ ‫ه‬
‫اّٰلل‬ ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ح‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ ِ
‫ص‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬ َ‫و‬
َ‫ع‬ ِ ‫ه‬
‫اّٰلل‬ َ‫ت‬َ‫م‬ْ‫ع‬ِ‫ن‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬‫ا‬ َ‫ۖو‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َّ‫ر‬
ْ‫ذ‬ِ‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ َ‫ف‬َّ‫ل‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ً‫ء‬ۤ‫ا‬َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬
َ‫و‬ْ‫ِخ‬‫ا‬ ٖٓ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫م‬ْ‫ع‬ِ‫ن‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ص‬َ‫ا‬َ‫ف‬
‫ى‬ٰ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ َ‫و‬ ۚ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ة‬ َ‫ر‬ْ‫ف‬ُ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ف‬َ‫ش‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ُ ‫ه‬
‫اّٰلل‬ ُ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ي‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬ٰ‫ذ‬َ‫ك‬ ۗ ‫ا‬َ‫ه‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ‫ه‬ِ‫ت‬ٰ‫ي‬ٰ‫ا‬
َ‫ن‬ ْ‫ُو‬‫د‬َ‫ت‬ْ‫ه‬َ‫ت‬

7. Teori plato mengungkapkan bahwa tugas
etik manusia tak jarang dikaitkan dengan
kedudukan dirinya dalam bernegara,
manusia adalah makhluk sosial yang dalam
mencapai tujuan di hidupnya memerlukan
Negara.
Etika bernegara merupakan suatu
peraturan yang di dalamnya terdiri dari
perilaku yang mengharuskan masyarakat
tersebut menjalankan semua yang
menjadi tujuan dari terbentuknya Negara.
7

8. Etika Berbisnis Dalam Islam dan Umum
Pada umumnya, etika terdiri dari etika umum dan etika khusus. Etika
Umum ini ialah norma dan nilai moral umum, keadaan dasar perilaku etis
manusia, bagaimana orang membuat putusan etis, teori etika, sistem
berpegang teguh (yang terpenting hati nurani), dll. Saya. Etika umum
salah satu ilmu atau filsafat moral dapat dikatakan sebagai etika teoretis,
tetapi arti tersebut bukan karena etika selalu mengacu pada perilaku dan
keadaan mudah dan terjadi dalam kehidupan manusia sehari-harinya, bukan
hanya teoretis. Etika khusus, di sisi lain, ialah penerapan asas atau aturan
moral dibidang kehidupan tertentu.
8

9. Kajian al-Qur'an tentang etika bisnis ialah bagian aturan dari ilmu ekonomi
, dan bagian positif dari ilmu tersebut adalah penelitian empiris tentang apa
yang sebenarnya terjadi, mengikuti atau tidak mengikuti garis Islam . Lahir
ketika dilakukan. Ekonomi adalah bagian dari kehidupan. Tapi itu bukanlah
fondasi dari gedung maupun tujuan disertasi Islam. Ekonomi bukan juga
simbol kemajuan Ummah. Ekonomi Islam ialah titik awal dari Tuhan, dan
Tuhan mempunyai hasil akhir.
Umat Islam, individu dan kelompok di bidang ekonomi atau bisnis, di lain sisi,
diberi kebebasannya untuk mendapatkan laba yang besar. Tetapi di lain sisi,
ia terikat oleh iman dan etika (akhlak) dan tidak dapat investas modal atau
menggunakan kekayaannya sepenuhnya secara bebas.
9

10. Terima Kasih
10