Stress-Strain Curves for Metals, Ceramics and PolymersLuís Rita
Homework II - Biomaterials Science
We are interested about studying and comparing stress-strain curves of metals, ceramics and polymers. Primarily, differences are due to their different chemical bonding properties.
IST - 4th Year - 2nd Semester - Biomedical Engineering.
Stress-Strain Curves for Metals, Ceramics and PolymersLuís Rita
Homework II - Biomaterials Science
We are interested about studying and comparing stress-strain curves of metals, ceramics and polymers. Primarily, differences are due to their different chemical bonding properties.
IST - 4th Year - 2nd Semester - Biomedical Engineering.
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 1 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. Uji Kekerasan (1)
• Kekerasan : Ketahanan terhadap deformasi plastis
• Uji kekerasan:
- mudah dan relatif murah,
- tidak merusak
- sifat material lain (mis: kekuatan tarik) dapat diestimasi
dari data kekerasan
3. Uji Kekerasan (2)
• Material mempunyai kekerasan tinggi :
- logam kuat biasanya keras
- mempunyai ketahanan yang tinggi
terhadap deformasi plastis
- mempunyai ketahanan terhadap aus
yang baik
6. Uji Kekerasan Goresan (1)
• Kekerasan didasarkan pada kemampuan
mineral untuk tergores dan tidak tergores oleh
mineral standar
• Skala: Mohs (1-10)
7. Uji Kekerasan Goresan (2)
• Diamond adalah mineral paling keras
diberi skala 10
• Talc adalah mineral paling lunak diberi
skala 1
• Kekerasan material terletak diantara dua
skala
- Contoh: baja tergores oleh orthoclase
dan tidak tergores oleh apatite. Kekerasan
baja terletak antara 5 dan 6 pada skala
8. Uji Kekerasan Brinell
• Prinsip : menekan indenter pada permukaan
benda yang diuji kekerasannya
• Penekan (indenter) berbentuk bola baja yang
dikeraskan/tungsten carbide (dia=10 mm)
• Gaya untuk menekan 500-3000 kg
• Waktu penekanan ~ 10 - 30 detik
• Diameter bekas penekanan diukur
(dengan mikroskop)
• Harga kekerasan Brinell (BHN atau HB) :
2
2
2
2
2
2
.
penekanan
bekas
luas
tekan
gaya
d
D
D
D
P
d
D
D
D
P
BHN
9. Uji Kekerasan Vickers
• Indenter: intan berbentuk piramid dengan sudut
yang berlawanan sebesar 136o
• Beban: 1-1000 gram
• Merupakan microhardness testing (beban dan
ukuran indenter kecil)
• Untuk benda berukuran kecil
10. Uji Kekerasan Rockwell (1)
• Indenter dari bola baja yang dikeraskan atau
intan ditekan pada permukaan benda uji dengan
cara memberikan beban minor dan major
• Yang diukur adalah dalamnya bekas penekanan
11. Uji Kekerasan Rockwell (2)
• Berdasarkan beban minor dan major uji kekerasan Rockwell dapat
dibagi 2 tipe
1. Rockwell
- minor load: 10 kg
- major load: 60,100,150 kg
Skala dinyatakan dengan simbol HR diikuti identifikasi skala yang
sesuai.
Contoh: 80 HRB artinya kekerasan Rockwell 80 pada skala B
2. Superficial Rockwell
- untuk benda tipis
- minor load: 3 kg
- major load: 15, 30, 45 kg
Contoh: 60 HRW artinya kekerasan superficial 60 pada skala 30W
16. Uji Impak (1)
• Tujuan :
1. Mengukur ketahanan material terhadap
pembebanan yang tiba-tiba
2. Mengukur energi impak atau energi yang
diabsorbsi sebelum patah
3. Menentukan temperatur transisi dari ulet ke getas
(ductile to brittle transition)
• Metode pengujian :
1. Charpy test
2. Izod test
18. Uji Impak (3)
• Prosedur:
- spesimen diletakkan mendatar pada penjepit
- palu pemukul (pendulum) diatur pada
ketinggian tertentu
- palu dilepaskan yang kemudian menumbuk
spesimen
- energi yang diserap spesimen ditentukan
berdasarkan perbedaan potensial sebelum
dan sesudah penumbukan
19. Jenis Patahan
• Patah ulet
- patahan buram, menyerap cahaya, terjadi deformasi plastis
- energi yang diabsorsi tinggi
• Patah getas
- patahan berkilat, memantulkan cahaya, tidak didahului deformasi
plastis
- energi yang diabsorbsi rendah
21. Transisi Ductile-Brittle (2)
• Tidak semua material menunjukkan
transisi ulet ke getas. Material FCC (mis:
alumunium, copper based alloy) tetap ulet
meskipun pada temperatur sangat rendah
• Pada material BCC dan HCP temperatur
transisi tergantung pada komposisi
paduan dan stuktur mikro
22. Transisi Ductile-Brittle (3)
• Struktur yang terbuat dari material yang
menunjukkan sifat bertransisi dari duktil ke getas
harus digunakan di atas temperatur transisi untuk
menghindari terjadinya patah getas
• Kasus: patahnya kapal Liberty Ships (WWII),
Titanic
23. Kelelahan (Fatigue)
• Kelelahan (Fatigue) : kegagalan yang terjadi pada
struktur yang mengalami tegangan dinamis dan fluktuatif
(mis: jembatan, pesawat terbang, komponen mesin)
• Kegagalan terjadi setelah struktur mengalami tegangan
yang berulang-ulang dalam periode yang panjang
• Kegagalan terjadi pada tegangan di bawah tegangan
tarik atau tegangan yield
• Penyebab ~90% kegagalan pada struktur yang terbuat
dari logam
26. Pengujian Kelelahan (2)
• Batas kelelahan (Fatigue Limit): tegangan terbesar
dimana material dapat menahan jumlah siklus yang tidak
terbatas tanpa mengalami kegagalan
• Untuk kebanyakan baja:
batas kelelahan = 30-60% dari kekuatan tarik
• Kebanyakan non ferrous alloys (mis: alumunium, copper,
magnesium) tidak mempunyai batas kelelahan
27. Pengujian Kelelahan (3)
• Kekuatan lelah (Fatigue Strength) :
tegangan dimana terjadi kegagalan untuk
jumlah siklus tertentu (mis: 107 siklus)
• Umur kelelahan (Fatigue Life): banyaknya
siklus yang menyebabkan kegagalan
untuk besar tegangan tertentu
28. Fatigue Failure
• Proses kegagalan fatigue :
- mulai terjadinya retak (crack)
- perambatan retak
- kegagalan akhir
29. Menaikkan Umur Kelelahan
1. Perbaikan desain struktur: Menghilangkan
konsentrasi tegangan
2. Proses Pengerjaan pada permukaan
- Shoot Peening dan carburizing
bad
bad
better
better
C-rich gas
put
surface
into
compression
shot
30. Mulur (Creep)
• Creep: Deformasi yang terjadi akibat tegangan
konstan pada temperatur tinggi
Mis: turbin rotor pada mesin jet, pembangkit uap
• Terjadi pada temperatur , T > 0.4 Tm
( Tm= temperatur cair absolut)
31. Mulur (2)
• 3 daerah pada kurva mulur
- primary atau transient creep: laju mulur
menurun
- secondary atau steady state creep: laju mulur
konstan
- tertiary creep: laju mulur mengalami
percepatan sampai rupture (failure)
Parameter desain :
- steady state creep rate
- time to rupture atau rupture lifetime, tr