Trauma pada mata dapat berupa fisik, kimia, atau fisis. Trauma fisik terbagi menjadi tumpul dan tajam, sedangkan trauma kimia terbagi menjadi asam dan basa. Penatalaksanaan trauma mata meliputi irigasi, reepitelisasi kornea, pengendalian peradangan, pencegahan infeksi, pengendalian tekanan intraokular, dan penurunan nyeri.
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau reaksi alergi, dan memiliki berbagai manifestasi klinis seperti mata merah dan penglihatan kabur."
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma, penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik dan gangguan penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan glaukoma serta faktor risikonya.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis konjungtivitis dan gejalanya.
2. Terdapat konjungtivitis bakteri, virus, jamur, dan alergi, yang dibedakan berdasarkan gejala klinis seperti sekret, pembengkakan, dan jenis sel radang.
3. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, virus, atau kekurangan vitamin A.
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau reaksi alergi, dan memiliki berbagai manifestasi klinis seperti mata merah dan penglihatan kabur."
Dokumen tersebut membahas tentang glaukoma, penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik dan gangguan penglihatan. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, klasifikasi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan glaukoma serta faktor risikonya.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis konjungtivitis dan gejalanya.
2. Terdapat konjungtivitis bakteri, virus, jamur, dan alergi, yang dibedakan berdasarkan gejala klinis seperti sekret, pembengkakan, dan jenis sel radang.
3. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, virus, atau kekurangan vitamin A.
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan gangguan penghidu, mulai dari anatomi hidung, fisiologi penghidu, jenis-jenis gangguan penghidu, etiopatogenesis, pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi dan sensori, penatalaksanaan, serta prognosis gangguan penghidu.
Glaukoma adalah neuropati optik kronik yang ditandai dengan pencekungan diskus optik dan penyempitan lapangan pandang yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokular. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan intraokular seperti produksi cairan akueus, resistensi aliran, dan tekanan vena episklera. Glaukoma dapat dibedakan menjadi primer, kongenital, dan sekunder berdasarkan etiologinya. Diagnosis gl
Laki-laki berusia 50 tahun mengalami penglihatan kabur pada mata kiri yang sudah dirasakan sejak 9 tahun lalu. Pemeriksaan menemukan visus mata kiri 1/300 dengan lensa yang keruh, didiagnosis menderita katarak senil matur pada mata kiri.
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 57 tahun dengan keluhan nyeri dan kemerahan pada mata kiri selama 3 minggu. Pemeriksaan menemukan tekanan intraokular tinggi pada mata kiri, dan didiagnosis menderita glaukoma sudut tertutup akut. Penatalaksanaan dilakukan dengan obat-obatan dan iridektomi.
This document provides an overview of corneal anatomy, functions, diseases, and infections. It discusses the layers of the cornea and their roles. Common corneal conditions described include keratitis (inflammation of the cornea), which can be caused by bacteria, viruses, fungi, or non-infectious factors. Bacterial keratitis often presents with ulcers and infiltrates in the cornea and can lead to worsening infection if not treated promptly. Viral keratitis is commonly caused by herpes simplex or zoster viruses. Allergic and neurotrophic keratitis are also summarized. The document emphasizes the importance of prompt treatment for large corneal ulcers to prevent complications like corneal perforation.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma mata yang dapat terjadi akibat tindakan sengaja atau tidak sengaja yang menimbulkan cedera pada mata. Jenis trauma mata meliputi trauma tajam yang disebabkan benda tajam, trauma tumpul yang disebabkan benda tumpul, dan trauma kimia. Dokumen ini juga menjelaskan penatalaksanaan awal dan tindakan medis untuk berbagai jenis cedera mata.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah: (1) Mata malas atau ambliopia adalah penurunan tajam penglihatan satu atau dua mata tanpa adanya kelainan struktural pada mata, (2) Penyebabnya antara lain mata juling, perbedaan refraksi mata yang besar, dan adanya penghambat penglihatan sejak awal, (3) Pengobatan meliputi menghilangkan penyebab, oklusi mata yang lebih baik, dan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit mata, meliputi definisi, klasifikasi, gejala, dan metode pemeriksaan penyakit mata seperti keratitis, konjungtivitis, glaukoma, katarak, dan penyakit mata lainnya."
Dokumen tersebut membahas tentang ambliopia atau "mata malas", yang merupakan penurunan ketajaman penglihatan yang disebabkan oleh gangguan perkembangan penglihatan akibat kurangnya input visual pada awal kehidupan. Dokumen ini menjelaskan epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan ambliopia.
Makalah ini membahas tentang trauma pada mata yang dapat terjadi akibat berbagai sebab seperti kecelakaan, kecelakaan kerja, perkelahian, dan kecelakaan saat bermain. Trauma mata dapat berdampak ringan hingga parah seperti kebutaan atau kehilangan mata. Untuk itu, diperlukan tindakan cepat berupa pemeriksaan dan pertolongan agar fungsi penglihatan tetap terjaga.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis bedah mata, yaitu eviserasi, enukleasi, eksenterasi, dan operasi katarak. Eviserasi adalah pengangkatan isi bola mata dengan meninggalkan bagian luar. Enukleasi meliputi pengangkatan seluruh isi dan saraf mata. Eksenterasi digunakan untuk mengangkat seluruh orbit mata. Operasi katarak telah mengalami 4 gelombang perkembangan teknologi mulai dari pembed
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan gangguan penghidu, mulai dari anatomi hidung, fisiologi penghidu, jenis-jenis gangguan penghidu, etiopatogenesis, pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi dan sensori, penatalaksanaan, serta prognosis gangguan penghidu.
Glaukoma adalah neuropati optik kronik yang ditandai dengan pencekungan diskus optik dan penyempitan lapangan pandang yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokular. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan intraokular seperti produksi cairan akueus, resistensi aliran, dan tekanan vena episklera. Glaukoma dapat dibedakan menjadi primer, kongenital, dan sekunder berdasarkan etiologinya. Diagnosis gl
Laki-laki berusia 50 tahun mengalami penglihatan kabur pada mata kiri yang sudah dirasakan sejak 9 tahun lalu. Pemeriksaan menemukan visus mata kiri 1/300 dengan lensa yang keruh, didiagnosis menderita katarak senil matur pada mata kiri.
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 57 tahun dengan keluhan nyeri dan kemerahan pada mata kiri selama 3 minggu. Pemeriksaan menemukan tekanan intraokular tinggi pada mata kiri, dan didiagnosis menderita glaukoma sudut tertutup akut. Penatalaksanaan dilakukan dengan obat-obatan dan iridektomi.
This document provides an overview of corneal anatomy, functions, diseases, and infections. It discusses the layers of the cornea and their roles. Common corneal conditions described include keratitis (inflammation of the cornea), which can be caused by bacteria, viruses, fungi, or non-infectious factors. Bacterial keratitis often presents with ulcers and infiltrates in the cornea and can lead to worsening infection if not treated promptly. Viral keratitis is commonly caused by herpes simplex or zoster viruses. Allergic and neurotrophic keratitis are also summarized. The document emphasizes the importance of prompt treatment for large corneal ulcers to prevent complications like corneal perforation.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma mata yang dapat terjadi akibat tindakan sengaja atau tidak sengaja yang menimbulkan cedera pada mata. Jenis trauma mata meliputi trauma tajam yang disebabkan benda tajam, trauma tumpul yang disebabkan benda tumpul, dan trauma kimia. Dokumen ini juga menjelaskan penatalaksanaan awal dan tindakan medis untuk berbagai jenis cedera mata.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah: (1) Mata malas atau ambliopia adalah penurunan tajam penglihatan satu atau dua mata tanpa adanya kelainan struktural pada mata, (2) Penyebabnya antara lain mata juling, perbedaan refraksi mata yang besar, dan adanya penghambat penglihatan sejak awal, (3) Pengobatan meliputi menghilangkan penyebab, oklusi mata yang lebih baik, dan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit mata, meliputi definisi, klasifikasi, gejala, dan metode pemeriksaan penyakit mata seperti keratitis, konjungtivitis, glaukoma, katarak, dan penyakit mata lainnya."
Dokumen tersebut membahas tentang ambliopia atau "mata malas", yang merupakan penurunan ketajaman penglihatan yang disebabkan oleh gangguan perkembangan penglihatan akibat kurangnya input visual pada awal kehidupan. Dokumen ini menjelaskan epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan ambliopia.
Makalah ini membahas tentang trauma pada mata yang dapat terjadi akibat berbagai sebab seperti kecelakaan, kecelakaan kerja, perkelahian, dan kecelakaan saat bermain. Trauma mata dapat berdampak ringan hingga parah seperti kebutaan atau kehilangan mata. Untuk itu, diperlukan tindakan cepat berupa pemeriksaan dan pertolongan agar fungsi penglihatan tetap terjaga.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis bedah mata, yaitu eviserasi, enukleasi, eksenterasi, dan operasi katarak. Eviserasi adalah pengangkatan isi bola mata dengan meninggalkan bagian luar. Enukleasi meliputi pengangkatan seluruh isi dan saraf mata. Eksenterasi digunakan untuk mengangkat seluruh orbit mata. Operasi katarak telah mengalami 4 gelombang perkembangan teknologi mulai dari pembed
Pasien mengalami konjungtivitis yang ditandai dengan mata merah, gatal dan berair serta bengkaknya palpebra. Pemeriksaan menunjukkan hiperemia konjungtiva bulbi dan palpebra tanpa gangguan fungsi mata. Diagnosis kemungkinan besar konjungtivitis bakteri, virus atau alergi, namun diperlukan pemeriksaan lanjut untuk menegakkan diagnosis pasti.
Dokumen tersebut membahas tentang askep trauma mata. Secara ringkas dibahas tentang berbagai jenis trauma mata seperti trauma tumpul, tajam, termal, kimia, dan radiasi yang dapat menyebabkan berbagai cedera seperti hematoma, ruptura kornea, hifema, iridoplegia, hemoragi vitreus, dan lainnya. Dokumen juga menjelaskan tanda, gejala, dan penatalaksanaan dari berbagai cedera mata tersebut.
Trauma mata dapat mengenai berbagai bagian mata dari kornea hingga retina dan menyebabkan berbagai gangguan seperti perdarahan, kebutaan, bahkan kehilangan mata. Jenis trauma mata meliputi trauma fisik, kimiawi, dan termal yang menimbulkan berbagai gejala seperti penglihatan kabur, perdarahan, dan kebutaan. Diagnosa dan penanganan trauma mata memerlukan pemeriksaan mata serta radiologi dan terapi obat untuk m
1. Trauma mata dapat disebabkan secara sengaja maupun tidak sengaja dan dapat menyebabkan cedera ringan hingga parah bahkan kebutaan.
2. Jenis trauma mata terbagi menjadi trauma mekanis, kimia, dan termal yang dapat menyebabkan berbagai kelainan seperti edema, erosi, dan perdarahan di bagian mata.
3. Pengobatan trauma mata meliputi istirahat total, pemberian obat untuk menghentikan perdarahan, menur
Program kesehatan usia lanjut di Sumatera Barat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, produktivitas, dan ketergunaan usia lanjut melalui peningkatan pembinaan dan pelayanan kesehatan, serta koordinasi antara lembaga pemerintah dan swasta. Program ini meliputi peningkatan layanan kesehatan dasar di puskesmas dan rumah sakit, penyuluhan kesehatan, perawatan di rumah, serta pemberdayaan kelompok usia lanjut.
Konjungtivitis adalah radang pada selaput lendir mata yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kebersihan yang kurang, pemakaian lensa kontak, bakteri, virus, jamur, alergi, asap, angin, dan sinar matahari. Gejala konjungtivitis antara lain mata merah, bengkak, kotor, berair, dan mudah menular pada kedua mata. Penanganannya meliputi meningkatkan kebersihan, menghindari kontak bers
1) Trauma mata dapat menyebabkan nyeri akibat peningkatan tekanan intraokuler dan kerusakan organ mata seperti kornea dan uvea;
2) Hal ini dapat menimbulkan gangguan persepsi sensori seperti penglihatan kabur dan penurunan visus;
3) Pasien mengalami ansietas karena kekhawatiran akan fungsi penglihatan dan diperlukannya tindakan pembedahan.
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi medis yang terkait dengan mata seperti hyphema (perdarahan di bilik mata depan), kontusi mata, trauma kimia dan benda asing di mata, serta penatalaksanaannya seperti irigasi, pengeluaran benda asing, dan pemberian obat-obatan seperti antibiotik dan sikloplegik. Juga dibahas tentang tumor orbita seperti melanoma yang dapat menyebar dan penatalaksanaannya meliputi enukleasi,
Dokumen tersebut membahas tentang envenomasi (keracunan akibat bisa) yang dapat terjadi akibat gigitan atau sengatan dari berbagai hewan seperti ular berbisa, mamalia beracun, serangga beracun, dan hewan laut beracun. Dokumen ini juga menjelaskan gejala klinis dan penatalaksanaan yang perlu dilakukan untuk berbagai jenis envenomasi tersebut.
Satuan acara penyuluhan membahas tentang penanganan katarak. Materi penyuluhan mencakup definisi, penyebab, jenis, gejala, pencegahan, dan pengobatan katarak. Penyuluhan dilakukan selama 30 menit untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat desa tentang katarak.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti penuaan, trauma, dan penyakit. Kekeruhan lensa menyebabkan penglihatan kabur dan akhirnya buta. Pengobatan terbaik untuk katarak adalah operasi yang mengeluarkan lensa keruh dan menggantikannya dengan lensa buatan. Operasi katarak dapat memulihkan penglihatan pasien.
2. A. Pengertian
Kedaruratan mata adalah keadaan yg mengancam
tajam penglihatan seseorang berupa penurunan tajam
penglihatan sampai terjadinya kebutaan (Roper- hall,
1990, FI UI 1982, perhimpunan indonesia 1994).
B. Klasifikasi
Kegawatdaruratan (emergency) dibidang oftalmologi
(penyakit mata) diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu:
• Sangat gawat
• Gawat
• Semi gawat
3. Sangat Gawat
Yang dimaksudkan dengan keadaan sangat gawat
yaitu keadaan / kondisi pasien yg memerlukan
tindakan yg hrs sudah diberikan dalam waktu
beberapa menit. Terlambat sebentar sj dpt
mengakibatkan kebutaan.
Dalam situasi ini mata akan mengalami
kebutaan/cacat yg menetap dgn penurunan
penglihatan yg berat dlm waktu beberapa detik
sampai beberapa menit saja bila tidak segera
mendapatkan pertolongan yg tepat.
4. Kondisi pasien yang termasuk dalam kategori ini
adalah : luka bakar kimia (luka bakar karena
alkali/basa dan luka bakar asam)
Gambar Trauma pd Mata Akibat Bahan Kimia Asam
5. Gawat
Diagnosis dan pengobatan sudah harus diberikan dalam
satu atau beberapa jam. Bila pertolongan tidak diberikan
maka penderita akan mengalami hal yang sama seperti
disebutkan pada sight threatening condition.
Semi gawat
Bila mungkin pengobatan sudah diberikan dalam
beberapa hari/minggu. Situasi ini tidak akan
menimbulkan kebutaan meskipun mungkin menimbulkan
suatu penderitaan subyektif pada pasien bila terabaikan
pasien mungkin dapat masuk kedalam keadaan ”mayor
condition”.
6. C. Macam2 bentuk trauma pada mata antara lain :
1. Trauma Fisik atau mekanik meliputi trauma tumpul
dan trauma tajam
2. Trauma Khemis meliputi trauma khemis basa, cuka,
asam-asam dilaboratorium dan gas air mata.
3. Trauma Fisis meliputi trauma termal dan trauma
bahan radioaktif.
7. • Trauma Fisik atau Mekanik
Trauma mekanik pada mata sering menyebabkan kebutaan
unilateral pd anak-anak dan orang dewasa muda. Pada
kelompok inilah trauma pada mata sering terjadi (50%)
yaitu umur kurang dari 18 tahun.
Meskipun mata telah mendapat perlindungan juga dengan
telah dibuatnya macam-macam alat untuk melindungi mata,
tetapi frekwensi kecelakaan masih tinggi. Pada anak-anak
kecelakaan mata biasanya terjadi akibat main panahan,
ketepel, senapan angin atau akibat lemparan, tusukan dari
gagang mainan.
8. Trauma mekanik pada mata dibedakan ada 2 macam yaitu :
trauma mekanik tumpul dan trauma mekanik tajam.
1.Trauma Mekanik Tumpul
a. Pengertian
Trauma pd mata akibat benturan mata dengan benda yg relatif
besar, tumpul, keras maupun tidak keras. Trauma tumpul pada
mata dpt mengenai organ eksterna (orbita dan palpebra) atau
interna (konjungtiva, kornea, iris atau badan silier, lensa,
korpus vitreus, retina dan nervus optikus.
b. Etiologi
Terpukul, terkena bola tenis atau shutlecock, membuka tutup
botol tidak menggunakan alat, katapel
9. c. Tanda Dan Gejala
Rongga Orbita : rongga yg tdd bola mata dan 7 ruas tulang
yg membentuk dinding orbita (lakrimal, ethmoid, sfenoid,
frontal, maksila,platinum dan zigomatikus).jika pd trauma
mengenai rongga orbita maka akan terjadi fraktur orbita,
kebutaan(jika mengenai saraf), perdarahan di dalam rongga
orbita, gangguan gerakan bola mata.
Palpebra
Kelopak atau palpebra mpy fungsi melindungi bola mata,
serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk
air mata di depan kornea.
10.
Palpebra mrpkn alat penutup mata yg berguna untuk
melindungi bola mat thdp trauma. Jika terjadi trauma pd
palpebra maka akan terjadi hematome.
Edema palpebra
kelopak mata tdk membuka
dengan sempurna (ptosis).
Konjungtiva : Perdarahan sub konjungtiva
Kornea : Penglihatan kabur, kornea keruh, erosi/abrasi,
mata berair, fotofobia
Iris /badan silier : Iridodialis (iris terlepas dr insersinya.
12. Lensa
Subluksasi lensa mata (perpindahan tempat).
Korpus vitreus
Perdarahan korpus vitreus
Retina
Edema makula retina, ablasio retina, lapang pandang
terganggu dan penurunan tekanan bola mata.
Nervus optikus : terlepas/putus (avulsio) shg
menimbulkan kebutaan.
13. d. penatalaksanaan
tirah baring sempurna dlm posisi fowler utk menimbulkan
gravitasi
membantu keluarnya hifema dari mata.
Berikan kompres es
Pemantauan tajam penglihatan
Batasi pergerakan mata selama 3-5 hari
Batasi membaca dan melihat tv
Pantau aktivitas
Stimulasi sensorik spt musik dan perbincangan
Berikan diet lunak
Tetes mata siklopegik spt atropin
istirahat mata
14. Lindungi mata dgn kasa
Laporkan bila nyeri mata mendadak
indikasi
perdarahan ulang.
Persiapan parasentesis (pengeluaran hifema), indikasi :
• hifema penuh sampai pupil dan berwarna hitam
• hifema yg tdk bisa sembuh/berkurang dengan perawatan
konvensional selama 5 hari
• hifema dengan peningkatan TIO yg tdk dpt diatasi dgn
obat2tan
• tetrlihat tanda – tanda imbibisi kornea.
15. 2. Trauma Mekanik Tajam
a. Pengertian
Trauma pd mata akibat benda tajam/benda asing yg masuk
ke mata.
b. Etiologi
Disebabkan benda tajam/benda asing yg masuk ke mata
spt kaca, logam/partikel kayu berkecepatan tinggi,percikan
proses pengelasan dan peluru.
16.
17.
18.
19.
c. Tanda Dan Gejala
Orbita : kebutaan, ptosis, perubahan posisi bola mata
Palpebra : ptosis yg permanen(jika mengenai levator
apoeurosis)
Saluran lakrimal : gangguan sistem ekskresi air mata
Konjungtiva : robekan konjungtiva, perdarahan sub
konjungtiva
Kornea, iris dan badan silier, lensa, korpus vitreus : prolaps
jaringan iris,penurunan tio adanya luka pd kornea, edema.
Koroid dan kornea : luka perforasi yg luas pd sklera,
perdarahan korpus vitreus dan ablasio retina.
20. d. Penatalaksanaan
Sebelum tiba di RS
Mata tdk boleh dibebat dan diberikan perlindungan tanpa
kontak
Tdk boleh dilakukan manipulasi yg brlrbihan dan penekanan
bola mata
Benda asing tdk boleh dikeluarkan
Pasien di puasakan utk mengantisipasi tindakan operasi
21. Setelah tiba di RS
Pemberian antibiotik spektrum luas
Pemberian obat sedasi dan analgetik sesuai indikasi
Pemberian toksoid tetanus
Pengangkatan benda asing, tidak berhasil
Tindakan pembedahan
22. • TRAUMA KHEMIS / TRAUMA KIMIA
Trauma kimia dibagi mjd : trauma kimia asan trauma kimia
basa.
1. Pengertian
a. Trauma kimia asam adl trauma pd mata akibat substansi yang
bersifat asam dgn ph < 7.
b. Trauma kimia basa adl trauma pd mata akibat substansi yg
bersifat basa.
2. Etiologi
a. Trauma kimia asam : cuka, bahan asan di laboratorium (asam
sulfat, asm hidroklorida, asam nitrat, asam asetat, asam
kromat, asm hidroflorida).
23. b. Trauma kimia basah : sabun cuci, shampo, bahan
pembersih lantai, kapur, lem perekat.
3. Tanda dan gejala
a. Trauma kimia asam : kekeruhan pd kornea akibat tjd
koagulasi protein epitel kornea.
24. b. Trauma Kimia Basa : Kebutaan, Penggumpalan sel
kornea/keratosis, edema kornea,ulkus kornea, TIO
meningkat, jaringan parit pd kelopak, mata mjd kering
krn
pembentukan jaringan parut pd klnjar asesoris
mata, pergerakan mata terbatas, lensa mjd keruh.
4. Penatalaksanaan
a.
Trauma kimia asam
•
Irigasi jaringan yg terkena secepatnya dgn garam
fisiologi/air bersih selama 15–30 mnt utk menghilangkan
n melarutkan bahan yg mengakibatkan trauma.
•
Anastesi topikal
•
Penetralisir
natrium bikarbonat 3 %
•
Antibiotik
bila perlu
25. b. Trauma kimia basa
• Irigasi dgn garam fisiologik selama mungkin (2000 ml ±
30 mnt.
• Pemeriksaan kertas lakmus
• Antibiotik
mencegah infeksi
• Siklopegi
mengistirahatkan iris
• Anti glaukoma
mencegah glaukoma sekunder
• Steroid (7 hri pertama)
anti inflamasi
• Vit C
membentuk jaringan kolagen
• Bebat (perban) pd mata, lensa kontak lembek dan tetes
air mata buatan
• Operasi keratoplasti bila tjd gangguan penglihatan akibat
kekeruhan
26. • Trauma Fisis
1. Pengertian
a. trauma termal : misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar
matahari
b. Trauma bahan radioaktif : misalnya sinar radiasi bagi pekerja
radiologi
27. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik : dimulai dgn pengukuran dan
pencatatan ketajaman penglihatan
2. Slit lamp : untuk melihat kedalaman cedera di
segmen anterior bola mata
3. Tes fluoresin : digunakan utk mewarnai kornea shg
cedera kelihatan jelas
4. Tonometri : utk mengetahui tekanan bola mata
5. Pemeriksaan fundus yg didilatasikan dgn
oftalmoskop indirek : untuk mengetahui adanya
benda asing intraokuler
28.
29. 6 tahapan penatalaksanaan trauma mata :
a. Irigasi
b. Reepitalisasi kornea
c. Mengendalikan proses peradangan
d. Mencegah terjadinya infeksi
e. Mengendalikan TIO
f. Menurunkan nyeri