Pedoman ini membahas tentang pengembangan silabus untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2004. Silabus perlu dikembangkan oleh daerah untuk menjabarkan kompetensi dasar menjadi rencana pembelajaran yang sesuai dengan kondisi daerah. Pedoman ini menjelaskan tentang mekanisme pengembangan silabus yang melibatkan peran sekolah, dinas pendidikan, dan tingkat pusat serta format dan komponen yang harus dimuat dalam silabus."
Dokumen tersebut membahas pentingnya literasi numerasi untuk menyiapkan generasi Indonesia abad ke-21 dalam menghadapi tantangan globalisasi. Literasi numerasi merupakan kecakapan hidup yang dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, dan politik. Hasil tes internasional menunjukkan bahwa kemampuan literasi numerasi Indonesia masih perlu ditingkatkan.
1. Guru bahasa Indonesia yang mengajarkan tentang teks berita dan cara menganalisis serta menulisnya.
2. Materi pelajaran mencakup pengertian, unsur-unsur, struktur, dan kaidah kebahasaan teks berita.
3. Siswa diajak mengidentifikasi, menyimpulkan, menganalisis, dan menulis teks berita.
Terima kasih atas penjelasan Anda. Berikut tanggapan saya:
1. Tema / Topik : Bertani padi
2. Narasumber : Pak Harun
3. Waktu : -
4. Penjelasan narasumber :
Pak Harun menjelaskan betapa suburnya tanah di sawahnya. Padi-padi telah menguning bukan karena tumbuh sendiri tetapi karena kerja keras para petani. Padi bisa tumbuh subur karena petani melakukan intensifikasi pertanian dengan cara mengolah la
Dokumen tersebut membahas pentingnya literasi numerasi untuk menyiapkan generasi Indonesia abad ke-21 dalam menghadapi tantangan globalisasi. Literasi numerasi merupakan kecakapan hidup yang dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, dan politik. Hasil tes internasional menunjukkan bahwa kemampuan literasi numerasi Indonesia masih perlu ditingkatkan.
1. Guru bahasa Indonesia yang mengajarkan tentang teks berita dan cara menganalisis serta menulisnya.
2. Materi pelajaran mencakup pengertian, unsur-unsur, struktur, dan kaidah kebahasaan teks berita.
3. Siswa diajak mengidentifikasi, menyimpulkan, menganalisis, dan menulis teks berita.
Terima kasih atas penjelasan Anda. Berikut tanggapan saya:
1. Tema / Topik : Bertani padi
2. Narasumber : Pak Harun
3. Waktu : -
4. Penjelasan narasumber :
Pak Harun menjelaskan betapa suburnya tanah di sawahnya. Padi-padi telah menguning bukan karena tumbuh sendiri tetapi karena kerja keras para petani. Padi bisa tumbuh subur karena petani melakukan intensifikasi pertanian dengan cara mengolah la
Buku Guru PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2018Muhamad Yogi
Dokumen tersebut merupakan bagian dari buku guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs kelas IX yang mencakup penjelasan tentang kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan petunjuk umum tentang penggunaan buku guru.
Model pengembangan sistem pembelajaran Dick dan Carey menggunakan 10 tahapan proses, dimulai dari analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran, melalui pengembangan dan evaluasi materi serta strategi pembelajaran, hingga merevisi pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi formatif. Komponen model ini meliputi pembelajar, materi, dan lingkungan pembelajaran yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI dengan fokus berbagai keterampilan berbahasa dan sastra. Ada 4 model pembelajaran yang dijelaskan yaitu dengan fokus mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap model diuraikan langkah-langkah dan tekniknya sesuai karakteristik masing-masing keterampilan.
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan kelas khusus bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai kepada siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan ini memiliki fungsi preventif untuk mencegah hambatan belajar, fungsi kompensasi untuk mengkompensasi kekurangan siswa, dan fungsi intervensi untuk memberikan intervensi pada masalah-masalah tertentu. Prinsip-prinsipnya mencakup kasih sayang, layanan individual, kesiapan, keperaga
Cerita ini menceritakan tentang perjalanan cinta seorang siswi bernama Nessa dengan kekasihnya Asep. Awalnya hubungan mereka berjalan lancar hingga suatu hari Asep memutuskan hubungan mereka secara sepihak melalui telepon dan mengatakan ingin sendiri. Nessa sangat terpukul menerima keputusan sepihak ini namun berusaha menerimanya walaupun hatinya sangat sulit untuk melepas cinta yang tulus
Kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasiFatmalasari3
Teks tersebut membahas kaidah-kaidah kebahasaan yang digunakan dalam penulisan laporan hasil observasi, termasuk penggunaan kalimat definisi, kata hubung, jenis-jenis kalimat, dan penggunaan data numerik untuk menunjang deskripsi objek yang diamati.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kinerja guru, dimana terdapat penjelasan mengenai empat kompetensi utama yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional beserta indikator-indikator pencapaian masing-masing kompetensi."
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran terpadu dengan model webbed yang berfokus pada tema keluarga. Model webbed ini menekankan pembelajaran sambil beraksi dan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran seperti IPA, IPS, Matematika, PKN, dan Bahasa Indonesia dengan tema tersebut.
Pedoman ini memberikan panduan bagi pelaksanaan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 di sekolah oleh guru inti, kepala sekolah, dan pengawas sekolah untuk membantu guru dalam memahami dan menerapkan Kurikulum 2013 secara efektif dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas landasan hukum yang mengatur pembiayaan pendidikan di Indonesia. Beberapa pasal dalam UUD, UU Sisdiknas, dan peraturan pemerintah mengatur bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan dana pendidikan minimal 20% APBN dan APBD, serta menjamin akses pendidikan dasar bagi seluruh warga negara. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen biaya yang perlu dihitung dalam menetapkan stand
Buku ini memberikan panduan bagi guru dalam merancang kegiatan belajar mengajar yang efektif sesuai dengan kurikulum 2004. Buku ini menjelaskan tujuh ciri kegiatan belajar mengajar yang efektif yaitu berpusat pada siswa, memberikan pengalaman belajar nyata, mengembangkan keterampilan sosial siswa, serta memfasilitasi siswa untuk membangun pemahaman secara mandiri.
Buku Guru PPKn Kelas IX Edisi Revisi 2018Muhamad Yogi
Dokumen tersebut merupakan bagian dari buku guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs kelas IX yang mencakup penjelasan tentang kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan petunjuk umum tentang penggunaan buku guru.
Model pengembangan sistem pembelajaran Dick dan Carey menggunakan 10 tahapan proses, dimulai dari analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran, melalui pengembangan dan evaluasi materi serta strategi pembelajaran, hingga merevisi pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi formatif. Komponen model ini meliputi pembelajar, materi, dan lingkungan pembelajaran yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Dokumen tersebut membahas model-model pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI dengan fokus berbagai keterampilan berbahasa dan sastra. Ada 4 model pembelajaran yang dijelaskan yaitu dengan fokus mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap model diuraikan langkah-langkah dan tekniknya sesuai karakteristik masing-masing keterampilan.
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan kelas khusus bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai kepada siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan ini memiliki fungsi preventif untuk mencegah hambatan belajar, fungsi kompensasi untuk mengkompensasi kekurangan siswa, dan fungsi intervensi untuk memberikan intervensi pada masalah-masalah tertentu. Prinsip-prinsipnya mencakup kasih sayang, layanan individual, kesiapan, keperaga
Cerita ini menceritakan tentang perjalanan cinta seorang siswi bernama Nessa dengan kekasihnya Asep. Awalnya hubungan mereka berjalan lancar hingga suatu hari Asep memutuskan hubungan mereka secara sepihak melalui telepon dan mengatakan ingin sendiri. Nessa sangat terpukul menerima keputusan sepihak ini namun berusaha menerimanya walaupun hatinya sangat sulit untuk melepas cinta yang tulus
Kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasiFatmalasari3
Teks tersebut membahas kaidah-kaidah kebahasaan yang digunakan dalam penulisan laporan hasil observasi, termasuk penggunaan kalimat definisi, kata hubung, jenis-jenis kalimat, dan penggunaan data numerik untuk menunjang deskripsi objek yang diamati.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kinerja guru, dimana terdapat penjelasan mengenai empat kompetensi utama yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional beserta indikator-indikator pencapaian masing-masing kompetensi."
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran terpadu dengan model webbed yang berfokus pada tema keluarga. Model webbed ini menekankan pembelajaran sambil beraksi dan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran seperti IPA, IPS, Matematika, PKN, dan Bahasa Indonesia dengan tema tersebut.
Pedoman ini memberikan panduan bagi pelaksanaan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 di sekolah oleh guru inti, kepala sekolah, dan pengawas sekolah untuk membantu guru dalam memahami dan menerapkan Kurikulum 2013 secara efektif dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas landasan hukum yang mengatur pembiayaan pendidikan di Indonesia. Beberapa pasal dalam UUD, UU Sisdiknas, dan peraturan pemerintah mengatur bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan dana pendidikan minimal 20% APBN dan APBD, serta menjamin akses pendidikan dasar bagi seluruh warga negara. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen biaya yang perlu dihitung dalam menetapkan stand
Buku ini memberikan panduan bagi guru dalam merancang kegiatan belajar mengajar yang efektif sesuai dengan kurikulum 2004. Buku ini menjelaskan tujuh ciri kegiatan belajar mengajar yang efektif yaitu berpusat pada siswa, memberikan pengalaman belajar nyata, mengembangkan keterampilan sosial siswa, serta memfasilitasi siswa untuk membangun pemahaman secara mandiri.
KBK 05. pengelolaan kurikulum di sekolahJasmin Jasin
Dokumen tersebut membahas perubahan kurikulum 2004 dibandingkan dengan kurikulum 1994, termasuk perbedaan utama penekanan pada penguasaan kompetensi dan dampak perubahan terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas yang berfokus pada pengembangan kompetensi individual siswa melalui berbagai aktivitas belajar.
"[Ringkasan]"
Dokumen membahas tentang kebijakan pengembangan kurikulum di Indonesia yang mendorong penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP memberi otonomi kepada sekolah untuk menyusun kurikulum sendiri dengan mempertimbangkan kondisi sekolah dan lingkungan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pengawas sekolah memiliki peran penting dalam membimbing penyusunan KTSP di sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang model dan contoh program pengembangan diri untuk sekolah menengah pertama. Dokumen ini memberikan panduan struktur program pengembangan diri melalui pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler serta contoh-contoh program dan laporan terkait."
Buku 1 Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian BerkelanjutanGuru Online
Buku pedoman ini membahas pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi secara berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan. Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan, dan keterampilan guru guna meningkatkan mutu pendidikan.
Makalah ini membahas mengapa KTSP sulit diterapkan di Indonesia. Beberapa sebabnya adalah keterbatasan guru dalam membuat kurikulum sesuai KTSP, workshop KTSP belum cukup untuk mempersiapkan guru, dan masih lemahnya pengertian kepala sekolah dan ketersediaan guru bermutu untuk menerapkan KTSP.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yang mencakup tujuan, ruang lingkup, dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik untuk setiap kelas.
Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA/MA Kota Yogyakarta membahas tiga hal utama: (1) persiapan implementasi meliputi pemahaman garis besar Kurikulum Merdeka, regulasi, dan penyiapan ekosistem sekolah; (2) penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah yang berpusat pada peserta didik dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan; (3) pengorganisasian pembelajaran meliputi intrakurikuler, proyek profil pelajar Panc
Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan
pemenuhan beban kerja dan kewajiban guru TIK dan guru KKPI
yang memuat beban kerja, kewajiban dan uraian tugas guru TIK
dan guru KKPI. Mudah-mudahan dengan adanya kejelasan peran
guru TIK dan guru KKPI, mutu pembelajaran di sekolah menjadi
lebih baik.
This document provides an introduction to the Michigan Curriculum Framework, which aims to help schools design, implement, and assess their core content area curricula based on rigorous state content standards. It emphasizes aligning curriculum, instruction, and assessment to these standards to increase student achievement and emphasizes using data and research-supported practices to continuously improve schools. The framework is intended to help schools realize Michigan's vision that all students will develop the knowledge and skills to lead productive lives.
Dokumen tersebut merangkum standar kompetensi mata pelajaran Ekonomi untuk SMA dan MA yang mencakup tujuan pembelajaran ekonomi, ruang lingkup materi pelajaran, dan kompetensi yang harus dikuasai siswa meliputi pemahaman perilaku ekonomi, konsep makroekonomi, dan penyelesaian masalah ekonomi.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen menjelaskan kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok untuk kelas X, XI, dan XII SMA. Dokumen ini bertujuan menjadi acuan bagi daerah dan sekolah dalam pengembangan perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen."
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Atas yang mencakup pendahuluan, ruang lingkup, fungsi dan tujuan Pendidikan Agama Buddha."
Dokumen tersebut merupakan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk SMA yang mencakup tujuan, ruang lingkup, dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran agama Hindu di kelas X, XI, dan XII."
Dokumen ini menjelaskan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia untuk SMA dan MA yang mencakup tujuan pembelajaran kimia, ruang lingkup materi pelajaran per kelas, dan standar kompetensi lintas kurikulum."
Dokumen tersebut merupakan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi untuk satuan pendidikan SMA & MA yang menjelaskan ruang lingkup, tujuan, dan kompetensi dasar mata pelajaran Sosiologi mulai dari kelas X, XI, hingga XII."
Dokumen tersebut merupakan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika untuk SMA dan MA yang mencakup tujuan pembelajaran matematika, ruang lingkup materi, dan kemahiran matematika yang diharapkan dapat dikuasai siswa."
Dokumen ini menjelaskan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk SMA dan MA sesuai Kurikulum 2004. Dokumen ini menjelaskan rasional, pengertian, fungsi, ruang lingkup, dan standar kompetensi yang terkait dengan mata pelajaran Bahasa Inggris untuk SMA dan MA."
Dokumen tersebut memuat standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA yang mencakup kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra, dengan subaspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis."
Kbk sma 02. pendidikan kewarganegaraanJasmin Jasin
Dokumen tersebut membahas standar kompetensi mata pelajaran Kewarganegaraan untuk SMA dan MA yang mencakup tujuan pembentukan warga negara yang berkarakter Pancasila, ruang lingkup materi pelajaran terkait sistem berbangsa dan bernegara, serta standar kompetensi lintas kurikulum dan bahan kajian ilmu-ilmu sosial yang relevan.
2. Katalog dalam Terbitan
Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian
dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional
Pelayanan Profesional Kurikulum 2004
Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus, - Jakarta:
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003
iv, 48 hal.
2
3. KATA PENGANTAR
Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja
pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan yang
demikian itu sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang
cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta
mampu bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan seluruh warga negara Indonesia. Dalam pada itu, kinerja
pendidikan menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap
aspek substantif yang mendukungnya, yakni kurikulum.
Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas telah menyiapkan seperangkat
kurikulum yang disebut dengan “Kurikulum 2004”. Sebelum kurikulum
ini diberlakukan secara nasional telah dilakukan rintisan pelaksanaan (pilot
mini) di beberapa sekolah kemudian dilanjutkan dengan perluasan rintisan
pelaksanaan di sejumlah sekolah yang lebih banyak. Rintisan dan perluasan
rintisan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang kekuatan dan
kelemahan perangkat yang telah disusun sebagai bahan penyempurnaan.
Perangkat kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar, Standar Kompetensi
Bahan Kajian, dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Perangkat Kurikulum
2004 juga didukung oleh perangkat layanan profesional yang terdiri atas
(1) Pemahaman terhadap Kurikulum 2004, (2) Model Sistem Penyampaian
Kurikulum, (3) Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif, (4) Pengelolaan
Kurikulum di Tingkat Sekolah, (5) Model Pelatihan dan Pengembangan
Silabus.
Jakarta, November 2003
Kepala Pusat Kurikulum
Dr. H. Siskandar, MA
3
4. DAFTAR ISI
BAB. I. APA DAN MENGAPA SILABUS DIKEMBANGKAN? ............... 6
A. Mengapa Silabus Perlu Dikembangkan? ........................... 6
B. Apa Pengertian Silabus? .................................................... 7
C. Apa Tujuan Penulisan Pedoman Ini? ................................ 8
D. Siapa Sasaran Pedoman Ini? .............................................. 8
BAB. II. BAGAIMANA MEKANISME PENGEMBANGAN SILABUS? ... 10
A. Apa Peran dan Tanggung Jawab Lembaga Kependidikan? ... 10
B. Bagaimana Membentuk Tim Pengembang Silabus? .......... 11
C. Apa Tahapan Pengembangan Silabus? ............................. 11
BAB. III. APA KOMPONEN DAN FORMAT SILABUS? ........................ 14
A. Apa Komponen Silabus? ................................................. 14
B. Bagaimana Format Penyajian Silabus? ............................ 21
BAB. IV. BAGAIMANA MENYUSUN PENGALAMAN BELAJAR? ...... 24
A. Bagaimana Menjabarkan Kompetensi Dasar Ke Pengalaman
Belajar? .............................................................................. 24
BAB. V. BAGAIMANA MENYUSUNAN PEMBELAJARAN TEMATIS? ... 26
A. Apa Pengertian Pembelajaran Tematis? ........................... 26
B. Bagaimana Strategi Pembelajaran Tematis? ..................... 26
C. Apa Ciri-ciri Pembelajaran Tematis? ............................... 26
D. Apa Kekuatan Pembelajaran Tematis? ............................. 27
E. Apa Peran Tema? ............................................................. 27
F Apa Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran
.
Tematis? ........................................................................... 28
G. Bagaimana Langkah-langkah Menyusun Pembelajaran
Tematis? ........................................................................... 28
BAB. VI. MODEL PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DI
DAERAH ................................................................................ 30
A. Materi Pelatihan .............................................................. 30
B. Model Pelatihan ............................................................... 30
4
5. C. Penatar ............................................................................. 31
D. Petatar .............................................................................. 31
E. Waktu Pelatihan ............................................................... 31
F. Pelaksanaan Pelatihan ...................................................... 31
G. Kriteria Petatar Pelaksana Pendidikan ............................. 32
H. Persiapan Pelatihan .......................................................... 34
I. Contoh Program Pelatihan ............................................... 34
BAB. VII. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGEMBANG SILABUS .. 36
A. Pusat ................................................................................... 36
B. Dinas Pendidikan Propinsi ............................................... 36
C. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ................................... 36
D. Sekolah ............................................................................ 37
LAMPIRAN: Model Silabus .................................................................. 38
5
6. 1 APA DAN MENGAPA SILABUS
DIKEMBANGKAN?
A. Mengapa Silabus Perlu Dikembangkan?
Pemberlakuan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan
wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini
diikuti dengan perubahan pengelolaan pendidikan dari bersifat
sentralistik ke desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan
ini diwujudkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Selanjutnya tuntutan globalisasi dalam
bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan agar hasil
pendidikan nasional dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-
negara maju.
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu
didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan
pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian,
daerah atau sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan
menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman
belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses belajar
dan mengajar.
Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan peran serta
daerah dan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan, Pemerintah
telah memberlakukan otonomi dalam bidang pendidikan yang
diwujudkan dalam PP No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 2 yang
menyatakan bahwa pemerintah (Pusat) memiliki kewenangan dalam
menyusun kurikulum dan penilaian hasil belajar secara nasional, hal-
hal yang berhubungan dengan implementasinya dikembangkan dan
dikelola oleh pelaksana di daerah terutama di daerah tingkat II dan
sekolah. Pemerintah Pusat mengembangkan antara lain (1)
Kompetensi Dasar dan materi pelajaran pokok, (2) kalender
pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan pedoman-
6
7. Apa dan Mengapa Silabus Dikembangkan?
pedoman pelaksanaannya. Sementara para pengelola dan pengembang
di daerah diharapkan dapat (1) mengembangkan menjabarkan
kompetensi dan materi pelajaran pokok mengacu pada standar
nasional, menyusun kurikulum muatan lokal (2) menyusun dan
menetapkan petunjuk pelaksanaan kalender pendidikan dan jam
belajar (3) menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan
penilaian hasil belajar yang didasarkan pada ketetapan pemerintah
secara nasional.
Berdasarkan ketentuan di atas, daerah atau sekolah memiliki ruang gerak
yang luas untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan
kebutuhan daerah serta kondisi siswa.
Kebijakan di atas juga diharapkan dapat memenuhi tuntutan masyarakat
melalui program reformasi yang menginginkan adanya perubahan
mendasar dalam sistem pendidikan, baik secara konseptual maupun
aturan-aturan pelaksanaannya.
Dari aspek kurikulum, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh
daerah, karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan
implementasi kurikulum dilakukan oleh daerah. Daerah perlu
menyusun silabus dengan cara melakukan penjabaran dan
penyesuaian Kompetensi Dasar tersebut ke dalam bentuk rencana
pembelajaran yang memuat materi setempat yang relevan, serta
penyusunan kurikulum daerah yang sesuai dengan kondisi,
kebutuhan serta potensi setempat.
B. Apa Pengertian Silabus?
Silabus merupakan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembagan penilaian hasil
belajarnya. Silabus berisikan komponen dasar yang dapat menjawab
permasalahan berikut:
• Apa yang akan dibelajarkan?
• Bagaimana cara membelajarkannya?
• Bagaimana cara memenuhi target pencapaian hasil belajarnya?
7
8. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus
C. Apa Tujuan Penulisan Pedoman Ini?
Tujuan Penyusunan Pedoman Umum Pengembangan Silabus ini adalah
untuk memberikan penjelasan tentang prosedur dan cara menjabarkan
Kompetensi Dasar menjadi uraian pembelajaran materi serta
penilaiannya.
D. Siapa Sasaran Pedoman Ini?
Pedoman Penyusunan Silabus ini diperuntukkan bagi para pelaksana
pendidikan atau pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan tertentu
terhadap kemajuan hasil belajar siswa. Pengembangan silabus ini dapat
dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok, atau
dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan setempat.
1. Guru
Sebagai penyandang profesi pendidik memiliki tangung jawab
langsung terhadap kemajuan belajar siswa, guru diharapkan mampu
mengembangkan silabus yang sesuai dengan kompetensi mengajar
secara mandiri. Kelebihan lainnya, guru lebih mengenal karakteristik
siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
2. Kelompok Guru di Sekolah
Apabila guru yang bersangkutan belum mampu mengembangkan
silabus sendiri, maka pihak sekolah berupaya untuk membentuk
kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Kelompok Kerja Guru (MGMP/PKG)
Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara
mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui
forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus
yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/
PKG setempat.
4. Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus
8
9. Apa dan Mengapa Silabus Dikembangkan?
dengan mengkoordinasikan dan menyertakan para ahli didaktik-
metodik, ahli mata pelajaran, tim perekayasa kurikulum, tokoh
masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta termasuk
perusahaan dan industri, perguruan tinggi, dan para guru untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah
yang ada di wilayahnya.
9
10. 2 BAGAIMANA MEKANISME
PENGEMBANGAN SILABUS?
A. Apa Peran dan Tanggung Jawab Lembaga Kependidikan?
a. Sekolah
Dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, pihak sekolah
mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran
dan tanggung jawab pihak lainnya dalam bidang pendidikan di
daerah yang bersangkutan, misalnya:
• Menyusun silabus sendiri, atau
• Menggunakan model silabus yang disusun oleh sekolah lain atau
• Berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota untuk menyusun
silabus.
b. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
• Mengusahakan tersedianya sumber dana pada tingkat
kabupaten/kota yang dialokasikan untuk penyusunan, evaluasi,
dan perbaikan silabus.
• Membuat rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai
dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
• Membentuk tim pengembang silabus pada tingkat kabupaten/kota.
• Mengkaji silabus yang dibuat oleh sekolah.
• Mendistribusikan silabus ke sekolah-sekolah yang tidak
menyusun silabus.
• Melakukan supervisi, penilaian, dan monitoring mulai dari penyusunan
sampai dengan pelaksanaannya termasuk perangkat silabus.
c. Dinas Pendidikan Provinsi
• Menjadi fasilitator pembentukan, pelatihan, dan pembinaan Tim
Pengembang Silabus pada tingkat kabupaten/kota.
• Memberikan layanan operasional pelaksanaan KBK dan
penyusunan silabus bagi seluruh kabupaten/kota.
• Memantau penyusunan dan implementasi silabus pada tingkat
kabupaten/kota.
10
11. Bagaimana Mekanisme Pengembangan Silabus?
• Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan yang
diperlukan bagi penyusunan silabus.
• Mengusahakan dana secara rutin untuk kegiatan penyusunan
silabus, penilaian, dan monitoring silabus.
d. Tingkat Pusat
• Memberikan pelayanan kepada Tim Perekayasa Kurikulum di daerah.
• Menyelenggarakan workshop dan seminar peningkatan mutu
pelaksanaan kurikulum.
B. Bagaimana Membentuk Tim Pengembang Silabus?
Pembentukan tim pengembang atau penyusun silabus mutlak perlu
dilakukan terlebih dahulu untuk memenuhi kriteria mutu silabus yang
dapat dipertanggung jawabkan. Anggota tim dipilih berdasarkan pada
kriteria dan tes tertentu yang dibuat secara khusus untuk menjaring
orang yang memiliki kemampuan menjadi penyusun silabus.
Pengembang yang direkrut sebagai anggota tim dapat terdiri atas spesialis
kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli metodik/didaktik, ahli penilaian,
psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional
kantor dinas pendidikan, dan perwakilan orang tua siswa.
Tim tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota/Sekolah sesuai dengan mekanisme kerja yang berlaku
di daerah masing-masing.
C. Apa Tahapan Pengembangan Silabus?
a. Perencanaan
Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu
mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau
referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian
informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat
teknologi dan informasi seperti multimedia dan internet.
11
12. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus
b. Pelaksanaan
Dalam penyusunan silabus, terlebih dahulu perlu menganalisis
seluruh perangkat KBK sebagai berikut:
Pertama: memahami keseluruhan konteks Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), telaah perangkat Kebijakan KBK yang
mendeskripsikan tentang hakikat KBK, struktur KBK, dan
pelaksanaan KBK.
Kedua: menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan
Materi Pokok dengan menggunakan perangkat kurikulum yang
memuat 4 komponen utama, yaitu: Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, Materi Pokok, dan Indikator.
Ketiga: menentukan cara atau kegiatan pembelajaran siswa dengan
mengacu pada perangkat Kegiatan Belajar Mengajar yang
mendeskripsikan model-model pembelajaran.
Keempat: menentukan cara dan alat penilaian menggunakan
perangkat Penilaian Berbasis Kelas yang menyajikan dan
mendeskripsikan tentang sistem penilaian yang sesuai dengan misi
KBK.
Kesesuaian silabus yang akan disusun ditetapkan oleh tim
pengembang dengan memperhatikan desain, pendekatan, ruang
lingkup, organisasi materi, organisasi pengalaman belajar, dan
alokasi waktu yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi
dan komponennya.
c. Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Para pengkaji dapat terdiri atas para spesialis
kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli metodik/didaktik, ahli
penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf
profesional kantor dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa,
dan siswa itu sendiri.
12
13. Bagaimana Mekanisme Pengembangan Silabus?
d. Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria
dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan dan komunitas sekolah lainnya.
e. Penilaian Silabus
Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan
menggunakan model-model penilaian kurikulum yang selama ini
sudah banyak digunakan.
13
14. 3 APA KOMPONEN DAN FORMAT SILABUS?
A. Apa Komponen Silabus?
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanakan pembelajaran
dan penilaian. Oleh karena itu, silabus harus disusun secara sistematis
dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar. Beberapa komponen
silabus minimal yang dapat membantu dan memandu para guru dalam
mengelola pembelajaran, antara lain:
1. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh siswa dalam suatu mata pelajaran. Penempatan
Standar Kompetensi pada silabus dimaksudkan untuk memandu
guru atau pengembang silabus dalam menjabarkan Kompetensi
Dasar menjadi pengalaman belajar, sehingga rangkaian kegiatan
belajar siswa tidak menyimpang dari koridor kemampuan siswa
yang ingin dicapai.
2. Kompetensi Dasar
Penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam silabus sangat
penting, hal ini berguna untuk mengingatkan para guru seberapa
jauh tuntutan target kompetensi yang harus dicapainya. Di dalam
komponen Kompetensi Dasar ini juga dimuat hasil belajar, yaitu
pernyataan unjuk kerja yang diharapkan setelah peserta didik
mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.
3. Indikator
Indikator merupakan Kompetensi Dasar yang lebih spesifik. Apabila
serangkaian indikator dalam satu Kompetensi Dasar sudah dapat
dicapai oleh siswa, berarti target Kompetensi Dasar tersebut sudah
terpenuhi.
14
15. Apa Komponen dan Format Silabus?
4. Materi Pokok
Materi Pokok adalah bagian dari struktur keilmuan suatu bahan
kajian yang dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau
konteks, proses, bidang ajar, dan keterampilan. Penempatan Materi
Pokok di dalam silabus berfungsi sebagai payung dari setiap uraian
materi yang disajikan dalam pengalaman belajar siswa.
5. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai Kompetensi
Dasar. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting
artinya bagi materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu.
Selain itu, pendekatan pembelajaran yang bersifat spiral (mudah ke
sukar; konkret ke abstrak; dekat ke jauh) juga memerlukan urutan
pembelajaran yang terstruktur.
Rumusan pernyataan dalam pengalaman belajar minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu: kegiatan siswa dan materi.
Contoh:
• Mengamati pertumbuhan tanaman berakar serabut
kegiatan siswa materi
• Mendiskusikan pengaruh aktivitas gunung berapi terhadap
kehidupan penduduk
kegiatan siswa materi
15
16. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi dalam pemilihan
kegiatan siswa dan materi pembelajaran sebagai berikut:
a. Kegiatan Siswa
Dalam memilih kegiatan siswa yang akan digunakan dalam
pembelajaran sebaiknya dipertimbangkan hal-hal berikut ini:
• Hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari,
mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah
bimbingan guru.
• Merupakan pola yang mencerminkan ciri khas dalam
pengembangan keterampilan dasar mata pelajaran yang
bersangkutan. Misalnya observasi di lingkungan sekitar,
penyelidikan, eksperimen, pemecahan masalah, simulasi,
wawancara dengan nara sumber, pengembangan teknologi,
penggunaan peta dan foto, pemanfaatan kliping.
• Disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar
yang tersedia.
• Bervariasi dengan mengkombinasikan antara kegiatan
belajar perseorangan, pasangan, kelompok, dan klasikal
• Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual
siswa seperti bakat, kemampuan, minat, latar belakang
keluarga, sosial-ekonomi dan budaya, serta masalah khusus
yang dihadapi siswa yang bersangkutan.
Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan program
pembelajaran yang dirancang untuk menggali potensi dan
pengalaman belajar siswa agar mampu memenuhi pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan. Sebagai konsekuensi dari
pembelajaran berbasis kompetensi ini, materi pembelajaran yang
dipilih haruslah yang bermakna, yakni yang memberikan kecakapan
untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
dengan mengunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
telah dipelajarinya, sehingga siswa terhindar dari materi-materi yang
tidak menunjang pencapaian kompetensi.
Agar siswa belajar secara aktif, guru perlu menciptakan strategi yang
tepatguna, sedemikian rupa, sehingga siswa mempunyai motivasi
16
17. Apa Komponen dan Format Silabus?
yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang seperti ini akan dapat
tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi
pelajaran bagi kehidupan nyata siswa. Demikian juga, guru harus
punya sensitifitas yang tinggi dan dapat menciptakan situasi sehingga
materi pelajaran selalu tampak menarik, tidak membosankan.
b. Materi
Agar penjabaran dan penyesuaian Kemampuan Dasar tidak meluas
dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menseleksi
materi yang perlu diajarkan. Kriteria tersebut antara lain:
1) Sahih (Valid)
Materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran benar-
benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya. Pengertian
ini juga berkaitan dengan keaktualan materi, sehingga
materi yang diberikan dalam pembelajaran tidak ketinggalan
jaman dan memberikan kontribusi untuk pemahaman ke
depan.
2) Tingkat Kepentingan (Significance)
Dalam memilih materi di sini perlu dipertimbangkan
pertanyaan berikut: Sejauh mana materi tersebut penting
dipelajari? Penting untuk siapa? Dimana dan mengapa
penting?. Dengan demikian, materi yang dipilih untuk
diajarkan tentunya memang yang benar-benar diperlukan
oleh siswa.
3) Kebermanfaatan (utility)
Manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis
maupun non akademis. Bermanfaat secara akademis artinya
guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan dapat
memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang
pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara non akademis
maksudnya adalah bahwa materi yang diajarkan dapat
mengembangkan kecakapan hidup (life skills) dan sikap
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
17
18. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus
4) Layak dipelajari (learnability)
Materinya memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek
tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah, atau tidak terlalu
sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan
bahan ajar dan kondisi setempat.
5) Menarik minat (interest)
Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat
memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap
materi yang diberikan kepada siswa harus mampu
menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, sehingga
memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri
kemampuan mereka.
6. Alokasi Waktu
Untuk merencanakan pembelajaran, lamanya waktu yang
diperlukan untuk menguasai Kompetensi Dasar yang ingin dicapai
perlu ditentukan alokasi waktunya. Penentuan besarnya alokasi
waktu ini tergantung kepada jumlah minggu efektif dan alokasi
waktu mata pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah,
keluasan dan ke dalaman Kompetensi Dasar, serta tingkat
kepentingannya dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Alokasi
waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk menguasai satu
Kompetensi Dasar.
7. Sumber/Bahan/Alat
a. Sumber
Sumber belajar yang strategis bagi guru adalah buku, brosur,
majalah, surat kabar, poster, lembar informasi lepas, naskah
brosur, peta, foto dan lingkungan sekitar.
Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dibedakan menjadi:
a) Lingkungan alam seperti bentang alam yang berupa gunung,
danau, pantai, laut, sungai, dan lain-lain.
b) Lingkungan sosial misalnya keluarga, rukun tetangga, desa,
kota, pasar, dan sebagainya.
18
19. Apa Komponen dan Format Silabus?
c) Lingkungan budaya dapat berupa candi, adat istiadat dan
sebagainya.
Pembelajaran yang baik memerlukan sebanyak mungkin sumber
belajar untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Penentuan
materi pelajaran dan sumber belajar harus dipilih, disaring dan
diselaraskan dengan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.
b. Bahan
Bahan yang dimaksud di sini adalah bahan-bahan yang
diperlukan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan tentunya harus sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran.
c. Alat
Alat bantu belajar berfungsi memudahkan terjadinya proses
pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya dipilih alat bantu yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Menarik perhatian dan minat siswa.
(2) Meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara
konkrit yang sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme.
(3) Merangsang tumbuhnya pengertian dan atau usaha
pengembangan nilai-nilai.
(4) Berguna dan berfungsi ganda.
(5) Sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat
sendiri oleh guru atau diambil dari lingkungan sekitarnya.
Salah satu prinsip belajar menyatakan bahwa makin banyak alat
bantu pembelajaran dimanfaatkan secara tepat dalam
pembelajaran, makin besar daya serap siswa terhadap materi
yang dipelajarinya. Dengan demikian, dalam pembelajaran guru
harus menggunakan berbagai alat bantu pembelajaran dan
memanfaatkannya secara tepat. Memanfaatkan alat bantu
pembelajaran secara tepat artinya dapat memilih alat yang cocok
dengan materi yang dibahas dan mendemonstrasikan alat
tersebut pada saat yang tepat, sehingga dapat berfungsi
memperjelas informasi/konsep yang sedang dibicarakan.
19
20. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus
8. Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan.
Pemilihan bentuk penilaian dalam silabus, seperti: penilaian tertulis
(paper and pencil), produk (product), unjuk kerja (performance),
proyek (project), dan portofolio (portfolio) harus memperhatikan
kemampuan-kemampuan yang dapat mendorong kemampuan
penalaran dan kreativitas siswa serta sesuai dengan ciri khas dari
mata pelajaran yang bersangkutan.
Penulisan bentuk penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang
akan dinilai sehingga memudahkan dalam pembuatan soal-soalnya.
Contoh penulisan pada kolom penilaian.
Penilaian
a. Tertulis
Pengetahuan siswa tentang:
• Konsep wilayah
• Aglomerasi industri
b. Produk
Keterampilan siswa membuat peta sebaran industri
Beberapa kriteria atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penilaian antara lain:
• Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu:
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
• Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan
belajar sedang berlangsung, misalnya: mendengarkan, observasi,
mengajukan pertanyaan, mengamati hasil kerja siswa,
memberikan tes.
• Pemilihan cara dan bentuk penilaian berdasarkan atas tuntutan
kompetensi dasar.
20
21. Apa Komponen dan Format Silabus?
• Mengacu kepada tujuan dan fungsi penilaian, misalnya
pemberian umpan balik, pemberian informasi kepada siswa
tentang tingkat keberhasilan belajarnya, memberikan laporan
kepada orang tua.
• Mengacu kepada prinsip diferensiasi, yakni memberikan
peluang kepada siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui,
yang dipahami, dan mampu dilakukannya.
• Tidak bersifat diskriminasif (tidak memilih-milih mana siswa yang
berhasil dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran).
B. Bagaimana Format Penyajian Silabus
Dalam menyajikan silabus, ada beberapa hal penting yang perlu
mendapat perhatian, yaitu: aspek keterbacaan, keterkaitan antar
komponen, dan kepraktisan penggunaannya. Silabus harus mudah
dibaca dan dipahami, baik oleh guru yang mengembangkannya maupun
oleh guru lain yang akan menggunakannya. Penentuan format silabus
tidak dibakukan, guru bebas menentukan format mana yang akan
digunakannya. Berikut ini contoh format silabus.
21
22. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus
Contoh Format Silabus
Format Narasi
SILABUS
Nama Sekolah : ...............................................
Mata Pelajaran : ...............................................
Kelas : ...............................................
Semester : ...............................................
Standar Kompetensi : ....................................................................
Kompetensi Dasar : ....................................................................
Materi Pokok : ....................................................................
Pengalaman Belajar :
• .......................................................................................................
.......................................................................................................
• .......................................................................................................
.......................................................................................................
Indikator
• ....................................................................
• ....................................................................
• ....................................................................
Penilaian
1. Tertulis
Pengetahuan siswa tentang
• ....................................................................
• ....................................................................
2. Unjuk Kerja
Keterampilan siswa
• ....................................................................
• ....................................................................
Alokasi Waktu : ...................................... Jam pelajaran
Sumber/Bahan/Alat : ....................................................................
22
23. Apa Komponen dan Format Silabus?
Format Kolom
SILABUS
Mata Pelajaran : ...............................................
Kelas : ...............................................
Semester : ...............................................
Standar Kompetensi : 1. .......................................................................
Kompetensi Materi Pengalaman Alokasi Sumber/
Indikator Penilaian
Dasar Pokok Belajar Waktu Bahan
23
24. 4 BAGAIMANA MENYUSUN PENGALAMAN
BELAJAR?
A. Bagaimana Menjabarkan Kompetensi Dasar Ke Pengalaman Belajar?
Dalam penyusunan pengalaman belajar perlu memperhatikan
Kompetensi Dasar yang akan dijabarkan. Untuk mengetahui keluasan
atau ke dalaman cakupan Kemampuan Dasar dapat digunakan jaringan
topik/tema/konsep. Kompetensi Dasar yang terlalu luas/dalam cakupan
materinya perlu dijabarkan menjadi lebih dari satu pengalaman belajar.
Sedangkan Kompetensi Dasar yang tidak terlalu rumit mungkin dapat
dijabarkan ke dalam satu pengalaman belajar.
Beberapa cara yang disarankan dalam menjabarkan Kompetensi Dasar
menjadi pengalaman belajar, yaitu:
1. Pengalaman belajar disusun berdasarkan atas satu tuntutan Kompetensi
secara utuh.
Kompetensi
Indikator Indikator
Pengalaman belajar
• Melakukan percobaan
……………………….
Cara ini dilakukan apabila Kompetensi Dasar yang akan dijabarkan tidak
terlalu luas atau tidak dalam cakupan materinya, sehingga memungkinkan
untuk menguraikannya dalam satu unit pengalaman belajar.
24
25. Bagaimana Menyusun Pengalaman Belajar?
2. Pembelajaran disusun berdasarkan atas satu atau lebih Indikator
dalam satu Kompetensi
Kompetensi
Indikator Indikator Indikator Indikator
Pengalaman belajar Pengalaman belajar
• ............................... • ...............................
• ............................... • ...............................
Cara ini ditempuh dengan berpedoman kepada Indikator
pencapaian. Kadang satu indikator membutuhkan banyak waktu
dalam pembelajarannya, sehingga perlu dibuatkan dalam satu unit
pembelajaran yang utuh. Atau dapat pula terjadi beberapa Indikator
yang saling berkaitan dan tidak terlalu luas atau dalam dibuatkan
dalam satu unit pembelajaran sekaligus.
25
26. 5 BAGAIMANA MENYUSUN PEMBELAJARAN
TEMATIS?
A. Apa Pengertian Pembelajaran Tematis?
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat
dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar
mengajar. Pembelajaran tematik hanya dijajarkan pada siswa sekolah
dasar kelas rendah (kelas 1 dan 2), karena pada umumnya mereka masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan
fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental,
sosial, dan emosional.
B. Bagaimana Strategi Pembelajaran Tematis?
1. Bersahabat, menyenangkan, dan bermakna bagi anak
2. Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan,
anak tidak harus di-drill, tetapi ia belajar melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah
dipahami. Bentuk pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran
terpadu, dan pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak
C. Apa Ciri-ciri Pembelajaran Tematis?
1. Berpusat pada anak
2. Memberikan pengalaman langsung pada anak
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran
5. Bersifat fleksibel
26
27. Bagaimana Menyusun Pembelajaran Tematis?
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan
kebutuhan anak
D. Apa Kekuatan Pembelajaran Tematis?
1. Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak
2. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
3. hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan
bermakna,
4. mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi, dan
5. menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
E. Apa Peran Tema?
1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
tertentu
2. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
4. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak
5. Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas
6. Anak lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi
dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis
deskripsi, menulis surat, dan sebagainya untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran
lain
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2
atau 3 kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan
27
28. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus
Contoh:
Pendidikan Kesenian:
- Melagukan nyanyian
“Bangun Tidur”
- Menggambar atau
Bahasa Indonesia: mewarnai
- Bercerita kegiatan
Matematika:
sehari-hari
- Menjumlah dan
- Menyimak cerita guru
DIRI SENDIRI: mengurang dikaitkan
- Membaca teks pendek
dengan kehidupan
- Menggambar dan
sehari-hari
menulis tentang
dirinya
Pendidikan Jasmani:
- Memahami kebersihan
diri dan berolahraga
F Apa Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Tematis?
.
• Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan
belajar-mengajar menjadi lebih bermakna dan utuh
• Dalam pelaksanaan pembelajaran tematis perlu mempertimbangkan
antara lain alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak
dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan
• Pilihlah tema yang terdekat dengan anak
• Lebih mengutamakan Kompetensi Dasar yang akan dicapai dari pada tema
G. Bagaimana Langkah-Langkah Menyusun Pembelajaran Tematis?
1. Pelajari Kompetensi Dasar pada kelas dan cawu yang sama dari setiap
mata pelajaran
2. Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi
tersebut untuk setiap kelas dan cawu.
Pilihan Tema: Diri Sendiri; Keluarga; Lingkungan; Tempat Umum;
Pengalaman; Budi Pekerti; Kegemaran; Tumbuhan; Hiburan;
Binatang; Transportasi; Kesehatan; K3; Makanan; Pendidikan;
Pekerjaan; Peristiwa; Parawisata; Kejadian Sehari-hari; Pertanian;
Negara; Komunikasi
28
29. Bagaimana Menyusun Pembelajaran Tematis?
3. Buatlah “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”.
Dalam langkah ini penyusun memperkirakan dan menentukan
Kompetensi Dasar pada suatu mata pelajaran cocok dikembangkan
dengan tema apa. Langkah ini dilakukan untuk semua mata
pelajaran. Perhatikan contoh!
4. Buatlah pemetaan pembelajaran tematis. Pemetaan ini dapat dibuat
dalam bentuk matriks atau jaringan topik. Dalam pemetaan ini akan
terlihat kaitan antara tema dengan Kompetensi Dasar dari setiap
mata pelajaran.
5. Susunlah silabus berdasarkan matriks/jaringan topik pembelajaran
tematis.
Catatan:
a. Silabus disusun sesuai dengan format silabus mata pelajaran
b. Dalam menyusun silabus, ciptakan berbagai kegiatan yang sesuai
dengan kompetensi dan tema. Kegiatan-kegiatan itu misalnya:
mengadakan kunjungan ke lingkungan sekitar: pertanian, pasar,
warung, pabrik.
Membawa narasumber ke sekolah, misalnya polisi, dokter, pak
pos, tukang sayur, dan lain-lain.
Memanfaatkan cerita dari buku atau majalah anak-anak.
c. Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang tidak bisa dikaitkan
dalam pembelajaran tematis dibuatkan silabus tersendiri.
29
30. 6 MODEL PELATIHAN PENGEMBANGAN
SILABUS DI DAERAH
A. Materi Pelatihan
Paket Kebijakan
1. Kerangka Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
2. Standar Kompetensi, Kompetensi Lulusan, Kompetensi Lintas
Kurikulum, Kompetensi Mata Pelajaran
3. Penilaian Berbasis Kelas
4. Kegiatan Belajar Mengajar
5. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
Paket Pelaksanaan Pendidikan
1. Kerangka Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
2. Standar Kompetensi, Kompetensi Lulusan, Kompetensi Lintas
Kurikulum, Kompetensi Mata Pelajaran
3. Penilaian Berbasis Kelas
4. Kegiatan Belajar Mengajar
5. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kelas
6. Penyusunan Program Pembelajaran Tematik Kelas I dan II SD
7. Penyusunan Silabus Mata Pelajaran
Paket Pemantauan dan Penilaian
1. Penyusunan Desain Pemantauan
2. Penyusunan Kisi-kisi dan Instrumen Pemantauan
3. Pengolahan Data
4. Penyusunan Laporan Pemantauan
5. Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum
6. Penyusunan Program Tindak Lanjut
B. Model Pelatihan
1. Tatap muka
30
31. Model Pelatihan Pengembangan Silabus Di Daerah
2. Simulasi
3. Micro teaching
C. Penatar
1. Tim Perekayasa Kurikulum
2. Kepala Sekolah/Guru dari sekolah Piloting KBK
D. Petatar
1. Kepala Dinas
2. Kasub Dinas
3. Kasi Dinas
4. Kepala Sekolah
5. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
6. Guru
7. Ketua Yayasan Lembaga Penyelenggara Pendidikan
8. Wakil Ketua Yayasan Bidang Kurikulum Lembaga Penyelenggara
Pendidikan
9. Anggota DPRD Komisi Pendidikan
10. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
E. Waktu Pelatihan
1. Maksimal 2 (dua) hari bagi para Pejabat/Kepala Sekolah
2. Maksimal 4 (empat) hari bagi Guru
F. Pelaksanaan Pelatihan
1. Bagi Guru sebaiknya pada waktu libur sekolah
2. Bagi Pejabat/Kepala Sekolah sesuai dengan kesepakatan
31
32. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus
G. Kriteria Petatar Pelaksana Pendidikan
Petatar dari unsur pelaksana pendidikan (Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum, Ketua Yayasan, Wakil Ketua Yayasan Bidang
Kurikulum, Guru, dan Komite Sekolah) yaitu berasal dari sekolah
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal
• Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari 25 anak
• Mendapat dukungan dari Komite Sekolah/Yayasan
• Menggunakan berbagai buku referensi dalam kegiatan belajar
mengajar
• Mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan Propinsi dan/atau
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
• Kepala Sekolah dan guru mempunyai keinginan untuk
memahami dan menguasai Kurikulum Berbasis Kompetensi
• Memiliki 1 (satu) orang guru yang berijazah SPGTK/D II PGTK/
S1 PAUD.
2. Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
• Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari 40 anak
• Mendapat dukungan dari Komite Sekolah/Yayasan
• Menggunakan berbagai buku referensi dalam kegiatan belajar
mengajar
• Mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan Propinsi dan/atau
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
• Kepala Sekolah dan guru mempunyai keinginan untuk
memahami dan menguasai Kurikulum Berbasis Kompetensi
• Memiliki guru-guru yang aktif di kelompok kerja guru (KKG)
• Memiliki lebih dari 2 (dua) orang guru yang berijazah S1
• Memiliki seorang tenaga administrasi yang mampu membantu
pengelolaan pelaksanaan kurikulum.
3. Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
• Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari 40 anak
• Mendapat dukungan dari Komite Sekolah/Yayasan
• Menggunakan berbagai buku referensi dalam kegiatan belajar mengajar
32
33. Model Pelatihan Pengembangan Silabus Di Daerah
• Mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan Propinsi dan/atau
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
• Kepala Sekolah dan guru mempunyai keinginan untuk
memahami dan menguasai Kurikulum Berbasis Kompetensi
• Memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang guru setiap bidang
studi yang bekerja secara penuh dan memiliki kualifikasi (latar
belakang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan) yang
sesuai dengan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya
• Memiliki guru-guru yang aktif di musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP)
• Memiliki lebih dari 3 (tiga) orang guru yang berijazah S1
• Memiliki sekurang-kurangnya 2 (dua) orang tenaga administrasi
yang membantu pengelolaan administratif pelaksanaan
kurikulum.
4. Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah
• Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari 40 anak
• Mendapat dukungan dari Komite Sekolah/Yayasan
• Menggunakan berbagai buku referensi dalam kegiatan belajar
mengajar
• Mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan Propinsi dan/atau
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
• Kepala Sekolah dan guru mempunyai keinginan untuk
memahami dan menguasai Kurikulum Berbasis Kompetensi
• Memiliki lebih banyak guru yang berijazah S1
• Memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang guru setiap bidang
studi untuk setiap jenjang kelas yang bekerja secara penuh dan
memiliki kualifikasi (latar belakang pendidikan, pengalaman,
dan kemampuan) yang sesuai dengan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya
• Memiliki guru-guru yang aktif di musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP)
• Memiliki lebih dari 3 (tiga) orang guru yang berijazah S1
• Memiliki sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang tenaga administrasi
yang membantu pengelolaan administratif pelaksanaan
kurikulum.
33
34. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus
H. Persiapan Pelatihan
1. Penentuan Tujuan Pelatihan
2. Penentuan Materi Pelatihan
3. Penentuan Pelatih/Penatar
4. Penentuan Peserta Pelatihan/Petatar
5. Penentuan Alat dan Bahan
6. Penentuan Tempat Pelatihan
7. Penentuan Jadwal/Program Pelatihan
8. Penentuan Biaya dan Sumber Dana
I. Contoh Program Pelatihan
JENIS MATERI PESERTA
Paket Kebijakan 1. Kerangka Dasar 1. Kepala Dinas
Kurikulum 2. Kasub Dinas
Berbasis 3. Kasi Dinas
Kompetensi 4. Kepala Sekolah
2. Standar 5. Wakil Kepala Sekolah
Kompetensi, Bidang Kurikulum
Kompetensi 6. Ketua Yayasan
Lulusan, Lembaga
Kompetensi Lintas Penyelenggara
Kurikulum, Pendidikan
Kompetensi Mata 7. Wakil Ketua Yayasan
Pelajaran Bidang Kurikulum
3. Penilaian Berbasis Lembaga
Kelas Penyelenggara
4. Kegiatan Belajar Pendidikan
Mengajar 8. Anggota DPRD Komisi
5. Pengelolaan Pendidikan
Kurikulum 9. Lembaga Swadaya
Berbasis Sekolah Masyarakat (LSM)
10. Tim Perekayasa
Kurikulum Kab. /Kota
11. Ketua Dewan
Pendidikan
12. Ketua Komite Sekolah
34
35. Model Pelatihan Pengembangan Silabus Di Daerah
JENIS MATERI PESERTA
Paket Pelaksana 1. Kerangka Dasar 1. Wakil Kepala Sekolah
Pendidikan Kurikulum Bidang Kurikulum
Berbasis 2. Guru
Kompetensi 3. Wakil Ketua Yayasan
2. Kurikulum dan Bidang Kurikulum
Hasil Belajar 4. Tim Perekayasa
3. Penilaian Berbasis Kurikulum Kab./Kota
Kelas
4. Kegiatan Belajar
Mengajar
5. Pengelolaan
Kurikulum
Berbasis Kelas
6. Penyusunan
Program
Pembelajaran
Tematik Kelas I
dan II SD
7. Penyusunan
Silabus Mata
Pelajaran
Paket Pemantauan 1. Penyusunan 1. Tim Perekayasa
dan Penilaian Desain Kurikulum Kab. /Kota
Pemantauan
2. Penyusunan Kisi-
kisi dan Instrumen
Pemantauan
3. Pengolahan Data
4. Penyusunan
Laporan
Pemantauan
5. Evaluasi
Pelaksanaan
Kurikulum
6. Penyusunan
Program Tindak
Lanjut
35
36. 7 PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pusat
1. Memberikan pelayanan kepada Tim Perekayasa Kurikulum di daerah
2. Menyelenggarakan workshop dan seminar peningkatan mutu
pelaksanaan kurikulum.
B. Dinas Pendidikan Propinsi
1. Menjadi fasilitator pembentukan, pelatihan, dan pembinaan Tim
Pengembang Silabus pada tingkat kabupaten/kota
2. Memberikan layanan operasional pelaksanaan KBK dan penyusunan
silabus bagi seluruh kabupaten/kota
3. Memantau penyusunan dan implementasi silabus pada tingkat
kabupaten/kota
4. Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan yang
diperlukan bagi penyusunan silabus
5. Mengusahakan dana secara rutin untuk kegiatan penyusunan
silabus, penilaian, dan monitoring silabus.
C. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
1. Menyediakan tersedianya sumber dana pada tingkat kabupaten/kota
yang dialokasikan untuk penyusunan, evaluasi, dan perbaikan
silabus
2. Membuat rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan
kebutuhan daerah yang bersangkutan
3. Membentuk tim pengembang silabus pada tingkat kabupaten/kota
4. Mengkaji silabus yang dibuat oleh sekolah yang mampu
membuatnya sendiri
5. Mendistribusikan silabus ke sekolah-sekolah yang tidak menyusun
silabus
36
37. Peran dan Tanggung Jawab Pengembangan Silabus
6. Melakukan supervisi, penilaian, dan monitoring mulai dari
penyusunan sampai dengan pelaksanaannya termasuk perangkat
silabus.
D. Sekolah
1. Menyusun silabus sendiri, atau
2. Menggunakan silabus, atau model silabus yang disusun oleh sekolah
lain atau pihak lain.
3. Berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota untuk menyusun
silabus.
37
38. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus Lampiran
SILABUS
LAMPIRAN
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
JENJANG : SD DAN MADRASAH IBTIDAIYAH
KELAS : IV (EMPAT)
UNIT KE- : 1
TEMA : PERISTIWA
STANDAR KOMPETENSI ALOKASI SUMBER/
ASPEK INDIKATOR MATERI POKOK PENGALAMAN BELAJAR PENILAIAN
KOMPETENSI DASAR WAKTU BAHAN/ALAT
Berbicara. Mampu Mendeskripsikan • Menjelaskan ciri- Deskripsi tentang 1. Bertanya jawab atau bertukar 6 jam Benda di sekitar Tes unjuk kerja:
mengungkapkan benda atau ciri seseorang benda atau pengalaman mengenai tema pelajaran. orang disekitar. Kemampuan siswa
pikiran, pendapat, seseorang. atau bagian seseorang. 2. Mendengarkan contoh cara dalam
gagasan, dan benda secara mendeskripsikan seseorang mendeskripsikan
perasaan secara rinci dengan atau benda. benda atau
lisan. bahasa yang 3. Mendeskripsikan benda-benda seseorang.
runtut dan sederhana yang ada di sekitar
mudah dipahami. (bola, buku, jam, sepatu, dll)
• menentukan berdasarkan bentuk, warna,
nama benda atau kegunaan, bahan yang dibuat
seseorang yang dengan bahasa yang runtut dan
dideskripsikan. mudah dipahami.
4. Mendeskripsikan seseorang
(teman, guru, tokoh idola)
berdasarkan ciri-ciri fisik atau
sifat dengan bahasa yang runtut
dan mudah dipahami.
5. Menentukan nama benda/
seseorang berdasarkan
pendeskripsian teman atau
guru.
38 39
39. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus Lampiran
STANDAR KOMPETENSI ALOKASI SUMBER/
ASPEK INDIKATOR MATERI POKOK PENGALAMAN BELAJAR PENILAIAN
KOMPETENSI DASAR WAKTU BAHAN/ALAT
Menulis. Mampu Menulis deskripsi. • Mendeskrip- Deskripsi benda 6. Membaca contoh tulisan Contoh Produk:
mengekspresikan sikan secara atau seseorang. deskripsi tentang benda atau deskripsi Kemampuan siswa
berbagai pikiran, tertulis seseorang. sederhana. dalam
gagasan, seseorang/benda 7. Mendiskusikan cara-cara mengungkapkan
pendapat, dan dengan kalimat menulis deskripsi. gagasan dalam
perasaan dalam yang runtut. 8. Menulis deskripsi tentang bentuk tulisan.
berbagai ragam benda berdasarkan bentuk,
tulisan. warna, kegunaan, atau bahan
pembuatan dengan bahasa
yang mudah dimengerti
dengan atau tanpa bimbingan
guru.
9. Menulis deskripsi tentang
seseorang berdasarkan ciri-ciri
fisiknya dengan kalimat yang
runtut dan memperhatikan
penggunaan EYD dan tanda
baca.
Membaca. Mampu membaca Membaca dongeng • Menyebutkan Dongeng atau 10. Membaca dongeng atau cerita Dongeng atau Tes Unjuk Kerja:
dan mengapresiasi atau cerita rakyat tempat-tempat cerita rakyat. rakyat. cerita rakyat. Kemampuan siswa
ragam sastra anak. dan menjelaskan kejadian dalam 11. Menyebutkan tempat-tempat dalam menjelaskan
isinya. dongeng. kejadian dalam dongeng atau isi dongeng atau
• Menyebutkan cerita rakyat. cerita rakyat.
tokoh-tokoh 12. Menyebutkan tokoh-tokoh
dalam dongeng. yang ada dalam dongeng atau
cerita rakyat.
40 41
40. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus Lampiran
SILABUS
MATA PELAJARAN : SAINS
JENJANG : SMP DAN MADRASAH TSANAWIYAH
KELAS : VII
STANDAR KOMPETENSI : Mengaplikasikan konsep keanekaragaman makhluk
hidup berdasarkan ciri-ciri kehidupan
ALOKASI SUMBER/
KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK INDIKATOR PENGALAMAN BELAJAR PENILAIAN
WAKTU BAHAN/ALAT
2.2 Mengelompokkan Pengelompokkan • Mendeskripsikan pentingnya • Mengamati berbagai macam 5 jam • Buku teks • Tes tertulis:
makhluk hidup makhluk hidup dilakukan klasifikasi makhluk makhluk hidup yang mewakili pelajaran. • CD room, Pengetahuan
hidup 5 kingdom. internet. siswa tentang
• Membuat perbandingan ciri-ciri • Membandingkan ciri masing- • Berbagai kingdom,
khusus tiap kingdom dalam sistem masing kingdom dan memberi 2 media klasifikasi, dan
5 kingdom contohnya. informasi kunci
• Memberikan 2 contoh dari masing- • Mengamati dan lainnya. determinasi.
masing kingdom membandingkan hewan yang • Lingkungan
• Membedakan hewan yang satu ada di sekitarnya berdasarkan sekitar. • Unjuk Kerja:
dengan hewan lainnya berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya. Kemampuan
ciri-ciri khusus yang dimilikinya • Mengamati dan membandingkan
• Membedakan tumbuhan yang satu membandingkan tumbuhan hewan dan
dengan yang lainnya berdasarkan yang ada di sekitarnya tumbuhan
ciri-ciri khusus yang dimilikinya berdasarkan ciri khusus yang berdasarkan ciri-
• Menyusun kunci determinasi dimilikinya. ciri khusus.
sederhana • Mengklasifikasikan beberapa
hewan dan tumbuhan
berdasarkan kunci determinasi
sederhana.
• Membuat kunci determinasi
sederhana berdasarkan ciri-ciri
yang dimiliki tumbuhan
ataupun hewan.
42 43
41. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus Lampiran
SILABUS
MATA PELAJARAN : GEOGRAFI
JENJANG : SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN
MADRASAH ALIYAH
KELAS :X
STANDAR KOMPETENSI : 1. Menganalisis gejala alam fisik dan perkem-
bangan bentuk muka bumi serta pelestariannya
ALOKASI SUMBER/
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK PENGALAMAN BELAJAR PENILAIAN
WAKTU BAHAN/ALAT
1.2. Menafsirkan pola dan • Membuat peta berdasarkan hasil Peta tematik dan citra • Mendiskusikan cara pembuatan 10 jam • Peta/foto Tertulis
ciri kenampakan alam pengukuran jarak dan arah penginderaan jauh peta secara sederhana dengan pelajaran. udara/citra Pengetahuan siswa
dan budaya pada dengan menggunakan alat bantu menggunakan meteran dan satelit. tentang:
berbagai peta dan meteran dan kompas. kompas • Kompas, - denah, peta, foto
media citra. • Melakukan klasifikasi data, • Tugas kelompok (di luar tatap meteran, udara, citra
tabulasi dan membuat grafik. muka): membuat denah penggaris, satelit.
• Membuat peta tematik dengan lingkungan sekolah. busur derajat. - Ciri-ciri dan pola
menggunakan simbol • Membaca peta rupa muka • Data jumlah kenampakan alam
perbandingan (titik, garis, dan bumi/foto udara untuk penduduk per pada peta/foto
luasan). mengetahui kondisi fisik, kabupaten / udara/citra satelit.
• Menafsirkan pola dan ciri sosial-ekonomi suatu wilayah data frekuensi Kecermatan siswa
kenampakan alam dari hasil • Mencari informasi tentang penerbangan dalam mengklasifi-
pemetaan/ interpretasi citra. jumlah penduduk per antar bandar kasi data dan
kabupaten di propinsi setempat udara di membuat simbolnya.
(Tugas PR ) Indonesia.
• Membuat simbul perbandingan Proyek:
(titik, garis, luasan) - Tugas kelompok:
berdasarkan data hasil membuat Denah
klassifikasi dan tabulasi sekolah.
Contoh.
Padat
Agak padat
Jarang
44 45
42. Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus Lampiran
ALOKASI SUMBER/
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK PENGALAMAN BELAJAR PENILAIAN
WAKTU BAHAN/ALAT
• Membuat peta tematik
menggunakan data hasil
klasifikasi dan simbolnya.
• Menggunakan peta rupa
bumi/ foto udara untuk
mengenal pola dan ciri dari
kenampakan alam yang ada.
• Tugas individual: membuat
tulisan/ ulasan tentang
kondisi suatu daerah
berdasarkan interpretasi peta/
foto udara.
46 47
43. Kutipan Pasal 44
Sanksi Pelanggaran Undang - undang Hak Cipta 1987
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).
48