SlideShare a Scribd company logo
PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN
         TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PERUMAHAN
                                                   SETRADUTA BANDUNG
 “DESIGN OF ACCESS NETWORK FIBER TO THE HOME (FTTH) USING GIGABIT PASSIVE
              OPTICAL NETWORK (GPON) TECHNOLOGY IN SETRADUTA BANDUNG”
Muhamad Ramadhan M S[1]                           Akhmad Hambali, Ir., MT.[2]                     Bambang Uripno, Ir.[3]
                                  1,2,3
                           Fakultas Elektro dan Komunikasi – Institut Teknologi Telkom
                          Jln. Telekomunikasi Dayeuhkolot Bandung 40257 Indonesia
1                                             2                                  3
  muhamad_ramadhan_ms@yahoo.com                hbl@ittelkom.ac.id                  bambang.uripno@gmail.com

                                                           ABSTRAK
          Perumahan Setraduta yang terletak di bagian Bandung barat berbatasan dengan kota cimahi merupakan perumahan
mewah dan modern. Jaringan akses yang digunakan masih menggunakan kabel tembaga, yang dinilai kurang memadai layanan
triple play. PT. Telkom yang ingin meningkatkan kualitas layanannya, telah memiliki wacana bahwa pada tahun 2013 seluruh
Bandung dengan merombak jaringan akses tembaga yang ada dengan Fiber Optic To The Home (FTTH). GPON (Gigabit
Passive Optical Network) merupakan teknologi yang dipilih PT.Telkom
          Dalam tugas akhir ini, dilakukan peramalan demand untuk mengetahui jumlah pelanggan pemakai internet dan
bandwidth beberapa tahun mendatang. Lalu dirancang jaringan akses FTTH menggunakan teknologi GPON dengan membuat
jalur awal lalu penentuan perangkat, spesifikasi, tata letak dan volume yang digunakan. Kemudian untuk kelayakan sistem di
analis dengan parameter Power Link Budget, Rise Time Budget, dan Redaman total.
          Hasil dari peramalan demand, didapatkan bahwa kapasitas jaringan sekarang sebesar 960 pengguna, yang
diperkirakan penggunaan internet tahun 2017 mencapai 1245, sehingga tidak mencukupi untuk melayani keseluruhan jumlah
pelanggan. Lalu dari hasil peramalan demand kebutuhan bandwidth 10 tahun mendatang, yaitu pada tahun 2021 paket
384Kbps sebesar 478,080 Mbps, kebutuhan bandwidth paket 512 Kbps sebesar 297,545 Mbps, kebutuhan bandwidth paket 1
Mbps sebesar 204,343 Mbps dan kebutuhan bandwidth paket 2 Mbps sebesar 111,1 Mbps. Semua paket menggunakan model
kuadratik, karena memiliki nilai MAPE terkecil. Total bandwidth mencapai 1091,068 Mbps. Hasil perancangan menunjukkan
bahwa perancangan untuk perumahan Setraduta Bandung menggunakan 5 buah ODC dan 190 buah ODP dengan jumlah
pelanggan sekitar 1245 ONT. Hasil perhitungan Link Power Budget yaitu total redaman yang dihasilkan pada uplink sebesar
24.336 dB, dan total redaman pada downlink sebesar 23.951 dB , kedua redaman ini masih berada di bawah standar GPON
sesuai ITU-T G.984 sebesar 28 dB maupun standar yang dikeluarkan pihak Telkom sebesar 28 dB. Nilai Margin daya yang
diperoleh 4.049 dBm dari hasil perhitungan downlink dan 3.664 dBm yang diperoleh dari hasil perhitungan uplink, keduanya
menghasilkan nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB. Hal ini mengindikasikan bahwa link memenuhi kelayakan link power
budget. Hasil uji Rise Time Budget yaitu untuk arah downlink pada pelanggan terjauh menghasilkan total waktu sebesar =
0.2583 ns. Waktu tersebut masih berada dibawah nilai waktu sistem NRZ sebesar 0.2917 ns. Untuk arah uplink pada
pelanggan terjauh menghasilkan waktu total sebesar = 0.2505 ns. Waktu tersebut masih berada dibawah nilai waktu sistem
NRZ sebesar 0.5833 ns.
Kata Kunci        : Triple play, FTTH, GPON, Power Link Budget, Rise Time Budget.

                                                               ABSTRACT
           Setraduta residential located at west Bandung is border with cimahi city, it is luxurious and modern housing. Access networks that
are used are still using copper cable, it was considered inadequate triple play services. PT. Telkom want to improve the quality of services
has had a plan that in 2013 around Bandung by migration the existing copper access network with Fiber Optic To The Home (FTTH). GPON
(Gigabit Passive Optical Network) technology is selected PT.Telko.
           In this final project, made forecasting demand to know the number of internet users and bandwidth customers for the next few
years. Then design access network FTTH using GPON technology with make initial path then determination of the device, specifications,
layout and volume are used. Then to feasibility system of the analyst with parameter Power Link Budget, Rise Time Budget, and the total
attenuation.
           Results from forecasting demand, it is found that the capacity of current network of 960 users, it is estimated use the Internet in
2017 to reach 1245, is insufficient to serve the overall number of customers. Then from the results of forecasting demand bandwidth
requirement for next 10 years, in 2021 at 531.456 Mbps for package of 384 Kbps, bandwidth requirements package 512Kbps of 297.545
Mbps, bandwidth requirements for packet 1 Mbps of 204.343 Mbps and bandwidth requirements package 2 Mbps of 111.1 Mbps. All the
packages using quadratic models, because it has the smallest MAPE. Total bandwidth reach 1091,068 Mbps. The results that design of
Setraduta residential using 5 pieces ODC and 190 pieces ODP and 1245 ONT. Link Power Budget calculation results are generated on the
total attenuation of 24.336 dB for uplink and for downlink total attenuation of 23.951 dB, the attenuation is still below the standard GPON
according ITU-T G.984 at 28 dB and the standards PT.Telkom at 28 dB. Power margin value is 4.049 dBm for downlink and 3.664 dBm for
uplink, both produce value more than 0(zero) dB. This is indicates that the link meet the eligibility link power budget. The test results Rise
Time Budget is for the downlink at the farthest customers resulted in a total time of = 0.2583 ns. The time is below the value of the NRZ
system of 0.2917 ns. For the uplink direction the farthest customers result total time = 0.2505 ns. The time is below the value the NRZ
system of 0.5833 ns.

Key word : Triple play, FTTH, GPON, Power Link Budget, Rise Time Budget.
                                                                                                                                            1
BAB I                             1.4   Batasan Masalah
                    PENDAHULUAN                                      1. Area perancangan hanya dibatasi untuk
1.1 Latar Belakang                                                      daerah Sentral Gegerkalong dan perumahan
     Seiring perkembangan teknologi dengan pesat,                       Setra duta.
terutama teknologi informasi dan komunikasi, memicu                  2. Pemilihan pelanggan berdasarkan data dari
masyarat modern mendapatkan layanan yang praktis,                       developer perumahan Setra duta dan PT.
mudah, dan efisien. Kebutuhan layanan masyarakat                        Telkom.
modern terus meningkat sehingga dibutuhkanlah sarana                 3. Perancangan tidak menghitung QOS.
komunikasi yang mampu melayani semua layanan.                        4. Perancangan tidak membahas tentang
Kebutuhan layanan pada masa kini tidak hanya suara,                     jaringan optik lainnya seperti DLC, HFC dan
melainkan data dan video. Maka diperlukan jaringan                      OAN.
handal yang mampu memberikan performansi yang baik.                  5. Perancangan merupakan migrasi dari
     Keterbatasan jaringan akses tembaga yang di nilai                  jaringan akses tembaga sekarang menuju
belum cukup dan belum dapat menampung kapasitas                         jaringan akses fiber optic menggunakan
bandwidth yang besar serta kecepatan tinggi, maka PT.                   teknologi GPON.
Telkom sendiri sesuai visi misi nya meningkatan kualitas             6. Jenis fiber optic yang digunakan G.652 dan
layanan untuk membuat infrastruktur menggunnakan fiber                  G.657.
optik sebagai media transmisi nya. PT. Telkom untuk kota
bandung sudah menargetkan tahun 2013 akan merombak          1.5      Langkah penyelesaian masalah
jaringan akses tembaga menjadi jaringan akses fiber optik            1. Studi literatur, dengan mempelajari referensi
sampai ke rumah-rumah yang di sebut Fiber optic to the                  bacaan yang mendukung dari internet, buku,
home (FTTH). Dalam pelaksanaan FTTH tersebut,                           ataupun artikel lainnya.
PT.Telkom merekomendasikan dan menggunakan                           2. Diskusi dengan dosen pembimbing dan pihak
teknologi GPON untuk jaringan FTTH. Gigabit Passive                     PT.Telkom yang menangani teknologi
Optical Network (GPON) adalah adalah salah satu                         jaringan akses fiber optic serta pengukuran
teknologi dari beberapa teknologi sistem komunikasi serat               dan pengambilan data di lapangan.
optik. GPON bermula dari passive optical network (PON)               3. Analisa pembuatan konfigurasi perancangan
yang kemudian berevolusi dan berkembang hingga sampai                   jaringan optik.
tahap sekarang.                                                      4. Dibuat kesimpulan.
      PT.Telkom yang kini menggelar layanan IP TV yang
bernama Grovia TV menargetkan perumahan mewah dan           1.6      Sistematika pembahasan
modern yang ada di Indonesia. Daerah yang diambil                    Bab 1 Pendahuluan
adalah di perumahan Setra Duta Bandung yang                                 Memaparkan latar belakang masalah, tujuan
diperkirakan membutuhkan layanan multimedia yang                     penyusunan tugas akhir, perumusan masalah,
memiliki kualitas layanan bagus. Dalam tugas akhir ini               pembatasan masalah, metode penyelesaian dan
akan dilakukan penelitian untuk merencanakan jaringan                sistematika penulisan tugas akhir.
akses FTTH menggunakan teknologi GPON di perumahan                   Bab2 Landasan teori
Setra Duta. Kemudian untuk menentukan kebutuhan                             Pada bab ini membahas tentang teori-teori
bandwitdh dan kapasitas yang akan datang dilakukan                   yang mendukung jaringan akses fiber optic
dengan peramalan demand. Untuk peramalan dilakukan                   meliputi karakteristik transimisi fiber optic,
pencarian data yang dibutuhkan dari developer perumahan              arsitektur jaringan optik secara umum,
Setra duta dan PT.Telkom. Kemudian dilakukan                         perkembangan PON, teknologi GPON serta
perancangan jaringan akses dengan penentuan jalur dan                komponen yang dibutuhkan, peramalan demand,
penentuan perangkat yang akan digunakan. Lalu dianalisis             parameter yang digunakan power link budget dan
kelayakan sistem menggunakan teori perhitungan yaitu                 rise time budget.
parameter rise time budget dan power link budget.                    BAB 3 Peramalan demand dan perancangan
                                                                     jaringan
1.2 Tujuan Penelitian
                                                                            Pada bab ini membahas tentang jaringan
      Tujuan dalam tugas akhir ini adalah memperoleh
                                                                     eksiting Sentral Gegerkalong dan perumahan
perancangan jaringan akses Fiber optic To The Home
                                                                     Setra duta yaitu kondisi jumlah perangkat
(FTTH) di perumahan Setra duta Bandung menggunakan
                                                                     eksiting, peramalan permintaan, perhitungan
teknologi GPON dengan migrasi dari jaringan akses kabel
                                                                     kebutuhan bandwidth, perancangan awal jaringan
tembaga yang sudah ada yang memenuhi kelayakan
                                                                     GPON, dan perancangan GPON ( perangkat,
sistem.
                                                                     spesifikasi, volume).
1.3 Rumusan Masalah
                                                                     Bab 4 Analisa kelayakan perancangan jaringan
2      Penentuan daerah yang dirancang.
                                                                            Pada bab ini membahas tentang analisis
3 Peramalan kapasitas dan bandwidth akan kebutuhan
                                                                     hasil perhitungan power link budget dan rise time
     mendatang.
                                                                     budget.
4 Perancangan jaringan awal dari sentral sampai rumah
                                                                     Bab 5 Penutup
     pelanggan.
                                                                            Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari
5 Penentuan pemakaian dan penempatan perangkat
                                                                     hasil penelitian tugas akhir serta saran untuk
     yang akan digunakan.
                                                                     pengembangan lebih lanjut
6 Penentuan link power budget dan rise time budget
     sebagai parameter yang akan digunakan.

                                                                                                                     2
BAB II                                    optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel
                                                                   konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk
                 LANDASAN TEORI                                    mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah
                                                                   Triple Play Services yaitu layanan akan akses internet
2.1 Serat Optik[14]                                                yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video
         Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis         (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit
 kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat             pelanggan.
 halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat
 digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari
 suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
 digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini
 berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang
 ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias
 dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara,
 karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
 Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga
 sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

2.2 Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum[3]
   Sistem jarlokaf paling sedikit memiliki 2 (dua) buah                               Gambar 2.1 Arsitektur FTTx[14]
 perangkat optoelektronik yaitu 1 (satu) perangkata opto-    2.3       Perkembangan PON [3]
 elektronik di sisi sentral dan satu lagi (satu) lagi                      GPON merupakan evolusi dari teknologi
 perangkat yang berada di sisi pelanggan yang disebut              PON. Ada pun tahapan-tahapan evolusinya adalah
 Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO                   sebagai berikut :
 menimbulkan modus arsitektur jarlokaf berbeda pula
 yaitu :                                                           1.   ITU-T G.983
                                                                        ITU-T G.983 merupakan teknologi PON berbasis
   2.2.1 Fiber To The Zone (FTTZ)                                       ATM, mendukung suara dan data, efesiensi 70%
             TKO terletak disuatu tempat di luar                        dab memiliki bandwidth 622Mbps, diadopsi dari
   bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas                      standar ITU tahun 1999. Terdiri dari APON dan
   besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO                     BPON (ATM Passive Optical Network)
   melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer.                     merupakan standar PON (Passive Optical
   FTTZ umumnya diterapkan pada daerah peruahan                         Network) yang pertama yang digunakan
   yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct              terutaman untuk aplikasi bisnis dan menggunakan
   pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi                    teknologi ATM. BPON (Broadband Passive
   lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga.                         Optical Network) merupakan perkembangan dari
                                                                        APON, teknologi ini mendukung WDM dan
     2.2.2    Fiber To The Curb (FTTC)                                  alokasi bandwidth upstream yang besar.
       TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan,              2.   ITU-T G.984
   didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas                    ITU-T G.984 merupakan standar yang
   lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan                   dikeluarkan oleh ITU-T untuk teknologi GPON
   TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus                      (Gigabit Passive optical network). GPON
   meter. FTTCdapat diterapkan bagi pelanggan bisnis                    merupakan evolusi dari standar BPON.
   yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun                 Teknologi ini mendukung kecepatan yang besar,
   tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi                   peningkatan dalam pengamanan dan pilihan 2
   pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan                       layer protokol (ATM,GEM,Ethernet). Tetapi
   menjadi pelanggan jasa hiburan.                                      pada        kenyataannya         ATM       tidak
   2.2.3     Fiber To The Building (FTTB)                               diimplementasikan. Teknologi ini memiliki
       TKO terletak di dalam gedung dan biasanya                        bandwidth 2,5 Gbps dengan efisiensi 93% GEM
   terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun                 (GPON Encapsulate Method) menggunakan
   juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di                 frame segnmentation untuk QoS (Quality of
   gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan                      service) yang lebih besar. Standar teknologi ini
   dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB                        memperbolehkan beberapa pemilihan kecepatan,
   dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-                    tetapi untuk industri seragam 2,488 Mbps untuk
   gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di                   downstream dan 1,244 untuk upstream.
   apartement.                                                     3.   IEEE 802.3ah
                                                                        IEEE 802.3ah adalah suatu standar yang
     2.2.4    Fiber To The Home (FTTH)                                  dikeluarkan IEEE untuk EPON atau GEPON
       Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan                     (Ethernet PON) yang merupakan PON berbasis
   suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat                   ethernet, standar IEEE/EFM pada penggunaan
   penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan                       ethernet untuk paket data. Teknologi ini
   menggunakan       serat  optik   sebagai   medium                    mendukung suara dan data, efisiensi 49%,
   penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak                       bandwidth 1Gbps untuk upstream dan
   terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat                  downstream. Standar ini dibuat tahun 2004
                                                                                                                       3
4.     IEEE 8022.3av                                            Kemampuan switching bersifat non-
           IEEE 8022.3av merupakan standar yang                     blocked matrix.
           dikeluarkan oleh IEEE sebagai pengembangan           Perangkat GPON terdiri dari :
           dari GEPON. Teknologi ini biasa dikenal dengan          a. Optical Line Termination (OLT)
           10GEPON (10 Gigabit Ethernet PON).                         dipasang di Central Office
           10GEPON ini menggunakan standar teknologi                   Persyaratan umum untuk OLT yaitu :
           WDM.                                                        Backplane         OLT     menyediakan
2.4        Prinsip Dasar GPON[4]                                       sistem backup (redudansi) dan
         Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal          koneksi independent 10 Gigabit
dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama                      Ethernet full duplex untuk masing-
splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik                 masing servis slot.
tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT                      Kemampuan switching fabric OLT
sendiri akan memberikan data – data dan sinyal yang                    mempunyai arsitektur non-blocking
diinginkan oleh user. Pada prinsipnya, Passive Optical                 150 Gbps full duplex per shelf.
Network adalah sistem point-to-multipoint, dari fiber ke               OLT memiliki universal service slot
arsitektur premise network dimana unpowered optikal                    Untuk PON card
splitter (splitter fiber) serat optik tunggal. Arsitektur           b. Sejumlah Optical Network Terminal
sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division                        (ONT) atau Optical Network Unit
Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan                   (ONT) diletakkan di beberapa lokasi
DS3.        ONT        mempunyai       kemampuan       untuk           dalam jaringan akses broadband point-
mentransmisikan data di 3 mode power. Pada mode 1,                     to-multipoint antara central office dan
ONT akan mentransmisikan pada kisaran daya output                      customer premises.
yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT akan                                Persyaratan umum untuk ONT yaitu :
mentransmisikan 3 – 6 dB lebih rendah daripada mode 1                   Aplikasi di perumahan, kantor, atau
yang mengizinkan OLT untuk memerintahkan ONT                              pada building (HRB) dan curbs.
menurunkan dayanya apabila OLT mendeteksi sinyal dari                   Dapat dikontrol secara lokal dan
ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi                        remote melalui OMCI sesuai
perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal                  dengan G.984.4
dari ONT terlalu lemah.                                                 Menggunakan fiber optik single
           Tabel 2.1 Standar dari Teknologi GPON[4]                       mode bidirectional untuk 1310 nm
             Karakteristik                  GPON                          (upstream)       dan     1490    nm
            Standardization            ITU-T G.984                        (downstream)
                 Frame                   ATM / GEM                      Dapat mendukung λ 1550 nm untuk
            Speed Upstream               1.2 G / 2.4 G                    RF video.
           Speed Downstream              1.2 G / 2.4 G                  c ODN terdiri dari fiber optik dan
                 Service             Data, Voice, Video                 passive      splitters/couplers   serta
        Transmission Distance           10 km / 20 km                   aksesoris lain seperti konektor yang
          Number of Branches                   64                       menjadikan elemen-elemen ODN
            Wavelength Up                  1310 nm                      terkoneksi.
           Wavelength Down                 1490 nm                             Spesifikasi      untuk    ODN
                 Splitter                   Passive                       (Optical Distribution Network)
2.5        Standar Umum Perangkat[3]                                      yaitu :
           Persyaratan teknik perangkat yaitu mampu                           Beroperasi         menggunakan
menyalurkan atau membawa multilayanan (voice, data,                     transmisi single optik.
video) dalam satu platform teknologi berbasis Passive                         Physical Reach ODN
Optical Network (PON) pada lingkungan jaringan masa                     Jarak maksimum dari OLT ke
depan (NGN).                                                              ONT/ONU sebesar 20 Km dengan
          Persyaratan system GPON yaitu :                                 cascading splitter 2 stage dan
       a. Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps                    minimum 32 port ONT/ONU.
          downstream dan 1.244 Gbps upstream dengan                     - Power link budget
          menggunakan single fiber, sistem G-PON harus                                  Power link budget dari
          sesuai      dengan    ITU-T       G.984.x    series                  OLT ke ONU/ONT minimum
          (G.984.1/2/3/4).                                                     28 dB.
                b. Modul GPON dapat diekspansi, yang                                - Rise time budget
                     memungkinkan terbentuknya sistem                           Rise time budget dari OLT ke
                     perangkat yang fleksible.                              ONT/ONU maksimal 0.2917
                c. Sistem arsitektur GPON harus dalam                       untuk pengkodean NRZ dan
                     satu rak yang terintegrasi untuk semua                 0.1458 untuk pengkodean RZ
                     layanan. Semua layanan dikontrol oleh                      -       Fiber Optik
                     sebuah NMS                                                 Perangkat dapat beroperasi
                d. Arsitektur internal backplane perangkat                  menggunakan single fiber optic
                     GPON harus berbasis arsitektur IP.                     mengacu standard single mode
                                                                            fiber (ITU-T G.652).
                                                                                                             4
2.6 Komponen GPON[3]                                         dapat diketahui alarm apa yang aktif, sistem reporting,
       Komponen-komponen pada teknologi GPON antara          ataupun kegagalan jaringan GPON.
lain yaitu :                                                     6. Splitter
     1. Sumber cahaya                                            Splitter adalah optikal fiber coupler sederhana yang
     Sumber cahaya yang digunakan untuk memancarkan          membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple
cahaya yang membawa informasi merupakan hasil                path) atau sinyal – sinyal kombinasi dalam satu path.
pengubahan sinyal listrik menjadi sinyal optik. Sumber       Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan
cahaya yang digunakan dalam teknologi GPON adalah            dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Splitter
Injection Laser Diode (ILD). Jenis ILD yang digunakan        terdiri dari 3 port dan bisa mencapai dari 32 port.
pada sistem GPON antara lain Fabry Perot Laser dan           Berdasarkan        ITU     G.983.1     BPON       Standart
Distributed Feddback Laser (DFB), dengan lebar               direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32
spektrum masing – masing 3nm dan 1nm.                        pelanggan, namun ratio meningkat menjadi 64
     2. Serat optik yang digunakan                           berdasarkan ITU-T G.984 GPON standart. Splitter
     Jenis serat optik yang digunakan dalam GPON yang        mendukung beberapa pilihan ratio pembagian sinyal.
diaplikasikan untuk komunikasi jarak jauh harus memiliki     Ratio pembagian dapat menggunakan sebuah alat untuk
kemampuan untuk membawa banyak sinyal dengan laju            splitter, sebagai contoh pemakaian splitter tunggal 1:32,
bit yang tinggi. Dari dua jenis serat optik yang ada yaitu   atau pemakaian splitter secara pararel seperti 1:8 dan 1:4
single mode dan multimode, yang digunakan sebagai            atau 1:16 atau 1:2.
media transmisi teknologi GPON adalah jenis single
mode, hal ini dikarenakan daerah kerja panjang gelombang
single mode lebih tinggi daripada daerah kerja panjang
gelombang multimode. Sehingga serat optik jenis ini lebih
sesuai digunakan pada transmisi jarak jauh yang                                         Gambar 2.7 Splitteri[5]
memerlukan transmisi kecepatan tinggi dan rugi – rugi            7. Splicer
yang kecil.                                                      Alat sambung Serat Optik dikenal dengan sebutan
     3. Optical Line Termination (OLT)                       fusion splicer yaitu suatu alat yang digunakan untuk
     Optikal Line Termination (OLT) sebagai daerah pusat     menyambung core serat optik yang berbasis kaca yang
dari sistem jaringan. OLT merupakan gabungan dari            mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah
CWDM,        Gigabit-capable     Ethernet    (GbE)    dan    menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang
SONET/SDH yang dipergunakan untuk mentransmisikan            berfungsi memanasi kaca yang putus pada core sehingga
suara, data dan video yang melewati Gigabit-capable          terhubung kembali secara baik. Alat sambung splicer ini
Passive Optikal Network (GPON). OLT mempunyai                harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat
fungsi untuk melakukan konversi dari sinyal elektrik         penyambungan (splicing) bisa mendekati sempurna,
menjadi optik.                                               karena proses terjadinya pengelasan media kaca terjadi
     Bagian – bagian dari OLT:                               proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu media
                                                             yang tersambung dengan utuh tanpa adanya celah
                                                             karena memiliki karakter media yang memiliki senyawa
                                                             yang sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena
                                                             tidak mengikuti prosedur penyambungan yang benar.
          Gambar 2.5 Bagian – bagian OLT[5]                  Bila hal ini terjadi maka proses penyambungan harus
                                                             diulangi lagi, hingga mendekati redaman yg sekecil-
     4. Optical Network Terminal (ONT)                       kecilnya (dibawah 0.2 dB)
                                                                 8. Konektor
                                                                 Konektor terdapat pada ujung dari serat optik yang
                                                             terhubung langsung pada perangkat. Konektor pada
                                                             fiber optik terbuat dari material yang sederhana seperti
                                                             plastik, karet dan kaca sehingga lebih praktis. Konektor
          Gambar 2.6 Optical Network Terminal[5]
     Optikal Network Terminal (ONT) berada di sisi           memiliki beberapa jenis, antara lain :
pelanggan dari sistem jaringan. Optimate 1000NT (ONT)
                                                                a. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel
mempunyai tugas utama yaitu dipergunakan untuk
                                                                   single mode dengan akurasi yang sangat tinggi
mentransmisikan suara, data dan video yang melewati
                                                                   dalam menghubungkan kabel dengan transmitter
jaringan Gigabit-capable Passive Optikal Network                   maupun receiver. Konektor ini menggunakan
(GPON) kepada para pelanggan dan OLT.                              sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur,
      5. Flex Manage
                                                                   sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain,
      Flex Manage yang adalah suatu software untuk
                                                                   akurasinya tidak akan mudah berubah.
   memonitor dari layanan GPON. Flex Manage
                                                                b. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel
   merupakan solusi dari management jaringan dari                  single mode, dengan sistem dicabut-pasang.
   FlexLight yang dirancang berdasarkan system yang                Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat
   berbasiskan web. Flexmanage dioperasikan untuk
                                                                   diatur secara manual serta akurasinya baik bila
   mensetting jaringan atau mengoperasikan jaringan guna
                                                                   dipasangkan ke perangkat lain.
   menghindari downtime (dapat untuk menanggulangi
                                                                c. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet
   ataupun menghindari downtime. Dari Flex Manage
                                                                   berkunci hampir mirip dengan konektor BNC.

                                                                                                                     5
Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi               7. Speedy Home Monitoring
        mode maupun single mode. Sangat mudah                         Layanan ini merupakan layanan dimana IP camera
        digunakan baik dipasang maupun dicabut.                       yang bisa diakses melalui jaringan internet. Sehingga
                                                                      Anda bisa memantau kondisi rumah, kantor, ataupun
2.7       Keunggulan GPON[14]                                         tempat usaha selama mudik melalui komputer atau
      Keunggulan GPON antara lain :                                   smartphone anda.
1. Mendukung aplikasi triple play (voice,data,dan               2.9 Peramalan Demand[3]
      video) pada layanan FTTx.                                        Peramalan demand bandwidth untuk masa depan
2. Memberikan power hingga loop terakhir.                      merupakan perkiraan tentang sesuatu yang akan terjadi
3. Alokasi bandwidth dapat diatur atau managable.              pada waktu yang akan datang yang di dasarkan pada data
4. Passive component membutuhkan biaya maintenence             yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau
      yang ringan dan.                                         (historical data).
5. Proses instalasi dan upgrade menjadi sederhana.                     Banyak bentuk trend suatu data. Sebagai contoh
      Program perangkat sistem GPON dikemas dalam               dalam metode peramalan, ada empat bentuk umum dari
      bentuk      modul      agar    memudahkan       proses    trend data tersebut.
      instalasi.Disamping itu, penambahan kapasitas                 1. Model Linear
      jaringan pada GPON dapat dlakukan secara mudah                      Trend linear adalah kecenderungan data dimana
      dan tidak mahal.                                                 perubahannya berdasarkan waktu adalah tetap. Yt =
6. Transparan terhadap laju bit dan format data. GPON                  β0+β1T
      dapat secara fleksibel mentransferkan informasi
      dengan laju bit dan format yang berbeda karena
      setipe laju bit dan format data ditransmisikan melalui
      panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244
      Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s untuk
      downstream.
7. Biaya pemasangan,pemeliharaan dan pengembangan                       Gambar 2.8 Contoh Grafik Model Linear
      lebih efisien. Halini dikarenakan arsitekture jaringan       2. Model Kuadratik
      GPON lebih sederhana daripada arsitektur jaringan                  Trend kuadratik adalah kecenderungan data yang
      serat optik konvensional.                                       kurvanya berpola lengkungan (curvature). Trend
8. Dengan adanya GPON mengurangi penggunaan                           kuadratik memiliki model sebagai berikut: Yt =
      banyak serat optik dan peralatan pada kantor pusat              β0+β1T+ β2T2
      atau central office bila dibandingkan dengan
      arsitektur point to point, Hanya satu port optik di
      central office (menggantikan multiple port).
2.8       Konten Layanan[11]
Konten layanan yang dimiliki Telkom antara lain :
  1.      Speedy 384kbps                                            Gambar 2.9 Contoh Grafik Model Kuadratik
     Memiliki kecepatan 384 kb/s downstream dan 96 kb/s            3. Model Pertumbuhan Eksponensial
    upstream. Memiliki batas pemakaian sebesar 3 GB.                    Trend     pertumbuhan   eksponensial adalah
  2.      Speedy 512kbps                                           kecenderungan data dimana perubahannya semakin
    Memiliki kecepatan 512 kb/s downstream dan 128                 lama semakin bertambah secara eksponensial. Y =
    kb/ps upstream.Memiliki batas pemakaian sebesar 3              β0eβ1T atau ln(Y) = lnβ0+β1T
    GB.
  3.      Speedy 1Mbps
    Dengan kecepatan 1 Mb/s downstream dan 256 kb/s
    upstream,paket ini ditargetkan bagi para profesional,
    atau bagi penggunaan internet rumah tangga yang
    dishare hingga ke 10 pengguna.
  4.      Speedy 2Mbps                                                Gambar 2.10 Contoh Grafik Model Pertumbuhan
    Memiliki kecepatan 2 Mb/s downstream dan 512 kb/s                                      Eksponensial
    upstream, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis         4. Model Kurva S
    dan perkantoran dengan penggunaan Internet yang                     Karakteristik kurva S adalah pada awalnya
    dibagi hingga ke 20 pengguna.                                  pertumbuhan lambat, kemudian meningkat pesat dan
  5.      Speedy 3Mbps                                             sampai pada titik tertentu kemudian melambat lagi dan
     Memiliki kecepatan 3 Mb/s downstream dan 512 kb/s             cenderung tetap. Trend kurva S memiliki model
     upstream, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis        sebagai berikut: Yt = e (β0 + (β1/T)) atau ln(Y) = β0 +
                                                                   (β1/T)
     dan perkantoran dengan penggunaan internet yang
     dishare hingga lebih dari 30 pengguna.
  6. Grovia IPTV
     Layanan internet yang bisa menonton berbagai siaran
     tv nasional dan international , bisa direkam , bisa di-
                                                                         Gambar 2.11 Contoh Grafik Model Kurva S
     pause , dll. IPTV ini memiliki kualitas gambar seperti
     DVD , sehingga tentunya IPTV ini menggunakan
     bandwidth yang cukup besar yaitu 6Mb.
                                                                                                                         6
Peramalan demand bandwidth untuk masa                           trx                     = Rise time receiver (ns)
      depan merupakan perkiraan tentang sesuatu yang akan                     tintermodal = bernilai nol (untuk serat optik single mode)
      terjadi pada waktu yang akan datang yang di dasarkan
                                                                              tintramodal = tmaterial + twaveguide
      pada data yang ada pada waktu sekarang dan waktu
      lampau (historical data), untuk meramalkan demand                       tmaterial               = ∆σ x L x Dm
      bandwidth dibutuhkan data pelanggan pengguna                            twaveguide = tw= L[n2+n2∆(vb)]
      bandwidth selama 5 tahun ke belakang.                                                      C                 dv
                                                                              ∆σ                      = Lebar Spektral (nm)
2.10 Parameter Untuk Kelayakan Hasil Perancangan                              L                       = Panjang serat optik (Km)
  Link Power Budget[10]
                                                                              Dm                      = Dispersi Material (ps/nm.Km)
        Link power budget dihitung sebagai syarat agar
   link yang kita rancang dayanya melebihi batas ambang                       N2                      = Indeks bias selubung
   dari daya yang dibutuhkan. Untuk menghitung Link                           c                       = kecepatan rambat cahaya 3x108
   power budget dapat dihitung dengan rumus:                                  v                       = 2π x a x n1 x (2 x ∆s)1/2
                                                                                                          λ
                  α          L.α            Nc.α  Ns. α  Sp
                      tot           serat         c       s                   a                       = Jari-jari inti
Bentuk persamaan untuk perhitungan margin daya adalah :                       n1                      = indeks bias inti
                                                                              n2                      = Indeks bias selubung
           M = ( Pt – Pr ) - α total - SM                         (2.8.2)                BAB III
                                                                         ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN
                                                                    TEKNOLOGI GPON DI BUAH BATU REGENSI
      Keterangan :                                                3.1      Diagram Alir Penelitian
       Pt                        = Daya keluaran sumber optik ( dBm)
       Pr                        = Sensitivitas daya maksimum detektor ( dBm)Proses penelitian dimulai dengan penentuan
       SM                        = Safety margin, berkisar 6-8 dB     lokasi kemudian dilakukan perumusan masalah,
       α tot                     = Redaman Total sistem (dB)          dilanjutkan dengan studi litelatur bersamaan
       L                         = Panjang serat optik ( Km)          pencarian data. Setelah pencarian data dilanjutkan
       αc                        = Redaman Konektor (dB/buah)         dengan peramalan demand kemudian dilakukan
       αs                        = Redaman sambungan ( dB/sambungan)  perancangan awal yaitu pembuatan jalur dan
                                                                      pembagian wilayah pada perumahan setra duta
       α serat                   = Redaman serat optik ( dB/ Km)      bandung. Kemudian dilakukan perancangan teknologi
       Ns                         = Jumlah sambungan                  GPON dengan menentukan perangkat, spesifikasi,
       Nc                        = Jumlah konektor                    dan volume. Setelah dilakukan perancangan GPON,
       Sp                        = Redaman Splitter (dB)              kemudian dilakukan analisis kelayakan hasil
                                                                      perancangan jaringan yang menggunakan parameter
             Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai             power link budget dan rise time budget. Dan akan
       lebih dari 0 (nol), margin daya adalah daya yang               didapatkan kesimpulan dari hasil penelitian.
       masih tersisa dari power transmit setelah dikurangi
       dari    loss   selama     proses    pentransmisian,
       pengurangan dengan nilai safety margin dan
       pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver.

  Rise Time Budget[1]
          Rise time budget merupakan metode untuk
      menentukan batasan dispersi suatu link serat optik.
      Metode ini sangat berguna untuk menganalisa
      sistem transmisi digital. Tujuan dari metode ini
      adalah untuk menganalisa apakah unjuk kerja
      jaringan secara keseluruhan telah tercapai dan
      mampu memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan.                                 Gambar 3.2 Jaringan Eksisting Setra duta
      Umumnya degradasi total waktu transisi dari link
      digital tidak melebihi 70 persen dari satu periode bit                            Perumahan Setra Duta terletak didaerah
      NRZ (Non-retum-to-zero) atau 35 persen dari satu                             Bandung barat, berbatasan dengan kota cimahi.
      periode bit untuk data RZ (return-to-zero). Satu                             Perumahan setra duta termasuk kawasan STO
      periode bit didefinisikan sebagai resiprokal dari                            Gegerkalong, yang berada di jalan gegerkalong hilir.
      data rate. Untuk menghitung Rise Time budget                                 Jaringan akses yang masih digunakan sekarang
      dapat dihitung dengan rumus :                                                menggunakan 2 MSAN yang menggunakan serat
                                                                                   optik dari STO ke MSAN dan satu 1 RK yang masih
         ttotal               = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½        menggunakan kabel tembaga. Dalam RK RAG
       (2.3)                                                                       tersebut mempunyai DP (Distribution point)
                                                                                   sebanyak 43 buah, dan kapasitas sebanyak 480 user.
         Keterangan :                                                              MSAN MRB dan MSAN MRD masing-masing
ttx                           = Rise time transmitter (ns)                         mempunyai jumlah DP sebanyak 15 buah, dan

                                                                                                                                      7
kapasitas 1 MSAN sebanyak 240 user. Dengan                 (selisih) antara data aktual dengan data hasil
       kondisi jaringan sekarang untuk perumahan                  peramalan. Ukuran akurasi dicocokkan dengan data
       Setraduta kapasitas yang bisa dilayani sebanyak 960        time series, dan ditunjukkan dalam persentase. MAD
       user.                                                      merupakan rata-rata dari nilai absolute simpangan.
                                                                  MSD merupakan rata-rata dari nilai kuadrat
      Pada perumahan Setraduta terdapat sekitar 1245              simpangan data. Kemudian nilai MAPE dari
kavling rumah dan pada tahun 2011 sekitar 702 rumah               keempat model tersebut dibandingkan, yang
telah terjual atau sekitar 56,54% dari keseluruhan total          digunakan sebagai peramalan adalah yang memiliki
kavling yang ada di Setra duta. Dari tahun 2006 sampai            nilai MAPE terkecil.
tahun 2011 ada 309 rumah yang memakai layanan internet
dan pada tahun pertengahan 2012 kini mencapai 317 yang            3.3.1 Peramalan Jumlah Pelanggan Pemakai
memakai layanan internet. Masih banyaknya kavling yang       Internet
belum terisi tentu akan menjadi permasalahan dari segi              Tabel 3.2 hasil peramalan jumlah pelanggan
kapasitas dan permintaan bandwidth yang tidak terpenuhi.      Tahun        Linier    kuadratik eksponensial          kurva S
Dari segi operator perlu ada peningkatan dalam hal operasi
dan perbaikan. Dari segi pelanggan akan mendapat              2012         347,6        431,6       833               306,66
layanan dengan nyaman dan kualitas hasil yang lebih baik      2013        409,343      565,34      1642              348,468
       Oleh karena itu divisi akses PT.Telkom
menyepakati adanya perubahan dari tembaga menjadi             2014        471,086      717,09      3235              366,892
jaringan akses yang memakai kabel optik sampai ke             2015        532,829      886,83      6373              374,178
rumah-rumah sebagai media transmisinya. Perkembangan          2016        594,571     1074,57     12558              376,935
teknologi serat optik yang diambil oleh PT. Telkom adalah
teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network).             2017        656,314     1280,31     24744              377,961
GPON merupakan teknologi terbaru dari perkembangan            2018        718,057     1504,06     48754               378,34
PON yang bersifat passive dan menggunakan splitter.
                                                              2019         779,8       1745,8     96064               378,48
Dilihat dari PT.Telkom sebagai penyedia layanan dapat
meningkatkan performansi dan akan menjadi lebih efisien,      2020        841,543     2005,54    189281              378,532
karena bersifat pasif jadi tidak perlu catuan daya, serta     2021        903,286     2283,29    372951              378,551
akan meringankan perawatan.
                                                              MAPE         70,68       9,0455     23,32                50,63
       Pembahasan tugas akhir ini adalah peramalan
kebutuhan bandwidth dan membangun jaringan akses
Fiber To The Home ( FTTH) menggunakan teknologi
GPON di perumahan Setra duta. Daftar pengguna internet
di setra duta dapat dilihat di Lampiran A. Untuk daftar
                                                              1500
                                                                         Jumlah pelanggan
pertumbuhan pelanggan internet bisa dilihat d tabel 3.1.
                                                              1000
      Tabel 3.1 Daftar pertumbuhan pelanggan internet di       500
                     perumahan Setra duta                                                                      Jumla
                                                                  0
                                                                                                               h…
               JUMLAH
TAHUN        PELANGGAN        384K     512K    1M    2M
 2006              10           4        6      0     0
 2007              33           14      17      2     0               Grafik 3.1 Prediksi kurva peramalan terhadap
 2008              66           31      28      6     1               kapasitas total perumahan

 2009              141          67      54      18    2               3.3.2 Peramalan Paket 384 Kbps
 2010              230         121      79      26    4                   Tabel 3.3 peramalan paket 384 k
 2011              309         167      100     36    6       Tahun        Linier     kuadratik   eksponensial       kurva S
                                                              2012        184,533        239,2        486            165,679
3.3        Peramalan Demand
                                                              2013        218,019       319,54        1019           189,393
           Perhitungan peramalan bandwidth berdasarkan        2014        251,505        411,6        2135           199,277
       jumlah pelanggan perpaket. Dari peramalan jumlah       2015         284,99       515,37        4475           202,947
       perpaket dikali dengan paket yang digunakan.
       Kemudian dilakukan peralaman migrasi dari paket        2016        318,476       630,86        9378            204,25
       ke paket lainnya. Jumlah peramalan pelanggan           2017        351,962       758,06       19656           204,706
       didapatkan     dengan   menggunakan      software      2018        385,448       896,97       41198           204,864
       MINITAB versi 14. Dari tiap grafik nantinya akan
       muncul nilai MAPE (Mean Absolute Percentage            2019        418,933       1047,6       86346           204,919
       Error), MAD (Mean Absolute Deviation) dan MSD          2020        452,419      1209,94      180974           204,938
       (Mean Square Deviation). Nilai MAPE merupakan          2021        485,905        1384       379302           204,945
       rata-rata dari keseluruhan persentase kesalahan
                                                              MAPE        105,463       8,3893       24,148            53,2
                                                                                                                       8
3.3.5 Peramalan Paket 2 Mbps
                     Paket 384 K                                         Tabel 3.5 peramalan paket 2 M
                                                             Tahun          Linier   kuadratik eksponensial        kurva S
1400                                                         2012             7,5       8,75         12                6
1200                                                         2013             9,2      11,95       22,02              7,2
1000                                                         2014            10,9      15,65       40,39           7,71429
 800                                                         2015            12,6      19,85        74,1           7,90244
                                                 Paket
 600                                             384 K       2016            14,3      24,55      135,95           7,96721
 400                                                         2017             16       29,75      249,42           7,98904
 200                                                         2018            17,7      35,45      457,58           7,99634
   0                                                         2019            19,4      41,65       839,5           7,99878
                                                             2020            21,1      48,35     1540,17           7,99959
                                                             2021            22,8      55,55     2825,64           7,99986
                                                             MAPE       13,9583       4,27083      7,16048         53,6905
        Grafik 3.2 Prediksi kurva peramalan paket 384K              3.3.5 Peramalan Jumlah Migrasi Paket
              terhadap kapasitas total perumahan                    Tabel 3.6 nilai peramalan jumlah migrasi paket

        3.3.3 Peramalan Paket 512 Kbps                       Tahun       Linier      kuadratik eksponensial        kurva S
                                                             2013         30,5          28         92                23
           Tabel 3.4 peramalan paket 512 k                                37,7         32,2        247              29,56
                                                             2014
Tahun        Linier    kuadratik eksponensial      kurva S   2015         44,9         35,4        663             34,5599
2012        115,533      133,2      225,9          100,964   2016         52,1         37,6       1781             37,8034
2013        135,019     167,829     392,4          115,193   2017         59,3         38,8       4781             39,693
2014        154,505     206,243     681,8          122,613   2018         66,5          39        12836            40,7255
2015        173,99      248,443     1184,6           126,1                73,7         38,2       34464            41,2701
                                                             2019
2016        193,476     294,429      2058          127,659
                                                             2020         80,9         36,4       92534            41,552
2017        212,962      344,2      3575,4         128,341
                                                             2021         88,1         33,6      248445            41,6964
2018        232,448     397,757     6211,8         128,635
                                                             MAPE       20,7323      7,65489     49,6803           80,8148
2019        251,933      455,1      10792          128,762
2020        271,419     516,229    18749,4         128,817          Tabel.3.7 Keseluruhan kebutuhan bandwidth
2021        290,905     581,143    32574,1          128,84
MAPE       29,4169 7,61625            19,987       44,511     Paket     Layanan      Pelanggan   Total bandwidth
                                                              384       0,384        1245        478,080 Mbps
                                                              512       0,512        581,1       297,545 Mbps
        3.3.4 Peramalan Paket 1 Mbps                          1         1            204,3       204,343 Mbps
             Tabel 3.5 peramalan paket 1 M
                                                              2         2            55,55       111,1 Mbps
Tahun       Linier    kuadratik eksponensial      kurva S
                                                              Total                              1091,068 Mbps
2012          44         48         101,2           36
2013         52,8       60,8         209          47,3924                 Dari keseluruhan kebutuhan bandwidth, jika
2014         61,6      74,743       431,3         59,0769           dijumlahkan maka total bandwidth yang
2015         70,4      89,829       890,4         69,8385           dibutuhkan mampu mencapai 1091,068 Mbps.
                                                                    Jika dari PT.Telkom kapasitas bandwidth yang
2016         79,2      106,057     1837,8         78,8113           diinginkan 10 Mbps dari tiap rumah, dan
2017          88       123,429     3793,5         85,6924           kapasitas kavling perumahan setra duta hanya
                                                                    1245 kavling. Untuk itu PT. Telkom perlu
2018         96,8      141,943     7830,3         90,6384
                                                                    membuat total kapasitas bandwidth mencapai
2019        105,6       161,6     16162,7         94,0305           1245 x 10 Mbps = 12450 Mbps, jaringan akses
2020        114,4       182,4     33361,8         96,2826           eksisting belum memenuhi kapasitas serta
                                                                    kebutuhan bandwidth yang dibutuhkan, maka
2021        123,2      204,343    68863,1         97,7457           perlu dirancang Fiber to the home (FTTH)
MAPE      30,5299 18,0366           24,6082       55,4662           menggunakan teknologi GPON di perumahan
                                                                    Setra duta.
                                                                                                                     9
3.4         Perancangan Awal Jaringan                            3.5.2 Fiber Optik
            Teknologi GPON telah dipilih untuk dapat                     Fiber optik yang digunakan adalah fiber optik
       memenuhi kebutuhan demand yang telah diramalkan            yang sesuai dengan standar ITU-T G.652 dan drop
       karena dapat melayani bandwidth yang besar dan             fiber G.657. Fiber optik yang digunakan pada
       GPON juga dapat melayani 3 layanan: suara, video,          perancangan ini adalah perangkat dengan spesifikasi
       dan data. Jumlah pelanggan yang banyak sangat              yang dapat dilihat di tabel 3.9. Dari ODP sampai ke
       cocok diterapkan untuk jaringan point to multipoint        pelanggan menggunakan fiber optik ITU-T G.657
       dengan teknologi FTTH. STO Gegerkalong berada              yang memiliki spesifikasi seperti pada tabel 3.10.
       sekitar ±3,1 Km pada perumahan Setra duta, jarak ini                Tabel 3.9 Spesifikasi Fiber Optik G.657[9]
       memungkinkan untuk pembangunan kabel fiber optik
       tanpa menggunakan repeater, perumahan setra duta                   Parameter       Spesifikasi         Unit
       yang luas nya bisa mencapai 100 hektar berdasarkan                 Attenuation       ≤ 0.35           dB/Km
       tata letaknya dibagi menjadi 5 daerah untuk                        (1310 nm)
       pembuatan jaringan, daerah A,B,C,D dan E. Lalu                     Attenuation        ≤ 0.31          dB/Km
       untuk penarikan kabel dibagi 2 bagian untuk                        (1383 nm)
       perumahan Setra duta, untuk daerah A,C dijadikan                   Attenuation        ≤ 0.21          dB/Km
       satu group daerah selatan dan daerah B,D,E dijadikan               (1550 nm)
       daerah utara. Untuk penarikan kabel fiber optik dari               Attenuation        ≤ 0.23          dB/Km
       STO gegerkalong ke ODC dibagi 2 pemisahan jalur                    (1625 nm)
       pada persimpangan jalan sarimanah dan jalan sari
       asih, jalur pertama masuk ke daerah A kemudian C,                  Tabel 310 Spesifikasi Fiber Optik G.652[8]
       dan 1 jalur kabel lg menuju B kemudian D lalu ke
       daerah E.                                                             Parameter         Spesifikasi           Unit
                                                                         Attenuation at           ≤ 0.35             dB/Km
3.5         Penentuan Perangkat Dan Spesifikasi                          1310 nm
             Pada bagian ini juga akan dijelaskan tentang                Attenuation at           ≤ 0.21             dB/Km
       perangkat yang digunakan dalam perancangan                        1550 nm
       jaringan beserta spesifikasi, tata letak dan volumenya.           Attenuation at           ≤ 0.28             dB/Km
                                                                         1490 nm
      3.5.1 OLT (Optical Line Termination)                               Chromatic                    ≤ 3.5     ps/(nm.km)
             Optical Line Termination yang digunakan dalam               Dispersion
       perancangan ini sesuai dengan standard ITU-T G.984                (1285nm-
       dan yang di rekomendasikan oleh PT.Telkom.                        1330nm)
       Pemilihan perangkat Optical Line Termination ini                  Chromatic                    ≤ 18      ps/(nm.km)
       dengan melihat nilai optical transmit power (Ptx)                 Dispersion
       yang sebaiknya bernilai besar karena akan                         (1550nm)
       berpengaruh terhadap link power budget dan juga
       memperhitungkan nilai lebar spektral (Δσ), rise time
       dan fall time yang sebaiknya bernilai relative kecil
       karena akan berpengaruh terhadap nilai rise time          3.5.3 Konektor
       budget. Spesifikasi OLT yang digunakan dapat dilihat            Konektor yang digunakan adalah konekor SC.
                                                                 Konektor SC digunakan pada bagian OLT,ODC,ODP
       di tabel 3.8.
                                                                 dan ONT. Spesifikasi konektor seperti pada tabel 3.11.
            Tabel 3.8 Spesifikasi Perangkat OLT[3]
                                                                 3.5.4 Splitter
                                                                     Splitter yang akan digunakan ada 2 tipe yaitu
              Parameter           Spesifikasi          Unit      splitter 1:4 dan splitter 1:8. Splitter 1:4 diletakan di
                                                                 ODC, sedangkan splitter 1:8 diletakan di ODP.
       Optical Transmit Power           5              dBm
                                                                 Spesifikasi splitter dapat dilihat di tabel 3.12.
       Downlink Wavelength            1490             nm                         Tabel 3.1 Spesifikasi Konektor[7]
       Uplink Wavelength              1310             nm
       Video Wavelength               1550             nm                    Parameter            Spesifikasi          Unit
                                                                              Fiber Type          SM 10/125              -
       Spectrum Width                   1              nm
                                                                            Insertion Loss           0.2                dB
       Downstream Rate                 2.4             Gbps
       Upstream Rate                   1.2             Gbps                   Tabel 3.12 Spesifikasi Splitter[3]
       Optical Rise Time              150               ps
                                                                           Parameter          Spesifikasi            Unit
       Optical Fall Time              150               ps
                                                                        Insertion Loss 1:4      6 - 7.8               dB
       Max.Work
       Temperature                     45          ̊         C          Insertion Loss 1:8      9 - 11                dB

       Min.Work Temperature            -5          ̊         C
       Power Supply (DC)               -48              V
                                                                                                                            10
3.5.5 ONT (Optical Network Terminal)                             yang terletak di ODC akan membagi daya dari kabel
            Optical Network Terminal yang digunakan pada               feeder yang masuk ke ODC ke 4 ODP. Fiber optik
       perancangan ini adalah perangkat dengan spesifikasi             yang keluar dari ODC akan masuk ke ODP yang di
       seperti pada tabel 3.13.                                        dalamnya terdapat passive splitter 1:8. Selanjutnya
                                                                       fiber optik tersebut akan menghasilkan disalurkan ke
       Tabel 3.13 Spesifikasi perangkat ONT[3]                         rumah-rumah pelanggan (ONT) yang berjumlah
                                                                       maksimal 8 pelanggan. Jadi 1 ODP diperhitungkan
          Parameter            Spesifikasi         Unit                untuk 8 lokasi rumah. Perancangan jaringan di
 Downstream Rate                    2.4            Gbps                perumahan Setra duta menggunakan teknologi FTTH
                                                                       (Fiber To The Home) sehingga peletakan perangkat
 Upstream Rate                      1.2            Gbps                ONT (Optical Network Terminal) berada di dalam
 Downlink Wavelength               1490            nm                  rumah pelanggan. Fiber optik yang berasal dari ODP
                                                                       akan masuk ke rumah pelanggan dan menuju
 Uplink Wavelength                 1310            nm
                                                                       perangkat OTP. Dari perangkat OTP, fiber optik
 Video Wavelength                  1550            nm                  tersebut akan masuk ke perangkat roset. Setelah
 Max.Transmission                                                      keluar dari perangkat roset maka fiber optik tersebut
 Distance                           20             Km                  akan masuk ke perangkat ONT. Lokasi penempatan
 Power Consumption                 ≤ 16            Watt                tata letak dapat dilihat di Lampiran B. Setelah
                                                                       dilakukan penempatan letak perangkat, kemudian
 Sensitivity                       -29             dBm                 diukur jarak nya bisa dilihat di Lampiran C. Karena
 Optical Rise Time                 200              ps                 kontour perumahan setra duta yang berbukit-bukti,
                                                                       maka untuk penghitungan jarak dari STO ke ODC,
 Optical Fall Time                 200              ps
                                                                       ODC ke ODP, dan ODP ke ONT ditambah 10 meter,
 Max.Work Temperature               45         ̊     C                 kecuali letak ONT yang sangat dekat dengan ODP.
 Min.Work Temperature               -5         ̊     C                 Untuk jumlah ODP, Splitter 1:4, dan jarak STO ke ke
                                                                       ODC serta jumlah kabel dapat dilihat di tabel 3.14.

3.6       Penentuan Letak Perangkat Dan Volume                     Tabel 3.14 Jumlah ODP, splitter dan kabel Feeder dan
          Perancangan dilakukan mulai dari STO                                     jarak STO ke ODC
 Gegerkalog sampai ke tiap rumah pelanggan di
 perumahan Setra Duta. Fiber optik G. 652 ditarik dari                         JARAK
                                                                                                    Spliter
 STO Gegerkalong sampai ke ODC yang berbeda letak,                     ODC     STO ke     JUMLAH                  KABEL
                                                                                                     1:4
 bagian utara dan bagian selatan perumahan. Dari STO                            ODC         ODP
 Gegerkalong ditarik 60 core untuk perumahan Setra duta.                A     3130,13        27        7          12 core
 Dan terjadi pemisahan kabel pada persimpangan jalan
 sarimanah dan sari asih menuju bagian utara perumahan                  B     2663,88        36        9          12 core
 ditarik kabel sebanyak 36 core lalu menuju daerah selatan
                                                                        C     3993,35        45       12          24 core
 perumahan sebanyak 24 core. Kemudian dari ODC akan
 terdistribusi ke ODP dengan menggunakan G.652.                         D     3135,06        40       10          24 core
 Setelah dari ODP kemudian dengan menggunakan G.657
 akan terdistribusi lagi ke ONT yang terletak di rumah                  E      3375,1        42       11          24 core
 pelanggan.Tiap ODC maksimal dapat terdistribusi ke 12
 splitter 1:4 yang terdistribusi lagi ke splitter 1:8.                  3.6.2 Daftar Perangkat Yang Dibutuhkan
 Pembagian pelanggan didasarkan pada letak rumah
                                                                               Setelah dilakukan perancangan maka dibuatlah
 pelanggan.
                                                                       daftar perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan.
                                                                       Daftar perangkat berupa spesifikasi perangkat dan
         3.6.1      Lokasi ODC, ODP dan ONT
                                                                       jumlah yang dibutuhkan. Perangkat disesuaikan
               Penentuan lokasi penempatan ODC dan ODP
                                                                       dengan rekomendasi dari PT. Telkom. Daftar
      didasarkan pada efisiensi jaringan, kebutuhan layanan
                                                                       perangakat yang dibutuhkan dalam perancangan
      akan pelanggan, dan batas minimum redaman yang
                                                                       jaringan FTTH dapat dilihat di tabel 3.15 .
      diperbolehkan untuk teknologi yang digunakan. Pada
      ODC dan ODP didalamnya terdapat passive splitter
      mempunyai redaman yang cukup besar dan dapat               3.7     Konfigurasi Jaringan Akses FTTH
      mempengaruhi kelayakan perancangan jaringan.
      Penempatan ODC dilakukan dengan melihat                              Pada bagian ini kita dapat melihat Konfigurasi
      pembagian tata letak perumahan. Untuk efisiensi                  jaringan FTTH menggunakan teknologi GPON dari
      kabel ODC ditempatkan di pintu gerbang perumahan                 STO Gegerkalong sampe rumah pelanggan. Ditarik
      Setraduta, sehingga kabel terus di tanamkan sampai               kabel berjumlah 96 core lalu dibagi ke 5 ODC, dari
      ke ujung rumah pelanggan tanpa ada perbalikan arah               ODC beberapa kabel digunakan untuk menyalurkan
      yang menuju ODC kembali. Dari gambar 3.4 terlihat                ke masing-masing ODP. Sisa dari kabel ODC yang
      bahwa perancangan jaringan FTTH dengan teknologi                 murni tidak terpakai disimpan sebagai cadangan. Lalu
      GPON di perumahan Setra duta menggunakan 2 jenis                 dari ODP disalurkan lagi ke rumah-rumah pelanggan.
      passive splitter yaitu 1:4 dan 1:8. Passive splitter 1:4
                                                                                                                          11
Tabel 3.15 Daftar perangkat yang dibutuhkan                     dan juga peraturan yang diterapkan oleh PT.
No.     Perangkat             Jumlah                                   TELKOM yaitu jarak tidak lebih dari 20 km dan
                                                                       redaman total tidak lebih dari 28 dB.
1      OLT                     1 unit                                           Bentuk persamaan untuk perhitungan
2      Feeder Cable   5 buah ± (16.29752Km)                               redaman total pada link power budget yaitu :
3      ODC                    5 buah
       Passive
                                                           α          L.α            Nc.α  Ns. α  Sp + Red
                                                               tot           serat         c       s
4      Splitter 1:4           49 buah                      Instalasi     (5.1)
       Distribution          190 buah ±
5      Cable               (89,33788Km)                                      Bentuk persamaan untuk perhitungan
6      ODP                   190 buah                      margin daya adalah :
       Passive                                                                      M = ( Pt – Pr ) - α total - SM
7      Splitter 1:8          190 buah                      (5.2)
                      1245 buah
8      Drop Cable     (139,16472Km)                                    Keterangan :
                                                                          Pt            =   Daya keluaran sumber optik
9      ONT                   1245 buah                                    ( dBm)
10     Konektor SC           2962buah                                     Pr            =   Sensitivitas daya maksimum
       Sambungan                                                          detektor ( dBm)
11     Splice                203 buah                                     SM            =   Safety margin, berkisar 6-8
                                                                          dB
                                                                          α tot         =   Redaman Total sistem (dB)
                                                                          L             =   Panjang serat optik ( Km)
                                                                          αc            =   Redaman Konektor
                                                                          (dB/buah)
                                                                          αs            =   Redaman sambungan (
                                                                          dB/sambungan)
                                                                          α serat       =   Redaman serat optik ( dB/
                                                                          Km)
                                                                          Ns            =   Jumlah sambungan
                                                                          Nc            =   Jumlah konektor
                                                                          Sp            =   Redaman Splitter (dB)

                                                                                   Margin daya disyaratkan harus
                                                                          memiliki nilai lebih dari 0 (nol), margin daya
                                                                          adalah daya yang masih tersisa dari power
                                                                          transmit setelah dikurangi dari loss selama
                                                                          proses pentransmisian, pengurangan dengan
                                                                          nilai safety margin dan pengurangan dengan
                                                                          nilai sensitifitas receiver [14].
                                                                                   Data-data yang digunakan pada
                                                                          perhitungan antara lain :
    Gambar 3.4 Konfigurasi Jaringan FTTH menggunakan                       Daya keluaran sumber optik (OLT/ONU)
                                                                                 : 5 dBm
                    Teknologi GPON.
                                                                           Sensitivitas detektor (OLT/ONU)
                                                                                 : -29 dBm
                      BAB IV                                               Redaman Serat optik G.652 (1310/1490)
    ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN                                               : (0.35, 0.28) dB/Km
                    JARINGAN                                               Redaman Serat optik G.657 (1310/1490)
4.1   Analisis Hasil Perancangan                                                 : (0.35, 0.28) dB/Km
           Setelah dilakukan perancangan jaringan                          Redaman Splice
      akses FTTH menggunakan GPON, untuk                                         : 0.05 dB/splice
      mengetahui kelayakan sistem maka akan di                             Konektor
      analisis menggunakan parameter power link                                  : 0.2 dB
      budget dan rise time budget.                                         Jenis PS 1:8 , 1:4
                                                                                 : 11 dB , 7.8 dB
         4.1.1 Link Power Budget                                           Jumlah Sambungan
                Perhitungan power link budget untuk                                        : 4 buah
         mengetahui batasan redaman total yang diijinkan                   Jumlah Konektor
         antara daya keluaran pemancar dan sensitivitas                          : 4 buah
         penerima. Perhitungan link power budget
         dilakukan berdasarkan standarisasi ITU-T G.984
                                                                                                                        12
Perhitungan link power budget pada                            Nilai M yang diperoleh dari hasil
 GPON akan dibagi menjadi dua bagian dan                      perhitungan uplink ternyata menghasilkan
 akan menghitung jarak dari STO ke ONT                        nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB.
 yang letaknya paling terjauh, dikarenakan                             Hal ini mengindikasikan bahwa link
 teknologi      GPON      memiliki   panjang                  diatas memenuhi kelayakan link power
 gelombang            asimetrik        dalam                  budget.
 pentransmisiannya. Sehingga jika untuk ONT                   4.1.2 Rise Time Budget
 terjauh memenuhi kelayakan, maka untuk                                Rise time budget merupakan metode
 jarak yang lebih dekat pun akan memenuhi                     untuk menentukan batasan dispersi suatu link
 kelayakan.Panjang gelombang untuk uplink                     serat optik. Metode ini sangat berguna untuk
 sekitar 1310 nm sedangkan untuk downlink                     menganalisis sistem transmisi digital. Tujuan
 sekitar 1490 nm.                                             dari metode ini adalah untuk menganalisis
                                                              apakah unjuk kerja jaringan secara
 Perhitungannya dapat diuraikan sebagai                       keseluruhan telah tercapai dan mampu
 berikut :                                                    memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan.
 Perhitungan Link Power Budget dengan jarak                   Umumnya degradasi total waktu transisi dari
 terjauh yaitu 4.77495 Km (3.99335 Km STO                     link digital tidak melebihi 70 persen dari satu
 ke ODC, 0.72714 Km ODC ke ODP, 0.05446                       periode bit NRZ (Non-Retum-to-Zero) atau 35
 Km ODP ke ONT) dengan jalur dari STO                         persen dari satu periode bit untuk data RZ
 Gegerkalong ke ODC C lalu ke ODP C41                         (Return-to-Zero).         Satu    periode    bit
 sampai pada ONT                                              didefinisikan sebagai resiprokal dari data rate.
 Downlink                                                              Spesifikasi alat untuk perhitungan rise
 α          L.α       Nc.α  Ns. α  Sp                     time budget adalah :
     tot        serat       c       s                          Panjang Gelombang
 +Redaman Instalasi                                                             : 1310 nm dan 1490 nm
α tot =                                                        Lebar Spektral (Δσ) (OLT/ONU)
 (3.99335x0.28)+(0.72714x0.28)+(0.05446x0.28)                        : 1 nm / 1 nm
 +(4x0.2)+(4x0.05)+(11+7.8)+2.86497                            Rise time sumber cahaya ( ttx)
α tot = 23.951 dB                                                  (OLT/ONU)             : (150x10-3/ 200 x10-
                                                                   3
                                                                    )ns
 Sehingga untuk perhitungan margin daya
                                                               Dispersi material (Dm) (1310/1490)
 adalah sebagai berikut :
                                                                     : (3,56/13,64) ps/nm.Km
 Pr = Pt - α tot - 6
 Pr = 5 – 23.951– 6                                            Rise time receiver (trx) (OLT/ONU)
 Pr = – 24.951 dBm                                             Pengkodean NRZ
 M = ( Pt – Pr(Sensitivitas)) – α total – SM                   Menggunakan Single Mode
 M = ( 5 + 29 ) – 23.951– 6                                         Indeks bias inti (n1)
 M = 4.049 dBm                                                                  : 1,465
         Nilai M yang diperoleh dari hasil                          Indeks bias selubung (n2)
 perhitungan downlink ternyata menghasilkan                          : 1,46
 nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB. Hal                     Jari-jari inti (a)
 ini mengindikasikan bahwa link diatas                               : 4,5μm
 memenuhi kelayakan link power budget.
                                                              Perhitungannya dapat diuraikan sebagai
 Uplink                                           berikut :
                                                            Perhitungan Rise Time Budget dengan jarak
 α        L.α       Nc.α  Ns. α                          terjauh yaitu 4.77495 Km (3.99335 Km STO
     tot      serat       c       s
 + Sp +Redaman Instalasi                                    ke ODC, 0.72714 Km ODC ke ODP, 0.05446
                                                            Km ODP ke ONT) dengan jalur dari STO
 α tot = (3.99335x0.35)+(0.072714x0.35)+(                   Gegerkalong ke ODC C lalu ke ODP C41
 0.05446x0.35)+(4x0.2)+(4x0.05)+(11+7.8)+                   sampai pada ONT
 2.86497                                                    Downlink
 α tot = 24.336 dB                                          Bit Rate downlink (Br) = 2.4 Gbps dengan
                                                  format NRZ, sehingga :
 Sehingga untuk perhitungan margin daya                              0.7   0.7
 adalah sebagai berikut :                                     tr =               0.2917ns
 Pr = Pt - α tot - 6                                                 Br 2.4 x109
 Pr = 5 – 24.336- 6                                           Menentukan t intramodal/ t material
 Pr = - 25.336 dBm                                            Tmaterial         = ∆σ x L x Dm
 M = ( Pt – Pr(Sessitivitas)) - α total - SM                                   = 1 nm x 4,77495 Km x
 M = ( 5 + 29 ) – 24.336 – 6                                             0.01364 ns/nm.Km = 0.0651 ns
 M = 3.664 dBm                                                ∆s = n1-n2
                                                                        n1
                                                              ∆s = 3.412x10-3

                                                                                                           13
V = 2π x a x n1 x (2 x ∆s)1/2                              sebesar 23.951 dB untuk downlink dan 24.336 dB
                        λ                                                untuk uplink. Hal ini masih berada dalam toleransi
              V =2 x 3.14 x 4,5 μm x1,465 (2x3.412x10-3)1/2              yang ditetapkan ITU-T G.984 sebesar 28 dB maupun
                     1,49 μm                                             standar yang dikeluarkan pihak Telkom sebesar 28
              = 2,295                                                    dB. Nilai Margin daya yang diperoleh 4.049 dBm
              twaveguide= L[n2+n2∆(vb)]                                  dari hasil perhitungan downlink dan 3.664 dBm yang
                            C              dv                            diperoleh dari hasil perhitungan uplink ternyata
              twaveguide= 4774,95 [1,46+1,46x3.412x10-3x1,2]             menghasilkan nilai yang masih berada diatas 0 (nol)
                                  3x108                                  dB. Hal ini mengindikasikan bahwa link memenuhi
                             -5
              = 2.333x10 ns                                              kelayakan link power budget. Berdasarkan
              tintramodal= tmaterial + twaveguide                        perhitungan kelayakan sistem untuk rise time budget
                                                                         didapatkan rise time total untuk arah downlink
              Sehingga     besarnya      untuk     serat    optik        dengan bitrate sebesar 2,4 Gbps, pelanggan terjauh
singlemode:                                                              menghasilkan Ttotal sebesar = 0.2583 ns. Ttotal masih
             ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½        berada di bawah nilai Tsistem sebesar 0,2917 ns. Dan
                    = [(0.15)² +(2.333x10-5)2+(0.0651)² +                uplink dengan bitrate sebesar 1.2 Gbps, pelanggan
   2          1/2                                                        terjauh menghasilkan Ttotal sebesar = 0.2505 ns. Ttotal
(0) + (0.2)²]
                    = 0.2583 ns                                          masih berada di bawah nilai Tsistem sebesar 0.5833 ns
             Dari hasil perhitungan rise time total sebesar              dengan demikian sistem tersebut masih memenuhi
             0.2583 ns masih di bawah maksimum rise                      rise time budget dengan pengkodean NRZ.
             time dari bit rate sinyal NRZ sebesar 0.2917
             ns. Berarti dapat disimpulkan bahwa sistem              5.2 Saran
             memenuhi rise time budget.                                       Untuk tugas akhir kedepannya bisa memasukan
             Uplink                                                      faktor ekonomi berupa biaya perancangan. Dan
             Bit Rate uplink (Br) = 1.2 Gbps dengan                      perancangan serat optik untuk di gedung-gedung.
             format NRZ, sehingga :
                     0.7   0.7                                                       DAFTAR PUSTAKA
              tr =               0.5833ns
                     Br 1.2 x109                                        1.   Annas, Awaludin. (2010), Perancangan Sistem
             Menentukan t intramodal                                         Informasi Geografis Sebagai Alat Bantu
             Tmaterial = ∆σ x L x Dm                                         Perancangan Jaringan Optik Layanan Triple
                          = 1 nm x 4.77495 Km x 0.00356                      Play (Studi Kasus: Wilayah Bandung Turangga).
             ns/nm.Km = 0.0169 ns                                            Tugas Akhir Institut Teknologi Telkom.
             ∆s = 3.412x10-3                                            2.   B. Amar,” PERANCANGAN JARINGAN OPTIK
             V =2 x 3.14 x 4,5 μm x1,465 (2x3.412x10-3)1/2                   UNTUK LAYANAN INTERNET DENGAN
                     1,31 μm                                                 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPONSTUDI
             = 2,610                                                         KASUS GEDUNG WISMA LIPPO BANDUNG”,
           twaveguide= 4774,95 [1,46+1,46x3.412x10-3x1,25]                   Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung,
                         3x108                                               2008.
             = 2.333x10-5 ns                                            3.   Dwi Safitri.Rinna,” EVALUASI PERANCANGAN
                                                                             JARINGAN FTTH (Fiber To TheHome)
              Sehingga besarnya untuk serat optik                            DENGAN TEKNOLOGI GPON (Gigabit Passive
              singlemode:                                                    Optical Network) (Studi Kasus Plaza 1 Pondok
              ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½           Indah Jakarta Selatan)”, Institut Teknologi
                         = [(0.2)² +(2.333x10-5)2+(0.0169)² +                Telkom, Bandung, 2011.
              (0) + (0.15)²]1/2
                   2
                                                                        4.   Fitriani,”ANALISIS                PERFORMANSI
                         = 0.2505 ns                                         TEKNOLOGI GPON UNTUK LAYANAN
              Dari hasil perhitungan rise time total sebesar                 BROADBAND STUDI KASUS TELKOM RDC
              0.2505 ns masih dibawah maksimum rise                          BANDUNG”, IT TELKOM,Bandung, 2008
              time dari bit rate sinyal NRZ sebesar 0.5833              5.   “FTTH         Fiber      To       The    Home.”
              ns. Berarti dapat disimpulkan bahwa sistem                     http://www.opfibrecorp.com/info/articles/fttb.htm
              memenuhi rise time budget.                                     l (diakses tanggal 19 juni 2012).
                                                                        6.   Hertianan.S.N. “Diktat Rekayasa Trafik :
                      BAB V                                                  Peramalan Trafik Untuk Peramalan jaringan “,
               KESIMPULAN DAN SARAN                                          STT Telkom.
                                                                        7.   “Huinghong          Technologies        Limited.”
5.1 Kesimpulan                                                               http://HuinghongFiber.com (diakses tanggal 24
            Jaringan eksisting sekarang perlu diadakan                       Februari 2012)
    tambahan kapasitas jaringan dan migrasi dari kabel                  8.   ITU-T       Recommendation        G.652   (2009),
    tembaga      menjadi     jaringan   akses    FTTH                        Characteristics of single-mode optical fibre and
    menggunakan teknologi GPON di perumahan Setra                            cable.
    duta. Berdasarkan hasil perancangan untuk                           9.   ITU-T       Recommendation        G.657   (2009),
    perhitungan kelayakan sistem untuk link Power                            Characteristics of a bending-loss insensitive
    Budget didapatkan redaman total pada jarak terjauh
                                                                                                                             14
single-mode optical fibre and cable for the access
      network.
10.   ITU-T Recommendation G.984.2 (2003) ,
      Gigabit – Capable Passive Optical Network (G-
      PON) : Physical Media Dependent (PMD) Layer
      Spesefication.
11.   “Produk                dan                layanan”
      http://www.telkom.co.id/produk-layanan/
      (diakses tanggal 30 juni 2012).
12.   Rosanti rahayu “PERANCANGAN JARINGAN
      FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN
      TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL
      NETWORK (GPON) (STUDI KASUS DI
      BUAH BATU REGENSI BANDUNG)”, Intitut
      teknologi telkom, Bandung, 2012.
13.   Telkom       Risti,   “Pedoman       Perancangan
      Jarlokaf’,1996
14.   Wahyu amalia, “Jaringan dan Analisis dan
      perancangan optik menggunakan teknologi
      GPON studi kasus telkom RDC, Institut
      Telkom,Bandung, 2010.
15.   Waluyo “Analisis Sistem Komunikasi Fiber
      Optik Single Mode”, Politeknik negeri Malang,
      2009.




                                                           15

More Related Content

What's hot

Luthfi fauzi 1101188545 - paper
Luthfi fauzi   1101188545 - paperLuthfi fauzi   1101188545 - paper
Luthfi fauzi 1101188545 - paper
Luthfi Fauzi
 
Jurnaltajames
JurnaltajamesJurnaltajames
Jurnaltajames
Akhmad Hambali
 
Geladi Telkom University di Telkom Akses Bandung
Geladi Telkom University di Telkom Akses BandungGeladi Telkom University di Telkom Akses Bandung
Geladi Telkom University di Telkom Akses Bandung
Gusty Aditya
 
Jurnal kelompok
Jurnal kelompokJurnal kelompok
Jurnal kelompok
Luthfi Fauzi
 
Studi backbone telekomunikasi 2006
Studi backbone telekomunikasi 2006Studi backbone telekomunikasi 2006
Studi backbone telekomunikasi 2006fsfarisya
 
Jaringan akses tembaga
Jaringan akses tembagaJaringan akses tembaga
Jaringan akses tembaga
ampas03
 
Bab 2 akses internet
Bab 2 akses internetBab 2 akses internet
Bab 2 akses internet
dhayati
 
9 b = 4 agung banowo irawan eka pradittya
9 b = 4 agung banowo   irawan eka pradittya9 b = 4 agung banowo   irawan eka pradittya
9 b = 4 agung banowo irawan eka pradittya
Eka Dhani
 
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan AsiaBisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
Dr.Joko Suryana
 
7. bab ii
7. bab ii7. bab ii
7. bab ii
sukma saltia
 
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optikChapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
Muhammad Najib
 
22 31-1-pb
22 31-1-pb22 31-1-pb
22 31-1-pb
Nangka 22
 
Koneksi untuk Sekolah
Koneksi untuk SekolahKoneksi untuk Sekolah
Koneksi untuk Sekolah
Guru Online
 
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi SelularOptimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
Materi Kuliah Online
 

What's hot (15)

Luthfi fauzi 1101188545 - paper
Luthfi fauzi   1101188545 - paperLuthfi fauzi   1101188545 - paper
Luthfi fauzi 1101188545 - paper
 
Jurnaltajames
JurnaltajamesJurnaltajames
Jurnaltajames
 
Geladi Telkom University di Telkom Akses Bandung
Geladi Telkom University di Telkom Akses BandungGeladi Telkom University di Telkom Akses Bandung
Geladi Telkom University di Telkom Akses Bandung
 
Jurnal kelompok
Jurnal kelompokJurnal kelompok
Jurnal kelompok
 
Studi backbone telekomunikasi 2006
Studi backbone telekomunikasi 2006Studi backbone telekomunikasi 2006
Studi backbone telekomunikasi 2006
 
Jaringan akses tembaga
Jaringan akses tembagaJaringan akses tembaga
Jaringan akses tembaga
 
Bab 2 akses internet
Bab 2 akses internetBab 2 akses internet
Bab 2 akses internet
 
9 b = 4 agung banowo irawan eka pradittya
9 b = 4 agung banowo   irawan eka pradittya9 b = 4 agung banowo   irawan eka pradittya
9 b = 4 agung banowo irawan eka pradittya
 
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan AsiaBisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
Bisnis Colocation Services dan Data Center 2014 : Indonesia dan Asia
 
7. bab ii
7. bab ii7. bab ii
7. bab ii
 
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optikChapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
 
Jurnaltayana
JurnaltayanaJurnaltayana
Jurnaltayana
 
22 31-1-pb
22 31-1-pb22 31-1-pb
22 31-1-pb
 
Koneksi untuk Sekolah
Koneksi untuk SekolahKoneksi untuk Sekolah
Koneksi untuk Sekolah
 
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi SelularOptimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi Selular
 

Viewers also liked

Et3041 15
Et3041 15Et3041 15
Et3041 15
Ano's Andespen
 
WSI World - Content Marketing
 WSI World - Content Marketing WSI World - Content Marketing
WSI World - Content Marketing
WSI WORLD CANADA
 
Anointing of the sick
Anointing of  the sickAnointing of  the sick
Anointing of the sick
Dolores Vasquez
 
Microsoft Power Point Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]
Microsoft Power Point   Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]Microsoft Power Point   Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]
Microsoft Power Point Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]
brettpcampbell
 
Ativ7 unid1 silvana_neuze_vania_dorvalina
Ativ7 unid1 silvana_neuze_vania_dorvalinaAtiv7 unid1 silvana_neuze_vania_dorvalina
Ativ7 unid1 silvana_neuze_vania_dorvalina
Silvana Menezes
 
Human body قيمه الجسد الإنسانى فى المسيحه
Human body قيمه الجسد الإنسانى فى المسيحهHuman body قيمه الجسد الإنسانى فى المسيحه
Human body قيمه الجسد الإنسانى فى المسيحه
Ibrahimia Church Ftriends
 
Digipak analysis
Digipak analysisDigipak analysis
Digipak analysis
Danpalacefan
 
Mexican Revolution
Mexican RevolutionMexican Revolution
Mexican Revolution
ssclasstorremar
 
How To Deal With Toddler Tantrums
How To Deal With Toddler TantrumsHow To Deal With Toddler Tantrums
How To Deal With Toddler Tantrums
bridgetbarnes102
 
Jp morgan -_032113_presentation_-_final
Jp morgan -_032113_presentation_-_finalJp morgan -_032113_presentation_-_final
Jp morgan -_032113_presentation_-_final
CNOServices
 
Sean V. Bradley: The Four P's
Sean V. Bradley: The Four P'sSean V. Bradley: The Four P's
Sean V. Bradley: The Four P's
Sean Bradley
 
من هو يسوع هذا ؟
من هو يسوع هذا ؟من هو يسوع هذا ؟
من هو يسوع هذا ؟
Ibrahimia Church Ftriends
 
Hebrew Kings
Hebrew KingsHebrew Kings
Hebrew Kings
ssclasstorremar
 
Pollution hereglegdhuun 9 р анги сарантуяа
Pollution  hereglegdhuun 9 р анги сарантуяаPollution  hereglegdhuun 9 р анги сарантуяа
Pollution hereglegdhuun 9 р анги сарантуяа
sarantuya choimzon
 
Factors Contributing to the Decline of the Anchovy Fisheries in Krueng Raya B...
Factors Contributing to the Decline of the Anchovy Fisheries in Krueng Raya B...Factors Contributing to the Decline of the Anchovy Fisheries in Krueng Raya B...
Factors Contributing to the Decline of the Anchovy Fisheries in Krueng Raya B...
Zulhamsyah Imran
 
Sistema informació osal
Sistema informació osalSistema informació osal
Sistema informació osal
Lel Coma Campmany
 
Evaluation of my magazine
Evaluation of my magazineEvaluation of my magazine
Evaluation of my magazine
ClaraTawiah
 

Viewers also liked (20)

Et3041 15
Et3041 15Et3041 15
Et3041 15
 
WSI World - Content Marketing
 WSI World - Content Marketing WSI World - Content Marketing
WSI World - Content Marketing
 
Nootsiin max
Nootsiin maxNootsiin max
Nootsiin max
 
Anointing of the sick
Anointing of  the sickAnointing of  the sick
Anointing of the sick
 
Microsoft Power Point Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]
Microsoft Power Point   Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]Microsoft Power Point   Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]
Microsoft Power Point Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]
 
Ativ7 unid1 silvana_neuze_vania_dorvalina
Ativ7 unid1 silvana_neuze_vania_dorvalinaAtiv7 unid1 silvana_neuze_vania_dorvalina
Ativ7 unid1 silvana_neuze_vania_dorvalina
 
Human body قيمه الجسد الإنسانى فى المسيحه
Human body قيمه الجسد الإنسانى فى المسيحهHuman body قيمه الجسد الإنسانى فى المسيحه
Human body قيمه الجسد الإنسانى فى المسيحه
 
Digipak analysis
Digipak analysisDigipak analysis
Digipak analysis
 
Aje_2012
Aje_2012Aje_2012
Aje_2012
 
Mexican Revolution
Mexican RevolutionMexican Revolution
Mexican Revolution
 
How To Deal With Toddler Tantrums
How To Deal With Toddler TantrumsHow To Deal With Toddler Tantrums
How To Deal With Toddler Tantrums
 
Jp morgan -_032113_presentation_-_final
Jp morgan -_032113_presentation_-_finalJp morgan -_032113_presentation_-_final
Jp morgan -_032113_presentation_-_final
 
Sean V. Bradley: The Four P's
Sean V. Bradley: The Four P'sSean V. Bradley: The Four P's
Sean V. Bradley: The Four P's
 
من هو يسوع هذا ؟
من هو يسوع هذا ؟من هو يسوع هذا ؟
من هو يسوع هذا ؟
 
Hebrew Kings
Hebrew KingsHebrew Kings
Hebrew Kings
 
Book
BookBook
Book
 
Pollution hereglegdhuun 9 р анги сарантуяа
Pollution  hereglegdhuun 9 р анги сарантуяаPollution  hereglegdhuun 9 р анги сарантуяа
Pollution hereglegdhuun 9 р анги сарантуяа
 
Factors Contributing to the Decline of the Anchovy Fisheries in Krueng Raya B...
Factors Contributing to the Decline of the Anchovy Fisheries in Krueng Raya B...Factors Contributing to the Decline of the Anchovy Fisheries in Krueng Raya B...
Factors Contributing to the Decline of the Anchovy Fisheries in Krueng Raya B...
 
Sistema informació osal
Sistema informació osalSistema informació osal
Sistema informació osal
 
Evaluation of my magazine
Evaluation of my magazineEvaluation of my magazine
Evaluation of my magazine
 

Similar to Jurnaltaramadhanftth

MAkalah Seminar
MAkalah SeminarMAkalah Seminar
MAkalah Seminar
Hendi Gunawan
 
Jurnal Kerja Praktek
Jurnal  Kerja PraktekJurnal  Kerja Praktek
Jurnal Kerja Praktek
angga_dadox
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptx
YuukiKun5
 
WANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWAN
WANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWAN
WANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWAN
smkmuhammadiyah1prob
 
Modul 7 infrastruktur
Modul 7 infrastrukturModul 7 infrastruktur
Modul 7 infrastruktur
HARRY CHAN PUTRA
 
Pricelist NetLink FIBERSTAR.pdf
Pricelist NetLink FIBERSTAR.pdfPricelist NetLink FIBERSTAR.pdf
Pricelist NetLink FIBERSTAR.pdf
MAliSyabana
 
Module Optical Networking.pptx
Module  Optical Networking.pptxModule  Optical Networking.pptx
Module Optical Networking.pptx
JEFFRIHUNTER
 
FTTH by Khoerul Anam.pptx
FTTH by Khoerul Anam.pptxFTTH by Khoerul Anam.pptx
FTTH by Khoerul Anam.pptxKhoerul Anam
 
Laporan geladi muhammad mufid luthfi
Laporan geladi muhammad mufid luthfiLaporan geladi muhammad mufid luthfi
Laporan geladi muhammad mufid luthfiMuhammad Mufid Luthfi
 
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfiLaporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Muhammad Mufid Luthfi
 
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfiLaporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Muhammad Mufid Luthfi
 
Chapter 7. telecomunication, internet and nircable technology
Chapter 7. telecomunication, internet and nircable technologyChapter 7. telecomunication, internet and nircable technology
Chapter 7. telecomunication, internet and nircable technology
Aditya TroJhan
 
Makalah komunikasi data
Makalah komunikasi dataMakalah komunikasi data
Makalah komunikasi dataYudha Pangestu
 
Tentang sistem fo
Tentang sistem foTentang sistem fo
Tentang sistem fo
Muhammad Taqyudin
 
Penawaran internet moratelindo
Penawaran internet moratelindoPenawaran internet moratelindo
Penawaran internet moratelindo
Rianto MSi
 
Fibre To The Home
Fibre To The HomeFibre To The Home
Fibre To The Home
Fikri Alfiansyah
 
Slide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptxSlide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptx
kifibo
 
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPerencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Putri Diana
 

Similar to Jurnaltaramadhanftth (20)

MAkalah Seminar
MAkalah SeminarMAkalah Seminar
MAkalah Seminar
 
Jurnal Kerja Praktek
Jurnal  Kerja PraktekJurnal  Kerja Praktek
Jurnal Kerja Praktek
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptx
 
WANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWAN
WANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWAN
WANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWANWAN
 
Modul 7 infrastruktur
Modul 7 infrastrukturModul 7 infrastruktur
Modul 7 infrastruktur
 
Pricelist NetLink FIBERSTAR.pdf
Pricelist NetLink FIBERSTAR.pdfPricelist NetLink FIBERSTAR.pdf
Pricelist NetLink FIBERSTAR.pdf
 
Module Optical Networking.pptx
Module  Optical Networking.pptxModule  Optical Networking.pptx
Module Optical Networking.pptx
 
FTTH by Khoerul Anam.pptx
FTTH by Khoerul Anam.pptxFTTH by Khoerul Anam.pptx
FTTH by Khoerul Anam.pptx
 
Konvergensi
KonvergensiKonvergensi
Konvergensi
 
Laporan geladi muhammad mufid luthfi
Laporan geladi muhammad mufid luthfiLaporan geladi muhammad mufid luthfi
Laporan geladi muhammad mufid luthfi
 
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfiLaporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
 
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfiLaporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
 
Chapter 7. telecomunication, internet and nircable technology
Chapter 7. telecomunication, internet and nircable technologyChapter 7. telecomunication, internet and nircable technology
Chapter 7. telecomunication, internet and nircable technology
 
Cp jasatel
Cp jasatelCp jasatel
Cp jasatel
 
Makalah komunikasi data
Makalah komunikasi dataMakalah komunikasi data
Makalah komunikasi data
 
Tentang sistem fo
Tentang sistem foTentang sistem fo
Tentang sistem fo
 
Penawaran internet moratelindo
Penawaran internet moratelindoPenawaran internet moratelindo
Penawaran internet moratelindo
 
Fibre To The Home
Fibre To The HomeFibre To The Home
Fibre To The Home
 
Slide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptxSlide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptx
 
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPerencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTE
 

Jurnaltaramadhanftth

  • 1. PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PERUMAHAN SETRADUTA BANDUNG “DESIGN OF ACCESS NETWORK FIBER TO THE HOME (FTTH) USING GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) TECHNOLOGY IN SETRADUTA BANDUNG” Muhamad Ramadhan M S[1] Akhmad Hambali, Ir., MT.[2] Bambang Uripno, Ir.[3] 1,2,3 Fakultas Elektro dan Komunikasi – Institut Teknologi Telkom Jln. Telekomunikasi Dayeuhkolot Bandung 40257 Indonesia 1 2 3 muhamad_ramadhan_ms@yahoo.com hbl@ittelkom.ac.id bambang.uripno@gmail.com ABSTRAK Perumahan Setraduta yang terletak di bagian Bandung barat berbatasan dengan kota cimahi merupakan perumahan mewah dan modern. Jaringan akses yang digunakan masih menggunakan kabel tembaga, yang dinilai kurang memadai layanan triple play. PT. Telkom yang ingin meningkatkan kualitas layanannya, telah memiliki wacana bahwa pada tahun 2013 seluruh Bandung dengan merombak jaringan akses tembaga yang ada dengan Fiber Optic To The Home (FTTH). GPON (Gigabit Passive Optical Network) merupakan teknologi yang dipilih PT.Telkom Dalam tugas akhir ini, dilakukan peramalan demand untuk mengetahui jumlah pelanggan pemakai internet dan bandwidth beberapa tahun mendatang. Lalu dirancang jaringan akses FTTH menggunakan teknologi GPON dengan membuat jalur awal lalu penentuan perangkat, spesifikasi, tata letak dan volume yang digunakan. Kemudian untuk kelayakan sistem di analis dengan parameter Power Link Budget, Rise Time Budget, dan Redaman total. Hasil dari peramalan demand, didapatkan bahwa kapasitas jaringan sekarang sebesar 960 pengguna, yang diperkirakan penggunaan internet tahun 2017 mencapai 1245, sehingga tidak mencukupi untuk melayani keseluruhan jumlah pelanggan. Lalu dari hasil peramalan demand kebutuhan bandwidth 10 tahun mendatang, yaitu pada tahun 2021 paket 384Kbps sebesar 478,080 Mbps, kebutuhan bandwidth paket 512 Kbps sebesar 297,545 Mbps, kebutuhan bandwidth paket 1 Mbps sebesar 204,343 Mbps dan kebutuhan bandwidth paket 2 Mbps sebesar 111,1 Mbps. Semua paket menggunakan model kuadratik, karena memiliki nilai MAPE terkecil. Total bandwidth mencapai 1091,068 Mbps. Hasil perancangan menunjukkan bahwa perancangan untuk perumahan Setraduta Bandung menggunakan 5 buah ODC dan 190 buah ODP dengan jumlah pelanggan sekitar 1245 ONT. Hasil perhitungan Link Power Budget yaitu total redaman yang dihasilkan pada uplink sebesar 24.336 dB, dan total redaman pada downlink sebesar 23.951 dB , kedua redaman ini masih berada di bawah standar GPON sesuai ITU-T G.984 sebesar 28 dB maupun standar yang dikeluarkan pihak Telkom sebesar 28 dB. Nilai Margin daya yang diperoleh 4.049 dBm dari hasil perhitungan downlink dan 3.664 dBm yang diperoleh dari hasil perhitungan uplink, keduanya menghasilkan nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB. Hal ini mengindikasikan bahwa link memenuhi kelayakan link power budget. Hasil uji Rise Time Budget yaitu untuk arah downlink pada pelanggan terjauh menghasilkan total waktu sebesar = 0.2583 ns. Waktu tersebut masih berada dibawah nilai waktu sistem NRZ sebesar 0.2917 ns. Untuk arah uplink pada pelanggan terjauh menghasilkan waktu total sebesar = 0.2505 ns. Waktu tersebut masih berada dibawah nilai waktu sistem NRZ sebesar 0.5833 ns. Kata Kunci : Triple play, FTTH, GPON, Power Link Budget, Rise Time Budget. ABSTRACT Setraduta residential located at west Bandung is border with cimahi city, it is luxurious and modern housing. Access networks that are used are still using copper cable, it was considered inadequate triple play services. PT. Telkom want to improve the quality of services has had a plan that in 2013 around Bandung by migration the existing copper access network with Fiber Optic To The Home (FTTH). GPON (Gigabit Passive Optical Network) technology is selected PT.Telko. In this final project, made forecasting demand to know the number of internet users and bandwidth customers for the next few years. Then design access network FTTH using GPON technology with make initial path then determination of the device, specifications, layout and volume are used. Then to feasibility system of the analyst with parameter Power Link Budget, Rise Time Budget, and the total attenuation. Results from forecasting demand, it is found that the capacity of current network of 960 users, it is estimated use the Internet in 2017 to reach 1245, is insufficient to serve the overall number of customers. Then from the results of forecasting demand bandwidth requirement for next 10 years, in 2021 at 531.456 Mbps for package of 384 Kbps, bandwidth requirements package 512Kbps of 297.545 Mbps, bandwidth requirements for packet 1 Mbps of 204.343 Mbps and bandwidth requirements package 2 Mbps of 111.1 Mbps. All the packages using quadratic models, because it has the smallest MAPE. Total bandwidth reach 1091,068 Mbps. The results that design of Setraduta residential using 5 pieces ODC and 190 pieces ODP and 1245 ONT. Link Power Budget calculation results are generated on the total attenuation of 24.336 dB for uplink and for downlink total attenuation of 23.951 dB, the attenuation is still below the standard GPON according ITU-T G.984 at 28 dB and the standards PT.Telkom at 28 dB. Power margin value is 4.049 dBm for downlink and 3.664 dBm for uplink, both produce value more than 0(zero) dB. This is indicates that the link meet the eligibility link power budget. The test results Rise Time Budget is for the downlink at the farthest customers resulted in a total time of = 0.2583 ns. The time is below the value of the NRZ system of 0.2917 ns. For the uplink direction the farthest customers result total time = 0.2505 ns. The time is below the value the NRZ system of 0.5833 ns. Key word : Triple play, FTTH, GPON, Power Link Budget, Rise Time Budget. 1
  • 2. BAB I 1.4 Batasan Masalah PENDAHULUAN 1. Area perancangan hanya dibatasi untuk 1.1 Latar Belakang daerah Sentral Gegerkalong dan perumahan Seiring perkembangan teknologi dengan pesat, Setra duta. terutama teknologi informasi dan komunikasi, memicu 2. Pemilihan pelanggan berdasarkan data dari masyarat modern mendapatkan layanan yang praktis, developer perumahan Setra duta dan PT. mudah, dan efisien. Kebutuhan layanan masyarakat Telkom. modern terus meningkat sehingga dibutuhkanlah sarana 3. Perancangan tidak menghitung QOS. komunikasi yang mampu melayani semua layanan. 4. Perancangan tidak membahas tentang Kebutuhan layanan pada masa kini tidak hanya suara, jaringan optik lainnya seperti DLC, HFC dan melainkan data dan video. Maka diperlukan jaringan OAN. handal yang mampu memberikan performansi yang baik. 5. Perancangan merupakan migrasi dari Keterbatasan jaringan akses tembaga yang di nilai jaringan akses tembaga sekarang menuju belum cukup dan belum dapat menampung kapasitas jaringan akses fiber optic menggunakan bandwidth yang besar serta kecepatan tinggi, maka PT. teknologi GPON. Telkom sendiri sesuai visi misi nya meningkatan kualitas 6. Jenis fiber optic yang digunakan G.652 dan layanan untuk membuat infrastruktur menggunnakan fiber G.657. optik sebagai media transmisi nya. PT. Telkom untuk kota bandung sudah menargetkan tahun 2013 akan merombak 1.5 Langkah penyelesaian masalah jaringan akses tembaga menjadi jaringan akses fiber optik 1. Studi literatur, dengan mempelajari referensi sampai ke rumah-rumah yang di sebut Fiber optic to the bacaan yang mendukung dari internet, buku, home (FTTH). Dalam pelaksanaan FTTH tersebut, ataupun artikel lainnya. PT.Telkom merekomendasikan dan menggunakan 2. Diskusi dengan dosen pembimbing dan pihak teknologi GPON untuk jaringan FTTH. Gigabit Passive PT.Telkom yang menangani teknologi Optical Network (GPON) adalah adalah salah satu jaringan akses fiber optic serta pengukuran teknologi dari beberapa teknologi sistem komunikasi serat dan pengambilan data di lapangan. optik. GPON bermula dari passive optical network (PON) 3. Analisa pembuatan konfigurasi perancangan yang kemudian berevolusi dan berkembang hingga sampai jaringan optik. tahap sekarang. 4. Dibuat kesimpulan. PT.Telkom yang kini menggelar layanan IP TV yang bernama Grovia TV menargetkan perumahan mewah dan 1.6 Sistematika pembahasan modern yang ada di Indonesia. Daerah yang diambil Bab 1 Pendahuluan adalah di perumahan Setra Duta Bandung yang Memaparkan latar belakang masalah, tujuan diperkirakan membutuhkan layanan multimedia yang penyusunan tugas akhir, perumusan masalah, memiliki kualitas layanan bagus. Dalam tugas akhir ini pembatasan masalah, metode penyelesaian dan akan dilakukan penelitian untuk merencanakan jaringan sistematika penulisan tugas akhir. akses FTTH menggunakan teknologi GPON di perumahan Bab2 Landasan teori Setra Duta. Kemudian untuk menentukan kebutuhan Pada bab ini membahas tentang teori-teori bandwitdh dan kapasitas yang akan datang dilakukan yang mendukung jaringan akses fiber optic dengan peramalan demand. Untuk peramalan dilakukan meliputi karakteristik transimisi fiber optic, pencarian data yang dibutuhkan dari developer perumahan arsitektur jaringan optik secara umum, Setra duta dan PT.Telkom. Kemudian dilakukan perkembangan PON, teknologi GPON serta perancangan jaringan akses dengan penentuan jalur dan komponen yang dibutuhkan, peramalan demand, penentuan perangkat yang akan digunakan. Lalu dianalisis parameter yang digunakan power link budget dan kelayakan sistem menggunakan teori perhitungan yaitu rise time budget. parameter rise time budget dan power link budget. BAB 3 Peramalan demand dan perancangan jaringan 1.2 Tujuan Penelitian Pada bab ini membahas tentang jaringan Tujuan dalam tugas akhir ini adalah memperoleh eksiting Sentral Gegerkalong dan perumahan perancangan jaringan akses Fiber optic To The Home Setra duta yaitu kondisi jumlah perangkat (FTTH) di perumahan Setra duta Bandung menggunakan eksiting, peramalan permintaan, perhitungan teknologi GPON dengan migrasi dari jaringan akses kabel kebutuhan bandwidth, perancangan awal jaringan tembaga yang sudah ada yang memenuhi kelayakan GPON, dan perancangan GPON ( perangkat, sistem. spesifikasi, volume). 1.3 Rumusan Masalah Bab 4 Analisa kelayakan perancangan jaringan 2 Penentuan daerah yang dirancang. Pada bab ini membahas tentang analisis 3 Peramalan kapasitas dan bandwidth akan kebutuhan hasil perhitungan power link budget dan rise time mendatang. budget. 4 Perancangan jaringan awal dari sentral sampai rumah Bab 5 Penutup pelanggan. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari 5 Penentuan pemakaian dan penempatan perangkat hasil penelitian tugas akhir serta saran untuk yang akan digunakan. pengembangan lebih lanjut 6 Penentuan link power budget dan rise time budget sebagai parameter yang akan digunakan. 2
  • 3. BAB II optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk LANDASAN TEORI mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Services yaitu layanan akan akses internet 2.1 Serat Optik[14] yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat pelanggan. halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. 2.2 Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum[3] Sistem jarlokaf paling sedikit memiliki 2 (dua) buah Gambar 2.1 Arsitektur FTTx[14] perangkat optoelektronik yaitu 1 (satu) perangkata opto- 2.3 Perkembangan PON [3] elektronik di sisi sentral dan satu lagi (satu) lagi GPON merupakan evolusi dari teknologi perangkat yang berada di sisi pelanggan yang disebut PON. Ada pun tahapan-tahapan evolusinya adalah Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO sebagai berikut : menimbulkan modus arsitektur jarlokaf berbeda pula yaitu : 1. ITU-T G.983 ITU-T G.983 merupakan teknologi PON berbasis 2.2.1 Fiber To The Zone (FTTZ) ATM, mendukung suara dan data, efesiensi 70% TKO terletak disuatu tempat di luar dab memiliki bandwidth 622Mbps, diadopsi dari bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas standar ITU tahun 1999. Terdiri dari APON dan besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO BPON (ATM Passive Optical Network) melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. merupakan standar PON (Passive Optical FTTZ umumnya diterapkan pada daerah peruahan Network) yang pertama yang digunakan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct terutaman untuk aplikasi bisnis dan menggunakan pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi teknologi ATM. BPON (Broadband Passive lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga. Optical Network) merupakan perkembangan dari APON, teknologi ini mendukung WDM dan 2.2.2 Fiber To The Curb (FTTC) alokasi bandwidth upstream yang besar. TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, 2. ITU-T G.984 didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas ITU-T G.984 merupakan standar yang lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan dikeluarkan oleh ITU-T untuk teknologi GPON TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus (Gigabit Passive optical network). GPON meter. FTTCdapat diterapkan bagi pelanggan bisnis merupakan evolusi dari standar BPON. yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun Teknologi ini mendukung kecepatan yang besar, tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi peningkatan dalam pengamanan dan pilihan 2 pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan layer protokol (ATM,GEM,Ethernet). Tetapi menjadi pelanggan jasa hiburan. pada kenyataannya ATM tidak 2.2.3 Fiber To The Building (FTTB) diimplementasikan. Teknologi ini memiliki TKO terletak di dalam gedung dan biasanya bandwidth 2,5 Gbps dengan efisiensi 93% GEM terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun (GPON Encapsulate Method) menggunakan juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di frame segnmentation untuk QoS (Quality of gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan service) yang lebih besar. Standar teknologi ini dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB memperbolehkan beberapa pemilihan kecepatan, dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung- tetapi untuk industri seragam 2,488 Mbps untuk gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di downstream dan 1,244 untuk upstream. apartement. 3. IEEE 802.3ah IEEE 802.3ah adalah suatu standar yang 2.2.4 Fiber To The Home (FTTH) dikeluarkan IEEE untuk EPON atau GEPON Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan (Ethernet PON) yang merupakan PON berbasis suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat ethernet, standar IEEE/EFM pada penggunaan penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan ethernet untuk paket data. Teknologi ini menggunakan serat optik sebagai medium mendukung suara dan data, efisiensi 49%, penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak bandwidth 1Gbps untuk upstream dan terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat downstream. Standar ini dibuat tahun 2004 3
  • 4. 4. IEEE 8022.3av Kemampuan switching bersifat non- IEEE 8022.3av merupakan standar yang blocked matrix. dikeluarkan oleh IEEE sebagai pengembangan Perangkat GPON terdiri dari : dari GEPON. Teknologi ini biasa dikenal dengan a. Optical Line Termination (OLT) 10GEPON (10 Gigabit Ethernet PON). dipasang di Central Office 10GEPON ini menggunakan standar teknologi Persyaratan umum untuk OLT yaitu : WDM.  Backplane OLT menyediakan 2.4 Prinsip Dasar GPON[4] sistem backup (redudansi) dan Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal koneksi independent 10 Gigabit dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama Ethernet full duplex untuk masing- splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik masing servis slot. tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT  Kemampuan switching fabric OLT sendiri akan memberikan data – data dan sinyal yang mempunyai arsitektur non-blocking diinginkan oleh user. Pada prinsipnya, Passive Optical 150 Gbps full duplex per shelf. Network adalah sistem point-to-multipoint, dari fiber ke  OLT memiliki universal service slot arsitektur premise network dimana unpowered optikal Untuk PON card splitter (splitter fiber) serat optik tunggal. Arsitektur b. Sejumlah Optical Network Terminal sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division (ONT) atau Optical Network Unit Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan (ONT) diletakkan di beberapa lokasi DS3. ONT mempunyai kemampuan untuk dalam jaringan akses broadband point- mentransmisikan data di 3 mode power. Pada mode 1, to-multipoint antara central office dan ONT akan mentransmisikan pada kisaran daya output customer premises. yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT akan Persyaratan umum untuk ONT yaitu : mentransmisikan 3 – 6 dB lebih rendah daripada mode 1  Aplikasi di perumahan, kantor, atau yang mengizinkan OLT untuk memerintahkan ONT pada building (HRB) dan curbs. menurunkan dayanya apabila OLT mendeteksi sinyal dari  Dapat dikontrol secara lokal dan ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi remote melalui OMCI sesuai perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dengan G.984.4 dari ONT terlalu lemah.  Menggunakan fiber optik single Tabel 2.1 Standar dari Teknologi GPON[4] mode bidirectional untuk 1310 nm Karakteristik GPON (upstream) dan 1490 nm Standardization ITU-T G.984 (downstream) Frame ATM / GEM  Dapat mendukung λ 1550 nm untuk Speed Upstream 1.2 G / 2.4 G RF video. Speed Downstream 1.2 G / 2.4 G c ODN terdiri dari fiber optik dan Service Data, Voice, Video passive splitters/couplers serta Transmission Distance 10 km / 20 km aksesoris lain seperti konektor yang Number of Branches 64 menjadikan elemen-elemen ODN Wavelength Up 1310 nm terkoneksi. Wavelength Down 1490 nm Spesifikasi untuk ODN Splitter Passive (Optical Distribution Network) 2.5 Standar Umum Perangkat[3] yaitu : Persyaratan teknik perangkat yaitu mampu  Beroperasi menggunakan menyalurkan atau membawa multilayanan (voice, data, transmisi single optik. video) dalam satu platform teknologi berbasis Passive  Physical Reach ODN Optical Network (PON) pada lingkungan jaringan masa Jarak maksimum dari OLT ke depan (NGN). ONT/ONU sebesar 20 Km dengan Persyaratan system GPON yaitu : cascading splitter 2 stage dan a. Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps minimum 32 port ONT/ONU. downstream dan 1.244 Gbps upstream dengan - Power link budget menggunakan single fiber, sistem G-PON harus Power link budget dari sesuai dengan ITU-T G.984.x series OLT ke ONU/ONT minimum (G.984.1/2/3/4). 28 dB. b. Modul GPON dapat diekspansi, yang - Rise time budget memungkinkan terbentuknya sistem Rise time budget dari OLT ke perangkat yang fleksible. ONT/ONU maksimal 0.2917 c. Sistem arsitektur GPON harus dalam untuk pengkodean NRZ dan satu rak yang terintegrasi untuk semua 0.1458 untuk pengkodean RZ layanan. Semua layanan dikontrol oleh - Fiber Optik sebuah NMS Perangkat dapat beroperasi d. Arsitektur internal backplane perangkat menggunakan single fiber optic GPON harus berbasis arsitektur IP. mengacu standard single mode fiber (ITU-T G.652). 4
  • 5. 2.6 Komponen GPON[3] dapat diketahui alarm apa yang aktif, sistem reporting, Komponen-komponen pada teknologi GPON antara ataupun kegagalan jaringan GPON. lain yaitu : 6. Splitter 1. Sumber cahaya Splitter adalah optikal fiber coupler sederhana yang Sumber cahaya yang digunakan untuk memancarkan membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple cahaya yang membawa informasi merupakan hasil path) atau sinyal – sinyal kombinasi dalam satu path. pengubahan sinyal listrik menjadi sinyal optik. Sumber Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan cahaya yang digunakan dalam teknologi GPON adalah dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Splitter Injection Laser Diode (ILD). Jenis ILD yang digunakan terdiri dari 3 port dan bisa mencapai dari 32 port. pada sistem GPON antara lain Fabry Perot Laser dan Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standart Distributed Feddback Laser (DFB), dengan lebar direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 spektrum masing – masing 3nm dan 1nm. pelanggan, namun ratio meningkat menjadi 64 2. Serat optik yang digunakan berdasarkan ITU-T G.984 GPON standart. Splitter Jenis serat optik yang digunakan dalam GPON yang mendukung beberapa pilihan ratio pembagian sinyal. diaplikasikan untuk komunikasi jarak jauh harus memiliki Ratio pembagian dapat menggunakan sebuah alat untuk kemampuan untuk membawa banyak sinyal dengan laju splitter, sebagai contoh pemakaian splitter tunggal 1:32, bit yang tinggi. Dari dua jenis serat optik yang ada yaitu atau pemakaian splitter secara pararel seperti 1:8 dan 1:4 single mode dan multimode, yang digunakan sebagai atau 1:16 atau 1:2. media transmisi teknologi GPON adalah jenis single mode, hal ini dikarenakan daerah kerja panjang gelombang single mode lebih tinggi daripada daerah kerja panjang gelombang multimode. Sehingga serat optik jenis ini lebih sesuai digunakan pada transmisi jarak jauh yang Gambar 2.7 Splitteri[5] memerlukan transmisi kecepatan tinggi dan rugi – rugi 7. Splicer yang kecil. Alat sambung Serat Optik dikenal dengan sebutan 3. Optical Line Termination (OLT) fusion splicer yaitu suatu alat yang digunakan untuk Optikal Line Termination (OLT) sebagai daerah pusat menyambung core serat optik yang berbasis kaca yang dari sistem jaringan. OLT merupakan gabungan dari mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah CWDM, Gigabit-capable Ethernet (GbE) dan menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang SONET/SDH yang dipergunakan untuk mentransmisikan berfungsi memanasi kaca yang putus pada core sehingga suara, data dan video yang melewati Gigabit-capable terhubung kembali secara baik. Alat sambung splicer ini Passive Optikal Network (GPON). OLT mempunyai harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat fungsi untuk melakukan konversi dari sinyal elektrik penyambungan (splicing) bisa mendekati sempurna, menjadi optik. karena proses terjadinya pengelasan media kaca terjadi Bagian – bagian dari OLT: proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu media yang tersambung dengan utuh tanpa adanya celah karena memiliki karakter media yang memiliki senyawa yang sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena tidak mengikuti prosedur penyambungan yang benar. Gambar 2.5 Bagian – bagian OLT[5] Bila hal ini terjadi maka proses penyambungan harus diulangi lagi, hingga mendekati redaman yg sekecil- 4. Optical Network Terminal (ONT) kecilnya (dibawah 0.2 dB) 8. Konektor Konektor terdapat pada ujung dari serat optik yang terhubung langsung pada perangkat. Konektor pada fiber optik terbuat dari material yang sederhana seperti plastik, karet dan kaca sehingga lebih praktis. Konektor Gambar 2.6 Optical Network Terminal[5] Optikal Network Terminal (ONT) berada di sisi memiliki beberapa jenis, antara lain : pelanggan dari sistem jaringan. Optimate 1000NT (ONT) a. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel mempunyai tugas utama yaitu dipergunakan untuk single mode dengan akurasi yang sangat tinggi mentransmisikan suara, data dan video yang melewati dalam menghubungkan kabel dengan transmitter jaringan Gigabit-capable Passive Optikal Network maupun receiver. Konektor ini menggunakan (GPON) kepada para pelanggan dan OLT. sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, 5. Flex Manage sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, Flex Manage yang adalah suatu software untuk akurasinya tidak akan mudah berubah. memonitor dari layanan GPON. Flex Manage b. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel merupakan solusi dari management jaringan dari single mode, dengan sistem dicabut-pasang. FlexLight yang dirancang berdasarkan system yang Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat berbasiskan web. Flexmanage dioperasikan untuk diatur secara manual serta akurasinya baik bila mensetting jaringan atau mengoperasikan jaringan guna dipasangkan ke perangkat lain. menghindari downtime (dapat untuk menanggulangi c. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet ataupun menghindari downtime. Dari Flex Manage berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. 5
  • 6. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi 7. Speedy Home Monitoring mode maupun single mode. Sangat mudah Layanan ini merupakan layanan dimana IP camera digunakan baik dipasang maupun dicabut. yang bisa diakses melalui jaringan internet. Sehingga Anda bisa memantau kondisi rumah, kantor, ataupun 2.7 Keunggulan GPON[14] tempat usaha selama mudik melalui komputer atau Keunggulan GPON antara lain : smartphone anda. 1. Mendukung aplikasi triple play (voice,data,dan 2.9 Peramalan Demand[3] video) pada layanan FTTx. Peramalan demand bandwidth untuk masa depan 2. Memberikan power hingga loop terakhir. merupakan perkiraan tentang sesuatu yang akan terjadi 3. Alokasi bandwidth dapat diatur atau managable. pada waktu yang akan datang yang di dasarkan pada data 4. Passive component membutuhkan biaya maintenence yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau yang ringan dan. (historical data). 5. Proses instalasi dan upgrade menjadi sederhana. Banyak bentuk trend suatu data. Sebagai contoh Program perangkat sistem GPON dikemas dalam dalam metode peramalan, ada empat bentuk umum dari bentuk modul agar memudahkan proses trend data tersebut. instalasi.Disamping itu, penambahan kapasitas 1. Model Linear jaringan pada GPON dapat dlakukan secara mudah Trend linear adalah kecenderungan data dimana dan tidak mahal. perubahannya berdasarkan waktu adalah tetap. Yt = 6. Transparan terhadap laju bit dan format data. GPON β0+β1T dapat secara fleksibel mentransferkan informasi dengan laju bit dan format yang berbeda karena setipe laju bit dan format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s untuk downstream. 7. Biaya pemasangan,pemeliharaan dan pengembangan Gambar 2.8 Contoh Grafik Model Linear lebih efisien. Halini dikarenakan arsitekture jaringan 2. Model Kuadratik GPON lebih sederhana daripada arsitektur jaringan Trend kuadratik adalah kecenderungan data yang serat optik konvensional. kurvanya berpola lengkungan (curvature). Trend 8. Dengan adanya GPON mengurangi penggunaan kuadratik memiliki model sebagai berikut: Yt = banyak serat optik dan peralatan pada kantor pusat β0+β1T+ β2T2 atau central office bila dibandingkan dengan arsitektur point to point, Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port). 2.8 Konten Layanan[11] Konten layanan yang dimiliki Telkom antara lain : 1. Speedy 384kbps Gambar 2.9 Contoh Grafik Model Kuadratik Memiliki kecepatan 384 kb/s downstream dan 96 kb/s 3. Model Pertumbuhan Eksponensial upstream. Memiliki batas pemakaian sebesar 3 GB. Trend pertumbuhan eksponensial adalah 2. Speedy 512kbps kecenderungan data dimana perubahannya semakin Memiliki kecepatan 512 kb/s downstream dan 128 lama semakin bertambah secara eksponensial. Y = kb/ps upstream.Memiliki batas pemakaian sebesar 3 β0eβ1T atau ln(Y) = lnβ0+β1T GB. 3. Speedy 1Mbps Dengan kecepatan 1 Mb/s downstream dan 256 kb/s upstream,paket ini ditargetkan bagi para profesional, atau bagi penggunaan internet rumah tangga yang dishare hingga ke 10 pengguna. 4. Speedy 2Mbps Gambar 2.10 Contoh Grafik Model Pertumbuhan Memiliki kecepatan 2 Mb/s downstream dan 512 kb/s Eksponensial upstream, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis 4. Model Kurva S dan perkantoran dengan penggunaan Internet yang Karakteristik kurva S adalah pada awalnya dibagi hingga ke 20 pengguna. pertumbuhan lambat, kemudian meningkat pesat dan 5. Speedy 3Mbps sampai pada titik tertentu kemudian melambat lagi dan Memiliki kecepatan 3 Mb/s downstream dan 512 kb/s cenderung tetap. Trend kurva S memiliki model upstream, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis sebagai berikut: Yt = e (β0 + (β1/T)) atau ln(Y) = β0 + (β1/T) dan perkantoran dengan penggunaan internet yang dishare hingga lebih dari 30 pengguna. 6. Grovia IPTV Layanan internet yang bisa menonton berbagai siaran tv nasional dan international , bisa direkam , bisa di- Gambar 2.11 Contoh Grafik Model Kurva S pause , dll. IPTV ini memiliki kualitas gambar seperti DVD , sehingga tentunya IPTV ini menggunakan bandwidth yang cukup besar yaitu 6Mb. 6
  • 7. Peramalan demand bandwidth untuk masa trx = Rise time receiver (ns) depan merupakan perkiraan tentang sesuatu yang akan tintermodal = bernilai nol (untuk serat optik single mode) terjadi pada waktu yang akan datang yang di dasarkan tintramodal = tmaterial + twaveguide pada data yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau (historical data), untuk meramalkan demand tmaterial = ∆σ x L x Dm bandwidth dibutuhkan data pelanggan pengguna twaveguide = tw= L[n2+n2∆(vb)] bandwidth selama 5 tahun ke belakang. C dv ∆σ = Lebar Spektral (nm) 2.10 Parameter Untuk Kelayakan Hasil Perancangan L = Panjang serat optik (Km) Link Power Budget[10] Dm = Dispersi Material (ps/nm.Km) Link power budget dihitung sebagai syarat agar link yang kita rancang dayanya melebihi batas ambang N2 = Indeks bias selubung dari daya yang dibutuhkan. Untuk menghitung Link c = kecepatan rambat cahaya 3x108 power budget dapat dihitung dengan rumus: v = 2π x a x n1 x (2 x ∆s)1/2 λ α  L.α  Nc.α  Ns. α  Sp tot serat c s a = Jari-jari inti Bentuk persamaan untuk perhitungan margin daya adalah : n1 = indeks bias inti n2 = Indeks bias selubung M = ( Pt – Pr ) - α total - SM (2.8.2) BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI BUAH BATU REGENSI Keterangan : 3.1 Diagram Alir Penelitian Pt = Daya keluaran sumber optik ( dBm) Pr = Sensitivitas daya maksimum detektor ( dBm)Proses penelitian dimulai dengan penentuan SM = Safety margin, berkisar 6-8 dB lokasi kemudian dilakukan perumusan masalah, α tot = Redaman Total sistem (dB) dilanjutkan dengan studi litelatur bersamaan L = Panjang serat optik ( Km) pencarian data. Setelah pencarian data dilanjutkan αc = Redaman Konektor (dB/buah) dengan peramalan demand kemudian dilakukan αs = Redaman sambungan ( dB/sambungan) perancangan awal yaitu pembuatan jalur dan pembagian wilayah pada perumahan setra duta α serat = Redaman serat optik ( dB/ Km) bandung. Kemudian dilakukan perancangan teknologi Ns = Jumlah sambungan GPON dengan menentukan perangkat, spesifikasi, Nc = Jumlah konektor dan volume. Setelah dilakukan perancangan GPON, Sp = Redaman Splitter (dB) kemudian dilakukan analisis kelayakan hasil perancangan jaringan yang menggunakan parameter Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai power link budget dan rise time budget. Dan akan lebih dari 0 (nol), margin daya adalah daya yang didapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. masih tersisa dari power transmit setelah dikurangi dari loss selama proses pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety margin dan pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver. Rise Time Budget[1] Rise time budget merupakan metode untuk menentukan batasan dispersi suatu link serat optik. Metode ini sangat berguna untuk menganalisa sistem transmisi digital. Tujuan dari metode ini adalah untuk menganalisa apakah unjuk kerja jaringan secara keseluruhan telah tercapai dan mampu memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan. Gambar 3.2 Jaringan Eksisting Setra duta Umumnya degradasi total waktu transisi dari link digital tidak melebihi 70 persen dari satu periode bit Perumahan Setra Duta terletak didaerah NRZ (Non-retum-to-zero) atau 35 persen dari satu Bandung barat, berbatasan dengan kota cimahi. periode bit untuk data RZ (return-to-zero). Satu Perumahan setra duta termasuk kawasan STO periode bit didefinisikan sebagai resiprokal dari Gegerkalong, yang berada di jalan gegerkalong hilir. data rate. Untuk menghitung Rise Time budget Jaringan akses yang masih digunakan sekarang dapat dihitung dengan rumus : menggunakan 2 MSAN yang menggunakan serat optik dari STO ke MSAN dan satu 1 RK yang masih ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½ menggunakan kabel tembaga. Dalam RK RAG (2.3) tersebut mempunyai DP (Distribution point) sebanyak 43 buah, dan kapasitas sebanyak 480 user. Keterangan : MSAN MRB dan MSAN MRD masing-masing ttx = Rise time transmitter (ns) mempunyai jumlah DP sebanyak 15 buah, dan 7
  • 8. kapasitas 1 MSAN sebanyak 240 user. Dengan (selisih) antara data aktual dengan data hasil kondisi jaringan sekarang untuk perumahan peramalan. Ukuran akurasi dicocokkan dengan data Setraduta kapasitas yang bisa dilayani sebanyak 960 time series, dan ditunjukkan dalam persentase. MAD user. merupakan rata-rata dari nilai absolute simpangan. MSD merupakan rata-rata dari nilai kuadrat Pada perumahan Setraduta terdapat sekitar 1245 simpangan data. Kemudian nilai MAPE dari kavling rumah dan pada tahun 2011 sekitar 702 rumah keempat model tersebut dibandingkan, yang telah terjual atau sekitar 56,54% dari keseluruhan total digunakan sebagai peramalan adalah yang memiliki kavling yang ada di Setra duta. Dari tahun 2006 sampai nilai MAPE terkecil. tahun 2011 ada 309 rumah yang memakai layanan internet dan pada tahun pertengahan 2012 kini mencapai 317 yang 3.3.1 Peramalan Jumlah Pelanggan Pemakai memakai layanan internet. Masih banyaknya kavling yang Internet belum terisi tentu akan menjadi permasalahan dari segi Tabel 3.2 hasil peramalan jumlah pelanggan kapasitas dan permintaan bandwidth yang tidak terpenuhi. Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S Dari segi operator perlu ada peningkatan dalam hal operasi dan perbaikan. Dari segi pelanggan akan mendapat 2012 347,6 431,6 833 306,66 layanan dengan nyaman dan kualitas hasil yang lebih baik 2013 409,343 565,34 1642 348,468 Oleh karena itu divisi akses PT.Telkom menyepakati adanya perubahan dari tembaga menjadi 2014 471,086 717,09 3235 366,892 jaringan akses yang memakai kabel optik sampai ke 2015 532,829 886,83 6373 374,178 rumah-rumah sebagai media transmisinya. Perkembangan 2016 594,571 1074,57 12558 376,935 teknologi serat optik yang diambil oleh PT. Telkom adalah teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network). 2017 656,314 1280,31 24744 377,961 GPON merupakan teknologi terbaru dari perkembangan 2018 718,057 1504,06 48754 378,34 PON yang bersifat passive dan menggunakan splitter. 2019 779,8 1745,8 96064 378,48 Dilihat dari PT.Telkom sebagai penyedia layanan dapat meningkatkan performansi dan akan menjadi lebih efisien, 2020 841,543 2005,54 189281 378,532 karena bersifat pasif jadi tidak perlu catuan daya, serta 2021 903,286 2283,29 372951 378,551 akan meringankan perawatan. MAPE 70,68 9,0455 23,32 50,63 Pembahasan tugas akhir ini adalah peramalan kebutuhan bandwidth dan membangun jaringan akses Fiber To The Home ( FTTH) menggunakan teknologi GPON di perumahan Setra duta. Daftar pengguna internet di setra duta dapat dilihat di Lampiran A. Untuk daftar 1500 Jumlah pelanggan pertumbuhan pelanggan internet bisa dilihat d tabel 3.1. 1000 Tabel 3.1 Daftar pertumbuhan pelanggan internet di 500 perumahan Setra duta Jumla 0 h… JUMLAH TAHUN PELANGGAN 384K 512K 1M 2M 2006 10 4 6 0 0 2007 33 14 17 2 0 Grafik 3.1 Prediksi kurva peramalan terhadap 2008 66 31 28 6 1 kapasitas total perumahan 2009 141 67 54 18 2 3.3.2 Peramalan Paket 384 Kbps 2010 230 121 79 26 4 Tabel 3.3 peramalan paket 384 k 2011 309 167 100 36 6 Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S 2012 184,533 239,2 486 165,679 3.3 Peramalan Demand 2013 218,019 319,54 1019 189,393 Perhitungan peramalan bandwidth berdasarkan 2014 251,505 411,6 2135 199,277 jumlah pelanggan perpaket. Dari peramalan jumlah 2015 284,99 515,37 4475 202,947 perpaket dikali dengan paket yang digunakan. Kemudian dilakukan peralaman migrasi dari paket 2016 318,476 630,86 9378 204,25 ke paket lainnya. Jumlah peramalan pelanggan 2017 351,962 758,06 19656 204,706 didapatkan dengan menggunakan software 2018 385,448 896,97 41198 204,864 MINITAB versi 14. Dari tiap grafik nantinya akan muncul nilai MAPE (Mean Absolute Percentage 2019 418,933 1047,6 86346 204,919 Error), MAD (Mean Absolute Deviation) dan MSD 2020 452,419 1209,94 180974 204,938 (Mean Square Deviation). Nilai MAPE merupakan 2021 485,905 1384 379302 204,945 rata-rata dari keseluruhan persentase kesalahan MAPE 105,463 8,3893 24,148 53,2 8
  • 9. 3.3.5 Peramalan Paket 2 Mbps Paket 384 K Tabel 3.5 peramalan paket 2 M Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S 1400 2012 7,5 8,75 12 6 1200 2013 9,2 11,95 22,02 7,2 1000 2014 10,9 15,65 40,39 7,71429 800 2015 12,6 19,85 74,1 7,90244 Paket 600 384 K 2016 14,3 24,55 135,95 7,96721 400 2017 16 29,75 249,42 7,98904 200 2018 17,7 35,45 457,58 7,99634 0 2019 19,4 41,65 839,5 7,99878 2020 21,1 48,35 1540,17 7,99959 2021 22,8 55,55 2825,64 7,99986 MAPE 13,9583 4,27083 7,16048 53,6905 Grafik 3.2 Prediksi kurva peramalan paket 384K 3.3.5 Peramalan Jumlah Migrasi Paket terhadap kapasitas total perumahan Tabel 3.6 nilai peramalan jumlah migrasi paket 3.3.3 Peramalan Paket 512 Kbps Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S 2013 30,5 28 92 23 Tabel 3.4 peramalan paket 512 k 37,7 32,2 247 29,56 2014 Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S 2015 44,9 35,4 663 34,5599 2012 115,533 133,2 225,9 100,964 2016 52,1 37,6 1781 37,8034 2013 135,019 167,829 392,4 115,193 2017 59,3 38,8 4781 39,693 2014 154,505 206,243 681,8 122,613 2018 66,5 39 12836 40,7255 2015 173,99 248,443 1184,6 126,1 73,7 38,2 34464 41,2701 2019 2016 193,476 294,429 2058 127,659 2020 80,9 36,4 92534 41,552 2017 212,962 344,2 3575,4 128,341 2021 88,1 33,6 248445 41,6964 2018 232,448 397,757 6211,8 128,635 MAPE 20,7323 7,65489 49,6803 80,8148 2019 251,933 455,1 10792 128,762 2020 271,419 516,229 18749,4 128,817 Tabel.3.7 Keseluruhan kebutuhan bandwidth 2021 290,905 581,143 32574,1 128,84 MAPE 29,4169 7,61625 19,987 44,511 Paket Layanan Pelanggan Total bandwidth 384 0,384 1245 478,080 Mbps 512 0,512 581,1 297,545 Mbps 3.3.4 Peramalan Paket 1 Mbps 1 1 204,3 204,343 Mbps Tabel 3.5 peramalan paket 1 M 2 2 55,55 111,1 Mbps Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S Total 1091,068 Mbps 2012 44 48 101,2 36 2013 52,8 60,8 209 47,3924 Dari keseluruhan kebutuhan bandwidth, jika 2014 61,6 74,743 431,3 59,0769 dijumlahkan maka total bandwidth yang 2015 70,4 89,829 890,4 69,8385 dibutuhkan mampu mencapai 1091,068 Mbps. Jika dari PT.Telkom kapasitas bandwidth yang 2016 79,2 106,057 1837,8 78,8113 diinginkan 10 Mbps dari tiap rumah, dan 2017 88 123,429 3793,5 85,6924 kapasitas kavling perumahan setra duta hanya 1245 kavling. Untuk itu PT. Telkom perlu 2018 96,8 141,943 7830,3 90,6384 membuat total kapasitas bandwidth mencapai 2019 105,6 161,6 16162,7 94,0305 1245 x 10 Mbps = 12450 Mbps, jaringan akses 2020 114,4 182,4 33361,8 96,2826 eksisting belum memenuhi kapasitas serta kebutuhan bandwidth yang dibutuhkan, maka 2021 123,2 204,343 68863,1 97,7457 perlu dirancang Fiber to the home (FTTH) MAPE 30,5299 18,0366 24,6082 55,4662 menggunakan teknologi GPON di perumahan Setra duta. 9
  • 10. 3.4 Perancangan Awal Jaringan 3.5.2 Fiber Optik Teknologi GPON telah dipilih untuk dapat Fiber optik yang digunakan adalah fiber optik memenuhi kebutuhan demand yang telah diramalkan yang sesuai dengan standar ITU-T G.652 dan drop karena dapat melayani bandwidth yang besar dan fiber G.657. Fiber optik yang digunakan pada GPON juga dapat melayani 3 layanan: suara, video, perancangan ini adalah perangkat dengan spesifikasi dan data. Jumlah pelanggan yang banyak sangat yang dapat dilihat di tabel 3.9. Dari ODP sampai ke cocok diterapkan untuk jaringan point to multipoint pelanggan menggunakan fiber optik ITU-T G.657 dengan teknologi FTTH. STO Gegerkalong berada yang memiliki spesifikasi seperti pada tabel 3.10. sekitar ±3,1 Km pada perumahan Setra duta, jarak ini Tabel 3.9 Spesifikasi Fiber Optik G.657[9] memungkinkan untuk pembangunan kabel fiber optik tanpa menggunakan repeater, perumahan setra duta Parameter Spesifikasi Unit yang luas nya bisa mencapai 100 hektar berdasarkan Attenuation ≤ 0.35 dB/Km tata letaknya dibagi menjadi 5 daerah untuk (1310 nm) pembuatan jaringan, daerah A,B,C,D dan E. Lalu Attenuation ≤ 0.31 dB/Km untuk penarikan kabel dibagi 2 bagian untuk (1383 nm) perumahan Setra duta, untuk daerah A,C dijadikan Attenuation ≤ 0.21 dB/Km satu group daerah selatan dan daerah B,D,E dijadikan (1550 nm) daerah utara. Untuk penarikan kabel fiber optik dari Attenuation ≤ 0.23 dB/Km STO gegerkalong ke ODC dibagi 2 pemisahan jalur (1625 nm) pada persimpangan jalan sarimanah dan jalan sari asih, jalur pertama masuk ke daerah A kemudian C, Tabel 310 Spesifikasi Fiber Optik G.652[8] dan 1 jalur kabel lg menuju B kemudian D lalu ke daerah E. Parameter Spesifikasi Unit Attenuation at ≤ 0.35 dB/Km 3.5 Penentuan Perangkat Dan Spesifikasi 1310 nm Pada bagian ini juga akan dijelaskan tentang Attenuation at ≤ 0.21 dB/Km perangkat yang digunakan dalam perancangan 1550 nm jaringan beserta spesifikasi, tata letak dan volumenya. Attenuation at ≤ 0.28 dB/Km 1490 nm 3.5.1 OLT (Optical Line Termination) Chromatic ≤ 3.5 ps/(nm.km) Optical Line Termination yang digunakan dalam Dispersion perancangan ini sesuai dengan standard ITU-T G.984 (1285nm- dan yang di rekomendasikan oleh PT.Telkom. 1330nm) Pemilihan perangkat Optical Line Termination ini Chromatic ≤ 18 ps/(nm.km) dengan melihat nilai optical transmit power (Ptx) Dispersion yang sebaiknya bernilai besar karena akan (1550nm) berpengaruh terhadap link power budget dan juga memperhitungkan nilai lebar spektral (Δσ), rise time dan fall time yang sebaiknya bernilai relative kecil karena akan berpengaruh terhadap nilai rise time 3.5.3 Konektor budget. Spesifikasi OLT yang digunakan dapat dilihat Konektor yang digunakan adalah konekor SC. Konektor SC digunakan pada bagian OLT,ODC,ODP di tabel 3.8. dan ONT. Spesifikasi konektor seperti pada tabel 3.11. Tabel 3.8 Spesifikasi Perangkat OLT[3] 3.5.4 Splitter Splitter yang akan digunakan ada 2 tipe yaitu Parameter Spesifikasi Unit splitter 1:4 dan splitter 1:8. Splitter 1:4 diletakan di ODC, sedangkan splitter 1:8 diletakan di ODP. Optical Transmit Power 5 dBm Spesifikasi splitter dapat dilihat di tabel 3.12. Downlink Wavelength 1490 nm Tabel 3.1 Spesifikasi Konektor[7] Uplink Wavelength 1310 nm Video Wavelength 1550 nm Parameter Spesifikasi Unit Fiber Type SM 10/125 - Spectrum Width 1 nm Insertion Loss 0.2 dB Downstream Rate 2.4 Gbps Upstream Rate 1.2 Gbps Tabel 3.12 Spesifikasi Splitter[3] Optical Rise Time 150 ps Parameter Spesifikasi Unit Optical Fall Time 150 ps Insertion Loss 1:4 6 - 7.8 dB Max.Work Temperature 45 ̊ C Insertion Loss 1:8 9 - 11 dB Min.Work Temperature -5 ̊ C Power Supply (DC) -48 V 10
  • 11. 3.5.5 ONT (Optical Network Terminal) yang terletak di ODC akan membagi daya dari kabel Optical Network Terminal yang digunakan pada feeder yang masuk ke ODC ke 4 ODP. Fiber optik perancangan ini adalah perangkat dengan spesifikasi yang keluar dari ODC akan masuk ke ODP yang di seperti pada tabel 3.13. dalamnya terdapat passive splitter 1:8. Selanjutnya fiber optik tersebut akan menghasilkan disalurkan ke Tabel 3.13 Spesifikasi perangkat ONT[3] rumah-rumah pelanggan (ONT) yang berjumlah maksimal 8 pelanggan. Jadi 1 ODP diperhitungkan Parameter Spesifikasi Unit untuk 8 lokasi rumah. Perancangan jaringan di Downstream Rate 2.4 Gbps perumahan Setra duta menggunakan teknologi FTTH (Fiber To The Home) sehingga peletakan perangkat Upstream Rate 1.2 Gbps ONT (Optical Network Terminal) berada di dalam Downlink Wavelength 1490 nm rumah pelanggan. Fiber optik yang berasal dari ODP akan masuk ke rumah pelanggan dan menuju Uplink Wavelength 1310 nm perangkat OTP. Dari perangkat OTP, fiber optik Video Wavelength 1550 nm tersebut akan masuk ke perangkat roset. Setelah Max.Transmission keluar dari perangkat roset maka fiber optik tersebut Distance 20 Km akan masuk ke perangkat ONT. Lokasi penempatan Power Consumption ≤ 16 Watt tata letak dapat dilihat di Lampiran B. Setelah dilakukan penempatan letak perangkat, kemudian Sensitivity -29 dBm diukur jarak nya bisa dilihat di Lampiran C. Karena Optical Rise Time 200 ps kontour perumahan setra duta yang berbukit-bukti, maka untuk penghitungan jarak dari STO ke ODC, Optical Fall Time 200 ps ODC ke ODP, dan ODP ke ONT ditambah 10 meter, Max.Work Temperature 45 ̊ C kecuali letak ONT yang sangat dekat dengan ODP. Min.Work Temperature -5 ̊ C Untuk jumlah ODP, Splitter 1:4, dan jarak STO ke ke ODC serta jumlah kabel dapat dilihat di tabel 3.14. 3.6 Penentuan Letak Perangkat Dan Volume Tabel 3.14 Jumlah ODP, splitter dan kabel Feeder dan Perancangan dilakukan mulai dari STO jarak STO ke ODC Gegerkalog sampai ke tiap rumah pelanggan di perumahan Setra Duta. Fiber optik G. 652 ditarik dari JARAK Spliter STO Gegerkalong sampai ke ODC yang berbeda letak, ODC STO ke JUMLAH KABEL 1:4 bagian utara dan bagian selatan perumahan. Dari STO ODC ODP Gegerkalong ditarik 60 core untuk perumahan Setra duta. A 3130,13 27 7 12 core Dan terjadi pemisahan kabel pada persimpangan jalan sarimanah dan sari asih menuju bagian utara perumahan B 2663,88 36 9 12 core ditarik kabel sebanyak 36 core lalu menuju daerah selatan C 3993,35 45 12 24 core perumahan sebanyak 24 core. Kemudian dari ODC akan terdistribusi ke ODP dengan menggunakan G.652. D 3135,06 40 10 24 core Setelah dari ODP kemudian dengan menggunakan G.657 akan terdistribusi lagi ke ONT yang terletak di rumah E 3375,1 42 11 24 core pelanggan.Tiap ODC maksimal dapat terdistribusi ke 12 splitter 1:4 yang terdistribusi lagi ke splitter 1:8. 3.6.2 Daftar Perangkat Yang Dibutuhkan Pembagian pelanggan didasarkan pada letak rumah Setelah dilakukan perancangan maka dibuatlah pelanggan. daftar perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan. Daftar perangkat berupa spesifikasi perangkat dan 3.6.1 Lokasi ODC, ODP dan ONT jumlah yang dibutuhkan. Perangkat disesuaikan Penentuan lokasi penempatan ODC dan ODP dengan rekomendasi dari PT. Telkom. Daftar didasarkan pada efisiensi jaringan, kebutuhan layanan perangakat yang dibutuhkan dalam perancangan akan pelanggan, dan batas minimum redaman yang jaringan FTTH dapat dilihat di tabel 3.15 . diperbolehkan untuk teknologi yang digunakan. Pada ODC dan ODP didalamnya terdapat passive splitter mempunyai redaman yang cukup besar dan dapat 3.7 Konfigurasi Jaringan Akses FTTH mempengaruhi kelayakan perancangan jaringan. Penempatan ODC dilakukan dengan melihat Pada bagian ini kita dapat melihat Konfigurasi pembagian tata letak perumahan. Untuk efisiensi jaringan FTTH menggunakan teknologi GPON dari kabel ODC ditempatkan di pintu gerbang perumahan STO Gegerkalong sampe rumah pelanggan. Ditarik Setraduta, sehingga kabel terus di tanamkan sampai kabel berjumlah 96 core lalu dibagi ke 5 ODC, dari ke ujung rumah pelanggan tanpa ada perbalikan arah ODC beberapa kabel digunakan untuk menyalurkan yang menuju ODC kembali. Dari gambar 3.4 terlihat ke masing-masing ODP. Sisa dari kabel ODC yang bahwa perancangan jaringan FTTH dengan teknologi murni tidak terpakai disimpan sebagai cadangan. Lalu GPON di perumahan Setra duta menggunakan 2 jenis dari ODP disalurkan lagi ke rumah-rumah pelanggan. passive splitter yaitu 1:4 dan 1:8. Passive splitter 1:4 11
  • 12. Tabel 3.15 Daftar perangkat yang dibutuhkan dan juga peraturan yang diterapkan oleh PT. No. Perangkat Jumlah TELKOM yaitu jarak tidak lebih dari 20 km dan redaman total tidak lebih dari 28 dB. 1 OLT 1 unit Bentuk persamaan untuk perhitungan 2 Feeder Cable 5 buah ± (16.29752Km) redaman total pada link power budget yaitu : 3 ODC 5 buah Passive α  L.α  Nc.α  Ns. α  Sp + Red tot serat c s 4 Splitter 1:4 49 buah Instalasi (5.1) Distribution 190 buah ± 5 Cable (89,33788Km) Bentuk persamaan untuk perhitungan 6 ODP 190 buah margin daya adalah : Passive M = ( Pt – Pr ) - α total - SM 7 Splitter 1:8 190 buah (5.2) 1245 buah 8 Drop Cable (139,16472Km) Keterangan : Pt = Daya keluaran sumber optik 9 ONT 1245 buah ( dBm) 10 Konektor SC 2962buah Pr = Sensitivitas daya maksimum Sambungan detektor ( dBm) 11 Splice 203 buah SM = Safety margin, berkisar 6-8 dB α tot = Redaman Total sistem (dB) L = Panjang serat optik ( Km) αc = Redaman Konektor (dB/buah) αs = Redaman sambungan ( dB/sambungan) α serat = Redaman serat optik ( dB/ Km) Ns = Jumlah sambungan Nc = Jumlah konektor Sp = Redaman Splitter (dB) Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai lebih dari 0 (nol), margin daya adalah daya yang masih tersisa dari power transmit setelah dikurangi dari loss selama proses pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety margin dan pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver [14]. Data-data yang digunakan pada perhitungan antara lain : Gambar 3.4 Konfigurasi Jaringan FTTH menggunakan  Daya keluaran sumber optik (OLT/ONU) : 5 dBm Teknologi GPON.  Sensitivitas detektor (OLT/ONU) : -29 dBm BAB IV  Redaman Serat optik G.652 (1310/1490) ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN : (0.35, 0.28) dB/Km JARINGAN  Redaman Serat optik G.657 (1310/1490) 4.1 Analisis Hasil Perancangan : (0.35, 0.28) dB/Km Setelah dilakukan perancangan jaringan  Redaman Splice akses FTTH menggunakan GPON, untuk : 0.05 dB/splice mengetahui kelayakan sistem maka akan di  Konektor analisis menggunakan parameter power link : 0.2 dB budget dan rise time budget.  Jenis PS 1:8 , 1:4 : 11 dB , 7.8 dB 4.1.1 Link Power Budget  Jumlah Sambungan Perhitungan power link budget untuk : 4 buah mengetahui batasan redaman total yang diijinkan  Jumlah Konektor antara daya keluaran pemancar dan sensitivitas : 4 buah penerima. Perhitungan link power budget dilakukan berdasarkan standarisasi ITU-T G.984 12
  • 13. Perhitungan link power budget pada Nilai M yang diperoleh dari hasil GPON akan dibagi menjadi dua bagian dan perhitungan uplink ternyata menghasilkan akan menghitung jarak dari STO ke ONT nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB. yang letaknya paling terjauh, dikarenakan Hal ini mengindikasikan bahwa link teknologi GPON memiliki panjang diatas memenuhi kelayakan link power gelombang asimetrik dalam budget. pentransmisiannya. Sehingga jika untuk ONT 4.1.2 Rise Time Budget terjauh memenuhi kelayakan, maka untuk Rise time budget merupakan metode jarak yang lebih dekat pun akan memenuhi untuk menentukan batasan dispersi suatu link kelayakan.Panjang gelombang untuk uplink serat optik. Metode ini sangat berguna untuk sekitar 1310 nm sedangkan untuk downlink menganalisis sistem transmisi digital. Tujuan sekitar 1490 nm. dari metode ini adalah untuk menganalisis apakah unjuk kerja jaringan secara Perhitungannya dapat diuraikan sebagai keseluruhan telah tercapai dan mampu berikut : memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan. Perhitungan Link Power Budget dengan jarak Umumnya degradasi total waktu transisi dari terjauh yaitu 4.77495 Km (3.99335 Km STO link digital tidak melebihi 70 persen dari satu ke ODC, 0.72714 Km ODC ke ODP, 0.05446 periode bit NRZ (Non-Retum-to-Zero) atau 35 Km ODP ke ONT) dengan jalur dari STO persen dari satu periode bit untuk data RZ Gegerkalong ke ODC C lalu ke ODP C41 (Return-to-Zero). Satu periode bit sampai pada ONT didefinisikan sebagai resiprokal dari data rate. Downlink Spesifikasi alat untuk perhitungan rise α  L.α  Nc.α  Ns. α  Sp time budget adalah : tot serat c s  Panjang Gelombang +Redaman Instalasi : 1310 nm dan 1490 nm α tot =  Lebar Spektral (Δσ) (OLT/ONU) (3.99335x0.28)+(0.72714x0.28)+(0.05446x0.28) : 1 nm / 1 nm +(4x0.2)+(4x0.05)+(11+7.8)+2.86497  Rise time sumber cahaya ( ttx) α tot = 23.951 dB (OLT/ONU) : (150x10-3/ 200 x10- 3 )ns Sehingga untuk perhitungan margin daya  Dispersi material (Dm) (1310/1490) adalah sebagai berikut : : (3,56/13,64) ps/nm.Km Pr = Pt - α tot - 6 Pr = 5 – 23.951– 6  Rise time receiver (trx) (OLT/ONU) Pr = – 24.951 dBm  Pengkodean NRZ M = ( Pt – Pr(Sensitivitas)) – α total – SM  Menggunakan Single Mode M = ( 5 + 29 ) – 23.951– 6  Indeks bias inti (n1) M = 4.049 dBm : 1,465 Nilai M yang diperoleh dari hasil  Indeks bias selubung (n2) perhitungan downlink ternyata menghasilkan : 1,46 nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB. Hal  Jari-jari inti (a) ini mengindikasikan bahwa link diatas : 4,5μm memenuhi kelayakan link power budget. Perhitungannya dapat diuraikan sebagai Uplink berikut : Perhitungan Rise Time Budget dengan jarak α  L.α  Nc.α  Ns. α terjauh yaitu 4.77495 Km (3.99335 Km STO tot serat c s + Sp +Redaman Instalasi ke ODC, 0.72714 Km ODC ke ODP, 0.05446 Km ODP ke ONT) dengan jalur dari STO α tot = (3.99335x0.35)+(0.072714x0.35)+( Gegerkalong ke ODC C lalu ke ODP C41 0.05446x0.35)+(4x0.2)+(4x0.05)+(11+7.8)+ sampai pada ONT 2.86497 Downlink α tot = 24.336 dB Bit Rate downlink (Br) = 2.4 Gbps dengan format NRZ, sehingga : Sehingga untuk perhitungan margin daya 0.7 0.7 adalah sebagai berikut : tr =   0.2917ns Pr = Pt - α tot - 6 Br 2.4 x109 Pr = 5 – 24.336- 6 Menentukan t intramodal/ t material Pr = - 25.336 dBm Tmaterial = ∆σ x L x Dm M = ( Pt – Pr(Sessitivitas)) - α total - SM = 1 nm x 4,77495 Km x M = ( 5 + 29 ) – 24.336 – 6 0.01364 ns/nm.Km = 0.0651 ns M = 3.664 dBm ∆s = n1-n2 n1 ∆s = 3.412x10-3 13
  • 14. V = 2π x a x n1 x (2 x ∆s)1/2 sebesar 23.951 dB untuk downlink dan 24.336 dB λ untuk uplink. Hal ini masih berada dalam toleransi V =2 x 3.14 x 4,5 μm x1,465 (2x3.412x10-3)1/2 yang ditetapkan ITU-T G.984 sebesar 28 dB maupun 1,49 μm standar yang dikeluarkan pihak Telkom sebesar 28 = 2,295 dB. Nilai Margin daya yang diperoleh 4.049 dBm twaveguide= L[n2+n2∆(vb)] dari hasil perhitungan downlink dan 3.664 dBm yang C dv diperoleh dari hasil perhitungan uplink ternyata twaveguide= 4774,95 [1,46+1,46x3.412x10-3x1,2] menghasilkan nilai yang masih berada diatas 0 (nol) 3x108 dB. Hal ini mengindikasikan bahwa link memenuhi -5 = 2.333x10 ns kelayakan link power budget. Berdasarkan tintramodal= tmaterial + twaveguide perhitungan kelayakan sistem untuk rise time budget didapatkan rise time total untuk arah downlink Sehingga besarnya untuk serat optik dengan bitrate sebesar 2,4 Gbps, pelanggan terjauh singlemode: menghasilkan Ttotal sebesar = 0.2583 ns. Ttotal masih ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½ berada di bawah nilai Tsistem sebesar 0,2917 ns. Dan = [(0.15)² +(2.333x10-5)2+(0.0651)² + uplink dengan bitrate sebesar 1.2 Gbps, pelanggan 2 1/2 terjauh menghasilkan Ttotal sebesar = 0.2505 ns. Ttotal (0) + (0.2)²] = 0.2583 ns masih berada di bawah nilai Tsistem sebesar 0.5833 ns Dari hasil perhitungan rise time total sebesar dengan demikian sistem tersebut masih memenuhi 0.2583 ns masih di bawah maksimum rise rise time budget dengan pengkodean NRZ. time dari bit rate sinyal NRZ sebesar 0.2917 ns. Berarti dapat disimpulkan bahwa sistem 5.2 Saran memenuhi rise time budget. Untuk tugas akhir kedepannya bisa memasukan Uplink faktor ekonomi berupa biaya perancangan. Dan Bit Rate uplink (Br) = 1.2 Gbps dengan perancangan serat optik untuk di gedung-gedung. format NRZ, sehingga : 0.7 0.7 DAFTAR PUSTAKA tr =   0.5833ns Br 1.2 x109 1. Annas, Awaludin. (2010), Perancangan Sistem Menentukan t intramodal Informasi Geografis Sebagai Alat Bantu Tmaterial = ∆σ x L x Dm Perancangan Jaringan Optik Layanan Triple = 1 nm x 4.77495 Km x 0.00356 Play (Studi Kasus: Wilayah Bandung Turangga). ns/nm.Km = 0.0169 ns Tugas Akhir Institut Teknologi Telkom. ∆s = 3.412x10-3 2. B. Amar,” PERANCANGAN JARINGAN OPTIK V =2 x 3.14 x 4,5 μm x1,465 (2x3.412x10-3)1/2 UNTUK LAYANAN INTERNET DENGAN 1,31 μm MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPONSTUDI = 2,610 KASUS GEDUNG WISMA LIPPO BANDUNG”, twaveguide= 4774,95 [1,46+1,46x3.412x10-3x1,25] Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung, 3x108 2008. = 2.333x10-5 ns 3. Dwi Safitri.Rinna,” EVALUASI PERANCANGAN JARINGAN FTTH (Fiber To TheHome) Sehingga besarnya untuk serat optik DENGAN TEKNOLOGI GPON (Gigabit Passive singlemode: Optical Network) (Studi Kasus Plaza 1 Pondok ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½ Indah Jakarta Selatan)”, Institut Teknologi = [(0.2)² +(2.333x10-5)2+(0.0169)² + Telkom, Bandung, 2011. (0) + (0.15)²]1/2 2 4. Fitriani,”ANALISIS PERFORMANSI = 0.2505 ns TEKNOLOGI GPON UNTUK LAYANAN Dari hasil perhitungan rise time total sebesar BROADBAND STUDI KASUS TELKOM RDC 0.2505 ns masih dibawah maksimum rise BANDUNG”, IT TELKOM,Bandung, 2008 time dari bit rate sinyal NRZ sebesar 0.5833 5. “FTTH Fiber To The Home.” ns. Berarti dapat disimpulkan bahwa sistem http://www.opfibrecorp.com/info/articles/fttb.htm memenuhi rise time budget. l (diakses tanggal 19 juni 2012). 6. Hertianan.S.N. “Diktat Rekayasa Trafik : BAB V Peramalan Trafik Untuk Peramalan jaringan “, KESIMPULAN DAN SARAN STT Telkom. 7. “Huinghong Technologies Limited.” 5.1 Kesimpulan http://HuinghongFiber.com (diakses tanggal 24 Jaringan eksisting sekarang perlu diadakan Februari 2012) tambahan kapasitas jaringan dan migrasi dari kabel 8. ITU-T Recommendation G.652 (2009), tembaga menjadi jaringan akses FTTH Characteristics of single-mode optical fibre and menggunakan teknologi GPON di perumahan Setra cable. duta. Berdasarkan hasil perancangan untuk 9. ITU-T Recommendation G.657 (2009), perhitungan kelayakan sistem untuk link Power Characteristics of a bending-loss insensitive Budget didapatkan redaman total pada jarak terjauh 14
  • 15. single-mode optical fibre and cable for the access network. 10. ITU-T Recommendation G.984.2 (2003) , Gigabit – Capable Passive Optical Network (G- PON) : Physical Media Dependent (PMD) Layer Spesefication. 11. “Produk dan layanan” http://www.telkom.co.id/produk-layanan/ (diakses tanggal 30 juni 2012). 12. Rosanti rahayu “PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) (STUDI KASUS DI BUAH BATU REGENSI BANDUNG)”, Intitut teknologi telkom, Bandung, 2012. 13. Telkom Risti, “Pedoman Perancangan Jarlokaf’,1996 14. Wahyu amalia, “Jaringan dan Analisis dan perancangan optik menggunakan teknologi GPON studi kasus telkom RDC, Institut Telkom,Bandung, 2010. 15. Waluyo “Analisis Sistem Komunikasi Fiber Optik Single Mode”, Politeknik negeri Malang, 2009. 15