Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merancang jaringan FTTH di perumahan Taman Kopo Indah 5 Bandung menggunakan teknologi GPON
2. Hasil perancangan menunjukkan penggunaan 1 ODC, 73 ODP dan 486 ONT dengan pembagi 1:4 dan 1:8
3. Simulasi menunjukkan BER dan Q-factor memenuhi standar untuk kualitas jaringan fiber optik
1. Makalah ini membahas penanganan status dyinggasp pada perangkat ONT GPON di PT Telkom Kroya.
2. Teknologi GPON menggunakan akses kabel serat optik dan memungkinkan layanan suara, video, dan data menggunakan satu kabel.
3. Ketika terjadi gangguan pada ONT pelanggan, statusnya harus dicek dan jika mengalami dyinggasp, ONT mungkin perlu diganti.
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Ray KHASTUR
1. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis kinerja layanan internet menggunakan teknologi Broadband over Powerline (BPL) di Puri Kencana Depok dengan membandingkan kinerja BPL dan Metronet berdasarkan parameter kualitas layanan seperti delay, jitter, throughput dan lainnya.
2. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa BPL mampu memenuhi standar delay, jitter dan packet loss untuk komunikasi VoIP, namun hanya memenuhi sebagian besar standar
Broadband UKM adalah produk Bundling antara Port Internet beserta Lokal Akses yang ditujukan untuk pelanggan/perusahaan kecil & menengah (SOHO/SME). Dengan akses internet & multimedia yang cepat, murah & hemat bandwidth serta dengan sharing accses concept up to 2 Mbps membuat anda lebih nyaman berinternet.
Dokumen tersebut membahas perencanaan jaringan Indoor Building Coverage (IBC) pada jaringan 3G di gedung Ararkula Telkom University untuk meningkatkan kualitas sinyal didalam gedung tersebut."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merancang jaringan FTTH di perumahan Taman Kopo Indah 5 Bandung menggunakan teknologi GPON
2. Hasil perancangan menunjukkan penggunaan 1 ODC, 73 ODP dan 486 ONT dengan pembagi 1:4 dan 1:8
3. Simulasi menunjukkan BER dan Q-factor memenuhi standar untuk kualitas jaringan fiber optik
1. Makalah ini membahas penanganan status dyinggasp pada perangkat ONT GPON di PT Telkom Kroya.
2. Teknologi GPON menggunakan akses kabel serat optik dan memungkinkan layanan suara, video, dan data menggunakan satu kabel.
3. Ketika terjadi gangguan pada ONT pelanggan, statusnya harus dicek dan jika mengalami dyinggasp, ONT mungkin perlu diganti.
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Ray KHASTUR
1. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis kinerja layanan internet menggunakan teknologi Broadband over Powerline (BPL) di Puri Kencana Depok dengan membandingkan kinerja BPL dan Metronet berdasarkan parameter kualitas layanan seperti delay, jitter, throughput dan lainnya.
2. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa BPL mampu memenuhi standar delay, jitter dan packet loss untuk komunikasi VoIP, namun hanya memenuhi sebagian besar standar
Broadband UKM adalah produk Bundling antara Port Internet beserta Lokal Akses yang ditujukan untuk pelanggan/perusahaan kecil & menengah (SOHO/SME). Dengan akses internet & multimedia yang cepat, murah & hemat bandwidth serta dengan sharing accses concept up to 2 Mbps membuat anda lebih nyaman berinternet.
Dokumen tersebut membahas perencanaan jaringan Indoor Building Coverage (IBC) pada jaringan 3G di gedung Ararkula Telkom University untuk meningkatkan kualitas sinyal didalam gedung tersebut."
Teks ini membahas rekomendasi ITU-T G.652 tentang teknologi dan performansi kabel serat optik single mode. Rekomendasi ini menjelaskan karakteristik geometri, optik, dan mekanik kabel serat optik serta kategori atribut serat, kabel, dan link.
1. Analisis sistem modulasi optik NRZ-DPSK pada sistem lightwave berkecepatan tinggi dengan melihat parameter BER.
2. Didapatkan BER sekitar 10−7 pada sistem NRZ-DPSK 40 Gbps.
3. Penelitian ini juga mengoptimasi sistem untuk mendapatkan BER maksimal 10−9.
Geladi Telkom University di Telkom Akses BandungGusty Aditya
Dokumen ini membahas tentang pemasangan Optical Distribution Point (ODP) oleh PT Telkom Akses di beberapa wilayah Kota Bandung. Dokumen menjelaskan jenis-jenis ODP, cara pemasangannya, dan hasil pendataan lokasi ODP secara manual. Dokumen ini menyimpulkan bahwa pemasangan ODP oleh PT Telkom Akses sesuai dengan pelatihan karyawan lapangan sehingga jaringan terkoneksi hingga pelanggan, dan jenis ODP yang paling b
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi serat optik dan penerapannya pada FTTB (Fiber To The Building). Dibahas mengenai karakteristik serat optik, struktur kabel serat optik, dan perancangan jaringan FTTB dengan menggunakan dua jenis kabel yaitu G.652.D dan G.657. Hasil analisis menunjukkan bahwa perancangan jaringan FTTB layak digunakan berdasarkan parameter power link budget, rise time budget, dan bit error rate
Teks tersebut membahas tentang jaringan akses tembaga (JARLOKAT). JARLOKAT adalah jaringan akses yang menghubungkan sentral ke pelanggan menggunakan tembaga sebagai media transmisinya. Teks itu menjelaskan struktur JARLOKAT, yang terdiri atas jaringan catu langsung, tidak langsung, dan kombinasi. Selain itu, teks tersebut juga membahas teknologi yang digunakan pada JARLOKAT, se
9 b = 4 agung banowo irawan eka pradittyaEka Dhani
Dokumen tersebut membahas berbagai metode koneksi internet, termasuk koneksi dial-up menggunakan telepon rumah, koneksi broadband melalui jaringan telepon atau kabel seperti ISDN dan DSL, serta koneksi nirkabel melalui jaringan WiFi dan telepon seluler.
Analisis SWOT menunjukkan bahwa VoIP menggunakan PLC sebagai alternatif sambungan telepon tetap memiliki potensi untuk mengatasi kesenjangan akses telekomunikasi di Indonesia. Secara teknis, PLC mampu memenuhi kebutuhan lebar pita dan delay VoIP. Namun, masih terdapat tantangan seperti jarak jangkauan dan ketergantungan pada kualitas jaringan listrik.
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi SelularMateri Kuliah Online
1. Makalah ini membahas optimalisasi penggunaan service channel pada sistem komunikasi radio link untuk jaringan selular.
2. Radio link digunakan untuk menghubungkan BTS dengan BSC melalui approach link, dan memiliki payload beserta beberapa service channel.
3. Makalah ini mengusulkan desain konverter ethernet untuk memanfaatkan service channel secara maksimal dengan mengubahnya menjadi sambungan ethernet.
In the internet marketing world having a highly content rich website is
essential if you want to make sure your brand is effectively recognized
by the search engines.
The document discusses the sacrament of Anointing of the Sick, which involves anointing sick or dying individuals with oil. It can be received by anyone with a serious illness or facing surgery/death. The sacrament is intended to unite the sick with Christ's suffering and heal both body and soul if God wills it. A priest anoints the forehead and hands with oil while praying for healing and forgiveness of sins.
Microsoft Power Point Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]brettpcampbell
Brett Campbell is a marketing professional seeking a leadership role. He has experience launching successful digital campaigns for brands like Moe's Southwest Grill. Campbell developed strategies that increased sales and drove customer engagement through mobile apps, social media check-ins, and relationship building. He possesses skills in areas like digital marketing, social media trends, and strategic planning. Campbell aims to work for an energetic brand that pushes boundaries and where he can continue learning about industry innovations.
Este documento descreve um projeto de produção de história em quadrinhos (HQ) virtual para alunos do 3o e 4o anos do ensino fundamental. O projeto envolve os procedimentos de conhecer os conhecimentos prévios dos alunos, oferecer referências, criar cenários e personagens, montar a HQ, revisá-la e apresentá-la para a turma. Aborda conteúdos como linguagens verbal e visual, elementos da narrativa e uso de computadores, internet e softwares de desenho e apresentação.
Teks ini membahas rekomendasi ITU-T G.652 tentang teknologi dan performansi kabel serat optik single mode. Rekomendasi ini menjelaskan karakteristik geometri, optik, dan mekanik kabel serat optik serta kategori atribut serat, kabel, dan link.
1. Analisis sistem modulasi optik NRZ-DPSK pada sistem lightwave berkecepatan tinggi dengan melihat parameter BER.
2. Didapatkan BER sekitar 10−7 pada sistem NRZ-DPSK 40 Gbps.
3. Penelitian ini juga mengoptimasi sistem untuk mendapatkan BER maksimal 10−9.
Geladi Telkom University di Telkom Akses BandungGusty Aditya
Dokumen ini membahas tentang pemasangan Optical Distribution Point (ODP) oleh PT Telkom Akses di beberapa wilayah Kota Bandung. Dokumen menjelaskan jenis-jenis ODP, cara pemasangannya, dan hasil pendataan lokasi ODP secara manual. Dokumen ini menyimpulkan bahwa pemasangan ODP oleh PT Telkom Akses sesuai dengan pelatihan karyawan lapangan sehingga jaringan terkoneksi hingga pelanggan, dan jenis ODP yang paling b
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi serat optik dan penerapannya pada FTTB (Fiber To The Building). Dibahas mengenai karakteristik serat optik, struktur kabel serat optik, dan perancangan jaringan FTTB dengan menggunakan dua jenis kabel yaitu G.652.D dan G.657. Hasil analisis menunjukkan bahwa perancangan jaringan FTTB layak digunakan berdasarkan parameter power link budget, rise time budget, dan bit error rate
Teks tersebut membahas tentang jaringan akses tembaga (JARLOKAT). JARLOKAT adalah jaringan akses yang menghubungkan sentral ke pelanggan menggunakan tembaga sebagai media transmisinya. Teks itu menjelaskan struktur JARLOKAT, yang terdiri atas jaringan catu langsung, tidak langsung, dan kombinasi. Selain itu, teks tersebut juga membahas teknologi yang digunakan pada JARLOKAT, se
9 b = 4 agung banowo irawan eka pradittyaEka Dhani
Dokumen tersebut membahas berbagai metode koneksi internet, termasuk koneksi dial-up menggunakan telepon rumah, koneksi broadband melalui jaringan telepon atau kabel seperti ISDN dan DSL, serta koneksi nirkabel melalui jaringan WiFi dan telepon seluler.
Analisis SWOT menunjukkan bahwa VoIP menggunakan PLC sebagai alternatif sambungan telepon tetap memiliki potensi untuk mengatasi kesenjangan akses telekomunikasi di Indonesia. Secara teknis, PLC mampu memenuhi kebutuhan lebar pita dan delay VoIP. Namun, masih terdapat tantangan seperti jarak jangkauan dan ketergantungan pada kualitas jaringan listrik.
Optimalisasi Service Channel Approach Link Radio Komunikasi SelularMateri Kuliah Online
1. Makalah ini membahas optimalisasi penggunaan service channel pada sistem komunikasi radio link untuk jaringan selular.
2. Radio link digunakan untuk menghubungkan BTS dengan BSC melalui approach link, dan memiliki payload beserta beberapa service channel.
3. Makalah ini mengusulkan desain konverter ethernet untuk memanfaatkan service channel secara maksimal dengan mengubahnya menjadi sambungan ethernet.
In the internet marketing world having a highly content rich website is
essential if you want to make sure your brand is effectively recognized
by the search engines.
The document discusses the sacrament of Anointing of the Sick, which involves anointing sick or dying individuals with oil. It can be received by anyone with a serious illness or facing surgery/death. The sacrament is intended to unite the sick with Christ's suffering and heal both body and soul if God wills it. A priest anoints the forehead and hands with oil while praying for healing and forgiveness of sins.
Microsoft Power Point Brett Campbellv2 [Compatibility Mode]brettpcampbell
Brett Campbell is a marketing professional seeking a leadership role. He has experience launching successful digital campaigns for brands like Moe's Southwest Grill. Campbell developed strategies that increased sales and drove customer engagement through mobile apps, social media check-ins, and relationship building. He possesses skills in areas like digital marketing, social media trends, and strategic planning. Campbell aims to work for an energetic brand that pushes boundaries and where he can continue learning about industry innovations.
Este documento descreve um projeto de produção de história em quadrinhos (HQ) virtual para alunos do 3o e 4o anos do ensino fundamental. O projeto envolve os procedimentos de conhecer os conhecimentos prévios dos alunos, oferecer referências, criar cenários e personagens, montar a HQ, revisá-la e apresentá-la para a turma. Aborda conteúdos como linguagens verbal e visual, elementos da narrativa e uso de computadores, internet e softwares de desenho e apresentação.
This document discusses and analyzes different types of digipaks. It begins by defining a digipak as an alternative CD or DVD packaging, usually in a gatefold or book-style format made of paperboard or card. Positive aspects of digipaks include being eye-catching to promote sales, being more durable than jewel cases, and allowing creative expression from artists. Negatives include declining popularity with online music and potential lack of success turning buyers away from an album. Examples of digipaks from different genres are shown and analyzed for their use of color, style, focus on the artist, and effectiveness in promotion.
The Mexican Revolution began in 1910 due to economic inequality and the long rule of dictator Porfirio Diaz. Diaz had ruled Mexico for 35 years, winning reelection through corruption. Though Mexico saw economic growth through foreign investment, the benefits only went to a small elite. The vast majority of Mexicans lived in poverty. When opposition leader Francisco Madero called for democratic elections in 1910, unrest boiled over. The revolution involved peasants, workers, and small farmers seeking to overthrow the Diaz regime and redistribute land and resources more equitably. The fighting lasted over a decade and took over a million lives but ultimately led to a new constitution and reforms.
This document provides tips for dealing with toddler tantrums. It notes that toddler behavior is driven by emotion, not logic. It also states that parents tend to overuse the word "no" and must build rapport with their child first. The document recommends watching a free video about unusual parenting communication techniques backed by science to understand how to better deal with tantrums through language and understanding a toddler's perspective.
Jp morgan -_032113_presentation_-_finalCNOServices
The document discusses CNO Financial Group's presentation at the 2013 J.P. Morgan Insurance Conference on March 21, 2013. It provides an overview of CNO Financial Group, highlighting its focus on serving the middle-income market, its track record of execution and investment in growth. Specific metrics are presented on core sales growth excluding Bankers annuities, growth in average liabilities on core business segments, and stable and growing segment earnings excluding significant items. Forward-looking statements are also noted and non-GAAP measures are referenced.
This document discusses the "Four P's" framework for maximizing an internet sales department. It identifies the four key areas or "quadrants" as Products, People, Process, and Promotions. For each area, it provides examples of factors to consider such as tools, training, social media strategies, and processes for phone calls, follow up, and handling objections. It emphasizes that the four areas must work together synergistically. The document concludes with a case study example of a dealership that created an internet sales department but is struggling to increase sales. It prompts the reader to suggest changes the dealership could make within each of the four quadrants to help the department succeed.
Saul was the first king of the Israelites who led them in battle against the Philistines. He united the tribes but was never fully able to command their respect due to his lower social status. David succeeded Saul and was beloved by the Israelites as he established Jerusalem as the capital. He defeated the Philistine giant Goliath as a young shepherd. Solomon took the throne after David and expanded the kingdom through wealth from trade allies, using the riches to build the Temple in Jerusalem.
Air, water, and environmental pollution are types of pollution that can harm the planet. Different pollutants released into the air and water systems can contaminate the environment. Various human activities contribute to increasing levels of pollution if not properly managed and regulated.
Factors Contributing to the Decline of the Anchovy Fisheries in Krueng Raya B...Zulhamsyah Imran
This document summarizes a study on factors contributing to the decline of anchovy fisheries in Krueng Raya Bay, Indonesia. The study found that anchovy production peaked at 2,072 tons in 1999 but declined sharply to 171 tons after the 2004 tsunami. While production fluctuated between 126-279 tons from 2006-2012, it remained well below pre-tsunami and predicted maximum sustainable yield levels. The decline is attributed to increasing fishing effort through more lift net boats, destructive fishing gears, and degradation of coral reefs and mangroves from pollution and other human impacts. The tsunami exacerbated the decline but other anthropogenic factors likely had a greater long-term impact on depleting the anchovy stocks.
The document discusses the creation of a magazine focused on rock music. It describes how the author studied other magazines for inspiration on layout and content. A survey of late teens and young adults informed the target audience of rock music fans. Photos were taken to convey the rock theme. The author learned new skills in Photoshop, especially the lasso tool, and how to make the magazine seem professional by studying other music publications.
Dokumen tersebut merupakan analisis jaringan HFC (Hybrid Fiber Coaxial) dan FTTH (Fiber To The Home) yang digunakan oleh PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet). Jaringan HFC Biznet dikembangkan pada tahun 2012 untuk area Bali dan memberikan layanan internet hingga 25 Mbps dan televisi kabel. Jaringan FTTH menggunakan serat optik untuk menghubungkan pelanggan hingga 20 km dari kantor pusat dan mampu men
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proposal skripsi mengenai perancangan jaringan FTTH di kampus UR berdasarkan jaringan telepon yang ada.
2. Dokumen tersebut menjelaskan latar belakang perlunya jaringan FTTH di kampus UR untuk memenuhi kebutuhan komunikasi broadband.
3. Dokumen tersebut juga membahas rumusan masalah, tujuan, manfaat, dasar teori, metodolog
Modul pelatihan ini membahas tentang infrastruktur Jardiknas dan Standar Operasi Prosedur (SOP) yang berlaku. Infrastruktur Jardiknas terdiri dari desain jaringan, zonasi, dan fasilitas serta layanan yang tersedia. SOP mencakup pedoman umum penggunaan Jardiknas, berbagai jenis media transmisi yang digunakan, serta tanggung jawab pengelola teknis di setiap titik Jardiknas.
Dokumen ini berisi tentang pricelist jaringan fiber optik NET Link milik PT Mega Akses Persada untuk internal perusahaan. NET Link menawarkan layanan jaringan fiber optik point to multipoint dengan kapasitas mulai dari 10 Mbps hingga 10 Gbps dengan harga berlangganan bulanan dan biaya instalasi beragam. Layanan ini ditujukan untuk carrier dengan persyaratan berlangganan jaringan kota sebelumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan berbasis serat optik. Secara singkat, dokumen menjelaskan keunggulan serat optik dalam meningkatkan kecepatan transmisi data, fleksibilitas, dan biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan jaringan tembaga. Dokumen juga menjelaskan prinsip dasar transmisi cahaya melalui serat optik beserta komponen dan karakteristiknya.
Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang pelaksanaan kegiatan geladi di PT Telkom Akses Pekanbaru selama 34 hari. Mahasiswa melakukan survey lapangan untuk proyek FTTH, mengawasi penggalian jalur kabel serat optik, serta membantu pekerjaan pemasangan dan perawatan jaringan telekomunikasi.
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Mau Magang di https://idcloudhost.com ?
Yuk Apply sekarang Juga. IDCloudhost merupakan Web Hosting (https://idcloudhost.com/hosting) terbaik di Indonesia dengan [puluhan Ribu Customer di Seluruh Indonesia.
Layanan :
Domain : https://idcloudhost.com/domain
Hosting : https://idcloudhost.com/hosting/
Server VPS : https://idcloudhost.com/server-vps/
Dedicated Server : https://idcloudhost.com/dedicated-server/
Colocation Server : https://idcloudhost.com/colocation-server/
Informasi Tutorial :
Blog : https://idcloudhost.com/blog/
Panduan : https://idcloudhost.com/panduan/
1. Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya.
2. Serat optik terdiri dari inti dan selimut, dimana inti memiliki indeks bias lebih besar sehingga cahaya akan tetap memantul di dalamnya.
3. Serat optik memiliki kelebihan seperti kapasitas yang besar, ukuran kecil, atenuasi rendah, isolasi elektromagnetik,
Dokumen ini membahas perencanaan jaringan serat optik DWDM untuk link Medan-Langsa menggunakan perangkat Huawei OSN 6800. Perangkat ini terdiri dari optical multiplexer dan demultiplexer, optical amplifier, dan ROADM. Perencanaan ini mempertimbangkan topologi, panjang kabel 182 km, 14 konektor, 57 sambungan, dan 1 penguat di Pangkalan Brandan. Analisis power budget dan rise time memenuhi kriteria untuk operasi link 10 Gbps ini.
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPutri Diana
Dokumen tersebut merangkum perencanaan jaringan akses dan core LTE dengan beberapa langkah utama yaitu perhitungan kebutuhan bandwidth, jumlah base station berdasarkan kapasitas dan coverage, penempatan base station dan EPC, serta pemilihan teknologi transport pada core network seperti ATM dan frame relay untuk menangani QoS.
1. PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PERUMAHAN
SETRADUTA BANDUNG
“DESIGN OF ACCESS NETWORK FIBER TO THE HOME (FTTH) USING GIGABIT PASSIVE
OPTICAL NETWORK (GPON) TECHNOLOGY IN SETRADUTA BANDUNG”
Muhamad Ramadhan M S[1] Akhmad Hambali, Ir., MT.[2] Bambang Uripno, Ir.[3]
1,2,3
Fakultas Elektro dan Komunikasi – Institut Teknologi Telkom
Jln. Telekomunikasi Dayeuhkolot Bandung 40257 Indonesia
1 2 3
muhamad_ramadhan_ms@yahoo.com hbl@ittelkom.ac.id bambang.uripno@gmail.com
ABSTRAK
Perumahan Setraduta yang terletak di bagian Bandung barat berbatasan dengan kota cimahi merupakan perumahan
mewah dan modern. Jaringan akses yang digunakan masih menggunakan kabel tembaga, yang dinilai kurang memadai layanan
triple play. PT. Telkom yang ingin meningkatkan kualitas layanannya, telah memiliki wacana bahwa pada tahun 2013 seluruh
Bandung dengan merombak jaringan akses tembaga yang ada dengan Fiber Optic To The Home (FTTH). GPON (Gigabit
Passive Optical Network) merupakan teknologi yang dipilih PT.Telkom
Dalam tugas akhir ini, dilakukan peramalan demand untuk mengetahui jumlah pelanggan pemakai internet dan
bandwidth beberapa tahun mendatang. Lalu dirancang jaringan akses FTTH menggunakan teknologi GPON dengan membuat
jalur awal lalu penentuan perangkat, spesifikasi, tata letak dan volume yang digunakan. Kemudian untuk kelayakan sistem di
analis dengan parameter Power Link Budget, Rise Time Budget, dan Redaman total.
Hasil dari peramalan demand, didapatkan bahwa kapasitas jaringan sekarang sebesar 960 pengguna, yang
diperkirakan penggunaan internet tahun 2017 mencapai 1245, sehingga tidak mencukupi untuk melayani keseluruhan jumlah
pelanggan. Lalu dari hasil peramalan demand kebutuhan bandwidth 10 tahun mendatang, yaitu pada tahun 2021 paket
384Kbps sebesar 478,080 Mbps, kebutuhan bandwidth paket 512 Kbps sebesar 297,545 Mbps, kebutuhan bandwidth paket 1
Mbps sebesar 204,343 Mbps dan kebutuhan bandwidth paket 2 Mbps sebesar 111,1 Mbps. Semua paket menggunakan model
kuadratik, karena memiliki nilai MAPE terkecil. Total bandwidth mencapai 1091,068 Mbps. Hasil perancangan menunjukkan
bahwa perancangan untuk perumahan Setraduta Bandung menggunakan 5 buah ODC dan 190 buah ODP dengan jumlah
pelanggan sekitar 1245 ONT. Hasil perhitungan Link Power Budget yaitu total redaman yang dihasilkan pada uplink sebesar
24.336 dB, dan total redaman pada downlink sebesar 23.951 dB , kedua redaman ini masih berada di bawah standar GPON
sesuai ITU-T G.984 sebesar 28 dB maupun standar yang dikeluarkan pihak Telkom sebesar 28 dB. Nilai Margin daya yang
diperoleh 4.049 dBm dari hasil perhitungan downlink dan 3.664 dBm yang diperoleh dari hasil perhitungan uplink, keduanya
menghasilkan nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB. Hal ini mengindikasikan bahwa link memenuhi kelayakan link power
budget. Hasil uji Rise Time Budget yaitu untuk arah downlink pada pelanggan terjauh menghasilkan total waktu sebesar =
0.2583 ns. Waktu tersebut masih berada dibawah nilai waktu sistem NRZ sebesar 0.2917 ns. Untuk arah uplink pada
pelanggan terjauh menghasilkan waktu total sebesar = 0.2505 ns. Waktu tersebut masih berada dibawah nilai waktu sistem
NRZ sebesar 0.5833 ns.
Kata Kunci : Triple play, FTTH, GPON, Power Link Budget, Rise Time Budget.
ABSTRACT
Setraduta residential located at west Bandung is border with cimahi city, it is luxurious and modern housing. Access networks that
are used are still using copper cable, it was considered inadequate triple play services. PT. Telkom want to improve the quality of services
has had a plan that in 2013 around Bandung by migration the existing copper access network with Fiber Optic To The Home (FTTH). GPON
(Gigabit Passive Optical Network) technology is selected PT.Telko.
In this final project, made forecasting demand to know the number of internet users and bandwidth customers for the next few
years. Then design access network FTTH using GPON technology with make initial path then determination of the device, specifications,
layout and volume are used. Then to feasibility system of the analyst with parameter Power Link Budget, Rise Time Budget, and the total
attenuation.
Results from forecasting demand, it is found that the capacity of current network of 960 users, it is estimated use the Internet in
2017 to reach 1245, is insufficient to serve the overall number of customers. Then from the results of forecasting demand bandwidth
requirement for next 10 years, in 2021 at 531.456 Mbps for package of 384 Kbps, bandwidth requirements package 512Kbps of 297.545
Mbps, bandwidth requirements for packet 1 Mbps of 204.343 Mbps and bandwidth requirements package 2 Mbps of 111.1 Mbps. All the
packages using quadratic models, because it has the smallest MAPE. Total bandwidth reach 1091,068 Mbps. The results that design of
Setraduta residential using 5 pieces ODC and 190 pieces ODP and 1245 ONT. Link Power Budget calculation results are generated on the
total attenuation of 24.336 dB for uplink and for downlink total attenuation of 23.951 dB, the attenuation is still below the standard GPON
according ITU-T G.984 at 28 dB and the standards PT.Telkom at 28 dB. Power margin value is 4.049 dBm for downlink and 3.664 dBm for
uplink, both produce value more than 0(zero) dB. This is indicates that the link meet the eligibility link power budget. The test results Rise
Time Budget is for the downlink at the farthest customers resulted in a total time of = 0.2583 ns. The time is below the value of the NRZ
system of 0.2917 ns. For the uplink direction the farthest customers result total time = 0.2505 ns. The time is below the value the NRZ
system of 0.5833 ns.
Key word : Triple play, FTTH, GPON, Power Link Budget, Rise Time Budget.
1
2. BAB I 1.4 Batasan Masalah
PENDAHULUAN 1. Area perancangan hanya dibatasi untuk
1.1 Latar Belakang daerah Sentral Gegerkalong dan perumahan
Seiring perkembangan teknologi dengan pesat, Setra duta.
terutama teknologi informasi dan komunikasi, memicu 2. Pemilihan pelanggan berdasarkan data dari
masyarat modern mendapatkan layanan yang praktis, developer perumahan Setra duta dan PT.
mudah, dan efisien. Kebutuhan layanan masyarakat Telkom.
modern terus meningkat sehingga dibutuhkanlah sarana 3. Perancangan tidak menghitung QOS.
komunikasi yang mampu melayani semua layanan. 4. Perancangan tidak membahas tentang
Kebutuhan layanan pada masa kini tidak hanya suara, jaringan optik lainnya seperti DLC, HFC dan
melainkan data dan video. Maka diperlukan jaringan OAN.
handal yang mampu memberikan performansi yang baik. 5. Perancangan merupakan migrasi dari
Keterbatasan jaringan akses tembaga yang di nilai jaringan akses tembaga sekarang menuju
belum cukup dan belum dapat menampung kapasitas jaringan akses fiber optic menggunakan
bandwidth yang besar serta kecepatan tinggi, maka PT. teknologi GPON.
Telkom sendiri sesuai visi misi nya meningkatan kualitas 6. Jenis fiber optic yang digunakan G.652 dan
layanan untuk membuat infrastruktur menggunnakan fiber G.657.
optik sebagai media transmisi nya. PT. Telkom untuk kota
bandung sudah menargetkan tahun 2013 akan merombak 1.5 Langkah penyelesaian masalah
jaringan akses tembaga menjadi jaringan akses fiber optik 1. Studi literatur, dengan mempelajari referensi
sampai ke rumah-rumah yang di sebut Fiber optic to the bacaan yang mendukung dari internet, buku,
home (FTTH). Dalam pelaksanaan FTTH tersebut, ataupun artikel lainnya.
PT.Telkom merekomendasikan dan menggunakan 2. Diskusi dengan dosen pembimbing dan pihak
teknologi GPON untuk jaringan FTTH. Gigabit Passive PT.Telkom yang menangani teknologi
Optical Network (GPON) adalah adalah salah satu jaringan akses fiber optic serta pengukuran
teknologi dari beberapa teknologi sistem komunikasi serat dan pengambilan data di lapangan.
optik. GPON bermula dari passive optical network (PON) 3. Analisa pembuatan konfigurasi perancangan
yang kemudian berevolusi dan berkembang hingga sampai jaringan optik.
tahap sekarang. 4. Dibuat kesimpulan.
PT.Telkom yang kini menggelar layanan IP TV yang
bernama Grovia TV menargetkan perumahan mewah dan 1.6 Sistematika pembahasan
modern yang ada di Indonesia. Daerah yang diambil Bab 1 Pendahuluan
adalah di perumahan Setra Duta Bandung yang Memaparkan latar belakang masalah, tujuan
diperkirakan membutuhkan layanan multimedia yang penyusunan tugas akhir, perumusan masalah,
memiliki kualitas layanan bagus. Dalam tugas akhir ini pembatasan masalah, metode penyelesaian dan
akan dilakukan penelitian untuk merencanakan jaringan sistematika penulisan tugas akhir.
akses FTTH menggunakan teknologi GPON di perumahan Bab2 Landasan teori
Setra Duta. Kemudian untuk menentukan kebutuhan Pada bab ini membahas tentang teori-teori
bandwitdh dan kapasitas yang akan datang dilakukan yang mendukung jaringan akses fiber optic
dengan peramalan demand. Untuk peramalan dilakukan meliputi karakteristik transimisi fiber optic,
pencarian data yang dibutuhkan dari developer perumahan arsitektur jaringan optik secara umum,
Setra duta dan PT.Telkom. Kemudian dilakukan perkembangan PON, teknologi GPON serta
perancangan jaringan akses dengan penentuan jalur dan komponen yang dibutuhkan, peramalan demand,
penentuan perangkat yang akan digunakan. Lalu dianalisis parameter yang digunakan power link budget dan
kelayakan sistem menggunakan teori perhitungan yaitu rise time budget.
parameter rise time budget dan power link budget. BAB 3 Peramalan demand dan perancangan
jaringan
1.2 Tujuan Penelitian
Pada bab ini membahas tentang jaringan
Tujuan dalam tugas akhir ini adalah memperoleh
eksiting Sentral Gegerkalong dan perumahan
perancangan jaringan akses Fiber optic To The Home
Setra duta yaitu kondisi jumlah perangkat
(FTTH) di perumahan Setra duta Bandung menggunakan
eksiting, peramalan permintaan, perhitungan
teknologi GPON dengan migrasi dari jaringan akses kabel
kebutuhan bandwidth, perancangan awal jaringan
tembaga yang sudah ada yang memenuhi kelayakan
GPON, dan perancangan GPON ( perangkat,
sistem.
spesifikasi, volume).
1.3 Rumusan Masalah
Bab 4 Analisa kelayakan perancangan jaringan
2 Penentuan daerah yang dirancang.
Pada bab ini membahas tentang analisis
3 Peramalan kapasitas dan bandwidth akan kebutuhan
hasil perhitungan power link budget dan rise time
mendatang.
budget.
4 Perancangan jaringan awal dari sentral sampai rumah
Bab 5 Penutup
pelanggan.
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari
5 Penentuan pemakaian dan penempatan perangkat
hasil penelitian tugas akhir serta saran untuk
yang akan digunakan.
pengembangan lebih lanjut
6 Penentuan link power budget dan rise time budget
sebagai parameter yang akan digunakan.
2
3. BAB II optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel
konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk
LANDASAN TEORI mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah
Triple Play Services yaitu layanan akan akses internet
2.1 Serat Optik[14] yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit
kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat pelanggan.
halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat
digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari
suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini
berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang
ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias
dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara,
karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga
sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
2.2 Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum[3]
Sistem jarlokaf paling sedikit memiliki 2 (dua) buah Gambar 2.1 Arsitektur FTTx[14]
perangkat optoelektronik yaitu 1 (satu) perangkata opto- 2.3 Perkembangan PON [3]
elektronik di sisi sentral dan satu lagi (satu) lagi GPON merupakan evolusi dari teknologi
perangkat yang berada di sisi pelanggan yang disebut PON. Ada pun tahapan-tahapan evolusinya adalah
Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO sebagai berikut :
menimbulkan modus arsitektur jarlokaf berbeda pula
yaitu : 1. ITU-T G.983
ITU-T G.983 merupakan teknologi PON berbasis
2.2.1 Fiber To The Zone (FTTZ) ATM, mendukung suara dan data, efesiensi 70%
TKO terletak disuatu tempat di luar dab memiliki bandwidth 622Mbps, diadopsi dari
bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas standar ITU tahun 1999. Terdiri dari APON dan
besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO BPON (ATM Passive Optical Network)
melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. merupakan standar PON (Passive Optical
FTTZ umumnya diterapkan pada daerah peruahan Network) yang pertama yang digunakan
yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct terutaman untuk aplikasi bisnis dan menggunakan
pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi teknologi ATM. BPON (Broadband Passive
lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga. Optical Network) merupakan perkembangan dari
APON, teknologi ini mendukung WDM dan
2.2.2 Fiber To The Curb (FTTC) alokasi bandwidth upstream yang besar.
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, 2. ITU-T G.984
didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas ITU-T G.984 merupakan standar yang
lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan dikeluarkan oleh ITU-T untuk teknologi GPON
TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus (Gigabit Passive optical network). GPON
meter. FTTCdapat diterapkan bagi pelanggan bisnis merupakan evolusi dari standar BPON.
yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun Teknologi ini mendukung kecepatan yang besar,
tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi peningkatan dalam pengamanan dan pilihan 2
pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan layer protokol (ATM,GEM,Ethernet). Tetapi
menjadi pelanggan jasa hiburan. pada kenyataannya ATM tidak
2.2.3 Fiber To The Building (FTTB) diimplementasikan. Teknologi ini memiliki
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya bandwidth 2,5 Gbps dengan efisiensi 93% GEM
terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun (GPON Encapsulate Method) menggunakan
juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di frame segnmentation untuk QoS (Quality of
gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan service) yang lebih besar. Standar teknologi ini
dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB memperbolehkan beberapa pemilihan kecepatan,
dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung- tetapi untuk industri seragam 2,488 Mbps untuk
gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di downstream dan 1,244 untuk upstream.
apartement. 3. IEEE 802.3ah
IEEE 802.3ah adalah suatu standar yang
2.2.4 Fiber To The Home (FTTH) dikeluarkan IEEE untuk EPON atau GEPON
Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan (Ethernet PON) yang merupakan PON berbasis
suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat ethernet, standar IEEE/EFM pada penggunaan
penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan ethernet untuk paket data. Teknologi ini
menggunakan serat optik sebagai medium mendukung suara dan data, efisiensi 49%,
penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak bandwidth 1Gbps untuk upstream dan
terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat downstream. Standar ini dibuat tahun 2004
3
4. 4. IEEE 8022.3av Kemampuan switching bersifat non-
IEEE 8022.3av merupakan standar yang blocked matrix.
dikeluarkan oleh IEEE sebagai pengembangan Perangkat GPON terdiri dari :
dari GEPON. Teknologi ini biasa dikenal dengan a. Optical Line Termination (OLT)
10GEPON (10 Gigabit Ethernet PON). dipasang di Central Office
10GEPON ini menggunakan standar teknologi Persyaratan umum untuk OLT yaitu :
WDM. Backplane OLT menyediakan
2.4 Prinsip Dasar GPON[4] sistem backup (redudansi) dan
Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal koneksi independent 10 Gigabit
dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama Ethernet full duplex untuk masing-
splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik masing servis slot.
tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT Kemampuan switching fabric OLT
sendiri akan memberikan data – data dan sinyal yang mempunyai arsitektur non-blocking
diinginkan oleh user. Pada prinsipnya, Passive Optical 150 Gbps full duplex per shelf.
Network adalah sistem point-to-multipoint, dari fiber ke OLT memiliki universal service slot
arsitektur premise network dimana unpowered optikal Untuk PON card
splitter (splitter fiber) serat optik tunggal. Arsitektur b. Sejumlah Optical Network Terminal
sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division (ONT) atau Optical Network Unit
Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan (ONT) diletakkan di beberapa lokasi
DS3. ONT mempunyai kemampuan untuk dalam jaringan akses broadband point-
mentransmisikan data di 3 mode power. Pada mode 1, to-multipoint antara central office dan
ONT akan mentransmisikan pada kisaran daya output customer premises.
yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT akan Persyaratan umum untuk ONT yaitu :
mentransmisikan 3 – 6 dB lebih rendah daripada mode 1 Aplikasi di perumahan, kantor, atau
yang mengizinkan OLT untuk memerintahkan ONT pada building (HRB) dan curbs.
menurunkan dayanya apabila OLT mendeteksi sinyal dari Dapat dikontrol secara lokal dan
ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi remote melalui OMCI sesuai
perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dengan G.984.4
dari ONT terlalu lemah. Menggunakan fiber optik single
Tabel 2.1 Standar dari Teknologi GPON[4] mode bidirectional untuk 1310 nm
Karakteristik GPON (upstream) dan 1490 nm
Standardization ITU-T G.984 (downstream)
Frame ATM / GEM Dapat mendukung λ 1550 nm untuk
Speed Upstream 1.2 G / 2.4 G RF video.
Speed Downstream 1.2 G / 2.4 G c ODN terdiri dari fiber optik dan
Service Data, Voice, Video passive splitters/couplers serta
Transmission Distance 10 km / 20 km aksesoris lain seperti konektor yang
Number of Branches 64 menjadikan elemen-elemen ODN
Wavelength Up 1310 nm terkoneksi.
Wavelength Down 1490 nm Spesifikasi untuk ODN
Splitter Passive (Optical Distribution Network)
2.5 Standar Umum Perangkat[3] yaitu :
Persyaratan teknik perangkat yaitu mampu Beroperasi menggunakan
menyalurkan atau membawa multilayanan (voice, data, transmisi single optik.
video) dalam satu platform teknologi berbasis Passive Physical Reach ODN
Optical Network (PON) pada lingkungan jaringan masa Jarak maksimum dari OLT ke
depan (NGN). ONT/ONU sebesar 20 Km dengan
Persyaratan system GPON yaitu : cascading splitter 2 stage dan
a. Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps minimum 32 port ONT/ONU.
downstream dan 1.244 Gbps upstream dengan - Power link budget
menggunakan single fiber, sistem G-PON harus Power link budget dari
sesuai dengan ITU-T G.984.x series OLT ke ONU/ONT minimum
(G.984.1/2/3/4). 28 dB.
b. Modul GPON dapat diekspansi, yang - Rise time budget
memungkinkan terbentuknya sistem Rise time budget dari OLT ke
perangkat yang fleksible. ONT/ONU maksimal 0.2917
c. Sistem arsitektur GPON harus dalam untuk pengkodean NRZ dan
satu rak yang terintegrasi untuk semua 0.1458 untuk pengkodean RZ
layanan. Semua layanan dikontrol oleh - Fiber Optik
sebuah NMS Perangkat dapat beroperasi
d. Arsitektur internal backplane perangkat menggunakan single fiber optic
GPON harus berbasis arsitektur IP. mengacu standard single mode
fiber (ITU-T G.652).
4
5. 2.6 Komponen GPON[3] dapat diketahui alarm apa yang aktif, sistem reporting,
Komponen-komponen pada teknologi GPON antara ataupun kegagalan jaringan GPON.
lain yaitu : 6. Splitter
1. Sumber cahaya Splitter adalah optikal fiber coupler sederhana yang
Sumber cahaya yang digunakan untuk memancarkan membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple
cahaya yang membawa informasi merupakan hasil path) atau sinyal – sinyal kombinasi dalam satu path.
pengubahan sinyal listrik menjadi sinyal optik. Sumber Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan
cahaya yang digunakan dalam teknologi GPON adalah dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Splitter
Injection Laser Diode (ILD). Jenis ILD yang digunakan terdiri dari 3 port dan bisa mencapai dari 32 port.
pada sistem GPON antara lain Fabry Perot Laser dan Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standart
Distributed Feddback Laser (DFB), dengan lebar direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32
spektrum masing – masing 3nm dan 1nm. pelanggan, namun ratio meningkat menjadi 64
2. Serat optik yang digunakan berdasarkan ITU-T G.984 GPON standart. Splitter
Jenis serat optik yang digunakan dalam GPON yang mendukung beberapa pilihan ratio pembagian sinyal.
diaplikasikan untuk komunikasi jarak jauh harus memiliki Ratio pembagian dapat menggunakan sebuah alat untuk
kemampuan untuk membawa banyak sinyal dengan laju splitter, sebagai contoh pemakaian splitter tunggal 1:32,
bit yang tinggi. Dari dua jenis serat optik yang ada yaitu atau pemakaian splitter secara pararel seperti 1:8 dan 1:4
single mode dan multimode, yang digunakan sebagai atau 1:16 atau 1:2.
media transmisi teknologi GPON adalah jenis single
mode, hal ini dikarenakan daerah kerja panjang gelombang
single mode lebih tinggi daripada daerah kerja panjang
gelombang multimode. Sehingga serat optik jenis ini lebih
sesuai digunakan pada transmisi jarak jauh yang Gambar 2.7 Splitteri[5]
memerlukan transmisi kecepatan tinggi dan rugi – rugi 7. Splicer
yang kecil. Alat sambung Serat Optik dikenal dengan sebutan
3. Optical Line Termination (OLT) fusion splicer yaitu suatu alat yang digunakan untuk
Optikal Line Termination (OLT) sebagai daerah pusat menyambung core serat optik yang berbasis kaca yang
dari sistem jaringan. OLT merupakan gabungan dari mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah
CWDM, Gigabit-capable Ethernet (GbE) dan menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang
SONET/SDH yang dipergunakan untuk mentransmisikan berfungsi memanasi kaca yang putus pada core sehingga
suara, data dan video yang melewati Gigabit-capable terhubung kembali secara baik. Alat sambung splicer ini
Passive Optikal Network (GPON). OLT mempunyai harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat
fungsi untuk melakukan konversi dari sinyal elektrik penyambungan (splicing) bisa mendekati sempurna,
menjadi optik. karena proses terjadinya pengelasan media kaca terjadi
Bagian – bagian dari OLT: proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu media
yang tersambung dengan utuh tanpa adanya celah
karena memiliki karakter media yang memiliki senyawa
yang sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena
tidak mengikuti prosedur penyambungan yang benar.
Gambar 2.5 Bagian – bagian OLT[5] Bila hal ini terjadi maka proses penyambungan harus
diulangi lagi, hingga mendekati redaman yg sekecil-
4. Optical Network Terminal (ONT) kecilnya (dibawah 0.2 dB)
8. Konektor
Konektor terdapat pada ujung dari serat optik yang
terhubung langsung pada perangkat. Konektor pada
fiber optik terbuat dari material yang sederhana seperti
plastik, karet dan kaca sehingga lebih praktis. Konektor
Gambar 2.6 Optical Network Terminal[5]
Optikal Network Terminal (ONT) berada di sisi memiliki beberapa jenis, antara lain :
pelanggan dari sistem jaringan. Optimate 1000NT (ONT)
a. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel
mempunyai tugas utama yaitu dipergunakan untuk
single mode dengan akurasi yang sangat tinggi
mentransmisikan suara, data dan video yang melewati
dalam menghubungkan kabel dengan transmitter
jaringan Gigabit-capable Passive Optikal Network maupun receiver. Konektor ini menggunakan
(GPON) kepada para pelanggan dan OLT. sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur,
5. Flex Manage
sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain,
Flex Manage yang adalah suatu software untuk
akurasinya tidak akan mudah berubah.
memonitor dari layanan GPON. Flex Manage
b. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel
merupakan solusi dari management jaringan dari single mode, dengan sistem dicabut-pasang.
FlexLight yang dirancang berdasarkan system yang Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat
berbasiskan web. Flexmanage dioperasikan untuk
diatur secara manual serta akurasinya baik bila
mensetting jaringan atau mengoperasikan jaringan guna
dipasangkan ke perangkat lain.
menghindari downtime (dapat untuk menanggulangi
c. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet
ataupun menghindari downtime. Dari Flex Manage
berkunci hampir mirip dengan konektor BNC.
5
6. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi 7. Speedy Home Monitoring
mode maupun single mode. Sangat mudah Layanan ini merupakan layanan dimana IP camera
digunakan baik dipasang maupun dicabut. yang bisa diakses melalui jaringan internet. Sehingga
Anda bisa memantau kondisi rumah, kantor, ataupun
2.7 Keunggulan GPON[14] tempat usaha selama mudik melalui komputer atau
Keunggulan GPON antara lain : smartphone anda.
1. Mendukung aplikasi triple play (voice,data,dan 2.9 Peramalan Demand[3]
video) pada layanan FTTx. Peramalan demand bandwidth untuk masa depan
2. Memberikan power hingga loop terakhir. merupakan perkiraan tentang sesuatu yang akan terjadi
3. Alokasi bandwidth dapat diatur atau managable. pada waktu yang akan datang yang di dasarkan pada data
4. Passive component membutuhkan biaya maintenence yang ada pada waktu sekarang dan waktu lampau
yang ringan dan. (historical data).
5. Proses instalasi dan upgrade menjadi sederhana. Banyak bentuk trend suatu data. Sebagai contoh
Program perangkat sistem GPON dikemas dalam dalam metode peramalan, ada empat bentuk umum dari
bentuk modul agar memudahkan proses trend data tersebut.
instalasi.Disamping itu, penambahan kapasitas 1. Model Linear
jaringan pada GPON dapat dlakukan secara mudah Trend linear adalah kecenderungan data dimana
dan tidak mahal. perubahannya berdasarkan waktu adalah tetap. Yt =
6. Transparan terhadap laju bit dan format data. GPON β0+β1T
dapat secara fleksibel mentransferkan informasi
dengan laju bit dan format yang berbeda karena
setipe laju bit dan format data ditransmisikan melalui
panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244
Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s untuk
downstream.
7. Biaya pemasangan,pemeliharaan dan pengembangan Gambar 2.8 Contoh Grafik Model Linear
lebih efisien. Halini dikarenakan arsitekture jaringan 2. Model Kuadratik
GPON lebih sederhana daripada arsitektur jaringan Trend kuadratik adalah kecenderungan data yang
serat optik konvensional. kurvanya berpola lengkungan (curvature). Trend
8. Dengan adanya GPON mengurangi penggunaan kuadratik memiliki model sebagai berikut: Yt =
banyak serat optik dan peralatan pada kantor pusat β0+β1T+ β2T2
atau central office bila dibandingkan dengan
arsitektur point to point, Hanya satu port optik di
central office (menggantikan multiple port).
2.8 Konten Layanan[11]
Konten layanan yang dimiliki Telkom antara lain :
1. Speedy 384kbps Gambar 2.9 Contoh Grafik Model Kuadratik
Memiliki kecepatan 384 kb/s downstream dan 96 kb/s 3. Model Pertumbuhan Eksponensial
upstream. Memiliki batas pemakaian sebesar 3 GB. Trend pertumbuhan eksponensial adalah
2. Speedy 512kbps kecenderungan data dimana perubahannya semakin
Memiliki kecepatan 512 kb/s downstream dan 128 lama semakin bertambah secara eksponensial. Y =
kb/ps upstream.Memiliki batas pemakaian sebesar 3 β0eβ1T atau ln(Y) = lnβ0+β1T
GB.
3. Speedy 1Mbps
Dengan kecepatan 1 Mb/s downstream dan 256 kb/s
upstream,paket ini ditargetkan bagi para profesional,
atau bagi penggunaan internet rumah tangga yang
dishare hingga ke 10 pengguna.
4. Speedy 2Mbps Gambar 2.10 Contoh Grafik Model Pertumbuhan
Memiliki kecepatan 2 Mb/s downstream dan 512 kb/s Eksponensial
upstream, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis 4. Model Kurva S
dan perkantoran dengan penggunaan Internet yang Karakteristik kurva S adalah pada awalnya
dibagi hingga ke 20 pengguna. pertumbuhan lambat, kemudian meningkat pesat dan
5. Speedy 3Mbps sampai pada titik tertentu kemudian melambat lagi dan
Memiliki kecepatan 3 Mb/s downstream dan 512 kb/s cenderung tetap. Trend kurva S memiliki model
upstream, paket ini ditargetkan untuk keperluan bisnis sebagai berikut: Yt = e (β0 + (β1/T)) atau ln(Y) = β0 +
(β1/T)
dan perkantoran dengan penggunaan internet yang
dishare hingga lebih dari 30 pengguna.
6. Grovia IPTV
Layanan internet yang bisa menonton berbagai siaran
tv nasional dan international , bisa direkam , bisa di-
Gambar 2.11 Contoh Grafik Model Kurva S
pause , dll. IPTV ini memiliki kualitas gambar seperti
DVD , sehingga tentunya IPTV ini menggunakan
bandwidth yang cukup besar yaitu 6Mb.
6
7. Peramalan demand bandwidth untuk masa trx = Rise time receiver (ns)
depan merupakan perkiraan tentang sesuatu yang akan tintermodal = bernilai nol (untuk serat optik single mode)
terjadi pada waktu yang akan datang yang di dasarkan
tintramodal = tmaterial + twaveguide
pada data yang ada pada waktu sekarang dan waktu
lampau (historical data), untuk meramalkan demand tmaterial = ∆σ x L x Dm
bandwidth dibutuhkan data pelanggan pengguna twaveguide = tw= L[n2+n2∆(vb)]
bandwidth selama 5 tahun ke belakang. C dv
∆σ = Lebar Spektral (nm)
2.10 Parameter Untuk Kelayakan Hasil Perancangan L = Panjang serat optik (Km)
Link Power Budget[10]
Dm = Dispersi Material (ps/nm.Km)
Link power budget dihitung sebagai syarat agar
link yang kita rancang dayanya melebihi batas ambang N2 = Indeks bias selubung
dari daya yang dibutuhkan. Untuk menghitung Link c = kecepatan rambat cahaya 3x108
power budget dapat dihitung dengan rumus: v = 2π x a x n1 x (2 x ∆s)1/2
λ
α L.α Nc.α Ns. α Sp
tot serat c s a = Jari-jari inti
Bentuk persamaan untuk perhitungan margin daya adalah : n1 = indeks bias inti
n2 = Indeks bias selubung
M = ( Pt – Pr ) - α total - SM (2.8.2) BAB III
ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN
TEKNOLOGI GPON DI BUAH BATU REGENSI
Keterangan : 3.1 Diagram Alir Penelitian
Pt = Daya keluaran sumber optik ( dBm)
Pr = Sensitivitas daya maksimum detektor ( dBm)Proses penelitian dimulai dengan penentuan
SM = Safety margin, berkisar 6-8 dB lokasi kemudian dilakukan perumusan masalah,
α tot = Redaman Total sistem (dB) dilanjutkan dengan studi litelatur bersamaan
L = Panjang serat optik ( Km) pencarian data. Setelah pencarian data dilanjutkan
αc = Redaman Konektor (dB/buah) dengan peramalan demand kemudian dilakukan
αs = Redaman sambungan ( dB/sambungan) perancangan awal yaitu pembuatan jalur dan
pembagian wilayah pada perumahan setra duta
α serat = Redaman serat optik ( dB/ Km) bandung. Kemudian dilakukan perancangan teknologi
Ns = Jumlah sambungan GPON dengan menentukan perangkat, spesifikasi,
Nc = Jumlah konektor dan volume. Setelah dilakukan perancangan GPON,
Sp = Redaman Splitter (dB) kemudian dilakukan analisis kelayakan hasil
perancangan jaringan yang menggunakan parameter
Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai power link budget dan rise time budget. Dan akan
lebih dari 0 (nol), margin daya adalah daya yang didapatkan kesimpulan dari hasil penelitian.
masih tersisa dari power transmit setelah dikurangi
dari loss selama proses pentransmisian,
pengurangan dengan nilai safety margin dan
pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver.
Rise Time Budget[1]
Rise time budget merupakan metode untuk
menentukan batasan dispersi suatu link serat optik.
Metode ini sangat berguna untuk menganalisa
sistem transmisi digital. Tujuan dari metode ini
adalah untuk menganalisa apakah unjuk kerja
jaringan secara keseluruhan telah tercapai dan
mampu memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan. Gambar 3.2 Jaringan Eksisting Setra duta
Umumnya degradasi total waktu transisi dari link
digital tidak melebihi 70 persen dari satu periode bit Perumahan Setra Duta terletak didaerah
NRZ (Non-retum-to-zero) atau 35 persen dari satu Bandung barat, berbatasan dengan kota cimahi.
periode bit untuk data RZ (return-to-zero). Satu Perumahan setra duta termasuk kawasan STO
periode bit didefinisikan sebagai resiprokal dari Gegerkalong, yang berada di jalan gegerkalong hilir.
data rate. Untuk menghitung Rise Time budget Jaringan akses yang masih digunakan sekarang
dapat dihitung dengan rumus : menggunakan 2 MSAN yang menggunakan serat
optik dari STO ke MSAN dan satu 1 RK yang masih
ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½ menggunakan kabel tembaga. Dalam RK RAG
(2.3) tersebut mempunyai DP (Distribution point)
sebanyak 43 buah, dan kapasitas sebanyak 480 user.
Keterangan : MSAN MRB dan MSAN MRD masing-masing
ttx = Rise time transmitter (ns) mempunyai jumlah DP sebanyak 15 buah, dan
7
8. kapasitas 1 MSAN sebanyak 240 user. Dengan (selisih) antara data aktual dengan data hasil
kondisi jaringan sekarang untuk perumahan peramalan. Ukuran akurasi dicocokkan dengan data
Setraduta kapasitas yang bisa dilayani sebanyak 960 time series, dan ditunjukkan dalam persentase. MAD
user. merupakan rata-rata dari nilai absolute simpangan.
MSD merupakan rata-rata dari nilai kuadrat
Pada perumahan Setraduta terdapat sekitar 1245 simpangan data. Kemudian nilai MAPE dari
kavling rumah dan pada tahun 2011 sekitar 702 rumah keempat model tersebut dibandingkan, yang
telah terjual atau sekitar 56,54% dari keseluruhan total digunakan sebagai peramalan adalah yang memiliki
kavling yang ada di Setra duta. Dari tahun 2006 sampai nilai MAPE terkecil.
tahun 2011 ada 309 rumah yang memakai layanan internet
dan pada tahun pertengahan 2012 kini mencapai 317 yang 3.3.1 Peramalan Jumlah Pelanggan Pemakai
memakai layanan internet. Masih banyaknya kavling yang Internet
belum terisi tentu akan menjadi permasalahan dari segi Tabel 3.2 hasil peramalan jumlah pelanggan
kapasitas dan permintaan bandwidth yang tidak terpenuhi. Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S
Dari segi operator perlu ada peningkatan dalam hal operasi
dan perbaikan. Dari segi pelanggan akan mendapat 2012 347,6 431,6 833 306,66
layanan dengan nyaman dan kualitas hasil yang lebih baik 2013 409,343 565,34 1642 348,468
Oleh karena itu divisi akses PT.Telkom
menyepakati adanya perubahan dari tembaga menjadi 2014 471,086 717,09 3235 366,892
jaringan akses yang memakai kabel optik sampai ke 2015 532,829 886,83 6373 374,178
rumah-rumah sebagai media transmisinya. Perkembangan 2016 594,571 1074,57 12558 376,935
teknologi serat optik yang diambil oleh PT. Telkom adalah
teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network). 2017 656,314 1280,31 24744 377,961
GPON merupakan teknologi terbaru dari perkembangan 2018 718,057 1504,06 48754 378,34
PON yang bersifat passive dan menggunakan splitter.
2019 779,8 1745,8 96064 378,48
Dilihat dari PT.Telkom sebagai penyedia layanan dapat
meningkatkan performansi dan akan menjadi lebih efisien, 2020 841,543 2005,54 189281 378,532
karena bersifat pasif jadi tidak perlu catuan daya, serta 2021 903,286 2283,29 372951 378,551
akan meringankan perawatan.
MAPE 70,68 9,0455 23,32 50,63
Pembahasan tugas akhir ini adalah peramalan
kebutuhan bandwidth dan membangun jaringan akses
Fiber To The Home ( FTTH) menggunakan teknologi
GPON di perumahan Setra duta. Daftar pengguna internet
di setra duta dapat dilihat di Lampiran A. Untuk daftar
1500
Jumlah pelanggan
pertumbuhan pelanggan internet bisa dilihat d tabel 3.1.
1000
Tabel 3.1 Daftar pertumbuhan pelanggan internet di 500
perumahan Setra duta Jumla
0
h…
JUMLAH
TAHUN PELANGGAN 384K 512K 1M 2M
2006 10 4 6 0 0
2007 33 14 17 2 0 Grafik 3.1 Prediksi kurva peramalan terhadap
2008 66 31 28 6 1 kapasitas total perumahan
2009 141 67 54 18 2 3.3.2 Peramalan Paket 384 Kbps
2010 230 121 79 26 4 Tabel 3.3 peramalan paket 384 k
2011 309 167 100 36 6 Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S
2012 184,533 239,2 486 165,679
3.3 Peramalan Demand
2013 218,019 319,54 1019 189,393
Perhitungan peramalan bandwidth berdasarkan 2014 251,505 411,6 2135 199,277
jumlah pelanggan perpaket. Dari peramalan jumlah 2015 284,99 515,37 4475 202,947
perpaket dikali dengan paket yang digunakan.
Kemudian dilakukan peralaman migrasi dari paket 2016 318,476 630,86 9378 204,25
ke paket lainnya. Jumlah peramalan pelanggan 2017 351,962 758,06 19656 204,706
didapatkan dengan menggunakan software 2018 385,448 896,97 41198 204,864
MINITAB versi 14. Dari tiap grafik nantinya akan
muncul nilai MAPE (Mean Absolute Percentage 2019 418,933 1047,6 86346 204,919
Error), MAD (Mean Absolute Deviation) dan MSD 2020 452,419 1209,94 180974 204,938
(Mean Square Deviation). Nilai MAPE merupakan 2021 485,905 1384 379302 204,945
rata-rata dari keseluruhan persentase kesalahan
MAPE 105,463 8,3893 24,148 53,2
8
9. 3.3.5 Peramalan Paket 2 Mbps
Paket 384 K Tabel 3.5 peramalan paket 2 M
Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S
1400 2012 7,5 8,75 12 6
1200 2013 9,2 11,95 22,02 7,2
1000 2014 10,9 15,65 40,39 7,71429
800 2015 12,6 19,85 74,1 7,90244
Paket
600 384 K 2016 14,3 24,55 135,95 7,96721
400 2017 16 29,75 249,42 7,98904
200 2018 17,7 35,45 457,58 7,99634
0 2019 19,4 41,65 839,5 7,99878
2020 21,1 48,35 1540,17 7,99959
2021 22,8 55,55 2825,64 7,99986
MAPE 13,9583 4,27083 7,16048 53,6905
Grafik 3.2 Prediksi kurva peramalan paket 384K 3.3.5 Peramalan Jumlah Migrasi Paket
terhadap kapasitas total perumahan Tabel 3.6 nilai peramalan jumlah migrasi paket
3.3.3 Peramalan Paket 512 Kbps Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S
2013 30,5 28 92 23
Tabel 3.4 peramalan paket 512 k 37,7 32,2 247 29,56
2014
Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S 2015 44,9 35,4 663 34,5599
2012 115,533 133,2 225,9 100,964 2016 52,1 37,6 1781 37,8034
2013 135,019 167,829 392,4 115,193 2017 59,3 38,8 4781 39,693
2014 154,505 206,243 681,8 122,613 2018 66,5 39 12836 40,7255
2015 173,99 248,443 1184,6 126,1 73,7 38,2 34464 41,2701
2019
2016 193,476 294,429 2058 127,659
2020 80,9 36,4 92534 41,552
2017 212,962 344,2 3575,4 128,341
2021 88,1 33,6 248445 41,6964
2018 232,448 397,757 6211,8 128,635
MAPE 20,7323 7,65489 49,6803 80,8148
2019 251,933 455,1 10792 128,762
2020 271,419 516,229 18749,4 128,817 Tabel.3.7 Keseluruhan kebutuhan bandwidth
2021 290,905 581,143 32574,1 128,84
MAPE 29,4169 7,61625 19,987 44,511 Paket Layanan Pelanggan Total bandwidth
384 0,384 1245 478,080 Mbps
512 0,512 581,1 297,545 Mbps
3.3.4 Peramalan Paket 1 Mbps 1 1 204,3 204,343 Mbps
Tabel 3.5 peramalan paket 1 M
2 2 55,55 111,1 Mbps
Tahun Linier kuadratik eksponensial kurva S
Total 1091,068 Mbps
2012 44 48 101,2 36
2013 52,8 60,8 209 47,3924 Dari keseluruhan kebutuhan bandwidth, jika
2014 61,6 74,743 431,3 59,0769 dijumlahkan maka total bandwidth yang
2015 70,4 89,829 890,4 69,8385 dibutuhkan mampu mencapai 1091,068 Mbps.
Jika dari PT.Telkom kapasitas bandwidth yang
2016 79,2 106,057 1837,8 78,8113 diinginkan 10 Mbps dari tiap rumah, dan
2017 88 123,429 3793,5 85,6924 kapasitas kavling perumahan setra duta hanya
1245 kavling. Untuk itu PT. Telkom perlu
2018 96,8 141,943 7830,3 90,6384
membuat total kapasitas bandwidth mencapai
2019 105,6 161,6 16162,7 94,0305 1245 x 10 Mbps = 12450 Mbps, jaringan akses
2020 114,4 182,4 33361,8 96,2826 eksisting belum memenuhi kapasitas serta
kebutuhan bandwidth yang dibutuhkan, maka
2021 123,2 204,343 68863,1 97,7457 perlu dirancang Fiber to the home (FTTH)
MAPE 30,5299 18,0366 24,6082 55,4662 menggunakan teknologi GPON di perumahan
Setra duta.
9
10. 3.4 Perancangan Awal Jaringan 3.5.2 Fiber Optik
Teknologi GPON telah dipilih untuk dapat Fiber optik yang digunakan adalah fiber optik
memenuhi kebutuhan demand yang telah diramalkan yang sesuai dengan standar ITU-T G.652 dan drop
karena dapat melayani bandwidth yang besar dan fiber G.657. Fiber optik yang digunakan pada
GPON juga dapat melayani 3 layanan: suara, video, perancangan ini adalah perangkat dengan spesifikasi
dan data. Jumlah pelanggan yang banyak sangat yang dapat dilihat di tabel 3.9. Dari ODP sampai ke
cocok diterapkan untuk jaringan point to multipoint pelanggan menggunakan fiber optik ITU-T G.657
dengan teknologi FTTH. STO Gegerkalong berada yang memiliki spesifikasi seperti pada tabel 3.10.
sekitar ±3,1 Km pada perumahan Setra duta, jarak ini Tabel 3.9 Spesifikasi Fiber Optik G.657[9]
memungkinkan untuk pembangunan kabel fiber optik
tanpa menggunakan repeater, perumahan setra duta Parameter Spesifikasi Unit
yang luas nya bisa mencapai 100 hektar berdasarkan Attenuation ≤ 0.35 dB/Km
tata letaknya dibagi menjadi 5 daerah untuk (1310 nm)
pembuatan jaringan, daerah A,B,C,D dan E. Lalu Attenuation ≤ 0.31 dB/Km
untuk penarikan kabel dibagi 2 bagian untuk (1383 nm)
perumahan Setra duta, untuk daerah A,C dijadikan Attenuation ≤ 0.21 dB/Km
satu group daerah selatan dan daerah B,D,E dijadikan (1550 nm)
daerah utara. Untuk penarikan kabel fiber optik dari Attenuation ≤ 0.23 dB/Km
STO gegerkalong ke ODC dibagi 2 pemisahan jalur (1625 nm)
pada persimpangan jalan sarimanah dan jalan sari
asih, jalur pertama masuk ke daerah A kemudian C, Tabel 310 Spesifikasi Fiber Optik G.652[8]
dan 1 jalur kabel lg menuju B kemudian D lalu ke
daerah E. Parameter Spesifikasi Unit
Attenuation at ≤ 0.35 dB/Km
3.5 Penentuan Perangkat Dan Spesifikasi 1310 nm
Pada bagian ini juga akan dijelaskan tentang Attenuation at ≤ 0.21 dB/Km
perangkat yang digunakan dalam perancangan 1550 nm
jaringan beserta spesifikasi, tata letak dan volumenya. Attenuation at ≤ 0.28 dB/Km
1490 nm
3.5.1 OLT (Optical Line Termination) Chromatic ≤ 3.5 ps/(nm.km)
Optical Line Termination yang digunakan dalam Dispersion
perancangan ini sesuai dengan standard ITU-T G.984 (1285nm-
dan yang di rekomendasikan oleh PT.Telkom. 1330nm)
Pemilihan perangkat Optical Line Termination ini Chromatic ≤ 18 ps/(nm.km)
dengan melihat nilai optical transmit power (Ptx) Dispersion
yang sebaiknya bernilai besar karena akan (1550nm)
berpengaruh terhadap link power budget dan juga
memperhitungkan nilai lebar spektral (Δσ), rise time
dan fall time yang sebaiknya bernilai relative kecil
karena akan berpengaruh terhadap nilai rise time 3.5.3 Konektor
budget. Spesifikasi OLT yang digunakan dapat dilihat Konektor yang digunakan adalah konekor SC.
Konektor SC digunakan pada bagian OLT,ODC,ODP
di tabel 3.8.
dan ONT. Spesifikasi konektor seperti pada tabel 3.11.
Tabel 3.8 Spesifikasi Perangkat OLT[3]
3.5.4 Splitter
Splitter yang akan digunakan ada 2 tipe yaitu
Parameter Spesifikasi Unit splitter 1:4 dan splitter 1:8. Splitter 1:4 diletakan di
ODC, sedangkan splitter 1:8 diletakan di ODP.
Optical Transmit Power 5 dBm
Spesifikasi splitter dapat dilihat di tabel 3.12.
Downlink Wavelength 1490 nm Tabel 3.1 Spesifikasi Konektor[7]
Uplink Wavelength 1310 nm
Video Wavelength 1550 nm Parameter Spesifikasi Unit
Fiber Type SM 10/125 -
Spectrum Width 1 nm
Insertion Loss 0.2 dB
Downstream Rate 2.4 Gbps
Upstream Rate 1.2 Gbps Tabel 3.12 Spesifikasi Splitter[3]
Optical Rise Time 150 ps
Parameter Spesifikasi Unit
Optical Fall Time 150 ps
Insertion Loss 1:4 6 - 7.8 dB
Max.Work
Temperature 45 ̊ C Insertion Loss 1:8 9 - 11 dB
Min.Work Temperature -5 ̊ C
Power Supply (DC) -48 V
10
11. 3.5.5 ONT (Optical Network Terminal) yang terletak di ODC akan membagi daya dari kabel
Optical Network Terminal yang digunakan pada feeder yang masuk ke ODC ke 4 ODP. Fiber optik
perancangan ini adalah perangkat dengan spesifikasi yang keluar dari ODC akan masuk ke ODP yang di
seperti pada tabel 3.13. dalamnya terdapat passive splitter 1:8. Selanjutnya
fiber optik tersebut akan menghasilkan disalurkan ke
Tabel 3.13 Spesifikasi perangkat ONT[3] rumah-rumah pelanggan (ONT) yang berjumlah
maksimal 8 pelanggan. Jadi 1 ODP diperhitungkan
Parameter Spesifikasi Unit untuk 8 lokasi rumah. Perancangan jaringan di
Downstream Rate 2.4 Gbps perumahan Setra duta menggunakan teknologi FTTH
(Fiber To The Home) sehingga peletakan perangkat
Upstream Rate 1.2 Gbps ONT (Optical Network Terminal) berada di dalam
Downlink Wavelength 1490 nm rumah pelanggan. Fiber optik yang berasal dari ODP
akan masuk ke rumah pelanggan dan menuju
Uplink Wavelength 1310 nm
perangkat OTP. Dari perangkat OTP, fiber optik
Video Wavelength 1550 nm tersebut akan masuk ke perangkat roset. Setelah
Max.Transmission keluar dari perangkat roset maka fiber optik tersebut
Distance 20 Km akan masuk ke perangkat ONT. Lokasi penempatan
Power Consumption ≤ 16 Watt tata letak dapat dilihat di Lampiran B. Setelah
dilakukan penempatan letak perangkat, kemudian
Sensitivity -29 dBm diukur jarak nya bisa dilihat di Lampiran C. Karena
Optical Rise Time 200 ps kontour perumahan setra duta yang berbukit-bukti,
maka untuk penghitungan jarak dari STO ke ODC,
Optical Fall Time 200 ps
ODC ke ODP, dan ODP ke ONT ditambah 10 meter,
Max.Work Temperature 45 ̊ C kecuali letak ONT yang sangat dekat dengan ODP.
Min.Work Temperature -5 ̊ C Untuk jumlah ODP, Splitter 1:4, dan jarak STO ke ke
ODC serta jumlah kabel dapat dilihat di tabel 3.14.
3.6 Penentuan Letak Perangkat Dan Volume Tabel 3.14 Jumlah ODP, splitter dan kabel Feeder dan
Perancangan dilakukan mulai dari STO jarak STO ke ODC
Gegerkalog sampai ke tiap rumah pelanggan di
perumahan Setra Duta. Fiber optik G. 652 ditarik dari JARAK
Spliter
STO Gegerkalong sampai ke ODC yang berbeda letak, ODC STO ke JUMLAH KABEL
1:4
bagian utara dan bagian selatan perumahan. Dari STO ODC ODP
Gegerkalong ditarik 60 core untuk perumahan Setra duta. A 3130,13 27 7 12 core
Dan terjadi pemisahan kabel pada persimpangan jalan
sarimanah dan sari asih menuju bagian utara perumahan B 2663,88 36 9 12 core
ditarik kabel sebanyak 36 core lalu menuju daerah selatan
C 3993,35 45 12 24 core
perumahan sebanyak 24 core. Kemudian dari ODC akan
terdistribusi ke ODP dengan menggunakan G.652. D 3135,06 40 10 24 core
Setelah dari ODP kemudian dengan menggunakan G.657
akan terdistribusi lagi ke ONT yang terletak di rumah E 3375,1 42 11 24 core
pelanggan.Tiap ODC maksimal dapat terdistribusi ke 12
splitter 1:4 yang terdistribusi lagi ke splitter 1:8. 3.6.2 Daftar Perangkat Yang Dibutuhkan
Pembagian pelanggan didasarkan pada letak rumah
Setelah dilakukan perancangan maka dibuatlah
pelanggan.
daftar perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan.
Daftar perangkat berupa spesifikasi perangkat dan
3.6.1 Lokasi ODC, ODP dan ONT
jumlah yang dibutuhkan. Perangkat disesuaikan
Penentuan lokasi penempatan ODC dan ODP
dengan rekomendasi dari PT. Telkom. Daftar
didasarkan pada efisiensi jaringan, kebutuhan layanan
perangakat yang dibutuhkan dalam perancangan
akan pelanggan, dan batas minimum redaman yang
jaringan FTTH dapat dilihat di tabel 3.15 .
diperbolehkan untuk teknologi yang digunakan. Pada
ODC dan ODP didalamnya terdapat passive splitter
mempunyai redaman yang cukup besar dan dapat 3.7 Konfigurasi Jaringan Akses FTTH
mempengaruhi kelayakan perancangan jaringan.
Penempatan ODC dilakukan dengan melihat Pada bagian ini kita dapat melihat Konfigurasi
pembagian tata letak perumahan. Untuk efisiensi jaringan FTTH menggunakan teknologi GPON dari
kabel ODC ditempatkan di pintu gerbang perumahan STO Gegerkalong sampe rumah pelanggan. Ditarik
Setraduta, sehingga kabel terus di tanamkan sampai kabel berjumlah 96 core lalu dibagi ke 5 ODC, dari
ke ujung rumah pelanggan tanpa ada perbalikan arah ODC beberapa kabel digunakan untuk menyalurkan
yang menuju ODC kembali. Dari gambar 3.4 terlihat ke masing-masing ODP. Sisa dari kabel ODC yang
bahwa perancangan jaringan FTTH dengan teknologi murni tidak terpakai disimpan sebagai cadangan. Lalu
GPON di perumahan Setra duta menggunakan 2 jenis dari ODP disalurkan lagi ke rumah-rumah pelanggan.
passive splitter yaitu 1:4 dan 1:8. Passive splitter 1:4
11
12. Tabel 3.15 Daftar perangkat yang dibutuhkan dan juga peraturan yang diterapkan oleh PT.
No. Perangkat Jumlah TELKOM yaitu jarak tidak lebih dari 20 km dan
redaman total tidak lebih dari 28 dB.
1 OLT 1 unit Bentuk persamaan untuk perhitungan
2 Feeder Cable 5 buah ± (16.29752Km) redaman total pada link power budget yaitu :
3 ODC 5 buah
Passive
α L.α Nc.α Ns. α Sp + Red
tot serat c s
4 Splitter 1:4 49 buah Instalasi (5.1)
Distribution 190 buah ±
5 Cable (89,33788Km) Bentuk persamaan untuk perhitungan
6 ODP 190 buah margin daya adalah :
Passive M = ( Pt – Pr ) - α total - SM
7 Splitter 1:8 190 buah (5.2)
1245 buah
8 Drop Cable (139,16472Km) Keterangan :
Pt = Daya keluaran sumber optik
9 ONT 1245 buah ( dBm)
10 Konektor SC 2962buah Pr = Sensitivitas daya maksimum
Sambungan detektor ( dBm)
11 Splice 203 buah SM = Safety margin, berkisar 6-8
dB
α tot = Redaman Total sistem (dB)
L = Panjang serat optik ( Km)
αc = Redaman Konektor
(dB/buah)
αs = Redaman sambungan (
dB/sambungan)
α serat = Redaman serat optik ( dB/
Km)
Ns = Jumlah sambungan
Nc = Jumlah konektor
Sp = Redaman Splitter (dB)
Margin daya disyaratkan harus
memiliki nilai lebih dari 0 (nol), margin daya
adalah daya yang masih tersisa dari power
transmit setelah dikurangi dari loss selama
proses pentransmisian, pengurangan dengan
nilai safety margin dan pengurangan dengan
nilai sensitifitas receiver [14].
Data-data yang digunakan pada
perhitungan antara lain :
Gambar 3.4 Konfigurasi Jaringan FTTH menggunakan Daya keluaran sumber optik (OLT/ONU)
: 5 dBm
Teknologi GPON.
Sensitivitas detektor (OLT/ONU)
: -29 dBm
BAB IV Redaman Serat optik G.652 (1310/1490)
ANALISIS KELAYAKAN PERANCANGAN : (0.35, 0.28) dB/Km
JARINGAN Redaman Serat optik G.657 (1310/1490)
4.1 Analisis Hasil Perancangan : (0.35, 0.28) dB/Km
Setelah dilakukan perancangan jaringan Redaman Splice
akses FTTH menggunakan GPON, untuk : 0.05 dB/splice
mengetahui kelayakan sistem maka akan di Konektor
analisis menggunakan parameter power link : 0.2 dB
budget dan rise time budget. Jenis PS 1:8 , 1:4
: 11 dB , 7.8 dB
4.1.1 Link Power Budget Jumlah Sambungan
Perhitungan power link budget untuk : 4 buah
mengetahui batasan redaman total yang diijinkan Jumlah Konektor
antara daya keluaran pemancar dan sensitivitas : 4 buah
penerima. Perhitungan link power budget
dilakukan berdasarkan standarisasi ITU-T G.984
12
13. Perhitungan link power budget pada Nilai M yang diperoleh dari hasil
GPON akan dibagi menjadi dua bagian dan perhitungan uplink ternyata menghasilkan
akan menghitung jarak dari STO ke ONT nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB.
yang letaknya paling terjauh, dikarenakan Hal ini mengindikasikan bahwa link
teknologi GPON memiliki panjang diatas memenuhi kelayakan link power
gelombang asimetrik dalam budget.
pentransmisiannya. Sehingga jika untuk ONT 4.1.2 Rise Time Budget
terjauh memenuhi kelayakan, maka untuk Rise time budget merupakan metode
jarak yang lebih dekat pun akan memenuhi untuk menentukan batasan dispersi suatu link
kelayakan.Panjang gelombang untuk uplink serat optik. Metode ini sangat berguna untuk
sekitar 1310 nm sedangkan untuk downlink menganalisis sistem transmisi digital. Tujuan
sekitar 1490 nm. dari metode ini adalah untuk menganalisis
apakah unjuk kerja jaringan secara
Perhitungannya dapat diuraikan sebagai keseluruhan telah tercapai dan mampu
berikut : memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan.
Perhitungan Link Power Budget dengan jarak Umumnya degradasi total waktu transisi dari
terjauh yaitu 4.77495 Km (3.99335 Km STO link digital tidak melebihi 70 persen dari satu
ke ODC, 0.72714 Km ODC ke ODP, 0.05446 periode bit NRZ (Non-Retum-to-Zero) atau 35
Km ODP ke ONT) dengan jalur dari STO persen dari satu periode bit untuk data RZ
Gegerkalong ke ODC C lalu ke ODP C41 (Return-to-Zero). Satu periode bit
sampai pada ONT didefinisikan sebagai resiprokal dari data rate.
Downlink Spesifikasi alat untuk perhitungan rise
α L.α Nc.α Ns. α Sp time budget adalah :
tot serat c s Panjang Gelombang
+Redaman Instalasi : 1310 nm dan 1490 nm
α tot = Lebar Spektral (Δσ) (OLT/ONU)
(3.99335x0.28)+(0.72714x0.28)+(0.05446x0.28) : 1 nm / 1 nm
+(4x0.2)+(4x0.05)+(11+7.8)+2.86497 Rise time sumber cahaya ( ttx)
α tot = 23.951 dB (OLT/ONU) : (150x10-3/ 200 x10-
3
)ns
Sehingga untuk perhitungan margin daya
Dispersi material (Dm) (1310/1490)
adalah sebagai berikut :
: (3,56/13,64) ps/nm.Km
Pr = Pt - α tot - 6
Pr = 5 – 23.951– 6 Rise time receiver (trx) (OLT/ONU)
Pr = – 24.951 dBm Pengkodean NRZ
M = ( Pt – Pr(Sensitivitas)) – α total – SM Menggunakan Single Mode
M = ( 5 + 29 ) – 23.951– 6 Indeks bias inti (n1)
M = 4.049 dBm : 1,465
Nilai M yang diperoleh dari hasil Indeks bias selubung (n2)
perhitungan downlink ternyata menghasilkan : 1,46
nilai yang masih berada diatas 0 (nol) dB. Hal Jari-jari inti (a)
ini mengindikasikan bahwa link diatas : 4,5μm
memenuhi kelayakan link power budget.
Perhitungannya dapat diuraikan sebagai
Uplink berikut :
Perhitungan Rise Time Budget dengan jarak
α L.α Nc.α Ns. α terjauh yaitu 4.77495 Km (3.99335 Km STO
tot serat c s
+ Sp +Redaman Instalasi ke ODC, 0.72714 Km ODC ke ODP, 0.05446
Km ODP ke ONT) dengan jalur dari STO
α tot = (3.99335x0.35)+(0.072714x0.35)+( Gegerkalong ke ODC C lalu ke ODP C41
0.05446x0.35)+(4x0.2)+(4x0.05)+(11+7.8)+ sampai pada ONT
2.86497 Downlink
α tot = 24.336 dB Bit Rate downlink (Br) = 2.4 Gbps dengan
format NRZ, sehingga :
Sehingga untuk perhitungan margin daya 0.7 0.7
adalah sebagai berikut : tr = 0.2917ns
Pr = Pt - α tot - 6 Br 2.4 x109
Pr = 5 – 24.336- 6 Menentukan t intramodal/ t material
Pr = - 25.336 dBm Tmaterial = ∆σ x L x Dm
M = ( Pt – Pr(Sessitivitas)) - α total - SM = 1 nm x 4,77495 Km x
M = ( 5 + 29 ) – 24.336 – 6 0.01364 ns/nm.Km = 0.0651 ns
M = 3.664 dBm ∆s = n1-n2
n1
∆s = 3.412x10-3
13
14. V = 2π x a x n1 x (2 x ∆s)1/2 sebesar 23.951 dB untuk downlink dan 24.336 dB
λ untuk uplink. Hal ini masih berada dalam toleransi
V =2 x 3.14 x 4,5 μm x1,465 (2x3.412x10-3)1/2 yang ditetapkan ITU-T G.984 sebesar 28 dB maupun
1,49 μm standar yang dikeluarkan pihak Telkom sebesar 28
= 2,295 dB. Nilai Margin daya yang diperoleh 4.049 dBm
twaveguide= L[n2+n2∆(vb)] dari hasil perhitungan downlink dan 3.664 dBm yang
C dv diperoleh dari hasil perhitungan uplink ternyata
twaveguide= 4774,95 [1,46+1,46x3.412x10-3x1,2] menghasilkan nilai yang masih berada diatas 0 (nol)
3x108 dB. Hal ini mengindikasikan bahwa link memenuhi
-5
= 2.333x10 ns kelayakan link power budget. Berdasarkan
tintramodal= tmaterial + twaveguide perhitungan kelayakan sistem untuk rise time budget
didapatkan rise time total untuk arah downlink
Sehingga besarnya untuk serat optik dengan bitrate sebesar 2,4 Gbps, pelanggan terjauh
singlemode: menghasilkan Ttotal sebesar = 0.2583 ns. Ttotal masih
ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½ berada di bawah nilai Tsistem sebesar 0,2917 ns. Dan
= [(0.15)² +(2.333x10-5)2+(0.0651)² + uplink dengan bitrate sebesar 1.2 Gbps, pelanggan
2 1/2 terjauh menghasilkan Ttotal sebesar = 0.2505 ns. Ttotal
(0) + (0.2)²]
= 0.2583 ns masih berada di bawah nilai Tsistem sebesar 0.5833 ns
Dari hasil perhitungan rise time total sebesar dengan demikian sistem tersebut masih memenuhi
0.2583 ns masih di bawah maksimum rise rise time budget dengan pengkodean NRZ.
time dari bit rate sinyal NRZ sebesar 0.2917
ns. Berarti dapat disimpulkan bahwa sistem 5.2 Saran
memenuhi rise time budget. Untuk tugas akhir kedepannya bisa memasukan
Uplink faktor ekonomi berupa biaya perancangan. Dan
Bit Rate uplink (Br) = 1.2 Gbps dengan perancangan serat optik untuk di gedung-gedung.
format NRZ, sehingga :
0.7 0.7 DAFTAR PUSTAKA
tr = 0.5833ns
Br 1.2 x109 1. Annas, Awaludin. (2010), Perancangan Sistem
Menentukan t intramodal Informasi Geografis Sebagai Alat Bantu
Tmaterial = ∆σ x L x Dm Perancangan Jaringan Optik Layanan Triple
= 1 nm x 4.77495 Km x 0.00356 Play (Studi Kasus: Wilayah Bandung Turangga).
ns/nm.Km = 0.0169 ns Tugas Akhir Institut Teknologi Telkom.
∆s = 3.412x10-3 2. B. Amar,” PERANCANGAN JARINGAN OPTIK
V =2 x 3.14 x 4,5 μm x1,465 (2x3.412x10-3)1/2 UNTUK LAYANAN INTERNET DENGAN
1,31 μm MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPONSTUDI
= 2,610 KASUS GEDUNG WISMA LIPPO BANDUNG”,
twaveguide= 4774,95 [1,46+1,46x3.412x10-3x1,25] Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung,
3x108 2008.
= 2.333x10-5 ns 3. Dwi Safitri.Rinna,” EVALUASI PERANCANGAN
JARINGAN FTTH (Fiber To TheHome)
Sehingga besarnya untuk serat optik DENGAN TEKNOLOGI GPON (Gigabit Passive
singlemode: Optical Network) (Studi Kasus Plaza 1 Pondok
ttotal = (ttx² + tintramodal² + tintermodal²+ trx²)½ Indah Jakarta Selatan)”, Institut Teknologi
= [(0.2)² +(2.333x10-5)2+(0.0169)² + Telkom, Bandung, 2011.
(0) + (0.15)²]1/2
2
4. Fitriani,”ANALISIS PERFORMANSI
= 0.2505 ns TEKNOLOGI GPON UNTUK LAYANAN
Dari hasil perhitungan rise time total sebesar BROADBAND STUDI KASUS TELKOM RDC
0.2505 ns masih dibawah maksimum rise BANDUNG”, IT TELKOM,Bandung, 2008
time dari bit rate sinyal NRZ sebesar 0.5833 5. “FTTH Fiber To The Home.”
ns. Berarti dapat disimpulkan bahwa sistem http://www.opfibrecorp.com/info/articles/fttb.htm
memenuhi rise time budget. l (diakses tanggal 19 juni 2012).
6. Hertianan.S.N. “Diktat Rekayasa Trafik :
BAB V Peramalan Trafik Untuk Peramalan jaringan “,
KESIMPULAN DAN SARAN STT Telkom.
7. “Huinghong Technologies Limited.”
5.1 Kesimpulan http://HuinghongFiber.com (diakses tanggal 24
Jaringan eksisting sekarang perlu diadakan Februari 2012)
tambahan kapasitas jaringan dan migrasi dari kabel 8. ITU-T Recommendation G.652 (2009),
tembaga menjadi jaringan akses FTTH Characteristics of single-mode optical fibre and
menggunakan teknologi GPON di perumahan Setra cable.
duta. Berdasarkan hasil perancangan untuk 9. ITU-T Recommendation G.657 (2009),
perhitungan kelayakan sistem untuk link Power Characteristics of a bending-loss insensitive
Budget didapatkan redaman total pada jarak terjauh
14
15. single-mode optical fibre and cable for the access
network.
10. ITU-T Recommendation G.984.2 (2003) ,
Gigabit – Capable Passive Optical Network (G-
PON) : Physical Media Dependent (PMD) Layer
Spesefication.
11. “Produk dan layanan”
http://www.telkom.co.id/produk-layanan/
(diakses tanggal 30 juni 2012).
12. Rosanti rahayu “PERANCANGAN JARINGAN
FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN
TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL
NETWORK (GPON) (STUDI KASUS DI
BUAH BATU REGENSI BANDUNG)”, Intitut
teknologi telkom, Bandung, 2012.
13. Telkom Risti, “Pedoman Perancangan
Jarlokaf’,1996
14. Wahyu amalia, “Jaringan dan Analisis dan
perancangan optik menggunakan teknologi
GPON studi kasus telkom RDC, Institut
Telkom,Bandung, 2010.
15. Waluyo “Analisis Sistem Komunikasi Fiber
Optik Single Mode”, Politeknik negeri Malang,
2009.
15