Dokumen ini membahas perencanaan jaringan serat optik DWDM untuk link Medan-Langsa menggunakan perangkat Huawei OSN 6800. Perangkat ini terdiri dari optical multiplexer dan demultiplexer, optical amplifier, dan ROADM. Perencanaan ini mempertimbangkan topologi, panjang kabel 182 km, 14 konektor, 57 sambungan, dan 1 penguat di Pangkalan Brandan. Analisis power budget dan rise time memenuhi kriteria untuk operasi link 10 Gbps ini.
Belajar netmask dan subnetting dam masang fiber opticsatia setiawan
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan fiber optic. Subnetting digunakan untuk membagi alamat IP menjadi subnet lebih kecil untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alamat. Fiber optic adalah media transmisi yang menggunakan cahaya dan memiliki kelebihan seperti bandwidth tinggi dan tidak terpengaruh gangguan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar, komponen, instalasi, dan uji fiber optic.
Belajar netmask dan subnetting dam masang fiber opticsatia setiawan
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan fiber optic. Subnetting digunakan untuk membagi alamat IP menjadi subnet lebih kecil untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alamat. Fiber optic adalah media transmisi yang menggunakan cahaya dan memiliki kelebihan seperti bandwidth tinggi dan tidak terpengaruh gangguan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar, komponen, instalasi, dan uji fiber optic.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi serat optik dan penerapannya pada FTTB (Fiber To The Building). Dibahas mengenai karakteristik serat optik, struktur kabel serat optik, dan perancangan jaringan FTTB dengan menggunakan dua jenis kabel yaitu G.652.D dan G.657. Hasil analisis menunjukkan bahwa perancangan jaringan FTTB layak digunakan berdasarkan parameter power link budget, rise time budget, dan bit error rate
Dokumen tersebut merangkum tentang fiber optik, termasuk penjelasan apa itu fiber optik, struktur, komponen, jenis, cara kerja, keunggulan dan kekurangannya. Fiber optik adalah kabel transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik halus untuk mentransmisikan sinyal cahaya menggunakan laser atau LED. Fiber optik memiliki kecepatan transmisi tinggi hingga gigabit per detik dan digunakan untuk komunik
Pengantar Sistem Komunikasi Serat Optik. dalam slide ini menjelaskan mengenai Jenis dan prinsip kerja dari serat optik, frekuensi band, kelemahan - kelebihan serat optik berdasarkan jenisnya, dan penjelasan dasar dari laser.
menjelaskan besar frekuensi dan perhitungan rumus dari dispersi. Total Internal Reflection.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan berbasis serat optik. Secara singkat, dokumen menjelaskan keunggulan serat optik dalam meningkatkan kecepatan transmisi data, fleksibilitas, dan biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan jaringan tembaga. Dokumen juga menjelaskan prinsip dasar transmisi cahaya melalui serat optik beserta komponen dan karakteristiknya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem komunikasi serat optik, komponen, jenis, dan penyambungan serat optik. Sistem ini menggunakan sumber dan detektor optik untuk transmisi sinyal, dengan serat optik terdiri dari inti, cladding, dan coating untuk memandu cahaya. Ada dua jenis serat optik utama yaitu single mode dan multimode, dengan penyambungan dapat dilakukan secara permanen menggunakan fusion splice atau
1. Makalah ini membahas penanganan status dyinggasp pada perangkat ONT GPON di PT Telkom Kroya.
2. Teknologi GPON menggunakan akses kabel serat optik dan memungkinkan layanan suara, video, dan data menggunakan satu kabel.
3. Ketika terjadi gangguan pada ONT pelanggan, statusnya harus dicek dan jika mengalami dyinggasp, ONT mungkin perlu diganti.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis media transmisi data, baik dengan kabel maupun nirkabel. Jenis media kabel yang disebutkan adalah kabel tembaga berpasangan, koaksial, dan serat optik, sedangkan untuk nirkabel disebutkan gelombang mikro, satelit, inframerah, dan sinar laser. Kelebihan dan kelemahan masing-masing jenis media juga dijelaskan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merancang jaringan FTTH di perumahan Taman Kopo Indah 5 Bandung menggunakan teknologi GPON
2. Hasil perancangan menunjukkan penggunaan 1 ODC, 73 ODP dan 486 ONT dengan pembagi 1:4 dan 1:8
3. Simulasi menunjukkan BER dan Q-factor memenuhi standar untuk kualitas jaringan fiber optik
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi serat optik dan penerapannya pada FTTB (Fiber To The Building). Dibahas mengenai karakteristik serat optik, struktur kabel serat optik, dan perancangan jaringan FTTB dengan menggunakan dua jenis kabel yaitu G.652.D dan G.657. Hasil analisis menunjukkan bahwa perancangan jaringan FTTB layak digunakan berdasarkan parameter power link budget, rise time budget, dan bit error rate
Dokumen tersebut merangkum tentang fiber optik, termasuk penjelasan apa itu fiber optik, struktur, komponen, jenis, cara kerja, keunggulan dan kekurangannya. Fiber optik adalah kabel transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik halus untuk mentransmisikan sinyal cahaya menggunakan laser atau LED. Fiber optik memiliki kecepatan transmisi tinggi hingga gigabit per detik dan digunakan untuk komunik
Pengantar Sistem Komunikasi Serat Optik. dalam slide ini menjelaskan mengenai Jenis dan prinsip kerja dari serat optik, frekuensi band, kelemahan - kelebihan serat optik berdasarkan jenisnya, dan penjelasan dasar dari laser.
menjelaskan besar frekuensi dan perhitungan rumus dari dispersi. Total Internal Reflection.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan berbasis serat optik. Secara singkat, dokumen menjelaskan keunggulan serat optik dalam meningkatkan kecepatan transmisi data, fleksibilitas, dan biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan jaringan tembaga. Dokumen juga menjelaskan prinsip dasar transmisi cahaya melalui serat optik beserta komponen dan karakteristiknya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem komunikasi serat optik, komponen, jenis, dan penyambungan serat optik. Sistem ini menggunakan sumber dan detektor optik untuk transmisi sinyal, dengan serat optik terdiri dari inti, cladding, dan coating untuk memandu cahaya. Ada dua jenis serat optik utama yaitu single mode dan multimode, dengan penyambungan dapat dilakukan secara permanen menggunakan fusion splice atau
1. Makalah ini membahas penanganan status dyinggasp pada perangkat ONT GPON di PT Telkom Kroya.
2. Teknologi GPON menggunakan akses kabel serat optik dan memungkinkan layanan suara, video, dan data menggunakan satu kabel.
3. Ketika terjadi gangguan pada ONT pelanggan, statusnya harus dicek dan jika mengalami dyinggasp, ONT mungkin perlu diganti.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis media transmisi data, baik dengan kabel maupun nirkabel. Jenis media kabel yang disebutkan adalah kabel tembaga berpasangan, koaksial, dan serat optik, sedangkan untuk nirkabel disebutkan gelombang mikro, satelit, inframerah, dan sinar laser. Kelebihan dan kelemahan masing-masing jenis media juga dijelaskan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merancang jaringan FTTH di perumahan Taman Kopo Indah 5 Bandung menggunakan teknologi GPON
2. Hasil perancangan menunjukkan penggunaan 1 ODC, 73 ODP dan 486 ONT dengan pembagi 1:4 dan 1:8
3. Simulasi menunjukkan BER dan Q-factor memenuhi standar untuk kualitas jaringan fiber optik
3. suatu teknik transmisi yang yang memanfaatkan cahaya
dengan panjang gelombang yang berbeda-beda sebagai
kanal-kanal informasi, sehingga setelah dilakukan proses
multiplexing seluruh panjang gelombang tersebut dapat
ditransmisikan melalui sebuah serat optik
5. • Optical Transmitter (Laser)
Berfungsi mengubah masing-masing sinyal informasi dan memancarkan
dalam panjang gelombang yang berbeda-beda λ 1, λ 2, λ 3,..λ n
• DWDM Multiplexer
berfungsi untuk menggabungkan sinyal-sinyal transmit yang mempunyai
panjang gelombang berbeda-beda menjadi satu, untuk kemudian
diteruskan ke satu satu optical fiber
• Optical Cable
Berfungsi untuk menyalurkan sinyal gabungan beberapa panjang
gelombang, yang datang dari DWDM Multiplexer
• Optical Amplifier
Berfungsi untuk menguatkan sinyal optik yang sudah mulai melemah
karena redaman sepanjang dalam perjalanan di dalam kabel serat optik.
Satu optical amplifier dapat menguatkan beberapa sinyal optik secara
bersamaan
7. media transmisi fisik yang terbuat dari serat kaca yang dilapisi dengan
isolator dan pelindung yang berfungsi untuk menyalurkan informasi dalam
bentuk gelombang cahaya
8. CORE
Gelombang cahaya yang dikirim akan merambat dan
mempunyai indeks bias
lebih besar dari lapisan kedua, dan terbuat dari kaca.
Inti (core) mempunyai
diameter yang bervariasi antara 5 – 50 µm
tergantung jenis serat optiknya
Stuktur Dasar Fiber Optik
9. Cladding
Bagian ini mengelilingi bagian inti dan
mempunyai indeks bias lebih kecil
dibanding dengan bagian inti, dan terbuat
dari kaca
Stuktur Dasar Fiber Optik
10. Coating
Bagian ini merupakan pelindung lapisan
inti dan selimut yang terbuat dari
bahan plastik elastik
Stuktur Dasar Fiber Optik
11. • Fibre Bending (Tekukan Serat) : Tekukan serat yang berlebihan (terlalu
kecil) dapat mengakibatkan bertambahnya optical loss
• Cable Bending (Tekukan Kabel) : Tekukan kabel pada saat instalasi harus
di jaga agar tidak terlalu kecil, karena hal ini dapat merusak serat sehingga
menambah optical loss
• Tensile Strength : Tensile strength yang berlebihan dapat merusakkan kabel
atau serat
• Crush : Crush atau tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan serat
retak/patah, sehingga dapat menaikkan optical loss
• Impact : Impact adalah beban dengan berat tertentu yang dijatuhkan dan
mengenai kabel optik. Berat beban yang berlebihan dapat mengakibatkan
serat retak / patah, sehingga dapat menaikkan optical loss
• Cable Torsion : Torsi yang diberikan kepada kabel dapat merusak selubung
kabel dan serat
13. Serat Optik Multimode Step-Index memiliki core besar (50μm) dan
dilapisi cladding yang sangat tipis. Penyambungan kabel lebih mudah
karena memiliki core yang besar terjadi dispersi. Hanya digunakan untuk
jarak pendek dan transmisi data bit rate rendah
Multimode Step-Index
14. Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga
rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat. Core terdiri dari sejumlah
lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias
tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke
batas core-cladding
Graded Index Multimode
15. Serat single mode mempunyai ukuran diameter core yang sangat kecil
dan diameter cladding sebesar 125 μm dapat dilihat pada Gambar
berikut. Cahaya nya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar
dengan sumbu serat optik. Serat optik Single Mode Step-Index digunakan
dengan bit rate tinggi
Step-Index Single mode
19. Kapasitas line transmisi dari sistem jaringan link Medan – Langsa adalah
sebesar 10G dengan menggunakan perangkat DWDM Huawei OSN 6800.
Perangkat Huawei OSN 6800 terdiri dari :
• Optical Multiplexer dan Demultiplexer Unit
• Optical Amplifier Unit
• SCC (System Control and Communication Unit)
• ROADM (Reconfiguration Optical Add/Drop Multiplexer)
21. Dalam perancangan jaringan serat optik diperlukan perencanaan awal rute atau
jalur serat optik yang merupakan tahap awal dalam pemilihan daerah jalur serat
optik. Pada saat perancangan jaringan serat optik ada beberapa hal yang
berkaitan yaitu jumlah sambungan kabel atau splice, jumlah terminal, jumlah
konektor yang diperlukan antar link , panjang kabel yang diperlukan serta penguat
yang akan diperlukan pada jaringan serat optik di terminal kanal
25. Simplify Your Branch Office Infrastructure
Pada perancangan jaringan serat optik DWDM link Medan – Langsa
membutuhkan penguat sinyal optik yang diletakkan di Pangkalan
Brandan. Jarak perancangan jaringan serat optik DWDM link Medan –
Langsa adalah 182 Km
26. Simplify Your Branch Office Infrastructure
Teknik penyambungan serat optik ada 2, yaitu penyambungan permanen
yang disebut splice dan penyambungan tak permanen dengan
menggunakan connector
Jumlah Splice dan Konektor Pada jaringan Optik Medan - Langsa
27. Total loss fiber = Total panjang kabel x Loss kabel
= 182 km x 0.22 dB/km
= 40.04 dB
Total loss konektor = Jumlah konektor x Loss konektor
= 14 x 0.5 dB/konektor = 7 dB
Total loss splice = Jumlah splice x Loss splice
= 57 x 0.15 dB/splice = 8.55 dB
Total loss daya = Total loss fiber + Total loss konektor + Total loss splice
= 40.04 + 7 + 8.55
= 55.59 dB
Pada perhitungan total loss daya merupakan penjumlahan antara total loss fiber,
total loss konektor dan total loss splice. Dari perhitungan di atas diperoleh total
loss daya sebesar 55.59 dB
28. Analisis rise time budget sangat tepat untuk menentukan batas dispersi sebuah
link serat optik, khusus dalam sistem digital. Perhitungan rise time sistem untuk
STM-64 (10 Gbps) sebagai berikut :
30. • Perancangan jaringan serat optik DWDM untuk kebutuhan kanal link
Medan – langsa menggunakan 1 repeater (penguat) yang berada di
P.Brandan dengan jarak tempuh 91 Km menuju Kota Langsa, nilai
power link budget berdasarkan perhitungan jarak transmisi maksimum
dengan 1 penguat EDFA adalah 113 Km dengan nilai rise time budget
62.8 ps.
• Pada perancangan jaringan serat optik DWDM link Medan – Langsa
menggunakan 14 konektor dimana masing-masing sublink
membutuhkan 2 konektor, jumlah sambungan 57 splice (sambungan)
dan total loss daya yang diperoleh dari perhitungan sebesar 55.59 dB
dan sudah memenuhi kriteria dan layak untuk beroperasi di lapangan.
• Berdasarkan dari data pengukuran optical power DWDM Ring 1 Medan
– Langsa terjadi degradasi level power transmit pada modul boster
tetapi penurunannya tidak terlalu besar.
WAAS Express – A small-footprint, cost-effective IOS-based WAN optimization solution
Key component of Cisco WAAS product portfolio
Extend WAN Optimization solution across the entire ISR G2 family
Increase the amount of available bandwidth for small to medium branch offices and remote locations, while accelerating TCP-based application operating in a WAN environment
Natively use the capabilities of IOS software
Fully interoperable with WAAS on SM-SRE modules, WAAS appliances, and are managed by a common WAAS Central Manager
WAAS on the SRE platform - deployment flexibility, reducing the cost of operating WAAS at the branch office.
The software deployment model enable remote and on-demand deployment at any time. You can deploy SRE in the branch office without any application when the router is being installed, and quickly provision WAAS at a later time, whenever customers are ready to turn WAAS on, or whenever the implementation plan calls for it. WAAS service can be turned on without on-site visit.
One key benefit is that of modularity. All of the Cisco SRE hardware is independent of the host router resources. No router reboot is needed when installing WAAS on the SRE platform, reducing downtime and impact on network operations.
New Branch appliances
On the branch side, we have three different models. Everything now is called a WAVE or wide area virtualization engine. These platforms bring in more WAN bandwidth and provide more resources in terms of disc memory CPU for the Virtual Blades capability in the branch office. Additional resources allow more services to be virtualized in the branch. Both new Branch and Data Center platforms accept the high performance I/O connectivity options.
WAAS Express – A small-footprint, cost-effective IOS-based WAN optimization solution
Key component of Cisco WAAS product portfolio
Extend WAN Optimization solution across the entire ISR G2 family
Increase the amount of available bandwidth for small to medium branch offices and remote locations, while accelerating TCP-based application operating in a WAN environment
Natively use the capabilities of IOS software
Fully interoperable with WAAS on SM-SRE modules, WAAS appliances, and are managed by a common WAAS Central Manager
WAAS on the SRE platform - deployment flexibility, reducing the cost of operating WAAS at the branch office.
The software deployment model enable remote and on-demand deployment at any time. You can deploy SRE in the branch office without any application when the router is being installed, and quickly provision WAAS at a later time, whenever customers are ready to turn WAAS on, or whenever the implementation plan calls for it. WAAS service can be turned on without on-site visit.
One key benefit is that of modularity. All of the Cisco SRE hardware is independent of the host router resources. No router reboot is needed when installing WAAS on the SRE platform, reducing downtime and impact on network operations.
New Branch appliances
On the branch side, we have three different models. Everything now is called a WAVE or wide area virtualization engine. These platforms bring in more WAN bandwidth and provide more resources in terms of disc memory CPU for the Virtual Blades capability in the branch office. Additional resources allow more services to be virtualized in the branch. Both new Branch and Data Center platforms accept the high performance I/O connectivity options.
WAAS Express – A small-footprint, cost-effective IOS-based WAN optimization solution
Key component of Cisco WAAS product portfolio
Extend WAN Optimization solution across the entire ISR G2 family
Increase the amount of available bandwidth for small to medium branch offices and remote locations, while accelerating TCP-based application operating in a WAN environment
Natively use the capabilities of IOS software
Fully interoperable with WAAS on SM-SRE modules, WAAS appliances, and are managed by a common WAAS Central Manager
WAAS on the SRE platform - deployment flexibility, reducing the cost of operating WAAS at the branch office.
The software deployment model enable remote and on-demand deployment at any time. You can deploy SRE in the branch office without any application when the router is being installed, and quickly provision WAAS at a later time, whenever customers are ready to turn WAAS on, or whenever the implementation plan calls for it. WAAS service can be turned on without on-site visit.
One key benefit is that of modularity. All of the Cisco SRE hardware is independent of the host router resources. No router reboot is needed when installing WAAS on the SRE platform, reducing downtime and impact on network operations.
New Branch appliances
On the branch side, we have three different models. Everything now is called a WAVE or wide area virtualization engine. These platforms bring in more WAN bandwidth and provide more resources in terms of disc memory CPU for the Virtual Blades capability in the branch office. Additional resources allow more services to be virtualized in the branch. Both new Branch and Data Center platforms accept the high performance I/O connectivity options.
[self explaining]
UCSE bundles provide router and server solution
ES24-UCSE bundle provides router, server, and switch solution
[self explaining]
UCSE bundles provide router and server solution
ES24-UCSE bundle provides router, server, and switch solution
[self explaining]
UCSE bundles provide router and server solution
ES24-UCSE bundle provides router, server, and switch solution
[self explaining]
UCSE bundles provide router and server solution
ES24-UCSE bundle provides router, server, and switch solution
Cisco WAAS enables organizations to accomplish these primary IT objectives:
Cisco WAAS enhances productivity by mitigating the effects of WAN latency. Applications perform better. Data is transferred faster.
Cisco WAAS reduces bandwidth consumption, delaying or eliminating increased recurring bandwidth costs. Cisco WAAS enables IT consolidation, reducing both capital and recurring expenses for branch IT infrastructure.
Cisco WAAS delivers increased business agility by enabling IT consolidation and enhanced application rollouts without the risk of degraded productivity or added complexity. Ultimate agility is available with Cisco ISR G2 and the Services-Ready Engine (SRE), offering WAN optimization “on demand” as business needs arise. WAAS Express which provides “on demand” basic WAN optimization on Cisco routers may be considered on th ebarnch side as well.
Cisco WAAS is deployed on an appliance, router-integrated service module on each side of the WAN to provide application-specific acceleration and WAN optimization capabilities. Cisco WAAS appliances can be deployed out of the data path or physically in-path in the data center or in the remote branch office, and Cisco WAAS network modules can be deployed out-of-path in the branch office. Regardless of the deployment model, Cisco WAAS provides application performance improvements and enables centralization without compromising high availability and scalability by providing intelligent load-distribution and fail-through operation.