2. Daerah Istimewa Yogyakarta (bahasa Jawa: Dhaérah Istiméwa Ngayogyakarta)
adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan
peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman.
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan
berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah
Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kotamadya, dan
empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438
desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390
jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta
memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2[5].
3. RUMAH
ADAT Rumah adat Daerah Istimewa
Yogyakarta dinamakan
Bangsal Kencono Kraton
Yogyakarta merupakan sebuah
bangunan Pendopo.
Halamannya sangat luas,
ditumbuhi tanaman dan
dilengkapi beberapa sangkar
burung. Di depan Bangsal
Kencono terdapat dua patung
dari Gupolo, sang raksasa
yang memegang gada (sejenis
alat pemukul).
4. Pria Yogyakarta memakai pakaian adat berupa tutup
kepala (destar), baju jas dengan leher tertutup (jas tutup)
dan keris yang terselip di pinggang bagian belakang. Ia
juga mengenakan kain batik yang bercorak sama dengan
sang wanita.
Sedangkan wanitanya memakai kebaya dan kain batik.
Perhiasannya berupa anting-anting, kalung, dan cincin.
5. a. Tari Serimpi Sangupati, sebuah tarian
keraton pada masa lalu disertai suara
gamelan dengan gerak tari yang lembut
dan menawan hati.
b. Tari Bedaya, merupakan tarian keraton
yang ditarikan oleh 9 putri dengan irama
yang lemah gemulai dan lembut.
c. Tari Beksan Nirbaya, diilhami bentuk
kesenian "Edan-edanan" salah satu bagian
dari upacara keraton Yogya yang berfungsi
sebagai "penolak bala". Bentuk ini
diangkat menjadi seni pertunjukan, yang
mendapat stilirasi , tanpa meninggalkan
esensi dan karakter geraknya yang unik.
d. Tari Merak, suatu tari yang
mengisahkan keindahan dan kebebasan
alam bebas yang dialami burung merak.
e. Tari Beksan Lawung Ageng, suatu tari
yang diciptakan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono I, sebagai sarana
untuk memupuk semangat para jiwa
prajurit.
6. Di Yogyakarta pun kerus merupakan
senjata tradisional yang paling terkenal.
Keris-keris itu diberi pula gelar-gelar
kehormatan seperti "Kanjeng Kyai
Kpek" dan sebagainya.
Selain keris terdapat pula tombak
sebagai benda pusaka. Benda-benda itu
sangat dihormati dan diberi gelar
kehormatan. Antara lain "Kajeng Kyai
Ageng Plered", Kanjeng Kyai Ageng
Baru", "Kanjeng Kyai Gadapan" dan
"Kanjeng Ageng Megatruh".
"Kyai Plered" mempunyai sejarah
tersendiri, karena Untung Suropati
berhasil menewaskan opsir Belanda
Kapten Tack dengan menggunakan
"Kyai Plered" Oleh karena itu, tombak
ini dianggap keramat.
Ada pula tombak dan keris yang disebut
Tosan Aji. Tosan artinya besi dan Aji
artinya dihormati karena bertuah.
Benda-benda ini biasanya dirawat baik-
baik dan disimpan pada tempat-tempat
khusus. Pada saat-saat tertentu benda-
benda itu dibersihkan dan dimandikan.
7. MAKANAN
TRADISIONAL
Gudeg adalah makanan dari yogyakarta
yang sudah sangat terkenal hingga ke
berbagai daerah seluruh Indonesia. Namun
merasakan gudeg Yogyakarta langsung di
kota asalnya membuat sensasi makan lebih
terasa
Gudeg sendiri adalah makanan yang
terbuat dari nangka muda yang dimasak
menggunakan santan. Biasanya sebagai
pelengkap makanan ini dihidangkan
bersama nasi, ayam, tahu, dan telur. Anda
bisa menemukan banyak tepat makan di
yogyakarta yang menyediakan hidangan ini.
8. ALAT MUSIK
TRADISIONAL
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,
gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya /
alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan
dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang
berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda.
Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok
di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel.
9. UPACARA
DAERAH
Upacara Sekaten
adalah acara ulang
tahun Nabi Muhammad
SAW yang diadakan
pada setiap tanggal 5
bulan Jawa mulud
(Rabiul Awal tahun
hijriah) di alun-alun
utara Surakarta dan
Yogyakarta. Upacara ini
dahulu di pakai oleh
Sultan
Hamengkubuwono I,
Pendiri Keraton
Yogyakarta untuk
mengundang
masyarakat mengikuti
dan memeluk agama
Islam.
Pada hari pertama, Upacara ini
akan diawali saat malam hari
dengan iring-iringan abdi dalem
(punggawa kraton) bersama-sama
dengan dua set Gamelan Jawa
Kyai Nogowilogo dan Kyai
Gunturmadu. Iring-iringan ini
bermula dari pendapa Ponconiti
menuju Masjid Agung di alun-
alun utara dengan dikawal oleh
prajurit kraton. Kyai Nogowilogo
akan menempati sisi utara dari
Masjid Agung sementara Kyai
Gunturmadu akan berada di
Pagongan sebelah selatan Masjid
Agung.
10. Lirik Lagu Daerah – Suwe Ora Jamu
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Suwe ora jamu
Jamu godhong tela
Suwe ora ketemu
Ketemu pisan gawe gela
Suwe ora jamu
Jamu godhong tela
Suwe ora ketemu
Ketemu pisan gawe gela