Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia beserta contoh dan fungsinya. Jenis imbuhan yang dijelaskan meliputi awalan, akhiran, sisipan, dan gabungan. Imbuhan "per-", "-an", "per-an", "pe-an" digunakan untuk membentuk kata kerja, kata benda, atau kata sifat baru dengan makna dan fungsi tertentu seperti menyatakan alat, tempat, cara, dan l
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis kata ganti dalam bahasa Inggris, yaitu: kata ganti orang (personal pronoun), kata ganti penunjuk (demonstrative pronoun), kata ganti kepemilikan (possessive pronoun), kata ganti relatif (relative pronoun), kata ganti tanya (interrogative pronoun), kata ganti tak tentu (indefinite pronoun), dan kata ganti pantulan (reflexive pronoun).
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan fonologi dalam linguistik, terutama mikrolinguistik. Secara garis besar membahas tentang pembagian bidang fonologi menjadi fonetik dan fonemik, serta klasifikasi bunyi bahasa meliputi vokal, konsonan, dan bunyi lain seperti semi vokal, diftong, kluster, serta bunyi suprasegmen.
This document discusses the passive voice in Indonesian and provides rules and examples for forming sentences from the active to the passive voice in different tenses. The key points are:
- In passive sentences, the subject of the active sentence becomes the object and the object becomes the subject.
- The verbs "to be" and past participle forms are used.
- Examples are given for changing sentences from active to passive in the present, past, and future tenses. Formulas and sample conversions are provided. Exercises with sentence conversions are included at the end.
Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis. Secara garis besar dibahas tentang pengertian sintaksis, ruang lingkup kesalahan analisis bahasa pada tataran sintaksis seperti alat-alat sintaksis dan satuan-satuan sintaksis, serta bentuk atau pola kesalahan yang sering terjadi pada tataran sintaksis seperti kesalahan frasa, klausa, dan kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia beserta contoh dan fungsinya. Jenis imbuhan yang dijelaskan meliputi awalan, akhiran, sisipan, dan gabungan. Imbuhan "per-", "-an", "per-an", "pe-an" digunakan untuk membentuk kata kerja, kata benda, atau kata sifat baru dengan makna dan fungsi tertentu seperti menyatakan alat, tempat, cara, dan l
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis kata ganti dalam bahasa Inggris, yaitu: kata ganti orang (personal pronoun), kata ganti penunjuk (demonstrative pronoun), kata ganti kepemilikan (possessive pronoun), kata ganti relatif (relative pronoun), kata ganti tanya (interrogative pronoun), kata ganti tak tentu (indefinite pronoun), dan kata ganti pantulan (reflexive pronoun).
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan fonologi dalam linguistik, terutama mikrolinguistik. Secara garis besar membahas tentang pembagian bidang fonologi menjadi fonetik dan fonemik, serta klasifikasi bunyi bahasa meliputi vokal, konsonan, dan bunyi lain seperti semi vokal, diftong, kluster, serta bunyi suprasegmen.
This document discusses the passive voice in Indonesian and provides rules and examples for forming sentences from the active to the passive voice in different tenses. The key points are:
- In passive sentences, the subject of the active sentence becomes the object and the object becomes the subject.
- The verbs "to be" and past participle forms are used.
- Examples are given for changing sentences from active to passive in the present, past, and future tenses. Formulas and sample conversions are provided. Exercises with sentence conversions are included at the end.
Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis. Secara garis besar dibahas tentang pengertian sintaksis, ruang lingkup kesalahan analisis bahasa pada tataran sintaksis seperti alat-alat sintaksis dan satuan-satuan sintaksis, serta bentuk atau pola kesalahan yang sering terjadi pada tataran sintaksis seperti kesalahan frasa, klausa, dan kalimat.
Ekonomi Indonesia tumbuh positif di tengah krisis global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua tahun ini meningkat sekitar 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
2.1.3 PEMISAHAN SUKU KATA
Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan. Pengguna bahasa tidak boleh melakukan pemotongan kata berdasarkan kepentingan lain. Pada Penulisan harus mengikuti kaidah-kaidah pemisahan suku kata yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan seperti berikut ini:
1) Apabila di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, pemisahan dilakukan di antara vokal tersebut. Contoh:
Main = ma-in,
Taat= ta-at
2) Apabila di tengan kata terdapat dua konsonan berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua konsonan tersebut. Contoh :
ambil = am-bil
undang= un-dang
3) Apabila di tengan kata terdapat konsonan di antara dua vokal pemisahannya dilakukan sebelum konsonan. Contoh:
bapak = ba-pak
sulit = su-lit
4) Apabila di tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di antara konsonan pertama dan konsonan kedua. Contoh:
Bangkrut= bang-krut
Instumen= in-stru-men
5) Imbuhan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh:
Minuman= mi-num-an
Bantulah= ban-tu-lah
6) Kalau itu tidak dalam bentuk kombinasi, maka pisah dulu unsur kombinasinya dengan kata dasar, kemudian pemisahaan suku kata yang di lakukan menurut kaidah 1 s.d. 4. Contoh :
Kilogram= ki-lo-gram
7) Pada akhir dan awal baris tidak di perkenankan ada huruf yang berdiri sendiri, baik vokal maupun konsonan. Contoh :
Salah
...di- ..masalah i-
a orangnya tu...
8) Tanda pisah (-) tidak di perkenankan di letakkan di bawah huruf dan juga tidak boleh berjauhan dengan huruf terakhir, harus di letakkan di samping kanan sejajar dengan huruf. Contoh :
Benar
...pengam- ..kedatanga-
bilan an
1. Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Morfem dapat berupa kata dasar, imbuhan, klitika, dan partikel.
2. Morfem dapat dibedakan menjadi morfem bebas yang dapat berdiri sendiri dan morfem terikat yang membutuhkan morfem lain untuk membentuk kata.
3. Jenis-jenis morfem meliputi morfem dasar, imbuhan, segmental, suprasegmental, leksikal, gramatikal, dan morfem nol
Dokumen tersebut membahas tentang aspek gramatikal dalam analisis wacana, yang meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Referensi berupa pengacuan ke unsur bahasa sebelumnya dalam teks atau di luar teks. Substitusi adalah penggantian unsur bahasa tertentu. Elipsis adalah penghilangan unsur bahasa yang sudah disebutkan sebelumnya. Konjungsi berupa penghubung antar unsur bahasa.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Dokumen tersebut membahas berbagai kesalahan semantik dalam bahasa Indonesia, termasuk penggunaan kata yang mirip maknanya, seperti kurban dan korban, lolos dan lulus, serta penggunaan kata yang salah akibat kesamaan bentuk, seperti sah dan syah, folio dan polio. Dokumen juga menjelaskan pentingnya memilih kata yang tepat sesuai konteks, seperti pukul dan jam, serta masing-masing dan tiap-ti
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...rahayu wullandari
Makalah ini membahas perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah Kebangkitan Nasional 1908. Pada masa sebelumnya, perlawanan bersifat terfragmentasi dan dipimpin tokoh-tokoh lokal, sementara sesudahnya perlawanan menggunakan organisasi dengan basis nasional seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam. Makalah ini menganalisis perbedaan strategi perjuangan bangsa Indonesia di kedua masa tersebut.
Materi ini sebenarnya di kelas 7 sudah ada, termasuk di kelas 8 semester 2 (K13). Namun bisa jadi i bahan pengayaan untuk kelas 8 semester 3 atau 4 (KTSP).
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHHanik Hidayah
Teks tersebut membahas tentang penggunaan ejaan dan istilah bahasa Indonesia yang benar dalam penulisan, terdiri dari 3 poin utama: (1) penjelasan tentang ejaan, termasuk penggunaan tanda baca dan penulisan kata, (2) contoh penulisan ejaan yang benar, dan (3) penjelasan tentang penggunaan istilah bahasa Indonesia melalui penerjemahan dan penyerapan kata asing.
Dokumen tersebut membahas tentang tenses dalam bahasa Inggris yaitu Past Perfect Tense, Present Perfect Tense, dan Future Perfect Tense. Dijelaskan pola kalimat, contoh kalimat, dan fungsi masing-masing tenses tersebut.
Present perfect tense digunakan untuk menyatakan tindakan atau situasi yang sudah terjadi tanpa memperhatikan kapan terjadinya. Perbedaan present perfect dengan past tense adalah past tense menyatakan sesuatu yang terjadi di masa lampau dengan waktu spesifik, sedangkan present perfect menyatakan sesuatu yang sudah terjadi tanpa memperhatikan waktu secara spesifik. Present perfect dapat digunakan dengan berbagai pernyataan waktu seperti ever, never, before,
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis kata penghubung dalam kalimat majemuk bertingkat dan contoh-contohnya. Terdapat 13 jenis kata penghubung yang dibahas seperti waktu, syarat, tujuan, konsesif, perbandingan, penyebab, akibat, sangkalan, kenyataan, hasil, penjelasan, atributif, dan cara.
Teks ini membahas struktur dan kaidah kebahasaan teks cerita ulang (biografi). Secara garis besar, struktur teks cerita ulang terdiri dari orientasi, urutan peristiwa kehidupan tokoh, dan reorientasi. Teks juga menjelaskan kaidah kebahasaan yang meliputi partisipan, pronomina, pengacuan, urutan peristiwa, kata kerja material, konjungsi, dan kalimat simpleks. Teks ini bertujuan memberikan pemah
Ekonomi Indonesia tumbuh positif di tengah krisis global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua tahun ini meningkat sekitar 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
2.1.3 PEMISAHAN SUKU KATA
Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan. Pengguna bahasa tidak boleh melakukan pemotongan kata berdasarkan kepentingan lain. Pada Penulisan harus mengikuti kaidah-kaidah pemisahan suku kata yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan seperti berikut ini:
1) Apabila di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, pemisahan dilakukan di antara vokal tersebut. Contoh:
Main = ma-in,
Taat= ta-at
2) Apabila di tengan kata terdapat dua konsonan berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua konsonan tersebut. Contoh :
ambil = am-bil
undang= un-dang
3) Apabila di tengan kata terdapat konsonan di antara dua vokal pemisahannya dilakukan sebelum konsonan. Contoh:
bapak = ba-pak
sulit = su-lit
4) Apabila di tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di antara konsonan pertama dan konsonan kedua. Contoh:
Bangkrut= bang-krut
Instumen= in-stru-men
5) Imbuhan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh:
Minuman= mi-num-an
Bantulah= ban-tu-lah
6) Kalau itu tidak dalam bentuk kombinasi, maka pisah dulu unsur kombinasinya dengan kata dasar, kemudian pemisahaan suku kata yang di lakukan menurut kaidah 1 s.d. 4. Contoh :
Kilogram= ki-lo-gram
7) Pada akhir dan awal baris tidak di perkenankan ada huruf yang berdiri sendiri, baik vokal maupun konsonan. Contoh :
Salah
...di- ..masalah i-
a orangnya tu...
8) Tanda pisah (-) tidak di perkenankan di letakkan di bawah huruf dan juga tidak boleh berjauhan dengan huruf terakhir, harus di letakkan di samping kanan sejajar dengan huruf. Contoh :
Benar
...pengam- ..kedatanga-
bilan an
1. Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Morfem dapat berupa kata dasar, imbuhan, klitika, dan partikel.
2. Morfem dapat dibedakan menjadi morfem bebas yang dapat berdiri sendiri dan morfem terikat yang membutuhkan morfem lain untuk membentuk kata.
3. Jenis-jenis morfem meliputi morfem dasar, imbuhan, segmental, suprasegmental, leksikal, gramatikal, dan morfem nol
Dokumen tersebut membahas tentang aspek gramatikal dalam analisis wacana, yang meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Referensi berupa pengacuan ke unsur bahasa sebelumnya dalam teks atau di luar teks. Substitusi adalah penggantian unsur bahasa tertentu. Elipsis adalah penghilangan unsur bahasa yang sudah disebutkan sebelumnya. Konjungsi berupa penghubung antar unsur bahasa.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Dokumen tersebut membahas berbagai kesalahan semantik dalam bahasa Indonesia, termasuk penggunaan kata yang mirip maknanya, seperti kurban dan korban, lolos dan lulus, serta penggunaan kata yang salah akibat kesamaan bentuk, seperti sah dan syah, folio dan polio. Dokumen juga menjelaskan pentingnya memilih kata yang tepat sesuai konteks, seperti pukul dan jam, serta masing-masing dan tiap-ti
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...rahayu wullandari
Makalah ini membahas perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah Kebangkitan Nasional 1908. Pada masa sebelumnya, perlawanan bersifat terfragmentasi dan dipimpin tokoh-tokoh lokal, sementara sesudahnya perlawanan menggunakan organisasi dengan basis nasional seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam. Makalah ini menganalisis perbedaan strategi perjuangan bangsa Indonesia di kedua masa tersebut.
Materi ini sebenarnya di kelas 7 sudah ada, termasuk di kelas 8 semester 2 (K13). Namun bisa jadi i bahan pengayaan untuk kelas 8 semester 3 atau 4 (KTSP).
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHHanik Hidayah
Teks tersebut membahas tentang penggunaan ejaan dan istilah bahasa Indonesia yang benar dalam penulisan, terdiri dari 3 poin utama: (1) penjelasan tentang ejaan, termasuk penggunaan tanda baca dan penulisan kata, (2) contoh penulisan ejaan yang benar, dan (3) penjelasan tentang penggunaan istilah bahasa Indonesia melalui penerjemahan dan penyerapan kata asing.
Dokumen tersebut membahas tentang tenses dalam bahasa Inggris yaitu Past Perfect Tense, Present Perfect Tense, dan Future Perfect Tense. Dijelaskan pola kalimat, contoh kalimat, dan fungsi masing-masing tenses tersebut.
Present perfect tense digunakan untuk menyatakan tindakan atau situasi yang sudah terjadi tanpa memperhatikan kapan terjadinya. Perbedaan present perfect dengan past tense adalah past tense menyatakan sesuatu yang terjadi di masa lampau dengan waktu spesifik, sedangkan present perfect menyatakan sesuatu yang sudah terjadi tanpa memperhatikan waktu secara spesifik. Present perfect dapat digunakan dengan berbagai pernyataan waktu seperti ever, never, before,
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis kata penghubung dalam kalimat majemuk bertingkat dan contoh-contohnya. Terdapat 13 jenis kata penghubung yang dibahas seperti waktu, syarat, tujuan, konsesif, perbandingan, penyebab, akibat, sangkalan, kenyataan, hasil, penjelasan, atributif, dan cara.
Teks ini membahas struktur dan kaidah kebahasaan teks cerita ulang (biografi). Secara garis besar, struktur teks cerita ulang terdiri dari orientasi, urutan peristiwa kehidupan tokoh, dan reorientasi. Teks juga menjelaskan kaidah kebahasaan yang meliputi partisipan, pronomina, pengacuan, urutan peristiwa, kata kerja material, konjungsi, dan kalimat simpleks. Teks ini bertujuan memberikan pemah
Citraan adalah sarana kepuitisan yang digunakan penyair untuk memperkuat gambaran pikiran dan perasaan pembaca melalui pengalaman inderawi penyair. Citraan dapat berupa visual, auditory, tactual, olfactory, gustatory, kineistetik dan dibangun melalui deskripsi atau metafora. Contoh lengkapnya adalah puisi yang menggunakan berbagai citraan seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
Jenis kata keterangan dalam bahasa indonesia
1. JENIS KATA KETERANGAN DALAM
BAHASA INDONESIA
Kata keterangan disebut juga dengan kata adverbial
yang berfungsi untuk memberikan atau menambah
keterangan kepada kata lain, seperti kata kerja
(verba), kata sifat (adjektiva), kecuali pada kata
benda (nomina).
2. MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
1. Keterangan cara
Adverbial ini menambah keterangan cara
pada kegiatan atau peristiwa yang terjadi.
Misalnya, dengan, dan secara.
Contoh
•Kami keluar dari rumah itu secara diam –
diam.
•Permasalahan itu diselesaikan dengan
kepala dingin.
3. MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
2. Keterangan alat
Adverbial ini menjelaskan alat yang
digunakan pada sebuah kegiatan atau
peristiwa, misalnya dengan ….. ,
menggunakan … , dengan menggunakan
…Contoh
Penjahit itu membuat baju dengan alat
jahit traditional.
Burhan memikul keranjang dengan
menggunakan kayu.
4. MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
3. Keterangan tujuan
Adverbial ini menambahkan informasi
tujuan pada kalimat, misalnya untuk,
supaya, dan, agar.
Contoh
Aku belajar sepanjang malam supaya naik
kelas.
Ibu menyirami bunga agar tumbuh subur
dan tidak layu.
5. 4. Keterangan sebab
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambah keterangan
sebab pada kalimat yang disertainya,
yaitu karena.
Contoh
Adik menangis karena ditinggal oleh ibu
ke pasar.
Masyarakat menjadi sangat menderita
karena kebijakan pemerintah yang tidak
kooperatif.
6. 5. Keterangan akibat
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambah keterangan
akibat yang ditimbulkan dari sebuah
peristiwa, yaitu hingga, akibatnya,
sehingga, dan, menjadi.Contoh
Banyak orang membuang sampah
sembarangan, akibatnya banjir melanda.
Ibuku selalu merawatku dengan baik
hingga aku menjadi sehat seperti saat ini.
7. 6. Keterangan tempat
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambahakan keterangan
tempat terjadinya suatu peristiwa atau
kegiatan, yaitu di, ke, dan, dari.
Contoh
Budi menyembunyikan gambar itu di
dalam kotak berwarna biru.
Paman bilang kepadaku bahwa dia akan
pergi ke medan.
8. 7. Keterangan waktu
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambahkan keterangan
waktu kapan terjadinya suatu peristiwa
atau kegiatan, yaitu pada, kemarin,
besok, lusa, dan lain – lain.
Contoh
Pada zaman dahulu orang – orang
mengirim surat menggunakan burung
merpati.
Aku terbangun dari tempat tidur, ketika
ayah pulang dari kantor.
9. 8. Keterangan syarat
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambahkan keterangan
syarat terjadinya suatu peristiwa, yaitu
jika.
Contoh
Jika aku punya banyak uang, aku akan
berlibur ke Eropa.
Budi tidak akan dimarahi guru, jika saja
dia datang tepat waktu.
10. 9. Keterangan derajat / kuantitas
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambahkan keterangan
kuantitas pada sebuah kalimat yang
disertainya, yaitu sebesar, sebanyak –
banyaknya, dua kali sehari, dan lain –
lain.Contoh
Aku mengumpulkan kupon belanja itu
sebanyak – banyaknya.
Aku selalu mengunjungi nenekku di
kampung seminggu sekali.
11. 10. Kata keterangan perlawanan
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambahkan informasi
perlawanan pada sebuah kalimat, yaitu
meskipun, tetapi, dan lain – lain.
Contoh
Aku tetap datang meskipun sedang hujan
deras.
Meskipun aku tidak diijinkan pergi, aku
tetap pergi ke rumah teamanku.
12. 11. Kata keterangan pelaku
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambah informasi tentang
pelaku atau orang yang terlibat dalam
sebuah peristiwa, yaitu dari,dan oleh.
Contoh
Sepeda motor ini adalah hadiah dari
ayahuku.
Bunga itu dibuang oleh pamanku.
Topik itu diterbitkan oleh penerbit bintang
pustaka.
13. 12. Kata keterangan perbandingan
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambah informasi dengan
cara membandingkannya dengan hal lain,
yaitu bagaikan, laksana, seperti, dan lain
– lain.
Contoh
Senyuman ibuku sangat hangat bagaikan
sinar mentari pagi yang menyentuh kulit.
Kisah hidupku sangat luar bisa seperti
kisah hidup di film tersebut.
14. 13. Kata keterangan kepastian
MACAM-MACAM KATA
KETERANGAN
Adverbial ini menambahkan keterangan
berupa kepastian pada sebuah kalimat,
yaitu mungkin.
Contoh
Dia tidak datang hari ini mungkin karena
lupa.
Aku menjadi sakit mungkin karena
makanan yang aku makan kemarin.
15. TUGAS
BUAT CONTOH KATA KETERANGAN
DENGAN KALIMATMU SENDIRI.
JELASKAN 4 FUNGSI BAHASA
JELASKAN PRINSIP MEMBACA PUISI (NO
2 DAN 3 BACA PADA MATERI PROSEDUR
MEMBACA PUISI HAL 64)