Dokumen tersebut membahas empat argumen utama terkait isu-isu pengelolaan sampah dengan teknologi Waste-to-Energy (WTE) atau Refuse Derived Fuel (RDF) di Indonesia. Argumen tersebut adalah rendahnya nilai kalori sampah Indonesia, manfaat daur ulang lebih besar dibanding pembakaran, kontribusi kecil WTE/RDF terhadap bauran energi nasional, dan bahaya polutan yang dihasilkan oleh WTE/RDF maupun tempat
WARNET VAST
JALAN MADESABARA NO. 50 RAHA
SAMPING SMA NEGERI 1 RAHA
INTERNETAN RP. 2.500 / JAM
SCANNER
- FOTO RP. 2.000
- GAMBAR RP. 2.000
- TEKS RP. 2.000
PRINT
- HITAM PUTIH RP. 750 / LEMBAR
- PRINT WARNA RP. 1.500 / LEMBAR
CETAK FOTO
- UKURAN 2 X3 RP. 500
- UKURAN 3X4 RP. 1.000
- UKURAN 4X6 RP. 1.500
- UKURAN 2 R RP. 2.000
- UKURAN 3 R RP. 2.500
- UKURAN 4 R RP. 4.000
- UKURAN 5 R RP. 5.000
- UKURAN 6 R RP. 6.000
- UKURAN 8 R RP. 8.000
PENJILITAN RP. 3.000
KETIKAN KOMPUTER RP. 2.000 / LEMBAR
INSTAL ULANG KOMPUTER / LEPTOP Rp. 50.000
HOTSPOT (WI-FI) Rp. 5.000
WARNET VAST
JALAN MADESABARA NO. 50 RAHA
SAMPING SMA NEGERI 1 RAHA
INTERNETAN RP. 2.500 / JAM
SCANNER
- FOTO RP. 2.000
- GAMBAR RP. 2.000
- TEKS RP. 2.000
PRINT
- HITAM PUTIH RP. 750 / LEMBAR
- PRINT WARNA RP. 1.500 / LEMBAR
CETAK FOTO
- UKURAN 2 X3 RP. 500
- UKURAN 3X4 RP. 1.000
- UKURAN 4X6 RP. 1.500
- UKURAN 2 R RP. 2.000
- UKURAN 3 R RP. 2.500
- UKURAN 4 R RP. 4.000
- UKURAN 5 R RP. 5.000
- UKURAN 6 R RP. 6.000
- UKURAN 8 R RP. 8.000
PENJILITAN RP. 3.000
KETIKAN KOMPUTER RP. 2.000 / LEMBAR
INSTAL ULANG KOMPUTER / LEPTOP Rp. 50.000
HOTSPOT (WI-FI) Rp. 5.000
Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?Farhan Helmy
Papaparan pada Dialog Bersistem dan Kebijakan Publik ke-1 yang diselenggarakan pada tanggal 27 Desember 2020 yang difasilitasi oleh System Dynamics Bandung Bootcamp, Thamrin School of Climate Change and Sustainability dan ASCODI Laboratory
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan tentang SDGs Sustainable Development Goals point ke 13 Climate Action atau aksi perubahan iklim.
Membahas mengenai permasalahan sampah di DKI Jakarta, baik fakta-fakta tentang sampah, perilaku masyarakat, dampak yang di timbulkan serta rekomendasi kebijakan untuk penanganan permasalahan sampah di Jakarta.
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Farhan Helmy
My Presentation on climate change complexity and potential solutions using En-ROADS simulation developed by Climate Interactive, MIT and Ventana System. (in Bahasa Indonesia)
Dokumen ini adalah Katalog Pilihan Informasi untuk Sanitasi Berbasis Masyarakat sistem komunal yang disusun oleh BORDA, BaliFokus, BEST dan LPTP tahun 2003 untuk memberi informasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah yang terlibat dalam Program SANIMAS bahwa dalam setiap level pelayanan ada beberapa pilihan yang dapat diterapkan sesuai kebutuhan, sikon dan kesepakatan stakeholders. Copy right BORDA Partner Network. Untuk informasi lebih lanjut hubungi balifokus@balifokus.asia
IPEN, NTN Side Event Presentation: Social and Environmental Implications of N...Yuyun Ismawati Drwiega
This file was presented at the Side Event of SAICM Asia-Pacific Regional Meeting in Kuala Lumpur, March 23-27, 2014 in conjunction with the launch of the booklet published by IPEN, CIEL, NTN and RLANS highlighting the unknown and potential social and environmental implications of nano technology and nano materials.
Katalog Informasi Pilihan-pilihan Pengelolaan Sampah (Informed Choices Catalo...Yuyun Ismawati Drwiega
This Informed Choices Catalogue (ICC) on waste management was created to provide informations and considerations on how to handle your wastes from household level until the landfill site or end of the waste stream. For further questions, contact balifokus@balifokus.asia
IPEN, NTN, RLANS: Social and Environmental Implications of Nano Development i...Yuyun Ismawati Drwiega
This informational brochure was developed to (i) provide an overview of nanotechnology development in the Asia-Pacific Region; (ii) introduce the social, environmental, and health implications of nanotechnology for workers and consumers in this region; and (iii) to stimulate and strengthen stakeholders’ participation in the global and national discussions on the actions to be implemented by governments, industry, and civil society to lay out a precautionary environment for the safe development of this technology.
Source: http://ipen.org/documents/social-and-environmental-implications-nanotechnology-development-asia-pacific
Artisanal and Small-scale Gold Mining: Local Problems, Global Challenges. Pre...Yuyun Ismawati Drwiega
Background of the old and modern gold rush, distribution of ASGM worldwide in 77 countries, map of global mercury trade 2011, life cycle of ASGM activities (upstream, middle-stream, downstream), empirical cycle of the creation of ASGM hotspots, ASGM stakeholders, and the new mercury treaty.
Kajian Timbal dalam Cat Enamel Dekoratif di Asia dan Indonesia (20 Nov 2013)Yuyun Ismawati Drwiega
Presentasi hasil kajian kandungan timbal dalam cat enamel di Indonesia dan Asia. Sekitar 77% hasil sampel cat di Indonesia mengandung timbal di atas nilai aman, 90 ppm. Cat-cat ini sebagian besar berwarna cerah (merah, kuning, oranye, putih, biru) dan banyak digunakan di TK/PAUD, mengancam kesehatan 30 juta anak-anak Indonesia.
Rekomendasi: hapuskan pigmen berbasis timbal, tetapkan SNI timbal dalam cat 90 ppm.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
1. Isu-isu utama terkait
Waste-to-Energy/PLTSa/RDF
Ir. Yuyun Ismawati MSc. (Oxon)
BaliFokus, Senior Advisor
Indonesia Toxics-Free Network, Coordinator
Asia-Pacific Region Steering Committee member, GAIA
dengan masukan dari Alan Watson C.Eng, Public Interest Consultant (PIC)
Mei 2014
2. Sampah: Gambar Besar
● Jumlah timbulan sampah tergantung dari beberapa factor
seperti kebiasaan makan, stander hidup, aktifitas komersial
dan pendidikan.
● Timbulan sampah Indonesia berkisar antara 0.5 s/d 0.8 kg/
day.*
● Jumlah timbulan sampah Indonesia per tahun sekitar 38-40
juta ton**
● Rata-rata nilai kalor sampah kota rendah antara 2,000 s/d
4,000 mJ/kg***
● Rata-rata kelembaban sekitar 40 s/d 70%; abu sekitar
30-40%.***
* SNI S-04-1993-03
** KLH. 2008. Statistik Sampah Indonesia.
*** E. Damanhuri (2008), Y. Tridamaningrum (2010)
3. Isu-isu utama
• Dampak terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan
• Pendapatan sector informal/kelompok masyarakat
miskin
• Hirarki management sampah (Reduction in Recycling
and Reuse)
• Penggunaan dana/sumberdaya publik
3
4. Presentasi ini
• Menyajikan 4 argumen
utama
• Menyajikan data
untuk diperdebatkan/
didiskusikan
• Menyajikan slides
untuk digunakan/
dimanfaatkan dalam
presentasi berikutnya
• Bukan ready made
power-point
• Bukan hanya
membahas teknis
pengelolaan sampah
• Tidak ada gambar dan
bisa disajikan dalam
email dengan mudah
5. Argumen 1: Nilai Kalor Rendah
(Low Calorific Value)
• Sampah Indonesia, sebagaimana disajikan pads
slide sebelumnya, tidak mengandung nilai kalor
yang cukup untuk W2E/RDF
• Kandungan organic lebih dari 60% sisanya dapat
didaur-ulang
• Untuk itu, pada slide berikutnya (UNEP),
ditekankan bahwa incinerators dikenali
sebagai pengguna/konsumen energy daripada
sebagai penghasil energy karena membutuhkan
bahan bakar fossil untuk menjalankan fungsinya
6. Pandangan UNEP
UNEP menyatakan:
“can render the waste conversion system as
a net user of energy, as opposed to a net
supplier…The upshot of this situation is that
incineration and thermal processing in
general for energy production may not be
applicable to a developing nation, or may be
feasible only in certain locations or under
special conditions”.
United Nations Environment Programme, UNEP and Calrecovery Inc (2005). Solid Waste Management.
7. Pandangan World Bank
The World Bank [1] menyatakan:
“the average lower calorific value of the
waste must be at least 6 MJ/kg throughout
all seasons. The annual average lower
calorific value must not be less than 7 MJ/
kg.”
[1] Rand, T., J. Haukohl, et al. (1999). Municipal Solid Waste Incineration: Requirements for a Successful Project
World Bank Technical Paper No. 462 Washington, DC, World Bank
!
[2] United Nations Environment Programme, UNEP and Calrecovery Inc (2005). Solid Waste Management.
8. Pandangan IPCC
Incineration is … not the technology of
choice for wet waste, and municipal
waste in many developing countries
contains a high percentage of food waste
with high moisture contents.
Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC (2007). Climate Change 2007: Mitigation.
Contribution of Working Group III to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on
Climate Change [B. Metz, O.R. Davidson, P.R. Bosch, R. Dave, L.A. Meyer (eds)], . Cambridge, United
Kingdom and New York, NY, USA, Cambridge University Press,
10. Pertanyaan:
Apakah dapat diterima oleh and a smeua
bahwa untuk membakar sampah kita butuh
bahan bakar minyak/solar atau batubara?
!
Bukankah itu artinya pemborosan belanja BBM?
!
Kalau sampahnya terlalu basah, lalu kenapa
bersikeras harus membakarnya?
11. Argumen 2: Daur ulang lebih baik bagi
iklim dan pemulung
Daur ulang mengurangi GRK
• Lihat slide berikutnya
• Zero Wastes mendukung Zero Warming
!
Mata pencaharian
• Daur ulang = lapangan kerja untuk pemulung dan
pengentasan kemiskinan
• W2E/RDF = membakar lapak daur ulang
!
Subsidi
• Daur ulang tidak mendapat subsidi, W2E/RDF disubsidi.
13. Penghematan energi dari daur ulang
Morris, J. (2005). "Comparative LCAs for Curbside Recycling Versus Either Landfilling or Incineration with
Energy Recovery (12 pp)." The International Journal of Life Cycle Assessment 10(4): 273-284.
14. Penghematan Energi dari Daur Ulang
Energy Savings Per Ton Recycled
(Million Btu)
Aggregate
Textbooks
Magazines/third class mail
Glass
Fly Ash
Office Paper
Phonebooks
Corrugated Cardboard
Newspaper
Steel Cans
Personal Computers
HDPE
PET
LDPE
Copper Wire
Carpet
Aluminum Cans
Million Btu/ton
206.9
106.1
83.1
56.5
53.4
51.4
44.0
20.5
16.9
15.7
11.9
10.2
5.3
2.7
1.1
0.7
0.6
(Source: Henry Ferland, USEPA)
15. Pencegahan emisi GRK dari Daur Ulang
AEA Technology, A. Smith, et al. (2001). Waste Management Options and Climate Change Final report to the
European Commission,. Brussels, DG Environment.
16. Biaya / Subsidi
Subsidi diperlukan untuk:
● All bio-methanation (below 1000 TPD
capacity);
● Gasification (All Capacities)
● RDF incineration (150-500 TPD capacity)
!
Tanpa subsidi sebagian besar proyek-proyek
ini tidak layak secara finansial
17. Subsidi untuk W2E dan RDF termasuk
• Bebas lahan atau harga lahan disubsidi
• Sampah gratis untuk pihak ketiga
• Subsidi dari Kementrian yang relevan
• Harga beli listrik dari W2E/RDF lebih
tinggi dari harga pasaran yaitu Rp. 975 per
kWH (Peraturan Menteri ESDM No. 4 Tahun 2012 tentang Harga
Pembelian Listrik oleh PT PLN yang Menggunakan Energi Baru
Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga
Listrik)
18. Argumen 3: W2E/RDF hanya memenuhi
1% bauran energi Indonesia 2035
• Biomassa atau sampah diidentifikasi sebagai sumber
energi baru dan terbarukan (bersama solar dan
angin) (lihat slide berikut)
• Nilai kalor sampah yang rendah sehingga untuk
membakarnya dibutuhkan bahan bakar solar atau
batubara
• Incinerators bukan pemakai energi yang efisien (lihat
slide berikutnya lagi)
• Dengan alasan apapun, W2E/RDF hanya pemain kecil
energi alternatif dengan biaya tinggi (polusi dan
subsidi)
19. Sasaran Bauran Energi Nasional 2025
Dari Biomassa = 1% dari total sasaran bauran energi
20. Effisiensi Incinerator
Murphy, J. D. and E. McKeogh (2004). "Technical, economic and environmental analysis of
energy production from municipal solid waste." Renewable Energy 29(7): 1043-1057.
21. Pandangan terkait UNFCCC
To date, the incineration of municipal waste for
energy is still not recognized as a permissible
means of greenhouse gas mitigation under the
United Nations Framework Convention on Climate
Change (UNFCCC).
!
Moreover, experience has also shown that some
incinerators may only operate if diesel fuel is
added to waste, which is seen to defeat
arguments that waste-to-energy is energy
efficient.
Forsyth, T. (2006). "Cooperative environmental governance and waste-to-energy technologies in Asia."
International journal of technology management and sustainable development 5(3): 209-220.
22. Argumen 4 : Waste to Energy dan
landfills sama-sama toxic
• WTE/RDF plants melepas dioxins
• Rantai makanan terkontaminasi (lihat studi di
Lucknow dan Kenya, dimana telur ayam yang diambil
dari dekat fasilitas incinerators ditemukan
mengandung konsentrasi dioxin cukup tinggi)
• Kesehatan masyarakat, terutama anak-anak, terancam
• Ditemukan adanya hubungan antara landfills dengan
berat-badan bayi rendah
• Ditemukan juga hubungan antara landfills dengan
kasus-kasus kanker
23. 23
Even with the “implementation of MACT
[Maximum Achievable Control Technology] …
concerns would remain because these pollutants
(dioxins and toxic metals) are persistent,
widespread, and potent.”
Tidak ada bakumutu lingkungan untuk pengolahan
sampah dengan W2E/RDF
Tidak ada laboratorium yang dapat memeriksa dioksin
dan furan di Indonesia
!
National Research Council, 2000. Waste Incineration & Public Health.Washington, D.C.,
National Academy Press.
Tantangan
24. 24
» Memasukkan pertimbangan-pertimbangan:
» Hirarki pengelolaan sampah
» Target minimisasi sampah yang terukur
» Rencana Implementasi Nasional Konvensi Stockholm
untuk mengurangi Polutan Organik yang Persisten
(POPs termasuk dioksin dan furan dari insinerator)
» Roadmap Perubahan Iklim untuk Sektor Sampah
(Bappenas)
» Langkah-langkah penyusunan dapat dilihat dalam UNEP
IETC-UNITAR (2013): Guidelines for National Waste
Management Strategies: Moving from Challenges to
Opportunities
Strategy Nasional
Pengelolaan Sampah