SlideShare a Scribd company logo
Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan pasien. Proses
perawatan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi kesehatan serta
dapat melibatkan pelbagai jenis perawatan, departemen, dan layanan. Integrasi
dan koordinasi kegiatan perawatan pasien akan menghasilkan proses-proses
perawatan yang efisien, penggunaan sumber daya manusia dan lainnya yang
efektif, serta kemungkinan kondisi akhir pasien yang lebih baik. Oleh karena itu,
pemimpin menerapkan pelbagai sarana dan teknik untuk mengintegrasi dan
mengkoordinasikan perawatan pasien dengan lebih baik misalnya, perawatan
diberikan oleh tim, kunjungan terhadap pasien dilaksanakan oleh pelbagai
departemen, formulir perencanaan perawatan bersama, rekam medis yang
terintegrasi, manajer-manajer kasus (Frelita et al., 2011)
Rekam medis memfasilitasi dan mencerminkan integrasi dan koordinasi
perawatan. Secara khusus, setiap praktisi kesehatan: perawat, dokter, ahli terapi,
ahli gizi dan professional kesehatan lainnya mencatat pengamatan, pengobatan,
hasil atau kesimpulan dari pertemuan/ diskusi tim perawatan pasien dalam catatan
perkembangan yang berorientasi masalah dalam bentuk SOAP (IE) dengan
formulir yang sama dalam rekam medis, dengan ini diharapkan dapat
meningkatkan komunikasi antar professional kesehatan (Frelita, Situmorang, &
Silitonga, 2011;Iyer Patricia and Camp Nancy, 2004).
Suatu rencana perawatan tunggal dan terintegrasi yang mengidentifikasi
perkembangan terukur yang diharapkan oleh masing-masing disiplin adalah lebih
baik daripada rencana perawatan terpisah yang disusun oleh masing-masing
praktisi. Rencana perawatan pasien harus mencerminkan sasaran perawatan yang
khas untuk masing-masing individu, objektif, dan realistis sehingga nantinya
penilaian ulang dan revisi rencana dapat dilakukan. Untuk mencapai hal tersebut
harus memenuhi elemen-elemen sebagai berikut:
Perawatan pasien direncanakan oleh dokter, perawat dan profesional
kesehatan lainnya yang bertanggung jawab dalam waktu 24 jam setelah pasien
masuk sebagai pasien rawat inap.
2. Perawatan yang direncanakan bersifat khas untuk masing-masing pasien dan
berdasarkan data penilaian awal pasien.
3. Perawatan yang direncanakan didokumentasikan dalam rekam medis dalam
bentuk perkembangan (sasaran) terukur.
4. Perkembangan (sasaran) yang diantisipasi diperbarui atau direvisi jika
diperlukan berdasarkan penilaian ulang pasien oleh praktisi perawatan
kesehatan.
5. Perawatan yang direncanakan untuk setiap pasien ditinjau dan diverifikasi
oleh dokter yang bertanggung jawab dengan notasi dalam catatan
perkembangan.
6. Perawatan yang direncanakan tersedia.
7. Perawatan yang diberikan untuk setiap pasien ditulis dalam rekam medis oleh
profesional kesehatan yang memberikan perawatan (Frelita, Situmorang &
Silitonga, 2011).
Dokumentasi dalam rekam medis merupakan sarana komunikasi antar profesi
kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Komunikasi yang
dimaksud adalah komunikasi antar profesi yang bertujuan untuk mencegah
kesalahan informasi, koordinasi interdisipliner, mencegah informasi berulang,
membantu perawat dalam manajemen waktunya (Klehr et al., 2009)
Menurut panduan rekam medis disebutkan ada 3 prinsip utama dalam
dokumentasi rekam medis yaitu: komprehensif dan lengkap, berpusat pada pasien
dan kolaborasi serta menjamin dan menjaga kerahasiaan pasien (WHO, 2007).
Banyak kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit disebabkan karena
masalah komunikasi termasuk di bagian keperawatan. Data dari hasil RCA salah
satu rumah sakit di Amerika menunjukkan: 65% sentinel event, (90% ) penyebabnya adalah
komunikasi dan 50% terjadi pada saat serah terima informasi
pasien (JCI, 2006).
Satu tanda kurangnya komunikasi antara berbagai profesi kesehatan adalah
terus digunakannya catatan medis yang terpisah dengan catatan perawatan dan
catatan profesi kesehatan lain untuk merekam kondisi pasien. Catatan yang dibuat
kurang menggambarkan informasi mengenai respon pasien dan hal-hal yang
dirasakan pasien, bahkan banyak pengamatan yang tidak dicatat dalam rekam
medis. Untuk meningkatkan kualitas catatan medis adalah dengan
mengintegrasikan catatan professional kesehatan menjadi satu catatan pasien yang
terintegrasi (Moss, 1994).
RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit tipe A pendidikan dan rujukan
untuk DIY dan Jawa Tengah bagian selatan, memberikan pelayanan spesialis dan
subspesialistik dengan 724 tempat tidur dan terbagi dalam 41 ruang rawat inap.
Kondisi saat ini di RSUP Dr. Sardjito, masing-masing profesi melakukan
pendokumentasian catatan perkembangan pada formulir yang terpisah, sehingga
kurang efektif dalam berkomunikasi, masing-masing menulis untuk kebutuhan
profesi sendiri dan kadang-kadang tidak dibaca oleh profesi lain. Ditinjau dari
segi efisiensi, dirasakan kurang efisien karena banyak formulir yang harus diisi
tetapi pengisiannya kurang optimal. Variasi dokumentasi di RSUP Dr Sardjito
terdiri dari dokumentasi untuk rawat jalan, UGD, Hemodialisa, Kamar Operasi
dan Anestesi; rawat inap terdiri dari rawat inap dewasa, anak dan VIP, Ruang high
Care: Stroke, Bedah, Anak; dan Rawat Intensif: dewasa, anak, bayi dan intensif
jantung. Dari beberapa jenis ruang perawatan, yang sudah menerapkan
dokumentasi catatan perkembangan terintegrasi adalah di area Ruang Intensif
dengan menggunakan flowchart khusus.
Kelengkapan dan ketepatan dokumentasi rekam medis di RSUP Dr. Sardjito
dirasa masih belum baik. Hasil wawancara dengan petugas sub komite Forensik
Medik pada tanggal 17 Oktober 2012, yang mempunyai tugas menyiapkan alat
bukti hukum dan permintaan surat keterangan medis didapatkan data 142 rekam medis dari 142
rekam medis yang memerlukan surat keterangan medis selama 10
bulan mulai bulan Januari sampai Oktober 2012 semuanya tidak lengkap/ tidak
sesuai standar.
Pelayanan yang berfokus pasien membutuhkan dokumentasi terintegrasi yang
mewajibkan setiap profesi melakukan pencatatan pada dokumen yang sama.
Metode ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi yang efektif antar profesi,
pencatatan dapat dilakukan lebih optimal karena semua profesi menulis pada
dokumen yang sama, meminimalkan mis komunikasi, menurunkan angka
kejadian tidak diharapkan dan pada akhirnya itu semua bertujuan untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan berdampak pada peningkatan mutu
pelayanan (Frelita, Situmorang, & Silitonga, 2011; Iyer Patricia & Camp Nancy,
2004)
Untuk memulai pelaksanaan dokumentasi terintegrasi di RSUP Dr Sardjito
diawali oleh tim standar Care of Patients JCI mengajukan usulan format rekam
medis terintegrasi pasien rawat inap sesuai pada lampiran tabel 11 halaman 80.
Pelaksanaan catatan dokumentasi terintegrasi di RSUP Dr. Sardjito sudah
dimulai sejak 3 September 2012, oleh karena itu perlu dilakukan suatu evaluasi
terhadap pelaksanaan dokumentasi terintegrasi tersebut dari berbagai profesi
sesuai petunjuk teknis yang ada dan persepsi profesi terhadap dokumentasi
terintegrasi.
Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional adalah sistem
pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah
yang disebut Modal Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
1. B. Manajemen Keperawatan Ruang MPKP
Proses manajemen pada model praktik keperawatan professional terdiri dari perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendaliaan (controlling).
1. 1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang
dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Siagian,
1990). Perencanaan dapat juga diartikan seagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus
dilakukan, bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan, sehingga
perencanaan yang matang akan member petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan
kegiatan.
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi.
Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah:
a) Rencana harian adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya
masing-masing. Rencana harian dibuat sebelum operan dan dilengkapi saat operan dan pre
conference
Contoh terlampir.
b) Rencana bulanan
• Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil nilai MPKP dan berdasarkan hasil
evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatam
kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup bulanan karu adalah:
– Membuat jadwal dan memimpin case conference
– Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
– Membuat jadwal dinas
– Membuat jadwal petugas menerima pasien baru
– Memimpin rapat bulanan perawat
– Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
– Melakukan audit dokumentasi
– Membuat laporan bulanan.
Contoh rencana bulanan kepala ruangan terlampir.
• Rencana bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan
ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
– Mempresentasikan kasus dalam case conference
– Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
– Melakukan supervise perawat pelaksana.
Contoh rencana bulanan ketua tim terlampir
c) Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan
sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana
kegiatan tahunan mencakup:
• Menyusun laporan tahunan yang berisitentang kinerja MPKP baik proses kegiatan serta
evaluasi mutu pelayanan.
• Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
• Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan
formal, membuat jadual, untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
1. 2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian menurut Korn & Thora (1981) adalah koordinasi beberapa aktivitas organisasi
untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian sendiri meliputi pembentukan struktur untuk
melaksanakan rencana dan divisi-divisi untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian didalam
keperawatan meliputi menentukan jumlah tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan
metode penugasannya.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas, kewenangan
dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1983 dalam Sahar).
Fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha,
melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi (Szilagji).Rangkaian
aktifitas menyusun suatu kerangka kerja yang menjadi wadah bagi semua kegiatan usaha kerja sama
dengan cara membagikan, mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan, menerapkan dan
menjalin hubungan kerja antar bagian dan menjalin hubungan antar staf dan atasan.
1. a. 3 hal dalam pengorganisasian.
1) Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang berhubungan secara efektif.
2) penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisai.
3) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kerja kegiatan yang sama, pola hubungan antar
kegiatan yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang efektif antar perawat.
1. b. Prinsip-Prinsip Dalam Pengorganisasian.
1) Pembagian kerja.
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memiliki
tugas tertentu.
Hal yang Perlu Diperhatikan:
a) Jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya.
b) Tiap bangsal/bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis.
c) Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas.
d) Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau jelas atau erat hubungannya
e) Mencegah terjadinya pengotakan antar staf/kegiatan
f) Penggolongan tugas berdasarkan kegiatan mendesak, kesulitan atau waktu.
2) Pendelegasian tugas.
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak
dalam batas-batas tertentu.
Dengan pendelegasian, seorang pemimpin dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui
usaha orang lain, hal mana merupakan inti manajemen, selain itu dengan pendelegasian, seorang
pemimpin mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti
perencanaan dan evaluasi.
a) Keuntungan Bagi Staf:
– Mengembangkan rasa tanggung jawab.
– Meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri.
– Lebih berkualitas, komit.
– Lebih puas pada pekerjaan.
b) Keuntungan Pemimpin
Mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal seperti perencanaan dan evaluasi,
menigkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri, memberikan pengaruh dan power baik interen
maupun eksteren, dapat mencapai pelayanan dan saran keperawatan melalui usaha orang lain.
• Hal yang Mempengaruhi Pendelegasian:
a) Sifat kegiatan; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenag dapat diberikan lebih besar kepeda
staf
b) Kemampuan staf; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat
c) Hasil yang diharapkan; Applebaun dan Rohrs menyarankan agar pemimpin jangan
mendelegasikan tugas yang utuh dari pada medelegasikan sebagian aspek daru suatu kegiatan.
• Pendelegasian Efektif
a) Jangan membaurkan dengan pelemparan tugas, oleh karena itu jangan mendelegasikan tugas
yang anda sendiri tidak mau melakukannya.
b) Jangan takut salah
c) Jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki keterampilan atau
pengetahuan untuk suskses
d) Kembangakan tingkat keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka dapat melakukan
tugas yang didelegasikan
e) Perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk berhasil
f) Antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan masalahnya.
g) Hindari kritik jika terjadi kesalahan.
h) Berikan penjelasan yang jelas tentang tangguang jawab, wewenang, tangguang gugat dan
dukungan yang tersedia
i) Berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik.
• Langkah Pendelegasian Efektif
a) Tetapkan tugas yang akan didelegasikan.
b) Pilihlah orang yang akan diberi delegasi.
c) Berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas.
d) Uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut.
e) Jelaskan batas wewenang dan tangguang jawab yang dimiliki staf tersebut.
f) Minta staf tersebut menyiapkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut atas tugas
yang didelegasikan.
g) Tetapkan waktu untuk mengaontrol perkembangan.
h) Berikan dukungan.
i) Evaluasi hasilnya.
3) Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada
dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan ketua tim kesehatan lain maupun
tenaga dari bagian lain.
1) Manfaat Koordinasi
a) Menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal/ bagian dan perasaan lebih penting
dari yang lain.
b) Menumbuhkan rasa saling membantu.
c) Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf.
2) Cara Koordinasi
Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/ rapat, pencatatan dan pelaporan, pembakuan formulir yang
berlaku.
4) Manjemen Waktu
– Analisa waktu yang dipakai; menetukan agenda harian untuk menentukan kategori
kegiatan yang ada.
– Memeriksa kembali masing-masing posisi dari tiap aktifitas.
– Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannya serta tujuan
yang akan dicapai.
– Mendelegasikan.
.
1. c. Strutur Organisai
1) Terdiri dari struktur bentuk dan bagan.
2) Tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai.
3) Menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal maupun horizontal.
4) Melihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab serta tanggung gugat.
5) Disesuaikan dengan pengelompokkan kegiatan atau sistem penugasan yang digunakan.
1. d. Pengelompokan Kegiatan
1) Organisasi dengan serangkaian tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan.
2) Kegiatan dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi.
3) Pengorganisasian untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.
1. e. Metode Penugasan
1) Metode Fungsional
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas
menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Contoh: Perawat A tugas menyuntik, Perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.
Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada diunit
tersebut. Kepala ruangan bertangguang jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerima
laporan tentang semua klien serta menjawab semua pernyataan tentang klien.
a) Keuntungan
– Perawat tampil untuk tugas/pekerjaan tertentu.
– Mudah memperoleh keputusan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
– Kekurangan tenaga ahli dapat digantikan dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk
suatu tugas yang sederhana.
– Memudahkan kepala ruangan uantuk mengatasi staf atau perserta didik yang peraktek untuk
keterampilan tertentu.
b) Kerugian
– Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau total sehingga proses keperawatan sulit
dilakukan.
– Apabila pekerjaan selesai cendrung meninggal klien dan melakukan tugas non keperawatan
– Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai dan sulit didentifikasi kontribusinya terhadap
pelayanan
– Perawata hanya melihat pelayanan keperawatan sebagai keterampilan saja.
2) Metode Alokasi Klien Keperawatan Total
Yaitu pengorganisasian pelayanan/ asuhan keperawatan untuk suatu atau beberapa klien oleh satu
orang perawat pada saat bertugas/ jaga selama periode waktu tertentu atau sampai klien pulang.
Kepala ruangan bertangguan jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang
pelayanan keperawatan klien.
a) Keuntungan
– Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
– Memberikan kesempatan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif.
– Motivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas, non keperawatan dapat
dilakukan oleh yang bukan perawat.
– Mendukung penerapan proses keperawatanKepuasan tugas secara keseluruhan dapat
dicapai.
b) Kerugian
– Juamlah beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana
terlewatkan.
– Peserta didik sakit untuk melatih keterampilan dalam perawatan besar, misalnya: menyuntik,
mengukur suhu.
– Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penagguang jawab klieb
bertugas.
3) Metode Tim Keperawatan
Yaitu pengorganisasian pelayanan keprawatan oleh kelompok klien dan kelompok klien. kelompok
ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman dan memiliki penegtahuan dalam
bidanganya (“registered nurse”).
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok/ketua grup. Sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan kesehatan klien serta membantu anggota tim
dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan.
Selanjutnya ketua grup melaporkan kepala ruangan tentang kemajuan/ asuhan keperawatan terhadap
klien.
a) Keuntungan
– Memfasilitasi pelayanan keperawtan yang komprehensif.
– Memungkinkann pencapaian proses keperawatan.
– Konflik atau perbedaan antar staf dapat ditekankan melalui rapat tim cara ini efektif untuk
belajar.
– Memberi keputusan anggota tim dalam hubunhan interpersonal.
– Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
b) Kerugian
– Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim didiadakan atau terburu-
buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu
sehingga kelancaran tuga tersebut.
– Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantuang atau berlinding
kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
– Akontabilitas dalam anggota tim kabur.
4) Metode Keperawatan Primer/Utama (Primary Nurse)
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satu orang “registered
nurse” sebagai perawat primer yang bertangguang jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam
terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit.
apabila perawat primer/utama libur atau cuti, tangguang jawab dalam asuhan keperawatan klien
deserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya
(associate nurse).
a) Keuntungan
– Model praktek keperawatan profesionala dapat dilakukan atau diterapkan.
– Melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif.
– Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif.
– Memungkinkan penerapan proses keperawatan.
– Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
– Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.
b) Kerugian
– Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
– Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
5) Metode Modular
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional
dan non profesional (terampil) untuk kelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang
disebut tangguang jawab total atau keseluruhan.
Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan
kepemimpinan. Ideal 2 – 3 untuk 8 – 12 orang klien.
a) Keuntungan dan Kerugaian
Sama dengan gabungan antara metode tim dengan metode perawatan primer.
1. Konsep Model Keperawatan Tim
Semua metode di atas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jumlah staf yang
ada harus berimbang. Selain itu kategori pendidikan tenaga yang ada perlu diperhatikan sesuai
dengan kondisi ketenagaan yang ada saat ini.
1) Hal-hal yang perlu diperhatiakan
– Ketua tim sebaiknya perawat yang berpendidikan/ berpengalaman, terampil dan memiliki
kemampuan keterampilan. Jiaka hanya seorang “registered nurse” yang bertugas dia harus menjadi
ketua tim. Ketua tim juga harus mampu menentukan prioritas kebutuhan asuhan keperawatan klien,
merencanakan, melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan keperawatan. Selain itu harus mampu
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan filosofi keperawatan. Uraian tugas untuk ketua tim
harus jelas dan spesifik.
– Komunikasi yang efektif diperlukan untuk melanjutkan asuhan keperawatan. Dengan
demikian pencatatan rencana keperawatan untuk tiap klien harus selalu tepat waktu dan asuhan
keperawatan selalu dinilai kembali untuk validitasnya.
– Ketua tim harus mengguanakan semua teknik manajemen dan kepemimpinan.
– Pelaksanaan keperawatan tim sebaikanya fleksibel atau tidak kaku. Metode tim dapat
digunakan pada shift pagi, sore atau malam di unit manapun. Sejumlah tenaga harus terlibat dalam
tim, minimal dua sampai tiga tim. Jumlah atau besarnya timtergantung pada banyaknya staf. Dua
orang perawat dapat dikatakan tim, terutama untuk shift sore dan malam, dimana jumlah tenaga
terbatas.
2) Tanggung jawab Ketua Tim
– Mengkaji setiap klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat. Pengkajian
merupakan proses yang berlanjut dan berkesinambungan. Dapat dilakuakan searah terima tugas.
– Mengkoordinasikan rencana perawatan yang tepat waktu, membimbing anggota tim untuk
mencatat tindak kepemimpinan yang telah dilakukan.
– Meyakinkan semua hasil evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan keperawatazn
tercatat.
– Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung atau laporan anggoata tim.
3) Tanggung jawab Anggota Tim
– Menyadari bahwa mereka memiliki tangguang jawab untuk setiap klien di unit tersebut.
Misalnya pada saat jam makan siang staf dan rapat tim.
– Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan secara teliti
termasuk program pengobatan.
– Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan yang dilakukan serta respon yang
ditunjukan klien.
– Menerima bantuan dan bimbingan ketua tim.
4) Tanggung jawab Kepala Ruangan pada metode tim
– Menetapkan standar kerja staf.
– Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang dipimpinnya.
– Memberikan kesempatan kepada klien tim dan membantu untuk mengembangkan
keterampailan manajemen dan kepemimpinan.
– Secara keseimbanagan mengorientasikan staf baru tentang prosedur tim keperawatan.
– Menjadi nara sumber bagai ketua tim dan staf tempat diskusi
– Motifasi staf untuk meingkatkan kualitas asuhan keperawatan.
– Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpin.
5) Koordinasi Kegiatan
Kepala Ruangan sebagai koordinator kegiatan perlu menciptakan kerjasama yang selaras satu sama
laian dan saling menunjang, untuk mencipakan suasana kerja yang menyenangkan. Selain itu harus
memperlihatkan prinsip- prinsip organisasi yang telah dijelaskan diatas misalnya kesatuaan
komando, tiaf staf memiliki satu atasan langsung.
Rentang kendali 3 sampai 7 staf untuk satu atasan. Pada metode penguasaan tim dalam satu runagan
tidak boleh lebih dari 3 sampai 7 dalam satu tim. Selaian itu kepala ruangan perlu mendelegasikan
kegiatan asuhan keperawatan langsung kepada kepala tim, keculi tugas pokok, harus dilakukan
kepala ruang. Selain itu kepala ruangan harus mendelagasikan kepada orang yang tepat,
mendengarkan saran yang didelegasikan dan penerima delegasi harus bertangguang gugat.
6) Evaluasi Kegiatan
Kegiatan yang telah dilakukan perlu dievaluasi untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana Oleh karena itu kepala ruangan berkewajiban untuk memberi arahan yang jelas
tentang kegiatan yang akan dilakukan.
Dengan demikian diperlukan uraian tugas yang jelas untuk masing-masing staf dan prosedur tugas
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dengan memperlihatkan keselamatan dan kenyamanan
klien, keselamatan dan kenyamanan staf dan fasilitas dengan berdaya guna dan berhasil guna.
Selain itu diperlukan juga standar penampilan kerja yang diharapkan dari perawat yang melakukan
tugas. Semua ini perlu dievaluasi secara terus menerus guna dilakukan tindakan koreksi apabila
ditemukan penyimpanagan dari standar.
7) Kelompok Kerja
Kegiatan ruang rawat terlaksana dengan baik melalui kerjasama antar staf satu dan yang lain; antar
kepala ruang dan staf sehingga perlu adanya kerjasama dan kebersamaan dalam kelompok.
Konflik dan hubungan interpersonal yang kurang baik akan mengurangi motivasi kerja, untuk itu
diperlukan kebersamaan yang utuh dan solid sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja dan peran
keterikatan dalam kelompok karena semua perawat yang berkerja dalam satu ruang pada dasarnya
merupakan satu kelompok kerja yang perlu bekerja sama satu sama lain, untuk meningkatkan
kualitas kerja dalam pencapaian tujuan asuhan keperawatan di ruang rawat tersebut.
1. 3. Pengarahan (directing)
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakkan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan
pengarahan adalah pengorganisasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya
akan bermuara pada melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya (Marquis &
Huuton, 1998).
Pengarahan (directing) adalah suatu proses menggerakkan orang-orang agar mau bekerjasama
dengan ikhlas dan bersemangat dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
perencanaan dan pengorganisasian yang telah disusun (Wijono, 1997). Pengarahan juga berkaitan
dengan manajemen sumberdaya manusia, yaitu : motivator, manajemen konflik, pendelegasiaan,
komunikasi dalam tim, dan memfasilitasi kolaborasi antar anggota tim. Salah satu proses
pengarahan dalam keperawatan adalah serah terima tugas atau overan.
1. 4. Pengendalian (Controlling)
Proses akhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol (1998) mendefinisikan
control sebagai pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah
disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip – prinsip yang ditentukan, yang bertujuan untuk
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
Pengendalian (controlling) berhubungan erat dengan perencanaan karena proses pengendalian
mengacu pada tujuan dan perencanaan yang telah dibuat. Terutama pengendalian dalam
pendokumentasian pencatatan asuhan keperawatan.
Menurut Mockler (1984), pengendalian menajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkann
standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi,
untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan.
Pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai yang
direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian pemampilan, langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian dan pengontrolan meliputi :
a) Menetapkan standar dan menetapkan metode pengukuran prestasi kerja.
b) Melakukan pengukuran prestasi kerja.
c) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar.
d) Mengambil tindakkan korektif.
Peralatan atau instrument dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standart yang
telah dicapai. Audit merupakan pekerjaan yang telah dilakukan, kategori audit terdiri dari :
a) Audit struktur.
b) Audit proses.
c) Audit hasil.
Pada model MPKP kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran:
a) Indikator muti umum :
1) Perhitungan lama hari perawatan ( BOR ).
Prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu dengan rumus :
2) Penghitungan rata – rata lama rawat ( ALOS ).
Rata rata lama perawatan pasien. Indicator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi,
juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang
dijadikan tracer dengan rumus :
3) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi ( TOI ).
Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat di isi ke saat terisi kembali. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong 1 -3
hari saja, dengan rumus :
(Jmlh TT x hari) – hari perawatan RS
Jmlh pasien keluar (hidup + mati)
b) Indikator mutu rumah sakit :
1) Penghitungan pasien dengan Decubitus.
Perhitungan jumlah angka klien klien decubitus dilakukan oleh kepala ruangan setiap bulannya.
2) Penghitungan pasien infeksi saluran kemih.
Perhitungan jumlah angka klien klien decubitus dilakukan oleh kepala ruangan setiap bulannya.
3) Penghitungan pasien infeksi luka operasi.
4) Penghitungan pasien infeksi luka infus.
c) Kondisi pasien :
1) Audit dokumentasi asuhan keperawatan.
2) Survey masalah baru.
3) Kepuasan pasien dan keluarga.
4) Penilaian kemampuan pasien dan keluarga.
d) Kondisi SDM :
1) Kepuasan tenaga kesehatan, perawat dan dokter.
2) Penilaian kinerja perawat.
Survey masalah keperawatan
Survey masalah keperawatan adalah survey masalah keperawatan dengan standart NANDA untuk
klien baru opname yang dilakukan selama satu periode waktu tertentu ( satu bulan ).
Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Audit dokumentasi asuhan keperawatan adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan
keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Di MPKP audit dilakukan oleh
kepala ruangan, pada setiap status klien yang telah pulang atau meninggal dan hasil audit dibuat
rekapan dalam satu bulan.
Resep Nagasari Marmer
Resep Nagasari Marmer :
200 ml santan kental dari 1/2 butir kelapa
75 g gula psir
1/2sdt garam
1 lembar daun pandan
150 g tepung beras
1/2 sdt pasta strawberry
1/2 sdt pasta pandan
18 lembar daun pisang
6 buah pisang tanduk matang
Cara membuat nagasari marmer :
Panaskan santan, gula, garam, dan daun pandan hingga mendidih.
Masukkan tepung beras, aduk-aduk hingga kalis di ats api kecil.
Ambil 1/3 bagian adonan, beri pasta strawberry, aduk rata.
Sepertiga adonan lain campur dengan pasta pandan, aduk rata. sepertiga sisanya biarkan tetap
berwarna putih.
Letakkan tak beraturan adonan putih, merah muda, dan hijau, tipiskan dan ratakan melebar.
Beri pisang, lalu gulung dan bungkus seperti lontong. semat kedua ujungnya dengan lidi.
Kukus selama 20 menit hingga matang.
Dinginkan dan potong-potong.

More Related Content

What's hot

MATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis Elektronik
MATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis ElektronikMATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis Elektronik
MATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis Elektronik
zulfahmiaziz3
 
Telaahan tentang ketersediaan obat emergensi di ugd
Telaahan tentang ketersediaan obat emergensi di ugdTelaahan tentang ketersediaan obat emergensi di ugd
Telaahan tentang ketersediaan obat emergensi di ugd
dr.Ade Adra
 
SOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
SOP 1-006 Manajemen Penunjang MedisSOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
SOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
Gaindo
 
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
hospital
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanSandra Aja
 
PEDOMAN TENTANG PENGELOLAAN KONTRAK.docx
PEDOMAN TENTANG PENGELOLAAN KONTRAK.docxPEDOMAN TENTANG PENGELOLAAN KONTRAK.docx
PEDOMAN TENTANG PENGELOLAAN KONTRAK.docx
mifaulazmi
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Nindra Ayu
 
Isi makalah Standar pelayanan
Isi makalah Standar pelayanan Isi makalah Standar pelayanan
Isi makalah Standar pelayanan
Wawan Wan
 
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Kanaidi ken
 
PPT rumah sakit
PPT rumah sakitPPT rumah sakit
PPT rumah sakit
Stephanie Isvirastri
 
Sop cara penanganan limbah sampah medis dan nonmedis
Sop   cara penanganan limbah   sampah medis dan nonmedisSop   cara penanganan limbah   sampah medis dan nonmedis
Sop cara penanganan limbah sampah medis dan nonmedis
wulan dari
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Wira Kusuma
 
Aktualisasi ganesha
Aktualisasi ganeshaAktualisasi ganesha
Aktualisasi ganesha
temanna #LABEDDU
 
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatan
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatanFungsi actuating dalam manajemen keperawatan
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatan
Arief Yanto
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDIS
JUHERAH
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
I Putu Cahya Legawa
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Ulfah Hanum
 
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
PUJIRAHAYU182817
 
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatanPp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatanUlfah Hanum
 

What's hot (20)

MATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis Elektronik
MATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis ElektronikMATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis Elektronik
MATERI_Webinar_Implementasi Rekam Medis Berbasis Elektronik
 
Telaahan tentang ketersediaan obat emergensi di ugd
Telaahan tentang ketersediaan obat emergensi di ugdTelaahan tentang ketersediaan obat emergensi di ugd
Telaahan tentang ketersediaan obat emergensi di ugd
 
SOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
SOP 1-006 Manajemen Penunjang MedisSOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
SOP 1-006 Manajemen Penunjang Medis
 
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatan
 
PEDOMAN TENTANG PENGELOLAAN KONTRAK.docx
PEDOMAN TENTANG PENGELOLAAN KONTRAK.docxPEDOMAN TENTANG PENGELOLAAN KONTRAK.docx
PEDOMAN TENTANG PENGELOLAAN KONTRAK.docx
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
 
Isi makalah Standar pelayanan
Isi makalah Standar pelayanan Isi makalah Standar pelayanan
Isi makalah Standar pelayanan
 
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
 
PPT rumah sakit
PPT rumah sakitPPT rumah sakit
PPT rumah sakit
 
Sop rs
Sop rsSop rs
Sop rs
 
Sop cara penanganan limbah sampah medis dan nonmedis
Sop   cara penanganan limbah   sampah medis dan nonmedisSop   cara penanganan limbah   sampah medis dan nonmedis
Sop cara penanganan limbah sampah medis dan nonmedis
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Aktualisasi ganesha
Aktualisasi ganeshaAktualisasi ganesha
Aktualisasi ganesha
 
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatan
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatanFungsi actuating dalam manajemen keperawatan
Fungsi actuating dalam manajemen keperawatan
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDIS
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
 
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
 
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatanPp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
Pp nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan
 

Viewers also liked

Presentasi koordinasi dan kolaborasi pim4
Presentasi koordinasi dan kolaborasi pim4Presentasi koordinasi dan kolaborasi pim4
Presentasi koordinasi dan kolaborasi pim4
umi Umi
 
Serah terima pasien
Serah terima pasienSerah terima pasien
Serah terima pasien
theloserbody
 
Болезнь Паркинсона
Болезнь ПаркинсонаБолезнь Паркинсона
Болезнь Паркинсона
SashenkaKoal
 
Jameson Mase - Curriculum Vitae
Jameson Mase - Curriculum VitaeJameson Mase - Curriculum Vitae
Jameson Mase - Curriculum VitaeJameson Mase
 
NEUROSERVICE-Corporate_2015
NEUROSERVICE-Corporate_2015NEUROSERVICE-Corporate_2015
NEUROSERVICE-Corporate_2015Bruno Buisson
 
Cross Platform Mobile Development in New York City
Cross Platform Mobile Development in New York CityCross Platform Mobile Development in New York City
Cross Platform Mobile Development in New York City
webprogr
 
Laporan kegiatan residensi 2
Laporan kegiatan residensi 2Laporan kegiatan residensi 2
Laporan kegiatan residensi 2
Neng Ningrum
 
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesiaCase manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
Robertus Arian Datusanantyo
 
Makalah konsep dan penerapan makp1
Makalah konsep dan penerapan makp1Makalah konsep dan penerapan makp1
Makalah konsep dan penerapan makp1Aisyah Badmas
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (14)

Presentasi koordinasi dan kolaborasi pim4
Presentasi koordinasi dan kolaborasi pim4Presentasi koordinasi dan kolaborasi pim4
Presentasi koordinasi dan kolaborasi pim4
 
Tugas kepala ruang
Tugas kepala ruangTugas kepala ruang
Tugas kepala ruang
 
Serah terima pasien
Serah terima pasienSerah terima pasien
Serah terima pasien
 
Болезнь Паркинсона
Болезнь ПаркинсонаБолезнь Паркинсона
Болезнь Паркинсона
 
IT INFRA HANSEL SAMBAT
IT INFRA HANSEL SAMBATIT INFRA HANSEL SAMBAT
IT INFRA HANSEL SAMBAT
 
Jameson Mase - Curriculum Vitae
Jameson Mase - Curriculum VitaeJameson Mase - Curriculum Vitae
Jameson Mase - Curriculum Vitae
 
NEUROSERVICE-Corporate_2015
NEUROSERVICE-Corporate_2015NEUROSERVICE-Corporate_2015
NEUROSERVICE-Corporate_2015
 
Bordet-JPET-2007
Bordet-JPET-2007Bordet-JPET-2007
Bordet-JPET-2007
 
Buisson1998
Buisson1998Buisson1998
Buisson1998
 
Cross Platform Mobile Development in New York City
Cross Platform Mobile Development in New York CityCross Platform Mobile Development in New York City
Cross Platform Mobile Development in New York City
 
Laporan kegiatan residensi 2
Laporan kegiatan residensi 2Laporan kegiatan residensi 2
Laporan kegiatan residensi 2
 
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesiaCase manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
Case manager: profesi baru di rumah sakit indonesia
 
Makalah konsep dan penerapan makp1
Makalah konsep dan penerapan makp1Makalah konsep dan penerapan makp1
Makalah konsep dan penerapan makp1
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 

Similar to Intekrasi dan koordinasi

peran-case-manager dalam Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
peran-case-manager dalam Pelaksanaan Pelayanan Keperawatanperan-case-manager dalam Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
peran-case-manager dalam Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
dekpong24
 
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi KeperawatanManfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
pjj_kemenkes
 
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi KeperawatanManfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan kb3 DOK KEP
Modul 1 dokumen keperawatan kb3 DOK KEPModul 1 dokumen keperawatan kb3 DOK KEP
Modul 1 dokumen keperawatan kb3 DOK KEP
Ira Indriani
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
pjj_kemenkes
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
pjj_kemenkes
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaSeptian Muna Barakati
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Warnet Raha
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
MATA KULIAH PROSES DOKUMENTASI KEPERAWATAN revisi 2.pdf
MATA KULIAH PROSES DOKUMENTASI KEPERAWATAN revisi 2.pdfMATA KULIAH PROSES DOKUMENTASI KEPERAWATAN revisi 2.pdf
MATA KULIAH PROSES DOKUMENTASI KEPERAWATAN revisi 2.pdf
YuliaMargareta1
 
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
Alva Cherry Mustamu
 
Dokumentasi asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PMKP.pptx
PMKP.pptxPMKP.pptx
PMKP.pptx
dahlangunawan
 

Similar to Intekrasi dan koordinasi (20)

Perkembangan dokumentasi keperawatan
Perkembangan dokumentasi keperawatanPerkembangan dokumentasi keperawatan
Perkembangan dokumentasi keperawatan
 
Perkembangan dokumentasi keperawatan
Perkembangan dokumentasi keperawatanPerkembangan dokumentasi keperawatan
Perkembangan dokumentasi keperawatan
 
Perkembangan dokumentasi keperawatan
Perkembangan dokumentasi keperawatanPerkembangan dokumentasi keperawatan
Perkembangan dokumentasi keperawatan
 
peran-case-manager dalam Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
peran-case-manager dalam Pelaksanaan Pelayanan Keperawatanperan-case-manager dalam Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
peran-case-manager dalam Pelaksanaan Pelayanan Keperawatan
 
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi KeperawatanManfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
 
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi KeperawatanManfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
 
Modul 1 dokumen keperawatan kb3 DOK KEP
Modul 1 dokumen keperawatan kb3 DOK KEPModul 1 dokumen keperawatan kb3 DOK KEP
Modul 1 dokumen keperawatan kb3 DOK KEP
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
 
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaMakalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata raha
 
MATA KULIAH PROSES DOKUMENTASI KEPERAWATAN revisi 2.pdf
MATA KULIAH PROSES DOKUMENTASI KEPERAWATAN revisi 2.pdfMATA KULIAH PROSES DOKUMENTASI KEPERAWATAN revisi 2.pdf
MATA KULIAH PROSES DOKUMENTASI KEPERAWATAN revisi 2.pdf
 
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
 
Sor
SorSor
Sor
 
Sor
SorSor
Sor
 
Dokumentasi asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA Dokumentasi asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA
Dokumentasi asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
 
PMKP.pptx
PMKP.pptxPMKP.pptx
PMKP.pptx
 
Dokep (pak mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
Dokep (pak mursalin) AKPER PEMKAB MUNA Dokep (pak mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
Dokep (pak mursalin) AKPER PEMKAB MUNA
 
Sor
SorSor
Sor
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 

Recently uploaded (20)

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 

Intekrasi dan koordinasi

  • 1. Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan pasien. Proses perawatan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi kesehatan serta dapat melibatkan pelbagai jenis perawatan, departemen, dan layanan. Integrasi dan koordinasi kegiatan perawatan pasien akan menghasilkan proses-proses perawatan yang efisien, penggunaan sumber daya manusia dan lainnya yang efektif, serta kemungkinan kondisi akhir pasien yang lebih baik. Oleh karena itu, pemimpin menerapkan pelbagai sarana dan teknik untuk mengintegrasi dan mengkoordinasikan perawatan pasien dengan lebih baik misalnya, perawatan diberikan oleh tim, kunjungan terhadap pasien dilaksanakan oleh pelbagai departemen, formulir perencanaan perawatan bersama, rekam medis yang terintegrasi, manajer-manajer kasus (Frelita et al., 2011) Rekam medis memfasilitasi dan mencerminkan integrasi dan koordinasi perawatan. Secara khusus, setiap praktisi kesehatan: perawat, dokter, ahli terapi, ahli gizi dan professional kesehatan lainnya mencatat pengamatan, pengobatan, hasil atau kesimpulan dari pertemuan/ diskusi tim perawatan pasien dalam catatan perkembangan yang berorientasi masalah dalam bentuk SOAP (IE) dengan formulir yang sama dalam rekam medis, dengan ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi antar professional kesehatan (Frelita, Situmorang, & Silitonga, 2011;Iyer Patricia and Camp Nancy, 2004). Suatu rencana perawatan tunggal dan terintegrasi yang mengidentifikasi perkembangan terukur yang diharapkan oleh masing-masing disiplin adalah lebih baik daripada rencana perawatan terpisah yang disusun oleh masing-masing praktisi. Rencana perawatan pasien harus mencerminkan sasaran perawatan yang khas untuk masing-masing individu, objektif, dan realistis sehingga nantinya penilaian ulang dan revisi rencana dapat dilakukan. Untuk mencapai hal tersebut harus memenuhi elemen-elemen sebagai berikut: Perawatan pasien direncanakan oleh dokter, perawat dan profesional kesehatan lainnya yang bertanggung jawab dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk sebagai pasien rawat inap. 2. Perawatan yang direncanakan bersifat khas untuk masing-masing pasien dan berdasarkan data penilaian awal pasien. 3. Perawatan yang direncanakan didokumentasikan dalam rekam medis dalam bentuk perkembangan (sasaran) terukur. 4. Perkembangan (sasaran) yang diantisipasi diperbarui atau direvisi jika diperlukan berdasarkan penilaian ulang pasien oleh praktisi perawatan kesehatan. 5. Perawatan yang direncanakan untuk setiap pasien ditinjau dan diverifikasi oleh dokter yang bertanggung jawab dengan notasi dalam catatan perkembangan. 6. Perawatan yang direncanakan tersedia. 7. Perawatan yang diberikan untuk setiap pasien ditulis dalam rekam medis oleh profesional kesehatan yang memberikan perawatan (Frelita, Situmorang & Silitonga, 2011). Dokumentasi dalam rekam medis merupakan sarana komunikasi antar profesi kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi antar profesi yang bertujuan untuk mencegah kesalahan informasi, koordinasi interdisipliner, mencegah informasi berulang, membantu perawat dalam manajemen waktunya (Klehr et al., 2009) Menurut panduan rekam medis disebutkan ada 3 prinsip utama dalam dokumentasi rekam medis yaitu: komprehensif dan lengkap, berpusat pada pasien dan kolaborasi serta menjamin dan menjaga kerahasiaan pasien (WHO, 2007).
  • 2. Banyak kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit disebabkan karena masalah komunikasi termasuk di bagian keperawatan. Data dari hasil RCA salah satu rumah sakit di Amerika menunjukkan: 65% sentinel event, (90% ) penyebabnya adalah komunikasi dan 50% terjadi pada saat serah terima informasi pasien (JCI, 2006). Satu tanda kurangnya komunikasi antara berbagai profesi kesehatan adalah terus digunakannya catatan medis yang terpisah dengan catatan perawatan dan catatan profesi kesehatan lain untuk merekam kondisi pasien. Catatan yang dibuat kurang menggambarkan informasi mengenai respon pasien dan hal-hal yang dirasakan pasien, bahkan banyak pengamatan yang tidak dicatat dalam rekam medis. Untuk meningkatkan kualitas catatan medis adalah dengan mengintegrasikan catatan professional kesehatan menjadi satu catatan pasien yang terintegrasi (Moss, 1994). RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit tipe A pendidikan dan rujukan untuk DIY dan Jawa Tengah bagian selatan, memberikan pelayanan spesialis dan subspesialistik dengan 724 tempat tidur dan terbagi dalam 41 ruang rawat inap. Kondisi saat ini di RSUP Dr. Sardjito, masing-masing profesi melakukan pendokumentasian catatan perkembangan pada formulir yang terpisah, sehingga kurang efektif dalam berkomunikasi, masing-masing menulis untuk kebutuhan profesi sendiri dan kadang-kadang tidak dibaca oleh profesi lain. Ditinjau dari segi efisiensi, dirasakan kurang efisien karena banyak formulir yang harus diisi tetapi pengisiannya kurang optimal. Variasi dokumentasi di RSUP Dr Sardjito terdiri dari dokumentasi untuk rawat jalan, UGD, Hemodialisa, Kamar Operasi dan Anestesi; rawat inap terdiri dari rawat inap dewasa, anak dan VIP, Ruang high Care: Stroke, Bedah, Anak; dan Rawat Intensif: dewasa, anak, bayi dan intensif jantung. Dari beberapa jenis ruang perawatan, yang sudah menerapkan dokumentasi catatan perkembangan terintegrasi adalah di area Ruang Intensif dengan menggunakan flowchart khusus. Kelengkapan dan ketepatan dokumentasi rekam medis di RSUP Dr. Sardjito dirasa masih belum baik. Hasil wawancara dengan petugas sub komite Forensik Medik pada tanggal 17 Oktober 2012, yang mempunyai tugas menyiapkan alat bukti hukum dan permintaan surat keterangan medis didapatkan data 142 rekam medis dari 142 rekam medis yang memerlukan surat keterangan medis selama 10 bulan mulai bulan Januari sampai Oktober 2012 semuanya tidak lengkap/ tidak sesuai standar. Pelayanan yang berfokus pasien membutuhkan dokumentasi terintegrasi yang mewajibkan setiap profesi melakukan pencatatan pada dokumen yang sama. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi yang efektif antar profesi, pencatatan dapat dilakukan lebih optimal karena semua profesi menulis pada dokumen yang sama, meminimalkan mis komunikasi, menurunkan angka kejadian tidak diharapkan dan pada akhirnya itu semua bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien dan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan (Frelita, Situmorang, & Silitonga, 2011; Iyer Patricia & Camp Nancy, 2004) Untuk memulai pelaksanaan dokumentasi terintegrasi di RSUP Dr Sardjito diawali oleh tim standar Care of Patients JCI mengajukan usulan format rekam medis terintegrasi pasien rawat inap sesuai pada lampiran tabel 11 halaman 80. Pelaksanaan catatan dokumentasi terintegrasi di RSUP Dr. Sardjito sudah dimulai sejak 3 September 2012, oleh karena itu perlu dilakukan suatu evaluasi terhadap pelaksanaan dokumentasi terintegrasi tersebut dari berbagai profesi sesuai petunjuk teknis yang ada dan persepsi profesi terhadap dokumentasi terintegrasi. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah yang disebut Modal Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). 1. B. Manajemen Keperawatan Ruang MPKP
  • 3. Proses manajemen pada model praktik keperawatan professional terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendaliaan (controlling). 1. 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan seagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan, sehingga perencanaan yang matang akan member petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan kegiatan. Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah: a) Rencana harian adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing. Rencana harian dibuat sebelum operan dan dilengkapi saat operan dan pre conference Contoh terlampir. b) Rencana bulanan • Rencana bulanan karu Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatam kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup bulanan karu adalah: – Membuat jadwal dan memimpin case conference – Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga – Membuat jadwal dinas – Membuat jadwal petugas menerima pasien baru – Memimpin rapat bulanan perawat – Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana – Melakukan audit dokumentasi – Membuat laporan bulanan. Contoh rencana bulanan kepala ruangan terlampir. • Rencana bulanan ketua tim Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah: – Mempresentasikan kasus dalam case conference – Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga – Melakukan supervise perawat pelaksana. Contoh rencana bulanan ketua tim terlampir
  • 4. c) Rencana tahunan Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup: • Menyusun laporan tahunan yang berisitentang kinerja MPKP baik proses kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan. • Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim. • Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual, untuk mengikuti pelatihan-pelatihan. 1. 2. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian menurut Korn & Thora (1981) adalah koordinasi beberapa aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian sendiri meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan rencana dan divisi-divisi untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian didalam keperawatan meliputi menentukan jumlah tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan metode penugasannya. Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1983 dalam Sahar). Fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi (Szilagji).Rangkaian aktifitas menyusun suatu kerangka kerja yang menjadi wadah bagi semua kegiatan usaha kerja sama dengan cara membagikan, mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan, menerapkan dan menjalin hubungan kerja antar bagian dan menjalin hubungan antar staf dan atasan. 1. a. 3 hal dalam pengorganisasian. 1) Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang berhubungan secara efektif. 2) penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisai. 3) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kerja kegiatan yang sama, pola hubungan antar kegiatan yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang efektif antar perawat. 1. b. Prinsip-Prinsip Dalam Pengorganisasian. 1) Pembagian kerja. Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memiliki tugas tertentu. Hal yang Perlu Diperhatikan: a) Jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya. b) Tiap bangsal/bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis. c) Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas. d) Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau jelas atau erat hubungannya e) Mencegah terjadinya pengotakan antar staf/kegiatan
  • 5. f) Penggolongan tugas berdasarkan kegiatan mendesak, kesulitan atau waktu. 2) Pendelegasian tugas. Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pemimpin dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti manajemen, selain itu dengan pendelegasian, seorang pemimpin mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi. a) Keuntungan Bagi Staf: – Mengembangkan rasa tanggung jawab. – Meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri. – Lebih berkualitas, komit. – Lebih puas pada pekerjaan. b) Keuntungan Pemimpin Mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal seperti perencanaan dan evaluasi, menigkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri, memberikan pengaruh dan power baik interen maupun eksteren, dapat mencapai pelayanan dan saran keperawatan melalui usaha orang lain. • Hal yang Mempengaruhi Pendelegasian: a) Sifat kegiatan; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenag dapat diberikan lebih besar kepeda staf b) Kemampuan staf; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat c) Hasil yang diharapkan; Applebaun dan Rohrs menyarankan agar pemimpin jangan mendelegasikan tugas yang utuh dari pada medelegasikan sebagian aspek daru suatu kegiatan. • Pendelegasian Efektif a) Jangan membaurkan dengan pelemparan tugas, oleh karena itu jangan mendelegasikan tugas yang anda sendiri tidak mau melakukannya. b) Jangan takut salah c) Jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki keterampilan atau pengetahuan untuk suskses d) Kembangakan tingkat keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka dapat melakukan tugas yang didelegasikan e) Perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk berhasil f) Antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan masalahnya. g) Hindari kritik jika terjadi kesalahan. h) Berikan penjelasan yang jelas tentang tangguang jawab, wewenang, tangguang gugat dan dukungan yang tersedia
  • 6. i) Berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik. • Langkah Pendelegasian Efektif a) Tetapkan tugas yang akan didelegasikan. b) Pilihlah orang yang akan diberi delegasi. c) Berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas. d) Uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut. e) Jelaskan batas wewenang dan tangguang jawab yang dimiliki staf tersebut. f) Minta staf tersebut menyiapkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut atas tugas yang didelegasikan. g) Tetapkan waktu untuk mengaontrol perkembangan. h) Berikan dukungan. i) Evaluasi hasilnya. 3) Koordinasi Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan ketua tim kesehatan lain maupun tenaga dari bagian lain. 1) Manfaat Koordinasi a) Menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal/ bagian dan perasaan lebih penting dari yang lain. b) Menumbuhkan rasa saling membantu. c) Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf. 2) Cara Koordinasi Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/ rapat, pencatatan dan pelaporan, pembakuan formulir yang berlaku. 4) Manjemen Waktu – Analisa waktu yang dipakai; menetukan agenda harian untuk menentukan kategori kegiatan yang ada. – Memeriksa kembali masing-masing posisi dari tiap aktifitas. – Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannya serta tujuan yang akan dicapai. – Mendelegasikan. . 1. c. Strutur Organisai
  • 7. 1) Terdiri dari struktur bentuk dan bagan. 2) Tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai. 3) Menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal maupun horizontal. 4) Melihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab serta tanggung gugat. 5) Disesuaikan dengan pengelompokkan kegiatan atau sistem penugasan yang digunakan. 1. d. Pengelompokan Kegiatan 1) Organisasi dengan serangkaian tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. 2) Kegiatan dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi. 3) Pengorganisasian untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. 1. e. Metode Penugasan 1) Metode Fungsional Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Contoh: Perawat A tugas menyuntik, Perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada diunit tersebut. Kepala ruangan bertangguang jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua klien serta menjawab semua pernyataan tentang klien. a) Keuntungan – Perawat tampil untuk tugas/pekerjaan tertentu. – Mudah memperoleh keputusan kerja bagi perawat setelah selesai tugas. – Kekurangan tenaga ahli dapat digantikan dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk suatu tugas yang sederhana. – Memudahkan kepala ruangan uantuk mengatasi staf atau perserta didik yang peraktek untuk keterampilan tertentu. b) Kerugian – Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau total sehingga proses keperawatan sulit dilakukan. – Apabila pekerjaan selesai cendrung meninggal klien dan melakukan tugas non keperawatan – Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai dan sulit didentifikasi kontribusinya terhadap pelayanan – Perawata hanya melihat pelayanan keperawatan sebagai keterampilan saja. 2) Metode Alokasi Klien Keperawatan Total
  • 8. Yaitu pengorganisasian pelayanan/ asuhan keperawatan untuk suatu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas/ jaga selama periode waktu tertentu atau sampai klien pulang. Kepala ruangan bertangguan jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. a) Keuntungan – Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. – Memberikan kesempatan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. – Motivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas, non keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat. – Mendukung penerapan proses keperawatanKepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai. b) Kerugian – Juamlah beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan. – Peserta didik sakit untuk melatih keterampilan dalam perawatan besar, misalnya: menyuntik, mengukur suhu. – Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penagguang jawab klieb bertugas. 3) Metode Tim Keperawatan Yaitu pengorganisasian pelayanan keprawatan oleh kelompok klien dan kelompok klien. kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman dan memiliki penegtahuan dalam bidanganya (“registered nurse”). Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok/ketua grup. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan kesehatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua grup melaporkan kepala ruangan tentang kemajuan/ asuhan keperawatan terhadap klien. a) Keuntungan – Memfasilitasi pelayanan keperawtan yang komprehensif. – Memungkinkann pencapaian proses keperawatan. – Konflik atau perbedaan antar staf dapat ditekankan melalui rapat tim cara ini efektif untuk belajar. – Memberi keputusan anggota tim dalam hubunhan interpersonal. – Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif. b) Kerugian – Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim didiadakan atau terburu- buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tuga tersebut.
  • 9. – Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantuang atau berlinding kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim. – Akontabilitas dalam anggota tim kabur. 4) Metode Keperawatan Primer/Utama (Primary Nurse) Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satu orang “registered nurse” sebagai perawat primer yang bertangguang jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit. apabila perawat primer/utama libur atau cuti, tangguang jawab dalam asuhan keperawatan klien deserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate nurse). a) Keuntungan – Model praktek keperawatan profesionala dapat dilakukan atau diterapkan. – Melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif. – Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif. – Memungkinkan penerapan proses keperawatan. – Memberikan kepuasan kerja bagi perawat. – Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan. b) Kerugian – Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional. – Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain. 5) Metode Modular Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (terampil) untuk kelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang disebut tangguang jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Ideal 2 – 3 untuk 8 – 12 orang klien. a) Keuntungan dan Kerugaian Sama dengan gabungan antara metode tim dengan metode perawatan primer. 1. Konsep Model Keperawatan Tim Semua metode di atas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jumlah staf yang ada harus berimbang. Selain itu kategori pendidikan tenaga yang ada perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi ketenagaan yang ada saat ini. 1) Hal-hal yang perlu diperhatiakan – Ketua tim sebaiknya perawat yang berpendidikan/ berpengalaman, terampil dan memiliki kemampuan keterampilan. Jiaka hanya seorang “registered nurse” yang bertugas dia harus menjadi ketua tim. Ketua tim juga harus mampu menentukan prioritas kebutuhan asuhan keperawatan klien, merencanakan, melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan keperawatan. Selain itu harus mampu
  • 10. memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan filosofi keperawatan. Uraian tugas untuk ketua tim harus jelas dan spesifik. – Komunikasi yang efektif diperlukan untuk melanjutkan asuhan keperawatan. Dengan demikian pencatatan rencana keperawatan untuk tiap klien harus selalu tepat waktu dan asuhan keperawatan selalu dinilai kembali untuk validitasnya. – Ketua tim harus mengguanakan semua teknik manajemen dan kepemimpinan. – Pelaksanaan keperawatan tim sebaikanya fleksibel atau tidak kaku. Metode tim dapat digunakan pada shift pagi, sore atau malam di unit manapun. Sejumlah tenaga harus terlibat dalam tim, minimal dua sampai tiga tim. Jumlah atau besarnya timtergantung pada banyaknya staf. Dua orang perawat dapat dikatakan tim, terutama untuk shift sore dan malam, dimana jumlah tenaga terbatas. 2) Tanggung jawab Ketua Tim – Mengkaji setiap klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat. Pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinambungan. Dapat dilakuakan searah terima tugas. – Mengkoordinasikan rencana perawatan yang tepat waktu, membimbing anggota tim untuk mencatat tindak kepemimpinan yang telah dilakukan. – Meyakinkan semua hasil evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan keperawatazn tercatat. – Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung atau laporan anggoata tim. 3) Tanggung jawab Anggota Tim – Menyadari bahwa mereka memiliki tangguang jawab untuk setiap klien di unit tersebut. Misalnya pada saat jam makan siang staf dan rapat tim. – Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan secara teliti termasuk program pengobatan. – Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan yang dilakukan serta respon yang ditunjukan klien. – Menerima bantuan dan bimbingan ketua tim. 4) Tanggung jawab Kepala Ruangan pada metode tim – Menetapkan standar kerja staf. – Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang dipimpinnya. – Memberikan kesempatan kepada klien tim dan membantu untuk mengembangkan keterampailan manajemen dan kepemimpinan. – Secara keseimbanagan mengorientasikan staf baru tentang prosedur tim keperawatan. – Menjadi nara sumber bagai ketua tim dan staf tempat diskusi – Motifasi staf untuk meingkatkan kualitas asuhan keperawatan. – Melakukan komunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpin. 5) Koordinasi Kegiatan
  • 11. Kepala Ruangan sebagai koordinator kegiatan perlu menciptakan kerjasama yang selaras satu sama laian dan saling menunjang, untuk mencipakan suasana kerja yang menyenangkan. Selain itu harus memperlihatkan prinsip- prinsip organisasi yang telah dijelaskan diatas misalnya kesatuaan komando, tiaf staf memiliki satu atasan langsung. Rentang kendali 3 sampai 7 staf untuk satu atasan. Pada metode penguasaan tim dalam satu runagan tidak boleh lebih dari 3 sampai 7 dalam satu tim. Selaian itu kepala ruangan perlu mendelegasikan kegiatan asuhan keperawatan langsung kepada kepala tim, keculi tugas pokok, harus dilakukan kepala ruang. Selain itu kepala ruangan harus mendelagasikan kepada orang yang tepat, mendengarkan saran yang didelegasikan dan penerima delegasi harus bertangguang gugat. 6) Evaluasi Kegiatan Kegiatan yang telah dilakukan perlu dievaluasi untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana Oleh karena itu kepala ruangan berkewajiban untuk memberi arahan yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Dengan demikian diperlukan uraian tugas yang jelas untuk masing-masing staf dan prosedur tugas yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dengan memperlihatkan keselamatan dan kenyamanan klien, keselamatan dan kenyamanan staf dan fasilitas dengan berdaya guna dan berhasil guna. Selain itu diperlukan juga standar penampilan kerja yang diharapkan dari perawat yang melakukan tugas. Semua ini perlu dievaluasi secara terus menerus guna dilakukan tindakan koreksi apabila ditemukan penyimpanagan dari standar. 7) Kelompok Kerja Kegiatan ruang rawat terlaksana dengan baik melalui kerjasama antar staf satu dan yang lain; antar kepala ruang dan staf sehingga perlu adanya kerjasama dan kebersamaan dalam kelompok. Konflik dan hubungan interpersonal yang kurang baik akan mengurangi motivasi kerja, untuk itu diperlukan kebersamaan yang utuh dan solid sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja dan peran keterikatan dalam kelompok karena semua perawat yang berkerja dalam satu ruang pada dasarnya merupakan satu kelompok kerja yang perlu bekerja sama satu sama lain, untuk meningkatkan kualitas kerja dalam pencapaian tujuan asuhan keperawatan di ruang rawat tersebut. 1. 3. Pengarahan (directing) Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah pengorganisasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya akan bermuara pada melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya (Marquis & Huuton, 1998). Pengarahan (directing) adalah suatu proses menggerakkan orang-orang agar mau bekerjasama dengan ikhlas dan bersemangat dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan dan pengorganisasian yang telah disusun (Wijono, 1997). Pengarahan juga berkaitan dengan manajemen sumberdaya manusia, yaitu : motivator, manajemen konflik, pendelegasiaan, komunikasi dalam tim, dan memfasilitasi kolaborasi antar anggota tim. Salah satu proses pengarahan dalam keperawatan adalah serah terima tugas atau overan. 1. 4. Pengendalian (Controlling) Proses akhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol (1998) mendefinisikan control sebagai pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip – prinsip yang ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
  • 12. Pengendalian (controlling) berhubungan erat dengan perencanaan karena proses pengendalian mengacu pada tujuan dan perencanaan yang telah dibuat. Terutama pengendalian dalam pendokumentasian pencatatan asuhan keperawatan. Menurut Mockler (1984), pengendalian menajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkann standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan. Pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian pemampilan, langkah- langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian dan pengontrolan meliputi : a) Menetapkan standar dan menetapkan metode pengukuran prestasi kerja. b) Melakukan pengukuran prestasi kerja. c) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar. d) Mengambil tindakkan korektif. Peralatan atau instrument dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standart yang telah dicapai. Audit merupakan pekerjaan yang telah dilakukan, kategori audit terdiri dari : a) Audit struktur. b) Audit proses. c) Audit hasil. Pada model MPKP kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran: a) Indikator muti umum : 1) Perhitungan lama hari perawatan ( BOR ). Prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu dengan rumus : 2) Penghitungan rata – rata lama rawat ( ALOS ). Rata rata lama perawatan pasien. Indicator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer dengan rumus : 3) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi ( TOI ). Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat di isi ke saat terisi kembali. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong 1 -3 hari saja, dengan rumus : (Jmlh TT x hari) – hari perawatan RS Jmlh pasien keluar (hidup + mati) b) Indikator mutu rumah sakit : 1) Penghitungan pasien dengan Decubitus.
  • 13. Perhitungan jumlah angka klien klien decubitus dilakukan oleh kepala ruangan setiap bulannya. 2) Penghitungan pasien infeksi saluran kemih. Perhitungan jumlah angka klien klien decubitus dilakukan oleh kepala ruangan setiap bulannya. 3) Penghitungan pasien infeksi luka operasi. 4) Penghitungan pasien infeksi luka infus. c) Kondisi pasien : 1) Audit dokumentasi asuhan keperawatan. 2) Survey masalah baru. 3) Kepuasan pasien dan keluarga. 4) Penilaian kemampuan pasien dan keluarga. d) Kondisi SDM : 1) Kepuasan tenaga kesehatan, perawat dan dokter. 2) Penilaian kinerja perawat. Survey masalah keperawatan Survey masalah keperawatan adalah survey masalah keperawatan dengan standart NANDA untuk klien baru opname yang dilakukan selama satu periode waktu tertentu ( satu bulan ). Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan Audit dokumentasi asuhan keperawatan adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Di MPKP audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada setiap status klien yang telah pulang atau meninggal dan hasil audit dibuat rekapan dalam satu bulan. Resep Nagasari Marmer Resep Nagasari Marmer : 200 ml santan kental dari 1/2 butir kelapa 75 g gula psir 1/2sdt garam 1 lembar daun pandan 150 g tepung beras 1/2 sdt pasta strawberry 1/2 sdt pasta pandan 18 lembar daun pisang 6 buah pisang tanduk matang Cara membuat nagasari marmer :
  • 14. Panaskan santan, gula, garam, dan daun pandan hingga mendidih. Masukkan tepung beras, aduk-aduk hingga kalis di ats api kecil. Ambil 1/3 bagian adonan, beri pasta strawberry, aduk rata. Sepertiga adonan lain campur dengan pasta pandan, aduk rata. sepertiga sisanya biarkan tetap berwarna putih. Letakkan tak beraturan adonan putih, merah muda, dan hijau, tipiskan dan ratakan melebar. Beri pisang, lalu gulung dan bungkus seperti lontong. semat kedua ujungnya dengan lidi. Kukus selama 20 menit hingga matang. Dinginkan dan potong-potong.