Dokumen tersebut membahas tentang peran guru bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013 dan proses penetapan peminatan belajar siswa di SMA dan SMK. Terdapat beberapa komponen yang digunakan untuk menentukan peminatan siswa seperti prestasi belajar, minat siswa, dan masukan orang tua. Guru BK bertanggung jawab dalam melakukan pendampingan siswa sesuai dengan peminatan yang ditetapkan.
Paparan sosialisasi program peningkatan mutu x 2018 (1)Pur Wanto
Acara sosialisasi program peningkatan mutu SMA Negeri 48 Jakarta memberikan informasi tentang target peningkatan mutu akademik dan non-akademik, peraturan akademik sekolah, jadwal pelajaran dan ekstrakurikuler, serta program seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
Dokumen tersebut membahas tentang peminatan peserta didik mulai dari SD hingga SMK. Peminatan ditentukan berdasarkan prestasi belajar, minat, bakat, dan rekomendasi guru BK dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik. Proses penetapan peminatan dilakukan melalui seleksi administrasi, akademik, dan wawancara."
Dokumen tersebut membahas tentang peran guru bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013 dan proses penetapan peminatan belajar siswa di SMA dan SMK. Terdapat beberapa komponen yang digunakan untuk menentukan peminatan siswa seperti prestasi belajar, minat siswa, dan masukan orang tua. Guru BK bertanggung jawab dalam melakukan pendampingan siswa sesuai dengan peminatan yang ditetapkan.
Paparan sosialisasi program peningkatan mutu x 2018 (1)Pur Wanto
Acara sosialisasi program peningkatan mutu SMA Negeri 48 Jakarta memberikan informasi tentang target peningkatan mutu akademik dan non-akademik, peraturan akademik sekolah, jadwal pelajaran dan ekstrakurikuler, serta program seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
Dokumen tersebut membahas tentang peminatan peserta didik mulai dari SD hingga SMK. Peminatan ditentukan berdasarkan prestasi belajar, minat, bakat, dan rekomendasi guru BK dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik. Proses penetapan peminatan dilakukan melalui seleksi administrasi, akademik, dan wawancara."
Dokumen tersebut membahas tentang standar nasional pendidikan yang mencakup lingkup standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan."
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup delapan standar, yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Dokumen ini juga menjelaskan kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum pada berbagai jenjang pendidikan.
Panduan ini memberikan pedoman bagi penyelenggaraan Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMP pada tahun 2015. OSN bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya bidang matematika, IPA dan IPS, serta menyeleksi peserta terbaik tingkat nasional untuk perlombaan internasional. Panduan ini mengatur tata cara pelaksanaan OSN mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional beserta persyaratannya.
Dokumen tersebut merangkum draf struktur kurikulum untuk SMA/MA di Provinsi Kalimantan Timur yang mencakup:
1. Struktur kurikulum terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar.
2. Terdapat kelompok mata pelajaran wajib dan pilihan, serta peminatan akademik atau vokasi.
3. Rincian mata pelajaran wajib dan pemin
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi guru yang terkait dengan pedagogik dan bahasa Indonesia. Beberapa indikator kompetensi mencakup menguasai karakteristik peserta didik, merancang pembelajaran, menggunakan pendekatan pembelajaran tematik, mengembangkan kurikulum, dan melakukan penilaian pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi guru yang terkait dengan pedagogik dan bahasa Indonesia. Beberapa indikator kompetensi mencakup menguasai karakteristik peserta didik, merancang pembelajaran, menggunakan pendekatan pembelajaran tematik, mengembangkan kurikulum, dan melakukan penilaian pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas konsep kurikulum merdeka dan merdeka belajar, termasuk implementasinya di madrasah. Secara garis besar, kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada madrasah dan pendidik untuk mengorganisasikan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dan konteks lokal, dengan tetap mengacu pada kurikulum minimum yang ditetapkan pemerintah. Implementasinya di madrasah dilakukan secara bertahap mulai
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen KurikulumDedy Wiranto
Menurut permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 1, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Inclusive Education untuk siswa dengan Special Education Need di sekolah umum adalah menjadi salah satu reformasi seperti dalam sistem pendidikan saat ini. Dan ia juga menuliskan bahwa IE mengacu pada semua yang dihargai, diterima, dan dihormati terlepas dari latar belakang etnis dan budaya, social ekonomi, keadaan, kemampuan, jenis kelamin, usia, agama, keyakinan, dan perilaku.
Dokumen ini membahas tentang standar kompetensi lulusan, standar penilaian pendidikan, dan penjaminan mutu pendidikan menurut KTSP. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian kelulusan siswa dan mencakup kompetensi untuk seluruh mata pelajaran. Penilaian pendidikan terdiri atas penilaian oleh guru, sekolah, dan pemerintah melalui Ujian Nasional. Satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan
Dokumen tersebut membahas tentang standar nasional pendidikan yang mencakup lingkup standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan."
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup delapan standar, yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Dokumen ini juga menjelaskan kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum pada berbagai jenjang pendidikan.
Panduan ini memberikan pedoman bagi penyelenggaraan Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMP pada tahun 2015. OSN bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya bidang matematika, IPA dan IPS, serta menyeleksi peserta terbaik tingkat nasional untuk perlombaan internasional. Panduan ini mengatur tata cara pelaksanaan OSN mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional beserta persyaratannya.
Dokumen tersebut merangkum draf struktur kurikulum untuk SMA/MA di Provinsi Kalimantan Timur yang mencakup:
1. Struktur kurikulum terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar.
2. Terdapat kelompok mata pelajaran wajib dan pilihan, serta peminatan akademik atau vokasi.
3. Rincian mata pelajaran wajib dan pemin
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi guru yang terkait dengan pedagogik dan bahasa Indonesia. Beberapa indikator kompetensi mencakup menguasai karakteristik peserta didik, merancang pembelajaran, menggunakan pendekatan pembelajaran tematik, mengembangkan kurikulum, dan melakukan penilaian pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi guru yang terkait dengan pedagogik dan bahasa Indonesia. Beberapa indikator kompetensi mencakup menguasai karakteristik peserta didik, merancang pembelajaran, menggunakan pendekatan pembelajaran tematik, mengembangkan kurikulum, dan melakukan penilaian pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas konsep kurikulum merdeka dan merdeka belajar, termasuk implementasinya di madrasah. Secara garis besar, kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada madrasah dan pendidik untuk mengorganisasikan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dan konteks lokal, dengan tetap mengacu pada kurikulum minimum yang ditetapkan pemerintah. Implementasinya di madrasah dilakukan secara bertahap mulai
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen KurikulumDedy Wiranto
Menurut permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 1, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Inclusive Education untuk siswa dengan Special Education Need di sekolah umum adalah menjadi salah satu reformasi seperti dalam sistem pendidikan saat ini. Dan ia juga menuliskan bahwa IE mengacu pada semua yang dihargai, diterima, dan dihormati terlepas dari latar belakang etnis dan budaya, social ekonomi, keadaan, kemampuan, jenis kelamin, usia, agama, keyakinan, dan perilaku.
Dokumen ini membahas tentang standar kompetensi lulusan, standar penilaian pendidikan, dan penjaminan mutu pendidikan menurut KTSP. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian kelulusan siswa dan mencakup kompetensi untuk seluruh mata pelajaran. Penilaian pendidikan terdiri atas penilaian oleh guru, sekolah, dan pemerintah melalui Ujian Nasional. Satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
1. 1. RLBK Pengembangan Diri
2. SPMKa ( Software Penelurusan Minat Karir ) John F.
Holland
3. AUM UMUM ( SMP, SMA) Manual AUM
4. AUM PTSDL ( SMP, SMA) Manual AUM
5. Multiple Intelegences Tes Howard Gardner
6. MBTI tes Myers-Briggs Type Indicator
2. Untuk penyusunan program layanan bimbingan dan
konseling
◦ Tahunan
◦ Semesteran
◦ Bulanan
◦ Mingguan
◦ Harian ( STALAN/SATKUNG)
3. 1. SPMKa ( Software Penelurusan Minat Karir ) John F. Holland
2. Multiple Intelegences Tes Howard Gardner
3. MBTI tes Myers-Briggs Type Indicator
1. Untuk mengukur Minat karir dan pengembangan belajar
4. 1. AUM UMUM ( SMP, SMA) Manual AUM
2. AUM PTSDL ( SMP, SMA) Manual AUM
Untuk mengeahui masalah Pribadi
Untuk mengetahui masalah Belajar
Untuk kegiatana layanan bimbingan dan Konseling Individu maupun kelompok.
5. Oleh : MUH FAROZIN
Dosen UNY
Disampaikan dalam Sinkronisasi dan Sosialisasi Implementasi
Kurikulum 2013 bagi Guru BK PKLK Direktorat Pembinaan PTK
Dikmen Kemendikbud
5 – 10 September 2014
6. 1. Sajian materi dan tanya jawab tentang Pelayanan
Peminatan Peserta Didik
2. Penugasan secara kelompok
3. Presentasi /menyerahkan hasil kerja kelompok
dan pemberian masukan terhadap presentasi
kerja kelompok
8. 7. Kriteria penetapan peminatan
8. Alur mekanisme pemilihan dan
penetapan
9. Pindah peminatan
10. Personal yang terlibat
9. PEMINATAN PESERTA DIDIK
di Satuan Pendidikan Tingkat
Menengah Atas (SMA, SMK, MA, MAK)
Permendikbud No 69
Tahun 2013
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
SMA/MA
Permendikbud No 70
Tahun 2013
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
SMK/MAK
10. PEMINATAN PESERTA DIDIK
di Satuan Pendidikan Tingkat
Menengah Atas (SMA, SMK, MA, MAK)
Permendikbud No 59
Tahun 2014
KURIKULUM 2013
SMA/MA
Permendikbud No 60
Tahun 2014
KURIKULUM 2013
SMK/MAK
11.
12. Menerapkan prinsip bahwa peserta didik
merupakan subjek dalam belajar yang
memiliki hak untuk MEMILIH mata pelajaran
sesuai dengan minatnya.
13. PEMINATAN PESERTA DIDIK
Proses pembelajaran berbasis
minat peserta didik sesuai
kesempatan belajar yang ada dalam
satuan pendidikan.
Proses yang berkesinambungan untuk
memfasilitasi peserta didik mencapai
keberhasilan proses dan hasil belajar
serta perkembangan optimal dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
14. PEMINATAN PESERTA DIDIK
Merupakan program yang tertuang
dalam kurikulum 2013 dan
dilaksanakan pada semua satuan
pendidikan tingkat atas
Proses pemilihan dan penetapan oleh
peserta didik tentang kelompok
peminatan/mata pelajaran,
matapelajaran, lintas minat atau
pendalaman minat, bidang keahlian,
program keahlian, dan paket
keahlian yang didasarkan atas
potensi diri, dukungan orang
tua/wali, dan peluang yang
15. PEMINATAN PESERTA DIDIK
Merupakan pengganti
penjurusan peserta didik yang
diberlakukan sebelum
kurikulum 2013.
Merupakan program dari
kurikulum 2013; & bimbingan
dan konseling berperan
memberikan layanan peminatan
peserta didik
16. PEMIINATAN PESERTA DIDIK SMA/MA
Proses pemilihan dan penetapan kelompok
peminatan/kelompok mata pelajaran,
matapelajaran, lintas minat atau
pendalaman minat yang didasarkan atas
potensi diri (kecerdasan umum, bakat,
minat, cita-cita), dukungan orang
tua/wali, dan peluang yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan;
17. PEMIINATAN PESERTA DIDIK SMK/MAK :
Proses pemilihan dan penetapan bidang
keahlian, program keahlian, dan paket
keahlian yang didasarkan atas potensi diri
(kecerdasan umum, bakat, minat, cita-
cita), dukungan orang tua/wali, dan
peluang yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan
18. Program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat
dan/atau kemampuan peserta didik dengan
orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau
pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan
kejuruan.
19. Program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat
dan/atau kemampuan akademik peserta didik
dengan orientasi penguasan kelompok mata
pelajaran keilmuan.
20. Program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat
dan/atau kemampuan vokasional peserta
didik dengan orientasi penguasan kelompok
mata pelajaran kejuruan.
21. Program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi perluasan pilihan minat,
bakat dan/atau kemampuan akademik
peserta didik dengan orientasi
penguasaan kelompok mata pelajaran
keilmuan DI LUAR pilihan minat.
22. Program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pendalaman pilihan minat
akademik peserta didik dengan orientasi
pendalaman kelompok mata pelajaran
keilmuan DALAM lingkup pilihan minat.
23. Memberikan kesempatan kepada peserta
didik mengembangkan kompetensi sikap –
pengetahuan - dan keterampilan peserta
didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan akademik dalam sekelompok
mata pelajaran keilmuan.
24. Memberikan kesempatan kepada peserta
didik mengembangkan kompetensi sikap-
pengetahuan dan keterampilan peserta
didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan dalam bidang Kejuruan,
program Kejuruan, dan paket Kejuruan.
25. 1. Mapel Umum kelompok A;
2. Mapel Umum kelompok B; dan
3. Mapel peminatan akademik
kelompok C.
26. merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan,
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,
Sejarah Indonesia dan Bahasa Inggris).
27. merupakan program kurikuler yang bertujuan
untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik terkait lingkungan
dalam bidang sosial, budaya, dan seni (Seni
Budaya; Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan; dan Prakarya dan Kewirausahaan)
28. merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan,
dan kompetensi keterampilan peserta didik
dalam berbagai pilihan disiplin keilmuan.
29. 1. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
2. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Peminatan Bahasa dan Budaya
4. Peminatan Keagamaan (khusus untuk MA).
31. 1. Bahasa dan Sastra Arab
2. Bahasa dan Sastra Mandarin
3. Bahasa dan Sastra Jepang
4. Bahasa dan Sastra Korea
5. Bahasa dan Sastra Jerman
6. Bahasa dan Sastra Perancis ..... sesuai dengan
minat peserta didik.
32. Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran
umum Kelompok A dan muatan dan acuan
pembelajaran mapel peminatan Kelompok C
bersifat nasional dan dikembangkan oleh
Pemerintah.
Muatan dan acuan pembelajaran mapel umum
Kelompok B bersifat nasional dan dikembangkan
oleh Pemerintah dan dapat diperkaya dengan
muatan lokal oleh pemerintah daerah dan/atau
satuan pendidikan.
33. SMA wajib menyelenggarakan ke 3
kelompok peminatan akademik.
MA wajib menyelenggarakan ke 3
kelompok peminatan akademik dan
Peminatan Keagamaan.
34. Semua mapel yang tersedia dalam peminatan tertentu mulai awal
semester 1 sampai lulus.
Dapat mengambil 3 mapel dari 4 mapel yang tersedia, setelah
mendapat rekomendasi dari Guru BK/Konselor.
Mapel pada setiap peminatan yang tidak diambil beban belajarnya
dialihkan ke mapel lintas minat dan/atau pendalaman minat.
35. Peminatan Keagamaan berisi mata pelajaran
yang diatur oleh Kementerian Agama.
Peserta didik mengambil semua mata
pelajaran yang tersedia dalam peminatan
tertentu mulai awal semester 1 (satu)
sampai dengan lulus.
36. Pemilihan kelompok peminatan dilakukan
sejak peserta didik mendaftar ke SMA/MA
sesuai dengan minat, bakat dan/atau
kemampuan akademik peserta didik.
37. KOMPONEN
PEMINATAN
PESERTA DIDIK
SMTA
1. PRESTASI BELAJAR KELAS 7, 8, 9
2. PRESTASI NON AKADEMIK /
PEMERIKSAAN FISIK
3. NILAI UJIAN NASIONAL
4. MINAT BELAJAR
7. DETEKSI POTENSI/ TEST PEMINATAN
5. PERHATIAN /HARAPAN ORANG
TUA PESERTA DIDIK
6. REKOMENDASI GURU BK SMP/MTs
38. SUATU Alternatif
penetapan
peminatan
1
2
3
5 komponen :
a. Prestasi belajar kelas VII, VIII, IX
b. Prestasi non akademik SD s/d SMP/MTs.
c. Nilai UN SMP/MTs.
d. Minat belajar peserta didik
e. Perhatian orang tua
6 komponen :
a. Prestasi blajar kelas VII, VIII, IX
b. Prestasi non akademik SD s/d SMP/MTs.
c. Nilai UN SMP/MTs.
d. Minat belajar peserta didik
e. Perhatian orang tua
f. Rekomendasi Guru BK SMP/MTs.
6 komponen :
a. Prestasi belajar kelas VII, VII, IX
b. Prestasi Non Akademik SD s/d SMP/MTs.
c. Nilai UN SMP/MTs.
d. Minat belajar peserta didik
e. Perhatian Orang tua
f. Deteksi potensi/ tes peminatan di SMA/SMK
4
7 komponen :
a. Prestasi belajar kelas VII, VIII, IX
b. Prestasi UN SMP/MTs
c. Prestasi Non Akademik SD s/d SMP/MTs
d. Minat belajar
e. Rekomendasi Guru BK SMP/MTs
f. Perhatian dan harapan orangtua
g. Data Detekdi potensi di SMA/SMK
39. Prestasi Belajar Nilai UN Prestasi Non
Akademik
Minat Peserta
didik
Arah Peminatan
Peserta didik
Perhatian Orang Tua
Diteksi Peminatan
SMA/SMK
SMA
Peminatan
Peserta didik
SMK
Bidang keahlian
Program keahlian
Paket keahlian
Penetapan Peminatan Siswa
Penetapan Peminatan Siswa
DIAGRAM PENGORGANISASIAN PEMINATAN PESERTA DIDIK
Rekomendasi Guru BK
SMP/MTs
40. TEKNIK NON TES DAN TEKNIK TES.
1. Dokumentasi :
data prestasi belajar, data prestasi non akademik (kejuaraan-
kejuaraan), data UN, rekomendasi Guru BK SMP,MTs, dll.
2. Angket :
data minat belajar peserta didik, perhatian/ harapan orang tua
tentang peminatan belajar putra-putrinya
41. 3. Wawancara :
data baru yang diperlukan dan dapat untuk
klarifikasi tentang data yang diragukan.
4. Observasi :
perilaku peserta didik yang mempunyai arti
penting bagi penyelenggaraan pendidikan
5. Tes Potensi/tes peminatan :
data potensi, bakat, minat/potensi
peserta didik
Editor's Notes
Peminatan peserta didik yang dibicarakan berikut ini adalah peminatan peserta didik di satuan pendidikan tingkat menengah atas (SMA, SMK, MA, MAK) sebagaimana yang tertuang dalam :
Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA
Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Peminatan peserta didik yang dibicarakan berikut ini adalah peminatan peserta didik di satuan pendidikan tingkat menengah atas (SMA, SMK, MA, MAK) sebagaimana yang tertuang dalam :
Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA
Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Peminatan Peserta Didik SMK/MAKdalam Implementasi Kurikulum 2013
Proses pemilihan dan penetapan oleh peserta didik tentang bidang keahlian, program keahlian, dan paket keahlian yang didasarkan atas potensi diri (kecerdasan umum, bakat, minat, cita-cita), dukungan orang tua/wali, dan peluang yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan;
Proses pemilihan dan penetapan oleh peserta didik tentang kelompok mata pelajaran, matapelajaran, lintas minat atau pendalaman minat yang didasarkan atas potensi diri (kecerdasan umum, bakat, minat, cita-cita), dukungan orang tua/wali, dan peluang yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan;
Peminatan Peserta Didik SMK/MAKdalam Implementasi Kurikulum 2013
Proses pemilihan dan penetapan oleh peserta didik tentang bidang keahlian, program keahlian, dan paket keahlian yang didasarkan atas potensi diri (kecerdasan umum, bakat, minat, cita-cita), dukungan orang tua/wali, dan peluang yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan;
Proses pemilihan dan penetapan oleh peserta didik tentang kelompok mata pelajaran, matapelajaran, lintas minat atau pendalaman minat yang didasarkan atas potensi diri (kecerdasan umum, bakat, minat, cita-cita), dukungan orang tua/wali, dan peluang yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan;
Peminatan Peserta Didik SMK/MAKdalam Implementasi Kurikulum 2013
Proses pemilihan dan penetapan oleh peserta didik tentang bidang keahlian, program keahlian, dan paket keahlian yang didasarkan atas potensi diri (kecerdasan umum, bakat, minat, cita-cita), dukungan orang tua/wali, dan peluang yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan;
Proses pemilihan dan penetapan oleh peserta didik tentang kelompok mata pelajaran, matapelajaran, lintas minat atau pendalaman minat yang didasarkan atas potensi diri (kecerdasan umum, bakat, minat, cita-cita), dukungan orang tua/wali, dan peluang yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan;