HFMEA atau FMEA di Puskesmas merupakan salah satu alat manajemen risiko yang cukup lengkap dan mudah digunakan, termasuk untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien di fasiltas layanan kesehatan.
Catatan: diperlukan diklat khusus untuk melatih kemampuan staf melakukan FMEA.
Penjelasan pengisian tb.06 dan format tb.06Ricky Gunawan
Dokumen ini memberikan petunjuk pengisian daftar suspek (terduga) pasien TB yang mencakup penjelasan tentang kolom-kolom yang harus diisi pada daftar tersebut seperti identitas pasien dan fasilitas kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium, serta tindak lanjut pengobatan.
HFMEA atau FMEA di Puskesmas merupakan salah satu alat manajemen risiko yang cukup lengkap dan mudah digunakan, termasuk untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien di fasiltas layanan kesehatan.
Catatan: diperlukan diklat khusus untuk melatih kemampuan staf melakukan FMEA.
Penjelasan pengisian tb.06 dan format tb.06Ricky Gunawan
Dokumen ini memberikan petunjuk pengisian daftar suspek (terduga) pasien TB yang mencakup penjelasan tentang kolom-kolom yang harus diisi pada daftar tersebut seperti identitas pasien dan fasilitas kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium, serta tindak lanjut pengobatan.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman ini mencakup prinsip-prinsip pencegahan infeksi, penggunaan antimikroba yang bijak, penerapan bundles, serta pengaturan tentang komite pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Peraturan ini bertujuan menjamin mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien serta tenaga kesehat
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Ketepatan identifikasi pasien di fasilitas kesehatan
2. Komunikasi serah terima antar petugas kesehatan menggunakan metode SBAR
3. Upaya meningkatkan keamanan obat-obatan injeksi dan mencegah infeksi nosokomial"
Dokumen tersebut membahas tentang pemantapan mutu eksternal laboratorium di Puskesmas Nania. Langkah-langkahnya meliputi kunjungan petugas pemantau mutu eksternal dari Dinas Kesehatan Kota Ambon ke laboratorium puskesmas sambil membawa spesimen kontrol, identifikasi dan pemeriksaan spesimen kontrol oleh petugas laboratorium puskesmas, pelaporan hasil ke petugas pemantau mutu eksternal dan kepala puskesmas.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyimpanan reagen di laboratorium puskesmas yang mencakup penggunaan sistem first in first out dan first expire first out, penyimpanan larutan berwarna dan organik dalam botol coklat, penempatan reagen pada tempat bersih dan steril, penyimpanan pada suhu ruang atau dingin tergantung jenisnya, serta pembuatan kartu stok reagen.
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
Dra. Yulia Trisna memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas dalam bidang farmasi rumah sakit. Saat ini beliau menjabat sebagai Koordinator Produksi, Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Instalasi Farmasi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo serta menjadi Surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Selama karirnya, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Instalasi Farmasi dan aktif dalam berbagai organisasi ke
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar pelayanan kesehatan yang penting untuk mencegah kejadian tidak diinginkan pada pasien. Dokumen ini membahas berbagai aspek keselamatan pasien mulai dari beban global akibat kejadian tidak aman sampai dengan pentingnya pelaporan insiden untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas masalah sanitasi di Indonesia yang menyebabkan kerugian ekonomi besar setiap tahun dan meningkatkan angka kematian akibat penyakit yang ditularkan melalui air dan vektor. Dokumen tersebut juga menjelaskan perlunya pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka menanggulangi masalah sanitasi.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
1. Register risiko UKP Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin terjadi di setiap unit pelayanan seperti laboratorium, farmasi, gigi dan mulut, KIA, KIE, pemeriksaan umum, rekam medis, IGD, dan rawat inap. Risiko tersebut dapat berdampak pada pasien atau petugas.
2. Untuk meminimalkan risiko, dilakukan upaya pencegahan dan penanganan jika terjadi kej
Teks tersebut membahas pengantar pengendalian mutu laboratorium. Ia menjelaskan definisi mutu dan pentingnya mutu bagi laboratorium klinik. Ada tiga tahap pemantapan mutu internal yaitu pra-analitik, analitik, dan pasca-analitik, yang bertujuan menjamin kualitas hasil pemeriksaan dan mencegah kesalahan. Teks ini juga membahas manfaat pemantapan mutu untuk meningkatkan kualitas dan kepercayaan terhadap hasil
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman ini mencakup prinsip-prinsip pencegahan infeksi, penggunaan antimikroba yang bijak, penerapan bundles, serta pengaturan tentang komite pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Peraturan ini bertujuan menjamin mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien serta tenaga kesehat
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Ketepatan identifikasi pasien di fasilitas kesehatan
2. Komunikasi serah terima antar petugas kesehatan menggunakan metode SBAR
3. Upaya meningkatkan keamanan obat-obatan injeksi dan mencegah infeksi nosokomial"
Dokumen tersebut membahas tentang pemantapan mutu eksternal laboratorium di Puskesmas Nania. Langkah-langkahnya meliputi kunjungan petugas pemantau mutu eksternal dari Dinas Kesehatan Kota Ambon ke laboratorium puskesmas sambil membawa spesimen kontrol, identifikasi dan pemeriksaan spesimen kontrol oleh petugas laboratorium puskesmas, pelaporan hasil ke petugas pemantau mutu eksternal dan kepala puskesmas.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyimpanan reagen di laboratorium puskesmas yang mencakup penggunaan sistem first in first out dan first expire first out, penyimpanan larutan berwarna dan organik dalam botol coklat, penempatan reagen pada tempat bersih dan steril, penyimpanan pada suhu ruang atau dingin tergantung jenisnya, serta pembuatan kartu stok reagen.
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
Dra. Yulia Trisna memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas dalam bidang farmasi rumah sakit. Saat ini beliau menjabat sebagai Koordinator Produksi, Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Instalasi Farmasi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo serta menjadi Surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Selama karirnya, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Instalasi Farmasi dan aktif dalam berbagai organisasi ke
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar pelayanan kesehatan yang penting untuk mencegah kejadian tidak diinginkan pada pasien. Dokumen ini membahas berbagai aspek keselamatan pasien mulai dari beban global akibat kejadian tidak aman sampai dengan pentingnya pelaporan insiden untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas masalah sanitasi di Indonesia yang menyebabkan kerugian ekonomi besar setiap tahun dan meningkatkan angka kematian akibat penyakit yang ditularkan melalui air dan vektor. Dokumen tersebut juga menjelaskan perlunya pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka menanggulangi masalah sanitasi.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
1. Register risiko UKP Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin terjadi di setiap unit pelayanan seperti laboratorium, farmasi, gigi dan mulut, KIA, KIE, pemeriksaan umum, rekam medis, IGD, dan rawat inap. Risiko tersebut dapat berdampak pada pasien atau petugas.
2. Untuk meminimalkan risiko, dilakukan upaya pencegahan dan penanganan jika terjadi kej
Teks tersebut membahas pengantar pengendalian mutu laboratorium. Ia menjelaskan definisi mutu dan pentingnya mutu bagi laboratorium klinik. Ada tiga tahap pemantapan mutu internal yaitu pra-analitik, analitik, dan pasca-analitik, yang bertujuan menjamin kualitas hasil pemeriksaan dan mencegah kesalahan. Teks ini juga membahas manfaat pemantapan mutu untuk meningkatkan kualitas dan kepercayaan terhadap hasil
1. Dokumen tersebut membahas 7 indikator mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit yang terkait dengan kepatuhan proses klinis, keselamatan pasien, dan kepuasan pelanggan. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk mengukur kualitas layanan dan memastikan pelayanan sesuai standar.
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai 7 indikator mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit yang mencakup kepatuhan penggunaan clinical pathway, kelengkapan assessment keperawatan, angka penundaan operasi elektif, kepatuhan waktu visite dokter spesialis, kepuasan pasien dan keluarga, angka kejadian pasien jatuh, serta angka kejadian infeksi luka operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi laboratorium, termasuk definisi, struktur organisasi, manfaat, dan keuntungan serta kelemahan sistem informasi laboratorium. Secara ringkas, sistem informasi laboratorium adalah suatu perangkat lunak yang mengelola informasi yang dihasilkan oleh proses laboratorium medis untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data secara rapi dan tepat waktu guna mendukung pelayanan kesehatan.
Dokumen ini merupakan contoh program kerja peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit yang mencakup tujuan, kegiatan, indikator, sasaran, jadwal, dan evaluasi pelaksanaan program. Program ini bertujuan meningkatkan mutu pelayanan klinis, manajemen, dan keselamatan pasien melalui kegiatan seperti clinical pathway, manajemen resiko, penilaian kinerja, dan monitoring & evaluasi berkala.
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
Makalah ini membahas tentang laboratorium quality control yang ideal. Prinsip dasar laboratorium yang ideal mencakup sarana, metode, peralatan, dan sistem manajemen yang baik. Makalah ini juga menjelaskan ciri-ciri laboratorium quality control yang ideal seperti bangunan, personil, peralatan, prosedur, dan pencatatan.
Dokumen tersebut membahas tentang Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Laboratorium. PME dilakukan secara berkala oleh pihak luar untuk menilai kinerja laboratorium dalam tes tertentu dengan membandingkan hasilnya. Tujuan PME adalah meningkatkan mutu hasil tes laboratorium dan mengidentifikasi masalah untuk perbaikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal rumah sakit dan indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit seperti input, proses, output, dan outcome.
2. Juga membahas tentang penghitungan efisiensi rumah sakit seperti bed occupancy rate, length of stay, dan bed turn over.
3. Selain itu juga membahas tentang peraturan internal rumah sakit atau hospital by laws.
Dokumen tersebut membahas tentang Good Laboratory Practice (GLP) yang merupakan cara pengorganisasian laboratorium untuk menjamin bahwa pengujian dilakukan sesuai standar. Dokumen tersebut menjelaskan tujuan penerapan GLP, faktor-faktor penentu kebenaran hasil pengujian, jenis pelatihan, organisasi laboratorium, dan persyaratan akomodasi dan lingkungan kerja laboratorium.
Dokumen tersebut membahas tentang standar, tujuan, dan unsur penilaian kepemimpinan dan perencanaan dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk memimpin perencanaan program tersebut, menetapkan prioritas, memberikan dukungan sumber daya, dan menginformasikan perkembangannya kepada seluruh staf.
Dokumen tersebut membahas tentang instrumen penilaian sistem kinerja di rumah sakit yang meliputi aspek maternal, neonatal, tata kelola klinik, dan pencegahan infeksi untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan standar dan mengidentifikasi kesenjangan untuk perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Indikator Kinerja RS yang Berkaitan dengan Laboratorium
Indikator kinerja rumah sakit merupakan parameter yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit, baik dari area klinis dan manajerial.
Area klinis terdiri dari kepatuhan terhadap standar, tingkat pengendalian infeksi, capaian indikator
medik, prosedur penanganan sampel uji, dan pengendalian mutu. Area manajerial terdiri dari
utilisasi, kepuasan pelanggan, ketepatan waktu pelayanan, temuan yang ditindaklanjuti, tingkat
kehandalan sumber daya, promotif & preventif, SDM, sarpras, level IT, pendidikan, dan keuangan.
Unit laboratorium Patologi Klinik termasuk unit dengan penilaian indikator kinerja yang cukup
banyak. Berikut beberapa indikator kinerja yang berkaitan dengan laboratorium patologi klinik:
1. Waktu Lapor TesKritis Laboratorium
Waktu laporhasil teskritislaboratoriumadalahWaktuyangdiperlukanuntukmemberikanjawaban
kepadadokteryangmengirimsetelahkeluarhasil pemeriksaandanmulai dibacaolehdokter
spesialispatologi kliniksampai hasilnyaditerimaolehdokteryangmengirim(lisanatautulisan).
Formula(Jumlahpemeriksaanlaboratoriumkritisyangdilaporkan<30 menitdibagi jumlahseluruh
pemeriksaanlaboratoriumkritis) X100 %
Standar 100%
2. Kegagalan PengambilanSampel Uji (KS)
Kegagalanpengambilansampeluji (KS) adalahbanyaknyakegagalandalampengambilansampel uji
klinisdankesehatanmasyarakatpadasuatuperiode waktu
Formula:(Jumlahkegagalanpengambilansampel uji dibagiJumlahpengambilansampel uji) X100%
Standar KS< 5 %
3. Angka PengulanganPemeriksaanLaboratorium (APL)
AngkaPengulanganPemeriksaanLaboratorium(APL) adalahjumlahrata-ratapengulangan
pemeriksaanyangdilakukandiluarprosedurtetap(tidaktermasukduplo)selama1bulan
Formula:JumlahpemeriksaanlaboratoriumyangdiulangdibagiJumlahseluruhpemeriksaan
laboratorium
Standar APL< 5
4. Kecepatan PendistribusianSampel (KPS)
KecepatanPendistribusianSampel (KPS) adalahrata-ratawaktuyangdibutuhkandalam
pendistribusiansampel sejakdiambil sampai ke instalasi pemeriksa.
FormulaJumlahkumulatif waktupendistribusiansampelsejakdiambil sampaike instalasipemeriksa
dibagi Jumlahsampel
Standar KPS≤ 15 menit
2. 5. Cakupan kegiatan Pemantapan Mutu Internal (KPI)
Hasil kegiatanpemantapanmutuinternal dihitungberdasarkanjumlahparameterpemeriksaanyang
dilakukanpemantapanmutuinternal (prosesanalitik)dibandingkandenganjumlahparameter
pemeriksaankeseluruhan
Formula(JumlahParameterpemeriksaanyangdilakukanPMIdibagi Jumlahparameterpemeriksaan
keseluruhan) x 100%
Standar KPI≥ 90%
6. Tingkat kepesertaanpenyelenggaraanPME (TKPP)
TingkatkepesertaanpenyelenggaraanPMEadalahjumlahlaboratoriumyangmemberikanjawaban
dibagi jumlahpesertayangmengikuti PME.
Formula(Jumlahlabyangmemberi jawabandibagi Jumlahpesertayangmengikuti PME) x 100%
Standar TKPP≥ 75%
7. Angka kejadian kecelakaankerja pada petugasdi Laboratorium (AKK)
Angkakejadiankecelakaankerjapadapetugasdi laboratoriumadalahbanyaknyajumlahkecelakaan
kerjadi laboratoriumselama1bulan
FormulaJumlahkecelakaankerjaperbulandibagiHari kerjaperbulan
Standar AKK< 1
8. Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium (WTPL)
Waktu tunggupelayananlaboratoriumadalahrata-ratawaktuyangdibutuhkansejakpasienmulai
mendaftardi loketlaboratoriumdilanjutkandenganpengambilansampel darahsampai dengan
keluarnyahasil yangsudahdi ekspertise dandivalidasi olehdokterspesialispatologiklinik
FormulaJumlahkumulatif waktutunggusejakpasienmendaftardi loketlaboratoriumsampai
dengankeluarnyahasil yangsudahdi ekspertise dibagiJumlahseluruhsampel ataujumlahseluruh
pemeriksaandarahrutin
Standar ≤ 2 Jam
9. Waktu Layanan Bidang PemeriksaanPatologi Klinik(WLPK)
Waktu layananPemeriksaanPatologiKlinikadalahrata-ratawaktulayananpemeriksaansaatmulai
sampel diterimasampai keluarhasil pemeriksaan.
FormulaJumlahkumulatif waktu(menit) pemeriksaandari sampel diterimasampai keluarhasil
pemeriksaandibagiJumlahseluruhpemeriksaanpatologi klinik
Standar < 180 menit
10. Waktu Layanan Bidang PemeriksaanImunologi (WLI)
3. Waktu layananPemeriksaanImunologi adalahrata-ratawaktuyangdibutuhkanmulai dari sampel
diterimasampai keluarhasil pemeriksaanimunologi.
FormulaJumlahkumulatif waktu(menit) pemeriksaandari sampel diterimasampai keluarhasil
pemeriksaandibagiJumlahseluruhpemeriksaanimunologi
Standar < 180 menit
11. Waktu Layanan PembuatanMedia dan Reagensia(WLMR)
Waktu layananPembuatanmediadanreagensiaadalahrata-ratawaktuyangdibutuhkanuntuk
pembuatanmediadanreagensi mulai dari permintaanditerimasampai denganhasil pembuatan
selesai
FormulaJumlahkumulatif hari pembuatanmediadanreagensiadari mulai permintaanditerima
sampai hasil selesai dibagi Jumlahseluruhpermintaanpembuatanmedia-reagensia
Standar < 7 hari
12. Persentase TemuanketidaktersediaanMediadan Reagensiayg ditindaklanjuti (TKMRD)
Ketidaktersediaanmediadanreagensiayangditindaklanjutiadalahjumlahjenismedia danreagensia
di instalasi laboratoriumyangkosongdalamsatubulan,yangdipenuhi sehinggatidakterjadi
kekosongan.
FormulaJumlahjenismediadanreagensiayangkosongdalam1 bulanyangditindaklanjutidibagi
jumlahjenismediadanreagensiayangkosongdalambulantersebut
Standar > 80%
13. Ketepatan kalibrasi alat laboratorium sesuai jadwal (KKA)
Ketepatankalibrasi alatlaboratoriumsesuaijadwal adalahjumlahperalatanyangsudahterkalibrasi
sesuai jadwal yangditetapkan
Formula(Jumlahperalatanyang sudahterkalibrasi sesuaijadwal yangditetapkandibagiJumlah
peralatanyangakan dikalibrasi berdasarkanjadwal) x 100%
Standar KKA > 80 %
14. Utilisasi alat laboratorium canggih (UALC)
Utilisasi alatlaboratoriumcanggihadalahpemanfaatanperalatanlaboratoriumcanggihyang
memilikihargabeli diatas500 juta rupiahyangakan digunakanuntukmendukungpemeriksaan
laboratoriumyangspesifikdi instalasi laboratoriumdalamupayameningkatkanmutuhasil uji.
Formula(Jumlahpenggunaanalatlaboratoriumuntuk pemeriksaanlaboratoriumdibagi Jumlah
kapasitasmaksimal kemampuandari peralatanlaboratorium) x 100%
Standar > 80%