Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Konflik antara Barat dan dunia Islam semakin memanas akibat arogansi Barat yang gagal memahami dan menghargai peradaban Islam, sementara dialog antarperadaban yang diharapkan mencapai perdamaian dunia ternyata gagal.
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
COVER B PERANG BHARATA YUDHA DIGITAL.docxSatyaWati3
PENGANTAR. Saat ini (2023) terjadi ramalan politik Samuel P. Huntington dalam artikelnya berjudul "The Clash of Civilizations" (1993), dengan inti sari : identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia pasca Perang Dingin. Tujuan para cendekiawan non Islam (yang dianggap Kafir) dunia adalah memerangi ideologi politik dan bisnis bangsa Arab yang dikemas dalam agama Islam, jadi bukan memusuhi melainkan justru menyayangi Muslim dan berupaya membebaskan Muslim sedunia dari agama Islam yang dianggap tidak benar. Dunia harus dibebaskan dari Islam, maka Muslim juga wajib dibebaskan dari Islam. Harus dibedakan antara Islam dan Muslim. Memang sebagian besar Muslim adalah baik, namun Islam dianggap membahayakan akal sehat dan ketentraman dunia, serta tidak cocok dengan budaya universal dunia yang didasari demokrasi, kebebasan berpendapat dan golden rule (adil pada sesama). Ajaran Islam banyak mengandung kekerasan, kekejaman, bias gender, ketidak adilan, sex, bersifat theokratis yang fasis dan anti kemajuan. Muslim yang baik adalah yang tidak menjalankan perintah nabi Muhammad dan tidak mencontoh tingkah laku nabi Muhammad, jadi sebenarnya sudah tidak percaya kepada Islam lagi, karena sudah menolak ajaran sex, kekerasan dan kekejaman Muhammad! Sejarah membuktikan bahwa akal sehat para cendekiawan dunia telah berhasil meruntuhkan mabok agama Kristen di Eropa dan paham Komunis, dan kini giliran Islam untuk dicerahkan.
Alasan lain pencerahan Islam adalah banyaknya serangan terhadap Kafir (Non Islam, terutama Kristen) oleh pemuka agama Islam, maka timbullah gelombang serangan balik yang bagaikan tsunami menghantam Islam. Islam bagaikan dikuliti sampai dengan tulang belulangnya, berbagai kesalahan fundamental Islam dibeberkan di internet terutama di Youtube dengan jelas, gamblang, sitematis, dan jujur karena berbasis fakta.
PERANG BHARATA YUDHA DIGITAL KEBUDAYAAN ISLAM LAWAN NON ISLAM DI INDONESIA
TINJAUAN AKADEMIS MENGAPA NON ISLAM MELAWAN PEMIKIRAN ISLAM
PENGANTAR. Saat ini (2023) terjadi ramalan politik Samuel P. Huntington dalam artikelnya berjudul "The Clash of Civilizations" (1993), dengan inti sari : identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia pasca Perang Dingin. Tujuan para cendekiawan non Islam (yang dianggap Kafir) dunia adalah memerangi ideologi politik dan bisnis bangsa Arab yang dikemas dalam agama Islam, jadi bukan memusuhi melainkan justru menyayangi Muslim dan berupaya membebaskan Muslim sedunia dari agama Islam yang dianggap tidak benar. Dunia harus dibebaskan dari Islam, maka Muslim juga wajib dibebaskan dari Islam. Harus dibedakan antara Islam dan Muslim. Memang sebagian besar Muslim adalah baik, namun Islam dianggap membahayakan akal sehat dan ketentraman dunia, serta tidak cocok dengan budaya universal dunia yang didasari demokrasi, kebebasan berpendapat dan golden rule (adil pada sesama). Ajaran Islam banyak mengandung kekerasan, kekejaman, bias gender, ketidak adilan, sex, bersifat theokratis yang fasis dan anti kemajuan.
Perang dunia peradaban antara dunia Barat melawan pemikiran Islam di Internet, beserta dampaknya di Indonesia. Ini adalah bukti terjadinya ramalan S Huntington tentang Clash of Civilization.
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
COVER B PERANG BHARATA YUDHA DIGITAL.docxSatyaWati3
PENGANTAR. Saat ini (2023) terjadi ramalan politik Samuel P. Huntington dalam artikelnya berjudul "The Clash of Civilizations" (1993), dengan inti sari : identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia pasca Perang Dingin. Tujuan para cendekiawan non Islam (yang dianggap Kafir) dunia adalah memerangi ideologi politik dan bisnis bangsa Arab yang dikemas dalam agama Islam, jadi bukan memusuhi melainkan justru menyayangi Muslim dan berupaya membebaskan Muslim sedunia dari agama Islam yang dianggap tidak benar. Dunia harus dibebaskan dari Islam, maka Muslim juga wajib dibebaskan dari Islam. Harus dibedakan antara Islam dan Muslim. Memang sebagian besar Muslim adalah baik, namun Islam dianggap membahayakan akal sehat dan ketentraman dunia, serta tidak cocok dengan budaya universal dunia yang didasari demokrasi, kebebasan berpendapat dan golden rule (adil pada sesama). Ajaran Islam banyak mengandung kekerasan, kekejaman, bias gender, ketidak adilan, sex, bersifat theokratis yang fasis dan anti kemajuan. Muslim yang baik adalah yang tidak menjalankan perintah nabi Muhammad dan tidak mencontoh tingkah laku nabi Muhammad, jadi sebenarnya sudah tidak percaya kepada Islam lagi, karena sudah menolak ajaran sex, kekerasan dan kekejaman Muhammad! Sejarah membuktikan bahwa akal sehat para cendekiawan dunia telah berhasil meruntuhkan mabok agama Kristen di Eropa dan paham Komunis, dan kini giliran Islam untuk dicerahkan.
Alasan lain pencerahan Islam adalah banyaknya serangan terhadap Kafir (Non Islam, terutama Kristen) oleh pemuka agama Islam, maka timbullah gelombang serangan balik yang bagaikan tsunami menghantam Islam. Islam bagaikan dikuliti sampai dengan tulang belulangnya, berbagai kesalahan fundamental Islam dibeberkan di internet terutama di Youtube dengan jelas, gamblang, sitematis, dan jujur karena berbasis fakta.
PERANG BHARATA YUDHA DIGITAL KEBUDAYAAN ISLAM LAWAN NON ISLAM DI INDONESIA
TINJAUAN AKADEMIS MENGAPA NON ISLAM MELAWAN PEMIKIRAN ISLAM
PENGANTAR. Saat ini (2023) terjadi ramalan politik Samuel P. Huntington dalam artikelnya berjudul "The Clash of Civilizations" (1993), dengan inti sari : identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia pasca Perang Dingin. Tujuan para cendekiawan non Islam (yang dianggap Kafir) dunia adalah memerangi ideologi politik dan bisnis bangsa Arab yang dikemas dalam agama Islam, jadi bukan memusuhi melainkan justru menyayangi Muslim dan berupaya membebaskan Muslim sedunia dari agama Islam yang dianggap tidak benar. Dunia harus dibebaskan dari Islam, maka Muslim juga wajib dibebaskan dari Islam. Harus dibedakan antara Islam dan Muslim. Memang sebagian besar Muslim adalah baik, namun Islam dianggap membahayakan akal sehat dan ketentraman dunia, serta tidak cocok dengan budaya universal dunia yang didasari demokrasi, kebebasan berpendapat dan golden rule (adil pada sesama). Ajaran Islam banyak mengandung kekerasan, kekejaman, bias gender, ketidak adilan, sex, bersifat theokratis yang fasis dan anti kemajuan.
Perang dunia peradaban antara dunia Barat melawan pemikiran Islam di Internet, beserta dampaknya di Indonesia. Ini adalah bukti terjadinya ramalan S Huntington tentang Clash of Civilization.
1. m.hizbut-tahrir.or.id/2012/10/01/ilusi-perdamaian-dunia/ 1/4
HOME BERITA TERBARU TENTANG KAMI FAQ DEKSTOP
Ilusi Perdamaian Dunia
October 1st, 2012 by farid
Sudah lebih dua pekan gelombang protes atas beredarnya film kontroversial Innocence Of
Muslims semakin massif dan tidak menunjukkan tanda tanda akan berakhir. Terakhir, aksi
ratusan pengunjuk rasa mengecam film anti Islam di Bangladesh pada hari Sabtu kemarin (22/9)
berakhir dengan bentrokan fisik. Di dalam negeri, sejumlah ormas Islam merespon film anti Islam
dengan melakukan aksi demo pada berbagai kota di Indonesia. Pada belahan dunia yang lain,
negara negara barat seolah menutup mata dan tidak kapok melakukan provokasi dengan
kembali melakukan penistaan dalam bentuk penerbitan kartun nabi Muhammad SAW yang
dimuat Majalah Charlie Hebdo terbitan Perancis. Majalah tersebut memuat empat karikatur Nabi
Muhammad, dan dua di antaranya menunjukkan nabi dalam keadaan telanjang pada rabu pekan
lalu.
Jika ketegangan terus berlanjut, bukan tidak mungkin gesekan yang terjadi akan semakin
terakumulasi dengan spektrum yang lebih luas hingga berujung pada benturan peradaban.
Padahal, jauh sebelum konflik terjadi, sejumlah tokoh intelektual dan agama giat melakukan
dialog antar peradaban sebagai jembatan untuk saling memahami dan menghargai perbedaan.
Bahkan, hingga kini proses dialog tersebut terus berlangsung secara intens guna menghasilkan
kesepahaman di tengah tengah perbedaan yang semakin menganga.
Tujuan akhir tak lain untuk menghindari benturan peradaban dan mewujudkan perdamaian dunia
khususnya antara perabadan barat dan Islam.
Dalam kenyataannya, eskalasi konflik yang semakin meningkat akhir akhir ini seolah menjadi
tanda bahwa dialog peradaban yang terjalin selama ini telah gagal dalam menuntaskan misi
perdamaian.
Kalau kita mau objektif, kegagalan dialog peradaban yang selama ini berjalan lebih disebabkan
arongansi negara negara barat yang memaksakan hegemoni atas dunia Islam. Dapat dikatakan
barat tidak benar benar tulus menjadikan dunia Islam sebagai mitra yang sejajar dan harus
VIDEO FOTO KEGIATAN
2. m.hizbut-tahrir.or.id/2012/10/01/ilusi-perdamaian-dunia/ 2/4
dihormati. Sejauh ini, barat masih memposisikan dunia Islam sebagai pesakitan mulai dengan
labelisasi teroris hingga aksi militer yang justru mencederai semangat perdamaian itu sendiri.
Perbedaan nilai nilai keyakinan antara barat dan Islam tidak menjadikan barat berusaha untuk
memahami dan menghargai perabadan Islam yang nota bene berperan besar dalam mewujudkan
superioritas dunia barat seperti sekarang ini.
Barat justru kerap bersikap egois dan memandang segala hal yang berbeda dengan nilai nilai
demokrasi barat sebagai ancaman yang harus di musnahkan.
Lewat proyek besar perang melawan terorisme pasca runtuhnya menara kembar WTC 11/9, AS
menempatkan Islam sebagai target politik dan militer yang dinilai menjadi inspirasi bagi lahirnya
kekerasan dan terorisme. Tuduhan pelaku terorisme yang disematkan kepada Osama bin laden
dan kepemilikan senjata pemusnah massal menjadi pintu bagi agresi militer Irak dan Afghanistan.
Akibatnya, jutaan rakyat tak berdosa menjadi korban atas tuduhan yang di kemudian hari tidak
terbukti.
Arogansi dan persepsi negatif tentang Islam itulah yang hingga kini bersemayam dalam benak
masyarakat barat. Sebuah persepsi yang menjadi inspirasi dan legalitas untuk melakukan
tindakan diskriminasi terhadap masyarakat muslim barat baik oleh individu maupun atas nama
negara. Mencuatnya film dan kartun nabi, pelarangan jilbab bagi muslimah di Perancis,
penyerangan fisik dan perusakan masjid pada sejumlah negara-negara barat menjadi potret
buram kebebasan beragama dan semakin memicu ketegangan antara barat dan Islam.
Dalam kondisi semacam ini, konflik yang terjadi tidak akan pernah usia selama tidak ada itikad
baik dari barat untuk memperbaiki hubungan dengan dunia Islam. Kalau barat serius, minimal ada
tiga langkah konkret yang harus dibuktikan sebagai bentuk komitmen barat dalam mewujudkan
perdamaian antar peradaban. Pertama, mulai detik ini barat harus belajar menghargai dan
memahami peradaban Islam secara utuh. Tidak hanya melalui dialog dialog semu, namun betul
betul teraplikasikan dalam kebijakan institusi negara. Pemerintah harus mampu memberikan
jaminan perlindungan dan kebebasan beragama bagi semua khususnya masyarakat muslim di
negara negara barat. Harus ada pengakuan dan penghormatan terhadap peradaban muslim
sebagai mitra yang sejajar, bukan sebagai pesakitan Kedua, barat harus menghentikan segala
bentuk invansi dan hegemoni politik ekonomi di dunia Islam. Intervensi politik yang kerap diwarnai
konflik dalam mendudukan para politisi pro barat di negeri negeri muslim harus segera diakhiri.
Termasuk menyudahi atas eksploitasi sumber daya alam oleh korporasi (perusahaan) besar
Amerika yang menguntungkan negara pemodal namun justru mensengsarakan rakyat seperti
tambang emas oleh Freeport di Papua.
Ketiga, barat juga harus legowo dan memberikan kebebasan terhadap umat Islam untuk
menentukan pilihan politik dan masa depan peradaban yang bersendikan nilai nilai ilahiah.
Dengan cara itulah proses perdamaian dan sinergi antarperadaban akan terwujud. Tapi, apakah
mungkin ?
3. m.hizbut-tahrir.or.id/2012/10/01/ilusi-perdamaian-dunia/ 3/4
Fatahillah, Pegiat Kajian Sosial Politik Tinggal di Pangkalan Bun, Kalteng (Borneonews, Senin,
1/10/ 2012)
Baca juga :
1. OKI Kaji Pembentukan Pasukan Penjaga Perdamaian di Dunia Islam
2. Obama: Perang Dibutuhkan demi Perdamaian
3. SBY: OKI dalam Posisi Terbaik Kampanyekan Perdamaian Dunia
4. Polling: Bush Ancaman Utama Perdamaian Dunia, Bukan Iran atau Korut
5. Memalukan, Irak dan Afghanistan Masih di Invasi AS, Obama Dapat Nobel Perdamaian
TweetTweet 0
Posted in Analisis | No comments
Previous post: Rohis efektif tangkal terorisme dan tawuran antarpelajar
Next post: [FOTO] HT Belanda Gelar Aksi Kecam Penghinaan Nabi Muhammad
Leave a comment
Name (required)
Mail (required, but not published)
Website
http://
Comment
Submit comment
HOME BERITA TERBARU TENTANG KAMI FAQ DEKSTOP
Like 0