SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
ILMU
BAHASA, ANTROPOLOGI, DAN
KOGNITIF
Sumber:
Bloch, Maurice. Language, Anthropology, Cognitive Science.

Dipresentasikan oleh: Heidyanne R. Kaeni
Linguistik - FIB UI
5 November 2012
KEBUDAYAAN DAN ILMU KOGNITIF (1)
                   Gambaran ilmu kognitif (biasanya):
                              psikologi kognitif, filsafat,
                     neurofilsafat, kecerdasan buatan,
                                  linguistik, antropologi

                                               Antropologi
                               dianggap mitra bayangan
           yang diperhitungkan hanya antropologi kognitif
                     padahal beberapa teori ilmu kognitif
                  merupakan pokok perhatian antropologi
          dan seharusnya menuntun para antropolog untuk
           menguji kembali dasar-dasar pemikiran mereka
KEBUDAYAAN DAN ILMU KOGNITIF (2)
   Perbedaan kajian antropolog sosial & budaya:
     budaya  kebutuhan yang harus diketahui untuk
      beroperasi secara efektif dalam lingkungan tertentu;
     sosial  organisasi sosial dan tingkah laku yang
      menghubungkan satu orang dengan orang lainnya.
   Ketidakmutlakan perbedaan:
     antropolog budaya memperoleh kebudayaan melalui
      pengamatan terhadap kegiatan komunikatif;
     antropolog sosial harus membangun sebuah representasi
      kebudayaan masyarakat untuk dapat mengerti kegiatan-
      kegiatan mereka.
     Beberapa konsep kebudayaaan perlu untuk
    semua antropolog budaya dan sosial.
KEBUDAYAAN DAN ILMU KOGNITIF (3)
   Kebudayaan tidak terpisahkan dari bahasa
     karena kebudayaan dipikirkan & diteruskan melalui bahasa;
     karena kebudayaan pada akhirnya “sangat menyerupai”
      bahasa.
   Jika kebudayaan = keseluruhan atau bagian dari apa yang
    harus diketahui orang dalam lingkungan sosial tertentu
    untuk beroperasi secara efisien, maka:
       orang harus telah memperoleh pengetahuan tersebut
         melalui pengembangan potensi bawaan, atau
         dari sumber-sumber luar, atau

         kombinasi kedua hal di atas

       pengetahuan yang diperoleh terus menerus disimpan dalam
        cara yang membuatnya relatif mudah diakses ketika dibutuhkan
PEMBENTUKAN KONSEP (1)
 Gagasan lama: anak belajar konsep klasifikasi
  sebagai definisi penting dan minimal.
 Pemahaman sekarang: konsep dibentuk melalui
  referensi kembali pada bentuk dasar (prototipe).
 Contoh: konsep rumah
     bukan daftar ciri penting, tetapi membandingkan
     dengan sekelompok ciri yang mirip.
PEMBENTUKAN KONSEP (2)
   Bentuk mental konsep klasifikasi melibatkan jaringan pola
    teoretis-praktis yang implisit dan longgar atas suatu
    pengetahuan berdasarkan pengalaman “contoh terbaik”.
   Aspek signifikan dari cara konsep klasifikasi ini adalah apa
    yang membuatnya isomorfis dengan naskah & skema.
   Naskah & skema : jaringan prosedur atau pemahaman-
    pemahaman yang memungkinkan kita untuk berurusan
    dengan situasi-situasi berulang dan standar.
   Contoh:
       menyiapkan sarapan
         diciptakan secara budaya
PEMBENTUKAN KONSEP (3)
              o Tidak ada hubungan keharusan
              antara konsep dan kata.
              Ini diperjelas dalam contoh
              pemikiran konseptual anak-anak
              prelinguistik: memiliki konsep
              „rumah‟ sebelum mereka dapat
              mengatakan kata rumah.
              Berbagai kajian menunjukkan
              bahwa perolehan semantik leksikal
              oleh anak-anak sebagian besar
              merupakan masalah mencoba
              mencocokkan kata-kata pada
              konsep-konsep yang telah
              terbentuk.
PEMBENTUKAN KONSEP (4)
   Usaha pemisahan konsep mental
    dan leksikon ditinjau ulang berkat
    karya „perolehan semantik‟
    (Boweman, 1977).
     membuktikan pergerakan bolak-balik
      yang terus menerus antara aspek-
      aspek klasifikasi yang diperkenalkan
      melalui bahasa dan konsep-konsep
      mental;
     contoh: anak belajar untuk
      mengekspresikan konsep melalui kata-
      kata.
 pergerakan dialektikal
PEMBENTUKAN KONSEP (5)

   Kesimpulan sementara:
     bahwa banyak pengetahuan pada dasarnya merupakan
      bentuk nonlinguistik;
     bahwa konsep-konsep melibatkan jaringan-jaringan
      implisit atas makna-makna yang dibentuk melalui
      pengalaman dan praktik dalam dunia eksternal;
     bahwa dalam keadaan tertentu, pengetahuan
      nonlinguistik dapat diberikan pada bahasa dan
      kemudian mengambil bentuk wacana eksplisit, tetapi
      terjadi perubahan sifat dalam prosesnya.
BEBERAPA IMPLIKASI DARI MEMPELAJARI KETERAMPILAN
& MENGEMBANGKAN KEAHLIAN (1)
   Bidang bersama psikologi kognitif-antropologi juga
    mengungkapkan pentingnya pengetahuan nonlinguistik
    kajian terhadap cara kita mempelajari pekerjaan-pekerjaan praktis
    sehari-hari.
   Banyak pengetahuan diwariskan secara budaya dalam
    cara-cara yang berbeda:
     masyarakat berpendidikan tinggi  instruksi eksplisit
     masyarakat non industri partisipasi & peniruan (bertahap)
BEBERAPA IMPLIKASI DARI MEMPELAJARI KETERAMPILAN
& MENGEMBANGKAN KEAHLIAN (2)
   Analisis para antropolog: bahasa berperan kecil dalam
    pewarisan pengetahuan.
     Borofsky  kepulauan Polynesian di Pukapuka
     Lave  Liberian tailors (Afrika Barat)
     Pewarisan pengetahuan cenderung terjadi dalam konteks
      kegiatan sehari-hari melalui observasi dan praktik langsung
      dengan hanya sejumlah kecil instruksi verbal langsung.


   Pengajaran asli diterima melalui bahasa, tetapi proses
    menjadi ahli melibatkan transformasi proposisi ke
    pengetahuan nonlinguistik yang mendasar.
     Guru: implisit  eksplisit, murid: eksplisit  implisit
     Keuntungan dalam masyarakat non industri: memotong
      transformasi ganda.
BEBERAPA IMPLIKASI DARI MEMPELAJARI KETERAMPILAN
& MENGEMBANGKAN KEAHLIAN (3)

              pemula                                  ahli




   beberapa pengajaran dilakukan        cepat, efisien, otomatis
    secara verbal  siswa masih          tidak berpikir tentang yang
    sering berpikir dalam kata-kata       dilakukan dalam kata-kata
   belum banyak latihan, belum          banyak praktik, mengingat banyak
    mengetahui banyak konfigurasi        konfigurasi lebih mudah dan cepat
    belum mengenali banyak                 dapat mengatasi situasi yang
    situasi, belum tahu bagaimana         dikenal maupun situasi baru
    mengatasi situasi baru
BEBERAPA IMPLIKASI DARI MEMPELAJARI KETERAMPILAN
& MENGEMBANGKAN KEAHLIAN (4)
   Belajar menjadi ahli  membangun mekanisme kognitif
     mekanisme yang hanya berkaitan dengan bidang tertentu;
     mekanisme yang dapat mengatasi suatu informasi yang
      berhubungan dengan bidang kegiatan tersebut dengan cepat &
      efisien, meskipun kasus yang sudah pernah ditemui sebelumnya
      tidak persis sama.


   Beberapa karya terakhir menunjukkan bahwa belajar
    menjadi ahli dalam bidang-bidang yang dikenal merupakan
    pendahuluan yang diperlukan untuk jenis pembelajaran
    lainnya dan agar mampu mengatasi hal yang kurang
    dikenal dan kurang dapat diprediksi.
KONEKSIONISME DAN TANTANGAN
             UNTUK MODEL-MODEL LOGIS SENTENSIAL (1)



 Teori koneksionisme diperlukan karena model linier
  sentensial (model logis-kalimat yang secara umum mirip
  bentuk semantik dari bahasa alamiah) tidak dapat
  diperhitungkan untuk kecepatan dan efisiensi dalam
  pekerjaan sehari-hari.
 Koneksionisme merupakan teori alternatif
  pemikiran, menunjukkan bahwa kita mengakses
  pengetahuan dari memori dan dari persepsi atas dunia
  eksternal melalui sejumlah satuan pengolahan yang
  bekerja paralel dan serempak memberikan informasi, lalu
  informasi yang diterima ini dianalisis secara serempak.
KONEKSIONISME DAN TANTANGAN
UNTUK MODEL-MODEL LOGIS SENTENSIAL (2)

   Koneksionisme dapat menjelaskan:
     betapa banyaknya kebudayaan dalam pikiran
      manusia;
     mengapa jenis kebudayaan ini tidak dapat menjadi
      linguistik atau menyerupai bahasa.


   Untuk dapat menjadikan kebudayaan efisien
    dibutuhkan konstruksi atas jaringan-jaringan
    bidang yang berhubungan secara relevan, yang
    dengan sifatnya tidak dapat disimpan atau
    diakses melalui bentuk-bentuk logis sentensial.
PENGETAHUAN DALAM KATA-KATA

   Kebudayaan bukan linguistik dan tidak pula menyerupai
    bahasa, tetapi bukan berarti bahasa tidak penting.
   Berlawanan dengan apa yang cenderung diasumsikan para
    antropolog, kita perlu melihat fenomena lingustik sebagai suatu
    bagian kebudayaan yang sebagian besar berupa nonlinguistik.
   Alih-alih memanfaatkan bahasa begitu saja, kita perlu melihat
    kehadirannya sebagai penjelasan yang dibutuhkan.
   Proses memasukkan pengetahuan ke dalam kata-kata
    membutuhkan suatu transformasi dalam sifat pengetahuan yang
    mana kata-kata kemudian hanya akan memiliki hubungan yang
    jauh pada pengetahuan yang dirujuk.
   Namun, proses memasukkan pengetahuan ke dalam kata-kata
    juga mungkin melibatkan kemajuan dalam bidang-bidang yang
    berbeda, pada transformasi konsep-konsep prototipe menjadi
    konsep-konsep klasik (dengan suatu checklist atas ciri-ciri yang
    cukup dan diperlukan).
IMPLIKASI-IMPLIKASI UNTUK ANTROPOLOGI (1)
   Diskusi kita tentang bagaimana cara pengetahuan diatur
    memiliki implikasi mendasar untuk antropologi:
     bahwa kebudayaan mungkin merupakan jenis fenomena yang
      berbeda dari apa yang sebelumnya terpikir;
       Hingga saat ini, antropologi telah mencoba menganalisis
      kebudayaan melalui model-model pemikiran masyarakat yang
      berlaku hanya untuk pengetahuan logis sentensial (hanya
      sebagian kecil dari seluruh pengetahuan).
     implikasi-implikasi metodologis.
       Antropolog tidak menghasilkan kembali organisasi
      pengetahuan orang yang ia pelajari, tetapi
      mentransmutasikannya ke sebuah bentuk logis yang sama
      sekali berbeda.
IMPLIKASI-IMPLIKASI UNTUK ANTROPOLOGI (2)
   Para antropolog memiliki keuntungan melebihi ilmuwan kognitif lainnya
    karena mereka telah memiliki teknik yang dianjurkan oleh Malinowski:
    pengamatan partisipan.
       Pengamatan partisipan membuat kita memahami prosedur mana yang
        harus dipelajari orang-orang tersebut dan memungkinkan kita untuk
        menguji apakah kita belajar secara benar dengan mengamati peningkatan
        kemampuan kita dalam melakukan berbagai pekerjaan secepat informan
        kita.
   Yang perlu ditekankan ketika menjelaskan tentang bagaimana kita
    mengerjakan hal-hal berlawanan dengan yang dijalankan ilmuwan
    kognitif atau sosial:
       pentingnya kita terikat pada kegiatan harian;
       bagaimana kita meyakini bahwa aspek terpenting kebudayaan tertanam
        pada dasar-dasar pikiran tindakan.
 Para antropolog membutuhkan para ilmuwan kognitif lainnya dan para
 ilmuwan kognitif itu juga akan diuntungkan dari kerjasama dengan para
 antropolog yang memiliki pengalaman pengamatan partisipan.
SUMBER GAMBAR

        http://metaproducts.nl
          http://nwlink.com
    http://purplehousehostel.com
           http://123rf.com
      http://americanbedu.com
         http://kidsfront.com
http://warungbarangantik.blogspot.com
      http://cellphonesafety.org
      http://recreation.slco.org
 http://2013.laschool4education.com
       http://lasalle-pibrac.net
       http://clipartguide.com
       http://illustrationof.com

More Related Content

What's hot

Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniMichelle Rumawir
 
Power Point Media dan Sumber Belajar
Power Point Media dan Sumber BelajarPower Point Media dan Sumber Belajar
Power Point Media dan Sumber Belajarrina afriani
 
Perkembangan fisik&kognitif dewasa awal
Perkembangan fisik&kognitif dewasa awalPerkembangan fisik&kognitif dewasa awal
Perkembangan fisik&kognitif dewasa awalyohana purwa c
 
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bner
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bnerPpt perkembangan kognitif dan bahasa bner
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bnerSalma Van Licht
 
Teori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikTeori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikIndah Fatmawati
 
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialMetode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialAnis Qurli
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingDeniganteng93
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiLtfltf
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiSeta Wicaksana
 
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikanTujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikanHana Hafifah
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafatsayid bukhari
 
10. hubungan antara profesi konselor dengan dokter, psikiater
10. hubungan antara profesi konselor dengan dokter, psikiater10. hubungan antara profesi konselor dengan dokter, psikiater
10. hubungan antara profesi konselor dengan dokter, psikiaterkomisariatimmbpp
 
Stimulus Organism Response Theory
Stimulus Organism Response TheoryStimulus Organism Response Theory
Stimulus Organism Response Theorymankoma2013
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialelmakrufi
 

What's hot (20)

Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
Power Point Media dan Sumber Belajar
Power Point Media dan Sumber BelajarPower Point Media dan Sumber Belajar
Power Point Media dan Sumber Belajar
 
Perkembangan fisik&kognitif dewasa awal
Perkembangan fisik&kognitif dewasa awalPerkembangan fisik&kognitif dewasa awal
Perkembangan fisik&kognitif dewasa awal
 
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bner
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bnerPpt perkembangan kognitif dan bahasa bner
Ppt perkembangan kognitif dan bahasa bner
 
Teori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikTeori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: Humanistik
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
 
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosialMetode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
Metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial
 
Komunikasi pendidikan
Komunikasi pendidikanKomunikasi pendidikan
Komunikasi pendidikan
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
 
Power poin membaca
Power poin membacaPower poin membaca
Power poin membaca
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
 
Teori belajar bahasa
Teori belajar bahasaTeori belajar bahasa
Teori belajar bahasa
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikanTujuan batas dan kemungkinan pendidikan
Tujuan batas dan kemungkinan pendidikan
 
PPT Tokoh Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Tokoh Pendidikan Anak Usia Dini PPT Tokoh Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Tokoh Pendidikan Anak Usia Dini
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 
10. hubungan antara profesi konselor dengan dokter, psikiater
10. hubungan antara profesi konselor dengan dokter, psikiater10. hubungan antara profesi konselor dengan dokter, psikiater
10. hubungan antara profesi konselor dengan dokter, psikiater
 
Materi kuliah teori belajar bahasa
Materi kuliah teori belajar bahasaMateri kuliah teori belajar bahasa
Materi kuliah teori belajar bahasa
 
Stimulus Organism Response Theory
Stimulus Organism Response TheoryStimulus Organism Response Theory
Stimulus Organism Response Theory
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosial
 

Similar to Ilmu bahasa, antropologi, dan kognitif

Community language learning
Community language learningCommunity language learning
Community language learningYuzz Niee
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Kuliah 1 - Psikolingusitik dan PdP BM.pptx.ppt
Kuliah 1 - Psikolingusitik dan PdP BM.pptx.pptKuliah 1 - Psikolingusitik dan PdP BM.pptx.ppt
Kuliah 1 - Psikolingusitik dan PdP BM.pptx.pptthevaranjani
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Konsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistikKonsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistiksashiera armhie
 
Vol 1 no_1_desember_2014_6_rukman_pala-80e7f-2142_509
Vol 1 no_1_desember_2014_6_rukman_pala-80e7f-2142_509Vol 1 no_1_desember_2014_6_rukman_pala-80e7f-2142_509
Vol 1 no_1_desember_2014_6_rukman_pala-80e7f-2142_509STISIPWIDURI
 
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikKelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikRicky Subagya
 
akulturasi, enkulturasi, proses pembudayaan dan teori belajar.docx
akulturasi, enkulturasi, proses pembudayaan dan teori belajar.docxakulturasi, enkulturasi, proses pembudayaan dan teori belajar.docx
akulturasi, enkulturasi, proses pembudayaan dan teori belajar.docxNurlianOktaviani
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxSALMIARISAM
 
اكتساب المعلومات والخبرات في استخدام اللغة The competition model Alternative ...
اكتساب المعلومات والخبرات في استخدام اللغة The competition model Alternative ...اكتساب المعلومات والخبرات في استخدام اللغة The competition model Alternative ...
اكتساب المعلومات والخبرات في استخدام اللغة The competition model Alternative ...amdhown
 
Dimensi Sosial Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
Dimensi Sosial Dalam Pembelajaran Bahasa KeduaDimensi Sosial Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
Dimensi Sosial Dalam Pembelajaran Bahasa KeduaAlfiyah Rizzy Afdiquni
 
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.docx
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.docxTeori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.docx
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.docxZukét Printing
 
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.pdf
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.pdfTeori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.pdf
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.pdfZukét Printing
 
metodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).pptmetodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).pptBerynImtihan1
 

Similar to Ilmu bahasa, antropologi, dan kognitif (20)

Teori belajar bahasa
Teori belajar bahasaTeori belajar bahasa
Teori belajar bahasa
 
Community language learning
Community language learningCommunity language learning
Community language learning
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Kuliah 1 - Psikolingusitik dan PdP BM.pptx.ppt
Kuliah 1 - Psikolingusitik dan PdP BM.pptx.pptKuliah 1 - Psikolingusitik dan PdP BM.pptx.ppt
Kuliah 1 - Psikolingusitik dan PdP BM.pptx.ppt
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Konsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistikKonsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistik
 
Vol 1 no_1_desember_2014_6_rukman_pala-80e7f-2142_509
Vol 1 no_1_desember_2014_6_rukman_pala-80e7f-2142_509Vol 1 no_1_desember_2014_6_rukman_pala-80e7f-2142_509
Vol 1 no_1_desember_2014_6_rukman_pala-80e7f-2142_509
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikKelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
 
akulturasi, enkulturasi, proses pembudayaan dan teori belajar.docx
akulturasi, enkulturasi, proses pembudayaan dan teori belajar.docxakulturasi, enkulturasi, proses pembudayaan dan teori belajar.docx
akulturasi, enkulturasi, proses pembudayaan dan teori belajar.docx
 
makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif makalah Transformasi generatif
makalah Transformasi generatif
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docx
 
اكتساب المعلومات والخبرات في استخدام اللغة The competition model Alternative ...
اكتساب المعلومات والخبرات في استخدام اللغة The competition model Alternative ...اكتساب المعلومات والخبرات في استخدام اللغة The competition model Alternative ...
اكتساب المعلومات والخبرات في استخدام اللغة The competition model Alternative ...
 
Nicky
NickyNicky
Nicky
 
Nicky
NickyNicky
Nicky
 
Dimensi Sosial Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
Dimensi Sosial Dalam Pembelajaran Bahasa KeduaDimensi Sosial Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
Dimensi Sosial Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
 
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.docx
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.docxTeori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.docx
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.docx
 
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.pdf
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.pdfTeori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.pdf
Teori Belajar Bahasa Teori dalam Pembelajaran Bahasa.pdf
 
metodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).pptmetodologi-antropologi (1).ppt
metodologi-antropologi (1).ppt
 
teori komunikasi
teori komunikasiteori komunikasi
teori komunikasi
 

Ilmu bahasa, antropologi, dan kognitif

  • 1. ILMU BAHASA, ANTROPOLOGI, DAN KOGNITIF Sumber: Bloch, Maurice. Language, Anthropology, Cognitive Science. Dipresentasikan oleh: Heidyanne R. Kaeni Linguistik - FIB UI 5 November 2012
  • 2. KEBUDAYAAN DAN ILMU KOGNITIF (1)  Gambaran ilmu kognitif (biasanya): psikologi kognitif, filsafat, neurofilsafat, kecerdasan buatan, linguistik, antropologi  Antropologi dianggap mitra bayangan  yang diperhitungkan hanya antropologi kognitif  padahal beberapa teori ilmu kognitif merupakan pokok perhatian antropologi dan seharusnya menuntun para antropolog untuk menguji kembali dasar-dasar pemikiran mereka
  • 3. KEBUDAYAAN DAN ILMU KOGNITIF (2)  Perbedaan kajian antropolog sosial & budaya:  budaya  kebutuhan yang harus diketahui untuk beroperasi secara efektif dalam lingkungan tertentu;  sosial  organisasi sosial dan tingkah laku yang menghubungkan satu orang dengan orang lainnya.  Ketidakmutlakan perbedaan:  antropolog budaya memperoleh kebudayaan melalui pengamatan terhadap kegiatan komunikatif;  antropolog sosial harus membangun sebuah representasi kebudayaan masyarakat untuk dapat mengerti kegiatan- kegiatan mereka.  Beberapa konsep kebudayaaan perlu untuk semua antropolog budaya dan sosial.
  • 4. KEBUDAYAAN DAN ILMU KOGNITIF (3)  Kebudayaan tidak terpisahkan dari bahasa  karena kebudayaan dipikirkan & diteruskan melalui bahasa;  karena kebudayaan pada akhirnya “sangat menyerupai” bahasa.  Jika kebudayaan = keseluruhan atau bagian dari apa yang harus diketahui orang dalam lingkungan sosial tertentu untuk beroperasi secara efisien, maka:  orang harus telah memperoleh pengetahuan tersebut  melalui pengembangan potensi bawaan, atau  dari sumber-sumber luar, atau  kombinasi kedua hal di atas  pengetahuan yang diperoleh terus menerus disimpan dalam cara yang membuatnya relatif mudah diakses ketika dibutuhkan
  • 5. PEMBENTUKAN KONSEP (1)  Gagasan lama: anak belajar konsep klasifikasi sebagai definisi penting dan minimal.  Pemahaman sekarang: konsep dibentuk melalui referensi kembali pada bentuk dasar (prototipe).  Contoh: konsep rumah  bukan daftar ciri penting, tetapi membandingkan dengan sekelompok ciri yang mirip.
  • 6. PEMBENTUKAN KONSEP (2)  Bentuk mental konsep klasifikasi melibatkan jaringan pola teoretis-praktis yang implisit dan longgar atas suatu pengetahuan berdasarkan pengalaman “contoh terbaik”.  Aspek signifikan dari cara konsep klasifikasi ini adalah apa yang membuatnya isomorfis dengan naskah & skema.  Naskah & skema : jaringan prosedur atau pemahaman- pemahaman yang memungkinkan kita untuk berurusan dengan situasi-situasi berulang dan standar.  Contoh:  menyiapkan sarapan  diciptakan secara budaya
  • 7. PEMBENTUKAN KONSEP (3) o Tidak ada hubungan keharusan antara konsep dan kata. Ini diperjelas dalam contoh pemikiran konseptual anak-anak prelinguistik: memiliki konsep „rumah‟ sebelum mereka dapat mengatakan kata rumah. Berbagai kajian menunjukkan bahwa perolehan semantik leksikal oleh anak-anak sebagian besar merupakan masalah mencoba mencocokkan kata-kata pada konsep-konsep yang telah terbentuk.
  • 8. PEMBENTUKAN KONSEP (4)  Usaha pemisahan konsep mental dan leksikon ditinjau ulang berkat karya „perolehan semantik‟ (Boweman, 1977).  membuktikan pergerakan bolak-balik yang terus menerus antara aspek- aspek klasifikasi yang diperkenalkan melalui bahasa dan konsep-konsep mental;  contoh: anak belajar untuk mengekspresikan konsep melalui kata- kata.  pergerakan dialektikal
  • 9. PEMBENTUKAN KONSEP (5)  Kesimpulan sementara:  bahwa banyak pengetahuan pada dasarnya merupakan bentuk nonlinguistik;  bahwa konsep-konsep melibatkan jaringan-jaringan implisit atas makna-makna yang dibentuk melalui pengalaman dan praktik dalam dunia eksternal;  bahwa dalam keadaan tertentu, pengetahuan nonlinguistik dapat diberikan pada bahasa dan kemudian mengambil bentuk wacana eksplisit, tetapi terjadi perubahan sifat dalam prosesnya.
  • 10. BEBERAPA IMPLIKASI DARI MEMPELAJARI KETERAMPILAN & MENGEMBANGKAN KEAHLIAN (1)  Bidang bersama psikologi kognitif-antropologi juga mengungkapkan pentingnya pengetahuan nonlinguistik kajian terhadap cara kita mempelajari pekerjaan-pekerjaan praktis sehari-hari.  Banyak pengetahuan diwariskan secara budaya dalam cara-cara yang berbeda:  masyarakat berpendidikan tinggi  instruksi eksplisit  masyarakat non industri partisipasi & peniruan (bertahap)
  • 11. BEBERAPA IMPLIKASI DARI MEMPELAJARI KETERAMPILAN & MENGEMBANGKAN KEAHLIAN (2)  Analisis para antropolog: bahasa berperan kecil dalam pewarisan pengetahuan.  Borofsky  kepulauan Polynesian di Pukapuka  Lave  Liberian tailors (Afrika Barat)  Pewarisan pengetahuan cenderung terjadi dalam konteks kegiatan sehari-hari melalui observasi dan praktik langsung dengan hanya sejumlah kecil instruksi verbal langsung.  Pengajaran asli diterima melalui bahasa, tetapi proses menjadi ahli melibatkan transformasi proposisi ke pengetahuan nonlinguistik yang mendasar.  Guru: implisit  eksplisit, murid: eksplisit  implisit  Keuntungan dalam masyarakat non industri: memotong transformasi ganda.
  • 12. BEBERAPA IMPLIKASI DARI MEMPELAJARI KETERAMPILAN & MENGEMBANGKAN KEAHLIAN (3) pemula ahli  beberapa pengajaran dilakukan  cepat, efisien, otomatis secara verbal  siswa masih  tidak berpikir tentang yang sering berpikir dalam kata-kata dilakukan dalam kata-kata  belum banyak latihan, belum  banyak praktik, mengingat banyak mengetahui banyak konfigurasi  konfigurasi lebih mudah dan cepat belum mengenali banyak  dapat mengatasi situasi yang situasi, belum tahu bagaimana dikenal maupun situasi baru mengatasi situasi baru
  • 13. BEBERAPA IMPLIKASI DARI MEMPELAJARI KETERAMPILAN & MENGEMBANGKAN KEAHLIAN (4)  Belajar menjadi ahli  membangun mekanisme kognitif  mekanisme yang hanya berkaitan dengan bidang tertentu;  mekanisme yang dapat mengatasi suatu informasi yang berhubungan dengan bidang kegiatan tersebut dengan cepat & efisien, meskipun kasus yang sudah pernah ditemui sebelumnya tidak persis sama.  Beberapa karya terakhir menunjukkan bahwa belajar menjadi ahli dalam bidang-bidang yang dikenal merupakan pendahuluan yang diperlukan untuk jenis pembelajaran lainnya dan agar mampu mengatasi hal yang kurang dikenal dan kurang dapat diprediksi.
  • 14. KONEKSIONISME DAN TANTANGAN UNTUK MODEL-MODEL LOGIS SENTENSIAL (1)  Teori koneksionisme diperlukan karena model linier sentensial (model logis-kalimat yang secara umum mirip bentuk semantik dari bahasa alamiah) tidak dapat diperhitungkan untuk kecepatan dan efisiensi dalam pekerjaan sehari-hari.  Koneksionisme merupakan teori alternatif pemikiran, menunjukkan bahwa kita mengakses pengetahuan dari memori dan dari persepsi atas dunia eksternal melalui sejumlah satuan pengolahan yang bekerja paralel dan serempak memberikan informasi, lalu informasi yang diterima ini dianalisis secara serempak.
  • 15. KONEKSIONISME DAN TANTANGAN UNTUK MODEL-MODEL LOGIS SENTENSIAL (2)  Koneksionisme dapat menjelaskan:  betapa banyaknya kebudayaan dalam pikiran manusia;  mengapa jenis kebudayaan ini tidak dapat menjadi linguistik atau menyerupai bahasa.  Untuk dapat menjadikan kebudayaan efisien dibutuhkan konstruksi atas jaringan-jaringan bidang yang berhubungan secara relevan, yang dengan sifatnya tidak dapat disimpan atau diakses melalui bentuk-bentuk logis sentensial.
  • 16. PENGETAHUAN DALAM KATA-KATA  Kebudayaan bukan linguistik dan tidak pula menyerupai bahasa, tetapi bukan berarti bahasa tidak penting.  Berlawanan dengan apa yang cenderung diasumsikan para antropolog, kita perlu melihat fenomena lingustik sebagai suatu bagian kebudayaan yang sebagian besar berupa nonlinguistik.  Alih-alih memanfaatkan bahasa begitu saja, kita perlu melihat kehadirannya sebagai penjelasan yang dibutuhkan.  Proses memasukkan pengetahuan ke dalam kata-kata membutuhkan suatu transformasi dalam sifat pengetahuan yang mana kata-kata kemudian hanya akan memiliki hubungan yang jauh pada pengetahuan yang dirujuk.  Namun, proses memasukkan pengetahuan ke dalam kata-kata juga mungkin melibatkan kemajuan dalam bidang-bidang yang berbeda, pada transformasi konsep-konsep prototipe menjadi konsep-konsep klasik (dengan suatu checklist atas ciri-ciri yang cukup dan diperlukan).
  • 17. IMPLIKASI-IMPLIKASI UNTUK ANTROPOLOGI (1)  Diskusi kita tentang bagaimana cara pengetahuan diatur memiliki implikasi mendasar untuk antropologi:  bahwa kebudayaan mungkin merupakan jenis fenomena yang berbeda dari apa yang sebelumnya terpikir;  Hingga saat ini, antropologi telah mencoba menganalisis kebudayaan melalui model-model pemikiran masyarakat yang berlaku hanya untuk pengetahuan logis sentensial (hanya sebagian kecil dari seluruh pengetahuan).  implikasi-implikasi metodologis.  Antropolog tidak menghasilkan kembali organisasi pengetahuan orang yang ia pelajari, tetapi mentransmutasikannya ke sebuah bentuk logis yang sama sekali berbeda.
  • 18. IMPLIKASI-IMPLIKASI UNTUK ANTROPOLOGI (2)  Para antropolog memiliki keuntungan melebihi ilmuwan kognitif lainnya karena mereka telah memiliki teknik yang dianjurkan oleh Malinowski: pengamatan partisipan.  Pengamatan partisipan membuat kita memahami prosedur mana yang harus dipelajari orang-orang tersebut dan memungkinkan kita untuk menguji apakah kita belajar secara benar dengan mengamati peningkatan kemampuan kita dalam melakukan berbagai pekerjaan secepat informan kita.  Yang perlu ditekankan ketika menjelaskan tentang bagaimana kita mengerjakan hal-hal berlawanan dengan yang dijalankan ilmuwan kognitif atau sosial:  pentingnya kita terikat pada kegiatan harian;  bagaimana kita meyakini bahwa aspek terpenting kebudayaan tertanam pada dasar-dasar pikiran tindakan.  Para antropolog membutuhkan para ilmuwan kognitif lainnya dan para ilmuwan kognitif itu juga akan diuntungkan dari kerjasama dengan para antropolog yang memiliki pengalaman pengamatan partisipan.
  • 19. SUMBER GAMBAR http://metaproducts.nl http://nwlink.com http://purplehousehostel.com http://123rf.com http://americanbedu.com http://kidsfront.com http://warungbarangantik.blogspot.com http://cellphonesafety.org http://recreation.slco.org http://2013.laschool4education.com http://lasalle-pibrac.net http://clipartguide.com http://illustrationof.com