Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas hubungan antara nilai-nilai profesional dan perilaku caring terhadap kualitas asuhan keperawatan, di mana nilai-nilai profesional dan caring berperan penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan meningkatkan kepuasan pasien.
Rumah sakit yang sedang berproses untuk menyiapkan akreditasi dengan sistem standarisasi versi tahun 2012 mengenal prinsip koordinasi pelayanan yang diterjemahkan dalam peran case manager. Istilah ini memang belum terlalu dikenal di Indonesia, walaupun sepuluh tahun terakhir ini sudah beberapa kali diperbincangkan dalam berbagai forum manajemen rumah sakit di Indonesia. Case manager adalah pelaku proses case management. Rasanya baik bila kita mencari istilah bahasa Indonesia saja, jadi pengelola kasus (case manager) adalah pelaku proses pengelolaan kasus (case management).
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Â
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Â
Hubungan antara Nilai-Nilai Profesional dan Perilaku Caring terhadap Kualitas Asuhan Keperawatan
1. Hubungan Antara Nilai-Nilai Profesional dan Perilaku Caring terhadap
Kualitas Asuhan Keperawatan
Sarah Sabillah
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia, Depok
Manusia lahir tidak dengan membawa nilai-nilai, melainkan manusia memperoleh suatu nilai
dari lingkungan serta latar belakang di mana dia tumbuh. Nilai berkaitan erat dengan hati nurani
manusia yang mengacu pada pengaruh prinsip atau kepercayaan perilaku. Nilai juga bersifat
abstrak yang dapat berubah atau berkembang. Nilai dapat berubah atau berkembang karena
memiliki komponen kognitif, afektif, dan perilaku: tentang pikiran yang diinginkan oleh individu;
perasaan yang diinginkan oleh individu; tindakan yang dihasilkan dari sebuah pikiran dan
perasaan. Oleh karena itu, nilai sangat melekat pada keyakinan inti (hati nurani) manusia yang
berfungsi sebagai pedoman dan motivasi dalam sikap dan tindakan sehingga dapat membentuk
perilaku profesional. (Baille & Black, 2015)
Perilaku profesional mengandung nilai yang benar. Nilai dapat dikatakan benar dan diterima
secara umum apabila nilai tersebut memiliki dampak positif bagi pelaku dan orang lain (Gunawan,
2012). Selain itu, perilaku profesional sangat dibutuhkan pada setiap profesi sebab akan
berpengaruh terhadap manfaat atau tidaknya tindakan yang diberikan kepada orang lain (Farelya
& Nurrobikha, 2018). Salah satunya pada profesi keperawatan, terdapat nilai-nilai profesional
yang berfungsi sebagai fondasi dan panduan perawat dalam melaksanakan fungsi keperawatan
kepada klien. Keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional mencakup pemenuhan
kebutuhan dasar kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, jiwa,
dan sosial dengan tujuan tercapainya derajat kesehatan yang optimal (Nursalam, 2008). Dengan
melaksanakan fungsi keperawatan sesuai dengan nilai-nilai profesional, maka klien akan
mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas serta rasa puas terhadap pelayanan
keperawatan.
Nilai profesional merupakan standar perilaku yang telah ditetapkan oleh praktisi dan
kelompok profesional yang digunakan sebagai kerangka kerja agar dapat dievaluasi mengenai
sikap dan keyakinan yang memengaruhi perilaku (Ramadan & M, 2017). Naagazan (2006)
menyatakan bahwa nilai berkaitan dengan pengalaman dan emosi individu pada suatu pilihan,
keputusan dan tindakan dalam melakukan pelayanan. Menurut Jansen & Stauffacher (dalam
Alimiyah, 2015), nilai profesional merupakan landasan dari kode etik sebagai standar yang harus
dipenuhi oleh perawat advanced. Menurut Watson (2005), nilai profesional juga merupakan hasil
cerminan dan pengembangan nilai individu ketika bersosialisasi dalam keperawatan. Oleh karena
itu, sesuai dengan American Assosiation of College of Nursing (2008) menyatakan bahwa nilai
profesional merupakan bagian penting dari pendidikan sarjana keperawatan. Sebab, nilai-nilai
tersebut beroperasi sebagai struktur dalam pengambilan keputusan klinis dan praktik keperawatan
serta memberikan kontribusi berupa komitmen profesional. Nilai profesional dapat dibuktikan dari
sikap yang mampu memengaruhi suatu perilaku dan tindakan (Fisher, 2014). Dalam keperawatan,
nilai profesional memiliki fungsi tambahan, yaitu dalam meningkatkan kepuasaan perawatan bagi
pasien, retensi, dan komitmen dalam berorganisasi (Ramadan & M, 2017)
2. Nilai profesional keperawatan merupakan sebuah fondasi perilaku praktik dalam
berinteraksi dengan klien, teman sejawat, praktisi profesional, dan masyarakat. Nilai-nilai tersebut
menjadi identitas diri perawat untuk mewujudkan kesejahteraan klien dalam praktik keperawatan.
Terdapat lima nilai profesional keperawatan yang menjadi fondasi dalam memberikan pelayanan
asuhan keperawatan, yaitu altruisme (altruism), otonomi (autonomy), martabat manusia (human
dignity), integritas (integrity), dan keadilan sosial (justice). Nilai-nilai tersebut akan
mencerminkan untuk berperilaku sesuai standar kode etik keperawatan dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan. (AACN, 2008)
Pertama, nilai altruisme merupakan sikap peduli yang mementingkan kesejahteraan dan
keselematan bagi klien atau orang lain dengan mengutamakan kebutuhan klien daripada kebutuhan
diri sendiri. Kedua, nilai otonomi merupakan sikap memberikan kapasitas untuk menentukan
pilihan karena hal tersebut merupakan hak klien. Dalam praktik keperawatan, perawat menghargai
pasien dalam mengambil keputusan. Ketiga, martabat manusia merupakan menghormati martabat
manusia dan keunikan yang dimiliki dalam individu. Dalam praktik keperawatan, perawat
menghormati hak klien, seperti menjaga privasi klien. Keempat, integritas merupakan sikap yang
sesuai dengan kode etik dan standar praktik keperawatan, dalam praktik keperawatan, perawat
bersikap serta berbicara jujur sesuai dengan fakta dan realitas. Kelima, keadilan sosial merupakan
sikap menjunjung tinggi prinsip moral, legal, dan kemanusiaan, serta keadilan. Dalam praktik
keperawatan, perawat tidak membeda-bedakan bentuk pelayanan keperawatan kepada setiap
pasien dan memandang bahwa setiap klien memiliki hak yang sama untuk pemenuhan kebutuhan
kesehetannya. (AACN, 2008)
Penyusunan instrumen yang berasal dari American Nurses Assosiation (ANA) Code of
Ethics for Nurses dilakukan oleh Weish dan Schank (2017) untuk mengukur nilai profesional
keperawatan. Dalam instrumen tersebut, ditemukan tiga nilai profesional yang merupakan elemen
dasar faktor analisis salah satunya yakni caring. Caring secara universal berarti kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain. Menurut Sartika dan Nanda (2011), caring merupakan pusat untuk
praktik keperawatan karena caring salah satu bentuk cara pendekatan yang bersifat dinamis ketika
perawat bekerja untuk meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Menurut Miller (1995 dalam
Kozier, 2010) caring dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja
sehingga menimbulkan rasa aman baik fisik maupun emosi serta berhubungan dengan ketulusan
seseorang dengan orang lain. Menurut Watson yang dikutip Kozier (2010), caring merupakan
pokok isi dari keperawatan yang diilustrasikan dalam satu kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang
umum (seperti kebaikan, kepedulian, dan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain). Watson juga
mengidentifikasi sepuluh carative factor sebagai kerangka kerja dalam perawatan, di antaranya:
Pertama, membentuk nilai Humanistik-Altruistik. Kedua, menanamkan sikap penuh pengharapan.
Ketiga, meningkatkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain. Keempat,
membangun lingkungan saling percaya. Kelima, meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan
positif dan negatif. Keenam, meningkatkan kemampuan dalam penyelesaian masalah. Ketujuh,
menigkatkan pembelajaran interpersonal. Kedelapan, menciptakan lingkungan yang mendukung,
melindungi, dan memperbaiki mental, sosial kultural, dan spiritual. Kesembilan, memenuhi
3. kebutuhan dasar manusia. Dan kesepuluh, memberi kesempatan bagi pasien untuk mengetahui
masalah apa yang sedang terjadi. (Kozier, 2010)
Menurut Watson (1999), tujuan caring adalah untuk meningkatkan kualitas hubungan
antara perawat dan pasien untuk menunjang kesembuhan. Terbentuknya hubungan antara perawat
dan pasien bertujuan untuk melindungi, memelihara dan meningkatkan martabat pasien, dan
munculnya sikap keharmonisan antar perawat dan pasien (Alligood & Tomey, 2006). Sebuah
penelitian menjelaskan tentang pengaruh kualitas caring terhadap tingkat kepuasan pasien dalam
asuhan keperawatan. Semakin baik kualitas caring, maka akan meningkatkan tingkat kepuasan
pasien. Sebaliknya, semakin buruk kualitas caring, maka akan menurunkan tingkat kepuasan
pasien (Agustin, 2012). Meningkat atau menurunnya kualitas caring dapat dipengaruhi oleh faktor
pendukung dan faktor penghambat nilai profesional keperawatan (Ma dkk, 2013). Menurut
Leininger (1984 dalam Kozier, 2010), perilaku caring melibatkan rasa kenyamanan, cinta, berbagi,
bantuan, kasing sayang, empati, memudahkan, perilaku koping, perilaku menolong, perilaku
protektif, sentuhan dan kepercayaan, memfasilitasi, tindakan konsultasi, tindakan pemeliharaan
kesehatan, dan penurunan stress.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan mampu
mencerminkan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas. Hal itu disebabkan adanya
fondasi berupa nilai profesional keperawatan yang menjadi pedoman berperilaku bagi perawat.
Nilai-nilai profesional keperawatan, yaitu altruisme (altruism), otonomi (autonomy), martabat
manusia (human dignity), integritas (integrity), dan keadilan sosial (justice). Caring merupakan
turunan dari kode etik keperawatan yang dijadikan sebagai faktor analisis dalam instrumen yang
digunakan untuk mengukur nilai profesional keperawatan sehingga dapat dikatakan bahwa caring
menjadi elemen penting dalam melaksanakan praktik keperawatan. Namun, caring dapat timbul
akibat adanya lingkungan saling percaya antara perawat dan klien. Dalam menciptakan
lingkungan saling percaya, maka hendaknya perawat senantiasa bersikap empati, lemah lembut,
harmonis, dan melakukan komunikasi terapeutik dengan baik dan benar kepada klien (Potter &
Perry, 2009). Tindakan caring yang dilakukan perawat hendaknya menyesuaikan dengan
kebutuhan, masalah, dan nilai-nilai klien sebab interpretasi caring pada setiap klien berbeda-beda.
Oleh karena itu, penting bagi perawat unuk memahami kebiasaan dan nilai-nilai dari setiap klien
demi terciptanya kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang baik serta dapat menimbulkan rasa
puas bagi klien.
4. DAFTAR PUSAKA
Agustin, I. (2012). Perilaku Caring perawat dan Hubungan dengan Kepuasan Klien di Instalasi
Rawat Inap Bedah Dewasa Rs. Dr Moehammad Hoesein Palembang Tahun 2002. Tesis, Palembang
Indonesia. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2020
Alimiyah, P.I. (2015). Gambaran Nilai profesional Keperawatan pada Mahasiswa Program Profesi
Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi Mahaiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alligood, M.R. & Tomey A.N. (2006). Nursing theorist and their work. St Louis: The CV Mosby
Company
American Assosiation of Collages of Nursing. (2008). The Essential of Baccalaurate Education for
Profesional Nursing Practice. Amerika.
http://www.aanc.nche.edu/education.resources/BaccEssentials08.pdf
Baille, L., & Black, S. (2015). Professional Values in Nursing. New York: CRC Press.
Farelya, G., & Nurrobikha. (2018). Etikolegal dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish.
Fisher, Mary Dee. (2014). A Comparison of Profesoional Value Development Among Pre-Licensure
Nursing Student in Associate Degree, Diploma, and Bachelor of Science in Nursing Program. Nursing
Education Perspectives: Januari, Vol. 35, No. 1, hal, 37-42.doi: 10.5480/11-729.1.
Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi. Alfabeta: Bandung
Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fondamental Keperawatan : Konsep, Proses &
Praktik. Volume : 1, Edisi : 7, EGC : Jakarta
Ma, Fang., Li Jiping., Zhu, Dan., Bai, Yang juan., dan Song, Jianhua. (2013). Confronting the caraing
crisis in clinical practice. Medical Education: Vol. 47, hal. 1037-1047. Doi: 10.1111/medu.12250.
Naagarazan, R. S. (2006). A textboox on Professional Ethic. New Delhi: New age International
Publisher
Nursalam. (2008). Manajemen Keperwatan: aplikasi dalam praktek Keperawatan Profesional.
Jakarta: Salemba Medika
Potter & Perry. (2009). Fundamental of Nursing Fundamental keperawatan. Buku 1 Edisi 7.
Jakarta: Salemba Medika
Ramadan, A. H., & M, e.-D. S. (2017). The Relationship between Professional Values and Clinical. Nursing
and Health Science, 1-3.
Sartika & Nanda. 2011. Konsep Caring. diambil dari http://www.pedomannews.com. Diakses 10
Januari 2018.
Weis, D., & Schank, M. J. (2017). Development and Psychometric Evaluation of the Nurses
Professional Values Scale-3.Journal of Nursing Measurement, Volume 25, Number 3.