Pelestarian mahluk hidup perlu kita ketahui dan kita pelajari, karena pelestarian mahluk hidup sangat penting untuk keberlangsungan hidup mahluk hidup dan untuk pengetahuan di generasi mendatang
Pelestarian mahluk hidup perlu kita ketahui dan kita pelajari, karena pelestarian mahluk hidup sangat penting untuk keberlangsungan hidup mahluk hidup dan untuk pengetahuan di generasi mendatang
Materi Fisika SMP kelas 8 meliputi bab Atom ion dan molekul, Gaya dan hukum newton, Tekanan, Energi, Usaha, Getaran dan Gelombang, Cahaya, alat Optik
dapat di download di http://pakgurufisika.blogspot.com
1. 1. Komodo (Varanus komodoensis)
Gambar Hewan Komodo
Komodo merupakan hewan yang langka dan unik karena dianggap sebagai warisan jaman
prasejarah yang masih hidup. Komodo merupakan kadal raksasa dengan ukuran tubuh yang bisa
mencapai panjang hingga 2-3 meter dan bobot 60 kg. Sejauh ini pernah ditemukan komodo
raksasa dengan bobot 166 kg (termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perut) dan
panjang 3,13 meter. Komodo termasuk hewan karnivora walaupun pada kenyataannya lebih
banyak memakan bangkai hewan.
2. 2. Merak Jawa (Pavo muticus)
Merak Jawa
Merak Hijau atau yang sering disebut juga dengan Merak Jawa memiliki nama ilmiah Pavo
muticus. Merak Jawa adalah salah satu burung dari tiga spesies merak yang ada. Merak jenis ini
juga memiliki bulu-bulu yang indah hijau keemasan. Burung jantan dewasa berukuran sangat
besar, panjangnya dapat mencapai 300cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di atas
kepalanya terdapat jambul tegak. jambul dan warna yang mengkilap tersebut dimaksudkan untuk
menarik perhatian lawan jenis. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulubulunya kurang mengilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.
Populasi Merak Jawa tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di Republik Rakyat Cina,
Indocina dan Jawa, Indonesia. Sebelumnya Merak Hijau ditemukan juga di India, Bangladesh
dan Malaysia, namun sekarang telah punah di sana. Walaupun berukuran sangat besar, Merak
Hijau adalah burung yang pandai terbang.
Pada musim kawin, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu
penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata. Burung betina menetaskan
tiga sampai enam telur.
Pakan burung Merak Hijau terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka
serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba, cacing dan kadal kecil.
3. 3. Kuda laut Walea
Kuda Laut Walea
Kuda laut ini memiliki tinggi 2,5 centimeter dan merupakan hewan terkecil diantara hewan
vertebrata (bertulang belakang). Keindahan kuda laut ini
4. 4. Anoa
Hewan Anoa
Anoa adalah hewan khas daerah Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu Anoa Pegunungan
(Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam
hutan yang virgin. Sepintas mereka mirip dengan kerbau dengani berat 150-300 kg. Anak anoa
akan dilahirkan sekali setahun.
Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi. Sejak tahun 1960-an Anoa berada dalam
status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan
hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya oleh penduduk.
5. 5. Babirusa (Babyrousa babirussa)
Babirusa (Babyrousa babirussa) adalah hewan yang hanya bisa ditemukan di area Sulawesi,
Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru dan Maluku. Habitat hewan babirusa ini banyak ditemukan
di hutan hujan tropis. Hewan ini memakan buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur
dan dedaunan. Panjang tubuh babirusa sekitar 87 - 106 sentimeter. Tingginya hanya 65-80
sentimeter dan berat tubuhnya dapat mencapai 90 kg. Biasanya mereka hidup berkelompok
dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.
Binatang yang pemalu ini bisa menjadi buas jika diganggu. Taringnya panjang mencuat ke atas,
berguna melindungi matanya dari duri rotan. Babirusa betina melahirkan satu sampai dua ekor
satu kali melahirkan. Masa kehamilannya berkisar antara 125 hingga 150 hari. Bayi babirusa itu
akan disusui selama satu bulan, setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan bebas. Selama
setahun babirusa betina hanya melahirkan satu kali. Usia dewasa seekor babirusa lima hingga 10
bulan, dan dapat bertahan hingga usia 24 tahun.
Karena hewan langka ini sering merusak tanaman, hewan ini sering diburu penduduk sekitar
untuk dibunuh. Oleh karena itulah mengapa populasi babirusa ini semakin menurun dari waktu
ke waktu.
6. 1. Paruh Kakatua (Lotus berthelotii)
Paruh Kakatua (Lotus berthelotii)
Bunga indah ini telah digolongkan dalam kategori langka sejak tahun 1884. Bunga ini diyakini
benar-benar telah punah di alam liar. Tanaman menakjubkan ini adalah tanaman endemik yang
terdapat di Kepulauan Canary. Penyerbukan bunga ini diyakini dibantu oleh burung sunbird,
yang diketahui sudah lama punah di Kepulauan Canary. Hal ini dapat membantu untuk
menjelaskan kelangkaan tanaman ini. Percobaan telah dilakukan untuk menemukan penyerbuk
baru untuk bunga-bunga ini, dengan harapan bahwa mereka dapat berhasil diperkenalkan
kembali ke Kepulauan Canary, namun pada 2008, tidak ada buah yang berhasil diproduksi sama
sekali.
7. 2. Kosmos Cokelat (Cosmos atrosanguineus)
Kosmos Cokelat (Cosmos atrosanguineus)
Bunga yang berwarna merah gelap sampai cokelat ini merupakan salah satu spesies dari Cosmos,
yang berasal dari Meksiko. Bunga ini telah dinyatakan punah di alam liar selama lebih dari
seratus tahun. Spesies ini berhasil bertahan hari ini sebagai klon tunggal yang infertil, yang
diciptakan pada tahun 1902 melalui perkembangbiakan vegetatif. Bunga-bunga yang dihasilkan
oleh tanaman ini memiliki ukuran diameter sekitar 3-4 cm. Bunga-bunga ini memiliki aroma
vanili yang juga membuatnya menjadi tanaman hias yang indah. - See more at:
8. 3. Tanaman Cobra
Tanaman Cobra
Tanaman Cobra atau California pitcher plant (Darlingtonia) ditemukan di utara California dan
Oregon, tinggal di rawa dan di air yang mengalir. Daun berbentuk tabung yang tampak seperti
kobra dengan daun bercabang. Tidak seperti kendi lain-tumbuhan, daunnya tidak menghasilkan
apa pun enzim pencernaan. Daun tumbuh dari rimpang ke atas membentuk kantung dengan
ujung berkubah dengan dua sirip. Sirip ini diduga berperan sebagai tempat landasan mangsa
sebelum masuk ke dalam mulut kantung yang mengarah ke bawah. Di sisi dalam mulut kantung
ini banyak terdapat kelenjar nektar. Bagian kubah hampir transparan. Setelah mangsa masuk
kubah ini dapat menipunya hingga mangsa menabrak dinding dalam kubah dan tercebur ke
dalam cairan. Sisi dalam kantung Darlingtonia sama dengan kantung Sarracenia, banyak terdapat
rambut yang mengarah ke bawah untuk mencegah mangsa memanjat naik. Ukuran daun atau
kantung dapat mencapai lebih dari 90 cm. Pada tanaman dewasa, rimpang dapat membentuk
stolon.
9. 4. Bunga anggrek hitam
Anggrek hitam coelogyne pandurata
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau
Kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot flora propinsi Kalimantan Timur. Saat ini, habitat asli
anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya
luas hutan di Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam
jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para kolektor
anggrek.
Dinamakan anggrek hitam karena anggrek ini memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan
sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Sepal dan petal berwarna hijau muda. Bunganya
cukup harum semerbak dan biasa mekar pada bulan Maret hingga Juni.
Anggrek hitam termasuk dalam anggrek golongan simpodial dengan bentuk bulb membengkak
pada bagian bawah dan daun terjulur di atasnya. Setiap bulb hanya memiliki dua lembar daun
saja. Daunnya sendiri sekilas mirip seperti daun pada tunas kelapa muda.
10. 5. Rafflesia Arnoldi
Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii)
merupakan tumbuhan parasit obligat
yang terkenal karena memiliki bunga
berukuran sangat besar, bahkan
merupakan bunga terbesar di dunia. Ia
tumbuh
di
jaringan
tumbuhan
merambat (liana) Tetrastigma dan
tidak memiliki daun sehingga tidak
mampu
berfotosintesis.
Penamaan bunga raksasa ini tidak
terlepas oleh sejarah penemuannya
pertama kali pada tahun 1818 di hutan
tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu
tempat dekat Sungai Manna, Lubuk
Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of
Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang
menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti
ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia
arnoldi didasarkan dari gabungan nama pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai
penemu
bunga.
Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan
Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies
ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya
akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit,
Rafflesia patma. Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai.
Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram.
Bunga Rafflesia Arnoldi menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang
Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang
tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang
mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti
piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau
betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga.
Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase
pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar
bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi. (Wikipedia) -