SlideShare a Scribd company logo
IDENTITAS HANDOUT
Pelajaran : Matematika
Kelas : IX SMP/MTS
Semester : I (Satu)
Penulis :
1. Livia Melvina
2. Indah Miladiyah
3. Winda Ratna Ningsih
4. Mualifatunisa Is Suroya
5. Fikri NandiWardhana
6. Halimatus Sa’diyah
Pembimbing : Nurma Izzati, M.Pd
Tadris Matematika
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2020
Pertemuan
ke-
Tujuan Pembelajaran Materi
Pertemuan
ke-1
a. Menuliskan perkalian bilangan dalam bentuk
perpangkatan.
b. Menentukan hasil perpangkatan suatu bilangan.
c. Menyelesaikan maslah sehari-hari yang
berkaitan dengan penerapan konsep bilangan
berpangkat.
Materi : Bilangan Berpangkat.
Perhatikan contoh di bawah ini:
25
= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
32
= 3 x 3 = 9
43
= 4 x 4 x 4 = 64
(-2)2
= (-2) x (-2) = 4
(-2)3
= (-2) x (-2) x (-2) = -8
(-2)4
= (-2) x (-2) x (-2) x (-2) = 16
Jadi kalau kita membaca 24
itu dengan β€œ2 dipangkatkan dengan 4”
artinya kita mengalikan bilangan 2 berulang sebanyak 4 kali. Bilangan 2
disebut sebagai β€œbilangan pokok (basis)”, dan bilangan 4 sebagai
β€œpangkat atau eksponen” .
Secara aljabar kita juga dapat mengartikan:
Bentuk aljabar a3 = a x a x a dan secara umum bentuk akar an dapat
diartikan sebagai
Bentuk an = a x a x a x … x a
sebanyak n
Pertemuan
ke-2
a. Mengidentifikasi sifat perkalian pada
perpangkatan.
b. Menentukan hasil kali dari perpangkatan dengan
basis yang sama.
c. Mengidentifikasi sifat pemangkatan pada
perpangkatan.
d. Menentukan hasil pemangkatan dari
perpangkatan dengan basis yang sama.
e. Mengidentifikasi sifat perpangkatan dari
perkalian bilangan.
f. Menentukan hasil perpangkatan dari
suatuperkalian bilangan.
Materi: Perkalian pada Perpangkatan.
Perhatikan tabel di bawah ini!
Operasi Perkalian
Pada Perpangkatan
Operasi Perkalian
Hasil dalam
Perpangkatan
32
x 33 ( 3 x 3 ) x ( 3 x 3 x 3 ) 35
(-3)2
x (-3)3 (-3) x (-3) x (-3) x (-3) x (-3) (-3)5
Y5
x Y2 y x y x y x y x y x y x y Y7
Jadi kesimpulan didapat: am x an = am + n .
Bagaimana kalau kita mengalikan 23
x 32
= …..
g. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan penerapan konsep perkalian
pada perpangkatan.
Karena bilangan pokok (basis) berbeda maka kita kerjakan dengan
menghitung nilai masing masing bilangan menjadi : 23
x 32
= 8 x 9 = 72.
Pertemuan
ke-3
a. Mengidentifikasi sifat pembagian pada
perpangkatan.
b. Menentukan hasil pebagian dari perpangkatan.
c. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan penerapan konsep pembagian
pada perpangkatan.
Materi: Pembagian pada Perpangkatan.
Amatilah tabel pembagian pada perpangkatan di bawah ini!
Operasi Pembagian
pada Perpangkatan
Bentuk Perkalian
berulang
Hasil
perpangk
atan
39
: 34
= …
3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3
3π‘₯3π‘₯3π‘₯3
35
67
: 64
=…
6π‘₯6π‘₯6π‘₯6π‘₯6π‘₯6π‘₯6
6π‘₯6π‘₯6π‘₯6
63
k5
: k1
=…
π‘˜. π‘˜. π‘˜. π‘˜. π‘˜
π‘˜
k4
Secara umum dapat kita tuliskan : am : an = am-n
Pertemuan
ke-4
a. Mengidentifikasi sifat pangkat nol dan pangkat
negatif.
b. Menentukan hasil pangkat nol dan pangkat
negatif.
c. Menentukan akar pangkat n dari sutau bilangan.
d. Mengubah bentuk akar ke dalam perpangkatan.
e. Menyederhanakan bentuk akar.
f. Melakukan operasi aljabar yang melibatkan
bentuk akar.
g. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan penerapan konsep bentuk akar.
Materi: Pangkat Nol, Pangkat Negatif, dan Bentuk Akar.
Secara umum pangkat nol dapat disimpulkan untuk setiap a bilangan real
tak nol, a0
bernilai 1 atau apat dituliskan a0 = 1 untuk a bilangan real
dan a β‰  0
Secara umum pangkat negatif dapat disimpulkan untuk a-n = 1 / an
Secara umum untuk memahami bentuk akar dan bukan bentuk akar kita
terlebih dahulu mengingat bilangan bilangan kuadrat yaitu K = { 1, 4, 9,
16, 25, 36 ,…} dimana himpunan K didapat dari 1 = 12
lalu 4 = 22
dan 9
= 33
dan seterusnya. Jadi bilangan bilangan kuadrat kalau kita tarik
akarnya akan menghasilkan bilangan bulat (rasional). Jadi √1 = 1; √4 = 2
; √9 = 3 ; √16 = 4 ; √25 =5 dst.
Jadi bentu bentuk √1 ; √4 ; √9 ; √16 ; √25 adalah bukan bentuk akar.
Sedangkan √2 ; √3 ; √5 ; √6 ; √7 dst adalah bentuk akar.
Pertemuan
ke-5
a. Menulis notasi ilmiah menjadi bentuk biasa.
b. Menulis notasi ilmiah dari suatu bilangan.
Materi: Notasi Ilmiah.
Notasi ilmiah (Bentuk Baku) dari suatu bilangan positif dalam bentuk a x
10n
dimana ≀ a < 10 dan n bilangan bulat.
Dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar istilah kilo, mega,
giga, mili, mikro dst
103
= 1000 = 1 kilo
106
= 1.000.000 = 1 Mega
109
= 1.000.000.000 = 1 Giga
10-3
= 1 : 1.000 = 1 mili
10-6
= 1 : 1.000.000 = 1 mikro
10-9
= 1 : 1.000.000.000 = 1 nano
Pertemuan
ke-6
a. Memahami konsep persamaan kuadrat
b. Menyelesaian soal – soal persamaan kuadrat
pemfaktoran, melengkapi kuadrat sempurna,
rumus Kuadratik (rumus abc)
Materi : Persamaan Kuadrat
Persamaan kuadrat adalah persamaan yang variabelnya memiliki pangkat
tertinggi dua. Secara umum bentuk persamaan kuadrat adalah axΒ²+bx+c
dengan a β‰  0 a, b, c Ο΅ R. Konstanta a, b, c pada persamaan ini disebut
koefisien. Persamaan kuadrat dapat diselesaikan dengan 3 cara yaitu :
a. Memfaktorkan
axΒ²+bx+c = 0 dapat dinyatakan menjadi a (x - π‘₯1) (x - π‘₯2) = 0. Nilai π‘₯1 π‘₯2
disebut akar-akar (penyelesaian) akar kuadrat.
Contoh : selesaian π‘₯2
– 4x + 3 = 0
Jawaban : π‘₯2
– 4x + 3 = 0
(x – 3) (x – 1) = 0
x – 3 = 0 atau x – 1 = 0
x = 3 atau x = 1
jadi, penyelesaian dari π‘₯2
– 4x + 3 = 0 adalah 3 dan 1
b. Melengkapi Kuadrat Sempurna
Persamaan kuadrat axΒ²+bx+c = 0 dapat diselesaikan dengan
mengubahnya menjadi (x + p)Β² = q. Contoh : tentukan himpunan
penyelesaian dari π‘₯2
– 6x + 5 = 0
Jawab : π‘₯2
– 6x + 5 = 0
π‘₯2
– 6x + 9 – 4 = 0
π‘₯2
– 6x + 9 = 4
(x – 3) Β² = 4
x – 3 = 2 atau x – 3 = -2
x = 5 atau x = 1
adi, himpunan penyelesaian adalah {1,5}
c. Menggunakan Rumus Kuadratik (rumus abc)
Rumus penyelesaian persamaan kuadrat a axΒ²+bx+c = 0.
Contoh : tentukan himpunan penyelesaian dari π‘₯2
+ 7x – 30 = 0
Jawab : π‘₯2
+ 7x – 30 = 0
a = 1 b = 7 c = -30
x = 3 atau x = - 10
Pertemuan
ke-7
a. Memahami konsep fungsi kuadrat
b. Menyelesaian soal-soal terkait fungsi kuadrat
Materi : Fungsi Kuadrat
Fungsi f pada r yang ditentukan oleh : f(x) = axΒ²+bx+c dengan a,b,c
bilangan real dan disebut fungsi kuadrat. Jika f(x) = 0 maka diperoleh
persamaan kuadrat axΒ²+bx+c = 0. Nilai-nilai x yang memenuhi
persamaan itu disebut nilai pembuat nol fungsi f. Nilai fungsi f untuk x =
p ditulis f(p) = apΒ² + bp + c.
Contoh : ditentukan f(x) = xΒ² - 6x – 7
Ditanyakan : 1. Nilai pembuat nol fungsi f 2. Nilai f untuk x = 0, x = -2
Jawab : 1. nilai pembuat nol fungsi f diperoleh jika f(x) = 0
xΒ² - 6x – 7 = 0
(x – 7) (x + 1) = 0
x = 7 atau x + -1
jadi pembuat nol fungsi f adalah 7 dan -1
2. untuk x = 0 maka f(0) = -7
x = -2 maka f(-2) = (-2)Β² - 6 (-2) – 7 = 9
Pertemuan
ke-8
a. Memahami konsep diskriminan
b. Menyelesaikan soal-soal
Materi : Diskriminana Fungsi Kuadrat
Diskriminana pada fungsi kuadrat adalah D = bΒ² - 4ac. Dengan
memperhatikan bentuk umum fungsi kuadrat yaitu y = axΒ²+bx+c maka
nilai D ini sangat mempengaruhi titik potong parabola dengan sumbu x.
Jika D >0 maka parabola memotong disumbu x di 2 titik
Jika D = 0 maka parabola menyinggung disumbu x
Jika D <0 parabola tidak memotong disumbu x
Contoh : tentukan nilai k agar fungsi y = π‘₯2
+ 6x + k - 1 menyinggung
sumbu x?
Jawab : agar menyinggung sumbu x maka
D = 0
bΒ² - 4ac = 0
6Β² - 4.1.(k – 1) = 0
36 – 4k + 4 = 0
-4k = -40
k = 10
Pertemuan
ke-9
a. Memahami aplikasi fungsi kuadrat dalam
kehidupan sehari-hari
b. Menerapkan aplikasi fungsi kuadrat dalam
kehidupan sehari-hari
Materi : Aplikasi Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat juga sering digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
sehari-hari. Fungsi kuadrat biasanya digunakan untuk menentukan nilai
maksimun dan minimum dari suatu permasalahan.
Contoh : petani ingin memagari sebuah kandang dengan kawat yang
panjangnya 50 m. Tentukan ukuran kandang sehingga luasnya
maksimum?
Jawab :
L 2p +2l = 50
P p + l = 25 β†’ l = 25 – p
Luas = p.l Luas = - pΒ² + 25p
= p .(25 – p) Luas max: p = -
𝑏
2π‘Ž
=
25
2(βˆ’1)
= 25p - pΒ² p =
25
2
L = 25 – p = 25 -
25
2
=
50βˆ’25
2
L =
25
2
panjang = lebar
25
2
m
Pertemuan
ke-10
a. Memahami konsep refleksi pada suatu benda.
b. Dapat menggambar bayangan hasil pencerminan
dari suatu benda.
c. Memahami konsep pencerminan pada bidang
koordinat.
Materi : Refleksi (Pencerminan)
Refleksi atau pencerminan merupakan satu jenis transformasi yang
memindahkan setiap titik pada suatu bidang dengan mengggunakan
sifat bayangan cermin dari titiktitik yang dipindahkan. Perhatikan
gambar di bawah.
Gambar di atas menunjukkan contoh refleksi (pencerminan) bangun
datar ABCDE pada garis m. Perhatikan bahwa ruas garis yang
menghubungkan titik dan bayangannya tegak lurus terhadap garis m.
Garis m disebut garis refleksi untuk ABCDE dan bayangannya
A’B’C’D’E’.
Karena E terletak pada garis refleksi, titik awal dan bayangannya
berada di titik yang sama. Jarak antara A terhadap garis m sama dengan
jarak A’ terhadap garis m, begitu pula untuk titik sudut yang lainnya
dan bayangannya yang memiliki jarak sama terhadap garis refleksi m.
Pertemuan
ke-11
a. Memahami konsep pencerminan terhadap garis
sejajar sumbu-x dan sumbu-y.
b. Menyelesaikan soal-soal terkait refleksi.
Lanjutan Materi : Refleksi (Pencerminan)
Jika diketahui sebarang titik dengan koordinat (x, y) pada koordinat
kartesius, maka koordinat bayangan hasil pencerminannya dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.
Tabel Koordinat Bayangan Hasil Pencerminan dari (x, y)
Contoh 1 : pencerminan terhadap sumbu-x
Segitiga ABC berkoordinat di A (–1, 1), B (–1, 3), dan C (6, 3). Gambar
segitiga ABC dan bayangannya yang direfleksikan terhadap sumbu-x.
Bandingkan koordinat titik-titik ABC dengan koordinat bayangannya.
Penyelesaian :
Perhatikan bahwa titik A berada 1 satuan di atas sumbu-x, maka
bayangannya adalah A’ yang terletak 1 satuan di bawah sumbu-x.
Sedangkan titik B dan C berada pada 3 satuan di atas sumbu-x, maka
banyangannya adalah B’ dan C’ yang terletak 3 satuan di bawah sumbu-
x. Dengan demikian diperoleh koordinat masing-masing titik dan
bayangannya adalah sebagai berikut:
A (–1, 1) β†’ A’ (–1, –1)
B (–1, 3) β†’ B’ (–1, –3)
C (6, 3) β†’ C’ (6, –3)
Hubungkan ketiga titik sehingga membentuk segitiga A’B’C’.;
Contoh 2 : pencerminan terhadap garis y = x
Diketahui segi empat ABCD yang memiliki koordinat di A (-1, -1), B (1,
0), C (-1, 2) dan D (-2, 1) direfleksikan terhadap garis y = x. Gambar
ABCD dan bayangannya yang direfleksikan terhadap garis y = x.
Bandingkan koordinat titik-titik ABCD dengan koordinat bayangannya.
Penyelesaian :
Untuk menentukan bayangan titik-titik segi empat ABCD, perhatikan
jarak titik B ke garis y = x. Dari titik B buat garis yang tegak lurus ke
garis y = x (disebut garis BB’) kemudian dapatkan titik B’ yang memiliki
jarak yang sama besar dengan jarak titik B ke garis y = x. Titik B’
merupakan bayangan titik B hasil refleksi terhadap garis y = x. Dengan
demikian diperoleh koordinat B’ (0, 1). Gunakan cara yang sama,
sehingga diperoleh koordinat bayangan untuk titik-titik yang lainnya
sebagai berikut:
A (–1, –1) β†’ A’ (–1, –1)
B (1, 0) β†’ B’ (0, 1)
C (–1, 2) β†’ C’ (2, –1)
D (–2, 1) β†’ D’ (1, –2)
Hubungkan keempat titik sehingga membentuk segi empat A’B’C’D’.
Pertemuan
ke-12
a. Memahami konsep translasi pada suatu benda.
b. Memahami konsep translasi pada koordinat
kartesius.
c. Menyelesaikan soal-soal terkait translasi.
Materi : Translasi
Translasi merupakan salah satu jenis transformasi yang bertujuan untuk
memindahkan semua titik suatu bangun dengan jarak dan arah yang
sama.
Translasi pada bidang Kartesius dapat dilukis jika kamu mengetahui arah
dan seberapa jauh gambar bergerak secara mendatar dan atau vertikal.
Untuk nilai yang sudah ditentukan a dan b yakni translasi (π‘Ž
𝑏
) memindah
setiap titik P (x, y) dari sebuah bangun pada bidang datar ke P’ (x + a, y +
b). Translasi dapat disimbolkan dengan (x, y) β†’ (x + a, y + b).
Contoh :
Gambar di samping menunjukkan segitiga ABC yang ditranslasikan 4
satuan ke kanan dan 3 satuan ke bawah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai
(x, y) β†’ (x + 4, y – 3). Koordinat bayangan hasil translasinya sebagai
berikut
A (–3, 1) β†’ A’ (–3 + 4, 1 – 3) atau A’ (1, –2)
B (–1, 4) β†’ B’ (–1 + 4, 4 – 3) atau B’ (3, 1)
C (–2, –1) β†’ C’ (–2 + 4, –1 – 3) atau
C’ (2, –4)
Pertemuan
ke-13
a. Memahami konsep rotasi pada suatu benda.
b. Dapat menggambar rotasi segitiga pada bidang
koordinat.
c. Memahami konsep rotasi titik pada bidang
koordinat.
d. Menyelesaiakn soal-soal terkait rotasi.
Materi : Rotasi
Rotasi merupakan salah satu bentuk transformasi yang memutar setiap
titik pada gambar sampai sudut dan arah tertentu terhadap titik yang
tetap. Titik tetap ini disebut pusat rotasi. Besarnya sudut dari bayangan
benda terhadap posisi awal disebut dengan sudut rotasi.
Gambar di bawah ini menunjukkan rotasi bangun ABCD terhadap pusat
rotasi, R. Besar sudut ARA’, BRB’, CRC’, dan DRD’ sama. Sebarang titik
P pada bangun ABCD memiliki bayangan P’ di A’B’C’D’ sedemikian
sehingga besar ∠PRP’ konstan. Sudut ini disebut sudut rotasi.
Suatu rotasi ditentukan oleh arah rotasi. Jika berlawanan arah dengan
arah perputaran jarum jam, maka sudut putarnya positif. Jika searah
perputaran jarum jam, maka sudut putarnya negatif. Pada rotasi, bangun
awal selalu kongruen dengan bayangannya.
Contoh 1 : menggambar bayangan segitiga hasil rotasi
Tentukan bayangan segitiga JKL dengan koordinat J (1, 2), K (4, 2), dan
L (1, –3) pada rotasi 90o berlawanan jarum jam dengan pusat rotasi
adalah titik L.
Penyelesaian :
Koordinat bayangannya J’ (–4, –3), K’ (–4, 0), dan L’ (1, –3).
Contoh 2 : menggambar bayangan trapesium hasil rotasi
Tentukan bayangan trapesium WXYZ dengan koordinat W (–4, 2), X (–3,
4), Y (–1, 4) dan Z (–1, 2) pada rotasi 180o dengan pusat rotasi O (0, 0).
Penyelesaian :
Koordinat bayangannya W’ (4, –2), X’ (3, –4), Y’ (1, –4) dan Z’ (1, –2).
Pertemuan
ke-14
a. Memahami konsep dilatasi pada segitiga.
b. Dapat menggambar bayangan hasil dilatasi pada
segitiga.
c. Menyelesaikan soal-soal terkait dilatasi
Materi : Dilatasi
Dilatasi terhadap titik pusat merupakan perkalian dari koordinat tiap-
tiap titik pada suatu bangun datar dengan faktor skala sebesar k. Faktor
skala menentukan apakah suatu dilatasi merupakan pembesaran atau
pengecilan. Secara umum dilatasi dari suatu koordinat (x, y) dengan
faktor skala k akan menghasilkan koordinat (kx, ky) atau dapat ditulis
(x, y) β†’ (kx, ky). Ketika k > 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam
pembesaran, tetapi jika 0 < k < 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke
dalam pengecilan. Untuk memperbesar atau memperkecil bangun, letak
pusat dilatasi dapat di dalam, di luar, atau pada tepi bangun yang akan
didilatasikan.
Contoh 1 : dilatasi pada segitiga dengan pusat dilatasi di titik asal
Diketahui segitiga ABC dengan titik sudut masing-masing A (1, 3), B (2,
3), dan C (2, 1). Gambar segitiga ABC dan bayangannya setelah
didilatasi dengan faktor skala 3 dengan pusat dilatasi titik awal.
Penyelesaian :
Contoh 2 : dilatasi pada segiempat
Diketahui segi empat WXYZ dengan titik sudut masing-masing W (–4, –
6), X (–4, 8), Y (4, 8) dan Z (4, –6). Gambar segi empat WXYZ dan
bayangannya setelah didilatasi dengan faktor skala 0,5 dengan pusat
dilatasi titik awal.
Penyelesaian :
Pertemuan
ke-15
a. Mengidentifikasi dua benda/bangun kongruen
atau tidak, jika diberikan beberapa gambar atau
bangun datar.
b. Menjelaskan syarat-syarat/sifat-sifat dua bangun
segi banyak yang kongruen, jika diberikan
gambar dua bangun segi banyak yang kongruen.
Materi : Kekongruenan Bangun Datar
Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan
kongruen.
Sebagai contoh perhatikan gambar dibawah ini:
(i) Dua gambar mobil yang kongruen
(ii) Dua gambar mobil yang tidak kongruen
Dua bangun segi banyak (poligon) dikatakan kongruen jika memenuhi
dua syarat, yaitu:
i. sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, dan
ii. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Pertemuan
ke-16
a. Menguji dan membuktikan dua segitiga
kongruen atau tidak, jika diberikan gambar dua
segitiga kongruen beserta beberapa informasi
mengenai panjang sisi atau besar sudutnya.
Matei : Kekongruenan Dua Segitiga
Dua segitiga dikatakan kongruen jika hanya jika memenuhi syarat berikut
ini:
i. sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
ii. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Dua segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu kondisi berikut
ini:
1. Ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang. Bisa disebut
kriteria sisi-sisi-sisi.
2. Dua pasang sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang
diapitnya sama besar. Biasa disebut dengan kriteria sisi – sudut – sisi.
3. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang
menghubungkan kedua sudut tersebut sama panjang. Biasa disebut
dengan kriteria sudut – sisi – sudut.
4. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sepasang sisi yang
bersesuaian sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut – sudut
– sisi.
5. Khusus untuk segitiga siku-siku, sisi miring dan satu sisi siku yang
bersesuaian sama panjang.
Pertemuan
ke-17
a. Mengidentifikasi dua benda sebangun atau tidak.
b. Menjelaskan syarat-syarat/sifat-sifat dua bangun
segi banyak yang sebangun.
Materi : Kesebangungan Bangun Datar
Syarat-syarat Dua Bangun Segi Banyak (Poligon) Sebangun
Coba lakukan:
Alat yang diperlukan:
- Pensil
- Penggaris
-Busur derajat
Kerjakanlah kegiatan di bawah ini bersama temanmu.
Perhatikan gambar di bawah ini.
1. Ukurlah panjang sisi dan besar sudut bangun pada gambar di atas.
2. Tuliskan pasangan sisi-sisi yang bersesuaian. Bagaimana
perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian?
3. Tuliskan pasangan sudut-sudut yang bersesuaian. Bagaimana besar
sudut-sudut yang bersesuaian?
Pertemuan
ke-18
a. Menguji dan membuktikan dua segitiga
sebangun atau tidak.
Materi : Kesebangunan Dua Segitiga
Syarat dua segitiga sebangun sebagai berikut:
1. Jika sudut-sudut yang bersesuaian pada dua segitiga sama besar maka
dua segitiga tersebut sebangun
2. Jika perbandingan panjang sisi-sisi yag bersesuaian pada dua segitiga
sama maka kedua segitiga tersebut sebangun
3. Jika dua segitiga mempunyai satu sudut yang sama besar serta
perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian yang mengapit sudut
tersebut sama maka kedua segitiga tersebut sebangun.

More Related Content

Similar to Handout Matematika Kelas 9

Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadratkadek artika
Β 
Matdas.pptx
Matdas.pptxMatdas.pptx
Matdas.pptx
karinawahyu2
Β 
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan KuadratRPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Yani Pieter Pitoy
Β 
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan KuadratRPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Yani Pieter Pitoy
Β 
Rpp. 7.6 persamaan trigono
Rpp. 7.6 persamaan trigonoRpp. 7.6 persamaan trigono
Rpp. 7.6 persamaan trigonoManaek Lumban Gaol
Β 
Persamaan kuadrat
Persamaan  kuadratPersamaan  kuadrat
Persamaan kuadratkadek artika
Β 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
kusnadiyoan
Β 
Persamaan kuadrat
Persamaan  kuadratPersamaan  kuadrat
Persamaan kuadratkadek artika
Β 
KALKULUS_1.ppt
KALKULUS_1.pptKALKULUS_1.ppt
KALKULUS_1.ppt
sandihermawan12
Β 
Persamaan dan Fungsi Kuadrat
Persamaan dan Fungsi KuadratPersamaan dan Fungsi Kuadrat
Persamaan dan Fungsi Kuadrat
Arikha Nida
Β 
Bab ii-pers-kuadrat-c-fungsi-kuadrat
Bab ii-pers-kuadrat-c-fungsi-kuadratBab ii-pers-kuadrat-c-fungsi-kuadrat
Bab ii-pers-kuadrat-c-fungsi-kuadratPutri Komala
Β 
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptxRangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Ayamoetz5488
Β 
Uts kalkulus
Uts kalkulusUts kalkulus
Uts kalkulus
JulianGultom2
Β 
Persamaan dan pertidaksamaan 2
Persamaan dan pertidaksamaan 2Persamaan dan pertidaksamaan 2
Persamaan dan pertidaksamaan 2
Dinar Nirmalasari
Β 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Amphie Yuurisman
Β 
Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat
Persamaan Kuadrat dan Fungsi KuadratPersamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat
Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat
tia_andriani
Β 
1.7 persamaan kuadrat
1.7 persamaan  kuadrat1.7 persamaan  kuadrat
1.7 persamaan kuadratxak2f
Β 
Soal prediksi un ipa paket 7 2013
Soal prediksi un ipa paket 7 2013Soal prediksi un ipa paket 7 2013
Soal prediksi un ipa paket 7 2013widi1966
Β 
Persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Persamaan kuadrat dan fungsi kuadratPersamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
rizky astri wulandari
Β 

Similar to Handout Matematika Kelas 9 (20)

Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
Β 
Matdas.pptx
Matdas.pptxMatdas.pptx
Matdas.pptx
Β 
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan KuadratRPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Β 
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan KuadratRPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Β 
Rpp. 7.6 persamaan trigono
Rpp. 7.6 persamaan trigonoRpp. 7.6 persamaan trigono
Rpp. 7.6 persamaan trigono
Β 
Persamaan kuadrat
Persamaan  kuadratPersamaan  kuadrat
Persamaan kuadrat
Β 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
Β 
Persamaan kuadrat
Persamaan  kuadratPersamaan  kuadrat
Persamaan kuadrat
Β 
KALKULUS_1.ppt
KALKULUS_1.pptKALKULUS_1.ppt
KALKULUS_1.ppt
Β 
Persamaan dan Fungsi Kuadrat
Persamaan dan Fungsi KuadratPersamaan dan Fungsi Kuadrat
Persamaan dan Fungsi Kuadrat
Β 
Bab ii-pers-kuadrat-c-fungsi-kuadrat
Bab ii-pers-kuadrat-c-fungsi-kuadratBab ii-pers-kuadrat-c-fungsi-kuadrat
Bab ii-pers-kuadrat-c-fungsi-kuadrat
Β 
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptxRangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Β 
Uts kalkulus
Uts kalkulusUts kalkulus
Uts kalkulus
Β 
Persamaan dan pertidaksamaan 2
Persamaan dan pertidaksamaan 2Persamaan dan pertidaksamaan 2
Persamaan dan pertidaksamaan 2
Β 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Β 
Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat
Persamaan Kuadrat dan Fungsi KuadratPersamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat
Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat
Β 
1.7 persamaan kuadrat
1.7 persamaan  kuadrat1.7 persamaan  kuadrat
1.7 persamaan kuadrat
Β 
Soal prediksi un ipa paket 7 2013
Soal prediksi un ipa paket 7 2013Soal prediksi un ipa paket 7 2013
Soal prediksi un ipa paket 7 2013
Β 
Persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Persamaan kuadrat dan fungsi kuadratPersamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Β 
Soal13
Soal13Soal13
Soal13
Β 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Β 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Β 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
Β 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
Β 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
Β 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
Β 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
Β 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Β 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
Β 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
Β 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
Β 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
Β 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
Β 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
Β 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
Β 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
Β 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
Β 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
Β 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
Β 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Β 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Β 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Β 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Β 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
Β 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Β 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Β 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Β 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Β 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Β 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Β 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Β 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Β 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
Β 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Β 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Β 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
Β 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Β 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Β 

Handout Matematika Kelas 9

  • 1.
  • 2. IDENTITAS HANDOUT Pelajaran : Matematika Kelas : IX SMP/MTS Semester : I (Satu) Penulis : 1. Livia Melvina 2. Indah Miladiyah 3. Winda Ratna Ningsih 4. Mualifatunisa Is Suroya 5. Fikri NandiWardhana 6. Halimatus Sa’diyah Pembimbing : Nurma Izzati, M.Pd Tadris Matematika IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 2020
  • 3. Pertemuan ke- Tujuan Pembelajaran Materi Pertemuan ke-1 a. Menuliskan perkalian bilangan dalam bentuk perpangkatan. b. Menentukan hasil perpangkatan suatu bilangan. c. Menyelesaikan maslah sehari-hari yang berkaitan dengan penerapan konsep bilangan berpangkat. Materi : Bilangan Berpangkat. Perhatikan contoh di bawah ini: 25 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32 32 = 3 x 3 = 9 43 = 4 x 4 x 4 = 64 (-2)2 = (-2) x (-2) = 4 (-2)3 = (-2) x (-2) x (-2) = -8 (-2)4 = (-2) x (-2) x (-2) x (-2) = 16 Jadi kalau kita membaca 24 itu dengan β€œ2 dipangkatkan dengan 4” artinya kita mengalikan bilangan 2 berulang sebanyak 4 kali. Bilangan 2 disebut sebagai β€œbilangan pokok (basis)”, dan bilangan 4 sebagai β€œpangkat atau eksponen” . Secara aljabar kita juga dapat mengartikan: Bentuk aljabar a3 = a x a x a dan secara umum bentuk akar an dapat diartikan sebagai Bentuk an = a x a x a x … x a sebanyak n Pertemuan ke-2 a. Mengidentifikasi sifat perkalian pada perpangkatan. b. Menentukan hasil kali dari perpangkatan dengan basis yang sama. c. Mengidentifikasi sifat pemangkatan pada perpangkatan. d. Menentukan hasil pemangkatan dari perpangkatan dengan basis yang sama. e. Mengidentifikasi sifat perpangkatan dari perkalian bilangan. f. Menentukan hasil perpangkatan dari suatuperkalian bilangan. Materi: Perkalian pada Perpangkatan. Perhatikan tabel di bawah ini! Operasi Perkalian Pada Perpangkatan Operasi Perkalian Hasil dalam Perpangkatan 32 x 33 ( 3 x 3 ) x ( 3 x 3 x 3 ) 35 (-3)2 x (-3)3 (-3) x (-3) x (-3) x (-3) x (-3) (-3)5 Y5 x Y2 y x y x y x y x y x y x y Y7 Jadi kesimpulan didapat: am x an = am + n . Bagaimana kalau kita mengalikan 23 x 32 = …..
  • 4. g. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan penerapan konsep perkalian pada perpangkatan. Karena bilangan pokok (basis) berbeda maka kita kerjakan dengan menghitung nilai masing masing bilangan menjadi : 23 x 32 = 8 x 9 = 72. Pertemuan ke-3 a. Mengidentifikasi sifat pembagian pada perpangkatan. b. Menentukan hasil pebagian dari perpangkatan. c. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan penerapan konsep pembagian pada perpangkatan. Materi: Pembagian pada Perpangkatan. Amatilah tabel pembagian pada perpangkatan di bawah ini! Operasi Pembagian pada Perpangkatan Bentuk Perkalian berulang Hasil perpangk atan 39 : 34 = … 3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3π‘₯3 3π‘₯3π‘₯3π‘₯3 35 67 : 64 =… 6π‘₯6π‘₯6π‘₯6π‘₯6π‘₯6π‘₯6 6π‘₯6π‘₯6π‘₯6 63 k5 : k1 =… π‘˜. π‘˜. π‘˜. π‘˜. π‘˜ π‘˜ k4 Secara umum dapat kita tuliskan : am : an = am-n Pertemuan ke-4 a. Mengidentifikasi sifat pangkat nol dan pangkat negatif. b. Menentukan hasil pangkat nol dan pangkat negatif. c. Menentukan akar pangkat n dari sutau bilangan. d. Mengubah bentuk akar ke dalam perpangkatan. e. Menyederhanakan bentuk akar. f. Melakukan operasi aljabar yang melibatkan bentuk akar. g. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan penerapan konsep bentuk akar. Materi: Pangkat Nol, Pangkat Negatif, dan Bentuk Akar. Secara umum pangkat nol dapat disimpulkan untuk setiap a bilangan real tak nol, a0 bernilai 1 atau apat dituliskan a0 = 1 untuk a bilangan real dan a β‰  0 Secara umum pangkat negatif dapat disimpulkan untuk a-n = 1 / an Secara umum untuk memahami bentuk akar dan bukan bentuk akar kita terlebih dahulu mengingat bilangan bilangan kuadrat yaitu K = { 1, 4, 9, 16, 25, 36 ,…} dimana himpunan K didapat dari 1 = 12 lalu 4 = 22 dan 9 = 33 dan seterusnya. Jadi bilangan bilangan kuadrat kalau kita tarik akarnya akan menghasilkan bilangan bulat (rasional). Jadi √1 = 1; √4 = 2 ; √9 = 3 ; √16 = 4 ; √25 =5 dst. Jadi bentu bentuk √1 ; √4 ; √9 ; √16 ; √25 adalah bukan bentuk akar. Sedangkan √2 ; √3 ; √5 ; √6 ; √7 dst adalah bentuk akar.
  • 5. Pertemuan ke-5 a. Menulis notasi ilmiah menjadi bentuk biasa. b. Menulis notasi ilmiah dari suatu bilangan. Materi: Notasi Ilmiah. Notasi ilmiah (Bentuk Baku) dari suatu bilangan positif dalam bentuk a x 10n dimana ≀ a < 10 dan n bilangan bulat. Dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar istilah kilo, mega, giga, mili, mikro dst 103 = 1000 = 1 kilo 106 = 1.000.000 = 1 Mega 109 = 1.000.000.000 = 1 Giga 10-3 = 1 : 1.000 = 1 mili 10-6 = 1 : 1.000.000 = 1 mikro 10-9 = 1 : 1.000.000.000 = 1 nano Pertemuan ke-6 a. Memahami konsep persamaan kuadrat b. Menyelesaian soal – soal persamaan kuadrat pemfaktoran, melengkapi kuadrat sempurna, rumus Kuadratik (rumus abc) Materi : Persamaan Kuadrat Persamaan kuadrat adalah persamaan yang variabelnya memiliki pangkat tertinggi dua. Secara umum bentuk persamaan kuadrat adalah axΒ²+bx+c dengan a β‰  0 a, b, c Ο΅ R. Konstanta a, b, c pada persamaan ini disebut koefisien. Persamaan kuadrat dapat diselesaikan dengan 3 cara yaitu : a. Memfaktorkan axΒ²+bx+c = 0 dapat dinyatakan menjadi a (x - π‘₯1) (x - π‘₯2) = 0. Nilai π‘₯1 π‘₯2 disebut akar-akar (penyelesaian) akar kuadrat. Contoh : selesaian π‘₯2 – 4x + 3 = 0 Jawaban : π‘₯2 – 4x + 3 = 0 (x – 3) (x – 1) = 0 x – 3 = 0 atau x – 1 = 0 x = 3 atau x = 1 jadi, penyelesaian dari π‘₯2 – 4x + 3 = 0 adalah 3 dan 1 b. Melengkapi Kuadrat Sempurna Persamaan kuadrat axΒ²+bx+c = 0 dapat diselesaikan dengan mengubahnya menjadi (x + p)Β² = q. Contoh : tentukan himpunan penyelesaian dari π‘₯2 – 6x + 5 = 0 Jawab : π‘₯2 – 6x + 5 = 0 π‘₯2 – 6x + 9 – 4 = 0 π‘₯2 – 6x + 9 = 4 (x – 3) Β² = 4
  • 6. x – 3 = 2 atau x – 3 = -2 x = 5 atau x = 1 adi, himpunan penyelesaian adalah {1,5} c. Menggunakan Rumus Kuadratik (rumus abc) Rumus penyelesaian persamaan kuadrat a axΒ²+bx+c = 0. Contoh : tentukan himpunan penyelesaian dari π‘₯2 + 7x – 30 = 0 Jawab : π‘₯2 + 7x – 30 = 0 a = 1 b = 7 c = -30 x = 3 atau x = - 10 Pertemuan ke-7 a. Memahami konsep fungsi kuadrat b. Menyelesaian soal-soal terkait fungsi kuadrat Materi : Fungsi Kuadrat Fungsi f pada r yang ditentukan oleh : f(x) = axΒ²+bx+c dengan a,b,c bilangan real dan disebut fungsi kuadrat. Jika f(x) = 0 maka diperoleh persamaan kuadrat axΒ²+bx+c = 0. Nilai-nilai x yang memenuhi persamaan itu disebut nilai pembuat nol fungsi f. Nilai fungsi f untuk x = p ditulis f(p) = apΒ² + bp + c. Contoh : ditentukan f(x) = xΒ² - 6x – 7 Ditanyakan : 1. Nilai pembuat nol fungsi f 2. Nilai f untuk x = 0, x = -2 Jawab : 1. nilai pembuat nol fungsi f diperoleh jika f(x) = 0 xΒ² - 6x – 7 = 0 (x – 7) (x + 1) = 0 x = 7 atau x + -1 jadi pembuat nol fungsi f adalah 7 dan -1 2. untuk x = 0 maka f(0) = -7 x = -2 maka f(-2) = (-2)Β² - 6 (-2) – 7 = 9 Pertemuan ke-8 a. Memahami konsep diskriminan b. Menyelesaikan soal-soal Materi : Diskriminana Fungsi Kuadrat Diskriminana pada fungsi kuadrat adalah D = bΒ² - 4ac. Dengan memperhatikan bentuk umum fungsi kuadrat yaitu y = axΒ²+bx+c maka nilai D ini sangat mempengaruhi titik potong parabola dengan sumbu x. Jika D >0 maka parabola memotong disumbu x di 2 titik Jika D = 0 maka parabola menyinggung disumbu x Jika D <0 parabola tidak memotong disumbu x Contoh : tentukan nilai k agar fungsi y = π‘₯2 + 6x + k - 1 menyinggung sumbu x? Jawab : agar menyinggung sumbu x maka D = 0 bΒ² - 4ac = 0
  • 7. 6Β² - 4.1.(k – 1) = 0 36 – 4k + 4 = 0 -4k = -40 k = 10 Pertemuan ke-9 a. Memahami aplikasi fungsi kuadrat dalam kehidupan sehari-hari b. Menerapkan aplikasi fungsi kuadrat dalam kehidupan sehari-hari Materi : Aplikasi Fungsi Kuadrat Fungsi kuadrat juga sering digunakan untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Fungsi kuadrat biasanya digunakan untuk menentukan nilai maksimun dan minimum dari suatu permasalahan. Contoh : petani ingin memagari sebuah kandang dengan kawat yang panjangnya 50 m. Tentukan ukuran kandang sehingga luasnya maksimum? Jawab : L 2p +2l = 50 P p + l = 25 β†’ l = 25 – p Luas = p.l Luas = - pΒ² + 25p = p .(25 – p) Luas max: p = - 𝑏 2π‘Ž = 25 2(βˆ’1) = 25p - pΒ² p = 25 2 L = 25 – p = 25 - 25 2 = 50βˆ’25 2 L = 25 2 panjang = lebar 25 2 m Pertemuan ke-10 a. Memahami konsep refleksi pada suatu benda. b. Dapat menggambar bayangan hasil pencerminan dari suatu benda. c. Memahami konsep pencerminan pada bidang koordinat. Materi : Refleksi (Pencerminan) Refleksi atau pencerminan merupakan satu jenis transformasi yang memindahkan setiap titik pada suatu bidang dengan mengggunakan sifat bayangan cermin dari titiktitik yang dipindahkan. Perhatikan gambar di bawah.
  • 8. Gambar di atas menunjukkan contoh refleksi (pencerminan) bangun datar ABCDE pada garis m. Perhatikan bahwa ruas garis yang menghubungkan titik dan bayangannya tegak lurus terhadap garis m. Garis m disebut garis refleksi untuk ABCDE dan bayangannya A’B’C’D’E’. Karena E terletak pada garis refleksi, titik awal dan bayangannya berada di titik yang sama. Jarak antara A terhadap garis m sama dengan jarak A’ terhadap garis m, begitu pula untuk titik sudut yang lainnya dan bayangannya yang memiliki jarak sama terhadap garis refleksi m. Pertemuan ke-11 a. Memahami konsep pencerminan terhadap garis sejajar sumbu-x dan sumbu-y. b. Menyelesaikan soal-soal terkait refleksi. Lanjutan Materi : Refleksi (Pencerminan) Jika diketahui sebarang titik dengan koordinat (x, y) pada koordinat kartesius, maka koordinat bayangan hasil pencerminannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel Koordinat Bayangan Hasil Pencerminan dari (x, y)
  • 9. Contoh 1 : pencerminan terhadap sumbu-x Segitiga ABC berkoordinat di A (–1, 1), B (–1, 3), dan C (6, 3). Gambar segitiga ABC dan bayangannya yang direfleksikan terhadap sumbu-x. Bandingkan koordinat titik-titik ABC dengan koordinat bayangannya. Penyelesaian : Perhatikan bahwa titik A berada 1 satuan di atas sumbu-x, maka bayangannya adalah A’ yang terletak 1 satuan di bawah sumbu-x. Sedangkan titik B dan C berada pada 3 satuan di atas sumbu-x, maka banyangannya adalah B’ dan C’ yang terletak 3 satuan di bawah sumbu- x. Dengan demikian diperoleh koordinat masing-masing titik dan bayangannya adalah sebagai berikut:
  • 10. A (–1, 1) β†’ A’ (–1, –1) B (–1, 3) β†’ B’ (–1, –3) C (6, 3) β†’ C’ (6, –3) Hubungkan ketiga titik sehingga membentuk segitiga A’B’C’.; Contoh 2 : pencerminan terhadap garis y = x Diketahui segi empat ABCD yang memiliki koordinat di A (-1, -1), B (1, 0), C (-1, 2) dan D (-2, 1) direfleksikan terhadap garis y = x. Gambar ABCD dan bayangannya yang direfleksikan terhadap garis y = x. Bandingkan koordinat titik-titik ABCD dengan koordinat bayangannya. Penyelesaian : Untuk menentukan bayangan titik-titik segi empat ABCD, perhatikan jarak titik B ke garis y = x. Dari titik B buat garis yang tegak lurus ke garis y = x (disebut garis BB’) kemudian dapatkan titik B’ yang memiliki jarak yang sama besar dengan jarak titik B ke garis y = x. Titik B’ merupakan bayangan titik B hasil refleksi terhadap garis y = x. Dengan demikian diperoleh koordinat B’ (0, 1). Gunakan cara yang sama, sehingga diperoleh koordinat bayangan untuk titik-titik yang lainnya sebagai berikut:
  • 11. A (–1, –1) β†’ A’ (–1, –1) B (1, 0) β†’ B’ (0, 1) C (–1, 2) β†’ C’ (2, –1) D (–2, 1) β†’ D’ (1, –2) Hubungkan keempat titik sehingga membentuk segi empat A’B’C’D’. Pertemuan ke-12 a. Memahami konsep translasi pada suatu benda. b. Memahami konsep translasi pada koordinat kartesius. c. Menyelesaikan soal-soal terkait translasi. Materi : Translasi Translasi merupakan salah satu jenis transformasi yang bertujuan untuk memindahkan semua titik suatu bangun dengan jarak dan arah yang sama. Translasi pada bidang Kartesius dapat dilukis jika kamu mengetahui arah dan seberapa jauh gambar bergerak secara mendatar dan atau vertikal. Untuk nilai yang sudah ditentukan a dan b yakni translasi (π‘Ž 𝑏 ) memindah setiap titik P (x, y) dari sebuah bangun pada bidang datar ke P’ (x + a, y + b). Translasi dapat disimbolkan dengan (x, y) β†’ (x + a, y + b). Contoh :
  • 12. Gambar di samping menunjukkan segitiga ABC yang ditranslasikan 4 satuan ke kanan dan 3 satuan ke bawah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai (x, y) β†’ (x + 4, y – 3). Koordinat bayangan hasil translasinya sebagai berikut A (–3, 1) β†’ A’ (–3 + 4, 1 – 3) atau A’ (1, –2) B (–1, 4) β†’ B’ (–1 + 4, 4 – 3) atau B’ (3, 1) C (–2, –1) β†’ C’ (–2 + 4, –1 – 3) atau C’ (2, –4) Pertemuan ke-13 a. Memahami konsep rotasi pada suatu benda. b. Dapat menggambar rotasi segitiga pada bidang koordinat. c. Memahami konsep rotasi titik pada bidang koordinat. d. Menyelesaiakn soal-soal terkait rotasi. Materi : Rotasi Rotasi merupakan salah satu bentuk transformasi yang memutar setiap titik pada gambar sampai sudut dan arah tertentu terhadap titik yang tetap. Titik tetap ini disebut pusat rotasi. Besarnya sudut dari bayangan benda terhadap posisi awal disebut dengan sudut rotasi. Gambar di bawah ini menunjukkan rotasi bangun ABCD terhadap pusat
  • 13. rotasi, R. Besar sudut ARA’, BRB’, CRC’, dan DRD’ sama. Sebarang titik P pada bangun ABCD memiliki bayangan P’ di A’B’C’D’ sedemikian sehingga besar ∠PRP’ konstan. Sudut ini disebut sudut rotasi. Suatu rotasi ditentukan oleh arah rotasi. Jika berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam, maka sudut putarnya positif. Jika searah perputaran jarum jam, maka sudut putarnya negatif. Pada rotasi, bangun awal selalu kongruen dengan bayangannya. Contoh 1 : menggambar bayangan segitiga hasil rotasi Tentukan bayangan segitiga JKL dengan koordinat J (1, 2), K (4, 2), dan L (1, –3) pada rotasi 90o berlawanan jarum jam dengan pusat rotasi adalah titik L. Penyelesaian : Koordinat bayangannya J’ (–4, –3), K’ (–4, 0), dan L’ (1, –3).
  • 14. Contoh 2 : menggambar bayangan trapesium hasil rotasi Tentukan bayangan trapesium WXYZ dengan koordinat W (–4, 2), X (–3, 4), Y (–1, 4) dan Z (–1, 2) pada rotasi 180o dengan pusat rotasi O (0, 0). Penyelesaian : Koordinat bayangannya W’ (4, –2), X’ (3, –4), Y’ (1, –4) dan Z’ (1, –2). Pertemuan ke-14 a. Memahami konsep dilatasi pada segitiga. b. Dapat menggambar bayangan hasil dilatasi pada segitiga. c. Menyelesaikan soal-soal terkait dilatasi Materi : Dilatasi Dilatasi terhadap titik pusat merupakan perkalian dari koordinat tiap- tiap titik pada suatu bangun datar dengan faktor skala sebesar k. Faktor skala menentukan apakah suatu dilatasi merupakan pembesaran atau pengecilan. Secara umum dilatasi dari suatu koordinat (x, y) dengan faktor skala k akan menghasilkan koordinat (kx, ky) atau dapat ditulis (x, y) β†’ (kx, ky). Ketika k > 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam pembesaran, tetapi jika 0 < k < 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam pengecilan. Untuk memperbesar atau memperkecil bangun, letak pusat dilatasi dapat di dalam, di luar, atau pada tepi bangun yang akan didilatasikan.
  • 15. Contoh 1 : dilatasi pada segitiga dengan pusat dilatasi di titik asal Diketahui segitiga ABC dengan titik sudut masing-masing A (1, 3), B (2, 3), dan C (2, 1). Gambar segitiga ABC dan bayangannya setelah didilatasi dengan faktor skala 3 dengan pusat dilatasi titik awal. Penyelesaian :
  • 16. Contoh 2 : dilatasi pada segiempat Diketahui segi empat WXYZ dengan titik sudut masing-masing W (–4, – 6), X (–4, 8), Y (4, 8) dan Z (4, –6). Gambar segi empat WXYZ dan bayangannya setelah didilatasi dengan faktor skala 0,5 dengan pusat dilatasi titik awal. Penyelesaian :
  • 17. Pertemuan ke-15 a. Mengidentifikasi dua benda/bangun kongruen atau tidak, jika diberikan beberapa gambar atau bangun datar. b. Menjelaskan syarat-syarat/sifat-sifat dua bangun segi banyak yang kongruen, jika diberikan gambar dua bangun segi banyak yang kongruen. Materi : Kekongruenan Bangun Datar Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan kongruen. Sebagai contoh perhatikan gambar dibawah ini: (i) Dua gambar mobil yang kongruen (ii) Dua gambar mobil yang tidak kongruen Dua bangun segi banyak (poligon) dikatakan kongruen jika memenuhi dua syarat, yaitu: i. sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, dan
  • 18. ii. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Pertemuan ke-16 a. Menguji dan membuktikan dua segitiga kongruen atau tidak, jika diberikan gambar dua segitiga kongruen beserta beberapa informasi mengenai panjang sisi atau besar sudutnya. Matei : Kekongruenan Dua Segitiga Dua segitiga dikatakan kongruen jika hanya jika memenuhi syarat berikut ini: i. sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang ii. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Dua segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu kondisi berikut ini: 1. Ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang. Bisa disebut kriteria sisi-sisi-sisi. 2. Dua pasang sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar. Biasa disebut dengan kriteria sisi – sudut – sisi. 3. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan kedua sudut tersebut sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut – sisi – sudut. 4. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sepasang sisi yang bersesuaian sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut – sudut – sisi.
  • 19. 5. Khusus untuk segitiga siku-siku, sisi miring dan satu sisi siku yang bersesuaian sama panjang. Pertemuan ke-17 a. Mengidentifikasi dua benda sebangun atau tidak. b. Menjelaskan syarat-syarat/sifat-sifat dua bangun segi banyak yang sebangun. Materi : Kesebangungan Bangun Datar Syarat-syarat Dua Bangun Segi Banyak (Poligon) Sebangun Coba lakukan: Alat yang diperlukan: - Pensil - Penggaris -Busur derajat Kerjakanlah kegiatan di bawah ini bersama temanmu. Perhatikan gambar di bawah ini. 1. Ukurlah panjang sisi dan besar sudut bangun pada gambar di atas. 2. Tuliskan pasangan sisi-sisi yang bersesuaian. Bagaimana perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian? 3. Tuliskan pasangan sudut-sudut yang bersesuaian. Bagaimana besar sudut-sudut yang bersesuaian?
  • 20. Pertemuan ke-18 a. Menguji dan membuktikan dua segitiga sebangun atau tidak. Materi : Kesebangunan Dua Segitiga Syarat dua segitiga sebangun sebagai berikut: 1. Jika sudut-sudut yang bersesuaian pada dua segitiga sama besar maka dua segitiga tersebut sebangun 2. Jika perbandingan panjang sisi-sisi yag bersesuaian pada dua segitiga sama maka kedua segitiga tersebut sebangun 3. Jika dua segitiga mempunyai satu sudut yang sama besar serta perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian yang mengapit sudut tersebut sama maka kedua segitiga tersebut sebangun.