Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat, Fungsi Kuadrat, dan Diskriminanhari wihana
Β
persentasi matematika ini telah dicoba dipersentasikan kepada para peserta didik di Universitas Pendidikan Indonesia, persentasi ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah matematika
Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat, Fungsi Kuadrat, dan Diskriminanhari wihana
Β
persentasi matematika ini telah dicoba dipersentasikan kepada para peserta didik di Universitas Pendidikan Indonesia, persentasi ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah matematika
Ini adalah RPP saya untuk materi Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat di Kelas X SMK Negeri 1 Sonder jurusan Multimedia. More RPP: yanipieterpitoy.wrodpress.com
Materi ini Membahas : System Persamaan linear dua variabel, System Persamaan Linear tiga variabel, System Persamaan linear dan Kuadrat, System Persamaan Kuadrat
A. PERSAMAAN KUADRAT
1. Bentuk umum persamaan kuadrat
Bentuk umum persamaan kuadrat adalah
2. Menyelesaikan persamaan kuadrat
Basic concept :
Ada beberapa cara untuk menyelesaikan persamaan kuadrat, antara lain :
β’ Memfaktorkan
diuraikan menjadi dengan p + q = b dan pq = ac
Ini adalah RPP saya untuk materi Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat di Kelas X SMK Negeri 1 Sonder jurusan Multimedia. More RPP: yanipieterpitoy.wrodpress.com
Materi ini Membahas : System Persamaan linear dua variabel, System Persamaan Linear tiga variabel, System Persamaan linear dan Kuadrat, System Persamaan Kuadrat
A. PERSAMAAN KUADRAT
1. Bentuk umum persamaan kuadrat
Bentuk umum persamaan kuadrat adalah
2. Menyelesaikan persamaan kuadrat
Basic concept :
Ada beberapa cara untuk menyelesaikan persamaan kuadrat, antara lain :
β’ Memfaktorkan
diuraikan menjadi dengan p + q = b dan pq = ac
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Β
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. IDENTITAS HANDOUT
Pelajaran : Matematika
Kelas : IX SMP/MTS
Semester : I (Satu)
Penulis :
1. Livia Melvina
2. Indah Miladiyah
3. Winda Ratna Ningsih
4. Mualifatunisa Is Suroya
5. Fikri NandiWardhana
6. Halimatus Saβdiyah
Pembimbing : Nurma Izzati, M.Pd
Tadris Matematika
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2020
3. Pertemuan
ke-
Tujuan Pembelajaran Materi
Pertemuan
ke-1
a. Menuliskan perkalian bilangan dalam bentuk
perpangkatan.
b. Menentukan hasil perpangkatan suatu bilangan.
c. Menyelesaikan maslah sehari-hari yang
berkaitan dengan penerapan konsep bilangan
berpangkat.
Materi : Bilangan Berpangkat.
Perhatikan contoh di bawah ini:
25
= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
32
= 3 x 3 = 9
43
= 4 x 4 x 4 = 64
(-2)2
= (-2) x (-2) = 4
(-2)3
= (-2) x (-2) x (-2) = -8
(-2)4
= (-2) x (-2) x (-2) x (-2) = 16
Jadi kalau kita membaca 24
itu dengan β2 dipangkatkan dengan 4β
artinya kita mengalikan bilangan 2 berulang sebanyak 4 kali. Bilangan 2
disebut sebagai βbilangan pokok (basis)β, dan bilangan 4 sebagai
βpangkat atau eksponenβ .
Secara aljabar kita juga dapat mengartikan:
Bentuk aljabar a3 = a x a x a dan secara umum bentuk akar an dapat
diartikan sebagai
Bentuk an = a x a x a x β¦ x a
sebanyak n
Pertemuan
ke-2
a. Mengidentifikasi sifat perkalian pada
perpangkatan.
b. Menentukan hasil kali dari perpangkatan dengan
basis yang sama.
c. Mengidentifikasi sifat pemangkatan pada
perpangkatan.
d. Menentukan hasil pemangkatan dari
perpangkatan dengan basis yang sama.
e. Mengidentifikasi sifat perpangkatan dari
perkalian bilangan.
f. Menentukan hasil perpangkatan dari
suatuperkalian bilangan.
Materi: Perkalian pada Perpangkatan.
Perhatikan tabel di bawah ini!
Operasi Perkalian
Pada Perpangkatan
Operasi Perkalian
Hasil dalam
Perpangkatan
32
x 33 ( 3 x 3 ) x ( 3 x 3 x 3 ) 35
(-3)2
x (-3)3 (-3) x (-3) x (-3) x (-3) x (-3) (-3)5
Y5
x Y2 y x y x y x y x y x y x y Y7
Jadi kesimpulan didapat: am x an = am + n .
Bagaimana kalau kita mengalikan 23
x 32
= β¦..
4. g. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan penerapan konsep perkalian
pada perpangkatan.
Karena bilangan pokok (basis) berbeda maka kita kerjakan dengan
menghitung nilai masing masing bilangan menjadi : 23
x 32
= 8 x 9 = 72.
Pertemuan
ke-3
a. Mengidentifikasi sifat pembagian pada
perpangkatan.
b. Menentukan hasil pebagian dari perpangkatan.
c. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan penerapan konsep pembagian
pada perpangkatan.
Materi: Pembagian pada Perpangkatan.
Amatilah tabel pembagian pada perpangkatan di bawah ini!
Operasi Pembagian
pada Perpangkatan
Bentuk Perkalian
berulang
Hasil
perpangk
atan
39
: 34
= β¦
3π₯3π₯3π₯3π₯3π₯3π₯3π₯3π₯3
3π₯3π₯3π₯3
35
67
: 64
=β¦
6π₯6π₯6π₯6π₯6π₯6π₯6
6π₯6π₯6π₯6
63
k5
: k1
=β¦
π. π. π. π. π
π
k4
Secara umum dapat kita tuliskan : am : an = am-n
Pertemuan
ke-4
a. Mengidentifikasi sifat pangkat nol dan pangkat
negatif.
b. Menentukan hasil pangkat nol dan pangkat
negatif.
c. Menentukan akar pangkat n dari sutau bilangan.
d. Mengubah bentuk akar ke dalam perpangkatan.
e. Menyederhanakan bentuk akar.
f. Melakukan operasi aljabar yang melibatkan
bentuk akar.
g. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan penerapan konsep bentuk akar.
Materi: Pangkat Nol, Pangkat Negatif, dan Bentuk Akar.
Secara umum pangkat nol dapat disimpulkan untuk setiap a bilangan real
tak nol, a0
bernilai 1 atau apat dituliskan a0 = 1 untuk a bilangan real
dan a β 0
Secara umum pangkat negatif dapat disimpulkan untuk a-n = 1 / an
Secara umum untuk memahami bentuk akar dan bukan bentuk akar kita
terlebih dahulu mengingat bilangan bilangan kuadrat yaitu K = { 1, 4, 9,
16, 25, 36 ,β¦} dimana himpunan K didapat dari 1 = 12
lalu 4 = 22
dan 9
= 33
dan seterusnya. Jadi bilangan bilangan kuadrat kalau kita tarik
akarnya akan menghasilkan bilangan bulat (rasional). Jadi β1 = 1; β4 = 2
; β9 = 3 ; β16 = 4 ; β25 =5 dst.
Jadi bentu bentuk β1 ; β4 ; β9 ; β16 ; β25 adalah bukan bentuk akar.
Sedangkan β2 ; β3 ; β5 ; β6 ; β7 dst adalah bentuk akar.
5. Pertemuan
ke-5
a. Menulis notasi ilmiah menjadi bentuk biasa.
b. Menulis notasi ilmiah dari suatu bilangan.
Materi: Notasi Ilmiah.
Notasi ilmiah (Bentuk Baku) dari suatu bilangan positif dalam bentuk a x
10n
dimana β€ a < 10 dan n bilangan bulat.
Dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar istilah kilo, mega,
giga, mili, mikro dst
103
= 1000 = 1 kilo
106
= 1.000.000 = 1 Mega
109
= 1.000.000.000 = 1 Giga
10-3
= 1 : 1.000 = 1 mili
10-6
= 1 : 1.000.000 = 1 mikro
10-9
= 1 : 1.000.000.000 = 1 nano
Pertemuan
ke-6
a. Memahami konsep persamaan kuadrat
b. Menyelesaian soal β soal persamaan kuadrat
pemfaktoran, melengkapi kuadrat sempurna,
rumus Kuadratik (rumus abc)
Materi : Persamaan Kuadrat
Persamaan kuadrat adalah persamaan yang variabelnya memiliki pangkat
tertinggi dua. Secara umum bentuk persamaan kuadrat adalah axΒ²+bx+c
dengan a β 0 a, b, c Ο΅ R. Konstanta a, b, c pada persamaan ini disebut
koefisien. Persamaan kuadrat dapat diselesaikan dengan 3 cara yaitu :
a. Memfaktorkan
axΒ²+bx+c = 0 dapat dinyatakan menjadi a (x - π₯1) (x - π₯2) = 0. Nilai π₯1 π₯2
disebut akar-akar (penyelesaian) akar kuadrat.
Contoh : selesaian π₯2
β 4x + 3 = 0
Jawaban : π₯2
β 4x + 3 = 0
(x β 3) (x β 1) = 0
x β 3 = 0 atau x β 1 = 0
x = 3 atau x = 1
jadi, penyelesaian dari π₯2
β 4x + 3 = 0 adalah 3 dan 1
b. Melengkapi Kuadrat Sempurna
Persamaan kuadrat axΒ²+bx+c = 0 dapat diselesaikan dengan
mengubahnya menjadi (x + p)Β² = q. Contoh : tentukan himpunan
penyelesaian dari π₯2
β 6x + 5 = 0
Jawab : π₯2
β 6x + 5 = 0
π₯2
β 6x + 9 β 4 = 0
π₯2
β 6x + 9 = 4
(x β 3) Β² = 4
6. x β 3 = 2 atau x β 3 = -2
x = 5 atau x = 1
adi, himpunan penyelesaian adalah {1,5}
c. Menggunakan Rumus Kuadratik (rumus abc)
Rumus penyelesaian persamaan kuadrat a axΒ²+bx+c = 0.
Contoh : tentukan himpunan penyelesaian dari π₯2
+ 7x β 30 = 0
Jawab : π₯2
+ 7x β 30 = 0
a = 1 b = 7 c = -30
x = 3 atau x = - 10
Pertemuan
ke-7
a. Memahami konsep fungsi kuadrat
b. Menyelesaian soal-soal terkait fungsi kuadrat
Materi : Fungsi Kuadrat
Fungsi f pada r yang ditentukan oleh : f(x) = axΒ²+bx+c dengan a,b,c
bilangan real dan disebut fungsi kuadrat. Jika f(x) = 0 maka diperoleh
persamaan kuadrat axΒ²+bx+c = 0. Nilai-nilai x yang memenuhi
persamaan itu disebut nilai pembuat nol fungsi f. Nilai fungsi f untuk x =
p ditulis f(p) = apΒ² + bp + c.
Contoh : ditentukan f(x) = xΒ² - 6x β 7
Ditanyakan : 1. Nilai pembuat nol fungsi f 2. Nilai f untuk x = 0, x = -2
Jawab : 1. nilai pembuat nol fungsi f diperoleh jika f(x) = 0
xΒ² - 6x β 7 = 0
(x β 7) (x + 1) = 0
x = 7 atau x + -1
jadi pembuat nol fungsi f adalah 7 dan -1
2. untuk x = 0 maka f(0) = -7
x = -2 maka f(-2) = (-2)Β² - 6 (-2) β 7 = 9
Pertemuan
ke-8
a. Memahami konsep diskriminan
b. Menyelesaikan soal-soal
Materi : Diskriminana Fungsi Kuadrat
Diskriminana pada fungsi kuadrat adalah D = bΒ² - 4ac. Dengan
memperhatikan bentuk umum fungsi kuadrat yaitu y = axΒ²+bx+c maka
nilai D ini sangat mempengaruhi titik potong parabola dengan sumbu x.
Jika D >0 maka parabola memotong disumbu x di 2 titik
Jika D = 0 maka parabola menyinggung disumbu x
Jika D <0 parabola tidak memotong disumbu x
Contoh : tentukan nilai k agar fungsi y = π₯2
+ 6x + k - 1 menyinggung
sumbu x?
Jawab : agar menyinggung sumbu x maka
D = 0
bΒ² - 4ac = 0
7. 6Β² - 4.1.(k β 1) = 0
36 β 4k + 4 = 0
-4k = -40
k = 10
Pertemuan
ke-9
a. Memahami aplikasi fungsi kuadrat dalam
kehidupan sehari-hari
b. Menerapkan aplikasi fungsi kuadrat dalam
kehidupan sehari-hari
Materi : Aplikasi Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat juga sering digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
sehari-hari. Fungsi kuadrat biasanya digunakan untuk menentukan nilai
maksimun dan minimum dari suatu permasalahan.
Contoh : petani ingin memagari sebuah kandang dengan kawat yang
panjangnya 50 m. Tentukan ukuran kandang sehingga luasnya
maksimum?
Jawab :
L 2p +2l = 50
P p + l = 25 β l = 25 β p
Luas = p.l Luas = - pΒ² + 25p
= p .(25 β p) Luas max: p = -
π
2π
=
25
2(β1)
= 25p - pΒ² p =
25
2
L = 25 β p = 25 -
25
2
=
50β25
2
L =
25
2
panjang = lebar
25
2
m
Pertemuan
ke-10
a. Memahami konsep refleksi pada suatu benda.
b. Dapat menggambar bayangan hasil pencerminan
dari suatu benda.
c. Memahami konsep pencerminan pada bidang
koordinat.
Materi : Refleksi (Pencerminan)
Refleksi atau pencerminan merupakan satu jenis transformasi yang
memindahkan setiap titik pada suatu bidang dengan mengggunakan
sifat bayangan cermin dari titiktitik yang dipindahkan. Perhatikan
gambar di bawah.
8. Gambar di atas menunjukkan contoh refleksi (pencerminan) bangun
datar ABCDE pada garis m. Perhatikan bahwa ruas garis yang
menghubungkan titik dan bayangannya tegak lurus terhadap garis m.
Garis m disebut garis refleksi untuk ABCDE dan bayangannya
AβBβCβDβEβ.
Karena E terletak pada garis refleksi, titik awal dan bayangannya
berada di titik yang sama. Jarak antara A terhadap garis m sama dengan
jarak Aβ terhadap garis m, begitu pula untuk titik sudut yang lainnya
dan bayangannya yang memiliki jarak sama terhadap garis refleksi m.
Pertemuan
ke-11
a. Memahami konsep pencerminan terhadap garis
sejajar sumbu-x dan sumbu-y.
b. Menyelesaikan soal-soal terkait refleksi.
Lanjutan Materi : Refleksi (Pencerminan)
Jika diketahui sebarang titik dengan koordinat (x, y) pada koordinat
kartesius, maka koordinat bayangan hasil pencerminannya dapat dilihat
pada Tabel berikut ini.
Tabel Koordinat Bayangan Hasil Pencerminan dari (x, y)
9. Contoh 1 : pencerminan terhadap sumbu-x
Segitiga ABC berkoordinat di A (β1, 1), B (β1, 3), dan C (6, 3). Gambar
segitiga ABC dan bayangannya yang direfleksikan terhadap sumbu-x.
Bandingkan koordinat titik-titik ABC dengan koordinat bayangannya.
Penyelesaian :
Perhatikan bahwa titik A berada 1 satuan di atas sumbu-x, maka
bayangannya adalah Aβ yang terletak 1 satuan di bawah sumbu-x.
Sedangkan titik B dan C berada pada 3 satuan di atas sumbu-x, maka
banyangannya adalah Bβ dan Cβ yang terletak 3 satuan di bawah sumbu-
x. Dengan demikian diperoleh koordinat masing-masing titik dan
bayangannya adalah sebagai berikut:
10. A (β1, 1) β Aβ (β1, β1)
B (β1, 3) β Bβ (β1, β3)
C (6, 3) β Cβ (6, β3)
Hubungkan ketiga titik sehingga membentuk segitiga AβBβCβ.;
Contoh 2 : pencerminan terhadap garis y = x
Diketahui segi empat ABCD yang memiliki koordinat di A (-1, -1), B (1,
0), C (-1, 2) dan D (-2, 1) direfleksikan terhadap garis y = x. Gambar
ABCD dan bayangannya yang direfleksikan terhadap garis y = x.
Bandingkan koordinat titik-titik ABCD dengan koordinat bayangannya.
Penyelesaian :
Untuk menentukan bayangan titik-titik segi empat ABCD, perhatikan
jarak titik B ke garis y = x. Dari titik B buat garis yang tegak lurus ke
garis y = x (disebut garis BBβ) kemudian dapatkan titik Bβ yang memiliki
jarak yang sama besar dengan jarak titik B ke garis y = x. Titik Bβ
merupakan bayangan titik B hasil refleksi terhadap garis y = x. Dengan
demikian diperoleh koordinat Bβ (0, 1). Gunakan cara yang sama,
sehingga diperoleh koordinat bayangan untuk titik-titik yang lainnya
sebagai berikut:
11. A (β1, β1) β Aβ (β1, β1)
B (1, 0) β Bβ (0, 1)
C (β1, 2) β Cβ (2, β1)
D (β2, 1) β Dβ (1, β2)
Hubungkan keempat titik sehingga membentuk segi empat AβBβCβDβ.
Pertemuan
ke-12
a. Memahami konsep translasi pada suatu benda.
b. Memahami konsep translasi pada koordinat
kartesius.
c. Menyelesaikan soal-soal terkait translasi.
Materi : Translasi
Translasi merupakan salah satu jenis transformasi yang bertujuan untuk
memindahkan semua titik suatu bangun dengan jarak dan arah yang
sama.
Translasi pada bidang Kartesius dapat dilukis jika kamu mengetahui arah
dan seberapa jauh gambar bergerak secara mendatar dan atau vertikal.
Untuk nilai yang sudah ditentukan a dan b yakni translasi (π
π
) memindah
setiap titik P (x, y) dari sebuah bangun pada bidang datar ke Pβ (x + a, y +
b). Translasi dapat disimbolkan dengan (x, y) β (x + a, y + b).
Contoh :
12. Gambar di samping menunjukkan segitiga ABC yang ditranslasikan 4
satuan ke kanan dan 3 satuan ke bawah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai
(x, y) β (x + 4, y β 3). Koordinat bayangan hasil translasinya sebagai
berikut
A (β3, 1) β Aβ (β3 + 4, 1 β 3) atau Aβ (1, β2)
B (β1, 4) β Bβ (β1 + 4, 4 β 3) atau Bβ (3, 1)
C (β2, β1) β Cβ (β2 + 4, β1 β 3) atau
Cβ (2, β4)
Pertemuan
ke-13
a. Memahami konsep rotasi pada suatu benda.
b. Dapat menggambar rotasi segitiga pada bidang
koordinat.
c. Memahami konsep rotasi titik pada bidang
koordinat.
d. Menyelesaiakn soal-soal terkait rotasi.
Materi : Rotasi
Rotasi merupakan salah satu bentuk transformasi yang memutar setiap
titik pada gambar sampai sudut dan arah tertentu terhadap titik yang
tetap. Titik tetap ini disebut pusat rotasi. Besarnya sudut dari bayangan
benda terhadap posisi awal disebut dengan sudut rotasi.
Gambar di bawah ini menunjukkan rotasi bangun ABCD terhadap pusat
13. rotasi, R. Besar sudut ARAβ, BRBβ, CRCβ, dan DRDβ sama. Sebarang titik
P pada bangun ABCD memiliki bayangan Pβ di AβBβCβDβ sedemikian
sehingga besar β PRPβ konstan. Sudut ini disebut sudut rotasi.
Suatu rotasi ditentukan oleh arah rotasi. Jika berlawanan arah dengan
arah perputaran jarum jam, maka sudut putarnya positif. Jika searah
perputaran jarum jam, maka sudut putarnya negatif. Pada rotasi, bangun
awal selalu kongruen dengan bayangannya.
Contoh 1 : menggambar bayangan segitiga hasil rotasi
Tentukan bayangan segitiga JKL dengan koordinat J (1, 2), K (4, 2), dan
L (1, β3) pada rotasi 90o berlawanan jarum jam dengan pusat rotasi
adalah titik L.
Penyelesaian :
Koordinat bayangannya Jβ (β4, β3), Kβ (β4, 0), dan Lβ (1, β3).
14. Contoh 2 : menggambar bayangan trapesium hasil rotasi
Tentukan bayangan trapesium WXYZ dengan koordinat W (β4, 2), X (β3,
4), Y (β1, 4) dan Z (β1, 2) pada rotasi 180o dengan pusat rotasi O (0, 0).
Penyelesaian :
Koordinat bayangannya Wβ (4, β2), Xβ (3, β4), Yβ (1, β4) dan Zβ (1, β2).
Pertemuan
ke-14
a. Memahami konsep dilatasi pada segitiga.
b. Dapat menggambar bayangan hasil dilatasi pada
segitiga.
c. Menyelesaikan soal-soal terkait dilatasi
Materi : Dilatasi
Dilatasi terhadap titik pusat merupakan perkalian dari koordinat tiap-
tiap titik pada suatu bangun datar dengan faktor skala sebesar k. Faktor
skala menentukan apakah suatu dilatasi merupakan pembesaran atau
pengecilan. Secara umum dilatasi dari suatu koordinat (x, y) dengan
faktor skala k akan menghasilkan koordinat (kx, ky) atau dapat ditulis
(x, y) β (kx, ky). Ketika k > 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam
pembesaran, tetapi jika 0 < k < 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke
dalam pengecilan. Untuk memperbesar atau memperkecil bangun, letak
pusat dilatasi dapat di dalam, di luar, atau pada tepi bangun yang akan
didilatasikan.
15. Contoh 1 : dilatasi pada segitiga dengan pusat dilatasi di titik asal
Diketahui segitiga ABC dengan titik sudut masing-masing A (1, 3), B (2,
3), dan C (2, 1). Gambar segitiga ABC dan bayangannya setelah
didilatasi dengan faktor skala 3 dengan pusat dilatasi titik awal.
Penyelesaian :
16. Contoh 2 : dilatasi pada segiempat
Diketahui segi empat WXYZ dengan titik sudut masing-masing W (β4, β
6), X (β4, 8), Y (4, 8) dan Z (4, β6). Gambar segi empat WXYZ dan
bayangannya setelah didilatasi dengan faktor skala 0,5 dengan pusat
dilatasi titik awal.
Penyelesaian :
17. Pertemuan
ke-15
a. Mengidentifikasi dua benda/bangun kongruen
atau tidak, jika diberikan beberapa gambar atau
bangun datar.
b. Menjelaskan syarat-syarat/sifat-sifat dua bangun
segi banyak yang kongruen, jika diberikan
gambar dua bangun segi banyak yang kongruen.
Materi : Kekongruenan Bangun Datar
Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan
kongruen.
Sebagai contoh perhatikan gambar dibawah ini:
(i) Dua gambar mobil yang kongruen
(ii) Dua gambar mobil yang tidak kongruen
Dua bangun segi banyak (poligon) dikatakan kongruen jika memenuhi
dua syarat, yaitu:
i. sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, dan
18. ii. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Pertemuan
ke-16
a. Menguji dan membuktikan dua segitiga
kongruen atau tidak, jika diberikan gambar dua
segitiga kongruen beserta beberapa informasi
mengenai panjang sisi atau besar sudutnya.
Matei : Kekongruenan Dua Segitiga
Dua segitiga dikatakan kongruen jika hanya jika memenuhi syarat berikut
ini:
i. sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
ii. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Dua segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu kondisi berikut
ini:
1. Ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang. Bisa disebut
kriteria sisi-sisi-sisi.
2. Dua pasang sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang
diapitnya sama besar. Biasa disebut dengan kriteria sisi β sudut β sisi.
3. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang
menghubungkan kedua sudut tersebut sama panjang. Biasa disebut
dengan kriteria sudut β sisi β sudut.
4. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sepasang sisi yang
bersesuaian sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut β sudut
β sisi.
19. 5. Khusus untuk segitiga siku-siku, sisi miring dan satu sisi siku yang
bersesuaian sama panjang.
Pertemuan
ke-17
a. Mengidentifikasi dua benda sebangun atau tidak.
b. Menjelaskan syarat-syarat/sifat-sifat dua bangun
segi banyak yang sebangun.
Materi : Kesebangungan Bangun Datar
Syarat-syarat Dua Bangun Segi Banyak (Poligon) Sebangun
Coba lakukan:
Alat yang diperlukan:
- Pensil
- Penggaris
-Busur derajat
Kerjakanlah kegiatan di bawah ini bersama temanmu.
Perhatikan gambar di bawah ini.
1. Ukurlah panjang sisi dan besar sudut bangun pada gambar di atas.
2. Tuliskan pasangan sisi-sisi yang bersesuaian. Bagaimana
perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian?
3. Tuliskan pasangan sudut-sudut yang bersesuaian. Bagaimana besar
sudut-sudut yang bersesuaian?
20. Pertemuan
ke-18
a. Menguji dan membuktikan dua segitiga
sebangun atau tidak.
Materi : Kesebangunan Dua Segitiga
Syarat dua segitiga sebangun sebagai berikut:
1. Jika sudut-sudut yang bersesuaian pada dua segitiga sama besar maka
dua segitiga tersebut sebangun
2. Jika perbandingan panjang sisi-sisi yag bersesuaian pada dua segitiga
sama maka kedua segitiga tersebut sebangun
3. Jika dua segitiga mempunyai satu sudut yang sama besar serta
perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian yang mengapit sudut
tersebut sama maka kedua segitiga tersebut sebangun.